168
07/10/15 MEDLIT_BLOK2_0809 1 METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Materi Kuliah : Materi Kuliah : BLOK 2 BLOK 2 Oleh : Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Dr. Azwar Djauhari MSc Program Studi Pedidi!a Do!ter Program Studi Pedidi!a Do!ter "NI#E$SITAS %AM&I "NI#E$SITAS %AM&I

medlit_blok2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ih

Citation preview

  • METODOLOGI PENELITIAN

    Materi Kuliah : BLOK 2

    Oleh :Dr. Azwar Djauhari MSc

    Program Studi Pendidikan DokterUNIVERSITAS JAMBI

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • BAHAN KEPUSTAKAANSastroasmoro,S. Ismael, S , 1995 : Dasar Dasar Metodologi Penelitian Klinis , Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , Jakarta, Binarupa Aksara. Pratiknya, A.W. , 1986. Dasar Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Jakarta, CV Rajawali..Murti,B.,1995 :Pengantar dan Metode Riset Epidemiologi, Yogyakarta, Gajah Mada University Press.Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian , Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Jakarta, Rineka Cipta. Sugiyono , 2009 : Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D , cetakan ke 6 , Bandung , Penerbit Alfa BetaSugiyono , 2008 : Memahami Penelitian Kualitatif , Bandung , Penerbit Alfa Beta

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • HAKEKAT PENELITIAN

    CARA ILMIAH UNTUK MENDAPATKAN DATA/INFORMASI SEBAGAIMANA ADANYA DAN BUKAN SEBAGAIMANA SEHARUSNYA, DENGAN TUJUAN DAN KEGUNAAN TERTENTU

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • KOMPONEN METODE PENELITIANCARA ILMIAH2. DATA3. TUJUAN4. KEGUNAANKOMPONEN METODE PENELITIAN

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • CARA ILMIAHKegiatan Penelitian Didasarkan Ciri-Ciri Keilmuan RASIONALDilakukan dg cara yg masuk akal shg Terjangkau penalaran manusiaEMPIRISDapat diamati indera manusia Shg Org lain dpt mengamati danMengetahui cara yg digunakanSISTEMATISProses yg digunakan menggunakan langkah yg logis

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • KRITERIA DATA PENELITIANVALID Menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadipada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti Misal : korban tsunami 900 ribu org dilaporkan berbeda

    RELIABELMenunjukkan derajat konsistensi data dalam interval waktu tertentuMisal : peserta penlok 50 org, sumber ditanya tetap 50 org sampai kapanpunOBYEKTIF

    Derajat persamaan persepsi berkenaan dengan kesepakatan antar banyak orang(interpersonal agreement)misal : data peneliti berbeda pd satu obyek, berarti data tdk obyektif

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • TUJUAN PENELITIAN

    PENEMUANSebelumnya belum pernah diketahuiPEMBUKTIANMembuktikan keraguan terhadap informasi/ pengetahuan tertentuPENGEMBANGANMemperdalam dan memperluas pengetahuan yang sudah ada

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • KEGUNAAN PENELITIAN

    MEMAHAMI MASALAHPeneliti memperjelas suatu masalah/informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu

    MEMECAHKAN MASALAHPeneliti meminimalkan/menghilangkan masalah

    MENGANTISIPASI MASALAHPeneliti mengupayakan agar masalah tidak terjadi

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Ilmu pengertahuan akan selalu berkembang manusia punya akal, sifat selalu ingin bertanya, ingin tahu membedakan dengan hewan.

    Manusia selalu berfikir, mencoba mengaitkan antara fakta atau fenomena dengan teori yang diketahuinya.

    >>> teori yang diketahui, >>> membaca dan >>>fakta yang diperoleh, baik dengan observasi maupun penelitian , >>> tinggi pula tingkat ilmu pengetahuannya dan >>> rasa ingin tahunya.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • ALUR PENELITIAN ILMU EMPIRISFAKTA DANFENOMENA ALAMIAHHASIL/KESIMPULANRUMUSAN MASALAH HIPOTESIS KERANGKA TEORI / KERANGKA KONSEP

    METODE PENELITIAN

    ???TEORI DANFAKTA EMPIRIS GENERALISASI /INFERENSI

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • SISTEMATIKA USULAN PENELITIANJudulPendahuluanLatar belakangRumusan masalahHipotesisTujuanManfaatTinjauan Pustaka/landasan teoriKerangka Konsep/Kerangka berfikir

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • SISTEMATIKA USULAN PENELITIANMetodologi DesainTempat dan WaktuPopulasi dan SampelKriteria Inklusi dan EkslusiBesar Sampel.Cara KerjaIdentifikasi Variabel.Manajemen dan Analisis DataDefinisi OperasionalMasalah EtikaHasil PenelitianPembahasan / Kesimpulan / SaranDaftar PustakaLampiran

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • POPULASISAMPELPEMILIHAN SUBYEKBESAR SAMPEL

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • POPULASIAdalah keseluruhan elemen / subyek riset ( misalnya : manusia )Populasi terbatas tak terbatas.Populasi terbatas bila elemen-elemen data dihitung Semua pria di Indonesia, semua wanita umur 15 49 tahun.Populasi tak terbatas bila elemen penelitian tak terhitung banyaknya. jumlah eritrosit dalam tubuh manusia, jumlah orang yang positif HIVSebenarnya tidak ada populasi yang tak terbatas, karena sulit dihitung.Ukuran populasi lazim ditulis N

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Populasi sasaran :keseluruhan subyek ( mis.: manusia ) yang karakteristiknya ingin diketahui riset. Contoh : dalam studi kohort pengaruh Oral contrasepsi ( OC ) terhadap Myocard Infarct ( MI ) , populasi sasarannya adalah semua wanita Indonesia keturunan Cina usia 25 49 tahun yang tinggal diperkotaan.

    disebut juga populasi target atau populasi referensi.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Populasi Aktual :Kumpulan subyek dari populasi sasaran , yang layak digunakan sebagai sumber subyek penelitian. Contoh : dalam studi kohort pengaruh Oral contrasepsi ( OC ) terhadap Myocard Infarct ( MI ) , populasi aktualnya adalah wanita Indonesia keturunan Cina usia 25 49 tahun yang tinggal diperkotaan yang mengunjungi klinik KB rumah sakit.disebut juga populasi sumber atau populasi terjangkau .

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Populasi Studi :Subyek subyek dari populasi aktual yang benar benar akan diteliti oleh peneliti . Tidak semua calon subyek dalam populasi aktual benar benar akan diamati karena beberapa sebab : (1) subyek menolak berpartisipasi. (2) subyek tidak memenuhi syarat / kriteria eligibilitas .Subyek yang memenuhi syarat dan bersedia inilah membentuk populasi studi.Disebut juga : SAMPELUkuran sampel lazim ditulis n.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Populasi Eksternal :Tujuan riset adalah untuk memperoleh gambaran yang terjadi pada populasi sasaran. Kadang kadang peneliti masih ingin mengekstrapolasikan hasil riset diluar populasi sasaran POPULASI EKSTERNAL.Contoh : Peneliti masih ingin menarik kesimpulan bahwa pemakain OC juga meningkatkan resiko MI pada wanita pribumi Indonesia perkotaan umur yang sama.Populasi wanita Indonesia pribumi perkotaan berusia 25 49 tahun itu merupakan populasi eksternal.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • POPULASI SASARANPOPULASIAKTUALKELOMPOKSTUDIPOPULASI EKSTERNALPOPULASI STUDIKELOMPOKSTUDIVALIDITASINTERNALINFERENSI STATISTIK VALIDITAS EKSTERNAL POPULASI, VALIDITAS DAN INFRENSI SATATISTIK

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • KERANGKA PENCUPLIKAN= Sampling FrameAdalah daftar yang berisikan nama nama subyek populasi sasaran ( populasi aktual ) yang akan dicuplik untuk memperoleh sampel.Jika tidak tersedia, peneliti harus siapkan.Harus komprehensif, benar, terandal dan layak digunakan, sedapat mungkin mewakili populasi sasaran

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • RANCANGAN PEMILIHAN SUBYEKPemilihan subyek dalam riset sangat penting karena pengaruhnya terhadap validitas riset sangat besar.Pemilihan subyek selalu melibatkan rancangan pencuplikan ( sampling design ).Rancangan penculikan adalah rancangan yang dipilih peneliti untuk memperoleh sampel dari populasi sasaran, sampel itu memuat subyek subyek yang akan diamati atau diukur.Rancangan pencuplikan merupakan bagian daripada rancangan studi. ( design study )

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • RANCANGAN PEMILIHAN SUBYEKPemilihan subyek harus dilakukan sebaik baiknya , dengan menghindari semaksimal mungkin kesalahan kesalahan sistematik ( misalnya bias seleksi ) maupun kesalahan pencuplikan ( sampling error ). Untuk memperoleh sampel / subyek yang representatif ( mewakili populasinya ) terdapat beberapa cara, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • RANCANGAN PEMILIHAN SUBYEKCara pemilihan subyek / sampel dapat digolongkan menjadi 2 golongan besar : Pencuplikan berdasarkan peluang (probability sampling ).Pencuplikan berdasarkan bukan peluang ( non probability sampling ).Probability Sampling : prinsipnya setiap subyek dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih atau untuk tidak terpilih.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • RANCANGAN PEMILIHAN SUBYEKMacam macam probability Sampling :Simple Random Sampling.Systematic Random SamplingStratified Random Sampling.Cluster Random Sampling.Proporsional Random SamplingDll.Macam macam non probability sampling :Accidental Sampling Porpusive SamplingQuota Sampling. Dll.RINCI BACA BUKU TEKS YANG ADA

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • RANCANGAN PEMILIHAN SUBYEKRancangan pemilihan subyek yang lazim dijumpai dalam riset epidemiologi / kesehatan / kedokteran adalah :RandomisasiPencuplikan acak ( random sampling )Pencuplikan berstrata ( Stratified sampling )RestriksiPencocokan ( Matching )Pencuplikan purposif.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Randomisasi : = random allocationAdalah penunjukan subyek-subyek sampel kedalam kelompok eksperimen atau kelompok kontrol dengan prosedur acakTujuannya : untuk mengontrol pengaruh faktor perancu, baik yang diketahui, maupun tidak.Sering digunakan pada eksperimen murni ( eksperimen terandomisasi )Pencuplikan acak := random samplingAdalah pemilihan subyek dari populasi sasaran dengan prosedur acakTujuan : untuk memperoleh sampel yang mewakili karakteristik populasi sasaran.Sering digunakan pada studi potong lintang.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • POPULASI SASARANPENCUPLIKANACAKSAMPELRANDOMISASIKELOMPOK KONTROLKELOMPOKEKSPERIMEN

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Pencuplikan Berstrata :Adalah pemilihan subyek secara bertingkat, dimana populasi sasaran pertama tama dibagi dalam strata ( sub populasi ), lalu dilakukan pencuplikan acak masing-masing stratum. secara acak sederhana , sehingga secara keseluruhan disebut pencuplikan acak berstrata.Tujuannya : memperoleh kasus yang cukup atau subyek yang terpapar cukup banyak, sehingga dapat dianalisis secara statistikVariabel yang dilakukan stratifikasi adalah variabel yang berhubungan dg insidensi penyakit atau prevalensi paparan pada populasi etnik, umur , ras dsb.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Pencuplikan Berstrata :Contoh : Penelitian penyakit Jantung koroner ( PJK ) di semua usia. Insidensi PJK pada usia muda jauh lebih rendah daripada usia dewasa. Agar memperoleh jumlah kasus PJK yang cukup dari kelompok usia muda , maka kita perlu membagi populasi sasaran dalam strata menurut variabel kelompok umur. Restriksi :Adalah penerapan kriteria pembatasan dalam memilih subyek penelitian.Digunakan pada studi observational maupun eksperimental.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Restriksi :Tujuan : (1) Memudahkan pelaksanaan dan mengurangi biaya , (2) Mengontrol faktor-faktor perancu. Kriteria pembatasan meliputi variabelvariabel :Faktor resiko untuk penyakit yang ditelitiProsedur medik yg mempengaruhi diagnosis penyakit.Penyaringan atau pengobatan Penyakit atau keadaan yang berhubungan dengan faktor penelitianFaktor penelitian sendiriFaktor yang berkaitan dengan kemudahan pencuplikanRestriksi 1 s/d 4 utk mengendalikan kerancuan dan bias.Restriksi 5 s/d 6 agar riset layak dilaksanakan

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Pencocokan = Matching :Adalah pemilihan subyek pembanding yang memiliki tingkat faktor perancu setara dengan subyek indeks. Subyek indeks : kasus ( studi kasus kontrol ) atau subyek terpapar ( studi kohor ).Subyek pembanding : kontrol ( studi kasus kontrol ) atau subyek tak terpapar ( studi kohor ).Tujuannya : meningkatkan presisi dan mengendalikan kerancuan Digunakan dalam studi observational dan eksperimen semu.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • BESAR SAMPEL Berapakah besar sampel minimal yang diperlukan dalam suatu penelitian, agar dapat diperoleh hasil dengan tingkat kepercayaan tertentuPenelitian klinis bermanfaat bila :Hasil penelitian secara klinis penting ( clinically important )Uji statistik yang bermakna ( statistically significant ).

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • BESAR SAMPELSetelah terbebas dari bebagai macam bias, terdapat 5 parameter yang mempengaruhi hasil penelitian yaitu :Perbedaan hasil klinis ( )Besarnya kesalahan tipe I ( )Besarnya power yang diperlukan ( 1 )Karakteristik data ( simpang baku atau proporsi )Besar sampel

    CARI - LIHAT DAN PELAJARI

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • VARIABEL

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • PENGERTIAN DAN MACAM VARIABELVariabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis riset / penelitian.Variabel sering diartikan ; konsep yang mempunyai variabilitas Konsep : penggambaran atau abstraksi dari suatu fenomena. gizi, kesembuhan, jenis kelamin, dll.Konsep yang berupa apapun, asal mempunyai ciri yang bervariasi , disebut : variabel.

    VARIABEL : SEGALA SESUATU YANG BERVARIASI

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • PENGERTIAN DAN MACAM VARIABELDalam metodelogi penelitian , dikenal beberapa macam jenis variabel penelitian.Secara garis besar variabel penelitian sebenarnya hanya ada 2 macam :Variabel yang mempengaruhiDisebut juga : variabel pengaruh , variabel bebas, variabel perlakuan, kausa , treatment, dan sebagainya.Adalah variabel yang bila dalam suatu saatberada bersama dengan variabel lain, variabel yang terakhir ini berubah ( atau diduga berubah) dalam variasinya

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • PENGERTIAN DAN MACAM VARIABELVariabel yang dipengaruhiDisebut juga : variabel terpengaruh, variabel tergantung, variabel tak bebas, efek , dan sebagainya.Adalah variabel yang berubah karena variabel bebas .Kedudukan variabel selalu berkaitan dengan situasi tertentu.Variabel yang berlaku sebagai variabel bebas terhadap suatu variabel, dapat juga merupakan variabel tergantung, bila berpasangan dengan variabel lain, sebaliknya.Sebagai bentuk lain variabel bebas dikenal : variabel perantara, variabel pendahulu , variabel prakondisi.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • DEFINISI OPERASIONAL VARIABELAdalah mendeskripsikan variabel penelitian sedemikian rupa sehingga bersifat :Spesifik ( tidak bermakna ganda )Terukur ( observable atau measurable )Definisi operasional ini akan menentukan metode dan alat ukur yang akan dipilih.Kecermatan mendefinisikan variabel tidak hanya sesuai dengan yang pernah didefinisikan oleh peneliti lain, melainkan lebih ditekankan pada landasan teori dan permasalahan penelitian yang dihadapi.Contoh : Status Gizi , pada suatu penelitian lebih tepat didekati secara antropometrik, namun pada penelitian lain lebih tepat didekati dengan pemeriksaan kimiawi darah.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • DEFINISI OPERASIONAL VARIABELAda 2 cara mengekspresikan variabel secara operasional Cara Langsung : dilakukan dengan mengekspresikan bagaimana cara pengukuran variabel ( measured operational definition )Suatu variabel kadang-kadang dapat diukur dengan bebarapa kombinasi pengukuran, misalnya :Status gizi :BB dengan TBBB dengan usiaTebal lipatan kulit total dengan usiaKadar protein serum, dllBila dipilih lebih dari 1 pendekatan perlu ditentukan indek domposit sesuai dg landasan teori.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • DEFINISI OPERASIONAL VARIABELCara Tidak Langsung : dilakukan dengan mengekspresikan kriteria manipulasi terhadap variabel dan cara mengukur efek dari manipulasi tersebut. ( experimental operational definition )Contoh : kemampuan jantung : penambahan detik nadi yang terjadi setelah subyek melakukan loncat-loncat di tempat sebanyak .. Kali dalam .. Menit. urin residu : banyaknya urin yang diperoleh pada kateterisasi setelah penderita disuruh miksi sepenuhnya.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • DEFINISI OPERASIONAL VARIABELSelain spesifik dan terukur, variabel tersebutharus didefinisikan menurut :Tingkat pengukuran variabel ( Level of measurement ) :Secara umum dikenal : (a). Variabel diskrit , (b) variabel kontinumKedudukan Variabel ( Time Ordering )Kedudukan atau hubungan variabel-variabel satu dengan yang lainnya : mana variabel bebas , variabel tergantung, dan mana variabel variabel pendahulu, perantara, prakondisi bahkan variabel luar.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Variabel diskrit = variabel nominal :Variabel yang variasinya tidak menunjukkan perurutan atau kesinambungan.Tiap variasi berdiri sendiriContoh :Golongan darahJenis penyakitjenis kelamin Suku.Dll.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Variabel Kontinum :Variabel yang variasi nilainya merupakan perurutan atau ada kontinuitas satu dengan yang lain. Berdasarkan kontinuitas variasi ini , dibagi :Variabel OrdinalVariabel IntervalVariabel rasional

    RINCI LIHAT BUKU TEKS

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • INSTRUMENTASIDAN PENGUKURAN

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • MASALAHRANCANGAN PENELITIANHIPOTESISPEMBUKTIAN( Observasi empirik )VARIABELOPERASIONALISASIINSTRUMENTASI PENGUKURANHIPOTESIS DITERIMA / DITOLAK INTERPRETASIDATAKEDUDUKAN INSTRUMENTASI DAN PENGUKURANDALAM PEMBUKTIAN KEBENARAN HIPOTESIS

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Instrumentasi adalah : Proses pemilihan atau pengembangan metoda dan alat ukur yang tepat dalam rangka pembuktian kebenaran hipotesis.Jadi hipotesis ( dalam hal ini variabel ) yang menentukan metode dan alat pengukuran, bukan sebaliknya.Landasan teoritik yang digunakan menyusun hipotesis dan operasionalisasinya yang menjadi dasar bagi kegiatan instrumentasi.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Pengukuran adalah : Pemberian batas kuantifikasi tertentu pada variabel sehingga dapat diketahui nilai atau besaran variasinya.Kecermatan batas kuantifikasi tersebut ditentukan jenis variabelnya atau level of measurement.Makin jelas batas kuantifikasi tersebut dapat diidentifikasi, maka hasil pengukuran lebih ke skala rasional. Bila kuantifikasi hanya dapat membedakan satu nilai dari yang lain, maka hanya diperoleh data skala nominal.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • MACAM DAN KAIDAH PENGUKURANPengukuran ada 2 macam :Pengamatan kualitatifPengamatan kuantitatif.

    Kaidah pengukuran :ObjektivitasValiditasReabilitas

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Pengukuran KualitatifIalah menetapkan ada atau tidaknya nilai atau ciri tertentu pada subyek penelitian.Hanya akan diperoleh data dengan skala nominal.Kesalahan pengukuran yang terjadi : positif palsu atau negatif palsu.Contoh : penetapan diagnosis suatu penyakit. diagnosis TB Paru.Menghindari kesalahan :Alat dan cara ukur yang sensitif ( sudah teruji validitas dan reabilitas. )Pengukur yang terampil dan kondisi pengukur.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Pengukuran KuantitatifIalah melakukan identifikasi besar kecilnya variasi nilai. yang diukur variabilitas dari suatu ciri subyek penelitian.Tidak hanya ada tidaknya suatu ciri, tetapi juga kuantifikasi terhadap nilai ciri tersebut ( variasinya )Hasil pengukuran kuantitatif adalah data berskala kontinum ordinal , interval sampai rasio, tergantung variabel yang dijadikan obyek

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Pengukuran suatu variabel tergantung pada definisi operasional variabel penelitian tersebut.Pengukuran perlu memperhatikan keadaan variabel :Dimensi pengukuran variabelTingkat pengukuran variabel.(sudah dibicarakan )

    Yang dimaksud dimensi pengukuran variabel ialah berapa banyak unsur atau komponen penyusun variabel tersebut. dimensi tunggal atau ganda.

    Bila dimensi ganda perlu indeks domposit ( indeks yang merupakan hasil penggabungan dengan cara atau rumus tertentu berbagai nilai penyusun ..

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Indeks ini dapat mencerminkan variasi nilai dari variabel yang berdimensi ganda

    Contoh variabel berdimensi ganda : Tingkat kebersihan mulut , unsur penyusunnya ( misalnya :Plak gigiKalkulus gigiadanya kariesAdanya ginggivitis, dsbnyaTingkat kekayaan , unsur penyusunnya ( misalnya :Pendapatan kotor per bulanJumlah keluargaJumlah kenderaan.Besar dan keadaan rumah, dsbnya

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • LANGKAH LANGKAH PENGUKURANTahap Persiapan :Merumuskan variabel secara operasional.Menentukan tingkat pengukuran variabelMemilih metode dan alat ukur yang tepat ( sesuai dengan kaidah pengukuran ) Tahap Pra Pengukuran uji coba alat ukur yang digunakan. untuk mengetahui validitas dan reabilitasTahap Pengukuran Hal hal yang diperhatikan :Instrumen penelitian ( metode alat ukur)Subyek penelitianFaktor administrasi pengukuranFaktor lingkungan / suasana

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • VALIDITAS KESAHIHAN.Pengukuran yang benar melalui instrumen yang benar.Sejauh mana instrumen mengukur apa yang diukur, sesuai dengan yang sesungguhnya dimaksud peneliti.Akurasi peneliti dalam mengamati, mengukur, mewawancarai, menginterpretasikan, mencatat, mengolah informasi yang diperoleh dari subyek penelitian.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • MENILAI VALIDITAS PENGUKURANBagaimana menilai validitas.

    Mencari bukti-bukti relevan (relevant evidence ) lainnya utk mengkonfirmasi hasil pengukuran instrumen kita.

    Bukti-bukti relevan itu sering disebut standar emas ( Golden Standart )

    Menilai konsistensi rata-rata pengukuran suatu instrumen dan rata-rata pengukuran instrumen lain yang merupakan standar emas

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • STRATEGI MENINGKATKAN VALIDITAS Standarisasi cara pengukuran.Pelatihan Pengukur. Penyempurnaan instrumen. Automatisasi.Pengulangan pengukuran.Melakukan pemeriksaan tanpa setahu subyek.Melakukan pemeriksaan tanpa identitas subyek.Kalibrasi alat.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • REABILITASKeterandalan konsistensiKeajekan dari suatu pengukuran ke pengukuran lainnya.Contoh : ukur suhu tubuh dengan termometer , ketiak dan mulut.Ketiak : 39 ; 35 dan 37 variasi besarMulut : 37,2 ; 37 ; 36,8 variasi kecilMelalui ketiak tidak realibel , melalui mulut realibelAda 2 aspek :Stabilitas konsistensi intra pengamat.Kesamaan konsistensi antar pengamat.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • MENILAI REABILITASKeajekan antara satu pengukuran dan pengukuran lainnya diukur dengan ukuran yang disebut koefisien reabilitas.

    Pengukuran dilakukan pada suatu populasi studi beberapa waktu sebelum penelitian yang sesungguhnya atau pada sampel lain yang mempunyai karakteristik sama dengan populasi studi.

    Koefisien reabilitas pada dasarnya mengukur kekuatan hubungan dengan koefsien korelasi Pearson atau dengan koefisien variasi bila skala variabel yang diukur kontinum dan dengan koefisien Kesepakatan kappa ( K ) Cohen bila variabel yang diukur skala dikotomi.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • INTERPRETASI NILAI r( Koefisien korelasi Pearson )

    Nilai rInterpretasi00,01 0,200,21 0,400,41 0,600,61 0,800,81 0,991Tidak berkorelasiSangat rendahRendahAgak rendahCukupTinggiSangat tinggi

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • INTERPRETASI NILAI K( Koefisien kesepakatan kappa Cohen )

    Nilai KInterpretasi0,0 0,4> 0,4 < 0,7 > 0,7Kesepakatan lemahKesepakatan cukup baikKesepakatan sangat baik

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • STRATEGI MENINGKATKAN REABILITASStandarisasi cara pengukuran.Pelatihan Pengukur. Penyempurnaan instrumen. Automatisasi.Pengulangan pengukuran.

    Dalam riset epidemiologi : validitas memiliki perananyang lebih penting daripada reabilitas.Jika instrumen tidak mengukur apa yang seharusnyadiukur ( valid ) untuk apa reabilitas.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • KESALAHAN PENGUKURAN( SYSTEMATIC ERROR DAN RANDOM ERROR )SYSTEMATIC ERROR = Kesalahan sistematicAdalah kesalahan riset yang dilakukan peneliti dan atau subyek penelitian, baik disadari maupun tidak disadari yang mengakibatkan distorsi penaksiran parameter populasi sasaran.Kesalahan sistematik harus dihindari seminimal mungkin, sebab akan merusak validitas dan kualitas penelitian.Kesalahan sistematik dapat terjadi pada semua tahap penelitan : perencanaan, pelaksanaan maupun interpretasi.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • SYSTEMATIC DAN RANDOM ERRORContoh Kesalahan sistematicPerumusan masalah penelitian yang tak jelas.Masalah yg dirumuskan tidak esensial.Perumusan hipotesis yang tidak tajam.Penerjemahan hipotesis konseptual ke hipotesis oprasional yang tak tepat.Pemilihan subyek penelitian yang ngawur.Pemilihan desain penelitian yang lemah.Pengamatan dan pengukuran yang tidak akurat.Kelalian memperhitungakan faktor pengganggu.Pemilihan uji statistik yang tidak tepat.Kesalahan manusia dalam pengolahan data.Penarikan kesimpulan dan interpretasi hasil yang keliru

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • SYSTEMATIC ERROR DAN RANDOM ERRORRANDOM ERROR = Kesalahan acak Adalah kesalahan riset yang disebabkan peran peluang ( probabilitas = acak )mengakibatkan ketidakpersisan penaksiran parameter populasi sasaran. Sumber utama : 1. ukuran sampel yang tidak cukup besar. , 2. Ketidakajekan pengukuran variabel , 3. kesalahan manusia. Mencegah kesalahan acak dapat mengakibatkan penaksiran parameter populasi sasaran memiliki presisi ( ketelitian ) tinggi.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • METODE DAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • METODE DAN INSTRUMENMetode pulta adalah cara memperoleh dataInstrumen pulta adalah alat untuk pengumpulan data.Metode tes , alatnya tes atau soal tesMetode angket/ kuesioner, alatnya angket / kuesionerMetode wawancara, alatnya Pedoman wawancara.Metode dokumentasi, alatnya pedoman dokumentasi.METODE TIDAK SAMA DENGAN INSTRUMENTASI

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • JENIS JENIS METODE DAN INSTRUMEN

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Penentuan metode dan instrumen , sangat ditentukan oleh beberapa hal :Obyek penelitianSumber dataWaktu , dana dan tenagaTeknik analisis yang digunakan.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • KUESIONER = ANGKETAdalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya , atau hal hal yang ia ketahui.Kuesioner dibedakan beberapa jenis :Dipandang dari cara menjawab :Kuesioner terbuka kuesioner tertutupDipandang dari jawaban yang diberikan :Kuesioner langsung kuesioner tidak langsungDipandang dari bentuknya :Kuesioner pilihan ganda isian ceklis ( daftar tilik ) rating scale.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • KUESIONER = ANGKETKeuntungan kuesioner :Tidak memerlukan hadirnya peneliti.Dapat dibagikan serentak kepada banyak respondenDapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya sendiri dan menurut waktu senggangnyaDapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu menjawab.Dapat dibuat terstandar sehingga semua respoden dapat diberikan pertanyaan yang benar-benar sama

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • KUESIONER = ANGKETKelemahan kuesioner :Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewat tidak terjawab, padahal sukar diberikan kembali. Seringkali sukar dicari validitasnya.Walaupun dibuat anonim , kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak jujur. Seringkali tidak kembali. Waktu pengembalian tidak bersama sama, bahkan terlalu lama. PERLU DIBERI SURAT PENGANTAR.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • KUESIONER = ANGKETBerapakah jumlah pertanyaan dalam angket ??Pertimbangannya adalah :Semua indikator / variabel sudah terwakili dalam pertanyaan, sekurang-kurangnya satu. Bila indikator tidak banyak dapat lebih dari satu.Tidak menanyakan hal hal yang kurang perlu dan tidak akan diolah.

    Tata letak ( lay out ) kuesioner dibuat sedemikian rupasehingga menarik dan tidak menyulitkan dan jelaspetunjuknya.

    Berikan surat pengantar untuk kuesioner.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • WAWANCARAAdalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara ( interviewer ) untuk memperoleh informasi dari terwawancara . Ditinjau dari pelaksanaan, dibedakan atas :Wawancara bebas = inguided interview tanpa pedoman wawancara.Wawancara terpimpin = guided interviewWawancara bebas terpimpin.Wawancara bukanlah pekerjaan mudah suasana santai tapi serius, agar responden mau menjawab dan jujur untuk semua itu pewawancara harus dilatih terlebih dahuluSebagai instrumen wawancara pedoman wawancara

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • WAWANCARASecara garis besarnya ada 2 macam pedoman wawancara : Pedoman wawancara tidak terstruktur : hanya memuat garis-garis besar yang akan ditanyakan.Pedoman wawancara terstruktur disusun secara rinci sehingga merupakan suatu ceklis. Pedoman yang banyak digunakan bentuk semi terstruktur mula-mulau pertanyaan yang terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam sehingga keterangan lengkap dan mendalam.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • LATIHAN PEWAWANCARALatihan pewawancara perlu dilakukan supaya data yang diperoleh objektif dan reliabel.Latihan pewawancara 2 tahap :Tahap pertama : calon pewawancara mempelajari pedoman wawancara dan hal-hal yang berhubungan dengan kondisi wawancara, misalnya : transportasi, pengamanan data, variabel yang diungkap dsb.Tahap kedua : Calon pewawancara dilatih bagaimana menjadi pewawancara yang baik : bagaimana datang, membuka percakapan, mengemukakan maksud, mengajukan pertanyaan, memberikan respon, sampai menutup pembicaraan.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • OBSERVASIMerupakan kegiatan pemusatan perhatian pada suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera.Dalam penelitian, observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara.Jenis observasi : (1). Observasi non sistematis ( tidak memakai instrumen pengamatan ) , ( 2 ). Observasi sistematisMetode observasi menggunakan instrumen format atau blanko pengamatan

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • LATIHAN PENGAMAT Pengamatan harus objektif.Latihan pengamat melalaui 2 tahap :Tahap pertama diskusikan format pengamatan, menjelaskan dengan contoh setiap item, memahami apa yang harus diamati dan cara mencatatnya.Tahap kedua : Latihan mengamati sekaligus mencatat , dilakukan dengan simulasi.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • MEDLIT_BLOK2_0809

  • DISAIN PENELITIANDISAIN STUDIDISAIN RISET

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • DISAIN PENELITIANRencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian.Luas ; mencakup berbagai hal yang dilakukan peneliti, mulai dari identifikasi masalah, perumusan hipotesis, operasionalisasi hipotesis tersebut sampai analisis data.Sempit : mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian sebagai alat dan pedoman mencapai tujuan

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • DISAIN PENELITIANKegunaan : Sarana bagi penelitian guna memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian.Alat kontrol pelbagai variabel yg berpengaruh pada penelitian. Hal hal yang perlu diingat sebelum menentukan desain :Intervensi atau observasi.Bila observasi : sewaktu atau follow upProspektif atau retrospektif.Jenis penelitian yang satu tidak lebih baik dari yanglain, karena jenis penelitian berhubungan eratdengan tujuan penelitian yang ditentukan.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • KLASIFIKASI DISAIN PENELITIANBerdasarkan ruang lingkup :Penelitian klinis Lapangan LaboratorisBerdasarkan waktu :Peneltian transversal Penelitian longitudinalBerdasarkan substansi :Penelitian dasar Penelitian terapanBerdasarkan ada tidaknya analisis hubungan antar variabel :Penelitian deskriptif Penelitian analitik

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Penelitian deskriptif ????Penelitian analitik ?????

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Studi Deskriptif :Populasi : Studi korelasi populasi Rangkaian Berkala ( Time Series )Individu : Laporan kasus Rangkaian kasus ( Cases Series )Studi Potong Lintang ( Crosssectional study )Studi Analitik :Studi obeservasional : Studi Kasus Kontrol Studi KohorStudi eksprimen dan kuasi eksperimen ( termask uji klinis ).

    Jenis Desain Studi (macam macam )

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • STUDI DESKRPTIF

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • STUDI DESKRIPTIFStudi deskriptif adalah studi mengenai jumlah dan distribusi masalah kesehatan atau paparan terhadap faktor resiko, dalam suatu populasi, dalam hubungannya dengan orang-orang yang terkena paparan, tempat kejadian dan waktu terjadinya keadaan tersebut.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Tujuan Utama Studi DeskriptifMelakukan eksplorasi deskriptif terhadap fenomena kesehatan masyarakat , baik yang berupa faktor resiko maupun efek.

    Studi ini menyajikan sedeskriptif mungkin fenomena tersebut menurut variabel epidemiologi ( orang, tempat, waktu ) tanpa mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena itu terjadi ( hanya apa, siapa, dimana dan kapan )

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Contoh-contohStudi angka kematian dan angka kelahiran pada suatu daerah tertentuStudi tentang insidensi dan prevalensi penyakit tertentudi suatu daerah.Studi tentang gambaran kematian ibu hamil dan kematian akibat abortus di BangladeshStudi tentang gambaran penderita TBC Genitalia pada wanita yang ditemukan secara Patologi Anatomi di Malawi.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • STUDI DESKRIPTIFDisain : dapat dirancang dalam beberapa cara , sesuai dengan tujuan studi.Data studi biasanya dikumpulkan :Saat waktu tertentu ( cross sectional study )Beberapa waktu tertentu yang direncanakan ( studi longitudinal )Melalui monitoring yang berkesinambungan ( surveilens )Analisa dan presentasi data studi deskriptif dapat berupa : tabel, histogram ( bar chart ), Kurva ( grafik garis ), Diagram sebar ( Scatter diagram ) , lain-lain ( pie chart, pictogram, dll )

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Menggambarkan exposure sebelumnya pada orang orang dengan outcome ( kasus ). Tidak ada grup pembanding.Pertanyaan : Apakah sebagaian besar wanita PID mengalami STIatau pernah memakai IUD ?

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Menggambarkan karakteristik penderita ,agar dibuat hipotesa sebab akibat yang akan diteliti lebih lanjut.Pertanyaan :Bagaimana karakteristik wanita yang mengalami keguguran menurut karakteristik umur

    MEDLIT_BLOK2_0809

    Sheet1

    Kasus PID dengan exposure terhadap STI

    atau IUD pada masa lampau

    ExposureAdaTidak AdaJumlah

    STI

    IUD

    Distribusi presentase wanita yang keguguran

    menurut karakteristik tertentu ( umur )

    Umur ( tahun )JumlahPersentase

    < 18

    18 - 19

    20 - 24

    > 24

    Jumlah100

    Sheet2

    Sheet3

  • Keuntungan dan Kerugian Studi DeskriptifKeuntungan :Data relatif mudah didapatBiaya pengumpulan data relatif murahUmumnya data sudah tersediaMasalah etik minimal, karena peneliti tidak menentukan pelayanan kesehatan mana yang akan diterima individu.Kerugian :Tidak ada grup pembanding, tergantung studi-studi sebelumnya atau pendapat ahli apakah hasil studi ini lebih baik atau lebih buruk.Pernyataan hubungan sebab akibat harus berhati-hati.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • STUDI CROSS SECTIONAL

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • STUDI CROSS SECTIONALDisebut juga studi transversalIalah rancangan studi observasi yang mempelajari korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek yang berupa penyakit atau status kesehatan tertentu dengan pendekatan POINT TIME. Faktor resiko dan efek diukur sekaligus pada saat yang sama yang berlangsung suatu saat atau satu periode waktuTiap subjek diobservasi hanya satu kali saja dan Faktor resiko dan efek diukur menurut keadaan waktu diobservasi sehingga data yang diukur adalah prevalensi bukan insidensi sehingga studi ini disebut juga SURVEI PREVALENSI

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Skema Rancangan Studi Cross SectionalPOPULASI(SAMPEL)FR ( - )FR ( + )EFEK (-)EFEK (+)EFEK (-)EFEK (+)

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Tahapan Rancangan Studi Cross SectionalIdentifikasi variabel-variabel penelitian

    Menetapkan Subjek penelitian

    Melakukan observasi atau pengukuran variabel-variabel yang merupakan faktor resiko dan efek sekaligus pada saat yang sama

    Melakukan analisis korelasi atau perbedaan proporsi antar kelompok-kelompok hasil observasi

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • CONTOHSuatu studi yang mencoba menetapkan hubungan antara tingkat pendidikan, status ekonomi orang tua dan sanitasi lingkungan, dengan status gizi dan angka diare anak balitaPenelitian ini dengan rancangan cross sectional

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • 1. Identifikasi variabel variavel penelitianABCDEABCEDCABDE( 1 )( 2 )( 3 )A = tingkat pendidikanB = status ekonomiC = sanitasi lingkunganD = status gizi anakE = angka diare anak

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Model (1) : A, B dan C adalah variabel bebas sedangkan D dan E variabel tergantung.Model (2) : A adalah variabel pendahulu, selain sebagai variabel prakondisi bagi variabel B, B adalah variabel bebas, C dan E variabel perantara sedangkan D variabel tergantungModel (3) : Adan B adalah variabel bebas, C variabel perantara sedangkan D dan E adalah variabel tergantung

    Model mana yang paling tepat untuk dipilih, tergantung pada landasan teori yang digunakan dalam mengembangkan hipotetis.Identifikasi variabel-variabel luar yang berpengaruh pada variabel tergantung

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • 2.Menetapkan Subjek penelitian

    Dikaitkan dengan tujuan penelitian , subjek- subjek dari daerah mana diambil, seberapa luas batas populasi

    Populasi atau sampel

    Teknik pemilihan sampel dan besar sampel.

    Maksimalkan variasi variabel yang diperhitungkan, minimalkan variabel luar

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • 3.Melakukan observasi atau pengukuran variabel-variabel yang merupakan faktor resiko dan efekBanyak subjek dan banyak variabel yang diteliti memerlukan : KETELITIAN pengukuran

    Prinsip pengukuran : Objektivitas ( terbebas dari bias peneliti ) , validitas ( benar-benar mengukur apa yang hendak diukur atau adakah relevansinya antara metode dan alat ukur dengan objek ukur ) serta realibilitas ( akurasi, konsistensi atau stabilitas dan ketelitian )

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • 4. Melakukan Analisis HasilDapat berupa : Uji statistik dan analisis deskriptifUji statistik dalam rangka pembuktian kebenaran hipotetis tergantung : tingkat pengukuran variabel dan kedudukan satu variabel terhadap lainnya.Perhitungan deskriptif dengan menggunakan RASIO PREVALENSI ( RP )

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • POPULASI(SAMPEL)FR ( - )FR ( + )EFEK (-)EFEK (+)EFEK (-)EFEK (+)(A )(B )(C )(D )A:CRP =RP = Rasio PrevalensiRP =A + BC + D

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Keunggulan dan KeterbatasanKeunggulan :Ekonomis, waktu relatif singkat, cepat dan murahBanyak variabel yang dieksplorasiKeterbatasan :Subjek penelitian yang besarTidak menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat.Faktor resiko kadang sulit diukur secara akuratTidak valid untuk meramalkan suatu kecenderunganKesimpulan korelasi faktor resiko dengan efek paling lemah dibandingkan rancangan lain.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • STUDI KASUS KONTROL

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • STUDI KASUS KONTROLDisebut juga studi retrospektifStudi epidemiologi yang mempelajari korelasi antara faktor resiko dengan efek dengan cara membandingkan kelompok kasus dg kontrol berdasarkan status faktor resiko.

    Ciri studi kasus kontrol adalah pemilihan subjek penelitian berdasarkan status efek ( outcome ) kemudian diobservasi apakah subjek mempunyai faktor resiko yang diteliti atau tidak.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • STUDI KASUS KONTROLMenggunakan subjek kontrol, sehingga korelasi antara faktor resiko dengan efek akan lebih tajam

    Maksud Retrospektif adalah efek diidentifikasi lebih dulu, baru kemudian faktor resiko dipelajari secara retrospektif ( efek diidentifikasi masa kini. Sementara faktor resiko diidentifikasi adanya pada masa lampau )

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Populasi(Sampel)Efek ( - )= KontrolEfek (+)= KasusFaktorResiko ( - )FaktorResiko ( + )FaktorResiko ( - )FaktorResiko ( + )
  • Tahapan Rancangan Studi Kasus KontrolIdentifikasi variabel-variabel studi ( faktor resiko dan efek )Penetapan subjek studi ( populasi dan sampel )Penentuan kasusPemilihan subjek kontrolMelakukan pengukuran retrospektif Melakukan analisis hasil

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Tahapan Rancangan Studi Kasus KontrolCONTOHAkan diteliti hubungan antara kelahiran berat bayi rendah dengan kebiasaan merokok waktu hamil. Selain itu diketahui bahwa faktor-faktor usia, paritas ibu dan ANC merupakan faktor yang berpengaruh pada berat badan tersebut. Rancangan yang dipilih adalah studi kasus kontrol.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • 1.Identifikasi variabel penelitianDari contoh :Variabel tergantung ( efek ) : kelahiran dengan berat badan bayi rendah.Variabel bebas ( faktor resiko ) yang dipelajari : kebiasaan merokok ibu hamil.Variabel bebas ( faktor resiko ) yang dikendalikan : paritas, usia dan ANCSekaligus menetapkan definisi operasionalnya , sekaligus skala pengukurannya

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • 2.Menetapkan subyek penelitianPenetapan subyek populasi sesuai dengan prosedur.Populasi atau sampel sebagai subyek. tergantung jumlah kasus yang akan dipelajari. Bila sampel bagaimana teknik samplingnya dan berapa besar sampel.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • 3.Penentuan KasusTentukan definisi kasus / masalah kesehatan yang akan dipelajari secara jelas ( diagnosis ).

    Tentukan sumber kasus :Semua orang dengan penyakit tertentu pada suatu sarkes tertentu dalam periode tertentu.Semua orang dengan kondisi tertentu pada suatu populasi yang lebih umum seperti kota, kecamatan pada suatu saat tertentu atau periode tertentu .Kasus baru., lebih disukai hanya menggunakan kasus-kasus yang baru didiagnose didalam periode tertentu.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • 4. Pemilihan subjek kontrolTujuan mengadakan kelompok kontrol : adalah untuk mengetahui angka faktor resiko ( rate of risk factor ) yang diharapkan terjadi pada grup kasus. Oleh karena itu , kontrol harus sebanding dengan kasus dalam semua sifat ( variabel ), kecuali penyakit atau masalah kesehatan yang akan diteliti

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • 4. Pemilihan subjek kontrolSumber kontrol :Populasi suatu daerah administratifPasien RS :Tidak representatif utk seluruh populasi.Masalah bias informasi lebih kurangFaktor seleksi tidak sama semua penyakit,Keluarga kasus merupakan pasangan ( matching ) Teman kasusSeleksi Individu kontrolPopulasi total tanpa samplingSampling secara random atau sistematik dari populasi totalMatching

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • 5. Pengukuran RetrospektifMelakukan observasi atau pengukuran faktor resiko yang dipelajari pada kedua kelompok.Harus diperoleh melalui metode pengumpulan data yang sama.Sumber informasi : interview, Status / laporan RS , Vital record , pengukuran / observasi.Harus memenuhi syarat validitas dan reabilitas.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Populasi(Sampel)Efek ( - )KontrolEfek (+)= KasusFaktorResiko ( - )FaktorResiko ( + )FaktorResiko ( - )FaktorResiko ( + )
  • Contoh 1Masalah : Apakah umur pertama kali melakukan hubungan sex berhubungan dengan Ca. Cervix ?Hipotesa : Hubungan sex pertama kali pada umur =
  • Contoh 1Kontrol : Wanita semua umur yang sehat dan mengunjungi klinik KB pada RS yang samaFaktor resiko : Hubungan sex pertama kali yang dilakukan pada umur =
  • Contoh 1.Analisa data : Faktor resiko ( umur coitus pertama ) =< 15 th > 15 th

    Kasus Efek Kontrol

    Crude OR = 4,0 ( 95 % Confidence interval 2,0 8,1 )Interpretasi :Risiko untuk mendapatkan Ca.Cervix adalah 4 x lebih besar untuk wanita yang melakukan coitus pertama kali pada umur = 15 tahun.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Contoh 2Masalah : Apakah pemakaian pil KB berhubungan dengan PID Hipotesa : Pemakaian pil KB saat ini tidak berhubungan dengan PID .Disain Studi : Studi kasus kontrol Kasus : Wanita umur 18 44 th yang dirawat dengan diagnose PID pada 16 RS di Amerika.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Contoh 2Kontrol : Wanita tanpa PID umur 18 44 th yang dirawat di RS yang sama dengan kondisi akut atau elektif. Wanita yang mempunyai kondisi yang mungkin merupakan kontra indikasi pemakaian pil, juga wanita yang melaporkan sterilisasi, baru hamil atau tak aktif secara seksual dikeluarkan. Faktor resiko : pemakaian kontrasepsi dalam 3 bulan terakhir Pengumpulan data : penggunaan kuesioner terhadap kasus dan kontrol

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Contoh 2.Analisa data : Faktor resiko Pil + Pil -

    Kasus Efek Kontrol

    Crude OR = 0,5 ( 95 % Confidence interval 0,4 0,7 )Interpretasi :Risiko untuk mendapatkan PID pada pemakai pil adalah 0,5 kali dari non akseptor pil. Pemakaian pil dalam studi ini memperlihatkan adanya efek proteksi dari pil terhadap PID

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • KEUNGGULAN DAN KETERBATASAN RANCANGAN STUDI KASUS KONTROLKeunggulan :Relatif murah,mudah dibandingkan dengan studi analitik lainnya.Dapat meneliti pengaruh sejumlah faktor resiko terhadap efek.Tidak menghadapi etik seperti studi eksprimental dan kohor.Adanya kesamaan kurun waktu antara kasus dan kontrol dan adanya pembatasan atau pengendalian faktor resiko.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • KELEBIHAN DAN KETERBATASAN RANCANGAN STUDI KASUS KONTROLKeterbatasan :Tidak efisien untuk mempelajari faktor resiko yang langka, kecuali menggunakan sampel yang sangat besar.Subjek yang diteliti dipilih berdasarkan adanya efek / masalah kesehatan , sehingga tidak dapat dihitung insidens rate baik pada kelompok yang mempunya faktor resiko maupun tidak, sehingga resiko relatif yang digunakan Odds Ratio.Rawan terhadap Bias , baik bias seleksi ataupun informasi. .Kadang sulit memilih kelompok kontrol yang benar-benar setara dalam hal faktor luar .

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Kesalahan-kesalahan dalam mengestimasi hubungan faktor resiko dan efek dalam studi kasus kontrolSystematic Error ( validity )Perbedaan antara apa yang diperkirakandengan ukuran efek yang sebenarnya ( interpretasi yang salah dari efek yang sebenarnya ) , disebut juga BIAS.Terutama terjadi pada :Seleksi subjek Bias SeleksiKualitas informasi yang didapat, Bias InformasiVariabel yang berhubungan dengan faktor resiko dan efek Bias Confounding

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Kesalahan-kesalahan dalam mengestimasi hubungan faktor resiko dan efek dalam studi kasus kontrolRandom Error ( Precision )Berkaitan erat dengan variasi sampling dan tergantung besar sampel dan variance estimator , disebut juga sampling error

    Bias Seleksi : penyimpangan pada perkiraan efek yang disebabkan oleh seleksi subjek studi.Bias informasi : penyimpangan dalam memperkirakan efek yang disebabkan karena kesalahan pengukuran atau salah mengklasifikasi subjek dalam satu atau lebih variabel.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Bias informasi ini disebabkan : Recall faktor resiko yang lebih baik pada kasus. Upaya yang lebih besar untuk mengetahui adanya faktor resiko pada kasus daripada kontrol oleh pewawancara Pemakaian instrumen yang berbeda pada pengumpulan data dari kedua kelompok.

    Bias seleksi dan informasi ini tidak dapat diperbaiki pada tahap analisa data, hanya pada tahap seleksi dan pengumpulan data

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • ConfoundingVariabel yang mengacaukan ( confounding ) harus berhubungan dengan faktor resiko dan efek .Dapat terjadi pada proses seleksiTerjadi akibat kesalahan pengukuran atau misklasifikasiDapat dihindari atau dieleminir pada tahap seleksi/ pulta maupun pada tahap analisa data.Pada tahap seleksi / pengumpulan data dengan :RestriksiMatchingPada tahap analisa data :StratifikasiTeknik analisa mulivariat

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • STUDI KOHORT

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • STUDI KOHORT Disebut juga studi prospektif , follow up study

    Ciri studi kohor: pemilihan subjek penelitian berdasarkan status faktor resikonya, kemudian diamati apakah subjek mengalami efek yang diteliti atau tidak

    Studi non eksperimental yang paling kuat dalam mengkaji hubungan antara faktor resiko dgn efek.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • STUDI KOHORT Maksud prospektif adalah faktor resiko yang dipelajari diidentifikasi lebih dulu, baru kemudian diikuti secara prospektif timbulnya efek.

    Hasil studi diketahui dengan membandingkan proporsi subjek yang menjadi sakit ( efek positif ) antara kelompok subjek dengan faktor resiko positif (kelompok studi ) dengan kelompok subjek dengan faktor resiko negatif ( kelompok kontrol )

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Populasi(Sampel)Faktor Resiko ( - )Faktor Resiko (+)Efek ( - )Efek ( + )Efek ( - )Efek ( + )Prospektif Prospektif Subjek dg Efek ( - )Skema Rancangan Studi Kohort

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Tahapan Kegiatan pada Rancangan KohortIdentifikasi faktor-faktor resiko dan efek.Penetapan subjek studi ( populasi dan sampel )Identifikasi subjek dengan efek negatif.Pemilihan subjek dengan faktor resiko positif dari point 3.Pemilihan subjek kontrol ( faktor resiko negatif ) dari point 3.Observasi perkembangan subjek sampai waktu tertentu, untuk kemudian mengidentifikasi timbul tidaknya efek pada kedua kelompok. Analisis hasil

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Contoh 1Masalah : Apakah merokok berhubungan dengan kematian karena Ca. Paru ?Hipotesa : Kebiasaan merokok pada dokter-dokter secara positif berhubungan dengan terjadinya kematian Ca.Paru .Disain Studi : Studi Kohort Subjek : Dokter dokter Inggeris yang tidak menderita Ca. Paru ( Studi Doll dan Hill , 1964 ) dalam kurun waktu 7 th.Faktor Resiko : Merokok Efek : Kematian Ca. Paru dengan autopsi dan PA..Pengumpulan data : penggunaan kuesioner terhadap subjek

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Contoh 1.Analisa data : Efek ( Kematian dg Ca. Paru ) Mati tidak

    Perokok Faktor Resiko Tidak Perokok

    RR = 9,38 ( 95 % Confidence interval . )Interpretasi :Kemungkinan terjadinya kematian oleh karena Kanker paru pada perokok 9,38 kali lebih besar dibandingkan dengan pada bukan perokok. 25.769

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Keunggulan dan Keterbatasan Rancangan KohortKeunggulan :Adanya uniformitas observasi, terhadap FR dan efek.Dapat menata komparabilitas antara dua kelompokDapat langsung menetapkan besar angka resiko & RRSesuai untuk meneliti faktor resiko yang langka ( lingkungan )Dapat mempelajari sejumlah efek secara serentak dari sebuah faktor resiko.Bias seleksi , informasi kecil dibanding kasus kontrol

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Keunggulan dan Keterbatasan Rancangan Kohort

    Keterbatasan :Mahal dilihat dari segi waktu, biaya dan tenaga untuk dapat melakukannya dengan baik.

    Adanya subjek yang drop out karena berbagai sebab, sehingga menganggu analisis dan validitas hasil.

    Adanya kendala etik

    Tidak efisien dan tidak praktis untuk mempelajari efek yang langka, butuh sampel yang besar.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • STUDI EKSPERIMEN

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • STUDI EKPERIMENRancangan percobaan , sebab akibat , intervensi

    Ialah rancangan yang mempelajari fenomena dalam rangka sebab akibat.

    Sebab akibat dipelajari dengan memberikan perlakuan atau manipulasi pada subyek penelitian kemudian dipelajari efek dari perlakuan tersebut.

    Dibandingkan rancangan analitik non eksperimental , rancangan eksperimental mempunyai kapasitas uji korelasi yang paling tinggi.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • STUDI EKSPERIMENAdanya manipulasi atau perlakuan peneliti terhadap subjek penelitian , kemudian efek manipulasi diobservasi / diukur.Ada dua kelompok yang sama persis :Kelompok perlakuan / eksperimenKelompok yang tidak diberi perlakuan ( kelompok kontrol )Ada 3 ciri : (1) Manipulasi suatu variabel, (2) Mengukur perubahan efek dan (3) mengendalikan pengaruh variabel yang tidak dikehendaki.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • STUDI EKSPERIMENVariabel dikelompokkan menjadi 3 : Variabel tercoba , variabel tergantung, terpengaruh, efek, independen : variabel yang dipelajari efeknya akibat perlakuan pada variabel lain. Variabel eksperimental / variabel perlakuan : variabel yang dimaniplasi untuk dipelajari efeknya pada variabel tercoba. Variabel non eksperimantal / luar / pengacau : variabel yang diketahui atau secara terori mempunyai pengaruh pada variabel tercoba, tetapi tidak diinginkan pengaruhnya.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • STUDI EKSPERIMENMengendalikan Variabel non eksperimental Pada waktu rancangan penelitian : Pembatasan Subjek penelitian (restriksi ).Randomisasi subjek : membagi kelompok penelitian secara random.Matching : yaitu penyamaan / penyeimbangan kondisi subjek kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol untuk beberapa variabel yang akan dikendalikan pengaruhnya. Dengan rancangan sama subjek : rancangan yang menggunak subjek subjek perlakuan sekaligus sebagai subjek subjek kontrol.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • STUDI EKSPERIMENMengendalikan Variabel non eksperimental Pada waktu analisis hasil penelitian : yaitu Variabel variabel non eksperimental ini juga dilakukan pengukuran untuk kemudian dikendalikan pengaruhnya dengan model-model analisis statistik tertentu ( analisis kovarian, korelasi parsial , dll )

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • BENTUK BENTUK RANCANGAN STUDI EKSPERIMENTALRancangan dengan variabel eksperimen tunggal ( single variable design )Rancangan eksperimen murniRancangan ekperimen kuasi

    Rancangan dengan variabel eksperimen ganda ( rancangan faktorial )

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Rancangan Eksperimental MurniXO-1O-2(-)R :R.E.Sederhana(posttest only control group design )R :O-1O-3(X)(-)O-2O-42. R.E.UlangPretest postest control group design3. R.E.Solomon(Solomon Four groups design )Gabungan 1 dan 2

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Tahapan kegiatan rancangan eksperimentalIdentifiksi variabel penelitian.Penetapan subjek dan populasi penelitian Pemilihan sampelPemilihan rancangan eksperimenPemberian perlakukan dan observasiAnalisis hasil

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • UJI KLINIS

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Uji klinis penelitian eksperimental terencana yang dilakukan pada manusia

    Adanya perlakuan atau intervensi pada subyek penelitian, kemudian efek perlakuan tersebut diukur dan dianalisis

    Bentuk uji klinis yang sering : Uji klinis acak terkontrol = Randomized Control Trial = RCT.

    Uji klinis dilakukan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara variabel bebas ( prediktor ) dengan variabel tergantung ( efek ) pada periode waktu tertentu.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Hasil uji klinis ditentukan atas dasar perbedaan efek yang terjadi pada kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol.

    Uji klinis sesungguhnya mirip dengan studi kohort, tetapi ada perlakuan ( intervensi ) sedangkan kohort hanya observasi.

    Terdapat berbagai bentuk desain uji klinis, yang paling sering digunakan :Desain paralel : perbandingan antar kelompok ( group comparison ) dapat bersifat pasangan serasi ( matched pairs ) atau bukan.Desain menyilang ( cross over design )

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • DESAIN PARALELSUBYEKPENELITIANKELOMPOKPERLAKUANEFEK ?RKELOMPOKKONTROL EFEK ?M

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • DESAIN MENYILANG SUBYEKPENELITIANKELOMPOKPERLAKUANEFEK ?RKELOMPOKKONTROL EFEK ?MKELOMPOKPERLAKUANKELOMPOKKONTROL EFEK ?EFEK ?ABAB

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • LANGKAH LANGKAH UJI KLINISMerumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis.Menentukan desain uji klinis yang sesuai.Menetapkan subyek penelitianMengukur variabel data dasarMelakukan randomisasiMelaksanakan perlakuanMengukur variabel efekMenganalisa data

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Menetapkan subyek penelitian :Menetapkan populasi terjangkauMenetapkan kriteria pemilihan : inklusi dan ekslusiMenetapkan besarnya sampelMelakukan randomisasi : alokasi acak ( random allocation ) , untuk menentukan subyek penelitian mana yang akan mendapat perlakuan dan kontrolTujuannya mengurangi bias seleksi, confounding Randomisasi tidak sama dengan pemilihan sibyek secara random (simple random sampling )Randomisasi ada beberapa cara a.l. : Randomisasi sederhana, R.Blok & R dalam strata PELAJARI

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Keuntungan dan Kerugian Uji KlinisKeuntungan :Bias dapat dikontrol secara efektif karena randomisasi.Kriteria inklusi, perlakuan dan efek telah ditentukan terlebih dahulu.Uji statistik akan lebih efektif krn : jumlah kelompok perlakuan dan kontrol sebanding , power statistik tinggi Kelompok subyek merupakan kelompok sebanding sehingga intervensi luar setelah randomisasi tidak berpengaruhi terhadap hasil Sangat baik, karena banyak metose stastistik berdasarkan pemilihan subyek secara random.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • Keuntungan dan Kerugian Uji KlinisKerugian :Desain dan pelaksanaan uji klinis kompleks dan mahal.Mungkin Dilakukan dengan seleksi tertentu sehingga tidak representatif terhadap populasi terjangkau atau target. Sering dipersoalkan aspek etika. Kadang kadang uji klinis sangat tidak praktis.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • ANALISIS DATA

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • ANALISIS DATASetelah terkumpul melalui kegiatan pulta dilanjutkan oleh dataOlah data = data preparation = data analysis.Analisis data meliputi 3 langkah :Persiapan.TabulasiPenerapan data sesuai dengan desain penelitian.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • ANALISIS DATAPersiapan :Mengecek kelengkapan identitas , data dan isian Memilih / menyortir data sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja yang tinggal. merapikan data agar bersih, rapi dan tinggal analisis

    Tabulasi : Memberi skor terhadap item yang perlu diberi skor.Memberi kode terhadap item yg tidak diberi skor.Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasi dengan teknik analisis yang digunakanMemberikan koding dlm hal olah data dg komputer

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • HASIL PENELITIAN

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • HASIL PENELITIANMerupakan bagian yang sentral dari penelitian, namun bagian ini tidak jarang merupakan bagian yang pendek.Biasanya disajikan dalam bentuk narasi yang diperjelas dengan tabel-tabel atau gambar.Hal hal yang perlu diperhatikan :Tidak perlu diberikan ulasan, komentar dll.Tidak perlu mengulang hal yang telah disajikan dalam tabel, kecuali menyebut sebahagian untuk menggaris bawahi, misalnya : yang paling mencolok.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • HASIL PENELITIANSecara umum terdiri dari 2 bahagian yang tidak begitu jelas batasnya. Bagian deskriftif penyajian deskriptif tentang lokasi penelitian, subyek penelitian dengan variabel-variabelnya. Bagian analitik dikemukakan dengan sekuen yang logis, mulai dari analisis yang bersifat umum , disusul dengan analisi yang rinci, serta menulis yang akan dianalisis dalam bentuk tabel sekaligus uji statistiknya ( kalau ada )

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • PEMBAHASAN

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • PEMBAHASAN Dapat juga disebut diskusi.Sering digabungkan sekaligus dengan kesimpulan dan saran .Dikemukakan atau dianalisis makna penemuan penelitian yang telah dinyatakan dalam hasil dan menghubungkannya dengan pertanyaan penelitian.Biasanya dilakukan dengan membandingkan penemuan tersebut dengan penemuan sebelumnya, apakah memperkuat, berlawanan , atau sama sekali baru. Tiap pernyataan harus dijelaskan dan didukung oleh pustaka yang memadai.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • PEMBAHASAN Dikemukakan keterbatasan penelitian, baik dalam desain maupun dalam pelaksanaannya. hal ini harus dinyatakan dan dibahas dampaknya terhadap hasil.Peneliti harus jujur, bila mengetahui ada kelemahan, harus disebutkan dan dibahas, bukan dibiarkan dengan harapan tidak diketahui orang lain.Pada bagian akhir harus dinyatakan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian, relevansinya dengan ilmu pengetahuan, praktek kedokteran, serta manfaatnya untuk penelitian yang akan datang.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • PEMBAHASAN Dalam praktek, kesalahan yang sering dilakukan :Diskusi hanya merupakan pengulangan apa yang telah dikemukakan dalam hasil, kecuali sebagai pengantar pembahasan.Tidak dilakukan pembahasan secara adekuat tentang apa yang diketemukan pada hasil data hanya sebagai data tidak dikaitkan dengan ilmu yang ada.Kesimpulan tidak didukung oleh data, saran, usul atau perkiraan dapat dikemukakan , namun bukan kesimpulan.

    MEDLIT_BLOK2_0809

  • MEDLIT_BLOK2_0809

  • MEDLIT_BLOK2_0809

    AMPEL