Upload
albertus-maria-henry-santoso
View
247
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
MEMORI DAN DEMENSIA
Presentator : DM Berlian & HenryPembimbing : dr. S. B. Rianawati, Sp.S
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Memori penting bagi manusia (sadar / tidak sadar).
Contoh pemakaian memori secara sadar mengingat materi yang telah dipelajari saat ujian, mengingat jalan.
Contoh pemakaian memori secara tidak sadar bagi orang yang sudah bisa dan terbiasa mengendarai mobil.
Latar Belakang (cont’d)
“Lupa” dianggap wajar terjadi pada manusia (manula),
Fungsi memori sendiri sangat peka terhadap segala perubahan patologis dari tubuh manusia (neurodegenerative, stroke, tumor, cedera kepala, hipoksia, malnutrisi, depresi, kecemasan, efek samping obat)
Latar Belakang (cont’d)
Demensia Alzheimer (2) dan Demensia Vascular (3A)
MEMORI
KLASIFIKASI MEMORIMateri
Deklaratif Eksplisit
Prosedural ImplicitTidak dapat dijelaskan dan dipengaruhi oleh skill.
Penyimpanan :- Neostriatum- Cerebellum- Korteks sensorimotor
Suatu pengetahuan yang dapat dinyatakan. Penyimpanan:- Hipokampus- Lobus temporal
Semantik- Proses belajar- Pengetahuan umum
Episodik- Kejadian khusus- pengalaman
KLASIFIKASI MEMORI
Modalitas
Verbal Non Verbal
Jangka Waktu
Short Term
Long Term
NEUROANATOMI
• Terletak tepat diatas batang otak• Pusat penerimaan rangsangan indra dan menyalurkan ke korteks
THALAMUS
• Terletak di depan diensefalon yang berada di bagian bawah dari sulkus hipotalamic
• Mengatur ANS, keseimbangan cairan, hormon, lapar, suhu, tekanan darah
HIPOTALAMUS
• Pengatur emosi,
AMIGDALA
• Bagian dari otak besar dan berada di lobus temporal• Penyimpanan memori
HIPOKAMPUS
PROSES PEMBENTUKAN MEMORI
REGISTRASI (ENCODING)Informasi dari sistem indra
Diregistrasi sistem sensorik
Diproses dalam bentuk working memory (gelombang listrik)
# Proses registrasi : - Disengaja - Tidak disengaja
PROSES PEMBENTUKAN MEMORI
Penyimpanan (Storage)Setelah informasi diterima akan disimpan dalam bentuk “trace memory”
Lamanya penyimpanan dipengaruhi oleh:- Lama Interval- Isi interval
PROSES PEMBENTUKAN MEMORI
PEMANGGILAN KEMBALI - Recall
Pengulangan memori tanpa petunjuk - Recognize
Pengulangan memori dengan petunjuk singkat- Redintegrative
Pengulangan memori kompleks dengan pemberian petunjuk
BIOMOLEKULAR MEMORI SHORT TERM POTENTIATION
Potensial aksi pada terminal akson presinaps
Kanal Ca terbuka
Ca masuk ke dalam sel
Eksositosis neurotransmitter
Pelepasan serotonin
Aktivasi jalur second messenger cAMP
Blok kanal K+
BIOMOLEKULAR MEMORI
LONG TERM POTENTIATION
PERBEDAAN SHORT TERM DAN LONG TERM MEMORI
Memory
Stage
Phase Time
course
Name Required
Anatomy
Sensori Perception
information
Immediate Perception
recognition
Basic sensory
cortex
Primary
short term
Processing
registration
Few
seconds
Short term Sensory,
motor,cortex
Secondary
long term
Storage/
consolidation
Minutes,
hours, days
Recent memory Limbic system,
hippocampus,
amygdala
Retrieval years Remote/old
memory
Left, right
association cortex
DEMENSIA
Definisi
Gangguan pada kemampuan intelektual (ingatan, berbahasa, visuospasial) kesadaran menurun, tidak waspada, demensia
NINDCS-ADRDA : kemunduran memori dan kognisi dibandingkan sebelumnya
Etiologi dan Klasifikasi
Dibagi menjadi 2 : › Reversible / potential reversible› Irreversible
Di dunia, demensia Alzheimer 50-75% dari seluruh jenis demensia
Di Asia (Singapura, Jepang, India) : Demensia vaskular 50-55%.
Dementia reversible
Demensia vaskular Demensia akibat hidrosefalus Demensia akibat penyakit psikiatri Demensia akibat penyakit umum berat Demensia akibat defisiensi vitamin B12
Demensia akibat penyakit metabolik
Dementia irreversible
Demensia Alzheimer Demensia akibat infeksi Demensia akibat trauma kapitis Demensia akibat penyakit Parkinson Demensia akibat penyakit Pick Demensia Lewy Bodies Demensia akibat penyakit Creutzfeld
Jacob
Patofisiologi
4 proses yang memungkinkan terjadinya demensia› Degenerasi : genetik, inflamasi, biokemis› Kematian sel otak di beberapa tempat
(talamaus, basal ganglia, jalur proyeksi otak, area asosiasi)
› Trauma : lesi di lobus frontalis, temporalis, korpus kalosum, mesensefalon
› Peningkatan tekanan intrakranial : hidrosefalus kronis (NPH)
Tanda dan Gejala
Onset perlahan (berbulan-bulan) Perjalanan klinis memburuk secara
bertahap dan progresif Gejala neuropsikologis (cemas,
waham, apatis) Gejala gangguan perilaku (wandering,
agitasi, agresivitas verbal maupun perilaku)
Tanda dan Gejala (cont’d)
Gangguan memori Gangguan orientasi Gangguan berbahasa Gangguan fungsi eksekutif Gangguan praksis Gangguan visuospasial
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik umum Pemeriksaan fisik neurologis
› MMSE› CDT› ADL› IADL
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Lab : › Darah lengkap› Serum elektrolit› Fungsi ginjal› Fungsi hati› Hormon tiroid› Kadar vitamin B12
Pemeriksaan Penunjang (cont’d)
Pencitraan otak : › CT-scan› MRI› PETscan› SPECTscan
Gambaran : › Infark, perdarahan, tumor› Tanda-tanda atrofi› Pelebaran sulcus, penyempitan gyrus
Pemeriksaan Penunjang (cont’d)
EEG
Pemeriksaan genetik
Diagnosis Banding
Delirium Pseudodemensia
DEMENSIA ALZHEIMER
Sejarah Dikenalkan oleh Alois
Alzheimer , Jerman (1907)
Pertama kali pada wanita, 50 tahun, degan defisit memori, afasia, waham paranoid yang progresif memburuk
Maurer (1977) Patologianatomi otak penderita Alzheimer senile/ neuritic plaque
Alzheimer merupakan penyebab / jenis demensia terbanyak
Prevalensi terus meningkat seiring bertambahnya usia (50 tahun 5%; 85 tahun 50%)
Patofisiologi
Berkurangnya aktivitas Ach Mutasi APP Penumpukan β-amyloid Aktifitas patologis dari NMDA
Etiologi
Usia : > 65 tahun Genetik : mutasi gen APP, ApoE4 Riwayat trauma Penyakit metabolik : obesitas, DM,
dislipidemi
Tanda dan Gejala
Stadium awal : gangguan memori ringan, gangguan berbahasa, tersesat di jalan
Stadium lanjut : gejala lebih jelas, depresi, waham, halusinasi
Stadium akhir : tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain
Ganggguan kognitif, psikiatri, dan perilaku
Pemeriksaan Fisik
Ditandai dengan munculnya reflek regresi / primitif› Reflek menggenggam› Reflek mencucu› Reflek menghisap› Reflek glabela› Reflek palmomental
Pemeriksaan Penunjang
MRI dan CT scan : atrofi serebral atau kortikal yang difus.
SPECT scan : penurunan perfusi jaringan di daerah temporo-parietalis bilateral.
PET scan : penurunan aktivitas metabolic di daerah temporo-parietalis bilateral.
Kriteria Diagnosis
NINCDS-ADRDA, diagnosis Alzheimer dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:› Definite Alzheimer : pemeriksaan patologi
anatomi plaque neuritik dan neurofibrillary tangle.
› Probable Alzheimer : usia 40 hingga 90 tahun tanpa menunjukkan gejala klinis yang atipikal.
› Possible Alzheimer : penyebab sekunder yang juga berkontribusi tetapi tidak semata-mata penyebab demensia.
DSM IV
Perkembangan deficit kognitif multiple terdiri dari:› Gangguan memori› Salah satu gangguan di bawah: Afasia, Apraksia, Agnosia,
Gangguan berpikir abstrak
Gangguan kognitif pada kriteria 1a dan 1b menyebabkan gangguan yang berat pada fungsi social dan pekerjaan penderita.
Kelainan ini ditandai dengan proses yang bertahap dan penurunan fungsi kognitif yang berkelanjutan.
DSM IV (cont’d)
Gangguan kognitif kriteria 1a dan 1b tidak disebabkan hal-hal berikut:› Kelainan SSP lain yang menyebabkan gangguan
memori lain yang progresif (gangguan peredaran darah otak, parkinson, dan tumor otak).
› Kelainan sistemik yang dapat menyebabkan demensia (hipotiroidisme, defisiensi vitamin B12 dan B9, dan infeksi HIV).
Kelainan pasien tidak disebabkan oleh delirium
Kelainan tidak disebabkan oleh kelainan aksis 1 (missal depresi dan skizofrenia).
Terapi
Nama Obat Golongan Indikasi Dosis Efek Samping
Donepezil Penghambat
kolinesterase
DA ringan -
sedang
Dosis awal
5mg/hari,
setelah 4-6
minggu menjadi
10mg/hari
Mual, muntah,
diare,
anoreksia
Galantamine Penghambat
kolinesterase
DA ringan -
sedang
Dosis awal
8mg/hari, setiap
bulan dinaikkan
8mg/hari hingga
dosis maksimal
24mg/hari
Mual, muntah,
diare,
anoreksia
Rivastigmine Penghambat
kolinesterase
DA ringan -
sedang
Dosis awal
2x1,5mg/hari,
setiap bulan
dinaikkan
2x1,5mg/hari
hingga dosis
maksimal
2x6mg/hari
Mual, muntah,
pusing, diare,
anoreksia
Memantine Penghambat
reseptor
NMDA
DA sedang -
berat
Dosis awal
5mg/hari,
setelah 1
minggu
dinaikkan
menjadi
2x5mg/hari
hingga dosis
maksimal
2x10mg/hari
Pusing, nyeri
kepala,
kosntipasi
Nama Obat Golongan Indikasi Dosis Efek Samping
Rivastigmine Penghambat
kolinesterase
DA ringan -
sedang
Dosis awal
2x1,5mg/hari,
setiap bulan
dinaikkan
2x1,5mg/hari
hingga dosis
maksimal
2x6mg/hari
Mual, muntah,
pusing, diare,
anoreksia
Memantine Penghambat
reseptor NMDA
DA sedang -
berat
Dosis awal
5mg/hari, setelah
1 minggu
dinaikkan menjadi
2x5mg/hari hingga
dosis maksimal
2x10mg/hari
Pusing, nyeri
kepala,
kosntipasi
Prognosis
Survival rate 5-10 tahun Penyebab dari kematianinfeksi. Bergantung dengan orang sekitar
beban tersendiri baik dari segi mental, fisik, maupun ekonomi
DEMENSIA VASKULAR
Definisi
Jenis demensia yag disebabkan oleh adanya gangguan pada pembuluh darah otak.
Tidak terbatas pada infark saja autoimun vaskulitis, infeksius vaskulitis, nonspesifik vaskulopati, hematom post hemoragik, hidrosefalus obstruktif, perdaraha intraserebral yang berulang, perdarahan subaraknoid, perdarah subdural
Etiologi
Tidak hanya stroke (baik perdarahan atau sumbatan)› penyakit infeksi sistem saraf pusat yang kronis,
seperti meningitis, sifilis, toksoplasmosis,dan encephalitis;
› penggunaan alcohol kronis; › pajanan kronis terhadap logam berat (merkuri,
arsenic, dan aluminium);› trauma kepala berulang, seperti pada petinju
professional; › penggunaan obat-obatan jangka panjang,
seperti obat-obatan sedasi dan analgesia
Patofisiologi
› Degenerasi yang disebabkan factor genetic, peradangan, atau perubahan biokimia;
› Aterosklerosis sehingga menyebabkan infark pada talamus, ganglia basalis, jaras-jaras otak, dan area sekitarnya;
› Trauma yang menimbulkan adanya lesi pada otak, terutama pada lobus fontalis, temporalis, korpus kalosum, dan mesesefalon;
› Peningkatan tekanan intracranial (TIK), seperti pada penderita hidrosefalus yang kronis (NPH – Normal Pressure Hydrocephalus).
Lokasi lesi. Lesi di daerah lobus temporalis menyebabkan gangguan memori; lesi di lobus parietalis dapat mengakibatkan gangguan orientasi spasial, apraksia, agnosia, serta gangguan fungsi luhur lain. Depresi juga bisa terjadi jika ada lesi di hemisfer kiri daripada hemisfer kanan.
Jumlah lesi. Jika seseorang telah mempunyai lesi di otak dan kemudian lesinya bertambah karena misalkan mengalami stroke yang berulang, maka deficit yang timbul bukan aditif melainkan berlipat ganda.
Ukuran lesi. Gangguan perilaku biasanya cenderung terjadi jika volume lesi melebihi 50mL, namun pada demensia dengan lokasi lesi yang strategis, ukuran lesi kecilpun bisa mengakibatkan gangguan kognitif yang berat.
Tanda dan Gejala
Sindroma kortikal VaD : umumnya disebabkan oleh gangguan pada pembuluh darah besar otak, misal stoke thrombosis yang berulang atau kardioemboli. Demensia pada tipe ini ditandai dengan adanya gangguan kognitif / memori yang biasanya timbul mengikuti gejala-gejala stroke pada umumnya, yaitu deficit neurologis (sensorik, motoric, atau otonom) yang mendadak, misal afasia, hemiparese, apraksia, dan agnosia.
Sindroma subkortikal VaD : umumnya disebabkan karena adanya sumbatan pada pembuluh darah yang lebih kecil, dan sering kali menunjukkan tanda pseudobulbar, deficit pyramidal yang isolated, depresi, emosi yang labil, dan gejala gangguan perilaku lobus frontalis (penurunan fungsi eksekusi, seperti perencanaan, berpikir abstrak, evaluasi, dan koreksi).
Pemeriksaan Fisik
› Haschinski Ischaemic Score (HIS), yang telah dimodifikasi oleh Loeb dan Gandolfo (1983),
› DSM-IV› ADDTC (Alzheimer’s Disease Diagnostic
and Treatment Centers)› ICD 10.
Pemeriksaan Penunjang
CT-scan : didapatkan lesi periventrikuar dan substansia alba yang luas, dengan batas tak tegas dan memiliki kecenderungan meluas ke centrum samiovale, dan paling sediki satu infark lacunar. Tidak ditemukan infark di teritori non lacunar korteks, dan subkorteks. Ditemukan tanda-tanda gangguan pada pembuluh darah besar (misal infark luas karena cardioemboli), dan mungkin juga tanda-tanda hidrosefalus obstruktif.
Pemeriksaan Penunjang
MRI : melibatkan terutama lesi pada subtansia alba, lesi luas periventricular dan substansia alba dalam, extending caps atau halo irregular, dan hiperitensitas difus luas atau perubahan substansia alba luas, dan infark lacunar-lakunar di bagian dalam substansia grisea. Juga mencakup terutama lesi di lacunar, lacunar multiple di substansia grisea dalam dan paling sedikit ditemukan lesi substansia alba moderat.
Kriteria Diagnosis
No. Gambaran Klinis Skor
1 Onset mendadak 2
2 Perburukan bertahap 1
3 Perjalanan berfluktuasi 2
4 Kebingungan nocturnal 1
5 Kepribadian relative baik 1
6 Depresi 1
7 Keluhan somatik 1
8 Emosi tidak tetap 1
9 Riwayat hipertensi 1
10 Riwayat stroke 2
11 Bukti hubungan aterosklerosis 1
12 Keluhan neurologis fokal 2
13 Tanda neurologis fokal 2
Terapi
› Terapi non-farmakologis. Perilaku pasien, orientasi relitas, stimulasi kognitif, edukasi, konseling, terapi music, terapi okupasi, tata ruang, terapi cahaya, dan nursing home.
› Terapi farmakologis. Terapi kausal penanganan factor resiko stroke.
› Terapi simtomatik. kolinesterase inhibitor Donepezil, Rivastigmin, dan Galantamine
Prognosis
Prognosis VaD lebih bervariasi bila dibading dengan AD, tergantung pada penanganan dari penyakit pembuluh darah yang mendasarinya serta factor resiko yang ada pada pasien tersebut.
KESIMPULAN
Memori adalah penyimpanan informasi di dalam otak yang menyebabkan informasi tersebut dapat dimunculkan kembali pada waktu yang berbeda.
Beberapa klasifikasi memori adalah berdasarkan jenis informasi dan jangka waktu penyimpanan memori
Proses penyimpanan ingatan tidak dapat dipisahkan dari bagian otak yang disebut sistem limbic.
Bagian dari sistem limbic adalah thalamus, hypothalamus, amigdala dan hipokampus yang masing masing memiliki peranan dalam proses belajar dan respon terhadap rangsangan eksternal.
KESIMPULAN (CONT’D) Kepikunan merupakan gejala yang paling sering
dikeluhkan oleh pasien atau orang sekitar, dan yang akhirnya lebih mengarah ke demensia
Demensia yang paling sering ditemukan adalah Alzheimer dan demensia vaskular
Pemerisaksaan untuk pasien demensia meliputi pemeriksaan fisik umum, neurologis, dan neuropsikiatri, serta didukung oleh pemeriksaan penunjang
Terapi untuk demensia terdiri atas terapi farmakologis, non-famakologis, dan terapi simtomatik.
Prognosis dari demensia bervariasi, bergantung pada etiologi dan dukungan dari lingkungan sekitar pasien
TERIMA KASIH