Upload
hila
View
1.204
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
makalah yang di buat oleh teman-teman STKIP bima untuk keperluan tugas agama.....silahkan doi COPAS dan masukkan nama penulisnya... semoga bermanfaat...
Citation preview
5/7/2018 Makalah Ritual - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ritual 1/16
MAKALAHSISTEM SOSIAL
TENTANG
SISTEM KEPERCAYAAN DAN UPACARA RITUAL
Dosen pembimbing : M. Tahir, S.Ag
Disusun oleh :
Kelompok : VII
Nama : Vita Kamriani
Nurerna
Nurhasna
Jurusan : Ilmu Pengetahuan Sosial
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) BIMA
2011 ± 2012
5/7/2018 Makalah Ritual - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ritual 2/16
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan sebuah makalah yang
berjudul ³SISTEM SOSIAL´ yang ditujukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Dasar-dasar Sosiologi, oleh Dosen Pembimbing M. Tahir, S.Ag.
Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kami haturkan kepada seluruh
rekan-rekan yang telah mendukung dan membantu dalam proses pembuatan makalah
ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam pembuatan
makalah ini, oleh sebab itu kritikan dan saran yang membangun sangat diharapkan
guna kemajuan makalah yang selanjutnya.
Demikian semoga Makalah ini dapat berguna bagi para pembaca terutama
bagi diri kami pribadi.
Kota Bima, Mei 2011
Penyusun
5/7/2018 Makalah Ritual - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ritual 3/16
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. KEPERCAYAAN MANUSIA MASA PRAAKSARA
B. SISTEM KEPERCAYAAN PADA MASA PERUNDAGIAN
C. UPACARA RITUAL DAN MAKNA DI BALIKNYA
D. SUKU TORAJA
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN DAN KRITIK
DAFTAR PUSTAKA
5/7/2018 Makalah Ritual - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ritual 4/16
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Helman (1984:123), ritual adalah serangkaian kegiatan stereotip
yang melibatkan gerak-gerik, kata-kata, dan benda-benda yang digelar di suatu
tempat dan dirancang untuk mempengaruhi entitas atau kekuatan alam demi
kepentingan dan tujuan pelakunya. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa
karakteristik kunci semua ritual adalah pelaku yang berulang yang tidak memiliki
dampak langsung seperti teknologi,. Simbol ritual berkaitan dengan nilai-nilai,
norma-norma, kepercayaan-kepercayaan, sentimen-sentimen, peran-peran dan
hubungan-hubungan sosial dalam sistem budaya dari komunitas penyelenggara
ritual, yang dapat dijabarkan sesuai denan konteksnya.
Selain daripada melibatkan sifat ³kudus´, suatu agama itu juga selalu
melibatkan ritual tertentu. Praktek ritual ini ditentukan oleh suatu bentuk
lembaga yang pasti. Ada dua jenis praktek ritual yang terjalin dengan sangat erat
yaitu pertama, praktek ritual yang negatif, yang berwujud dalam bentuk
pantangan-pantanggan, serta praktek ritual yang positif, yang berwujud dalam
bentuk upacara-upacara keagaman itu sendiri dan merupakan intinya.
Praktek-praktek yang negatif itu memiliki fungsi untuk tetap membatasi
antara yang kudus dan yang duniawi, dan pemisahan ini justeru adalah dasar dari
eksistensi ³kekudusan´ itu. Praktek ini menjamin agar kedua dunia, yaitu yang
³kudus´ dengan yang ³profan´ tidak saling mengganggu. Orang yang taat
terhadap praktek negatif ini berarti telah menyucikan dan mempersiapkan dirinya
untuk masuk ke dalam lingkungan kudus. Contoh dari praktek negatif ini
misalnya adalah dihentikannya semua pekerjaan ketika sedang berlangsung
upacara keagamaan. Adapun praktek-praktek ritual yang positif, yang adalah
upacara keagamaan itu sendiri, berupaya menyatukan diri dengan keimanan
5/7/2018 Makalah Ritual - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ritual 5/16
secara lebih khusyu, sehingga berfungsi untuk memperbaharui tanggung-jawab
seseorang terhadap ideal-ideal keagamaan.
B. TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui sistem kepercayaan
dan sistem ritual
5/7/2018 Makalah Ritual - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ritual 6/16
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEPERCAYAAN MANUSIA MASA PRA-AKSARA
Sistem kepercayaan telah berkembang pada masa manusia pra-aksara.
Mereka menyadari bahwa ada kakuatan lain di luar merka. Oleh sebab itu,
mereka berusaha mendekatkan diri dengan kekuatan tersebut. Caranya ialah
dengan mengadapak berbagai upacara seperti pemujaan, pemberian sesaji,
atau upacara ritual lainnya. Beberapa sistem kepercayaan manusia purba
adalah :
a. Animisme
Animisme adalah kepercayaan terhadap roh yang mendiami semua benda.
Manusia purba percaya bahwa roh nenek moyang masih berpengaruh
terhadap kehidupan di dunia. Mereka juga mempercayai adanya roh di
luar roh manusia yang dapat berbauat jahat dan berbuat baik. Roh-roh itu
mendiami semua benda, misal pohon, batu, gunung, dan sebagainya. Agar
mereka tidak di ganggu roh jahat, mereka memberikan sesaji kepada roh-
roh tersebut.
b. Dinamisme
Dinamisme adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga
atau kekuatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan
usaha manusia dalam mempertahankan hidup. Kekuatan gaib dan
kekuatan itu dapat menolong mereka. Kekuatan gaib itu terdapat di dalam
benda-benda seperti keris, patung, gunung, pohon besar, dan lain-lain.
Untuk mendapatkan pertolongan kekuatan gaib tersebut, mereka
melakukan upacara pemberian sesaji, atau ritual lainnya.
5/7/2018 Makalah Ritual - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ritual 7/16
c. Totemisme
Totemisme adalah kepercayaan bahwa hewan tertentu dianggap suci dan
dipuja karena memiliki kekuatan supranatural. Hewan yang dianggap
antara lain, sapi, ular dan harimau.
Dalam melaksanakan upacara penyembahannya, manusia purba
membuat berbagai bangunan dari batu. Masa itu disebut sebagai masa
kebudayaan megalithik atau megalitihikum (kebudayaan batu besar).
Bangunan-bangunan tersebut masih dapat ditemui saat ini. Sarana upacara
ritual manusia purba antara lain : peti kubur batu, bangunan yang berfungsi
sebagai peti jenajah. Peti kubur ada yang berbentuk kotak persegi panjang,
adapula yang berbentuk kubus dan memiliki tutup dari batu bergambar
(disebut juga waruga), serta ada pula bentuk yang berupa mangkuk (disebut
sarkofagus). Didalamnya, selain jenajah juga terdapat bekal kubur.
Sistem kepercayaan tersebut menjadi cikal bakal dari agama ardhi,
atau agama yang berasal dari bumi dimana agama ini hasil usaha manusia
untuk menemukan sumber kekuatan yang berada di luar manusia.
B. SISTEM KEPERCAYAAN PADA MASA PERUNDAGIAN
Pada masa perundagian memiliki sistem kepercayaan yang tidak jauh
berbeda dengan masa sebelumnya. Praktek kepercayaan yang mereka lakukan
masih berupa pemujaan terhadap leluhur. Hal yang membedakannya adalah
alat yang digunakan untuk praktek kepercayaan. Pada masa perundagian,
benda-benda yang digunakan untuk praktek kepercayaan biasanya terbuat dari
bahan perunggu.
Sistem kepercayaan yang dilakukan manusia pada jaman perundagian
masih memilihara hubungan dengan orang yang meninggal. Pada masa ini,
praktek penguburan menunjukan stratafikasi sosial antara orang yang
5/7/2018 Makalah Ritual - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ritual 8/16
terpandang dengan rakyat biasa. Kuburan orang-orang terpandang selalu
dibekali dengan barang-barang yang mewah dan upacara dilakukkan dengan
cara diarak oleh banyak orang. Sebaliknya, apabila yang meninggal orang
biasa, upacaranya sederhana dan kuburan mereka tanpa dibekali dengan
barang-barang mewah. Upacara sebagai bentuk ritual kepercayaan mengalami
perkembangan tetapi berkaitan dengan mata oencaharian hidup yang meraka
lakukan. Misalnya ada upacara khusus yang dilakukan oleh masyarakat pantai
khususnya para nelayan. Upacara yang dilakukan masyarakat pantai ini, yaitu
penyembahan kekuatan yang dianggap sebagai penguasa pantai. Penguasa
inilah yang mereka anggap memberikan kemakmuran kehidupannya. Sedang
di daerah pedalaman atau pertanian ada upacara persebmbahan kepada
kekuatan yang dianggap sebagai pemberi berkah terhadap hasil pertanian.
C. UPACARA RITUAL JAWA DAN MAKNA DIBALIKNYA
Masyarakat jawa adalah masyarakat yang penuh ritual. Didalam sistem
religi jawa, yang masih hidup bertahan hingga hari ini, ada keyakinan bahwa
tujuan manusia dalam kehidupan bisa dicapai dengan menjalani sejumlah
³laku bathin´ ritus-ritus rohani, dan aktifitas memasrahkan diri kepada sang
maha pencipta. Karena itulah, hinggga hari ini masih banyak masyarakat jawa
yang mengisi perjalanan kehidupannya dengan ritus-ritus atau sejumlah ritual
dan upacara. Pengaruh agama (islam) dan kehidupan modern, tidak
menggoyahkan keyakinan masyarakat jawa terhadap pentingnya kegiatan-
kegiatan ritual yang diyakini mampu menjembatani ³komunikasi rohani´
dengan tuhan sang maha penguasa semesta.
Dari lahir hingga mati, kehidupan orang jawa dipenuhi ritual-ritual.
Bahkan ketika masih berwujud janin didalam kandungan si ibu, ritualpun
sudah dilakukan demi keselamatan si janin. Upacara tingkeban atau mitoni,
5/7/2018 Makalah Ritual - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ritual 9/16
merupakan ritual yang dilakukan saat si janin sudah berusia tujuh bulan di
dalam kandungan sang ibu. Sejumlah syarat (biasanya jenis-jenis makanan)
harus disediakan dalam slametan tingkaben atau mitoni itu. Diantaranya
jenang procot.
Sesungguhnya, ada apa dibalik ritual slametan tengkeban ini? Di
dalam slametan tingkeban akan disampaikan oleh pemimpin slametan doa-doa
yang memohon kepada Allah agar si bayi di kanndungan kelak bisa lahir
dengan slamat. Dan, bila telah lahir akan menjadi anak yang nantinya
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sedangkan syarat jenang procot
dimaksudkan agar si bayi di dalam kandungan dapat lahir dengan mudah dari
rahim sang ibu.
Setelah lahir, si bayi akan disambut pula dengan serangkaian acara
lainnya lagi. Seperti brokohan (pemberian nama), kekahan, dan tedhak sinten.
Ketika manusia meninggal dunia, didal sisem religi jawa juga terdapat ritual
yang kesemuanya dimaksudkan agar si arwah mendapat tempat yang layak di
alam baka sana.
Ritual kasekten
Selain menjali rutial-ritual yang berhubungan dengan perjalanan
kehidupannya, manusia jawa juga masih setia dengan ritual-ritual yang
berkaitan dengan kesakten. Apa itu kesakten? Kesakten adalah kemampuan
memiliki kekuatan yang ampuh dan sakti. Di dalam cara pandang religi jawa,
manusia sebaiknya memang harus memiliki kesakten, bila kehidupannya ingin
terjaga dan terpandang. Menurut koentcoroningrat, hanya orang yang kuat
jasmani dan rohaninya saja yang diaanggap mampu memiliki kesakten. Dan,
orang jawa menganggap kesaktian atau kesakten itu sebagai energi kuat yang
dapat mengeluarkan panas, cahaya atau kilat (lihat, kebudayaan jawa, Balai
Pustaka, 1994). Kepercayaan jawa menyakini kesakten itu selain terdapat
5/7/2018 Makalah Ritual - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ritual 10/16
pada bagian-bagian tertentu di dalam tubuh manusia, juga terdapat pada
benda-benda di luar tubuh manusia. Kasakten pada benda-benda di luar tubuh
manusia itu misalnya terdapat pada benda-benda yang diyakini sebagai benda
suci atau benda pusaka. Benda-benda suci atau benda pusaka itu misalnya
keris, tombak dan senjata tajam lainnya. Bahkan di dalam lingkungan istana-
istana jawa, seperti keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta, Puro Pakualaman,
maupun puro Mangkunegaran, benda-benda pusaka tersebut tidak hanya keris
dan tombak saja, tetapi juga kereta-kereta istana (kereta kuda), bendera,
gamelan dan lainnya lagi. Keberadaan benda-benda pusaka itu dihormati.
Karena itulah, di keraton Yogyakarta misalnya, ada upacara ritual khusus
membersihkan atau menjamas benda-benda pusaka tersebut. Di keraton
Yogyakarta, upacara ritual khusus memberishkan benda-benda pusaka itu
diselnggarakan pada setiap bulan jawa syura. Ritual itu dikenal dengan
sebutan siraman pusaka. Di dalam ritual siraman pusaka itu semua benda-
benda pusaka mlik keraton dibersihkan atau dimandikan, termasuk kereta-
kereta istana yang tersimpan di rotowijayan. Ada yang mendrik dan unik
setiap kali ritual siraman kereta pusaka, banyak warga yang datang untuk
berebut mendapatkan sisa-sisa air siraman atau cician kereta. Sisa-sisa air itu
dimasukkan ke dalam botol atau plastik, untuk dibawa pulang. Dan, sisa-sisa
air siraman itu ada yang untuk membasuh muka, campuran air mandi bahkan
ada yang diminum. Semua itu dilakukan dengan tujuan dan maksud tertentu.
Maksud dan tujuannya beragam, tergantung pada kebutuhan masing-masing.
Ada yang ingin terbebas dari sakit, bencana dan malapetaka. Ada yang ingin
selamat dan sehatera dalam hidupnya. Ingin tercapai cita-cita hidupnya. Dan
banyak keinginan lainnya lagi.
Upacara ritual masyarakat jawa memang menarik untuk dikaji.
Beragam pertanyaan bisa muncul diantaranya ³ada apa dibalik upacara ritual
5/7/2018 Makalah Ritual - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ritual 11/16
masyarakat jawa ini?´ menariknya, kita tidak bisa begitu saja menartikan atau
menyimpulkan hanya secara harfiah. Karena ritual-ritual jawa itu selalu syarat
dengan makna-makna simbolik. Ritual jawa itu penuh dengan simbol-simbol
dan penghayatan terhadap makna-makna simbol tersebut merupakan salah
satu cara orang jawa dalam mensikapi serta menjalani kehidupannya.
D. SUKU TORAJA
Suku toraja adalah suku yang menetap di pegunungan utara sulawesi
selatan. Populasinya diperkirana 650.000 jiwa. Dengan 450.000 diantaranya
masih tinggal di kabupaten tana toraja. Mayoritas suku toraja memeluk agama
kristen, sementara sebagian memluk agama islam dan kepercayaan animisme
yang dikenal dengan Aluk To Dolo. Pemerintah indonesia telah mengakui
kepercyaan ini sebagai bagian dari agama hindu dharma.
Kata toraja diambil dri bahasa bugis, to raja yang berarti ³orang yang
berdiam di negeri atas. Pemerintah kolonial belanda menamai usku ini toraja
pada tahun 1909. Suku toraja terkenal akan ritual pemakaman, rumah ada
tongkonan dan ukiran kayunya, ritual pemakaman toraja merupakan peristiwa
sosial yang penting, biasanya di hadiri oleh ratusn orang dan berlangsung
salama beberapa hari.
Sebelum abad 20, suku toraja tinggal di desa-desa otonom. Mereka
masih menganut animisme dan belum tersentuh dunia luat. Pada awal 1900-an
misionaris belanda datang dan menyebarkan agama kristen. Setelah semakin
terbuka kepada dunia luar tahun 1970-an, kabupaten tana toraja menjadi
lambang pariwisata indonesia. tana toraja dimanfaatkan oleh pengembang
pariwisata dan dipelajari oleh antropolog. Masyarakat toraja mulai tahun
1990-an mengalami transformasi budaya, dari masyarakat berkepercayaan
5/7/2018 Makalah Ritual - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ritual 12/16
tradisional dan agraris, menjadi masyarakat yang beraga kristen dan
mengandalkan sektor pariwisata yang terus meningkat.
Agama
Sistem kepercayaan tradisional suku toraja adalah kepercayaan
animisme politeistik yang disebut aluk atau jalan (kadang diterjemahkan
sebagai hukum). Dalam mitos toraja, leluhur orang toraja datang dari surga
dengan menggunakan tangga yang kemudian digunakan oleh suku toraja
sebagai cara berhubungan dengan Puang Matua, dewa pencipta. Alam
semesta, menurut aluk, dibagi menjadi dunia atas (surga) dunia manusia
(bumi) dan dunia bawah. Pada awalnya, surga dan bumi menikah dan
menghasilkan kegelapan, pemisah, dan kemudian muncul cahaya. Hewan
tinggal di dunia bawah yang dilambangkan dengan tempat berbentuk persegi
panjang yang dibatasi oleh empat pilar, bumi adalah tempat bagi umat
manusia, dan surga terletak diatas, ditutupi dengan atap berbentuk pelana.
Dewa-dewa toraja lainnya adalang Pong Bangggai di Rante (dewa bumi),
indo¶ Ongon-Ongon (dewa gempa bumi), Pong lalondong (dewa kematian),
Indo Belo Tumbang (dewi pengobatan)
Kekuasaan di bumi yang kata-kata dan tindakannya harus dipegang
baik dalam kehidupan pertanian maupun dalam upacara pemakaman disebut
to minaa (seorang pendeta aluk). Aluk bukan hanya sistem kepercayaan,
tetapi juga merupakan hubungan dari hukum, agama, dan kebiasaan. Aluk
mengatur kehidupan bermasyarakat, praktik pertaniandan ritual keagamaan.
Tata cara aluk bisa berbeda antara satu dengan desa lainnya. Satu hukum yang
umum adalah peraturan bahwa ritual kematian akan menghancurkan jenajah
jika pelaksanaannya digabung dengan ritual kehidupan. Kedua ritual tersebut
sama pentingnya. Ketika ada para misionaris dari belanda, orang kristen toraja
tidak diperbolehkan menghadiri atau menjalankan ritual kehidupan, tetapi di
5/7/2018 Makalah Ritual - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ritual 13/16
izinkan melakukan ritual kematian, akibatnya ritual kematian masih sering
dilakukan hingga saat ini.
Upacara pemakaman
Dalam masyarakat toraja, upacara pemakaman merupakan ritual yang
paling penting dan berbiaya mahal. Semakin kaya dan berkuasa seseorang,
maka biaya upacara pemakamannya akan semakin mahal. Dalam agama aluk,
hanya keluarga bangsawan yang berhak menggelar pesta pemakaman yang
besar. Pesta pemakaman seorang bangsawan biasanya dihadiri oleh ribuan
orang dan berlangsung selama beberapa hari. Sebuah tempat prosesi
pemakaman yang disebut rante biasanya disiapkan pada sebuah padang
rumput yang luas, selain sebagai tempat pelayat hadir, juga sebagai tempat
lumbug padi dan berbagai perangkat pemakaman lainnya yang dibuat oleh
keluarga yang ditinggal. Musik suling, nyanyian, lagu dan puisi, tangisan dan
ratapan merupakan ekspresi duka cita yang dlakukan oelh suku toraja tetapi
semua itu tidak berlaku untuk pemakaman anak-anak, orang miskin dan orang
kelas rendah.
Upacara pemakaman ini kadang-kadang baru di gelar setelah
berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun sejak kematian
yang bersangkutan, dengan tujuan agar keluarga yang ditinggalkan dapat
mengumpulkan cukup uang untuk menutupi biaya pemakaman. Suku toraja
percaya bahwa kematian bukanlah sesuatu yang datang dengan tiba-tiba tetapi
merupakan sebuah proses yang bertahap menuju puya (dunia arwah atau
akhirat). Dalam masa penungguan itu, jenajah dibungkus dengan beberapa
helai kain dan disimpan dibawah tongkonan. Arwah orang mati dipercaya
tetap tinggal di desa sampai upacara pemakaman selesai, setelah itu arwah
akan melakukan perjalanan ke puya
Sebuah pemakaman
5/7/2018 Makalah Ritual - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ritual 14/16
Bagian dari pemakaman adalah penyembelihan kerbau. Semakin
berkuasa seseorang maka semakin banyak kerbau yang disembelih.
Penyembelihan dilakukan dengan menggunakan golok. Bangkai kerbau,
termasuk kepalanya dijajarkan di padang, menunggu pemiliknya yang sedang
dalam ³masa tidur´. Suku toraja percaya bahwa arwah membutuhkan kerbau
untuk melakukan perjalanannya dan akan lebih cepat sampai ke Puya jika
banyak kerbau. Penyembelihan puluhan kerbau dan ratusan babi merupakan
puncak upacara pemakaman yang diiringi musik dan tarian para pemuda yang
menangkap darah yang muncrat dengan bambu panjang,. Sebagian daging
diberikan kepada tamu dan dicatat karena hal itu akan dianggap sebagai utang
pada keluarga almarhum.
Ada tiga cara pemakaman: peti mati dapat disimpan di dalam gua, atau
di makan batu ukir, atau di gantung di tebing. Orang kaya kadang-kadang di
kubur di makam batu berukir. Makam tersebut biasanya mahal dan waktu
pembuatannya sekitar beberapa bulan. Di beberapa daerah, gua batu
digunakan untuk menyimpan jenajah seluruh anggota keluarga patung kayu
yang disebut tau tau biasanya diletakkan di gua dan menghadap keluar. Peti
mati bayi atau anak-anak digantung dengan tali di sisi tebing. Tali tersebut
biasanya bertahan selama setahun sebelum membusuk dan membuat petinya
terjatuh.
5/7/2018 Makalah Ritual - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ritual 15/16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah diatas adalah :
1. Sistem kepercayaan telah berkembang pada masa manusia praaksara.
Mereka menyadari bahwa ada kekuatan lain di luar mereka. Oleh sebeb itu
mereka berusaha mendekatkan diri dengan kekuatan tersebut. Caranya
adalah dengan mengadakan berbagai upacara, seperti pemujaan,
pemberian sesaji atau upacara ritual lainnya.
2. Adapun ritual ± ritual yang berhubungan dengan perjalanan kehidupannya,
manusia juga masih setia dengan ritual-ritual yang berkaitan dengan
kesakten
3.
Adapun upacara ritual tersebut mengalami perkembangan sehingga
mereka melakukan upacara tidak hanya dengan leluhur tetapi berkaitan
juga dengan pencaharian hidup yang mereka lakukan
B. KRITIK DAN SARAN
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan, oelh
sebab itu itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kami
bisa lebih baik dalam pembuatan makalah berikutnya.
5/7/2018 Makalah Ritual - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ritual 16/16
DAFTAR PUSTAKA
Wiliam D Perdue. 1986. S ociological theori: explantion, Paradigm, and Idiology.
Palo Alto CA: Mayfield Publishing Company. Hlm. 20
Kamanto Sunarto. 2004. Pengantar S osiologi. Jakarta: Lembaga penerbit FE Ui. Hlm5.
James M. Henslin, 2002. Esential of sociology: A down to Earth Approach Fourth
Editiion. Boston: Allyn and Bacon. Hlm 10
Pittirim Sorokin. 1928. Contempory sosiology:toward and Eplanary science. NewYork: harper. Hlm. 25