13
I. Pendahuluan Marijuana adalah zat kimia yang dihasilkan dari ekstrak tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab). Marijuana merupakan Tanaman semusim yang tingginya dapat mencapai 2 meter. Berdaun menjari dengan bunga jantan dan betina ada di tanaman berbeda (berumah dua). Bunganya kecil-kecil dalam dompolan di ujung ranting. Tanaman Marijuana hanya tumbuh di pegunungan tropis dengan elevasi di atas 1.000 meter di atas permukaan laut. Bahan aktif yang terkandung dalam marijuana adalah tetrahydrocannabinol (THC). Bahan ini berfungsi menekan aktivitas otak, menyebabkan keadaan seperti mimpi. Pengguna Marijuana akan berada dalam posisi lepas dari tekanan hidup dan rileks. Bahan ini dalam dunia medis banyak dipergunakan salah satunya adalah sebagai obat yang disebut dronabinol dan digunakan dalam penelitian dan kadang digunakan untuk mengatasi mual dan muntah yang disebabkan oleh kemoterapi kanker. Marijuana berkembang didunia mengikuti perkembangan kebudayaan dan sosial masyarakat. Di Amerika Serika Marijuana menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer. Hal ini biasanya dilambangkan dengan daun Narijuana yang berbentuk khas. Selain itu Marijuana didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang dipaksakan 1

Marijuana

  • Upload
    riskin

  • View
    369

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Marijuana

I. Pendahuluan

Marijuana adalah zat kimia yang dihasilkan dari ekstrak tumbuhan budidaya penghasil

serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol

(THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang

yang berkepanjangan tanpa sebab). Marijuana merupakan Tanaman semusim yang tingginya

dapat mencapai 2 meter. Berdaun menjari dengan bunga jantan dan betina ada di tanaman

berbeda (berumah dua). Bunganya kecil-kecil dalam dompolan di ujung ranting. Tanaman

Marijuana hanya tumbuh di pegunungan tropis dengan elevasi di atas 1.000 meter di atas

permukaan laut.

Bahan aktif yang terkandung dalam marijuana adalah tetrahydrocannabinol (THC).

Bahan ini berfungsi menekan aktivitas otak, menyebabkan keadaan seperti mimpi. Pengguna

Marijuana akan berada dalam posisi lepas dari tekanan hidup dan rileks. Bahan ini dalam dunia

medis banyak dipergunakan salah satunya adalah sebagai obat yang disebut dronabinol dan

digunakan dalam penelitian dan kadang digunakan untuk mengatasi mual dan muntah yang

disebabkan oleh kemoterapi kanker.

Marijuana berkembang didunia mengikuti perkembangan kebudayaan dan sosial

masyarakat. Di Amerika Serika Marijuana menjadi simbol budaya   hippies  yang pernah populer.

Hal ini biasanya dilambangkan dengan daun Narijuana yang berbentuk khas. Selain itu

Marijuana didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang dipaksakan

negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhu yang menyembah

dewa Shiva menggunakan produk derivatif Marijuana untuk melakukan ritual penyembahan

dengan cara menghisap Hashish melalui pipa Chilam/Chillum, dan dengan meminum Bhang.

Referensi mengenai tanaman marijuana (cannabis) tercatat dalam naskah Cina sejak

awal 2700 SM. Penjelajah Eropa pertama kali memperkenalkan marijuana ke dunia pada tahun

1545. Tanaman ini dianggap sangat bermanfaat oleh pemerintah kolonial Jamestown awal tahun

1607 dan mulai dibudidayakan. Di Virginia, petani didenda karena tidak mau menanam ganja.

Pada tahun 1617 marijuana mulai diperkenalkan ke Inggris. Dari abad ketujuh belas hingga ke

pertengahan abad kedua puluh marijuana dianggap sebagai obat rumah tangga yang berguna

untuk mengobati penyakit seperti sakit kepala, kram menstruasi, dan sakit gigi. Dari tahun 1913-

1

Page 2: Marijuana

1938 jenis marijuana yang lebih kuat dibudidayakan oleh perusahaan-perusahaan obat Amerika

untuk digunakan dalam produk obat mereka. marijuana jenis itu disebut Cannabis americana.

Sebelum tahun 1910, perdagangan marijuana dan hasish (bagian yang dihasilkan dari

bunga) cukup terbatas. Namun, setelah Revolusi Meksiko, perdagangan obat-obatan lebih

terbuka, ini mengakibatkan pertumbuhan dan pengangkutan obat-obatan menjadi lebih mudah

dan lebih menguntungkan. Bisnis ini diperluas hingga mencapai pelabuhan New Orleans, di

mana waktu itu marijuana dijual di pasar gelap untuk penduduk lokal. Tak lama kemudian tren

penggunaan marijuana sebagai obat menjadi populer.

Turunan dari marijuana yg kuat adalah seperti: hasish, charas, ghanja, dan bhang. Para

musisi mengatakan bahwa merokok marijuana dapat memberikan mereka inspirasi yang

dibutuhkan untuk memainkan musik mereka. Ada yang mengatakan bahwa marijuana bisa

memberi mereka visi kontemplatif dan perasaan kebebasan dan semangat yang luar biasa. Selain

itu marijuana juga di gunakan sebagai obat penghibur atau entertainment. Akhirnya penggunaan

ganja, alkohol, dan obat-obatan yang lain menjadi lazim di kota-kota besar di seluruh dunia,

seperti Chicago, New York, London, dan Paris.

Banyak entertainers dan musisi Jazz pada jaman itu yang menggunakan narkoba dan

alkohol dan mereka sangat tergantung pada gangster (bandar narkoba) saat mereka manggung.

Para gangster ini mampu memberikan berbagai obat dan alkohol untuk para pemain dan staf

mereka secara gratis.

Di tahun 1920, sebagai hasil dari perubahan amandemen yang melarang penggunaan

minuman beralkohol (Prohibition), penggunaan marijuana sebagai obat psikoaktif mulai tumbuh.

Bahkan setelah pencabutan larangan tersebut tahun 1933, marijuana masih digunakan secara

luas, seperti juga morfin, heroin, dan kokain. Pada tahun 1937, ke-46 negara bagian US melarang

penggunaan marijuana bersama dengan obat-obatan narkotika lainnya. Akan tetapi persepsi yang

populer adalah marijuana tidak adiktif seperti narkotika. marijuana diklasifikasikan sebagai obat

yang mengubah suasana hati, persepsi, dan image, bukan sebagai obat narkotika. marijuana

masih dianggap sebagai obat-obatan Schedule I, yang berarti marijuana dianggap sebagai obat

yang berbahaya tanpa ada penggunaan medis. Akhirnya setelah itu rancangan UU diusulkan

untuk kembali mengklasifikasikan marijuana sebagai obat Shedule  II , yaitu sebagai obat

berbahaya dengan penggunaan medis yang terbatas.

2

Page 3: Marijuana

Pada tahun 1960-an marijuana digunakan secara luas oleh generasi muda dari semua

kelas sosial. Diperkirakan bahwa pada tahun 1994, 17 juta orang Amerika telah menggunakan

ganja, dan sekitar 1,5 juta orang Amerika menghisap marijuana secara teratur. Kehadiran strain

marijuana yang lebih kuat telah memperluas perdebatan antara penegak badan pengawas obat

dan para pendukung dekriminalisasi ganja. Mereka berpendapat, marijuana tidak dalam kelas

yang sama seperti obat-obatan lain yang memang lebih adiktif. Pendapat yang lain menyatakan

bahwa marijuana adalah pintu gerbang “gateaway” untuk obat-obatan yang lebih keras dan

karena itu hukum terhadap penggunaan dan distribusi harus tetap berlaku.

Sejak tahun 1976 undang-undang memungkinkan penggunaan marijuana secara terbatas

untuk keperluan medis (Medical Marijuana) yang telah diberlakukan di 35 negara bagian (pada

tahun 2003 beberapa undang-undang tersebut telah berakhir atau secara khusus tidak

diperpanjang oleh legislator negara bagian). Pada tahun 2002 ada upaya luas untuk

dekriminalisasi pengguna marijuana di Canada dan Britania Raya. Di Amerika Serikat, hampir

semua level di tingkat negara bagian mereformasi hukum obat-obatan yang dianggap tidak

efektif dengan melakukan over-riding pada hukum obat federal. Meskipun demikian, sejak 1996

delapan negara bagian telah memberlakukan berbagai upaya hukum yang secara efektif

memungkinkan penggunaan medical marijuana yang terbatas dan terkendali. Akan tetapi di

beberapa negara bagian tersebut, dokter dan pasien medical marijuana kemungkinan masih

menghadapi tuntutan pidana federal. Indonesia sendiri mengkategorikan Marijuana sebagai salah

satu jenis Narkotika yang peredarannya sangat di kontrol.

Pertanyaan yang muncul adalah apakah Marijuana itu baik atau buruk, atau apakah

marijuana itu benar atau salah. Penggunaan Marijuana juga sangat tergantung pada individu yang

mengkonsumsinya. Hubungan antara benda yang disebut sebagai marijuana dengan orang yang

menggunakannya dapat dikatakan sebagai berikut, Pengguna adalah orang yang dapat saja

memiliki moral baik atau buruk dalam menggunakan marijuana tersebut. Sedangkan marijuana

adalam zat kimia yang dihasilkan darri ekstrak tumbuh-tumbuhan. Karenanya marijuana bukan

merupakan agen moral sehingga tidak dapat menentukan baik buruknya suatu perilaku, budi

luhur dan kesalahan. Pertanyaan yang akan muncul, apakah marijuana memang diperlukan

karena berguna, atau apakah tidak diperlukan karena berbahaya.

3

Page 4: Marijuana

Makalah ini akan membahas hal pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan cara

memaparkan pendapat-pendapat yang pro marijuana dan pendapat yang kontra terhadap

marijuana.

II. Kontra Marijuana

Pendapat yang menyatakan bahwa marijuana buruk dilandasi oleh alasan sebagai

berikut:

1. Penyebab Kecelakaan

Marijuana dianggap sebagai salah satu penyebab kecelakaan. Marijuana member

pengaruh yang sama dengan alcohol, yakni menurunkan penglihatan dan ketepatan

perhitungan serta mempengaruhi penguasaan pengguna pada kecepatan kendaraan.

Akibatnya banyakkecelakaan terjadi diakibatkan oleh pengemudinya dipengaruhi oleh

marijuana yang dikonsumsinya.

2. Penyebab timbulnya kejahatan

Marijuana dianggap sebagai penyebab kejahatan karena pemakai Marijuana

cenderung menyendiri, tidak suka bergaul dan kejam. Hal ini karena Marijuana dapat

membangkitkan emosi pemakai sehingga pemakai tidak dapat mengendalikan dirinya dan

terdorong untuk melakukan tindakan-tindakan kejahatan. Pengguna Marijuana biasanya

kehilangan rasa susila dan kemanusiaannya sehingga sikap kejam terwujud dalam tindak

kejahatan.

3. Penebab Tidak Maksimalnya Pengembangan Hubungan Pribadi.

Marijuana dapat menyebabkan kelesuan Pemakai (pengguna) Marijuana jadi

kehilangan ambisi, yang digambarkan bahwa pemakai Marijuana hanya duduk-duduk atau

berbaring lesu, bicara pelan dan tidak bersemangat. Dalam kondisi seperti itu pengguna

menjadi orang yang egois, dan tidak merasa perlu berkomunikasi dengan orang lain atau

komunikasi dengan orang lain.

4. Penyebab ketidak mampuan

Pemakai (ppengguna) marijuana iini hanya berada didunia khayalan, tidak dapat

beradaptasi dan tidak dapat melaksanakan kegiatan yang bermanfaat. Orang yang sering

mengkonsumsi marijuana ini berada didunia khayalan. Akhirnya tidak dapat beradaptasi dan

4

Page 5: Marijuana

tidak dapat melakusanakan kegiatan yang bermanfaat sedikit demi sedikit akan kehilangan

kapasitas kemampuannya sehingga potensi yang ada pada dirinya tidak dapat berkembang

dengan baik. Pada akhirnya tidak dapat melaksanakan pekerjaan yang bermanfaat.

5. Stepping Stone

Salah satu hal terburuk dari Marijuana adalah pemakaiannya dapat menjadi tahapan

awal untuk menuju risiko yang lebih berat yaitu bahaya penggunaan obat terlarang lainnya.

Pengguna marijuana yang sudah merasakan kecanduan, dari waktu kewaktu ada

kecenderungan untuk menambah dosis marijuana yag dikonsumsinya. Dengan

bertambahnya dosis pemakaian sudah menunjukkan adanya tingkat ketergantungan untuk

mengkonsumsi harus dipenuhiyang pada akhirnya menjadikan pengguna marijuana tersebut

ingin mencoba Narkotika jenis lain yang lebih tinggi dosisnya dari marijuana.

III. Pro Marijuana

Marijuana/ Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya

penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya,

tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya

mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).

Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal

ini biasanya dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja dan

opium juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang

dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhu yang

menyembah dewa Shiva menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan ritual

penyembahan dengan cara menghisap Hashish melalui pipa Chilam/Chillum, dan dengan

meminum Bhang.

Di beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau tidak terbukti bahwa

pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-obatan terlarang yang berdasarkan

bahan kimiawi dan merusak sel-sel otak, yang sudah sangat jelas bahayanya bagi umat

manusia. Diantara pengguna ganja, beragam efek yang dihasilkan, terutama euphoria (rasa

gembira) yang berlebihan, serta hilangnya konsentrasi untuk berpikir diantara para pengguna

tertentu.

5

Page 6: Marijuana

Efek yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu, dimana dalam golongan

tertentu ada yang merasakan efek yang membuat mereka menjadi malas, sementara ada

kelompok yang menjadi aktif, terutama dalam berfikir kreatif (bukan aktif secara fisik

seperti efek yang dihasilkan Methamphetamin). Marijuana, hingga detik ini, tidak pernah

terbukti sebagai penyebab kematian maupun kecanduan. Bahkan, di masa lalu dianggap

sebagai tanaman luar biasa, dimana hampir semua unsur yang ada padanya dapat

dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Hal ini sangat bertolak belakang dan berbeda

dengan efek yang dihasilkan oleh obat-obatan terlarang dan alkohol, yang menyebabkan

penggunanya menjadi kecanduan hingga tersiksa secara fisik, dan bahkan berbuat kekerasan

maupun penipuan (aksi kriminal) untuk mendapatkan obat-obatan kimia buatan manusia itu.

(dari berbagai sumber)

Pemanfaatan

Tumbuhan ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai bahan

pembuat kantung karena serat yang dihasilkannya kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai

sumber minyak.

Namun demikian, karena ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika dan kegunaan

ini lebih bernilai ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini dan di banyak tempat

disalahgunakan.

Diklaim sebagai pereda rasa sakit, dan pengobatan untuk penyakit tertentu (termasuk

kanker), banyak juga pihak yang menyatakan adanya lonjakan kreatifitas dalam berfikir

serta dalam berkarya.

Berdasarkan penelitian terakhir, hal ini (lonjakan kreatifitas), juga di pengaruhi oleh

jenis ganja yang digunakan. Salah satu jenis ganja yang dianggap membantu kreatifitas

adalah hasil silangan modern "Cannabis indica" yang berasal dari India dengan "Cannabis

sativa" dari Barat, dimana jenis Marijuana silangan inilah yang merupakan tipe yang tumbuh

di Indonesia.

Sebelum ada larangan ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh daun ganja menjadi

komponen sayur dan umum disajikan. Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar dan

dihisap seperti rokok, dan bisa juga dihisap dengan alat khusus bertabung yang disebut

bong.

6

Page 7: Marijuana

Marijuana telah terbukti sebagai obat analgesik, anti muntah, anti-inflamasi,

penenang, anticonvulsive, dan tindakan pencahar. Studi klinis telah menunjukkan efektivitas

ganja dalam mengurangi mual dan muntah setelah kemoterapi untuk pengobatan kanker.

Tanaman ini juga telah terbukti mengurangi tekanan intra-okular di mata sebanyak 45%,

dalam pengobatan glaukoma. Cannabis telah terbukti sebagai anticonvulsive, dan dapat

membantu dalam merawat penderita epilepsi. Penelitian lain telah mendokumentasikan

sebuah in-vitro efek penghambat tumor THC. Marijuana juga dapat meningkatkan nafsu

makan dan mengurangi rasa mual dan telah digunakan pada pasien AIDS untuk mencegah

penurunan berat badan serta efek lain yang mungkin timbul dari penyakit ini. Dalam sebuah

studi penelitian beberapa kandungan kimia dari ganja menampilkan aksi antimikroba dan

efek antibakteri. Komponen CBC dan d-9-tetrahydrocannabinol telah terbukti dapat

menghancurkan dan menghambat pertumbuhan bakteri streptokokus dan staphylococci.

Ganja mengandung senyawa kimia yang dikenal sebagai canabinoid. Jenis

canabinoid yang berbeda-beda memiliki efek yang berbeda pula pada tubuh setelah di

konsumsi. Penelitian ilmiah mengindikasikan bahwa zat ini mempunyai nilai potensi terapi

untuk menghilangkan rasa sakit, kontrol mual dan muntah-muntah, serta stimulasi nafsu

makan. Zat aktif utama ganja yang teridentifikasi sampai saat ini adalah 9-tetrahydro-

cannabinol, yang dikenal sebagai THC. Bahan kimia ini kemungkinan mengandung

sebanyak 12% dari bahan kimia aktif dalam ramuan, dan memberikan pengaruh sebanyak 7-

10% dari akibat yang di timbulkan seperti rasa gembira, atau “high” yang dialami saat

mengkonsumsi ramuan ganja. Kualitas ramuan “euforia” ini tergantung pada saldo bahan

aktif lain dan kesegaran bahan ramuan. THC ter-degradasi ke komponen yang dikenal

sebagai cannabinol, atau CBN. Kimia aktif ini relatif tidak menonjol dalam ganja yang telah

disimpan terlalu lama sebelum digunakan. Komponen kimia lain, cannabidiol, atau dikenal

sebagai CBD, memiliki efek sedatif dan analgesik ringan, dan memberikan kontribusi ke

somatic heaviness yang kadang-kadang dialami oleh pengguna ganja.

IV. KESIMPULAN

Efek negatif secara umum adalah bila sudah menghisap maka pengguna akan

menjadi malas, otak akan lamban dalam berpikir, merupakan jembatan untuk menggunakan

7

Page 8: Marijuana

obat-obatan yang memiliki resiko lebih tinggi, membangkitkan emosi pemakai sehingga

pemakai tidak dapat mengendalikan dirinya dan terdorong untuk melakukan tindakan-

tindakan kejahatan.

Efek Positif secara umum adalah sebagai pereda rasa sakit, dan pengobatan untuk

penyakit tertentu (termasuk kanker), kontrol mual dan muntah-muntah, serta stimulasi nafsu

makan banyak juga pihak yang menyatakan adanya lonjakan kreatifitas dalam berfikir serta

dalam berkarya.

Dari pro dan kontra mengenai penggunaan Marijuana tersebut dapat kita ambil

kesimpulan bahwa Marijuana pada hakikatnya bukanlah agen moral, karena tidak dapat

diklasifikasikan benda yang benar atau salah. Pada akhirnya penggunaan Marijuana atau

Ganja dapat menjadi hal yang menguntungkan atau juga hal yang merugikan bagi

pemakainya. Dalam dosis atau kadar yang tepat menggunakan Mariyuana atau Ganja dalam

bidang medis maka akan sangat membantu. Tetapi jika digunakan untuk kepentingan pribadi

tanpa dosis atau kadar yang tepat maka lambat laun akan menghancurkan diri pemakainya.

Hal ini berarti benar atau salahnya Marijuana tergantung pada individu yang

menggunakannya. Apabila individu tersebut mendapatkan manfaat dari penggunaan

Marijuana tersebut, maka dapat dikategorikan sesuatu yang benar. Namun apabila pengguna

tersebut lebih banyak mendapatkan kerugian dari penggunaan Marijuana tersebut, maka hal

tersebut dikategorikan salah.

Pelarangan penggunaan Marijuana oleh individu secara moral tidak dapat

dibenarkan, karena Individu secara pribadi memiliki hak asasi yang patut dihormati.

Pelarangan tersebut dapat dilakukan apabila pribadi yang menggunakan Marijuana tersebut

sampai menimbulkan dampak yang merugikan pada orang lain atau lingkungan sekitarnya.

Oleh karena dalam praktinya banyak dampak kerugian yang ditimbulkan dari penggunaan

Marijuana kepada masyarakat dan lingkungan maka Indonesia melarang penggunaan

Marijuana secara bebas. Pembatasan tersebut untuk melindungi sifat merusak dari zat

Marijuana tersebut.

8