13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Proses penyampaian energy listrik dari pembangkit ke konsumen, tenaga l harus melalui beberapa sistem terlebih dahulu. istem ini dibuat aga tenaga listrik dapat sampai ke konsumen dengan kualitas listrik yang baik, am tidak banyak tenaga listrik yang hilang. etiap pembangkit pasti memiliki gar untuk menaikkan tegangan dari pembangkit ke sistem tranmisi. !u"uan dari pena tegangan ke sistem tranmisi atau sistem tegangan tinggi adalah untuk menguran listrik yang hilang dan untuk penghematan biaya anggaran. etelah ma tranmisi tenaga listrik akan disalurkan ke sistem distriibusi sebelum di salu ke konsumen. istem operasi tenaga listrik ini diperlukan banyak peralatan untuk men"aga p tenaga listrik. #asing$masing peralatan memiliki %ungsinya sendiri dalam sist tenaga listrik. ekarang ini sudah banyak peralatan yang beker"a se&ara otomatis, sehingga alat tersebut bisa mendeteksi sendiri apabila ada gangguan. Bahkan a peralatan yang bisa merespon sendiri kondisi beban sehingga sistem dapat beker"a menyesuaikan kondisi beban yang berubah$ubah setiap 'aktu. Dengan semakin ma" ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi tentunya "uga berdampak pada tekn yang digunakan dalam peralatan sistem pendistribusian tenaga listrik. mempunyai banyak %a&tor yang akan mempengaruhi "aringan listrik. (akt dapat berasal dari si%at bahan yang dipakai, dari si%at peralatan tersebut te bisa "uga karena %a&tor &ua&a yang mempengaruhi perubahan pada peralatan. elain sistem penyampaian tenaga listrik, yang tidak kalah pentingny adalah s pentanahan. istem pentanahan dalam "aringan diperlukan untuk keamanan tersebut sehingga tidak ter"adi hal yang tidak diinginkan dalam sistem "aring )leh karena itu dalam makalah yang ber"udul *Peralatan dalam )perasi +aringan !ranmisi dan Distribusi penulis akan men"elaskan bagaimana tenaga listrik dapat disampaikan dan "uga peralatan pendukung untuk operasi tenaga listrik. B. BA!AAN #AALAH -. Bagaimana tenaga listrik dapat disalurkan dari pembangkit ke konsumen /. Apa sa"a peralatan yang dipakai dan %ungsinya dalam operasi "aringan tranmi distibusi 0. Apa yang dimaksud dengan sistem pentanahan 1. !U+UAN -. Untuk mengetahui proses penyampaian tenaga listrik dari pusat pemba konsumen /. Untuk mengetahui %ungsi peralatan yang dipakai dalam "aringan tranmisi dan 0. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem pentanahan dalam tranmisi dan distribusi

makalah sotl fajar.docx

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangDalam Proses penyampaian energy listrik dari pembangkit ke konsumen, tenaga listrik harus melalui beberapa sistem terlebih dahulu. Sistem ini dibuat agar sistem operasi tenaga listrik dapat sampai ke konsumen dengan kualitas listrik yang baik, aman, dan tidak banyak tenaga listrik yang hilang. Setiap pembangkit pasti memiliki gardu induk untuk menaikkan tegangan dari pembangkit ke sistem tranmisi. Tujuan dari penaikkan tegangan ke sistem tranmisi atau sistem tegangan tinggi adalah untuk mengurangi tenaga listrik yang hilang dan untuk penghematan biaya anggaran. Setelah masuk ke sistem tranmisi tenaga listrik akan disalurkan ke sistem distriibusi sebelum di salurkan kembali ke konsumen.

Sistem operasi tenaga listrik ini diperlukan banyak peralatan untuk menjaga penyampaian tenaga listrik. Masing-masing peralatan memiliki fungsinya sendiri dalam sistem operasi tenaga listrik. Sekarang ini sudah banyak peralatan yang bekerja secara otomatis, sehingga alat tersebut bisa mendeteksi sendiri apabila ada gangguan. Bahkan ada juga peralatan yang bisa merespon sendiri kondisi beban sehingga sistem dapat bekerja menyesuaikan kondisi beban yang berubah-ubah setiap waktu. Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi tentunya juga berdampak pada teknologi yang digunakan dalam peralatan sistem pendistribusian tenaga listrik. Peralatan ini mempunyai banyak factor yang akan mempengaruhi jaringan listrik. Faktor tersebut dapat berasal dari sifat bahan yang dipakai, dari sifat peralatan tersebut terhadap lisrik, bisa juga karena factor cuaca yang mempengaruhi perubahan pada peralatan.

Selain sistem penyampaian tenaga listrik, yang tidak kalah pentingny adalah sistem pentanahan. Sistem pentanahan dalam jaringan diperlukan untuk keamanan jaringan tersebut sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dalam sistem jaringan listrik. Oleh karena itu dalam makalah yang berjudul Peralatan dalam Operasi Jaringan Tranmisi dan Distribusi penulis akan menjelaskan bagaimana tenaga listrik dapat disampaikan dan juga peralatan pendukung untuk operasi tenaga listrik.

B. BATASAN MASALAH1. Bagaimana tenaga listrik dapat disalurkan dari pembangkit ke konsumen?2. Apa saja peralatan yang dipakai dan fungsinya dalam operasi jaringan tranmisi dan distibusi? 3. Apa yang dimaksud dengan sistem pentanahan?C. TUJUAN1. Untuk mengetahui proses penyampaian tenaga listrik dari pusat pembangkit ke konsumen2. Untuk mengetahui fungsi peralatan yang dipakai dalam jaringan tranmisi dan ditribusi3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem pentanahan dalam jaringan tranmisi dan distribusi

BAB IIISI

A. Proses Penyampaian Tenaga Listrik

Tenaga Listrik di Indonesia di hasilkan dari pembangkit listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG , PLTGU, PLTPB, PLTD, ada juga pembangkit kecil seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro dan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah. Pembangkit dengan daya kecil biasanya hanya untuk mensupali tenaga listrik di sekitar pembangkit itu saja, Sedangkan pembangkit-pembangkit besar yang digunakan untuk mensuplai tenaga listrik dalam skala besar dalam memenuhi kebutuhan listrik suatu negara khususnya untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Listrik yang biasa kita pakai sebenarnya telah melewati banyak proses panjang mulai dari perubahan energy mekanik turbin di pembangkit dan diubah menjadi energi listrik oleh generator di pembangkit, melewati puluhan kilometer sistem transmisi dan distribusi sebelum sampai ke pusat-pusat beban hingga akhirnya listrik dapat tersalurkan ke rumah kita/ konsumen. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit tidak semuanya masuk ke sistem transmisi karena dalam pusat pembangkit juga memerlukan tenaga listrik untuk penerangan, alat control, dan peralatan lain yang dibutuhkan di pembangkit. Biasanya pada pembangkit menggunakan auxallary trafo atau trafo pemakaian sendiri untuk menurunkan tegangan dari pusat pembangkitan sebelum digunakan.

Gambar diatas adalah single line dari proses penyampaian tenaga listrik dari pusat pembangkit sampai ke pusat-pusat beban (Gardu Induk Distribusi). Listrik yang dihasilkan oleh pembangkit biasanya hanya memiliki tegangan sekitar 11-16KV saja, sehingga tegangan tersebut perlu untuk dinaikkan ke tegangan tinggi. Tegangan sistem tranmisi di Indonesia yang umum digunakan adalah 500KV dan 150KV. Tegangan 500KV bisaa disebut juga tegangan ekstra tinggi. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi atau disebut juga SUTET adalah sistem Tranmisi untuk tegangan 500KV.

Untuk menaikkan tegangan dari pembangkit ke sistem tranmisi dapat menggunakan trafo step up. Trafo Step Up adalah trafo yang memiliki kumparan sekunder lebih banyak daripada kumparan primer nya, sehingga Trafo memiliki tegangan keluaran yang lebih tinggi. Jenis trafo step up yang dipakai tergantung dengan tegangan masukkan dari pembangkit dan sistem tranmisi yang akan digunakan.

Setelah melewati sistem transmisi maka tenaga listrik akan memasuki saluran distribusi. Untuk menurunkan tegangan dari transmisi ke distribusi dapat menggunakan trafo step down. Prinsip kerja nya berkebalikan dengan trafo step up, apabila trafo step up menaikkan tegangann dari pembangkit ke sistem transmisi, sedangkan trafo step down adalah menurunkan tegangan dari sistem transmisi ke sistem distribusi.

Tenaga listrik dari jaringan transmisi tidak langsung di salurkan ke sistem distribusi setelah tegangan diturunkan. Penurunan tegangan tinggi ke tegangan menengah oleh trafo step down biasanya dilakukan di gardu induk. Gardu induk adalah suatu instalasi yang terdiri dari peralatan listrik yang berfungsi untuk :1. Transformasi tenaga listrik tegangan tinggi yang satu ke tegangan tinggi yang lainnya atau ke tegangan menengah.2. Pengukuran, pengawasan operasi serta pengaturan pengamanan dari sistem tenaga listrik.3. Pengaturan daya ke gardu gardu induk lain melalui tegangan tinggi dan gardu gardu distribusi melalui feeder tegangan menengah.

Dari Jaringan Tegangan Tinggi (JTT) ke Jaringan Tegangan Menengah (JTM), dan selanjutnya ke Jaringan Tegangan Rendah (JTR) diteruskan ke konsumen.

Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik secara keseluruhan, sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Pada umumnya sistem distribusi tenaga listrik di Indonesia terdiri atas beberapa bagian, sebagai berikut Gardu Induk (GI) Saluran Tegangan Menengah (TM)/ Distribusi Primer Gardu Distribusi (GD) Saluran Tegangan Rendah (TR)

Peralatan dan fasilitas penting yang menunjang untuk kepentingan pengaturan distribusi tenaga listrik yang ada di Gardu Induk adalah :a. Lighting Arresterbiasa disebut dengan Arrester dan berfungsi sebagai pengaman instalasi (peralatan listrik pada instalasi Gardu Induk) dari gangguan tegangan lebih akibat sambaran petir (ligthning Surge) maupun oleh surja hubung ( Switching Surge ). b. Transformator Instrumen atau transformator ukurUntuk proses pengukuran digardu induk diperlukan tranformator instrumen. Tranformator instrument ini dibagi atas dua kelompok yaitu:- Transformator Tegangan PT, adalah trafo satu fasa yang menurunkan tegangan tinggi menjadi tegangan rendah yang dapat diukur dengan Voltmeter yang berguna untuk indikator, relai dan alat sinkronisasi.

- Transformator arus CT, digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya ratusan amper lebih yang mengalir pada jaringan tegangan tinggi. Jika arus yang mengalir pada tegangan rendah dan besarnya dibawah 5 amper, maka pengukuran dapat dilakukan secara langsung sedangkan untuk arus yang mengalir besar, maka harus dilakukan pengukuran secara tidak langsung dengan menggunakan trafo arus (sebutan untuk trafo pengukuran arus yang besar). Disamping itu trafo arus berfungsi juga untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh dan rele proteksi.

- Transformator Bantu (Auxilliary Transformator), trafo yang digunakan untuk membantu beroperasinya secara keseluruhan gardu induk tersebut. Dan merupakan pasokan utama untuk alat-alat bantu seperti motor-motor listrik 3 fasa yang digunakan pada motor pompa sirkulasi minyak trafo beserta motor motor kipas pendingin. Yang paling penting adalah sebagai pemasok utama sumber tenaga cadangan seperti sumber DC, dimana sumber DC ini merupakan sumber utama jika terjadi gangguan dan sebagai pasokan tenaga untuk proteksi sehingga proteksi tetap bekerja walaupun tidak ada pasokan arus AC.

Transformator bantu sering disebut sebagai trafo pemakaian sendiri sebab selain fungsi utama diatas, juga digunakan untuk penerangan, sumber untuk sistim sirkulasi pada ruang baterai, sumber pengggerak mesin pendingin (Air Conditioner) karena beberapa proteksi yang menggunakan elektronika/digital diperlukan temperatur ruangan dengan temperatur antara 20C -28C.

Untuk mengopimalkan pembagian sumber tenaga dari transformator bantu adalah pembagian beban yang masing-masing mempunyai proteksi sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Juga diperlukan pembagi sumber DC untuk kesetiap fungsi dan bay yang menggunakan sumber DC sebagai penggerak utamanya. Untuk itu disetiap gardu induk tersedia panel distribusi AC dan DC.

c. Sakelar Pemisah (PMS) atau Disconnecting Switch (DS)Berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi lain yang bertegangan. PMS ini boleh dibuka atau ditutup hanya pada rangkaian yang tidak berbeban. Mengenai Sakelar pemisah akan dibahas pada postingan selanjutnya.

d. Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB)Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan rangkaian pada saat berbeban (pada kondisi arus beban normal atau pada saat terjadi arus gangguan). Pada waktu menghubungkan atau memutus beban, akan terjadi tegangan recovery yaitu suatu fenomena tegangan lebih dan busur api, oleh karena itu sakelar pemutus dilengkapi dengan media peredam busur api tersebut, seperti media udara dan gas SF6.e. Sakelar PentanahanSakelar ini untuk menghubungkan kawat konduktor dengan tanah / bumi yang berfungsi untuk menghilangkan/mentanahkan tegangan induksi pada konduktor pada saat akan dilakukan perawatan atau pengisolasian suatu sistem. Sakelar Pentanahan ini dibuka dan ditutup hanya apabila sistem dalam keadaan tidak bertegangan (PMS dan PMT sudah membuka)f. KompensatorKompensator didalam sistem Penyaluran tenaga Listrik disebut pula alat pengubah fasa yang dipakai untuk mengatur jatuh tegangan pada saluran transmisi atau transformator, dengan mengatur daya reaktif atau dapat pula dipakai untuk menurunkan rugi daya dengan memperbaiki faktor daya. Alat tersebut ada yang berputar dan ada yang stationer, yang berputar adalah kondensator sinkron dan kondensator asinkron, sedangkan yang stationer adalah kondensator statis atau kapasitor shunt dan reaktor shunt.

g. Peralatan SCADA dan TelekomunikasiData yang diterimaSCADA(Supervisory Control And Data Acquisition) interface dari berbagai masukan (sensor, alat ukur, relay, dan lain lain) baik berupa data digital dan data analog dan dirubah dalam bentuk data frekwensi tinggi (50 kHz sampai dengan 500 kHz) yang kemudian ditransmisikan bersama tenaga listrik tegangan tinggi. Data frekwensi tinggi yang dikirimkan tidak bersifat kontinyu tetapi secara paket per satuan waktu. Dengan kata lain berfungsi sebagai sarana komunikasi suara dan komunikasi data serta tele proteksi dengan memanfaatkan penghantarnya dan bukan tegangan yang terdapat pada penghantar tersebut. Oleh sebab itu bila penghantar tak bertegangan maka Power Line Carrier (PLC) akan tetap berfungsi asalkan penghantar tersebut tidak terputus. Dengan demikian diperlukan peralatan yang berfungsi memasukkan dan mengeluarkan sinyal informasi dari energi listrik di ujung-ujung penghantar.

h. Rele Proteksi dan Papan Alarm (Announciator)Rele proteksi yaitu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengamankan suatu peralatan listrik saat terjadi gangguan, menghindari atau mengurangi terjadinya kerusakan peralatan akibat gangguan dan membatasi daerah yang terganggu sekecil mungkin. Kesemua manfaat tersebut akan memberikan pelayanan penyaluran tenaga listrik dengan mutu dan keandalan yang tinggi. Sedangkan papan alarm atau announciator adalah sederetan nama-nama jenis gangguan yang dilengkapi dengan lampu dan suara sirine pada saat terjadi gangguan, sehingga memudahkan petugas untuk mengetahui rele proteksi yang bekerja dan jenis gangguan yang terjadi.

i. Busbar dan rel

Gardu induk akan menerima daya dari saluran transmisi kemudian menyalurkannya melalui saluran distribusi primer menuju gardu distribusi.

Sistem jaringan distribusi terdiri dari dua buah bagian yaitu jaringan distribusi primer dan jaringan distribusi sekunder. Sistem distribusi primer merupakan bagian dari sistem distribusi yang berfungsi untuk menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari pusat suplai daya besar (Bulk Power Source) atau disebut gardu induk ke pusat pusat beban. Sistem distribusi primer atau sistem distribusi tegangan menengah tersususn oleh penyulang utama (main feeder) dan penyulang percabangan (lateral). Jaringan distribusi di Indonesia adalah jaringan distribusi bertegangan 20 KV. Tegangan tersebut kemudian diturunkan oleh transformator distribusi pada gardu distribusi menjadi tegangan rendah (220 atau 380 volt) untuk selanjutnya disalurkan ke konsumen melalui saluran distribusi sekunder. Sistem distribusi sekunder merupakan bagian dari sistem distribusi, yang bertugas mendistribusikan tenaga listrik secara langsung dari trafo distribusi ke pelanggan. Jaringan distribusi sekunder di Indonesia adalah jaringan distribusi bertegangan 220/380 Volt.

B. Peralatan dan Komponen pada Sistem Transmisi dan Distribusi

Untuk mendistribusikan listrik dari pusat pembangkit ke konsumen tentunya memerlukan banyak peralatan penunjang agar listrik dapat terdistribusi dengan baik dan menjangkau seluruhnya. Peralatan penunjang itu dapat berupa komponen-komponen peralatan listrik, isolator, pengaman, penghantar, sampai tiang dan tower untuk menggantungkan peralatan tersebut. Berikut ini adalah peralatan dan komponen listrik yang digunakan pada jaringan transmisi dan distribusi :

1. Tiang/Tower ListrikTianglistrikpadajaringandistribusidigunakanuntuksaluranudara (overheadline)sebagaipenyanggakawatpengantaragarpenyalurantenaga listrikkekonsumenataupusatpusatbebandapatdisalurkandenganbaik. Ada beberapa jenis tiang yang digunakan untuk menyangga penghantar pada jaringan distribusi :a. Tiang KayuTiangkayubanyakdigunakansebagaipenyanggajaringan karenakonstruksinyayangsederhanadanbiayainvestasilebih murahbiladibandingkandengantiangjenisyanglain. Sealin itu kayu juga sebagai isolator yang paling baik. kayuuntukjaringandistribusi darijeniskayu:ulin(EusidiraxyloZwageri),kayujati(Tectona Grandis),kayurasamala(AltanghiaExelsaNovanla).b. Tiang Baja Konstruksi tower besi baja merupakan jenis konstruksi saluran transmisi tegangan tinggi (SUTT) ataupun saluran transmisi tegangan ekstra tinggi (SUTET) yang paling banyak digunakan di jaringan PLN, karena mudah dirakit terutama untuk pemasangan di daerah pegunungan dan jauh dari jalan raya, harganya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan penggunaan saluran bawah tanah serta pemeliharaannya yang mudah c. Tiang Beton bertulangTianginibanyak digunakanuntukmendistribusikantenagalistrikdidaerah pedesaandandaerahterpencilatauditempat-tempatyangsulit dicapai. Karena tiang beton bertulang dapat di buat di tempat tiang itu berdiri. Tiang beton bertulang mempunyai umur yang lebih panjang karena perwatannya sangat sederhana, tetapi tiang ini mempunyai ukuran dan berat yang besar dan mempunyai kelemahan akan hancur bila di tabrak kendaraan d. Tiang beton praktekanJenistianginilebihmahaldari tiangbetonbertulan Pemasangannyalebihsulitdibandingkandengantiangkayu karenasangatberat.Tiangbetonbertulangmemilikiumuryang sangatpanjangdengan perawatanyangsangat sederhana.Tiangjenisinitidakperludicatuntukpengawetannya,karena tidakakanberkarat.Kelemahanjenistianginicendrunghancur jikaterlanggarolehkendaraan 2. IsolatorIsolator adalah suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor atau penghantar dengan tiang listrik. Menurut fungsinya, isolator dapat ditinjau dari dua segi yaitu :a. Fungsi dari segi elektris : Untuk menyekat / mengisolasi antara kawat fasa dengan tanah dan kawat fasa lainnya.b. Fungsi dari segi mekanis : Menahan berat dari konduktor / kawat penghantar, mengatur jarak dan sudut antar konduktor / kawat penghantar serta menahan adanya perubahan pada kawat penghantar akibat temperatur dan angin.

Bahan yang digunakan untuk pembuatan isolator yang banyak digunakan pada sistem distribusi tenaga listrik adalah isolator dari bahan porselin / keramik dan isolator dari bahan gelas. Kekuatan elektris porselin dengan ketebalan 1,5 mm dalam pengujian memiliki kekuatan 22 sampai 28 kVrms/mm. Kekuatan mekanis dengan diameter 2 cm sampai 3 cm mampu menahan gaya tekan 4,5 ton/cm.Kegagalan kekuatan elektris sebuah isolator dapat terjadi dengan jalan menembus bahan dielektrik atau dengan jalan loncatan api (flashover) di udara sepanjang permukaan isolator. Kasus pertama dapat diatasi dengan cara memilih kualitas bahan isolator dan pengolahan/perawatan yang baik. Kasus ke dua dapat diatasi dengan memperbaiki tipe atau konstruksi dari isolatornya. Pada umumnya semua konstruksi isolator direncanakan untuk tegangan tembus yang lebih tinggi dari tegangan flashover, sehingga biasanya kekuatan elektrik isolator dikarakteristikan oleh tegangan flashovernya

Ada beberapa jenis konstruksi isolator dalam sistem distribusi, antara ain :a. Isolator gantung ( suspension type insulator )

b. Isolator jenis pasak ( pin type insulator )

c. Isolator jenis cincin

d. Isolator jenis post saluran ( line post type insulator )

3. PenghantarBahan-bahankawatpenghantaruntukjaringantenagalistrikbiasanyadipilihdarilogam-logamyangmempunyaikonduktivitasyangbesar,kerasdanmempunyaikekuatantarik(tensilestrenght)yangbesar,sertamemilikiberatjenisyangrendah.Jugalogamyangtahanakanpengaruhproseskimiadanperubahansuhusertamempunyaititikcairyanglebihtinggi.Untukmemenuhisyarat-syarattersebut,kawat penghantarhendaknyadipilihsuatulogamcampuran(alloy),yangmerupakanpercampurandaribeberapalogamyangdipadukanmenjadisatulogam.Darihasilcampuraninididapatkansuatukawatpenghantardengankekuatantarikdankonduktivitasyangtinggi.

Beberapa contoh penghantar yang digunakan yaitu :ACSR (Almunium Conductorn Steel Reinforced). Bagian dalam kawat berupa steel yang mempunyai kuat mekanik tinggi, sedangkan bagian luarnya mempunyai konduktifitas tinggi. Karena sifat electron lebih menyukai bagian luar kawat daripada bagian sebelah dalam kawat maka ACSR cocok dipakai pada SUTT/SUTETI. Untuk daerah yang udaranya mengandung kadar belerang tinggi dipakai jenis ACSR/AS, yaitu kawat steelnya dilapisi dengan almunium.TACSR (Thermal Almunium Conductor Steel Reinforced) yang mempunyai kapasitas besar tetapi berat kawat tidak mengalami perubahan yang banyak. Konduktor pada SUTT/SUTET merupakan kawat berkas (stranded) atau serabut yang dipilin, agar mempunyai kapasitas yang lebih besar dibanding kawat pejal.4. TrafoAlat listrik yang dapat memindahkan energi listrik dengan merubah tingkat tegangan dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lain melalui prinsip induksi magnetik tanpa merubah frekuensi.Pada system distribusi terdapat trafo satu fasa dan trafo 3 fasa. Trafo yang banyak digunakan adalah trafo 3 fasa karena system distribusi tenaga listrik di Indonesia kebanyakan menggunakan trafo 3 fasa. Berdasarkan jenis belitan transformator yang digunakan maka dalam sistem tenaga listrik terdapat dua macam jenis belitan antara lain:a. Belitan Delta

b. Belitan Bintang

5. ArresterAlat untuk melindungi isolasi terhadap sambaran petir atau tegangan transient yang tinggi. Dengan jalan mengalirkan arus denyut (surge current) ketanah serta membatasi Berlangsungnya arus ikutan (follow current) serta mengembalikan keadaan jaringan ke keadaan semula tanpa mengganggu sistem.

6. Rod GapAlat pengaman celah batang (rod gap) merupakan alat pengaman paling sederhana, yang terdiri dari dua batang logam dengan penampang tertentu.

7. Arching HornSambaran petir pada SUTT / SUTET merupakan suntikan muatan listrik. Suntikan muatan ini menimbulkan kenaikan tegangan pada SUTT / SUTET, sehingga pada SUTT / SUTET timbul tegangan lebih berbentuk gelombang impuls dan merambat ke ujung-ujung SUTT / SUTET. Tegangan lebih akibat sambaran petir sering disebut surja petir.Jika tegangan lebih surja petir tiba di GI, maka tegangan lebih tersebut akan merusak isolasi peralatan GI. Oleh karena itu, perlu dibuat alat pelindung agar tegangan surja yang tiba di GI tidak melebihi kekuatan isolasi peralatan GI. Alat pelindung yang paling sederhana adalah Arcing Horn (Sela batang). Arcing Horn berfungsi memotong tegangan impuls petir secara pasif (tidak mampu memadamkan follow current dengan sendirinya). Arcing Horn terpasang pada SUTT / SUTET terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu :1.Arcing horn sisi penghantar2.Arcing horn sisi towerSeperti halnya alat pengaman celah batang, alat pengaman tanduk api ini diletakkan dikedua ujung isolator gantung (suspension insulator) atau isolator batang panjang (long rod insulator). 8. PHBPHB adalah merupakan perlengkapan yang digunakan untuk membagi dan mengendalikan tenaga listrik. Komponen utama yang terdapat pada PHB diantaranya adalah : Sekring, pemutus tenaga, sakelar isolasi, alat dan instrument ukur (ampere meter dll), rel (bus-bar). Dalam PHB juga terdapat alat bantu berupa lampu indicator, tombol-tombol operasi, rangkaian dan komponen kontrol.Ukuran fisik maupun spesifikasi komponen-komponen teknis dari PHB ini sangat tergantung dari besarnya kapasitas PHB serta jumlah saluran masuk serta saluran keluar pada PHB tersebut.PHB dibuat berdasarkan standar PLN 188-3-1 : 1996 Perangkat hubung Bagi tegangan Rendah Gardu Distribusi.9. Fuse Cut OffFuse Cut Out (FCO)adalah sebuah alat pemutus rangkaian listrik yangberbeban pada jaringan distribusiyang bekerja dengan cara meleburkanbagian dari komponenya (fuse link) yang telah dirancang khusus dandisesuaikan ukurannya.10. RecloserRecloser ( Penutup Balik Otomatis / PBO ) pada dasarnya adalah pemutus tenaga yang dilengkapi dengan peralatan kontrol. Peralatan ini dapat merasakan arus gangguan dan memerintahkan operasi buka tutup kepada pemutus tenaga.11. Auto Voltage Regulator (AVR)Auto Voltage Regulator (AVR) merupakan auto transformer yang berfungsiuntuk mengatur/menaikan tegangan secara otomatis.Rangkaian dariregulator ini terdiri dariauto transformer penaik tegangan.12. Meter Expor-ImporMeter Kirim Terima disini berfungsi untuk mengetahui berapa kWH yang dikirim dan diterima antar UPJ. Pada Meter Ex-Im terdapat CT dan PT yang berfungsi untuk mentransformasikan tegangan dan arus dari yang lebih tinggi ke yang lebih rendah untuk proses pengukuran.13. Ground WireSama halnya dengan Arrester alat ini digunakan sebagai pengaman jaringan apabila terjadi sambaran petir. Tetapi dalam konstruksi pemasangannya berbeda dengan arrester. Ground wire di pasang di ujung atas tiang SUTM kemudian dihubungkan dengan konduktor pada tiang yang kemudian ditanam ke tanah menggunakan elektoda pembumian. Hal ini dimaksudkan apabila ada sambaran petir tidak mengenai jaringan SUTM karena pemasangannya di ujung atas tiang dan pembumiannya lebih efektif karena dipasang pada tiap tiang.