30
i MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF PAJAK PENGHASILAN BADAN DI INDONESIA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI) NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta oleh : WORO TITIS HARDINI B200090226 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

i

MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF

PAJAK PENGHASILAN BADAN DI INDONESIA

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

oleh :

WORO TITIS HARDINI

B200090226

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 2: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

ii

MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF

PAJAK PENGHASILAN BADAN DI INDONESIA

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)

WORO TITIS HARDINI

B200090226

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ABSTRAKSI

Tarif pajak Badan di Indonesia menjadi tarif tunggal sejak tahun 2009.

Dengan diberlakukanya tarif pajak yang baru ini, perusahaan khusussnya yang

telah go public akan sangat diuntungkan karena tarif pajak efektif perusahaan

akan menjadi lebih kecil. Penelitian ini bermaksud untuk memeperoleh bukti

empiris tentang manajemen laba sebagai respon atas perubahan tarif pajak Badan

pada perusahaaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini termasuk penelitian statistical study dengan menggunakan

metode explanotory research yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel

penelitian dan menguji hipotesis. Data empiris diperoleh dari Bursa Efek

Indonesia (BEI). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

manufaktur yang go public di BEI. Sampel yang diambil adalah 28 perusahaan

yang laba dan 14 perusahaan yang mengalami kerugian pada periode tahun 2006-

2010. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling dengan pertimbangan

beberapa kriteria. Teknik analisis menggunakan uji beda t-test, uji t, uji F, dan uji

koefesien determinasi disertai dengan pengujian asumsi klasik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Perusahaan yang melakukan

manajemen laba atas perubahan tarif pajak Badan hanya perusahaan yang laba; (2)

Manajemen laba pada perusahaan yang laba dipengaruhi oleh insentif pajak dan

insentif non pajak; (3) Manajemen laba pada perusahaan yang mengalami

kerugian hanya dipengaruhi oleh insentif non pajak, dan (4) Manajemen laba pada

perusahaan yang laba maupun rugi tidak dipengaruhi oleh kepemilikan manajerial

dan presentasi saham yang disetor di BEI.

Kata kunci : Corporate tax rate changes, earnings management, tax incentives,

and non-tax incentives.

Page 3: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini telah membaca naskah publikasi dengan judul:

MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF

PAJAK PENGHASILAN BADAN DI INDONESIA

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)

Yang ditulis oleh:

WORO TITIS HARDINI

B 200 090 226

Penandatanganan berpendapat bahwa naskah publikasi tersebut telah memenuhi

syarat untuk diterima.

Surakarta, Juni 2013

Pembimbing

(Drs. Eko Sugiyanto , M.Si)

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

(Dr. Triyono, SE., M.Si)

Page 4: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Perbedaan kepentingan dalam bidang perpajakan pada umumnya

terjadi antara perusahaan dengan pemerintah. Karena pada dasarnya

perusahaan berkeinginan membayar pajak sekecil mungkin sedangkan

pemerintah semaksimal mungkin. Apabila beban pajak yang ditanggung

oleh perusahaan dirasa cukup memberatkan, maka dapat mendorong

manajemen untuk mengatasinya dengan berbagai cara, salah satunya

adalah memanipulasi laba perusahaan.

Tarif Pajak Penghasilan Badan di Indonesia sebelum tahun 2009

adalah tarif progresif, yaitu tarif pajak yang presentasenya menjadi lebih

besar apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaannya semakin besar.

Sejak diterbitkannya UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan

yang mulai berlaku efektif pada tahun 2009, terjadi perubahan tarif Pajak

Penghasilan Badan dari tarif progresif menjadi tarif tunggal, yaitu: (1)

28% (diefektifkan pada tahun 2009) dan 25% (diefektifkan pada tahun

2010) untuk perusahaan; dan (2) 5% lebih rendah dari tarif nomor (1)

untuk perusahaan yang telah go public dan minimal 40% saham disetornya

diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dengan diberlakukannya tarif pajak yang baru ini, perusahaan

khususnya yang telah go public akan sangat diuntungkan karena tarif pajak

efektif perusahaan akan menjadi lebih kecil. Manajer melakukan

Page 5: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

2

manajemen laba dengan menggunakan discretionary accrual.

Discretionary accrual adalah pengakuan akrual laba atau beban yang tidak

diatur dan merupakan pilihan kebijakan manajemen. Adanya pilihan

kebijakan ini, menyebabkan manajemen dapat merekayasa laba yang

disajikan dalam laporan keuangan.

Salah satu motivasi dari manajemen laba adalah taxation

motivations, yaitu perusahaan akan lebih memilih metode akuntansi yang

dapat menghasilkan laba yang dilaporkan lebih rendah dari yang

seharusnya, sehingga pajak yang dibayarkan kepada pemerintah menjadi

lebih rendah (Scott,2000).

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk

menguji apakah perusahaan akan melakukan manajemen laba sebagai

respon atas perubahan tarif pajak badan di Indonesia. Selain itu, penelitian

ini juga akan menguji apakah manajemen laba yang dilakukan perusahaan

dimotivasi oleh insentif pajak atau insentif non pajak.

Kontribusi pertama dari penelitian ini adalah mebguji apakah

perusahaan manufaktur di Indonesia melakukan manajemen laba sebagai

respon atas diberlakukanya UU No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak

Penghasilan. Kontribusi kedua penelitian ini adalah menguji apakah

manajemen laba dipengaruhi oleh insentif pajak terkait dengan adanya

moment perubahan tarif pajak atau justru dipengaruhi oleh insentif non

pajak. Kontribusi ketiga dari penelitian ini adalah menguji apakah

presentase jumlah saham disetor perusahaan yang diperdagangkan di BEI

Page 6: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

3

mempengaruhi discretionary accruals. Hal ini dilakukan karena adanya

perbedaan tarif bagi perusahaan go public yang minimal 40% saham

disetornya diperdagangkan di BEI. Sehingga peneliti terdorong untuk

mengakat permasalahan dalam bentuk penelitian berjudul : “

MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN

TARIF PAJAK PENGHASILAN BADAN ( Studi Empiris Pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI )”

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Laba.

Menurut Scott (1997), Manajemen laba adalah tindakan

manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi dari suatu standar

tertentu dengan tujuan memaksimalkan kesejahteraan dan/atau

nilai pasar perusahaan. Manipulasi tersebut dilakukan agar laba

nampak sebagaimana yang diharapkan. Selain itu, manipulasi

dilakukan agar investor tetap tertarik dengan perusahaan tersebut.

Manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk

melindungi diri mereka dan perusahaan dalam kejadian tak terduga

untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak.

Pola earnings management yang biasa dilakukan menurut Scott

(2000) dalam Sitorus (2006) yaitu :

Page 7: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

4

1. Taking a Bath

Manajemen mencoba mengalihkan excepted future cost ke masa

kini, agar memiliki peluang yang lebih besar mendapatkan laba di

masa yang akan datang. Biasanya dilakukan jika perusahaan

mengadakan restrukturisasi atau reorganosasi seperti pergantian

CEO.

2. Income Minimization

Manajemen mencoba memindahkan beban ke masa kini agar

memiliki peluang yang lebih besar mendapatkan laba di masa

mendatang.

3. Income Maximization

Manajemen mencoba meningkatkan laba masa kini dengan

memindahkan beban ke masa mendatang. Biasanya dilakukan

manajer dalam rangka memperoleh bonus tahunan.

4. Income Smoothing

Tindakan dimana manajemen memperhalus fluktuasi laba dari

periode ke periode dengan cara memindahkan laba dari periode

yang memiliki laba tinggi ke periode yang memiliki laba rendah.

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba

Menurut Scott (2000) dalam Sitorus (2006), terdapat berbagai

motivasi perusahaan melakukan manajemen laba, yaitu:

1. Motivasi Bonus

Page 8: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

5

Laba sering dijadikan indikator penelitian prestasi manajer

perusahaan, dengan cara menetapkan tingkat laba yang harus

dicapai dalam periode tertentu. Laba juga dapat mengursngi biaya

keagenan.

2. Contracting Incentives

Secara umum memenuhi kewajiban-kewajiban kontrak termasuk

perjanjian hutang (debt covenant).

3. Political Motivations

- Untuk mengurangi biaya politis dan pengawasan dari

pemerintah, dilakukan dengan cara menurunkan earning.

- Untuk memperoleh kemudahan dan fasilitas dari

pemerintah, misalnya subsidi, perlindungan dari pesaing luar

negeri, dilakukan dengan cara menurunkan earning.

4. Taxation Motivations

Manajemen laba dilakukan untuk tujuan penghematan pajak, yaitu

dengan cara memperkecil perolehan laba sehingga mengakibatkan

apa yang dibayarkan kepada pemerintah juga lebih kecil dari yang

seharusnya.

5. Changes of Chief Executive Officer (CEO)

CEO yang mendekati akhir jabatanya, cenderung melakukan

income maximation untuk meningkatkan bonus mereka.

Page 9: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

6

6. Initial Public Offerings (IPO)

Perusahaan yang akan melakukan penawaran saham perdana (IPO),

cenderung melakukan income increassing untuk menarik calon

investor.

2.3 Perubahan Tarif Pajak Badan.

Pada tahun 2008, Direktorat Jenderal Pajak di Indonesia

merevisi Undang-undang Perpajakan yang meliputi Undang-

undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP),

Undang-undang Pajak Penghasilan (UU PPh), serta Undang-

undang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah (UU PPN dan PPnBM). Hal ini

diatur berdasarkan Aturan Pelaksanaan Ketentuan Pasal 4

Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 2007, UU No. 36 tahun

2008 tentang perubahan keempat atas Undang-undang No. 7 tahun

1983 tentang Pajak Penghasilan dan dipertegas dengan Peraturan

Menteri Keuangan PMK-283/PMK.03/2008.

2.4 Insentif Pajak.

Pemberian insentif sebesar 5% pada perusahaan go public

diatur dalam PP No. 81 tahun 2007 dan diatur kembali dalam

Peraturan Menteri Keuangan No. 238/PMK.03/2008 yang

mengatur tata cara pelaksanaan dan pengawasan pemberian intensif

pajak tersebut. Insentif pajak penghasilan badan pasal 17 ayat 2b

merupakan suatu kebijakan pemerintah indonesia untuk

Page 10: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

7

memberikan keringanan pada perusahaan terbuka yang memenuhi

syarat Peraturan Menteri Keuangan No. 238/PMK.03/2008.

2.5 Insentif Non Pajak.

Manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan juga

dipengaruhi oleh insentif non pajak. Guenther (1994) menemukan

bukti empiris bahwa insentif non pajak (ukuran perusahaan dan

kepemilikan manajerial) berpengaruh signifikan terhadap

discretionary current accrual.

Berdasarkan insentif non pajak yang digunakan oleh Yin

dan Cheng (2004) maupun Guether (1994), maka insentif non pajak

pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Earnings pressure

Insentif pajak mengimplikasikan bahwa perusahaan akan

memilih untuk menurunkan laba sebagai respon atas penurunan

tarif pajak. Untuk perusahaan yang labanya tidak mencapai target,

penurunan laba yang dilakukan untuk tujuan pajak dapat dikurangi

oleh earnings pressure guna meningkatkan laba akuntansi.

2. Tingkat utang

Perbandingan antara hutang dan aktiva yang menunjukkan

beberapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang

yang biasa disebut dengan leverage, merupakan ukuran yang

berhubungan dengan keberadaan suatu persetujuan utang.

Page 11: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

8

Dalam membiayai kegiatan operasional perusahaan menggunakan

sumber dana dari modal sendiri dan dari luar (hutang). Penggunaan

dana dari luar dapat menghasilkan leverage yang menguntungkan

apabila pendapatan yang diterima oleh perusahaan atas penggunaan

dana tersebut lebih besar dari pengguna biaya tersebut, namun

dapat pula merugikan apabila perusahaan tidak memperoleh

pendapatan atas penggunaan dana tersebut.

3. Earnings bath

Earnings bath atau biasa disebut taking a bath, yaitu

manajemen mencoba mengalihkan expected future cost ke masa

kini agar memiliki peluang yang lebih besar mendapatkan laba di

masa yang akan datang dari yang seharusnya. Ini merupakan salah

satu cara untuk melakukan manajemen laba. Misalnya ketika laba

perusahaan kecil, manajer tidak akan berusaha meningkatkan total

akrualnya, melainkan akan memperkecil total akrualnya, guna

mendapatkan kompensasi di masa mendatang.

4. Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan

besar kecilnya perusahaan. Terdapat beberapa proksi yang biasanya

digunakan untuk mewakili ukuran perusahaan, yaitu jumlah

karyawan, total asset, jumlah penjualan, dan kapitalisasi pasar.

Semakin besar asset, semakin banyak modal yang ditanam,

semakin banyak penjualan, semakin banyak perputaran uang dan

Page 12: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

9

semakin besar kapitalisasi pasar, semakin besar pula dikenal dalam

masyarakat.

Perusahaan yang berukuran besar biasanya memiliki peran

sebagai pemegang kepentingan yang lebih luas. Hal ini membuat

berbagai kebijakan perusahaan besar akan memberikan dampak

yang besar terhadap kepentingan publik dibandingkan perusahaan

kecil. Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat,

sehingga mereka lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan

keuangan, sehingga berdampak perusahaan tersebut harus

melaporkan kondisinya lebih akurat.

5. Kepemilikan manajerial

Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham

perusahaaan oleh pihak manajer atau dengan kata lain manajer juga

sekaligus sebagai pemegang saham. Dengan adanya kepemilikan

manajemen dalam sebuah perusahaan akan menimbulkan dugaan

bahwa nilai perusahaan meningkat sebagai akibat kepemilikan

manajemen yang meningkat pula. Namun dengan adanya

kepemilikan manajerial ini dapat menyeimbangkan potensi

perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemegang saham

lainnya.

Perusahaaan dengan tingkat kepemilikan manajerial yang

tinggi diharapkan memiliki discretionary accrual yang negatif

untuk memperoleh keuntungan pajak.

Page 13: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

10

2.6 Tarif Pajak Penghasilan untuk Perusahaan Go Public dan

Minimal 40% Saham Disetornya Diperdagangkan di Bursa Efek

Indonesia

Menurut Peraturan Menteri Keuangan PMK-238/PMK03/2008 ada 5

(lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu :

1. Wajib Pajak Dalam Negeri yang berbentuk Perseroan Terbuka

dapat memperoleh potongan tarif pajak penghasilan sebesar 5% (lima

persen) lebih rendah dari tarif tertinggi Pajak Penghasilan Wajib Pajak

Badan Dalan Negeri sebagaimana diatur dalam pasal 17 ayat (1) huruf

b Undang-Undang PPh.

2. Penurunan Tarif Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud di atas

diberikan kepada Wajib Pajak apabila jumlah kepemilikan saham

publiknya 40% (empat puluh persen) dan atau lebih dari keseluruhan

saham yang disetor dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh

300 (tiga ratus) pihak.

3. Masing-masing pihak sebagaimana dimaksud di atas hanya boleh

memiliki saham kurang dari 5% (lima persen) dari keseluruhan saham

yang disetor.

4. Ketentuan sebagaimana dimaksud di atas harus dipenuhi oleh

Wajib Pajak Badan dalam waktu paling singkat 6 (enam) bulan dalam

jangka waktu 1 (satu) tahun pajak.

5. Waktu enam bulan sebagaimana dimaksud di atas adalah 183

(seratus delapan puluh tiga) hari.

Page 14: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

11

2.7 HIPOTESIS

H1a: Profit firm dan loss firm melakukan manajemen laba pada

tahun 2007 dan 2008 sebagai respon sebelum perubahan tarif

pajak penghasilan Badan di Indonesia ( UU No. 36 Thn 2008).

H1b: Profit firm dan loss firm melakukan manajemen laba pada

tahun 2009 dan 2010 sebagai respon sesudah perubahan tarif

pajak penghasilan Badan di Indonesia ( UU No. 36 Thn 2008).

H2: Insentif pajak berpengaruh signifikan terhadap discretionary

accrual pada profit firm dan loss firm.

H3 : Insentif non pajak berpengaruh signifikan terhadap

discretionary accrual pada profit firm dan loss firm.

H4: Presentase jumlah saham disetor perusahaan yang

diperdagangkan di BEI berpengaruh signifikan terhadap

discretionary accrual

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yang

menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel

penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur

statistik.

Populasi penelitian ini meliputi perusahaan-perusahaan di sektor

manufaktur yang telah go public dan sahamnya telah terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2006-2010. Pengambilan sampel pada

Page 15: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

12

penelitian ini dilakukan secara purposive sampling ( judgement sampling),

yaitu pemilihan sampel secara tidak acak dengan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan bergerak di sektor manufaktur dan telah terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006 sampai dengan 2010.

2. Menerbitkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit selama

kurun waktu 2006-2010

3. Perusahaan tersebut melaporkan beban pajak selama kurun waktu

2006-2010.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah dokumentasi yaitu data yang

diperoleh dari dokumen atau catatan dari pihak lain. Dalam penelitian

ini data yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI di tahun 2006-2010.

3.3 Metode Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

statistik deskriptif, uji beda t-test, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.

3.3.1 Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2011), statistik deskriptif memberikan gambaran

atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar

deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kortosis dan skewness.

3.3.2 Uji Beda T-Test

Page 16: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

13

Uji beda T-test yang digunakan dalam penelitian ini adalah paired

sample t-test yang digunakan untuk menguji perbandingan untuk dua

sampel yang berpasangan.

3.3.3 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal (Ghozali,2011).

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditentukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual

satu pengamatan ke pengamat lain. Jika varian dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

heterokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada

periode t-1 (sebelumnya).

Page 17: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

14

3.3.4 Uji Hipotesis

a. Uji Pengaruh Simultan ( Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali,

2011).

b. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel independen (Ghozali, 2011).

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

hubungan dari beberapa variabel dalam pengertian yang lebih jelas.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Instrument Penelitian

a. Hasil Uji Multikolonieritas

Hasil uji multikolonieritas. Dari hasil tolerance setiap

variabel independen memiliki nilai tolerance di atas 0,1 dan nilai

VIF dibawah 10, artinya tidak terjadi masalah multikolonieritas. Bisa

dikatakan bahwa model regresi dalam penelitian ini baik.

b. Hasil Uji Normalitas

Page 18: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

15

Diketahui hasil uji normalitas, jika nilai signifikansi 2-tailed

lebih besar dari taraf yang ditentukan yaitu 0,05. Maka Ho diterima,

berarti data residual berdistribusi normal.

c. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan nilai

Durbin Watson pada output yang akan dibandingkan dengan nilai

tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel (n)

dan jumlah variabel independen.

d. Hasil Uji Heterokedastisitas

Model yang baik adalah model yang mempunyai

Homoskedastisitas. Dalam penelitian ini menggunakan uji glejser.

tidak ada variabel independen yang signifikan secara statistik

mempengaruhi variabel dependen nilai absolut laba. Hal ini terlihat

dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% jadi

dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya

Heteroskedastisitas.

4.2 Analisis Data

a. Uji Beda T-test

Page 19: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

16

TABEL 4.1

Hasil Uji Beda T-test untuk Profit Firm

Paired Samples Test

Paired Differences

T df

Sig.

(2-

tailed

)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 2007-

2008

-

2009-

2010 .1038125 .1678186 .0224257 .0588704 .1487546 4.629 55 .000

Sumber : Output SPSS, data diolah

Hasil yang diperoleh dari uji beda rata-rata perbandingkan tahun sebelum

dan sesudah diefektifkannya tarif pajak Badan tahun 2008 menunjukkan

bahwa secara statistik terlihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

antara periode sebelum penurunan tarif pajak Badan 2008 dan sesudah

penurunan tarif pajak Badan 2008 yaitu dengan nilai signifikansi 2-tailed

sebesar 0,000 pada tarif signifikansi 0,05. Nilai t yang disajikan untuk uji

beda rata-rata berpasangan sebesar 4,629 dengan tingkat signifikansi 2-

tailed 0,000 yang berarti nilai t signifikan karna 0,000 < 0,05.

Page 20: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

17

TABEL 4.2

Hasil Uji Beda T-test untuk Loss Firm

Paired Samples Test

Paired Differences

T df

Sig.

(2-

tailed

)

Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 2007-

2008 -

2009-

2010

.0252536 .209761

0

.039641

1 -.0560832 .1065904 .637 27 .529

Sumber : Output SPSS, data diolah

hasil yang diperoleh dari uji beda rata-rata perbandingkan tahun sebelum

dan sesudah diefektifkannya tarif pajak Badan tahun 2008 menunjukkan

bahwa secara statistik terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara periode sebelum penurunan tarif pajak Badan 2008 dan

sesudah penurunan tarif pajak Badan 2008 yaitu dengan nilai signifikansi 2-

tailed sebesar 0,529 pada taraf signifikansi 0,05. Nilai t yang disajikan untuk

uji beda rata-rata berpasangan sebesar 0,637 dengan tingkat signifikansi 2-

tailed 0,529 yang berarti nilai t tidak signifikan karna 0,529 > 0,05.

Page 21: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

18

4.3 PEMBAHASAN

1. Pengaruh Perubahan Tarif Pajak Penghasilan Badan 2008 Terhadap

Manajemen laba.

Untuk mengetahui pengaruh perubahan tarif pajak

penghasilan Badan 2008 terhadap manajemen laba menggunakan uji

beda T-test. Membandingkan adanya manajemen laba pada tahun

sebelum dan pada tahun sesudah diefektifkanya tarif pajak penghasilan

2008. Untuk perusahaan profit firm perbandingan tahun sebelum dan

sesudah diefektifkanya tarif pajak penghasilan badan terdapat

perbedaan yang signifikan yaitu dengan nilai signifikansi 2-tailed

0,000 pada tarif signifikan 0,05 ( 0,000 < 0,05). Nilai t yang disajikan

untuk uji beda rata-rata berpasangan sebesar 4,629.

Untuk perusahaan loss firm perbandingan tahun sebelum

dan sesudah diefektifkanya tarif pajak penghasilan badan tidak ada

perbedaan yang signifikan yaitu dengan nilai signifikansi 2-tailed

0,529 pada tarif signifikan 0,05 ( 0,529 > 0,05).nilai t yang disajikan

untuk uji beda rata-rata berpasangan sebesar 0,637.

2. Pengaruh Insentif Pajak Terhadap Manajemen Laba

Insentif pajak dalam penelitian ini diukur menggunakan

proxy TAXPLAN. Untuk perusahaan profit firm TAXPLAN

berpengaruh positif terhadap DAC proxy untuk mengukur manajemen

Page 22: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

19

laba, dengan nilai signifikansi 0,032 < 0,05. Mempunyai thitung yakni

2,172 dengan ttabel 1,989 jadi thitung > ttabel.

Untuk perusahaan loss firm TAXPLAN berpengaruh

negatif terhadap DAC proxy untuk mengukur manajemen laba,

dengan nilai signifikansi 0,495 > 0,05. Mempunyai thitung yakni

0,690 dengan ttabel 2,04 jadi thitung < ttabel.

3. Pengaruh Earning Pressure Terhadap Manajemen Laba.

EPRESS untuk perusahaan profit firm berpengaruh positif

terhadap DAC proxy untuk mengukur manajemen laba, dengan nilai

signifikansi 0,041< 0,05. Mempunyai thitung yakni 2,077 dengan ttabel

1,989 jadi thitumg > ttabel.

EPRESS untuk perusahaan loss firm berpengaruh negatif

terhadap DAC proxy untuk mengukur manajemen laba, dengan nilai

signifikansi 0,826 > 0,05. Mempunyai thitung yakni 0,221 dengan ttabel

2,04 jadi thitumg < ttabel.

4. Pengaruh Tingkat Hutang Terhadap Manajemen Laba.

DEBT untuk perusahaan profit firm berpengaruh positif

terhadap DAC proxy untuk mengukur manajemen laba, dengan nilai

signifikansi 0,015 < 0,05. Mempunyai thitung yakni 2,476 dengan ttabel

1,989 jadi thitumg > ttabel.

Page 23: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

20

DEBT untuk perusahaan loss firm berpengaruh positif

terhadap DAC proxy untuk mengukur manajemen laba, dengan nilai

signifikansi 0,009 < 0,05. Mempunyai thitung yakni 2,736 dengan ttabel

2,04 jadi thitumg > ttabel.

5. Pengaruh Earnings Bath terhadap Manajemen Laba.

ERANK untuk perusahaan profit firm berpengaruh positif

terhadap DAC proxy untuk mengukur manajemen laba, dengan nilai

signifikansi 0,006 < 0,05. Mempunyai thitung yakni 2,814 dengan ttabel

1,989 jadi thitumg > ttabel.

ERANK untuk perusahaan loss firm berpengaruh positif

terhadap DAC proxy untuk mengukur manajemen laba, dengan nilai

signifikansi 0,013 < 0,05. Mempunyai thitung yakni 2, 609 dengan ttabel

2,04 jadi thitumg > ttabel.

6. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba.

SIZE untuk perusahaan profit firm berpengaruh positif

terhadap DAC proxy untuk mengukur manajemen laba, dengan nilai

signifikansi 0,035 < 0,05. Mempunyai thitung yakni 2,143 dengan ttabel

1,989 jadi thitumg > ttabel.

SIZE untuk perusahaan loss firm berpengaruh negatif

terhadap DAC proxy untuk mengukur manajemen laba, dengan nilai

Page 24: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

21

signifikansi 0,082 > 0,05. Mempunyai thitung yakni 1,785 dengan ttabel

2,04 jadi thitumg < ttabel.

7. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajemen Laba.

MGTOWN untuk perusahaan profit firm berpengaruh

negatif terhadap DAC proxy untuk mengukur manajemen laba, dengan

nilai signifikansi 0,639 > 0,05. Mempunyai thitung yakni 0,470 dengan

ttabel 1,989 jadi thitumg < ttabel.

MGTOWN untuk perusahaan loss firm berpengaruh negatif

terhadap DAC proxy untuk mengukur manajemen laba, dengan nilai

signifikansi 0,298 > 0,05. Mempunyai thitung yakni 1,056 dengan ttabel

2,04 jadi thitumg < ttabel.

8. Pengaruh Presentase Jumlah Saham Disetor Perusahaan di BEI

TerhadapManajemen Laba.

STOCK untuk perusahaan profit firm berpengaruh negatif

terhadap DAC proxy untuk mengukur manajemen laba, dengan nilai

signifikansi 0,444 > 0,05. Mempunyai thitung yakni 0,769 dengan ttabel

1,989 jadi thitumg < ttabel.

STOCK untuk perusahaan loss firm berpengaruh negatif

terhadap DAC proxy untuk mengukur manajemen laba, dengan nilai

signifikansi 0,649 > 0,05. Mempunyai thitung yakni 0,459 dengan ttabel

2,04 jadi thitumg < ttabel.

Page 25: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

22

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Penelitian ini menemukan bahwa perusahaan manufaktur yang

melakukan manajemen laba dalam rangka merespon perubahan tarif pajak

Badan di Indonesia adalah perusahaan yang memperoleh laba (profit firm).

Dengan kata lain, hanya perusahaan manufaktur yang memperoleh laba saja,

yang memanipulasi labanya guna meminimalkan pembayaran perusahaan.

Perusahaan manufaktur yang mengalami kerugian (loss firm) tidak

melakukan manajemen laba dalam rangka merespon tarif perubahan tarif

pajak Badan di Indonesia. Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan yang

mengalami kerugian (loss firm) tidak perlu melakukan manajemen laba

untuk meminimalkan pembayaran pajak penghasilannya karena perusahaan

yang mengalami kerugian dibebaskan dari pembayaran pajak. Selain itu,

berdasarkan peraturan perpajakan di Indonesia, perusahaan yang mengalami

kerugian boleh mengkompensasikan kerugiannya maksimal dalam kurun

waktu lima tahun.

Pada penelitian ini ditemukan pula bukti bahwa manajemen laba

yang dilakukan oleh perusahaan yang memperoleh laba (profit firm)

dipengaruhi oleh insentif pajak, sedangkan untuk loss firm insentif pajak

tidak berpengaruh. Manajemen laba yang dilakukan profit firm dipengaruhi

juga oleh insentif non pajak (EPRESS, DEBT, ERANK, dan SIZE)

Page 26: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

23

sedangkan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh, seberapa besar

presentase saham yang dimiliki pihak manajemen tidak mempengaruhi

manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Sedangkan untuk loss firm

insentif non pajak juga berpengaruh dalam melakukan manajemen laba (

DEBT dan ERANK) sedangkan EPRESS, SIZE, dan MGTOWN tidak

berpengaruh dalam melakukan manajemen laba pada perusahaan yang

mengalami kerugian karna pada dasarnya perusahaan yang mengalami

kerugian, bisa mengkompensasikan kerugiannya maksimal dalam waktu 5

tahun.

Selain itu, ditemukan bukti pula bahwa manajemen laba yang dilakukan

perusahaan sampel (profit dan loss firm) ternyata tidak dipengaruhi oleh

presentase jumlah saham disetor perusahaan yang diperdagangankan di BEI.

Hal ini mengindikasi berapapun jumlah sahan disetor perusahaan yang

diperdagangkan di BEI, ternyata jumlah tersebut tidak mempengaruhi

manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil simpulan diberikan saran sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada

praktisi bisnis, mengenai pentingnya perubahan tarif pajak Badan

terhadap perusahaan, sehingga bisa menjadi masukan dalam mengambil

keputusan.

Page 27: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

24

2. Bagi penelitian berikutnya diharapkan menambah variabel lain atau

menggunakan sampel pada perusahaan selain manufaktur.

DAFTAR PUSTAKA

Belkaoui, A.R. 2007. Accounting Theory. 5th Edition. Buku 2. Edisi Terjemahan.

Jakarta: Salemba Empat.

Burgstahler, David C., and Ilha D. Dichev. “Earnings Management to Avoid

Earnings Desrease and Losses”. Journal of Accounting and Economic. Vol

24 (1997), pp. 99-126

Chaney, B. 1995. “ Student Outcomes and The Profesional Preparation of Eighth

Grade Teachers In Science and Mathematics”. Report Prepared By The

National Science Foundation. Rockville, MD: Westat, Inc.

Deviana, Birgita S.P.2010. Kemampuan Beban Pajak Tangguhan dan Beban

Pajak Kini Dalam Deteksi Manajemen Laba Pada Saat Seasoned Equity

Offerings.Eprints.undip.ac.id/birgitadeviana

Dechow, Patricia M, C. M Schard. Earning Quality. United States of America:

The Research Foundation of CFA Institute, 2004.

Dechow, P.S. Richardson, and I. Tuna. “ Why Are Earnings Kinky? An

Examination of The Earnings Management Explanation”. Review of

Accounting Studies, vol 8 (2003). Pp. 355-384.

Ettredge, M.L., Sun, L., Lee, P., and Anandarajan, A.A. 2008. Is Earning Froud

Associated with High Deferred Tax and/or Book Minus Tax Levels,

Auditing: A journal of Practice & Theory, vol.27, No.1, pp. 1-33.

Guay, W R., S.P. Kothari, R.L. Watts, „‟A Market- Based Evaluation of

Discretionary AccrualModels”. Lournal of Accounting Research, vol 34

(1996), pp. 83-105.

Guenther, David. “ Earnings Management in Response to Corporate Tax Rate

Changes: Evidence from the 1986 Tax Reform Act”. The Accounting

Review. 1994:230-243.

Page 28: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

25

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011.

Hamzah, Ardi.2009. Deteksi Earning Management Melalui Beban Pajak

Tangguhan, Akrual dan Arus Kas Operasi. Universitas Trunojoyo.

Isjd.pdii.lipi.go.id.

Handayani, Sri dan Rachadi, Agustono Dwi. 2009. Pengaruh Ukuran Perusahaan

Terhadap Manajemen Laba. Universitas Tri Sakti. Stietrisakti.ac.id.

Handoko, T Hani. 2002. Manajemen, Edisi Kedua, Cetakan Ketiga Belas.

Yogyakarta. BPFE

Hidayati, siti Murfiah dan Zulaikha. Analisis Perilaku Earning Management :

Motivasi Minimalisasi Income Tax. Universitas Diponegoro Semarang.

Simposium Nasional Akuntansi 6. Surabaya 16-17 Oktober 2003.

Holland, D. And Alam Ramsay, “ Do Australian Companies Manage Earnings to

Meet Simple Earnings Benchmarks?”. Accounting and Finance, Vol 43

(2003). Pp. 41-62.

Irreza dan Yulianti. Penggunaan Komponen-Komponen Pembentuk Pajak

Tangguhan dalam Mendeteksi Manajemen Laba : Sebuah Pendekatan

Baru Di Indonesia. Universitas Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi

13. Purwokerto 13-15 Oktober 2010.

Jones, J. (1991). “ Earnings Management During Import Relief Investigations”.

Journal of Accounting Research. Page 193-228.

Jensen, Michael C. Dan W.H. Meckling. 1976. “Theory of the Firm: Managerial

Behavior, Agency Cost and Ownership Structure.” Journal of Financial

Economic 3: 305-360.

Lilis, Setiawati (2001). “ Rekayasa Akrual untuk Meminimalkan Pajak”.

Simposium Nasional Akuntansi V. Semarang, 2001.

Ma’ruf, Muhammad. 2006. Analisis Praktik Manajemen Laba Melalui Manipulasi

Aktivitas Riil. Universitas Sebelas Maret. Si. UNS. ac.id.

Mulyadi. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat, 2001.

Phillips, Pincus dan Rego. 2003. Earnings Management New Evidence Based On

Deffered Tax Expense. Jurnal Akuntansi. Vol. 78, No 2.

Ross, Rick. 1973. The Economic Theory of Agency : The Principals Problem.

www. Aeaweb.org.

Page 29: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

26

Sari, Chandra. Ratna dan Zuhrohtun. 2006. Keinformatifan Laba Dipasar

Obligasi dan Saham. Universitas Sumatera Utara. Repository. Usu.ac.id.

Singgih , Santosa. 2002. Statistika Parametrik Kondep dan Aplikasi dengan SPSS.

Jakarta : Elex Media Kompetindo.

Scott, R. William, “ Financial Accounting Theory”, 2000, Second Edition,

Prentice Hall Canada linc, Scarborough, Ontario, Canada.

Subagyo dan Oktaviani. Manajemen Laba Sebagai Respon Atas Perubahan Tarif

Pajak Penghasilan Badan Di Indonesia. Universitas Kristen Krida

Wacana. Sinposium Nasional Akuntansi 13. Purwokerto 13-15 Oktober

2010.

Sukartha, I Made. 2009. Pengaruh Mnajemen Laba, dan Kepemilikan Manajerial

Pada Kesejahteraan Pemegang Saham Perusahaan Target Akuisisi.

Universitas Udayana. Isjd.pdii.lipi.go.id.

Scholes, M. S., G.P. Wilson and M.A. Wolfson. “ Firms” Responses to

Anticipated Reduntion in Tax Rates: The Tax Reform Act of 1986. Journal

of Accounting Research. 1992: 161-185.

UU No. 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan.

UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Watts, Ross L., J. L. Zimmerman (1986), “ Positive Accounting Theory”.

Prentice Hall.

Wedari, Linda Kusumaning. 2004. Analisis Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris

dan Keberadaan Komite Audit Terhadap Aktivitas Manajemen Laba.

Simposium Nasional Akuntansi.

Waluyo. Perpajakan Indonesia. Buku 1, Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat, 2007.

Wijaya, Maxson dan Dwi Martani. Praktik Manajemen Laba Perusahaan Dalam

Menanggapi Penurunan Tarif Pajak Sesuai UU No. 36 Tahun 2008.

Universitas Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi 14. Banda Aceh

20-23 Juli 2011.

www.idx.co.id

Yamashita, H and Otogawa Kazuhisa. 2007. Do Japanese Firms Manage

Earnings in Response to Tax Rate Reduction in the Late 1990s.

Page 30: MANAJEMEN LABA SEBAGAI RESPON ATAS PERUBAHAN TARIF …eprints.ums.ac.id/25717/13/NASKAH_PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf · (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu : 1. Wajib

27

Yin, Jennifer, and Agnes Cheng. “ Earnings Management of Profit Firms and

Loss Firms in Response to Tax Rate Reductions”. Review of Accounting

and Finance volume 3. 2004: 67-92.

Yulianti. 2004. Kemampuan Beban Pajak Tangguhan Dalam Memprediksi

Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi.