48
PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN MANFAAT ILMU JIWA PERKEMBANGAN Istilah Ilmu Jiwa Perkembangan Dalam bahasa Inggris Developmental Psychology Dalam bahasa Indonesia Ilmu Jiwa Perkembangan/Psikologi Perkembangan Dalam bahasa Arab Tathawwur Nafsi Pengertian Ilmu Jiwa Perkembangan 1. Ilmu jiwa perkembangan ialah ilmu yang membahas perkembangan jasamani dan rohani sejak lahir sampai dengan usia lanjut. 2. Ditinjau dari ihtisar lapangan psikologi, Ilmu jiwa perkembangan masuk dalam psikologi teoritis bagian psikologi khusus yang menguraikan dan menyelidiki segi-segi khusus dari kegitan psikis manusia sejak kecil sampai dewasa dan selanjutnya. 3. Ilmu jiwa perkembangan ialah ilmu yang menguraikan perkembangan kegiatan jiwa manusia dari sejak lahir sampai dengan usia lanjut. 4. Ilmu jiwa perkembangan ialah ilmu yang membicarakan perihal jiwa manusia, keadaan dan tingkah laku manusia yang masing-masing berada dalam masa perkembangan. 5. Ilmu jiwa perkembangan adalah psikologi yang menyelidiki tingkah laku orang yang masih dalam keadaan berkembang. Ruang Lingkup Psikologi Perkembangan 1. Menurut Dr. W.A. Gerungan, sebagaimana tertuang dalam pengertian di atas,maka ruang lingkupnya meliputi : psikologi anak, psikologi pemuda, psikologi orang dewasa/psikologi umum dan psikologi orang tua. 2. Menurut Drs. Moh. Kasiram, M.Sc. Ruang lingkup psikologi perkembangan meliputi : masa dalam kandungan, anak bayi, anak kecil, anak sekolah, masa pueral, masa pra remaja dan masa dewasa. 3. Menurut Agus Suyanto : Masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak masa pemuda dan masa dewasa. Manfaat Psikologi Perkembangan dalam hubungannya dengan Pendidikan : 1. Bagi pendidikan keluarga : a. Memahami hakekat tingkah laku anak yang sebenarnya b. Sebagai bahan referensi/masukan bagi orang tua ketika menghadapi anaknya yang sedang berkembang. 2. Bagi pendidikan sekolah : a. Sebagai dasar pertimbangan dalam merumuskna tujuan pendidikan pada tiap jenjang pendidikan sesuai dengan kondisi perkembangan jasmani dan rohani. b. Sebagai bahan pertimbangan dalam menerjemahkan kurikulum ke dalam tujuan pengajaran secara operasional dalam praktek pendidikan baik ditingkat kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. c. Sebagai bahan pertimbangan dan petunjuk dalam penyediaan sarana dan prasarana sesuai dengan tingkat kebutuhan perkembangan peserta didik.

Materi Kuliah Psi Perkembangan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Psikologi perkembangan

Citation preview

Page 1: Materi Kuliah Psi Perkembangan

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN MANFAAT ILMU JIWA PERKEMBANGAN

Istilah Ilmu Jiwa Perkembangan Dalam bahasa Inggris Developmental PsychologyDalam bahasa Indonesia Ilmu Jiwa Perkembangan/Psikologi PerkembanganDalam bahasa Arab Tathawwur Nafsi

Pengertian Ilmu Jiwa Perkembangan1. Ilmu jiwa perkembangan ialah ilmu yang membahas perkembangan jasamani dan rohani sejak

lahir sampai dengan usia lanjut.2. Ditinjau dari ihtisar lapangan psikologi, Ilmu jiwa perkembangan masuk dalam psikologi teoritis

bagian psikologi khusus yang menguraikan dan menyelidiki segi-segi khusus dari kegitan psikis manusia sejak kecil sampai dewasa dan selanjutnya.

3. Ilmu jiwa perkembangan ialah ilmu yang menguraikan perkembangan kegiatan jiwa manusia dari sejak lahir sampai dengan usia lanjut.

4. Ilmu jiwa perkembangan ialah ilmu yang membicarakan perihal jiwa manusia, keadaan dan tingkah laku manusia yang masing-masing berada dalam masa perkembangan.

5. Ilmu jiwa perkembangan adalah psikologi yang menyelidiki tingkah laku orang yang masih dalam keadaan berkembang.

Ruang Lingkup Psikologi Perkembangan1. Menurut Dr. W.A. Gerungan, sebagaimana tertuang dalam pengertian di atas,maka ruang lingkupnya

meliputi : psikologi anak, psikologi pemuda, psikologi orang dewasa/psikologi umum dan psikologi orang tua.

2. Menurut Drs. Moh. Kasiram, M.Sc.Ruang lingkup psikologi perkembangan meliputi : masa dalam kandungan, anak bayi, anak kecil, anak sekolah, masa pueral, masa pra remaja dan masa dewasa.

3. Menurut Agus Suyanto :Masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak masa pemuda dan masa dewasa.

Manfaat Psikologi Perkembangan dalam hubungannya dengan Pendidikan :1. Bagi pendidikan keluarga :

a. Memahami hakekat tingkah laku anak yang sebenarnyab. Sebagai bahan referensi/masukan bagi orang tua ketika menghadapi anaknya

yang sedang berkembang.2. Bagi pendidikan sekolah :

a. Sebagai dasar pertimbangan dalam merumuskna tujuan pendidikan pada tiap jenjang pendidikan sesuai dengan kondisi perkembangan jasmani dan rohani.

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam menerjemahkan kurikulum ke dalam tujuan pengajaran secara operasional dalam praktek pendidikan baik ditingkat kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi.

c. Sebagai bahan pertimbangan dan petunjuk dalam penyediaan sarana dan prasarana sesuai dengan tingkat kebutuhan perkembangan peserta didik.

d. Sebagai bahan pertimbangan untuk memilih metode yang tepat dalam menyampaikan materi pendidikan bagi peserta didik.

3. Secara Umum :a. Dalam mendeskripsikan, memahami dan meramalkan tingkah laku anak, remaja

dan dewasa sebagai bekal hidup sukses di masyarakat.b. Memudahkan untuk dapat bergaul dengan sesama individu lain yang sesuai

dengan usia perkembangannya.

Page 2: Materi Kuliah Psi Perkembangan

Pertemuan II

SEJARAH DAN METODE ILMU JIWA PERKEMBANGAN

1. SEJARAH ILMU JIWA PERKEMBANGANDiawali adanya pandangan baru tentang anak-anak.Sebelum tahun 1750 : Bahwa anak-anak adalah miniatur orang dewasa.Sesudah tahun 1750 (awal ilmu jiwa perkembangan) : Bahwa anak-anak adalah individu yang berbeda dengan orang dewasa. Mempunyai dunianya sendiri, dengan ciri dan sifat yang khas (meliputi fisik, perasaan, pikiran dan lainnya) disebabkan keterbatasan perkembangan mereka.Tahapan Perkembangan Ilmu Jiwa bisa ditelusuri dari perkembangan akan psikologi tentang anak tersebut.Tahap I : (1750 – 1800) lahir ilmu jiwa anak. 1. Tokohnya Johan Bernard Basedow dengan paham (aliran) Philanthropinisme sebuah

aliran (paham) yang menitikberatkan pada pelaksanaan pendidikan melalui penjernihan akal (aufklarung) akan membentuk individu yang bahagia.Pendapat Basedow yang dijadikan dasar pertimbangan dalam pendidikan anak :Satu. Pendidikan harus dilaksanakan selaras dengan jalan perkembangan anak.Dua. Pengajaran harus disertai dengan bendanya (meragakannya).Tiga. Pengajaran harus menarik dan menggembirakan.

2. Johan Heinrich Pestalozzi. aliran Developmantalism bahwa dalam melaksanakan pendidikan, maka anak merupakan pusat perhatian (Child Centered Point of View).Pendapat Pestalozzi.Satu. Prinsip pendidikan anak-anak ialah : Pertolongan untuk dapat menolong dirinya

sendiri, dengan bersandar kepada kemungkinan yang ada pada diri anak.Dua. Untuk dapat mengajar anak-anak secara baik harus mengetahui kemungkinan-

kemungkinan yang ada pada diri anak, mengontrol jalan perkembangannya dan bukan memasukkan nilai-nilai yang diinginkan menurut standar orang dewasa.

Page 3: Materi Kuliah Psi Perkembangan

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN :

Pertumbuhan : Berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur

biologis. (berat badan, tinggi badan, kekuatan, sistem jaringan yang semakin kompleks)

Perubahan secara fisiologis sebagai hasil proses (MATURITAS)/kematangan = BERFUNGSINYA

ORGAN2 TUBUH SECARA OPTIMAL pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara

normal pada individu/anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu.

*Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan :

1. Faktor-faktor yang terjadi sebelum lahir (pre-natal), misal : Kondisi kandungan, penyakit pada

saat ibu hamil dsb.

2. Faktor-faktor ketika atau saat kelahiran, misal : pendarahan pada kepala bayi pada saat melahirkan

karena tekanan dinding rahim, operasi caesar dsb.

3. Faktor-faktor yang dialami bayi setelah melahirkan, misal : infeksi selaput otak, kelainan fisik

(kembar siam) dsb.

4. Faktor-faktor psikologis yang dialami bayi setelah melahirkan, misal; ditinggal ayah-ibu (un-

wanted child), anak yang diserahkan kepada tempat penitipan bayi

Perkembangan : Sejalan dengan prinsip orthogenetis, bahwa perkembangan berlangsung dari keadaan

global dan kurang terdeferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan

integrasi meningkat secara bertahap.

Pengertian dimna terdapat struktur yang terorganisasikan dan mempunyai fungsi-fungsi

tertentu, oleh karena itu bilamana terjadi perubahan struktur baik dalam organisasi maupun

dalam bentuk, akan mengakibatkan perubahan fungsi.

Perubahan progresif yang menunjukkan cara organisme bertingkah laku dan berinterasi

dengan lingkungan.

Proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi dari kematangan

dan interaksi dengan lingkungan.

Proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi

yang lebih tinggi, berdasarkan proses pertumbuhan, kematangan dan belajar.

Mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang menampak.

Perkembangan Manusia Selintas Kilas (LIFE SPAN – rentang kehidupan) :a. Periode dalam Kandungan (Prenatal)b. Periode bayi (Infancy)c. Periode kanak-kanak awal (Early Childhood)d. Periode kanak-kanak akhir (Late Childhood)e. Peride pubertas (akil baligh)f. Periode remaja (Adolescence)g. Periode dewasa awal (Early Adulthood)h. Periode dewasa madya (Middle Adulthood/Middle age)i. Periode usia lanjut (Late Adulthood/Old Age)

Page 4: Materi Kuliah Psi Perkembangan

Faktor-faktor yang dominan mempengaruhi perkembangan :a. Faktor Bawaan (Hereditas) - Nature

Bahwa perkembangan manusia sudah ditentukan oleh alam Aliran NATIVISME Tokohnya : Scipenhauer . (Anak kecil adalah orang dewasa dalam bentuknya yang masih kecil) Lingkungan atau pendidikan tidak dapat mengubah arah perkembangan seseorang melahirkan gerakan Pesimisme Pedagogis.

b. Faktor Lingkungan – NurtureBahwa manusia lahir dalam kaeadaan putih bersih bagaikan kertas yang belum ditulisi (teori Tabularasa), lingkunganlah yang membentuk seseorang menjadi manusia seperti dia pada waktu dewasa. Aliran EMPIRISME Tokohnya : John Locke. Lingkungan atau pendidikan sangat mempengaruhi kemana arah perkembangan seseorang melahirkan gerakan Optimisme Pedagogis.

c. Faktor Bawaan dan LingkunganBahwa perkembangan manusia dipengaruhi baik faktor bawaan dan lingkungan. Perkembangan adalah transaksi antara individu dengan dirinya sendiri dan lingkungannya. Aliran KONVERGENSI Tokohnya : William Stern. Bakat memamng masuk peranan penting, tapi agar berkembang secara maksimal, bakat harus menemukan lingkungan yang sesuai.

Kaidah – kaidah dalam perkembangan :

1. Kaidah Cephalocoudal :Pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki. (bagian-bagian pada kepala tumbuh lebih dahulu daripada bagian-bagian lain)

2. Kaidah ProximodistalPertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. (alat tubuh yang terdapat di pusat seperti jantung, hati dan alat-alat pencernaan lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ad di tepi)

3. Kaidah Perkembangan terjadi dari Umum ke KhususProses perkembangan dimulai dari hal-hal yang umum, kemudian secara sedikit demi sedikit meningkat hal-hal yang khusus (proses diferensiasi)

4. Kaidah Perkembangan Berlangsung dalam Tahapan-tahapan Perkembangan

Dalam perkembangan terjado penahapan yang terbagi-bagi dalam masa-masa perekambangan. Pada setiap masa perkembangan terdapat ciri-ciri perkembangan yang berbeda antara ciri-ciri yang ada pada satu tahapan atau masa perkembangan dengan ciri pada masa tahpan perkembangan yang lain.

5. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan Tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan, terus menerus dan dalam tempo perkembangan yang relatif tetap serta bisa berlaku umum.

Page 5: Materi Kuliah Psi Perkembangan

Aliran konvergensi termasuk yang ikut menentang adanya pengaruh pendidikan dalam pembentukan perilaku

SAAT-SAAT PERKEMBANGAN ANAK1.5 Bulan. Kalender tumbuh kembang anak menyebut, pada usia ini bayi mulai bisa tersenyum spontan. Kalau tidak, perlu diperiksa apakah ada kelainan pada matanya, atau mungkin ada gangguan syaraf.4 Bulan. Bayi mulai bisa tengkurap sambil mengangkat kepala.7 Bulan. Bayi mulai bisa duduk tanpa bantuan.10 Bulan. Kali ini, si bayi sudah bisa menjimpit manik-manik (benda bulat kecil) atau kismis. Orang tua sebaiknya waspada bila anak masih saja menggenggam.15 Bulan. Anak mulai bisa berjalan sendiri. Kalau belum, tentu perlu dicari tahu kenapa. Orang tua kurang memberi rangsangan, atau adakah kelainan fisik.18 Bulan. Anak bisa mengucapkan 4-6 kata. Orang tua perlu waspada bila anak belum

mengenal kata apa pun pada usia ini. Sebab mungkin aja itu akibat gangguan telinga, apakah itu tuli atau sekadar banyak kotoran menutup lubang telinga. Atau, mungkin saja hal itu terjadi karena si anak kurang stimulasi, kurang mendengar kata-kata. Ada pepatah Inggris yang berbunyi bath children with words, mandikan anak-anak dengan kata-kata.

24 Bulan. Anak bisa menyebut nama sendiri, dan tahu itu namanya.

Page 6: Materi Kuliah Psi Perkembangan

36 Bulan. Anak sudah bisa berpakaian sendiri tanpa bantuan orang lain.42 Bulan. Anak bisa menggambar lingkaran dan bisa membedakan warna.48 Bulan. Anak mulai bisa menggambar orang dengan benar, misalnya bermata dua.54 Bulan. Sekarang anak mulai bisa menceritakan - tentu secara sederhana – pengalaman atau apa yang dilakukannya.

MENYIMAK TAHAPAN TUMBUH KEMBANG ANAKTAK SESUAI JADWAL TAK BERARTI TERLAMBATAnak saya sudah berumur sembilan bulan, tapi kok belum bisa jalan ? Kok gigi anak saya belum tumbuh-tumbuh ? Anak saya normal enggak sih ? Pertanyaan-pertanyaan begini rasanya sering memenuhi benak para orang tua, terutama pasangan muda yang baru punya anak pertama. Maklum, semua orang tua pasti ingin anaknya tumbuh normal. Siapa yang tidak ?Maka, mengetahui tahap-tahap tumbuh kembang normal anak tentu amat membantu. Paling tidak, dengan begitu orang tua bisa segera mengetahui bila ada yang tidak beres pada anaknya, sehingga upaya koreksi bisa segera dilakukan. Tapi, adakah patokan tumbuh kembang normal seorang anak itu ?Kalender Tumbuh Kembang Anak. Dalam kalender tumbuh kembang ini tercatat tahap-tahap perkembangan anak Indonesia, misalnya kapan mulai tengkurap, berjalan, bicara, dll sejak lahir hingga usia 60 bulan. Kalender ini dikembangkan berdasarkan studi Satgas Instrument Komite Tumbuh Kembang Anak Indonesia 1995/1996.Bukan Terlambat. Apabila anak perkembangannya tak sesuai dengan kalender ini belum tentu dia mempunyai kelainan. Kalender ini disusun dengan nilai kepastian 75 persen, yang berarti bila dalam kalender ini disebutkan seorang anak mulai bisa tengkurap pada usia empat bulan, itu berarti 75 persen bayi Indonesia bisa melakukannya pada usia tersebut. Artinya, masih ada 25 persen lainnya yang mungkin saja belum bisa melakukannya.Pertanyaannya, tentu, kenapa 75 persen ? Pilihan ini, rupanya, berkaitan dengan kesempatan. Dengan memilih nilai kepastian 75 persen, berarti anak yang belum mencapai kemampuan seperti tercatat dalam kalender pada usia tertentu belum sepenuhnya terlambat. Orang tua masih punya waktu untuk mencari tahu penyebabnya lalu mengoreksi dan mengejar.2-3 bulan adalah waktu untuk mencari tahu penyebab dan mengejar ketinggalan tersebut. Ambil contoh, anak mulai bisa tengkurap pada usia empat bulan. Itu berarti 75 anak Indonesia bisa melakukan itu. Bagi yang belum ini, masih ada 2-3 bulan untuk mencari tahu kenapa, lalu berusaha mengejar tahapan tersebut. Kalau kalender dibuat berdasarkan saat ketika 90 persen anak bisa melakukan, kesempatan melakukan koreksi mungkin sudah terlambat.Alami. Permasalahan yang muncul, adakah latihan tertentu yang mesti dilakukan orang tua untuk mengusahakan agar perkembangan anak sesuai dengan kalender tersebut? Perkembangan yang tercatat dalam kalender tumbuh kembang ini merupakan perkembangan alamiah. Artinya, dalam lingkungan normal di Indonesia, seorang anak akan mencapai tahapan-tahapan ini pada usia-usia tertentu.Kalau ada yang perlu dilakukan orang tua, itu tak lebih dari sekadar memantau apakah tumbuh kembang anak sudah sesuai dengan usianya, dan segera mencari bantuan profesional bila terjadi penyimpangan tumbuh kembang.

Mendukung AnakSering orang tua kedapatan menghabiskan waktu untuk mengurus masalah tingkah laku anak yang tidak sesuai (temper tantrums, mengeluh) mereka menjadi terlalu sibuk untuk memberi peringatan dan memberi perhatian pada anak yang menunjukkan tingkah laku yang sesuai (main tidak ribut, meminjamkan mainan, menolong adik). Kadang-kadang orang tua tidak senang 'mengganggu' anak-anak yang semula bisa bermain bersama kemudian ada salah satu yang merusak permainan; mereka tidak mau merusak sesuatu yang sudah berjalan dengan baik. Bagaimanapun, orang tua tidak menya-dari bagaimana pentingnya memberi dukungan seorang anak. Hal itu memberikan kesempatan bagi anak untuk mengetahui apakah yang dikerjakannya itu benar, kemudian ia akan terus bertingkah laku sama dengan cara itu. Orang tua memberi dukungan anak ketika mereka memusatkan perhatian pada sesuatu yang positif di diri anak. Hal ini membantu membangun rasa percaya diri pada anak dan mengajarkan anak untuk bertingkah laku sesuai dengan apa yang diharapkan. Memberi dukungan akan menjadi cara yang jitu untuk menolong anak belajar. TIPE MEMBERI DUKUNGAN ATAU HADIAH. Orang tua ingin menentukan apa yang menjadi hadiah bagi anak. Kebanyakan anak-anak senangn menerima perhatian dari orang tua seperti pujian, senyuman dan pelukan hangat. Beberapa menyukai hadiah non-sosial (bintang emas atau nilai) yang dibayarkan, dapat ditukarkan dengan 'hak istimewa' yang khusus. Penjabaran penghargaan menolong pembentukan kepercayaan diri anak dan rasa aman. Anak tidak pernah menerima penjabaran penghargaan yang bertele-tele (mis : menggambarkan apa yang anak sudah kerjakan, contohnya membuat penilaian seperti "anak baik", "kamu pintar sekali"). Hal itu tidak akan membuat anak menjadi besar kepala, tetapi itu akan membantu mereka merasa berbahagia.

Page 7: Materi Kuliah Psi Perkembangan

Pujian yang dapat digambarkan kepada anak : - usaha - prestasi - perasaan Hal itu harus digambarkan, bukan dinilai, apa yang anak lakukan dan rasakan. Contoh penjabaran pujian. "Terima kasih atas tatanan mejanya, bagus sekali." "Saya senang gambaranmu. Warnanya bagus". "Kamu pasti bangga bisa menyelesaikan puzzle ini. Hebat!" "Kamar kamu kelihatan rapi sekali. Hasil kerja keras ya." "Hari ini kamu dan Toni bisa akur ya." Hadiah non-sosial, seperti bintang emas atau nilai yang diberikan kepada anak yang bisa bertingkah laku sesuai. Orang tua dan anak menyimpan papan harian dan setiap waktu anak melakukan sesuatu (menata meja) ia diberi bintang emas yang dapat mereka tempel di papan. Setiap anak yang sudah bisa mengumpulkan sejumlah bintang, ia dapat menukarkannya dengan sesuatu 'hak istimewa' yang khusus (untuk 10 nilai dapat uang saku 500 rupiah, dapat 7 bintang ia mendapat ekstra waktu main selama 15 menit). Ketika menggunakan metode ini, adalah penting untuk mengikuti petunjuk ini : a) Orangtua dan anak harus memilih satu atau 2 tingkah laku khusus yang ingin dimunculkan. "Jadi yang baik" adalah membin-gungkan; pilah-pilahlah menjadi beberapa bentuk tingkah laku yang jelas seperti pergi tidur jam 7.30; tidak mencubit adik; merusak mainan. b) Anak harus dihadiahi segera setelah tingkah laku tersebut muncul (mis: jika Johnny membereskan tempat tidur pagi-pagi, beri dia bintang emas langsung, jangan menunggu sampai waktu makan malam). c) Harus konsisten. Hadiah sangat bergantung pada tingkah laku anak mis: walaupun orang tua sibuk dengan hal yang lain, ia harus tetap berusaha untuk memberi hadiah apabila anak menunjukkan tingkah laku yang baik. d) Ketika anak belajar tingkah laku yang baru, beri hadiah berulang-ulang. Hal ini membantu untuk mempercepat proses belajar karena hal itu memberikan kesempatan pada sianak untuk melihat hubungan antara tingkah lakunya dan hadiah. Belakangan ketika ia memperlihatkan tingkah lakunya ia akan tetap mempertahankan, teruskan untuk menyediakan hadiah tapi tidak terlalu sering. e) Sediakan berbagai macam hadiah. f) Berikan hadiah yang adekuat misalnya memberikan hadiah yang cukup membuat anak tetap melakukan tingkah laku tersebut. Catatan : Adalah penting untuk memilih hadiah yang diinginkan anak. Jangan gunakan hadiah es krim kalau anak tidak suka es krim. Dengan demikian perlu orangtua dan anak berdiskusi mengenai hadiah yang mungkin diberikan. Beri kesempatan anak mengemukakan apa yang diinginkan tapi yakinkan bahwa hadiah tersebut tidak merepotkan dan dapat diterima oleh orang tua juga. Contoh hadiah-hadiah : Bisa santai-santai 15 lebih lama dari yang biasanya. Pergi jalan-jalan ke luar. Melihat acara TV yang khusus. Mentraktir makanan seperti es krim. Memberi sejumlah uang. Membacakan cerita waktu mau tidur. Memilihkan hidangan penutup untuk keluar. Membantu orang tua memasak untuk makan malam. Semua hadiah itu akan memberikan hasil yang lebih baik apabila disertai juga pujian. Contoh dari Papan Bintang. ------------------------------------------------------Tingkah laku Hari/tanggal Senin .....Selasa .....Rabu...... ------------------------------------------------------ 1. Cepat ganti baju waktu pagi. ------------------------------------------------------ 2. Mengerjakan PR ------------------------------------------------------3. Akur bermain sepu- lang sekolah ------------------------------------------------------4. Tidur malam jam 8 ------------------------------------------------------ Anak disuruh menempelkan tanda bintang di papan yang tersedia. Hal ini membantu anak untuk merasa terlibat dan membuat mereka melihat kemajuan yang mereka capai. Hal ini secara tidak langsung memberikan hadiah kepada anak. Satu tujuan penting adalah orang tua juga bergabung dalam kegiatan ini, dan membuat kegiatan ini semenarik mungkin, cara ini mempermudah mengajar anak. disadur dari brosur Departement of Children's services.

Sepuluh Perangkat Penting dalam Pengasuhan yang PositifMENENTUKAN BATASAN. Perlu diyakini bahwa setiap anak itu memerlukan batasan. Anak benar-benar membutuhkan aturan yang lentur dan ia akan mengalami kebingungan tanpa peraturan. Dengan membuat batasan berarti kita telah menyediakan lingkungan fisik yang memberikannya rasa aman dan dapat dijadikan tempat belajar. Setiap usia akan mempunyai batasan tersendiri, dengan demikian kita sebagai orangtua juga harus siap untuk memperluas batasan kita sesuai dengan perkembangan usia anak. Jika kita menentukan batasan tidak perlu banyak-banyak, paling banyak 5 atau 6 saja. Letakkan di tempat yang mudah dilihat mereka, sepertinya di pintu kulkas adalah tempat yang tepat. 4 petunjuk tepat bagi keluarga mengenai bagaimana memperlakukan dan diperlakukan anggota keluarga dengan baik:

Page 8: Materi Kuliah Psi Perkembangan

Pergunakan bahasa yang tepat dan sesuai untuk memberitahu bagaimana perasaan kita terhadap mereka. Kita tidak mempergunakan bahasa yang kasar atau sebutan yang tidak menyenangkan bagi mereka.

Tidak akan melukai orang lain baik secara fisik maupun mental. Tidak akan merusak barang orang lain maupun miliki kita sendiri. Berusaha untuk menyelesaikan masalah yang melanda kita, bukan berkubang disana.

Jika masalah muncul, lihat kembali kepada petunjuk tadi, apakah ada yang tidak beres? Anak-anak kadang-kadang akan mencoba mengetes batasan-batasan yang sudah diberikan, disini kita harus bersikap konsisten untuk mendorong mereka melakukan apa yang sudah digariskan. Ada batasan yang bisa dinegosiasikan ada yang tidak. Konsisten saja. Barangkali kita sering terlalu mudah untuk mengatakan tidak dan kemudian mengatakan ya. Oleh karena itu jangan takut untuk mengatakan "Saya perlu pikirkan lagi tentang hal itu". Perlu diingat bahwa batasan itu akan membuat anak kita merasa aman dan dapat menjadi orang yang penuh percaya diri. Terakhir yang harus diingat adalah penting orangtua bekerjasama dan sama-sama menyetujui aturan yang dibuat, jangan sampai terjadi pertentangan. TIME OUT dan PENDINGINAN. Kombinasi ini berlaku untuk orangtua dan anak. Ketika anak berbuat tidak benar, dia merasa kecil hati dan seringkali tidak bisa mengontrol diri. Time out akan memberikan tempat dimana dia bisa mengatur perasaannya dan mendinginkan suasana. Anak usia di bawah 3 tahun memerlukan diri kita untuk menenangkan, berada didekatnya dan menentukan berapa lama anak mengontrol dirinya. Anak di atas 3 tahun akan belajar berapa lama waktu yang dibutuhkannya untuk Time out dan akan belajar menentukan kapan mereka siap untuk kembali. Sikap positif dari orangtua dan cara melaksanakan Time out akan menentukan apakah hal itu merupakan hukuman atau cara positif untuk belajar mengontrol diri. Kitapun perlu mengenali kapan kitapun memerlukan Time out. Semua orangtua dapat menggunakan waktu pendinginan untuk meredakan kemarahan dan menghilangkan frustrasi akibat perbuatan anak. Ketika kita melakukan pendinginan maka kita akan menjaga diri dari berbicara atau berbuat sesuatu yang menyakitkan anak yang kemudian akan disesali, dan kita dapat menjadi model bagaimana mengontrol emosi diri sendiri bagi anak. Cara yang bisa kita lakukan adalah menarik nafas dalam-dalam dan menghitungkan sampai seputuh, meninggalkan anak dengan orang yang bisa dipercaya atau jalan-jalan atau mengunci pintu sejenak untuk memberikan ruang pribadi bagi kita. Biarkan anak tahu bahwa kita akan menemui mereka kembali setelah merasa reda atau anak-anak mau tenang. Jangan sampai mengesankan cara ini adalah suatu bentuk penolakan kita terhadap anak. BERWAJAH DINGIN (POKER FACE). Banyak ahli menggunakan istilah ini untuk mendefinisikan sikap tenang, bahasa tubuh yang santai. Ketika kita menjaga wajah kita lurus, hal itu memperlihatkan bahwa kita tidak terpengaruh dengan kekacauan yang terjadi dan tidak terpancing emosi. Jaga alis kita ke atas dan anda tidak akan merengut. Jika kita bicara, jaga suara kita tenang dan dingin. Hal ini merupakan cara yang sangat efektif ketika tidak ingin memberikan perhatian yang tidak pantas terhadap perilaku anak yang negatif tapi kita ingin tetap terlibat. Contohnya ada seorang ibu yang ingin mengajak anaknya Doni usia 2 tahun untuk tidur tapi selalu bangun lagi dan turun dari tempat tidur, dengan cara yang ramah dan tenang, dengan wajah dingin dan bicara beberapa patah kata. Pada hari pertama saya tetap tenang dan ramah dan menyuruh Doni kembali ke tempat tidur berulang kali sampai 35 kali (hal itu membantu saya untuk bisa menghitung apa yang saya lakukan). Akhirnya dia tertidur di tengah ruang di lantai. Pada hari berikutnya saya perlu mengajaknya sampai 15 kali, dan kembali ia tertidur di lantai. Hari ketiga ia menangis untuk 5 menit dan tidur di lantai dekat tempat tidurnya. Hari keempat ia menangis 5 menit dan tetap tinggal di tempat tidur. Setelah itu ia pergi tidur dengan senang hati dan tanpa disuruh. Hal ini merupakan sesuatu yang berat untuk dilakukan, memerlukan kesabaran yang sangat tinggi. Ketika Doni tidak mendapatkan keuntungan apa-apa, tidak ada kata-kata manis, tidak ada teguran dan peringatan, tingkah laku itu dihentikannya. WAKTU UNTUK BERLATIH. Banyak tingkah laku tidak sesuai yang kerap muncul dapat dicegah. Asalkan kita tahu cara menghindarinya. Kesalahan yang kerap terjadi adalah kita punya harapan bahwa anak kita tahu semua yang kita tahu padahal dalam kenyataanya tidak begitu. Dengan kita memberi kesempatan pada anak untuk belajar dan menjelaskan alasan-alasannya, anak dapat berbuat sesuatu dengan lebih baik. Jika kita punya masalah, coba ingat apakah kita sudah pernah mengajarinya tentang hal itu. Jika kita punya masalah dengan anak kita yang secara sembrono lari ke jalan raya, coba minta ia berdiri di pinggir jalan tentunya di awasi oleh orang dewasa lainnya dan mengawasi anda mengendarai mobil sambil melindas mobil-mobilannya atau sepotong semangka. Katakan "Coba lihat berat sekali mobil ini ya? Bisa menghancurkan sesuatu" Dari situ katakan mengapa kita harus berjalan di pinggir jalan. Walaupun kita sudah memberitahu anak, tentunya kita harus terus mengawasi anak kalau berada di jalan. Dan anakpun akan mempunyai pemahaman yang lain mengapa kita tetap mengawasi mereka. Alasan anda dekat dengan dia, bukan semata-mata karena mengkhawatirkan dirinya tapi untuk menunjukkan bahwa kita tahu bahwa anak kita sudah mampu dan bisa memahami aturan tersebut. Kalau anak kita suka berbuat keonaran di toko mainan, luangkan waktu untuk mengajarinya dengan cara membuat 'perjalanan' ke toko sebagai latihan. Anak kita tidak akan menyadari bahwa itu latihan. Katakan kepadanya sebelum kita pergi ke toko apa yang akan kita lakukan jika ia menangis atau merengek. "Nina, kita akan pergi cari kado untuk adik Ari. Kita akan memilih kado terus ke kasir untuk membayar dan langsung pulang. Kalau kamu merengek dan menangis kita akan langsung kembali ke mobil tanpa beli kado". Lakukan seperti yang anda bicarakan. Latihan ini akan menghemat waktu anda di kemudian hari, karena anak anda akan yakin bahwa anda akan melakukan apa yang anda katakan akan anda lakukan . Jika berpakaian jadi masalah, ingat jangan pernah melakukan sesuatu pada anak mengenai hal yang bisa dikerjakan anak sendiri. Kebanyakan anak usia 2,5 tahun bisa pakai baju sendiri asal dilatih. Luangkan waktu untuk membeli baju yang gampang dipakai, ajarkan bagaimana mengenakannya dan biarkan mereka mengenakanya sendiri. Coba buat papan latihan. Cara ini akan mengajarkan anak untuk belajar tentang perilaku yang baik dan bertanggung jawab. Hal ini bukan sistem hadiah. Anda hanya membantu anak memvisualisasikan metode monitoring perilakunya sendiri. Coba kita buat papan membereskan tempat tidur. Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu- - - - - - -Setelah menjalankan hal itu pada akhir minggu, kita rayakan keberhasilan tersebut dengan pergi bersama atau aktifitas lain bersama yang menyenangkan. BERBUAT TANPA BANYAK BICARA. Anak-anak akan bosan dengan ceramah dan pengamatan yang terus menerus. Lama-lama anak akan 'menulikan' telinga terhadap omelan kita. Seringkali anak akan menuruti orangtua setelah ia tahu apa sebenarnya yang dimaksud oleh orangtua atau sampai melihat kita lepas kendali dan marah. Katakan apa yang ingin anda katakan 1 kali dengan pesan positif, dari pada kita bilang "jangan lari" Coba katakan "coba jalan dengan tenang" dan kemudian lakukan. Hentikan mengingatkan terus menerus. Jika anak tidak mau berhenti berlari, hentikan secara halus dan tegas. PILIHAN. Kalau ingin mendorong tumbuhnya tanggung jawab, tawarkan pilihan-pilihan yang masuk akal jangan menuntut. Memberdayakan pilihan memberikan rasa pada anak untuk mengontrol apa yang terjadi pada dirinya, hal ini penting untuk penghargaan terhadap diri sendiri. Ketika kita memberikan pilihan bukan untuk dinegosiasikan tapi untuk membawa kan

Page 9: Materi Kuliah Psi Perkembangan

wawasan anak dan menjadikan anak yang bertanggungjawab, mengembangkan kerjasama. Harus diingat pilihan yang diberikan harus dapat diterima anak. WAKTU KHUSUS. Anak kita membutuhkan waktu khusus dengan kita atau pengasuhnya dalam keseharian hidupnya. Kita tidak perlu memanjakan dengan aktivitas yang mahal. Kita bisa lakukan sesuatu yang murah tapi menyenangkan. Hanya main-main dirumah atau jalan-jalan keliling komplek ini juga bisa dilakukan. Waktu itu benar-benar khusus untuk anak tidak boleh diselingi kegiatan lain. Yang paling penting dalam kegiatan ini adalah anak tahu kapan hal ini akan diadakan. Selain itu adalah kita melakukan apa yang dipilih dan disukai anak. Hal ini akan terus diingat anak, merasa dicintai dan tidak akan mencari perhatian lewat perilaku buruk. MEMBESARKAN HATI. Merupakan sesuatu yang kita pergunakan untuk membuat perubahan yang positif, membantu anak untuk mengembangkan kepercayaan dirinya. Belajar memisahkan antara apa yang dilakukan anak dengan jati diri anak. Jangan menggunakan kata anak baik dan anak nakal. Berbuat kesalahan itu wajar karena itu merupakan proses belajar. Cinta itu tidak bersyarat. Berikan pesan positif dengan antusiasme secara tiba-tiba ketika anak tidak mengharapkan. Perhatikan pada perbuatan anak yang positif daripada perbuatan negatif. Temukan kebaikannya. Fokuskan pada proses yang terjadi bukan pada hasilnya. Pertahankan sikap yang positif dengan cara "melihat gelas separuh sebagai gelas ½ penuh dari pada ½ kosong" Coba melucu, hidup ini jangan terlalu serius. Dari pada menyalahkan, coba untuk mencari cara penyelesaikan masalah. Buat harapan yang sesuai dengan tingkat usia. Terlalu over protektif dan selalu menolong itu akan mengecilkan arti anak. Dari pada terus menerus memaksa, lebih baik memberdayakan mereka dengan meninggalkannya, misalnya: "Sita, ibu tinggalkan kamu di kamar mandi ya. Kalau kamu cepat sikat gigi saya akan ajak kamu membaca buku". Bersabarlah dan tunjukan minat akan proses dari diri anak. Gunakan "ya" daripada "tidak". Katakan "letakan kaki kamu dilantai" lebih baik daripada "jangan taruh kaki disofa, kotor!". Gunakan pertanyaan "apakah" "mengapa" atau "bagaimana" untuk melihat apakah persepsi anak kita sama dengan persepsi kita. Gunakan kata "tolong" dan "terima kasih". PERTEMUAN KELUARGA. Pertemuan keluarga merupakan pendekatan kelompok dan langsung antara orangtua dan anak untuk menghubungkan dan melatih ketrampilan yang dimiliki. Dan pertemuan keluarga anak bisa merasakan bahwa kontribusinya itu diperlukan. MENYELESAIKAN MASALAH. Dengan berbicara dan mendengarkan anak akan membantu anak untuk mengembangkan ketrampilan membuat keputusan yang baik dan mendorong kerjasamanya. Sebelum anak mau mendengarkan kita, ia ingin kita mau mendengarkan mereka dahulu . Hal ini tidak akan berfungsi pada saat kita marah. Agar poses ini berhasil beberapa hal yang bisa dilakukan :

Sebutkan perasaannya. Tunjukan perhatian yang sungguh-sungguh, misalnya: "Susi, sepertinya kamu sedih sekali karena Tuti pindah rumah". Beri jeda dan dengarkan dan refleksikan.

Berempati Ekspresikan perasaan anda Solusi sumbang saran Laksanakan, buat evaluasi

Kalau anda merasakan terlalu banyak chaos dan anda ingin anak menunjukan tanggung jawab. Coba buat batasan, pergunakan time out dan pendinginan dengan wajah dingin dan atau beraksi dangan menggunakan beberapa kata atau mungkin waktu untuk berlatih. Kalau anak mengabaikan kita, coba buat pertemuan keluarga dan selesaikan masalah dan ketika kita ingin membangun kepercayaan diri anak buat kegiatan khusus dan memberikan banyak dorongan. Peralatan ini harus dikombinasikan dengan kesabaran, konsistensi dan rasa cinta akan membantu anda menjadi orangtua yang positif. (sumber, Positive Parenting from A to Z, karen Renshaw Joslin, 1994)

DisiplinDisiplin adalah suatu hal yang mengkhawatirkan setiap orang. Sebagian orang merasa bahwa disiplin merupakan hal yang sepele. Sedangkan sebagian lagi merasakan disiplin sebagai suatu hal yang besar. Beberapa orang berfikir bahwa disiplin sebagai suatu hukuman, sedangkan yang lainnya melihatnya sebagai kontrol diri. Tetapi kita tentu mengetahui bahwa dunia ini merujuk pada disiplin, dimana harus ditaati oleh setiap orang yang berada didalamnya. Orang harus belajar untuk mengetahui bagaimana hidup dan bekerja dengan orang lain. Untuk menjadi bahagia mereka mau bergaul dengan berbagai jenis orang yang ada di sekelilingnya. Setiap anak dalam hatinya menginginkan untuk dicintai. Jika Anda peduli terhadap anak-anak, Anda tentu percaya pada disiplin. Jika anda percaya pada disiplin, Anda harus peduli pada anak-anak. Perasaan yang kuat terhadap penghargaan diri (self esteem) merupakan salah satu yang terpenting dari orang dewasa yang dapat diberikan pada diri seorang anak. Disiplin dapat membantu seorang anak tumbuh dengan kepercayaan diri dan kontrol diri yang baik, yang dituntut oleh kesadaran yang baik dari dirinya dan tingkah laku yang positif terhadap orang-orang dan pengalaman hidupnya, perasaan yang baik tentang dirinya dan perasaan tanggung jawab, serta kepedulian terhadap lingkungannya. Walaupun kata "disiplin" tidak asing bagi kita, tetapi bagi kebanyakan orang disiplin merupakan suatu teka-teki yang sulit dipahami. Disiplin sangat berkaitan dengan usia dan tahapan perkembangan pada anak-anak, karena setiap usia mempunyai kealamiahan dan karakteristik pola tingkah laku tersendiri. Tidak semua dari disiplin membuat hidup terasa nyaman dan mudah untuk yang lainnya. Belajar sebanyak mungkin mengenai perkembangan dan pertumbuhan akan mencegah kita dari harapan yang bertentangan terhadap tingkah laku anak. Karena hal ini akan menjadikan kita sabar, mudah menerima dan toleran ketika tingkah laku mereka (anak-anak) tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Agar disiplin dapat dilakukan dengan baik, kita harus dapat menjaga personality anak, penegesan yang kuat dan kesadaran diri dari tingkat usia yang berbeda, dalam hal ini dapat digunakan "Teknik Perkembangan" untuk dapat mengendalikan anak sebaik mungkin setiap harinya.Hal tersebut dapat kita lihat pada beberapa contoh berikut ini :

Usia 18 bulan, kata yang menjadi favorit anak adalah "Tidak!" dan yang menjadi hubungan favorit anak adalah yang bertentangan dengan kita. Sebaiknya,hindari perintah langsung seperti,"Cepat kemari!" Dorong dan bawalah Dia. Akan lebih baik jika kita menjadikan lingkunganngya sederhana dengan menggunakan objek-objek yang berharga untuk anda.

Page 10: Materi Kuliah Psi Perkembangan

Usia 1,5 - 2 tahun, merupakan usia yang berlawanan yang ekstrem. Hindari memberikan anak pilihan, karena akan menginginkan keduanya. Anak tidak dapat berbagi dengan temannya ketika temannya tersebut menginginkan mainannya. Untuk mengatasi hal tersebut, pergunakan kalimat pembuka seperti "Mari kita…" dan "Bagaimana mengenai …" Anak seringkali merespon dengan tingkah yang berulang, misalnya jawabannya seperti,"Tidak, tidak, tidak!" dengan "Ya, ya, ya!"

Usia 3 tahun, dapat meespon hubungan yang positif, seperti,"Duduklah di kursi!" tidak menggunakan kalimat,"Jangan duduk di kursi!" Deskripsikan kata seperti "besar", "baru", "berbeda", "kejutan", untuk memotivasi anak usia 3 tahun seperti,"Kamu seharusnya …" dan "Mungkin kita harus … " Mereka dapat mendengar dan merespon suatu alasan. Mereka merespon permainan tebak-tebakan, seperti menebak warna kaus kakinya ketika ia berganti pakaian.

Usia 4 tahun, anak sudah mampu dibatasi dan diberi peraturan. Tetapi kita dapat menjadikan modal rasa kasih sayang kita yang berlebihan terhadapnya,"Mari berloncat-loncatan di tempat tidur!" dan ketertarikan ia terhadap anka-angka,"Dapatkan kamu berada di bak mandi dalam hitungan ke 10!" Perintah yang dibisikkan sering mungkin dapat mempnyai pengaruh yang dahsyat. Sampai disini, yang dibutuhkan adalah serangkaian batasan dari tingkah laku, batasan yang berhubungan dengan keamanan, kesehatan, dan kebenaran dari orang lain, dan pad masa yang akan datang akan berguna bagi perkembangan anak. Batasan ini akan mendorong dan melindungi anak dalam perkembangannya. Jika ditangani dengan kasih sayang dan rasa hormat untuk perasaan anak, mereka akan memperoleh serangkaian kebebasan untuk memperoleh kepercayaan dan keamanan dari orang dewasa yang berada disekitarnya. Cara yang efektif untuk menerapkan disiplin pada anak adalah lakukanlah disiplin tersebut secara konsisten dan yakin dengan tindakan yang kita lakukan.

Hak Cipta oleh ©1999 Indonesia Interactive.Penyelenggara Web Site Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia

Putri saya lincah & sehat sekarang 2,6th, 92cm, berat 11,5kg (lahir 2.400 gr & 47cm).Keluhan saya mengapa dari waktu kecil dia tidak ngoceh, tengkurap umur 7bl, duduk 1th kurang seminggu, bisa jalan 18 bl. Sampai usia 2 th hanya bisa bicara mama, ayah,apa,apak (maksudnya bapak),aa,aong,mbah). Dan sekarangpun dia baru bisa bicara mama,ayah,kakak,uang,da da,buang,dedek,bawah dll. DAri membaca saya ketahui bahwa keterlambatan anak saya, berarti ada masalah diotak kirinya, maka saya jadi risau, apakah anak saya kelak waktu sekolah kecerdasannya setara dengan anak-anak seumurnya ? Saya selalu memberikan makanan yang bergizi kepada anak saya(tapi makannya suka di emut & lama). Kalau saya tanyakan kedokter anak, selalu dijawab"bu perjalanan mengasah kecerdasan anak ini masih panjang, jangan khawatir bu". Padahal saya tahu perkembangan anak saya dari awal kok serba terlambat TErima kasih Dikirim Tgl: 2002-06-26 11:39:12

Dear Rusma,Setiap anak tumbuh dan berkembang sesuai keunikannya sendiri. Tidak ada yg sama dalam proses kembangnya.Namun secara umum anak sudah mampu melakukan pengontrolan gerak kepala pada usia 6 bulan, dan mulai menegakkan kepala pd usia 3 bln tengkurap dan berguling pada usia 5 bulan, duduk sekitar usia 4 - 6 bulan, berdiri 7-9bulan, sedangkan berjalan 12-16 bulan. Pada usia 2 thn, anak sudah bisa melakukan percakapan dua-tiga kalimat, dan mulai bisa menggunakan kata2 sambung di,ke,dari. Jadi untuk mengoptimalkan kemapuan kognitif anak anda dapat dilakukan dgn cara;* membantu sikecil meningkatkan daya ingat dgn membacakan buku cerita dan memintanya membantu anda menceritakan kembali isi crita.* mengajak sikecil memperluas cakrawala berpikirnya dgn mengajaknya mengeksplorasi lingkungan disekitar rumah, misalnya ke kebun lalu tanyakan apa saja yg ada dikebun dan tanyakan artinya.* mengasah wawasan berpikir anak dgn menantangnya utk menemukan sebanyak mungkin fungsi dari benda2 yg ada disekitarnya melalui sudut pandang yg berbeda, misalnya : buku selain untuk dibaca juga dapat utk kipas2, dll.Untuk kemampuan bahasanya, bisa dgn mendorong anak agar mau mengekspresikan pikirannya secara verbal, hal ini dapat membuat anak menjadi terbuka hingga dewasa, sebagai orang tua juga harus biasa menggunakan tata bahasa yg baik dgn pengucapan yg benar sehingga anak yg memang belajar secara imitasi mampu mengembangkan kemampuan bahasanya dengan baik, hati2 dgn pengaruh media elektronik yg bisa 'mengajarkan' bahasa yg kurang baik bagi anak, jadi dampingi anak ketika menonton tv.Baik sekali tetap memberikan makanan yg bergizi pada anak, diemut juga tdk apa2 asalkan asupannya tetap baik. Namun anak harus dibiasakan makan dengan dikunyah, anda dapat mengajarkan dengan pura2 mengunyah sesuatu. Yang terpenting adalaha kesabaran dan keikhlasan anda dalam membantu anak melalui proses tumbuh kembangnya.

Semoga dapat membantu,Klinik Anakku Erwina YulianingsihDikirim Tgl: 2002-07-02 14:07:25

Rama, anak saya 7.5 Bl saat ini sudah bisa duduk dan mulai belajar maju dengan menggunakan lutut sambil tengkurap bila ingin meraih sesuatu, pertanyaan saya : 1. Bagaimana mengajarkan dia merangkak dengan benar dan usia berapa dia mulai bisa duduk sendiri (mengingat dia aktif sekali, tegak dan kuat bila duduk. 2. Mengapa kata-kata pertama yang keluar dari mulutnya sejak 2 minggu lalu adalah " papa, papa, iya, ngga " dan mengapa bukan mama ? Tks a lot and waiting your early reply. Dikirim Tgl: 2002-07-04 10:02:55

Dear Erwina, Tahap anak mulai merangkak ditandai dgn kuatnya anak menyanggah lehernya. Normalnya anak mulai belajar duduk bersamaan dgn keterampilanya berguling dan menegakkan kepala. Biasanya terjadi diusia sekitar 6 bln. Sekalipun kematangan kemampuan duduk setiap anak berbada, para ahli berpendapat

Page 11: Materi Kuliah Psi Perkembangan

hampir 90% anak dapat duduk tanpa ditopang setelah berusia diatas 8 bln. Ajaklah anak bermain sambil melatih gerakan lehernya ke atas dan kebawah, yaitu dgn menggerakkan mainan kesayangannya. kegiatan ini dpt memperkuat kekuatan lehernya yg berperan besar dalam menunjang perkembangan keseimbangan tubuh anak. Setelah anak dpt duduk, jangan hentikan rangsangan anda. letakkan mainan atau benda yg menarik sedikit berjarak didepannya. hal ini akan memotivasi anak utk meraihnya. Shingga anak akan mulai merangkak. Diusia anak anda, perkembangan bahasanya sudah mulai meningkat. seringkali anak mengguanakan kata2 "papa" atau "mama" tanpa bermaksud menunjukkan kata2 tsb ke anda atau ayahnya. Kemampuan bahasanya dimulai ketika dia sudah mulai memahami/menengok ketika namanya dipanggil. dia akan mencari arah suara tsb. biasakanlah menyebut diri anda dan suami dgn sebutan mama atau papa, krn dgn begitu anak mulai mengerti bahwa papa itu ayahnya atau mama itu ibunya. Memang, anak lebih cepat memanggil papa daripada mamanya...ini sudah umum sekali etrjadi dan masih dalam penelitian mengapa mama yg lebih intens bersama anak, malah ayahnya yg dipanggil duluan. Tentunya anda merasa sedikit dicuekin yah Bu....Tapi, jangan kesal dulu, kata orang2 tua dulu itu "sudah dari sananya". Jadi, bukan karena anak lebih memperhatikan papanya dan mengabaikan anda....anak juga belum memahami bahwa papa itu ditunjukkan utk ayahnya, terkadang panggilan itu dia anggap utk semua org dewasa disekitarnya....Jadi, bersabar yah Bu...Nanti juga dia akan membuat anda terkagum2 ketika anda dipanggil 'mama' dgn arti yg sebenarnya...... :-) dan jangan bosan memberi rangsangan untuk meningkatkan kemampuan anak ibu.

Salam hangat,Klinik Anakku

yth. dokter, anak saya skr usia 2.5 th, pr. sebenarnya anaknya aktif, cuman kalau dengan orang baru dia jadi pemalu dan membutuhkan waktu lama (4-5 jam) untuk berinteraksi. apakah dengan memasukkan dia ke play group bisa mengubah perilaku dia ? dan apakah usia dia cukup untuk menerima pendidikan formal ? berapakah usia ideal untuk tk/sd ? terima kasih Dikirim Tgl: 2002-07-04 10:00:38

Dear Anis,Pada usia 2-3 thn, anak sudah dapat berinteraksi dgn lingkungan di sekitarnya, namun reaksinya masih individual. Jadi ada yg butuh waktu lama untuk beradaptasi atau bahkan ada yg sangat mudah. Biasanya anak pemalu cenderung menghindari kontak sosial, menunjukkan sikap segan, ragu2, takut,tdk mudah percaya, dan kurang berani mengambil resiko. Penyebab pemalu banyak sekali, salah satunya adalah perasaan tdk aman, kurang percaya diri, dan sikap ortu yg over protective, terlalu sering dikritik,pola asuh yg tdk konsisten yaitu sebentar ketat, sebentar longgar, atau anak yg sering mendapatkan hukuman dari ortunya. Sifat ini juga dapat ditiru dari orang tuanya. anak adalah peniru yg baik lho Bu....Selama sifat pemalu ini masih dlm taraf wajar, tdk perlu cemas. Namun bila sudah terlihat mencemaskan, anda dapat memberi bimbingan pada anak agar bisa keluar dari sifat pemalunya. Untuk itu anda perlu memberikan pujian yg tulus atas perilaku anak, anda juga bisa mengajak anak berkunjung kerumah saudara atau tetangga yg memiliki anak hampir seumuran dgn anak anda, atau ke mall dimana anda bisa menunjukkan dan mengatakan bahwa ada byk anak seumuran dia yg sangat menyenangkan bila diajak bermain bersama. Pada dasrnya kendala terbesar adl konsep dirinya yg sdh terlanjur negatif, oleh krn itu anda harus menanamkan pemikiran positif ttg dirinya dan lingkungan sekitarnya. Bila sudah tdk dpt ditanggulangi, maka anda sebaiknya berkonsultasi ke Psikolog utk melihat sejauh mana bantuan yg bisa diberikan kpd anak anda.Memasukkan anak ke play group sebenarnya baik2 saja, selama anak tdk merasa terpaksa menjalaninya. Usia 3 - 5 thn adl usia ideal prasekolah. Dgn memasuki pre school,anak belajar berinteraksi dgn org lain. Namun, bila anak belum terlihat memilki hasrat utk sekolah formal sebaiknya jgn, karena anak akan merasa terpaksa dan menganggap bhw sekolah adalah hal yg tdk menyenangkan. karena, pada usia 2,5 thn, anak masih dalam fase bermain, jadi bila dimasukkan kedalam sekolah formal yg mengharuskan dia duduk, diam, dan memperhatikan guru, tentunya ia akan merasa tdk nyaman. Jadi lebih baik anak dimasukkan ke taman bermain, yg metodenya tidak terlalu formal dan lebih banyak mengajari anak dgn sarana permainan. setelah usia 5 thn barulah anak ideal memasuki SD, krn pada usia ini kematangan kognitif anak mulai berkembang baik, dan anak sudah mudah mengerti petunjuk dari org lain (guru). Untuk mengguagah minatnya terhadap belajar, anda bisa dgn mengajari anak pengenalan huruf2, dgn membacakan cerita atau mengajak anak mengeksploarasi lingkungan sekitarnya. Semoga ini dapat membantu yah Bu...............

Salam,Klinik Anakku

redaksi yth..anak Saya berusia 13 bulan..udah bisa jalan..udah bisa mengeluarkan satu dua buah kata..Saya ingin tau,berapa usia yang wajar untuk anak sudah bisa merangkai kalimat dengan baik, apa yang harus Saya lakukan agar perbendaharaan katanya bisa cepat bertambah,trim buat jawabanya Dikirim Tgl: 2002-07-02 14:08:16

Ibu Risma.... Perkembangan pemahaman anak nampak pesat ketika ia berusia kira2 12 bln,saat ia mulai memahami pernyataan sederhana, seperti "tidak" atau "jangan", setelah berusia sekitar 24 bln barulah anak dapat diberi instruksi ganda.Misalnya, "coba kamu kekamar ibu dan ambil sepatumu". Kesiapan belajar mengucapkan kata pertama yg bermakna, terjadi di usia 12 s/d 14 bulan. meskipun ucapannya tepat dan jelas, namun ketika ia mengucapkan kata 'papa' tak selalu 'ayah' yg dimaksudkannya. Seringkali kata itu mengacu kpd laki-laki dewasa. Yang dapat dilakukan orang tua untuk mengoptimalkan perkembangan bahasa anak : Doronglah si kecil agar mau mengekspresikan apa yg ada dalam pikirannya secara verbal. Pembiasaan ini bisa saja membuat si kecil terbuka pada anda hingga dewasa. Biasakanlah berkomunikasi dirumah dgn bahasa yg baik, dengan tata bahasa yg baik, alur yg runtun dan gaya bicara yg pas. Hati-hati pada pengaruh media, dampingi anak dalam menonton televisi dan batasi tayangan yg dapat memberi pengaruh buruk. Biasakanlah membacakan cerita ke pada anak, dan mintalah anak untuk menceritakan kembali isi cerita dgn gayanya. bila ada kata2 yg salah arti dan tempat, berilah petunjuk jgn langsung mengejeknya. Biasakan anak untuk mengeksplorasi semua yg ada sekelilingnya, misalnya ke kebun, dan ajarilah makna dari

Page 12: Materi Kuliah Psi Perkembangan

benda2 yg ada dikebun dgn bahasa yg mudah dimengerti anak.

Usia Kemampuan + 1thn Perbendaharaan bahasanya 10 kata + 15bln - 26 bln Perbendaharaan bahasanya 50 kata, menyebutkan hal2 yg berhubungan dgn bagian tubuh, mis : sakit perut, dll. + 2 thn Melakukan percakapan dgn dua-tiga kalimat. Masuk 3 thn Mulai dapat menggabungkan 2 kalimat berbeda, misalnya : "aku ambil boneka dan maun main diluar" > 3 thn Perbendaharaan bahasa 1000 kata dan 80% dari kata tsb dapat dipahami dgn baik.

Semoga dapat membantuKlinik Anakku

Saya seorang ibu dengan putra berumur 11 bulan. Anak saya tersebut sangat aktif. Setiap hari bermain ke sana kemari tanpa henti. Terus terang, saya jada khawatir kalau anak saya hiperaktif. Sebenarnya, bagaimana ciri2 anak hiperaktif? Apakah kalau dibiarkan saja anak saya bisa menjadi hiperaktif? karena ayahnya cenderung untuk membiarkan anak saya untuk bereksplorasi dengan dunia sekitar. Apakah ada tips2 untuk menghadapi anak yang sangat aktif dalam bermain atau memberikan mainan terhadap sang anak? Terima kasih. Dikirim Tgl: 2002-06-18 10:17:21

Dear Lisa,Anak hiperaktif sebenarnya bisa dikenali sejak bayi. (bandingkan anak / bayi anda dengan bayi lain yang seusianya) Bayi yang hiperaktif biasanya mempunyai tanda-tanda sebagai berikut :-Banyak bergerak (Menendang-nendang,melonjak-lonjak dan meronta), dibandingkan anak seusianya.-Baru tidur larut malam.-Apabila sudah terlelap, anak / bayi juga banyak bergerak, sehingga mungkin saja sering terjatuh dari tempat tidur.

Sering kali gerakan yang banyak ini juga sudah dirasakan sejak di dalam kandungan.Ibunya akan bercerita bahwa janinnya banyak bergerak dan menendang atau menyikut.Apabila anak sudah dapat berjalan, maka ia akan berlari-lari, tak dapat duduk tenang di kursi, sulit berkonsentrasi, cepat teralih perhatiannya, orang tua menyatakan bahwa anaknya pemberani, tak ada orang yang ditakuti dan juga tak takut bahaya.Gejala utama hiperaktif adalah :1. Inatensi : pemusatan perhatian yg kurang dan minim sekali. dapat dilihat dari kegagalannya memberikan perhatian secara utuh terhadap sesuatu. Anak tdk mampu mempetahankan konsentrasinya.2. Hiperaktif : perilaku tdk bisa diam, banyak bicara dan menimbulkan kegaduhan dan suara berisik3. impulsif : kesulitan anak untuk menunda respon. Ada semacam dorongan kuat utk mengatakan atau melakukan sesuatu secara tak terkendali. sisi lain dari impulsif adalah anak berpotensi tinggi utk melakukan aktivitas yg membahayakan diri dan orang lain. sangat pemberani. Gangguan diatas sudah ada dan menetap menjadi ciri2nya minimal 6 bulan dan terjadi sebelum anak berusia 7 thn.

Jadi, bila anak ibu memiliki ciri2 seperti diatas, sebaiknya konsultasikan kpd psikiater/psikolog, karena bila perilaku ini dibiarkan maka akan sangat mengganggu dikehidupannya mendatang.Memang tepat seperti yg dikatakan suami ibu, bahwa anak anda berada pada fase eksplorasi dan pegembangan kognitifnya.jadi, rasa ingin tahu yg dimiliki anak sangat besar. untuk mengimbanginya, anda tentunya harus memiliki energi ekstra, karena selain anak akan byk bergerak, tentunya anak akan memiliki suatu perasaan penasaran terhadap sesuatu. Anda dapat mebantunya dgn mendampinginya bermain, menjawab semua pertanyaan2nya dgn logis, memberikan larangan bila anak mulai main dgn hal yg berbahaya, namun dgn alasan yg dimengerti anak. Anak dapat diberikan mainan yg membutuhkan konsentrasinya, misalnya menyusun balok, membuat rumah2an, menyususun puzzle, dan usahakan anak menyelesaikan permainannya sampai selesai.Semoga keterangan singkat ini dapat membantu ibu.

Salam,Klinik Anakku

Anak saya 18 bulan 2 mgg, sejak berumur 14 bulan, mulai tidak mau makan. Sebelumnya dia sangat suka makan. Pada usia 13 bln B = 12,8 kg. Sekarang bBB = 11 kg. Saya perhatikan dia kalau makan apapun selalu di"lepeh". Dia suka sekali biskuit Regal, tapi itupun tdk pernah ditelan. Saya sdh coba banyak vitamin, memvariasikan jenis makanan, menciptakan suasana makan yg menyenangkan tapi tetap saja dia tdk mau makan. Sdh ditest paru-paru & pencernaannya, hasilnya tdk ada masalah. Saya sampai pernah mencoba memasukkan makanannya ke dlm botol susu yg lubang dotnya sdh dibesarkan, tapi setelah makanan itu masuk ke mulut langsung didorong keluar oleh lidahnya. Tapi untuk susu dan sari buah dia tidak ada masalah. Dia sehari minum 880 cc susu. Dia juga masih saya sediakan bubur tim saring. Krn saya pernah coba beri tim cincang, nasi lembek sampai nasi keras, semuanya di"lepeh" juga. Mungkinkah dia pernah mengalami trauma di tenggorokannya, shg dia tdk mau ada makanan apapun selain susu & sari buah ?? Tolong saya ibu/bapak psikiater/psikolog yg baik. Dikirim Tgl: 2002-06-08 10:14:00

Dear Lysta,Ada beberapa alasan penting kenapa anak malas makan, yaitu sariawan, radang tenggorokan, diare yg dpt menghambat nafsu makan, serta rasa mual. Hal pertama yg bisa diperhatikan adalah masalah fisik yg menyangkut kesehatan anak yg dapat segera ditanggulangi. Bisa jadi anak anda pernah mengalami trauma ketika menelan sesuatu, jadi dia memiliki pengalaman yg tidak menyenangkan ketika harus menelan makanan yg agak keras. Repot juga yah Bu bila semua makanan yg diberikan dilepehnya, tapi jgn berkecil hati. Pada usia 1 sampai 2 thn anak mulai menunjukkan kekeras kepalaannya, mulai membangkang dan senang sekali mengucapkan tidak atau melakukan hal2 yg berlawanan dengan anda atau pengasuhnya. dengan membangkang anak sedang melatih kemandiriannya serta menguji otoritas anda. hal ini dilakukan krn anak ingin menunjukkan bahwa ia kini menjadi individu yg terpisah dari orang tuanya. kedengarannya aneh yah Bu....kok anak sekecil itu sudah tau konsep individu yah ? namun begitulah kenyataannya. Namun yg perlu anda ingat bahwa penolakan yg dilakukan adalah

Page 13: Materi Kuliah Psi Perkembangan

bukan penolakan terhadap anda namun anak sedang berasa pada fase negativistik, fase ini adalh fase penting dalam pembentukan ekspresi diri dan merupakan dasar bagi pembentukan ego (keakuan) serta langkah penting dalam membentuk kepribadiannya. Selain fase negativistik tadi, anak yg tertekan juga akan sulit makan, jadi curahkanlah perhatian anda kpdnya sehiungga anak merasa dicintai Hal pertama yg dpt anda lakukanketika anak menolak makan adl, bersikap rileks dan peka menghadapi penolakan anak. fokuskan perhatian pada masalahnya terlebih dahulu, masalah gangguan fisik atau emosional (trauma). lalu cari solusi pemecahannya. anda tdk perlu tergesa2 memberinya makan, sikap sabar sangat membantu, krn bila anda memaksa anak akan semakin keras menolaknya krn egonya merasa terganggu. Cobalah sajikan makanan dalam bentuk kecil, sehingga anak tidak merasa 'ngeri'. berikanlah peralatan makanannya sendiri, sambil anda mendukung dan mengakrabkannya klembali dgn makanan. jika masalah makan ini diiringi muntah dan penurunan berat badan, segera hubungi dokter.

Salam hangat,Klinik Anakku

Topik: Belajar Rini Siska YantiDikirim Tgl: 2002-05-30 14:57:57

Putri saya (4,9 th) saat ini di TK A. Sejak umur 3 th sudah di Play Group. Tapi sampai saat ini anak saya belum bisa menulis angka 1-10 dan belum hapal semua abjad (hanya bisa beberapa angka & huruf saja). Padahal selain sekolah, dia juga ikut les privat. Yang ingin saya tanyakan : 1. Termasuk anak yang terlambatkah perkembangan anak saya? 2. Pola belajar yang bagaimana yang harus saya ajarkan supaya anak saya pintar? 3. Anak saya termasuk anak yang cepat lupa dan tidak bisa berkonsentrasi. Thanks atas jawabannya. Dikirim Tgl: 2002-06-08 10:14:50

Dear Rini,Kesiapana anak dalam melalui tingkat pendidikannya bisa dilihat dari kematangan usia dan kematangan intelektualnya, dan juga hasratnya dalam menerima pelajaran.Bila anak belum memiliki keinginan untuk belajar tentunya sulit memberikan pelajaran kepadanya. Hasrat anak dalam belajar bisa dilihat dari ketertarikan anak pada buku baik hanya melihat gambar atau keinginannya untuk atau apa yg tertulis pada buku itu. Atau ketika anak dimasukkan kesekolah, anak tidak terlihat tertekan dan merasa senang. Usia 4-5 tahun dikenal dgn usia prasekolah. ditandai dengan perluasan pergaulan dan kegiatan bermain. anak mulai mengembangkan kemampuan intelektualnya dengan kegiatan bermain. Jadi bila anak dipaksa untuk selalu tetap belajar dgn memberikan byk les privat kpdnya tentunya anak akan merasa tertekan dan akhirnya apa yg diajarkan oleh guru tdk dapat ditangkap dengan baik.Perkembangan anak anda sepertinya tidak terlalu terlambat, tp memang ada beberapa anak yg mudah menerima pelajaran ada yg sulit. Tugas anda adalah memberikan dorongan dan semangat pada anak untuk mempelajari pelajarannya, berilah dia pujian bila dia berhasil mengahfal 10 abjad misalnya. kemudia dilanjutkan dgn pengenalan abjad lainnya. Jangan menggantungkan semua keberhasilan anak kpd gurunya, namun anda juga harus bisa menjadikan suasana belajar dirumah menyenangkan. anda bisa memberikan mainan berupa bentuk2 abjad atau angka dengan warna2 menarik. atau ketika anda jalan2, anda bisa memperkenalkan nama benda dengan mengeja hurufnya. ciptakan suasana seenak mungkin, sehingga anak merasa tidak mendapat tekanan dalam belajar. Untuk angka pada usia 4 thn anak sudah akan mampu menghitung sampai 39, namun anak baru melihat angka sebagai objek bukan konsep angkanya. Untuk melatih konsentrasinya, anak dapat dilatih dengan membacakannya sebuah cerita dan menanyakan kembali isi cerita yg anda bacakan. bila ia tidak ingat, bantulah anak mengingat, jgn dimarahi. atau ajaklah anak anda bermain puzzle dan jgn biarkan anak anda meninggalkan puzzlenya bila ia belum selesai. atau untuk pastinya anda bisa membawa anak anda ke psikolog anak untuk melihat IQ, kesiapan anak dalam belajar, bakat dan minatnya. dengan begini anda dapat mengambil tindakan selanjutnya.

Salam,Klinik Anakku

Anak Kurang Bergaul dan JahilDi sekolah, si kecil enggan bergaul dan memonopoli permainan. Ia juga seringkali jahil, mengganggu teman.

Ada pendapat yang menyatakan bahwa dunia anak-anak adalah dunia yang sulit, karena pada masa inilah nilai-nilai mulai ditanamkan. Beberapa ahli mengatakan, pada usia ini masa egosentris sedang dialami oleh anak. Pada masa ini, mereka menjadi pusat bagi lingkunagnnya. Bila mempunyai benda-benda, mereka secara tgas memisahkan miliknya sengan milik orang lain. Misalnya saja, ini buku si A, itu kucing si B, dan sebagainya. Hal ini dapat berlanjut ke usia selanjutnya bila mereka tidak diajarkan untuk berbagi atau bertnggang rasa.

Memonopoli setiap permainan, bukanlah masalah besar, bila usia anak baru 4 tahun. Karena pada usia ini, masih tersisa masa egosentrisnya. Sayangnya, lingkungan seringkali kurang memberi peluaang bagi anak untuk belajar berbagi rasa atau bersosialisasi dengan teman sebayanya, sehingga sifat egosentris si kecil makin menjadi. Hal ini sering dialami oleh cucu pertama dan anak bungsu. Mereka sering menjadi pusat pemanjaan.

Perbedaan penerapan disiplin antara orangtua dan kakaek atau anggota keluarga lainnya, misalnya, tentu saja berpengaruh buruk pada anak.Anak berusia 4 tahun belum memahami nilai benar atau salah. Pengetahuan tentang mana yang benar dan yang salah merupkan suatu proses yang berlangsung terus menerus. Pada orang dewasa saja, kekeliruan dapat terjadi, terutama dalam lingkungan yang berbeda. Bagi anak, taman kanak-kanan merupakan masyarakat baru. Aturan-aturan yang berlaku di TK berbeda dengan di rumah. Karena itu, ia perlu memahami tata cara atau norma yang berlaku di TK. Tentu saja ini perlu waktu.

Perilaku jahil yang sering ia lakukan anak memang tidak selalu menimbulkan protes dari orang tua murid lain. Hal itu mungkin saja terjadi, karena mereka mengerti bahwa sikap jahil yang dilakukan anak masih dalam taraf wajar. Karena, jahil kadang-kadang juga merupakan bentuk komunikasi di antara anak. Mereka melakukan kontak hubungan dengan cara jahil, karena komunikasi memang tidak harus dalam bentuk sikap bermanis-manis dengan

Page 14: Materi Kuliah Psi Perkembangan

yang lain. Berdebat dan saling berteriak, misalnya, merupakan salah satu cara untuk berkomunikasi. Yang perlu dicegah adalah perkelahian atau beradu fisik.

Selalu memantau dan was-was tentang apa yang akan dilakukan oleh anak, tentu melelahkan. Dibutuhkan sikap santai dalam menghadapi anak, meski bukan berarti melepaskan tanggung jawab pada keselamatan dan perkembangan fisik dan mental anak. Dalam hal ini, ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orangtua.

Energi anak sangat besar, sehingga mereka lebih cnderung bergerak. Usahakan agar anak membuang energinya untuk hal-hal yang positif, seperti berenang. Buatkan ajdwal kapan ia harus berenang sehingga dapat bertemu dengan teman sebaya. Pertemuan dengan teman sebaya akan membuat anak belajar bergaul dan disiplin. Ia dapat belajar bahwa masyarakat mempunyai aturannya masing-masing.Jika anak berminat di bidang seni, ikut sertakan ia belajar bersosialisasi karena ia harus mengikuti tata cara kelompoknya.Kesibukan di rumah seperti membereskan kamarnya sendiri, meletakkan alat-alat permainan, alat sekolahnya sendiri, merupakan aktivitas yang mengajarkan disiplin dan tata tertib. Hal ini perlu dilakukan dengan perjanjian bersama antara orang tua dengan anggota keluarga lainnya. Ajarkan pula membedakan barang miliknya dan barang orang lain. Jangan mengambil atau meminjam barang yang bukan miliknya tanpa persetujuan yang punya.Ajak anak untuk membantu atau terlibat dengan kegiataan yang berhubungan dengan saudaranya seperti membantu mengambilkan atau memilihkan baju adik setiap adik selesai mandi, dan bermain dengan adik dengan pengawasan. Ini juga untuk melatih sosialisasi dan tenggang rasa terhadap anak yang lebih kecil.Ajarkan pada anak untuk meminta maaf apabila ia berbuat salah. Tetapi jangan lupa menjelaskan letak kesalahannya. Ini juga berlaku untuk kesalahan yang tidak disengaja. Sikap seperti ini harus dicontohkan oleh orang tua. Bila orang tua melakukan kesalahan terhadap orang tua. Bila orang tua melakukan kesalahan terhadap anak, ia juga harus meminta maaf kepad anak. Dengan demikian anak terbiasa menghargai perasaan orang lain. Sediakan buku bacan anak-anak yang berisi ajaran moral dan kebahagiaan. Bila anak belum dapat membaca, orang tua dapat membacakan untuk anak.

Dari Berbagai Sumber

Masa-Masa Penting Pertumbuhan Anakoleh: Emmy Soekresno, S.Pd.

Anak adalah aset bagi orang tua dan di tangan orangtualah anak-anak tumbuh dan menemukan jalan-jalannya. Saat si kecil tumbuh dan berkembang, ia begitu lincah dan memikat. Anda begitu mencintai dan bangga kepadanya. Namun mungkin banyak dari kita para orangtua yang belum menyadari bahwa sesungguhnya dalam diri si kecil terjadi perkembangan potensi yang kelak akan berharga sebagai sumber daya manusia.<O:P Dalam lima tahun pertama yang disebut پeThe Golden Yearsپf , seorang anak mempunyai potensi yang sangat besar untuk berkembang. Pada usia ini 90% dari fisik otak anak sudah terbentuk. Karena itu, di masa-masa inilah anak-anak seyogyanya mulai diarahkan. Karena saat-saat keemasan ini tidak akan terjadi dua kali, sebagai orang tua yang proaktif kita harus memperhatikan benar hal-hal yang berkenaan dengan perkembangan sang buah hati, amanah Allah.<O:P Urgensi mendidik anak sejak dini juga banyak disebutkan dalam Al Qur'an dan Al Hadits antara lain :<O:P @پ1. Terjemahan QS. At Tahrim (66) ayat 6<O:P</O:P "Hai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang..."<O:P</O:P Memelihara, menurut sayyidina Ali: didik dan ajarilah, sedangkan menurut sayyidina Umar: melarang mereka dari apa yang dilarang Allah dan memerintahkan mereka apayang diperintahkan Allah.<O:P </O:P2. Terjemahan Al Hadits<O:P</O:P "Setiap yang dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanya yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani, atau Majusi".<O:P</O:P Hadits: seorang bayi mengencingi Rasulullah.<O:P</O:P Di dalam buku "Pendidikan Anak Dalam Islam" karangan Abdullah Nashih Ulwan disebutkan bahwa Rasulullah SAW sangat memperhatikan tentang 7 (tujuh) segi dalam mendidik anak, yaitu :<O:P </O:P1. Segi Keimanan<O:P</O:P - menanamkan prinsip ketauhidan, mengokohkan fondasiiman ;<O:P</O:P - mencari teman yang baik ;<O:P</O:P - memperhatikan kegiatan anak.<O:P</O:P 2. Segi Moral<O:P</O:P - kejujuran, tidak munafik ; - menjaga lisan dan berakhlak mulia<O:P</O:P 3. Segi Mental dan Intelektual<O:P</O:P - mempelajari fardhu 'ain dan fardhu kifayah ;<O:P</O:P - mempelajari sejarah Islam ;<O:P</O:P - menyenangi bacaan bermutu yang dapat meningkatkan kualitas diri ;<O:P</O:P - menjaga diri dari hal-hal yang merusak jiwa dan akal<O:P</O:P

Page 15: Materi Kuliah Psi Perkembangan

4. Segi Jasmani<O:P</O:P - diberi nafkah wajib, kebutuhan dasar anak seperti makanan, tempat tinggal, kesehatan, pakaian danpendidikan ;<O:P</O:P - latihan jasmani, berolahraga, menunggang kuda, berenang, memanah, dll ;<O:P</O:P - menghindarkan dari kebiasaan yang merusak jasmani<O:P</O:P 5. Segi Psikologis<O:P</O:P - gejala malu, takut, minder, manja, egois dan pemarah<O:P</O:P 6. Segi Sosial- menunaikan hak orang lain dan setiap yang berhak dalam kehidupan ;- etika sosial anak7. Segi Spiritual- Allah selamanya mendengar bisikan dan pembicaraan, melihat setiap gerak-geriknya dan mengetahui apa yang dirahasiakan ;- memperhatikan khusu', taqwa dan ibadahJika begitu banyak yang harus kita ajarkan pada anak, kapan waktu terbaik untuk memulai pendidikan kepadabuah hati ?Simaklah beberapa hasil penelitian baru berikut ini :1. Fakta tentang otak :a. Saat lahir, bayi punya 100 miliar sel otak yang belum tersambung. Pada usia 0-3 tahun terdapat 1000 triliun koneksi (sambungan antarsel). Pada saat inilah anak-anak bisa mulai diperkenalkan berbagai hal dengan cara mengulang-ulang :- memperdengarkan bacaan Al Qur' an ;- Bahasa Asing seperti bahasa Inggris ;- memperkenalkan nama-nama benda dengan cara bermaindan menunjukkan gambar ;- memperkenalkan warna dengan menunjukkan kepadanya dalam bentuk benda yang dia kenal, warna-warna cerah di kamarnya dan gambar ;- memperkenalkan aroma buah melalui buku ;- membacakan cerita atau dongengPada usia 6 tahun, koneksi yang terus diulang (mengalami pengulangan - pengulangan) akanMenjadi permanen. Sedangkan koneksi yang tidak digunakan akan dipangkas alias dibuang.Oleh karenanya, usia sebelum 6 tahun adalah saat yang tepat untuk mengoptimalkan dayaSerap otak anak agar tidak terpangkas percuma.b. Otak yang belum matang rentan terhadap trauma, baik terhadap ucapan yang keras maupun tindakan yang menyakitkan. Susunan otak terbentuk dari pengalaman. Jika pengalaman anak takut dan stress, maka respons otak terhadap dua hal itulah yang akan menjadi arsitek otak sehingga dapat merubah struktur fisik otak. Itulah mengapa kita harus menghindarkan diri dari memarahi anak atau memukulnya. Jika anak kita melakukan kesalahan atau melakukan sesuatu yang tidak sopan, sebaiknyalah kita mulai mengajarkannya mana yang betul dan sopan santun dengan cara yang arif serta penuh kesabaran. Kita dapat mencontoh bagaimana Rasulullah saw. Bersikap sangat penuh kasih sayang terhadap anak-anak.c. Otak terdiri dari dua belahan yaitu kanan dan kiri yang memiliki fungsi yang berbeda namun saling mendukung.- Pekerjaan otak kiri berhubungan dengan fungsi verbal, temporal, logis, analitis, rasional serta kegiatan berpola.- Pekerjaan otak kanan berhubungan dengan fungsi kreatif dan kemampuan bekerja dengan gambaran (visual) dan berfikir intuitif, abstrak dan non-verbal serta kemampuan taktil/motorik halus pada tangan, termasuk pembentukan akhlak dan moral.Sistem pendidikan kita maupun ilmu pengetahuan pada umumnya cenderung kurang memperhatikan kepandaian yang tak terucapkan. Jadi, masyarakat modern cenderung menganaktirikan belahan otak kanan.Menurut Bob Eberle, seorang ahli pendidikan, "prestasi pikiran manusia memerlukan kerja yang terpadu antara belahan kiri dan otak kanan". Kalau tujuan kita adalah mengembangkan pribadi yang sehat dan jika kita ingin menumbuhkan kreativitas secara penuh, maka diperlukan pengajaran untuk menuju keseimbangan antara fungsi kedua belahan otak itu.2. Fakta tentang stressa. Anak yang mengalami stress pada usia kritis 0-3 tahun akan menjadi anak yang hiperaktif, cemas danbertingkah laku seenaknya.b. Anak dari lingkungan stress tinggi mengalami kesulitan konsentrasi dan kendali diri.c. Cara orang tua berinteraksi dengan anak di awal kehidupan akan membuat dampak pada perkembangan emosional, kemampuan belajar dan bagaimana berfungsi di kehidupan yang akan datang.3. Ciri-ciri anak pada milenium kedua :- mampu berpikir cepat ;- mampu beradaptasi dengan cepat dan benar ;- memiliki keimanan kuat sebagai filter ;- menguasai bahasa dunia ;- mampu menyelesaikan masalah dengan cepat ;- orang tua mempunyai 7 kebiasaan efektif.

Page 16: Materi Kuliah Psi Perkembangan

Dilihat dari berbagai hasil penelitian di atas dapat diperoleh gambaran tentang waktu terbaik dalam memulai mendidik anak yaitu sedini mungkin. Juga bagaimana seharusnya sikap kita dalam menghadapi anak agar otaknya tidak mengalami trauma, serta dapat lebih meyakinkan kita lagi sebagai orang tua untuk terus menerus menambah ilmu agar dapat membantu anak mengembangkan potensi dirinya secara maksimal.Satu pesan sederhana dalam mendidik anak, yang mungkin belum kita sadari sepenuhnya. Betapa banyak yang dapat kita ajarkan kepada anak kita tiap hari, hanya dengan berada di dekatnya. Dengan mengasuh, bermain dan bercakap-cakap dengan bayi kita yang mungil, kita bisa menjadi guru pertama bagi si kecil. Jangan lupa anak tumbuh dan berkembang sangat pesat, pakailah prinsip پe it's now or never پe (kalau tidak sekarang berarti tidak sama sekali) dalam mendidik anak.Wallahu a'lam bi showwab.Ya Allah berikanlah berkat dan kemampuan kepada kami untuk mendidik, merawat dan mengasuh anak-anak kami. Amiin.Disampaikan padaSEMINAR HARI ANAK NASIONALJumat 28 Juli 2000Auditorium Gedung B Lantai 2, Departemen Keuangan.Jalan DR. Wahidin, Jakarta Pusat.

Meningkatkan Kecerdasan Anak Balita dengan Cepat dan Pasti !Tips Ampuh untuk Orangtua yang Keduanya Bekerja

oleh : Taufan Surana

Jika anda masih ingat dengan hasil penelitian terbaru yang dimuatdi website www.balitacerdas.com, disitu ditulis :"TIGA TAHUN PERTAMA dalam kehidupan anak merupakanmasa yang paling sensitif, yang akan SANGAT MENENTUKAN

Page 17: Materi Kuliah Psi Perkembangan

perkembangan otak dan kehidupannya di masa mendatang."

Mengapa begitu ?

Bagian TERPENTING tubuh kita, yaitu OTAK, tumbuh dengansangat pesat pada awal kehidupan, dan akan mencapai 70-80%pada 3 TAHUN PERTAMA !

Bayangkan ! Otak yang begitu penting ini ternyata sebagian besarditentukan pada awal kehidupan kita.

Saya sempat SHOCK membaca hasil penelitian ini !

Artinya, jika anda menginginkan anak anda tumbuh dengan kondisiyang TERBAIK, maka anda harus menginvestasikan waktu danapapun pada 3 tahun pertama ini, lebih dari waktu yang lain.

Jika anda mengabaikan begitu saja rentang waktu 3 tahun pertamaini, maka anak anda tidak akan berkembang dengan maksimal,dan anak anda akan menjadi anak yang biasa-biasa saja.

Apakah itu yang anda inginkan ? Tentu saja tidak !

Jika kita sebagai orangtua bisa melakukan yang terbaik bagi anak,maka itulah KEWAJIBAN kita untuk memberikan HAK anak kita.Di buku berbahasa Jepang yang berjudul "Anak Cerdas denganIQ 200 Ditentukan oleh IBUNYA", dicantumkan hasil interviewterhadap banyak sekali ibu yang berhasil mendidik anaknyamenjadi sangat cerdas sekali.

Intinya, peran ibu yang BENAR pada 3 TAHUN PERTAMA akansangat menentukan kecerdasan anaknya.

Maksud kata yang "BENAR" disini, tidak ada hubungannya apakahsang ibu tersebut bekerja ataukah sebagai ibu rumah tanggasecara full-time.

Disini saya akan sampaikan TIPS yang sangat AMPUH yangHARUS dilakukan oleh ibu, terutama ibu yang bekerja karenawaktu bersama dengan anak sangat terbatas.

Tetapi sebenarnya juga perlu diperhatikan oleh ibu rumah tanggayang full-time, karena biasanya, karena merasa punya waktubanyak dengan anak, tetapi justru tidak segera dilakukandengan konsisten.

Apa saja tips tersebut ?

PERTAMA,

Berikan waktu 1 JAM KHUSUS setiap harinya, tanpa bolehdiganggu gugat oleh kegiatan lain, untuk anak anda untukberinteraksi dengan kegiatan yang efektif bagi perkembangankecerdasannya.Untuk memberikan gambaran yang nyata, saya terjemahkansaja garis besar salah satu hasil wawancara di buku yangsaya sebutkan diatas tadi.

Seorang ibu yang sekaligus wanita karir yang bernama Sakaneberhasil mendidik anaknya, Akio (3 th 5 bln) mencapai IQ 198.(catatan : IQ rata-rata anak pada umumnya adalah 90 s.d. 109).

Sebagai seorang wanita karir, Ms. Sakane terpaksa harus menitipkanAkio di TPA (Tempat Penitipan Anak) sejak usia 3 bulan, dari pagidan dijemput jam 5:30 sore. Tiba di rumah biasanya sekitar jam 6 lebih.Setelah itu, sebelum menyiapkan makan malam pada jam 7:30,Ms. Sakane memberikan WAKTU KHUSUS selama 1 JAM kepadaAkio untuk melakukan program pendidikan anak.

Ms. Sakane bercerita :-----------"Karena saya bekerja, waktu 30 MENIT sebelum membawa Akio keTPA dan 1 JAM setelah pulang ke rumah merupakan waktu yangSANGAT BERHARGA. Waktu 1 jam ini, jika saya melakukan hal-hallain yang bermacam-macam akan menjadi waktu yang hilang begitusaja. Tetapi waktu 1 jam ini saya tentukan khusus untuk Akio, tanpamelakukan hal lain apapun juga.

Page 18: Materi Kuliah Psi Perkembangan

Saya gunting gambar-gambar binatang dan gambar yang menariklainnya dari buku/majalah, kemudian saya buat kartu bergambardan saya tunjukkan kepada Akio satu-per-satu.

Pada awalnya saya berpikir, apakah ada artinya saya mengajarkanhal-hal kecil ini. Tapi, karena saya pernah mendengar bahwa hal inisangat baik untuk "olah raga" otak, maka saya teruskan juga.Anak saya sepertinya sangat senang sekali melihat gambar yangberubah dengan cepat dan terus-menerus, dia melihatnya dengansungguh-sungguh. Pada awalnya saya khawatir apakah hal ini adahasilnya, tetapi begitu Akio mulai bisa bicara, saya menjadi yakindan berpikir, " Oo.. ternyata dia mengerti !".

Setelah itu saya perkenalkan dengan "DOTS CARD" (kartu untukbelajar berhitung), dan menjadi mahir berhitung tambah-kurang-kali-bagi.Sekarang Akio sudah mulai bisa perhitungan "akar" dan persamaantingkat tinggi. Sayapun menjadi bangga kepada diri saya sendiri.Sekarang, jika saya pulang, dia langsung membawa dots card danberkata, "Mainan ini yoook...."----------

Dari situ kita bisa melihat bahwa jika waktu yang sebentar itu hanyauntuk bermain yang tidak jelas, maka waktu tersebut akan hilangbegitu saja. Dengan hal-hal seperti diatas, akan besar sekali manfaatyang diperoleh oleh anak kita.

Pengalaman saya sendiri, setelah beberapa bulan menerapkan halyg sama kepada kedua anak saya, Rihan (4 th) dan Afi (1 th 4 bln),hasilnya cukup mulai kelihatan.

Rihan sudah sangat lancar membaca Bahasa Jepang (huruf Hiraganadan Katakana) sejak usia 3 tahun. Untuk Bahasa Indonesia, danBahasa Inggris, kelihatan berkembang dengan lebih baik berkatpenerapan kartu bergambar tersebut (istilah populer dalam pendidikananak adalah FLASH CARD).

Sedangkan Afi, walaupun belum bisa berbicara, sudah kelihatansekali senang dengan huruf dan buku. Bangun tidur pagi, diabiasanya langsung mengambil bukunya untuk minta dibacakanataupun dia lihat-lihat sendiri. Kelihatan sangat lucu sekali melihatanak seusia Afi "membaca" buku sendiri sambil kadang-kadangmengeluarkan suara yang bermacam-macam :)

Jadi, jika anda belum melakukan hal yang sama,SEGERA anda lakukan permainan ini kepada anak anda. CukupHANYA 1 JAM sehari, tetapi pengaruhnya sangat luar biasa.....dan ini sudah TERBUKTI !

Di buku yg saya sebutkan di atas dikatakan bahwa saat ini diJepang sedang terjadi "REVOLUSI SECARA DIAM-DIAM" dalampembelajaran anak usia dini ( 0 s.d. 3 Tahun ).

Dan sayapun merasakannya dengan melihat semakin banyaknyamasalah pembelajaran usia dini dibahas di media massa.Selain itu, di grup 4 tahun 'sekolah'-nya Rihan (selevel TK A diIndonesia (?)), semuanya sudah lancar membaca.

Jika kita tidak segera melakukan hal yang sama kepada anak-anakkita, akan semakin tertinggallah bangsa kita ini !

Marilah kita ikut mencerdaskan generasi masa depan kita dengandimulai dari keluarga kita sendiri.

Tips yang KEDUA,

Untuk para orangtua yang bekerja, anda perlu MEMONITOR danmemberikan PENGARAHAN yang benar kepada babysitter atausiapa saja yang mengasuh anak anda tentang kegiatan yang perludilakukan oleh anak anda selama anda tidak di rumah.

Buatlah DAFTAR KEGIATAN anak anda dengan jelas, sehinggababysitter anda tahu apa yang harus dilakukan setiap harinyadalam hal kegiatan yang mampu memberikan stimulasi padaperkembangan kecerdasan anak, baik kecerdasan intelektual,emosi maupun perkembangan fisik dan sosialnya.

Jangan sampai babysitter anda hanya bertugas menjaga SAJA,tanpa memberikan stimulasi-stimulasi yang sangat diperlukan

Page 19: Materi Kuliah Psi Perkembangan

oleh anak anda.

Akan sangat kasihan sekali anak anda nantinya, jikalingkungannya di masa yang sangat haus akan stimulasi initernyata tidak memberikan HAK-nya yang akan menjadi HARTAyang PALING BERHARGA di masa depan.

Cara yang pernah kami lakukan ternyata SANGAT EFEKTIF danMUDAH diikuti oleh babysitter kami dulu. Sayangnya, carapembuatan daftar tersebut tidak bisa dijelaskan dengan baikmelalui newsletter ini, karena diperlukan gambar tabel kegiatan.

Jika anda mempunyai eBook "3 Tahun Pertama yang Menentukan",saya anjurkan sekali untuk segera menerapkan cara kami tersebut,seperti yang dijelaskan di bagian "Memilih Pengasuh Anak yangBerkualitas", yang merupakan salah satu dari "10 TindakanPenting untuk Merangsang Perkembangan Otak Anak".

Jika anda belum punya eBook "3 Tahun Pertama yang Menentukan",saya anjurkan sekali untuk SEGERA mendapatkannya, karenainformasi yang tersedia SANGAT PENTING untuk diterapkan demimasa depan anak anda.

Ingatlah selalu, waktu terpenting dalam kehidupan anak anda terusberjalan dengan cepat.

IT'S NOW OR NEVER !

Selamat menerapkan tips diatas dengan KONSISTEN setiap harinya.

Anak Anda Agresif ?oleh : Taufan Surana@پJika anda mempunyai buah hati berusia 2 s.d. 3 tahun, anda mungkinsering dibikin pusing karena anak anda agresif, suka memukul,menggigit atau jenis kekerasan yang lain.@پAnda mungkin sedikit shock jika saya katakan bahwa perilaku agresifanak anda itu adalah perilaku NORMAL dalam perkembangan anak.@پMengapa ?@پ

Page 20: Materi Kuliah Psi Perkembangan

Usia 2 s.d. 3 tahunan bisa dikatakan sebagai usia transisi awal padaperkembangan anak, dimana anak sedang mengalami keinginan yangsangat besar untuk menjadi mandiri.@پDilain pihak, kemampuan bahasa anak masih belum mencapai tahapyang cukup untuk bisa berkomunikasi dengan sempurna.@پGap terhadap kedua kemampuan yang sedang berkembang ini akan'dilepaskan' oleh anak dalam bentuk tindakan fisik seperti bertindakagresif dan sejenisnya. Memang hanya itulah cara yang paling mudahdilakukan oleh anak untuk mengungkapkan emosinya.@پUntuk itu, sebagai orangtua kita HARUS memahami bahwa sikapagresif seperti memukul atau menggigit pada level tertentu adalahsangat normal, karena anak masih terfokus pada pemikiran 'SAYA'atau 'MILIK SAYA'.@پDengan mengetahui apa yang sedang terjadi pada diri anak anda ini,andapun menjadi lebih tenang dan tidak perlu terlalu khawatir melihatperilaku agresif anak anda (tentunya perilaku agresif yang tidak terlalukelewatan).@پJadi, jangan sampai perilaku agresif anak anda membuat anda menjadipanik, yang berakibat pada perlakuan kekerasan anda terhadap anak.@پINGAT !Kemampuan anda untuk mengendalikan emosi/rasa marah andamerupakan LANGKAH PERTAMA yang akan menentukan apakah andaakan bisa mengendalikan anak anda atau tidak.@پBagaimana mungkin anda meminta anak anda tidak boleh memukuldengan cara anda memukulnya. Padahal anak seusia ini melakukansegala sesuatunya dengan cara MENIRU lingkungannya.Iya 'kan... ?@پYang penting dan harus selalu diingat, anda harus selalu menasehati anakanda bahwa perilaku agresif tersebut tidak baik dan tidak dapat andaterima. Selain itu, anda harus membantu anak anda dengan menunjukkancara lain untuk mengungkapkan perasaan atau emosi anak.@پAnda setuju dengan saya tentang hal diatas ?@پSaya tahu, anda masih memendam sebuah pertanyaan besar, yaitu :gLangkah kongkret seperti apa yang bisa saya lakukan untuk menasehatiپataupun menunjukkan cara pengungkapan emosi anak ?پh@پAda beberapa hal yang telah kami terapkan dengan hasil yang cukup efektif.<O:P</O:P <O:P</O:P 1. Peringatan Awal/Dini dan Batasan yang Jelas<O:P</O:P <O:P</O:P g3 Tahunپ h. Mungkin begitu komentar langsung dari anda yang telah membaca eBookپ! c itu lagiپgHhmmmپ

Pertama yang Menentukanپh.<O:P</O:P <O:P</O:P BETUL !<O:P</O:P Dari pengalaman saya, cara inilah yang PALING EFEKTIF untuk mengendalikan dan mencegah perilaku anak sebelum dia terlanjur melakukan tindakan agresif.<O:P</O:P <O:P</O:P Dengan peringatan awal ini, anak menjadi tahu dan siap secara mental terhadap apa yang akan terjadi jika dia berbuat sesuatu yang diluar batasan yang telah anda tetapkan.<O:P</O:P <O:P</O:P --------<O:P</O:P Catatan :<O:P</O:P Keterangan lebih detail tentang Peringatan Awal ini dapat anda baca di eBook 3 Tahun Pertama yg Menentukan.<O:P</O:P --------<O:P</O:P <O:P</O:P Anda harus dengan JELAS dan SINGKAT menyampaikan kepada anak anda hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukannya di setiap kegiatan/permainan bersama dengan orang lain.<O:P</O:P <O:P</O:P Dan yang penting, anda harus secara KONSISTEN menjalankan apa yang telah anda sampaikan kepada anak anda.<O:P</O:P <O:P</O:P

Page 21: Materi Kuliah Psi Perkembangan

Misalnya, jika anak anda senang bermain mandi bola di taman bermain, sebelum anak anda mulai bermain, anda bisa mengatakan bahwa dia boleh bermain dengan teman-temannya, tetapi jika melemparkan bolanya ke anak lain, maka dia akan segera diminta berhenti.<O:P</O:P <O:P</O:P Jika ternyata anak anda kelihatan agresif dengan melemparkan bola ke anak lain, maka anda harus SEGERA membawa anak anda keluar dari tempat mandi bola tersebut.<O:P</O:P <O:P</O:P JANGAN ditunggu sampai dia melakukannya 2 atau 3 kali, baru anda bereaksi !<O:P</O:P <O:P</O:P Anak anda perlu tahu SEGERA bahwa tindakannya tidak bisa anda terima, dan apa yang anda katakan sebelumnya memang berlaku.<O:P</O:P <O:P</O:P 2. Cooling-Down<O:P</O:P <O:P</O:P Cooling-down disini pada dasarnya hampir sama dengan time-out yang telah dibahas di edisi beberapa bulan yang lalu.<O:P</O:P <O:P</O:P Untuk contoh mandi bola diatas, begitu anak anda bersikap agresif, anda SEGERA membawa anak anda keluar dari tempat mandi bola, kemudian ajaklah dia duduk bersama anda untuk melihat anak lain bermain mandi bola. Kemudian jelaskan bahwa dia boleh bermain lagi jika dia berjanji tidak akan mengulangi tindakan agresifnya.<O:P</O:P <O:P</O:P Cara ini jauh lebih efektif daripada anda berteriak-teriak atau bahkan memukul anak anda.<O:P</O:P <O:P</O:P Ini merupakan sebuah time-out sekaligus cooling-down bagi anak anda. Dengan cara ini, anak anda akan menyadari bahwa tindakannya berhubungan dengan konsekuensi yang akan dihadapinya.<O:P</O:P <O:P</O:P 3. Mengajarkan Tindakan Alternatif<O:P</O:P <O:P</O:P Setelah anak anda sudah tenang, anda bisa membicarakan secara baik-baik dengan anak anda apa yang telah membuat dia marah. TEKANKAN bahwa dia BOLEH marah, tetapi TIDAK BOLEH melampiaskannya dengan melempar, memukul ataupun menggigit.<O:P</O:P <O:P</O:P Anda bisa mengajarkan alternatif lain seperti misalnya dengan berteriak, menendang bola, atau yang lain.<O:P</O:P <O:P</O:P Anak saya, Rihan, lebih senang berteriak jika sedang marah. Kalau di rumah, Rihan kami belikan bola khusus bergambar h yang bisa ditendang dan dipukul tapi bolanya tidak mental jauh (ada pemberatnya). Bola tersebut yangپgpower rangerپakan menjadi sasaran ungkapan kemarahannya.<O:P</O:P <O:P</O:P 4. Memberikan Pujian<O:P</O:P <O:P</O:P Ini merupakan cara yang sangat EFEKTIF pula untuk MENCEGAH anak bertindak agresif.<O:P</O:P <O:P</O:P JANGANLAH kita hanya memperhatikan perilaku anak yang tidak baik saja, tetapi HARUS memperhatikan tindakannya yang baik dan dengan tulus memberikan pujian.<O:P</O:P <O:P</O:P Contohnya, jika dia sedang bermain پgperosotanپh dengan teman-temannya dan anak anda tidak mendorong temannya tetapi bisa sabar menunggu giliran, maka pujilah bahwa tindakannya itu sangat bagus.<O:P</O:P <O:P</O:P Dengan begitu dia merasa mendapatkan perhatian lebih baik dengan emosi yang positif daripada merasa diperhatikan setelah berbuat kesalahan.<O:P</O:P <O:P</O:P Hal ini kelihatan sepele, tetapi saya perhatikan jarang sekali orangtua yang dengan aktif dan sungguh-sungguh melakukannya.<O:P</O:P <O:P</O:P <O:P</O:P Masih banyak hal-hal lain yang bisa dilakukan, tetapi 4 hal diatas merupakan tindakan terpenting yang cukup efektif untuk mencegah dan mengatasi anak bertindak agresif.<O:P</O:P <O:P</O:P Tetapi yang HARUS selalu diingat adalah bahwa<O:P</O:P <O:P</O:P h<O:P</O:Pپ! gTIDAK ADA resep khusus yang 100% bisa diterapkan kepada semua anakپ<O:P</O:P Setiap anak mempunyai ciri khasnya masing-masing. Anda bisa mencoba cara yang telah saya lakukan, tetapi belum tentu cocok diterapkan ke anak anda.<O:P</O:P <O:P</O:P Selamat Mencoba !<O:P</O:P

Page 22: Materi Kuliah Psi Perkembangan

Arti perubahan dlm perkembanganFaktor yg mempengaruhi sikap thd perubahan dlm perkembangan= Panampilan diri= Perilaku= Stereotip budaya = Nilai budaya= Perubahan peranan= Pengalaman pribadiBahaya umum dlm membentuk kebiasan fisiologis= Kebiasan tidur ; makanPerkembangan moral Pelanggaran yang umum pada masa kanak-kanak

Perubahan Dalam PerkembanganArtinya perubahan yang terjadi dalam diri individu secara kualitatif . Ini berarti bahwa perubahan dalam perkembangan bukan hanya sekedar penambahan beberapa sentimeter atau kilogram pada tinggi dan berat badan seseorang atau peningkatan kemampuan pada segi tertentu, akantetapi melainkan sutau proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang rumit.

Page 23: Materi Kuliah Psi Perkembangan

1. Aliran konvergensi termasuk yang ikut menentang adanya pengaruh pendidikan dalam pembentukan perilakuS

2. Anak-anak usia SD, oleh Elizabeth Hurlaock (dalam life span) dimasukkan dalam periode Early ChildhoodS

3. Bagian-bagian kepala, umumnya tumbuh lebih dahulu daripada bagian lain. Inilah prinsip Proximodistal dalam kaidah perkembangan.S

4. Alat-alat tubuh yang berpusat di jantung, hati biasanya tumbuh dan berkembang lebih dahulu. Hal ini termasuk dalam kaidah ProximodistalB

5. Suatu perubahan yang berupa “pertumbuhan” (growth) pada umumnya mudah untuk diukur.B

6. Pubertas terjadi pada usia yang sama, yakni pada usia 12 tahunS

7. Faham konvergensi berpendapat bahwa bagaimanaupun juga lingkungan yang menentukan pengaruh perkembangan individu, walaupun secara keturunan dia mempunyai bakat. Tapi bakat itu tidak ada artinya.S

8. Bakat memang penting tapi agar berkembang dia butuh lingkungan yang mendukung, demikianlah paham dalam aliran Empirisme.S

9. Suatu perubahan yang berupa “perkembangan” (development) pada umumnya sulit untuk diukur.B

10. Dengan ilmu jiwa perkembangan kita bisa meramalkan secara pasti masa depan perkembangan individu dilihat dari pemenuhan tugas perkembangannyaS

11. Tugas perkembangan membuat individu mengalami hambatan dalam proses tumbuh kembangnyaS12. Dalam menyusun kurikulum pengajaran anak usia TK/SD sebenarnya ilmu jiwa perkembangan tidak banyak membantu, yang terpenting adalah jelas tujuan instruksionalnya.S 13. Kajian Psikologi Anak sebenarnya adalah cabang dari kajian ilmu jiwa perkembangan.B

14. Tidak ada individu yang sama persis, walaupun sepasang kembar identik (Kak Seto dan Kak Kresno), inilah prinsip yang disebut Individual PrefferencesS15. Perkembangan individu bisa “berhenti” , sehingga dia mungkin akan mengalami kesulitan pada thap perkembangan berikutnya.B

Page 24: Materi Kuliah Psi Perkembangan

1. Aliran konvergensi termasuk yang ikut menentang adanya pengaruh pendidikan dalam pembentukan perilaku

2. Faham konvergensi berpendapat bahwa bagaimanaupun juga lingkungan yang menentukan pengaruh perkembangan individu, walaupun secara keturunan dia mempunyai bakat. Tapi bakat itu tidak ada artinya.

3.Bakat memang penting tapi agar berkembang dia butuh lingkungan yang mendukung, demikianlah paham dalam aliran Empirisme.

4. Scipenhauer adalah tokoh empirisme yang menyatakan bahwa anak kecil adalah orangdewasa dalam bentuknya yang masih kecil.

5. Jhon Locke tidak sependapat dengan William Stern, bahwa lingkunganlah yang mempengaruhi perilaku manusia.

9. Suatu perubahan yang berupa “perkembangan” (development) pada umumnya sulit untuk diukur.

Page 25: Materi Kuliah Psi Perkembangan

10. Dengan ilmu jiwa perkembangan kita bisa meramalkan secara pasti masa depan perkembangan individu dilihat dari pemenuhan tugas perkembangannya

11. Tugas perkembangan membuat individu mengalami hambatan dalam proses tumbuh kembangnya

12. Dalam menyusun kurikulum pengajaran anak usia TK/SD sebenarnya ilmu jiwa perkembangan tidak banyak membantu, yang terpenting adalah jelas tujuan instruksionalnya.

13. Kajian Psikologi Anak sebenarnya adalah cabang dari kajian ilmu jiwa perkembangan.

14. Tidak ada individu yang sama persis, walaupun sepasang kembar identik (Kak Seto dan Kak Kresno), inilah prinsip yang disebut Individual Prefferences

15. Perkembangan individu bisa “berhenti” , sehingga dia mungkin akan mengalami kesulitan pada tahap perkembangan berikutnya.

Motor Development in Infancy and Childhood

Most infants develop motor abilities in the same order and at approximately the same age. In this sense, most agree that these abilities are genetically preprogrammed within all infants. The environment does play a role in the development, with an enriched environment often reducing the learning time and an impoverished one doing the opposite.

The following chart delineates the development of infants in sequential order. The ages shown are averages and it is normal for these to vary by a month or two in either direction.

2 months – able to lift head up on his own

3 months – can roll over

4 months – can sit propped up without falling over

6 months – is able to sit up without support

7 months – begins to stand while holding on to things for support

9 months – can begin to walk, still using support

10 months – is able to momentarily stand on her own without support

11 months – can stand alone with more confidence

12 months – begin walking alone without support

14 months – can walk backward without support

17 months – can walk up steps with little or no support

18 months – able to manipulate objects with feet while walking, such as kicking a ball

 

Page 26: Materi Kuliah Psi Perkembangan

Cognitive Development in Children

Probably the most cited theory in the cognitive development in children is Jean Piaget (1896-1980). As with all stage theories, Piaget’s Theory of Cognitive Development maintains that children go through specific stages as their intellect and ability to see relationships matures. These stages are completed in a fixed order with all children, even those in other countries. The age range, however can vary from child to child.

Sensorimotor Stage. This stage occurs between the ages of birth and two years of age, as infants begin to understand the information entering their sense and their ability to interact with the world. During this stage, the child learns to manipulate objects although they fail to understand the permanency of these objects if they are not within their current sensory perception. In other words, once an object is removed from the child’s view, he or she is unable to understand that the object still exists.

The major achievement during this stage is that of Object Permanency, or the ability to understand that these objects do in fact continue to exist. This includes his ability to understand that when mom leaves the room, she will eventually return, resulting in an increased sense of safety and security. Object Permanency occurs during the end of this stage and represents the child’s ability to maintain a mental image of the object (or person) without the actual perception.

Preoperational Stage. The second stage begins after Object Permanency is achieved and occurs between the ages of two to seven years of age. During this stage, the development of language occurs at a rapid pace. Children learn how to interact with their environment in a more complex manner through the use of words and images. This stage is marked by Egocentrism, or the child’s belief that everyone sees the world the same way that she does. The fail to understand the differences in perception and believe that inanimate objects have the same perceptions they do, such as seeing things, feeling, hearing and their sense of touch.

A second important factor in this stage is that of Conservation, which is the ability to understand that quantity does not change if the shape changes. In other words, if a short and wide glass of water is poured into a tall and thin glass. Children in this stage will perceive the taller glass as having more water due only because of it’s height. This is due to the children’s inability to understand reversibility and to focus on only one aspect of a stimulus (called centration), such as height, as opposed to understanding other aspects, such as glass width.

Concrete Operations Stage. Occurring between ages 7 and about 12, the third stage of cognitive development is marked by a gradual decrease in centristic thought and the increased ability to focus on more than one aspect of a stimulus. They can understand the concept of grouping, knowing that a small dog and a large dog are still both dogs, or that pennies, quarters, and dollar bills are part of the bigger concept of money.

Page 27: Materi Kuliah Psi Perkembangan

They can only apply this new understanding to concrete objects ( those they have actually experienced). In other words, imagined objects or those they have not seen, heard, or touched, continue to remain somewhat mystical to these children, and abstract thinking has yet to develop.

Formal Operations Stage. The final stage of cognitive development (from age 12 and beyond), children begin to develop a more abstract view of the world. They are able to apply reversibility and conservation to both real and imagined situations. They also develop an increased understanding of the world and the idea of cause and effect. By the teenage years, they are able to develop their own theories about the world. This stage is achieved by most children, although failure to do so has been associated with lower intelligence.  

TUGAS KELOMPOK

1. Uraikan Tahapan Perkembangan Kognitif menurut Jean Piaget dengan penjelasan dan contoh secukupnya

2. Apakah tahapan perkembangan kognitif yang dipaparkan oleh Jean Piaget bersifat universal ? Jika ya, apa pertimbangannya dan jika tidak, mengapa demikian ?

3. Pada tahapan perkembangan koginitif yang mana mana, anak mulai belajar dan menguasai bahasa, mengapa demikian jelaskan !

4. Pada tahapan perkembangan kognitif yang mana , anak mulai memahami sebab akibat ?. Apa yang menyebabkan jika ternyata pada tahapan perkembangan tersebut anak masih belum bisa memahami sebab akibat

Page 28: Materi Kuliah Psi Perkembangan

Fase-fase Psikoseksual dari Anak hingga RemajaOleh M. Ninik Handayanni, S. Psi.

Ada fase-fase psikologis yang harus dilalui tiap individu. Antara lain fase psikoseksual yaitu tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan fungsi seksual yang dapat mempengaruhi perkembangan psikologis individu tersebut. Tiap individu akan mengalami fase/tahap psikoseksual dalam tiap tahap perkembangan umurnya (0-18 tahun). Bila individu tersebut gagal melewati suatu masa yang harus dilaluinya sesuai dengan tahap perkembangannya maka akan terjadi gangguan pada diri orang tersebut.

Pada kesempatan ini kita akan melihat fase-fase psikoseksual yang pasti dilalui setiap individu sesuai dengan tahap perkembangannya. Fase-fase tersebut adalah:

1. Fase oral/mulut (0-18 bulan)

Yaitu fase pertama yang harus dilalui oleh seorang anak sejak dilahirkan. Pada bulan-bulan pertama kehidupan, bayi manusia lebih tidak berdaya dibandingkan dengan bayi binatang menyusui lainnya, dan ketidakberdayaan ini berlangsung lebih lama daripada spesies lain.

Pada mulanya bayi tidak dapat membedakan antara bibirnya dengan puting susu ibunya, yaitu asosiasi antara rasa kenyang dengan pemberian asi. Bayi hanya sadar akan kebutuhannya sendiri dan pada waktu menunggu terpenuhi kebutuhannya, bayi menjadi frustasi dan baru sadar akan adanya obyek pemuas pada waktu kebutuhannya terpenuhi. Inilah pengalaman pertama kesadaran akan adanya obyek diluar dirinya. Jadi kelaparan menuntutnya untuk mengenal dunia luar.

Reaksi primitif pertama terhadap obyek yaitu bayi berusaha memasukkan semua benda yang dipegangnya ke mulut. Bayi merasa bahwa mulut adalah tempat pemuasan (oral gratification). Rasa lapar dan haus terpenuhi dengan menghisap puting susu ibunya. Kebutuhan-kebutuhan, persepsi-persepsi dan cara ekspresi bayi secara primer dipusatkan di mulut, bibir, lidah dan organ lain yang berhubungan dengan daerah mulut.

Dorongan oral terdiri dari 2 komponen yaitu dorongan libido dan dorongan agresif. Dorongan libido yaitu dorongan seksual pada anak, yang berbeda dengan libido pada orang dewasa. Dorongan libido merupakan dorongan primer dalam kehidupan yang merupakan suber energi dari ego dalam mengadakan hubungan dengan lingkungan, sehingga memungkinkan pertumbuhan ego. Ketegangan oral akan membawa pada pencarian kepuasan oral yang ditandai dengan diamnya bayi pada akhir menyusui. Sedangkan dorongan agresif dapat terlihat dalam perilaku menggigit, mengunyah, meludah, dan menangis.

Pada fase oral ini, peran Ibu penting untuk memberikan kasih sayang dengan memenuhi kebutuhan bayi secepatnya. Jika semua kebutuhannya terpenuhi, bayi akan merasa aman, percaya pada dunia luar. Hal ini merupakan dasar perkembangan selanjutnya dalam berhubungan dengan dunia luar.

Jika pada fase oral ini bayi merasakan kekecewaan yang mendalam, hal ini akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya. Pada waktu dewasa akan mengalami gangguan tingkah laku seksual misalnya kepribadian oral sadistik yang dimanifestasikan dalam penyimpangan seksual sadisme, yaitu kepuasan seks yang dicapai bila didahului atau disertai tindakan yang menyakitkan. Sebaliknya, bila bayi mendapat kepuasan yang berlebihan

Page 29: Materi Kuliah Psi Perkembangan

maka dalam perkembangan selanjutnya dapat menjadi sangat optimis, narcistik (cinta diri sendiri), dan selalu menuntut.

2. Fase Anal (1 1/2 - 3 tahun)

Fase ini ditandai dengan matangnya syaraf-syaraf otot sfingter anus sehingga anak mulai dapat mengendalikan beraknya.

Pada fase ini kepuasan dan kenikmatan anak terletak pada anus. Kenikmatan didapatkan pada waktu menahan berak. Kenikmatan lenyap setelah berak selesai.

Jika kenikmatan yang sebenarnya diperoleh anak dalam fase ini ternyata diganggu oleh orangtuanya dengan mengatakan bahwa hasil produksinya kotor, jijik dan sebagainya, bahkan jika disertai dengan kemarahan atau bahkan ancaman yang dapat menimbulkan kecemasan, maka hal ini dapat mengganggu perkembangan kepribadian anak. Dimana pada perkembangan seksualitas deawasa anak merasa jijik (kotor) terhadap alat kelaminnya sendiri dan tidak dapat menikmati hubungan seksual dengan partnernya.

Oleh karena itu sikap orangtua yang benar yaitu mengusahakan agar anak merasa bahwa alat kelamin dan anus serta kotoran yang dikeluarkannya adalah sesuatu yang biasa (wajar) dan bukan sesuatu yang menjijikkan. Hal ini penting, karena akan mempengaruhi pandangannya terhadap seks nantinya.

Jika terjadi hambatan pada fase anal, anak dapat mengembangkan sifat-sifat tidak konsisten, kerapian, keras kepala, kesengajaan, kekikiran yang merupakan karakter anal yang berasal dari sisa-sisa fungsi anal.

Jika pertahanan terhadap sifat-sifat anal kurang efektif, karakter anal menjadi ambivalensi (ragu-ragu) berlebihan, kurang rapi, suka menentang, kasar dan cenderung sadomsokistik (dorongan untuk menyakiti dan disakiti). Karakter anal yang khas terlihat pada penderita obsesif kompulsif.

Penyelesaian fase anal yang berhasil, menyiapkan dasar untuk perkembangan kemandirian, kebebasan, kemampuan untuk menentukan perilaku sendiri tanpa rasa malu dan ragu-ragu, kemampuan untuk menginginkan kerjasama yang baik tanpa perasaan rendah diri.

3. Fase Uretral

Pada fase ini merupakan perpindahan dari fase anal ke fase phallus. Erotik uretral mengacu pada kenikmatan dalam pengeluaran dan penahanan air seni seperti pada fase anal.

Jika fase uretral tidak dapat diselesaikan dengan baik, anak akan mengembangkan sifat uretral yang menonjol yaitu persaingan dan ambisi sebagai akibat timbulnya rasa malu karena kehilangan kontrol terhadap uretra.

Jika fase ini dapat diselesaikan dengan baik, maka anak akan mengembangkan persaingan sehat, yang menimbulkan rasa bangga akan kemampuan diri. Anak laki-laki meniru dan membandingkan dengan ayahnya. Penyelesaian konflik uretra merupakan awal dari identitas gender dan identifikasi selanjutnya.

4. Fase Phallus (3-5 tahun)

Pada fase ini anak mula mengerti bahwa kelaminnya berbeda dengan kakak, adik atau temannya. Anak mulai merasakan bahwa kelaminnya merupakan tempat yang memberikan kenikmatan ketika ia mempermainkan bagian tersebut. Tetapi orangtua sering marah bahkan mengeluarkan ancaman bila melihat anaknya memegang atau mempermainkan kelaminnya.

Pada fase ini, anak laki-laki dapat timbul rasa takut bahwa penisnya akan dipotong (dikebiri). Ketakutan yang berlebihan tersebut dapat menjadi dasar penyebab gangguan seksual seperti impotensi primer dan homoseksual.

Pada fase ini muncul rasa erotik anak terhadap orangtua dari jenis kelamin yang berbeda. Rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang berhubungan dengan seks tampak dalam tingkah laku anak, misalnya membuka rok ibunya, meraba buah dada atau alat kelamin orangtuanya.

Daya erotik anak laki-laki terhadap ibunya, disertai rasa cemburu terhadap ayahnya, dan keinginan untuk mengganti posisi ayah disamping ibu, disebut kompleks Oedipus. Untuk anak wanita disebut kompleks Elektra. Kompleks elektra biasanya disertai rasa rendah diri karena tidak mempunyai kelamin seperti anak laki-laki dan merasa takut jika terjadi kerusakan pada alat kelaminnya.

Bila kompleks oedipus/elektra tidak dapat diselesaikan dengan baik, dapat menyebabkan gangguan emosi pada kemudian hari.

5. Fase Latensi (5/6 tahun-11/13 tahun)

Pada fase ini semua aktifitas dan fantasi seksual seakan-akan tertekan, karena perhatian anak lebih tertuju pada hal-hal di luar rumah. Tetapi keingin-tahuan tentang seksualitas tetap berlanjut. Dari teman-teman sejenisnya anak-anak juga menerima informasi tentang seksualitas yang sering menyesatkan.

Keterbukaan dengan orangtua dapat meluruskan informasi yang salah dan menyesatkan itu. Pada fase ini dapat terjadi gangguan hubungan homoseksual pada laki-laki maupun wanita.

Page 30: Materi Kuliah Psi Perkembangan

Kegagalan dalam fase ini mengakibatkan kurang berkembangnya kontrol diri sehingga anak gagal mengalihkan energinya secara efisien pada minat belajar dan pengembangan ketrampilan.

6. Fase genital (11/13 tahun-18 tahun)

Pada fase ini, proses perkembangan psikoseksual mencapai "titik akhir". Organ-organ seksual mulai aktif sejalan denga mulai berfungsinya hormon-hormon seksual, sehingga pada saat ini terjadi perubahan fisik dan psikis. Secara fisik, perubahan yang paling nyata adalah pertumbuhan tulang dan perkembangan organ seks serta tanda-tanda seks sekunder.

Remaja putri mencapai kecepatan pertumbuhan maksimal pada usia sekitar 12-13 tahun, sedangkan remaja putra sekitar 14-15 tahun. Akibat perbedaan waktu ini, biasanya para gadis tampak lebih tinggi daripada anak laki-laki seusia pada periode umur 11-14 tahun

Perkembangan tanda seksual sekunder pada gadis adalah pertumbuhan payudara, tumbuhnya rambut pubes dan terjadinya menstruasi, pantat mulai membesar, pinggang ramping dan suara feminin. Sedangkan pada anak laki-laki terlihat buah pelir dan penis mulai membesar, tumbuhnya rambut pubes, rambut kumis, suara mulai membesar. Terjadi mimpi basah, yaitu keluarnya air mani ketika tidur (mimpi basah).

Bersamaan dengan perkembangan itu, muncullah gelombang nafsu birahi baik pada laki-laki maupun wanita. Secara psikis, remaja mulai mengalami rasa cinta dan tertarik pada lawan jenisnya.

Kegagalan dalam fase ini mengakibatkan kekacauan identitas.

Itulah fase-fase psikoseksesual yang harus dialami oleh tiap-tiap individu. Dengan mengetahui akibat-akibat yang ditimbulkan bila gagal ataupun berhasil dalam melewati tiap fase, maka hendaknya orangtua dan para pendidik dapat mengambil manfaatnya, sehingga kita dapat memberikan kesehatan mental putra-putri kita sedini mungkin.

Freud’s Stages of Psychosexual Development

Sigmund Freud (1856-1939) is probably the most well known theorist when it comes to the development of personality. Freud’s Stages of Psychosexual Development are, like other stage theories, completed in a predetermined sequence and can result in either successful completion or a healthy personality or can result in failure, leading to an unhealthy personality. This theory is probably the most well known as well as the most controversial, as Freud believed that we develop through stages based upon a particular erogenous zone. During each stage, an unsuccessful completion means that a child becomes fixated on that particular erogenous zone and either over– or under-indulges once he or she becomes an adult.

Oral Stage (Birth to 18 months). During the oral stage, the child if focused on oral pleasures (sucking). Too much or too little gratification can result in an Oral Fixation or Oral Personality which is evidenced by a preoccupation with oral activities. This type of personality may have a stronger tendency to smoke, drink alcohol, over eat, or bite his or her nails. Personality wise, these individuals may become overly dependent upon others, gullible, and perpetual followers. On the other hand, they may also fight these urges and develop pessimism and aggression toward others.

Anal Stage (18 months to three years). The child’s focus of pleasure in this stage is on eliminating and retaining feces. Through society’s pressure, mainly via parents, the child has to learn to control anal stimulation. In terms of personality, after effects of an anal fixation during this stage can result in an obsession with cleanliness, perfection, and control (anal retentive). On the opposite end of the spectrum, they may become messy and disorganized (anal expulsive).

Phallic Stage (ages three to six). The pleasure zone switches to the genitals. Freud believed that during this stage boy develop unconscious sexual desires for their mother. Because of this, he becomes rivals with his father and sees him as competition for the mother’s affection. During this time, boys also develop a fear that their father will punish them for these feelings, such as by castrating them. This group of feelings is known as Oedipus Complex ( after the Greek Mythology figure who accidentally killed his father and married his mother).

Later it was added that girls go through a similar situation, developing unconscious sexual attraction to their father. Although Freud Strongly disagreed with this, it has been termed the Electra Complex by more recent psychoanalysts.

According to Freud, out of fear of castration and due to the strong competition of his father, boys eventually decide to identify with him rather than fight him. By identifying with his father, the boy develops masculine characteristics and identifies himself as a male, and represses his sexual feelings toward his mother. A fixation at this stage could result in sexual deviancies (both overindulging and avoidance) and weak or confused sexual identity according to psychoanalysts.Latency Stage (age six to puberty). It’s during this stage that sexual urges remain repressed and children interact and play mostly with same sex peers.

Page 31: Materi Kuliah Psi Perkembangan

 Genital Stage (puberty on). The final stage of psychosexual development begins at the start of puberty when sexual urges are once again awakened. Through the lessons learned during the previous stages, adolescents direct their sexual urges onto opposite sex peers, with the primary focus of pleasure is the genitals. 

Kohlberg’s Stages of Moral Development

Although it has been questioned as to whether it applied equally to different genders and different cultures, Kohlberg’s (1973) stages of moral development is the most widely cited. It breaks our development of morality into three levels, each of which is divided further into two stages:

Preconventional Level (up to age nine):

     ~Self Focused Morality~

1. Morality is defined as obeying rules and avoiding negative consequences. Children in this stage see rules set, typically by parents, as defining moral law.

2. That which satisfies the child’s needs is seen as good and moral.

Conventional Level (age nine to adolescence):

     ~Other Focused Morality~

3. Children begin to understand what is expected of them by their parents, teacher, etc. Morality is seen as achieving these expectations.

4. Fulfilling obligations as well as following expectations are seen as moral law for children in this stage.

Postconventional Level (adulthood):

     ~~Higher Focused Morality~

5. As adults, we begin to understand that people have different opinions about morality and that rules and laws vary from group to group and culture to culture. Morality is seen as upholding the values of your group or culture. 6. Understanding your own personal beliefs allow adults to judge themselves and others based upon higher levels of morality. In this stage what is right and wrong is based upon the circumstances surrounding an action. Basics of morality are the foundation with independent thought playing an important role.

Erikson’s Stages of Psychosocial Development

Like Piaget, Erik Erikson (1902-1994) maintained that children develop in a predetermined order. Instead of focusing on cognitive development, however, he was interested in the how children socialize and how this affects their sense of self. Erikson’s Theory of Psychosocial Development has eight distinct stage,

Page 32: Materi Kuliah Psi Perkembangan

each with two possible outcomes. According to the theory, successful completion of each stage results in a healthy personality and successful interactions with others. Failure to successfully complete a stage can result in a reduced ability to complete further stages and therefore a more unhealthy personality and sense of self. These stages, however, can be resolved successfully at a later time.

Trust Versus Mistrust. From ages birth to one year, children begin to learn the ability to trust others based upon the consistency of their caregiver(s). If trust develops successfully, the child gains confidence and security in the world around him and is able to feel secure even when threatened. Unsuccessful completion of this stage can result in an inability to trust, and therefore an sense of fear about the inconsistent world. It may result in anxiety, heightened insecurities, and an over feeling of mistrust in the world around them.

Autonomy vs. Shame and Doubt. Between the ages of one and three, children begin to assert their independence, by walking away from their mother, picking which toy to play with, and making choices about what they like to wear, to eat, etc. If children in this stage are encouraged and supported in their increased independence, they become more confident and secure in their own ability to survive in the world. If children are criticized, overly controlled, or not given the opportunity to assert themselves, they begin to feel inadequate in their ability to survive, and may then become overly dependent upon others, lack self-esteem, and feel a sense of shame or doubt in their own abilities.

Initiative vs. Guilt. Around age three and continuing to age six, children assert themselves more frequently. They begin to plan activities, make up games, and initiate activities with others. If given this opportunity, children develop a sense of initiative, and feel secure in their ability to lead others and make decisions. Conversely, if this tendency is squelched, either through criticism or control, children develop a sense of guilt. They may feel like a nuisance to others and will therefore remain followers, lacking in self-initiative.

Industry vs. Inferiority. From age six years to puberty, children begin to develop a sense of pride in their accomplishments. They initiate projects, see them through to completion, and feel good about what they have achieved. During this time, teachers play an increased role in the child’s development. If children are encouraged and reinforced for their initiative, they begin to feel industrious and feel confident in their ability to achieve goals. If this initiative is not encouraged, if it is restricted by parents or teacher, then the child begins to feel inferior, doubting his own abilities and therefore may not reach his potential.

Identity vs. Role Confusion. During adolescence, the transition from childhood to adulthood is most important. Children are becoming more independent, and begin to look at the future in terms of career, relationships, families, housing, etc. During this period, they explore possibilities and begin to form their own identity based upon the outcome of their explorations. This sense of who they are can be hindered, which results in a sense of confusion ("I don’t know what I want to be when I grow up") about themselves and their role in the world.

Intimacy vs. Isolation. Occurring in Young adulthood, we begin to share ourselves more intimately with others. We explore relationships leading toward longer term commitments with someone other than a family member. Successful completion can lead to comfortable relationships and a sense of commitment, safety, and care within a relationship. Avoiding intimacy, fearing commitment and relationships can lead to isolation, loneliness, and sometimes depression.

Generativity vs. Stagnation. During middle adulthood, we establish our careers, settle down within a relationship, begin our own families and develop a sense of being a part of the bigger picture. We give back to society through raising our children, being productive at work, and becoming involved in community activities and organizations. By failing to achieve these objectives, we become stagnant and feel unproductive.

Ego Integrity vs. Despair. As we grow older and become senior citizens, we tend to slow down our productivity, and explore life as a retired person. It is during this time that we contemplate our accomplishments and are able to develop integrity if we see ourselves as leading a successful life. If we see our lives as unproductive, feel guilt about our pasts, or feel that we did not accomplish our life goals, we become dissatisfied with life and develop despair, often leading to depression and hopelessness.

Page 33: Materi Kuliah Psi Perkembangan
Page 34: Materi Kuliah Psi Perkembangan

A SUMMARY OF LAWRENCE KOHLBERG'S STAGES OF MORAL DEVELOPMENT

Lawrence Kohlberg was, for many years, a professor at Harvard University. He became famous for his work there beginning in the early 1970s. He started as a developmental psychologist and then moved to the field of moral education. He was particularly well-known for his theory of moral development which he popularized through research studies conducted at Harvard's Center for Moral Education.

His theory of moral development was dependent on the thinking of the Swiss psychologist Jean Piaget and the American philosopher John Dewey. He was also inspired by James Mark Baldwin. These men had emphasized that human beings develop philosophically and psychologically in a progressive fashion.

Kohlberg believed...and was able to demonstrate through studies...that people progressed in their moral reasoning (i.e., in their bases for ethical behavior) through a series of stages. He believed that there were six identifiable stages which could be more generally classified into three levels.

Kohlberg's classification can be outlined in the following manner:

LEVEL STAGE SOCIAL ORIENTATION

Pre-conventional 1 Obedience and Punishment

2 Individualism, Instrumentalism, and Exchange

Conventional 3 "Good boy/girl"

4 Law and Order

Post-conventional 5 Social Contract

6 Principled Conscience

The first level of moral thinking is that generally found at the elementary school level. In the first stage of this level, people behave according to socially acceptable norms because they are told to do so by some authority figure (e.g., parent or teacher). This obedience is compelled by the threat or application of punishment. The second stage of this level is characterized by a view that right behavior means acting in one's own best interests.

The second level of moral thinking is that generally found in society, hence the name "conventional." The first stage of this level (stage 3) is characterized by an attitude which seeks to do what will gain the approval of others. The second stage is one oriented to abiding by the law and responding to the obligations of duty.

The third level of moral thinking is one that Kohlberg felt is not reached by the majority of adults. Its first stage (stage 5) is an understanding of social mutuality and a genuine interest in the welfare of others. The last stage (stage 6) is based on respect for universal principle and the demands of individual conscience. While Kohlberg always believed in the existence of Stage 6 and had some nominees for it, he could never get enough subjects to define it, much less observe their longitudinal movement to it.

Kohlberg believed that individuals could only progress through these stages one stage at a time. That is, they could not "jump" stages. They could not, for example, move from an orientation of selfishness to the law and order stage without passing through the good boy/girl stage. They could only come to a comprehension of a moral rationale one stage above their own. Thus, according to Kohlberg, it was important to present them with moral dilemmas for discussion which would help them to see the reasonableness of a "higher stage" morality and encourage their development in that direction. The last comment refers to Kohlberg's moral discussion approach. He saw this as one of the ways in which moral development can be promoted through formal education. Note that Kohlberg believed, as did Piaget, that most moral development occurs through social interaction. The discussion approach is based on the insight that individuals develop as a result of cognitive conflicts at their current stage.

Page 35: Materi Kuliah Psi Perkembangan

A.Responlah pernyataan-pernyataan berikut dengan mendiskusikan dalam kelompok, apakah pernyataan ini – BENAR ATAU SALAH – dan beri alasan mengapa benar atau salah.

1. Suatu perubahan yang berupa “pertumbuhan” (growth) pada suatu organisme pada umumnya mudah untuk diukur.

2. Suatu perubahan yang berupa “perkembangan” (development) pada suatu organisme pada umumnya sulit untuk diukur.

A.Responlah pernyataan-pernyataan berikut dengan mendiskusikan dalam kelompok, apakah pernyataan ini – BENAR ATAU SALAH – dan beri alasan mengapa benar atau salah.

1. Suatu perubahan yang berupa “pertumbuhan” (growth) pada suatu organisme pada umumnya mudah untuk diukur.

2. Suatu perubahan yang berupa “perkembangan” (development) pada suatu organisme pada umumnya sulit untuk diukur.

B.Responlah pernyataan-pernyataan berikut dengan mendiskusikan dalam kelompok, apakah pernyataan ini – BENAR ATAU SALAH – dan beri alasan mengapa benar atau salah.

1. Lingkunganlah yang menentukan pengaruh perkembangan individu, walaupun secara keturunan dia mempunyai bakat. Tapi bakat itu tidak ada artinya.

2. Perkembangan individu lebih dipengaruhi oleh faktor keturunan. Lingkungan tidak bisa merubah arah perkembangan individu, kalau sudah dari keturunan individu mempunyai karakter tertentu.

B.Responlah pernyataan-pernyataan berikut dengan mendiskusikan dalam kelompok, apakah pernyataan ini – BENAR ATAU SALAH – dan beri alasan mengapa benar atau salah.

1. Lingkunganlah yang menentukan pengaruh perkembangan individu, walaupun secara keturunan dia mempunyai bakat. Tapi bakat itu tidak ada artinya.

2. Perkembangan individu lebih dipengaruhi oleh faktor keturunan. Lingkungan tidak bisa merubah arah perkembangan individu, kalau sudah dari keturunan individu mempunyai karakter tertentu.