31
Mandiri Fathia Zahra 1102014096/A-14 LI 1. Memahami dan Menjelaskan Kelenjar Getah Bening 1.1 Fungsi dan cara kerja Kelenjar Getah Bening Fungsi utama KGB adalah sebagai penyaring (filtrasi) dari berbagai mikroorganisme asing dan partikel-partikel akibat hasil dari degradasi sel-sel atau metabolisme Drainase cairan dari aliran darah ke jaringan-darah beredar melalui pembuluh sempit mengarah ke kebocoran cairan atau plasma ke jaringan membawa oksigen dan nutrisi untuk jaringan dan membawa bahan-bahan limbah dari jaringan ke saluran getah bening. Fluida mengalir bocor ke pembuluh limfa. Ini membentuk sebuah sistem peredaran darah cairan dalam tubuh. Penyaringan dari getah bening pada nodus limfa-simpul berisi sel darah putih yang dapat menyerang bakteri atau virus yang mereka temukan di getah bening ketika mengalir melalui getah bening.Sel-sel kanker dapat juga terjebak demikian pula pada getah bening dan dengan demikian nodus limfa bertindak sebagai indikator seberapa jauh kanker telah menyebar. Penyaringan darah-hal ini dilakukan oleh limpa. Limpa menyaring bakteri, virus dan partikel lain asing. Meningkatkan kekebalan reaksi dan melawan infeksi-sistem limfatik yang terutama pada nodus limfa yang lebih aktif dalam kasus infeksi getah bening atau kelenjar sering membengkak dalam kasus infeksi lokal. 1

Mandiri Sk 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

blok hemato

Citation preview

MandiriFathia Zahra1102014096/A-14

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Kelenjar Getah Bening

1.1 Fungsi dan cara kerja Kelenjar Getah Bening

Fungsi utama KGB adalah sebagai penyaring (filtrasi) dari berbagai mikroorganisme asing dan partikel-partikel akibat hasil dari degradasi sel-sel atau metabolisme

Drainase cairan dari aliran darah ke jaringan-darah beredar melalui pembuluh sempit mengarah ke kebocoran cairan atau plasma ke jaringan membawa oksigen dan nutrisi untuk jaringan dan membawa bahan-bahan limbah dari jaringan ke saluran getah bening. Fluida mengalir bocor ke pembuluh limfa. Ini membentuk sebuah sistem peredaran darah cairan dalam tubuh.

Penyaringan dari getah bening pada nodus limfa-simpul berisi sel darah putih yang dapat menyerang bakteri atau virus yang mereka temukan di getah bening ketika mengalir melalui getah bening.Sel-sel kanker dapat juga terjebak demikian pula pada getah bening dan dengan demikian nodus limfa bertindak sebagai indikator seberapa jauh kanker telah menyebar.

Penyaringan darah-hal ini dilakukan oleh limpa. Limpa menyaring bakteri, virus dan partikel lain asing.

Meningkatkan kekebalan reaksi dan melawan infeksi-sistem limfatik yang terutama pada nodus limfa yang lebih aktif dalam kasus infeksi getah bening atau kelenjar sering membengkak dalam kasus infeksi lokal.

1

LI 2. Memahami dan Menjelaskan Limfadenopati

2.1 Definisi

Limfadenopati merupakan pembesaran kelenjar getah bening dengan ukuran lebih besar dari 1 cm. Kepustakaan lain mendefinisikan limfadenopati sebagai abnormalitas ukuran atau karakter kelenjar getah bening. Terabanya kelenjar getah bening supraklavikula, iliaka, atau poplitea dengan ukuran berapa pun dan terabanya kelenjar epitroklear dengan ukuran lebih besar dari 5 mm merupakan keadaan abnormal.

Berdasarkan luas, limfadenopati: Generalisata: limfadenopati pada 2 atau lebih regio anatomi yang berbeda. Lokalisata: limfadenopati pada 1 regio.

Dari semua kasus pasien yang berobat ke sarana layanan kesehatan primer, sekitar ¾ penderita datang dengan limfadenopati lokalisata dan 1/4 sisanya datang dengan limfadenopati generalisata.

Limfadenopati adalah suatu tanda dari infeksi berat dan terlokalisasi (Tambayong, 2000; 52).

Limfadenopati adalah digunakan untuk menggambarkan setiap kelainan kelenjar limfe (Price, 1995; 40).

Limfadenopati adalah pembengkakan kelenjar limfe (Harrison, 1999; 370). Limfadenopati adalah Kelainan KGB dalam bentuk, ukuran, jumlah maupun

konsistensi yang disebabkan adanya infiltrasi sel-sel intrisik, sel-sel ekstrinsik atau adanya infiltrasi sel-sel ganas. Pembesaran kelenjar getah bening dengan ukuran lebih besar dari 1 cm, yang terjadi akibat adanya infiltrasi sel leukemik ke dalam kelenjar limfe. Kelainan ini merupakan tanda dari infeksi berat dan terlokalisasi

2.2 Etiologi Peningkatan jumlah limfosit makrofag jinak selama reaksi terhadap antigen. Infiltrasi oleh sel radang pada infeksi yang menyerang kelenjar limfe. Proliferasi in situ dari limfosit maligna atau makrofag. Infiltrasi kelenjar oleh sel ganas metastatik.

Infiltrasi kelenjar limfe oleh makrofag yang mengandung metabolit dalam penyakit cadangan lipid.(Harrison, 1999; 370)

2

3

2.3 KlasifikasiBerdasarkan luas limfadenopati:

1. Generalisata : Limfadenopati pada 2 atau lebih regio anatomi yang berbeda.Limfadenopati generalisata yang persisten (persistent generalized lymphadenopathy/PGL) adalah limfadenopati pada beberapa kelenjar getah bening yang bertahan lama. PGL adalah gejala khusus infeksi HIV yang timbul pada lebih dari 50% Odha dan sering disebabkan oleh infeksi HIV sendiri. Batasan limfadenopati pada infeksi HIV adalah sbb:Melibatkan sedikitnya dua kelompok kelenjar getah bening. Sedikitnya dua kelenjar yang simetris berdiameter lebih dari 1cm dalam setiap kelompok, Berlangsung lebih dari satu bulan &Tidak ada infeksi lain yang menyebabkannya Pembengkakan kelenjar getah bening ini bersifat tidak sakit, simetris (kiri-kanan sama), dan kebanyakan terdapat di leher bagian belakang dan depan, di bawah rahang bawah, di ketiak serta di tempat lain, tidak termasuk kunci paha. Biasanya kulit pada kelenjar yang bengkak karena PGL akibat HIV tidak berwarna merah.

2. Lokalisata : Limfadenopati pada 1 regio.

BERDASARKAN TEMPAT :

A. Limfadenopati epitroklear Terabanya kelenjar getah bening epitroklear selalu patologis. Penyebabnya meliputi infeksi di lengan bawah atau tangan, limfoma,sarkoidosis, tularemia, dan sifilis sekunder.

B. Limfadenopati aksilaSebagian besar limfadenopati aksila disebabkan oleh infeksi atau jejas pada ekstremitas atas. Adenokarsinoma payudara sering bermetastasis ke kelenjar getah bening aksila anterior dan sentral yang dapat teraba sebelum ditemukannya tumor primer. Limfoma jarang bermanifestasi sejak awal atau, kalaupun bermanifestasi, hanya di kelenjar getah bening aksila. Limfadenopati antekubital atau epitroklear dapat disebabkan oleh limfoma atau melanoma di ekstremitas, yang bermetastasis ke kelenjar getah bening ipsilateral.

C. Limfadenopati supraklavikulaLimfadenopati supraklavikula mempunyai keterkaitan erat dengan keganasan. Padapenelitian, keganasan ditemukan pada 34% dan 50% penderita. Risiko palingtinggi ditemukan pada penderita di atas usia 40 tahun.Limfadenopati supraklavikula kanan berhubungan dengan keganasan di mediastinum, paru, atau esofagus. Limfadenopati supraklavikula kiri (nodus Virchow) berhubungan dengan keganasan abdominal (lambung, kandung empedu, pankreas, testis, ovarium, prostat).

D. Limfadenopati inguinalLimfadenopati inguinal sering ditemukan dengan ukuran 1-2 cm pada orang normal, terutama yang bekerja tanpa alas kaki. Limfadenopati reaktif yang jinak dan infeksi merupakan penyebab tersering limfadenopati inguinal. Limfadenopati inguinal jarang disebabkan oleh keganasan. Karsinoma sel skuamosa pada penis dan vulva, limfoma, serta melanoma dapat disertai limfadenopati inguinal. Limfadenopati inguinal ditemukan pada 58% penderita karsinoma penis atau uretra.

4

E. Limfadenopati generalisataLimfadenopati generalisata lebih sering disebabkan oleh infeksi serius, penyakit autoimun, dan keganasan, dibandingkan dengan limfadenopati lokalisata. Penyebab jinak pada anak adalah infeksi adenovirus. Limfadenopati generalisata dapat disebabkan oleh leukemia, limfoma, atau penyebaran kanker padat stadium lanjut. Limfadenopati sumber keganasan primer yang mungkin bermetastasis ke kelenjar getah bening tersebut dan tindakan diseksi leher.

5

2.4 Patofisiologi

Limfadenopati adalah suatu tanda dari infeksi berat dan terlokalisasi. Limfadenopati terjadi bila limfonodus local dan pembuluh darah mengalirkan materi terinfeksi, yang tertangkap dalam jaringan folikular nodus. Peningkatan aliran limfatik adalah karakteristik dari inflamasi local. BIla terjadi inflamasi pembiluh limfatik dsebut limfangitis dan bila inflamasi mempengaruhi limfonodus disebut limfadenitis. Sistem limfe membantu mempertahankan infeksi tetap terlokalisasi da terisolasi dari aliran darah.

Sistem limfatik berperan pada reaksi peradangan sejajar dengan sistem vaskular darah. Biasanya ada penembusan lambat cairan interstisial kedalam saluran limfe jaringan, dan limfe yang terbentuk dibawa kesentral dalam badan dan akhirnya bergabung kembali kedarah vena. Bila daerah terkena radang, biasanya terjadi kenaikan yang menyolok pada aliran limfe dari daerah itu. Telah diketahui bahwa dalam perjalanan peradangan akut, lapisan pembatas pembuluh limfe yang terkecil agak meregang, sama seperti yang terjadi pada venula, dengan demikian memungkinkan lebih banyak bahan interstisial yang masuk kedalam pembuluh limfe. Bagaimanapun juga, selama peradangan akut tidak hanya aliran limfe yang bertambah, tetapi kandungan protein dan sel dari cairan limfe juga bertambah dengan cara yang sama.

Sebaliknya, bertambahnya aliran bahan-bahan melalui pembuluh limfe menguntungkan karena cenderung mengurangi pembengkakan jaringan yang meradang dengan mengosongkan sebagian dari eksudat. Sebaliknya, agen-agen yang dapat menimbulkan cedera dapat dibawa oleh pembuluh limfe dari tempat peradangan primer ketempat yang jauh dalam tubuh. Dengan cara ini, misalnya, agen-agen yang menular dapat menyebar. Penyebaran sering dibatasi oleh penyaringan yang dilakukan oleh kelenjar limfe regional yang dilalui oleh cairan limfe yang bergerak menuju kedalam tubuh, tetapi agen atau bahan yang terbawa oleh cairan limfe mungkin masih dapat melewati kelenjar dan akhirnya mencapai aliran darah. (Price, 1995; 39 - 40).

Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisis dapat menghasilkan petunjuk tentang kemungkinan diagnosis ini dan evaluasi lebih lanjut secara langsung ( misalnya hitung darah lengap, biakan darah, foto rontgen, serologi, uji kulit). Jika adenopati sistemik tetap terjadi tanpa penyebab yang jelas tanpa diketahui, biopsi kelenjar limfe dianjurkan. (Harrison, 1999; 372). Biopsi sayatan: Sebagian kecil jaringan tumur mame diamdil melalui operasi dengan anestesi umum jaringan tumor itu dikeluarkan, lalu secepatnya dikirim kelaborat untuk diperriksa. Biasanya biopsi ini dilakukan untuk pemastian diagnosis setelah operasi. ( Oswari, 2000; 240 ). Anestesi umum menyebabkan mati rasa karena obat ini masuk kejaringan otak dengan tekanan setempat yang tinngi. ( Oswari, 2000; 34 ). Pada awal pembiusan ukuran pupil masih biasa, reflek pupil masih kuat, pernafasan tidak teratur, nadi tidak teratur, sedangkan tekanan darah tidak berubah, seperti biasa. (Oswari, 2000; 35).

6

Beberapa plasma dan sel-sel (misalnya, sel-sel kanker, infeksi mikroorganisme) dalam ruang interstitial, bersama dengan bahan tertentu seluler, antigen, dan partikel asing memasuki pembuluh limfatik, menjadi cairan limfatik. Kelenjar getah bening menyaring cairan limfatik dalam perjalanan ke sirkulasi vena sentral, menghilangkan sel-sel dan bahan lainnya. Proses penyaringan juga menyajikan antigen ke limfosit yang terkandung dalam node. Respon imun dari limfosit ini melibatkan proliferasi sel, yang dapat menyebabkan node untuk memperbesar (limfadenopati reaktif). Mikroorganisme patogen dilakukan dalam cairan limfatik dapat langsung menginfeksi node, menyebabkan limfadenitis (lihat Limfadenitis), dan sel-sel kanker dapat mengajukan dan berkembang biak dalam kelenjar.

Cells within the node replicate in response to antigenic stimuli or as a result of malignant transformation

Cells exogenous to the node, such as neutrophils or metastatic neoplastic cells, enter the node in large numbers

Foreign material is deposited within histiocytic cells of the node (e.g., lipid storage diseases)

Local cytokine release leads to vascular engorgement and edema Tissue necrosis leads to suppuration

Peradangan → Kenaikan Penembusan Cairan Interstisial ke dalam saluran limfa jaringan → Cairan Limfe, protein dan sel cairan limfe bertambah → Pembengkakan KGBSel bereplikasi dalam merespon antigen → Sel-sel netrofil atau sel neoplasma metatastik memasuki nodus dalam jumlah besar → Bahan asing disimpan di dalam sel histiosit → Pelepasan sitokin lokal menyebabkan pembengkakan pembuluh darah dan edema → Jaringan nekrosis menyebabkan nanah.

Principles and Practice of Pediatric Infectious Diseasesby Sarah S. Long, Larry K. Pickering, and Charles G. Prober4th edition published by Elsevier

2.5 Manifestasi Klinis

Kelenjar limfoma cenerung teraba kenyal, seperti karet, saling berhubungan, dan tanpa nyeri. Kelenjar pada karsinoma metastatik biasanya keras, dan terfiksasi pada jaringan dibawahnya. Pada infeksi akut teraba lunak, membengkak secara asimetrik, dan saling berhubungan, serta kulit di atasnya tampak erimatosa. (Harrison, 1999; 370).

demam berkepanjangan dengan suhu lebih dari 38 oC. sering keringat malam. Kehilangan berat badan lebih dari 10% dalam 6 bulan. Timbul benjolan di bagian leher.

7

Tanda-tanda penyerta (sign):

Adanya tenggorokan yang merah, bercak-bercak putih pada tonsil, bintik-bintik merah pada langit-langit mengarahkan infeksi oleh bakteri streptokokus. Adanya selaput pada dinding tenggorok, tonsil, langit-langit yang sulit dilepas dan bila dilepas berdarah, pembengkakan pada jaringan lunak leher (bull neck) mengarahkan kepada infeksi oleh bakteri difteri. Faringitis, ruam-ruam dan pembesaran limpa mengarahkan kepada infeksi epstein barr virus.

Adanya radang pada selaput mata dan bercak koplik mengarahkan kepada campak. Adanya pucat, bintik-bintik perdarahan (bintik merah yang tidak hilang dengan penekanan), memar yang tidak jelas penyebabnya, dan pembesaran hati dan limpa mengarahkan kepada leukemia.

8

SALURAN NAPAS  : Batuk lama atau lebih 2 minggu hilang timbul, ASMA, sering batuk kecil atau berdehem, sering menarik napas dalam.

HIDUNG, TELINGA TENGGOROKAN  : Pilek lama lebih dari 2 minggu hilang timbul, bila pilek lama sering disertai sakit telingasering bersin, hidung buntu, terutama malam dan pagi hari. MIMISAN, SINUSITIS, hidung sering gatal digosok-gosok atau hidung sering digerak-gerakkan “rabbit nose”. Kotoran telinga berlebihan, sedikit berbau, sakit telinga bila ditekan (otitis eksterna). Telinga sering berdengung atau gemuruk .

KULIT : Kulit timbul BISUL, kemerahan, bercak putih dan bekas hitam seperti tergigit nyamuk. Timbul warna putih pada kulit seperti ”panu”.  Perioral dermatitis timbul bintil kemerahan atau jerawat di sekitar mulut. Dipinggir kuku kulit sering terkelupas, kulit dibawah kuku bengkak bahkan sampai terlepas (paronichia)  Sering menggosok mata, hidung, telinga, sering menarik atau memegang alat kelamin karena gatal.

SALURAN CERNA : Mudah MUNTAH bila menangis, berlari atau makan banyak. MUAL pagi hari. Sering Buang Air Besar (BAB)  3 kali/hari atau lebih, sulit BAB (obstipasi), kotoran bulat kecil hitam seperti kotoran kambing, keras, sering buang angin, berak di celana. Sering KEMBUNG, sering buang angin dan bau tajam. Sering NYERI PERUT. Kadang nyeri di daerah kantung empedu. Waspadai bila nyeri perut hebat bila divonis usus buntu harus segera second opinion ke dokter lain. Sering salah diagnosis karena gejala mirip.

GIGI DAN MULUT : Nyeri gigi, gigi berwarna kuning kecoklatan, gigi rusak, gusi mudah bengkak/berdarah. Bibir kering dan mudah berdarah, sering SARIAWAN, lidah putih & berpulau, mulut berbau, air liur berlebihan.

PEMBULUH DARAH Vaskulitis (pembuluh darah kecil pecah) : sering LEBAM KEBIRUAN pada tulang kering kaki atau pipi atas seperti bekas terbentur. Berdebar-debar, mudah pingsan, tekanan darah rendah.

9

OTOT DAN TULANG : nyeri kaki atau kadang  tangan, sering minta dipijat terutama saat malam hari. Kadang nyeri dada. Kadang otot sekitar rahang atas dan rahang bawah kaku bila mengunyah terganggu, bila tidur gigi sering gemeretak, Otot di leher belakang dan punggung sering kaku dan nyeri

SALURAN KENCING : Sering minta kencing, BED WETTING (semalam  ngompol 2-3 kali) MATA : Mata gatal, timbul bintil di kelopak mata (hordeolum). Kulit hitam di area bawah

kelopak mata. memakai kaca mata (silindris) sejak usia 6-12 tahun. HORMONAL : rambut berlebihan di kaki atau tangan, keputihan, gangguan pertumbuhan tinggi

badan. Gangguan pada dewasa : rambut rontok, Prementrual Syndrome (gangguan saat menstruasi), jerawat,

Mengalami Gizi Ganda : bisa kurus, sulit naik berat badan atau kegemukan. Pada kesulitan kenaikkan erat badan sering disertai kesulitamn makan dan nafsu makan kurang. Sebaliknya pada kegemukan sering mengalami nafsu makan berlebihan

Kesulitan Makan dan gangguan Makan : Nafsu makan buruk atau gangguan mengunyah menelan

Kepala,telapak kaki atau tangan sering teraba hangat. Berkeringat berlebihan meski dingin (malam atau ac). Keringat  berbau.

FATIQUE atau KELELAHAN :  mudah lelah, sering minta gendong, Pada dewasa sering mengeluh “capek”

Daya tahan menurun sering sakit demam, batuk, pilek setiap bulan bahkan sebulan 2 kali. (normal sakit seharusnya 2-3 bulan sekali). Karena sering sakit berakibat Tonsilitis kronis (AMANDEL MEMBESAR).

2.6 Pemeriksaan

Pemeriksaan Utama

Anamnesis•Umur penderita dan lamanya limfadenopati

Kemungkinan penyebab keganasan sangat rendah pada anak dan meningkat seiring bertambahnya usia. Kelenjar getah bening teraba pada periode neonatal dan sebagian besar anak sehat mempunyai kelenjar getah bening servikal, inguinal, dan aksila yang teraba. Sebagian besar penyebab limfadenopati pada anak adalah infeksi atau penyebab yang bersifat jinak. Berdasarkan sebuah laporan, dari 628 penderita yang menjalani biopsi karena limfadenopati, penyebab yang jinak dan swasirna (self-limiting) ditemukan pada 79% penderita berusia kurang dari 30 tahun, 59% penderita antara 31-50 tahun, dan 39% penderita di atas 50 tahun.3 Di sarana layanan kesehatan primer, penderita berusia 40 tahun atau lebih dengan limfadenopati mempunyai risiko keganasan sekitar 4%. Pada usia di bawah 40 tahun, risiko keganasan sebagai penyebab limfadenopati sebesar 0,4%.2 Limfadenopati yang berlangsung kurang dari 2 minggu atau lebih dari 1 tahun tanpa progresivitas ukuran mempunyai kemungkinan sangat kecil bahwa etiologinya adalah keganasan.

•PajananAnamnesis pajanan penting untuk menentukan penyebab limfadenopati. Pajanan binatang dan gigitan serangga, penggunaanobat,kontakpenderitainfeksi dan riwayat infeksi rekuren penting dalam evaluasi limfadenopati persisten. Pajanan setelah bepergian dan riwayat vaksinasi penting diketahui karena dapat berkaitan dengan limfadenopati persisten, seperti tuberkulosis, tripanosomiasis, scrub typhus, leishmaniasis, tularemia, bruselosis, sampar, dan anthrax. Pajanan rokok, alkohol, dan radiasi ultraviolet dapat berhubungan dengan metastasis karsinoma organ

10

dalam, kanker kepala dan leher, atau kanker kulit. Pajanan silikon dan berilium dapat menimbulkan limfadenopati. Riwayat kontak seksual penting dalam menentukan penyebab limfadenopati inguinal dan servikal yang ditransmisikan secara seksual. Penderita acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) mempunyai beberapa kemungkinan penyebab limfadenopati; risiko keganasan, seperti sarkoma Kaposi dan limfoma maligna non-Hodgkin meningkat pada kelompok ini. Riwayat keganasan pada keluarga, seperti kanker payudara atau familial dysplastic nevus syndrome dan melanoma, dapat membantu menduga penyebab limfadenopati.3

• Gejala yang menyertaiGejala konstitusi, seperti fatigue, malaise, dan demam, sering menyertai limfadenopati servikal dan limfositosis atipikal pada sindrom mononukleosis. Demam, keringat malam, dan penurunan berat badan lebih dari 10% dapat merupakan gejala limfoma B symptom. Pada limfoma Hodgkin, B symptom didapatkan pada 8% penderita stadium I dan 68% penderita stadium IV. B symptom juga didapatkan pada 10% penderita limfoma non-Hodgkin. Gejala artralgia, kelemahan otot, atau ruam dapat menunjukkan kemungkinan adanya penyakit autoimun, seperti artritis reumatoid, lupus eritematosus, atau dermatomiositis. Nyeri pada limfadenopati setelah penggunaan alkohol merupakan hal yang jarang, tetapi spesifik untuk limfoma Hodgkin.

Pemeriksaan Fisik• Karakter dan ukuran kelenjar getah beningKelenjar getah bening yang keras dan tidak nyeri meningkatkan kemungkinan penyebab keganasan atau penyakit granulomatosa. Limfoma Hodgkin tipe sklerosa nodular mempunyai karakteristik terfiksasi dan terlokalisasi dengan konsistensi kenyal. Limfadenopati karena virus mempunyai karakteristik bilateral, dapat digerakkan, tidak nyeri, dan berbatas tegas. Limfadenopati dengan konsistensi lunak dan nyeri biasanya disebabkan oleh inflamasi karena infeksi. Pada kasus yang jarang, limfadenopati yang nyeri disebabkan oleh perdarahan pada kelenjar yang nekrotik atau tekanan dari kapsul kelenjar karena ekspansi tumor yang cepat.3

Pada umumnya, kelenjar getah bening normal berukuran sampai diameter 1 cm, tetapi beberapa penulis menyatakan bahwa kelenjar epitroklear lebih dari 0,5 cm atau kelenjar getah bening inguinal lebih dari 1,5 cm merupakan hal abnormal. Terdapat laporan bahwa pada 213 penderita dewasa, tidak ada keganasan pada penderita dengan ukuran kelenjar di bawah 1 cm, keganasan ditemukan pada 8% penderita dengan ukuran kelenjar 1-2,25 cm dan pada 38% penderita dengan ukuran kelenjar di atas 2,25 cm. Pada anak, kelenjar getah bening berukuran lebih besar dari 2 cm disertai gambaran radiologi toraks abnormal tanpa adanya gejala kelainan telinga, hidung, dan tenggorokan merupakan gambaran prediktif untuk penyakit granulomatosa (tuberkulosis, cat- scratch disease, atau sarkoidosis) atau kanker (terutama limfoma).2 Tidak ada ketentuan pasti mengenai batas ukuran kelenjar yang menjadi tanda kecurigaan keganasan. Ada laporan bahwa ukuran kelenjar maksimum 2 cm dan 1,5 cm merupakan batas ukuran yang memerlukan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan ada tidaknya keganasan dan penyakit granulomatosa.

Kesulitan diagnosis adalah jika anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak mengarah pada diagnosis tertentu yang dapat dilanjutkan dengan uji spesifik. Tidak ada bukti yang mendukung manfaat pemberian antibiotik atau steroid pada keadaan ini, bahkan sebaiknya dihindari karena akan mengaburkan atau memperlambat diagnosis. Belum terdapat kesepakatan lama observasi yang diperlukan pada keadaan limfadenopati yang tidak diketahui penyebabnya. Beberapa ahli merekomendasikan perlunya evaluasi lebih spesifik atau biopsi pada limfadenopati noninguinal yang tidak diketahui penyebabnya dan berlangsunglebihdari1 bulan.

11

12

Pemeriksaan fisik

Secara umum Malnutrisi atau pertumbuhan yang terhambat mengarahkan kepada penyakit kronik (berjalan lama) seperti tuberkulosis, keganasan atau gangguan sistem kekebalan tubuh

Karakteristik dari kelenjar getah bening

KGB dan daerah sekitarnya harus diperhatikan. Kelenjar getah bening harus diukur untuk perbandingan berikutnya. Harus dicatat ada tidaknya nyeri tekan, kemerahan, hangat pada perabaan, dapat bebas digerakkan atau tidak dapat digerakkan, apakah ada fluktuasi, konsistensi apakah keras atau kenyal.

· Ukuran : normal bila diameter <1cm (pada epitroclear >0,5cm dan lipat paha >1,5cm dikatakan abnormal)

· Nyeri tekan : umumnya diakibatkan peradangan atau proses perdarahan

· Konsistensi : keras seperti batu mengarahkan kepada keganasan, padat seperti karet mengarahkan kepada limfoma; lunak mengarahkan kepada proses infeksi; fluktuatif mengarahkan telah terjadinya abses/pernanahan

·Penempelan/bergerombol : beberapa KGB yang menempel dan bergerak bersamaan bila digerakkan. Dapat akibat tuberkulosis, sarkoidosis, keganasan.

Pembesaran KGB leher bagian posterior (belakang) terdapat pada infeksi rubela dan mononukleosis. Supraklavikula atau KGB leher bagian belakang memiliki risiko keganasan lebih besar daripada pembesaran KGB bagian anterior.

Pembesaran KGB leher yang disertai daerah lainnya juga sering disebabkan oleh infeksi virus.

Keganasan, obat-obatan, penyakit kolagen umumnya dikaitkan degnan pembesaran KGB generalisata.

Pada pembesaran KGB oleh infeksi virus, KGB umumnya bilateral (dua sisi-kiri/kiri dan kanan), lunak dan dapat digerakkan. Bila ada infeksi oleh bakteri, kelenjar biasanya nyeri pada penekanan, baik satu sisi atau dua sisi dan dapat fluktuatif dan dapat digerakkan. Adanya kemerahan dan suhu lebih panas dari sekitarnya mengarahkan infeksi bakteri dan adanya fluktuatif menandakan terjadinya abses. Bila limfadenopati disebabkan keganasan tanda-tanda peradangan tidak ada, KGB keras dan tidak dapat digerakkan (terikat degnan jaringan di bawahnya)

Pada infeksi oleh mikobakterium pembesaran kelenjar berjalan minguan-bulan, walaupun dapat mendadak, KGB menjadi fluktuatif dan kulit diatasnya menjadi tipis, dan dapat pecah dan terbentuk jembatan-jembatan kulit di atasnya.

Tanda-tanda penyerta (sign)

Adanya tenggorokan yang merah, bercak-bercak putih pada tonsil, bintik-bintik merah pada langit-langit mengarahkan infeksi oleh bakteri streptokokus. Adanya selaput pada dinding

Diagnosis ditegakkan bila terdapat demam >5 hari dengan minimal 4 dari 5 gejala berikut:

Injeksi konjungtiva bulbar bilateral Perubahan membran mukosa oral (fisura dan kemerahan pada bibir, faring, strawberry

tongue) Perubahan pada ekstremitas (eritema telapak tangan dan kaki, edema tangan dan kaki

pada fase akut, dan deskuamasi periungual pada fase konvalesen)

Ruam polimorfik Limfadenopati servikal (minimal 1 kelenjar dengan diameter >1,5 cm).

Pemeriksaan penunjang :1. Ultrasonografi (USG)

USG merupakan salah satu teknik yang dapat dipakai untuk mengetahui ukuran, bentuk, dan gambaran mikronodular.

2. Biopsi Biopsi dapat dilakukan dengan mengambil sel keluar melalui jarum atau dengan operasi

menghapus satu atau lebih kelenjar getah bening. Sel-sel atau kelenjar getah bening akan dibawa ke lab dan diuji. Biopsy KGB memiliki nilai sensitifitas 98 % dan spesifisitas 95 %. Kegagalan untuk mengecil setelah 4-6 minggu dapat menjadi indikasi untuk dilaksanakan biopsy KGB. Biopsi dilakukan terutama bila terdapat tanda dan gejala yang mengarahkan kepada keganasan.

3. Kultur Kultur (contoh dikirim ke laboratorium dan diletakkan pada kultur medium yang membiarkan

mikroorganisme untuk berkembang) kemungkinan diperlukan untuk memastikan diagnosa dan untuk mengidentifikasikan organisme penyebab infeksi.

4. CT Scan CT Scan adalah mesin x-ray yang menggunakan komputer untuk mengambil gambar tubuh

Anda untuk mengetahui apa yang mungkin menyebabkan limfadenitis Anda. Sebelum mengambil gambar, Anda mungkin akan diberi pewarna melalui IV di pembuluh darah Anda agar dapat melihat gambar dengan jelas. CT Scan dapat mendeteksi pembesaran KGB servikalis dengan diameter 5 mm atau lebih.

5. Magnetic Resonance Imaging (MRI)Magnetic resonance imaging (MRI) digunakan untuk melihat dalam tubuh Anda. Dokter dapat menggunakan gambar ini untuk mencari penyebab limfadenitis.

13

2.7 Diagnosis dan Diagnosis Banding

14

15

Diagnosis banding1. Limfoma Hodgkin (Penyakit Hodgkin)

Limfoma Hodgkin adalah kanker jaringan limfoid, biasanya pada kelenjar limfe dan limpa. Penyakit ini adalah salah satu jenis kanker yang paling sering dijumpai pada dewasa muda, terutama pria muda. Penyakit Hodgkin merupakan gangguan klonal yang berasal dari satu sel abnormal. Populasi sel abnormal tampak diturunkan dari sel B atau yang lebih jarang dari sel T atau monosit. (Corwin, 2009)

Walaupun tumor yang berasal dari sel T juga ditemukan (jarang), sekarang disepakati bahwa, pada sebagian besar kasus limfoma Hodgkin adalah neoplasma sel B pusat germinativum yang mengalami transformasi. Prognosis setelah radioterapi dan kemoterapi agresif untuk pasien dengan penyakit ini, termasuk mereka yang mengidap penyakit diseminata (stadium III dan IV), umumnya sangat baik. (Kumar, 2007)

Gambaran klinis: Pembesaran kelenjar limfe tanpa disertai nyeri, terutama di daerah leher dan di bawah

lengan Dapat timbul demam malam hari dan keringat malam Penurunan berat badan pada dtadium penyakit

(Corwin, 2009)

2. Limfoma maligna non-HodgkinLimfoma non-Hodgkin biasanya terjadi pada individu yang lebih lanjut dan biasanya

ditemukan pada stadium yang lebih lanjut dari limfoma Hodgkin. Limfoma non-Hodgkin tidak terbatas pada satu kelompok kelenjar limfe seperti limfoma Hodgkin, tetapi lebih menyebar luas melalui organ limfoid, termasuk kelenjar limfe, hati, limpa, dan sumsum tulang.

Penyebab limfoma non-Hodgkin masih belum jelas, tetapi infeksi virus, termasuk infeksi HIV, tampaknya bertanggung jawab pada beberapa kasus. Secara keseluruhan, limfoma non-Hodgkin memiliki prognosis yang lebih buruk dari limfoma Hodgkin. (Corwin, 2009)

Gambaran klinis: Pembesaran kelenjar limfe yang tidak nyeri Splenomegali Dapat timbul komplikasi saluran cerna Demam, keletihan Penurunan berat badan Nyeri punggung dan leher disertai hiper-refleksia

(Corwin, 2009)

3. Limfadenitis tuberkulosisLimfadenitis tuberkulosis (TB) merupakan peradangan pada kelenjar limfe atau getah bening

yang disebabkan oleh basil tuberkulosis (Ioachim, 2009). Apabila peradangan terjadi pada kelenjar limfe di leher disebut dengan scrofula (Dorland, 1998). Limfadenitis pada kelenjar limfe di leher inilah yang biasanya paling sering terjadi (Kumar, 2004). Istilah scrofula diambil dari bahasa latin yang berarti pembengkakan kelenjar. Hippocrates (460-377 S.M.) menyebutkan istilah tumor skrofula pada sebuah tulisannya (Mohaputra, 2009).

Limfadenitis tuberkulosis disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Mycobacteria tergolong dalam famili Mycobactericeae dan ordo Actinomyceales. Basil TB adalah bakteri aerobik obligat berbentuk batang tipis lurus berukuran sekitar 0,4 x 3 μm dan tidak berspora. M. tuberculosis merupakan bakteri tahan asam dan mudah mengikat pewarna Ziehl-Neelsen atau karbol fuksin (Kumar, 2004).

16

Gambaran klinis: Pembengkakan kelenjar limfe dapat terjadi secara unilateral atau bilateral, tunggal maupun

multipel. Benjolan biasanya tidak nyeri dan berkembang secara lambat dalam hitungan minggu

sampai bulan, paling sering berlokasi di regio servikalis posterior dan yang lebih jarang di regio supraklavikular

Menunjukkan gejala sistemik seperti demam, penurunan berat badan, fatigue dan keringat malam.

4. Limfadenitis kronik non spesifikMerupakan radang kronis dari kelenjar limfe yang sering terjadi sekunder terhadap suatu

radang menahun ditempat lain. Misalnya radang kronis di tonsil akan berakibat limfadenitis di kelenjar limfe leher. Limfadenitis kronik nonspesifik itu sendiri dapat terjadi karena:

Infeksi virus: yang disebabkan oleh virus pada saluran pernapasan bagian atas seperti Rinovirus, Parainfluenza Virus, influenza Virus, Respiratory Syncytial Virus, Coronavirus, Adenovirus  ataupun Retrovirus.

Infeksi bakteri: peradangan KGB (limfadenitis) dapat disebabkan Streptokokus betahemolitikus Grup A atau stafilokokus aureus. Bakteri anaerob bila berhubungandengan caries dentis dan penyakit gusi, radang apendiks atau abses tubo-ovarian.

Keganasan seperti leukemia, neuroblastoma, rhabdomyo-sarkoma dan limfoma jugadapatmenyebabkan limfadenopati.

Penyakit lainnya yang salah satu gejalanya adalah limfadenopati adalah penyakit Kawasaki, penyakit  Kimura, penyakit Kikuchi, penyakit Kolagen, penyakit Cat -scratch, penyakit Castleman, Rhematoid arthritis dan Sistetmic lupus erithematosus (SLE).

Obat-obatan dapat menyebabkan limfadenopati generalisata. Limfadenopati dapat timbul setelah pemakaian obat-obatan seperti fenitoin dan isoniazid.

Obat-obatan lainnya seperti allupurinol, atenolol, captopril, carbamazepine, cephalosporin, emas, hidralazine, penicillin, pirimetamine, quinidine, sulfonamida, sulindac.

Makroskopik 1. Kelenjar limfe membesar 2. Dapat digerakan dari jaringan sekitar 3. Berkapsul4. Konsistensi keras, terutama jika ada fibrosis

Mikroskopik 1. Gambaran jaringan kelenjar limfe dengan sentrum germinativum membesar dan aktif

mengandung limfosit-limfosit muda yang menunjukkan mitosis atau proliferasi sel retikulum yang sering mengandung kuman atau debris seluler yang telah difagositosis

2. Penambahan sel retikulum dan limfosit dalam sinus disebut sinus catarrh.3. Fibrosis diantara jaringan limfoid.4. Kapsul dari nodus limfatikus bisa mengalami periadenitis akan tampak tebal dengan

infiltrasi sel-sel radang kronis.

2.8 Penatalaksanaan

Pengobatan

17

Pengobatan limfadenopati kelenjar getah bening leher didasarkan kepada penyebabnya. Banyak kasus dari pembesaran kelenjar getah bening leher sembuh dengan sendirinya dan tidak membutuhkan pengobatan apapun selain observasi. Kegagalan untuk mengecil setelah 4-6 minggu dapat menjadi indikasi untuk dilaksanakan biopsi kelenjar getah bening. Biopsi dilakukan terutama bila terdapat tanda dan gejala yang mengarahkan kepada keganasan. Kelenjar getah bening yang menetap atau bertambah besar walau dengan pengobatan yang adekuat mengindikasikan diagnosis yang belum tepat.

Antibiotik perlu diberikan apabila terjadi limfadenitis supuratif yang biasa disebabkan oleh Staphyilococcus. aureus dan Streptococcus pyogenes (group A). Pemberian antibiotik dalam 10-14 hari dan organisme ini akan memberikan respon positif dalam 72 jam. Kegagalan terapi menuntut untuk dipertimbangkan kembali diagnosis dan penanganannya. Pembedahan mungkin diperlukan bila dijumpai adanya abses dan evaluasi dengan menggunakan USG diperlukan untuk menangani pasien ini.

Penatalaksanaan menurut penyakit :

1. Limfoma Hodgkin (Penyakit Hodgkin) Kemoterapi dengan multiobat Terapi radiasi Transplantasi sumsum tulang Terapi berdasarkan target biologis, seperti penggunaan reseptor spesifik antibodi,

penghambat jalur antiapoptotik, dan induksi sitotoksitas spesifik, dapat ditoleransi dengan lebih baik oleh pasien dan memiliki komplikasi jangka panjang yang lebih sedikit.(Corwin, 2009)

2. Limfoma maligna non-Hodgkin Kemoterapi yang agresif digunakan untuk penyakit tahap lanjut Kemotrapi konservatif mungkin digunakan untuk pertumbuhan limfoma yang lambat Radioterapi Pembedahan untuk mengangkat tumor yang berukuran besar Pada praktik mutakhir, kombinasi obat yang diketahui sebagai CHOP (siklofosfamid,

doksorubisin, vinkristin dan prednison) ditambah radioterapi adjuvant telah digunakan. Untuk pasien yang berusia kurang dari 61 tahun yang menderita limfoma sel-B luas yang terlokalisasi, regimen intensif dengan kombinasi obat lainnya. ACVBP (doksorubisin, siklofosfamid, vindesin, bleomisin, prednison) tampak lebih kuat dari CHOP.(Corwin, 2009)

3. Limfadenitis tuberkulosis Terapi non farmakologis adalah dengan pembedahan

Pembedahan tidaklah merupakan suatu pilihan terapi yang utama, karena pembedahan tidak memberikan keuntungan tambahan dibandingkan terapi farmakologis biasa. Namun pembedahan dapat dipertimbangkan seperti prosedur dibawah ini: - Biopsy eksisional: Limfadenitis yang disebabkan oleh atypical mycobacteria bisa

mengubah nilai kosmetik dengan bedah eksisi.- Aspirasi- Insisi dan drainase

Terapi farmakologisMemiliki prinsip dan regimen obatnya yang sama dengan tuberkulosis paru. Menurut

panduan WHO, regimen pengobatan TB terdiri atas 2 fase, yaitu fase awal dan fase lanjutan. Regimen ini ditulis dengan kode baku sebagai berikut: angka di depan satu fase

18

menunjukkan jangka waktu pengobatan fase tersebut dalam bulan. Huruf menunjukkan obat dan angka di belakang/di samping bawah huruf menunjukkan frekuensi pemberian obat per minggu. Kalau tidak ada angka di belakang/ di samping bawah huruf, menunjukkan pemberian obat setiap hari/minggu. Di mana huruf R artinya Rifampisin, huruf H artinya isoniazid, huruf Z artinya pirazinamid dan huruf E artinya Etambutol. (Gunawan, 2007)

Berdasarkan beberapa pedoman pengobatan TB, terdapat perbedaan pemberian regimen. Pedoman internasional dan nasional menurut WHO memasukan limfadenitis TB dalam kategori III dan merekomendasikan pengobatan selama 6 bulan dengan regimen 2HRZ/4RH atau 2HRZ/4H3R3 atau 2HRZ/6HE. American Thoracic society (ATS) merekomendasikan pengobatan selama 6 bulan sampai 9 bulan, sedangkan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengklasifikasikan limfadenitis TB kedalam TB di luar paru dengan paduan obat 2RHZE/10RH. British Thoracic Society Research Committee and Campbell (BTSRCC) merekomendasikan pengobatan selama 9 bulan dalam regimen 2RHE/7RH.

Ada 2 (dua) kategori Obat Anti Tuberkulosa (OAT):a. OAT Utama (first-line Antituberculosis Drugs), yang dibagi menjadi dua (dua) jenis

berdasarkan sifatnya yaitu:- Bakterisidal, termasuk dalam golongan ini adalah isoniazid atau isonikotinil hidrazid

(INH), rifampisin, pirazinamid dan streptomisin.- Bakteriostatik, yaitu etambutol.

b. OAT sekunder (second Antituberculosis Drugs)Terdiri dari asam paraaminosalisilat (PAS), ethionamid, sikloserin, kanamisin dan

kapreomisin. OAT sekunder ini selain kurang efektif juga lebih toksik, sehingga kurang dipakai lagi.

Sesuai dengan sifat kuman TB, untuk memperoleh efektifitas pengobatan, maka prinsip--prinsip yang dipakai adalah: Menghindari penggunaan monoterapi. Obat Anti Tuberkulosis (OAT) diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Hal ini untuk mencegah timbulnya kekebalan terhadap OAT.

4. Limfadenitis kronik non spesifikPenatalaksanaan yang spesifik pada limfadenitis tidak ada. Limfadenitis dapat terjadi

setelah terjadinya infeksi melalui kulit atau infeksi lainnya yang disebabkan oleh bakteri seperti Streptococcus atau Staphylococcus. Terkadang juga dapat disebabkan oleh infeksi seperti tuberculosis atau cat scratch disease (Bartonella). Oleh karena itu, untuk mengatasi limfadenitis adalah dengan mengeliminasi penyebab utama infeksi yang menyebabkan limfadenitis.

Limfadenitis biasanya ditangani dengan mengistirahatkan ekstremitas yang bersangkutan dan pemberitan antibiotik, penderita limfadenitis mungkin mengalami pernanahan sehingga memerlukan insisi dan penyaliran. Limfadenitis spesifik, misalnya oleh jamur atau tuberculosis, biasanya memerlukan biopsi atau biakan untuk menetapkan diagnosis.

Pengobatan sesuai gejala harus dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Pengobatan gejala harus dimulai segera seperti pemberian:- Analgesik (penghilang rasa sakit) untuk mengontrol nyeri- Antipiretik dapat diberikan untuk menurunkan demam- Antibiotik untuk mengobati setiap infeksi sedang sampai berat

19

- Obat anti inflamasi untuk mengurangi peradangan

Pengobatan tergantung dari organisme penyebabnya. Untuk infeksi  bakteri,  biasanya  diberikan  antibiotic per-oral  (melalui mulut) atau intravena (melalui pembuluh darah). Untuk membantu mengurangi rasa sakit, kelenjar getah bening yang terkena bisa dikompres hangat.

Biasanya jika infeksi telah diobati, kelenjar akan mengecil secara perlahan dan rasa sakit akan hilang. Kadang-kadang kelenjar yang membesar tetap keras dan tidak lagi terasa lunak pada perabaan. Pembesaran KGB biasanya disebabkan oleh virus dan sembuh sendiri, walaupun pembesaran KGB dapat berlangsung mingguan.

Pengobatan pada infeksi KGB oleh bakteri (limfadenitis) adalah antibiotik oral 10 hari dengan pemantauan dalam 2 hari pertama flucloxacillin 25 mg/kgBB empat kali sehari. Bila ada reaksi alergi terhadap antibiotik golongan penicillin dapat diberikan  cephalexin  25 mg/kg (sampai  dengan  500 mg) tiga kali sehari atau erythromycin 15 mg/kg (sampai 500 mg) tiga kali sehari.

Pembesaran KGB biasanya disebabkan oleh virus dan sembuh sendiri, walaupun pembesaran KGB dapat berlangsung mingguan. Pengobatan pada infeksi KGB oleh bakteri (limfadenitis) adalah anti-biotic oral 10 hari dengan pemantauan dalam 2 hari pertama flucloxacillin 25 mg/kgBB empat kali sehari. Bila ada reaksi alergi terhadap antibiotic golongan penicillin dapat diberikan cephalexin 25 mg/kg (sampai dengan 500 mg) tiga kali sehari atau erythromycin 15 mg/kg (sampai 500 mg) tiga kali sehari. Bila penyebab limfadenopati adalah mycobacterium tuberculosis maka diberikan obat anti tuberculosis selama 9-12 bulan. Bila disebabkan mycobacterium selain tuberculosis maka memerlukan pengangkatan KGB yang terinfeksi atau bila pembedahan tidak memungkinkan atau tidak maksimal diberikan antibiotic golongan makrolida dan anti-mycobacterium

DIGOLONGKAN ATAS 2 KELOMPOK :

1. OBAT LINI-1 Isoniazid, Rifampisin, Etambutol, Streptomisin dan pirazinamid.

2. OBAT LINI-2Fluorokuinolon, Sikloserin, Etionamid, Amikasin, Kanamisin, Kepreomisin.

 Therapy MedikKonsultasi dengan ahli onkology medik ( di RS type A dan B)Limfoma non hodkin derajat keganasan rendah (IWF)

Tanpa keluhan : tidak perlu therapy Bila ada keluhan dapat diberi obat tunggal siklofosfamide dengan dosis permulaan

po tiap hari atau 1000 mg/m 2 iv selang 3 – 4 minggu. Bila resisten dapat diberi kombinasi obat COP, dengan cara pemberian seperti

pada LH diatasLimfona non hodgkin derajat keganasan sedang (IWF)

Untuk stadium I B, IIB, IIIA dan B, IIE A da B, terapi medik adalah sebagai terapy utama.

Untuk stadium I A, IE, IIA diberi therapy medik sebagai therapy anjuran

20

Minimal : seperti therapy LHIdeal : Obat kombinasi cyclophospamide, hydrokso – epirubicin, oncovin, prednison (CHOP) dengan dosis :

C : Cyclofosfamide 800 mg/m 2 iv hari IH : hydroxo – epirubicin 50 mg/ m 2 iv hari IO : Oncovin 1,4 mg/ m 2 iv hari IP : Prednison 60 mg/m 2 po hari ke 1 – 5Perkiraan selang waktu pemberian adalah 3 – 4 mingguLymfoma non – hodgkin derajat keganasan tinggi (IWF)

Stadium IA : kemotherapy diberikan sebagai therapy adjuvant Untuk stadium lain : kemotherapy diberikan sebagai therapy utama Minimal : kemotherapynya seperti pada LNH derajat keganasan sedang (CHOP) Ideal : diberi Pro MACE – MOPP atau MACOP – B

2.      Therapy radiasi dan bedahKonsultasi dengan ahli radiotherapy dan ahli onkology bedah, selanjutnya melalui yim onkology ( di RS type A dan B)

Pencegahan

Kehadiran penyakit limfadenopati ini dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan. Mengingat penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus, kuman, bakteri dan lainnya. Memastikan semua makanan dan minuman yang kita konsumsi bersih dan higenis, menjaga kebersihan badan dengan rajin membersihkannya memakai sabun secara teratur serta menjaga kebersihan tempat tinggal adalah beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit ini. Selain itu, melakukan gaya hidup sehat juga dirasa perlu guna menjaga diri jauh dari penyakit ini.

2.9 Komplikasi

1. Pembentukan absesAbses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri. Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah, yang mengisi rongga tersebut. Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan di sekitarnya akan terdorong. Jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas abses; hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu abses pecah di dalam, maka infeksi bisa menyebar di dalam tubuh maupun dibawah permukaan kulit, tergantung kepada lokasi abses.

2. Selulitis (infeksi kulit)Selulitis adalah suatu penyebaran infeksi bakteri ke dalam kulit dan jaringan di bawah kulit. Infeksi dapat segera menyebar dan dapat masuk ke dalam pembuluh getah bening dan aliran darah. Jika hal ini terjadi, infeksi bisa menyebar ke seluruh tubuh.

21

3. Sepsis (septikemia atau keracunan darah)Sepsis adalah kondisi medis yang berpotensi berbahaya atau mengancam nyawa, yang ditemukan dalam hubungan dengan infeksi yang diketahui atau dicurigai (biasanya namun tidak terbatas pada bakteri-bakteri)

4. Fistula (terlihat dalam limfadenitis yang disebabkan oleh TBC)Limfadenitis tuberkulosa ini ditandai oleh pembesaran kelenjar getah bening, padat / keras, multiple dan dapat berkonglomerasi satu sama lain. Dapat pula sudah terjadi perkijuan seluruh kelenjar, sehingga kelenjar itu melunak seperti abses tetapi tidak nyeri. Apabila abses ini pecah ke kulit, lukanya sulit sembuh oleh karena keluar secara terus menerus sehingga seperti fistula. Fistula merupakan penyakit yang erat hubungannya dengan immune system / daya tahan tubuh setiap individual.

2.10 Prognosis

Prognosis untuk pemulihan adalah baik jika segera diobati dengan antibiotik. Dalam kebanyakan kasus, infeksi dapat dikendalikan dalam tiga atau empat hari. Namun, dalam beberapa kasus mungkin diperlukan waktu beberapa minggu atau bulan untuk pembengkakan menghilang, panjang pemulihan tergantung pada penyebab infeksi. Penderita dengan limfadenitis yang tidak diobati dapat mengembangkan abses, selulitis, atau keracunan darah (septikemia), yang kadang-kadang fatal.

22