Upload
buihuong
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
MEMPEROLEH HASIL MELALUI RESULT CASCADE
Result Cascade merupakan alat monitoring dan evaluasi atas proses dan
kegiatan advokasi yang dilakukan. Result Cascade ini memudahkan dalam
mendokumentasikan hasil-hasil advokasi sehingga orang-orang yang tidak terlibat
langsung dalam upaya advokasi dapat dengan mudah memahaminya. Result
Cascade memiliki empat komponen utama. Pertama, disciplined monitoring, Result
Cascade menyediakan cara untuk mendokumentasikan para aktor dan aktivitas yang
dilakukan yang menghasilkan perubahan kebijakan. Kedua, accountability tracking,
Result Cascade bermanfaat sebagai alat monitoring yang dapat melacak penerapan
kebijakan. Ketiga, advocacy refinement, Result Cascade merupakan proses untuk
menilai hasil advokasi dan peluang untuk memperbaiki strategi advokasi. Dan
keempat, effectiveness assessment, Result Cascade menyediakan suatu proses
sistematik yang memperlihatkan pentingnya advokasi dalam KB.
Result Cascade secara grafis menyajikan masukan (input), keluaran (output),
hasil (outcome), dan dampak (impact). Input meliputi bantuan teknis dan sumber
dana yang digunakan untuk menghasilkan output. Input digunakan selama proses
penerapan suatu strategi advokasi. Output adalah produk yang dihasilkan dari input.
Output merupakan hasil jangka pendek dimana mitra advokasi paling berpengaruh,
namun output itu sendiri tidak dapat mengubah status quo. Outcome adalah hasil
segera (quick win) dalam pendekatan Advance Family Planning (AFP) dan Result
Cascade. Outcome merupakan hasil dari suatu strategi advokasi yang terfokus pada
hasil kebijakan. Outcome merupakan hasil dari serangkaian output. Outcome tidak
dapat dikontrol sepenuhnya oleh pelaku advokasi. Impact merupakan hasil jangka
panjang yang dihasilkan oleh suatu kombinasi dari berbagai intervensi yang
dilakukan, dan dapat bersifat positif atau negatif. Dampak dalam konteks advokasi
Keluarga Berencana (KB), misalnya, dapat berupa peningkatan atau penurunan
kehamilan tidak diinginkan (KTD) sebagai akibat dari perubahan penggunaan
kontrasepsi. Seringkali advokasi yang dilakukan tidak secara langsung
mempengaruhi dampak (impact).
Result Cascade terbagi dalam dua fase. Fase pertama disebut Quick Win (hasil
segera) dimana kita mendokumentasikan proses. Fase kedua, Result Cascade,
mendokumentasikan hasil atau dampak dari quick wins.
2
ASUMSI-ASUMSI POKOK
Kita menggunakan asumsi bahwa pelayanan KB tidak menjadi prioritas dan
mendapat anggaran yang sangat rendah di banyak negara berkembang karena
pemegang kebijakan kurang memiliki bukti mengenai manfaat Program KB dan
pentingnya menyediakan anggaran yang cukup untuk program tersebut. Sebagian
besar pendanaan untuk Program KB saat ini diberikan oleh donor, sementara
anggaran yang disediakan pemerintah setempat sangat kecil. Berbagai prinsip yang
digunakan untuk mendorong Program KB seringkali kurang menyebutkan secara
rinci mengenai risiko yang harus dihadapi oleh koordinator kesehatan setempat,
kepala daerah, atau menteri kesehatan apabila program tersebut tidak dilaksanakan
dengan baik atau apabila mereka tidak mengambil kebijakan untuk mendukung
Program KB.
Selain itu, skala risiko yang berkaitan dengan Program KB tidak diketahui
dengan jelas. Misalnya berapa persen dana yang harus disediakan untuk Program
KB di suatu wilayah? Manakah yang lebih baik, menyediakan anggaran yang lebih
besar untuk kontrasepsi suntikan atau pelayanan KB pasca persalinan? Lebih jauh
lagi, perlu dipertimbangkan dengan cermat siapa yang akan menyampaikan risiko
itu. Apabila kebutuhan akan pelayanan KB yang lebih baik tidak disampaikan dengan
benar dan tepat, atau jarang sekali disampaikan oleh kelompok masyarakat
setempat atau koalisi regional, pembuat kebijakan tidak akan menyiapkan anggaran
yang memadai untuk Program KB.
AFP juga berasumsi bahwa pemantauan terhadap proses tindak lanjut yang
terjadi setelah suatu upaya advokasi sukses dilakukan merupakan hal yang sangat
krusial untuk memperdalam efek dari suatu hasil segera (Quick Win). Contohnya
dalam menindaklanjuti suatu keputusan untuk mengubah kebijakan atau menambah
anggaran Program KB, pembuat kebijakan perlu melihat bahwa pelaksana advokasi
melacak dan melaporkan perubahan-perubahan jangka pendek yang telah terjadi
sebagai akibat dari suatu keputusan yang diambil. Hal ini menekankan pentingnya
advokasi di tingkat lokal untuk mendukung Program KB.
Terakhir, AFP berasumsi bahwa keberhasilan berulang dalam advokasi KB
akan memudahkan dalam membujuk pemegang kebijakan untuk mengambil risiko
yang lebih besar guna mendukung pelaksanaan Program KB di masa mendatang.
Tatkala pengambil kebijakan lebih mempercayai pelaksana advokasi sebagai
3
sumber informasi yang berkualitas, mereka akan lebih mendukung Program KB di
masa mendatang.
Result Cascade memperioritaskan elemen-elemen berikut dalam memilih
proses dan hasil (outcome) yang akan dicari melalui advokasi:
Memilih hasil jangka pendek yang diperlukan untuk meraih tujuan jangka panjang
bersama mitra kerja.
Mengenali prioritas si pengambil kebijakan yang dapat dicapai dalam jangka
pendek melalui suatu pendekatan advokasi yang strategis.
Fokus pada penyediaan informasi berdasar bukti, menyasar kebutuhan pembuat
kebijakan setempat, dan menyampaikan informasi secara jujur dan apa adanya.
Mengurangi risiko dan meningkatkan “imbalan” bagi pengambil kebijakan untuk
mengambil keputusan.
PEMILIHAN HASIL SEGERA (QUICK WIN)
Beberapa isu kebijakan atau peluang advokasi bisa menghasilkan kesuksesan-
kesuksesan jangka pendek, tapi hanya akan memiliki pengaruh jangka panjang
apabila kesuksesan-kesuksesan itu memang direncanakan untuk secara langsung
mencapai suatu tujuan yang menyeluruh. Dalam hal ini, sasaran SMART dapat
dijadikan panduan untuk memilih hasil relevan yang diinginkan. Secara lebih jauh,
pendekatan AFP mempertimbangkan lingkungan kebijakan, hubungan dengan
pengambil keputusan, dan sumber daya yag tersedia.
Tujuan (goal) adalah pernyataan yang bersifat luas mengenai hasil (outcome)
yang diharapkan dan terkait dengan keseluruhan misi proyek/program. “Menurunkan
jumlah kehamilan yang tidak diinginkan” atau “Meningkatkan kesehatan ibu” adalah
tujuan. Tujuan mendeskripsikan apa yang ingin dicapai dan tidak dapat diukur secara
tepat. Tujuan akan dicapai dalam jangka panjang. Beberapa sasaran (objectives)
jangka pendek biasanya mendukung pencapaian suatu tujuan.
PENERAPAN
Result Cascade harus digunakan bersama strategi advokasi terfokus yang
dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran jangka pendek yang secara bertahap
akan mengarah pada pencapaian tujuan jangka panjang. Sasaran (objective) adalah
pernyataan singkat yang menggambarkan hasil spesifik yang ingin dicapai. Oleh
karenanya, ada hubungan yang jelas antara sasaran dan hasil yang diinginkan.
4
Pencapaian sasaran mendorong pada pencapaian tujuan program. Sasaran
advokasi yang baik adalah sasaran SMART (Specific, Measurable,
Attainable/Achievable, Relevant, Time-bound).
FASE 1: MENDOKUMENTASIKAN HASIL SEGERA (QUICK WINS)
Langkah 1: Mencatat Judul dan Aktivitas Formatif
Catat sasaran SMART dan langkah-langkah penting yang anda ambil untuk
mengidentifikasi peluang advokasi. Hal tersebut dapat berupa pertemuan dengan
beberapa stakeholder, pembentukan sebuah kelompok kerja, atau pertemuan
dengan tim jaminan ketersediaan kontrasepsi. Catat tanggalnya, para aktor kunci,
dan tujuan kegiatan/aktivitas.
Aktivitas adalah tindakan atau intervensi yang menggunakan input untuk
menciptakan hasil. Aktivitas bukanlah sasaran, melainkan alat untuk memperoleh
hasil. Contoh aktivitas adalah menyelenggarakan pertemuan dengan pakar KB untuk
membahas panduan pelatihan distribusi alkon oleh masyarakat setempat. Dalam hal
Judul
Quick Win Hasil (outcome) yang didapat dalam
waktu dekat dan merupakan satu dari beberapa hasil yang akan menuntun
pada pencapaian tujuan jangka panjang serta tanggal pencapaian.
Aktivitas Formatif
Aktivitas Proses
Aktivitas Proses
Aktivitas Proses
Output Output Output
Judul Masukkan sasaran advokasi yang
SMART. Sasaran advokasi ini bisa lebih luas dari atau berbeda dari quick win.
Aktivitas Formatif Dokumentasikan langkah2 pertama
dan setelah target advokasi diidentifikasi.
Aktivitas Proses dan Output Dokumentasikan langkah2 kunci yang
diambil dan output (keluaran) yang dihasilkan.
Quick Win Masukkan sasaran advokasi yang
dihasilkan dari suatu strategi advokasi dan yang akan menuntun pencapaian
tujuan jangka panjang. Sertakan tanggal pencapaian yang sudah
direncanakan.
Gunakan huruf miring untuk mengindikasikan bahwa kegiatan itu sedang berlangsung dan belum selesai. Gunakan huruf biasa untuk pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan.
5
ini, menyelenggarakan pertemuan merupakan suatu langkah dalam proses
mencapai sasaran.
Langkah 2: Dokumentasikan Aktivitas Proses dan Output (Keluaran)
Aktivitas proses dapat meliputi suatu presentasi teknis kepada menteri dengan
suatu rekomendasi spesifik untuk menyertakan suatu metode atau alat kontrasepsi
baru dan fakta mengapa perubahan itu diperlukan.
Dokumentasikan aktivitas/kegiatan yang anda dan kelompok kerja anda
lakukan dan output yang dihasilkan dari kegiatan tersebut. Aktivitas dan output
haruslah merupakan aktivitas dan output strategis yang telah anda identifikasi
sebelumnya dalam strategi advokasi anda. Output bisa berupa policy brief yang
disusun sebagai hasil dari suatu analisis kebijakan, pertemuan penting dengan pakar
kunci, atau pertemuan singkat dengan pengambil keputusan. Dalam bagan di atas,
aktivitas proses dibuat dalam tiga kotak, namun pada kenyataannya bisa lebih atau
kurang dari tiga kotak, sesuai kebutuhan. Kuncinya adalah memilih aktivitas yang
paling terhubung secara logis dengan Quick Win.
Langkah 3: Rincikan Quick Win
Quick win adalah keputusan kritis yang harus terjadi dalam waktu dekat dan
merupakan satu dari beberapa hasil (outcomes) yang akan menuntun pada
perwujudan tujuan yang lebih luas. Quick win merupakan hasil dari sebuah strategi
advokasi yang direncanakan.
Dokumentasikan Quick Win secara rinci. Jika Quick Win itu meliputi panduan
baru mengenai pembagian tugas, sebutkan tugas apa yang kini dapat dilakukan oleh
penyedia layanan kesehatan. Detil ini akan memudahkan dalam melacak dan
mengukur Quick Win dengan Pohon Keputusan dan Result Cascade. Jika anda
menggunakan AFP SMART, Quick Win dan langkah sasaran biasanya sama.
Berikut adalah contoh:
6
FASE 2: MENDOKUMENTASIKAN RESULT CASCADE
Langkah 1: Mendokumentasikan Quick Win
Buat daftar Quick Win yang diharapkan menuntun pada peningkatan akses
terhadap konrasepsi. Hanya masukkan Quick Win yang berhasil dicapai dari usaha
advokasi yang telah dilakukan. Sertakan tanggal pencapaian Quick Win.
Langkah 2: Lacak Pencapaian Outcome secara Berjenjang
Langkah 2 ini memperlihatkan outcome yang harus terjadi jika kita
menginginkan Quick Win membawa dampak (impact).
Contohnya, pemerintah suatu kabupaten tertarik untuk meningkatkan
pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di wilayahnya. Quick Win
yang sukses dihasilkan oleh AFP adalah meningkatkan anggaran Program KB di
kabupaten tersebut. Akan tetapi penambahan anggaran ini dapat digunakan untuk
berbagai macam kepentingan; beberapa bisa dipakai untuk meningkatkan
Panduan Kementerian Kesehatan Uganda untuk Memudahkan Tenaga Kesehatan di Desa dalam Menyediakan Kontrasepsi Suntikan
FHI 360, AFP, Mitra Kerja dalam Kependudukan dan Pembangunan, dan Kantor Regional Afrika menyusun strategi yang bertujuan mengundang Tim Manajemen Senior (TMS) di
Kementerian Kesehatan Uganda untuk mengulas/mereviu panduan.
Mengumpulkan bukti mengenai keamanan dan
kemudahan distribusi suntikan dan menyiapkan
policy brief. (Mei 2010)
Menghub peg pmrnthn tkait di tk pusat & daerah
utk memperoleh dukungan & mpsiapkan presentasi
pada TMS ttg kemudahan & efektivitas suntikan.
(Juni 2010)
Dirjend Pelayanan Kesehatan mvalidasi
penelitian operasional yg dlkk dgn mlkk kunjungan
lpng & wawancara dg Nakes di Desa, peg klinik, dan
akseptor. (Juli 2010)
TMS Kementerian Kesehatan melakukan
pertemuan untuk membahas panduan.
(September 2010)
Kelompok Kerja Kebijakan menyetujui panduan.
(November 2010)
Kementerian Kesehatan mengeluarkan panduan.
(Januari 2011)
QUICK WIN: Panduan dari Kementerian Kesehatan memberikan wewenang atau mengesahkan sekitar 200.000 nakes di desa untuk memberikan pelayanan KB suntikan.
(Maret 2011)
7
pemakaian MKJP; sisanya bisa dipakai untuk keperluan lainnya. Oleh karena itu,
sangat penting mengetahui bagaimana anggaran digunakan. Dana yang digunakan
untuk (1) menambah jumlah penyedia layanan yang dapat melayani pemakaian
MKJP, (2) meningkatkan kualitas konseling untuk pemakaian MKJP, dan (3)
membuat perubahan dalam ketersediaan kontrasepsi untuk mengakomodasi
kebutuhan logistik dari pelayanan MKJP di kabupaten adalah contoh-contoh dari
hasil (outcome) yang secara logis dapat menjelaskan peningkatan akses MKJP.
QUICK WIN: Hasil (outcome) atau keluaran (output) yang dicapai kelompok kerja yang menuntun pada
pencapaian dampak (impact) dan tanggal pencapaian.
1. DOKUMENTASIKAN QUICK WIN
Perubahan kebijakan
& program dalam
akses, kualitas, dan
pilihan kontrasepsi
Perubahan kebijakan
& program dalam
akses, kualitas, dan
pilihan kontrasepsi
Perubahan kebijakan
& program dalam
akses, kualitas, dan
pilihan kontrasepsi
Contoh: Penggunaan
alkon meningkat
baik di tingkat
kabupaten, provinsi,
maupun nasional.
3. DOKUMENTASIKAN
DAMPAK
(IMPACT)/MASUKKAN
TUJUAN JANGKA PANJANG
2. LACAK HASIL (OUTCOME) BERJENJANG Dokumentasikan hasil berjenjang yang telah berhasil dicapai dan yang secara logis dapat menggambarkan dampak (impact).
4. IDENTIFIKASI SUMBER DATA UNTUK MEMVALIDASI DAMPAK (IMPACT)
Sumber data untuk validasi: ……
8
Langkah 3: Mendokumentasikan Dampak (Impact)
Masukkan tujuan jangka panjang dalam strategi advokasi. Quick Win atau hasil
(outcome) yang berjenjang dalam Langkah 2 seharusnya mengalir menuju
pencapaian tujuan jangka panjang, memperlihatkan dampak (impact).
Langkah 4: Identifikasi Sumber Data
Masukkan sumber data yang memvalidasi dampak (impact) dalam tanda panah
di bawah dampak.
Berikut adalah contoh:
QUICK WIN: Panduan dari Kementerian Kesehatan memberikan wewenang atau mengesahkan sekitar
200.000 nakes di desa untuk memberikan pelayanan KB suntikan. (Maret 2011)
Kemenkes
membentuk satuan
tugas utk memantau
pelaksanaan
Kemenkes
mendiseminasikan
panduan
Mitra kerja terkait
melatih nakes desa
untuk memberikan
pelayanan suntikan
26.000 perempuan
memperoleh layanan
KB suntikan sejak
panduan Kemenkes
disahkan
SUNTIKAN TERSEDIA BAGI NAKES DESA
Sumber data: FHI 360 dan RHU, data sementara
9
PANTAU DAMPAKNYA: POHON KEPUTUSAN
Sekarang saatnya kita memantau penerapan Result Cascade. Kita melacak
Quick Win untuk mengetahui apakah upaya yang kita lakukan membantu
pencapaian dampak (impact) yang dikehendaki. Dalam hal ini, Pohon Keputusan
dapat berperan sebagai checklist, yang tentu saja berguna karena advokasi
berlangsung dengan sumber daya yang terbatas, kekuasaan/wewenang yang
terbatas, dan adanya berbagai tuntutan dalam waktu yang bersamaan.
Langkah 1: Identifikasi Quick Win
Identifikasi Quick Win yang ingin dipantau dan tanggal penyelesaiannya.
Langkah 2: Identifikasi Intervensi yang Paling Efektif
Cari tahu intervensi mana yang paling efektif dalam menciptakan perubahan
melebihi Quick Win. Apabila anda menemukan bahwa ada intervensi yang penting
dan efektif, namun tidak dilakukan, inilah saatnya untuk meninjau kembali (mereviu)
dan memperbaiki (merevisi) strategi dan tindakan advokasi anda. Pada setiap tingkat
penerapan, akan diperoleh hasil ya/tidak. Sebuah jawaban “tidak” pada setiap level
mewakili suatu peluang advokasi untuk memperoleh hasil. Sebuah jawaban “ya”
berarti lanjutkan sesuai rencana untuk mencapai hasil berikutnya.
Contohnya, sebuah Quick Win bisa berupa kebijakan untuk menyertakan
metode kontrasepsi baru dalam pelayanan yang disediakan oleh pemerintah. Maka
intervensi yang paling efektif untuk meningkatkan pilihan metode kontrasepsi meliputi
(1) mendiseminasikan kebijakan, (2) melatih penyedia layanan, dan (3)
mengembangkan sistem ketersediaan kontrasepsi yang menyediakan metode baru
tersebut. Kita harus melacak apakah semua intervensi ini terjadi meskipun kita tidak
secara langsung terlibat dalam aktivitas-aktivitas khusus tersebut. Kita melacak
penerapan kebijakan melalui kerjasama dengan mitra terkait dan menyiapkan
advokasi tambahan bilamana diperlukan.
Langkah 3: Identifikasi Tim Pemantau
Identifikasi siapa yang akan melacak perkembangan intervensi dan bagaimana
kita bisa memperoleh informasi dan komunikasi mengenai hal itu. Dokumentasikan
hal ini secara rinci dalam rencana kerja selama proses penyusunan strategi, dimana
mitra kerja advokasi diberi tanggung jawab.
10
Pohon Keputusan: Menciptakan Dampak (Impact) dari Hasil (Outcome)
Jika memungkinkan, tentukan waktu pelaksanaan bagi setiap langkah diatas.
Beberapa langkah penerapan dapat terjadi secara bersamaan/serempak atau secara
berurutan, namun mendokumentasikan kapan hal itu terjadi akan menyediakan bukti
pelaksanaan dan wawasan mengenai lamanya proses advokasi yang harus dilalui
untuk usaha advokasi di masa mendatang.
QUICK WIN: Perubahan kebijakan: contohnya panduan perubahan tugas telah didiseminasikan dan diterapkan.
Ya Tidak
Apakah nakes yang melayani sudah dilatih?
Merancang advokasi
Hasil Berjenjang 1
Ya Tidak
Ya Tidak
Apakah perubahan sistem logistik, termasuk
rencana pembelian persediaan, sudah
lengkap?
Ya Tidak
Apakah persediaan suntikan dan nakes yang
melayani sudah tersebar di seluruh wilayah
kabupaten secara merata?
Ya Tidak
Apakah nakes di desa sudah menyediakan
dan melayani kontrasepsi suntikan?
Ya Tidak
Apakah penggunaan kontrasepsi di tingkat
local meningkat?
Merancang advokasi
Merancang advokasi
Merancang advokasi
Merancang advokasi
Merancang advokasi
Hasil Berjenjang 2
Hasil Berjenjang 3
Hasil Berjenjang 4
Dampak (Impact)
11
Langkah 4: Kolaborasi untuk Memperbarui Usaha, secara Tepat Waktu
Langkah ini memerlukan kerjasama yang erat dengan pemerintah dan
pelaksana agar dapat memahami kapan dan mengapa intervensi gagal dan untuk
mengembangkan strategi advokasi baru untuk mengatasi hambatan.
MEMAHAMI DAN MENGATUR KEMUNDURAN/RINTANGAN
Tatkala perubahan yang diharapkan tidak terjadi, penting sekali meninjau
kembali asumsi yang mendasari strategi advokasi. Secara khusus, kita melihat
perubahan dalam penggunaan kontrasepsi sebagai hasil advokasi apabila kita:
Membuat asumsi yang masuk akal mengenai permintaan pelayanan KB dan
metode spesifik di suatu wilayah.
Dan membuat asumsi yang masuk akal mengenai hambatan yang ada di wilayah
tersebut terkait akses dan penggunaan kontrasepsi.
Dan mencurahkan tenaga untuk melakukan intervensi yang paling efektif dengan
mitra kerja kita.
Berikut adalah contoh bagaimana asumsi menentukan strategi namun tidak
membawa kepada hasil yang diharapkan:
Mitra kerja KB di Kabupaten A sependapat bahwa seringnya puskesmas
kehabisan persediaan alkon berkontribusi terhadap rendahnya pemakaian
kontrasepsi. Mereka mengembangkan suatu strategi untuk menjamin
ketersediaan kontrasepsi di puskesmas dengan meningkatkan pendanaan untuk
transportasi lokal guna memperoleh komoditas/persediaan kontrasepsi secara
berkala. Quick Win-nya adalah peningkatan pendanaan di tingkat kabupaten untuk
transport guna memperoleh persediaan alkon secara reguler. Berikut adalah
beberapa hasil yang tidak diharapkan dari Quick Win dan asumsi-asumsi berbeda
yang mendasarinya.
Hasil 1: Meskipun pendanaan telah meningkat, tidak ada perubahan dalam
persediaan kontrasepsi (Puskesmas masih sering kehabisan alkon) di
Kabupaten A
Penjelasan: Hasil ini menunjukkan kesalahan pada level proses. Peningkatan
pendanaan tidak serta-merta menanggulangi habisnya persediaan alkon. Hal ini
hanya akan dapat diatasi apabila dana digunakan untuk memperoleh alkon yang
kemudian disimpan secara baik dan didistribusikan ke puskesmas.
12
Hasil 2: Kehabisan stok alkon lebih jarang terjadi di Kabupaten A, tapi tidak
ada perubahan pemakaian alkon setelah satu tahun
Penjelasan: Penggunaan alkon mungkin tidak berhubungan dengan habisnya
persediaan alkon. Hal ini dapat terjadi apabila perempuan di daerah tersebut lebih
menyukai metode/alkon yang tidak tersedia sementara stok yang tersedia adalah
alkon yang kurang diminati.
Hasil 3: Kehabisan stok alkon di Kabupaten A lebih jarang terjadi, namun
penggunaan alkon di kabupaten itu menurun
Penjelasan: Asumsi kita mengenai hubungan antara persediaan dan pemakaian
alkon tidak memperhitungkan variabel lain yang mungkin lebih berperan dalam
menjelaskan perilaku pemakaian kontrasepsi di Kabupaten A. Misalnya, adanya
peningkatan kematian bayi di Kabupaten A menyebabkan PUS berupaya
menambah jumlah anak yang dimiliki sehingga permintaan terhadap kontrasepsi
menurun. (ypi)
Sumber: Gillespie, D, & Fredrick, B, 2013, Advance Family Planning Advocacy Portfolio, November, www.advancefamilyplanning.org