Upload
mikayla-osborne
View
144
Download
1
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
MANAGEMENT OF NEONATAL SEPSIS. o Divisi Perinatologi – Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI – RSCM. Penyebab Kematian Neonatus di Indonesia. Mortality profiles. Geneva, World Health Organization, 2007. Sepsis di Perawatan Neonatus. Setelah ada JAMPERSAL. Sepsis di Perawatan Neonatal. - PowerPoint PPT Presentation
Citation preview
MANAGEMENT OF NEONATAL SEPSIS
o
Divisi Perinatologi – Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FKUI – RSCM
PENYEBAB KEMATIAN NEONATUS DI INDONESIA
2
Mortality profiles. Geneva, World Health Organization, 2007
SEPSIS DI PERAWATAN NEONATUS
Sepsis neonatorum merupakan penyebab utama kematian di unit perawatan neonatus di negara berkembang
Angka kejadian sepsis di RSCM :88,8 per 1000 kelahiran hidup (2008)1,2 per 1000 kelahiran hidup (2010)7,3 per 1000 kelahiran hidup (Jan-Juli 2012)
Setelah ada JAMPERSAL
SEPSIS DI PERAWATAN NEONATAL
Langkah pengendalian infeksi sederhana dan efektif harus diterapkan dengan
benar
Di negara maju, angka infeksi Rumah Sakit di unit perawatan neonatus jauh lebih rendah (5-10 per 1000 kelahiran
hidup)
SEPSIS
Sindrom atau sekumpulan gejala dari respons
inflamasi sistemik (SIRS) terhadap proses infeksi
pada bulan pertama kehidupan
Systemic inflammatory response syndrome
(SIRS) : respons inflamasi sistemik terhadap
trauma, luka bakar, pankreatitis dan infeksi
Etiologi mikroorganisme (bakteri, virus, jamur)
Bone RC, et al. Chest 1992; 101:1644- Child Health Research Project.Baltimore, Maryland,
1999; 3(1):6-12
5
HEALTHCARE-ASSOCIATED INFECTIONS (HAIS)
Infeksi yang didapat pada waktu intrapartum, selama perawatan atau kurang dari 48 jam setelah keluar dari rumah sakit dan tidak termasuk infeksi transplasental (seperti: TORCH, HIV, sifilis)
The Center for Disease Control and Prevention (CDC), 2002
7 7
Early Onset •< 72 jam
•berkaitan dengan infeksi
vertikal/maternal genital tract
•Dapat juga berkaitan dengan kondisi
lingkungan persalinan yang buruk,
atau prosedur obstetri yang kurang
memperhatikan faktor a/antisepsis
Late Onset- ≥ 72 jam
- berkaitan dengan infeksi
nosokomial / HAI – Healthcare-
Associated Infection)
Zaidi AKM, Huskins WC, Thaver D, Bhutta ZA, Abbas Z, Goldmann DA. Hospital-acquired neonatal infections in developing countries.
The Lancet 2005;365:1175-1185
AWITAN TERJADINYA SEPSIS NEONATORUM
SEPSIS AWITAN DINI VS AWITAN LAMBAT
Sepsis neonatorum awitan dini memiliki kekerapan 3,5 kasus per 1000 kelahiran hidup dengan angka mortalitas sebesar 15-50%.
Angka mortalitas SAL lebih rendah daripada SAD yaitu kira-kira 10-20%.
Schuchat A, Zywicki SS, Dinsmoor MJ, Mercer B, Romaguera J, O’Sullivan MJ, et al. Risk Factors and Opportunities for Prevention of Early-onset Neonatal Sepsis: A Multicenter Case-Control
Study. Pediatrics 2000; 105: 21-26
9
FAKTOR RISIKORisiko Mayor Risiko Minor
1. Ketuban pecah >24jam
2. Ibu demam (suhu intrapartum
>380C)
3. Korioamnionitis
4. Denyut jantung janin yang
menetap >160x/ menit
5. Ketuban berbau
1. Ketuban pecah > 12 jam2. Ibu demam (suhu intrapartum
>37,5C)3. Nilai Apgar rendah (menit ke-1< 5 , menit ke-5<
7)4. Bayi berat lahir sangat
rendah (BBLSR) < 1500 gram5. Usia gestasi < 37 minggu6. Kehamilan ganda7. Keputihan pada ibu8. Ibu dengan infeksi saluran
kemih (ISK) / tersangka ISK
Health Technical Assistance-Sepsis, Depkes, 2008
10
Gambaran klinis Gambaran klinis pasien sepsis neonatorum tidak
spesifik, mirip sekali dengan kelainan lainnya
Gejala yang terlihat sangat berhubungan dengan
karakteristik kuman penyebab dan respon tubuh
terhadap masuknya kuman
Bervariasi dari mulai sederhana komplikasi
DIAGNOSIS
HTA Indonesia 2008. Sepsis Neonatorum
11
DIAGNOSIS
Gambaran klinis
SSPLetargi, refleks hisap buruk, limp, tidak dapat
dibangunkan, poor or high pitch cry, iritabel, kejang
Kardiovaskuler Pucat, sianosis, dingin, clummy skin
Respiratorik Takipnu, apnu, merintih, retraksi
Saluran
pencernaanMuntah, diare, distensi abdomen
Hematologik Pendarahan, jaundice
Kulit Ruam, purpura, pustula
HTA Indonesia 2008. Sepsis Neonatorum
Bayi tidak mampu menyusu
Refleks hisap tidak ada/lemah
Temperatur >37,7 OC atau <35,5 OC
Laju napas >60x/menit Retraksi dada yang berat Napas cuping hidung Merintih Krepitasi
Letargis atau kesadaran menurun
Kejang Ubun-ubun membonjol Sianosis Waktu pengisian kapiler
lambat Keluarnya pus dari telinga Kemerahan di sekitar
umbilikus yang meluas ke kulit 12
DIAGNOSIS
Gejala & tanda klinis (NON
SPESIFIK)
13
Laboratorium Penunjang Baku Emas : Kultur Darah
Spesifitas : 96% Sensitivitas : 82%
Leukositosis (Leukosit > 34.000/L)
Leukopenia (Leukosit < 5.000/L)
Netrofil imatur > 10%
Imatur: total neutrofil (IT) Ratio > 0,2
Trombositopenia < 100.000/L
CRP > 10mg/dL atau > 2 SD di atas nilai normal
Prokalsitonin > 8,1 mg/dL atau > 2 SD di atas nilai normal
IL-6 or IL-8 > 70 pg/mL
PCR positif
Toll Like Receptor (TLR) 2 & 4
DIAGNOSIS
HTA Indonesia 2008. Sepsis Neonatorum
PENATALAKSANAAN SEPSIS NEONATAL
TATA LAKSANA UMUM Termoregulasi Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit Pemantauan ventilasi dan sistem kardiovaskuler Perbaiki perfusi jaringan (NaCl loading,
darah/plasma, obat inotropik, dll) Obat anti kejang bila terjadi neonatal fit,
jitteriness, dll
15
PEMAKAIAN ANTIBIOTIK RASIONAL
penggunaan antibiotika secara empiris sesuai dengan pola kuman dan resistensi
kuman penyebab yang tersering ditemukan di tempat tersebut
Segera setelah didapatkan hasil kultur darah, jenis antibiotik disesuaikan dengan kuman
penyebab dan pola resistensinya
Bila hasil kultur steril dalam 2-3 hari dan bayi secara klinis baik, pemberian antibiotika harus
dihentikan
HTA Indonesia 2008. Sepsis Neonatorum
PENCEGAHAN SEPSIS
Utamakan pemberian nutrisi melalui oral atau enteral.• Hindarkan pemberian secara parenteral jika perlu
Pemberian ASI Eksklusif
Penerapan Perawatan Metode Kanguru
Praktik Cuci Tangan
NUTRISI PARENTERAL PADA BAYI SEPSIS
Makin sakit dan kecil seorang bayi cadangan nutrisi minimal dan perlu dukungan nutrisi lebih besar
Bayi sepsis mempunyai kebutuhan energi lebih tinggi karena katabolisme minimal 60 kkal/kg/hari selama sepsis akut dan 25-30% pada penyakit paru kronik
NUTRISI PARENTERAL...
Pemberian lipid parenteral jangka pendek, tidak memiliki dampak bermakna terhadap aktivitas dan jumlah trombosit pada neonatus sepsis.
Pemberian lipid parenteral bukan kontraindikasi pada neonatus sepsis dengan trombositopenia.
Porta I, Planas M, Padro JB. Effect of two lipid emulsions on platelet function. Infusionsther Transfusionsmed 1994;21:36-21.
KEBUTUHAN KALORI TERKAIT BALANS NITROGEN
19
Balans Nitrogen Positif (kondisi anabolik) tercapai dengan 60 kkal/kg/hari dan asupan asam amino 2,5-3 g/kg/hari
Pertumbuhan janin memerlukan 80-85 kkal/kg/hari dan asupan asam amino 2,7-3,5 g/kg/hari
Pertumbuhan ekstra uterin memerlukan 90-120 kkal/kg/hari (minimal 70 kkal) dan asupan asam amino 2,5-3 g/kg/hari
NUTRISI PARENTERAL...
Protein 1 g = 4 kkal Lipid 1 g = 9 kkal Karbohidrat : GIR (mg/kg/min) =
Kecepatan cairan (cc/jam) x konsentrasi Dextrose (%) 6 x berat (Kg)
PRAKTIK PENCEGAHAN INFEKSI YANG DINILAI EFEKTIF DI UNIT PERINATAL RSCM
Cuci tangan sesuai rekomendasi WHO
Membersihkan dan mengganti inkubator setiap 1 minggu
Membersihkan bayi menggunakan air hangat dan
sabun
Dekontaminasi dan sterilisasi alat-alat yang di daur ulang
Persiapan cairan nutrisi parenteral dan obat-obatan
6 LANGKAH HIGIENE TANGAN
JALUR INTRAVENA PERIFER (DENGAN INFUSION PUMP)
JALUR INTRAVENA PERIFER (DENGAN SYRINGE PUMP)
LONG LINE
ARTERIAL LINE
SIMPULAN Sepsis neonatorum merupakan salah satu
penyebab kematian neonatus terbesar di negara berkembang karena kesulitan dalam mendiagnosa dan kontroversi dalam tata laksananya.
Penggunaan antibiotika yang irasional dapat menimbulkan resistensi dan mempersulit pengobatan sepsis
Salah satu cara yang efektif untuk mencegah sepsis neonatorum akibat Healthcare-associated Infections adalah cuci tangan
28
TERIMA KASIH
KASUS 1
Bayi ♂ cukup bulan, berat lahir : 3500 gram, ketuban hijau kental. Lahir spontan, langsung menangis, aktif.
Setelah beberapa detik retraksi (+), napas cuping hidung.
Dilakukan pembersihan jalan napas, dihangatkan dan diberikan CPAP PEEP 7 oksigen 25%, kemudian bayi terlihat nyaman. Dipasang jalur intravena dengan kebutuhan cairan rumatan.
Pemeriksaan penunjang apakah yang diperlukan ? Terapi medikamentosa apa yang harus diberikan ?
KASUS 2 Bayi ♀ usia gestasi 34 minggu, berat lahir 1200 gram.
Lahir SC atas indikasi ibu PEB, tekanan darah sulit dikendalikan dengan obat-obatan. Sudah diberikan pematangan paru 1 kali, 12 jam ante natal. Ketuban utuh. Saat lahir bayi menangis, aktif. Bayi dikeringkan dan dibungkus plastik.
10 menit kemudian, bayi retraksi, merintih. Diberikan CPAP dengan PEEP 8 oksigen 21%. Dipasang infus dan diberikan cairan maintenance.
Pemeriksaan penunjang apakah yang diperlukan ? Terapi medikamentosa apakah yang harus diberikan ?
KASUS 3 Bayi ♂ lahir SC cito karena kontraksi (+). Air ketuban (-),
ibu tidak demam. Usia gestasi 28 minggu, berat lahir 1160 gram. Saat lahir, bayi menangis, aktif. Usia 5 menit, bayi retraksi, merintih. Diberikan CPAP PEEP 7 dan oksigen 25%. Kebutuhan cairan diberikan melalui jalur intravena perifer.
Hasil lab : leukosit : 45.000/mm3, trombosit : 300.000/mm3
Hb : 12g/dl, CRP : +6, IT ratio : 0,08, Prokalsitonin : 0,51
Pemeriksaan penunjang apakah yang diperlukan ? Terapi medikamentosa apakah yang dapat diberikan ?