Manajemen Tambang Bab IX Manajemen Proyek

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/28/2019 Manajemen Tambang Bab IX Manajemen Proyek

    1/9

    BAB IX

    MANAJEMEN PROYEK

    9.1. UMUM

    Persoalan dasar perancangan proyek pada umumnya berkaitan dengan

    berbagai kondisi yang membatasi keleluasaan pelaksanaan proyek itu.

    Pembatas tersebut misalnya waktu, biaya, peralatan, tenaga terampil, dan

    lain-lain. Sebelum perencanaan jaringan(network planning) diperkenalkan

    praktis tidak terdapat teknik atau prosedur yang cukup sistematis untuk

    merencanakan dan mengendalikan proyek-proyek serta untuk menilai

    hasil-hasilnya. Perencanaan jaringanmeletakkan dasar-dasar pendekatan

    yang lebih umum dan lebih formal bagi perencanaan dan pengendalian

    proyek.

    Perencanaan jaringanseperti yang dikenal pada saat ini merupakan alat

    yang perkembangannya bertolak dari konsep lintasan kritis. Arti penting

    perencanaan jaringanterletak pada penyederhanaan. Konsep ini merubah

    suatu proyek yang kompleks mejadi sebuah gambaran grafis yang

    sederhana, dan di samping itu ia dapat bekerja tanpa memerlukan terlalu

    banyak analisa matematika. Konsep di atas dikemudian hari berkembang

    dengan cepat dan menumbuhkan berbagai sistem walaupun di antara

    IX-1

  • 7/28/2019 Manajemen Tambang Bab IX Manajemen Proyek

    2/9

    sistem-sistem tersebut sebenarnya tidak terdapat perbedaan yang

    menonjol. Perbedaan lebih banyak menyangkut orientasi dan titik berat

    pusat perhatiannya.

    Sistem-sistem itu misalnya :

    1. Metode lintasan kritis atau Critical Part Method (CPM).

    2. Teknik evaluasi dan revisi proyek atau Project Evaluation and Review

    Technique (PERT).

    3. Teknik evaluasi dan revisi proyek dengan mempertimbangkan aspek

    biaya atau PERT With Cost(PERTCO).

    4. Perencanaan dan penjadualan proyek atau Project Planning and

    Scheduling(EPS).

    5. Penjadualan lintasan kritis atau Critical Part Scheduling(CPS).

    Sistem-sistem di atas menyajikan proyek dalam bentuk diagram-diagram

    yang mudah dibaca, mengungkapkan dengan jelas hubungan yang ada

    antara elemen-elemen proyek dan memperlihatkan urutan-urutan dari

    pada deretan tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan-

    tujuan tertentu yang dikehendaki.

    Dewasa ini penggunaan sistem-sistem yang baru dikemukakan telah

    cukup meluas dan ditandai dengan hasil-hasil yang memuaskan, misalnya

    di bidang pekerjaan-pekerjaan konstruksi, riset, operasi-operasi militer,

    penerbangan angkasa luar, pengembangan perguruan tinggi dan

    pekerjaan lain yang dapat diklasifikasikan sebagai proyek meskipun

    penggunaannya di bidang lain masih tetap dimungkinkan.

    Untuk selanjutnya di sini akan dicoba untuk mengetengahkan CPM

    dengan aspek-aspeknya yang terpenting bagi perencanaan proyek.

    9.2. LATAR BELAKANG METODE LINTASAN KRITIS

    IX-2

  • 7/28/2019 Manajemen Tambang Bab IX Manajemen Proyek

    3/9

    Perkembangan metode lintasan kritis atau Critical Part Method (CPM)

    berjalan bersama-sama dengan perkembangan sistem lain yang dikenal

    sebagai PERT. PERTdiperkembangkan pada tahun 1958 pada U.S. Navy

    Special Projectuntuk merencanakan dan mengendalikan program sistem

    peluru kendali polaris. Pusat perhatian PERT terutama dikonsentrasikan

    untuk mengendalikan faktor waktu yang tampil dengan suatu estimasi

    waktu, PERT berakhir dengan taksiran waktu yang diperlukan untuk

    mennyelesaikan suatu proyek. Dan melalui suatu analisa statistik yang

    sederhana, dapat ditentukan variasi terhadap taksiran waktu tersebut

    disertai kemungkinan-kemungkinannya. Dengan demikian PERT

    merupakan pendekatan probabilistik untuk memecahkan persoalan

    perencanaan proyek yang mengandung unsur-unsur ketidakpastian.

    CPMyang berpijak pada dasar yang sama dengan PERTdikembangkan

    oleh suatu tim dari Du Pont Companypada tahun 1957. Orientasi sistem

    ini tidak terbatas semata-mata pada faktor waktu. Disamping itu, CPM

    dikembangkan dengan tujuan untuk menekan biaya untuk melaksanakan

    perbaikan pabrik, perawatan, pekerjaan konstruksi, dan lain-lain. CPM

    memerlukan data yang lebih pasti dan merupakan suatu pendekatan

    deterministik.

    9.3. MANFAAT PERENCANAAN JARINGAN

    Sebagai akibat dari berbagai penyederhanaan yang masih mencakup

    lingkup proyek yang luas, baik CPM maupun PERT dan sistem-sistem

    yang lain diikuti dengan manfaat-manfaat sebagai berikut :

    1. Memudahkan perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek.

    2. Memungkinkan perencanaan proyek dengan detail yang lebih

    mendalam untuk jangka waktu yang cukup panjang.

    IX-3

  • 7/28/2019 Manajemen Tambang Bab IX Manajemen Proyek

    4/9

    3. Alat yang baik untuk mendokumentasikan dan mengkomunikasikan

    data, masalah-masalah dan tujuan-tujuan perencanaan proyek.

    4. Membantu memperkirakan kesukaran-kesukaran yang mungkin timbul

    pada waktu yang akan datang.

    5. Mengungkapkan aktifitas-aktifitas yang kritis yang mengendalikan

    seluruh proyek.

    6. Mudah memperlihatkan akibat-akibat perubahan teknik dan urutan-

    urutan pelaksanaan sebagai aktivitas terhadap jadwal proyek.

    9.4. DIAGRAM JARINGAN

    Langkah pertama untuk bekerja sebagai konsep lintasan kritis, untuk

    selanjutnya akan disebut perencanaan jaringan, adalah memecah proyek

    atau program menjadi sejumlah aktivitas yang jelas batas-batasnya.

    Aktivitas-aktivitas ini dapat dirumuskan dengan bermacam-macam cara

    yang berlainan, pada dasarnya aktivitas merupakan elemen dari suatu

    proyek yang untuk melaksanakannya diperlukan waktu, biaya, tenaga

    manusia, peralatan serta unsur lain. Saat untuk memulai dan

    menyelesaikan sebuah aktivitas-aktivitas itu dapat digambarkan dalam

    sebuah diagram jaringan. Dalam hal ini dikenal dua macam sistem notasi

    untuk menggambarkan diagram jaringan, yaitu :

    1. Aktivitas berdasarkan metode anak panah atau notasi anak panah.

    2. Aktivitas berdasarkan metode lingkaran atau notasi lingkaran.

    9.4.1. Notasi Anak Panah

    1. Aktivitas.

    Aktivitas digambarkan oleh sebuah panah ( ).

    Identitasnya dinyatakan pada anak panah itu, demikian pula waktu

    yang diperlukan untuk melaksanakannya (lihat Gambar 9.1.).

    IX-4

  • 7/28/2019 Manajemen Tambang Bab IX Manajemen Proyek

    5/9

    2. Aktivitas semu.

    Aktivitas ini bersifat semu dan digunakan untuk menyatakan hubungan

    yang ada antara satu aktivitas dengan aktivitas yang lain. Karena

    sifatnya yang semu, aktivitas ini tidak memerlukan sumber atau

    resources untuk melaksanakannya.

    Aktivitas semu digambarkan dengan panah terputus-putus ( ).

    Merancang struktur

    Aktivitas dinyatakan dengan deskripsinya8 hari

    j

    A

    Aktivitas dinyatakan dengan simboliB

    ji

    Aktivitas dinyatakan dengan nomor kejadian

    i , j

    i

    j8

    Gambar 9.1. Notasi Anak Panah dan Notasi Lingkaran.

    3. Kejadian.

    IX-5

  • 7/28/2019 Manajemen Tambang Bab IX Manajemen Proyek

    6/9

    Kejadian adalah sebuah titik dalam deretan waktu. Kejadian merupakan

    titik pangkal atau akhir dari sebuah aktivitas. Kejadian digambarkan

    dengan tanda lingkaran dengan nomor kejadian di dalamnya.

    202020

    Kejadian yang mengubah satu aktivitas menjadi beberapa aktivitas baruKejadian

    Kejadian yang menggabungkan beberapa aktivitas menjadi satu aktivitas baru

    Gambar 9.2. Kejadian.

    Hubungan yang mungkin ada di antara berbagai aktivitas dapatdiklasifikasikan sebagai yang bersifat tergantung dan yang bersifat bebas.

    (lihat Gambar 9.3.)

    Selanjutnya perlu diperhatikan bahwa :

    1. Suatu aktivitas hanya dapat dimulai apabila aktivitas yang

    mendahuluinya (predecessor) telah selesai dilaksanakan.

    2. Panjang pendek dan bentuk anak panah tidak mempunyai arti apa-apa.

    3. Diantara dua kejadianyang sama hanya boleh dilukiskan sebuah anak

    panah.

    4. Diagram jaringan pada umumnya hanya memiliki sebuah kejadianawal

    dan sebuah kejadian akhir.

    5. Sebuah aktivitas sebaiknya digambarkan, dari kejadianbernomor lebih

    rendah menuju kejadiandengan nomor yang lebih tinggi.

    IX-6

  • 7/28/2019 Manajemen Tambang Bab IX Manajemen Proyek

    7/9

    B

    A

    752

    B tergantungterhadap A

    B7

    A

    25

    C

    B dan C tergantungterhadap AB dan C bebas

    8

    Gambar 9.3. Hubungan Antara Aktivitas.

    Contoh : Survai pasar

    Pada tabel di bawah ini telah dirumuskan aktivitas-aktivitas yangdiperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan survai pasar. Demikian

    pula interrelasi yang ada di antara aktivitas-aktivitas itu.

    Tabel 9.1. Aktivitas Perencanaan dan Pelaksanaan Suvai Pasar.

    Aktivitas Simbol Aktivitas yangmendahului

    Aktivitas yangmengikuti

    1. Mempelajari tujuan survai - B,C

    2. Penyusunan daftar pertanyaan B A E,D

    IX-7

  • 7/28/2019 Manajemen Tambang Bab IX Manajemen Proyek

    8/9

  • 7/28/2019 Manajemen Tambang Bab IX Manajemen Proyek

    9/9

    aktivitas dengan aktivitas yang lain. Diagram jaringan pada contoh di atas

    dengan sistem ini dapat dilukiskan sebagai berikut :

    EB

    AkhirH

    MulaiF

    GA

    CD

    Gambar 9.5. Contoh Notasi Lingkaran.

    Dalam praktek notasi lingkaran tidak begitu banyak digunakan. Pada

    tulisan ini untuk selanjutnya akan digunakan sistem notasi yang lain yaitu

    notasi anak panah.

    9.5. DAFTAR PUSTAKA

    1. Jack R. Meredith & Samuael J. Mantel, JR., Project Manajement, A

    Managerial Approach, 2 nd edition, University of Cincinnati, Ohio, Jhon

    Willey & Sons. Inc. , 1989.

    IX-9