12
Makalah Usaha Kecil Menengah (Usaha Mebel) Diposkan oleh Sintya Eka Putri di 18:38 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Krisis moneter dan ekonomi yang melanda Indonesia membawa akibat yang cukup parah bagi perekonomian nasional. Hal itu terlihat pada dari bangkrutnya perusahaan – perusahaan besar yang selama ini menguasai asset dan perekonomian nasional. Tragedi terpuruknya perekonomian Indonesia dapat menjadi pelajaran untuk meninjau kembali kebijakan yang selama ini tertuju pada perusahaan – perusahaan besar untuk mengalihkan perhatian pada sektor usaha kecil menengah. Sektor usaha kecil menengah ternyata mempunyai daya tahan yang tinggi sehingga mampu bertahan dari badai krisis ekonomi dan moneter. Pembinaan dan perlindungan usaha kecil menengah, terutama pada krisis ini sangat strategis karena diperkirakan akan dapat menghasilkan nilai tambah (value added) yang memadai karena jumlah unit usahanya cukup banyak. Dengan usaha kecil menengah, akan terserap banyak tenaga kerja melalui usaha padat karya (labour intensive), dan dapat

Makalah Usaha Kecil Menengah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Usaha Kecil Menengah

Makalah Usaha Kecil Menengah (Usaha Mebel)

Diposkan oleh Sintya Eka Putri di 18:38

BAB I

Pendahuluan

A.    Latar Belakang

Krisis moneter dan ekonomi yang melanda Indonesia membawa akibat

yang cukup parah bagi perekonomian nasional. Hal itu terlihat pada dari

bangkrutnya perusahaan – perusahaan besar yang selama ini menguasai asset dan

perekonomian nasional.

Tragedi terpuruknya perekonomian Indonesia dapat menjadi pelajaran

untuk meninjau kembali kebijakan yang selama ini tertuju pada perusahaan –

perusahaan besar untuk mengalihkan perhatian pada sektor usaha kecil menengah.

Sektor usaha kecil menengah ternyata mempunyai daya tahan yang tinggi

sehingga mampu bertahan dari badai krisis ekonomi dan moneter. Pembinaan dan

perlindungan usaha kecil menengah, terutama pada krisis ini sangat strategis

karena diperkirakan akan dapat menghasilkan nilai tambah (value added) yang

memadai karena jumlah unit usahanya cukup banyak. Dengan usaha kecil

menengah, akan terserap banyak tenaga kerja melalui usaha padat karya (labour

intensive), dan dapat memperluas kesempatan berusaha dan memperoleh

pemerataan pendapatan nasional yang selama ini didominasi oleh perusahaan –

perusahaan besar dan padat modal (capital intensive).

Data statistik tahun 2002 menunjukkan bahwa dari 2.6 juta perusahaan

industri, 99,27 % tergolong usaha kecil dan 0,73 % tergolong usaha menengah

dan besar. Sedangkan jumlah pengusaha kecil menengah Indonesia 33,44 juta

yang tersebar di berbagai sektor usaha. Namun, ternyata usaha besar lebih

menguasai perekonomian Indonesia. Usaha kecil menengah hanya menyumbang

14% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan usaha menengah dan besar

menyumbang 86 % dari PDB dari sektor industri.

Page 2: Makalah Usaha Kecil Menengah

Pada era globalisasi ini membuka peluang sekaligus tantangan bagi

pengusaha Indonesia termasuk usaha kecil, karena pada era ini daya saing produk

sangat tinggi, live cycle product relative pendek mengikut trend pasar, dan

kemampuan inovasi produk relatif cepat. Usaha Kecil Menengah merupakan salah

satu bagian penting dari perekonomian suatu Negara ataupun daerah, tidak

terkecuali di Indonesia.

B.     Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah :

         Bagaimana usaha sindang jaya mebel dalam mengembangkan dan mengatasi

kendala – kendala yang dihadapi di tengah persaingan ekonomi?

C.    Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

         Untuk mengetahui cara usaha sindang jaya mebel mengembangkan dan

mengatasi kendala-kendala yang dihadapi di tengah persaingan ekonomi.

 BAB II

Landasan Teori

Usaha Kecil didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh

perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan bertujuan untuk

memproduksi barang atau jasa untuk diperniagakan secara komersial dan

mempunyai omzet penjualan sebesar 1 (satu) miliar rupiah atau kurang.

Sementara Usaha Menengah didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang

dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan bertujuan

untuk memproduksi barang atau jasa untuk diperniagakan secara komersial dan

mempunyai omzet penjualan lebih dari 1 (satu) miliar.

Ciri-ciri perusahaan kecil dan menengah di Indonesia, secara umum

adalah:

Page 3: Makalah Usaha Kecil Menengah

Manajemen berdiri sendiri, dengan kata lain tidak ada pemisahan yang tegas antara pemilik dengan pengelola perusahaan. Pemilik adalah sekaligus pengelola dalam UKM.

Modal disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil pemilik modal.

Daearah operasinya umumnya lokal, walaupun terdapat juga UKM yang memiliki orientasi luar negeri, berupa ekspor ke negara-negara mitra perdagangan.

Ukuran perusahaan, baik dari segi total aset, jumlah karyawan, dan sarana prasarana yang kecil.

 Usaha Kecil Menengah tidak saja memiliki kekuatan dalam ekonomi,

namun juga kelemahan, berikut ini diringkas dalam bentuk tabel:

Tabel 1. Kekuatan dan Kelemahan UKM

Kekuatan Kelemahan

Kebebasan untuk bertindak Relatif lemah dalam spesialisasi

Menyesuaikan kepada kebutuhan

setempat

Modal dalam pengembangan terbatas

Peran serta dalam melakukan

tindakan /usaha

Sulit mendapat karyawan yang cakap

 Beberapa lembaga atau instansi bahkan UU memberikan definisi Usaha

Kecil Menengah (UKM), diantaranya adalah Kementrian Negara Koperasi dan

Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), Badan Pusat Statistik (BPS), dan

UU No. 20 Tahun 2008. Menurut Kementrian Menteri Negara Koperasi dan

Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), bahwa yang dimaksud dengan

Usaha Kecil (UK) adalah entitas usaha yang mempunyai memiliki kekayaan

bersih paling banyak Rp 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000.

Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik warga

negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000

s.d Rp10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan. merupakan entitias

usaha

Page 4: Makalah Usaha Kecil Menengah

Pada tanggal 4 Juli 2008 telah ditetapkan Undang-undang No. 20 Tahun

2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Definisi UKM yang

disampaikan oleh Undang-undang ini juga berbeda dengan definisi di atas.

Menurut UU No 20 Tahun 2008 ini, yang disebut dengan Usaha Kecil adalah

entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut : (1) kekayaan bersih lebih dari

Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha; dan (2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari

Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). Sementara itu, yang

disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria

sebagai berikut : (1) kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan (2) memiliki hasil

penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh

milyar rupiah).

Dalam perspektif perkembangannya, UKM dapat diklasifikasikan menjadi

4 (empat) kelompok yaitu :

a.      Livelihood Activities, merupakan UKM yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima.

b.      Micro Enterprise, merupakan UKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan

c.       Small Dynamic Enterprise, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.

d.      Fast Moving Enterprise, merupakam UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar(UB). 

Pemberdayaan ekonomi usaha kecil dan koperasi dilakukan Pemerintah dengan menetapkan beberapa peraturan yang memberikan fasilitas atau kegiatan mulai dari pengkreditan sampai dengan memecahkan masalah pemasaran yaitu Undang-

Page 5: Makalah Usaha Kecil Menengah

Undang No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil dan Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1998 tentang pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil.

 UKM memiliki peranan penting bagi masyarakat di tengah krisis

ekonomi. Dengan memupuk UKM diyakini akan dapat dicapai pemulihan

ekonomi. Hal serupa juga berlaku pada sektor informal dan tradisional, karena itu

lebih mudah dimasuki oleh pelaku-pelaku usaha yang baru. Pendapat mengenai

peran UKM atau sektor informal ada benarnya bila dikaitkan dengan perannya

dalam meminimalkan dampak sosial dan krisis ekonomi khususnya persoalan

pengangguran dan hilangnya penghasilan masyarakat.

UKM dapat dikatakan merupakan salah satu solusi masyarakat untuk tetap

bertahan dalam menghadapi krisis yakni dengan melibatkan diri dalam aktivitas

usaha kecil terutama yang berkarakteristik informal. Dengan demikian maka

persoalan pengangguran sedikit banyak dapat tertolong dan implikasinya adalah

juga dalam hal pendapatan.

UKM berperan dalam ekonomi Indonesia, baik ditinjau dari segi jumlah

usaha (establishment) maupun dari segi penciptaan lapangan kerja. UKM

termasuk kelompok usaha yang penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini

disebabkan usaha kecil, menengah dan koperasi merupakan sektor usaha yang

memiliki jumlah terbesar dengan daya serap angkatan kerja yang signifikan. Oleh

karena kesenjangan pendapatan yang cukup besar masih terjadi antara pengusaha

besar dengan usaha kecil, menengah dan koperasi, pengembangan daya saing

UKM secara langsung merupakan upaya dalam rangka peningkatan kesejahteraan

rakyat banyak, sekaligus mempersempit kesenjangan ekonomi.

BAB IIIPembahasan

III. 1 Profil Perusahaan

Nama : Sindang Jaya Mebel

Pemilik : Bapak Rohman

Bentuk Usaha : Perorangan

Tahun Berdirinya : 2001

Produksi : Mebel

Page 6: Makalah Usaha Kecil Menengah

Alamat : Perum. Vila Mutiara Blok N 106 no 9, Cikarang

Barat – Bekasi

III. 2 Proses Kerja Sindang Jaya Mebel

Bapak Rohman sebagai pemilik usaha mebel Sindang Jaya memulai usaha

dengan bermodalkan pengalaman dan keterampilan dibidang mebel dan tabungan

yang disisihkan dari penghasilannya selama menjadi pekerja pada perusahaan

mebel. Modal awal sepenuhnya dari pemilik usaha, sedangkan untuk modal

pengembangan usaha disisihkan dari keuntungan usaha dan diperoleh dengan

menjalin kemitraan dengan pemilik show room mebel dan pedagang perantara.

Sindang jaya mebel melakukan produksi dengan sistem pesan terlebih

dahulu dan membuat sampel untuk promosi. Dalam proses produksi ada

beberapa tahapan mulai dari pemilihan bahan, pengukuran, perakitan,

penyelesaian.

Bahan baku mebel adalah kayu jati dan kayu non jati, kayu non jati seperti

misalnya kayu johar, kayu aboria, kayu pinus, kayu nangka dan lain-lain. Selain

bahan baku kayu jati masih diperlukan tambahan beberapa bahan pembantu yang

sering digunakan untuk pembuatan mebel antara lain sebagai berikut : polytur

digunakan untuk mempercantik penampilan mebel, alat kunci, paku, lem, engsel,

dan lain-lain. Memperoleh bahan baku dari supplier yang tidak tentu (tergantung

kebutuhan dan harga).

Alat produksi yang digunakan oleh para tukang mebel terdiri dari alat-alat

yang masih sederhana tetapi ada juga yang sudah modern. Alat-alat mebel

tersebut antara lain : Gergaji, Bur, Bubut, Sekel, Asah / Kikir, Bengso (alat

pemecah kayu).

Jumlah tenaga kerja yang ada 25 orang, Mereka termasuk tenaga terampil

dan berpengalaman dibidang ini.

Konsumen utamanya adalah masyarakat sekitar tapi jangkauan penjualan

sindang jaya mebel sudah mencangkup luar kota seperti sukabumi, tangerang, dan

bandung.

Page 7: Makalah Usaha Kecil Menengah

Pemasaran mebel Sindang Jaya dilakukan dengan cara dipasarkan sendiri

ke masyarakat atau dengan menjalin kemitraan dengan para tengkulak melalui

toko-toko atau show room - show room yang menginformasikan mebel-mebel

yang sedang digemari konsumen disamping memberikan pinjaman modal usaha.

Hubungan pengusaha industri kecil mebel dengan pemilik show room dan

pedagang perantara melahirkan suatu model kemitraan dengan pola dagang.

Sementara hubungan dengan industri rumah tangga melahirkan model kemitraan

pola produksi.

III.3 Upaya Sindang Jaya Mebel dalam mengembangkan usahanya di tengah

persaingan ekonomi

Upaya yang dilakukan Sindang Jaya Mebel adalah meningkatkan kualitas

produk dengan memberikan desain mebel yang lebih unik, dan bervariasi.

Selain meningkatkan kualitas produk, Sindang Jaya Mebel juga

meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan dengan member garansi produk jika

ada produk barang yang rusak, tepat waktu dalam memproduksi pesanan

pelanggan.

III. 4 Berbagai kendala yang dihadapi Sindang Jaya Mebel dan cara

mengatasinya

Ada beberapa kendala yang umumnya dihadapai oleh Sindang Jaya Mebel

seperti :

a.       Kesulitan Memperoleh Bahan Baku

Sulit mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang bagus dan harga terjangkau.

Penggunaan bahan baku yang spesifik dan unik untuk usaha mebel dan tidak

selalu terdapat di wilayah sekitar.

b.      Keterbatasan Teknologi

Minimnya pemanfaatan teknologi internet dalam desain, pemasaran, dan promosi

hasil produksi. Keterbatasan pengguasaan IT, sistem yang ada kurang

mendukung, dan kurang tersedianya SDM pendukung menjadi kendala dalam

pengembangan usaha.

Page 8: Makalah Usaha Kecil Menengah

c.       Keterbatasan Sumber Daya Manusia dengan kualitas yang baik

Sulitnya mendapat tenaga kerja yang memiliki keterampilan dalam bidang usaha

mebel seperti mengukir, mendesain, mengecat, dll.

Cara mengatasi kendala tersebut adalah sebagai berikut :

Usaha Sindang Jaya Mebel harus memikirkan bahan baku alternatif

lainnya sebagai pengganti bahan baku utama untuk mengatasi kesulitan

memperoleh bahan baku.

Untuk masalah dibidang Teknologi, Sindang Jaya Mebel harus menambah

tenaga kerja yang memiliki keahlian TI. Dengan adanya teknologi informasi dapat

mempermudah usaha Sindang Jaya dalam memasarkan produknya.

Cara yang dilakukan untuk memperoleh SDM dengan kualitas yang baik

adalah penerapan program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja

dengan tujuan untuk meningkatkan ketrampilan dan keahlian serta

profesionalisme tenaga kerja dan mendorong peningkatan produktivitas industri

mebel.