21
MAKALAH EKONOMI PEMBANGUNAN II PERAN KEBIJAKAN MONETER DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA Ekspektasi Pengaruh Redenominasi serta Dampak dan Strateginya bagi Perekonomian Indonesia Disusun Oleh: 1. Zahrina Husnul Karima (H14110034) 2. Deny Kusumaraya (H14110035) 3. Kartika Wulandari (H14110036) 4. Evillya Br Sembiring (H14110037) DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

Makalah Redenominasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Redenominasi

MAKALAH

EKONOMI PEMBANGUNAN II

PERAN KEBIJAKAN MONETER DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI

INDONESIA

Ekspektasi Pengaruh Redenominasi serta Dampak dan Strateginya bagi

Perekonomian Indonesia

Disusun Oleh:

1. Zahrina Husnul Karima (H14110034)

2. Deny Kusumaraya (H14110035)

3. Kartika Wulandari (H14110036)

4. Evillya Br Sembiring (H14110037)

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 2: Makalah Redenominasi

ii

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah yang telah memberikan

rahmat, taufik dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan karya kami

yang berjudul “Ekspektasi Pengaruh Redenominasi serta Dampak dan Strateginya

bagi Perekonomian Indonesia” dengan lancar tanpa suatu halangan yang berarti.

Terima kasih tidak lupa kami ucapkan kepada Ibu Wiwiek selaku dosen Mata

Kuliah Ekonomi Pembangunan II, karena tanpa beliau, karya kami ini tidak akan

ada apa-apanya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah

membantu terselesaikannya karya kami ini baik secara langsung maupun tidak

langsung.

Harapan kami, karya kami ini dapat membantu memberikan informasi kepada

masyarakat secara umum secara umum tentang redenominasi sehingga minimal

dapat memperkecil kemungkinan kesalahan pendefinisian redenominasi sebagai

sanering. Selain itu, kami juga berharap, karya ini dapat memberikan manfaat

sebagai wacana bagi pembaca yang nantinya dapat terealisasikan sehingga dapat

membantu memajukan perekonomian Indonesia.

Seperti pepatah lama, tidak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari

bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang

membangun sangat kami harapkan untuk memperbaiki karya-karya kami

berikutnya.

Bogor, Maret 2013

Penulis

Page 3: Makalah Redenominasi

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar ........................................................................................................ ii

Daftar Isi................................................................................................................. iii

Daftar Gambar ........................................................................................................ iv

Daftar Tabel ............................................................................................................. v

PENDAHULUAN

Latar Belakang…….................................................................................................1

Tujuan......................................................................................................................1

TINJAUAN PUSTAKA

Redenominasi ≠ Sanering…….....................................................................................2

Tujuan Redenominasi...............................................................................................2

PEMBAHASAN

Kondisi Perekonomian Indonesia............................................................................4

Ekspektasi Dampak Redenominasi..........................................................................6

Negara dengan Redenominasi..................................................................................7

Strategi Implementasi.............................................................................................10

KESIMPULAN

Kesimpulan dan Saran............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

LAMPIRAN...........................................................................................................15

Page 4: Makalah Redenominasi

iv

Daftar Gambar

Gambar: 3.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2008-2012 .......................................... 4

Gambar: 3.2 Pergerakan Tingkat Inflasi Tahun 2008-2012..................................... 4

Gambar 3.3: Kurs Transaksi – USD dari tahun ke tahun ......................................... 5

Ilustrasi Redenominasi Mata Uang Rupiah............................................................ 13

Page 5: Makalah Redenominasi

v

Daftar Tabel

Tabel 3.1 Daftar negara yang menerapkan kebijakan

redenominasi……………………………………………………………8

Page 6: Makalah Redenominasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Uang merupakan komponen signifikan penopang perekonomian. Perannya

sebagai alat tukar menukar membuat uang menjadi komponen signifikan yang

selalu digunakan dalam setiap aktivitas transaksi. Baik itu oleh negara

ataupun individu masyarakat.

Oleh karena hal itu, apabila terjadi kebijakan terhadap uang yang

mempengaruhi sistem dan pengiporasiannya, dampaknya akan dirasakan oleh

semua pihak dan lapisan masyarakat. Selain itu dapat mempengaruhi

stabilitas Negara secara domestik maupun global.

Hal ini lah yang menjadi dasar bagi kelompok 4A untuk mengangkat topic

terkait wacaa kebijakan redenominasi.

1.2 Tujuan

a. Untuk mengetahui apa itu redenominasi

b. Mengetahui mengapa kebijakan redenominasi diperlukan

c. Mengetahui ekspektasi dampak redenominasi terhadap perekonomian

Indonesia

d. Mengetahui negara-negara yang menerapkan kebijakan ini

e. Mengetahui strategi implementasi untuk penerapan kebijakan

redenominasi

Page 7: Makalah Redenominasi

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Redenominasi ≠ Sanering

Redenominasi

Penyederhanaan nilai mata uang menjadi pecahan yang lebih kecil dengan

cara mengurangi digit angka nol tanpa mengurangi nilai uang tersebut.

Contoh: Rp1.000,00 = Rp1,00

Alasan yang mendasari:

Menyederhanakan pecahan uang agar lebih efisien dan nyaman dalam

melakukan transaksi

Mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan negara regional

Masa transisi yang dibutuhkan untuk penerapan kebijakan ini adalah

ketika masyarakat siap secara matang agar tidak menimbulkan

guncangan-guncangan yang mempengaruhi stabilitas negara.

Sanering

Pemotongan nilai uang terhadap harga barang sehingga daya beli

masyarakat menurun.

Contoh: Rp1.000,00 → Rp1,00

Alasan yang mendasari:

Dilakukan apabila terjadi hiperinflasi. Dengan tujuan untuk engurangi

jumlah uang beredar akibat lonjakan harga.

Tidak ada masa transisi yang dibutuhkan untuk menerapkan kebijakan

ini dandilakukan secara tiba-tiba

2.2 Tujuan Redenominasi

Tujuan redenominasi adalah sebagai efisiensi penghitungan dalam sistem

pembayaran. Sukses redenominasi hanya bisa dilakukan pada saat inflasi dan

ekspektasi inflasi stabil dan rendah.

Intinya adalah penyederhanaan akunting dan sistem pembayaran tanpa

menimbulkan dampak bagi ekonomi. Syarat keberhasilan redominisasi

lainnya adalah persepsi dan pemahaman masyarakat yang mendukung yang

didasarkan akan kebutuhan riil masyarakat.

Penerapan redenominasi itu butuh waktu transisi sedikitnya lima tahun dan

selama itu pedagang wajib mencantumkan label dalam dua jenis mata uang

yakni uang lama yang belum dipotong dan uang baru (yang nolnya telah

dipotong) sehingga tercipta kontrol publik.

Selain itu, untuk melakukan redenominasi nilai tukar juga dibutuhkan

penarikan uang yang beredar di masyarakat secara bertahap. Hal yang paling

sulit dilakukan dengan cepat dan mudah adalah sosialisai kepada seluruh

masyarakat Indonesia yang mencapai ratusan juta jiwa.

Page 8: Makalah Redenominasi

3

Ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi jika ingin melakukan kebijakan

redenominasi ini.Tiga persyaratan itu antara lain:

• 1.Kondisi ekonomi yang stabil

• 2. Inflasi yang terjaga

• 3. Adanya jaminan stabilitas harga

Page 9: Makalah Redenominasi

4

Dalam %

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Perekonomian Indonesia

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Gambar: 3.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2008-2012

Sumber: www.bi.go.id

Dari gambar di atas, terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia memang

mengalami fase fluktuatif. Tetapi, baik pada kenaikan maupun penurunannya,

tidak memberikan perubahan drastis, yaitu masih pada interval 5-6%. Angka

ini merupakan angka target stabil Bank Indonesia untuk perekonomian

Indonesia yang artinya dari tahun 2008 hingga prakira tahun 2012,

perekonomian dalam keadaan stabil.

Tingkat Inflasi Indonesia

Gambar: 3.2 Pergerakan Tingkat Inflasi Tahun 2008-2012

Sumber: www.bi.go.id

Dalam %

Page 10: Makalah Redenominasi

5

Pada gambar 3.2 halaman sebelumnya menunjukkan tingkat inflasi Indonesia

selama 5 tahun terakhir. Pada tahun 2008, tingkat inflasi Indonesia sempat

mengalami kenaikan yang cukup signifikan hingga mencapai angka 12%.

Angka yang dikhawatirkan dapat mempengaruhi stabilitas negara. Tetapi

kemudian mengalami peurunan yang cukup drastis hingga mencapai angka

2% di pertengahan tahun 2009. Berikutnya tingkat inflasi mengalami fase

fluktuatif dengan ritme naik yang berakhir di angka 7% di penghujung tahun

2010. Kemudian kembali mengalami penurunan yang sampai di angka 3%

pada awal tahun 2012, lalu konstan pada kisaran angka 4% selama tahun

2012.

Dapat disimpulkan dari tabel tersebut bahwa pada satu tahun terakhir, yakni

di tahun 2012, tingkat inflasi Indonesia sedang berada pada titik aman, yaitu

3-4%. Karena menurut Bank Indonesia sendiri, titik aman tingkat inflasi

Indonesia berada pada rentang 1-4,5%. Ini membuktikan bahwa stabilitas

Indonesia saat ini sedang terjaga. Didukung oleh fakta sebelumnya pada

pertumbuhan ekonomi yang pada kondisi stabil.

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika

Gambar 3.3: Kurs Transaksi – USD dari tahun ke tahun

Pada gambar 3.3 di atas, terlihat gambaran umum nilai tukar rupiah terhadap

dollar Amerika dari tahun ke tahun. Di tahun 2008, nilai tukar rupiah

terhadap dollar Amerika mencapai angka 8.500-9.000. Hingga pada 2009

terdepresiasi yang mencapai angka 12.000-13.000. Fluktuatif di awal tahun

2009 hingga kembali terapresiasi mencapai angka 7.000-8.000 di tahun 2011.

Terdepresiasi pada tingkat aman di penghujung tahun 2012, yaitu pada

interval 8.000-9.000. Interval ini dapat dikatakan aman karena menurut Bank

Page 11: Makalah Redenominasi

6

Indonesia sendiri, interval aman nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika

adalah 8.000-9.000.

3.2 Ekspektasi Dampak Redenominasi

Dampak positif

1) Redenominasi menyederhanakan pengolahan data di lembaga keuangan

termasuk pasar modal. Redenominasi memperkecil ukuran data yang

diolah tiap hari. Di pasar modal, ada miliaran transaksi keuangan yang

terjadi tiap hari. Kalau dihemat tiga digit, pengolahan data yang besar

bisa diperkecil.Dengan dipotong tiga nol di belakang, saham yang

tadinya Rp500 akan menjadi 50 sen, sementara Rp50 akan menjadi 5

sen.Dengan demikian, kalau dari sisi bursa saham, rencana redominasi

ini justru dapat memberikan keuntungan karena dapat membuat kinerja

transaksi maupun pencatatan data nantinya menjadi lebih efisien.

2) Meningkatkan produktivitas, misalnya seorang pegawai yang tugasnya

memasukan data (data entry) menggunakan MS Excel. Hilangnya tiga

nol disetiap pencatatan transaksi, akan menghemat waktu 1 detik untuk

setiap transaksi, dapat dihitung jika pegawai tersebut sehari menginput

500 transaksi, maka ada 500 detik waktu yang dihemat, itu sama saja

dengan 8,33 menit penghematan waktu perhari dan jika dikalikan 1 tahun

kerja (dengan asumsi hari kerja 300 hari), maka itu sama dengan

menghemat waktu 41,65 jam kerja atau sekitar 5 hari kerja. Ini hanya

untuk satu orang, bagaimana jika ada 1 juta orang indonesia yang

melakukan pencatatan transaksi tiap harinya? Berapa banyak

penghematan waktu yang terjadi?

3) Efisiensi sistem pembayaran akan tercapai dimana harga barang yang

tercantum menjadi lebih sederhana, proses pencatatan, penyimpanan,

pengelolaan, dan pelaporan data dalam laporan keuangan/statistik

menjadi lebih pendek, cepat serta dapat disajikan dalam angka penuh.

4) Dalam teknologi informasi, redenominasi akan mengurangi penyesuaian

software dan hardware tersebut dalam mengakomodir digit angka yang

semakin besar. Saat ini, kemampuan komputer hanya dapat

mengakomodir 15 digit angka saja. Padahal nilai APBN Indonesia telah

mencapai 16 digit.

Page 12: Makalah Redenominasi

7

5) Redenominasi juga dapat mengurangi hambatan dan kendala teknis

berupa kemungkinan kesalahan manusia dalam proses pembukuan

transaksi atau kegiatan statistik lainnya.

Dampak Negatif

1) Dari sisi moneter, redenominasi dapat memicu inflasi apabila terjadi efek

psikologi masyarakat yang terserang kepanikan dan perilaku moral

hazard yang memanfaatkan asymmetric information untuk spekulasi

menyimpan barang dan menaikkan harga. Hal ini terjadi apabila tidak

dilakukan sosialisi secara menyeluruh. Kepanikan masyarakat tersebut

akan mendorong masyarakat untuk tidak memegang Rupiah dan lebih

memilih untuk membelanjakan uang mereka menjadi aset. Dengan

demikian akan berlaku hukum supply-demand yang mendorong

terjadinya kenaikan harga aset-aset tersebut.

2) Selain itu kepanikan tersebut bisa mendorong masyarakat untuk lebih

memilih memegang mata uang asing yang lebih terpercaya. Keadaan ini

tentu akan membuat nilai rupiah terdepresiasi. Rupiah yang terdepresiasi

bermakna bahwa nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing menjadi

lebih rendah dan mengindikasikan daya saing dalam negeri menurun

dibandingkan asing.

3) Terkait dengan poin pertama, inflasi juga terjadi dikarenakan adanya

pembulatan ke atas apabila tidak terdapat pecahan kecil untuk mata uang

baru. Dengan demikian pemberlakuan redenominasi perlu diikuti dengan

kewaspadaan tinggi terhadap timbulnya hyper-inflasi. Sosialisasi perlu

digencarkan dan operasi pasar perlu dilaksanakan untuk mencegah

adanya spekulan yang memanfaatkan kepanikan masyarakat.

3.3 Negara dengan Redenominasi

Tabel 3.1 Daftar negara yang menerapkan kebijakan redenominasi

No. Negara Digit yang

Diredenominasi

Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Afghanistan

Turki

Zimbabwe

Ghana

Brazil

Argentina

3 angka nol

6 angka nol

3 angka nol

4 angka nol

18 angka nol

13 angka nol

Pada tahun 2002

Pada tahun 2005-2012

Pada tahun 2009

Melalui 6 kali operasi pada

1967, 1970, 1986, 1989, 1993

dan 1994.

Melalui 6 kali operasi pada

1967, 1970, 1986, 1989, 1993

dan 1994

Melalui 4 kali operasi pada

Page 13: Makalah Redenominasi

8

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Israel

Bolivia

Peru

Ukraina

Polandia

Meksiko

Rusia

Islandia

9 angka nol

9 angka nol

6 angka nol

5 angka nol

4 angka nol

3 angka nol

3 angka nol

2 angka nol

1970, 1983, 1985, 1992.

Melalui 4 kali operasi pada 1980

dan 1985.

Melalui 2 kali operasi tahun

1963 dan 1987

Melalui 2 kali operasi pada

tahun 1985 dan 1991

Dalam 1 kali operasi pada tahun

1996

Dalam 1 kali operasi pada tahun

1995

Dalam 1 kali operasi pada tahun

1993

Dalam 3 kali operasi pada tahun

1947, 1961 dan 1998

Dalam 1 kali operasi pada tahun

1981

Negara yang Sukses Me-Redenominasi Mata Uangnya

1. Turki

Turki melakukan redenominasi karena laju inflasi yang terus meninggi

sejak tahun 1970. Inflasi yang tinggi tersebut menyebabkan nilai

ekonomi di negara tersebut mencapai hitungan triliun, bahkan kuadriliun.

Turki meredenominasi mata uang secara bertahap dengan memperhatikan

stabilitas perekonomian dalam negerinya. Proses redenominasi mata

uang Lira menghabiskan waktu selama 7 tahun, dimulai tahun 2005.

Dalam redenominasi Lira, semua uang lama Turki (TL) dikonversi

menjadi Lira baru (YTL, Y dalam bahasa Turki berarti “Yeni” atau baru).

Redenominasi Turki, menetapkan penghapusan 6 digit nol. Jadi, kurs

konversi 1 YTL = 1.000.000 TL.

Pada tahap awal, mata uang TL dan YTL beredar secara simultan selama

setahun. Kemudian mata uang lama ditarik secara bertahap digantikan

dengan YTL. Pada tahap selanjutnya, sebutan “Yeni” pada uang baru

dihilangkan sehingga mata uang YTL kembali menjadi TL dengan nilai

redenominasi. Selama tahap redenominasi, keadaan perekonomian tetap

terjaga. Inflasi Turki pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 juga

tetap stabil dikisaran 8-9%.

2. Rumania

Setelah rezim komunis jatuh pada tahun 1989, negara ini mengalami

ketidakstabilan ekonomi. Tahun 2000 Rumania mampu menytabilkan

Page 14: Makalah Redenominasi

9

ekonomi makronya dengan ciri-ciri: pertumbuhan ekonomi tinggi,

tingkat pengangguran rendah. Namun inflasi terus melambung

mengakibatkan turunnya nilai uang Lei. Tuntutan ekonomi sehat semakin

besar setelah negara ini bergabung dengan Uni Eropa di tahun 2002.

Terinspirasi kesuksesan Redenominasi Turki, Gubernur Bank Nasional

Rumania, Mugur Isarescu merancang program yang sama.

1 Juli 2005, bank sentral Rumania memperkenalkan lembaran uang baru,

100 Lei. Uang ini dibuat persis uang lembaran tertinggi Rumania, 1 juta

Lei. Hanya angka dan keterangan nominal yang berbeda. Hal ini

dimaksudkan untuk meminimalisasi efek psikologis dalam penggunaan

uang. Sama halnya dengan kekhawatiran banyak pihak di Indonesia,

bahwa redenominasi tetap akan menimbulkan inflasi karena adanya efek

psikologis tersebut. Selain nominal, penyebutan mata uang juga diubah

dengan kode RON untuk mata uang yang baru, dan ROL untuk mata

uang yang lama.

Dalam redenominasi Lei, semua uang lama Rumania (ROL) dikonversi

menjadi RON. Redenominasi Rumania, menetapkan penghapusan 4 digit

nol. Jadi, kurs konversi 1 RON= 10.000 ROL.

Kedua mata uang, baik RON dan ROL masih berlaku sampai 1,5 tahun.

Tepat tanggal 31 desember 2006, ROL ditarik, tapi masih bisa ditukarkan

ke bank kapanpun.

Redenominasi Rumania ternyata menunjukkan hasil yang memuaskan.

Setelah redenominasi, nilai tukar mata uang Rumania menguat: terhadap

dolar AS menjadi 2,98 Lei; dan terhadap Euro menjadi 3,6 Lei.

Sebagai perbandingan, sebelum redenominasi, 30 Juni 2005, nilai tukar

terhadap US$ sebesar 29.891 Lei dan terhadap Euro sebesar 36.050 Lei.

Hasil ini mendukung usaha Rumania untuk bisa menggunakan Euro.

Tahun 2007. Rumania memiliki tingkat pengangguran sebesar 4%, cukup

rendah dibandingkan dengan negara Eropa lainnya, seperti Polandia,

Perancis, Jerman dan Spanyol dengan rasio utang luar negeri terhadap

PDB Rumania yang cukup rendah (20.3%).

3. Brazil

Brazil termasuk negara yang paling sering melakukan redenominasi.

Tercatat negara ini telah melakukan 6 kali operasi redenomisasi, yaitu

tahun 1967, 1970, 1986, 1989, 1993 dan 1994.

Walau di tahun 1994 Brazil tercatat sebagai negara yang sukses

melaksanakan redenomisasi, namun negeri Samba ini sempat juga

merasakan kegagalan melakukan redenominasi yakni pada tahun 1986-

1989. Kombinasi sukses memangkas inflasi dan masuknya modal asing

yang meningkatkan cadangan devisa merupakan faktor terpenting

keberhasilan redenominasi tahun 1994 di Brazil.

Page 15: Makalah Redenominasi

10

3.4 Strategi Implementasi

Dalam rencana pelaksanaan kebijakan redenominasi, maka diperlukan

strategi implementasi agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan

lancar.Strategi implementasi tersebut diantaranya adalah dengan cara:

1. Sosialisasi Secara Menyeluruh

Kebijakan redenominasi harus mempertimbangkan kondisi geografis

Indonesia terkait masa transisi kebijakan ini. Pemerintah harus mengambil

langkah-langkah strategis agar uang rupiah baru dapat beredar di daerah

terpencil, mengingat kondisi Negara Indonesia adalah kepulauan, banyak

wilayah terpencil yang bisa jadi sulit dijangkau. Maka, butuh peran

pemerintah dalam proses penyusunan aturan yang dapat memastikan

terjangkaunya wilayah tersebut, serta sosialisasi secara menyeluruh ke

seluruh pelosok negeri. Langkah tersebut tidak hanya sekedar

mengedarkan rupiah baru, tetapi juga mensosialisasikan kesetaraan nilai

rupiah lama dan rupiah baru agar seluruh masyarakat mengerti dengan

sebenar-benarnya mengenai kebijakan yang akan dilaksanakan ini.

Strategi ini juga bermaksud untuk meminimalkan ketidakmerataan

informasi (Asymmetric Information).

2. Menjaring Dukungan

Lapisan masyarakat Indonesia bermacam-macam. Mulai dari Lembaga

Pemerintahan Negara, Lembaga Pemerintahan Daerah, Lembaga

Parlemen, pelaku usaha sampai dengan masyarakat-masyarakatnya.

Menjaring dukungan adalah faktor penentu keberhasilan pelaksanaan

kebijakan redenominasi. Oleh karena itu, kebijakan ini harus

mendapatkan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Jika

sosialisasi ke seluruh masyarakat sudah dilaksanakan, maka perlu

dukungan pula dari seluruh lapisan masyarakat lainnya agar kebijakan ini

terlaksana dengan baik. Faktor ini pun akan terlaksana jika ada landasan

peraturan yang tegas, yaitu adanya Undang-Undang yang disusun

pemerintah. Peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal ini. Kekuatan

material undang-undang ini sangat terkait erat dengan kerja pemerintah,

sehingga penyusunannya harus dilakukan oleh orang yang paham

(pemerintah).

3. Menemukan Waktu yang Tepat

Dalam pelaksanaan kebijakan redenominasi ini, pemerintah harus

mengetahui kapan waktu yang tepat dalam pelaksanaannya nanti, melihat

dari kondisi perekonomian Indonesia. Pelaksanaan yang tepat adalah

ketika perekonomian Indonesia pada kondisi stabil dan inflasi pada

tingkat aman. Dampak hiperinflasi harus diwaspadai pula dalam

Page 16: Makalah Redenominasi

11

penetapan kebijakan ini. Seperti awalnya, salah satu tujuan dari kebijakan

ini adalah untuk mencegah terjadinya inflasi yang bisa terjadi karena

pecahan uang rupiah yang sangat besar. Namun, dalam tahun-tahun awal,

sangat mungkin dikhawatirkan akan terjadi hiperinflasi karena masyarakat

mengalami kepanikan, sehingga mereka semacam tidak percaya

memegang uang. Kemudian mereka akan membeli asset yang banyak,

sehingga harga barang-baramng pun naik karena adanya pembulatan

harga. Oleh karena itu, pemerintah harus memerhatikan kondisi

perekonomian Indonesia dalam kondisi stabil atau tidak sebelum

melaksanakan kebijakan ini. Perekonomian dikatakan stabil ketika

seluruh masyarakat Indonesia mengerti akan kebijakan redenominasi ini

tanpa adanya asimetri informasi sehingga tidak ada lagi kepanikan

masyarakat dalam memegang uang.

4. Dilakukan Secara Bertahap

Rencana kebijakan redenominasi ini sebaiknya dilakukan secara bertahap.

Dalam masa penyiapan, maka sudah semestinya pemerintah mengawal

perumusan Undang-Undang terkait redenominasi Rupiah. Proses

penetapan redenominasi rupiah ini harus hati-hati dilakukan, tidak perlu

terburu-buru dalam pelaksanaannya. Memastikan komponen dan stake

holder yang dibutuhkan untuk pengimplementasi-an telah siap. Intinya

adalah, ketika strategi-strategi terpenting yakni sosialisasi secara

menyeluruh ke seluruh pelosok-pelosok negeri dan sudah mendapatkan

dukungan dari seluruh lapisan masyarakat, maka akan memperlancar

terlaksananya kebijakan ini. Setelah seluruhnya siap, maka barulah

kebijakan ini dilaksanaka oleh pemerintah.

5. Kajian Historis

Pengalaman dari beberapa Negara dalam melakukan redenominasi

beragam, ada yang berhasil, ada pula yang gagal. Pengalaman kegagalan

beberapa Negara dalam menerapkan kebijakan redenominasi ini perlu

disikapi serius oleh Indonesia. Faktor-faktor penyebab kegagalan

penerapan redenominasi harus dikaji lebih mendalam dan dikaitkan

dengan kondisi fundamental perekonomian Indonesia. Oleh karena itu,

pemerintah perlu mengamati dan mengambil pelajaran dari negara-negara

yang gagal maupun sukses dalam penerapan kebijakan ini. Contoh Negara

yang sukses menerapkan redenominasi adalah Turki, Rumania, Polandia

dan Ukraina. Sedangkan yang mengalami kegagalan adalah Rusia,

Argentina, Zimbabwe, Korea Utara dan Brazil (meski Brazil kemudian

berhasil dalam melakukan redenominasi).

Dengan demikian, peran pemerintah dalam rencana pelaksanaan ini

sangatlah penting. Baik dalam masa penyiapan, pemantapan,

implementasi dan transisi, dan finishing kebijakan ini

Page 17: Makalah Redenominasi

12

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Kebijakan redenominasi ini menjadi terobosan baru untuk menjadikan

Perekonomian Indonesia lebih baik lagi. Dengan catatan, kebijakan ini

diterapkan secara bertahap dan tidak terburu-buru juga memastikan

setiap komponen dan stake holder telah siap dengan segala perubahan

akibat berlakunya kebijakan ini.

Redenominasi tidak sama dengan Sanering.

Wacana kebijakan ini dilakukan untuk menyederhanakan digit nominal

mata uang Indonesia juga untuk mendukung aktivitas perekonomian agar

lebih efisien.

4.2 Saran

Dibutuhkan sosialisasi secara intensif dan edukatif untuk mencegah

terjadinya ketidaksetaraan informasi serta ketidakpahaman arti antara

redenominasi dengan sanering. Sosialisasi yang menyeluruh juga

menjadi komponen yang signifikan untuk menjaring dukungan dari

segala lapisan.

Memilih waktu yang tepat untuk menjaga kestabilan perekonomian

Indonesia, salah satunya pada tingkat aman inflasi.

Pelaksanaan Redenominasi dengan bertahap.

Menurut Sekretariat Negara Republik Indonesia, redenominasi diawali

dengan pemberlakuan 2 jenis mata uang dan pencantuman 2 harga dalam

2 nilai transaksi (mata uang lama dan mata uang sementara). Kemudian

diikuti dengan penarikan mata uang lama dan pemberlakuan mata uang

sementara. Hingga akhirnya penarikan mata uang sementara dan

pemberlakuan sepenuhnya mata uang yang baru.

Ilustrasi

Sumber:

finance.detik.com

Page 18: Makalah Redenominasi

13

DAFTAR PUSTAKA

Ministry of State Secretariat of the Republic of Indonesia. 2007. Redenominasi

Rupiah dan Stabilitas Perekonomian. (Terhubung berkala)

www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=6730&It

emid=29 (9 Maret 2013)

Putri, Marisa Kusuma. 2013. Negara yang Gagal Me-Redenominasi Mata Uang-

nya. http://bunda-bisa.blogspot.com/2013/01/negara-yang-gagal-me-

redenominasi-mata.html (Maret 2013)

Jambi Independent. 2013. Belajar dari Negara Lain dalam Penyederhanaan Angka

(Redenominasi). (Terhubung berkala) http://www.jambi-

independent.co.id/jio/index.php?option=com_content&view=article&id=18

123:belajar-dari-negara-lain-dalam-penyederhanaan-angka-

redenominasi&catid=6:ekobis&Itemid=8 (Maret 2013)

Berita Ane. 2013. Daftar Negara Yang Sukses Melakukan Redenominasi.

(Terhubung berkala) http://www.berita-ane.com/2011/12/daftar-negara-

yang-sukses-melakukan.html (Maret 2013)

Thio, Sharon. 2013. Dampak Positif dan Negatif dari Redenominasi. (Terhubung

berkala) http://vibiznews.com/2013-01-28/dampak-positif-dan-negatif-dari-

redenominasi (Maret 2013)

KAP Drs. J. Tanzil & Rekan. 2013. Dampak Redenominasi Rupiah Terhadap

Teknologi Informasi. (Terhubung berkala)

http://www.jtanzilco.com/main/index.php/component/content/article/1-kap-

news/951-dampakredenominasirupiahterhadapteknologiinformasi (Maret

2013)

Page 19: Makalah Redenominasi

14

LAMPIRAN

Meliana Putri (H14110002)

Pertanyaan: Bagaimana cara mensosialisasikan kebijakan redenominasi?

Mengingat masyarakat Indonesia yang cukup banyak dan sejauh ini dalam

sosialisasi program pemerintah seperti BLT dan raskin pemerintah masih

dianggap gagal. Pihak manakah yang kontra dengan pemberlakuan kebijakan

redenominasi ini?

Sekedar masukan info, Afghanistan melakukan Redenominasi pada tahun 2002.

Jawab: Pemerintah akan mensosialisasikan kebijakan ini secara menyeluruh

kepada masyarakat Indonesia. Bisa melalui media komunikasi atau pendekatan

langsung kepada masyarakat. Mensosialisasikan redenominasi memerlukan waktu

yang panjang berdasarkan proses minimal 10 tahun dan tidak boleh terburu-buru

agar tidak terjadi kesalahan pemahaman masyarakat bahwa redenominasi itu tidak

sama dengan sanering dan bahwa kebijakan ini memiliki dampak positif seperti

dapat meningkatkan kinerja di beberapa kalangan. Selain itu, pemerintah harus

memperhatikan proses sosialisasi ini secara detail dalam arti memperhatikan benar

informasi yang beredar serta pemerataan penerima informasi, yaitu keseluruhan

masyarakat Indonesia. Contohnya: melalui pemerintah daerah dengan sosialisasi

di tiap daerah juga melalui pencerdasan di setiap lembaga pendidikan.

Untuk pihak yang kontra adalah pada kalangan-kalangan ekonom dan pelaku

usaha. Mereka pasti merasa pemberlakuan redenominasi ini akan sedikit

menyulitkan. Untuk para pelaku usaha misalnya, mereka harus mengganti semua

daftar harga mereka menjadi lebih sedikit angkanya (penghapusan tiga nol), hal

itu berarti akan mengeluarkan biaya juga.

Putu Gayatri Anindhyasari (H14110071)

Pertanyaan: Dalam pemberlakuan mata uang baru tersebut, ada biaya tambahan

yang harus dikeluarkan atau tidak? Karena apabila kebijakan ini diterapkan,

pemerintah harus mencetak uang. Bukankah hal ini justru akan berdampak pada

meningkatnya utang negara? Lalu, apakah penerapan kebijakan ini berpengaruh

pada utang pemerintah (utuk menyembunyikan nilai utang pemerintah agar

terlihat lebih sedikit?

Jawab: Untuk masalah pengeluaran biaya tambahan atau tidak, kami kelompok

kurang mengetahui detailnya. Namun biaya tambahan pasti ada untuk mengawali

setiap kebijakan, tetapi biaya ini hanya akan terjadi di awal saat memulai

memunculkan mata uang baru, karena semakin lama biaya yang harus dikeluarkan

untuk mencetak mata uang lama akan disubsidi ke mata uang baru sehingga biaya

realnya tidak akan meningkat.

Page 20: Makalah Redenominasi

15

Sebenarnya tidak akan mempengaruhi utang negara secara real, karena yang

berubah pada kebijakan redenominasi hanya nominalnya saja dan untuk

membayar utang negara kita menggunakan mata uang asing sehingga tidak

berpengaruh secara realnya pada utang negara.

Alfiana (H14110005)

Pertanyaaan: Seperti contoh yang dijelaskan pada saat presentasi, bagaimana

solusi dari kelompok anda sendiri untuk mengatasi inflasi-inflasi terselubung

akibat pembulatan ke atas harga suatu produk karena belum adanya nominal kecil

yang dikeluarkan pemerintah atas mata uang baru?

Jawab: Sukseskan sosialisasi secara menyeluruh. Agar informasi yang diterima

setiap masyarakat sama. Dan dalam proses sosialisasi kebijakan ini, diberitahukan

juga bahwa pemberlakuan nominal ganda diizinkan. Seperti saran yang

disampaikan (Ening Dwi Jawaty) sebelumnya, misalnya harga suatu nasi goreng

Rp8.500 yang menjadi Rp8,5 sedangkan nominal Rp0,5 belum ada,

diberlakukanlah Rp8 (mata uang baru) dengan Rp500 (mata uang lama).

Selain itu, peraturan tentang operasi pasar harus dipikirkan juga, terkait dengan

antisipasi aktif pemerintah dalam menghindari/mengurangi terjadinya inflasi

besar-besaran yang terjadi akibat ulah pedagang yang sengaja menaikkan harga di

luar keharusan. Juga untuk mengawasi pencantuman dua harga (baru dan lama)

selama masa transisi perubahan mata uang yang digunakan. Termasuk adanya

penetapan sanksi atas pelanggaran yang terjadi.

Lukman Hadi (H14110010)

Pertanyaan: Melihat dari negara-negara yang berhasil melaksanakan

redenominasi, menurut kelompok kalian negara mana yang dapat dijadikan contoh

dalam pelaksanaan redenominasinya? Dan kapan waktu yang tepat untuk

merealisasikan kebijakan tersebut? Lalu, seperti yang dicontohkan, negara-negara

yang berhasil menerapkan redenominasi seperti Turki tersebut adalah negara

maju, sedangkan Indonesia negara berkembang, bisakah kita juga menerapkan

kebijakan ini dengan mencontoh negara tersebut?

Jawab: Indonesia dapat mencontoh negara berkembang juga negara maju yang

melakukan redenominasi melalui analisis historis dan penyesuaian dengan kondisi

pereonomian Indonesia saat ini.

Page 21: Makalah Redenominasi

16

Saat keadaan ekonomi indonesia stabil dan inflasi berada pada titik yang stabil

pula karena pertumbuhan perekonomian dan inflasi yang stabil merupakan syarat

melakukan redenominasi.

Bisa tetapi dengan modifikasi karena kebijakan di suatu negara tidak bisa serta

merta diterapkan dinegara lain seutuhnya, harus ada modifikasi untuk

menyesuaikan dengan perekonomian negara tersebut.

Ening Dwi Jawaty (H14110110)

Contoh-contoh yang diberikan pada slide adalah negara-negara yang sukses dalam

menerapkan kebijakan ini, Mengapa tidak menampilkan negara-negara yang gagal

juga? Menurut kelompok kalian, mampu atau tidakkah Indonesia menerapkan

kebijakan ini? Khawatir seperti Korea Utara, ketika menerapkan kebijakan ini

justru mengakibatkan hyper-inflasi.

Jawab: Kelompok kami sebenarnya memiliki informasi seputar negara yang gagal

tersebut, tetapi memang tidak kami tampilkan, karena alasan-alasan kegagalan

negara-negara tersebut seragam dan dapat terwakilkan atas negara yang berhasil

dan tantangan-tantangannya. Selain itu juga karena kita mengharapkan apabila

pemerintah menerapkan kebijakan ini, Indonesia dapat berhasil dan sukses

sehingga dapat meningkatkan kualitas perekeonomian negara.

Mampu ketika semua aspek pendukungnya telah terpenuhi untuk menjalankan

kebijakan redenominasi ini.