Upload
zidniilmanii
View
64
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dg
Citation preview
5/20/2018 Marshall Test 2
1/56
JUNAIDI NASUTION
100721004MARSHALL TEST Hal:
MARSHALL TEST (JOB MIX FORMULA)
(PA-0201-76)
(AASHTO-1245-74)
(ASTM-0159-62)
1. TEORI
Pengujian Marshall adalah suatu metoda pengujian untuk mengukur stabilitas dan
kelelahan plastis campuran beraspal dengan menggunakan alat Marshall. Pada dasarnya,
untuk mengetahui kinerja dari campuran aspal yang digunakan pada struktur perkerasan
jalan, faktor-faktor yang harus diperhatikan di antaranya :
a. Stability
b.
Durability
c. Flexibility
d. Fatique Resistance : Thick Layers; Thin Layers
e.
Fracture Strength : Overload Conditions; Thermal Conditions
f. Skid Resistance
g.
Impermeability
h. Workability
Umum
Campuran beraspal panas terdiri atas kombinasi agregat, bahan pengisi (bila
diperlukan) dan aspal yang dicampur secara panas pada temperatur tertentu. Komposisi
bahan dalam campuran beraspal panas terlebih dahulu harus direncanakan sehingga setelah
terpasang oleh perkerasan beraspal yang memenuhi kriteria :
a. Stabilitas yang cukup.
Lapisan beraspal harus mampu mendukung beban lalu lintas yang melewatinya
tanapa mengalami deformasi permanent dan deformasi plastis selama umur rencana.
b. Durabilitas
5/20/2018 Marshall Test 2
2/56
JUNAIDI NASUTION
100721004MARSHALL TEST Hal:
Lapisan beraspal mempunyai keawetan yang cukup akibat pengaruh cuaca dan beban
lalu lintas.
c. Kelenturan yang cukup
Lapisan beraspal harus mampu menahan lendutan akibat beban lalu-lintas tanpa
mengalami retak.
d. Cukup kedap air
Lapisan beraspal cukup kedap air sehingga tidak ada rembesan air yang masuk ke
lapis pondasi di bawahnya.
e. Kekesatan yang cukup
Kekesatan permukaan lapisan beraspal berhubungan erat dengan keselamatan
pengguna jalan.
f. Ketahanan terhadap retak lelah
Lapisan beraspal harus mampu menahan beban berulang dari beban lalu lintas selama
umur rencana.
g. Kemudahan kerja.
Campuran beraspal harus mudah dilaksanakan, mudah dihamparkan dan dipadatkan.
Untuk dapat memenuhi ketujuh kriteria tersebut, maka sebelum pekerjaan campuranberaspal dilaksanakan, perlu terlebih dahulu dibuat formula campuran kerja (FCK).
Pembuatan FCK atau lebih dikenal dengan JMF (Job Mix Formula), meliputi penentuan
proporsi dan beberapa fraksi agregat dengan aspal sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan kinerja perkerasan yang memenuhi syarat. Pembuatan campuran kerja dilakukan
dengan beberapa tahapan dimulai dari penentuan gradasi agregat gabungan yang sesuai
persyaratan dilanjutkan dengan membuat Formula Campuran Rencana (FCR) yang dilakukan
di laboratorium. FCR dapat disetujui menjadi FCK apabila hasil percobaan pencampuran dan
percobaan pemadatan di lapangan telah memenuhi persyaratan. Perencanaan campuran ini
berlaku untuk jenis-jenis campuran lapisan tipis aspal pasir (latasir), lapisan beton aspal
(laston), lapis tipis aspal beton (lataston).
Tahapan Pembuatan Formula Campuran Kerja (FCK) adalah sebagai berikut :
a.
Evaluasi jenis campuran aspal yang digunakan.
b. Melakukan pengujian mutu aspal dan agregat dari tempat penyimpanan (stock pile).
5/20/2018 Marshall Test 2
3/56
JUNAIDI NASUTION
100721004MARSHALL TEST Hal:
c. Melakukan penyiapan peralatan laboratorium.
d. Pembuatan FCR berdasarkan material dari stock pile atau bin dingin (clod bin)
dengan kegiatan meliputi:
- melakukan pengujian gradasi agregat dan menentukan kombinasi beberapa fraksi
agregat sehingga memenuhi spesifikasi gradasi yang ditentukan.
-
menentukan kadar aspal rencana perkiraan.
- melakukan pengujian Marshall dan volumetric, rongga di antara agregat (VMA),
rongga dalam campuran (VIM) dan rongga terisi aspal (VFA) dengan kadar aspal
yang bervariasi.
- mengevaluasi hasil pengujian dan menentukan kadar aspal optimum dari
campuran.
e.
Melakukan kalibrasi bukaan pintu bin dingin dan menentukan besarnya beban sesuai
dengan proporsi yang telah diperoleh.
f. Melakukan pengambilan contoh agregat dari masing-masing bin panas dan
selanjutnya melakukan pengujian gradasi agregat.
g. Pembuatan FCR berdasarkan material dan bin panas (hot bin). Dengan kegiatan
meliputi:
-
melakukan pengujian gradasi agregat dan menentukan kombinasi beberapa fraksi
agregat yang diambil dari bin panas. Gradasi campuran yang ditentukan harus
sesuai dengan gradasi yang direncanakan berdasarkan material dari bin dingin
(cold bin).
- melakukan pengujian Marshall dan volumetric (VMA, VIM, VFA) untuk
mengetahui karakteristik dari campuran beraspal dengan kadar aspal yang
bervariasi.
- mengevaluasi hasil pengujian dan menentukan kadar aspal optimum dari
campuran.
h.
Melakukan percobaan campuran di unit pencampur aspal (AMP) dan
mengevaluasinya..
5/20/2018 Marshall Test 2
4/56
JUNAIDI NASUTION
100721004MARSHALL TEST Hal:
Jenis Campuran Beraspal Yang Digunakan
Dalam spesifikasi terdapat beberapa jenis campuran beraspal, yaitu Latasir (Lapis
Tipis Aspal Pasir), Lataston (Lapisan Tipis Aspal Beton) dan Laston (Lapis Aspal Beton),
dalam perencanaan campuran kerja harus disesuaikan dengan kebutuhan dari perkerasan
yang akan dipasang di lapangan. Penentuan jenis campuran beraspal yang digunakan dapat
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a.
Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir, HRSS) kelas A dan B
Campuran ini dimaksudkan untuk jalan dengan lalu lintas ringan, terutama di daerah-
daerah dimana batu pecah sulit diperoleh, biasa digunakan untuk lapis permukaan.
Pemilihan Latasir kelas A dan B bergantung pada gradasi pasir yang digunakan.
Campuran Latasir biasanya memerlukan tambahan bahan pengisi untuk memenuhi sifat-
sifat campuran yang disyaratkan. Campuran jenis ini umumnya mempunyai daya tahan
yang relative rendah terhadap terjadinya alir, karena itu tidak dibenarkan dipasang
dengan lapisan yang tebal, pada jalan dengan lalu lintas berat atau pada daerah tanjakan.
b. Lapis Tipis Aspal Beton (Lataston, HRS)
Lataston mempunyai persyaratan kekuatan yang sama dengan tipikal yang disyaratkan
untuk aspal beton konvensional (Asphalt Concrete, AC) yang tidak bergradasi menerus.
Terdapat dua jenis campuran Lataston yaitu untuk lapis permukaan (HRS-wearing
course) dan Lataston untuk lapis pondasi (HRS-base). Ukuran maksimum untuk masing-
masing jenis-jenis campuran Lataston adalah 19 mm (3/4 inci). Perbedaan keduanya
adalah gradasi Lataston untuk lapis permukaan lebih halus dibandingkan gradasi Lataston
untuk lapis pondasi, yang akan menghasilkan Lataston untuk lapis permukaan
mempunyai tekstur yang lebih halus dibandingkan Lataston untuk lapis pondasi Lataston
sebaiknya digunakan pada jalan dengan lalu lintas ringan sampai sedang (< 1.000.000
SST). Gradasi agregat harus benar-benar senjang. Untuk memperolehnya, hampir selalu
diperlukan gabungan antara pasir halus dengan batu pecah.
c. Lapis Beton Aspal (Laston, AC)
5/20/2018 Marshall Test 2
5/56
JUNAIDI NASUTION
100721004MARSHALL TEST Hal:
Laston (AC) yang umum dikenal terdiri dari tiga yaitu AC-base, AC-WC1 (AC-binder),
dan AC-WC2 (AC-WC). Ukuran butir maksimum ketiganya adalah berturut-turut 1
inchi, 1 inchi, dan inchi. Campuran Laston lebeih peka terhadap variasi kadar aspal dan
variasi gradasi agregat dibandingkan dengan campuran untuk Lataston. Laston dapat
digunakan untuk lapis permukaan, lapis antara dan lapis pondasi pada jalan dengan lalu
lintas ringan sampai lalu lintas berat. Perbedaan utama dari masing-masing peruntukan
tersebut adalah pada ukuran butir maksimum yang digunakan. Pemilihan ukuran butir
maksimum digunakan dengan rencana tebal penghamparan, tebal hamparan padat
minimum setebal 2 kali ukuran butir maksimum untuk menjamin tekstur permukaan dan
ikatan antar butir yang baik. Untuk lapis permukaan diperlukan tekstur yang lebih rapat
sehingga lebih kedap terhadap air dan memberi kekesatan yang cukup.
Pengujian Bahan Olahan
Yang dimaksud bahan olahan adalah campuran dari agregat dan aspal yang masing-
masing dipanaskan pada temperature tertentu baik berbentuk briket ataupun tidak.
i. Melakukan percobaan pemadatan dari lapangan dan membandingkannya dengan
kepadatan laboratorium serta mengevaluasinya.
j. Jika semua tahapan telah dilaksanakan dan telah memenuhi semua persyaratan,
maka formula akhir tersebut disebut Formula Campuran Kerja (FCK). Jika ada
salah satu persyaratan yang tidak terpenuhi maka langkah-langkah tersebut harus
diulang.
5/20/2018 Marshall Test 2
6/56
JUNAIDI NASUTION
100721004MARSHALL TEST Hal:
Mulai
Evaluasi Jenis Campuran danPersyaratannya
Kesesuaian Mutu Bahan dengan
Spesifikasi
Kesesuaian Peralatan dengan
Standar Pengujian
Pembuatan FCR untuk Mengetahui KarakteristikCampuran dari Bin Dingin
Kesesuaian Karakteristik
Campuran dengan Spesifikasi
Kalibrasi Bukaan Bin Dingin dan Menentukan Bukaannya.
Selanjutnya Pengambilan Contoh dari Gir Panas dan Diuji Gradasinya
Penentuan Komposisi Tiap Bin Sesuai Gradasi Rencana, Selanjutnya
Pembuatan FCR untuk Mengetahui Karakteristik Campuran. Hasilyang Diperoleh Dievaluasi untuk Menentukan Kadar Aspal Optimum.
Uji Coba Pencampuran di AMP untuk Melihat
Kesuaian Operasional dengan Rencana
(Sebelumnya Perikasa Kondisi AMP)
Sesuai dengan
Rencana
Uji Coba Pemadatan dari Lapangan Untuk
Menentukan Jumlah Lintasan Pemadatan
Campuran Beraspal Mudah
Dipadatkan
Pengesahan FCR menjadi FCK
(Selesai)
Perubahan gradasi
atau penambahan
pasir pada proporsi
yang diijinkan
Jika perlu atau jika
terjadi banyak
overflow lakukan
perubahan gradasi
Ganti Bahan
Perbaikan alat
atau ganti alat uji
Perbaikan Gradasi
Jika perlu ganti
bahan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
5/20/2018 Marshall Test 2
7/56
JUNAIDI NASUTION
100721004MARSHALL TEST Hal:
Skema Pembuatan Formula Campuran Kerja (FCK)
a.
Metode Sampling (Pengambilan Contoh)Guna keperluan perencanaan campuran, jumlah agregat dan aspal yang mewakili
harus disiapkan dengan jumlah yang mencukupi untuk keperluan beberapa
pengujian. Sebagai petunjuk banyak bahan yang perlu disiapkan adalah sebagai
berikut:
4 liter (1 gal) aspal keras
23 kg (50 lb) agregat kasar
23 kg (50 lb) agregat halus atau pasir
9 kg (20 lb) bahan pengisi jika diperlukan
Jumlah bahan tersebut mungkin perlu diperbanyak apabila diperkurakan bahwa
hasil kombinasi dari agregat memerlukan presentase yang lebih besar. Setiap
bahan agar diberi label yang menerangkan tentang antara lain asal contoh, lokasi
proyek, dan nomor kegiatan. Urutan pengujian agar direncanakan semestinya dan
hendaknya semua pengujian yang dipersyaratkan oleh spesifikasi telah
diselesaikan sebelum perencanaan campuran dilaksanakan.
Prosedur penyiapan bahan terdiri atas :
1. Pengeringan agregat hingga beratnya konstan;
2. Penyaringan agregat kering sesuai fraksi agregat yang diinginkan;
3.
Penimbangan agregat untuk campuran;
4. Pemanasan agregat untuk campuran ke dalam oven;
5. Penempatan agregat untuk campuran pada alat pencampuran;
6. Tambahkan jumlah aspal ang sesuai pada agregat untuk pencampuran;
7. Campur agregat dan aspal bersama-sama.
5/20/2018 Marshall Test 2
8/56
JUNAIDI NASUTION
100721004MARSHALL TEST Hal:
b. Pengujian Marshall untuk Perencanaan Campuran
Prosedur pengujian didasarkan pada ASTM D 1559. Metode Marshall standar
diperuntukkan untuk perencanaan campuran beton aspal dengan ukuran agregat
maksimum 25 mm (1 inci) dan menggunakan aspal keras. Pengujian Marshall
dimulai dengan persiapan benda uji. Untuk keperluan ini perlu diperhatikan hal
sebagai berikut:
1. Bahan yang digunakan masuk spesifikasi;
2. Kombinasi agregat memenuhi gradasi yang disyaratkan;
3. Untuk keperluan analisa Voidmetric (density-voids), berat jenis bulk dari
semua agregat yang digunakan pada kombinasi agregat, dan berat jenis aspal
keras harus dihitung terlebih dahulu.
Ukuran benda uji adalah tinggi 64 mm (2 inci) dan diameter 102 mm ( 4 inci)
yang dipersiapkan dengan menggunakan prosedur khusus untuk pemanasan,
pencampuran dan pemadatan campuran agregat dengan aspal. Dua prinsip penting
pada perencanaan campuran dengan pengujian Marshall adalah analisis
volumetric dan analisa stabilitas kelelehan (flor) dair benda uji padat.
Stabilitas benda uji adalah daya tahan beban maksimum benda uji pada
temperature 60C (140F). Nilai kelelehan adalah perubahan bentuk suatu
campuran beraspal yang terjadi pada benda uji sejak tidak ada beban hingga
beban maksimum yang diberikan selama pengujian stabilitas.
Pada penentuan kadar aspal optimum utnuk suatu kombinasi agregat atau gradasi
tertentu dalam pengujian Marshall, perlu dipersiapkan suatu seri dari contoh uji
dengan interval kadar aspal yang berbeda sehinggga didapatkan suatu kurva
lengkung yang teratur. Pengujian agar direncanakan dengan dasar % kenaikan
kadar aspal dibawah optimum. Secara garis besar penyiapan benda uji dan
pengujian sebagai berikut:
1. Jumlah benda uji, minimum tiga buah untuk masing-masing kombinasi
agregat dan aspal;
5/20/2018 Marshall Test 2
9/56
JUNAIDI NASUTION
100721004MARSHALL TEST Hal:
2. Oven dalam kaleng (Loyang) agregat yang sudah terukur gradasi dan sifat
mutu lainnya, sampai temperature yang diinginkan;
3. Panaskan aspal terpisah sesuai panas yang diinginkan pula;
4.
Cetakan dimasukkan dalam oven yang mempunyai temperature 93C;
5. Campuran agregat dan aspal sampai merata;
6. Keluarkan dari oven cetakan dan siapkan untuk pengisian campuran, setelah
campuran dimasukkan ke dalam cetakan tusuk-tusuk dengan spatula 10 x
bagian tengah dan 15 x bagian tepi;
7. Tumbuk 2x75 kali, 2x50 kali atau 2x35 kali sesuai dengan beban
penumbuknya;
8.
Setelah kira-kira temperature hangat keluarkan benda uji dari cetakan
dengan menggunakan extruder;
9. Diamkan contoh selama 24 jam, kemudian periksa berat isinya;
10. Rendam dalam waterbath yang mempunyai temperature 60C selama 30
menit lakukan pengujian Marshall untuk mengetahui stabilitas dan
kelelehan;
11.
Data yang diperoleh dalam pemeriksaan ini antara lain:
Stabilitas
Kelelehan (flow)
Metode Marshall standar diuraikan di atas diperuntukkan untuk perencanaan
campuran beton aspal dengan ukuran agregat maksimum 25 mm (1 inci) dan
menggunakan aspal keras.
Untuk ukuran butir maksimum lebih besar dari 25 mm (1 inci) digunakan
prosedur Marshall modifikasi.
Prosedur Marshall yang dimodifikasi pada dasarnya sama dengan metode
Marshall standar, namun karena campuran beraspal menggunakan ukuran butir
maksimum yang lebih besar maka digunakan diameter benda uji yang lebih besar
5/20/2018 Marshall Test 2
10/56
JUNAIDI NASUTION
100721004MARSHALL TEST Hal:
pula, yaitu 15,24 cm (6 inci) dan tinggi 95,2 mm. Berat perlu penumbuk 10,2 kg
(22 lb) dengan tinggi jatuh 457 mm (18 inci). Benda uji tipikal mempunyai berat
sekitar 4 kg. Jumlah tumbukan untuk Marshall modifikasi adalah 112 kali (untuk
lalu lintas berat > 500.000 SST) dan 75 kali tumbukan (untuk lalu lintas berat