7
MAKALAH SENI BUDAYA SENI KERAMIK Disusun oleh: DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN REJANG LEBONG

Makalah Seni 2003

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas kesenian

Citation preview

Page 1: Makalah Seni 2003

MAKALAH SENI BUDAYA

SENI KERAMIK

Disusun oleh:

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN REJANG LEBONG

MTS. BAITUL MAKMUR

Page 2: Makalah Seni 2003

A. Pengertian Seni Keramik

Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf, 1998:2).

Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi dimana bahan diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit dengan sedikit elektron-elektron bebas.

Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahan keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi konduktor panas yang jelek. Di samping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya.

Klasifikasi keramik Pada prinsipnya keramik terbagi atas:

Keramik tradisional Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).

Keramik halus Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis. (Joelianingsih, 2004)

Sifat Keramik sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran sintering antara keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan suhu tinggi, sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan sampai dengan suhu 1200 C, keramik engineering seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000 C. kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor yang membuat penelitian tentang keramik terus berkembang.

Page 3: Makalah Seni 2003

B. Sejarah Seni Keramik Modern Indonesia

Sepanjang sejarah manusia, benda keramik merupakan hasil penciptaan perajin. Kualitas estetik kerajinan keramik ini terutama dapat dilihat pada Keramik Cina kuno, di mana bentuk, fungsi dan teknik bersatu dalam sebuah karya seni rupa. Pemakaian tanah liat sebagai media seni rupa bukan kekecualian. Di Indonesia, berabad-abad tanah liat disangka sebagai bahan yang dipakai melalui teknik sederhana untuk membuat alat dan barang yang dapat dipakai sehari-hari. Dalam lingkungan seni rupa modern Indonesia, seni rupa keramik tidak dapat berkembang dengan lancar. Bidang ini sangat baru dan oleh karena itu menimbulkan keraguan yang membuat para seniman mengambil langkah yang sangat hati-hati. Menurut sejarahnya perkembangan seni keramik di Indonesia secara garis besar dapat dibagi menjadi empat periode:

a. Periode Eksplorasi, sebelum 1960 Pada masa ini mahasiswa dari Bandung dan Yogyakarta mulai melakukan eksplorasi terhadap kemungkinan-kemungkinan yang ada pada keramik. Pola yang muncul pada masa itu di Bandung adalah hiasan-hiasan dengan pola figurative. Sementara mahasiswa Yogya melakukan eksplorasi terhadap sifat-sifat plastis tanah liat. Oleh karenanya hasil eksplorasinya bersifat patung dengan mendasarkan pada bentuk-bentuk tradisional.

b. Periode Akademis, 1963-1970 Periode ini ditandai dengan pendirian sanggar keramik pada Fakultas Seni Rupa ITB. Tetapi karena keterbatasan sarana, banyak pengetahuan mahasiswa berhenti pada tataran teori. Hasil karya mahasiswa Bandung saat itu menunjukkan bentuk yang kuat dan jelas, tetapi mengesampingkan proses pengglasiran karena keterbatasan sarana. Sedangkan di Yogyakarta, seni keramik didekati dengan cara ilmu patung.

c. Periode pertumbuhan, 1975-1980 Pada masa ini seni keramik berkembang. Para seniman mendapat kesempatan untuk menimba ilmu dan pengetahun di luar negeri. Sarana dan prasarana juga relative tersedia. Pada masa ini terlihat perbedaan karya seni para seniman Bandung dan Yogyakarta. Para seniman Bandung menhasilkan bentuk seni dalam bentuk formal dan menekannkan komposisi secara sangat terencana. Sedangkan seniman Yogyakarta menghasilkan karya berdasar inspirasi dari lingkungan dan budaya sekitar untuk menghasilkan seni kontemporer. Yang jelas, pada masa ini, keramik telah diakui sebagai bentuk ekspresi seni.

d. Periode munculnya seniman-perajin, 1985-sekarang Periode ini dimulai dengan adanya sanggar keramik di departemen kerajinan IKJ. Kurikulumnya mempersiapkan para mahasiswa untuk siap bekerja pada bidang kerajinan. Melihat adanya kesempatan ini, para seniman lulusan ITB ikut terjun pada bidang yang sama.

C. Cara Membuat Keramik Dengan Teknik Putar: Membuat Bentuk Silindris

Page 4: Makalah Seni 2003

Pembentukan benda keramik dengan teknik putar centering bentuk silindris merupakan dasar teknik putar maka harus dikuasai dengan benar. Membentuk benda keramik silindris harus dilatih berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan dan spontan. Lakukan latihan pembentukan dengan ukuran berat tanah liat plastis yang berbeda-beda, dengan demikian Anda dapat menentukan berat tanah liat plastis yang harus dipersiapkan untuk membuat benda keramik dengan ukuran tertentu. Penguasaan kompetensi membentuk benda silindris sangat penting karena bentuk silindris merupakan bentuk dasar yang harus dikuasai dengan benar sebelum membuat bentuk benda keramik lain. Dengan menguasai kompetensi tersebut akan memudahkan pengembangan bentuk-bentuk benda keramik lain seperti mangkuk, piring, vas, botol, mug, dan teko.

Tahap pembentukan benda keramik silindris dengan teknik putar:

a). Tempatkan bola tanah liat plastis tepat di tengah alas pembentukan yang telah terpasang pada kepala putaran, basahi kedua tangan dan bola tanah liat dengan air.

b). Putar kepala putaran, tempatkan tangan kanan pada bagian atas bola tanah liat dan tangan kiri sedikit dibawah, tekan kearah tengah hingga tanah liat memusat dengan tepat.

c). Tekan dengan kedua telapak tangan pada sekeliling bagian bawah tanah liat kemudian naikkan hingga membentuk kerucut (cone) yang tinggi.

d). Tekan kembali tanah liat dengan tangan kanan dari atas ke bawah dan tangan kiri menekan ke dalam, lakukan 2-3 kali dan jagalah agar tanah liat tetap memusat, padat dan bebas gelembung udara.

e). Setelah tanah liat benar-benar memusat pada kepala putaran, tempatkan kedua tangan pada bagian atas bentuk cone pendek, masukkan ibu jari tepat di tengah untuk mulai membuka tanah liat.

Page 5: Makalah Seni 2003

f). Gunakan kedua ibu jari untuk membuat dinding silinder dan ibu jari kiri menjaga agar tanah liat tetap memusat. Tempatkan tangan kanan pada bagian luar untuk menarik tanah liat ke atas. Lakukan menipiskan dan menaikkan dinding silinder tanah liat sampai ketebalan pada alas silinder antara 1,5 – 2 cm.

g). Tekan dan tarik ke atas dinding silinder dengan telunjuk tangan kanan yang melipat pada bagian luar dinding, sedangkan tangan kiri menahan bagian dalam sehingga menjadi tipis, rata, dan tinggi.

h). Kontrol bentuk silinder dengan menjepit dinding menggunakan jari telunjuk dan jari tengah, sementara kedua ibu jari saling menekan dan jari kiri menjaga bagian luar dinding silinder sehingga memperoleh bentuk silinder yang diinginkan.

i). Haluskan permukaan luar dengan rib secara vertikal dan jagalah agar dinding tetap lurus, sementara tangan kiri menekan tanah liat keluar, kemudian haluskan bagian dalam menggunakan sponge stick.

j). Tahap ini adalah tahap pengecekan atau pengontrolan dari sisi bentuk dan ukuran benda keramik yang dibuat. Pengecekan menggunakan penggaris untuk mengukur tinggi dan kaliper/jangka bengkok untuk mengukur diameter

k). Potong bagian atas silinder menggunakan jarum dengan ibu jari kiri sebagai penahan, sehingga bibir atau tepi bagian atas sempurna sejajar dengan dasar silinder.

l). Setelah selesai pisahkan dasar silinder dengan alas pembentukan menggunakan kawat pemotong, angkat benda kerja dengan alas pembentukannya dan keringkan.

m). Setelah benda cukup kering untuk trimming atau turning, lakukan finishing pada bagian dasar benda keramik, buatlah kaki seseuai dengan gambar kerja.