Upload
buiminh
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
MEDIA SOSIAL DAN JURNALISTIK ONLINE
(Analisis Isi Kredibilitas Berita pada Akun Instagram “Indozone.Id”
Periode 1–31 Maret 2017)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan
Informatika
Oleh:
RIKA FRIENDI PRADIKA
L100100008
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
1
MEDIA SOSIAL DAN JURNALISTIK ONLINE
(Analisis Isi Kredibilitas Berita pada Akun Instagram “Indozone.Id”
Periode 1–31 Maret 2017)
Abstrak
Media sosial kini telah digunakan untuk penyampaian berita, salah satunya
adalah media sosial Instagram. Akan tetapi penyampaian beritanya bukan
dilakukan oleh akun resmi portal berita ternama melainkan dari akun Instagram
“Indozone.Id” yang hanya berlatarbelakang media publik yang tidak terikat
dengan pihak-pihak manapun. Karena biasanya media online dibangun sebagai
bagian dari pengembangan perusahaan media, atau dibangun oleh orang-orang
media, Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk
mengetahui kredibilitas berita pada akun Instagram Indozone.Id. Populasi dari
penelitian ini adalah berita yang disajikan akun Indozone.Id periode 1-31 Maret
2017 dengan strata berita hardnews dan softnews, dengan jumlah sampel
sebanyak 170 berita. Teknik pengumpulan data dengan cara dokumentasi. Teknik
analisis data menggunakan content analysis. Sedangkan konsep yang digunakan
yaitu, dapat dipercaya (believability), akurasi (accuracy), bias, dan kelengkapan
berita atau (completeness), Hasil penelitian ini menunjukan dari sisi keakuratan
berita sudah akurat dengan 91,41 %, dari sisi kepercayaan berita juga dapat
dipercaya sebesar 92,70 %, dari sisi bias juga terbilang sedikit sekali berita yang
bias hanya 6,48 %, sedangkan dari sisi kelengkapan berita sedikit lebih rendah
nilainya dari accuracy dan believability hanya sebesar 88,82 %, akan tetapi
sebagian besar beritanya tetap masih mengedepankan unsur 5W+1H. Artinya dari
beberapa aspek yang telah dinilai dapat dinyatakan pemberitaan dari akun
Instagram Indozone.Id periode 1-31 Maret 2017 ini masih kredibel dan layak
dikonsumsi.
Kata kunci : Media Sosial, Jurnalistik Online, Kredibilitas, Instagram,
Indozone.Id
Abstract
Social media has now been used for news delivery, one of which is social
media Instagram. However, the delivery of the news is not done by the official
account of the news portal famous but from an Instagram account that is
"Indozone.Id" which only used the background of public media that is not bound
by any parties. Because online media is usually built as part of the development of
media companies, or built by media people, The research uses a quantitative
descriptive method to find out the credibility of the news on Instagram account
Indozone.Id. The population of this research is the news presented an account
Indozone.Id. period 1-31 March 2017 with the strata news hard news and soft
news, with the number of samples as much as 170 news. The technique of data
collection by means of documentation. Data analysis techniques using content
analysis. While the concept used that is, trustworthy (believability), accuracy,
bias, and completeness of the news, The results of this study indicate the accuracy
2
of the news had already been accurate, with 91.41%, from the side of trust the
news also can be trusted of 92.70%, from the side of the bias is spelled out a bit
once, the news is biased only 6.48%, while from the completeness of the news
slightly lower than of accuracy and believability, of only 88.82%, but most of the
news remains still put forward element 5W + 1 H. This means that some aspects
that have been assessed statement from the account Instagram Indozone.Id period
1-31 March 2017 is still credible and feasible consumed.
Keywords: Social Media, Online Journalism, Credibility, Instagram, Indozone.Id
1. PENDAHULUAN
Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini
membawa perubahan besar kepada masyarakat dari tradisional menjadi modern.
Dalam bidang teknologi informasi masyarakat tradisional masih menggunakan
surat untuk mengirim pesan, sehingga membutuhkan cukup banyak waktu untuk
mendapatkan suatu informasi. Berbeda dengan zaman modern seperti sekarang
yang telah muncul smartphone dengan berbagai macam fitur didalamnya,
berkirim pesan jadi semakin mudah karena juga sudah bisa melakukan panggilan
suara. Selain itu di era globalisasi seperti sekarang kita juga bisa terhubung
dengan internet untuk mendapatkan informasi yang lebih luas melalui World Wide
Web.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ini ditandai dengan
adanya internet yang merupakan media baru. Di zaman globalisasi seperti ini
internet telah membawa perubahan besar dalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat
menemukan berbagai macam informasi dengan mudah kapan saja dan dimana saja
asal terhubung dengan internet. Konten di dalamnya pun juga beragam, karena
itulah media baru ini lebih banyak digemari belakangan ini. Era globalisasi ini
memang kuat hubungannya dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi, tanpa disadari pola pikir manusia telah dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi yang semakin cepat tersebut. Hal ini dapat dirasakan
misalnya melalui media massa yang berbasis cetak maupun elektronik (Burhan
Bungin, 2008).
Dengan kemudahannya tersebut diprediksi internet akan terus berkembang
dimasa yang akan datang. Menurut survei terbaru dari APJII tahun 2016, jumlah
pengguna internet di Indonesia mencapai 132,7 juta pengguna. Angka ini sudah
3
meningkat dari tahun 2014 lalu dengan jumlah 88 juta pengguna. Jumlah itu
sudah melampaui setengah dari total penduduk yang ada di Indonesia, yaitu
sekitar 51,8%. Sedangkan untuk penggunaan internetnya masih didominasi untuk
media sosial dan hiburan. Nomor satu masih dipegang media sosial Facebook
yang diikuti dengan Instagram.
Hasil survei terbaru dari Pew Research Center menunjukkan, 62% atau 6
dari 10 warga Amerika Serikat menjadikan media sosial sebagai sumber utama
informasi daripada langsung membuka portal situs berita. Situs media sosial yang
paling popular untuk mendapatkan berita di Amerika Serikat adalah Facebook dan
Twitter, diikuti dengan Linkedln, YouTube, dan Reddit. Ini dikarenakan orang
lebih senang berlama-lama berinteraksi dengan membuka media sosial miliknya.
Selain itu biasanya informasi awal suatu kondisi yang bersifat berita juga sering
muncul dari pesan singkat pengguna Twitter, Facebook, dan media sosial lain.
Karena selain memperoleh informasi pembaca juga mendapatkan kesan lain,
misalnya merasa senang, terhibur, dan terpikat (Burhan Bungin, 2008).
Tingginya penggunaan internet yang masih didominasi untuk media sosial
ini menimbulkan berbagai macam pola interaksi oleh penggunanya. Perubahan
pola komunikasi terjadi dengan adanya berbagai macam media sosial. Di
Indonesia Instagram merupakan salah satu yang cukup populer belakangan ini.
Kita dapat melihat berbagai macam pola komunikasi didalamnya, dari mulai
penggunaan untuk jual beli, mempromosikan produk barang atau jasa, dan juga
penggunaan untuk pemberitaan online. Sebab pemberitaan umum yang masih
menggunakan cara lama sudah tidak efektif lagi, yang mana radio dan televisi
sekarang juga sudah menggunakan online streaming, berita-berita yang dulunya
hanya dalam media cetak juga sudah dapat diakses melalui online. Sehingga nanti
pada tahun 2040 diprediksi oleh Prof Philip Meyer, kita akan menyaksikan koran
terakhir dicetak yang dibaca orang (Nurudin, 2009).
Dalam penelitian terdahulu karya Dyah Ayu Puspitorini dari Fakultas Ilmu
Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2016,
dengan judul “MOTIF DAN KEPUASAN PENGGUNAAN INSTAGRAM
(Studi Kesenjangan antara Motif dan Kepuasan Penggunaan Media Sosial
4
Instagram pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan
2013)” dapat dijadikan gambaran dalam penggunaan media sosial saat ini
khususnya Instagram.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan, tingkat kesenjangan antara motif
dan kepuasan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta dalam
penggunaan media sosial Instagram adalah sebagai berikut: (1) dilihat dari aspek
informasi termasuk dalam kategori sedang dengan nilai kesenjangan sebesar 19%,
(2) dilihat dari aspek identitas pribadi termasuk dalam kategori sedang dengan
nilai kesenjangan sebesar 16%, (3) dilihat dari aspek integrasi dan interaksi sosial
termasuk dalam kategori tinggi dengan nilai kesenjangan sebesar 16%, dan (4)
dilihat dari aspek hiburan termasuk dalam kategori rendah dengan nilai
kesenjangan sebesar 22%.
Meski saat ini media online lebih banyak digemari untuk mendapatkan
informasi, akan tetapi media cetak tidak dapat ditinggalkan begitu saja. Untuk saat
ini media online hanya memberikan alternatif lain untuk sarana mendapatkan
informasi dengan cepat dan dapat diakses dimana saja dan kapan saja. Karena
semakin cepat informasi itu dipublikasikan, maka semakin tinggi nilai jual
beritanya. Tetapi sebaliknya, jika berita terlambat dimuat atau dicetak serta
dipublikasikan kepada khalayak, maka nilai jual berita tersebut akan semakin
rendah bahkan tidak bernilai lagi (Haris Sumadiria, 2005).
Akan tetapi dengan segala kelebihannya tersebut tidak jarang berita online
juga kurang memberikan berita secara akurat karena kecepatan dan kemudahan
dalam proses produksinya. Apalagi pemberitaan tersebut bukan berasal dari situs
resmi atau akun resmi portal berita ternama. Sedangkan pemberitaan hanya
berasal dari suatu akun media sosial Instagram yang dengan berlatarbelakang
Media Independent tanpa dibangun oleh orang-orang media. Karena penyebaran
informasi bisa dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan dengan cara apa saja.
Warga negara yang selama ini dipersepsikan sebagai kelompok konsumen media,
sekarang ini bisa bertindak sebagai jurnalis (Nurudin, 2009).
Salah satunya seperti akun Instagram Indozone.Id. Alasan peneliti memilih
akun Instagram Indozone.Id adalah karena akun tersebut dinilai sangat konsisten
5
dan aktif dalam memberikan informasi berita, dengan rata-rata posting sekitar 20
kali setiap harinya. Selain itu akun tersebut mempunyai followers cukup banyak
sekitar 2,6 juta follower dan juga sudah memposting lebih dari 21.000 postingan.
Dengan jumlah followers dan posting sebanyak ini peneliti ingin melihat
bagaimana kredibilitas berita yang disampaikan oleh akun Indozone.Id tersebut.
Karena dengan followers sebanyak itu tidak mungkin berita yang disampaikan
akan dijadikan panutan oleh para pengikutnya dalam mendapatkan informasi
berita khususnya di media sosial Instagram. Pengambilan berita hardnews dan
softnews dinilai lebih layak diteliti tentang kredibilitas beritanya karena berita
seperti ini dapat berpengaruh besar terhadap sesuatu yang diberitakan tersebut.
Kasus tentang kredibilitas berita online pernah terjadi pada tahun 2012,
setidaknya ada 98 pengaduan terkait media online. Menurut Ketua Komisi
Pengaduan Masyarakat dan Penegakan Etika Dewan Pers, Agus Sudibyo, ada
enam jenis pelanggaran kode etik jurnalistik yang dilakukan oleh media siber
yang diadukan ke Dewan Pers. Pelanggaran pertama, media online tidak menguji
informasi atau melakukan konfirmasi sebanyak 30 kasus. Pelanggaran kedua,
berita tidak akurat sebanyak 30 kasus. Ketiga, mencampurkan fakta dan opini
yang menghakimi sebanyak 17 kasus. Keempat, tidak berimbang sebanyak 10
kasus. Kelima, tidak menyembunyikan identitas korban kejahatan susila sebanyak
tiga kasus. Dan keenam, tidak jelas narasumbernya ada satu kasus.
Peneliti juga memilih periode 1-31 Maret 2017 karena pada periode
tersebut merupakan periode yang menarik untuk diteliti, dan periode tersebut
dinilai akan menyajikan berita-berita penting misalnya seputar putaran kedua
Pilkada DKI Jakarta 2017. Karena pemberitaan media dinilai cukup berperan
dalam menentukan hasil pemilu, atau memberi gambaran kepada masyarakat
dalam menentukan pilihan.
Dalam jurnal penelitian terdahulu juga menyebutkan bahwa pemilih yang
belum memutuskan harus segera membuat keputusan pemilihan karena hari
pemungutan suara semakin dekat sehingga bergantung pada liputan media dalam
pencarian informasi mereka (Walgrave, Lefevere, & Hooghe, 2010). Hasilnya
menunjukkan bahwa pemaparan berita pemilu secara positif mempengaruhi
6
perilaku pemungutan suara, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
keefektifan informasi. Efek tersebut terutama diucapkan di antara para pemilih
yang ragu-ragu saat memulai kampanye (Sabine Geers, Linda Bos, and Claes H.
De Vreese, 2017). Selain itu masih banyak berita lain yang tersaji di periode
tersebut dalam akun Indozone.Id.
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang kredibilitas
berita yang disajikan oleh salah satu akun media sosial yang ada di Instagram
yaitu Indozone.Id, dan semoga kedepan dapat menjadikan acuan dalam
mendapatkan informasi terutama yang beredar di media sosial saat ini.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.
Kuantitatif adalah pendekatan ilmiah yang memandang suatu realitas itu dapat
diklasifikasikan, konkrit, teramati dan terukur, hubungan variabelnya bersifat
sebab akibat dimana data penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya
menggunakan statistik (Sugiyono, 2008). Deskriptif kuantitatif digunakan karena
analisis data diarahkan untuk mengukur persentase kredibilitas berita berdasarkan
konsep multidimensional Flanagin & Metzger.
Analisis isi merupakan metode ilmiah untuk mempelajari dan menarik
kesimpulan atas suatu fenomena dengan memanfaatkan dokumen atau teks.
Analisis isi merupakan salah satu metode utama dari ilmu komunikasi. Penelitian
yang mempelajari isi media seperti surar kabar, radio, film, televisi juga
menggunakan analisis isi. Lewat analisis isi, penelitian ini dapat mempelajari
gambaran isi, karakteristik pesan, dan perkembangan dari suatu isi (Eriyanto,
2011).
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Populasi
penelitian ini adalah berita yang disajikan oleh akun Instagram Indozone.Id
selama periode 1-31 Maret 2017 yang berjumlah sekitar 302 postingan yang
khusus tentang berita hardnews dan softnews. Karena meskipun fokus utama akun
7
tersebut untuk menyampaian berita, tetapi ada sebagian postingan yang hanya
sekedar sebagai hiburan seperti memposting kata-kata bijak, video tutorial, video
klip musik, cerita lucu, dan juga rekomendasi tempat-tempat liburan yang seru.
Sampel adalah sebagian dari populasi itu. Populasi itu misalnya penduduk
di wilayah tertentu, jumlah pegawai pada organisasi tertentu, jumlah guru dan
murid di sekolah tertentu dan sebagainya (Sugiyono, 2013). Sedangkan sampel
yang digunakan peneliti adalah Stratified Sampling, yang artinya pengambilan
sampel dilakukan dengan cara memperhatikan strata (tingkatan) didalam populasi,
yang sebelumnya telah dikelompokkan kedalam tingkatan tertentu, seperti tinggi,
rendah, sedang/baik. Dalam hal ini sampelnya adalah jenis berita yang bersifat
hardnews dan softnews yang berjumlah 170 buah dengan tingkat kesalahan
sebesar 5% (0,05). Angka ini diperoleh dengan menggunakan Rumus Slovin
(dalam Riduwan, 2005).
Metode pengumpulan data dengan cara dokumentasi. Dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk
gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang
berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan
lain-lain (Sugiyono, 2013).
Peneliti dibantu dengan dua orang rekan yaitu Kiki Firmansyah (26) dan
Rudi Purnomo (25) untuk melakukan coding data dengan cara menganalisis kata-
kata, kalimat, atau foto-foto yang digunakan akun Indozone.Id dalam
penyampaian berita hardnews dan softnews berdasarkan dimensi kredibilitas
media, yaitu dapat dipercaya (believability), akurasi (accuracy), bias, dan
kelengkapan berita atau (completeness).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Penelitian
Validitas data dilakukan untuk menilai seberapa baik alat ukur
tersebut untuk merepresentasikan informasi yang melekat di dalam dan
berasosiasi dengan data yang tersedia. Jenis validitas yang termasuk dalam
8
kategori ini adalah validitas muka, yakni sejauh mana alat ukur dapat
benar–benar mengukur apa yang ingin diukur (Eriyanto, 2011).
Tabel 3.1. Hasil uji validitas
No r Hitung Syarat Keterangan
1 0,939 > 0,300 Item valid
2 0,895 > 0,300 Item valid
3 0,765 > 0,300 Item valid
4 0,857 > 0,300 Item valid
Sumber : Hasil olah IBM SPSS Statistics 24.0 for Windows
Uji validitas yang digunakan adalah uji factor/r kritis. r tabel dicari
pada signifikasi 0,05 dengan uji dua arah dan jumlah data (n) = 170.
Pearson correlation harus lebih besar dari r kritis yaitu 0,300. Didapat hasil
bahwa empat item yang di uji dinyatakan valid.
Uji reliabilitas penelitian ini menggunakan IBM SPSS Statistics
24.0 for Windows dengan model Croanbach Alpha. Uji dilakukan dengan
taraf signifikasi 0,05. Instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai
Croanbach Alpha lebih besar dari r tabel minimal yakni sebesar 0,600,
kurang dari itu dikatakan buruk, atau 0,700 dapat diterima, dan lebih dari
atau sama dengan 0,800 adalah baik. Hasil yang didapat adalah 0,883
Tabel 3.2. Hasil Uji Reliabilitas
Croanbach
Alpha
N of Items
0,883 4
Sumber : Hasil olah IBM SPSS Statistics 24.0 for Windows
Penilaian sampel berita menggunakan Skala Likert, yaitu skala
yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap atau pendapat seseorang
atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial,
berdasarkan definisi operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti. Skala
ini merupakan suatu skala psikometrik yang biasa diaplikasikan dalam
angket dan paling sering digunakan untuk riset yang berupa survei,
termasuk dalam penelitian survei deskriptif. Pertanyaan diberi skor sesuai
9
Skala Likert, yaitu ; Skor 5 = Sangat Baik, Skor 4 = Baik, Skor 3 = Cukup,
Skor 2 = Buruk, Skor 1 = Sangat Buruk. Hasil yang didapat dari 170 buah
berita yang dijadikan sampel dan telah melalui proses coding untuk
dianalisis adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Total skor
Accuracy Believability Bias Completeness
777 788 795 755
Hasil skor nilai yang sudah di coding data
3.2 Pembahasan
Kredibilitas berita dari sisi Accuracy sebesar (91,41%).
Kredibilitas dari sisi apakah berita yang disajikan memang benar terjadi
dengan fakta yang ada di lapangan sebagian besarnya adalah benar terjadi.
Kurangnya kredibilitas dalam sisi akurasi ini juga biasanya terjadi karena
kurang pastinya informasi yang didapat dalam pengambilan berita.
Sedangkan akurasi dalam sisi kesalahan penulisan disini seperti kurang
telitinya dalam menulis informasi dari narasumber sehingga berita menjadi
sedikit kurang akurat. Penulisan atau pemilihan kata yang berbeda dari
biasanya juga ditemukan yang dapat membuat adanya perbedaan dalam
hal penekanan-penekanan suatu kalimat.
Gambar 1. Berita dari Indozone.Id tentang anggota polisi yang mengonsumsi
narkoba.
10
Contoh berita yang dinilai kurang akurat adalah tidak
tertuliskannya keterangan dari narasumber secara langsung, padahal di
verifikasi dari www.okezone.com Wakil Kepala Polres Meranti Kompol
Wawan Setiawan mengatakan, anggota yang positif narkoba itu diberikan
hukuman dari teguran keras dan dipenjara. Selain menyatakan hal tersebut,
Kompol Wawan juga mengatakan;
“Kebanyakan yang positif narkoba itu
menjalani hukuman ditempat khusus dari
21 hari hingga 28 hari. Kita akan tindak
tegas kepada anggota yang tetap
mengonsumsi narkoba,” ujar Wawan.
Seharusnya pernyataan dari narasumber juga ikut dijelaskan dalam
suatu berita, apalagi pernyataan dari Wakil Kepala Polres yang dinilai
mempunyai keterangan yang lebih akurat soal kejadian seperti ini. Tetapi
ini hanya sebagian kecil saja berita yang dinilai peneliti masih kurang
akurat. Kesalahan penulisan atau kurang akuratnya informasi berita yang
diambil mungkin disebabkan karena terlalu banyaknya berita yang
disajikan setiap harinya. Tetapi selain beberapa berita yang dinilai kurang
tersebut, secara keseluruhan sudah baik. Semua sampel yang diambil
setelah dianalisis dan diverifikasi kebenarannya memang sudah sangat
akurat dari segi penulisan dan informasinya, berita yang disampaikannya
memang benar-benar terjadi dengan fakta yang ada di lapangan.
Kredibilitas dari sisi Believability sebesar (92,70%). Kepercayaan
dalam hal transparansi sumber berita dinilai sudah baik, meski hanya
menuliskan nama website sumbernya saja dan bukan alamat url-nya tetapi
saat diverifikasi kebenarannya terhadap sumbernya memang benar. Tetapi
peneliti juga melihat believability ini dari sisi pemilihan sumber berita.
Dalam hal pemilihan sumber berita masih ditemukan sumber yang dinilai
kurang baik, meski beritanya juga dimuat pada portal berita lain tetapi
dikhawatirkan dari segi penulisannya akan berbeda. Dan juga ada satu atau
dua berita yang pengambilan sumber beritanya hanya dari akun media
11
sosial yang ada disekitar seperti akun Facebook atau WhatsApp para
warganet.
Gambar 2. Berita dari Indozone.Id tentang sebuah angkot menabrak
pengendara motor di jalan raya.
Dalam video tersebut memang terlihat sebuah angkot menabrak
pengendara sepeda motor, tetapi posisi pengambilan gambar memang jauh
dan kualitas video dinilai sangat biasa. Peneliti dan para koder semua tidak
tahu kejadian sebenarnya itu seperti apa, karena videonya juga hanya dari
jejaring sosial WhatsApp saja. Kemudian dalam keterangannya di
Indozone.Id tersebut juga dituliskan...
“Hingga berita ini ditulis, belum diketahui pasti lokasi dan waktu insiden ini
terjadi.”
Kurang pastinya sumber inilah juga yang menjadikan beberapa
berita yang dinilai kurang dapat dipercaya dari sisi believability. Meski
tidak dapat dikatakan sebagai berita bohong, akan tetapi kepercayaan
informasinya juga belum dapat dipastikan kebenarannya. Lebih baik
memverifikasinya terlebih dahulu dari berbagai informasi yang ada supaya
kita tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan tidak mudah terpancing emosi
karena isu-isu sekitar yang kurang dapat dipastikan kepercayaannya.
12
Tetapi disisi lain peneliti juga melihat hal tersebut adalah suatu
upaya untuk dapat menyajikan berita secara lebih cepat karena juga
mengambil dari berbagai sumber yang ada. Sedangkan secara keseluruhan
penyampaian beritanya sudah dapat dikatakan terpercaya dan terbuka akan
sumber informasinya. Karena setiap sampel berita yang dianalisis
setidaknya sudah diverifikasi dari tiga sumber berbeda untuk menentukan
bahwa berita tersebut dapat dinyatakan terpercaya atau tidaknya. Dan
hasilnya sebagian besarnya beritanya masih sangat terpercaya.
Kredibilitas dari sisi bias sebesar (6,48%). Jumlah pemberitaan
yang bias memang tidak banyak persentasenya dan tergolong sangat kecil,
tetapi pemberitaan bias tetap masih ditemukan. Misalnya saat mengangkat
berita tentang public figure, dari segi penulisan terlihat menonjolkan pada
sisi tertentu yang cenderung bersifat negatif yang kemudian berakibat
berubahnya pemaknaan dari khalayak. Dan juga terdapat satu berita yang
menghilangkan informasi-informasi yang nilainya bisa saja cukup penting,
misal saat di cek dari beberapa website lain yang informasinya lebih
lengkap tetapi disini justru tidak ada informasi tersebut. Pengambilan
sumber juga ikut menentukan dalam segi bias ini, karena konstruksi pesan
terhadap suatu berita belum tentu sama jika dilihat dari berbagai media.
Gambar 3. Pemberitaan dari Indozone.Id tentang Mulan Jameela jualan cilok
13
Contoh pemberitaan tentang Mulan Jameela jualan cilok ini setelah
dicek dari berbagai media yang juga memberitakan, ada beberapa yang
menjelaskan bahwa Mulan tersebut hanya iseng-iseng memenuhi
permintaan teman-temannya.
“Jadi, Mulan sering membagi-bagikan makanan
kegemarannya itu. Ternyata
banyak yang suka, dan teman Mulan mengusulkan agar
menjualnya saja.”
Keterangan-keterangan seperti ini peneliti anggap dapat
mempunyai pemaknaan pemberitaaan yang berbeda oleh pembacanya.
Tetapi mungkin pengambilan berita yang terlalu cepat juga bisa
menentukan hal tersebut, sehingga hanya melihat dari postingan media
sosial sang tokoh tersebut saja tanpa ada keterangan-keterangan dari yang
bersagkutan secara langsung atau dari teman-temannya.
Meski begitu nilai berita yang bias dapat dikatakan sangat kecil.
Persentase berita yang bias ternyata hampir sama dengan penelitian
terdahulu yang juga dijadikan acuan dalam pembuatan penelitian ini yang
berjudul “KREDIBILITAS PEMBERITAAN PADA PORTAL BERITA
ONLINE VIVANEWS.COM” karya Rachmad Widodo, dengan nilai berita
yang bias hanya sekitar 6,48% - 6,50%. Artinya berita-berita dari akun
Instagram Indozone.Id ini juga sangat baik dari sisi bias setara dengan
www.vivanews.com.
Kredibilitas dari sisi completeness sebesar (88,82%). Kelengkapan
berita yang baik hendaknya meliputi unsur 5W + 1H, tetapi masih cukup
banyak ditemukan berita yang kurang memenuhi unsur tersebut. Seperti
kurang lengkapnya informasi tentang bagaimana kejadian tersebut terjadi,
kemungkinan karena kurangannya informasi yang didapat dari sekitar
kejadian atau hanya mendapat informasi dari media sosial saja yang juga
dapat menentukan kelengkapan berita yang didapatkan tersebut.
Tetapi yang cukup sering terjadi adalah tidak relevannya berita
dengan informasi kapan kejadian tersebut diberitakan, jadi hanya
14
dituliskan tanggal dan bulannya saja. Saat peneliti memverifikasi dari
berbagai sumber dan berbagai media ternama ternyata berita tersebut
sudah terjadi berbulan-bulan yang lalu dan ada yang sudah setahun. Rata-
rata berita seperti itu adalah berita yang berasal dari luar negeri, dan
beberapa diantaranya dituliskan yang seolah-olah kejadian tersebut baru
saja terjadi disana saat ini.
Gambar 4. Pemberitaan tentang kejadian kecelakaan tidak lengkapnya kapan
kejadian terjadi
Contoh berita tentang kejadian kecelakaan diluar negeri, terlihat
bahwa dalam hal kelengkapan berita seperti kapan kejadian itu terjadi
tidak ditemukan dalam berita tersebut. Sehingga unsur “When” menjadi
berkurang atau bahkan hilang. Peneliti sudah mencoba memverifikasi
ulang setidaknya lebih dari tiga media luar negeri untuk membuktikan
kebenaran kapan kejadian-kejadian tersebut terjadi tetapi hasilnya tetap
sama dan beritanya memang sudah lampau, seperti yang telah dicek dari
www.thesun.co.uk, www.telegraph.co.uk, www.latimes.com, dan
www.nationalgeographic.com.
Peneliti melihat adanya beberapa kekurangan dalam hal
kelengkapan berita ini salah satunya karena jenis-jenis berita yang
disajikan oleh akun Instagram Indozone.Id ini memang sangat variatif,
berita yang disajikan dari berbagai topik dan dari berbagai sumber dan
15
negara lain. Sehingga masih cukup dimaklumi bila terkadang dalam hal
kelengkapan berita ada beberapa yang sedikit kurang lengkap, karena
pengambilan berita dari luar negeri memang sedikit lebih membutuhkan
waktu dalam penulisan dan pengambilan beritanya. Tetapi secara garis
besar semua beritanya dari sisi kelengkapan informasi sudah sangat baik
dan sebagian besarnya sudah mengandung unsur 5W + 1H.
4. PENUTUP
Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah meski ada
beberapa berita yang kurang akurat dan kurang lengkap, juga masih ditemukan
sedikit berita yang bias, tetapi secara keseluruhan melalui empat aspek yang
telah dianalisis dan diuji masih menunjukkan nilai yang tinggi dengan skor
rata-rata total prosentase yaitu 91,61%. Sehingga peneliti menyimpulkan
pemberitaan dari akun Instagram Indozone.Id ini dinilai masih kredibel dan
layak dikonsumsi. Hasil penelitian yang berjudul “MEDIA SOSIAL DAN
JURNALISTIK ONLINE (Analisis Isi Kredibilitas Berita pada Akun
Instagram “Indozone.Id” Periode 1–31 Maret 2017)” ini dapat dijadikan salah
satu acuan untuk para pengguna internet, khususnya pengguna media sosial
Instagram untuk mendapatkan informasi seputar berita dengan cara yang
berbeda yaitu melalui akun media sosial tanpa harus membuka situs-situs
portal berita online secara langsung dengan tetap mengandalkan keakuratan
dan kredibilitas beritanya. Penelitian ini juga menjawab bahwa meski berita
hanya berasal dari sumber Independent tetapi dari segi kualitas berita, akun
Indozone.id ini juga masih mengedepankan soal kredibiltas berita yang
disajikannya.
Penelitian ini juga tidak luput dari kekurangan, salah satunya
penelitian ini juga masih menggunakan teori kredibilitas yang sama dari
penelitian terdahulunya yaitu berdasarkan konsep multidimensional Flanagin &
Metzger dalam “PERCEPTIONS OF INTERNET INFORMATION
CREDIBILITY”. Akan tetapi objek penelitian sangat berbeda dari penelitian
sebelumnya karena ini meneliti pemberitaan dari media Independent yang ada
16
didalam media sosial Instagram. Penelitian ini memakai konsep tersebut karena
memang selain sudah teruji telah dipakai dalam membuat penelitian terdahulu
yang serupa, juga dimensi dalam segi Accuracy, Believability, Bias, dan
Completeness juga dinilai sudah dapat mewakili untuk dijadikan pedoman
dalam menguji kredibilitas suatu berita online.
Konsep lain yang mungkin dapat digunakan dalam penelitian
berikutnya adalah milik Gaziano dan Mcgrath, konsep tersebut dinilai lebih
detail dari segi penjabaran informasi dengan berbagai elemen yang tidak
didapat dari empat konsep milik Flanagin & Metzger seperti currency, fairness,
reporting the whole story, objectivity, honesty, up to date, balance, dan
timeliness. Sedangkan untuk objek penelitian masih banyak yang bisa diteliti
misalnya dari akun Instagram “FaktanyaGoogle” yang mempunyai followers
1,8 juta dengan postingan yang lebih dari 8000 postingan di Instagram. Atau
akun informatif lain seperti akun “WowFakta”, akun ini juga lebih aktif dan
telah memiliki followers yang lebih banyak sekitar 5,5 juta followers dengan
jumlah posting sudah lebih dari 30.000 postingan. Penyajian berita kedua
contoh akun tersebut lebih bersifat unik dan informatif karena diambil dari
berbagai mancanegara, sehingga diharapkan saat pengambilan data dapat
menambah wawasan tentang informasi dan sumber-sumber berita dari berbagai
media yang ada di negara lain.
DAFTAR PUSTAKA
Akdon & Riduwan. 2005. Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika, Bandung:
Alfabeta.
Andrew J. Flanagin & Miriam J. Metzger. 2000. Perceptions Of Internet
Information Credibility. (p 521-522).
Andrew J. Flanagin & Miriam J. Metzger. 2013. Credibility and trust of
information in online environments: The use of cognitive heuristics.
Department of Communication, University of California, Santa Barbara,
Santa Barbara, CA 93106, USA.
Asep Syamsul M. Romli. 2012. Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media
Online. Bandung. Nuansa Cendikia.
17
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (2016). Survei internet APJII
2016. Diakses 27 Maret 2017, dari https://www.apjii.or.id/survei2016
Azwar Saifuddin. 1999. Reliabilitas dan validitas: Seri pengukuran Psikologi.
Yogyakarta: Sigma Alpha.
Burhan Bungin. 2008. Sosiologi Komunikasi. Teori, Paradigma, dan Discourse.
Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Group.
Burhan Bungin. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi,
dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya. Jakarta : Kencana.
Cede Gaziano & Kristin McGrath. 1986. Measuring the Concept of Credibility.
Journalism Quarterly: Devoted to Research in Journalism and Mass
Communication.
Chris Brogan. 2010. Social Media 101 Tactic and Tips to Develop Your Business
Online. New Jersey : John Wiley & Sons, Inc.
Dewan Pers. (2016, 22 Mei). Pengaduan Masyarakat Ke Dewan Pers. Diunduh 2
April 2017, dari
http://dewanpers.or.id/assets/media/file/pengaduan/data%20pengaduan%
202000-2011.pdf
Dyah Ayu Puspitorini. 2016. MOTIF DAN KEPUASAN PENGGUNAAN
INSTAGRAM (Studi Kesenjangan antara Motif dan Kepuasan
Penggunaan Media Sosial Instagram pada Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2013). Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Eriyanto. 2011. Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian
IlmuKomunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Haris Sumadiria. 2005. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature :
Panduan Praktis Jurnalis Professional. Jakarta: Simbiosa Rekatama
Media.
Indozone. (2017). Tentang Indozone. Diakses 17 April 2017, dari
www.indozonemedia.net/about
KyuJin Shim, Guy J. Golan, Anita G. Day, & Sung-Un Yang. 2015. Beyond The
Western Masses: Demography And Perceptions Of The Credibility Of
Pakistani Media.
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.
18
Nurudin. 2009. Jurnalisme Masa Kini, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Pew Research Center. (2016, 26 Mei). News Use Across Social Media Platforms
2016. Diakses 27 Maret 2017, dari
http://www.journalism.org/2016/05/26/news-use-across-social-media-
platforms-2016/
Rachmat Kriyantono. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Rachmat Widodo. 2012. Kredibilitas Pemberitaan Pada Portal Berita Online
Vivanews.Com. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Diponegoro.
Sabine Geers, Linda Bos, and Claes H. De Vreese. 2017. Informed Switchers?
How the Impact of Election News Exposure on Vote Change Depends on
Political Information Efficacy. University of Amsterdam, The
Netherlands.
Simon Willocq. 2016. Why Do Voters Change Their Mind during an Election
Campaign? An Analysis of the Determinants of Campaign Volatility at
the 2014 Belgian Federal Elections. CEVIPOL, Université libre de
Bruxelles, Brussels, Belgium.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung
Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Totok Djuroto. 2003. Teknik Mencari & Menulis Berita. Semarang: Dahara Prize.