Upload
zakiyatul-mahmudah
View
498
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
mikijokmnm
Citation preview
B. ANTIVIRAL
1. PENGERTIAN
Obat antivirus adalah obat yang menghambat atau merusak replikasi
virus. Obat-obat yang efektif terhadap virus ini bekerja selama fase akut
infeksi virus dan tidak memberikan efek pada fase laten. Kecuali foskarnet,
obat-obat tersebut adalah analogpurin atau pirimidin yang
menghambat sintesis virus DNA.
Virus hanya dapat ditanggulangi oleh antibodies selama masih berada
di dalam darah. Bila virus sudah masuk ke dalam sel, segera system-
interferon dengan khasiat antiviralnya turun tangan, lazimnya dalam
beberapa jam setelah dimulainya infeksi. Interferon adalah protein yang
dibentuk oleh sel-sel terinfeksi virus dengan maksud melindungi sel-sel lain
terhadap penyebaran infeksi.
Virus tidak bisa bereplikasi lagi dalam sel-sel yang telah berkontak
dengan interferon. Selama bertahun – tahun terdapat anggapan bahwa
sangatlah sulit untuk mendapatkan kemoterapi antivirus dengan selektivitas
yang tinggi. Siklus replikasi virus yang dianggap sangat mirip dengan
metabolisme normal manusia menyebabkan setiap usaha untuk menekan
reproduksi virus juga dapat membahayakan sel yang terinfeksi.
Bersamaan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan pengertian
yang lebih dalam mengenai tahap-tahap spesifik dalam replikasi virus
sebagai target kemoterapi antivirus, semakin jelas bahwa kemoterapi pada
infeksi virus dapat dicapai dan reproduksi virus dapat ditekan dengan efek
yang minimal pada sel hospes.
2. KLASIFIKASI OBAT ANTIVIRAL
Antivirus untuk herpes
Obat – obat yang aktif terhadap virus herpes umumnya
merupakan anti metabolit yang mengalami bioaktivasi melalui enzim kinase sel
hospes atau virus untuk membentuk senyawa yang dapat menghambat DNA
polimerase virus. Gambaran mekanisme kerja obat-obat antimetabolit (analog
purin dan pirimidin)sebagai anti virus.
Gambar mekanisme kerja analog purin dan pirimidin:
Contoh obat valasiklovir
HERCLOV
Indikasi
terapi infeksi kulit, selaput mukosa termasuk herpes genital awal&
rekuren yang disebabkan herpes zoster dan herpes simpleks
Dosis
dewasa herpes zoster 2 kaplet 3xsehari selama 7 hari. Herpes
simpleks 1 kaplet 2xsehari. Lama terapi: herpes simpleks rekuren 5
hari. Infeksi awal herpes simpleks 10 hari.
Penggunaan obat
sebelum dan sesudah makan : dapat diberikan bersama makanan
untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GL.
KI
hipersensitif
Peringatan
gangguan fungsi ginjal, hamil, laktasi
Efek samping
sakit kepala, mual
IO : simetidin
Contoh obat acyclovir
ACYCLOVIR
Acyclovir adalah zat antivirus yang sangat aktif secara in vitro melawan
virus herpes simpleks (HSV) tipe I dan II, serta virus varisela zoster.
Setelah ,asuk ke dalam sel terinfeksi, Acyclovir terfosforilasi membentuk
senyawa aktif Acyclovir trifosfat. Tahap awal proses tergantung pada enzim
viral-coded thymidine kinase. Acyclovir trifosfat berperan sebagai inhibitor dan
sebagai substrat palsu untuk herpes-specified DNA Polymerase yang
mencegah sintesis DNA virus tanpa mempengaruhi proses sel normal.
Kemasan
Acyclovir 200 mg tablet (1 box berisi 5 strip @ 10 tablet), Acyclovir 400
mg tablet (1 box berisi 5 strip @ 10 tablet)
Indikasi
Pengobatan infeksi yang disebabkan oleh herpes simpleks pada kulit
dan membran mukosa, termasuk herpes genital awal dan
kambuhan, pencegahan infeksi herpes simpleks pada pasien
immuno-compromised. Pengobatan infeksi herpes zoster.
KI : Pasien yang hipersensitif terhadap Acyclovir.
Dosis
Dewasa Pengobatan infeksi herpes simpleks : 200 mg, 5 kali sehari
dengan interval 4 jam, selama 5 hari, tetapi pada beberapa infeksi awal
pengobatan dapat diperpanjang. Pada pasien immuno-compromised
(misal : setelah transplantasi sumsum) atau pasien dengan gangguan
absorpsi usus, dosis dapat ditingkatkan menjadi 400 mg.
Pemberian obat harus diberikan sesegera mungkin setelah terjadinya
infeksi. Pencegahan herpes simpleks : 200 mg, 4 kali sehari dengan
interval 6 jam. Pada beberapa pasien immuno-compromised (misal :
setelah transplantasi sumsum) atau pasien gangguan absorpsi usus,
dosis dapat ditingkatkan menjadi 400 mg. (lama pemberian
disesuaikan dengan periode resiko dihapus saja, gak jelas artinya).
Pengobatan herpes zoster : 800 mg, 5 kali sehari dengan
interval 4 jam, selama 7 hari. Anak-anak usia lebih dari 2 tahun :
sama dengan dosis dewasa. Anak-anak usia kurang dari 2 tahun :
diberikan setengah dosis dewasa untuk pengobatan herpes simpleks
dan profilaksis herpes simpleks.
efek samping
Gatal-gatal / ruam kulit, Gangguan gastrointestinal, termasuk : mual,
muntah, diare, dan nyeri abdominal. Peningkatan sementara enzim-
enzim yang berhubungan dengan bilirubin dan hati, sedikit
peningkatan urea dan kreatinin darah; sakit kepala, reaksi neurologis
dan fatigue.
Peringatan dan perhatian
Acyclovir pada wanita hamil hanya diberikan apabila pertimbangan
manfaat lebih besar daripada risiko yang mungkin timbul. Hati-hati
pemberian pada wanita yang sedang menyusui. Jangan diberikan
melebihi dosis, frekuensi penggunaan, dan lamanya pengobatan yang
dianjurkan.
Interaksi obat
Probenecid meningkatkan t ½ obat dan AUC plasma.
Penyimpanan
Simpan di tempat kering pada suhu 15o – 30o C, terlindung dari cahaya.
Antivirus untuk influenza
Influenza, biasa disebut sebagai flu, merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh virus RNA dari keluarga Orthomyxoviridae
yang mempengaruhi burung dan mamalia. Gejala umum penyakit ini
adalah badan terasa panas dingin, demam, sakit tenggorokan, nyeri otot,
sakit kepala parah, batuk, kelemahan dan rasa tidak nyaman. Gejala yang
paling serng terjadi adalah demam dan batuk. Dalam kasus lebih serius,
influenza menyebabkan radang paru-paru, yang dapat menimbulkan
kematian, khususnya bagi kaum muda dan orang tua.
Biasanya, influenza ditularkan melalui udara oleh batuk atau
bersin, menciptakan udara di sekitarnya yang mengandung virus. Dalam
klasifikasi virus influenza terdiri dari lima generasi yakni:
1. Influenza virus A
Virus-virus type A adalah patogen yang paling mematikan bagi
manusia dan menyebabkan penyakit yang paling parah. Virus influenza
A dapat dibagi menjadi beberapa serotype yang berbeda berdasarkan
respon antibodi terhadap virus ini. Contoh serotype yang telah
dikonfirmasi ke manusia adalah H1N1 yang menyebabkan flu Spanyol
tahun 1918, dan flu babi tahun 2009, H2N2 yang menyebabkan Flu
Asia di tahun 1957, H3N2 yang menyebabkan Flu di Hong Kong 1968,
H5N1, (Flu Burung) sebuah ancaman pandemi merupakan flu musiman
2007-2008, H7N7, yang memiliki potensi zoonotic yang tidak biasa,
H1N2, endemik pada manusia dan babi, H9N2, H7N2, H7N3, H10N7.
2. Influenza virus B
Influenza B hampir seluruhnya menginfeksi manusia dan
sangat sedikit menginfeksi dibandingkan influenza A. Satu-satunya
binatang yang diketahui rentan terhadap infeksi influenza B adalah
singa laut dan ferret (sejenis musang?). Kemampuan bermutasi jenis
influenza ini 2-3 kali lebih rendah dibandingkan tipe A, sehingga
memiliki tingkat keragaman genetik yang rendah yaitu hanya terdapat
satu serotype influenza B. Sebagai akibatnya, antigennya pun kurang
beragam, imunitas untuk influenza B biasanya diperoleh manusia pada
usia dini. Namun, bukan berarti influenza B tidak bisa lagi bermutasi.
3. Influenza virus C
Virus influenza C yang menginfeksi manusia, anjing dan babi,
kadang-kadang menyebabkan sakit parah dan epidemik (wabah) pada
tingkat lokal. Influenza C sangat sedikit dibandingkan dengan jenis
lainnya dan biasanya menyebabkan penyakit ringan pada anak-anak.
Pengobatan untuk infeksi antivirus pada saluran pernapasan
termasuk influenza tipe A & B, Virus Sinsitial Pernapasan (RSV). Virus
influenza adalah virus RNA yang bersegmen. Virus ini mempunyai
selubung, termasuk famili orthomyxovirusvdengan genom yang terdiri
dari delapan segmen (virus influenza A dan B) atau tujuh segmen
(virus influenza C). Virus influenza A dan B biasanya merupakan
penyebab terjadinya wabah epidemi influenza setiap tahun pada
manusia, sedangkan virus influenza C menyebabkan penyakit pada
manusia dengan gejala yang ringan. Pada lapisan selubung virus,
terdapat dua protein permukaan yang mempunyai sifat antigenik yang
sangat penting, yaitu haemaglutinin (HA) dan neuraminidase (NA).9
Ada 16 subtipe HA yang berbeda (H1-H16) dan 9 subtipe NA (N1-9).
Semua subtipe ini ditemukan pada virus influenza A.
AMANTADIN
Mekanisme kerja
Amanatadin dan rimantadin merupakan antivirus yang bekerja
pada protein M2 virus, suatu kanal ion transmembran yang
diaktivasi oleh pH. Kanal M2 merupakan pintu masuk ion ke virion
selama proses uncoating. Hal ini menyebabkan destabilisasi ikatan
protein serta proses transport DNA virus ke nucleus. Selain itu,
fluks kanal ion M2 mengatur pH kompartemen intraseluler,
terutama aparatus Golgi.
Resistensi
Influenza A yang resisten terhadap amantadin dan rimantidin
belum merupakan masalah klinik, meskipun beberapa isolate
virus telah menunjukkan tingginya angka terjadinya resistensi
tersebut. Resistensi ini disebabkan perubahan satu asam amino
dari matriks protein M2, resistensi silang terjadi antara kedua obat.
Indikasi
Pencegahan dan terapi awal infeksi virus influenza A
( Amantadin juga diindikasi untuk terapi penyakit Parkinson ).
Farmakokinetik
Kedua obat mudah diabsorbsi oral. Amantadin tersebar ke
seluruh tubuh dan mudah menembus ke SSP. Rimantadin tidak
dapat melintasi sawar darah-otak sejumlah yang sama. Amantadin
tidak dimetabolisme secara luas. Dikeluarkan melalui urine
dan dapat menumpuk sampai batas toksik pada pasien gagal ginjal.
Rimantadin dimetabolisme seluruhnya oleh hati. Metabolit dan obat
asli dikeluarkan oleh ginjal.
Dosis
Amantadin dan rimantadin tersedia dalam bentuk tablet dan
sirup untuk penggunaan oral. Amantadin diberikan dalam dosis
200 mg per hari ( 2 x 100 mg kapsul ). Rimantadin diberikan
dalam dosis 300 mg per hari ( 2 x sehari 150 mg tablet ). Dosis
amantadin harus diturunkan pada pasien dengan insufisiensi
renal, namun rimantadin hanya perlu diturunkan pada pasien dengan
klirens kreatinin ≤ 10 ml/menit.
Efek samping
Efek samping SSP seperti kegelisahan, kesulitan berkonsentrasi,
insomnia, hilang nafsu makan. Rimantadin menyebabkan reaksi
SSP lebih sedikit karena tidak banyak melintasi sawar otak darah.
Efek neurotoksik amantadin meningkat jika diberikan bersamaan
dengan antihistamin dan obat antikolinergik/psikotropik,
terutama pada usia lamjut.
Antivirus untuk HBV dan HCV
Hepatitis adalah peradangan atau inflamasi pada hepar yang
umumnya terjadi akibat infeksi virus, tetapi dapat pula disebabkan oleh
zat-zat toksik. Hepatitis berkaitan dengan sejumlah hepatitis virus dan paling
sering adalah hepatitis virus A, hepatitis virus B, serta hepatitis virus C.
LAMIVUDIN
Mekanisme kerja
Merupakan L-enantiomer analog deoksisitidin. Lamivudin
dimetabolisme di hepatositmenjadi bentuk triposfat yang aktif.
Lamivudin bekerja dengan cara menghentikan sintesis DNA, secara
kompetitif menghambat polymerase virus. Lamivudin tidak hanya
aktif terhadao HBV wild-type saja, namun juga terhadap varian
precorel core promoter dan dapat mengatasi hiperresponsivitas sel T
sitotoksik pada pasien yang terinfeksi kronik.
Resistensi
disebabkan oleh mutasi pada DNA polymerase virus.
Indikasi
Infeksi HBV ( wild-type dan precore variants).
Farmakokinetik
Bioavailabilitas oral lamivudin adalah 80% C max tercapai dalam 0,5-
1,5 jam setelah pemberian dosis. Lamivudin didistribusikan secara
luas dengan Vd setara dengan volume cairan tubuh. Waktu paruh
plasmanya sekitar 9 jam dan sekitar 70% dosis diekskresikan dalam
bentuk utuh di urine. Sekitar 5% lamivudin dimetabolisme menjadi
bentuk tidak aktif. Dibutuhkan penurunan dosis untuk
insufisiensi ginjal sedang ( CLcr <50 ml /menit. Trimetoprim menurunkan
klirens renal lamivudin.
Dosis
Per oral 100 mg per hari ( dewasa ), untuk anak-anak 1mg/kg yang bila
perlu ditingkatkan hingga 100mg/hari. Lama terapi yang
dianjurkanadalah 1 tahun pada pasien HBeAg (-) dan lebih dari 1
tahun pada pasien yang HBe(+).
Efek Samping
mual, muntah, sakit kepala, peningkatan kadar ALT dan AST dapat
terjadi pada 30-40% pasien.
NUCLEOSIDE REVERSE TRANSCRIPTASE INHIBITOR ( NRTI )
Reverse transkripstase (RT ) mengubah RNA virus menjadi DNA
proviral sebelum bergabung dengan kromosom hospes. Karena antivirus
golongan ini bekerja pada tahap awal replikasi HIV, obat obat golongan ini
menghambat terjadinya infeksi akut sel yang rentan, tapi hanya sedikit
berefek pada sel yang telah terinfeksi HIV. Untuk dapat bekerja, semua obat
golongan NRTI harus mengalami fosforilasi oleh enzim sel hospes di
sitoplasma. Yang termasuk komplikasi oleh obat obat ini adalah
asidosilaktat dan hepatomegali berat dengan steatosis.
Zidovudin
Farmakokinetik
Obat mudah diabsorpsi setelah pemasukan oral dan jika diminum
bersama makanan,kadar puncak lebih lambat, tetapi jumlah total
obat yangdiabsorpsi tidak terpengaruh. Penetrasi melewati sawar
otak darah sangat baik dan obat mempunyai waktu paruh 1jam.
Sebagian besar AZT mengalamiglukuronidasi dalam hati dan
kemudian dikeluarkan dalam urine.
Mekanisme kerja
Target zidovudin adalah enzim reverse transcriptase (RT)
HIV.Zidovudin bekerja dengan cara menghambat enzim reverse
transcriptasevirus, setelah gugus asidotimidin (AZT) pada
zidovudin mengalamifosforilasi. Gugus AZT 5- mono fosfat akan
bergabung pada ujung 3¶ rantaiDNA virus dan menghambat
reaksi reverse transcriptase
Resistensi
terhadap zidovudin disebabkan oleh mutasi pada enzim
reversetranscriptase. Terdapat laporan resisitensi silang dengan
analog nukleosidalainnya. Resistensi : Spektrum aktivitas : HIV(1&2)
Dosis :
- Dewasa : oral, 300 mg, dua kali sehari atau 200 mg, 3 kali
sehari i.v, 1-2 mg/kg/dose (infuse selama 1 jam),diberikan
tiap 4 jam (6 kali sehari)
- Anak-anak (3 bulan-12 th) : oral, 160 mg/m2 tiap 8 jam
i.v, infuse continue,20 mg/m2/jam
Efek samping :
anoreksia, lemah, rasa lelah, lesu, sakit kepala, nyeri otot, mual,
dan insomnia.
Perhatian dan IO :
Zidovudin dapat menyebabkan penekanan sumsum tulang, seperti pd
obat gansiklovir, interferon alfa,dapson, flusitosin, vinkristin atau
vinblastin. Obat ini harus hati-hati digunakan pada pasien dengan
granulositopenia.
DIDANOSIN
farmakokinetik
Karena sifat asamnya, didanosin diberikan sebagai tablet kunyah,
buffer atau dalam larutan buffer. Absorpsi cukup baik jika diminum
dalam keadaan puasa;
makanan menyebabkan absorpsi kurang. Obat masuk system
saraf pusat tetapi kurang dari AZT. Sekitar 55% obat diekskresi dalam
urin.
Mekanisme kerja
Obat ini bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan
pembentukanrantai DNA virus.3.
Resistensi
Resistensi terhadap didanosin disebabkan oleh mutasi pada
reversetranscriptase.
Spektrum aktivitas : HIV (1 & 2)4.
Indikasi
Infeksi HIV, terutama infeksi HIV tingkat lanjut, dalam kombinasi
antiHIV lainnya.Pengobatan pada orang dewasa dan anak-
anak yang terinfeksi HIV, dalam kombinasi dengan obat-obat
antiretrovirus lain.
Dosis :
Anak-anak > 8 bulan : 120 mg/m2 dua kali sehari. Dewasa :
berdasarkan berat badan pasien <>60 kg : oral, 250 mg, 1 kali
sehari
Efek samping
diare, neuropati perifer dan pancreatitis.
IO dan perhatian
penggunaan harus hati-hati pada pasien dengan riwayat pancreatitis
dan neuropati perifer. Penggunaan bersama obat-obat
yang menyebabakan pancreatitis ( misal: etambutol,
pentamidin) atau neuropati (misal: etambutol,
vinkristin,isoniazid) harus dihindari.
NUCLEOTIDE REVERSE TRANSCRIPTASE INHIBITOR ( NtRTI )
Tenofovir disoproksil fumarat merupakan nukleutida reverse
transcriptase inhibitor pertama yang ada untuk terapi infeksi HIV-1.
Obat ini digunakan dalam kombinasi dengan obat anti retrovirus
lainnya. Tidak seperti NRTI yang harus melalui tiga tahap fosforilase
intraselular untuk menjadi bentuk aktif, NtRTi hanya membutuhkan
dua tahap fosforilase saja. Diharapkan berkurangnya satu tahap
fosforilase obat dapat bekerja lebih cepat dan konversinya menjadi
bentuk aktif lebih sempurna.Obat ini digunakan dalam kombinasi
dengan obat antiretrovirus lainnya
Mekanisme kerja
Obat ini bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan
pembentukan rantai DNA Resistensi Disebabkan oleh
mutasi pada RT kodon 65
Farmakokinetik
Spektrum aktifitas Hiv (tipe 1 dan 2) serta berbagai
retrovirus lainnya dan HBU
Indikasi
Infeksi HIV dengan efafirenz; tidak boleh dikombinasikan
dengan lamivudin dan abakavir Sediaan
Dosis Peroral
sekali sehari 300 mg tablet
Efek samping
Mual, muntah, flatulens, diare
NON- NUCLEOSIDE REVERSE TRANSCRIPTASE INHIBITOR (NNRTI)
Merupakan kelas obat yang menghambat aktivitas enzim revers
transcriptase dengan cara berikatan ditempat yang dekat dengan tempat
aktif enzim dan menginduksi perubahan konformasi pada situs akif ini.
Semuasenyawa NNRTI dimetabolisme oleh sitokrom P450 sehingga cendrung
untuk berinteraksi dengan obat lain.
AFAVIRENS
Dosis
Dewasa: 600 miligram satu kali dalam sehari, diminum bersama
dengan obat lain. Anak-anak berusia 3 tahun ke atas (berdasarkan
berat badan)
Berat badan 10-15 kilogram: 200 miligram satu kali dalam sehari,
diminum bersama dengan obat lain. Berat badan 15-20 kilogram: 250
miligram satu kali dalam sehari, diminum bersama dengan obat
lainberat badan 20-25 kilogram: 300 miligram satu kali dalam sehari,
diminum bersama dengan obat lain
Berat badan 25-32,5 kilogram: 350 miligram satu kali dalam sehari,
diminum bersama dengan obat lain. Berat badan 32,5-40 kilogram: 400
miligram satu kali dalam sehari, diminum bersama dengan obat lain.
Berat badan 40 kilogram ke atas: 600 miligram satu kali dalam sehari,
diminum bersama dengan obat lain
PROTEASE INHIBITOR ( PI )
Semua PI bekerja dengan cara berikatan secara reversible
dengan situs aktif HIV – protease.HIV-protease sangat penting untuk
infektivitas virus dan penglepasan poliprotein virus. Hal ini menyebabkan
terhambatnya penglepasan polipeptida prekusor virus oleh enzim protease
sehingga dapat menghambat maturasi virus, maka sel akan menghasilkan
partikel virus yang imatur dan tidak virulen.
Sakuinavir
Mekanisme kerja
Sakuinavir bekerja pada tahap transisi merupakan HIV protease
peptidomimetic inhibitor.
Resistensi
Terhadap sakuinavir disebabkan oleh mutasi pada enzim
protease terjadi resistensi silang dengan PI lainnya. Spektrum
aktivitas : HIV (1 & 2)
Indikasi
Infeksi HIV, dalam kombinasi dengan anti HIV lain ( NRTI dan
beberapa PI seperti ritonavir).
Dosis
Per oral 3600mg / hari (6 kapsul 200mg soft kapsul 3 X sehari )
atau 1800mg / hari (3 hard gel capsule 3 X sehari), diberikan
bersama dengan makanan atau sampai dengan 2 jam setelah makan
lengkap.
Efek samping
Diare, mual, nyeri abdomen.