Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
VOLUME I NOMOR 4 MEI 2017 ISSN 2548-9801
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR
BMKG
MENGAMATI CUACAUDARA ATAS
APRIL BULANNYA
PERUBAHAN
AWAL KEMBALINYA DOMINASI ANGIN TIMURAN
DI BALI
Iman TartibObserverStasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai DenpasarFoto oleh: Gde Sudika P.
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR
WEATHER SERVICE FOR SAFETY FLIGHT
3 Meteodrome, Mei 2017
Sapa EditorHadapi Pancaroba 2017
Lapisan Udara di Atas Kita
Upperwind merupakan bahasa keren dari angin lapisan atas, nah di dalam angin lapisan atas yang sangat dibutuhkan di dalam dunia penerbangan terutama para pilot. Data angin lapisan atas bisa diperoleh dari data yang disediakan Stasiun Meteorologi Ngurah Rai, angin lapisan atas terdiri dari angin di lapisan 925hpa, 850hpa, 700hpa, 600hpa, 500hpa, 400hpa, 300hpa, 250hpa, 200hpa. Data angin yang disediakan terdiri dari arah angin serta kecepatan angin di setiap lapisan, angin pada ketinggian yang berbeda biasanya kecepatanya akan ikut berbeda, begitu pula dengan arah angin akan berbeda. Angin pada lapisan atas ini akan diperbaharui setiap 6 jam sekali di jam 00 utc, 06 utc, 12 utc dan 18 utc.
Angin lapisan atas bisa membantu bahkan juga bisa merusak, sehingga perhitungan yang matang mengenai data yang disediakan oleh stasiun meteorologi Ngurah Rai agar bisa dimanfaatkan dengan maksimal oleh pihak terkait agar bisa membantu didalam dunia penerbangan. Pada edisi kali ini buletin Ngurah Rai akan membahas secara khusus mengenai angin lapiasan atas pada bulan April dan prediksi angin di bulan Mei.
TIM REDAKSI
Diterbitkan oleh:Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai - Denpasar
Gedung GOI Lt. II Bandara Ngurah Rai DenpasarKodepos 8036103619359754 | 036170160103619351124 | 03619356665
Website:http://ngurahrai.bali.bmkg.go.id/
cover by: @pandephw
DAFTAR ISI
04Suhu, Kelembaban, dan
Tekanan UdaraApril Yang Mulai Mendingin?
03Sapa Editor
Lapisan Udara di Atas Kita
06Analisis Angin
Awal Kembalinya Dominasi Angin Timuran di Bali
10Analisa Kejadian Cuaca
BermaknaApril Bulannya Perubahan
16FOKUS: Udara Atas
Bagaimana Mengamati Cuaca di Udara Atas
REDAKSI
Pelindung Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai DenpasarPenasihat Kepala Seksi Observasi Kepala Seksi Data dan Informasi Kepala Sub Bagian Tata UsahaPemred Pande Putu Hadi WigunaWakil Pemred Gde Sudika Pratama Dewa Gede Agung MahendraSekretaris Made Nanda Putri Apritarum FadianikaAnggota Redaksi Tanti Prasetya P.D. Putu Eka Tulistiawan Ni Luh Putu Sri Ariastuti Bonggo Pribadi Rahma Fauzia Yushar Sangsang Firmansyah Muh. Khamdani Suyatno Sarnubih Hasan I Kadek Mas SatriyabawaDistribusai & Percetakan I Wayan Subakti Putri Kusumastuti Kadek Winasih Devi Dwita Meiliza Ni Made Dwijayanti I Putu Sumiana
22Sains:
Mengenal El Nino dan Potensinya di Tahun 2017
4
Suhu, Kelembaban, dan Tekanan UdaraDinamika April 2017
APRIL YANG MULAI MENDINGIN ?Oleh : Gede Sudika Pratama
Suhu, Tekanan, Kelembaban Udara
Pengamatan suhu udara di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar Foto oleh: Gede Sudika P.
5 Meteodrome, Mei 2017
Tahun 2017 sudah memasuki bulan April dimana pada bulan ini musim memasuki peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Pada pagi hari, badan mulai
merasakan suhu udara yang mulai mendingin di bulan April, benarkah di bulan April suhu udara mulai menurun? Bagaimana dengan kondisi tekanan udara dan kelembaban udara?
Menjawab semua pertanyaan diatas, pertama kita melihat hasil analisis bulanan kondisi Suhu Muka Laut (SST) yang dikeluarkan oleh Bureau of Meteorology Australia. Ternyata dari hasil analisis pada bulan April 2017, kondisi Suhu Muka Laut di wilayah perairan Indonesia berkisar antara 28
- 30 oC. Secara umum kondisi Suhu Muka Laut wilayah Indonesia dalan ketegori Normal. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan bulan Maret 2017 yang artinya tidak ada perubahan yang signifikan.
Khusus di Bandara Ngurai Rai Bali, Stasiun Meteorologi Ngurah Rai mencatat suhu rata-rata bulan April 2017 yaitu 27.6 oC. Nilai ini sama dengan data normal bulan April. Bagaimana dengan suhu minimum? Suhu minimum berkisar antara 23.2 -26.3 oC dan rata-rata bulan April sebesar 24.7 oC. Sebanyak tiga belas hari selama bulan April 2017 tercatat kejadian suhu minimum dibawah rata-rata normal 30 tahun. Ini menunjukkan suhu udara pada bulan April 2017 di Bandara Ngurah Rai sudah mulai mendingin.
Hubungan antara suhu udara yang berband-
ing terbalik terhadap tekanan udara (ki-
ri-bawah).
hubungan antara suhu udara yang berband-
ing terbalik terhadap kelembaban udara.
(kanan-bawah).
Analisa Suhu Muka Laut bulan April
2017 oleh Bureau of Meteorology
Australia
Bagaimana dengan suhu maksimum? Dari data hasil pengamatan, suhu rata-rata maksimum bulan April 2017 di Bandara Ngurah Rai 31.2 oC. Suhu maksimum rata-rata bulan April 2017 lebih rendah dibandingkan dari data normal bulan April. Ini menunjukkan ada penurunan suhu udara di Bandara Ngurah Rai pada bulan April 2017.Lalu bagaimana dengan kondisi kelembaban udara dan tekanan? Kondisi kelembaban udara di Bandara Ngurah Rai tidak terjadi perubahan yang terlalu
signifikan. Pada bulan April 2017 kelembaban udara rata-rata 82% dan nilai ini sama dengan data normal kelembaban udara pada bulan April. Sedangkan kondisi tekanan udara di pada bulan April 2017 berkisar antara 1006.4 -1011.1 hPa dengan rata-rata bulan April 2017 yaitu 1009.4hPa. Rata-rata tekanan udara ini lebih tinggi 0.2 hPa dari kondisi normal di bulan April. Bulan April 2017 di wilayah Bandara Ngurah Rai terjadi penurunan suhu udara yang belum terlalu signifikan.
6
Windrose menunjukan angin timuran kembali menjadi arah terbanyak yang tercatat selama bulan April 2017
Analisis AnginDinamika Angin April 2017
7 Meteodrome, Mei 2017
Awal Kembalinya
Dominasi Angin Timuran
di Bali
8Dinamika Angin April 2017
Masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau di Indonesia masih berlangsung selama bulan april 2017. Walaupun demikian, bukan berarti kondisi anginnya sama dengan bulan maret. Seperti yang telah diketahui pada edisi sebelumnya, bulan maret adalah awal masa dari transisi dengan dominasi angin baratan. Nah, tentu kita ingin tau juga bagaimanakah kondisi angin memasuki bulan kedua masa transisi? Apakah tetap sama seperti bulan sebelumnya atau ada sesuatu yang baru? Mari kita simak penjelasannya.
Oleh I Kadek Mas Satriyabawa I Putu Sumiana
Kita akan bahas satu per satu kondisi angin selama bulan april dimulai dari skala yang paling luas hingga skala lokalnya. Seperti tulisan-tulisan edisi sebelumnya tentang kondisi angin, kita akan melihat terlebih dahulu kondisi angin dalam skala yang luas. Dimulai dari Indeks Monsun Australia dan Indeks Monsun Pasifik Barat. Nah, berdasarkan data pantauan Indeks Monsun Australia ternyata menunjukkan monsun Australia yang sempat melemah pada periode bulan maret lalu kembali menguat di bulan april. Penguatan ini ditunjukkan oleh nilai negatif pada indeks hingga akhir periode bulan april. Lain halnya dengan Indeks Monsun Pasifik Barat yang masih tetap stabil menunjukkan nilai negatif sepanjang bulan april. Nilai kedua indeks tersebut memberikan gambaran bahwa padal bulan april wilayah Indonesia diperngaruhi oleh dua monsun yaitu monsun australia dan monsun asia. Artinya pada periode bulan april beberapa wilayah di Indonesia ada yang kondisi anginnya baratan dan ada juga yang timuran. Angin Timuran dominan berhembus pada daerah selatan ekuator seperti Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sedangkan angin baratan mendominasi pada daerah Sumatera dan
Kalimantan. Setelah kita mengetahui kondisi angin yang berpengaruh di Indonesia selama bulan april, sekarang saatnya kita mencari tahu apa penyebab angin timuran kembali menguat di bulan april.
Analisis dimulai dengan melihat peta analisis angin yang bersumber dari Bureau of Meteorology Australia. Dengan berpegang pada konsep bahwa udara bergerak dari tekanan tinggi menuju ke tekanan rendah akan memudahkan kita untuk menganalisisnya. Ternyata jika dilihat pada peta, awal bulan april banyak muncul tekanan rendah di sekitar wilayah Indonesia. Tekanan rendah ini konsisten muncul hingga akhir periode bulan april. Jika kita tarik benang merahnya maka tekanan rendah di sekitar wilayah Indonesia pada awal bulan april ini yang menyebabkan angin berhembus ke wilayah Indonesia yang berasal dari dua benua yaitu dari Asia dan juga Asutralia. Akibatnya adalah angin timuran dan baratan di wilayah Indonesia.
Satu data lagi yang bisa digunakan untuk mengetahui rata-rata angin pada bulan april di wilayah Indonesia adalah data analisis angin pada ketinggian 5000 kaki yang dikeluarkan oleh Earth System Research Laboratory NOAA. Hasilnya serupa dimana angin timuran mendominasi wilayah
Persentase Head Wind dan Tail Wind Periode April 2017
9 Meteodrome, Mei 2017
Indonesia. Sebagian besar angin berhembus dari arah timur dan sebagian kecil lainnya dari timur laut dan tenggara. Hembusan angin ini secara rata-rata memiliki kecepatan 4-8 knots. Sekarang telah cukup jelas bahwa pada bulan april telah terjadi perubahan kondisi angin terutama untuk daerah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Secara umum terlihat angin timuran mulai mengusai wilayah Indonesia. Tentunya kondisi angin ini akan memberikan pengaruh terhadap kondisi angin secara lokal di wilayah Bali. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya dan apa dampaknya terhadap operasi penerbangan di Bandara Ngurah Rai selanjutnya akan mari kita lihat analisis lokalnya.
Kondisi angin selama bulan april 2017 yang mulai didominasi timuran menjadikan runway 09 sebagai opsi terbanyak yang digunakan sebagai runway in use untuk take off dan landing. Pemanfaatan angin untuk penerbangan cukup efektif, terbukti sebanyak 45 % akhirnya headwind dapat termanfaatkan untuk proses take off dan landing. Angka 45 % ini didapat dari 674 jumlah kejadian headwind selama bulan april yang bersumber dari data METAR dan MET REPORT. 0-2 knots menjadi kecepatan headwind yang paling sering terjadi sampai 402 kejadian. Tercatat juga headwind terkencang yang
pernah didapatkan selama bulan april adalah 13-15 knots dengan 4 kejadian. Sedangkan untuk tailwind terkencang pernah juga sekali terjadi dengan kecepatan sebesar 18-20 knots.
Selain headwind dan tailwind, kegiatan take off dan landing juga dipengaruhi oleh adanya crosswind. Selama bulan april crosswind dari arah kanan dengan kecepatan 0-2 knots yang paling banyak dijumpai sebanyak 1071 kejadian. Dengan kecepatan tertingginya 12-14 knots yang terjadi sebanyak 2 kali. Sedangkan 1 kejadian crosswind kiri sebesar 13-15 knots menjadi yang paling tinggi tercatat. Namun secara keseluruhan crosswind kananlah yang paling sering terjadi selama 1 bulan sebesar 72%.
Persentase Cross Wind Kanan dan Kiri
Periode April 2017
10
April Bulannya Perubahan
Analisis Kejadian Cuaca BermaknaApril Bulannya Perubahan
11 Meteodrome, Mei 2017
April Bulannya Perubahan
Pagi hari yang cerah di bulan April, matahari terbit memberikan gradasi jingga diantara dominannya biru langit
12April Bulannya Perubahan
Bulan April dikenal juga sebagai bulan transisi/pancaroba/peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau. Pada bulan ini beberapa indikator cuaca akan mengalami perubahan. Hal ini terlihat dari frekuensi terjadinya hujan dan intensitas curah hujan yang mulai berkurang serta arah angin yang mulai tidak beraturan.
Oleh Tanti PrasetyaFoto oleh @pandephw
Jika dibandingkan dengan bulan Maret 2017, jumlah hari hujan bulan April 2017 lebih rendah 3 hari yakni hanya 14 hari hujan. Total curah hujan yang tercatat selama bulan April 2017 juga mengalami penurunan sebesar 28%. Pada bulan Maret total curah hujan sebesar 194,8 mm
Tanggal Jam Arah Angin
Kec. Angin
Jarak Pandang
Keadaan Cuaca Perawanan Suhu Titik
Embun Tekanan
2 13.30 090 10 1000 +TSRA FEW014CB BKN014 24 24 1012
2 14.30 050 08 1500 +TSRA FEW014CB BKN014 24 23 1012
3 08.30 150 13G24 5000 TSRA FEW011CB BKN013 26 23 1008
4 12.00 280 06G18 2000 RA FEW011CB BKN013 25 24 1009
4 12.30 330 04 2000 +TSRA FEW011CB BKN011 24 23 1009
25 22.30 VRB 04 1000 +RA FEW010CB BKN013 24 24 1010
turun menjadi 110,6 mm di bulan April. Curah hujan paling tinggi tercatat pada tanggal 04 April 2017 sebesar 67,8 mm. Meski di bulan April masih terjadi beberapa kali hujan dengan intensitas lebat, namun tidak sampai mengurangi jarak pandang mendatar hingga kurang 1000 meter.
Tabel kejadian cuaca bermakna yang terjadi di Bandara Ngurah Rai selama April 2017Sumber: Data pengamatan Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar
Citra Radar tanggal 03 April 2017 jam 08.30 UTC menunjukkan awan bergerak kea rah Barat Laut dengan kecepatan antara 15 – 25 knot. (Sumber : data Radar Balai Besar Meteorologi, Klimatologi & Geofisika Wilayah III Denpasar)
13 Meteodrome, Mei 2017
Secara perlahan arah angin di Bandara Ngurah Rai Denpasar pada bulan April 2017 ini mulai mengalami perubahan, di awal bulan arah angin masih cenderung dari arah Barat. Memasuki pertengahan hingga akhir bulan arah angin berubah menjadi arah Timur. Hal
ini menunjukkan bahwa monsun Asia mulai melemah dan monsun Australia mulai menguat. Akibatnya potensi terbentuknya awan hujan disekitar Bali mulai berkurang meski kondisi suhu muka laut masih dalam kondisi hangat.
Citra Radar tanggal 02 April
2017 jam 13.30 UTC menunjukkan
curah hujan di wilayah Kuta Sela-
tan berkisar antara 6,5 mm/hr hingga
18 mm/hr. (Sumber : data Radar Balai
Besar Meteorolo-gi, Klimatologi &
Geofisika Wilayah III Denpasar)
Rata – rata Angin 5000ft wilayah
Indonesia bulan April 2017
14
PRAKIRAAN HUJAN BULAN MEI 2017Berdasarkan prakiraan data normal Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar,
bulan Mei masih masuk bulan peralihan. Arah angin cenderung didominasi dari arah Timur hingga Tenggara. ENSO diprediksi berada pada kondisi El Nino skala lemah hingga moderat.
Prakiraan Cuaca MEI 2017
Rata-rata SST wilayah Indone-
sia bulan April 2017
(Sumber : NOAA Reanalysis
Product)
Gambar 4 Rata-rata OLR
dasarian III untuk wilayah
Indonesia bulan April 2017
(Sumber : NOAA Reanalysis
Product)
15 Meteodrome, Mei 2017
“Bulan Mei masih masuk dalam bulan peralihan”
Peta prakiraan hujan dan sifat
hujan untuk bulan MEI 2017
(Sumber : staklimnegara.
net)
16
BAGAIMANA MENGAMATI CUACA DI UDARA ATAS?
oleh: Bonggo Pribadi & Luhtu Ariastuti
FOKUS:Pengamatan Udara Atas
Pengisian balon udara untuk pengamatan pibal udara atasFoto oleh: Gede Sudika P.
17 Meteodrome, Mei 2017
IPernahkah kita berpikir bagaimana kita mengamati cuaca di udara atas, pasti bingung membayangkannya kan? Bagaimana seorang pengamat
melakukan pengamatan kondisi cuaca di udara atas? Kalau di permukaan kita bisa menggunakan Taman alat Meteorologi yang berisi alat-alat pengukur parameter cuaca. Di dalam dunia meteorogi selain pengamatan cuaca udara permukaan ada juga pengamatan cuaca udara atas. Kali ini kita akan membahas apa itu pengamatan meteorologi udara atas.
Pengamatan meteorologi udara atas atau yang sering disebut dengan upper air observations adalah pengamatan parameter-parameter cuaca di lapisan atas, dimana pengamatan udara atas diperoleh dari pengamatan Radiosonde (Rason) dan Pengamatan Pillot Balon (Pibal). Apa itu Radiosonde?dan apa itu Pillot Balon? supaya tidak penasaran mari kita bahas bagaimana mendapat data meteorologi lapisan atas dengan Radiosonde dan Pilot Balon.
Perlu kalian ketahui bahwa Pada Tahun 1924, Kolonel William Blaire dari U.S. Signal Corp melakukan eksperimen pertama mengenai pengukuran temperatur udara atas menggunakan balon. Radiosonde sendiri ditemukan oleh seorang berkewarganegaraan Perancis yang bernama Robert Bureau, dan penerbangan Radiosonde pertama terjadi pada tahun 1929.
Radiosonde berasal dari kata Radio dan Sonde. Radio adalah gelombang elektromagnetik yang merambat pada frekuensi 100 kHz – 100 GHz, sedangkan sonde berasal dari bahasa Perancis ( penyelidik=sensor). Radiosonde sendiri merupakan alat elektronik yang digunakan untuk mengamati parameter cuaca yang terdiri dari unsur suhu udara, kelembaban udara dan tekanan udara pada lapisan permukaan hingga lapisan atas. Radiosonde sendiri terdiri atas Transmiter dan Receiver. Transmiter ini dilengkapi dengan sensor pengukur pengukur cuaca
lapisan atas yang diterbangkan dengan bantuan balon udara yang diisi dengan gas Hidrogen.
Pada tiap lapisan udara yang sudah diprogramkan, sensor dari Radiosonde akan melakukan pengamatan otomatis dan selanjutnya hasil pengamatannya dikirimkan melalui transmitter kemudian ditanggkap oleh receiver. Sensor Radiosonde diprogram untuk melakukan pengamatan unsur cuaca pada lapisan permukaan, troposfer sampai dengan stratosfer hingga ketinggian 20 km. Pengamatan Radiosonde dilakukan 6 jam sekali pada jam 00.00 UTC,06.00 UTC, 12.00 UTC, dan 18.00 UTC.
Perangkat RadiosondeSumber: http://www.wikiwand.com/id/Radio-
sonde
18Pengamatan Udara Atas
Pengamatan meteorologi udara atas dapat mengidentifikasi gejala-gejala atmosfer yang ada di lapisan atas. Terutama dengan menggunakan data hasil pengamatan Radiosonde, gejala perubahan sifat massa udara dapat dideteksi dengan menganalisi data tekanan , ketinggian, temperatur udara dan kelembaban udara. Data hasil pengamatan Radiosonde kemudian diplotkan ke dalam diagram aerologi, baik secara manual atau secara otomatis dengan menggunakan software RAOBS. Dari pengolahan data ini dapat mendeteksi peluang – peluang terjadinya hujan.
Kemudian Pilot Balon atau yang sering disebut dengan pibal merupakan metoda pengamatan untuk menentukan arah dan kecepatan angin di lapisan atas. Instrumen atau alat-alat yang digunakan dalam pengamatan pibal adalah balon udara yang diterbangkan kemudian kita membidiknya dengan theodolite. Theodolite ini merupakan alat bidik semacam teropong yang tujuannya
mengamati balon udara dengan membaca n i l a i A z i m u t h d a n e l e v a s i setiap menitnya.
Data arah dan kecepatan angin lapisan atas hasil pengamatan pilot balon sangat berguna untuk menganalisa angin pada lapisan-lapisan udara atas. Berguna untuk para prakirawan untuk memprediksi
19 Meteodrome, Mei 2017
TheodoliteSumber: http://bagiankecilmeteorologi.blogspot.co.id
cuaca yang akan datang.
Di Indonesia pengamatan udara atas Radiosonde
dan Pilot balon tersebar di stasiun-stasiun meteorologi penerbangan. Salah satu Stasiun yang mengamati Pilot balon adalah Stasiun Meteorologi Ngurah Rai Denpasar yang berlokasi disekitar Bandara I Gusti Ngurah
Rai Denpasar. Pengamatan Pibal Di Stamet Ngurah Rai dilakukan pada
jam 00.00 UTC, 06.00 UTC, dan 12.00 UTC.Setelah memperoleh data hasil pembacaan
Azimut dan Elevasi dari Pengamatan Pibal
tersebut, kemudian data dimasukkan ke dalam program excel yang berguna untuk mendapat kan arah dan kecepatan angin pada tiap tiap lapisan udara. Perolehan pembacaan Pibal tergantung pada kondisi pada saat pengamatan. Apabila cuaca cerah, hampir dipastikan pembacaan bisa mencapai 19.000 kaki dan apabila cuaca mendung pembacaan diperoleh tidak kurang dari 5000 kaki.
Blair bergabung dengan Angkatan Darat 3 September 1917 dan ditugaskan sebagai Mayor di Bagian Penerbangan pada Korps Signal Reserve. Selama Perang Dunia Pertama, dia bertugas di Prancis sebagai Petugas yang pada Seksi Meteorologi, Korps Signal Reserve, American Expeditionary Force. Setelah perang, dia bertugas sebagai anggota subkomite teknis Komite Penerbangan pada Konferensi Perdamaian. Dia kemudian ditugaskan sebagai petugas
senior, Bagian Meteorologi, Korps Signal, Kantor Chief Signal Officer. Salah satu tugasnya adalah meramalkan cuaca untuk penerbangan pertama di seluruh dunia di pesawat Angkatan Darat pada tahun 1924.
20Pengamatan Udara Atas
Penggunaan theodolite dalam pengamatan pilot balonFoto oleh: Gede Sudika P.
21 Meteodrome, Mei 2017
Perolehan data arah dan kecepatan angin pada pengamatan pibal kemudian kita analisa manual dengan cara mengeplot pada peta upper wind. Peta tersebut merupakan peta khusus untuk menganalisa angin atas yang terbagi pada 6 lapisan yaitu: 850 mb,700 mb,500 mb,400 mb, 300mb, dan 200mb. Hasil analisa tersebut sangat berguna untuk mengevaluasi kejadian-kejadian cuaca yang sudah lewat dan gejala-gejala cuaca yang akan datang.
Perolehan data arah dan kecepatan angin
pada pengamatan pibal sangat bermanfaat untuk para prakirawan. Semakin banyak data yang diperoleh analisa yang dihasilkan semakin baik. Dari hasil pengamatan pibal pada bulan juni 2016 diperoleh hasil pembacaan 26.000 kaki sebanyak 3 kali, 25.000 kaki 2 kali, 23.000 kaki 2 kali, 22.000 9 kali, 21.000 kaki 3 kali, 20.000 3 kali, 14.000 kaki 1 kali, 11.000 kaki 2 kali, 3000 kaki 2 kali, dan NIL atau tidak pengamatan dikarenakan hujan. Secara umum perolehan pengamatan pibal pada bulan Juni 2016 lebih dari 19.000 kaki.
Tabel Hasil Pengamatan Pibal Bulan Juni 2016Sumber: Data pengamatan di Stasiun Meteorologi
Kelas I Ngurah Rai DenpasarTampilan program excel Pilot Balon
Sumber: Stasiun Meterologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar
22
SAINSMengenal El Nino dan Potensinya di Tahun 2017
Dewasa ini, istilah El Nino bukan lagi hal yang asing bagi masyarakat. Istilah El Nino sering kali dijumpai baik di media massa maupun
elektronik. Penyebutan istilah ini selalu dikaitkan dengan potensi pengurangan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia yang mensinyalir adanya bahaya kekeringan.
Memasuki tahun 2017, isu akan terjadinya El Nino kembali merebak. Telah datangnya awal musim kemarau di sebagian wilayah Indonesia ditambah isu akan datangnya El Nino membuat pemerintah dirasa perlu melakukan penangan yang serius apabila kondisi El nino benar akan terjadi dan menguat dalam beberapa bulan ke depan. Sebelum membahas kondisi El Nino 2017, perlu kita pahami terlebih dahulu apa sebenarnya yang dimaksud dengan El Nino.
El Nino merupakan suatu istilah yang awalnya diperkenalkan oleh para nelayan di pesisir
Amerika Selatan pada tahun 1600-an. Istilah ini digunakan untuk menunjukkan kondisi yang tidak lazim yaitu berupa kenaikan suhu muka laut di sekitar Samudera Pasifik ekuator tengah. Kata El Nino sendiri adalah bahasa Prancis yang berarti ‘the little boy’ atau Christ Child. Nama El Nino dipilih berdasarkan waktu dimana kenaikan suhu muka laut tersebut terjadi (sekitar bulan Desember). Kebalikan dari kondisi El Nino disebut La Nina. Jika El Nino berarti The Little Boy maka La Nina Berarti The Little Girl. Kondisi La Nina ditandai dengan mendinginnya suhu muka laut di sekitar Samudera Pasifik ekuator tengah.
Kembali pada istilah El Nino, kondisi ini terjadi akibat naiknya suhu muka laut di Samudera Pasifik Ekuator bagian tengah dan timur dari rata-rata normalnya. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan sirkulasi atmosfer secara global.
Dalam kondisi normal, suhu muka laut di Samudera Pasifik ekuator sebelah barat (sekitar
MENGENAL EL NINO DAN POTENSINYA DI TAHUN 2017
oleh: Kadek Setiya Wati | Pande Putu Hadi Wiguna
El Nino dan La Nina dilihat dari anomali suhu muka lautsumber: http://www.concernusa.org
Mengenal El Nino dan Potensinya di Tahun 2017
23 Meteodrome, Mei 2017
Indonesia) lebih hangat dibandingkan dengan suhu muka laut di Samudera Pasifik ekuator sebelah timur. Namun, kondisi sebaliknya terjadi pada saat El Nino, dimana suhu muka laut di sekitar Samudera Pasifik ekuator timur menjadi lebih hangat dibandingkan dengan suhu muka laut di Samudera Pasifik ekuator bagian barat. Karena sifat massa udara yang mengalir dari bertekanan tinggi menuju tekanan rendah, maka massa udara di Samudera Pasifik ekuator bagian barat (sekitar wilayah Indonesia) yang bertekanan udara lebih tinggi mengalir menuju Samudera Pasifik ekuator bagian timur. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya subsidensi (udara turun) di sekitar wilayah Indonesai sehingga menghambat terjadinya pembentukan awan yang berdampak pada pengurangan curah hujan. Istilah El Nino merupakan bagian dari siklus ENSO yaitu merupakan fenomena interaksi laut atmosfer yang terjadi secara bergandengan, dalam artian bahwa transisi antara kondisi El Nino, La Nina, dan Netral terjadi karena adanya interaksi antara laut dan atmosfer. Dalam pengamatan ENSO, Samudera Pasifik sepanjang ekuator dibagi dalam 4 region yaitu
Nino 1 (80°-90°W and 5°-10°S); Nino 2 (80°-90°W and 0°-5°S); Nino 3 (90°-150°W and 5°N-5°S); Nino 4 (150°-160°E and 5°N-5°S).
Semenjak memasuki awal tahun 2017, kondisi ENSO berada dalam kategori netral dan bertahan hingga bulan Maret 2017. Namun disisi lain, kenaikan suhu muka laut sebesar 2.0˚C dari rata-rata normalnya telah mulai terjadi pada bulan Februari dan Maret 2017 di ujung Samudera pasifik ekuator timur. Untuk saat ini, suhu muka laut di Samudera Pasifik Ekuator tengah terpantau mendekati rata-rata normalnya dan suhu muka laut di atas rata-rata normalnya di Samudera Pasifik Ekuator timur. Di wilayah Nino 3.4, suhu muka
laut teramati m e n g h a n g a t m e n d e k a t i n o r m a l n y a hingga sedikit di atas rata-rata normalnya s e l a m a 2 bulan terakhir. P e m a n t a u a n s u h u ba w a h laut (subsurface) di Samudera
Pasifik ekuator sampai pada bulan Januari 2017 memantau adanya pergerakan anomali suhu subsurface yang meluruh mendekati normalnya dan bertahan di Samudera pasifik ekuator timur. Sedangkan pada bulan Februari hingga April 2017 anomali suhu subsurface mulai kembali mendingin dan bertahan dengan anomali negatifnya di Samudera Pasifik ekuator timur hingga kedalaman 200 m di bawah permukaan. Peluruhan suhu subsurface berkaitan dengan potensi penurunan suhu permukaan yang digunakan untuk memantau perkembangan ENSO selanjutnya.
Sebagian besar model prediksi dinamis dan statistik memprediksi bahwa suhu muka laut di wilayah nino 3.4 akan tetap menghangat dalam 2 bulan kedepan namun tetap masih dalam kondisi ENSO netral. Setelah bulan Mei 2017, model prediksi memberikan skenario yang bervariasi, berkisar mulai dari kondisi Netral hingga El Nino Sedang, namun sebagian besar tetap memprediksi akan terjadinya EL Nino. Rata-rata model dinamis memprediksi adanya indikasi kenaikan suhu muka laut sebesar 1.0-2.0˚C di atas rata-rata normlanya selama kuarter ketiga dan keempat tahun 2017. Sementara itu, rata-rata model statistik memprediksi adanya kenaikan suhu muka laut sebesar 0.5-0.7 ˚C diatas rata-rata normalnya. Berdasarkan prediksi tersebut, peluang perkembangan El Nino meningkat menjadi 50-60% mulai pertengahan tahun 2017.
Perlu diingat bahwa kondisi El Nino bukan satu-satunya hal yang berpengaruh terhadap kondisi iklim dan cuaca di Indonesia. El Nino hanya merupakan salah satu faktor yang berpengaruh disamping kondisi atmosfer skala global, regional, dan lokal lainnya. Kekuatan ENSO tidak serta merta berhubungan dengan besarnya pengaruh yang ditimbulkan.
Region pembagian wilayah nino di samudra Pasifiksumber: http://www.blueplanetheart.it
24 Meteodrome, Mei 2017
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR