23
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Musim pancaroba, musim peralihan dari cuaca panas ke hujan yang biasa datang bersamaan dengan udara lembab di negara-negara beriklim tropis dapat menyebabkan organisme penyebab penyakit, seperti bakteri, jamur, parasit, dan virus dapat tumbuh dengan subur. Dengan adanya peristiwa tersebut akan berakibat munculnya penyakit-penyakit khas yang biasanya terdapat di negara tropis. Seperti kaki gajah, demam berdarah, diare, lepra, Tubercholosis (TBC) dan Malaria yang merupakan jenis penyakit yang cukup terkenal di negara beriklim tropis seperti Indonesia. Menurut Kompas (2008), jumlah penderita penyakit tropis semakin meningkat dalam lima tahun terakhir. Bersama AIDS dan TBC, Malaria telah menjadi sasaran World Health Organization (WHO) untuk dihapus dari muka bumi dan penyakit ini mampu membunuh anak setiap 20 detiknya dan menjadi penyakit paling mematikan. Malaria adalah penyakit yang telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia baik gejala maupun pengobatan serta cara penyebarannya. Hampir semua anak-anak di Indonesia mendapatkan pelajaran tentang penyakit Malaria. Hal ini nampaknya didasari karena banyaknya penderita penyakit tersebut di Indonesia. Malaria juga merupakan salah satu penyakit yang tidak pernah hilang (emerging) 1

Makalah Vektor

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Nyamuk

Citation preview

Page 1: Makalah Vektor

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Musim pancaroba, musim peralihan dari cuaca panas ke hujan yang

biasa datang bersamaan dengan udara lembab di negara-negara beriklim

tropis dapat menyebabkan organisme penyebab penyakit, seperti bakteri, jamur,

parasit, dan virus dapat tumbuh dengan subur. Dengan adanya peristiwa

tersebut akan berakibat munculnya penyakit-penyakit khas yang biasanya

terdapat di negara tropis. Seperti kaki gajah, demam berdarah, diare, lepra,

Tubercholosis (TBC) dan Malaria yang merupakan jenis penyakit yang cukup

terkenal di negara beriklim tropis seperti Indonesia. Menurut Kompas (2008),

jumlah penderita penyakit tropis semakin meningkat dalam lima tahun terakhir.

Bersama AIDS dan TBC, Malaria telah menjadi sasaran World Health

Organization (WHO) untuk dihapus dari muka bumi dan penyakit ini mampu

membunuh anak setiap 20 detiknya dan menjadi penyakit paling mematikan.

Malaria adalah penyakit yang telah lama dikenal oleh masyarakat

Indonesia baik gejala maupun pengobatan serta cara penyebarannya. Hampir

semua anak-anak di Indonesia mendapatkan pelajaran tentang penyakit Malaria.

Hal ini nampaknya didasari karena banyaknya penderita penyakit tersebut di

Indonesia. Malaria juga merupakan salah satu penyakit yang tidak pernah hilang

(emerging) yang menunjukkan kecenderungan meningkatnya kasus di beberapa

negara.

Kejadian Luar Biasa (KLB) Malaria terjadi di hampir tiap benua dan telah

meningkatkan tidak hanya gangguan kesehatan masyarakat tetapi menimbulkan

kematian, menurunnya produktivitas kerja, dampak ekonomi lainnya termasuk

menurunnya pariwisata . Peningkatan penyakit Malaria sangat terkait dengan

iklim baik musim hujan, kemarau maupun pancaroba dan pengaruhnya bersifat

lokal spesifik. Pergantian global iklim yang terdiri dari temperatur, kelembapan,

curah hujan, cahaya dan pola tiupan angin mempunyai dampak langsung pada

reproduksi vektor, perkembangannya, longevity dan perkembangan parasit

dalam tubuh vektor. Sedangkan dampak tidak langsung karena pergantian

vegetasi dan pola tanam pertanian dapat mempengaruhi kepadatan populasi

vektor.

1

Page 2: Makalah Vektor

Di Indonesia sampai saat ini penyakit malaria masih merupakan masalah

kesehatan masyarakat. Angka kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi,

terutama di daerah Indonesia bagian timur. Di daerah trasmigrasi dimana

terdapat campuran penduduk yang berasal dari daerah yang endemis dan tidak

endemis malaria, di daerah endemis malaria masih sering terjadi letusan

kejadian luar biasa (KLB) malaria Oleh karena kejadian luar biasa ini

menyebabkan insiden rate penyakit malaria masih tinggi di daerah tersebut.

Dewasa ini upaya pemberantasan penyakit malaria dilakukan melalui,

pemberantasan vektor penyebab malaria (nyamuk Anopheles) dan

dilanjutkan dengan melakukan pengobatan kepada mereka yang diduga

menderita malaria atau pengobatan juga sangat perlu diberikan pada penderita

malaria yang terbukti positif secara laboratorium. Dalam hal pemberantasan

malaria selain dengan pengobatan langsung juga sering dilakukan dengan jalan

penyemprotan rumah dan lingkungan sekeliling rumah dengan racun serangga,

untuk membunuh nyamuk dewasa upaya lain juga dilakukan untuk

memberantas larva nyamuk.

Peningkatan penularan malaria sangat terkait sangat terkait dengan

iklim baik musim hujan maupun musim kemarau dan pengaruhnya bersifat

lokal spesifik. Pergantian musim akan berpengaruh baik langsung maupun

tidak langsung terhadap vektor pembawa penyakit. Pergantian global iklim

yang terdiri dari temperatur, kelembaban, curah hujan, cahaya dan pola

tiupan angin mempunyai dampak langsung pada reproduksi vektor,

perkembangannya, longevity dan perkembangan parasit dalam tubuh vektor.

Sedangkan dampak tidak langsung karena pergantian vegetasi dan pola tanam

pertanian yang dapat mempengaruhi kepadatan populasi vektor

Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Depkes 2001, di

Indonesia setiap tahunnya terdapat sekitar 15 juta penderita Malaria klinis yang

mengakibatkan 30.000 orang meninggal tiap tahunnya, kemudian dari data

Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2007, didapatkan hampir seluruh

propinsi di Indonesia merupakan daerah endemis pertumbuhan vektor

penyebab penyakit Malaria. Dari 33 propinsi, propinsi Papua Barat

merupakan propinsi dengan nilai proporsi tertinggi daerah endemis

perkembangbiakan vektor penyakit Malaria. Disusul propinsi Papua lalu

2

Page 3: Makalah Vektor

propinsi Nusa Tenggara Timur. Hal inilah yang menyebabkan ketertarikan

peneliti untuk mengkaji faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi

tingginya perkembangbiakan vektor penyakit Malaria di daerah endemis Papua

Barat sebagai wilayah tertinggi daerah endemis penyakit Malaria.

B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pola penyebaran penyakit malaria

2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya penyakit malaria

3. Untuk mengetahui cara pencegahan penyakit malaria

C. MANFAAT

1. Sebagai bahan bacaan bagi penulis pada khususnya dan bagi mahasiswa stik

tamalatea pada umumnya

2. Sebagai tambahan informasi bagi masyarakat dan pihak terkait mengenai

pola penyebaran dan cara pencegahan penyakit malaria

3

Page 4: Makalah Vektor

BAB II

PEMBAHASAN

A. APA ITU MALARIA

Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat

menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi, anak

balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung menyebabkan anemia dan

dapat menurunkan produktivitas kerja. Penyakit ini juga masih endemis di

sebagian besar wilayah Indonesia.

Penyakit malaria adalah salah satu penyakit yang penularannya

melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Berdasarkan survai unit kerja SPP

(serangga penular penyakit) telah ditemukan di Indonesia ada 46 species

nyamuk anopheles yang tersebar diseluruh Indonesia. Dari species-species

nyamuk tersebut ternyata ada 20 species yang dapat menularkan penyakit

malaria. Dengan kata lain di Indonesia ada 20 species nyamuk anopheles yang

berperan sebagai vektor penyakit malaria.

Dalam rangka pengendalian penyakit malaria banyak hal yang sudah

maupun sedang dilakukan baik dalam skala global maupun nasional. Malaria

merupakan salah satu indikator dari target Pembangunan Milenium (MDGs),

dimana ditargetkan untuk menghentikan penyebaran dan mengurangi kejadian

insiden malaria pada tahun 2015 yang dilihat dari indikator menurunnya

angka kesakitan dan angka kematian akibat malaria. Global Malaria Programme

(GMP) menyatakan bahwa malaria merupakan penyakit yang harus terus

menerus dilakukan pengamatan, monitoring dan evaluasi, serta diperlukan

formulasi kebijakan dan strategi yang tepat. Di dalam GMP ditargetkan 80%

penduduk terlindungi dan penderita mendapat pengobatan Arthemisinin based

Combination Therapy (ACT). Dan melalui Roll Back Malaria Partnership

ditekankan kembali dukungan tersebut. Karena pentingnya penanggulangan

Malaria, maka beberapa partner internasional salah satunya Global Fund,

memberikan bantuan untuk pengendalian malaria.

Penyebab penyakit malaria adalah genus plasmodia family plasmodiidae

dan ordo coccidiidae. Sampai saat ini di Indonesia dikenal 4 macam parasit

malaria yaitu:

4

Page 5: Makalah Vektor

1. Plasmodium Falciparum penyebab malaria tropika yang sering

menyebabkan malaria yang berat.

2. Plasmodium vivax penyebab malaria tertina.

3. Plasmodium malaria penyebab malaria quartana.

4. Plasmodium ovale jenis ini jarang sekali dijumpai di Indonesia,

karena umumnya banyak kasusnya terjadi di Afrika dan Pasifik Barat.

Pada penderita penyakit malaria, penderita dapat dihinggapi oleh lebih

dari satu jenis plasmodium. Infeksi demikian disebut infeksi campuran (mixed

infection). Dari kejadian infeksi campuran ini biasanya paling banyak dua jenis

parasit, yakni campuran antara plasmodium falcifarum dengan plasmodium

vivax atau P. malariae. Kadang-kadang di jumpai tiga jenis parasit sekaligus

meskipun hal ini jarang terjadi,. infeksi campuran ini biasanya terjadi terdapat di

daerah yang tinggi angka penularannya.

B. POLA PENYEBARAN PENYAKIT MALARIA

Batas dari penyebaran malaria adalah 64°LU (RuBia) dan 32°LS

(Argentina). Ketinggian yang dimungkinkan adalah 400 meter dibawah

permukaan laut (Laut mati dan Kenya) dan 2600 meter di atas permukaan laut

(Bolivia). Plasmodium vivax mempunyai distribusi geografis yang paling Juas,

mulai dari daerah beriklim dingin, subtropik sampai kedaerah tropik.

Plasmodium Falciparum jarang sekali terdapat didaerah yang beriklim

dingin Penyakit Malaria hampir sama dengan penyakit Falciparum, meskipun

jauh lebih jarang terjadinya. Plasmodium ovale pada umumnya dijumpai di

Afrika dibagian yang beriklim tropik, kadang-kadang dijumpai di Pasifik Barat.

Di Indonesia Penyakit malaria tersebar diseluruh pulau dengan

derajat, endemisitas yang berbeda-beda dan dapat berjangkit didaerah dengan

ketinggian sampai 1800 meter diatas permukaan laut.

Angka kesakitan malaria di pulau Jawa dan Bali dewasa ini (1983)

berkisar antara 1-2 per 1000 penduduk, sedangkan di luar Jawa-Bali sepuluh

kali lebih besar.

Sepcies yang terbanyak dijumpai adalah Plasmodium Falciparum dan

Plasmodium vivax Plasmodium malaria banyak dijumpai di Indonesia bagian

Timur. Plasmodium ovale pernah ditemukan di Irian dan Nusa Tenggara Timur.

5

Page 6: Makalah Vektor

Sebagai berikut ada beberapa model pola penyebarab penyakit malaria :

1. Model Ross-MacDonald

Pemodelan matematika pada dinamika penularan Malaria pertama kali

dilakukan pada awal tahun 1900 oleh R. Ross yang dikenal dengan model Ross.

Model Ross kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh G. MacDonald yang

merumuskan model-Ross MacDonald untuk transmisi malaria, dengan

mempertimbangkan populasi manusia dan nyamuk pada suatu daerah dan

tanpa memperhitungkan pola mobilitas manusia dan nyamuk. Pada model Ross-

MacDonald diasumsikan bahwa total manusia dan nyamuk adalah konstan.

Dinamika sistem dapat digambarkan dengan persamaan berikut:

dengan N adalah banyaknya populasi manusia,

M adalah banyaknya populasi nyamuk,

γ adalah laju kesembuhan manusia,

μ adalah laju kematian nyamuk,

β adalah rata-rata menggigit per nyamuk per orang,

X(t) adalah banyaknya manusia yang terinfeksi pada waktu t,

Y(t) adalah banyaknya nyamuk yang terinfeksi pada waktu t.

Untuk memudahkan, diasumsikan proporsi gigitan yang mengakibatkan

infeksi pada manusia dan nyamuk adalah konstan.

2. Model dengan Heterogenitas Spasial

Model dengan heterogenitas spasial adalah model yang

memperhitungkan perbedaan keadaan dan kondisi suatu daerah dengan daerah

yang lain, karena suatu daerah yang luas terbagai ke dalam beberapa bagian

daerah yang kecil, dan antar bagian daerah tersebut saling berinteraksi dengan

yang lain.

Pada model ini diasumsikan bahwa daerah tempat tingal populasi

manusia dan nyamuk terfragmentasi dalam a bagian (fragment). Selanjutnya

diasumsikan pula bahwa tingkat menggigit per nyamuk per manusia, tingkat

6

Page 7: Makalah Vektor

penyembuhan manusia dan kematian nyamuk adalah sama. Misalkan bahwa

manusia hanya bisa pindah ke bagian lain, dan ketika mereka bergerak ke

tempat tersebut dapat menginfeksi dan terinfeksi pada daerah lainnya. Dan

diasumsikan pula manusia dan nyamuk menyebar rata. Karena suatu daerah

terbagi kedalam a bagian, maka jumlah manusia dan nyamuk per bagian adalah

N/a dan M/a. Sedangkan Xi(t) dan Yi(t) merupakan jumlah manusia dan nyamuk

yang terinfeksi di bagian i (i = 1, ..., a) pada waktu t.

Model yang termasuk dalam heterogenitas spasial yaitu model migrasi dan

model kunjungan. Model migrasi adalah model yang memperhitungkan jumlah

manusia yang bermigrasi dari satu daerah ke daerah lain dan menetap tidak kembali

ke daerah asal mereka. Sedangkan model kunjungan adalah model yang

memperhitungkan jumlah manusia yang berkunjung ke suatu daerah selama waktu

tertentu dan kembali lagi ke daerah asal.

3. Model Migrasi

Pada model Migrasi digambarkan bahwa terdapat sebagian populasi

manusia yang bermigrasi dari daerah i ke daerah j dan tidak kembali (menetap

di daerah yang di kunjungi), sehingga dapat menambah populasi manusia di

daerah j. Namun pada waktu itu tersebut, terdapat juga sebagian populasi

manusia yang bermigrasi dari daerah j ke daerah i, sehingga dapat menambah

populasi manusia pada daerah i dengan proporsi migrasi tertentu.

Dalam model ini diasumsikan bahwa eij adalah bagian populasi manusia

yang bermigrasi dari daerah i ke daerah j per satuan waktu, dan tidak kembali.

Kemudian diasumsikan ni(t) adalah jumlah populasi manusia di daerah i pada

waktu t, sehingga Σi ni(t) = N.

4. Model Kunjungan

Pada model Kunjungan digambarkan terdapat sebagian populasi manusia

yang berkunjung dari daerah i ke daerah j selama waktu tertentu dan kembali

lagi ke daerah asal mereka. Sehingga kunjungan bagian populasi manusia

tersebut dapat menambah populasi manusia di daerah j selama waktu

kunjungan. Namun pada waktu tersebut terdapat juga bagian populasi manusia

7

Page 8: Makalah Vektor

yang berkunjung dari daerah j ke daerah i selama waktu tertentu dan akan

kembali lagi ke daerah j.

Fragmentasi daerah adalah membagi suatu daerah atau kawasan yang

luas ke dalam beberapa bagian daerah yang lebih kecil. Pembagian daerah dalam

beberapa bagian bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya wabah

penyakit dibandingkan dengan lingkungan yang tidak terfragmentasi.

Fragmentasi daerah dapat digambarkan dalam skema berikut :

C. BEBERAPA JENIS VEKTOR MALARIA DI INDONESIA

Indonesia merupakan daerah yang sangat luas yang terdiri dari pulau-

pulau dari Sabang sampai Merauke. Vektor penyakit malaria di Indonesia

melalui nyamu anopheles. Anopheles dapat disebut vektor malaria disuatu

daerah, apabila species anopheles tersebut di daerah yang bersangkutan

telah pernah terbukti positif mengandung sporosoit didalam kelenjar

ludahnya.

Disuatu daerah tertentu apabila terdapat vektor malaria dari salah

satu species nyamuk anopheles, belum tentu di daerah lain juga mampu

menularkan penyakit malaria.

Nyamuk anopheles dapat dikatakan sebagai vektor malaria apabila

memenuhi suatu persyaratan tertentu diantaranya seperti yang di sebutkan

dibawah ini.

1. Kontaknya dengan manusia cukup besar.

2. Merupakan species yang selalu dominan.

8

Page 9: Makalah Vektor

3. Anggota populasi pada umumnya berumur cukup panjang, sehingga

memungkinkan perkembangan dan pertumbuhan plasmodium hingga

menjadi sporosoit

4. Ditempat lain terbukti sebagai vektor

Ada beberapa jenis vektor malaria yang perlu diketahui :

1. An. Aconitus

Vektor An. Aconitus pertama sekali ditemukan oleh Donitz pada

tahun 1902. Vektor jenis An. aconitus betina paling sering menghisap darah

ternak dibandingkan darah manusia. Perkembangan vektor jenis ini sangat

erat hubungannya dengan lingkungan dimana kandang ternak yang

ditempatkan satu atap dengan rumah penduduk.

Vektor Aconims biasanya aktif mengigit pada waktu malam hari,

hampir 80% dari vektor ini bisa dijumpai diluar rumah penduduk antara

jam 18.00 -22.00. Nyamuk jenis Aconitus ini hanya mencari dm-ah didalam

rumah penduduk. Setelah

itu biasanya langsung keluar. Nyamuk ini biasanya suka hinggap

didaerah-daerah yang lembab. Seperti dipinggir-pinggir parit, tebing sungai,

dekat air yang selalu basah dan lembab.

Tempat perindukan vektor Aconitus terutama didaerah

pesawahan dan saluran irigasi. Persawahan yang berteras merupakan

tempat yang baik untuk perkembangan nyamuk ini. Selain disawah, jentik

nyamuk ini ditemukan pula ditepi sungai yang airnya mengalir perlahan dan

kolam air tawar.

Distribusi dari An- Aconims, terdapat hubungan antara densitas

dengan umur padi disawah. Densitas mulai meninggi setelah tiga - empat

minggu penanaman padi dan mencapai puncaknya setelah padi berumur

lima sampai enam minggu.

2. An. Sundaicus

An. Sundaictus pertama sekali ditemukan oleh Rodenwalt pada

tahun 1925. Pada vektor jenis ini umurnya lebih sering menghisap

darah manusia dari pada darah binatang. Nyamuk ini aktif menggigit

sepanjang malam tetapi paling sering antara pukul 22.00 - 01.00 dini

9

Page 10: Makalah Vektor

hari. Pada waktu malam hari nyamuk masuk ke dalam rumah untuk

mencari darah, hinggap didinding baik sebelum maupun sesudah

menghisap darah.

Perilaku istirahat nyamuk ini sangat berbeda antara lokasi yang satu

dengan lokasi yang lainnya. Di pantai Selatan Pulau Jawa dan pantai Timur

Sumatera Utara, pada pagi hari, sedangkan di daerah Cilacap dan

lapangan dijumpai pada pagi hingga siang hari, jenis vektor An. Sundaicus

istirahat dengan hinggap didinding rumah penduduk. Jarak terbang An.

Sundaicus betina cukup jauh. Pada musim densitas tinggi, masih dijumpai

nyamuk betina dalam jumlah cukup banyak disuatu tempat yang berjarak

kurang lebih 3 kilometer (Km) dari tempat perindukan nyamuk tersebut .

Vektor An. Slmdaicus biasanya berkembang biak di air payau, yaitu

campuran antara air tawar dan air asin, dengan kadar garam optimum

antara 12% -18%. Penyebaran jentik ditempat perindukan tidak merata

dipermukaan air, tetapi terkumpul ditempat-tempat tertutup seperti

diantara tanaman air yang mengapung, sampah dan rumput - rumput

dipinggir Sungai atau pun parit.

Genangan air payau yang digunakan sebagai tempat berkembang

biak, adalah yang terbuka yang mendapat sinar matahari langsung. Seperti

pada muara sungai, tambak ikan, galian -galian yang terisi air di sepanjang

pantai dan lain -lain.

3. An. Maculatus

Vektor An. Maculatus pertama sekali ditemukan oleh Theobaldt

pada tahun 1901. Vektor An. Maculatus betina lebih sering mengiisap darah

binatang daripada darah manusia. Vektor jenis ini akti fmencari darah

pada malam hari antara pukul 21.00 hingga 03.00 Wib.

Nyamuk ini berkembang biak di daerah pegunungan. Dimana tempat

perindukan yang spesifik vektor An. Maculatus adalah di sungai yang kecil

dengan air jernih, mata air yang mendapat sinar matahari langsung. Di

kolam dengan air jemih juga ditemukan jentik nyamuk ini, meskipun

densitasnya rendah. Densitas An. Maculatus tinggi pada musim kemarau,

10

Page 11: Makalah Vektor

sedangkan pada musim hujan vektor jenis ini agak berkurang karena tempat

perindukan hanyut terbawa banjir.

4. An. Barbirostris

Vektor An. Barbirotris pertama sekali diidentifikasi oleh Van der

Wulp pada tahun 1884. Jenis nyamuk ini di Sumatera dan Jawa jarang

dijumpai menggigit orang tetapi lebih sering dijumpai menggigit

binatang peliharaan. Sedangkan pada daerah Sulawesi, Nusa Tenggara

Timur dan Timor- Timur nyamuk ini lebih sering menggigit manusia

daripada binatang. Jenis nyamuk ini biasanya mencari darah pada

waktu malam hingga dini hari berkisar antara pukul 23.00 -05.00.

Frekuensi mencari darah tiap tiga hari sekali.

Pada siang hari nyamuk jenis ini hanya sedikit yang dapat

ditangkap, didalam rumah penduduk, karena tempat istirahat nyamuk ini

adalah di alam terbuka. paling sering hinggap pada pohon-pohon seperti

pahon kopi, nenas dan tanaman perdu disekitar rumah. Tempat

berkembang biak (Perindukan) vektor ini biasanya di sawah–sawah

dengan saluran irigasinya kolam dan rawa-rawa. Penyebaran nyamuk

jenis ini mempunyai hubungan cukup kuat dengan curah hujan disuatu

daerah. Dari pengamatan yang dilakukan didaerah Sulawesi Tenggara

vektor An. Barbirotris ini paling tinggi jumlahnya pada bulan Juni.

D. CARA PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA

Dalarn pengendalian vektor tidaklah mungkin dapat dilakukan

pembasmian sampai tuntas, yang mungkin dan dapat dilakukan adalah usaha

mengurangi dan menurunkan populasi kesatu tingkat yang tidak

membahayakan kehidupan manusia. Namun hendaknya dapat diusahakan agar

segala kegiatan dalam rangka memurunkan populasi vektor dapat mencapai

hasil yang baik. Untuk itu perlu diterapkan teknologi yang sesuai, bahkan

teknologi sederhanapun, yang penting di dasarkan prinsip dan konsep yang

benar.

Adapun prinsip dasar dalam pengendalian vektor yang dapat

dijadikan sebagai pegangan sebagai berikut :

11

Page 12: Makalah Vektor

1. Pengendalian vektor harus menerapkan bermacam-macam cara

pengendalian agar vektor tetap berada di bawah garis batas yang

tidak merugikan/ membahayakan.

2. Pengendalian vektor tidak menimbulkan kerusakan atau gangguan

ekologis terhadap tata lingkungan hidup.

Pemberantasan secara sederhana ini adalah dilakukan untuk anopheles

aconitus dan Anopheles sundaicus yang merupakan vektor malaria.

Dalam pemberantasan ini terlebih dahulu dilakukan pengamatan

dengan melihat umur tanaman padi, khususnya tanaman padi rata-rata 4

minggu setelah tanam, karena hal ini menerangkan densitas aconitus mulai

meninggi. Tempat perindukan nyamuk anopheles aconitus adalah tempat yang

tertutup oleh tanaman air, sedangkan bila permukaan airnya bersih

densitasnya rendah, pada hakekatnya tinggi rendahnya densitas anopheles

aconitus sulit di ramalkan.

Dari hasil suatu penelitian dan pengamatan, untuk menanggulangi

nyamuk aconitus dapat dilakukan dengan pengendalian yang sederhana yaitu

dengan cara non kimiawi yang tidak mempunyai efek pencemaran lingkungan.

Cara ini dapat dilakukan secara gotong-royong maupun perorangan oleh

masyarakat.

1. Pengamatan Vektor

Pengamatan vektor sangat penting karena dari kegiatan ini akan terkumpul

data yang menerangkan keadaan dan perilaku vektor (nyamuk aconitus) pada

suatu waktu. Cara pemberantasan sederhana ini dilakukan terlebih dahulu

meninjau lapangan dan menganalisa keadaan lingkungan, khusus tempat

peridukan vektor. Nyamuk anopheles aconitus tempat perindukan sering di

jumpai di sawah dan saluran irigasi, dan daerah yang petaninya tidak

menanam padi dengan serentak, pada daerah seperti ini densitas anopheles

aconitus tinggi. Bila penanaman padi oleh petani dilakukan dengan serentak

maka densitas nyamuk tersebut anopheles aconitus menyenangi darah hewan

binatang akan tetapi banyak di jumpai menggigit orang diluar rumah,

tempat istirahat utama adalah tebing parit, Sungai yaitu di bagian dekat air

yang lembab 80 cm dari lantai.

12

Page 13: Makalah Vektor

2. Pemberantasan

Penyebaran anopheles aconitus terutama dijumpai pada daerah

persawahan, sebenarnya upaya pemberantasan vektor utama yang dapat

dilakukan adalah penyemprotan runah serta bangunan-bangunan lainnya,

seperti dengan menggunakan fenitrothion, namun pemberantasan ini

membutuhkan biaya berlipat ganda, dan harus di sadari bahwa dengan

penyemprotan adalah suatu kebijaksanaan jangka pendek sedangkan

jangka panjang adalah pengelolaan lingkungan. Cara sederhana diharapkan,

yang memungkinkan dapat dilakukan oleh masyarakat dan mampu

mengerjakannya.

Untuk mengurangi densitas anopheles aconitus petani diharapkan

merawat saluran irigasi, bagian tepi saluran tidak ada kantong-kantong air

hingga air mengalir lancar, dan menanam padi harus serentak sehingga

densitas anopheles aconitus terbatas pada periode pendek yaitu pada minggu

ke 4 hingga minggu ke 6 setelah musim tanam.

3. Pengendalian Jentik

Perkembangan jentik hingga dewasa membutuhkan air jika tidak ada air

akan mati, maka pengeringan berkala sawah hingga kering betul, merupakan

cara pengendalian jentik anopheles aconitus yang dapat dilakukan oleh

masyarakat petani.

Perkembangan dari telur hingga menjadi nyamuk diperlukan waktu 13-

16 hari, karenanya pengeringan cukup dilakukan dipersawahan, yang

dilakukan setiap 10 kali selama 2 hari.

Cara lain yaitu petani diharapkan membudayakan tanaman selang-

seling antara tanaman berair dengan tanaman tanpa air misalnya

palawija, penebaran ikan pemakan jentik. ikan yang di tebarkan tidak mesti

ikan kecil tetapi dapat ikan yang mempunyai nilai ekonomi misalnya ikan

mujahir, semua keterangan diatas adalah untuk pengendalian jentik.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk membunuh larva nyamuk

anopheles:

13

Page 14: Makalah Vektor

a. Secara Kimiawi

Pemberantasan nyamuk anopheles secara kimiawi dapat dilakukan

dengan menggunakan larvasida yaitu zat kimia yang dapat membunuh larva

nyamuk, yang termasuk dalam kelompok ini adalah solar/minyak tanah,

parisgreen, temephos, fention, altosid dll. Selain zat-zat kimia yang

disebutkan di atas dapat juga digunakan herbisida yaitu zat kimia yang

mematikan tumbuh–tumbuhan air yang digunakan sebagai tempat berlindung

larva nyamuk

b. Secara Hayati

Pemberantasan larva nyamuk anopheles secara hayati dilakukan dengan

mengunakan beberapa agent biologis seperti predator misalnya pemakan jentik

(clarviyorous fish) seperti gambusia, guppy dan panchax (ikan kepala timah).

Selain secara kimiawi dan secara hayati untuk pencegahan penyakit

malaria dapat juga dilakukan dengan jalan pengelolaan lingkungan hidup

(environmental management), yaitu dengan pengubahan lingkungan hidup

(environmental modification) sehingga larva nyamuk anopheles tidak mungkin

hidup. Kegiatan ini antara lain dapat berupa penimbunan tempat perindukan

nyamuk, pengeringan dan pembuatan dam, selain itu kegiatan lain mencakup

pengubahan kadar garam, pembersihan tanaman air atau lumut dan lain-lain.

4. Pengendalianyamuk dewasa dengan hewan ternak

Pengendalian nyamuk dewasa dapat dilakukan oleh masyarakat yang

memiliki temak lembu, kerbau, babi. Karena nyamuk anopheles aconitus

adalah nyamuk yang senangi menyukai darah binatang (ternak) sebagai

sumber mendapatkan darah, untuk itu ternak dapat digunakan sebagai tameng

untuk melindungi orang dari serangan anopheles aconitus yaitu dengan

menempatkan kandang ternak diluar rumah (bukan dibawah kolong dekat

dengan rumah).

14

Page 15: Makalah Vektor

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Di Indonesia sampai saat ini penyakit malaria masih merupakan

masalah Kesehatan Masyarakat. Terutama di daerah Indonesia bagian timur.

Angka kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi terutama dijumpai di daerah

endemis. Dewasa ini upaya pemberantasan penyakit malaria dilakukan melalui

pemberantasan vektor penyebab malaria (nyamuk anopheles)

Ada beberapa caranyang biasanya dilakukan dalam memberantas vektor

yaitu secara kimiawi dan hayati yang sering dilakukan.

Penyebab penyakit malaria di Indonesia adalah genus plasmodia

family plasmodiidae dan ordo coccidiidae, Sampai saat ini dikenal 4 (empat)

macam parasit malaria yaitu:

a. Plasmodium Falcifarum penyebab malaria tropika

yang sering menyebabkan malaria berat.

b. Plasmodilun vivax penyebab malaria Tertiana.

c. Plasmodium Malariae penyebab malaria Quartana

d. Plasmodium Ovate jenis ini jarang sekali di jumpai di Indonesia, karena

umumnya banyak kasusnya terjadi di Afrika dan Pasifik barat.

B. SARAN

Bagi Petugas Pelayanan Kesehatan yaitu : Perlu melakukan penyuluhan

tentang malaria agar masyarakat bisa tahu cara penanggulangan malaria faktor

apa yang dapat menyebabkan terjadinya malaria dan meningkatkan upaya

promotif dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang malaria

sehingga masyarakat lebih waspada. Melakukan pengendalian lingkungan,

terutama pengelolaan terhadap tempat perindukan maka diperlukan

kerjasama lintas sektor dan lintas program.

15