Upload
mustika-dewi-ikhtiarianti
View
252
Download
16
Embed Size (px)
Citation preview
SINTESIS ASETANILIDA
DISUSUN OLEH :
1. MUSTIKA DEWI I.
2. RAHMAH RIZKI A.W.
3. ROHMAN ABDUHAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2013
I. JUDUL : SINTESIS ASETANILIDA
II. TUJUAN : Mahasiswa dapat memahami pembuatan asetanilida
III. DATA PENGAMATAN
No. Perlakuan Pengamatan
1. Memasukkan 10,25 ml anilin dan
10,75 ml asam asetat anhidrat dan
10,5 ml asam asetat glasial dan
0,05 gram serbuk Zn ke dalam
labu alas bulat.
• Warna awal =
- Anilin : oranye
- Asam asetat anhidrat : kekuningan
- Asam asetat glasial : bening
→ larutan : coklat kehitaman panas
• Warna campuran setelah
pemanasan = coklat kehitaman
• Warna campuran setelah
pendinginan = coklat muda
• Massa kertas saring = 0,54 gram
• Massa kertas saring+asetanilida =
8,06 gram
• Massa asetanilida =
8,06 gram – 0,54 gram
= 7,52 gram
2. Merangkai alat, kemudian
merefluks selama 30 menit
3. Menuang campuran yang telah
direfluks ke dalam gelas beker,
lalu disaring kemudian dituang
lagi ke dalam gelas beker dan
dimasukkan ke dalam penangas
berisi air es sambil diaduk hingga
terbentuk endapan.
4. Mencuci endapan yang terbentuk
dengan akuades , lalu menyaring
dengan corong buchner, kemudian
dikeringkan di eksikator hingga
kering lalu ditimbang.
IV. PEMBAHASAN
Percobaan ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami pembuatan
asetanilida.
Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang
digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin
digantikan dengan satu gugus asetil. Asetanilida berbentuk butiran berwarna putih
tidak larut dalam minyak parafin dan larut dalam air dengan bantuan kloral
anhidrat. Asetanilida mempunyai rumus molekul C6H5NHCOCH3 dam berat
molekul 135,16. Kegunaan asetanilida diantaranya, yaitu sebagai bahan baku
pembuatan obat-obatan, sebagai zat awal pembuatan penicilium, bahan pembantu
dalam industri cat dan karet, bahan intermediet pada sulfan dan asetal klorida.
Prinsip dasar percobaan ini adalah pemunculan gugus pelindung dalam
reaksi pembuatan asetanilida. Gugus pelindung diperlukan jika dalam suatu
senyawa terdapat lebih dari satu gugus fungsional yang mempunyai reaktivitas
sama/sedikit berbeda terhadap suau reaksi. Tetapi yang kita kehendaki hanya satu
gugus fungsi saja yang bereaksi dengan suatu pereaksi tertentu. Untuk tetap
mempertahankan gugus fungsional yang lain maka dilakukan langkah
perlindungan (proteksi) terhadap gugus fungsional tersebut. Gugus pelindung
digunakan untuk menjamin keselektifan reaksi dalam suatu reaksi yang
mengandung lebih dari satu gugus fungsional.
Reaksi-reaksi pada percobaan ini tidak langsung memberikan contoh
pemakaian gugus pelindung tetapi menyajikan reaksi umum tentang perubahan
gugus fungsional yang biasanya terlihat sebagai gugus pelindung. Pemiliohan
gugus fungsional yang digunakan sebagai gugus pelindung sangat bergantung
pada target molekul yang diinginkan dengan mempertahankan reaktivitas gugus
pelindung terhadap pereaksi maupun sistem reaksi.
Dalam suatu sintesis, lazim digunakan senyawa dengan lebih dari satu
gugus fungsi. Pada saat gugus fungsi satu berfungsi sebagai gugus pusat reaksi,
gugus yang lain dibiarkan untuk kemudian digunakan lagi. Syarat gugus
pelindung yang baik adalah :
1. Mudah dimasukkan dan dihilangkan
2. Resistem terhadap reagen yang akan menyerang gugus fungsional yang
tidak terlindungi
3. Sedapat mungkin resisten terhadap varietas yang luas terhadap reagen lain.
Gugus pelindung yang umum digunakan :
Prinsip kerja pembuatan asetanilida melalui sintesis ini dilakukan dengan
memasukkan 10,25 ml anilin, 10,75 ml asam asetat anhidrat, 10,5 ml asam asetat
glosial, dan 0,09 gram serbuk Zn ke dalam labu atas bulat. Merangkai alat,
kemudian merefluks campuran selama kurang lebih 30 menit . Menuang
campuran setelah direfluks kedalam gelas beker, lalu disaring kemudian
dituanglagi ke dalam gelas beker dan dimasukan kedalam penangas berisi air es
sambil diaduk hingga terbentuk endapan, mencuci endapan yang terbentuk dengan
akuades lalu menuang dengan corong buchner, kemudian dikeringkan dieksikator
hingga kering lalu ditimbang.
Pertama, 10,25 ml anilin yang berwarna orange, ditambah 10,75ml asam
asetatanhidrat yang berwarna kekuningan, ditambah 10,5 ml asam asetat glasial
yang berwarna bening dituangkan satu per satu secara perlahan-lahan melalui
dinding labu alas bulat, karena pada saat penambahan asam asetat anhidrat timbul
gas dan juga panas, hal ini menunjukan bahwa raksi yang terjadi adalah reaksi
eksoterm, yaitu reaksi yang membebaskan energi atau panas sehingga lingkungan
menjadi panas. Kemudian ditambahkan 0,05 garam sebuk Zn kedalam labu atas
bulat. Campuran yang terbentuk berwarna coklat kehitaman dan panas kemudian
direfluks kurang lebih 30 menit, setelah direfluks warna campuran menjadi coklat
kehitaman. Kemudian campuran hasil refluks dituang kedalam gelas beker lalu
disaring kemudian dimasukan kedalam penangas berisi es batu sambil diaduk
untuk mempercepat proses pendinginan. Sedangkan fungsi es batu adalah
membantu proses pendinginan agar terbentuknya kristal. Setelah didinginkan
larutan menjadi coklat muda. Kristal yang dihasilkan disaring dengan corong
buchner yang didalamnya sudah diletakkan kertas saring, lalu kristal dicuci
dengan akuades kemudian dikeringkan di dalam eksikator, warna kristal yang
dihasilkan putih kecoklatan dengan massa 8,06 gram - 0,54 gram = 7,54 gram.
Kristal dimasukan dalam eksikator bertujuan untuk mengikat molekul air yang
masih terikat pada kristal.
Reaksi yang terjadi dalam pembuatan asetanilida =
Dari reaksi diatas dapat diketahui bahwa asam asetat glasial tidak ikut
dalam reaksi. hal ini dikarenakan asam asetat glasial berfungsi sebagai gugus
pelindung sesuai dengan teori, bahwa dalam suatu sintesis digunakan senyawa
lebih dari satu gugus fungsi oleh karena itu dalam percobaan ini digunakan asam
asetat anhidrat dan asam asetat glasial pada percobaan ini asam asetat anhidrat
berfungsi sebagai pusat reaksi untuk suatu reaksi. Yang mana tujuan reaksi
substitusi gugus (H3CO-) terhadap gugus N dari anilin. Fungsi penambahan
akuades adalah untuk menghilangkan asam asetat yang masih bercampur dengan
asetanilida. Fungsi dari asam asetat anhidrat adalah sebagai pelarut dan sebagai
zat penyerap yang ada dalam anilin, sehingga anilin bebas dari air. Serbuk Zn
berfungsi sebagai katalis.
Prinsip refluks adalah penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan
cara sample dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan
penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi pada kondensor
lalu menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju
labu alas bulat demikian seterusnya berlangsung secara berkelanjutan sampai
penyarian yang terakhir.
Mekanisme reaksi pada percobaan:
Dari percobaan diperoleh =
- Massa kertas saring = 0,54 gram
- Massa kertas saring+asetanilida = 8,06 gram
- Massa asetanilida = 8,06 gram – 0,54gram = 7,52 gram
- Warna asetanilida = kristal putih kecoklatan