Upload
eben-maranatha-zalukhu
View
240
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
MECONIUM ASPIRATION SYNDROME
DEFINISI
Aspirasi dari cairan amnion yang berisi mekonium pada trakhea janin atau bayi baru
lahir saat di dalam uterus atau saat bernafas pertamakali.
PATOFISIOLOGI
Sindroma ini biasanya terjadi pada infant full-term. Mekonium ditemukan pada
cairan amnion dari 10% dari keseluruhan neonatus, mengindikasikan beberapa
tingkatan aspiksia dalam kandungan. Aspiksia mengakibatkan peningkatan peristaltik
intestinal karena kurangnya oksigenasi aliran darah membuat relaksasi otot spincter
anal sehingga mekonium keluar. Mekonium tersebut terhisap saat janin dalam
kandungan.
Aspirasi mekonium menyebabkan obstruksi jalan nafas komplit atau partial dan
vasospasme pulmonary. Partikel garam dalam mekonium bekerja seperti detergen,
mengakibatkan luka bakar kimia pada jaringan paru. Jika kondisi berkelanjutan akan
terjadi pneumothoraks, hipertensi pulmonal persisten dan pneumonia karena bakteri.
Dengan intervensi yang adekuat, gangguan ini akan membaik dalam beberapa hari,
tetapi angka kematian mencapai 28% dari seluruh kejadian. Prognosis tergantung
dari jumlah mekonium yang teraspirasi, derajat infiltrasi paru dan tindakan
suctioning yang cukup. Suctioning termasuk aspirasi dari nasofaring selama
kelahiran dan juga suctioning langsung pada trachea melalui selang endotracheal
setelah kelahiran jika mekonium ditemukan.
Perencanaan berikut difokuskan pada perawatan infant yang mengalami aspirasi
mekonium dan yang berresiko mengalami komplikasi pulmonary.
ETIOLOGI DAN FAKTOR PENCETUS
Asfiksia fetal
Prolonged labour
MANIFESTASI SPESIFIK
Noda mekonium saat lahir
Takipnea
Hipoksia
Hipoventilasi
PENANGANAN
Suction secara adekuat pada hipopharing saat kelahiran
Intubasi dan suction pada trachea
Tangani dengan penanganan distress pernafasan
Cegah hipoksia dan acidosis
PENGKAJIAN FISIK
Riwayat antenatal ibu
Stress intra uterin
Status infant saat lahir
Full-term, preterm, atau kecil masa kehamilan
Apgar skor dibawah 5
Terdapat mekonium pada cairan amnion
Suctioning, rescucitasi atau pemberian therapi oksigen
Pulmonarry
Disstress pernafasan dengan gasping, takipnea (lebih dari 60 x pernafasan per
menit), grunting, retraksi, dan nasal flaring
Peningkatan suara nafas dengan crakles, tergantung dari jumlah mekonium dalam
paru
Cyanosis
Barrel chest dengan peningkatan dengan peningkatan diameter antero posterior
(AP)
PENGKAJIAN BEHAVIORAL
Disminished activity
STUDY DIAGNOSTIK
Rontqen dada untuk menemukan adanya atelektasis, peningkatan diameter antero
posterior, hiperinflation, flatened diaphragma dan terdapatnya pneumothorax
DATA LABORATORIUM
Analisa gas darah untuk mengidentifikasi acidosis metabolik atau respiratorik
dengan penurunan PO2 dan peningkatan tingkat PCO2
DIAGNOSA KEPERAWATAN
(1) Resiko tingi insufisiensi pernafasan berhubungan dengan aspirasi mekonium
Tujuan 1. Mencegah dan mengeluarkan mekonium yang teraspirasi pada saat lahir
atau setelahnya
Intervensi :
Observasi kebutuhan akan suctioning nasofaring saat kepala bayi lahir.
Mekonium dalam cairan amnion merupakan indikasi dilakukan suction sebelum
bayi baru lahir bernafas
Lakukan suction pada trakhea infant dengan selang endotrakheal setelah
kelahiran. Prosedur ini dilakukan sebelum menstimulasi infant jika ditemukan
mekonium untuk mencegah aspirasi lebih lanjut
Lanjutkan suction pada mulut bayi untuk mengeluarkan partikel mekonium yang
lebih besar. Infant yang teraspirasi mekonium memerlukan resusitasi, khususnya
infant yang mengalami disstress pernafasan
Berikan istirahat dan ketenangan pada infant. Menangis atau agitasi dapat
meningkatkan tekanan intra thorakal, menyebabkan pneumothorax
Tujuan 2. Identifikasi dan minimalkan kegagalan pernafasan setelah kelahiran
Intervensi :
Kaji status respirasi yang mengindikasikan aspirasi mekonium dan memerlukan
tindakan segera seperti :
- Frekuensi, kedalaman dan takipnea ( frekuensi nafas lebih dari 60 x/menit).
Peningkatan frekuensi nafas menentukan peningkatan kebutuhan oksigen
- Grunting. Suara grunting terjadi karena penutupan glottis untuk
menghentikan ekshalasi udara dengan desakan udara ke pita suara
- Nasal flaring.
- Retraksi dengan penggunaan otot bantu nafas. Retraksi mengindikasikan
distensi paru yang tidak adekuat selama inspirasi
- Cyanosis. Cyanosis terjadi karena penurunan kadar oksigen dalam tubuh.
- Analisa gas darah menunjukkan peningkatan PCO2 dan penurunan PO2.
Nilai tersebut mengindikasikan adanya acidosis
- Hasil serial ronqen dada. Dapat mengindikasikan atelektasis, hiperinflasi
atau pneumothoraks
Berikan therapi oksigen dan ventilasi mekanik dengan tekanan positif. Ventilasi
mekanik kadang diperlukan kadang tidak. Tekanan positif diberikan setelah
therapy bronkoskopi atau laringotrakheal untuk mencegah masuknya mekonium
ke jalan nafas yang lebih kecil.
Set ventilator mekanik untuk memberikan tekanan yang lebih tinggi dengan
frekuensi nafas pendek (60 – 70 x /menit. Setting ini diperlukan untuk
memberikan ventilasi alveoli bagian distal pada infant dengan aspirasi
mekonium berat
Pertahankan hiperoksigenasi dan nilai pH/AGD pada 7,45 – 7,55 dengan PCO2
22 – 30 mmHg. Hiperoksigenasi mencegah sirkulasi fetal persisten. Keadaan
alkalosis respiratorik membentu menurunkan vasokontriksi paru pada infant
dengan aspirasi mekonium.
Berikan fisiotherapi dengan perkusi dan vibrasi setiap 1 – 2 jam. Gunakan
percussor atau vibrator jika infant dapat mentoleransi treatment. Prosedur ini
membantu mengeluarkan sekresi tapi prosedur ini dilakukan tergantung pada
kondisi infant
Cegah komplikasi infeksi (pneumonitis) dengan pemberian antibiotik IV sesuai
pesanan (seperti ampicillin). Antibiotik menghancurkan bakteri dengan memecah
dinding sel bakteri sehingga sel bakteri mati.
Berikan aminoglycosides sesuai pesanan seperti kanamisin. Monitor kadar serum
bayi. Aminoglycosides menghancurkan bakteri dengan menghambat sintesis
protein sehingga sel bakteri mati. Berikan secara pelahan untuk mencegah
toksisitas ginjal. Memonitor level serum memaksimalkan efeltifitas therapi obat.
Jika dipesankan, berikan steroid untuk menurunkan respon inflamasi mekonium.
Walaupun obat hidrokortison merupakan pilihan tetapi penggunaannya masih
diperdebatkan.
Siapkan infant untuk pembedahan dan pemasangan Extracorporeal Membrane
Oksigenation (ECMO) Pump jika infant mengalami kerusakan fungsi paru yang
berat. CCMD mempertahankan pertukaran dan perfusi gas. Pembedahan
dilakukan untuk menanam dua tube kecil di leher dan menghubungkannnya
dengan mesin ECMO yang memompakan darah melalui paru artificial. Prosedur
ini memepertahankan infant tetap hidup sampai paru dapat didukung dengan
ventilasi mekanik. Jika ECMO digunakan :
- Kaji intake dan output cairan infant. Mempertahankan keseimbangan cairan
penting untuk mencegah overload cairan.
- Monitor PO2 atau nilai oksimetri. Nilai tersebut untuk mengevalusi
oksigenasi jaringan
- Kaji status neurologik infant. Tanda neurologik menunjukkan perubahan
status oksigenasi
- Suction saluran endotrakheal sesuai pesanan. Suctioning mempertahankan
patensi jalan nafas dan membantu treatment.
Koping keluarga yang tidak efektif berhubungan dengan kecemasan, rasa bersalah
dan kemungkinan perawatan jangka panjang
Tujuan : Meminimalkan kecemasan, rasa bersalah dan memberikan dukungan selama
krisis situasi.
Intervensi :
Kaji ekpressi verbal dan non verbal, perasaan dan penggunaan koping
mekanisme. Data tersebut diperlukan untuk membantu perawat untuk
membangun koping yang konstruktif pada keluarga
Anjurkan orangtua mengungkapkan perasaannya tentang keadaan sakit anaknya,
perawatan yang lama, dan prosedur yang dilakukan pada anaknya. Verbalisasi
membantu mempertahankan rasa percaya, menurunkan tingkat kecemasan
orangtua dan meningkatkan keterlibatan orangtua
Berikan informasi yang konsisten dan akurat tetang kondisi dan perkembangan
bayinya, perawatan di masa yang akan datang, dan potensial problem pernafasan.
Informasi akan menurunkan kecemasan terhadap keadaan bayinya.
Anjurkan keluarga berkunjung, ikut memberikan perawatan bila mungkin.
Kunjungan, komunikasi dan partisipasi pada perawatan infant membantu proses
bounding
Informasikan kepada orangtua tentang kebutuhan setelah pulang dan intruksikan
prosedur yang penting saat di rumah. Beberapa infant membutuhkan bantuan
ventilator setelah pulang ke rumah.
Rujuk orangtua pada perawat komunitas dan informasikan tentang fasilitas
kesehatan yang bisa dihubungi. Rujukan memberikan support kepada keluarga
untuk terus mengontrol keadaan bayinya.
b) DIAGNOSA KEPERAWATAN LAIN YANG MUNGKIN
Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan kalori.
Kecemasan orangtua berhubungan dengan kemungkinan kematian pada infant,
respon terhadap perawatan yang lama, dan pemberian bantuan ventilator di
rumah
Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan IWL dari peningkatan
pernafasan
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pneumonia sebagai akibat mekonium
pada paru
Resiko tinggi injury berhubungan dengan komplikasi pneumothoraks, atelektasis
Kegagalan pertukaran gas berhubungan dengan pneumonitis chemical dan
kegagalan fungsi paru akibat aspirasi mekonium
Inefektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan aspirasi mekonium
Deficit pengetahuan orangtua berhubungan dengan perawatan jangka panjang
setelah kepulangan.
DAFTAR PUSTAKA
Melson, Kathryn A. & Marie S. Jaffe, Maternal Infant Health Care Palnning, Second
Edition, Springhouse Corporation, Springhouse, 1994
Wong, Donna L., Clinical Manual of Pediatric Nursing, Fourth Edition, Mosby Year
Book Inc, Missouri 1996.