Upload
hendra-thohir
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/16/2019 Managemen Pasca Bencana
http://slidepdf.com/reader/full/managemen-pasca-bencana 1/18
MANAJEMEN PASCA BENCANA (STUDI KASUS:GEMPA BUMI PADANG –
SUMATERA BARAT)
1. Kondisi Pasca Bencana
Kondisi pasca bencana adalah keadaan suatu wilayah dalam proses pemulihan setelah
terjadinya bencana. Pada kondisi ini dipelajari langkah apa yang dilakukan oleh berbagai
pihak terkait dalam hal upaya untuk mengembalikan tatanan masyarakat seperti semula
sebelum terjadinya bencana. Beberapa hal yang dipelajari dalam kondisi pasca bencana ini
adalah kecepatan dan ketepatan terutama dalam hal:
1. Penanganan korban (pengungsi)
2. Livelyhood recovery. Pembangunan in!rastruktur
". Konseling trauma
#. $indakan%tindakan pre&enti! ke depan
'. rganisasi kelembagaan
. Stakeholders yg terlibat
*alam hal ini+ dipelajari kebijakan pembangunan apa yang telah dilakukan sehingga
secara positi! turut mencegah,menghambat terjadinya bencana+ serta kebijakan pembangunan
apa yang telah dilakukan sehingga secara negati! turut memacu,menyebabkan timbulnya
bencana. -uang lingkup studi ini meliputi kajian berbagai aspek penanggulangan bencana
alam yang terjadi di ndonesia+ /ase pasca bencana: meliputi penanggulangan korban(misalnya pengungsi)+ pendanaan+ rehabilitasi bangunan+ rekonstruksi !isik dan non !isik+
organisasi dan kelembagaan+ dan social capital (0unarti+ 2).
2. Manajemen Pasca Bencana
3anajemen pemulihan (pasca bencana) adalah pengaturan upaya penanggulangan
bencana dengan penekanan pada !aktor%!aktor yang dapat mengembalikan kondisi
masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan mem!ungsikan kembali
kelembagaan+ prasarana+ dan sarana secara terencana+ terkoordinasi+ terpadu dan menyeluruh
setelah terjadinya bencana dengan !ase%!asenyanya yaitu :
a) -ehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat
sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama untuk
normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan
masyarakat pada wilayah pasca bencana.
b) -ekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana+ kelembagaan pada
wilayah pascabencana+ baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran
utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian+ sosial dan budaya+ tegaknya
hukum dan ketertiban+ dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat pada wilayah pascabencana.
3. Manajemen Risiko Gempa Bumi
3anajemen risiko gempa bumi dapat dilakukan melalui beberapa cara di bawah ini
(4sian nstitute o! $echnology+ 2# dalam 5idiyati+ 26) :
8/16/2019 Managemen Pasca Bencana
http://slidepdf.com/reader/full/managemen-pasca-bencana 2/18
a. Pengaturan ruang :
1. 3engidenti!ikasi lokasi%lokasi yang aman dari gempa bumi+ antara lain melalui analisis jenis
tanah dan struktur geologi.
2. 3engalokasikan perumahan dan !asilitas umum yang &ital (rumah sakit+ sekolah+ pemadam
kebakaran+ dan sebagainya) pada area yang aman dari gempa bumi.
3erujuk 77 8o 2" $ahun 2+ ada hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam
upaya mencegah+ atau mengurangi resiko timbulnya bencana+ yaitu penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko menimbulkan bencana. 0etiap kebijakan pembangunan harus
mempertimbangkan pertama+ dampak negati! dari kegiatan pembangunan dan
kemungkinannya yang kelak dapat menimbulkan bencana+ dan kedua+ pembangunan ber&isi
bencana (disaster awareness).
b. Pengembangan sistem in!ormasi dan keteknikan :
1. 3engembangkan teknik konstruksi tahan gempa bumi untuk !asilitas umum maupun rumah
penduduk+ berupa penggunaan bangunan dari kayu dan bahan ringan
2. 9eri!ikasi kapabilitas bendungan dan pekerjaan rekayasa untuk menahan kekuatan gempa
bumi.. 3engkaji ulang kesempurnaan bangunan !asilitas penting (rumah sakit+ sekolah+ instalasi
komunikasi+ dan sebagainya) dan menyempurnakannya jika perlu.
". 3erencanakan alternati! cadangan air.
#. 3enyiapkan sistem komunikasi emergensi dan pesan%pesan kepada khalayak umum
menyangkut keamanan mereka.
c. Peningkatan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat :
1. Penyebaran in!ormasi untuk meningkatkan kesiapan masyarakat+ isinya mencakup: penyebab
gempa+ tanda peringatannya risiko gempa+ cara meminimasi kerentanan pribadi serta yang
harus dilakukan saat gempa+ melalui latihan e&akuasi+ serta penyebaran poster yang
komunikati! dengan bahasa yang sederhana.2. 3emperkenalkan teknik konstruksi yang sudah diperbaiki kepada masyarakat.
. 3enyebarkan poster atau brosur kepada masyarakat dengan bahasa yang mudah di!ahami+
yang memuat in!ormasi berikut :
- Pengenalan tempat yang aman dan berbahaya di rumah,bangunan umum.
- $idak menyalakan korek api+ lampu listrik+ dan kompor gas (mencegah ledakan andai ada
kebocoran gas)
- $indakan yang diperlukan di dalam rumah,bangunan+ seperti mengaitkan benda berat di
dalam rumah (misalnya lemari)+ melepas hiasan dinding yang besar dari dinding di dekat
tempat tidur.
-
3enyiapkan helm+ peluit+ dan senter.- 3enyiapkan jalur keluar darurat yang aman.
- $idak berlari menuju tempat tinggi yang berpotensi longsor+ tidak berlindung di bawah tiang+
pohon besar dan menara+ menghindari tempat yang berbau gas.
- ;ika dekat laut+ mengenali tempat tinggi yang stabil dan aman dari kemungkinan tsunami
yang mengiringi gempa.
c. Kelembagaan :
1. 3enggunakan paket insenti! untuk memindahkan bangunan yang tidak,kurang aman ke
lokasi yang lebih aman.
2. 3emberi insenti! pada masyarakat yang memakai konstruksi bangunan yanglebih aman+
mendorong dan mengarahkan pembangunan di area yang lebih aman melalui pengawasan
8/16/2019 Managemen Pasca Bencana
http://slidepdf.com/reader/full/managemen-pasca-bencana 3/18
penggunaan lahan+ penerapan standar%standar dan undangundang bangunan+ penerapan
perpajakan yang masuk akal+ pinjaman+ atau subsidi.
. 3elatih tim%tim operasi 04- dan menjamin cepat tersedianya peralatan deteksi.
". 3elatih personil menghadapi trauma.
#. Koordinasi dengan organisasi sukarela.
4. Studi Kasus: Gempa Bumi Padang-Sumatera Barat
• Kronoogi Bencana Gempa Bumi Padang-Sumatera Barat
Bencana gempa bumi Padang adalah gempa yang terjadi dengan kekuatan +'skala
richter di lepas pantai 0umatera Barat pada pukul 1:1':1 5B pada tanggal 0eptember
2. <empa ini terjadi di lepas pantai 0umatera+ sekitar # km barat laut Kota
Padang. 0ebanyak 1' Kabupaten,Kota di Pro&insi 0umatera Barat yang mengalami dampak
gempa tersebut. Kota Padang mendapatkan akibat bencana dengan korban 6 orang
meninggal dunia dan 1.22 orang mengalami luka%luka (=adiguna+ 212). Korban luka beratmencapai 1.21" orang+ luka ringan 1.'66 orang+ korban hilang 1 orang. 0edangkan 1#.""6
rumah rusak berat+ '#.6 rumah rusak sedang+ > 6.'" rumah rusak ringan.
7paya untuk mencapai kota Padang cukup susah akibat terputusnya komunikasi.
Korban tewas akibat gempa terus bertambah+ hingga tanggal " ktober 2+ angka resmi
yang dikeluarkan Badan 8asional Penanggulangan Bencana(B8PB) adalah ' orang korban
tewas dan " orang dilaporkan hilang. Pertolongan yang sangat dibutuhkan oleh korban
gempa terutama adalah kekurangan obat%obatan+ air bersih+ listrik+ dan telekomunikasi+ serta
menge&akuasi korban lainnya. 3enurut =adiguna (212)+ dampak dari bencana gempa dapat
dikurangi dengan pendekatan penanggulangan pasca bencana (disaster response). *alam
penanggulangan bencana diperlukan koordinasi dan penanganan yang cepat+ tepat+ e!ekti!+e!isien dan terpadu agar kerugian jiwa dan kerugian harta benda dapat diminimalisir
a) Reassess Response Plans (Mengkaji Rencana Respn)
ndonesia tidak jarang terjadi bencana yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan
in!rastruktur+ seperti yang terjadi di Kota Padang%0umatera Barat. 0ebagai suatu negara yang
rawan bencana seharusnya pemerintah ndonesia berusaha untuk mengurangi resiko pasca
bencana. 7paya mengurangi resiko dari bencana ini diwujudkan dengan merencanakan ruang
e&akuasi. Perencanaan tersebut dapat direalisasikan dengan meman!aatkan ruang terbuka
hijau kota sebagai ruang e&akuasi bencana. -$= (ruang terbuka hijau) dapat diman!aatkan
sebagai ruang e&akuasi masyarakat dari ancaman bencana gempa bumi di Kota Padang.
Pendekatan perencanaan yang digunakan melalui pendekatan sosial kepada masyarakatsekitar. Perencanaan dimaksudkan untuk mengurangi jumlah korban jiwa akibat bencana
gempa bumi yang sering terjadi di Kota Padang melalui suatu perencanaan ruang terbuka
sebagai ruang penyelamatan diri dari bencana tersebut. 0elain itu+ juga diharapkan paper ini
dapat memberikan pemahaman kepada pemerintah dan masyarakat Kota Padang mengenai
pentingnya keberadaan -$= dan cara menyelamatkan diri dari ancaman runtuhan bangunan
akibat gempa bumi.
Penggunaan &egetasi pada -$= kota ini disesuaikan dengan kondisi kawasan+ yaitu
tanaman dataran rendah dan perbukitan. 9egetasi yang terdapat di Kota Padang terdiri dari
&egetasi endemik dan &egetasi introduksi. Konsep akti&itas yang direncanakan pada ruang
terbuka hijau Kota Padang yang diman!aatkan sebagai ruang e&akuasi yaitu akti&itas penyelamatan diri ke ruang terbuka hijau. 4kti&itas penyelamatan diri ini dikembangkan
8/16/2019 Managemen Pasca Bencana
http://slidepdf.com/reader/full/managemen-pasca-bencana 4/18
menjadi akti&itas yang bersi!at sosial. 4kti&itas penyelamatan diri yang dilakukan oleh
masyarakat diantaranya berlari menuju dataran tinggi+ berkumpul dan membuat tenda darurat+
membuat dapur umum+ dan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan keadaan darurat
lainnya
$indakan yang dilakukan untuk antisipasi bahaya bencana gempa bumi pada suatu
kota dapat dilakukan salah satunya dengan cara pencegahan pembangunan pada daerah
dataran rendah yang terlalu dekat dengan pantai. 0elain itu+ perencanaan juga membutuhkan
kerjasama dan program perencanaan yang dikaitkan dengan waktu pelaksanaan program yang
dibagi menjadi tiga jangka waktu+ yaitu jangka pendek+ jangka menengah+ dan jangka
panjang. Program perencanaan ini bertujuan untuk kee!ekti!an penggunaan ruang terbuka
hijau bagi masyarakat saat terjadi bencana gempa bumi+ dan sebagai penataan kegiatan atau
mekanisme kegiatan e&akuasi di Kota Padang (0ulistyarana+ 21).
b) Report “knowledge gained” (!ap"an Penge#a$%an &ang Dipe"'e$)
*alam berita singgalang+ 21 menuliskan bahwa Kepala *eputi -ehabilitasi dan-ekonstruksi Badan 8asional Penanggulangan Bencana (B8PB)+ membangun daya lenting
korban bencana melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat. =al ini dilakukan guna
membantu perekonomian masyarakat yang terkena bencana gempa bumi Padang.
0elain itu+ juga diperlukan praktek logistik bencana pada saat bencana gempa pada
0eptember 2 mengacu pada Peraturan Kepala Badan 8asional Penanggulangan Bencana
8omor 1 $ahun 26 tentang Pedoman 3anajemen ?ogistik dan Peralatan Penanggulangan
Bencana. 7kuran keberhasilan pengelolaan logistik bencana dilaksanakan dengan cepat+
tepat+ terpadu dan akuntabel. /aktor utama yang dapat mendukung berjalannya sistim logistik
adalah kondisi in!rastruktur+ ketersediaan dan jumlah alat transportasi (=adiguna+ 212).
c) Return to Normal Operation
(Upa&a %n#%k Kea'i N"a')
Upaya untuk mengembalikan keadaan kembali normal pasca terjadinya bencana gempa
bumi Padang, antara lain:
1. Percepatan Waktu Evakuasi Korban erluka dan Korban !eninggal
"ilakukan dengan menguba# variable pada rencana kontinjensi yang menjadikan peruba#an
$aktu evakuasi penemuan korban terluka dan korban yang meninggal. %ariabel yang memiliki
dampak paling besar dan signi&ikan ter#adap percepatan $aktu tanggap darurat adala# tingkat
teknologi in&ormasi.
'. Percepatan Waktu Pemenu#an Kebutu#an empat inggal ementara
)al yang paling berpengaru# dalam percepatan $aktu pemenu#an kebutu#an tempattinggal adala# jumla# tempat evakuasi yang disiapkan, tempat evakuasi meliputi tenda,shelter , dan
bangunan sementara yang disiapkan untuk korban, semakin banyak jumla# tempat evakuasi
sementara yang disiapkan maka akan semakin cepat $aktu pemenu#an kebutu#an tempat tinggal,
dengan didukung ketersediaan tim perlengkapan. *umla# tempat evakuasi #arus diikuti dengan
penamba#an tim, dikarenakan untuk membangun tempat tinggal sementara diperlukan tenaga dari
semua tim yang dialokasikan untuk tim perlengkapan. elain itu tingkat teknologi juga berpengaru#
ter#adap pemenu#an tempat tinggal, tingkat teknologi berpengaru# karena tingkat teknologi
mempengaru#i jumla# tim total yang datang ke daera# bencana yang merupakan bagian dari tim
perlengkapan semakin banyak jumla# tim yang datang maka semakin banyak anggota tim
perlengkapan untuk membangun tempat tinggal sementara+. Percepatan Waktu Pembersi#an isa encana
8/16/2019 Managemen Pasca Bencana
http://slidepdf.com/reader/full/managemen-pasca-bencana 5/18
8/16/2019 Managemen Pasca Bencana
http://slidepdf.com/reader/full/managemen-pasca-bencana 6/18
1. 3elaksanakan rehabilitasi terhadap sarana dan prasarana pendidikan mulai dari tingkat taman
kanak%kanan+ sekolah dasar sampai menegah
2. 3elaksanakan rehabilitasi terhadap sarana dan prasarana kesehatan baik pelayanan dasar
maupun pelayanan lanjutan (rumah sakit)
. 3elaksanakan rehabilitasi dan pembangunan kembali perumahan masyarakat. -ehabilitasi
dan pembangunan kembali perumahan masyarakat ini merupakan langkah prioritas yang
harus dilaksanakan+ karena ini berhubungan dengan upaya penanganan terhadap masyarakat
yang masih mengungsi dan berada di tempat penampungan.
". -ehabilitasi sarana dan prasarana kepariwisataan
#. -ehabilitasi sarana perdagangan dan jasa (pasar)
'. -ehabilitasi dan pembangunan in!rastruktur kota+
a) Bidang kecipta karyaan (gedung pemerintahan)
b) Pustaka
c) 0arana ;alan+ jembatan dan drainase
d) 0ungai,irigasi
. -ekonstruksi dan re&italisasi bangunan heritage dan !asilitas umum lainnya6. -ehabilitasi sarana rumah ibadah
. -ehabilitasi sarana panti asuhan
1. -ehabilitasi dan pembangunan 0arana dan Prasarana Bidang 4ir Bersih
c. -ekonstruksi
Potensi%potensi yang dapat digali dan diman!aatkan untuk melakukan
rehabilitasi > rekonstruksi bencana di 0umatera Barat antara lain:
1) Potensi Keari!an ?okal+ terdapat budaya yang mencerminkan gotong royong berupa
Batagak Kudo2+ Badoncek+ ;ulo%;ulo
2) Potensi rganisasi 8on /ormal+ berupa <ebu 3inang+ 0audagar 3inang+ ?K443+ K48Klinik Konstruksi
) Potensi Pemimpin 8on /ormal+ berupa 8inik 3amak+ 4lim 7lama+ @erdik Pandai+ Bundo
Kandung dan Para Pemangku 4dat lainnya+ serta 8<
") Potensi Bahan Bangunan+ tersedianya pabrik 0emen+ Bambu+ Batang Pohon Kelapa+ Kayu
(berasal dari =utan 4dat+ Pekarangan)
#) Potensi Perantau+ bantuan dari perantau kepada keluarga di kampung halaman
d. Konseling $rauma
Penanganan korban bencana di Padang+ 0umatera Barat baik ketika tanggap darurat
bencana terjadi maupun pasca bencana+ lebih banyak di!okuskan kepada sisi !isik seperti pengungsian korban+ pembangunan sarana%prasarana !asilitas umum,sosial%keagamaan%
pendidikan+ rumah tingal dan sejenisnya+ 8amun kurang menyentuh sisi psikologis%mental.
3esti dilakukan traumaticconseling ( konseling trauma). 4spek psikologis mental korban
bencana belum tertangani secara baik+ sebagai contoh di Padang+ anak%anak takut masuk
sekolah. 0etelah kegiatan pasca bencana dilaksanakan+ harusnya ada pernyataan resmi dari
pemerintah daerah bahwa kondisi sudah kembali normal+ atau kembali dalam status tidak ada
ancaman bencana.
Beberapa tindakan untuk mengurangi trauma tersebut diantaranya sosialisasi di
sekolah%sekolah tentang kemandirian menyelamatkan diri tanpa mempedulikan keberadaan
orangtua. ABencana itu ketentuan 4llah+ kalaupun 4llah meridhoi kita akan bertemu lagidengan orangtua+ demikian salah satu pemoti&asian kepada anak didik. 0osialisasi ini
8/16/2019 Managemen Pasca Bencana
http://slidepdf.com/reader/full/managemen-pasca-bencana 7/18
dilakukan karena bencana seperti gempa bumi atau tsunami bisa terjadi kapan saja+ bisa saja
saat anak%anak sekolah+ sedang bermain atau dimana saja. 0ebagai wujud
pertanggungjawaban yang transparan+ harus disusun laporan tentang kejadian bencana+
statistik korban bencana+ laporan kegiatan dan laporan keuangan penanggulangan bencana."iposkan ole# retno $ulan di 19./+
Pee#aan Ra*an Bencana
Pen+a$%'%an
0atu tahun sejak peristiwa bencana gempa bumi yang diikuti dengan gelombang pasang
tsunami di 84*%8ias+ ada beberapa pelajaran yang dapat dipetik Bangsa ndonesia yaitu: 1)
perlunya peningkatkan kesadaran dan kesiapan seluruh lapisan masyarakat bahwa mereka
hidup dalam kawasan yang penuh bencana+ 2) perlunya koordinasi dan penanganan bencana
secara terpadu+ ) perlunya penyiapan data dan in!ormasi geospasial yang baik untuk
mendukung penanganan daerah bencana baik untuk masa darurat maupun masa rehabilitasi
dan rekonstruksi.
Perlunya kesadaran bahwa+ negara -epublik ndonesia termasuk negara kepulauan yangakti! tektonik+ akti! &ulkanik+ beriklim tropis basah+ berpenduduk padat dengan berbagai suku
bangsa+ sehingga tidak pernah luput dari risiko terhadap bencana baik bencana alam maupun
bencana akibat ulah manusia. *engan kata lain+ di mana saja dan kapan saja masyarakat di
ndonesia selalu menghadapi risiko bencana+ baik gempa bumi+ letusan gunungapi+ tsunami+
longsoran+ banjir+ kekeringan+ angin ribut+ kebakaran hutan+ dan kerusuhan antar etnik.
3asing%masing jenis bencana tersebut mempunyai tingkat kerawanan dan mengakibatkan
korban jiwa dan kerugian harta yang tidak sedikit.
*emikian pula+ penanganan bencana tidak akan optimal apabila dilaksanakan secara
aksidental+ partial+ dan sektoral. Kita terbukti belum memiliki kapasitas dan pengalaman yang
tepat dalam merespon bencana tsunami di 84* secara cepat. Kita pun menyadari perlunyakoordinasi lintas sektoral dan penanganan terpadu serta berkelanjutan dalam satu siklus
penanggulangan bencana yaitu: sebelum terjadi bencana+ saat terjadi bencana+ dan sesudah
terjadi bencana.
Penyediaan data dan in&ormasi geospasial untuk mendukung analisa risiko bencana, merupakan satulangka# lebi# lanjut dari penentuan tingkat kera$anan bencana. "aera# yang tingkat kera$ananter#adap satu jenis bencana tinggi, belum tentu mempunyai tingkat risiko yang tinggi, karenapenduduknya jarang atau aktivitas ekonominya renda#. edangkan daera# yang tingkat kera$ananter#adap satu jenis bencana sedang #ingga renda#, kemungkinan mempunyai tingkat risiko yang tinggikarena daera#nya padat penduduk dengan berbagai aktivitas ekonomi yang strategis.
3enumbuhkan kesadaran bersama terhadap daerah bencana alam sebelum benar%benar
menjadi bencana+ harus dimulai dari penyediaan in!ormasi tentang kerawanan dan resiko atas
8/16/2019 Managemen Pasca Bencana
http://slidepdf.com/reader/full/managemen-pasca-bencana 8/18
bencana =anya permasalahannya adalah+ apabila in!ormasi tersebut dilakukan secara
kon&ensional lewat pemetaan langsung di lapangan dengan melibatkan sekitar %# tenaga
pemetaan+ maka dibutuhkan waktu sekitar satu sampai dua bulan hingga dapat disajikan
dalam bentuk peta. *engan kata lain+ dibutuhkan lebih dari tahun untuk menyelesaikan
peta rawan dan resiko bencana seluruh wilayah -epublik ndonesia yang memiliki lebih dari
. desa+ atau sekitar 1 tahun untuk wilayah 84*. Belum lagi akibat perubahan yangcukup dinamis di lapangan yang memerlukan pemutahiran in!ormasi
$eknologi penginderaan jauh (remote sensing) dan sistem in!ormasi geogra!is (<0)
terbukti mampu menyediakan in!ormasi data geospasial setiap objek dipermukaan bumi
secara cepat. 0ekaligus menyediakan sistem analisa keruangan yang akurat. 3aksud tulisan
ini adalah memberi masukan dalam pemetaan rawan bencana dan risiko bencana dengan
meman!aatkan teknologi remote sensing dan sistem in!ormasi geogra!is. Peta rawan bencana
dan resiko bencana ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk membantu penanganan
bencana alam secara cepat sehingga meminimalkan korban dan kerugian harta benda akibat
bencana+ terutama dalam menentukan atau mengarahkan daerah yang diprioritaskan untuk segera ditangani. 0elain itu+ siapapun dapat menggunakan in!ormasi tersebut untuk
mengantispasi dampak bencana baik untuk respon darurat+ pemulihan pasca bencana+
penetapan strategi mitigasi bencana+ ataupun perencanaan penggunaan lahan yang
komprehensip dan menggabungkannya dengan pembangunan berkelanjutan.
Pemetaan Ra!an "encana dan risiko "encana
stilah yang terkait dalam tulisan ini adalah bencana (hazard ,disaster )+ kerawanan
(vulnerability) dan risiko (risk ). Pengertian dari bencana+ bencana+ dan risiko perlu
di!ormulasikan agar terdapat konsistensi dalam penggunaan dan pembahasannya.
encana (#aard; adala# suatu peristi$a di alam atau di lingkungan buatan manusia yang berpotensimerugikan ke#idupan manusia, #arta, benda atau aktivitas bila meningkat menjadi bencana. anyakde&inisi tentang bencana (0undgreen, 136< =arter, 1'< U>"P?U>"@7, 1'< utikno, 1/< akornasPP, 13;. 0undgreen (136; mende&inisikan bencana sebagai peristi$a?kejadian potensial yangmerupakan ancaman ter#adap kese#atan, keamanan, atau keseja#teraan masyarakat atau &ungsiekonomi masyarakat atau kesatuan organisasi pemerinta#an yang lebi# luas. encana alam ole# =arrara(13/; dikatakan sebagai bencana yang disebabkan ole# proses alam atau proses alam yang dipicu ole#aktivitas manusia, dan merupakan sala# satu unsur dalam penilaian risiko bencana. ementara menurutU>"P?U>"@7 (1'; yang dimaksud dengan bencana adala# semua &enomena atau situasi yangberpotensi menimbulkan kerusakan atau ke#ancuran pada manusia, jasa, dan lingkungan. !enanggapibanyaknya de&inisi tentang bencana =arter (1'; menyimpulkan ba#$a sebagian besar de&inisi bencana(#aard; mencerminkan karakteristik: i; gangguan ter#adap ke#idupan normal, ii; e&ek ter#adap
manusia, seperti menjadi korban, luka?cacat, gangguan kese#atan, iii; e&ek ter#adap struktur sosial, daniv; kebutu#an masyarakat.
Kerawanan (vulnerability) adalah tingkat kemungkinan suatu objek bencana yang terdiri
dari masyarakat+ struktur+ pelayanan atau daerah geogra!is mengalami kerusakan atau
gangguan akibat dampak bencana atau kecenderungan sesuatu benda atau mahluk rusak
akibat bencana(0utikno+ 1" 78*P,78*-+ 12). Pada elemen kerentanan terdapat
elemen intangibles+ pada umumnya tidak diperhitungkan karena sulit perhitungannya+ dan
kebanyakan elemen tangible. $ingkat kerentanan bencana menurut dapat dinilai secara relati!
berdasarkan macam dan besaran elemen bencana yang besarnya dinyatakan dengan
skala numerik.
8/16/2019 Managemen Pasca Bencana
http://slidepdf.com/reader/full/managemen-pasca-bencana 9/18
8/16/2019 Managemen Pasca Bencana
http://slidepdf.com/reader/full/managemen-pasca-bencana 10/18
n : 8ilai /aktor
2. Bentuk *40
Bentuk *40 berpengaruh terhadap bentuk hidrogra! aliran pada outlet *40 tersebut. Bentuk
hidrogra! aliran tersebut adalah membulat dan memanjang. Bentuk membulat mempunyaiwaktu konsentrasi pendek+ debit puncak yang tinggi+ dan bentuknya meruncing. Bentuk
hidrogra! aliran memanjang mempunyai waktu konsentrasi lama+ debit puncak rendah dengan
bentuk hidrogra! yang rata ( smooth).
. Kemiringan ?ereng
Kemiringan lereng dalam hal ini lereng permukaan dalam *40 atau gradien sungai akan
berpengaruh langsung terhadap gerakan aliran permukaan.
4. Kerapatan 4liran (Drainage Density)
-umus yang digunakan dalam menentukan kerapatan aliran (Drainage
Density) adalah menggunakan rumus =orton+ yaitu :
Keterangan :
*d : Kerapatan 4liran (m2)
? : Panjang 0ungai (m)
4 : ?uas *40 (m2)
8ilai *d suatu *40 berhubungan erat dengan kondisi drainase :
% *rainase Baik F 2+" km,km2
% *rainase 0edang + % 2+" km,km2
% *rainase ;elek GF2
8ilai *d juga menunjukkan adanya dissection level + perkembangan erosi dan tingkat
genangan.
#. Batuan
Batuan berpengaruh terhadap kapasitas storage yang selanjutnya terhadap karakteristik run
o!! . *40 dengan batuan imper&ious+ tidak dapat menyimpan atau meresapkan air ke dalam
batuan sehinggadirect run o!! terjadi setelah hujan dan hidrogra! dengan puncak tinggi+
8/16/2019 Managemen Pasca Bencana
http://slidepdf.com/reader/full/managemen-pasca-bencana 11/18
sedangkan *40 dengan batuan permeable dapat menyimpan air sementara dalam batuan
sehingga run o!! kecil dan hidrogra! yang ada dengan debit puncak rendah (kecil).
'. Penggunaan ?ahan
Penggunaan lahan berpengaruh terhadap penentuan criteria daerah rentan terhadap banjir+seperti tanah terbuka lebih resiko dibandingkan dengana danya penutup tanaman.
Penentuan Peta -awan Banjir dihasilkan dari hasil tumpang%susun Peta Kerapatan 4liran+
Peta ?ereng+ Peta $utupan 9egetasi+ Peta Bentuk ?ahan+ dan Peta $anah. Proses tumpang%
susun dilakukan dengan metode perkalian antara skor dari masing%masing peta
input,masukan. Klasi!ikasi akhir hasil tumpang%susun menjadi klas rawan+ sedang+ dan tidak
rawan pada dasarnya dilakukan dengan menggunakan kriteria klasi!ikasi klas kerawanan
banjir tersaji pada $abel 1.
'a"e 1. Kriteria Kas Kera!anan Banjir
(o
.
Kas Kera!anan Karakteristik Banjir
)rekuensi $urasi Kedaaman
*m+
1. $idak -awan $idak pernah
banjir
% %
2. Kerawanan
-endah
1%2 tahun GF GF
. Kerawanan
0edang
1%2 tahun 1%2 hari +# H 1+
". Kerawanan$inggi
0etiap tahun 2%1#hari
+# H 2+
#. Kerawanan
0angat $inggi
$ergenang
permanen
6%12
bulan
+# H +
2. Metode penentuan tingkat risiko "encana "anjir
2.a+. Mode , penentuan tingkat risiko "encana "anjir.
8/16/2019 Managemen Pasca Bencana
http://slidepdf.com/reader/full/managemen-pasca-bencana 12/18
3odel pertama adalah model matematis+ yang penilaian risiko didasarkan pada komponen
bencana dan komponen kerentanan. $iap komponen dijabarkan menjadi !aktor penyebab
terjadinya sesuatu yang berkaitan dengan bencana dan kerentanan. $iap !aktor dirinci
menjadi indikator atau kelas yang berpengaruh pada besaran komponen. /ungsi komponen
ditentukan besarannya bedasarkan nilai yang diberikan pada !aktor dan indikator. -isiko
merupakan gabungan nilai bencana dan kerentanan secara terintegrasi. Penilaian risikodidasarkan atas perkalian besaran komponen+ !aktor+ dan indikator. 3odel matematis pada
model ini adalah:
-isiko I nilai indikator D nilai !aktor D nilai komponen.
- I i D ! D k
*imana : - I risiko
i I indikator+ ! I !aktor+ dan k I komponen
2."+. Mode ,, penentuan risiko "encana "anjir.
3odel kedua adalah model konseptual. Pada konsep ini setiap kejadian di dasarkan pada
!ungsi !aktor yang berkaitan dengan risiko. Perbedaaan peran digunakan sebagai penentu
pemberian bobot dan skor. $iap !aktor ditinjau !ungsi terhadap kejadian+ kemudian satu !aktor
dirinci menjadi kelas. Pada tingkat !ungsi !aktor diberi bobot dan pada kelas diberi skor
sesuai dengan pengaruh pada satu proses+ contoh: curah hujan menpunyai !ungsi lebih besar
dari pada lereng+ maka bobot curah hujan lebih tinggi dari lereng dan pada klasi!ikasi curah
hujan+ hujan dengan kelas tinggi diberi skor lebih besar dari kelas dibawahnya. @urah hujan
diberi bobot #+ dan lereng " sedang lereng " J diberi skor # dan lereng 2#J%"J di beriskor misalnya.
Peran besaran pada tiap !aktor dapat dibuat seragam klasi!ikasinya besar+ sedang dan kecil
dalam bentuk angka besar identik dengan + sedang 2 dan kecil 1. *alam pemberian angka ini
harus konsisten+ pemberian angka berarti peran besaran pada !aktor tertentu tertinggi dan 1
adalah terendah.
Perkiraan bencana banjir dilakukan.
@urah hujan : nilai peran #+ klasi!ikasi
@urah hujan : besar :..%
0edang :..% 2
Kecil :..% 1
?ereng : 8ilai peran 2#
?ereng : besar :..%
0edang :..% 2
8/16/2019 Managemen Pasca Bencana
http://slidepdf.com/reader/full/managemen-pasca-bencana 13/18
Kecil :..% 1
?iputan lahan : 8ilai peran 1#
?iputan lahan : Besar :..%
0edang :..% 2
Kecil :..% 1
$anah : 8ilai peran 1
$anah : Besar :..%
0edang :..% 2
Kecil :..% 1
.- Me#+e +an Ana'isis Risik Bencana !ngs"
0ementara penyebab longsor dalam artian luas adalah: relie!+ drainase+ batuan
induk,batuan dasar+ regolit+ kegempaan+ iklim dan pengaruh manusia ( @ooke dan *ornkamp+
1). 9ariabel yang digunakan kedua bencana ini relati! hampir sama yaitu : satuan
bentuklahan+ lereng+ tanah+ batuan+ proses geomor!ik+ air tanah+ tutupan lahan dan curah
hujan+ sedangkan &ariabel sosial ekonominya meliputi aspek penduduk (jumlah) dan aspek
harta benda (sawah+ ladang+ kebun+ ternak+ rumah dan isinya+ dalam rupiah).
3.1. Metode penentuan tingkat kera!anan "encana ongsor
4nalisis longsor secara umum didasarkan pada lima !aktor yang menyebabkan terjadinya
yaitu : geologi+ mor!ologi+ curah hujan+ penggunaan lahan+ dan intensitas gempa. Berdasarkan
!aktor % !aktor tersebut disusun tingkatan kerawanan bencana alam longsor dengan mengacu
kriteria pada 0ugalang dan 0iagian (11).
Peta -awan ?ongsor dihasilkan dari tumpang%susun antara Peta <eologi+ Peta @urah =ujan+
Peta ?ereng+ Peta Penggunaan ?ahan+ Peta $anah dan Peta Bentuklahan. $umpang%susun
dilakukan dengan mengalikan skor dari masing%masing peta masukan yang digunakan.Pemetaan daerah rawan bencana longsor ini dilakukan dengan pendekatan mor!odinamik.
0ecara konseptual data yang dibutuhkan untuk analisis dan menentukan peta rawan bencana
longsor adalah sebagaimana disajikan pada <ambar ". =asil akhir dari proses tumpang%susun
diklasi!ikasi menjadi kriteria+ yaitu :
1. $idak rawan
2. -awan+
. 0angat rawan
8/16/2019 Managemen Pasca Bencana
http://slidepdf.com/reader/full/managemen-pasca-bencana 14/18
3.2. Metode penentuan tingkat risiko "encana ongsor
Kerangka kerja untuk penilaian risiko bencana longsor didasarkan pada potensi
bencana+ derajat kehilangan (&ulnerability). Potensi bencana (yang mencakup intensitas atau
magnitut dan probalititas kajadian) yang penilaian didasarkan pada !aktor alamiah (yang
dapat dikaji melalui obser&asi+ in&entarisasi+ akunting dan peta tematik).
3.2.a. Metode , penentuan tingkat risiko "encana ongsor.
Penilaian menurut 3ark dan 0tuart (1+ dalam ?undgreen+ 16') untuk menilai risiko
bencana kemungkinan jebolnya suatu dam di 4merika dengan menggunakan rumus:
- I ! pc @(&) .(2)
dalam hal ini : - I risiko
pc I probabilitas dari kejadian spesi!ik atau konsekuensi
@(&) I nilai konsekuensi akibat bencana
Berdasarkan data hasil perkiraan tersebut+ dapat diperhitungkan peta kemampuan lahan
untuk tujuan dan bencana tertentu. Peta kemampuan lahan untuk memperkirakan risiko
tersebut dapat menunjukan biaya tambahan akibat bencana dan kehilangan sumberdaya..
3.2."+. Metode ,, penentuan tingkat risiko "encana ongsor
3etode ke dua menggunakan satuan medan sebagai satuan pemetaan bencana dan satuane&aluasi risiko. 9ariabel yang digunakan dipilih &ariabel selekti! yaitu: kemiringan lereng+
keterdapatan mata air+ kedalaman muka airtanah+ tingkat pelapukan batuan+ kejadian longsor
sebelumnya+ kerapatan kekar+ struktur perlapisan batuan+ permeabilitas tanah,batuan+ penutup
lahan+ dan curah hujan sedang aspek sosial ekonomi &ariabel yang digunakan kerugian jiwa
dan kerugian ekonomis. Kriteria dari masing%masing &ariabel ditentutkan berdasar klasi!ikasi
yang dikembangkan oleh B4K07-$484? (2#)
Perhitungan tingkat risiko dengan cara kedua adalah sebagai berikut.
1) ;umlah harkat parameter medan:
•€nilai maksimum (risiko tinggi)I 6(jumlah &ariabel medan) D " (nilai harkat
maksimum tiap &ariabel) I 2
•€nilai minimum (risiko rendah) I 6 (jumlah &ariabel medan) D 1 (nilai harkat
minimum tiap &ariabel) I 6
2) /aktor keamanan (Bowles+ 16"):
•€nilai maksimum (risiko tinggi) I G1+
8/16/2019 Managemen Pasca Bencana
http://slidepdf.com/reader/full/managemen-pasca-bencana 15/18
•€nilai minimum (risiko rendah) I F1+2#
) Parameter sosial ekonomi:
•€nilai harkat maksimum I 1
•€nilai harkat minimum I +1
") Penilaian risiko spesi!ik adalah sebagai berikut:
•€nilai risiko spesi!ik maksimumI2D1+D1I "+2" " (dibulatkan)
•€nilai risiko spesi!ik minimum I 6D1+2#D+1I 1
#) Clemen yang berisiko:
•€ 8ilai maksimum yang berisiko I 1
•€ 8ilai minimum yang berisiko I
') 8ilai risiko total
•€ 8ilai risiko total maksium I " D1 I "
•€ 8ilai risiko total minimum I 1 D I
) Klas risiko total yang digunakan I + klas inter&alnyaI ("%),#I
$ingkat risiko totalnya menjadi:
•€F 26 : risiko sangat tinggi
•€22 H 26 : risiko tinggi
•€1# H 21 : risiko sedang
•€ H 1" : risiko rendah
•€G styleILLF : risiko sangat rendah
3.2.c+. Metode ,,, penentuan tingkat risiko "encana ongsor
3etode ketiga dalam penilaian risiko menggunakan pendekatan satuan medan sebagai
satuan pemetaan+ dan e&aluasinya menggunakanpembobotan dan pengharkatan+ seperti yang
dikonsepkan 0utikno (22). Penentuan tingkat risiko didasarkan pada nilai obyek bencana
dan tingkat jumlah pekerja,akti!itas manusia dengan cara pengharkatan dan
pembobotan. -incian dari penentuan tingkat risiko adalah sebagai berikut.
8/16/2019 Managemen Pasca Bencana
http://slidepdf.com/reader/full/managemen-pasca-bencana 16/18
1) $ingkat kerapatan rumah,gedung per satuan medan
a. kerapatan tinggi F 'J = (tinggi)
b. kerapatan sedang '%J 3 (sedang)
c. kerapatan rendah G styleILLF ? (rendah)
d. Bobot tingkatan (relati!): =:0:- I:2:1
e.
2) $ingkat jumlah pekerja,akti&itas manusia di satuan pertanian,perkebunan,hutan dengan
asumsi:
a. kerentanan dianggap konstan
b. makin tinggi kerapatan rumah makin padat penduduknya
c. tingkat akti&itas manusia di permukiman lebih tinggi+ kemudian secara
berurutan pertanian+ perkebunan dan hutan
d. nilai relati! bobot in!rastruktur dianggap sama dan konstan+ tidak
mempengaruhi nilai risiko relati! dari unit bersangkutan.
/- Pee#aan Ke"a*anan Keaka"an 0%#an
erbagai model dikembangkan untuk pemetaan kera$anan kebakaran #utan (=#uvico dan alas,16< "arma$an dkk, '--1;. ecara ringkas terbagi tiga yaitu: model berdasarkan pemili#an sensti&indeA atau pembobotan dan skoring atas &aktor penyebab kebakaran #utan, berdasarkan regresi analysis,dan berdasarkan standard indeA.
Pemetaan resiko kebakaran hutan
Kajian risiko kebakaran hutan sebetulnya mirip dengan kajian bencana yang lain+
yang membedakan adalah !aktor penyebab+ tingkat bencana dan elemen yang terkena
menghadapi risiko. 4nalisa resiko kebakaran tergantung pada lokasinya apakah di hutan
lindung atau di areal perkebunan.
-isiko I nilai indikator D nilai !aktor D nilai komponen ekonomi dan atau lingkungan.
- I i D ! D k
*imana : - I risiko
i I indikator
! I !aktor
k I komponen
8/16/2019 Managemen Pasca Bencana
http://slidepdf.com/reader/full/managemen-pasca-bencana 17/18
Kesimpuan
Paper ini telah membahas tentang metodologi pemetaan rawan bencana dan pemetaan resiko
bencana dengan meman!aatkan data penginderaan jauh dan teknologi sistem in!ormasi
geogra!is.
*iperlukan kesatuan akti&itas antara pemetaan rawan bencana dan pemetaan resiko bencana
untuk wilayah terkena bencana di ndonesia. Bagi semua tipe bencana+ kriteria penentuan
tingkat risiko bencana dapat dibedakan menjadi tiga+ yaitu:
a. risiko tinggi
b. risiko sedang
c. risiko rendah
Bntegrasi teknologi penginderaan *au# dan istem Bn&ormasi eogra&is sangat membantu dalam
penyusunan pemetaan ra$an bencana dan resiko bencana.
"itulis ole# okunokoto
0abel: @a$an encana
1 ken#a":
GEMA A2ANI enga#akan---
5ss.Wr.Wb
5pa kabar pak !ulC perkenalkan saya ema dari ambon. aya sangat tertarik dengan
tulisan bapak tentang pemetaan ra$an bencana, k#ususnya berkaitan dengan pendekatan
teoritis dalam mengantisipasi tingkat kera$anan bencana pada suatu ka$asan atau
$ilaya#.
aat ini saya sedang melakukan studi untuk penyusunan tugas ak#ir saya berkaitan
dengan identi&ikasi ka$asan ra$an bencana di Provinsi !aluku. etela# membaca artikel
bapak tersebut (posting tgl '3 *anuari '--3;, ada beberapa in&ormasi yang sangat
membantu saya dalam proses analisis penelitian dimaksud.
!asala#nya, beberapa &ormulasi yang disampaikan dalam blog bapak tidak terbaca
dengan baik, se#ingga saya kesulitan untuk mengadopsi &ormulasi4&ormulasi tersebut.7le# karena itu, bila bapak tidak keberatan, mo#on kiranya bapak bisa membantu untuk
mengirimkan &ile tersebut dalam &ormat aslinya (syukur4syukur dalam &ormat $ord, tp kl
pd& juga ga apa;.
5lamat email saya:
gauliaaniDya#oo.co.id
"emikian yang dapat saya sampaikan. !oga sumbangsi# yang diberikan kepada
masyarakat 5ce# dan s#aring in&ormasi ini, dapat meningkatkan kualitas #idup dan
$a$asan serta ilmu bagi mereka yang membutu#kan.
erima Kasi#
Wassalam
8/16/2019 Managemen Pasca Bencana
http://slidepdf.com/reader/full/managemen-pasca-bencana 18/18
13 *uni, '--3 1-:1/