Upload
novanandrianto
View
69
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/17/2018 Media Massa Film - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-massa-film 1/9
JUDUL : PERKEMBANGAN FILM SEBAGAI MEDIUM KOMUNIKASI MASSA
NAMA: Novan Andrianto
NIM : B06209083
Jurusan: Ilmu Komunikasi BROADCASTING / 5 F1.1
Abstrak
Jantung dari komunikasi massa adalah media. Kata “ media ” berasal dari kata latin,
merupakan bentuk jamak dari kata “ medium ”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti
perantara atau pengantar. Dengan demikian, media adalah organisasi yang menyebarluaskan produk budaya atau pesan. Ketika seseorang menenteng kamera, baik kamera film, video,
fotografi, jarang yang memperhatikan peralatannya, bahwa salah satu dari bagian dari peralatan
tersebut adalah lensa.
Barangkali karena lensa tidak terlihat, maka kita kurang memperhatikan teknologi ini
cara kerja dan pengaruhnya pada kehidupan kita sementara kita melahap hasilnya/produknya
setiap hari, yang mana diproduksi untuk konsumsi kita oleh kita dan oleh orang lain.
Sebetulnya banyak yang dapat dipelajari dari keadaan yang kita anggap sudah demikian adanya
atau yang kita sudah terima sebagaimana adanya ; tentu masalahnya terletak pada kejelian kita
untuk mengidentifikasi (mengenali) anggapan atau asumsi yang demikian yang sudah diterima
secara diam-diam oleh kebanyakan orang. Lensa – kata ini mengindikasikan bahwa
kebanyakan orang menganggap bahwa lensa adalah suatu benda yang bersifat objektif dan
netral. Sudah jelas bahwa kebanyakan pengguna kamera, teleskop, teropong ganda (binocular)
dan instrumen berlensa lainnya tidak memberi perhatian kepada lensa yang merupakan bagian
dari alat yang mereka gunakan. Dapat dikatakan bahwa ketika melihat gambar yang dihasilkan
lensa – yaitu film, video dan fotografi – sedikit orang yang memikirkan jasa lensa dalam
menghasilkan produk-produk tersebut.
Lensa pertama yang digunakan manusia adalah matanya sendiri. Dengan demikian mata
merupakan perpanjangan dari tangan, yang memungkinkan kita bukan saja untuk lari
menyelamatkan diri tetapi juga untuk melihat/memantau, dan untuk menentukan apakah
sesuatu objek berada dalam jarak raih, serta berencana untuk meraih objek yang berada diluar
jangkauan.
5/17/2018 Media Massa Film - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-massa-film 2/9
PENDAHULUAN
Beralihnya suatu masyarakat tradisional menjadi modern, beriringan dengan munculnya
gelombang urbanisasi. Berdasarkan data yang ada, setiap tahunnya jumlah penduduk perkotaandi negara-negara berkembang bertambah sekitar 45 juta orang. Bahkan pertumbuhan tingkat
urbanisasinya melebihi pertumbuhan industrialisasi. Meski kehidupan perkotaan dan modern
mampu menghasilkan beragam fasilitas, kemudahan, dan kesejahteraan material bagi para
penduduknya, namun begitu, kehidupan modern juga banyak melahirkan persoalan dan krisis
sosial baru.
Sementara itu, seiring dengan pesatnya perkembangan media informasi dan
komunikasi, baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software), akan
membawa perubahan bergesernya peranan pengajar sebagai penyampai pesan/informasi. Ia
tidak bisa lagi berperan sebagai satu-satunya sumber informasi bagi kegiatan pembelajaran
anak didiknya. Mereka dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber-terutama dari media
media massa, apakah dari melihat film melalui vcd/dvd atau siaran televisi dan radio (media
elektronik), surat kabar dan majalah (media cetak), komputer pribadi, atau bahkan dari internet.
I. LANDASAN TEORI
Media Massa (Mass Media) adalah chanel, media/medium, saluran, sarana, atau alat
yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa, yakni komunikasi yang diarahkan kepada
orang banyak (channel of mass communication). Komunikasi massa sendiri merupakan
kependekan dari komunikasi melalui media massa (communicate with media).
Secara umum, film dipandang sebagai suatu medium yang tersendiri. Menurut penulis
naskah film Perempuan Berkalung Sorban Ginatri S. Noer, film adalah media komunikasi
sekaligus media untuk ekspresi dan statement pembuat filmnya. Fungsi tiap film berbeda sesuai
dengan gagasan apa yang dipilih oleh pembuat filmnya. Apakah film itu hanya untuk
menghibur saja, atau ada statement khusus yang ada di dalam film itu ( Sobur, 2002:122 ).
Film pada hakekatnya adalah medium komunikasi massa sebagaimana terlihat dari ciri-
cirinya :
1. Sifat Informasi
5/17/2018 Media Massa Film - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-massa-film 3/9
Film lebih dapat menyampaikan informasi yang matang dalam konteks yang lebih utuh
dan lengkap. Maka informasi dari film dapat diserap khalayak secara mendalam.
2. Kemampuan distorsi
Film sama seperti media massa lainnya dibatasi oleh ruang dan waktu. Untuk mengatasi
itu, film menggunakan distorsi dalam proses pembuatannya, baik ditahap perekaman gambar,
maupun pemaduan gambar yang dapat menempatkan informasi.
3. Situasi Komunikasi
Film lebih dapat membawakan situasi komunikasi yang khas sehingga menambah
intensitas keterlibatan khalayak. Film menimbulkan keterlibatan yang lebih intim.
Keterlibatan penonton dengan suatu film dapat melepas dia dari realitas kehidupan yang
sesungguhnya.
4. Kredibilitas
Situasi komunikasi film dan keterlibatan emosional penonton dapat menambah
kredibilitas suatu produk film. Hal itu dimungkinkan karena penyajian film disertai dengan
perangkat kehidupan yang mendukung.
5. Struktur hubungan
Khalayak film dituntut untuk membentuk kerangka komunikasi yang baru setiap kali
menonton film agar mendapatkan persepsi yang tepat.
6. Kemampuan perbaikan
Karena tidak memerlukan kecepatan dan kesegaran, film dapat dibuat lebih teliti. Namun
setelah titik tertentu, film tidak dapat lagi diperbaiki, kecuali dengan pemotongan. Jadi tidak
ada ralat seperti di media massa lainnya.
Media memang merupakan pembentuk definisi realitas sosial. Namun realitas yang
disampaikan media adalah realitas yang sudah diseleksi, yaitu realitas tangan kedua. Dengan
demikian, media massa mempengaruhi pembentukan citra mengenai lingkupan sosial yang
tidak seimbang, bias dan tidak cermat. Mengenai media film, ada pandangan yang melihat
film sebagai media yang menduplikasi media dengan bantuan peralatan dan teknik
sinematiknya. Dalam hal ini film dianggap sebagai medium sempurna untuk
5/17/2018 Media Massa Film - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-massa-film 4/9
mengekspresikan realitas kehidupan yang bebas dari konflik – konflik ideologis. Film
sebagaimana media massa lainnya, lahir sebagai hasil reaksi dan persepsi pembuatnya dari
peristiwa atau kenyataan yang terjadi disekelilingnya, lalu dari film tersebut akan lahir suatu
kenyataan baru yang merupakan suatu realitas kamera. Pandangan seperti ini menyiratkan
bahwa realita yang diekspresikan dalam film bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja,
melainkan adalah hasil dari suatu cara tertentu dalam mengkonstruksi realitas. Dengan
demikian film bukan semata – mata memproduksi realitas, tetapi juga mendefinisikan
realitas.
Walau bagaimanapun bentuk tanggapan dari khalayak terhadap pesan yang terkandung
dalam film, akan dipengaruhi oleh pengalaman si khalayak sebelumnya, baik pengalaman
sosial maupun budaya. Selain itu, sebagaimana layaknya media massa lain yang dianggap
mampu dan memiliki kekuatan untuk membentuk masyarakat, demikian pula sama halnya
dengan film. Film juga mampu mempengaruhi dan membentuk budaya atau kehidupan
masyarakat sehari – hari. Selain itu, film juga berpotensi menjadi sumber pendidikan
informal, melalui isi pesan yang dikandungnya, tidak peduli bagaimana cara pesan itu
disampaikan.
II. ANALISIS
Citra dan Realitas Media Massa
Karena kesanggupan media itu sendiri dalam menyampaikan informasi, baik itu tentang
benda, orang orang, atau tempat – tempat yang belum tentu dapat dialami secara langsung oleh
penontonnya. Contohnya, ketika seseorang sedang membaca surat kabar, ia dapat mengetahui
berbagai macam permasalahan yang melanda di negara lain, dengan membaca buku, seseorang
juga bisa merasa dibawa kesebuah tempat dimasa lalu untuk mengenal sebuah sejarah, atau
dengan menonton sebuah film, seseorang dapat diajak masuk kedalam pengalaman imajinasi
tanpa batas.
Melihat hal – hal tersebut di atas, maka penting bagi masyarakat untuk menyadari
bahwa media massa juga memiliki keterbatasan, yaitu bahwa “ relitas yang ditampilkan oleh
media adalah sebuah realitas yang sudah melalui proses seleksi. Seperti yang terdapat dalam
Film Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Sang Pencerah.
Begitu pula dengan audiensnya. Mereka dengan sadar datang menonton film salah
satunya untuk mengenal budaya pihak lainnya.
5/17/2018 Media Massa Film - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-massa-film 5/9
PEMBAHASAN
Para khalayak atau penonton film menggunakan film menggunakan lebih dari satu
indera karena karakter film yang audio-visual. Para penonton jadi lebih terbawa dalam dimensi parasosial yang dihadirkan lewat film. Pola penggunaan yang seperti ini menjadikan penonton
dapat menyamarkan – bahkan menghapus – batas-batas kultural dan sosial (misalnya bahasa)
sehingga pesan yang disampaikan lewat film tetap akan dapat dimengerti oleh
penonton.Industri film adalah industri yang tidak ada habisnya. Sebagai media massa, film
digunakan sebagai media yang merefleksikan realitas, atau bahkan membentuk realitas. Cerita
yang ditayangkan lewat film dapat berbentuk fiksi atau non fiksi. Lewat film, informasi dapat
dikonsumsi dengan lebih mendalam karena film adalah media audio visual. Media ini banyak
digemari banyak orang karena dapat dijadikan sebagai hiburan dan penyalur hobi bagi orang-
orang tertentu.
Teknologi fim memiliki karakter yang spesial karena bersifat audio dan visual. Karakter
ini menjadikan film sebagai cool media yang artinya film merupakan media yang dalam
penggunaannya menggunakan lebih dari satu indera. Film pun menjadi media yang sangat unik
karena dengan karakter yang audio-visual film mampu memberikan pengalaman dan perasaan
yang spesial kepada para penonton/khalayak. Para penonton dapat merasakan ilusi dimensi
parasosial yang lebih ketika menyaksikan gambar-gambar bergerak, berwarna, dan bersuara.
Dengan karakter audio-visual ini juga film dapat menjadi media yang mampu menmbus batas-
batas kultural dan sosial.
a. Film telah begitu memasyarakat;.
b. Film berpengaruh terhadap proses sosialisasi;
c. Orang-orang lebih mengandalkan informasi yang berasal Film/TV daripada dari
orang lain;
d. Pengajar perlu memberdayakan film sebagai penunjang pembelajarannya; dan
e. Para orang tua, pendidik, dan peserta didik baik secara sendiri-sendiri maupun
secara bersama-sama, dapat meminimalisasikan pengaruh negatif media massa dan
mengoptimalkan dampak positifnya.
5/17/2018 Media Massa Film - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-massa-film 6/9
Dalam kasus film sebagai representasi budaya, film tidak hanya mengkonstruksikan nilai-
nilai budaya tertentu di dalam dirinya sendiri, tapi juga tentang bagaimana nilai-nilai tadi
diproduksi dan bagaimana nilai itu dikonsumsi oleh masyarakat yang menyaksikan film
tersebut. Jadi ada semacam proses pertukaran kode-kode kebudayaan dalam tindakan
menonton film sebagai representasi budaya.
Kelebihan film adalah karakternya yang audio-visual menjadikan film lebih kuat dalam
menyampaikan pesan kepada khalayak yang multikultur dan lintas kelas sosial. Perasaan dan
pengalaman yang hadir saat menonton film pun menjadikan film sebagai media yang spesial
karena dapat membuat khalayak terbawa ke dalam film bersama dimensi parasosial yang
dihadirkan. Bagi para pembuat film, film merupakan media yang sangat representatif atas
ide-ide kreatif mereka. Dan keakraban film terhadap khalayak menjadikan ide-ide dan pesan
para pembuat film lebih gampang diterima khalayak.
Kekurangan dari film adalah sebagai control media film bisa jadi sangat multitafsir.
Diperlukan analisa tersendiri untuk memahami unsur-unsur semiotik yang ditampilkan dalam
film. Kemampuan film menembus batas-batas kultural di sisi lain justru membuat film-film
yang membawa unsur tradisional susah untuk ditafsirkan bahkan salah tafsir oleh penonton
yang berasal dari kelompok budaya lain.
Melalui film sebenarnya kita banyak belajar tentang budaya. Baik itu budaya masyarakat
di mana kita hidup di dalamnya, atau bahkan budaya yang sama sekali asing buat kita. Dan
kita menjadi mengetahui bahwa budaya masyarakat ini begini dan budaya masyarakat itu
begitu, terutama melalui film.
Sedangkan kekurangan lain dari film adalah film-film yang dibuat dalam universalitas
akan turut membentuk apa yang disebut common cuture yang dapat mengikis lokalitas
masyarakat tertentu. Film juga sangat memberikan efek pada orang yang menontonnya
terutama anak-anak, sehingga untuk jenis film-film tertentu seperti horor, kekerasan dan
pornografi akan memberikan pengaruh negatif bagi khalayak. Dari segi industri,
industrialisasi dan komersialisasi film telah menjadikannya sebagai media yang
dikomodifikasi. Sahingga saat ini banyak film-film yang hanya mengejar pangsa pasar dan
profit semata, kualitas pun tidak dipedulikan. Ideologi yang diusung film pun tidak jelas,
semuanya hanya mengejar.
5/17/2018 Media Massa Film - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-massa-film 7/9
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan tersebut menjelaskan bahawa Representasi di sini harus lebih dilihat
sebagai upaya menyajikan ulang sebuah realitas. Dalam usaha menyajikan ulang ini tentunya
sampai kapan juga tidak akan pernah menyajikan dirinya sebagai realitas yang aslinya. Film
sebagai representasi budaya hanyalah sebagai second hand reality.
Belum lagi jika kita membedah lebih lanjut bagaimana proses produksi film sebagai
proses representasi tadi. Di balik proses representasi ada siapa saja yang terlibat di dalamnya,
dalam rangka kepentingan apa, dan bagaimana representasi yang mereka lakukan. Jadi yang
namanya representasi itu sangat sulit untuk dibilang netral atau alamiah.
SARAN
Mengenai Saran tersebut bahwa perkembangan film sebagai sarana media harus di beri
keamanan pula seperti
• Para orang tua, pendidik, dan peserta didik baik secara sendiri-sendiri maupun
secara bersama-sama, dapat meminimalisasikan pengaruh negatif media massa
dan mengoptimalkan dampak positifnya.
• Pengajar perlu memberdayakan film sebagai penunjang pembelajarannya.
•
Kualitas Film harus lebih berkualitas dan mendidik.
5/17/2018 Media Massa Film - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-massa-film 8/9
SOAL JAWABAN NO 1 DAN 2
NO.
1. Komunikator menggunakan media kedua ini karena komunikan yang dijadikan sasaran
komunikasinya jauh tempatnya atau banyak jumlahnya atau kedua-duanya, jauh dan
banyak. Kalau komunikan jauh, diperguna-kanlah surat atau telepon; jika banyak
dipakailah perangkat pengeras suara; apabila jauh dan banyak, dipergunakan surat
kabar, radio atau televisi. Komunikasi dalam proses secara sekunder ini semakin lama
semakin efektif dan efisien karena didukung oleh teknologi komunikasi yang semakin
canggih, yang ditopang pula oleh teknologi-teknologi lainnya yang bukan teknologi
komunikasi.
Sebagai contoh :
Televisi siaran dewasa ini yang dipadu dengan komputer menjadi semakin
mempesona, baik dalam segi visualnya maupun audialnya, selain jangkauannya
semakin jauh dan luas berkat inovasi satelit komunikasi dan antena parabola.
NO.
2. Dalam bentuk yang konkrit, realitas ini muncul dalam bentuk hukum – hukum yang
mencerminkan norma sosial. Realitas objektif juga bukan realitas yang dapat diketahui
langsung oleh individu dan mempengaruhi diri individu secara pribadi. dunia objektif
beserta sistem simbolik yang ada, telah menyatu kedalam kesadaran individu, sehingga
realitas subjektif ini pun menjadi landasan dalam tindakan sosial individu. Dalam
proses internalisasi ini, individu tidak saja memahami makna – makna yang telah
diobjektivikasikan, tetapi juga harus mengidentifikasikan dirinya dengan makna –
makna tersebut.
Contoh paling mudah untuk dicerna adalah barang yang ketika diproduksi harus
mengeluarkan limbah. Oleh karenanya, limbah dapat disebut sebagai biaya yang harus
ditanggung masyarakat, selain daripada biaya yang harus dibayarkan untuk membeli barang itu (harga pasar yang berlaku). Namun karena masyarakat turut merasakan,
5/17/2018 Media Massa Film - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-massa-film 9/9
bukan berarti limbah merupakan tanggung jawab masyarakat. Limbah tetap tanggung
jawab dari perusahaan yang mengeluarkannya. Sayangnya, banyak perusahaan berusaha
menghindari pertanggungjawaban ini.