18
MAKALAH SAMPLING JENUH (TUGAS METODELOGI PENELITIAN) Disusun oleh: Kelompok 8 Dian Eka Kurnia (12310060) Dwi Dhomas Narwahtuti (12310061) Fendy Sukowati Ningsih (12310065) Gusti Ayu Putu Dewi (12310068) Widia Sobta Rachmadayatika (12310091) POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

Makalah Sampling Jenuh

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Berisi tentang penjabaran sampling jenuh.

Citation preview

MAKALAH SAMPLING JENUH(TUGAS METODELOGI PENELITIAN)

Disusun oleh:Kelompok 8

Dian Eka Kurnia(12310060)Dwi Dhomas Narwahtuti(12310061)Fendy Sukowati Ningsih(12310065)Gusti Ayu Putu Dewi(12310068)Widia Sobta Rachmadayatika(12310091)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TANJUNG KARANGJURUSAN GIZI NONREGULERTAHUN AKADEMIK 2013/2014KATA PENGANTAR

Segala Puji kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Kesehatan Masyarakat ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.Kami ucapkan terimakasih kepada Dosen Mata Kuliah Metodologi Penelitian yang telah menyempatkan waktunya untuk mengajar kami pada Mata Kuliah ini. Pada pembahasan kali ini kelompok 1 akan membahas Metodologi Penelitian terutama Sampling jenuh dengan literatur yang ditemukan dari berbagai media. Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini di masa yang akan mendatang. Semoga dengan diselesaikannya tugas ini, dapat membantu kelangsungan kegiatan belajar mengajar di Poltekes Kemenkes RI Tanjung Karang umumnya, dan dijurusan Gizi khususnya.

Bandar Lampung, Mei 2014

Kelompok 8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULiKATA PENGANTAR iiDAFTAR ISI iiiBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 11.2 Tujuan 2BAB II PEMBAHASAN2.12.22.32.42.52.62.72.82.92.102.11 BAB III Penutup3.1 Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGDalam penelitian kita mengenal populasi dan sample. Sebagaimana yang kita ketahui kedua hal itu berperan penting dalam suatu penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sedangkan sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Hampir dalam seluruh penelitian, kebanyakan peneliti hanya menggunakan sampel dari populasi untuk dipelajari dan diambil kesimpulan sebagai hasil akhir penelitian, yang sekaligus juga mewakili populasi yang ada. Oleh karena itu sampel yang diambil dari populasi harus benar benar representatif (mewakili). Semakin banyak perbedaan antara antara populasi dengan sampel maka akan semakin besar pula resiko kesalahannya.

Hal ini bisa digambarkan ibarat 3 orang buta yang disuruh menyimpulkan karakteristik seekor gajah, ketika orang buta yang satu memegang telinga gajah maka ia menyimpulkan gajah itu seperti kipas, sedangkan orang buta kedua yang memegang badan gajah, ia menyimpulkan gajah seperti tembok besar. Lalu, orang buta ketiga ia menyimpulkan gajah itu kecil, karena ia memegang ekornya. begitulah gambaran hasil jika kita salah memilih sampel dalam penelitian.

Untuk menghindari resiko -resiko di atas, kita harus bisa memilih sampel yang benar benar representatif, dan untuk mendapatkan itu kita harus berhati-hati dan menguasai teknik-teknik yang tepat dalam menentukan sampel yang benar.

Maka dari itu, untuk membantu kita dalam melakukan penelitian khususnya ketika pengambilan sampel, dalam makalah ini kami membahas tentang teknik pengambilan sampel dan segala ruang lingkupnya, sehingga kita mengerti dan mampu memilih teknik-teknik yang benar dalam pengambilan sampel.

1.2 TUJUAN1. Mengetahui pengertian sampel penelitian.2. Mengetahui pengertian sampling jenuh3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan sampling jenuh

BAB IIISI

2.1 Pengertian populasiPopulasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-benda, dst. (Djawranto, 1994 : 420)2.2 Pengertian SampelSampel (bahasa inggris: sample) merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti; dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri.Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati.Ukuran dan keragaman sampel menjadi penentu baik tidaknya sampel yang diambil. Terdapat dua cara pengambilan sampel, yaitu secara acak (random)/probabilita dan tidak acak (non-random)/non-probabilita.2.3 Kriteria SampelAda dua kriteria sampel yaitu kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Penentuan kriteria sampel diperlukan untuk mengurangi hasil peneliian yang bias.Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003: 96). Sedangkan yang dimaksud dengan Kriteria eksklusi adalah meng-hilangkan/mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian karena sebab-sebab tertentu (Nursalam, 2003: 97).Sebab-sebab yang dipertimbangkan dalam menentukan kriteria ekslusi antara lain: a. subjek mematalkan kesediannya untuk menjadi responden penelitian, dan b. subjek berhalangan hadir atau tidak di tempat ketika pengumpulan data dilakukan.

2.4 Penentuan Jumlah SampelBila jumlah populasi dipandang terlalu besar, dengan maksud meng-hemat waktu, biaya, dan tenaga, penelitili tidak meneliti seluruh anggota populasi. Bila peneliti bermaksud meneliti sebagian dari populasi saja (sampel), pertanyaan yang selalu muncul adalah berapa jumlah sampel yang memenuhi syarat. Ada hukum statistika dalam menentukan jumlah sampel, yaitu semakin besar jumlah sampel semakin menggambarkan keadaan populasi (Sukardi, 2004 : 55).Selain berdasarkan ketentuan di atas perlu pula penentuan jumlah sampel dikaji dari karakteristik populasi. Bila populasi bersifat homogen maka tidak dituntut sampel yang jumlahnya besar. Misalnya saja dalam pemeriksaan golongan darah.Walaupun pemakaian jumlah sampel yang besar sangat dianjurkan, dengan pertimbangan adanya berbagai keterbatasan pada peneliti, sehingga peneliti berusaha mengambil sampel minimal dengan syarat dan aturan statistika tetap terpenuhi sebagaimana dianjurkan oleh Isaac dan Michael (Sukardi, 2004 : 55). Dengan menggunakan rumus tertentu (lihat Sukardi, 2004 : 55-56), Isaac dan Michael memberikan hasil akhir jumlah sampel terhadap jumlah populasi antara 10 100.000.2.5 Menentukan Anggota SampelDi bagian depan dalam bab ini telah dikemukakan terdapat dua teknik sampling, yaitu Probability Sampling dan No probability Sampling. Probability Sampling adalah teknik sampling yang memberi peluang sama kepada anggota populasi untuk dipilih untuk menjadi anggota sampel. Cara demikian sering disebut dengan random sampling, atau cara pengambilan sampel secara acak.Pengambilan sampel secara acak dapat dilakukan dengan bilangan random, komputer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan dengan undian, maka setiap anggota populasi diberi nomor 1 sampai 100. selanjutnya bila kesalahan 5%, maka jumlah sampelnya = 80. Bila sampel tidak strata, maka pengambilan sampel tidak perlu memperhatikan strata yang ada pada sampel.Karena teknik pengambilan sampel adalah random, maka setiap anggota populasi mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.2.6 Pengertian Teknik SamplingTeknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability sampling dan Nonprobability sampling (Sugiyono,2011).2.7 Persyaratan Pengambilan Sampel (Sampling)Cara mengambil (pengambilan) sampel dari populasinya disebut dengan sampling. Cara pengambilan sampel akan menentukan ketepatan penggeneralisasian hasil penelitian dari sampel kepada populasinya. Penggeneralisasian hasil penelitian dari sampel dikatakan tepat apabila sifat atau keadaan yang ditunjukkan atau digambarkan dari hasil penelitian terhadap sampel itu benar-benar cocok dengan sifat atau keadaan populasi tersebut. Sayur (dari penelitian terhadap sampel, cicipan) dikatakan kurang garam, misalnya, jika seluruh sayur (sebelanga atau sepanci) itu memang benar-benar kurang asin. Dikatakan tidak tepat jika berdasar hasil penelitian (pencicipan) terhadap sampel sayur simpulannya sayur itu kurang garam, padahal dalam kenyataan secara keseluruhan sayur itu justru terlampau asin. Dikatakan tidak tepat, contoh lain, jika dari penelitian terhadap sampel dikatakan bahwa semuanya senang menonton sinetron berbau misteri, tetapi dalam kenyataan para penonton sebagian besar tidak suka sinetron misteri.Agar hasil penelitian dari sampel benar-benar dapat mencerminkan sifat atau keadaan populasinya, maka sampel itu harus benar-benar representatif, yaitu mencerminkan ciri-ciri kondisi populasinya.Dalam bahasa lain, sampel harus benar-benar mewakili populasinya. Jadi, jika populasinya beragam (dalam aspek tertentunya), maka sampelnya pun harus beragam pula seperti populasinya.Oleh karena itu, sebelum mengambil sampel, hendaknya diketahui terlebih dahulu ciri-ciri kondisi populasinya. Berikut dipaparkan penggolongan ciri-ciri kondisi populasi (dalam hal ini populasi subjek dan atau responden penelitian) yang perlu diperhatikan dalam (untuk) pengambilan sampel.2.8 Manfaat sampling1) Menghemat beaya penelitian.2) Menghemat waktu untuk penelitian.3) Dapat menghasilkan data yang lebih akurat.4) Memperluas ruang lingkup penlitian.

2.9 Syarat-syarat teknik samplingTeknik sampling boleh dilakukan bila populasi bersifat homogen atau memiliki karakteristik yang sama atau setidak-tidaknya hampir sama. Bila keadaan populasi bersifat heterogen, sampel yang dihasilkannya dapat bersifat tidak representatif atau tidak dapat menggambarkan karakteristik populasi.

2.10 Jenis-jenis teknik sampling1. Teknik sampling secara probabilitasTeknik sampling probabilitas atau random sampling merupakan teknik sampling yang dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota populasi untuk menjadi sampel. Dengan demikian sampel yang diperoleh diharapkan merupakan sampel yang representatif.Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.a. Teknik sampling secara rambang sederhana.Cara paling populer yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang sederhana adalah dengan undian.b. Teknik sampling secara sistematis (systematic sampling).Prosedur ini berupa penarikan sample dengan cara mengambil setiap kasus (nomor urut) yang kesekian dari daftar populasi.c. Teknik sampling secara rambang proportional.Jika populasi terdiri dari subpopulasi-subpopulasi maka sample penelitian diambil dari setiap subpopulasi. Adapun cara peng-ambilan- nya dapat dilakukan secara undian maupun sistematis.d. Teknik sampling secara rambang bertingkat.Bila subpoplulasi-subpopulasi sifatnya bertingkat, cara peng-ambilan sampel sama seperti pada teknik sampling secara proportional.e. Teknik sampling secara kluster (cluster sampling)Ada kalanya peneliti tidak tahu persis karakteristik populasi yang ingin dijadikan subjek penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang ditentukan secara bertahap. Teknik pengambilan sample semacam ini disebut cluster sampling atau multi-stage sampling.

2. Teknik sampling secara nonprobabilitas.Teknik sampling nonprobabilitas adalah teknik pengambilan sample yang ditemukan atau ditentukan sendiri oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar.Beberapa jenis atau cara penarikan sampel secara nonprobabilitas adalah sebagai berikut.a. Puposive sampling atau judgmental samplingPenarikan sampel secara puposif merupakan cara penarikan sample yang dilakukan memiih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang dietapkan peneliti.b. Snow-ball sampling (penarikan sample secara bola salju).Penarikan sample pola ini dilakukan dengan menentukan sample pertama. Sampel berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari sample pertama, sample ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari sample kedua, dan seterusnya sehingga jumlah sample semakin besar, seolah-olah terjadi efek bola salju.c. Quota sampling (penarikan sample secara jatah).Teknik sampling ini dilakukan dengan atas dasar jumlah atau jatah yang telah ditentukan. Biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah subjek yang mudah ditemui sehingga memudahkan pula proses pengumpulan data.d. Accidental sampling atau convenience samplingDalam penelitian bisa saja terjadi diperolehnya sampel yang tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data dilakukan. Proses diperolehnya sampel semacam ini disebut sebagai penarikan sampel secara kebetulan.

2.11 PENGERTIAN SAMPLING JENUHSampling jenuh adalah tehnik pengambilan sampling bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil yaitu kurang dari 30 orang, atau penelitian ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. istilah lainnya adalah sampel jenuh atau sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Sampling dikatakan jenuh (tuntas) bila seluruh populasi dijadikan sampel (Nasution, 2003). Misal, semua guru disuatu sekolah. Sedangkan dikatakan padat bila jumlah sampel lebih dari setengah dari populasi (Nasution, 2003), misalnya 250-300 orang dari populasi 500 orang. Sampling jenuh baik digunakan jika julah populasinya dibawah 1000 orang. tapi, apabila jumlah samplingnya lebih dari 1000 orang maka sampling jenuh tidak praktis lagi dikarenakan biaya dan waktu yang digunakan sangat banyak.

1. Sampling jenuh/sensusTeknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sbg sampel, ini syaratnya populasi tdk banyak, atau peneliti ingin membuat generalisasi dengan kesalahan sangat kecil.

Tabel 2.1.Kelebihan dan Kekurangan Sensus

NoKELEBIHANKEKURANGAN

1. Dapat diketahui gambaran sebenarnya dari suatu populasiBiaya, waktu dan tenaga yang dibutuhkan sangat besar

2. Dapat diperoleh kerangka sampel (sample frame) yang berguna untuk surveiKesalahan dari petugas (nonsampling error) sulit diperkirakan

3.Tidak mempunyai sampling error (kesalahan karena pengambilan sampel)Jenis data yang diperoleh terbatas dan sifatnya sederhana (tidak mendalam)

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan1. 2. Sampling jenuh adalah tehnik pengambilan sampling bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil yaitu kurang dari 30 orang.3. Penelitian sampling jenuh ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.

DAFTAR PUSTAKA

- Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan keduabelas 2008. Penerbit Alfabeta. Bandung- http://alisarjunip.blogspot.com/2013/06/tekhnik-sampling.html- http://emmasalim.blogspot.com/2013/09/materi-teknik-pengambilan-sampel.html- http://statistikian.blogspot.com/2012/10/populasi-dan-sampel.html- http://spupe07.wordpress.com/2010/01/23/populasi-dan-sampel/