Materi 1 Operasi STL.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    1/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    1

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    2/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    2

    MATA PELAJARAN : PENGOPERASIAN JARINGAN DISTRIBUSI

    TUJUAN MATA PELAJARAN

    :Diharapkan peserta memahami prosedur mengoperasikan jaringan distribusi

    TUJUAN POKOK BAHASAN :

    Diharapkan peserta mampu :

    1. Mengoperasikan peralatan pada Gardu Induk 20 KV dan Jaringan Distribusi 20 KV

    2. Mengoperasikan peralatan pada Gardu Distribusi Pasangan Luar

    3. Mengoperasikan peralatan pada Gardu Distribusi Pasangan Dalam

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    3/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    3

    PENGOPERASIAN JARING DISTRIBUSI

    1. PENGERTIANAdalah segala kegiatan yang mencakup pengaturan, pembagian, pemindahan, dan penyaluran tenaga

    listrik kepada konsumen secepat mungkin serta menjamin kelangsungan penyaluran / pelayanan.

    2. TOLOK UKUR KINERJA PENGOPERASIAN JARINGAN DISTRIBUSI

    Sebagai tolok ukur atas keberhasilan pada pengoperasian dapat dilihat dari beberapa parameter,

    yaitu :

    2.1. Mutu listrik harus terjaga

    Ada 2 ( dua ) hal yang menyatan yang menjadi ukuran mutu listrik yaitu : tegangan dan frekwensi.

    Tegangan pelayanan ditentukan oleh :

    Batasan toleransi tegangan, pada konsumen TM adalah 5 % , sedangkan pada konsumen TR

    maksimum + 5 % dan minimum10 %.

    Keseimbangan tegangan pada setiap titik sambungan

    Kedip akibat pembebanan sekecil mungkin

    Hilang tegangan sejenak akibat manuver secepat mungkin

    Frekuensi

    Batas toleransi frekuensi adalah 1 % dari frekuensi standar 50 Hz

    Faktor yang membuat baik-tidaknya mutu listrik tersebut dari sisi distribusi adalah faktor

    pembebanan pada sistem distribusi yaitu pembebanan yang tidak stabil oleh karena pengoperasian

    normal atau karena lebih banyak akibat gangguan pada suplai dari GI dan penyulang.

    2.2. Keandalan penyaluran tenaga listrik tinggi

    Sebagai indikator penyaluran adalah angka lama dan atau seringnya pemadaman pada pelanggan

    yang disebut dengan angka SAIDI dan SAIFI.

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    4/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    4

    Angka lama padam : SAIDI (system average interuption duration index)

    lama padam x jumlah pelanggan padam

    SAIDI = -------------------------------------------------------------- = menit / pelanggan . tahun

    jumlah pelanggan x 1 tahun

    Atau,

    lama padam x daya tidak tersalurkan

    SAIDI = ------------------------------------------------------------- = .menit/ pelanggan . tahun

    daya total x 1 tahun

    Angka sering padam : SAIFI (system average interuption frequency index)

    seringnya padam x pelanggan padam

    SAIFI = -------------------------------------------------------------- = kali / pelanggan . tahun

    jumlah pelanggan x 1 tahun

    PLN berkeinginan untuk mewujudkan perusahan dengan tingkat kelas dunia, yaitu dengan angka

    SAIDI 100 menit / pelanggan / tahun dan SAIFI 3 kali / pelanggan / tahun.

    Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai SAIDI dan SAIFI dari sisi dstribusi adalah :

    a. Konfigurasi jaringan yang berkaitan dengan manuver

    b. Kondisi jaringan yang rentan terhadap gangguan dari dalam sistem maupun dari luar sistem

    c. Cara pengoperasian yang tidak memperhatikan kemampuan peralatan maupun kemampuan

    pasokan daya.

    Menurunkan angka SAIDI dan SAIFI dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

    Meningkatkan kualitas konfigurasi jaringan

    Meningkatkan pasokan tenaga listrik alternatif

    Meningkatkan kualitas pemeliharaan

    Meningkatkan pengetahuan & ketrampilan petugas

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    5/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    5

    Menyiapkan jumlah petugas dengan perbandingan yang memadai dengan jumlah pelanggan

    Menggunakan material sesuai standar

    Mengidentifikasi peralatan yang sering rusak

    Meningkatkan kualitas teknik informasi pelanggan

    Memutakhirkan data teknik jaringan

    2.3.Keamanan dan keselamatan terjamin

    Sebagai indikator adalah jumlah angka kecelakaan akibat listrik pada personil dan kerusakan pada

    instalasi / peralatan serta lingkungan

    Meningkatkan keamanan dan keselamatan

    Kondisi instalasi memenuhi persyaratan

    Sistem proteksi berfungsi dengan baik

    Pemeliharaan instalasi sesuai jadual

    Alat kerja dan peralatan keselamatan kerja memenuhi syarat

    Koordinasi kerja baik

    Sikap dan cara kerja memperhatikan aturan K3 / K2

    Menginformasikan kepada masyarakat tentang bahaya listrik dan menghindarinya

    2.4. Biaya pengoperasian efisien

    Sebagai indikator adalah angka susut jaringan, yaitu selisih antara energi yang dikeluarkan oleh

    gardu / pembangkit dengan energi yang digunakan oleh pelanggan

    Penyebab susut jaringan :

    Pencurian listrik

    Kesalahan alat ukur

    Kesalahan rasio CT

    Kesalahan ukuran penghantar

    Jaringan terlalu panjang

    Faktor daya rendah

    Kualitas konektor dan pemasangannya jelek

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    6/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    6

    2.5. Mempertahankan kepuasan pelanggan

    Mempertahankan kepuasan pelanggan dapat terjadi bila kebutuhan akan listrik oleh konsumen baik

    kwantitas, kualitas dan kontinyuitas pelayanan terpenuhi, untuk itu hal yang perlu dilakukan adalah :

    Pengendalian tegangan, yaitu mengadakan pengaturan mulai dari tingkat suplai sampai ke titik

    ujung tegangan pada batas toleransi yang diijinkan.

    Pengendalian beban, yaitu membatasi pembebanan sesuai kemampuan sumber pasokan tenaga

    listrik, maupun peralatan dan material jaringan .

    3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANGSUNGAN PELAYANAN

    Ada 2 ( dua ) faktor yang mempengaruhi kelangsungan pelayanan,yaitu dari faktor ketersediaan

    pasokan energi dari pembangkit sampai gardu induk dan faktor dari sisi distribusi sendiri sebagai

    akibat dari :

    Adanya pekerjaan jaringan

    Kecepatan mengisolasi gangguan dan manuver beban

    Ketahanan peralatan terhadap gangguan tegangan lebih, hubung singkat, pembebanan

    4. PROSEDUR PENGOPERASIAN JARINGAN DISTRIBUSI

    Ada 2 macam jaringan distribusi yang dioperasikan :

    Jaringan baru

    Jaringan lama yang padam atau dipadamkan

    4.1. Operasi Sistem

    Kegiatan mengatur, membagi, memindahkan, dan menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk,

    gardu distribusi sampai ke konsumen dilakukan oleh beberapa pihak yang dikoordinir oleh

    Pengatur Distribusi

    Alur tugas ditentukan prosedur tetap SOP Pengoperasian .

    Operasi pengaturan dibedakan:

    Keadaan normal

    Keadaan gangguan

    Operasi pengaturan berdasarkan konfigurasi dan pola sistem distribusi.

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    7/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    7

    4.2.Operasi pengaturan JTM di Gardu Induk.

    4.2.1. Keadaan normal

    1. Pada pelaksanaan / pengeluaran PMT 150 & 70 kV dilaksanakan oleh Area / PengaturBeban / Piket Pengawas secara RC ataupun operator GI

    - Area berkonsultasi dengan Area Pengatur Distribusi ( APD )

    - Pengatur beban memutuskan sendiri

    - Piket pengawas konsultasi dengan piket pimpinan

    2. Posisi normal PMT TM incoming dan trafo TT / TM dalam keadaan masuk.

    3. Posisi normal PMTfeederTM dalam keadaan masuk.

    4. APD / piket cabang melakukan pencatatan data operasional secara langsung atau dari

    display.

    5. APD menerima pemberitahuan perubahan keadaan jaringan di GI dari Area Pengaturam

    Beban / Piket Pengawas atau melaluiprinter atau display.

    6. Pemasukan / pengeluaranfeederTM dilaksanakan oleh Operator GI atas permintaan APD

    7. Pemasukan / pengeluaran PMTTM dari trafo TT / TM dilaksanakan oleh :

    - APD bila dilengkapi RC sepengetahuan operator dan konsultasi dengan area, jika

    gagal oleh operator

    - Operator GI atas permintaan APD

    8. Operator GI wajib bertanggung jawab untuk segera melaporkan semua pelaksanaan

    pengoperasian.

    4.2.2. Keadaan gangguan

    1. APD menerima pemberitahuan keadaan GI

    - dari area

    - dari display

    2. Pengeluaran / pemasukan PMTTM trafo / incoming dilaksanakan oleh :

    - APD bila dilengkapi RC, sepengetahuan operator GI dan telah berkonsultasi dengan Area

    bila gagal oleh operator GI

    - Operator GI atas permintaan APD

    3. PMTPMTfeederkhusus tidak dikeluarkan pada keadaan gangguan total

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    8/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    8

    4. Pengeluaran / pemasukan PMT feeder dilaksanakan oleh ;

    - APD bila dilengkapi RC, sepengetahuan operator GI , bila gagal oelh operator GI

    - Operator GI atas permintaan APD

    5. Operator GI wajib bertanggung jawab untuk segera melaporkan semua pelaksanaan

    pengoperasian

    4.3. Operasi pengaturan JTM sistem radial.

    4.3.1. Keadaan Normal:

    1. Semua peralatan hubung dalam keadaan masuk.

    2. Koordinasi pengaman PMT, Reclosser dan Sectionalizer, fese Cut Out ( bila ada ) harus

    benar.

    3. Penampang penghantar perlu diperhitungkan dengan cermat.

    4.3.2. Keadaan Gangguan:

    1. Pemadaman pada sebagian jaringan tidak dapat dihindarkan.

    2. PTS atau saklar tiang , Fuse Cut Out , Jumper dapat dipakai untuk sarana melokalisir

    gangguan.

    3. Penormalan jaringan dilakukan setelah gangguan diperbaiki.

    4.4. Operasi pengaturan JTM lingkar / loop.

    4.4.1. Keadaan Normal:

    1. Posisi normal jaringan disususn / ditetapkan berdasarkan :

    Beban, Jarak, Kemampuan penghantar, Tingkat urgensipenyaluran dan sebagai saluran

    cadangan.

    2. PMS tiang pada saluran utama dalam keadaan keluar / terbuka.

    3. PMS tiang pada saluran percabangan dalam keadaan masuk.

    4. APD menerima pemberitahuan perubahanpada jaringan dari operator lapangan PLN APJ /

    cabang.

    5. Pemasukan / pengeluaran PMS / PTS , PMT dan PMS gardu dilaksanakan oleh operator

    lapangan.

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    9/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    9

    6. Operator lapangan wajib dan bertanggung jawab untuk segera melaporkan pada APD atas

    pelaksanaan Pengaturan.

    4.4.2. Keadaan Gangguan:

    1. APD menerima pemberitahuan keadaan gangguan Penyulang / feeder dari :

    - Indikasi keluarnya PMT dan bekejanya Rele.

    - Indikasi keluarnya secara tetap, dari kondisi Recloser sction / tiang.

    2. Mengadakan pengusutan gangguan.

    3. Mengadakan manuver jaringan

    4. Penormalan jaringan dilakukan setelah gangguan diperbaiki.

    Operasi pengaturan JTM sistem spindel.

    4.5.1. Keadaan Normal :

    1. Posisi jaringan di GH adalah :

    - PMB / LBS seluruh penyulang / feeder kerja dalam keadaan keluar.

    - PMB / LBS Express Feeder / Penyulang dalam keadaan masuk.

    2. APD menerima pemberitahuan perubahan keadaan jaringan di GI dari :

    - Operator lapangan Cabang / APJ.

    - Melalui Printer / Display Dispatcher APD.

    3. Pemasukan dan pengeluaran PMB / LBS dilaksanakan oleh :

    - Operator lapangan Cabang / APJ atas permintaan APD.

    - Apabila operator lapangan gagal, maka dlakukan oleh UPD.

    4. Posisi jaringan di gardu distribusi adalah :

    - PMB / LBS incoming ( kearah GI ) Masuk.

    - PMB / LBS out going (kearah GH) Masuk.

    5. Operator lapangan wajib dan bertangung jawab untuk segera melaporkan kepada

    APD.

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    10/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    10

    4.5.2. Keadaan Gangguan :

    1. APD menerima pemberitahuan keadaan jaringan dari indikasi keluarnya PMT dan

    bekerjanya Rele.

    2. APD menetapkan Section gangguan pada Penyulang / Feeder, bila dilengkapi teleprocesing.

    3. Melokalisir gangguan berdasarkan section yang terganggu.

    4. Mengadakan manuver pada jaringan yang tidak terganggu.

    5. Mengadakan perbaikan gangguan oleh regu pemeliharaan

    6. Penormalan jaringan dilakukan setelah gangguan diperbaiki

    5. MANUVER JARINGAN DISTRIBUSI.

    Manuver / Manipulasi jaringan adalah serangkaian kegiatan membuat modifikasi terhadap

    operasi normal dari jaringan akibat adanya gangguan / pekerjaan jaringan sehingga tetap

    tercapainya kondisi penyaluran tenaga listrik yang maksimal atau dengan kata lain yang lebih

    sederhana adalah mengurangi dareah pemadaman . Kegiatan yang dilakukan dalam manuver :

    Memisahkan bagian-bagian jaringan yang semula terhubung dalam keadaan bertegangan /

    tidak bertegangan.

    Menghubungkan bagian-bagian jaringan yang terpisah menurut keadaan operasi normalnya

    dalam keadaan bertegangan / tidak bertegangan.

    5.1. Peralatan Manuver

    Optimalisasi atas keberhasilan manuver dari segi teknis ditentukan oleh konfigurasi jaringan

    dan peralatan manuver yang tersedia di sepanjang jaringan. Peralatan jaringan yang dimaksud

    adalah peralatan-hubung yang terdiri dari berbagai macam.

    5.1.1.Peralatan Manuver pada pada jaringan sistem Radial SUTM

    Pole Top Switch ( PTS )

    Dioperasikan secara lokal, untuk membuka setelah jaringan bebas dari beban / tegangan

    sedang untuk memasukkan kembali diusahakan beban di sisi hilirnya tidak terlalu besar.

    Fuse Cut-Out ( FCO ) atau Cut- Out ( CO )

    Dioperasikan sama dengan PTS

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    11/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    11

    Pole TopLoad Break Switch ( PT LBS )

    Dioperasikan secara lokal, maupun jarak jauh bila dilengkapi peralatan control jarak jauh.

    Untuk membuka dan menutup kembali sirkit dapat dilakukan dalam keadaan berbeban.

    Sectionalizer

    Akan membuka secara otomatis bila jaringan di sisi hilirnya mengalami gangguan hubung

    singkat, setelah melalui beberapa kali PMT disisi hulunya trip. Untuk memasukkan kembali

    dilakukan secara manual di lokasi.

    Recloser

    Berupa PMT yang dilengkapi dengan peralatan proteksi arus lebih dan penutup-balik ,. Bila ada

    gangguan pada sisi hilirnya akan membuka secara otomatis dan akan melakukan penutupan-

    balik sampai beberapa kali tergantung penyetelannya atau membuka secara permanent.

    Penormalan kembali dilakukan secara manual di lokasi.

    Automatic Vacum Switch ( AVS )

    Pengoperasiannya hampir sama dengan Sectionalizer, perbedaannya hanya pada peraltan

    deteksi yang menyebabkan terbukanya alat-hubungnya, yaitu berdasarkan tegangan.

    5.1.2.Peralatan Manuver pada pada jaringan sistem Lingkar / loop SUTM

    Peralatan manuver terletak pada ujung-ujung jaringan yang dapat dioperasikan lingkar, berupa

    PTS atau PT-LBS.

    5.1.3.Peralatan Manuver pada pada jaringan sistem Spindel SKTM

    Peralatan manuver berupa LBS atau PMT yang berada pada Gardu- Hubung, Gardu-Tengah

    atau Gardu Distribusi.

    Dioperasikan secara manual di lokasi atau secara jarak jauh bila dilengkapi dfengan peraltan

    kontrol jarak jauh.

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    12/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    12

    5.2. Persiapan manuver

    Mengetahui keadaan operasi normal maupun darurat dari bagian jaringan yang mutakir.

    Mengetahu kemampuan seluruh peralatan yang terpasang pada jaringan.

    Mengikuti secara kronologis keadaan yang terjadi pada jaringan, manuver-manuver yang

    berlangsung.

    Mengetahui tata cara komunikasi dalam operasi jaringan.

    Mempersiapkan perlengkapan manuver :

    Perlengkapan pengaman.

    Peralatan kerja, K3 /K2, Alat ukur dan SOP.

    Sarana transportasi / kendaraan.

    5.3. SOP / prosedur tetap dalam pelaksanaan manuver jaringan.

    Manuver secara manual : mengirim petugas ketempat / lapangan.

    Manuver dengan control : dilakukan dari GH / gardu Induk.

    Manuver dangan control jarak jauh : dilakukan dari pusat control APD yang melayani daerah

    / area yang cukup luas.

    5.4. Pemadaman.

    Akibat gangguan pada jaringan sehingga alat proteksi bekerja memutus jaringan.

    - Gangguan hubung singkat di penghantar.

    - Penghantar jaringan putus.

    - Gangguan pada gardu distribusi.

    - Pelepasan beban.

    Pemadaman direncanakan.

    - Adanya pekerjaan pemeliharaan jaringan.

    - Adanya pekerjaan perluasan jaringan.

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    13/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    13

    6. PROSEDUR KOMUNIKASI.

    Alat komunikasi yang digunakan :

    Telpon, JWOT, PLC, Radio komunikasi.

    Prosedur komunikasi

    Tata-tertib berkomunikasi :

    Fasilitas telekomunikasi operasional hanya digunakan untuk menyampaikan berita operasional

    jaringan distribusi.

    Tisdak dibenarkan menyampaikan berita yang berbeda diluar tanggung jawab piket pelaksana /

    pengatur distribusi.

    Tidak dibenarkan untuk bergurau / berbicara tidak sopan.

    Setiap berita operasional harus ditulis dan diulang pembacaanya secara detail.

    Penerima berita harus membaca ulang seluruh berita yang diterima.

    Berita operasional diusahakan disampaikan secara langsung.

    Semua insformasi yang diperlukan baik lisan /tertulis harus dicatat / direkam.

    Setiap menyampaikan / menerima berita harus menyebut atau mencatat :

    - Nama dan indentitas penmgirim / penerima.

    - Waktu dan tanggal menerima / menyampaikan insformasi.

    9. OPTIMASI JARING DISTRIBUSI

    Optimasi jaring distribusi adalah pengoperasian jaring distribusi yang paling menguntungkan, tetapi

    masih berada pada sistem yang di tetapkan, yaitu :

    Daya terpasang tidak berlebihan.

    Beban tidak terlalu kecil.

    Rugi tegangan dan daya dalam batas-batas normal.

    Keandalan sistem distribusi menjadi prioritas.

    Keamanan terhadap lingkungannya terjaga.

    Secara ekonomismenguntungkan.

    Susut umur peralatan sesuai rencana.

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    14/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    14

    9.1. OPTIMASI PEMBEBANAN PADA PENGHANTAR.

    Optimasi pembebanan penghantar adalah batasan arus pada penghantar sesuai dengan KHA dan

    kondisi sekitarnya, sebab bila arus yang dibebankan berlebihan akan mengakibatkan :

    Pelunakan pada titik tumpu penghantar.

    Pelunakkan pada titik tumpu ikatan penghantar.

    Berkurangnya jarak aman / andongan.

    Kerusakan pada isolasi.

    9.1.1. Penghantar pada saluran udara

    Kawat telanjang ( BCC, AAC, AAAC, ACSR )

    Dengan angin 0.6 m / detikSuhu sekitar kecepatan 35

    0c

    Suhu hantaran maks 800c kecuali tembaga 70

    0c

    LUAS

    PENAMPANG

    ( mm2

    )

    KEMAMPUAN HANTAR ARUS ( KHA )

    ( Amper )

    AAC AAAC BCC

    16

    2535

    50

    7095

    120

    150

    185240

    115

    160185

    230

    300345

    390

    465

    530630

    110

    150175

    220

    285325

    370

    435

    500600

    125

    145200

    250

    310390

    440

    510

    595700

    CATATAN : pada keadaan tanpa angin, kha tersebut dalam tabel ini harus dikalikan dengan

    faktor koreksi 0.7

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    15/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    15

    Kawat berisolasi

    - AAAC - S : Direntang di udara dipasang pada isolator TM

    - NFA 2 x SEYT : Kabel pilin direntang di udara dengan kabel penggantung

    - NFA 2 x CEYT : Kabel pilin direntang di udara dengan kabel penggantung

    JENIS KABEL PENAMPANG NOMINAL

    ( mm2 )

    KHA

    ( Amper )

    AAAC-S

    35

    50

    7095

    120

    150

    185

    240

    150

    180

    246282

    319

    378

    423

    523

    NFA 2 x SEY - T

    NFA 2 x CEY - T

    2 x 35 + 50

    2 x 50 + 50

    2 x 70 + 50

    2 x 95 + 50

    2 x 120 + 50

    3 x 35 + 50

    3 x 50 + 50

    3 x 70 + 50

    3 x 95 + 50

    3 x 120 + 50

    3 x 150 + 50

    3 x 240

    110

    134

    163

    203

    234

    127

    151

    188

    228

    262

    293

    393

    Kabel tanah 20 KV.

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    16/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    16

    Kabel ditanam langsung di dalam tanah sedalam 70 cm

    - Temperature tanah 30C

    - Faktor beban 100%

    - Spesifikasi tahanan jenis panas tanah 1000C cm/W

    Kabel digelar di udara bebas

    - Temperature tanah 30C

    - Faktor beban 100%

    Suhu maksimal di dalam keadaan hubung singkat maksimal 2500C, berlangsung paling

    lama 5 detik

    9.2. OPTIMASI PEMBEBANAN TRAFO

    KUAT HANTAR ARUS

    TEGANGAN KERJA

    6 / 10 KV

    TEGANGAN KERJA

    9 / 15 KV & 12 / 20 KVJENIS

    KABEL

    PENAMPANG

    NOMINAL

    mm2

    Di

    Tanah

    ( A)

    Di

    Udara

    ( A )

    Di

    Tanah

    (A)

    Di

    Udara

    ( A )

    1 2 3 4 5 6

    N2XSEBY

    N2XSEFGbY

    N2XSERGbY

    N2XSYBY

    N2XSEFGbY

    N2XSERGbY

    N2XCYBY

    N2XCYGbY

    N2XCYRGbY

    35

    50

    7095

    120

    150

    185

    240

    300

    164

    194

    236293

    322

    362

    409

    474

    533

    173

    206

    257313

    360

    410

    469

    553

    629

    164

    194

    236285

    322

    362

    409

    474

    533

    173

    206

    257313

    360

    410

    469

    553

    629

    N2XSEBY

    N2XSEFGbY

    N2XSERGbY

    N2XSYBY

    N2XSEFGbY

    N2XSERGbY

    N2XCYBY

    N2XCYFGbY

    N2XCYRGbY

    50

    70

    95

    120150

    185

    240

    300

    148

    184

    220

    250281

    319

    370

    420

    161

    199

    242

    280318

    365

    425

    481

    146

    179

    214

    246272

    308

    358

    398

    161

    204

    242

    282319

    365

    425

    481

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    17/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    17

    Seperti kita ketahui fluktuasi beban di indonesia secara umum sangat tajam perbedaan antara beban

    puncak dan di luar beban puncak. Hal ini bila ditinjau dari segi efisien trafo menjadi kurang baik

    terutama pada beban yang sangat rendahnya selanjutnya bila penyediaan kapasitas trafo didasarkan

    pada beban (beban puncak) bila dikaitkan pada segi ekonomi, menjadi kurang efisien. Sebab bisa

    jadi hanya untuk memikul beban yang rendah dilayani oleh trafo dengan kapasitas yang besar.

    Untuk pemecahan masalah diatas, sebenarnya trafo dapat dibebani melebihi daya pengenalnya pada

    suhu sekitar trafo tersebut pada nilai tertentu tetapi harus dibatasi oleh lamanya pembebanan lebih,

    agar susut umur trafo sesuai dengan yang direncanakan. Susut trafo sangat dipengaruhi oleh suhu

    titik panas pada lilitan.

    TABEL. Susut umur sebagai fungsi dari suhu titik panas lilitan c ( C )

    Trafo dengan susut umur sama dengan 1,0 berarti trafo tersebut akan mempunyai susut umur normal,

    dan itu terjadi bila suatu suhu titik panas pada lilitan mencapai 98 C.. Suhu tersebut tercapai untuk

    trafo yang bekerja pada daya pengenal dengan suhu sekitar 20C.. Pada umumnya suhu sekitar di

    indonesia terutama di kota-kota besar suhu sekitar rata-rata tahunan sekitar 25,5C. dan mengingat

    sifat beban di indonesia, maka dimungkinkan trafo dapat dipakai sampai batas waktu yang

    direncanakan pabriknya.

    Dari tabel susut umur diatas dapat dihitung umur trafo:

    c( C ) SUSUT UMUR

    80

    86

    92

    98

    104

    110

    116122

    128

    134140

    0,125

    0,25

    0,5

    1,0

    2,0

    4,0

    8,016,0

    32,0

    64,0

    128,0

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    18/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    18

    Contoh 1. Trafo dibebani 10 jam pada c = 104C dan 14 jam pada c = 86C.

    susut umurnya = ( 10 x 2) + (14 x 0,25) = 23,5 jam umur selama 24 jam.

    karena kurang dari 24 jam, trafo tidak mengalami kenaikan susut umur, sehingga

    umurnya tetap sama dengan desain.

    Contoh 2. Trafo dibebani 12 jam pada oc = 104C & 12 jam pada c = 98 0c. Susut umurnya =

    (12x2) + (12x1) = 36 jam umur selama 24 jam. Susut umur = 1,5 susut umur normal,

    sehingga umur trafo = 2/3 x umur desain.

    Contoh 3 : Trafo dibebani 4 jam pada c = 110 C ( pada beban puncak) dan 20 jam pada c =

    90C. Susut umurnya = (4 x 4) + (20 x 0,4) = 24 jam umur selama 24 jam,berarti susut umur normal.

    Dari contoh 3 bisa digambarkan seperti pada umumnya pembebanan trafo untuk konsumen umum di

    Indonesia, dimana beban puncak terjadi pada malam hari yaitu antara jam 18.00 s.d. 22.00.

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    19/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    19

    Sebagai pedoman pembebanan trafo untuk keperluan tertentu, dan dengan beban yang melebihi

    daya pengenalnya, waktu lamanya pembebanan tersebut dapat dilihat pada grafik dan tabel dibawah

    ini :

    Transformator ONAN dan ONAF

    Grafik k2 (pembebanan lebih) sebagai fungsi dari suhu-kitar dengan berbagai t (lamanya

    pembebanan) sebagai parameter untuk berbagai k1 (pembebanan kurang)

    t = 0,5 t = 1

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    20/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    20

    t = 2t = 4

    t = 6 t = 8

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    21/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    21

    t = 24t = 12

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    22/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    22

    TRANSFORMATOR ONAN DAN ONAF : A = 24 OC

    NILAINILAI K2 UNTUK NILAI-NILAI K1 DAN T YANG DITENTUKAN

    CATATAN : dalam tugas siklis normal nilai k2 tidak lebih dari 1.5. Nilai-nilai k2 yang lebih besar

    dari 1.5, terlukis dengan garis-putus-putus, dipakai untuk tugas darurat. Tanda +

    menunjukan bahwa k2 lebih tinggi dari 2.0.

    K1t 0,25 0,50 0,70 0,80 0,90 1,00

    0,5

    1

    2

    4

    6

    8

    12

    24

    +

    1.84

    1.55

    1.31

    1.20

    1.13

    1.06

    0.965

    2.00

    1.76

    1.49

    1.27

    1.17

    1.12

    1.05

    0.965

    1.87

    1.64

    1.42

    1.23

    1.14

    1.10

    1.04

    0.965

    1.76

    1.56

    1.35

    1.19

    1.11

    1.08

    1.03

    0.965

    1.59

    1.40

    1.22

    1.10

    1.05

    1.03

    1.00

    0,965

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    23/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    23

    TRANSFORMATOR ONAN DAN ONAF : A = 27 OC

    NILAINILAI K2 UNTUK NILAI-NILAI K1 DAN T YANG DITENTUKAN

    CATATAN : dalam tugas siklis normal nilai k2 tidak lebih dari 1.5. Nilai-nilai k2 yang lebih besar

    dari 1.5, terlukis dengan garis-putus-putus, dipakai untuk tugas darurat. Tanda +

    menunjukan bahwa k2 lebih tinggi dari 2.0.

    K1

    T

    0,25 0,50 0,70 0,80 0,90 1,00

    0,5

    1

    2

    4

    6

    8

    12

    24

    +

    1.81

    1.52

    1.28

    1.17

    1.11

    1.04

    0.94

    1.96

    1.72

    1.45

    1.24

    1.125

    1.09

    1.03

    0.94

    1.83

    1.60

    1.38

    1.20

    1.12

    1.07

    1.02

    0.94

    1.71

    1.51

    1.31

    1.15

    1.08

    1.04

    1.00

    0.94

    1.49

    1.30

    1.13

    1.04

    1.00

    0.99

    0.96

    0.94

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    24/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    24

    10. PROSEDUR TEKNIS PENGOPERASIANPERALATAN PADA INSTALASI

    DISTRIBUSI

    10.1. Pengoperasian Gardu Distribusi Pasangan Luar untuk pemeliharaan

    10.1.1. Persiapan pengoperasian

    1. Membaca dan memahami prinsip gardu distribusi dan sistem jaringan tegangan menengah

    2. Mampu berkomunikasi dengan pengatur / posko untuk pengoperasian instalasi kubikel tm

    3. Menyusun rencana kerja yang berisi langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan

    4. Menyiapkan alat kerja, alat K3 / K2 dan alat bantu yang diperlukan dan dalam kondisi siap

    pakai dan aman

    5. Menghubungi pihak-pihak yang berwenang untuk memastikan bahwa pekerjaan telah

    dikoordinasikan secara efektip dengan pihak-pihak terkait

    JTM

    FCOARRESTER

    TRAFO

    SAKLAR

    NH FUSE

    SALURAN JURUSAN

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    25/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    25

    10.1.2. Prosedur pemadaman sebelum pemeliharaan

    1. Kurangi beban trafo, caranya :

    Untuk pelanggan umum dan beban kecil, maka bukalah satu persatu nh fuse, kemudian

    bukalah saklar masuk

    Untuk pelaggan industri, bukalah saklar utama, kemudian bukalah seluruh nh fuse

    2. Buka FCO

    3. Hubungkan kabel pentanahan yang sudah dihubungkan ke elektrode pentanahan dimulai dari

    ke empat bushing trafo sisi tegangan rendah, lalu ketiga bushing trafo sisi tegangan

    menengah

    4. Buka kabel / kawat yang terhubung pada terminal / bushing sisi TR dan TM.

    5. Kabel / kawat yang sudah terlepas hubungkan jadi satu dan tersambung pada kabel

    pentanahan

    6. Lakukan pemeliharaan gardu

    10.1.3. Prosedur pengoperasian kembali Gardu sesudah pemeliharaan

    1. Pasang kembali kabel / kawat pada terminal/bushing sisi TR maupun TM

    2. Lepaskan kawat pentanahan

    3. Periksa keadaan disekitar trafo dan yakinkan trafo aman dioperasikan

    4. Laporkan kepada pihak yang yang berwenang untuk pengoperasian kembali, sampai jawaban

    izin pengoperasian keluar

    5. Masukkan fco

    6. Ukur tegangan sisi tr, pastikan bahwa penyetelan sadapan trafo sudah benar

    7. Operasikan saluran jurusan dengan cara :

    Untuk pelanggan umum : masukkan saklar utama, menyusul kemudian NH fuse satu

    persatu sambil di test kemungkinan adanya hubung singkat pada saluraan jurusan

    Untuk palanggan industri : masukkan seluruh nh fuse, menyusul kemudian saklar utama

    8. Melaporkan pada pengatur, kejadian yang diakibatkan pengoperasian tersebut

    9. Membuat berita acara serah terima operasi yang berisi antara lain :

    10.Membuat laporan pengoperasian

    Kondisi peralatan

    Posisi peralatan hubung

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    26/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    26

    Temuan-temuan kelainan operasi

    10.1.4. Peralatan kerja yang dibutuhkan:

    1. Tangga

    2. Tongkat / stock FCO

    3. Tongkat / stock pentanahan

    4. Kabel pentanahan fleksibel

    5. Kunci pas / ring / shok sesuai ukuran

    6. Phase squence indicator

    10.2. Pengoperasian Gardu Distribusi Pasangan Dalam untuk pemeliharaan

    10.2.1. Persiapan pengoperasian

    1. Membaca dan memahami prinsip kerja gardu distribusi dan sistem jaringan tegangan menengah

    2. Mampu berkomunikasi dengan pengatur / posko untuk pengoperasian instalasi kubikel tm

    3. Menyusun rencana kerja yang berisi langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan

    4. Menyiapkan alat kerja, alat K3 / K2 dan alat bantu yang diperlukan dan dalam kondisi siap pakai

    dan aman

    5. Menghubungi pihak-pihak yang berwenang untuk memastikan bahwa pekerjaan telah

    dikoordinasikan secara efektip dengan pihak-pihak terkait

    Pemutus beban(PMB)

    1

    NH fuse

    Saklar Utama

    PMS PMS PMS

    2 3

    Pemutusbeban(PMB) 1

    Saklar

    Utama

    PMS PMS

    2 3

    Saluran Jurusan

    PMS

    NH Fusi

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    27/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    27

    10.2.2. Prosedur pemadaman sebelum pemeliharaan

    1. Buka pemutus beban ( PMB ) 3

    2. Masukkan pemisah bumi (PMS ) 3

    3. Buka seluruh NH fuse

    4. Lakukan pemeliharaan

    10.2.3. Prosedur pengoperasian kembali sesudah pemeliharaan

    1. Periksa keadaan disekitar gardu dan yakinkan aman untuk dioperasikan

    2. Laporkan kepada pihak yang berwenang untuk pengoperasian kembali, sampai jawaban izin

    pengoperasian keluar

    3. Lepaskan PMS bumi (PMS) 3

    4. Masukkan PMBb 3

    5. Ukur tegangan sisi TR, pastikan bahwa penyetelan sadapan trafo sudah benar

    6. Operasikan saluran jurusan dengan cara :

    Untuk pelanggan umum, masukkan saklar utama menyusul kemudian nh fuse satu persatu

    sambil di test kemungkinan adanya hubung singkat pada saluran jurusan

    Untuk pelanggan industri masukkan saluran NH fuse, menyusul kemudian saklat utama

    7. Melaporkan pada pengatur, kejadian yang diakibatkan pengoperasian tersebut

    8. Membuat berita acara serah terima operasi yang berisi antara lain :

    Kondisi peralatan

    Posisi peralatan hubung

    Temuan-temuan kelainan operasi

    9. Membuat laporan pengoperasian

    10.2.4. Peralatan kerja yang dibutuhkan

    Handle / tuas kubikel

    Kunci pas / ring / shok sesuai ukuran

    Multi meter

    Phase squence indicator

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    28/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    28

    10.3. Pengoperasian Gardu Induk 20 KV untuk pemeliharaan

    10.3.1. Persiapan pengoperasian

    1. Membaca dan memahami prinsip kubikel dan sistem jaringan tegangan menengah

    2. Mampu berkomunikasi dengan pengatur / posko untuk pengoperasian instalasi kubikel tm

    3. Menyusun rencana kerja yang berisi langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan

    4. Menyiapkan alat kerja, alat K3 / K2 dan alat bantu yang diperlukan dan dalam kondisi siap pakai

    dan aman

    5. Menghubungi pihak-pihak yang berwenang untuk memastikan bahwa pekerjaan telah

    dikoordinasikan secara efektip dengan pihak-pihak terkait

    6. Memastikan bahwa surat perintah kerja dapat dilaksanakan sesuai SOP

    7. Memahami dan dapat melaksanakan prosedur dan peraturan K3 / K2

    GF

    Rele &Pengukuran

    GF

    Rele &Pengukuran

    GFD

    Rele &Pengukuran

    1250 A 630 A 630 A

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    29/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    29

    10.3.2. Prosedur pemadaman sebelum pemeliharaan

    1. Buka PMT penyulang dan

    2. Pastikan bahwa Amper meter menunjukkan angka nol

    3. Periksa kabel penyulang tidak bertegangan

    4. Bebaskan PMT dari kontaknya dengan Busbar dan kabel penyulang, dengan cara membuka

    PMS sisi masuk dan sisi keluar PMT atau menarik PMT secara mekanis melepaskan

    kontaknya dengan busbar dan kabel penyulang

    5. Masukkan PMS pentanahan

    6. Lakukan pemeliharaan

    10.3.3. Prosedur pengoperasian kembali sesudah pemeliharaan

    1. Memeriksa hasil pengujian relai dan instalsi dan hasilnya sesuai SOP

    2. Menyatakan kepada pengatur bahwa kubikel dalam kondisi aman untuk diisi tegangan,

    urutan fasa kabel benar posisi PMT terbuka

    3. Masukkan kembali kontak PMT dengan Busbar dan Kabel Penyulang

    4. Buka PMS pentanahan

    5. Masukkan PMT dan yakinkan tegangan sudah masuk pada ketiga fasanya

    6. Memeriksa urutan fase R , S , T

    7. Memeriksa kerja alat ukur dengan melihat penunjuk jarum atau putaran piringan

    8. Melaporkan pada pengatur, kejadian yang diakibatkan pengoperasian tersebut

    9. Membuat berita acara serah terima operasi yang berisi antara lain :

    Kondisi peralatan

    Posisi peralatan hubung

    Temuan-temuan kelainan operasi

    10.Membuat laporan pengoperasian

    10.3.4. Peralatan kerja yang dibutuhkan

    Handle / tuas kubikel

    Kunci pas / ring / shok sesuai ukuran

    Multi meter

  • 8/10/2019 Materi 1 Operasi STL.pdf

    30/30

    PT PLN (Persero)

    Jasa Pendidikan dan Pelatihan Pengoperasian Sistem Distribusi

    8,69 mm

    8,69 mm

    N5,8 mm

    n