Upload
buikhanh
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
Mendayagunakan ISBN Untuk Buku Karya Tulis Ilmiah
Widyaiswara∗∗∗∗
Summary
The Scientific writings of published research results complete with ISBN codes are an important
part in the task of Forestry Widyaiswara. Especially when associated with many benefits that can
be obtained by applying the ISBN code for the publication Widyaiswara books. For this reason,
the article utilizing scientific ISBN for the book Widyaiswara Forestry Department is necessary
and important as part of socialization.
1. Pendahuluan
Penerapan International Standard Book Number (ISBN) pada setiap buku yang terbit dan
diajukan penilaian angka kreditnya oleh para pejabat fungsional PNS RI pada dasarnya
sudah dimulai cukup lama. Namun untuk Widyaiswara Departemen Kehutanan
perkembangannya nampak mulai meningkat pelan-pelan setelah diberlakukan Peraturan
Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) No. 1 tahun 2006 tanggal 19 Desember
2006 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya. Di
dalam Peraturan Kepala LAN tersebut dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan buku
adalah terkait bentuk dalam hal kegiatan pengembangan profesi (karya tulis/karya ilmiah)
yang dicetak dalam sekumpulan halaman dua sisi, dijilid dan diberi cover di bagian depan
dan belakang, dengan mencantumkan nama penerbit, serta apabila dipublikasikan dan
diedarkan secara nasional harus memiliki nomor ISBN.
Perihal yang seirama dengan kejadian di atas, walau sudah lebih dahulu berkembang
adalah pada jabatan fungsional dosen dan peneliti. Indikasinya dapat dilihat melalui
aturan-aturannya, diantaranya Keputusan Mendiknas No.: 36/D/O/2001 tanggal 4 Mei
2001 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penilaian Angka Kredit Jabatan Dosen,
bahwa untuk kegiatan melaksanakan penelitian atau hasil pemikiran yang dipublikasikan,
maka dipersyaratkan harus memiliki ISBN. Demikian pula terhadap penilaian Angka
Kredit Jabatan Fungsional Peneliti untuk Unsur/Sub-unsur Karya Tulis Ilmiah ((KTI)
yang diterbitkan berupa buku, hal ini nampak benar ketegasan dan kedetailan uraian di
dalam Keputusan Kepala LIPI No.: 02/E/2005 tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Peneliti.
∗ Oleh : Priyambudi Santoso-Widyaiswara Pusat Diklat Kehutanan.
2
Untuk memahami lebih dalam tentang ISBN, baik bentuk, manfaat dan fungsinya, dapat
dilihat di Wikipedia-Free Encyclopedia, antara lain diuraikan bahwa ISBN adalah suatu
penomoran yang khas atau unik untuk setiap buku, yang tujuannya untuk memudahkan
pemesanan dan membedakan buku satu dengan lainnya. Manfaat ISBN, baik memakai
bentuk barcode atau tidak adalah memberikan identitas terhadap satu judul buku yang
diterbitkan oleh penerbit, ini guna membantu memperlancar arus distribusi buku karena
dapat mencegah terjadinya kekeliruan dalam pemesanan buku, serta sebagai sarana
promosi bagi penerbit karena informasi pencantuman ISBN disebarluaskan baik oleh
Badan Nasional ISBN di Jakarta maupun Badan Internasional ISBN yang berkedudukan
di Berlin - Jerman. Dengan keberadaan ISBN di dalam buku-buku karya tulis akan
terdokumentasikan juga secara internasional. Hal ini menunjukkan bahwa ISBN bukan
hanya sekedar penomoran formalitas saja, tapi merupakan penomoran standar yang bisa
mendukung berbagai macam aktivitas penting. Namun tujuan program tersebut sampai
saat ini dapat dikatakan masih belum sepenuhnya tercapai (belum membudaya), baik
dikalangan penerbit maupun di kalangan penulis yang di dalam naskah ini ditujukan
untuk para Widyaiswara Departemen Kehutanan. Untuk itulah, tulisan ini penting agar
bisa mendongkrak penyebaran informasi atau sosialisasi guna lebih mendayagunakan
ISBN dalam memantapkan buku-buku KTI Widyaiswara.
2. Sekilas pengalaman mendayagunakan ISBN
Bermula dari pernyataan-pernyataan pada Buletin SILVIKA Edisi 41/IX/2004 dengan
artikel berjudul “Karya Tulis Ilmiah Hasil Penelitian Widyaiswara Kehutanan Masih
Sebatas Wacana” yang menurut pengamatan Santoso, bahwa sampai dengan penilaian
Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) Widyaiswara lingkup Pusat Diklat
Kehutanan periode Juli 2004, belum seorangpun yang mengajukan butir kegiatan
menyusun KTI bernilai 12.5 (dua belas setengah), dalam hal ini adalah untuk kegiatan
“menyusun buku KTI hasil penelitian atau pengkajian sesuai dengan bidang yang
diajarkan dan dipublikasikan dengan ber-ISBN ”.
3
Seterusnya, dalam perjalanan waktu ± 5 (lima) tahun, tepatnya tanggal 15 Mei 2009 terbit
Keputusan Karo Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri-Depdiknas No. :
35718/A2.5/LN/2009 tentang Penetapan Penerima Beasiswa Unggulan Bidang Peneliti,
Pencipta, Penulis, Seniman, Wartawan Olahragawan dan Tokoh (P3SWOT) Tahun 2009.
Salah satu dari 60 orang penerima beasiswa unggulan tersebut adalah Widyaiswara Pusat
Diklat Kehutanan (lihat Gambar : 1 di bawah). Perlu diinformasikan, bahwa dominansi
personil penerima beasiswa unggulan di atas berasal dari lembaga-lembaga kependidikan
(Sekolah Menengah, Akademik dan Universitas), distribusi katagori penerimanya;
peneliti sebanyak 30 orang, penulis 12 orang, pencipta 15 orang, wartawan 1 orang dan
seniman 2 orang. Terkait beasiswa unggulan dan dayagunanya ISBN, kiranya dapat
diperhatikan bahwa mulai persyaratan dan implementasi beasiswa itu; pelamar program
beasiswa yang lolos seleksi akan mendapatkan dana yang antara lain dapat dimanfaatkan
dalam penyelesaian penulisan sampai dengan memiliki ISBN (BPKLN Depdiknas, 2008).
Judul Buku : Prospektif Penataan Batas Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia
Penulis : Priyambudi Santoso
Penerbit : Pusat Diklat Kehutanan, Bogor 2008
Tebal : xvi + 94 halaman
ISBN : 978-979-98206-5-5
Gambar : 1. Contoh sampul muka, ke dua/balik halaman judul, dan sampul belakang/punggung
ber-ISBN sebagai salah satu penerima beasiswa P3SWOT-Depdiknas Tahun 2009.
Buku “Prospektif Penataan Batas Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia (ISBN
978-979-98206-5-5)” ditetapkan oleh Karo Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri-
Depdiknas sebagai salah satu Penerima Beasiswa Unggulan sepekan sebelum
HARDIKNAS 2009. Setahun sebelumnya, dalam hal ini periode bulan Juli 2008 Tim
4
Penilai Jabatan Widyaiswara (Pusat) / LAN memberikan penilaian Angka Kredit sebesar
12.5 terhadap buku KTI hasil penelitian sesuai dengan bidang yang diajarkan dan
dipublikasikan dengan ber-ISBN.
Perlu diinformasikan dalam tulisan ini, bahwa dengan satu judul buku di atas nampaknya
dapat untuk menggapai beberapa hasil kinerja seorang Widyaiswara. Mulai dari tugas
melakukan orasi ilmiah (Surat Penetapan Angka Kredit Kepala LAN No,:
99/Kep/VIII/2007 tanggal 29 Agustus 2007), kenaikan Pangkat dan Jabatan,
ditetapkannya nilai Angka Kredit Pengembangan Profesi sebesar 12.5, dan ditetapkannya
sebagai salah satu penerima beasiswa P3SWOT-Depdiknas Tahun 2009. Mungkin inilah
sebuah gambaran pendayagunaan ISBN untuk sebuah buku KTI Widyaiswara, atau dapat
pula dikatakan “sekali merengkuh dayung beberapa pulau dapat terlampaui”.
Alhamdulillaahi Rabbil’aalamiin.
3. Selayang pandang tentang ISBN
Untuk penjelasan lebih jauh tentang ISBN, paling tidak harus didalami informasi-
informasi pada Perpustakaan Nasional RI (www.pnri.go.id). Di Indonesia penerapan
program ISBN mulai dirintis sejak Desember 1984. Perpustakaan Nasional RI
memprakarsai Temu Ilmiah ISBN dan Katalog Dalam Terbitan (KDT), tujuannya untuk
memberikan pengertian dan himbauan kepada para penerbit, baik swasta maupun
pemerintah, agar mengenal dan memanfaatkan program ISBN/KDT. Setelah itu
laporannya dikirimkan kepada Badan Pusat ISBN di Berlin, Jerman dan bisa ditetapkan
Perpustakaan Nasional sebagai Badan Nasional ISBN di Indonesia. Perpustakaan
Nasional selaku pengelola ISBN/KDT memiliki berbagai tugas, diantaranya adalah;
a. Melayani permohonan ISBN/KDT, baik langsung maupun yang datang melalui telepon
dan faksimili;
b. Melakukan pengolahan atas berkas permohonan;
c. Memasukkan data ke pangkalan data, baik data penerbit maupun data terbitan;
d. Melakukan pemesanan barcode;
e. Melakukan pelaporan ISBN ke Badan International; dan
5
f. Memilah dan mendaftar buku-buku hasil bukti terbitan dari para penerbit untuk
dikirimkan ke Deposit Bahan Pustaka.
Selanjutnya struktur barisan angka-angka ISBN mempunyai susunan khusus, di dalam
standar 13 digit atau ISBN-13 yang merupakan standar baru menggantikan standar ISBN-
10 dan mulai berlaku efektif tanggal 1 Januari 2007 mempunyai kapasitas kode yang
lebih banyak. Deretan bentuk dan penulisan angka dalam ISBN-13 adalah sebagaimana
pada Gambar : 2 di bawah (Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/File:ISBN_Details.svg).
Gambar : 2. Bagian-bagian ISBN 13 digit yang mulai berlaku efektif tanggal 1 Januari 2007.
ISBN di atas terdiri dari 13 digit yang terbagi atas beberapa bagian yakni:
1. Pengenal kelompok (group indentifier)
2. Pengenal penerbit (publisher prefix)
3. Pengenal Judul (title identifier)
4. Angka pemeriksa (check digit)
5. European Article Number (EAN) Barcode untuk produk terbitan (buku)
6. Angka pemeriksa setelah penggabungan dengan EAN Barcode
6
Contoh penulisan : ISBN 978-979-98206-5-5
Judul Buku : Prospektif Penataan Batas Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia.
Penulis : Priyambudi Santoso.
Penerbit : Pusat Diklat Kehutanan, Bogor 2008.
Untuk pencantuman ISBN dan KDT adalah pada balik halaman judul, khusus untuk
ISBN dicantumkan/dicetak juga pada kulit luar belakang buku (back cover) atau pada
punggung buku (spine).
Permohonan ISBN dan KDT ditujukan kepada Perpustakaan Nasional RI dengan syarat-
syarat pokok adalah (a) Mengirimkan surat permohonan atas nama penerbit dengan
melampirkan foto kopi halaman judul, foto kopi balik halaman judul, foto kopi daftar isi,
dan foto kopi, kata pengantar; (b) Mengisi surat pernyataan yang disediakan oleh Tim
Perpustakaan Nasional RI Perpustakaan Nasional RI; (c) Menyelesaikan administrasi
sesuai ketentuan, dan (d) Pada akhirnya menyerahkan 2 (dua) buku bukti hasil terbitan.
4. Manfaat dan fungsi ISBN
Secara garis besar fungsi ISBN adalah ada pada penerbit, toko buku, perpustakaan, dan
bagi penulis/pengajar/peneliti/dosen/widyaiswara. Manfaatnya antara lain :
1. Bagi penerbit, antara lain : a). mengidentifikasi kegiatan perusahaan, b) membantu
dalam manajemen royalti/honorarium, c) memonitor penjualan, d) membantu dalam
pembuatan statistik produksi, dan sebagainya.
2. Bagi toko buku, antara lain :a) membantu pencarian alamat penerbit, b) memudahkan
pemesanan menggunakan sistem komunikasi elektronik seperti EDI (Electronic Data
Interchange, atau lewat internet, c) memudahkan konsumen, dan sebagainya.
3. Bagi perpustakaan, antara lain; a) sarana temu kembali informasi, b) membantu
pemesanan, c) memperlancar kerjasama antar perpustakaan, dan sebagainya.
4. Bagi penulis/pengajar/ dosen/widyaiswara, antara lain; a) memudahkan pengajuan
angka kredit,b) identitas untuk hasil karya tulisnya, dan sebagainya.
5. Kesimpulan
7
Beberapa kesimpulan yang dapat di ketengahkan dari uraian di atas, antara lain adalah :
a. Bahwa banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan menerapkan pengkodean ISBN
pada terbitan buku-buku KTI Widyaiswara.
b. Permohonan ISBN/KDT kepada Perpustakaan Nasional RI dan pencantumannya
untuk buku KTI Widyaiswara relatif mudah, cepat, dan murah.
c. Untuk itu dipandang penting lebih digiatkan lagi menulis buku KTI oleh Widyaiswara
Dephut dan dipublikasikan dengan ber-ISBN.
DAFTAR PUSTAKA
BPKLN-Depdiknas, 2008. Implementasi Program Beasiswa Unggulan.
http://beasiswaunggulan.diknas.go.id/. Tanggal akses 10 Agustus 2009 pukul
10.30 Wib.
BPKLN-Depdiknas, 2009. Keputusan Karo Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri-
Depdiknas Nomor : 35718/A2.5/LN/2009 tentang Penetapan Penerima Beasiswa
Unggulan Bidang Peneliti, Pencipta, Penulis, Seniman, Wartawan Olahragawan
dan Tokoh (P3SWOT) Tahun 2009.
Perpustakaan Nasional RI (www.pnri.go.id). ISBN/KDT. Tim ISBN/KDT. Gedung
Perpustakaan Nasional RI-Jakarta.
Santoso P., 2004. Karya Tulis Ilmiah Hasil Penelitian Widyaiswara Kehutanan Masih
Sebatas Wacana. Buletin SILVIKA Edisi 41/IX/2004, Pusat Diklat Kehutanan.
Bogor.
Wikipedia, 2009. Wikipedia Free Encyclopedia. http://www.wikipedia.org. Tanggal
akses: 10 Agustus 2009 pukul 10.00 Wib.