16
TUGAS MAKALAH SINTESIS ANORGANIK PROSES-PROSES PADA TEMPERATUR TINGGI (KALSINASI, SINTERING DAN ANNAELING) Oleh: Diana Isnaeni 4311412055 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

makalah sintesis anorganik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sintesis anorganik

Citation preview

  • TUGAS MAKALAH SINTESIS ANORGANIK

    PROSES-PROSES PADA TEMPERATUR TINGGI

    (KALSINASI, SINTERING DAN ANNAELING)

    Oleh:

    Diana Isnaeni

    4311412055

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2015

  • RINGKASAN

    Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam.

    Perkembangan teknologi berdampak juga pada pengembangan industri

    di Indonesia. Sebagian dari beberapa industri yang berkembang, ada

    yang pengelolaan produknya membutuhkan proses pemanasan pada

    temperatur yang tinggi. Proses pemanasan pada suhu yang tinggi sangat

    berbahaya jika tidak dilakukan dengan hati-hati. Pada umumnya

    Pemanasan ini dilakukan untuk mengubah struktur material dengan

    mengubah sifak fisik, kimia dan mekaniknya. Ada banyak proses yang

    memerlukan temperatur tinggi diantaranya yaitu: kalsinasi, sintering dan

    annaeling. Proses kalsinasi merupakan perlakuan panas pada temperatur

    tinggi tetapi masih di bawah titik leleh dan agar terjadi dekomposisi dari

    senyawa yang berikatan secara kimia dengan bijih, yaitu karbon dioksida

    dan air. Sintering merupakan perlakuan panas pada suatu agregat serbuk

    pada suhu tinggi hingga melebihi titik leburnya atau dibawah suhu leleh

    dan dalam bentuk padat untuk membentuk fasa tertentu. Annaeling

    merupakan perlakuan panas terhadap material dengan memberikan

    panas hingga tercapai temperatur sedikit diatas temperatur rekristalisasi,

    kemudian didinginkan dengan lambat. Telah banyak industri yang

    menggunakan proses-proses tersebut dalam membentuk suatu material.

    Contohnya yaitu industri keramik, semen, alloy, dan lain sebagainya.

    Temperatur yang digunakan pada pengelolaan suatu material berbeda-

    beda disesuaikan dengan karakteristik dari masing-masing bahan.

    Pengelolaan suatu material dengan proses-proses pada temperatur tinggi

    pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan sifat fisik, mekanik

    maupun kimia dari suatu material tersebut. Banyak faktor-faktor yang

    mempengaruhi proses-proses tersebut contohnya pada proses sintering.

    Kecepatan sintering dipengaruhi oleh ukuran [artikel, bentuk partikel dan

    packing material. Untuk annealing sendiri dibagi menjadi beberapa tipe:

    full annaeling, spheroidized annealing dan isoterm annealing. Alat-alat

    yang diguankan dalam proses-proses pemanasan pada suhu tinggi pada

    umunya digunakan tungku yang tahan panas.

    Kata kunci: kalsinasi, annealing, sintering.

  • PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Dengan

    berkembangnya teknologi, semakin banyak industri-industri yang berkembang di

    Indonesia seperti industri pengolahan logam, semen, bijih dan lain-lain. Sebagian

    dari beberapa industri yang berkembang, ada yang pengelolaan produknya

    membutuhkan proses pemanasan pada temperatur yang tinggi. Proses pemanasan

    pada suhu yang tinggi sangat berbahaya jika tidak dilakukan dengan hati-hati.

    Proses pemanasan dapat dilakukan dengan variasi suhu dan waktu sesuai dengan

    material yang akan dibentuk. Pemanasan ini dilakukan untuk mengubah struktur

    material dengan mengubah sifak fisik, kimia dan mekaniknya.

    Perlu diketahui ada beberapa macam proses pemanasan pada suhu tinggi,

    diantaranya: kalsinasi, sintering dan annealing. Tujuan utama dari proses

    pemanasan tersebut adalah untuk membentuk bahan-bahan menjadi material

    dengan sifat-sifat yang tertentu. Pada dasarnya kalsinasi, sintering maupun

    annealing sangat berbeda prosesnya, akan tetapi memiliki kesamaan pada

    penggunaan suhu yang tinggi. Oleh karena itu, untuk menghasilkan produk dengan

    sifat-sifat yang diinginkan harus dapat memilih metode mana yang tepat digunakan

    Dalam penulisan ini akan dibahas proses-proses pada temperatur tinggi.

    B. Rumusan Masalah

    B.1. Kalsinasi

    1. Apa yang dimaksud dengan kalsinasi?

    2. Apa prinsip dasar kalsinasi?

    3. Bagaimana proses yang terjadi pada kalsinasi?

    4. Bagaimana penerapan kalsinasi?

    B.2. Sintering

    1. Apa yang dimaksud dengan sintering?

    2. Apa saja tahap-tahap proses sintering?

    3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi sintering?

    4. Bagaimana penerapan sintering?

  • B.3. Annaeling

    1. Apa yang dimaksud dengan annealing?

    2. Bagaimana terjadinya proses annealing?

    3. Sebutkan dan jelaskan tipe-tipe proses annealing?

    4. Bagaimana penerapan annealing?

    C. Tujuan

    1. Memahami perbedaan kalsinasi, sintering dan annealing.

    2. Mengetahui proses-proses yang terjadi pada , sintering dan annealing.

    3. Mengetahui prinsip dasar kalsinasi.

    4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sintering.

    5. Mengetahui tipe-tipe annealing.

    6. Mengetahui aplikasi kalsinasi, sintering dan annealing.

    D. Manfaat

    1. Memberikan informasi tentang proses-proses pemanasan pada suhu tinggi

    (kalsinasi, sintering, annealing).

    2. Memberikan informasi bahwa proses-proses pemanasan pada suhu tinggi

    yang sering digunakan dalam industri untuk menghasilkan material dengan

    sifat mekanik, fisik maupun kimia yang lebih baik.

    3. Memberikan informasi tentang penggunaan kalsinasi, sintering dan

    annealing dalam kehidupan sehari-hari.

  • PEMBAHASAN

    A. Kalsinasi

    A.1. Definisi

    Proses kalsinasi didefinisikan sebagai pengerjaan bijih pada temperatur

    tinggi tetapi masih di bawah titik leleh tanpa disertai penambahan reagen dengan

    maksud untuk mengubah bentuk senyawa dalam konsentrat. Kalsinasi juga

    merupakan proses perlakuan panas yang dilakukan terhadap bijih agar terjadi

    dekomposisi dari senyawa yang berikatan secara kimia dengan bijih, yaitu karbon

    dioksida dan air, yang bertujuan mengubah suatu senyawa karbon menjadi

    senyawa oksida yang sesuai dengan keperluan pada proses selanjutnya (Febriana,

    2011)

    A.2. Prinsip Dasar Kalsinasi

    Pengeringan yang dilakukan dalam tahap kalsinasi ini bertujuan untuk

    melepaskan air yang terikat di dalam konsentrat dengan cara penguapan.

    Pelaksanaannya dilakukan dengan cara pemanasan sedikit di atas titik uap air,

    atau dengan mengatur tekanan uap air di dalam konsentrat harus lebih besar dari

    pada tekanan uap air di sekitarnya. Pada prakteknya, tekanan uap air di dalam

    konsentrat harus lebih besar dari tekanan atmosfir agar kecepatan penguapan

    dapat berlangsung lebih cepat. Ini adalah prinsip kalsinasi.

    A.3. Proses yang terjadi selama kalsinasi

    Proses kalsinasi merupakan proses endoterm, hal ini dapat dilihat dari nilai

    H yang positif. Panas ini diperlukan untuk melepas ikatan kimia dari air kristal

    karena dengan panas ikatan kimia akan menjadi renggang dan pada temperatur

    tertentu atom-atom yang berikatan akan bergerak sangat bebas yang

    menyebabkan terputusnya ikatan kimia.

    Proses yang terjadi selama proses kalsinasi antara lain (james S.R,1988):

    1. Pelepasan air bebas (H2O) dan terikat (OH) berlangsung sekitar suhu 100oC

    hingga 300oC.

    2. Pelepasan gas-gas, seperti : CO2 berlangsung sekitar suhu 600oC dan pada

    tahap ini disertai terjadinya pengurangan berat yang cukup berarti.

    3. Pembentukan struktur Kristal pada suhu lebih tinggi, sekitar 800oC, dimana

    pada kondisi ini ikatan diantara partikel serbuk belum kuat dan mudah lepas.

  • A.4. Penjelasan lain tentang kalsinasi

    Kebanyakan senyawa karbonat terdekomposisi pada temperatur rendah.

    Contoh, MgCO3 terdekomposisi pada temperatur 417oC, MnCO3 pada 377

    oC, dan

    FeCO3 pada 400oC. Tetapi untuk kalsium karbonat diperlukan suhu 900oC untuk

    terjadinya dekomposisi. Hal ini karena ikatan kimia pada air kristal cukup kuat.

    Kalsinasi bukanlah proses yang sama seperti pemanggangan. Dalam

    memanggang, reaksi gas-padat yang lebih kompleks terjadi antara atmosfer tungku

    dan padatan. Kalsinasi terjadi di dalam peralatan yang disebut calciners. Sebuah

    calciner adalah silinder baja yang berputar di dalam tungku pemanas.

    Dalam aplikasi di industri, kalsinasi dilakukan dalam berbagai furnace

    diantaranya yaitu:

    1. Untuk kuarsa CaCO3, digunakan shaft furnace

    2. Untuk lumps digunakan rotary clin

    3. Untuk material seragam yang berukuran kecil digunakan Fluidized bed

    (a) (b) (c)

    Gambar 1. (a) shaft furnace; (b) rotary clin; (c) fluidized bed

    A.5. Aplikasi Kalsinasi

    Contohnya dalam Proses kalsinasi dolomit lamongan untuk pembuatan

    Kasium-Magnesium oksida sebagai bahan baku kalsium dan magnesium presipitat.

    Kalsium-magnesium oksida ini dapat digunakan dalam berbagai bidang industri

    sebahai bahan pengisi dalam industri kertas dan plastik, bahan adhesive, bahan

    farmasi dan lain sebagainya. Dekomposisi termal MgCO3 pada suhu 350C akan

    menghasilkan MgO. Sedangkan CaCO3 akan menghasilkan CaO pada suhu 850C.

  • Reaksinya sebagai berikut:

    Proses kalsinasi: MgCO3 MgO + CO2

    Proses kalsinasi: CaCO3 CaO + CO2

    (Febriana, 2011)

    B. Sintering

    B.1. Definisi

    Sintering adalah proses pemadatan dari sekumpulan serbuk pada suhu

    tinggi hingga melebihi titik leburnya atau dibawah suhu leleh dan dalam bentuk

    padat untuk membentuk fasa tertentu (Indiani, 2009).

    Proses sintering atau sinter merupakan perlakuan panas pada suatu

    agregat serbuk yang dikompakkan atau serbuk yang lepas dengan maksud untuk

    menyempumakan sifat-sifatnya. Melaluj proses ini, terjadi berbagai perubahan fisis

    pada bahan yang disinter. Secara garis besar, perubahan itu tampak pada ukuran

    keseluruhan kompakan serta sifat mekaillk dan fisis bahan (Suryana, NA., 1996).

    B.2. Proses Sintering

    Tahapan sintering menurut Hirschorn, pada sampel yang telah mengalami

    kompaksi sebelumya, akan mengalami beberapa tahapan sintering sebagai berikut:

    1. Ikatan mula antar partikel serbuk.

    Saat sampel mengalami proses sinter, maka akan terjadi pengikatan diri.

    Proses ini meliputi difusi atom-atom yang mengarah kepada pergerakan dari batas

    butir. Ikatan ini terjadi pada tempat dimana terdapat kontak fisik antar partikel-

    partikel yang berdekatan. Tahapan ikatan mula ini tidak menyebabkan terjadinya

    suatu perubahan dimensi sampel. Semakin tinggi berat jenis sampel, maka akan

    banyak bidang kontak antar partikel, sehingga proses pengikatan yang terjadi

    dalam proses sinter juga semakin besar.

    Elemen-elemen pengotor yang masih terdapat, berupa serbuk akan

    menghalangi terjadinya proses pengikatan ini. Hal ini sisebabkan elemen pengotor

    akan berkumpul dipermukaan batas butir, sehingga akan mengurangi jumlah

    bidang kontak antar partikel.

    2. Tahap pertumbuhan leher.

    Tahapan kedua yang tejadi pada proses sintering adalah pertumbuhan

    leher. Hal ini berhubungan dengan tahap pertama, yaitu pengikatan mula antar

    partikel yang menyebabkan terbentuknya daerah yang disebut dengan leher (neck)

  • dan leher ini akan terus berkembang menjadi besar selama proses sintering

    berlangsung.

    Pertumbuhan leher tersebut terjadi karena adanya perpindahan massa,

    tetapi tidak mempengaruhi jumlah porositas yang ada dan juga tidak menyebabkan

    terjadinya penyusutan. Proses pertumbuhan leher ini akan menuju kepada tahap

    penghalusan dari saluran-saluran pori antar partikel serbuk yang berhubungan, dan

    proses ini secara bertahap.

    3. Tahap penutupan saluran pori.

    Merupakan suatu perubahan yang utama dari salam proses sinter.

    Penutupan saluran pori yang saling berhubungan akan menyebabkan

    perkembangan dan pori yang tertutup. Hal ini merupakan suatu perubahan yang

    penting secara khusus untuk pori yang saling berhubungan untuk pengangkutan

    cairan, seperti pada saringan-saringan dan bantalan yang dapat melumas sendiri.

    Salah satu penyebab terjadinya proses ini adalah pertumbuhan butiran.

    Proses penutupan saluran ini dapat juga terjadi oleh penyusutan pori (tahap

    kelima dari proses sinter), yang menyebabkan kontak baru yang akan terbentuk di

    antara permukaan-permukaan pori.

    4. Tahapan pembulatan pori.

    Setelah tahap pertumbuhan leher, material dipindahkan di permukaan pori

    dan pori tersebut akan menuju kedaerah leher yang mengakibatkan permukaan

    dinding tersebut menjadi halus. Bila perpindahan massa terjadi terus-menerus

    melalui daerah leher, maka pori disekitar permukaan leher akan mengalami proses

    pembulatan. Dengan temperatur dan waktu yang cukup pada saat proses sinter

    maka pembulatan pori akan lebih sempurna.

    5. Tahap penyusutan

    Merupakan tahap yang terjadi dalam proses sinter. Hal ini berhubungan

    dengan proses densifikasi (pemadatan) yang terjadi. Tahap penyusutan ini akan

    menyebabkan terjadinya penurunan volume, disisi lain sampel yang telah disinter

    akan mejadi lebih padat. Dengan adanya penyusutan ini kepadatan pori akan

    meningkat dan dengan sendirinya sifat mekanis dari bahan tersebut juga akan

    meningkat, khususnya kekuatan dari sampel setelah sinter. Tahap penyusutan pori

    ini terjadi akibat pergerakan gas-gas yang terdapat di daerah pori keluar menuju

    permukaan. Dengan demikian tahap ini akan meningkatkan berat jenis yang telah

    disinter.

  • 6. Tahap pengkasaran pori

    Proses ini akan terjadi apabila kelima tahap sebelumnya terjadi dengan

    sempurna. Pengkasaran pori akan terjadi akibat adanya proses bersatunya lubang-

    lubang kecil dari pori sisa akan menjadi besar dan kasar. Jumlah total dari pori

    adalah tetap, tetapi volume pori berkurang dengan diimbangi oleh pembesaran pori

    tersebut. (Randall M. German, 1991)

    Gambar 2. Tahap sintering serbuk

    Selama proses sintering, akan terjadi pengikatan massa partikel pada

    serbuk oleh atraksi molekul atau atom dalam bentuk padat dengan perlakuan

    panas dan menyebabkan kekuatan pada massa serbuk. Melalui proses ini terjadi

    perubahan struktur mikro seperti pengurangan jumlah dan ukuran pori,

    pertumbuhan butir (grain growth), peningkatan densitas dan penyusutan

    (shrinkage).

    Alat-alat yang digunakan dalam proses sintering, contohnya:

    (a) (b)

    Gambar.3. (a) vacum sintering ; (b) furnace sintering

    B.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sintering

    Faktor-faktor yang mempengaruhi sintering adalah sebagai berikut.

    1. Ukuran partikel

    Partikel dengan ukuran yang kecil proses sinteringnya akan berlangsung

    dengan cepat dan membutuhkan tekanan serta temperature yang lebih rendah.

  • 2. Particle packing

    Meningkatnya Particle packing dapat meningkatkan hubungan antara partikel

    yang berdekatan dan densitasnya relative lebih rapat.

    3. Bentuk partikel

    Partikel dengan bentuk yang tidak beraturan mempunyai luas permukaan yang

    tinggi.

    (Schubert, J dan Husing, N., 2000)

    B.4. Aplikasi Sintering

    Sintering dapat digunakan untuk membuat keramik lantai. Dengan

    dilakukan proses sintering dapat meningkatkan ikatan pada partikel-partikelnya.

    Semakin tinggi suhu sintering, densitas keramik yang dihasilkan akan semakin

    meningkat.

    (Nurzal dan N, Eko Saputra., 2012)

    C. Annaeling

    C.1. Definisi

    Annealing adalah perlakuan panas terhadap material dengan memberikan

    panas dalam jangka waktu hingga tercapai temperatur seragam pada sedikit diatas

    temperatur rekristalisasi, kemudian didinginkan dengan lambat (Callister, 2007).

    Tujuan utama proses annealing ialah melunakan, menghaluskan butir kristal,

    meningkatkan keuletan dan mengurangi tegangan dalam yang menyebabkan

    material berperilaku getas.

    C.2. Proses yang terjadi pada Annaeling

    Proses annealing adalah sebagai berikut:

    1 Benda kerja dimasukan kedalam tungku pemanas atau kotak baja yang di isi

    dengan terak / pasir yang dipanaskan.

    2 Panaskan pada temperatur tertentu selama waktu tertentu.

    3 Setelah cukup waktunya benda kerja dikeluarkan dari tungku panas tersebut.

    4 Benda kerja didinginkan dengan perlahan-lahan.

    C.3. Tipe-tipe annealing

    Proses annealing terdiri dari beberapa tipe:

  • 1 Full annealing

    Full annealing merupakan proses perlakuan panas yang bertujuan untuk

    melunakkan logam yang keras sehingga mampu dikerjakan dengan mesin.

    Proses ini banyak dilakukan pada baja medium. Proses ini dilakukan dengan

    cara memanaskan material baja pada temperatur 15-40C di atas temparatur A3

    atau A1 tergantung kadar karbonnya. Pada temperatur tersebut pemanasan

    ditahan untuk beberapa lama hingga mencapai kesetimbangan. Selanjutnya

    material didinginkan dalam dapur pemanas secara perlahan-lahan hingga

    mencapai temperatur kamar. Struktur mikro hasil full annealing berupa pearlit

    kasar yang relatif lunak dan ulet.

    Gambar 4. Diagram kesetimbangan besi karbon menunjukan daerah temperatur untuk full annealing

    2 Isotermal Annaeling

    Isotermal annealing dikembangkan dari diagram TTT. Jenis proses ini

    digunakan untuk melunakan baja-baja sebelum dilakukan proses pemesinan. Proses

    ini terdiri dari austenisasi pada temperatur anilnya (full annealing) kemudian diikuti

    dengan pendinginan yang relatif cepat sampai ke temperatur 50-600C dibawah

    garis A1 (menahan secara isotermal pada daerah perit). Penahanan baja pada

    temperatur tersebut untuk jangka waktu tertentu menyebabkan timbulnya

    penguraian austenit menjadi strutur yang optimal untuk dimesin. Setelah

  • transformasi berlangsung, baja kemudian didinginkan didalam tungku atau di udara

    atau bahkan didinginkan dengan cepat.

    Gambar 5. Diagram isotermal annealing

    3 Spheroidized Annealing

    Proses ini ditujukan agar karbida-karbida yang berbentuk lamelar pada

    perlit dan sementit sekunder menjadi bulat. Disamping itu, perlakuan ini ditunjukan

    mendeformasikan struktur seperti martensit, trostit, dan sorbit dan sebagainya yang

    merupakan hasil akhir dari proses quench.

    Gambar 6. Diagram kesetimbangan besi karbon menunjukan daerah temperatur untuk spheroidized anneling

    Tujuan dari spheroidized annealing adalah untuk memperbaiki mampu

    mesin dan mempebaiki mampu bentuk. Sebagai contoh mampu mesin baja

  • perkakas karbon tinggi sangat baik jika strukturnya sperodisasi. Semua jenis baja

    perkakas paduan, termasuk kelas karbida maupun baja untuk bantalan harus

    memiliki kondisi sperodisasi agar hasil pemesinannya baik.

    C.4. Aplikasi Annaeling

    Contoh aplikasi annealing yaitu pengurangan sifat retak dan keras dari bilah

    perunggu gamelan dengan proses annealing. Annaeling dapat memperbaiki cacat

    pada struktur Kristal bilah perunggu sehingga diperoleh bahan yang mempunyai

    struktur kristal yang baik tanpa cacat. Begitu juga dengan kekerasannya, melalui

    proses annaeling sifat keras perunggu menurun, hal ini dikarenakan terjadinya

    pelunakan pada proses annealing yang terlihat pada foto struktur mikronya yang

    mengalami proses rekristalisasi dan pertumbuhan butir.

    (Sukoco, 2011)

  • PENUTUP

    A. Simpulan

    1. Perbedaan kalsinasi, sintering dan annealing

    Kalsinasi Sintering Annealing

    proses perlakuan panas

    terhadap bijih agar terjadi

    dekomposisi dari

    senyawa yang berikatan

    secara kimia dengan

    bijih, dan mengubah

    suatu senyawa karbon

    menjadi senyawa oksida

    yang sesuai dengan

    keperluan pada proses

    selanjutnya

    perlakuan panas pada

    suatu agregat serbuk

    pada suhu tinggi

    hingga melebihi titik

    leburnya atau dibawah

    suhu leleh dan dalam

    bentuk padat untuk

    membentuk fasa

    tertentu

    perlakuan panas

    terhadap material

    dengan memberikan

    panas hingga tercapai

    temperatur sedikit

    diatas temperatur

    rekristalisasi,

    kemudian didinginkan

    dengan lambat

    2. Proses-proses yang terjadi:

    Kalsinasi Sintering Annaeling

    1. Pelepasan air bebas 2. Pelepasan gas 3. Pembentukan

    struktur kristal pada suhu tinggi

    1. Ikatan mula antar partikel serbuk

    2. Tahap pertumbuhan leher

    3. Tahap penutupan saluran pori.

    4. Tahapan pembulatan pori

    5. Tahap penyusutan 6. Tahap pengkasaran

    pori

    1. Benda kerja dimasukan kedalam tungku pemanas atau kotak baja yang di isi dengan terak / pasir yang dipanaskan.

    2 Panaskan pada temperatur tertentu selama waktu tertentu.

    3 Setelah cukup waktunya benda kerja dikeluarkan dari tungku panas tersebut.

    4 Benda kerja didinginkan dengan perlahan-lahan.

    3. Prinsip Dasar Kalsinasi

    Pada prakteknya, tekanan uap air di dalam konsentrat harus lebih besar

    dari tekanan atmosfir agar kecepatan penguapan dapat berlangsung lebih cepat.

    Ini adalah prinsip kalsinasi

  • 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses sintering yaitu:

    1. Ukuran partikel

    2. Berbentuk partikel

    3. Packing material

    5. Tipe-tipe proses annealing:

    1. Full Annaeling

    2. Spheroidized Annealing

    3. Isoterm Annaeling

    6. Contoh aplikasi

    Kalsinasi Sintering Annaelig

    Proses kalsinasi dolomit

    lamongan untuk

    pembuatan Ca-Mg

    oksida sebagai bahan

    baku Ca-Mg presipitat.

    Ca-Mg oksida ini dapat

    digunakan dalam

    berbagai bidang industri

    sebahai bahan pengisi

    dalam industri kertas

    dan plastik, bahan

    adhesive, bahan

    farmasi dan lain

    sebagainya

    Sintering dapat digunakan

    untuk membuat keramik

    lantai. Dengan dilakukan

    proses sintering dapat

    meningkatkan ikatan

    pada partikel-partikelnya.

    Semakin tinggi suhu

    sintering, densitas

    keramik yang dihasilkan

    akan semakin meningkat.

    pengurangan sifat retak

    dan keras dari bilah

    perunggu gamelan

    dengan proses

    annealing. Annaeling

    dapat memperbaiki cacat

    pada struktur melalui

    proses annaeling sifat

    keras perunggu

    menurun, hal ini

    dikarenakan terjadinya

    pelunakan pada proses

    annealing yang terlihat

    pada foto struktur

    mikronya yang

    mengalami proses

    rekristalisasi dan

    pertumbuhan butir.

    B. Saran

    1. Perlu adanya informasi yang lebih lengkap lagi tentang proses-proses

    pemanasan pada suhu tinggi.

    2. Referensi yang dikaji harus jelas dan akurat.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Callister, Jr, William D. (2007) Materials Science and Engineering An Introduction Seven Edition , John Wiley and Sons, Inc, United States of America.

    Febriana, Eni. 2011. Kalsinasi Dolomit Lamongan Untuk Pembuatan Kalsium-

    Magnesium Oksida Sebagai Bahan Baku Kalsium-Magnesium Karbonat Presipitat. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.

    Hirschhorn, H. H. 1989. Handbook of Fish Disease. TFH Publication. United

    StatesOf America. 160 P. Indiani, E. dan Umiati, A.K. 2009. Keramik Porselen Berbasis Feldspar Sebagai

    Bahan Isolator Listrik. Semarang: Universitas Diponegoro. James, S. R. 1988. Introduction to The Principles of Ceramics Processing. John

    Wiley&Son. Inc. Singapore.

    Nurzal dan N, Eko Saputra. 2012. Pengaruh Komposit Fly Ash dan Suhu Sinter Terhadap Densitas Pada Manufacture Keramik Lantai. Jurnal Teknik Mesin Vol.2, No.1. halaman 35-40.

    Randall M. German, 1991. Fundamentals of Sintering Engineered Materials Handbook, ed. By Samuel J.Schneider, Jr. Vol.4, 260-270, ASM International Handbook Committee USA.

    Schubert, J dan Husing, N., 2000. Synthesis of Inorganic materials. New York:

    WILLEY-VCH. Sukoco. 2011. Annaeling Pada Bilah Perunggu Gamelan Untuk Mengurangi Sifat

    Retak dan Keras. Jurnal Kompensasi Teknik Vol.2, No.2.

    Suryana, N.A. 1996. Proses Teknologi Pembua Tan P Aduan Logam Zirkonium (Zircaloy) Dengan Metoda Metalurgi Serbuk. Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir PEEN.BArAN. Jakarta 18-19Maret 1996.

    http://kusnantomukti.blog.uns.ac.id/2012/10/perlakuan-panas-anealing-hidrolisis-

    pirolisis-kalsinasi/ http://www.slideshare.net/IrwinMaulana/isi-laporan-kalsinasi