Upload
irwananwar
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 Makalah Sumber-Sumber Hukum Islam
1/11
Makalah
Sumber-Sumber
Hukum IslamUntuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Agama Islam.
TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS SURYAKANCANA CIANJUR
2012
Disusun Oleh:
NAMA : IRWAN ANWAR
NPM : 5520111125
KELAS : 11 IF C
7/23/2019 Makalah Sumber-Sumber Hukum Islam
2/11
1
I. PEDAHULUANSumber Islam adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan dasar aturan atau pedoman
agam Islam. Sumber hokum Islam yang utama adalah Al-Quran dan Al Hadits sebagai mana
hadits Rosulullah saw : Aku timggikan dua perkara yag jika kamu berpegang teguh
kepada keduanya tidak akan tersesat selamanya yaitu Al-Quran dan Al Hadits atau AsSunnah (H.R. Baihaqi).
Dalam Al-Quran banyak yang menyebutkan tentang akal, maka para ulama
menjadikan akal sebagai sumber hukum yang ketiga di dalam ajaran Islam. Hasil dari
akal inilah yaitu rayu yang pelaksanaannya adalah melalui ijtihad.
Untuk memahami sumber-sumber hukum Islam di atas akan dijabarkan secara
terinci mulai dari Al-Quran, Al Hadits atau As Sunnah dan Ijtihat serta bentuk-bentuknya.
II. PEMBAHASAN1. Al-Quran (sumber hukum Al-Quran)
1) Pengertian Al-Quran.Secara bahasa Al-Quran berarti bacaan (qiraah). Dalam hal ini Allah swt
berfirman :
Artinya : Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di
dadamu) dan membacakannya.
Apabila kami Telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.
(QS. Al-Qiyamah (75) : 17-18)
Adapun pengertian Al-Quran menurut istilah, yaitu Firman Allah swt, yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan lisan Arab. Merupakan
mukjijat dan telah ditulis dalam beberapa musaf, dimana samapai kepada
kita dengan jalur mutawakir. Membacanya merupakan sebuah ibadah
diawalai dengan Surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas.
2) Kandungan Al-Quran.Isi pokok kandungan Al-Quran dikelompokkan menjadi 5 perkara, yaitu :
a) Tauhid
Tauhid merupakan hukum tentang keyakinan. Dalam Al-Quran
mengandung tuntunan yang mengajarkan keimanan kepada Allah swt,
malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari Kiamat serta
beriman kepada Qada dan Qadar.
b) Ibadah
7/23/2019 Makalah Sumber-Sumber Hukum Islam
3/11
2
Hukum ibadah yang terkandung dalam Al-Quran antara lain ibadah shalat,
puasa, zakat dan haji. Ibadah merupakan hubungan manusia dengan
Tuhan. Ibadah adalah bukti bahwa manusia bersyukur atas anugerah
yang diberikan Allah kepadanya. Dengan ibadah akan memupuk rasa iman
kepada Allah swt.
c) Al Wadu Wal Waid
Artinya adalah jani dan ancaman. Melalui Al-Quran Allah telah berjanji
kepada manusia yang beriman kepada-Nya dan mengikuti semua petunjuk
Al-Quran akan memberikan pahala kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dan
sebaliknya Allah swt mengancam manusia yang mengingkari dan
melanggar ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh Al-Quran
dengan azab dan siksa yang pedih.
d) Petunjuk untuk memperoleh kebahagiaan
Dalam Al-Quran mengandung petunujuk-petunjuk yang dibutuhkan manusia
dalam interaksinya untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
e) Sejarah Umat Terdahulu
Al-Quran banyak mengisahkan sejarah kehidupan Nabi dan Rasul dalam
berdakwah, menegakkan agama Islam di tengah umatnya yang masih
jahiliyah. Selain itu Al-Quran juga mengisahkan sejarah orang-orang saleh
seperti Ashabul Kahfi, Lukman Hakim, sahabat-sahabat Rasulullah dansebagainya.
3) Kedudukan Al-Quran.Al-Quran merupakan sumber hukum utama dalam Islam. Semua tuntutan
dan larangan dalam Al-Quran harus ditatati oleh semua muslim dan
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Firman Allah swt :
Artinya : Maka berpegang teguhlah kamu kepada (agama) yang telah
diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus.
(QS. Az-Zukhruf (43) : 43).
Kandungan Al-Quran mencakup semua aspek kebutuhan manusia yang ada di
bumi ini, maka tidak satupun yang tertinggal. Al-Quran telah memberikn
dasar-dasar hukum. Hal ini terdapat dalam firman Allah swt :
Artinya : Tidak ada sesuatu pun yang kami luputkan di dalam kitab.
(QS. Al-Anam (6) : 38)
7/23/2019 Makalah Sumber-Sumber Hukum Islam
4/11
3
4) Ayat Al-QuranAyat menurut bahasa berarti tanda kekuasaan Allah. Ayat menurut istilah
merupakan bagian dari Al-Quran yang terdiri dari beberapa kata dan masing-
masing ayat dipisahkan dengan ayat lain menggunakan tanda pisah. Ayat
Al-Quran ada yang panjang dan ada yang pendek.
Macam-macam ayat Al-Quran ditinjau dari masa turunnya ada 2 macam,
yaitu ayatul Makkiyah dan ayatul Madaniyah.
a) Ayatul MakkiyahYaitu ayat Al-Quran yang diturunkan di kota Mekah, sebelum Nabi hijrah ke
Madinah. Ayatul Makiyah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Ayat-ayat pendek2. Berisi tentang aqidah akhlak3. Diawali dengan kalimat ( )4. Berisi janji dan ancamanContoh : surat dalam juz 30 (juz Amma)
b)Ayatul MadaniyahYaitu ayat Al-Quran yang diturunkan di Madinah, setelah Nabi hijrah.
Ayatul Madaniyah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. ayat-ayat panjang2. berisi tentang hukum kemasyarakatan+3. diawali dengan kalimat ( )Contoh : surat Al-Baqarah
2. Hadits dan Sunnah RasulHadits menurut bahasa artinya kabar atau baru. Adapun menurut istilah adalah
kegiatan/ perbuatan, ucapan atau ketetapan dari Nabi Muhammad saw.
Sebagian ulama berpendapata bahwa antara hadits dan sunnah mempunyai
pengertian yang sama. Namun sebagian mempunyai pendapat bahwa sunnah
hanya perilaku Nabi sedangkan hadits yaitu perkataan Nabi yang diriwayatkan
oleh seorang sahabat atau lebih dan hanya merekalah yang mengetahuinya serta
tidak menjadi sandaran atau malan umum. Semua perbuatan Nabi saw adalah atas
bimbingan Allah swt. Firman Allah swt :
Artinya :Seandainya ia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas
(nama) kami, Niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya.
Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. (QS. Al-Haqqah (69)
44-46)
1) Kedudukan dan Fungsi HaditsBeberapa kedudukan dan fungsi hadits antara lain :
7/23/2019 Makalah Sumber-Sumber Hukum Islam
5/11
4
a) Haditst berkedudukan sebagai sumber hukum Islam yang kedua setelahAl-Quran.
Hukum-hukum yang terdapat dalam hadits juga wajib ditaati oleh orang
muslim. Firman Allah swt :
Artinya: apa yang diberikan Rasulullah kepadamu, maka terimalah dia.
Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. (QS. Al-Hasyr (59):
7)
Dalam hadits Rasulullah disebutkan bahwa untuk menyelesaikan perkara
harus berpegang pada Allah dan sunnah Rasul. Sabda Rasullulah itu
adalah :
Artinya : Telah aku tinggalkan kepaadamu dua perkara yang kamu tidak
akan tersesat selama kamu berpegang kepada keduanya yaitu kitab Allahdan sunnah rasul-Nya. (HR. Malik dan Hakim)
Pada masa Rasulullah saw masih hidup, hadits belum dibukukan.
Setelah rasul wafat, hadits mulai dibukukan. Pada masa rasul hadits tidak
ditulis karena untuk menjaga agar tidak bercampur dengan Al-Quran.
Penulisan hadits mulai dilakukan pada masa Bani Ummayyah tepatnya
pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, kemudian disempurnakan pada
masa Khalifah Al Mansur.
b)
Hadits sebagai penjelas hukum-hukum yang ada di dalam Al-Quran
Dalam hal ini, hadits memiliki fungsi mencakup hal-hal sebagai berikut :
(1) Penjelasan terhadap hal-hal yang masih bersifat umum
(bayanu/mujmal). Misalnya hadits Nabi saw yang menjelaskan
pelaksanaan shalat, puasa, dan zakat secara detail dan sebagainya yang di
dalam Al-Quran keterangan hukumnya masih bersifat umum.
(2) Pembatas hal-hal yang masih global dalam Al-Quran (Taqyidul mutlaq).
Misalnya hadist Nabi yang menjelaskan batasan hukum potong tangan
bagi pencuri yaitu sampai batas pergelangan tangan. Hukum potong
tangan dalam Al-Quran hanya menerangkan perintah potong tangan
saja tanpa menyebutkan batasan secara rinci.
(3) Pengkhususan hal-hal yang masih bersifat umum hukumnya di dalam
Al-Quran (takshisulaim).
Misalnya hadits Nabi saw yang menerapkan secara detail hukum tentang
warisan (harta pusaka). Dalam Al-Quran tidak ditegaskan mengenai
perbedan agam antara anak dan orang tua yang sama-sama muslim.
7/23/2019 Makalah Sumber-Sumber Hukum Islam
6/11
5
(4) Hadits menetapkan hukum-hukum yang tidak terdapat dalam Al-Quran.
Misalnya diharamkannya memakai cincin, emas dan pakaian sutera bagi
kaum laki-laki.
(5) Hadits sebagai penguat hukum-hukum yang termaktul dalam Al-Quran.
Misalnya hadits Nabi saw berikut ini :
Artinya : Shalat itu tiang agam, maka barang siapa yang mendirikan
shalat berarti ia telah menegakkan agama dan barang siapa yang
meninggalkan berarti ia telah menghancurkan agama. (HR. Baihaqi)
Hadits diatas menguatkan firman Allah swt, yang menerangkan
kewajiban shalat bagi umat Islam, yaitu :
Artinya : Dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan) keji dan munkar.
c) Bentuk-bentuk haditsHadits terbagi menjadi 3 bentuk, yaitu hadits fikliyah, taqririyah, dan
qauliyah.
(1) Hadits fikliyah adalah hadits yang berdasarkan atas perbuatan yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad saw.
(2) Hadits qauliyah adalah hadits yang didasarkan pada ucapan dan
perkataan Nabi saw.
(3) Hadits taqririyah adalah hadits yang didasarkan pada ketetapan-
ketetapan Nabi saw. Sedangkan ketetapan yang dimaksud adalah suatu
perbuatan yang dilakukan oleh para sahabat dan Nabi saw juga melihatnya
akan tetapi Nabi diam saja atau menyetujuinya.
Dilihat dari segi kualitasnya, maka hadits dibagi menjadi 3 bagian, yaitu
:
(a) Hadits Sahih (hadits yang sah)
Yaitu hadits yang dapat dipakai sebagai landasan hukum. Hadits yang sahih
para perawinya bersambung sampai kepada Nabi saw, perawinya orang
yang taat beragama, kuat hafalannya dan isinya tidak bertentangan
dengan Al-Quran.
(b) Hadits Hasan (baik)
7/23/2019 Makalah Sumber-Sumber Hukum Islam
7/11
6
Yaitu hadits yang memenuhi persyaratan seperti perawinya semuanya
bersambungan, perawinya taat beragama, agak kuat hafalannya, tidak
bertentangan dengan Al-Quran dan tidak cacat di dalamnya.
(c) Hadits Daif (lemah)
Yaitu hadits yang tidak memenuhi kriteria persyaratan hadits hasan
apalagi shahih. Hadits daif tidak boleh dijadikan sebagai landasan
hukum.
Tingkatan hadits sahih, antara lain sebagai berikut :
a. Mutafaqalaih ( ), hadits yang disepakati oleh Bukhori Muslim,
menempati tingkatan yang paling tinggi.
b. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
c. Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim
d. Hadits yang diriwayatkan oleh ulama ahli hadits selain Bukhari
Muslim atas dasar syarat Bukhari Muslim
e. Hadits yang diriwayatkan oleh ulama besar hadits dengan syarat-syarat
Bukhari Muslim
f. Hadits yang disahihkan oleh ulama hadits selain Bukhari Muslim
3. Ijtihad
Ijtihad adalah berasal dari kata ijtihad-ijtihadan yang berarti bersungguh-
sungguh. Menurut syara ijtihat adalah berusaha dengan bersungguh-sungguh
untuk memecahkan suatu masalah yang tidak ada ketetapannya, baik dalam Al-
Quran maupun Al Hadits dengan menggunakan akal pikiran yang sehat dan jernih,
serta berpedoman kepada cara-cara menetapkan hukum yang telah ditentukan.
Beberapa dasar hukum melakukan ijtihad adalah :
1) Al-Quran dengan firman Allah swtArtinya : Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-
orang yang mempunyai pandangan. (QS. Al-Hasyr (59) : 2)
2). Hadits Rasulullah saw
7/23/2019 Makalah Sumber-Sumber Hukum Islam
8/11
7
Artinya : Apabila seorang hakim memutuskan hukum dengan berijtihad dan
kemudian mencapai kebenaran maka ia mendapat dua ganjaran. Dan
apabila seorang hakim memutuskan hukum dengan berijtihad dan kemudian
tidak mencapai kebenaran maka ia mendapatkan satu ganjaran. (HR. Bukhari
Muslim).
3) Asar sahabat
Artinya perilaku atau perkataan sahabat contoh sahabat yang ada yaitu
pertanyaan Umar bi Abi Khatab r.a, beliau mengatakan sesungguhnya umat
telah bersungguh-sungguh mencari kebenaran namun ia tidak mengetahui
akan kebenaran itu sudah tercapai atau tidak.
4) Beberapa fatwa Imam Mujtahidin
Imam Malik berkata Aku hanyalah manusia biasa yang mungkin salah danbenar maka periksalah pendapat-pendapatku. Jika terdapat kesesuaian
antara pendapatmu dengan Al-Quran dan sunnah maka ambillah dan jika
sebaliknya maka tinggalkanlah .
Imam SyafiI berkata Jika segala sesuatu telah kukatakan ternyata tidakbertentangan dengan sabda Nabi saw, itulah yang harus kamu ikuti. Dan
bila ada hadits sahih telah menyalahi mazhabku maka ikutilah hadits tersebut
karena sebenarnya hadits itu adalah mazhabku.
Imam Hambali berkata Janganlah kamu bertauhid (menerima pendapatorang lain tanpa mengetahui sumber dasarnya) kepadaku atau kepada
Imam Malik atau kepada Imam SyafiI dan As Sauri tapi ambillah hukum-hukum dari tempat mereka mengambilnya.
5) Kedudukan dan Bentuk-bentuk Ijtihad
Hukum ijtihad yang dihasilkan oleh beberapa mujtahid dapat berlainan
disebabkan tingkat penalaran, penngkajian dan situasi serta kondisi yang
dihadapi oleh seseorang mujtahid tersebut. Hukum ijtihad mengikat seorang
mujtahid yang bersangkutan artinya harus mengamalkan secara konsisten
terhadap hasil pendapatnya selama ia belum mengubah pendapat itu. Ijtihad
dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu :
(a) IjmaYaitu kesepakatan para ulama dalam menetapkan masalah hukum yang
tidak diterangkan dalam Al-Quran maupun hadits setelah setelah
Rasulullah wafat. ijma dilakukan dengan cara musyawarah dengan
besdasarkan Al-Quran dan Hadits.
(b)Qiyas
7/23/2019 Makalah Sumber-Sumber Hukum Islam
9/11
8
Yaitu menyamakan permasalahan yang tejadi dengan masalah lain yang
sudah ada hukumnya, karena ada kesamaan sifat atau alasan. Contoh
hukum minuman keras dapat diqiyaskan dengan khamar karena
keduanya ada kesamaan sifat yaitu sama-sama memabukkan.
(c) IhtisanYaitu menetapkan suatu hukum masalah yang tidak dijelaskan secara rinci
dalam Al-Quran dan Hadits yang didasrkan atas kepentingan atau
kemaslahatan umat.
(d) IjtihadYaitu meneruskan keduanya berlakunya suatu hukum pada suatu
masalah yang telah ditetapkan karena adanya suatu dalil sampai adanya
dalil lain yang mengubah kedudukan hukum tersebut.
(e)Maslahah mursalahyaitu memutuskan hukum suatu permasalahan dengan pertimbangan
kemaslahatan bersama sesuai dengan maksud syarak yang hukumnya
tidak diperoleh dari dalil secara langsung dan jelas. Contoh: seseorang
wajib membayar kerugian kepada pemilik barang karena kerusakan yang
terjadi diluar kesepakatan.
Fungsi ijtihad dalam hukum Islam antara lain :
a) Sebagai sumber hukum Islam yang ketiga setelah Al-Quran dan Hadits.b) Sebagai sarana untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul di
masyarakat dengan berpedoman pada Al-Quran dan Hadits.
c) Sebagai suatu cara yang disyariatkan untuk menyelesaikan permasalahansosial dengan ajaran-ajaran Islam.
d) Sebagai wadah pencurahan pikiran bagi kaum muslim.Adapun hukum-hukum dalam islam terbagi menjadi dua bagian yaitu:
Hukum TaklifiHukum taklifi adalah kitab Allah swt atau sabda Nabi saw, yang di dalamnya
mengandung tuntunan berupa perintah dan larangan. Hukum taklifi dibagi
menjadi 5 bagian :
1) Fardu (wajib) yaitu kitab Allah swt yang berhubungan dengan tuntunan perintahmelakukan sesuatu secara pasti.
Fardu dibagi menjadi :
a) Fardu ain, yaitu wajib yang harus dilaksanakan oleh setiap orang.
7/23/2019 Makalah Sumber-Sumber Hukum Islam
10/11
9
b) Fardu kifayah, yaitu wajib yang harus dilakukan akan tetapi apabila salahseorang telah mengerjakannya maka gugurlah dosa serta kewajiban atas
semua. Namun apabila tidak ada seorangpun yang mengerjakan maka
semua orang menjadi berdosa.
c) Haram/ larangan, yaitu kitab Allah swt yang berhubungan denganlarangan melakukan sesuatu secara pasti apabila dikerjakan mendapat
siksa.
d) Makruh, yaitu kitab Allah swt yang berhubungan dengan laranganmelakukan sesuatu apabila dikerjakan tidak berdosa.
e) Mubah (boleh) yaitu kitab Allah swt yang mengandung pilihan antaramelaksanakan sesuatu perbuatan atau meninggalkannya.
2) Hikmah IbadahBeberapa hikmah yang dapat diambil ketika menjalankan ibadah antara lain :
a) Hidup tentram dan tenang telah menjalankan kewajiban.b) Memupuk rasa keikhlasan dan tawakal kepada sang pencipta.c) Memupuk rasa persaudaraan dan persatuan bila itu ibadah
habluminannas.
d) Memupuk keimanan dalam hubungan habluminallah.e) Menyadari akan adanya kekuasaan Allah swt.
Hukum Syari dalam IslamDalam ilmu usul fiqih hkum secara bahasa bermakna :
Artinya : menetapkan sesuatu atas sesuatu
Sedangkan makna hukum secara istilah :
Artinya : Firman (kitab) Allah swt yang berhubungan dengan segala amal
perbuatan mukalaf kitab tersebut mengandung tuntutan perintah. Tuntutan
memilih atau wadI (menjadikan sesuatu sebab syarat atau penghalang mani) bagi
sesuatu hukum.
1) Yang mengandung tuntutan, misalnya Allah swt berfirman :Artinya : Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-
orang yang ruku'. (QS. Al-Baqarah (2) : 43)
2) Yang mengandung larangan, Allah swt berfirman :Artinya : Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Isra (17) : 32)
3) Yang mengandung kebolehan, Allah swt berfirman :
7/23/2019 Makalah Sumber-Sumber Hukum Islam
11/11
10
Artinya : Dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau
menerima tebusan sampai perang berakhir. (QS. Muhammad (47) : 4)
Ayat ini berbicara tentang tawanan perang kita boleh membebaskan
mereka atau menerima tebusan.
4) Menjadikan sesuatu menjadi sebab, Allah swt berfirman :Artinya : Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir (QS. Al-Isra (17)
: 78)
Matahari tergelincir terjadi sebab masuknya waktu shalat (zhuhur). Contoh
lain yang menjadi penghalang yaitu sabda Nabi saw :
Artinya : Tidak ada hak bagi pembunuh sedikitpun. (HR. Nasai)
Perbuatan membunuh menghalangi pelaku pembunuhan untuk tidak bisa
mewaris walaupun ia adalah anak kandung orang yang meninggal.