26
HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN KONSTIPASI FUNGSIONAL PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN TRISAKTI Sely Fauziah 1 , Anggraeni Adiwardhani 2 1 Progam Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti 2 Bagian Ilmu Mata Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Alamat korespondensi: 1 Jalan Alsintan no 11 Tangerang. Telp: 081808815295, Email: [email protected] 2 Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jalan Kyai Tapa, Grogol, Jakarta Barat. Email: [email protected] 1

Manuskrip

  • Upload
    sely

  • View
    227

  • Download
    6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Manuskrip

Citation preview

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN KONSTIPASI FUNGSIONAL PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN TRISAKTISely Fauziah1, Anggraeni Adiwardhani 2

1Progam Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti2Bagian Ilmu Mata Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Alamat korespondensi:1 Jalan Alsintan no 11 Tangerang. Telp: 081808815295, Email: [email protected] Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jalan Kyai Tapa, Grogol, Jakarta Barat. Email: [email protected]

ABSTRAK

LATAR BELAKANG : Konstipasi fungsional merupakan keluhan paling sering yang ditemukan pada gangguan gastrointestinal. Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa pola makan tinggi serat dan sayur-sayuran dapat menurunkan resiko terhadap kejadian konstipasi fungsional. Mahasiwa khususnya di daerah perkotaan mengalami pergeseran pola makan seiring dengan kemajuan zaman dan perbaikan sosial ekonomi. Maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola makan dengan konstipasi fungsional pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.

METODE : Penelitian menggunakan studi observasional dengan desain potong lintang yang mengikutsertakan 136 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. Data dikumpulkan dengan cara wawancara dan pengisian kuesioner yang meliputi identitas, kriteria ekslusi, konstipasi fungsional menggunakan Kriteria Roma III dan pola makan menggunakan Food Recall 2X24 jam. Analisis data menggunakan SPSS for Windows versi 20.0 dan tingkat kemaknaan yang digunakan besarnya 0,05.

HASIL : Analisis uji Chi-square menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin (p=0,027), asupan energi (p=0,001), asupan lemak (p=0,019), asupan karbohidrat (p=0,000) dan asupan serat (p=0,010) dengan konstipasi fungsional pada mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Trisakti. Tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan protein (p=0,715) dan sayur-sayuran (p=0,164) dengan konstipasi fungsional pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.

KESIMPULAN: Penelitian ini menunjukan terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, asupan energi, asupan lemak, asupan karbohidrat dan asupan serat dengan konstipasi fungsional pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.

Kata kunci : konstipasi fungsional, pola makan, serat, mahasisa

ABSTRACT

BACKGROUND : Functional constipation is the most common complaints in gastrointestinal disturbance. Recent studies show that eating habits such as high fiber and vegetables intake can decrease the risk of functional constipation. College students especially living in the urban area are experiencing changes in eating habits along with modernization and social-economy recovery. This study is done to know the correlation between eating habits and functional constipation in college students of Medical Faculty, University of Trisakti.

METHOD : This study is an observational study using cross sectional design which involves 136 college students in Medical Faculty, University of Trisakti. Data are collected by doing interviews and filling in questionnaires which consist of identity, exclusion criteria, functional constipation using Roma III criteria, and eating habits using Food Recall 2x24 hours. Data are analyzed by using SPSS for Windows version 20.0 and significance level of 0,05.

RESULTS : Chi-square analysis demonstrated a significant correlations found between gender (p=0,027), calory intake (p=0,001), fat intake (p=0,019), carbohydrate intake (p=0,000) and fiber intake (p=0,010) with functional constipation in Medical Faculty of University of Trisakti. There are no correlation found between protein intake (p=0,715) and vegetables intake (p=0,164) with functional constipation in students of Medical Faculty, University of Trisakti.CONCLUSION: There is a significant association between gender, calory intake, fat intake, carbohydrate intake, and fiber intake with functional constipation in Medical Faculty of University of Trisakti

KEYWORDS: Functional constipation, eating habit, fiber, medical student

1

PENDAHULUANPada studi Barat konstipasi merupakan keluhan paling sering yang ditemukan pada gangguan gastrointestinal. Prevalensi konstipasi pada dewasa di Amerika utara, Eropa dan Oceania tahun 2007 sebesar 2%-35% populasi.1,2 Prevalensi konstipasi pada dewasa di Indonesia pada tahun 2010 didapatkan 16,2% populasi mengalami konstipasi. Tingginya prevalensi keluhan konstipasi di seluruh dunia membuat konstipasi menjadi salah satu masalah kesehatan yang dihadapi di seluruh dunia.3Konstipasi dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap penurunan kualitas hidup4,5,6 dan mempengaruhi aktivitas fisik serta produktivitas seseorang.7Pada hasil studi Barat sebelumnya berbagai faktor berkaitan erat dengan keluhan konstipasi fungsional seperti usia, jenis kelamin, status gizi, diet rendah serat, sayur-sayuran8,9 dan pola makan yang tidak sehat merupakan penyebab tersering terjadinya konstipasi10 sudah banyak diterima walaupun beberapa penelitian tidak setuju dengan hal ini.11,12Informasi terhadap masalah ini sangat terbatas di negara-negara Asia termasuk Indonesia dimana pola makan dan makanan yang tersedia berbeda dengan negara-negara Barat.Pada saat ini mahasiwa khususnya di daerah perkotaan mengalami pergeseran pola makan seiring dengan kemajuan zaman dan perbaikan sosial ekonomi. Mahasiswa cenderung lebih menyukai makanan siap saji dikarenakan akses yang cukup mudah untuk mendapatkannya.Oleh karena tingginya prevalensi kejadian konstipasi di Indonesia yang erat kaitannya dengan pola makan dan terjadinya perubahan pola makan pada mahasiswa khususnya di daerah perkotaan dan dengan data yang masih terbatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola makan dengan kejadian konstipasi fungsional pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Trisakti.METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan studi observasional dengan desain potong lintang atau cross-sectional. Lokasi penelitian dilakukan di Kampus B, Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa, Grogol - Jakarta Barat. Waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2013 - Januari 2014. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Trisakti angkatan 2010, sedangkan sampel dari penelitian adalah sebagian dari populasi yang memiliki kriteria inklusi dan eklusi sebagai berikut :Kriteria inklusi:1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.2. Bersedia untuk mengisi kuesioner dan bersedia untuk diwawancaraKriteria eklusi:1. Mahasiswa yang dalam 3 bulan terakhir menggunakan obat-obatan seperti pencahar, antikolinergik, penyekat kalsium, aluminium hidroksida, suplemen besi, kalsium, dan opiate (kodein dan morfin) yang dikonfirmasi dari hasil kuesioner.2. Mahasiswa yang dalam 3 bulan terakhir memiliki kebiasaan kurang minum air putih dan menunda defekasi yang dikonfirmasi dari hasil kuesioner.3. Mahasiswa yang di diagnosa oleh dokter dalam 3 bulan terakhir memiliki penyakit kronis seperti tumor kolon, striktur, hemoroid, kanker kolon, megakolon, hirschprung, neuropati otonom, hipotiroidisme, gagal ginjal kronik, diabetes mellitus, idiopatik transit kolon lambat, pseudo obstruksi kronik, Irritable bowel syndrome, disfungsi otot dasar pelvis dan kelainan metabolik seperti hipokalemia dan hiperkalsemia yang dikonfirmasi dari hasil kuesioner.Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah consecutive non-random sampling. Berdasarkan hasil perhitungan, sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah 136 orang.Data primer diperoleh dari mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti dengan mengisi kuesioner yang berisi jenis kelamin, konstipasi fungsional menggunakan kriteria Rome III, selanjutnya dilakukan wawancara untuk pola makan menggunakan kuesioner Food Recall 2x24 jam dan data akan diolah dan dianalisis menggunakan daftar komposisi bahan makanan atau program Nutrisurvey.Penelitian dimulai dengan pengumpulan sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eklusi. Responden diminta untuk mengisi lembar informed consent, dilanjutkan dengan mengisi kuesioner dan wawancara.Analisis data dilakukan secara univarat dan bivarat. Analisis univarat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi variabel dependen yaitu konstipasi fungsional dan variabel independen yaitu jenis kelamin, jumlah dan jenis makanan.Analisis bivarat untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel dependen dan independen. Analisis bivarat ini menggunakan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan 5%. Analisa data dalam penelitian ini akan menggunakan program Statistics Program for Social Science (SPSS) for Windows versi 20.0.HASILDistribusi subjekTabel 1. Distribusi subjek berdasarkan frekuensi jenis kelamin, konstipasi fungsional, dan pola makan (asupan energi, asupan protein, asupan lemak, asupan karbohidrat, asupan sayuran, dan asupan serat).KarakteristikFrekuensi

Jumlah (n)Persen (%)

Jenis kelaminLaki-lakiPerempuanKonstipasi fungsionalYa Tidak Jumlah 60 76

80 56136 44,1 55,9

58,8 41,2100,0

Asupan energiLebih 35 25,7Cukup 36 26,5Kurang 65 47,8Asupan proteinLebih 82 60,3Cukup 36 26,5Kurang 18 13,2Asupan lemakLebih 26 19,1Cukup 57 41,9Kurang 53 39 Asupan karbohidratLebih 45 33,1Cukup 54 39,7Kurang 37 27,2

Asupan sayur-sayuranCukup 22 16,1Kurang 114 83,9Asupan seratCukup 23 16,9Kurang 113 83,1

Tabel 1 menampilkan distribusi responden berdasarkan frekuensi jenis kelamin, konstipasi fungsional, dan pola makan (asupan energi, asupan protein, asupan lemak, asupan karbohidrat, asupan sayur-sayuran dan asupan serat). Dari 136 mahasiswa, terdapat 76 (55,9 %) perempuan dan 60 (44,1%) laki-laki. Jumlah responden yang mengalami konstipasi fungsional 80 (58,8%) dan 56 ( 41,2%) responden tidak mengalami konstipasi fungsional. Respoden tertinggi yaitu 65 (47,8%) dengan mayoritas asupan energi kurang 300 kkal, 36 (26,5%) responden dengan asupan energi cukup dan 35 (25,7%) responden dengan asupan energi lebih. Asupan protein didapatkan 82 (60,3%) responden dengan mayoritas asupan protein lebih 35 gram, 36 (26,5%) responden dengan asupan protein cukup dan 18 (13,2%) dengan asupan protein kurang. Asupan lemak didapatkan 57 (41,9%) responden dengan mayoritas asupan lemak cukup 42 gram, 53 (39,0%) dengan asupan lemak kurang, dan 26 (19,1%) responden dengan asupan lemak lebih. Asupan karbohidrat didapatkan 54 (39,7%) responden dengan mayoritas asupan karbohidrat cukup 208 gram, 45 (33,1%) responden dengan asupan karbohidrat lebih, dan 37 (27,2%) dengan asupan karbohidrat kurang. Asupan sayur-sayuran 114 (83,8%) dengan mayoritas asupan sayur-sayuran kurang dari dua mangkok dan 22 (16,2%) responden dengan asupan sayur-sayuran cukup. Dan asupan serat didapatkan 113 (83,1%) dengan mayoritas asupan serat kurang 13,1 gram dan 23 (16,9%) responden dengan asupan serat cukup.

Hubungan antara jenis kelamin, pola makan (asupan energi, asupan protein, asupan lemak, asupan karbohidrat, asupan sayuran, dan asupan serat).Tabel 2. Hubungan antara jenis kelamin, (asupan energi, asupan protein, asupan lemak, asupan karbohidrat, asupan sayuran, dan asupan serat).

VariabelKonstipasi FungsionalTotalP value

YaTidak

n%n%n%

GenderLaki-laki 29 36,2 31 55,4 60 44,1 0,027Perempuan 51 63,8 25 44,6 76 55,9

Total energi Lebih 15 18,8 20 35,7 35 25,7 0,001 Cukup 16 20 20 35,7 36 26,5 Kurang 49 61,2 16 28,6 65 47,8Total protein Lebih 46 57,5 36 64,3 82 60,3 0,715 Cukup 23 28,8 13 23,2 36 26,5 Kurang 11 13,8 7 12,5 18 13,2

Total lemak Lebih 12 15 14 25 26 19,1 0,019 Cukup 29 36,2 28 50 57 41,9 Kurang 39 48,8 14 25 53 39

Total karbohidrat Lebih 17 21,2 28 50 45 33,1 0,000 Cukup 32 40 22 39,3 54 39,7 Kurang 31 38,8 6 10,7 37 27,2 Total sayur-sayuran Cukup 10 12,5 12 21,4 22 16,2 0,164 Kurang 70 87,5 44 78,6 114 83,8 Total serat Cukup 8 10 15 26,8 23 16,9 0,010 Kurang 72 90 41 73,2 113 83,1

Tabel 2 menampilkan konstipasi fungsional paling banyak terdapat pada perempuan yaitu 51 (63,8%) responden dibanding dengan laki-laki 29 (36,2%). Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p = 0,027 (0,05) untuk produk susu. Namun penelitian ini tidak didukung oleh penelitian Nakaji S, et al tahun 2002 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi telur pada responden wanita dengan konstipasi fungsional dengan nilai p = 0,021 (35% angka kecukupan lemak (AKL) atau dikategorikan sebagai asupan lemak lebih, 53 (39,0%) responden dengan jumlah 25-35% angka kecukupan lemak (AKL) atau dikategorikan dengan asupan lemak cukup. Dari 80 responden yang mengalami konstipasi fungsional, jumlah tertinggi yang mengalami konstipasi fungsional yaitu 39 (48,8%) responden dengan asupan lemak kurang.Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p = 0,019 (0,05). Peneliti tidak menemukan penelitian yang mendukung hasil dari penelitian ini. Hal tersebut dapat berbeda dikarenakan perbedaan karakteristik responden dan juga pola konsumsi suatu masyarakat serta perbedaan kuesioner yang dipakai.Hubungan antara asupan karbohidrat dengan konstipasi fungsionalSebagian besar responden 54 (39,7%) dengan jumlah 40-60% angka kecukupan karbohidrat (AKK) atau dikategorikan sebagai asupan karbohidrat cukup, 45 (33,1%) responden dengan jumlah >60% angka kecukupan karbohidrat (AKK) atau dikategorikan sebagai asupan karbohidrat lebih dan 37 (27,2%) responden dengan jumlah