25
MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BERKUALITAS www.humas.unsyiah.ac.id EDISI 234 . APRIL 2019 ISSN 0215-2916 Poros Maritim Menguatkan Ekonomi Rakyat Nana Delina Perempuan Tangguh di Bawah Laut Kesuburan Perairan Teluk Pria Laot Sabang

MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/Warta-Unsyiah-April-C.pdf · Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia, khususnya di Aceh

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/Warta-Unsyiah-April-C.pdf · Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia, khususnya di Aceh

MENGHADIRKANINSAN KELAUTANDAN PERIKANAN

BERKUALITAS

w w w. h u m a s . u n s y i a h . a c . i d

EDISI 234 . APRIL 2019IS

SN 0

215

-29

16

Poros MaritimMenguatkan EkonomiRakyat

Nana DelinaPerempuan Tangguh di Bawah Laut

Kesuburan PerairanTeluk Pria LaotSabang

Page 2: MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/Warta-Unsyiah-April-C.pdf · Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia, khususnya di Aceh

EDISI 234 . APRIL 2019EDISI 230 . DESEMBER 2018

IFTITAH2 XXX 3

SEJAK DULU, Aceh dikenal memiliki potensi perairan dan perikanan yang sangat luas dan besar. Menyadari hal ini, pada tahun 1997, Prof. Dr. Dayan Dawood, MA. yang saat itu menjabat sebagai Rektor Unsyiah berinisiatif menghadirkan Fakultas Kelautan dan Perikanan (FKP). Kehadiran fakultas ini diharapkan dapat menjawab tantangan geografis Aceh, sekaligus memaksimalkan potensi tersebut.

Namun di tengah perjalanan, Prof. Dayan Dawood meninggal dunia. Rencana pendirian FKP pun tertunda. Tetapi, semangat ini terus dilanjutkan para Rektor Unsyiah di era berikutnya. Proses panjang pun dilalui. Hingga akhirnya, pada rentang tahun 2009 sampai 2014, impian lama ini terwujud. Fakultas Kelautan dan Perikanan hadir di Unsyiah dan tercatat sebagai fakultas termuda.

Kehadiran FKP disambut baik oleh masyarakat Aceh. Terlebih lagi bagi calon mahasiswa yang memiliki minat mengembangkan ilmu di bidang kelautan dan perikanan.

Saat ini, FKP Unsyiah memiliki tiga program studi sarjana, yaitu Ilmu Kelautan, Budidaya Perairan, dan Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan. Kehadiran tiga prodi ini diharapkan dapat mewujudkan visi, misi, dan tujuan fakultas untuk berkontribusi nyata di bidang pendidikan.

Tidak hanya mendidik para mahasiswa, FKP juga ikut serta berkontribusi sesuai semangat tridarma perguruan tinggi. Melalui beragam penelitian dan terjun langsung ke tengah masyarakat, FKP yakin dapat mendorong perekonomian masyarakat di sektor perikanan.

Meski tergolong berusia muda, fakultas ini membuktikan jika kehadirannya mampu memberikan manfaat bagi kesejahteraaan masyarakat. Unsyiah terus berkomitmen membangun Aceh lebih baik dari segala segi kehidupan. Komitmen ini akan terus dijaga dan dikawal dengan menghasilkan lulusan berkualitas. Termasuk juga lulusan Fakultas Kelautan dan Perikanan yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat, terutama para nelayan. []

Semangat MenggaliPotensi Laut AcehChairil Munawir MT, S.E. M.M.Kepala Humas Unsyiah

Page 3: MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/Warta-Unsyiah-April-C.pdf · Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia, khususnya di Aceh

EDISI 234 . APRIL 2019 EDISI 234 . APRIL 2019

IZIN TERBITDITERBITKAN OLEHPERINTIS

PEMBINA

PENASIHAT BIDANG REDAKSI

PENASIHAT BIDANG ADMINISTRASI & PENGEMBANGANKETUA PENGARAHPEMIMPIN REDAKSIWAKIL PEMIMPIN REDAKSIREDAKTUR PELAKSANASEKRETARIS REDAKSIEDITOR PEWARTA

FOTOGRAFERLAYOUTERADMINISTRASI & KEUANGAN LOGISTIK SIRKULASIWEB MASTER

STT No. 1138/SK/DITJEN PPG/STT/1987 Humas Universitas Syiah Kuala, Banda AcehProf. Dr. Abdullah Ali, M.Sc. (alm.); Drs. T. A. Hasan Husin (alm.); T. Syarif Alamuddin, Sm. Hk. (alm.)Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. (Rektor Universitas Syiah Kuala) Prof. Dr. Ir. Marwan (Wakil Rektor I); Dr. Ir. Alfiansyah YulianurBC. (Wakil Rektor III); Dr. Hizir (Wakil Rektor IV)

Dr. Ir. Agussabti, M.Si (Wakil Rektor II)Abdul Rochim, S.Sos. M.PdChairil Munawir MT, S.E. M.M.Fajriana, S.E. | Hayatana, S.E.Rika Marlia, S.E. M.M.Uswatun Nisa S.I.Kom. M.A.Ferhat, S.E. M.M.Ibnu Syahri Ramadhan, S.E. | Cut Dini Syahrani, S.Si. |Muksalmina, S.Sos.I.Syahri Afrizal, S.I.Kom.Sayed JamaluddinNadia Ulfa, A.Md.Munawar, S.H. Saidi Muhammad Iqbal, S.I.Kom.

WARTA UNSYIAHEdisi 234 . April 2019

ISSN 0215-2916Tebal Isi 48 Halaman

DITERBITKAN OLEHHumas UniversitasSyiah Kuala

TWITTER@univ_syiahkuala

YOUTUBEUnsyiah TV

WEBSITEwww.humas.unsyiah.ac.id

[email protected]

INSTAGRAM@univ_syiahkuala

[email protected]

Warta Unsyiah mengajak para pembaca untuk mengirim tulisan terbaiknya ke majalah resmi Unsyiah ini. Silakan kirim tulisan terbaik Anda disertai foto dan biodata diri ke [email protected] (600-700 kata)

REDAKSI DAFTAR ISI

IFTITAH 3Semangat MenggaliPotensi Laut Aceh

EDUKASI 6-7Poros Maritim Menguatkan Ekonomi Rakyat

MAHASISWA 8-9Ocean Diving Club (ODC) Unsyiah: Menjaga Lingkungan Hingga ke Dasar laut

FOKUS 10-15Menghadirkan Insan Kelautan dan Perikanan Berkualitas

Fakultas Muda dengan Kontribusi Nyata

PAKAR 16-17Butuh Kerja Sama untuk Memaksimalkan Potensi Laut

PENGABDIAN 18-19HOPE: Kesetaraan Gender antara Wanita dan Laki-Laki

KREATIF 20-21Puisi-puisi Armiya

PROFIL 22-23Nana DelinaPerempuan Tangguh di Bawah Laut

SEHAT 28-29Jaga Kesehatan dengan Manajemen Stres

PERSPEKTIF 30-31Melirik Peran Kampus dalam Pencapaian TPB/SDGs

RISET 32-34Kesuburan Perairan Teluk Pria Laot Sabang

WartaMenghadirkan Insan Kelautan dan Perikanan Berkualitas

Polem Laot that luah, bek sampoe eungkot meuhai lage yum meuh

FAKULTAS 36-37FK Unsyiah Serius Atasi Stuntingdi Aceh

ENGLISH 38-39Unsyiah and BNN Agree to Build Anti-Narcotics Millennial Generation

MUTU 42-43Konektivitas Perilaku Insan Pendidikan dan Optimalisasi Mutu

RELIGIA 40-41Mesin Waktu dalam Pandangan Islam

KABAR 46Rudiantara Ajak Mahasiswa Berantas Hoaks

Unsyiah Juara Nasional Debat Konstitusi Mahasiswa

SAGOE POLEM

Karena Pak Dayan meninggal, akhirnya kami tercerai-berai. Saya kembali ke MIPA. Padahal sebelum berangkat, kami sudah buat kontrak bersedia untuk dipindahkan ke fakultas yang

baru (FKP).

Prof. MuchlisinCover depan: diver_scuba_wallpaper

Page 4: MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/Warta-Unsyiah-April-C.pdf · Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia, khususnya di Aceh

EDISI 234 . APRIL 2019 EDISI 234 . APRIL 2019

EDUKASI 7

(KKP) terus mendorong pertumbuhan

sektor kelautan dan perikanan dengan

berbagai kebijakan. Kebijakan KKP

tersebut dituangkan dalam tiga pilar,

yaitu kedaulatan, keberlanjutan, dan

kesejahteraan. Indonesia harus mandiri

dalam mengelola dan memanfaatkan

sumber daya kelautan dan perikanan.

Hal tersebut dengan memperkuat

kemampuan nasional untuk melakukan

penegakan hukum di laut demi

mewujudkan kedaulatan secara

ekonomi. Langkah ini dilakukan melalui

pengawasan pengelolaan Sumber Daya

Kelautan dan Perikanan (SDKP) dan

sistem perkarantinaan ikan, pengendalian

mutu, keamanan hasil perikanan, dan

keamanan hayati ikan.

Selain itu, Indonesia dapat mengadopsi

konsep blue economy dalam mengelola

dan melindungi sumber daya kelautan

dan perikanan secara bertanggung

jawab dengan prinsip ramah lingkungan.

Langkah-langkah itu dilakukan dengan

pengelolaan ruang laut, pengelolaan

hayati laut, keberlanjutan sumber daya

dan usaha budidaya perikanan, serta

penguatan daya saing produk hasil

kelautan dan perikanan. Kesejahteraan

rakyat Indonesia dapat diwujudkan

dengan mengelola sumber daya

kelautan dan perikanan untuk mencapai

kemakmuran.

Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia,

khususnya di Aceh merupakan salah

satu sektor yang mampu meningkatkan

pertumbuhan ekonomi. Kondisi maritim

Aceh tergolong cukup potensial. Aceh

memiliki garis pantai sepanjang 1.660

Km dan luas wilayah perairan laut

mencapai 295.370 Km persegi. Secara

geografis, posisi laut Aceh sangat

strategis karena menjadi salah satu pintu

masuk utama Indonesia serta belahan

dunia timur, terutama dari India, Timur

Tengah, Afrika, hingga wilayah Eropa.

Hal tersebut tersebut memicu Universitas

Syiah Kuala (Unsyiah) membuka

konsentrasi keilmuan bidang kelautan

dan perikanan yang kemudian menjadi

Fakultas Kelautan dan Perikanan (FKP).

Pakar Kelautan dan Perikanan Indonesia,

Indonesia merupakan negara

kepulauan terbesar di dunia yang

terdiri dari 17.499 pulau dengan luas

wilayah perairan 3.257.483 Km persegi.

Hal ini membuat Indonesia berpotensi

menjadi poros maritim dunia yang

besar, kuat, dan makmur. Selain itu,

juga mewujudkan pemerataan ekonomi

negara dengan memberdayakan potensi

maritim.

Mewujudkan Indonesia sebagai negara

poros maritim dunia dapat dimulai dengan

pembangunan proses maritim dari aspek

infrastruktur, politik, sosial budaya,

hukum, keamanan, dan ekonomi. Demi

merealisasikan cita-cita tersebut, terdapat

lima pilar konsep maritim.

kedaulatan maritim merupakan syarat

mutlak agar Indonesia dapat menjadi

poros maritim dunia.

Indonesia memiliki empat dari sembilan

choke point yang ada di dunia. Choke

point adalah istilah dalam militer yang

mengacu pada kondisi geografis suatu

wilayah yang harus dilalui oleh pasukan

dengan cara mengurangi kekuatannya

agar dapat melewati kawasan tersebut.

Empat choke point tersebut adalah Selat

Malaka, Selat Makassar, Selat Sunda, dan

Selat Lombok. Keempat selat tersebut

sering dijadikan sebagai jalur pelayaran

internasional.

Kementerian Kelautan dan Perikanan

POROS MARITIMMENGUATKAN EKONOMI RAKYAT

Pilar pertama adalah membangun

kembali budaya maritim Indonesia.

Pilar kedua berkomitmen menjaga

dan mengelola sumber daya laut

dengan fokus membangun kedaulatan

pangan laut melalui pengembangan

industri perikanan dan menempatkan

nelayan sebagai pilar utama. Pilar

ketiga berkomitmen mengembangkan

infrastruktur dan konektifitas maritim

dengan membangun tol laut,

pelabuhan laut, logistik, dan industri

perkapalan serta pariwisata maritim.

Pilar keempat mengajak semua mitra

Indonesia untuk bekerja sama di bidang

kelautan, dan pilar kelima membangun

pertahanan maritim. Dari kelima pilar

tersebut, pertahanan maritim atau

Prof. Dr. Rokhmin Dahuri dalam seminar

dan diskusi yang diselenggarakan

FKP Unsyiah mengatakan, Indonesia

memiliki potensi ekonomi kelautan yang

sangat besar, tetapi belum seluruhnya

digarap dengan maksimal. Dalam

seminar dan diskusi yang bertemakan

‘Penguatan Konsep Poros Maritim untuk

Kemakmuran Bangsa dan Negara’

tersebut, Rokhmin Dahuri memaparkan

Indonesia membutuhkan inovasi iptek

dan manajemen profesional agar

keuunggulan ini dapat ditrasformasikan

menjadi keunggulan kompetitif dan

menjadi mesin pertumbuhan ekonomi

Indonesia. Terlebih lagi, potensi ekonomi

kelautan Indonesia mampu menyerap

begitu banyak lapangan pekerjaan.

Oleh sebab itu, ia berharap semua

elemen termasuk dunia pendidikan dapat

memberikan sumbangsih berarti agar

potensi ini dapat digarap dengan baik.

Sebab menghadirkan potensi terbaik dan

saling bekerja sama adalah salah satu

cara memajukan bangsa. []

6 EDUKASI

Aceh memiliki garis pantai sepanjang 1.660 Km dan luas wilayah perairan laut mencapai 295.370 Km persegi.

Page 5: MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/Warta-Unsyiah-April-C.pdf · Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia, khususnya di Aceh

EDISI 234 . APRIL 2019 EDISI 234 . APRIL 2019

MAHASISWA 9

Angka terumbu karang yang rusak

di lautan Indonesia tergolong

tinggi. Sementara kehidupan

laut sangat bergantung pada jumlah

terumbu karang. Laporan status karang

Indonesia tahun 2018 yang diterbitkan

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

(LIPI) menyebutkan status terumbu karang

dalam kategori sangat baik di Indonesia

hanya 6,56 persen dengan jumlah 70

site. Sementara yang buruk sekitar

36,18 persen dengan jumlah 386 site.

Sementara lainya, diisi dengan kategori

baik dengan jumlah 245 site atau 22,96

persen dan kategori cukup sebanyak 366

site atau 34,3 persen.

Di Aceh sendiri terumbu karang yang

kondisi baik semakin berkurang.

Banyaknya sampah serta pembuangan

limbah di lautan menjadi penyebab

terbesar rusaknya terumbu karang. Maka

dari itu, ekosistem terumbu karang harus

diperbaiki, ditata, dan diperbaharui.

Unit Kegiatan Mahasiswa Ocean Diving

Club (UKM ODC) Unsyiah punya caranya

sendiri dalam memberikan kontribusi

Beberapa kecamatan yang menjadi

fokus ODC dalam program reef check

adalah Kecamatan Krueng Raya (Lhok

Mee, Ahmad Rhangmanyang, Benteng

Inong Bale) dan Kecamatan Peukan

Bada (Pulau Tuan, Lhok Mata Ie, Lhok

Keutapang, Pulau Bate Timur, Pulau Bate

Barat). Wilayah tersebut merupakan lokasi

tetap pemantauan terumbu karang oleh

Ocean Diving Club selama beberapa tahun

terakhir.

Zainuddin berharap data yang mereka

hasilkan tersebut nantinya dapat menjadi

bahan pertimbangan pihak pengambil

keputusan. Diharapkan kawasan tersebut

dapat menjadi kawasan konservasi

sebagai upaya perlindungan berbagai

makhluk bawah laut.

“Kondisi terumbu karang di beberapa

kawasan Aceh Besar semakin rusak.

Salah satu penyebabnya adalah

pembuangan limbah dan sampah

plastik ke laut yang menghambat proses

pertumbuhan terumbu karang. Jadi

kami berharap kawasan itu bisa menjadi

kawasan konservasi,” ujar mahasiswa

Fakultas Kelautan dan Perikanan (FKP)

Unsyah ini.

bagi kelestarian terumbu karang di Aceh.

UKM yang secara khusus bergerak di

bidang kelestarian pesisir laut, khususnya

di kawasan Aceh ini berusaha melahirkan

penyelam yang scientist dan intelektual.

Artinya penyelam yang bukan hanya

menyelam, tetapi penyelam yang

memberikan kontribusi bagi dunia bawah

laut.

“Jika penyelam biasa hanya menyelam

untuk menikmati pemandangan

bawah laut, kami menyelam dengan

mengaplikasikan ilmu yang kami miliki

untuk kelestarian dunia bawah laut,”

kata Zainuddin, Ketua ODC Unsyiah, saat

ditemui Warta Unsyiah beberapa waktu

lalu.

Program rutin yang dilakukan oleh

ODC adalah reef check, yaitu program

pengawasan terumbu karang yang

bertujuan mengumpulkan data terumbu

karang. Reef check sendiri merupakan

program pengawasan terumbu karang

yang dilakukan secara serentak di seluruh

dunia pada setiap tanggal 22 Oktober.

Reef Check Day ini telah berjalan selama

20 tahun dan ODC yang tergabung dalam

Jaringan Kerja Reef Check Indonesia

(JKRI) telah berpartisipasi sejak tahun

2009.

Zainuddin memaparkan, biasanya mereka

akan mendata jumlah dan kondisi terumbu

karang dan biota yang hampir punah

di kawasan Aceh Besar. Data tersebut

kemudian mereka olah dan analisis.

Hasilnya dikirim ke reef check Indonesia

untuk dimasukkan ke dalam database

terumbu karang Aceh, Indonesia. Database

tersebut juga bisa diakses oleh publik,

sehingga dapat dijadikan referensi untuk

penelitian atau keperluan lainnya.

OCEAN DIVING CLUB (ODC) UNSYIAH:

MENJAGA LINGKUNGAN HINGGA KE DASAR LAUT

8 MAHASISWA

Tidak semua anggota ODC bisa mengikuti

program reef check ini. Hanya mereka yang

lulus kompetensi yang dapat mengikuti

program ini. Pada awal masuk klub,

semua anggota harus mengikuti diklat

selama delapan bulan. Selama itu, mereka

diajarkan bagaimana cara menyelam

sambil melakukan pendataan terumbu

karang. Lalu mereka diuji kembali melalui

serangkaian tes yang disebut coral test.

Setelah dinyatakan lulus coral test, barulah

penyelam diizinkan mengikuti reef check.

Selain reef check, kegiatan lain yang

dilakukan ODC Unsyiah adalah transplantasi

terumbu karang. Transplantasi terumbu

karang merupakan salah satu teknik

pelestarian (rehabilitasi) terumbu karang

yang semakin terdegradasi dengan teknik

pencangkokan. Transplantasi terumbu

karang mempercepat regenerasi terumbu

karang yang telah rusak. Selain itu,

berfungsi untuk membangun daerah

terumbu karang baru yang sebelumnya

tidak ada.

Berbagai kegiatan tersebut sering kali

dilakukan ODC dengan menggandeng

lembaga lain, seperti Dinas Kelautan dan

Perikanan, jaringan kerja seperti Flora

Fauna International, serta jaringan dan

lembaga lain yang berhubungan dengan

kelautan dan perikanan.

“Program penggiat lingkungan seperti

ini harus terus berlanjut. ODC akan terus

menggaungkan, agar kita sadar dengan

pentingnya menjaga ekosistem laut,”

tutup Zainuddin.

Keseriusan mereka menjaga kelestarian

lingkungan pesisir laut, menjadikan ODC

meraih penghargaan di Unsyiah Fair pada

tahun 2014 dan 2018 di kategori program

lingkungan terbaik. []

Page 6: MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/Warta-Unsyiah-April-C.pdf · Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia, khususnya di Aceh

EDISI 234 . APRIL 2019 EDISI 234 . APRIL 2019

MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BERKUALITAS

Page 7: MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/Warta-Unsyiah-April-C.pdf · Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia, khususnya di Aceh

EDISI 234 . APRIL 2019 EDISI 234 . APRIL 2019

FOKUS12 FOKUS 13

Ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas adalah faktor penting dalam upaya pengelolaan potensi

sumber daya laut dan perikanan. Apalagi negeri ini memiliki potensi laut yang sangat besar. Luas laut Indonesia mencapai 5,8 juta Km2 dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada yaitu 81.000 Km.

Begitu pula dengan Aceh yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan potensi laut dan perikanan yang besar. Mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, Dr. Raihanah, M.Si., dalam opininya di Harian Serambi Indonesia menyebutkan, secara geografis Aceh sangat strategis.

Di wilayah barat selatan, Aceh berhadapan langsung dengan Selat Malaka. Sementara di wilayah utara dan timur, Aceh berbatasan dengan perairan Andaman. Garis pantai Aceh mencapai 2.666,27 Km dengan luas perairan mencapai 295.370 Km persegi. Potensi lestari ini diperkirakan mencapai 272,7 ribu ton per tahun.

Semua potensi ini memang harus dikelola dengan baik agar dapat membawa kemakmuran bagi masyarakat. Hal inilah yang mendorong Universitas Syiah Kuala untuk mendirikan Fakultas Kelautan dan Perikanan (FKP). Sebagai sebuah perguruan tinggi, Unsyiah memiliki tanggung jawab moril untuk mendidik generasi yang cerdas dan berkualitas dalam pengelolaan sumber daya laut tersebut.

Namun, tekad untuk melahirkan FKP tidaklah berjalan mudah. Dekan FKP Unsyiah, Prof. Dr. Muchlisin Z.A, S.Pi, M.Sc., bercerita bahwa sejarah lahirnya FKP ini telah melalui jalan panjang dan berliku. Inisiatif lahirnya fakultas ini telah dimulai sejak tahun 1997 di masa kepemimpinan Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Dayan Dawood.

Di tahun 1998, terbentuklah pusat studi bernama Marine Center.

Inisiasi dari Prof. Syamsul Rizal yang selanjutnya ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana Koordinat Kelautan dan Perikanan yang pertama.

“Jadi memang sudah ada grand design untuk membuat FKP sejak tahun 1997,” ungkap Muchlisin kepada Warta Unsyiah di ruang kerjanya.

Lalu pada tahun 2001, Prof. Dayan Dawood mengirimkan sebanyak

23 dosen untuk belajar Marine Science di Universitas Sains Malaya (USM), Malaysia. Mereka disiapkan untuk menjadi dosen jika FKP kelak terbentuk. Pada tahun 2003, keluarlah izin untuk mendirikan prodi Ilmu Kelautan yang kala itu masih bernaung di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Namun di tengah perjalanan, terjadilah peristiwa yang

mengejutkan civitas Unsyiah. Prof. Dayan Dawood meninggal setelah ditembak orang tak dikenal. Akibatnya program ini tidak terkoordinir dengan baik.

“Karena Pak Dayan meninggal, akhirnya kami tercerai-berai. Saya kembali ke MIPA. Padahal sebelum berangkat, kami sudah buat kontrak bersedia untuk dipindahkan ke fakultas yang baru (FKP),” ujar Prof. Muchlisin.

Meski demikian, tekad untuk mendirikan fakultas masih tetap berlanjut. Tahun 2009, diusulkan membentuk prodi baru yaitu Budidaya Perairan. Mengingat kehadiran prodi Ilmu Kelautan belum mampu memenuhi kebutuhan tenaga ahli bidang kelautan dan perikanan secara menyeluruh.

Hal ini dikarenakan prodi ini lebih menfokuskan pada pengembangan ilmu dan teknologi kelautan, sehingga sektor perikanan sedikit terlupakan.

Setelah itu, Rektor Unsyiah membentuk sebuah koordinat (setingkat fakultas) untuk menaungi dua prodi tersebut, yaitu Ilmu Kelautan dan Budidaya Perairan. Lalu tahun 2011, lahirlah prodi Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan (PSP).

Semua upaya dan kerja keras untuk membentuk fakultas akhirnya terwujud. Pada tanggal 17 Januari 2014, Mendikbud mengeluarkan izin pembentukan FKP melalui Surat Keputusan Mendikbud RI No: 3 Tahun 2014. Prof. Adlim, M.Sc

ditunjuk menjadi Dekan FKP pertama di Unsyiah.

“Jadi ini benar-benar proses yang panjang. Hampir 15 tahun kita mengupayakan terbentuknya fakultas

ini,” ucap Muchlisin.

Meski tergolong fakultas termuda di Unsyiah, FKP ternyata mendapatkan respon positif dari masyarakat. Dengan semua keterbatasannya, FKP berhasil memberikan kontribusi berarti bagi masyarakat. Hal ini sesuai dengan semangat Prof. Dayan Dawood saat menginisiasi lahirnya fakultas ini. Kehadiran fakultas FKP diharapkan mampu menghadirkan insan-insan kelautan dan perikanan yang berkualitas. []

Sejarah lahirnya FKP melalui jalan panjang dan berliku. Inisiatif lahirnya fakultas ini dimulai sejak tahun 1997 di masa kepemimpinan Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Dayan Dawood.

Foto istimewa

Page 8: MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/Warta-Unsyiah-April-C.pdf · Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia, khususnya di Aceh

EDISI 234 . APRIL 2019 EDISI 234 . APRIL 2019

FOKUS14 FOKUS 15

Tantangan terbesar Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala (FKP Unsyiah) adalah bagaimana fakultas ini dapat bekerja

optimal dengan fasilitas yang terbatas. Mengingat FKP adalah salah satu fakultas termuda di Unsyiah, sehingga ada banyak hal yang masih dalam tahap penyesuaian.

Meski demikian, FKP Unsyiah berupaya memaknai kehadirannya dengan memberikan kontribusi positif baik di tingkat universitas maupun bagi masyarakat luas. Dekan Fakultas FKP Unsyiah, Prof. Dr. Muchlisin, M.Si., mencontohkan bagaimana peran FKP cukup signifikan terkait publikasi ilmiah Unsyiah. Padahal jumlah dosen di

fakultas ini hanya 30 orang. Jauh jika dibandingkan jumlah dosen di fakultas lain.

“Apalagi kalau dilihat rasio jumlah publikasi berbanding dengan jumlah dosen, maka FKP termasuk yang paling tinggi,” ujarnya.

Selain itu, FKP juga turut berkontribusi dalam upaya mengoptimalkan potensi laut dan perikanan di Aceh. Kepakaran yang dimiliki oleh beberapa dosen FKP, kerap menjadi rujukan atau bahan pertimbangan bagi Pemerintah Aceh dalam menyusun kebijakan di bidang kelautan dan perikanan.

“Misalnya dalam penyusunan tata ruang wilayah pesisir dan mengidentifikasi potensi migas, kita terlibat di sana. Begitu pula dalam penyusunan Pergub, khususnya untuk pengentasan kemiskinan nelayan. Kita sering dimintai pendapatnya,” ungkap Muchlisin.

Oleh sebab itu, FKP terus menguatkan institusinya agar bisa memberikan kontribusi yang lebih besar. Dari segi infrastruktur, saat ini FKP Unsyiah telah memiliki gedung baru yang mampu mendukung 60-70 persen kinerja FKP.

Meski demikian, Muhclisin menilai fakultas ini belum ideal dari sisi struktural. Idealnya FKP harus memiliki minimal lima program studi. Selain tiga prodi yang telah ada, yaitu Ilmu Kelautan, Budi Daya Perairan, dan Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan (PSP). Fakultas ini membutuhkan dua prodi lain, yaitu Manajemen Sumber Daya Perairan dan Pengolahan Hasil Perikanan.

“Dua prodi ini sangat penting dan hal itu sudah dalam master plan kita. Termasuk dalam visi misi saya saat pencalonan menjadi dekan dulu,” ungkapnya.

Sementara dari sisi kurikulum, mahasiswa FKP dirancang untuk menguasai soft skill yang dapat menjadi bekal mereka setelah lulus nanti. Bahkan, Muchlisin berani menjamin dengan soft skill yang mereka miliki, maka setiap alumni FKP terjamin lapangan kerjanya. Atau setidaknya ia mampu mencukupi kehidupannya sendiri.

“Saya yakin tidak ada mahasiswa FKP yang menganggur, pasti mereka dapat bekerja. Atau mempekerjakan orang lain,” tegasnya.

Namun, yang paling menarik adalah bagaimana FKP Unsyiah mendidik mahasiswanya untuk lebih terbuka pikirannya terhadap permasalahan kelautan maupun perikanan. Mereka berani menjawab permasalahan tersebut sesuai disiplin ilmu yang telah mereka tekuni.

Seperti pengakuan dari Muhammad Iqbal salah satu alumni jurusan Ilmu Kelautan FKP Unsyiah angkatan 2010. Awalnya Iqbal sama sekali tidak menduga bahwa ilmu kelautan itu sangat menarik. Di FKP, ia belajar banyak tentang kimia laut, permodelan dasar laut serta arus angin.

“Nah, di FKP juga kita diajari renang dan diving. Itu skill wajib yang harus dimiliki dan sangat bermanfaat sekali,” ujarnya.

Dengan ilmu kelautan yang telah dimilikinya, Iqbal pun menjadi lebih sensitif terkait isu-isu kelautan. Seperti ketika kasus paus terdampar di Alue Naga beberapa waktu lalu. Iqbal mencari tahu penyebabnya yang kemudian ia tuliskan di blognya.

“Selain itu, saya juga berupaya melawan hoax di dunia kelautan. Seperti kasus

rip current atau arus pecah yang sering dipahami orang secara keliru,” ujarnya.

Begitulah perjalanan FKP Unsyiah. Walau perlahan tapi berupaya memaknai kehadirannya untuk memberikan manfaat bagi universitas maupun masyarakat luas. Meski tergolong fakultas muda, FKP telah mampu berkontribusi secara nyata. []

Apalagi kalau dilihat rasio jumlah publikasi berbanding dengan jumlah dosen, maka FKP termasuk yang paling tinggi.

FAKULTAS MUDA DENGAN KONTRIBUSI NYATA

Page 9: MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/Warta-Unsyiah-April-C.pdf · Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia, khususnya di Aceh

EDISI 234 . APRIL 2019

PAKAR16 PAKAR 17

Menjadi negara kepulauan terbesar di dunia merupakan anugerah tak

ternilai bagi Indonesia. Negeri ini memiliki 17.500 pulau dengan luas perairan 8.8 juta Km² serta panjang garis pantai mencapai 100.000 Km. Alasan inilah yang membuat Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Keunggulan ini menjadikan Indonesia memiliki

Butuh Kerja Sama untuk Memaksimalkan Potensi Laut

PAKAR KELAUTAN DAN PERIKANAN | Prof. Dr. Syamsul Rizal

potensi laut sangat besar, begitu juga dengan Aceh.

Berikut ini, wawancara khusus Warta Unsyiah bersama pakar kelautan dan perikanan Indonesia, Prof. Dr. Syamsul Rizal, terkait potensi laut Aceh. Beliau juga merupakan guru besar Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala (FKP Unsyiah).

Bagaimana Anda melihat potensi laut Aceh?

Provinsi Aceh salah satu kawasan yang memiliki sumber daya kelautan sangat besar dan layak menjadi poros maritim Indonesia di wilayah barat. Dengan luas kawasan laut mencapai 295 ribu Km² dan panjang garis pantai mencapai 2.666 Km. Selain itu, Aceh juga memiliki lembaga

Panglima Laot yang fokus menjaga keberlangsungan dan keberlanjutan kehidupan kelautan dan perikanan di Aceh.

Secara geografis apa posisi Aceh sangat menguntungkan?

Secara geografis Provinsi Aceh sangat strategis di sektor kelautan. Diapit oleh Selat Malaka, Samudera Hindia dan pantai utara yang berbatasan dengan Laut Andaman, yang secara scientific tiga wilayah lautan Aceh ini perilaku lautnya berbeda. Perilaku laut yang ada di Aceh ini secara scientific sangat menarik untuk kita pelajari, sehingga ke depannya dapat di manfaatkan secara ekonomi dan sangat menguntungkan untuk perekonomian Aceh

Apa yang harus dilakukan Unsyiah agar manfaat dari potensi laut ini dapat dirasakan seluruh masyarakat?

Kita harus serius dalam melakukan eksplorasi laut dengan melibatkan kerjasama antara pemerintah, perguruan tinggi dan peran aktif masyarakat. Unsyiah melalui Fakultas

Kelautan dan Perikanan menjadi salah satu pelopor dalam melahirkan generasi pembangunan kemaritiman di Aceh dan Indonesia. Di samping itu, dengan panjang bibir pantai yang langsung berbatasan dengan laut, Aceh memiliki potensi ekonomi yang sangat tinggi di sektor budidaya laut (aquaculture). Jika ini digarap secara serius oleh pemerintah, berpotensi ekonomi yang sangat tinggi dan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak.

Bagaimana dengan peran pemerintah sejauh ini, menurut Anda?

Peran pemerintah sebagai pemilik modal dapat membeli kapal-kapal besar dengan teknologi modern untuk melakukan penangkapan dengan daya jelajah yang tinggi. Nantinya kapal tersebut juga dapat berfungsi sebagai patroli keamanan laut Indonesia dari pencurian ikan dengan melibatkan anggota TNI AL. Selain itu, juga dapat menjadi tempat bekerja para nelayan yang telah melalui pelatihan-pelatihan. Sehingga nantinya para nelayan mampu bekerja di industri perikanan

darat yang di bangun secara modern. Para dosen dan mahasiswa dari perguruan tinggi juga dapat melakukan penelitian dan pendidikan di laut.

Jadi dibutuhkan kerja sama semua pihak agar potensi laut kita dapat dieksplorasi lebih baik?

Jika ketiga elemen, pemerintah, masyarakat, dan perguruan tinggi menjalin kerja sama dengan baik, maka sektor laut kita dapat dieksplorasi lebih maksimal dengan tetap menjaga keberlangsungan ekosistem laut. Ini tentu saja dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah. Di samping itu, juga dapat menjadi sarana penelitian yang efektif bagi universitas. Dengan kerja sama dari ketiga elemen ini, diharapkan hasil laut kita dapat diperoleh lebih maksimal dan tetap menjaganya agar lestari. Hasil tangkapan yang melimpah dari laut dan hasil budidaya juga dapat menumbuhkan industri perikanan dan kelautan, pariwisata serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. []

EDISI 234 . APRIL 2019

Page 10: MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/Warta-Unsyiah-April-C.pdf · Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia, khususnya di Aceh

EDISI 234 . APRIL 2019 EDISI 234 . APRIL 2019

PENGABDIAN 19

Bina Antarbudaya chapter Banda Aceh dan Indonesian YES Alumni Association (IYAA), bekerja

sama dengan Syiah Kuala University Debating Club (UDC) dan Flower Aceh menyelenggarakan kemah pelatihan pemberdayaan perempuan dengan tema HOPE (Home to Opportunity and Practical Equality)”.

Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, 8-10 Maret 2019 yang mengambil tempat di kawasan wisata berbasis masyarakat, Gampong Nusa, Kecamatan

tentang isu kesetaraan gender antara wanita dan laki-laki kepada para pelajar SMA di Aceh. Ini merupakan isu penting terlebih lagi jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan terus bertambah.

Selama tiga hari pelatihan, peserta disuguhkan dengan materi-materi yang disampaikan oleh para pakar. Materi-materi tersebut seperti, kiat memulai usaha bisnis yang disampaikan oleh Sri Ramadhani S.T., konsep dasar gender dan pentingnya keterwakilan wanita dalam sistem kepemerintahan oleh Suraiya

Kamaruzzaman, S.T., L.LM., M.T., serta posisi wanita dalam perspektif Islam yang disampaikan Ustaz Masrul Aidin bin Muhammad Ismy, Lc.

Menurut Emily G. Abraham selaku perwakilan Kedutaan Besar Amerika Serikat yang ikut hadir, ia merasa jika acara ini sangat menginspirasi. Ia juga senang diberi kesempatan untuk berjumpa dengan para peserta.

“I was so inspired by all of you! Thank you for the opportunity to meet you!” imbuhnya melalui pesan Instagram.

HOPE: KESETARAAN GENDER ANTARA WANITA DAN LAKI-LAKI

memanfaatkan limbah organik. Kegiatan ini juga melibatkan ibu-ibu desa yang tergabung dalam Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Gampong Nusa. Selain menjalin silaturahmi, kegiatan ini juga untuk mengasah kreativitas.

Dalam kegiatan ini juga dibagikan penghargaan kepada peserta dengan esai terbaik dan pemenang simulasi debat parlementer. Untuk kategori The Best Essay dan The Most Outstanding Essay masing-masing diberikan kepada Citra Aulia dan Meutia May Oryza yang berasal dari MAN Insan Cendekia Aceh Timur.

Sedangkan untuk kategori The Honorable Mention Essay diberikan kepada Syarifah Naila Fitri (SMAN 10 Fajar Harapan) dan Latifanny Yulanar (MAT Daarut Tahfiz). Sementara untuk simulasi debat parlementer dimenangi oleh tim yang terdiri dari Rawdlatul Jannah (SMAN 10 Fajar Harapan), Rana Sulthanah Ridhwan (MA Ruhul Islam Anak Bangsa), dan Salshabila Nadya (SMA N Modal Bangsa Arun). []

Kesan sama juga diucapkan Nuraini, siswi SMA Negeri 2 Bandar Bener Meriah, “Program HOPE ini dapat memotivasi wanita-wanita Indonesia agar tetap berkarier dan membuka wawasan kita dalam berbagai bidang agar terciptanya kesetaraan gender di Indonesia.”

Peserta juga berkesempatan untuk melakukan simulasi debat parlementer yang difasilitasi oleh klub debat Universtias Syiah Kuala.

“Debat selama ini telah menjadi wadah terciptanya diskursus isu kesetaraan gender yang eksklusif, terutama di tengah sikap masyarakat yang kurang welcome terhadap isu tersebut. Oleh karenanya, pendekatan melalui kompetisi debat, merupakan langkah yang strategis untuk menciptakan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesetaraan gender,” ujar Muhammad Iqhrammullah, selaku pendiri klub.

Di akhir kegiatan, peserta diajak untuk membuat kerajinan tangan berbagai bentuk hiasan bunga dengan

18 PENGABDIAN

Lhoknga, Aceh Besar. Sebanyak 24 pelajar perempuan dari berbagai SMA/sederajat se-Aceh mengikuti kemah pelatihan tersebut. Mereka mengikuti ini setelah melalui tahapan seleksi administrasi dan pengumpulan esai secara online.

HOPE merupakan kegiatan yang sebagian besar didanai oleh American Councils melalui Program Hibah Alumni YES (YES Alumni Grant) yang diusulkan oleh saya sendiri. Acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih dalam

RATU AISYAH CHAIRUNISAMahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Unsyiah/KL-KL-YES 2014-2015, Ann Arbor, Michigan (USA)

Page 11: MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/Warta-Unsyiah-April-C.pdf · Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia, khususnya di Aceh

KREATIF20 KREATIF 21

Sajak Cinta untuk Bumi Kabar dari BumiAku bukanlah aktivis hebatYang sanggup berkoar layaknya demonstranTapi aku adalah segelintir korbanYang hanya sanggup protes lewat seuntai tulisanTentang sendu tangisan bumi di pelopak bunga tanpa senyuman

Dalam jerit sendu berbisik bumi padakuTentang hilangnya harum embun di pagi hariDan lenyapnya aroma menggoda bumi ketika senja menghinggapiTapi siapa yang mau peduli, semua seakan acuh akan kondisi

Dalam jeritan yang semakin menjadiTerdengar parau suaranya kembali berbisik tentang petuah rentanya kondisi bumiDia berpesan;Agar manusia tak menyelaraskan ambisi dengan kesanggupan bumiSayang, anak cucu tak dapat warisan dari kami

Dengar, cobalah peka dan mulai menghargaiJangan jadikan tubuh kami bagaikan lautan api yang kau bakar seenak hatiAir sebagai sumber kehidupan juga kau cemariDan yang parahnya lagi lekuk tubuh kami juga ikut kau tikam mati

Dari bahan peledak yang kau tanamiDengan maksud memperkaya diri dipersetan ambisi

Tolong, kami memohon kepada engkau yang bergelarkan khalifah bumiBertindaklah layaknya manusia yang penuh dengan norma manusiawiAku tak ingin ozon kian menipis yang akan menimbulkan cambuk panas matahariUdara yang kau hirup juga akan mengganggu respirasi karena paru-paru kami juga ikut kau tebangiDan aku kembali khawatir tentang lenyapnya warisan untuk anak cucu nanti

Wahai saudaraku penduduk bumiBisik sendu tangisan bumi kian meratapiMari kita peduli dan instropeksi tentang apa yang melukai bumiTersebab karena ulah kita sendiriYang tak berperan layaknya gelar khalifah yang sudah kita sandangi

Wahai bumi tempat kami berpijak kakiSungguh indah pesona engkau akan cipta IllahiBerhentilah menjerit untuk menangisi manusia yang tak peduliKarena aku dan seuntai sajak iniMerupakan segelintir penduduk bumi yang masih peduliDengan jeritan sendu bisikkan bumi

Banda Aceh, 2 April 2018

Kami harus menarik napas dalam-dalamSembari menahan sesak dan emosi agar tak menghembus benciMenumpahkan sumpah serapah berwujud bencanaKami ingin mengabarkanSekelumit masalah di muka berdarah iniTentang manusia yang tak lagi menghargaiTempat, kebutuhan serta kenyamanan yang telah kami beriDi atas tubuh renta ini

Mereka tak lagi mencintai tubuh renta kamiEngkau bisa melihat kehidupan mereka penuh dengan perselisihanMenginjak-injak tubuh kami dengan angkuhTak sedikitpun berperi Bertolak dari makna seorang khalifah berhati nurani

Huuuuf …Kami hanya bisa bernapas pasrahKetika dihujani ambisi birahi manusiaMemperkosa setiap lekuk tubuh kamiDemi kepentingan pemuasan nafsu pribadi

Mereka tak segan menelanjangi tubuh kami berdalih pembangunanPengeboran, pengeboman, penebangan dan pembakaran berdalih pengembanganLagi mengatasnamakan kepentingan rakyat padahal laknat

ARMIYAMahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Unsyiah,angkatan 2016

Namun, mereka luput dari kesadaranBahwa mereka hanyalah penumpang yang sedang memancing Amarah Tuhan

Mereka memang sedang mengundang bencanaMelakukan pengeboran dengan serakah tersebab Kilau tambang yang membutakan mataMelakukan penebangan dan pembakaran secara brutal telah mengundangHitam pekat udara kematian yang menyesakkan dada lantas matiMelakukan pengeboman di dasar lautan Mereka tak sadar sedang mengundang gelombang pekat kehitamanYang siap menyapu rata tanpa pilih siapa dia

Tubuh kami tak lagi murni Terjamah oleh tangan-tangan serakahTubuh kami tak lagi asriDinodai oleh mereka yang tak lagi punya nuraniTubuh kami tinggal menunggu mati

Tak ada lagi tanah surga untuk negeri iniLewat kabar ini, kami menegaskan bahwa ini bukan sekadar ancaman, basa-basi, atau bahkan mimpi Tapi ini akan benar-benar terjadi.

Banda Aceh, 10 Mei 2019

EDISI 234 . APRIL 2019EDISI 234 . APRIL 2019

Page 12: MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/Warta-Unsyiah-April-C.pdf · Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia, khususnya di Aceh

PROFIL 23

Nana tak pernah mengira bahwa akhirnya ia akan menjadi atlet selam. Sebab

sejak kecil, ia tidak pernah belajar renang apalagi menyelam. Nana lahir di Sigli tepatnya di daerah Rambong, 7 April 1992. Ia tumbuh besar di dataran tinggi Gayo, Takengon. Praktis hidupnya jauh dari sungai apalagi laut.

Sentuhan pertamanya pada dunia selam justru saat ia masuk kuliah di

tuanya pun mendukung. Ditambah lagi ada kerabat mereka yang kuliah di FKP IPB. Setelah kuliah, Nana kemudian bergabung di salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) FKP Unsyiah yaitu Ocean Diving Club (ODC). Di mana salah satu syaratnya adalah setiap calon anggota harus mendapatkan izin dari orang tua mereka.

“Di ODC itu ada namanya kontrak kematian yang harus ditandatangani. Jadi kalau ada apa-apa sudah ada tanda tangan orang tua,” ujarnya.

Surat tersebut dihantarkan Nana kepada kedua orang tuanya. Berbeda dengan keputusan sebelumnya, untuk hal ini ibunya menentang keras. Sebagai anak, Nana memahami keputusan ibunya tersebut. Ibu khawatir karena ia seorang perempuan dan dunia selam menurutnya cukup berisiko.

Sementara ayahnya, memberikan kepercayaan penuh kepada Nana untuk menjadi penyelam. Walau ayahnya tidak tahu persis dunia selam itu seperti apa. Maka kepercayaan ini menjadi motivasi tersendiri bagi Nana. Malang, dua tahun lalu ayahnya telah pergi meninggalkannya.

“Ayah enggak tahu apa-apa. Tapi kalau pulang, Ayah senang lihat foto-foto atau video Nana nyelam,” kenangnya.

Untuk itulah, Nana berupaya untuk membuat orang tuanya bangga. Di ODC, Nana serasa menemukan dirinya. Selama menyelam ia

menemukan ketenangan. Bahkan, menyelam telah menjadi tempat pelampiasan perasaannya jika sedang marah atau sedih.

“Di bawah air itu nyaman. Enggak ada suara berisik. Cuma gelembung udara sama ikan. Enggak ada suara manusia,” ujarnya.

Di ODC, kemampuan menyelam Nana semakin terasah. Ia pun berhasil meraih sertifikasi Association of Diving School (ADS) yang salah satu syaratnya mampu menyelam di kedalaman 50 meter. Lalu seorang senior di ODC, mengajaknya untuk bergabung menjadi atlet. Sebab di ODC anggotanya memang tidak dilatih untuk menjadi atlet, tapi menjadi saintis.

Nana menerima tawaran tersebut karena ia merasa tertantang. Karena ketekunannya, berbagai prestasi besar berhasil diraihnya. Di tahun 2015, Nana berhasil meraih medali perak di Kejuaraan Sabang Open. Lalu di kejuaraan yang sama pada tahun 2016 – 2017, Nana berhasil medali emas berturut-turut. Nana juga sukses meraih emas pada PORA XIII 2018.

Dunia selam telah banyak mengubah hidup Nana. Ia yang awalnya pemalu, kini menjadi lebih terbuka dalam bersosialisasi. Selam juga telah mendidik Nana menjadi lebih mandiri. Kini, ia diam-diam menyimpan satu impian besar dalam hidupnya. Nana ingin menjadi instruktur selam. Alasannya karena ia ingin olah raga ini diminati banyak orang termasuk kaum perempuan.

“Jadi kalau instrukturnya perempuan ‘kan lebih mudah menarik para perempuan untuk terjun ke dunia penyelaman,” ujarnya.

Semua pencapaian yang berhasil Nana torehkan, sebenarnya adalah buah dari keberaniannya untuk keluar dari zona nyaman. Sekalipun terlahir jauh dari air dan sebagai perempuan, itu bukanlah hambatan karena ia berani mencoba. Wajarlah, jika akhirnya teman-teman sering meledek karena pilihan hidupnya itu.

“Banyak yang bilang, wah Nana Si Penyelam Tangguh. Saya diam saja, saya ambil positifnya saja,” pungkas Nana. []

Di bawah air itu nyaman. Enggak ada suara berisik. Cuma gelembung udara sama ikan. Enggak ada suara manusia

22 PROFIL

Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala. Nana yang sama sekali tidak bisa berenang, berupaya untuk memberanikan dirinya saat terjun ke air.

“Karena semester dua kami ada mata kuliah renang. Jadi mau gak mau wajib renang,” ucapnya.

Ketertarikan Nana pada olah raga air ini sebenarnya sederhana saja. Semua bermula saat ia menyaksikan

acara di sebuah televisi tentang dunia laut. Entah mengapa, ia begitu antusias saat menyaksikan orang menyelam. Menyaksikan keindahan aneka ragam biota laut langsung di dasar laut.

“Kayaknya keren banget kalau nyelam di antara karang-karang laut,” ujarnya.

Hal inilah yang memotivasinya untuk masuk ke FKP Unsyiah. Orang

PEREMPUAN TANGGUHDI BAWAH LAUTPEREMPUAN TANGGUHDI BAWAH LAUT

Nana DelinaAtlet Selam dan Alumni Ilmu Kelautan FKP Unsyiah Angkatan 2010Peraih Medali Emas pada PORA XIII dan Sabang Open (2016-2017)

EDISI 234 . APRIL 2019 EDISI 234 . APRIL 2019

Page 13: MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/Warta-Unsyiah-April-C.pdf · Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia, khususnya di Aceh

Mr. Eng. Yeaser Albakri (Project Manager, Operations Department SFD) dan Mr. Eng. Mohammad Alrashed (The Saudi Fund for Development) kembali mengunjungi Unsyiah dalam rangka melihat penyelesaian pembangunan 3 gedung fakultas di Unsyiah.

Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, meresmikan Ruang Adnan Ganto Multimedia Center yang berada di lantai I Perpustakaan Unsyiah. Peresmian ruangan itu ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng dan Dr. HC. Adnan Ganto.

Universitas Syiah Kuala menjalin kerja sama dengan Kobe University dalam bidang pengembangan pendidikan di kedua universitas tersebut. Kesepakatan ini ditandatangani oleh Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng dengan Dekan Fakultas Teknik Kobe University Prof. Dr. Tomiyama Akio di Ruang Mini Rektor Unsyiah.

Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng membuka musyawarah kerja nasional Forum Nasional Sosial Masyarakat (Fornas Sosmas) ke VI BEM se-Indonesia di Gedung AAC Dayan Dawood.

Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., berbincang bersama Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Rudiantara usai seminar nasional di Gedung AAC Dayan Dawood.

Dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala, Dr. Sulaiman Tripa, SH., MH. merilis 44 buku secara serentak dalam berbagai judul dan genre. Ke-44 buku tersebut diluncurkan oleh Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., dalam acara khusus “Khanduri 44 Buku Baru Sulaiman Tripa” di Balai Senat Unsyiah.

Sebanyak 26 guru Malaysia yang tergabung dalam Majelis Guru Cemerlang Negeri Perak mengunjungi Unsyiah. Kunjungan ini disambut oleh Wakil Rektor Unsyiah Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Humas, Dr. Hizir, di Balai Senat.

Page 14: MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/Warta-Unsyiah-April-C.pdf · Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia, khususnya di Aceh

1.000 Atlet Bertanding di Unsyiah Games IV

SEBANYAK 1.000 atlet dari 13 cabang olahraga utusan seluruh fakultas di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) bertanding dalam Unsyiah Games IV, 21-26 April 2019.

Pekan olahraga mahasiswa antar fakultas di universitas tersebut dibuka langsung Rektor Unsyiah, Prof. DR. Ir. Samsul Rizal M.Eng., di lapangan sepakbola gelanggang mahasiswa, Darussalam, Banda Aceh, Minggu (21/4).

Samsul Rizal mengatakan kegiatan ini dapat meningkatkan prestasi atlet Unsyiah sekaligus ajang silaturrahmi dan persaudaraan. Rektor juga memotivasi para atlet untuk terus berupaya mencapai prestasi terbaik di berbagai event.

Pembukaan Unsyiah Games IV ini turut dihadiri Ketua Harian KONI Aceh, Kamaruddin Abubakar atau Abu Razak, Wakil Ketua III Bidang Litbang, Rayuan Sukma diwarnai atraksi beladiri atlet kempo Aceh dan drumband, sehingga berlangsung semarak dan meriah. Sebelumnya Ketua Panitia, Drs Nasir Ibrahim, mengatakan Unsyiah Games telah memasuki tahun keempat penyelenggaraannya. Bahkan, di tahun ini jumlah peserta meningkat pesat.

Tercatat 13 cabang olahraga yang dipertandingkan, yaitu atletik, basket, voli, bulutangkis, catur, futsal, karate, kempo, pencak silat, petanque, sepak takraw, tarung derajat dan tenis lapangan. Unsyiah Games IV sebagai ajang persiapan atlet Unsyiah menghadapi Pomda dan Pomnas 2019 dan tuan rumah pekan olahraga tiga negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand atau IMT-GT 2020. []

Page 15: MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/Warta-Unsyiah-April-C.pdf · Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia, khususnya di Aceh

SEHAT28 SEHAT 29

mengalami stres, maka emosional dan mentalnya pun akan tertekan.

Saat terjadi stres respon setiap orang pastinya berbeda-beda, ada yang tidak nafsu makan karena cemas, tetapi ada juga yang mengakibatkan pola makan yang tidak terkontrol. Makan yang terlalu banyak bukanlah hal yang tepat untuk menghilngkan stres, karena hal ini dapat mengakibatkan kelebihan berat badan dan penurunan sistem imun tubuh. Cara yang tepat menghilangkan stres ialah mengatur pola makan yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Mengonsumsi buah-buahan segar, sayuran serta variasi menu makanan sangat bagus dilakukan untuk sesorang yang kehilangan nafsu makan akibat stres.

Selanjutnya memperhatikan waktu dan istirahat yang cukup. Penggunaan waktu secara efektif dan efesien dapat meningkatkan produktifitas kerja, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan kelelahan fisik dapat dihindari. Dengan demikian waktu yang tersisa dapat di gunakan untuk istirahat. Tubuh membutuhkan istirahat yang cukup untuk memperbaiki sel-sel yang rusak sebelum digunakan untuk bekerja lagi. Jika tubuh mendapatkan istirahat yang cukup, stres akibat beban kerja pun dapat terhindari.

Hal lainnya yang dapat dilakukan adalah latihan fisik. Latihan fisik seperti olah raga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan daya tahan dan kekebalan fisik maupun mental. Olah raga dapat

dilakukan dengan cara jalan pagi, lari pagi minimal dua kali seminggu dan tidak perlu lama-lama yang penting menghasilkan keringat. Setelah itu mandi dengan air hangat untuk memulihkan kebugaran. Cara ini dapat mengurangi stres karena pikiran akan lebih tenang dan terasa nyaman setelah melakukan aktifitas fisik.

Stres dapat muncul ketika pikiran disibukkan oleh beban kerja yang menumpuk, suasana yang kacau, dan tempat yang penuh sesak. Dalam kondisi ini diperlukan ketenangan untuk menyeimbangkan kerja otak. Untuk mendapatkan ketenangan bisa dilakukan dengan cara meditasi. Yoga merupakan salah satu cara meditasi yang dilakukan oleh umat Hindu untuk mendapatkan ketenangan. Sedangkan bagi kaum muslim biasanya melakukan dzikir atau salat malam. Otak yang digunakan terus menerus dalam bekerja tentunya juga merasakan kejenuhan. Jika otak terus dipaksa dan tidak diberikan waktu untuk istirahat akan muncul stres. Oleh karena itu, ketenangan penting bagi setiap manusia. Agar hidup terasa lebih indah dan terhindar dari masalah kehidupan.

Stres bukanlah sebuah penyakit. Tetapi stres yang berkepanjangan dapat memicu timbulnya penyakit. Manajemen stres berfungsi sebagai langkah awal pencegahan diri ke tahap depresi. Oleh karena itu, diharapkan setiap individu mampu melakukan manajemen stres agar kesehatan dapat dipertahankan dengan baik.[]

Sedangkan perubahan pada kognitif (pengetahuan), orang yang mengalami stres akan menunjukkan penurunan konsentrasi, perhatian, dan kemunduran memori. Keadaan ini menyebabkan kesalahan dalam memecahkan masalah dan penurunan kemampuan dalam merencankan tindakan.

Pada individu yang bekerja, stres dapat menurunkan minat dan aktivitas kerja, penurunan energi, tidak masuk atau terlambat kerja, cenderung mengekspresikan pandangan sinis terhadap orang lain, dan tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan kepadanya. Jika keadaan ini berlanjut tanpa adanya pemulihan dapat mengacu terjadinya penyakit. Oleh karena itu, perlu diketahui bagaimana cara memanajemen stres agar seseorang terhindar dari stres.

Cara Menghadapi StresStres tidak dapat dihindari, tapi dapat dikendalikan dengan cara manajemen stres. Manejemen stres merupakan kemampuan seseorang untuk mengatasi gangguan mental dan emosional secara efektif. Tujuannya untuk memperbaiki kualitas hidup individu agar menjadi lebih baik. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan ketika stres datang menghampiri, yaitu kenali apa penyebab stres itu muncul, misalnya beban kerja yang terlalu berat. Setelah itu cari solusi yang tepat untuk mengatasinya. Jangan biarkan stres berlarut-larut dalam tubuh karena semakin lama seseorang

Setiap individu pasti pernah mengalami stress. Stres merupakan respon alamiah dari tubuh di saat

adanya tekanan. Stres yang dibahas di sini bukanlah berarti gangguan jiwa. Akan tetapi, stres tekanan emosional yang dialami seseorang karena suatu hal yang dapat mengancam dirinya. Munculnya stres dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti beban kerja yang terlalu banyak, kebutuhan ekonomi, kegagalan mencapai tujuan, ketakutan terhadap sesuatu hal, dan sebagainya.

Stres bersifat universal. Artinya semua orang dapat merasakan stres. Akan tetapi, cara pengungkapannya berbeda-berbeda. Sebagian orang mengungkapkannya dengan cara marah-marah. Tetapi, ada juga yang mencari solusi atau cara yang efektif untuk menghilangkan stres tersebut.

Jaga Kesehatan dengan Manajemen Stres

Jaga Kesehatan dengan Manajemen Stres

Respon terhadap StresBeban kerja yang begitu banyak membuat orang rentan terkena stres. Tak jarang stres dapat memengaruhi kondisi tubuh seseorang. Jika dibiarkan dapat mengganggu kesehatan. Saat terjadi stres, perlu diketahui bagaimana tubuh merespon untuk memberi tanda pada seseorang supaya adanya tindak lanjut dalam mengatasi stres tersebut. Respon tubuh ketika menghadapi stres dapat kita amati dari suara yang terdengar gemetar, keringat berlebih, cemas, susah tidur, mudah tersinggung, dan sebagainya.

NS. YELLI SUSTARINA, S.KEPAlumni Fakultas Keperawatan Unsyiah

Saat tubuh merasakan adanya stres, otak akan mengirim suatu pesan biokimia ke semua sistem tubuh, dan respon tubuh pun akan menunjukkan perubahan fisik seperti pernafasan meningkat, tekanan darah naik, detak jantung cepat, meningkatnya tegangan otot dan lainnya. Jika penyebab stres ini tidak segera diatasi maka tubuh akan mengalami tahap perlawanan, berupa perubahan emosional yang menunjukkan tanda-tanda seperti keletihan, ketakutan, dan ketegangan.

Stres bukanlah sebuah penyakit. Tetapi stres yang berkepanjangan dapat memicu timbulnya penyakit.“

EDISI 234 . APRIL 2019 EDISI 234 . APRIL 2019

Page 16: MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/Warta-Unsyiah-April-C.pdf · Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia, khususnya di Aceh

EDISI 234 . APRIL 2019 EDISI 234 . APRIL 2019

PERSPEKTIF30 PERSPEKTIF 31

Melirik Peran Kampusdalam Pencapaian TPB/SDGs

Hatee Rakyat Aceh dapat berkontribusi langsung terhadap upaya pencapaian TPB/SDGs di Indonesia dan khususnya Aceh. Kampus sangat berperan dalam pencapaian TPB/SDGs dan harus bisa menjadi pusat unggulan di bidang keilmuan sesuai dengan kompetensi intinya (core competence).

Diharapkan juga perguruan tinggi mampu untuk mengidentifikasi seluruh aktivitas kampus yang sudah sejalan dengan TPB/SDGs termasuk pengarusutamaan TPB/SDGs dalam kurikulum dan mata kuliah. Selain itu, juga mengembangkan kapasitas internal kampus, dan membangun rasa kepemilikan terhadap TPB/SDGs, identifikasi prioritas, peluang, dan gaps dalam pelaksanaan TPB/SDGs, serta memastikan internalisasi TPB/SDGs ke dalam strategi, kebijakan, dan rencana kerja universitas dapat terus berjalan dan ditingkatkan.

Pendidikan Berkualitas, Penelitian, dan Pengabdian Salah satu target penting dalam SDGs yaitu quality education atau kualitas pendidikan. Masalah pendidikan di Indonesia menjadi salah satu yang perlu dibenahi dan memerlukan pembangunan berkelanjutan. Indonesia membutuhkan pembenahan kualitas pendidikan untuk menjadi negara yang maju serta menciptakan Indonesia Hebat yang gemilang sesuai cita-cita bangsa Indonesia dari masa ke masa.

Adapun peran penelitian adalah menghasilkan rekomendasi kebijakan berbasis riset serta menghasilkan inovasi dan strategi; memonitor kemajuan pencapaian SDGs secara independen; mengutamakan SDGs dalam penelitian dan kebijakan; serta memfasilitasi dialog antar pemangku kepentingan.

Sebagai bentuk bukti bahwa perguruan tinggi memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan pencapaian SDGs di Aceh, Unsyiah seharusnya segera membentuk sebuah wadah think thank, yaitu pusat studi tentang SDGs atau SDGs Reseach Centre (SRC). SRC dibangun untuk membuat sebuah studi mengenai SDGs yang nantinya akan menghasilkan rekomendasi kebijakan pada pemerintah daerah. Aktivitas di pusat studi ini akan diisi dengan kajian independen, kerja sama penelitian dan publikasi, seminar, dan pelatihan.

SRC juga dapat menjadi mitra pemerintah dalam melakukan pendampingan proses penyusunan dokumen perencanaan misalnya RPJMD dan RPJMK. Ini sangat penting dilakukan untuk memastikan bahwa TPB benar-benar telah terintegrasi dalam kebijakan rencana dan program (KRP). Selain itu, SRC dapat melakukan pemantauan dan evaluasi untuk memonitor perkembangan dan pencapaian indikator dalam masing-masing tujuan TPB/SDGs, serta memberi rekomendasi dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) TPB/SDGs dan sebagainya. []

ke arah pembangunan berkelanjutan, yaitu sosial, ekonomi dan lingkungan hidup. SDGs dilaksanakan dengan prinsip-prinsip universal, integrasi, dan inklusif untuk meyakinkan bahwa tidak akan ada seorang pun yang terlewatkan atau no-one left behind.

Jika sebelumnya MDGs memiliki delapan tujuan yang ingin dicapai masyarakat

Setelah berakhirnya periode program Millennium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015,

sebanyak 193 kepala negara kembali hadir di Sidang Umum PBB. Sidang yang berlangsung pada 25 September 2015 ini, mendeklarasikan agenda pembangunan global baru yang dikenal dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Agenda pembangunan global ini untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yang dimulai sejak periode 2016 hingga 2030.

SDGs adalah kelanjutan dari MDGs, sebuah agenda pembangunan global yang cakupannya mendorong perubahan

ANWAR DELIDosen Prodi Agribisnis Universitas Syiah Kuala (Unsyiah)

Pemerintah Indonesia menyatakan kesiapan untuk ikut serta dan terlibat intensif. Pertimbangannya karena SDGs sangat sejalan dengan tujuan dan sasaran pembangunan yang sedang dilaksanakan di Indonesia. Komitmen Indonesia terlihat dengan penerbitan legal basis yang kuat, yakni Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di dalam setiap Kebijakan Rencana dan Program (KRP). Setiap Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) selalu diarahkan ke tujuan SDGs tersebut. Pengarusutamaan TPB/SDGs dalam RPJMN, RPJMD, hingga RPJMK, bertujuan agar SDGs dapat diimplementasikan pada tingkatan pusat dan daerah.

Dalam perjalanan mencapai tujuan TPB/SDGs yang meliputi pembangunan manusia, ekonomi, dan lingkungan, Indonesia menghadapi sejumlah tantangan. Di bidang sosial ekonomi, sejumlah isu penting terkait TPB/SDGs di antaranya pertumbuhan ekonomi, gejala deindustrialisasi, diversifikasi ekonomi, hingga cara penurunan tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran, akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan berkualitas.

Untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dengan efektif dan efisien, Indonesia mengedepankan prinsip pelaksanaan dengan inklusivitas. Prinsip ini melibatkan unsur pemerintah maupun nonpemerintah, seperti pelaku usaha, filantropi, organisasi masyarakat, juga akademisi dan perguruan tinggi agar semakin banyak masyarakat yang terlibat.

Peran Perguruan Tinggi Tridarma Perguruan Tinggi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) sebagai Jantong

global, maka SDGs mempunyai 17 tujuan dengan 169 capaian yang terukur dan tenggat yang telah ditentukan oleh PBB sebagai agenda dunia pembangunan untuk kemaslahatan manusia dan planet bumi. Keikutsertaan Indonesia dalam deklarasi ini bernilai penting dan strategis. Sebab SDGs sangat relevan dengan situasi dan kondisi Indonesia.

Masalah pendidikan di Indonesia menjadi salah satu yang perlu dibenahi dan memerlukan pembangunan berkelanjutan.

Page 17: MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/Warta-Unsyiah-April-C.pdf · Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia, khususnya di Aceh

RISET 33

Kekayaan alam bahari Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Sebagai negara kepulauan,

Indonesia dikenal memiliki keanerakaragaman hayati bawah laut yang melimpah. Salah satunya adalah sumber perikanan. Tetapi, penelitian terkait faktor yang memengaruhi sektor perikanan masih sangat minim dilakukan terutama di perairan ujung Pulau Sumatra.

Tingkat kesuburan suatu perairan

hara makro seperti nitrogen (N), fosfor (P) dan silica (Si) untuk proses fisiologi dan reaksi biokimia organisme tersebut.

Fitoplankton yang bertindak sebagai produsen utama dalam rantai makanan di perairan memengaruhi organisme lainnya pada trofik level lebih tinggi, di antaranya ikan. Fitoplankton memegang peranan penting pada siklus transfer energi yang terjadi di laut.

Kandungan klorofil yang dimiliki oleh fitoplankton memungkinkan organisme renik ini melakukan fotosintesis dan menghasilkan senyawaan karbon (CxHyOz) sebagai sumber energi bagi trofik level di atasnya.

Selain korofil, intensitas cahaya matahari dan ketersediaan nutrient (nitrat), seperti nitrogen, fosfor, dan silica, juga memengaruhi kelimpahan fitoplankton di suatu perairan. Para ahli kimia laut berpendapat bahwa pemetaan kelimpahan fitoplankton dan klorofil-a di suatu perairan dapat dijadikan referensi penentuan daerah penangkapan ikan yang potensial atau penentuan kebijakan pengelolaan perikanan tangkap.

Teluk Pria Laot merupakan perairan di Pulau Sabang yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memancing. Kapal-kapal nelayan yang tertambat di teluk menunjukkan bahwa daerah ini merupakan daerah penangkapan ikan yang potensial. Akan tetapi, ketersediaan informasi tentang tingkat kesuburan perairan Teluk Pria

Laot sangat jarang ditemukan. Oleh karena itu, Agustina et.al. (2017) melakukan kajian tentang status klorofil-a di perairan Teluk Pria Laot, Sabang.

Pengambilan sampel air dilakukan dengan cara horizontal kemudian dimasukkan ke dalam botol sampel gelap dan disimpan dalam coolbox. Prosedur analisis dilakukan dengan menyaring air sampel sebanyak 1 liter menggunakan kertas saring Whattman GF/C 42 µm dengan bantuan vakum pump. Kertas saring yang mengandung klorofil-a dibungkus dengan aluminium foil dan disimpan dalam freezer dengan suhu 4° C hingga tahapan berikutnya.

Kertas saring yang mengandung residu klorofil-a diekstrasi menggunakan aseton 90 persen sebanyak 10 ml dengan cara digerus. Sampel yang telah dihaluskan diinkubasi pada suhu 4° C selama 1 jam. Sampel kemudian dianalisis dan dibaca penyerapannya menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 630 nm, 645 nm, 665 nm dan 750 nm. Pengambilan fitoplankton dilakukan dengan cara metode penyaringan. Sebanyak 100 ml air sampel disaring menggunakan plankton net ukuran no.25. Hasil dari penyaringan tersebut dimasukkan ke dalam botol berukuran 100 ml dan kemudian ditambahkan 2-3 tetes formalin 4 persen.

Pengamatan plankton dilakukan menggunakan mikroskop dengan

metode lapang padang. Sampel diteteskan di atas kaca preparat kemudian diamati untuk menghitung jumlah fitoplankton yang ditemukan. Penentuan kelimpahan fitoplankton dilakukan dengan metode APHA dan identifikasi dilakukan menggunakan buku identifikasi plankton Plankton (Suthers dan Rissiks, 2009) dan Identifying Marine Phytoplankton (Hasle et.al., 1997).

Pengukuran konsentasi klorofil-a dilakukan dengan metode spektrofotometri. Hasil yang diperoleh dari kajian ini menunjukkan bahwa Perairan Teluk Pria Laot memiliki kelimpahan fitoplankton berkisar antara 3539,4-8687,3 ind/L dan konsentrasi klorofil-a berkisar 0,02-1,70 µg/L. Kedua parameter ini menunjukkan hubungan yang erat dengan intensitas cahaya matahari dimana nilai tertinggi dari kedua parameter tersebut tercapai saat intensitas cahaya matahari

SRI AGUSTINA, M.SDosen Program Studi Ilmu Kelautan,

Fakultas Kelautan dan Perikanan Unsyiah

KESUBURAN PERAIRANTELUK PRIA LAOT SABANG

32 RISET

dapat ditentukan berdasarkan konsentrasi klorofil-a yang tersedia. Klorofil-a merupakan pigmen yang terkandung dalam fitoplankton dan memegang peran penting pada proses fotosintesis. Konsentrasi klorofil-a dipengaruhi oleh kondisi perairan yang akan menentukan kemampuan fitoplankton untuk bertahan hidup dan melakukan proses fotosintesis. Millero dan Sohn (1992) menyebutkan bahwa fitoplankton memerlukan unsur

Teluk Pria Laot merupakan perairan di Pulau Sabang yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memancing.

EDISI 234 . APRIL 2019 EDISI 234 . APRIL 2019

Page 18: MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/Warta-Unsyiah-April-C.pdf · Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia, khususnya di Aceh

EDISI 234 . APRIL 2019

XXX34 RISET 35

juga tinggi. Berbanding terbalik dengan intensitas cahaya matahari, konsentrasi nutrient ditemukan terendah. Beberapa pendapat ahli mengatakan bahwa berkurangnya konsentrasi nitrat ketika konsentrasi klorofil-a tinggi disebabkan karena fitoplankton secara aktif memanfaatkan nitrat untuk mendukung proses fotosintesis.

Berdasarkan nilai-nilai ini, perairan Teluk Pria Laot Sabang dikategorikan sebagai daerah Oligotrofik, yaitu daerah yang sangat sedikit kandungan nutrient dan sangat kecil produktivitas mikroorganismenya. Secara umum, perairan yang terletak pada lintang khatulistiwa dan dilalui

oleh arus panas memiliki sedikit kandungan nutrient dan rendah produktivitas primer sehingga daerah ini sering juga disebut gurun lautan. Namun, keadaan ini tidak menunjukkan bahwa perairan pada daerah khatulistiwa juga miskin sumber daya perikanan. Penangkapan tuna tertinggi dilaporkan berada daerah oligotrofik (Lehodey et.al., 1997).

Fitoplankton merupakan organisme perairan yang mengandung klorofil-a sehingga nilai konsentrasi klorofil-a sering dikaitkan dengan pengaruh kelimpahan fitoplakton. Namun, ada beberapa faktor yang menyebabkan konsentrasi klorofil-a

tidak selalu berkorelasi dengan kelimpahan fitoplakton. Di antara faktor tersebut seperti kandungan klorofil-a pada setiap jenis fitoplakton berbeda dan adanya sel plankton yang sangat kecil yang tidak tertangkap dengan jarring plankton yang digunakan sehingga tidak semua sel fitoplankton terkuantifikasi.

Penelitian dan kajian-kajian terhadap topik kesuburan perairan perlu terus dilanjutkan dan dikembangkan agar data-data tingkat kesuburan perairan di Provinsi Aceh tersedia baik secara spasial maupun temporal untuk mendukung pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. []

EDISI 234 . APRIL 2019

Page 19: MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/Warta-Unsyiah-April-C.pdf · Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia, khususnya di Aceh

EDISI 234 . APRIL 2019 EDISI 234 . APRIL 2019

FAKULTAS 37

Stunting adalah salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di Indonesia, dan sangat

menghebohkan belakangan ini. Stunting sendiri merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar

usianya. Penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal anak lahir yang biasanya tampak setelah anak berusia 2 tahun.

Stunting tidak hanya menggelisahkan orang tua dari sang anak, tapi juga menjadi masalah besar bagi Indonesia. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia,

Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M (K) ketika memberikan orasi ilmiah dalam Sidang Terbuka Dies Natalis FK Unsyiah ke-37 di Aula Multi Purpose FMIPA Unsyiah, Sabtu (27/4). Isu stunting menjadi menjadi pembahasan utama Nila di samping penyakit-penyakit lain.

Dalam orasinya, Nila mengapresiasi Pemerintah Aceh yang serius menyelesaikan kasus stunting. Ini sejalan

dengan semangat Pemerintah Indonesia yang ingin menyelesaikan kasus stunting secara nasional. Menurut Nila, stunting bila tidak dicegah dapat mengakibatkan hilangnya kualitas dan produktifitas, sehingga menjadi ancaman bagi generasi Indonesia di masa depan. Untuk itu, dibutuhkan kerja keras bersama untuk menyelesaikan masalah ini, termasuk dengan mengoptimalkan pola asuh anak, pola makan, serta pembenahan sanitasi dan air bersih. Ia juga mengajak tenaga kesehatan untuk selalu melayani serta aktif mendampingi masyarakat agar dapat menerapkan hidup sehat.

“Tenaga kesehatan harus terus meningkatkan kompetensi diri agar handal dan mampu melayani masyarakat dengan baik,” ujarnya.

Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. sepakat masalah stunting ini menjadi pekerjaan rumah bagi semua pihak. Fakultas Kedokteran merupakan ujung tombak dari permasalahan ini. Samsul yakin lulusan dari FK Unsyiah akan mampu menjawab semua permasalahan ini. Apalagi alumni FK Unsyiah berasal dari mahasiswa yang

FK UNSYIAH SERIUSATASI STUNTING DI ACEH

terseleksi dengan kompetensi tertinggi setiap tahunnya.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Prof. Dr. dr. Maimun Syukri, Sp.PD KGH mengatakan, FK Unsyiah sangat serius dalam meminimalisir angka stunting di Indonesia, khususnya Aceh. Saat ini, FK Unsyiah juga sedang menjalankan program terkait stunting, yaitu menjadi pendamping Kabupaten Pidie selama enam bulan untuk menurunkan angka stunting di Pidie. Program ini dijalankan melalui kerja sama antara Fakultas Kedokteran Unsyiah dan Kabupaten Pidie dengan dukungan dari Kemenkes RI.

Tenaga kesehatan harus terus meningkatkan kompetensi diri agar handal dan mampu melayani masyarakat dengan baik.

36 FAKULTAS

Menurut Maimun, Kabupaten Pidie dipilih karena Pidie merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Aceh yang memiliki angka stunting sangat tinggi. Angka stunting di kabupaten ini mencapai 11.000 balita dan menduduki urutan kedua di Aceh. Dari 730 desa di Pidie, 10 desa di lima kecamatan masih sangat rawan dengan angka kematian bayi akibat gizi buruk, serta stunting

“Salah satu peran nyata dari FK Unsyiah dalam menurunkan angka stunting ini adalah dengan mendampingi Kabupaten Pidie untuk menekan angka stunting di sana,” kata Maimun.

Program yang sudah dimulai sejak April 2019 ini dijalankan oleh sejumlah tim dari FK Unsyiah yang terdiri dari dosen dan mahasiswa kedokteran Unsyiah. Nantinya mereka akan fokus mendampingi 10 desa di 5 kecamatan di Pidie, yaitu Kecamatan Tiro, Tangse, Simpang Tiga, Kembang Tanjong, dan Mutiara Timur. Maimun berharap program pendampingan ini dapat dimanfaatkan oleh petugas kesehatan di Pidie dan juga masyarakat Pidie secara luas.

“Sasaran utama kami adalah terbentuknya satuan petugas gizi di setiap daerah yang angka stuntingnya tinggi di Pidie. Karena itu pemahaman tentang gizi anak ini harus didalami secara detail oleh petugas kesehatan di sana. Di ranah inilah FK Unsyiah akan berperan”, tutup Maimun.

Pidie adalah kabupaten pertama yang akan FK Unsyiah dampingi. Jika program pendampingan ini berhasil, FK Unsyiah akan melanjutkan program ini di kabupaten lain di Aceh. []

“Seiring perkembangan zaman, masalah kesehatan di masyarakat pun terus berkembang pesat, ini menuntut kami untuk lebih jeli menangkap serta menjawab masalah yang menggelisahkan masyarakat kita”

Prof. Dr. dr. Maimun Syukri, Sp.PD. KGH., Dekan Fakultas Kedokteran Unsyiah

Page 20: MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/Warta-Unsyiah-April-C.pdf · Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia, khususnya di Aceh

EDISI 234 . APRIL 2019

ENGLISH 39

through community services. It is hoped that in the future service program, Unsyiah will emphasize the community about the threats and dangers of drugs, and provide guidance to the community to avoid drugs.

Unsyiah rector, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng said that preventing young generation from drug abuse is a big challenge. Furthermore, he added, the fact shows that the number of drug users among teenagers increases continuously every year. Even in some places, drugs have spread to pre-adolescent. Seeing this phenomenon, Unsyiah is ready to participate in the eradication of drugs. Unsyiah will ready to work with any party to combat drug cases. Thus, the first thing Unsyiah does is strictly keep all students clean from the world of drugs.

The threat of drug development is getting worse. The drugs found spread widely in 2019 are New Psychoactive Substances (NPS).

Syiah Kuala University (Unsyiah) and the National Narcotics Agency (BNN) of Republic Indonesia

has committed to build anti-drug millennial generation. This commitment initiated from a direct invitation from the chief Comr. Gen of National Narcotics Agency, Heru Winarko, to all components at Unsyiah while giving a public lecture on the theme of building an anti-drug millennial generation in MIPA Faculty Hall, Unsyiah on April 11, 2019.

Based on existing data, Aceh is one of the provinces that has many cases of drug trafficking and use, while rehabilitation sites in Aceh are still minimal. Drug is a social problem for the nation, including government, intellectuals, society, and the business. All these elements must have commitment and participation in the prevention and eradication of drug abuse and illicit trafficking.

One thing Unsyiah can do in participating this program is

There are 803 types of NPS in the world. Currently, 74 types of NPS exist and circulate in Indonesia. On the other hand, the threat of cybercrime in the process of buying and selling drugs is also increasingly prevalent. There are three ways dealers sell drugs on the internet, first is on surface web markets that are done through social media and websites. The second is a deep web market. It is the circulation carried out through hidden internet networks that are difficult to trace. The last is cryptomarket, the transactions using crypto-currency with hidden identities.

Heru said that to eradicate drugs, BBN has also proposed a program called Prevention and Eradication of Drug Abuse and Illicit Circulation (P4GN) through three main efforts: prevention, eradication and rehabilitation. The National Narcotics Agency is also committed to giving sanctions as heavy as possible specifically for drug dealers. While the users will be jailed and rehabilitated. []

Unsyiah and BNNAgree to Build Anti-NarcoticsMillennial Generation

38 ENGLISH

EDISI 233 . MARET 2019

Cut Ruhul Muthmainnahl

EDISI 234 . APRIL 2019

Cut Ruhul Muthmainnah

Education Background

2012-2017 : Aquaculture Department of Marine and Fisheries Faculty, Unsyiah

2017-2017 : Postgraduate student of Syiah Kuala University

Non Formal Education andSeminar Background

2019 : The 2nd National Seminar and Discussion of Maritime Axis

2018 : Training on writing scientific papers

2015 : International Seminar, Workshop and Advocacy of National Fisheries entitle “World Attention to The Eradiction of Illegal Fishing in Indonesia”

2015 : Regional Seminar of “Youth for Nature”

2013 : The 3rd Annual International Conference in conjunction with The 2nd International Conference on Multidisciplinary Research

2013 : Training of “Public Speaking and Presentation Skills Training” Batch 52012 : National Seminar of “the future of eradicating corruption Indonesia”

Working Experience

2018-now : Fisheries Extension Worker at Ministry of Maritime Affairs and Fisheries

2013-2017 : Tutor of UP3BI Unsyiah

Page 21: MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/Warta-Unsyiah-April-C.pdf · Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia, khususnya di Aceh

EDISI 234 . APRIL 2019 EDISI 234 . APRIL 2019

MUTU40 MUTU 41

Pendidikan menjadi pondasi kualitas sumber daya manusia. Berkaitan dengan hal tersebut,

pemerintah selaku pengambil kebijakan mencari dan memformulasikan model serta aturan yang paling tepat dalam menjalankan pendidikan di Indonesia. Pemerintah menerbitkan aturan secara umum yang diimplentasikan kepada seluruh institusi pendidikan di seluruh Indonesia. Dalam pelaksanaannya, institusi pendidikanlah yang paling berat merasakan dan melaksanakan aturan tersebut. Mengingat tidak semua institusi perguruan tinggi memiliki keseragaman sumber daya yang dimiliki.

keleluasaan atau kewenangan dalam pelaksanaan pendidikan atau lebih dikenal dengan “otonomi perguruan tinggi”.

Hal ini sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan, pada pasal 50 ayat 6 menyatakan bahwa

perguruan tinggi menentukan kebijakan dan memiliki otonomi dalam mengelola pendidikan sebagai bentuk implementasi otonomi perguruan tinggi. Terkait hal tersebut, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sepatutnya mengeluarkan peraturan tentang SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal) dalam rangka penyusunan standar mutu baik berbasis akademik, vokasi maupun profesi.

Dengan demikian otonomi ini dapat menjadi sebuah ruang besar yang dapat diisi oleh perguruan tinggi sesuai dengan jati diri, visi dan misi yang mengacu pada mekanisme SPMI yaitu Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan (PPEPP).

Penerapan kebijakan mutu secara mutlak untuk diimplementasikan kepada seluruh perguruan tinggi di Indonesia akan disambut baik karena tidak lagi dibatasi dan tanggung jawab di tangan institusi masing-masing. Tetapi, dalam menjalankan kebijakan mutu harus memiliki standar yang berfungsi untuk meminimalisir pelanggaran serta ketidakteraturan guna mencapai kesesuaian penyelenggaraan pendidikan tinggi.

Meski dapat menentukan sendiri, tidak selamanya implementasi mutu itu akan diterima. Mengingat mutu akan berhadapan dengan kebiasaan umum (status quo) yang sudah lazim dilaksanakan oleh masyarakat organisasi di dalamnya. Untuk itu, diperlukan perubahan sikap dari internal. Mengapa sikap? Karena sikap adalah evaluasi positif atau negatif evaluasi oleh kognitif terhadap stimulus dalam hal ini penerapan mutu.

Secara umum kita menyatakan sikap sama dengan perilaku, nyatanya tidak. Sikap tidak selamanya sejalan dengan perilaku mengikuti standar mutu. Meskipun standar mutu secara kognitif dipandang positif, tetapi belum tentu akan dilaksanakan secara serentak oleh masyarakat organisasinya. Hal ini mengingat akan merubah perilaku dan situasi nyaman yang ada dalam organisasi saat ini.

Mutu harus berhadapan dengan keyakinan masyarakat organisasinya saat ini. Anggapan bahwa mutu melekat dengan perilaku belum sepenuhnya diyakini dan dipastikan akan dijalankan oleh masyarakat organisasi. Sebab mutu menjadi tulisan yang indah di atas kertas serta menjadi pelengkap dalam sebuah dokumen administrasi perguruan tinggi. Faktor lain adalah mutu tidak muncul dalam perilaku, karena masih dihadapkan pada kendala ketersediaan fasilitas pendukung mutu itu sendiri, seperti fasilitas fisik pelengkap pengajaran, pelengkap IT, lingkungan fisik, dan sumberdaya manusia yang belum sepenuhnya seiring sejalan.

Akhirnya implementasi mutu sebatas sikap positif saja dan belum menjadi perilaku berdasarkan mutu atau hanya bersifat temporer. Dalam teori sosiocultural masyarakat organisasi, munculnya perilaku karena faktor belajar dari lingkungan atau sosial. Di mana masyarakat organisasi akan belajar apakah implementasi mutu didukung dengan ketersediaan fasilitas atau tidak. Jika tidak, maka perilaku mutu akan kembali pada perilaku awalnya (krisis kepercayaan).

Perilaku akan muncul sebagai hasil pengkondisian, dan masyarakat

organisasi akan melakukan evaluasi berapa banyak indikator mutu yang mendukung kegiatan masyarakat organisasi dalam kegiatannya. Dan proses belajar dari indikator inilah yang akan menjadi stimulus bagi perilaku untuk muncul didalam diri pribadi masyarakat organisasi perguruan tinggi, begitu juga sebaliknya.

Perencanaan dan pengembangan strategi implementasi mutu yang telah disusun dengan mengaju pada SPMI (PPEPP) menjadi kebutuhan mendasar. Keputusan mengimplementasikan mutu oleh perguruan tinggi kepada masyarakat organisasi adalah proses yang komplek karena mencakup berbagai aktifitas, peran, dan keterlibatan setiap unsur. Harus diingat bahwa masyarakat organisasi memunculkan perilaku mutu berdasarkan hirarki proses penerapannya.

Tujuan utama SPMI adalah menumbuhkembangkan budaya mutu secara sistemik dan berkelanjutan

dengan luaran berupa akreditasi (SPME). Upaya implementasi mutu ini membutuhkan konsistensi dari pengambil kebijakan dan stakeholder agar sikap terhadap mutu dapat terwujud menjadi perilaku mutu yang terstandar. Perguruan tinggi harus mendorong dan mengawal PPEPP secara berkelanjutan, agar muncul keyakinan yang berujung pada terciptanya budaya mutu dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi sebagai pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi. Institusi pendidikan bertanggung jawab dalam melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas serta handal, sehingga memiliki kemampuan dalam menghadapi ketatnya persaingan global.[]

Konektivitas Perilaku Insan Pendidikan dan Optimalisasi Mutu

Institusi pendidikan adalah tempat pengembangan pengetahuan dan penyelenggaraan kegiatan pendidikan yang memiliki keunikan tersendiri berdasarkan keragaman visi dan misinya. Oleh karena itu, tidak layak jika pendidikan harus diseragamkan. Akan lebih baik jika perguruan tinggi diberikan

Mirza, S.Psi, M.Si.Anggota Pusat Audit dan Pembinaan Akreditasi LP3M Unsyiah/Dosen Fakultas Kedokteran

Page 22: MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/Warta-Unsyiah-April-C.pdf · Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia, khususnya di Aceh

EDISI 234 . APRIL 2019

RELIGIA42 RELIGIA 43

Kita mungkin sering membayangkan ingin menjelajah waktu seperti yang

ada di film, kartun, atau karya fiksi. Sebut saja film Back to the Future atau novel berjudul The Timetraveler’s Wife. Dengan menjelajah waktu, kita berpikir bisa memperbaiki hidup di masa lampau atau melihat seperti apa kehidupan kita di masa depan.

Mesin waktu atau time machine adalah suatu hipotesis tentang mesin yang mampu mengubah dimensi ruang dan waktu suatu objek. Dengan menggunakan mesin waktu, kita bisa pergi ke masa depan atau masa lampau. Perang ilmu pengetahuan tentang mesin waktu ini masih menjadi pro dan kontra. Menurut ilmu pengetahuan hal ini mungkin dapat

dilakukan. Sebaliknya menurut logika dan pemahaman agama Islam, ini sangat mustahil dilakukan.

Pada awal abad ke-20 lalu, Einstein dalam teori relativitas mengatakan, “Jika kita ingin menjelajah waktu, kita perlu bergerak dengan sangat cepat. Misalnya kita akan pergi dari bumi di tahun 2000 ke tahun 2032, namun kita pergi dengan kecepatan 95 persen cahaya, atau 285.000 Km/detik. Jadi hal yang perlu dilakukan untuk membangun mesin waktu adalah kita

harus bisa berpindah tempat dengan kecepatan 285.000 Km/detik”. Hal ini tentu sangat mustahil dilakukan karena dapat berisiko membunuh manusia.

Namun, banyak fakta menunjukkan bahwa mesin waktu itu sebenarnya dapat dioperasikan. Pada bulan November 2017, media dihebohkan dengan seseorang yang mengaku datang dari tahun 2028.

“Saya tidak sedang berusaha menipu semua orang, tujuan utama saya adalah untuk membuktikan bahwa mesin waktu benar-benar ada dan saya sendiri adalah seorang penjelajah waktu,” ujar Noah dalam video yang diunggah di youtube.

Kemudian terlihat rekaman film hitam putih seorang wanita mengenakan gaun era 1930-an berjalan di kerumunan orang. Ia terlihat berbicara sendiri. Tangan kanannya terangkat. Sebuah benda menempel di telinganya. Saat ia menurunkan tangannya terlihat jelas perangkat yang ia gunakan memiliki ukuran dan bentuk mirip ponsel era modern. Rekaman ini ada di film hitam putih 1930-an berjudul Time Traveler in 1938.

Berdasarkan Ancient Code, mesin waktu itu bernama Chronovisor. Di masa lalu, perangkat ini juga digunakan oleh Vatikan untuk melihat masa depan dan masa lalu. Ditemukan oleh seorang ilmuwan Marie Ernetti, seorang fisikawan Italia yang mengaku mesinnya berhasil melihat wujud Yesus Kristus saat disalib di sebuah kayu.

Masih banyak orang yang mengaku sebagai penjelajah waktu dan menimbulkan tanda tanya besar di dunia sains. Sebab potongan dan wujud mesin itu sama sekali belum diperlihatkan. Hal ini semakin menyatakan bahwa sudut pandang Islam dan logika itu benar.

Menurut perspektif Islam di dalam Alquran, Surat As-Sajadah ayat 5 menjelaskan bahwa urusan malaikat naik kepada Allah Swt dalam waktu satu hari atau seribu tahun dalam hitungan bulan (lunar). Jika dikonversikan jarak tempuh dalam satu hari adalah sejauh 25.902.072 Km. Jarak tempuh malaikat per detik dihitung dalam ukuran waktu sebesar 299792.5 Km per detik dalam seribu tahun sejauh 155.412.432.000.000 km.

Sedangkan kecepatan bumi mengelilingi matahari adalah 1674 Km per jam atau sejauh 456 meter per detik. Ini berarti bahwa seharusnya malaikat mampu menebus kecepatan bumi dan seharusnya juga malaikat mampu melihat masa depan dan masa lalu. Tetapi, hal itu tidak dapat dilakukan oleh malaikat karena dimensi ruang

dan waktu itu milik Allah dan merupakan masalah ghaib.

Peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad Saw yang menembus langit dalam satu malam yang melebihi kecepatan cahaya merupakan mukjizat Rasul. Dalam Surah Al-Jin ayat 27, Allah Swt berfirman, “Kecuali para Rasul yang diridhai-Nya maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.”

Meski mesin waktu itu benar adanya, pasti kita akan mengubah takdir yang sudah ditetapkan sang pencipta di lauhul mahfudz dan sangat tidak mungkin merubah ketetapan-Nya. Semakin canggih ilmu pengetahuan di zaman sekarang, maka kita seharusnya semakin bijak berpikir dan mengkaji teori-teori tersebut. Jangan sampai ilmu pengetahuan menggoyahkan iman kita dan membuat Allah Swt murka terhadap kita. Allahu‘alam. []

Saya tidak sedang berusaha menipu semua orang, tujuan utama saya adalah untuk membuktikan bahwa mesin waktu benar-benar ada dan saya sendiri adalah seorang penjelajah waktu

“MESIN WAKTUDALAM PANDANGAN ISLAM

GUINEA UTAMIMahasiswi Program Studi Psikologi Unsyiah

EDISI 234 . APRIL 2019

Page 23: MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/Warta-Unsyiah-April-C.pdf · Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia, khususnya di Aceh

EDISI 234 . APRIL 2019 EDISI 234 . APRIL 2019

XXX 4545ASPIRASI

EDISI 230 . DESEMBER 2018

Universitas Syiah Kuala@Unsyiah

ASPIRASIAspirasi

@univ_syiahkuala

@univ.syiahkuala.id

@univ_syiahkuala

Unsyiah TV

[email protected]

www.humas.unsyiah.ac.id

Page 24: MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/Warta-Unsyiah-April-C.pdf · Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia, khususnya di Aceh

EDISI 234 . APRIL 2019 EDISI 230 . DESEMBER 2018

XXX46 KABAR 47

MENTERI Komunikasi dan Informatika RI, Rudiantara, mengajak mahasiswa Unsyiah untuk sama-sama memberantas penyebaran hoaks yang saat ini semakin marak. Hal ini disampaikannya di hadapan ratusan mahasiswa Unsyiah dalam seminar nasional bertema ‘Hoaks dan Implikasinya terhadap Demokrasi dan Pembangunan yang Berkelanjutan”. Kegiatan yang berlangsung di Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam, Banda Aceh, Selasa (2/4) ini dilaksanakan oleh Kantor Staf Kepresidenan, Kominfo, dan Universitas Syiah Kuala.

Dalam pemaparannya, Rudiantara mengatakan bahwa pertumbuhan hoaks menjelang Pemilu 2019 meningkat signifikan. Tercatat di Agustus 2018, jumlah berita yang terverifikasi hoaks oleh Kominfo Sebanyak 25. Jumlah ini meningkat di Januari 2019 menjadi 175, dan meningkat tajam di bulan Maret sebanyak 453 buah. Dari jumlah hoaks yang terjaring, 30 persen terkait bermuatan politik.

“Ada upaya-upaya mendelegitimasi dan membangun distrust kepada pemerintah melalui hoaks-hoaks yang merugikan kita semua, bahkan bisa memicu perpecahan. Kita perlu mendidik masyarakat untuk membiasakan memverifikasi informasi atau bertabayun,” ujar Rudiantara.

Untuk itu, ia mengajak para mahasiswa dan masyarakat untuk selalu meningkatkan literasi, sehingga dapat memilah berita dan informasi yang tidak benar. Ia menganjurkan agar masyarakat dapat menggunakan media sosial dengan tepat,

UNIVERSITAS Syiah Kuala (Unsyiah) meraih juara pertama dalam Kompetisi Debat Konstitusi Mahasiswa antar Perguruan Tinggi se-Indonesia XII Regional Barat Tahun 2019. Kompetisi ini dilaksanakan di Universitas Bengkulu, 4-6 April 2019.

Kompetisi diikuti 24 perguruan tinggi di Sumatra, Jawa Barat, dan Banten. Tim debat Unsyiah diwakili oleh Rini Maisari, Sultan Rizky Muhamamd, dan Raudhatul Jannah dari Fakultas Hukum. Tim dibimbing oleh M. Zuhri, SH., M.H.

Di babak penyisihan, tim Unsyiah berhasil mengalahkan tim debat Universitas Pamulang dan Universitas

salah satunya dengan tidak men-forward berita yang tidak benar dan bermanfaat.

“Kalau menerima teks, apapun itu yang berisi ‘Ayo viralkan! Sebarkan!’ Mending dihapus saja, jangan disebar. Lebih-lebih jika itu bersifat ghibah dan fitnah,” ujarnya.

Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., mengatakan hoaks sebenarnya bukanlah barang baru dan telah terjadi jauh sebelum era kenabian Muhammad Saw. Tetapi, di era teknologi dan informasi begitu pesat saat ini, para pelaku dan penyebar hoaks seakan mendapatkan peluang baru. Jika kondisi ini terus berlanjut dapat membawa pengaruh buruk bagi demokrasi dan menghambat pembangunan. Selain itu, juga dapat membuat masyarakat bingung dan hilang kepercayaan. Untuk itu menurut Rektor, dibutuhkan pengetahuan, mengecek, dan meneliti dengan hati-hati setiap berita dan informasi yang diterima.

“Sebelum semuanya semakin buruk, mari kita lebih cerdas dalam menyikapi setiap informasi dan keadaaan,” pungkas Rektor.

Kegiatan ini juga menghadirkan berbagai narasumber, di antaranya Peneliti Senior Politik LIPI, Prof. Dr. Syamsuddin Haris, Anggota Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo, Wakil Direktur Cybercrime Mabes Polri Kombes Asep Syafrudin, akademisi Unsyiah Nur Anisah, serta keynote speaker Deputi V Kantor Staf Kepresidenan, Jaleswari Pramodhawardani. []

RUDIANTARA AJAKMAHASISWA BERANTAS HOAKS

UNSYIAH JUARA NASIONALDEBAT KONSTITUSI MAHASISWA

Pendidikan Indonesia. Di babak perempatan final, tim Unsyiah berhasil mengalahkan tim Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Sementara di semifinal Unsyiah berhasil menang melawan tim Universitas Bengkulu yang akhirnya mengantarkan Unsyiah melaju ke babak final. Saat final, Unsyiah berhadapan dengan Universitas Sriwijaya Palembang dan berhasil keluar menjadi juara I.

Juara II diraih Universitas Sriwijaya dan juara III Universitas Indonesia, Jakarta. Sedangkan juara harapan diperoleh Universitas Bengkulu. []

Page 25: MENGHADIRKAN INSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/Warta-Unsyiah-April-C.pdf · Sektor perikanan dan hasil laut Indonesia, khususnya di Aceh

EDISI 234 . APRIL 2019