Upload
taupiek-rahman
View
229
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
7/29/2019 Mekanisme Berbagai Jenis Nekrosis
1/1
Mekanisme berbagai jenis Nekrosis
Seperti telah diutarakan secara skematis terjadinya jejas ireversibel berakibat kematian sel
(nekrosis). Berdasar jenis jaringan di sekitar sel nekrotik, dapat terjadi reaksi yang berbeda. Sel yang
telah dikeluarkan dari tubuh diberi cairan fiksasi yang adekuat, akan mengalami kematian, tetapi
tidak menjadi nekrotik. Perubahan fundamental yang terjadi pada proses nekrosis, dilandasi 2 proses
penting, yaitu: 1. Digesti enzimatik sel, 2. Denaturasi protein. Enzim katalitik berasal dari lisosom sel
mati (autolisis = autolysis) atau dari sel leukosit (heterolisis= heterolysis). Proses denaturasi
protein atau digesti enzimatik atas sel-jaringan nekrotik menentukan pola nekrosis. Dikenal 2
golongan nekrosis, yakni: 1. Nekrosis koagulatif, 2. Nekrosis mencair(colliquative = liquefactive
necrosis); keduanya memerlukan waktu dalam perwujudannya. Sehingga pada kematian mendadak
akibat infark miokard, sering hanya ditemukan oklusi (penutupan = penyumbatan lumen) arteri
koronaria. Perubahan paling dini secara morfologik tampak setelah 8-12 jam kemudian, sedangkan
hilangnya beberapa enzim seperti LDH (lactate dehydrogenase) sel otot jantung nekrotik dapat
dideteksi baik secara makroskopik maupun mikroskopik setelah 4-6 jam.
Jenis nekrosis yang lain adalah: nekrosis kaseosa, nekrosis fibrinoid, gangren, nekrosis lemak (fat
necrosis). Jenis nekrosis terbentuk berdasarkanjenis jaringan danjenis agen. Pada nekrosis
koagulatif, terjadi koagulasi (pembekuan) unsur protein intrasel. Kerangka sel mati masih berbentuk
baik; daerah infark akan menjadi padat, pucat, dikelilingi zone merata karena pada tahap awal ada
hiperemi disertai ekstravasasi eritrosit. Pada periode selanjutnya akan menjadi lunak, karena kerja
makrofag digestif, dan ada kemungkinan besar terjadi ruptur ventrikelpada infark miokard.
Etiologi: toksin bakteri virulensi tinggi, oklusi pembuluh darah. Pada infeksi Salmonella thyposa,
terjadi nekrosis koagulatif dikenal sebagai degenerasi hialin / Zenker = waxy degeneration pada
ototrektus abdominalis; pada difteri dan sifilis stadium lanjut disebut guma.