7
JENIS TEPIAN SAMUDERA Tiap samudera mempunyai ciri-ciri yang berbeda. Salah satu ciri atau karakter yang membedakan adalah jenis tepian samuderanya, atau marginnya. Secara umum, terdapat dua jenis tepian samudera: passive margin dan active margin. Suatu samudera tepinya disebut pasif jika pada tepiannya tidak dijumpai batas lempeng atau aktivitas tektonik. Sebaliknya, suatu samudera tepinya disebut aktif kalau pada tepiannya terdapat aktivitas tektonik yang intens, dengan kata lain, tepian samudera ber- active margin juga merupakan batas lempeng. Untuk lebih jelasnya, perhatikan peta lempeng tektonik berikut. Gambar 1. Peta lempeng tektonik Samudera Atlantik merupakan salah satu contoh samudera ber-passive margin. Perhatikan, tepi Samudera Atlantik berbatasan dengan Benua Afrika dan Amerika Selatan. Tetapi tepi itu bukan merupakan batas lempeng. Lempeng Afrika dan Lempeng Amerika Selatan justru bertemu di tengah-tengah

Margin Continental

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Margin Continental

Citation preview

Page 1: Margin Continental

JENIS TEPIAN SAMUDERA

Tiap samudera mempunyai ciri-ciri yang berbeda. Salah satu ciri atau karakter yang

membedakan adalah jenis tepian samuderanya, atau marginnya. Secara umum, terdapat dua

jenis tepian samudera: passive margin dan active margin. Suatu samudera tepinya disebut

pasif jika pada tepiannya tidak dijumpai batas lempeng atau aktivitas tektonik. Sebaliknya,

suatu samudera tepinya disebut aktif kalau pada tepiannya terdapat aktivitas tektonik yang

intens, dengan kata lain, tepian samudera ber-active margin juga merupakan batas lempeng.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan peta lempeng tektonik berikut.

Gambar 1. Peta lempeng tektonik

Samudera Atlantik merupakan salah satu contoh samudera ber-passive margin. 

Perhatikan, tepi Samudera Atlantik berbatasan dengan Benua Afrika dan Amerika Selatan.

Tetapi tepi itu bukan merupakan batas lempeng. Lempeng Afrika dan Lempeng Amerika

Selatan justru bertemu di tengah-tengah Samudera Atlantik, sehingga tepi samuderanya tidak

aktif. Sebuah tepian benua pasif memiliki, rak ke daratan benua dangkal, kemiringan lebih

benua, kenaikan benua, dan dataran abyssal datar (Gambar 2 ).

Page 2: Margin Continental

Gambar

2

Sebuah Kontinental Margin Pasif

Lain halnya dengan samudera Pasifik, tepi-tepi Samudera Pasifik dipenuhi garis-garis hitam

yang menandakan pertemuan lempeng (pada gambar 1). Dengan kata lain, banyak sekali

aktivitas tektonik di tepian samudera Pasifik sehingga kita pun menamainya active margin.

Kontinental margin didefinisikan sebagai aktif atau pasif sesuai dengan ada atau

tidaknya, masing-masing, aktivitas lempeng tektonik. Gempa bumi dan gunung berapi yang

berhubungan dengan tepi benua aktif, yang ditandai dengan darat continental shelf, lereng

benua lebih curam yang berakhir pada parit laut yang aktif, dan dasar laut yang tidak teratur

yang mungkin mengandung bukit vulkanik (Gambar 3 ).

Gambar 3. Kontinental aktif

Dasar samudera tipe passive margin terbagi atas dua bagian : continental margin

(tepi benua) dan ocean basin (cekungan samudera). Continental margin adalah bagian

samudera yang berdekatan dengan daratan (benua) dan masih mendapat pengaruh daratan,

misalnya masih menampung endapan aluvial dari sungai.

Page 3: Margin Continental

Gambar 4. Permukaan bawah samudera

Bagian-bagian dari continental margin sendiri antara lain:

1) Continental shelf: continental shelf yang landai ini sebenarnya masih bagian dari benua.

Bahkan, pada zaman es, bagian ini kering ( karena pada waktu zaman es air laut surut).

Sedimen yang menutupi continental shelf  berasal dari benua, namun sedimen tersebut

70% berasal dari endapan sungai waktu zaman es dulu. Sungai yang sekarang bermuara

di sana dan mengendapkan material hanya berkontribusi sedikit. Sebuah landas kontinen

adalah sebuah platform, dangkal hampir datar yang memanjang ke arah laut dari tepi

benua. Sedimen dekat pantai sebagian besar pasir yang nilai ke luar ke arah lumpur

finegrained di tepi lebih dalam. Kontinenetak shelf berkisar lebar dari beberapa kilometer

ke lebih dari 1.000 kilometer, kedalaman meningkat dari beberapa meter sampai sekitar

200 meter. Menjadi baik dalam deviasi 200-meter untuk variasi permukaan laut selama

zaman glasial, sedimentasi pada rak kontinental sering menunjukkan pelanggaran laut dan

regresi. Landas kontinen ini underlain oleh sialic (tinggi di silikon dan aluminium) kerak,

yang merupakan bagian dari massa benua. Kontinental shelf mencakup sekitar 8 persen

dari dasar laut.

2) Shelf break: batas berakhirnya shelf dan dimulainya continental slope. Uniknya, di

samudera manapun di dunia, batas shelf break selalu berada di sekitar 140 m di bawah

permukaan laut. Kemungkinan besar, ini merupakan sisa-sisa zaman es dulu, dimana

level air laut lebih rendah dari sekarang dengan tepian berada di shelf break.

3) Continental slope: sesuai namanya, karakter khas continental slope adalah slopenya alias

kemiringannya yang curam. Kebanyakan continental slope ‘dihiasi’ lembah-lembah gelap

yang curam hasil dari pahatan arus turbid. Continental Slope, seperti namanya,

merupakan tepi miring benua karena menyatu ke dalam cekungan laut dalam. Kecuraman

lereng benua berbeda dari tempat ke tempat. Lereng pegunungan di sepanjang pantai

yang curam daripada mereka lepas pantai dari dataran pantai. Dalam kedua kasus, lereng

tidak sangat curam, dengan yang lembut yang hampir tak terlihat jika Anda bisa

Page 4: Margin Continental

menaikkan salah satu dari mereka dalam sebuah mobil. Lereng curam akan sebanding

dengan bukit raya yang khas. Kecuraman lereng jelas pada penampang ditampilkan di

sini adalah karena distorsi grafis tahu sebagai berlebihan vertikal.

4) Continental rise: merupakan bagian tepi benua yang landai yaitu continental rise.

Kemiringannya bervariasi antara 0,5 sampai 1°, melampar hingga 500 km dari slope.

Continental rise merupakan irisan sedimen yang menumpuk di dasar lereng akibat

perubahan gradien dari lereng curam ke dataran abyssal hampir datar. Ini penumpukan

sedimen mirip dengan puing-puing yang terakumulasi di dasar tebing. Sedimen yang

diangkut dari rak dan kemiringan dengan kenaikan dengan merosot dan oleh arus

kekeruhan. Dengan demikian, kenaikan benua adalah fitur pengendapan dibangun oleh

akumulasi sedimen diangkut dari rak dangkal dan kemiringan. Kenaikan kontinental

dinamakan karena "naik" dari bagian bawah dilihat oleh Fathometers sebagai kapal

mendekati benua.

Sedangkan bagian dari cekungan samudera alias ocean basin:

1) Abyssal plain: dataran di tengah samudera yang dalam dan luas. Daerah datar dari lantai

cekungan laut yang kemiringannya kurang dari 1 bagian dari 1000. Ini dibentuk dari

turbidity currents yang meliputi topografi yang sudah ada sebeelumnya. turbidity

currents adalah volume besar padat air, sedimen-sarat yang terjadi ketika pasir dan

lumpur di lereng kontinental copot oleh tanah longsor atau gempa bumi dan menjadi

tersuspensi di dalam air. Arus kekeruhan lebih padat daripada air dan berperilaku sebagai

aliran terpisah yang gulung menuruni lereng dengan kecepatan hingga 60 kilometer per

jam. Deposito sedimen yang dihasilkan disebut turbidites.

Sebagian abyssal plains terletak antara continental rise dan abyssal hills. Sisanya adalah

parit dataran yang terletak di dasar laut dalam parit. Jenis yang terakhir menangkap

semua sedimen dari turbidity currents dan mencegah dataran abyssal dari pembentukan

seaward lanjut, misalnya lantai samudera pasifik.

2) Mid Oceanic Ridge: pada mid oceanic ridge, terdapat dua buah lempeng samudera yang

saling menjauh. Akibatnya, magma dari dalam Bumi keluar di pertengahannya, lalu

membeku, dan membentuk tebing-tebing tinggi yang memanjang mengikuti batas

lempeng. Tebing tinggi yang memanjang ini mirip dengan punggung, sehingga fitur ini

disebut punggungan tengah samudera atau mid oceanic ridge.

Page 5: Margin Continental

MAKALAHJENIS – JENIS TEPIAN SAMUDERA

Disusun oleh

Pradana Adi Wibowo

4211410001

Fisika S1

Guna memenuhi tugas mata kuliah Geodinamika

JURUSAN FISIKA

Page 6: Margin Continental

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2012