19
MEMBRAN EKSTRA EMBRIONAL PADA MENCIT (Mus muculus) Oleh : Nama : Devina Andayani NIM : B1J011112 Rombongan : VI Kelompok : 2 Asisten : Iis Setiawati LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II

Membran Ekstra Embrional

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Membran Ekstra Embrional

MEMBRAN EKSTRA EMBRIONAL PADA MENCIT (Mus muculus)

Oleh :

Nama : Devina Andayani NIM : B1J011112 Rombongan : VI Kelompok : 2

Asisten : Iis Setiawati

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO

2012

Page 2: Membran Ekstra Embrional

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Membran ekstra embrional merupakan membran atau selaput seluler yang

dibentuk bersamaan dengan perkembangan embrio dan berperan penting dalam

perkembangan embrio. Pada dasarnya, membran-membran tersebut adalah lipatan-

lipatan yang pada akhirnya tumbuh mengelilingi embrio dan menghasilkan empat

lapisan pada embrio yang sedang tumbuh. Empat lapisan tersebut diantaranya adalah

amnion, saccus vitelinus, allantois dan chorion. Embrio yang sedang berkembang

membutuhkan nutrisi, sarana untuk mengeluarkan sisa metabolisme, dan

perlindungan baik dari faktor fisik, kemis, maupun biologis di lingkungan mikro

serta makro agar embrio dapat berkembang dan tumbuh dengan baik, sehingga untuk

memenuhi kebutuhnan itulah dibentuk membran ekstra embrional.

Pada mencit terdapat 4 lapis membran ekstra embrional, yaitu amnion, saccus

vitelinus, allantois, chorion. Amnion hanya ditemukan pada aves, reptil dan mamalia.

Yolk sac atau saccus vitelinus merupakan diferensiasi mesodermal lateral hingga

terbentuk splanknosoel (ekstra embrionik sulom). Pada mamalia hanya terdapat

beberapa minggu saja dan berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah

pertama, menyalurkan bahan makanan (tropoblas tubuh embrio). Selanjutnya allantois

berasal dari evaginasi bagian ventro median usus belakang (splanknopleura),

fungsinya sebagai kantong urin ekstra embrionik (sisa metabolit embrio / asam urat).

Chorion dan amnion berkembang sebagai lipatan somatopleura. Fungsi chorion yaitu

transportasi nutrisi, gas dan lain-lain dari induk kefetus (banyak vaskularisasi).

Alasan menggunakan Mencit (Mus muculus) yaitu morfologinya kecil,

konsumsi makanan relatif sedikit, kapasitas reproduksinya tinggi, memberikan

Page 3: Membran Ekstra Embrional

manfaat ganda dalam menghemat tempat, waktu tenaga dan biaya. Mencit sangat

mudah menyesuaikan diri dengan perubahan yang dibuat manusia.

B. Tujuan

Mahasiswa dapat mengenali dan menggambar morfologi membran ekstra

embrional serta menjelaskan fungsinya masing-masing.

Page 4: Membran Ekstra Embrional

II. TINJAUAN PUSTAKA

Proses perkembangan embrio diawali dengan proses pembelahan, diferensiasi,

perpindahan, dan organogenesis. Pada mencit terjadi secara holoblastis. Pembelahan

pertama akan melalui bidang latitudinal yang terletak di bagian atas bidang ekuator.

Pembelahan kedua melalui bidang meridional, tetapi hanya pada blastomer kutub

vegetal. Kemudian diikuti dengan pembelahan blastomer di kutub animal yang juga

terjadi secara tidak bersamaan. Di akhir pembelahan ketiga akan terbentuk delapan

blastomer. Selanjutnya terjadi pembelahan yang juga terjadi secara tidak beraturan

(Yatim, 1982).

Pembelahan sel yang pertama pada mencit terjadi 24 jam (1 hari) setelah

pembuahan. Pembelahan terjadi secara dalam di dalam oviduk dan berulang-ulang.

Menjelang hari kedua setelah pembuahan embrio telah terbentuk morula 16 sel.

Bersamaan dengan pembelahan, embrio bergulir menuju uterus, tetapi masih

berkelompok-kelompok. Pada akhirnya embrio akan menyebar di sepanjang

kandungan dengan jarak yang memadai untuk implantasi dengan ruang yang cukup

selama masa pertumbuhan. Selanjutnya dijelaskan bahwa blastomer akan

terimplantasi pada hari keempat kehamilan dan berakhir pada hari keenam

kehamilan. Kemudian diikuti oleh proses gastrulasi, yakni adanya perpindahan sel

dan diferensiasi untuk membentuk lapisan ektoderm, mesoderm, dan endoderm.

Akhir tahap perkembangan adalah permbentukkan organ di lapisan ektoderm,

mesoderm, endoderm dan derivat-derivatnya (Balinsky, 1970).

Beberapa selaput yang terbentuk pada masa perkembangan embrional yang

berasal dari tubuh embrio, namun terletak di luar tubuh embrio dan tidak menjadi

bagian tubuh embrio. Pada mamalia selaput embrionik fetus bersama endometrium

Page 5: Membran Ekstra Embrional

induk memebentuk sistem plasenta. Terdapat empat macam selaput ekstra embrionik,

yaitu kantung kuning telur, anmion, korion dan alantois. Keempat macam selaput ini

sebenarnya terbentuk dari dua lapis yaitu dari lapis ektoderm dengan mesoderm

somatis (somatopleura) untuk amnion dan korion serta darllapis endoderm dengan

mesoderm splanknis (splanknopleura) untuk kantung kuning telur dan alantois.

Kantung kuning telur adalah selaput yang menyelubungi kuning telur, berkembang

baik pada unggas tetapi relatif tidak berkembang pada mamalia. Kantung kuning

telur terbentuk sebagai akibat lipatan splanknopleura ke arah ventral untuk

membentuk usus primitif dan sisa lipatan splanknopleura ini berkembang

menyelubungi kuning telur. Pada mencit kantung kuning telur bersifat sementara. Sel

telur mencit memiliki tipe oligolesital (jumlah kuning telur sedikit) sehingga peran

kuning telur sebagai sumber nutrisi digantikan oleh darah induk melalui plasenta.

Meskipun kantung kuning telur berkembang di awal perkembangan embrional

mamalia (kemudian akan mengecil dan hanya menjadi bagian dari tali pusar),

kantung kuning telur memiliki fungsi yang penting. Pada mencit, kantung kuning

telur pada awal perkembangannya berfungsi sebagai hematopoesis (pembentuk sel-

sel darah) dan pada beberapa spesies sebagai sumber bakal sel gamet primordial

(Bozenna and Stepisnka, 2008).

Amnion adalah selaput yang menyelubungi embrio dimana embrio terletak di

dalam rongga amnion yang berisi cairan amnion. Amnion mempunyai fungsi

mencegah embrio dari dehidrasi, mencegah embrio melekat pada selaput ektra

embional, proteksi terhadap goncangan. Pada mencit dengan implantasi non

invasive, pembentukan amnion dan korion terjadi seperti pada unggas. Pada mamalia

dengan implantasi invasive (seperti manusia dan rodensia), pembentukan amnion

terjadi sebagai akibat peronggaan dari inner cell mass (ICM) pada saat proses

Page 6: Membran Ekstra Embrional

gastrulasi. Korion merupakan selaput ekstra embrionik paling luar. Korion bersama-

sama dengan alantois berfungsi di dalam pertukaran gas dan air. Pada mencit korion

merupakan selaput ekstra embrionik yang berhubungan dengan endometrium induk

untuk membentuk plasenta. Korion pada mencit memiliki vili-vili yang berfungsi

untuk memperluas daerah permukaan korion untuk perlekatan dengan endometrium

induk serta kaya dengan pembuluh-pembuluh darah yang akan berfungsi di dalam

pertukaran darah dengan induk (Yatim, 1982).

Alantois merupakan selaput ekstra embrionik yang terbentuk dari penonjolan

dinding usus belakang yang berbentuk seperti kantung. Fungsinya sebagai kantong

urin ekstra embrionik (sisa metabolit embrio / asam urat). Pada mencit alantois

berkembang dan mengisi ruang ekstra embrionik dan bagian luarnya menyatu

dengan korion membentuk korioalantois. Plasenta adalah suatu struktur yang khas

terdapat pada mamalia yang perkembangan embrionya terjadi di dalam uterus (intra-

uterin). Plasenta dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan (struktur dan hubungan)

antara selaput ekstraembrionik fetus (dalam hal ini korion atau korioalantois) dengan

endometrium induk. Plasenta berfungsi sebagai :

o    sarana selektif bagi pertukaran fisiologis (nutrisi,gas, hormon dli) antara fetus

dengan induk

o    organ endokrin (penghasil hormon) penting selama kebuntingan

o   pencegah (barrier) bagi percampuran langsung antara darah fetus dengan darah

induk (Yatim, 1982).

Sebelum plasenta terbentuk atau berfungsi secara sempurna, embrio

memperoleh sumber nutrisi dan metabolit untuk perkembangan dari sekresi kelenjar

uterus (susu uterus) atau "jus" jaringan desidua. Sumber nutrisi ini dikenal sebagai

histotrof. Setelah terbentuk plasenta, sumber nutrisi secara bertahap akan beralih dari

Page 7: Membran Ekstra Embrional

histotrof kepada hemotrof (sumber nutrisi yang berasal dari darah induk). Plasenta

merupakan suatu struktur yang cukup bervariasi antar spesies. Berdasarkan variasi

bentuk makroskopis serta daerah perlekatan korion dengan endometrium plasenta

mencit tergolong dalam   plasenta tipe diskoidal tunggal (Sounders, J.W, 1982).

Amnion dianggap sebagai sumber potensial yang penting

untuk bagi pertumbuhan embrio. Pada Amnion terdapat lapisan plasenta yang

terdiri dari epitel lapis tunggal, membran basement tebal dan stroma avaskular.

Struktur khusus amnion memungkinkan untuk menjadi tempat atau bantalan yang

ideal untuk perlindungan embrio (H Niknejad et al., 2008).

Page 8: Membran Ekstra Embrional

III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gunting, pinset, dan

cawan petri.

Bahan yang digunakan pada acara praktikum ini adalah fetus mencit.

B. Metode

Cara kerja yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

1. Bahan dan semua peralatan praktikum disiapkan.

2. Embrio mencit diletakan di gelas arloji.

3. Embrio/fetus dengan membran ekstra embrional diamati dan digambar bagian-

bagiannya.

Page 9: Membran Ekstra Embrional

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1 Gambar 2

Keterangan :

Gambar 1. Membran Ekstra Embrional pada mencit

Gambar 2. Skematis Membran Ekstra Embrional pada mencit

1. Plasenta

2. Amnion

3. Fetus

Page 10: Membran Ekstra Embrional

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum membran ekstra embrional pada fetus mencit

yaitu membran ekstra embrionalnya terdiri dari amnion, chorion, saccus vitellinus,

allantois. Pada mencit terdapat plasenta sebagai jaringan atau alat tempat melekatkan

embrio ke uterus. Dengan tumbuhnya embrio dan plasenta, body stalk memanjang

dan sempit, menjadi tali pusat, yang menghubungkan embryo dengan plasenta

(Hamburger dan Hamilton, 2007).

Menurut Adnan (2010) lapisan membran ekstra embrional pada mencit yaitu:

1. Chorion, dimana membran ekstra embrio yang paling luar dan yang berbatasan

dengajaringan induk, merupakan tempat pertukaran gas antara embrio.

2. Yolk sac merupakan bagian yang berfungsi untuk sumber nutrisi pada embrio,

dilengkapi dengan pembuluh darah. Yolk sac juga berperan dalam pembentukan

saluran pencernaan primitif pada fetus mencit.

3. Allantois, dimana bagian ini merupakan suatu bagian yang terbentuk sebagai hasil

evaginasi bagian ventral usus belakang pada tahap awal perkembangan. Fungsi

bagian ini sebagai tempat penampungan dan penyimpanan urine dan sebagai

organ pertukaran gas antara embrio dengan lingkungan luarnya. Lapisan penyusun

kantung allantois sama dengan kantung yolk, yaitu splanknopleura yang terdiri

atas endoderm di dalam dan mesoderm splank di luar.

4. Amnion, bagian ini adalah suatu membran tipis yang berasal dari somatopleura

berbentuk suatu kantung yang menyelubungi embrio yang berisi cairan. Dimana

Page 11: Membran Ekstra Embrional

kantung ini berfungsi sebagai pelindung embrio terhadap kekeringan, penawar

goncangan, pengaturan suhu intra uterus, dan anti adhesi.

Reptil dan Aves memiliki 4 membran ekstra embrional yaitu amnion,

chorion, allantois dan saccus vitellinus. Pisces dan amfhibi hanya memiliki kantung

kuning telur (yolk sac). Reptil dan Aves selain kantung kuning telur juga ada amnion,

chorion dan allantois. Beberapa reptil dan mamalia tidak membentuk cangkang tetapi

menggantinya dengan perkembangan intra uterus yang lebih baik, walaupun

demikian bentuk dan fungsi dasar selaput ekstra embrio tetap dipertahankan.

Mamalia, pada kantung chorionnya berdiferensiasi menjadi bagian embrional yang

menyusun plasenta. Terdapat empat macam selaput ekstra embrional yang umum

terdapat pada embrio vertebrata tinggi, yaitu amnion, kantung yolk, chorion, dan

allantois (Monk, 1987).

Page 12: Membran Ekstra Embrional

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan

bahwa:

1. Membran ekstra embrional pada mencit terdiri dari 4 lapis, yaitu Amnion,

chorion, alantois dan saccus vitellinus (kantung kuning telur).

2. Fungsi amnion diantaranya melindungi embrio dari dehidrasi, melindungi dari

goncangan mekanik, memberi ruang untuk pergerakan dan lain sebagainya.

Fungsi alantois yaitu sebagai penampung sisa metabolisme embrio. Fungsi

khorion diantaranya sebagai transportasi nutrisi, gas dan lain-lain dari induk ke

fetus. Serta fungsi dari saccus vitellinus (kantung kuning telur) penyimpan

cadangan nutrisi berupa yolk.

B. Saran

Dalam pembukaan lapisan membran ekstra embrional embrio harus

dilakukan dengan hati-hati agar embrio tidak rusak dan embrio yang dipilih harus

sudah berkembang dengan sempurna agar mudah diamati.

Page 13: Membran Ekstra Embrional

DAFTAR REFERENSI

Adnan, 2010. Perkembangan Hewan. Jurusan Biologi FMIPA UNM Makassar, Makassar.

Balinsky, B. I. 1970. An Introduction to Embriology. W. B. Sauders Company. London.

Bozenna, Olszanska., S. Urszula. 2008. Molecular Aspect of Avian Oogenesis and Fertilisation. Induced Spawning, Fertilization Rate and Hatching Rate of Brill Scophthalmus rhombus. The International Journal of Developmental Biology. (52): 187-194.

Hamburger, V. dan Hamilton, H.L. 2007. A Series of Normal Stages in the Development of the Chick Embryo. Department of Zoology, Washington University, St. Louis, Missouri.

H Niknejad, Habibollah Peirovi, Masoumeh Jorjani, Abolhassan Ahmadiani, Jalal Ghanavi, Alexander M. Seifalian, 2008. Properties of The Amniotic Membran for Potential Use in Tissue Engineering. European cells and Materials Vol. 15 2008 (pages 88- 99).

Monk, M. 1987. Mammalian Development. IRL. Press. London

Sounders, J.W. 1982. Developmental Biology. Macmillan Publishing Co, New York.

Yatim, W. 1982. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito, Bandung.