MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    1/48

    Menghadapi Kenaikan

    APBN menjadi 5% untuksektor kesehatan:

    Bagaimana Prospek Sistem

    Kontrak?

    Laksono Trisnantoro,

    Deni Harbianto, Dwi HandonoPusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan

    FK UGM

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    2/48

    Daftar IsiLatar Belakang: Kenaikan 5%

    Bagian 1 Tanggapan Kritis: Siapkah sektor kesehatan?

    Fakta-fakta Anggaran Kesehatan Gambaran Anggaran Kesehatan Nasional 2011-2015.

    Gambaran Anggaran Kesehatan Kementerian Kesehatan 2012-2014.

    Serapan Anggaran Kementerian Kesehatan

    Bagian 2:

    Perkiraan Anggaran Kesehatan Pasca 2015 Perkiraan Anggaran Fungsi Kesehatan Nasional 2016

    Perkiraan Anggaran Kementerian Kesehatan 2016

    Perkiraan Anggaran Kesehatan Daerah 2016

    Bagian 3.

    Opsi Kerjasama Kontrak dengan Swasta dan Masyarakat

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    3/48

    Latar Belakang

    Pemerintah akan menambah anggarankesehatan dalam Anggaran Pendapatan dan

    Belanja Negara (APBN) tahun depan.

    Penambahan ini untuk memenuhi ketentuanUndang-Undang Kesehatan, yang menyebut

    belanja kesehatan setidaknya mencapai 5

    persen dari total belanja negara.

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    4/48

    Menteri Keuangan:

    Sesuatu yang baru dalam APBN 2016 yaitu

    pertama, (peningkatan) kualitas belanja

    melalui infrastruktur yang ditambah, dan

    pertama kalinya kami ingin memenuhi amanat

    Undang-Undang Kesehatan, yaitu anggaran

    untuk fungsi kesehatan sebesar lima persen,

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    5/48

    Pemerintah memang belum menyebutkan

    berapa total belanja yang akan dianggarkan

    tahun depan.

    Perhitungannya, jika total anggaran

    belanja tahun depan sekitar Rp

    2.000 triliun saja, maka alokasi

    anggaran kesehatan mencapai

    sekitar Rp 100 triliun. Sumber kutipan http://kompas.com/berita/2015/06/04/anggaran-kesehatan-2016-bisa-lebih-dari-rp-100-triliun

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    6/48

    Bagian 1: Tanggapan Kritis

    Apakah sektorkesehatan siap

    dengankenaikan ini?

    Dengan anggaran APBDyang 10% untuk sektorkesehatan:

    Apakah dana yang ada

    dapat efektif untukmeningkatkan statuskesehatan masyarakat?

    Apakah Pemda akanmengalokasikan

    anggaran? Apakah dana akan

    terserap dengan baik?

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    7/48

    Fakta-fakta dalam anggaran kesehatan

    Dana untuk Sektor Kesehatan

    (tidak hanya untuk Kemenkes)

    dalam trend meningkat

    Situasi Anggaran Kemenkes: Dana

    yang tidak teserat masih banyak

    Dana sektor kesehatan : Masih

    banyak untuk BPJS (PBI)

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    8/48

    Gambaran Anggaran Kesehatan

    Nasional (2011-2015), sumber: Kementerian Keuangan, 2015

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    9/48

    Pendanaan Pemerintah Pusat melalui APBN

    selalu meningkat

    Sejak tahun 2014, peningkatan alokasi

    pendanaan kesehatan disebabkan adanya

    alokasi Bantuan Iuran bagi Jaminan Kesehatan

    Nasional (19.9Triliun)

    Setiap tahun selalu ada dana yang tidak

    terpakai

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    10/48

    Anggaran Kementerian Kesehatan Tahun

    2012-2014 Isu penyerapan anggaran.

    Sumber; Kementerian Kesehatan RI, 2015

    Setjen Irjen BGKIA BUK PPdanPLBinaFarmasi

    dan AlkesLibangkes PPSDM

    2012 95.05 81.68 89.22 93.47 86.28 90.45 81.61 84.59

    2013 93.42 79.66 93.22 92.16 93.83 92.36 95.01 82.62

    2014 98.24 77.73 87.99 90.51 100.33 83.37 83.2 85.91

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    Serapandala

    m

    %

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    11/48

    Anggaran Kementerian Kesehatan yanga tidak

    terserap 2012-2014

    (dalam Triliun)

    3.02

    3.22

    2.77

    2012 2013 2014

    .

    Sumber: Kementerian Kesehatan, 2015

    Sisa Anggaran Kemkes

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    12/48

    Program mana yang sulit menyerap?

    Kegiatan yang bersifatlayanan kuratif (obat danpengobatan personal)mampu untuk menyerap

    tinggi >90% Kegiatan yang bersifat

    Preventif, Promotif, danSumber Daya Manusia

    masih relatif rendah

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    13/48

    Situasi Dana JKN

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    14/48

    Ada kekurangan dana BPJS

    Pardede, 2015 14

    Sumber: Data klaim Bulan Pelayanan Jan s/d Des 2014 (Bulan Pembebanan s/d Jan 2015) dari BPJS, Maret 2015.

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    15/48

    Alur Anggaran:

    APBN

    BPJS

    Tax

    Income

    Non-tax

    Income

    Non-PBI Mandiri

    Primary

    Care

    Referral Care

    Non-PBI ex

    PT Askes

    MoH

    Out pof pocket

    Other

    Ministries

    PBI

    Pemda

    15Local Gov

    Private

    Insuran

    ce

    (19.93 T)

    NHA 2009 : (18 T)

    489 (

    72.9 T)

    l.K

    20 T

    4 T

    (67,5 T)

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    16/48

    Penyerapan JKN:

    Peserta PBI menyerap

    dana rendah, terutama

    di daerah sulit

    Penyerapan lebihbanyak oleh Non-PBI

    Mandiri dengan Rasio

    Klaim sangat tinggi.

    November 2014, diatas1300%.

    Ada Gotong Royong

    yang terbalik. Ada dana

    sisa Dana BPJS di NTT Dana Sisa dari NTT

    mungkin dipergunakan

    di Jawa Tengah yang

    kurang

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    17/48

    Bagian 2:

    Perkiraan Anggaran

    pasca 2015 Anggaran Pusat (APBN)

    Anggaran Daerah (APBD)

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    18/48

    Analisis Anggaran sektor Kesehatan

    Pemerintah Pusat

    Asumsi APBN 2016: lebih kurang 2100 Triliun

    Pertumbuhan Anggaran: 7,7% dr APBNP2015

    Fungsi Kesehatan 5 % APBN: 105 Triliun

    Komparasi dengan Anggaran Fungsi KesehatanAPBNP2015: 74,2 Triliun (3,7% APBN) ada

    Kenaikan 30 Triliun untuk sektor Kesehatanjika anggaran kesehatan naik menjadi 5%APBN

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    19/48

    Anggaran Kemenkes merupakan bagian

    dari anggaran sektor Kesehatan

    Ada kemungkinan: Anggaran Kemenkes naikantara 18,7 20 Triliun.

    Merupakan potensi pembiayaan yang perludipikirkan untuk alokasi kegiatan di lingkungankementerian kesehatan

    Catatan: Penyerapan Kemenkes 3 tahun terakhir masih

    belum maksimal

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    20/48

    Estimasi Anggaran Kesehatan Daerah 2016(Dirjen Perimbangan Keuangan, Kemkeu, 2015)

    APBD Total Tahun 2015 adalah 735 Triliun denganKenaikan anggaran belanja daerah rata-rata tahunan7,7%, maka estimasi APBD Total Tahun 2016 adalahkurang lebih 800 Triliun

    Belanja Sektor Kesehatan menurut rekapitulasi RAPBD2015 sebesar 69 Triliun (rata-rata 9,2% APBD).

    Dengan Asumsi 10% Anggaran Kesehatan menurutamanat UU, maka pada 2016 Anggaran Daerah untuk

    kesehatan diestimasikan menjadi sekitar 80 Triliun

    Ada sekitar 8-10 Triliun potensi target pembiayaanyang perlu dipikirkan untuk alokasi kegiatan kesehatandi daerah

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    21/48

    Catatan:

    Ada kemungkinan

    dana APBD diturunkan

    untuk sektorkesehatan kalau dana

    APBN sulit diserap

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    22/48

    BAGAIMANA MEMANFAATKANANGGARAN DENGAN TEPAT?

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    23/48

    Amanat Undang-Undang

    UU Kesehatan

    Pendanaan Kesehatan 5% APBN dan 10% APBD

    UU no 23 Tahun 2014

    Kesehatan merupakan tanggung jawab wajib

    pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten Kota

    Tugas dan Kewenangan Pemerintah (Pusat,

    Propinsi dan Kabupaten Kota)

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    24/48

    Tantangan mendatang:

    Sumber Pendanaan sudahada, bahkan berlebih

    Apakah program Preventifdan Promosi Kesehatan

    dapat menyerapanggaran?

    Apakah sebagian besaranggaran akan terdorong

    untuk Kuratif (Medisklinis, obat, danpengobatan) JKN

    Bagaimana pelaksanaanprogramnya?

    Bagaimana sumber dayamanusianya?

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    25/48

    Pengamatan:

    Faktor utama yang berpengaruh terhadap daya serap

    anggaran

    Terbatasnya SDM (kuantitas dan kualitas);

    sedangkan beban kerja sangat berat

    Untuk Indonesia bagian Timur: karena luasnya

    wilayah membutuhkan banyak tenaga;

    Tidak berjalannya sistem kontrak di

    Kementerian Kesehatan dan di Dinas

    Kesehatan

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    26/48

    Analisis

    Bagaimanamemanfaatkan anggarandengan keterbatasanSDM dan luasnyawilayah?

    Apakah akan mengangkatPNS?

    Di lain pihak, LSM,organisasi profit, dan swasta

    yang memiliki SDM danmemiliki potensi untukmembantu:

    belum diberdayakan

    Solusi yang perlu dibahasmendalam:

    Perlu

    memberdayakanpihak nonpemerintahmelalui sistemKontrak

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    27/48

    Bagian 3.

    Kerjasama dengan pihak Swasta-Masyarakat

    Sistem Kontrak

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    28/48

    Definsi Contracting-out oleh Harding dan Preker

    (2003)mekanisme pembelian yang digunakan untuk

    mendapatkan pelayanan tertentu, dalam jumlahyang telah ditetapkan, mutu dan harga yangdisepakati dari penyedia jasa untuk periode waktu

    tertentu

    (a purchasing mechanism used to acquire a specifiedservice, of a defined quantity, quality, at an agreed-on price, from a specific provider, for a specified

    period)

    28

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    29/48

    Skema contracting-out

    Pemerintah Swasta

    Pemerintah 1 2

    Swasta 3 4

    29

    Pelaksana Program

    Sum

    berAngga

    ran

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    30/48

    30

    NGO/Lembaga Swasta

    Penerima pelayanan(Beneficiary)

    Kontrak Monitoring dan

    Evaluasi

    Pembayaran

    Pelayanan

    Mengelola &membayar

    Mengelola &membayar

    M&E

    DepKes/Pemerintah

    Gambar 1. Contractingpelayanan

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    31/48

    Pemikiran Konsep Kontrak di sektor

    kesehatan:

    Kemampuan dan Staf yang terbatas di kantor2pemerintah menimbulkan Problem Penyerapan danPertanyaan akan Mutu Program;

    Dianalogikan dengan pekerjaan di Dinas PU yang

    seluruhnya dilandasi konsep contracting-out;

    Kemungkinan pihak swasta/NGO mampu untukmenyediakan pelayanan lebih baik;

    Meletakkan pemerintah sebagai peran pemberi dana

    dan mempunyai peran kontrol yang lebih besaruntuk pelayanan tersebut.

    31

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    32/48

    32

    Kasus di negara-negara lain:

    Jenis pelayanan yang dikontrakkan pada masing-masing proyek di Senegal danMadagascar

    Jenis pelayanan yangdikontrakkan

    Senegal Madagascar

    Pemberian pelayanan GIE CNW

    Pelatihan Konsultan lokal,

    lembaga pelatihanlokal

    -

    Supervisi GIE atau NGO NGO

    Riset operasional Konsultan lokal,lembaga penelitian

    lokal

    Konsultan lokal,lembaga penelitian

    lokal, universitasManajemen proyekkeseluruhan

    Agetip Secaline (ProjectsUnit)

    GIE= Groupement dInteret Economique; CNW= Community NutritionWorker; NGO= Non-government organization (Sumber: Marek et al., 1999)

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    33/48

    Di Asia Tenggarapada tahun 1999

    Departemen Kesehatan di Kambojamelakukan contracting out dancontracting in

    Kerjasama dengan NGO dan perusahaanswasta nirlaba untuk memberikan paketpelayanan kesehatan esensial di 12rumahsakit distrik,

    menggunakan desain eksperimenrandom

    (Loevinsohn, 2000, seperti dikutip Waters et al., 2003 dan Marek et al.,

    2003; Soeters dan Griffiths, 2003).

    33

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    34/48

    Di Amerika Tengah,

    pemerintah El Salvador dan Guatemala

    melakukan eksperimen:

    menandatangani kontrak dengan NGO dan

    organisasi swasta sukarela (Private VoluntaryOrganizaion, PVO) untuk

    penyediaan pelayanan kesehatan primer di

    daerah dengan cakupan pelayanan kesehatan

    formal rendah (Rosenthal, 2000, seperti

    dikutip Waters et al., 2003).

    34

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    35/48

    Apa yang sudah dan dapat dikontrakkan

    di Indonesia, antara lain:

    Pelayanan Preventif dan Primitif: Imunisasi,Promkes, Penyemprotan, Pemeriksaanmakanan, dan berbagai kegiatan lainnya;

    Pelayanan Kuratif: Dalam JKN, RS Swastadikontrak pemerintah, RS Swasta dikontrakoleh Pemprop NTT dalam Sister Hospital

    Pelayanan Gizi Masyarakat;

    Monitoring dan Evaluasi Program secaraindependen.

    35

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    36/48

    Tantangan dalam sistem

    Kontrak

    Tidak ada tradisi contracting kelompok di sektor

    kesehatan di Indonesia;

    Belum adanya informasi untuk paket esensial dan

    unit cost; Pihak Swasta dan NGO yang kompeten sebagai

    kontraktor sangat terbatas jumlahnya;

    Problem hubungan antar manusia dalam tim dan

    kerjasama dengan pelaku pelayanan setempat.

    36

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    37/48

    Tantangan tentang Spesifikasi

    Pemberi kontrak tidak

    memiliki informasi yang

    cukup tentang unit cost,

    volume kerja, dan biaya

    total pelayanan yang akandikontrakkan (Waters dan

    Hussey, 2004).

    Bagaimana menerapkan

    margin keuntungan bagikontraktor

    + Tujuan Kegiatan tidak dapat

    dikuantifikasi

    Masalah klasik dalam jasa

    yang non-fisik untuk

    indikator kinerja.

    37

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    38/48

    Tantangan kesiapan kontraktor

    Siapa Kontraktor

    yang siap?

    LSM (khususnya kemanusiaan dan

    keagamaan), ataukah

    PT (for profit)

    Universitas

    ...

    38

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    39/48

    Sudah siapkah kontraktor?

    Apakah mempunyai SDM yang lengkap?

    Apakah mempunyai SDM yang siap berada di daerah

    terpencil

    Apakah sudah mempunyai Unit-cost yang rinci?

    Apakah mampu melakukan kontrak?

    Apakah akan bergabung dalam bentuk consortium?

    39

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    40/48

    Tantangan Pembinaan kontraktor?

    Oleh siapa?

    Pihak mana yang mengawasi mutu

    kontraktor?

    Apakah akan ada kegiatanpendampingan/pelatihan khusus bagi

    kontraktor?

    Apakah ada sertifikasi kontraktor?

    40

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    41/48

    Tantangan Hukum

    Dasar Hukum

    41

    Keputusan Presiden RI nomor 8 tahun2006 dengan seluruh amandemennya

    Merupakan dasar hukum kuat untuk contracting-

    out

    Kepres ini memberikan kemungkinan untuk adanya

    untung dalam persentase yang wajar

    Bagaimana kontrak untuk NGO/LSM. Mungkinkah?

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    42/48

    Tantangan: Dari mana

    Pembiayaan Sistem Kontrak?

    Sumber Dana:

    Pemerintah: Pusat,

    Propinsi, Kabupaten

    Donor agencies:GTZ,USAID, DFAT dll

    Pengalaman saat ini di

    Indonesia:

    Lebih banyak berasal dari

    donor.

    APBN dan APBD masih

    jarang dipergunakan.

    42

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    43/48

    Daerah mana yang harus segera

    melakukan sistem kontrak?

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    44/48

    Daerah yang berpotensi untuk melakukan

    Sistem Kontrak dengan Dana APBD

    Kekuatan

    Ekonomi Rakyat

    rendah

    Kekuatan

    Ekonomi Rakyat

    tinggi

    Kekuatan

    Ekonomi

    PemDa Tinggi1 2

    KekuatanEkonomi

    Pemda Rendah3 4

    44

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    45/48

    Pemerintah pusat lebih bertanggung-jawab.

    Dana kontrak berasal dari APBN

    Kekuatan

    Ekonomi Rakyat

    rendah

    Kekuatan

    Ekonomi Rakyat

    tinggi

    Kekuatan

    Ekonomi

    PemDa Tinggi1 2

    KekuatanEkonomi

    Pemda Rendah3 4

    45

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    46/48

    Implikasi:

    Dalam perencanaan,Kemenkes perlumemperhatikan aspekhukum, unit-cost, danprosedur untuk sistem

    kontrak Bagaimana mekanisme

    Dana Dekonsentrasi,DAK, TP dan berbagai caralain dapat dipakai untukkontrak;

    Merupakan hal baru

    Perlu belajar dariKementerian PekerjaanUmum

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    47/48

    Yang diharapkan:

    Ada regulasi untuk

    sistem kontrak

    Ada pelatihan

    kontraktor Ada pelatihan

    menghitung unit-cost

    untuk sistem kontrakMari kita pikirkan

    dan coba secaraserius

  • 7/23/2019 MenghadapiKenaikanAPBN menjadi5% untuk sektor kesehatan:

    48/48

    Terimakasih