8
SHOULDER INJURY

Makalah Shoulder Injury

Embed Size (px)

DESCRIPTION

medis

Citation preview

SHOULDER INJURY

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

Bahu tersusun oleh tulang (os. Humerus, os. Klavikula, dan os. skapula),

artikulasio (glenohumeral, acromioclavicular, sternoclavicular, dan

scapulothoracal), otot sebagai dynamic stabilizer (rotator cuff, deltoid, otot-otot

scapula), dan static stabilizer (labrum, kapsul, dan ligament).(1) Struktur-

struktur ini saling berkorelasi satu dengan yang lain untuk menghasilkan gerakan

bahu yang dinamis. Dengan mengetahui fungsi anatomis dan asal cidera bahu

yang sering terjadi, akan lebih membantu tenaga medis dalam melakukan

pendekatan untuk menangani kasus-kasus cidera tersebut.

A. ANATOMIS TULANG

1. Os. Humerus

Os. Humerus merupakan tulang terbesar dan terpanjang pada ekstremitas

atas. (1) Ujung proksimal humerus memiliki sebuah caput, yang

membentuk sekitar sepertiga kepala sendi dan bersendi dengan cavitas

glenoidalis skapula. Tepat di bawah caput humeri terdapat collum

anatomicum. Caput humeri berinklinasi 130°- 150° terhadap collum

anatomicum.Di bawah collum ini terdapat tuberculum majus dan minus

yang dipisahkan satu sama lain oleh sulcus bicipitalis. Pada pertemuan

antara ujung proksimal humerus dengan corpus humeri terdapat sebuah

penyempitan yang disebut collum chirurgicum. Pada sekitar pertengahan

permukaan lateral corpus humeri terdapat peninggian kasar yang disebut

tuberositas deltoidea. Pada sisi posteroinferior tuberositas tersebut terdapat

sulcus spiralis yang akan ditempati oleh nervus radialis.

Pada ujung distal os. Humerus terdapat tonjolan yang disebut epicondylus

medialis dan epicondylus lateralis sebagai tempat perlekatan musculi dan

ligamenta. Selain itu pada ujung distal ini juga terdapat struktur berupa

capitulum humeri dan trochlea humeri. Capitulum humeri yang berbentuk

bulat ini akan bersendi dengan caput radii, sedangkan trochlea humeri

berbentuk katrol dan akan bersendi dengan incisura trochlearis os. Ulna.

Di atas capitulum humeri terdapat terdapat fossa radialis yang akan

menerima caput radii pada saat cubitus fleksi. Pada superoanterior

trochlea, terdapat fossa coronoidea, yang akan menerima processus

coronoideus os. Ulna pada saat cubitus sedang fleksi. Sedangkan sisi

posterosuperior trochela, terdapat fossa olecrani yang akan bertemu

dengan olecranon pada waktu art. Cubiti ekstensi.

Tuberculum majus menjadi insersio dari tiga otot yaitu m. supraspinatus,

m.infraspinatus, dan m. teres minor. Sedangkan tuberculum minus menjadi

insersio dari m. subscapularis. Keempat otot ini dikenal sebagai rotator

cuff.

2. Os. Skapula

3. Os. Klavikula

B. ARTICULATIO

C. MUSCULAR

We examine the shoulder girdle from the

standpoint of its

component structures, namely the (1) bony anatomy

(humerus,

clavicle, scapula), (2) bony and muscular

articulations (glenohumeral,

acromioclavicular, sternoclavicular, and

scapulothoracic),

(3) static stabilizers (labrum, capsule, ligaments),

and (4) muscles

or dynamic stabilizers (rotator cuff, deltoid, and

scapular stabilizers).

Although these components will be discussed

separately,

they function to produce shoulder movement as a

dynamic,

interrelated unit. Understanding the functional

anatomy and associated

frequent sources of injury of the shoulder permits the sports

medicine professional a more structured approach to

the care of

athletic shoulder injuries. The following material

provides an

overview of the functional components.

DAFTAR PUSTAKA