Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM
PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH
SKRIPSI
KURNIA WATI TPG. 151691
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
NURUL ITTIHAD KOTA JAMBI
ii
MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM
PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH
NURUL ITTIHADKOTA JAMBI
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu tugas untuk memperoleh gelarsarjana
KURNIA WATI TPG. 151691
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
iii
KEMENTRIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Alamat. Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp.Sungai Duren Kab. Muaro Jambi
36365 NOTA DINAS
Kode Dokumen
Kode Formulir Berlaku Tgl
No Revisi
Tgl
Revisi
Halaman
In.08-PS-05
In.08-FM-PS-05-01
25-02-2013
R-0 - 1 dari 20
Hal : Nota Dinas Lampiran : - Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi Di Jambi Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah membaca, meneliti memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudari: Nama ::Kurnia Wati NIM :TPG 151691 Judul Skripsi :Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa melalui Model Pembelajaran
Problem Based Learning dalam Pembelajaran Tematik pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam dunia pendidikan. Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir saudari di atas dapat segera dimunaqasahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Jambi,Mei 2019
Pembimbing I
Dr.Hj. Armida, M.Pd.I NIP. 197003171993021001
iv
KEMENTRIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Alamat. Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren Kab.
Muaro Jambi 36365 NOTA DINAS
Kode Dokumen
Kode Formulir
Berlaku Tgl
No Revisi
Tgl Revisi
Halaman
In.08-PS-05
In.08-FM-PS-05-01
25-02-2013
R-0
- 1 dari 20
Hal : Nota Dinas Lampiran : - Kepada Yth Dekan Fakultas Tarbiyah dan keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi Di Jambi. Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah membaca, meneliti memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudari: Nama :Kurnia Wati NIM :TPG 151691 Judul Skripsi :Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa melalui Model
Pembelajaran Problem Based Learning dalam Pembelajaran Tematik pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtida‟iyah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam dunia pendidikan. Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir saudari di atas dapat segera dimunaqasahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih. Jambi, Mei 2019
Pembimbing II
Kiki Fatmawati ,M.Pd.I
v
K
vi
MOTTO
1. (Tuhan ) yang maha pemurah
2. Yang telah mengajarkan al-qu‟an
3. Dia menciptakan manusia
4. Mengajarkannya pandai berbicara
5. Matahari dan bulan ( beredar) menurut perhitungannya
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil‟alamin…
Alhamdulillahirabbil‟alamin…
Alhamdulillahirabbil‟alamin…
Akhirnya aku sampai ke titik ini,
Ribuan Syukur ya Robbi daku ucapkan atas keberhasilan yang engkau hadiahkan padaku dengan segala kekuranganku.
Serta sholawat dan salam untuk kekasih Tuhanku, Idolaku Rosulullah SAW, yang apabila ku lantunkan sholawat untukmu gundah hati ku menjadi hilang, terasa hidup ini menjadi tenang.
Terimakasihku untukmu, sosok ayahanda dan ibunda luar biasa yang tak henti-hentinya memberikan doa, semangat, nasehat,
pengorbanan dan kasih sayang yang tak tergantikan hingga diri ini kuat menjalani setiap perjuangan yang harus dilalui.
Kupersembahkan , karya kecil yang semoga diridhoi-Nya untukmu Ibu Karmiati dan Ayah Saptono,terimalah ini sebagai hadiah keseriusanku untuk membalas semua pengorbanan dan kasih
sayangmu serta terimakasih kepada kakak-kakaku (dewi, budi, eka,joko,erni, urifin, erwin, warijah)yang selalu memberi suport kepadaku ini. Kupersembahkan juga hadiah ini untuk saudaraku
(Firdaus kurniawan , Alifia, Nayla, Dika, Jefri, Ibnah ) serta Sahabat-sahabatku ( PGMI A, KKN, PPL, GM, Squad ) yang
selalu mengingatkan, memotivasi dan membantuku selama ini.
Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat kupersembahkan .
Beribu terimakasih kuucapkan,
Ku rendahkan hati serta diri menjabat tangan meminta beribu-ribu maaf tercurah.
Inilah karya kecilku untuk para insan tercinta, Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian Semua, aaamiiin
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr.Wb
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha „Alim yang
kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas ridhanya hingga skripsi
ini dapat dirampungakan. Salawat dan salam atas Nabi SAW pembawa risalah
pencerahan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultahn Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari pihak yang
memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini
penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. Mahluddin, M.Pd.I selaku ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi
4. Ibu Dr. Hj Armida, M.Pd.I selaku dosen Pembimbing Skripsi I
5. Ibu Kiki fatmawati M.Pd sebagai Pembimbing Skripsi II
6. Bapak Drs.H.Samsul Qamar,M.Pd sebagai kepala sekolah di Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi yang telah memberikan kemudahan
kepada penulis untuk memperoeh data di lapangan.
7. Bapak Sumistra S.Pd.I Sebagai wali kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Ittihad Kota Jambi Yang telah membantu peneliti dalam melakukan riset.
x
8. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan semangat dan kekuatan yang
tiada hentinya, sebagai pendorong untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Segenap dosen serta Staf Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
10. Teman-teman mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi khususnya
Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah yang telah menjadi partner diskusi
dalam penyusunan skripsi ini.
11. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Penulis
mengucapkan terimakasih.
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal
semua pihak yang telah membantu. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.
Wassalamu’alaikum, Wr.Wb
Jambi, Mei 2019
Penulis
Kurnia Wati TPG. 151691
xi
DAFTAR ISI
NOTA DINAS ................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ iii
MOTTO .......................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ........................................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
ABSTRAC ................................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................
...................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................
...................................................................................................................... 2
C. Identidikasi Masalah .....................................................................................
...................................................................................................................... 2
D. Tujuan Penelitian ..........................................................................................
...................................................................................................................... 2
E. Manfaat Penelitian ........................................................................................
...................................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI
xii
A. Deskripsi Teori ..............................................................................................
...................................................................................................................... 5
B. Kerangka Berfikir .........................................................................................
...................................................................................................................... 18
C. Studi Relevan ................................................................................................
...................................................................................................................... 19
D. Hipotesis Penelitian .......................................................................................
...................................................................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..............................................................................................
...................................................................................................................... 21
B. Tempat dan Subyek Penelitian .....................................................................
...................................................................................................................... 21
C. Rancangan Tindakan ....................................................................................
...................................................................................................................... 22
D. Desain dan Prosedur Tindakan .....................................................................
...................................................................................................................... 24
E. Sumber Data..................................................................................................
...................................................................................................................... 27
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................
...................................................................................................................... 27
G. Teknik Analisis Data .....................................................................................
...................................................................................................................... 28
H. Kriteri Keberhasilan Tindakan ......................................................................
...................................................................................................................... 31
I. Jadwa Penelitian ............................................................................................
...................................................................................................................... 32
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian ....................................................... 35
1. Sejarah sekolah/Madrasah ..................................................................... 36
2. Visi Misi Sekolah/Madrasa ...................................................................... 36
xiii
3. Struktur Organisasi sekolah .................................................................... 37
B. Temuan Penelitian ....................................................................................... 38
1. Kondisi awal ......................................................................................... 38
2. Deskripsi data ........................................................................................ 40
3. Siklus I ................................................................................................... 41
a. Perencanaan ................................................................................... 41
b. Pelaksanaan .................................................................................... 42
c. Observasi ........................................................................................ 48
d. Refleksi siklus I ................................................................................ 52
4. Siklus II .................................................................................................. 53
a. Perencanaan ................................................................................... 53
b. Pelaksanaan .................................................................................... 53
c. Observasi ........................................................................................ 62
d. Refleksi siklus II ............................................................................... 65
5. Analisis Data .......................................................................................... 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................
B. Saran………………………………………………………………….. .........
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
ABSTRAK
Nama : kurnia wati
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : Meningkatkan Keaktifan belajar Melalui model problem based
learing Pada Pembelajaran Tematik Pada Siswa Kelas V
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi.
Skripsi ini membahas tentang penerapan model problem based leaning dalam
pembelajaran Tematik dalam rangka meningkatkan keaktifan siswa. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berusaha memecahkan atau
menjawab permasalahan yang dihadapi pada situasi sekarang. Adapun model
yang digunakan yaitu Kemmis & McTaggart yang terdiri dari beberapa tahap
yaitu: perencanaan (plan), pelaksanaan dan pengamatan (act & observe), serta
refleksi (reflect). Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas V Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Ittihad yang berjumlah 23 orang, untuk teknik pengumpulan data
menggunakan observasi dan wawancara. Penelitian menemukan bahwa
penggunaan model problem based learning dapat meningkatkan keaktifan siswa
secara signifikan dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian ini menyarankan
agar guru menerapkan model pembelajaran problem based learning dalam
pembelajaran tematik.
Kata kunci : model problem based learning, Keaktifan, Tematik.
xv
ABSTRACT
Name : Kurnia wati
Major : Teacher Education Madrasah Ibtidaiyah
Title : Increasing Activity study Through problem based learning model
On Thematic Learning In High School Students Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Ittihad Jambi City.
This thesis discusses about the implementation of Problem based learning model
in Thematic learning in order to improve student activeness. This study is a
classroom action research (PTK) that tries to solve or answer the problems faced
in the present situation. The model used is Kemmis & McTaggart consisting of
several stages: planning, implementation and observation (act & observe), and
reflection (reflect). Subjects in the study were the fourth grade students of
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad, amounting to 23 people, for data collection
techniques using observation and interview. The study found that the use of
problem based learning model can significantly increase student activity in the
learning process. The results of this study suggest that teachers apply learning
model problem based learning in thematic learning.
Keywords: Problem based learning Model, Activity, Thematic
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Individu .............................................................. 31
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian................................................................................ 32
Tabel 4.1 Identitas Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi ..... 38
Tabel 4.2 Data Tenaga Pendidik di MI Nurul Ittihad Kota Jambi………………... 38
Tabel 4.3 Sarana Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihhad Kota Jambi .................... 49
Tabel 4.4 Kondisi Awal Keaktifan Belajar Siswa ............................................. 40
Tabel 4.5 Jadwal PelaksanaanSiklus 1 ............................................................... 42
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa (Siklus 1) ........................... 43
Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktifitas Mengajar Guru (Siklus 1) ........................ 44
Tabel 4.8 Keaktifan Belajar (Siklus 1) ................................................................... 46
Tabel 4.8 Hasil Tes Pengisian Angket Keaktifan Siswa (Siklus 1) ................... 53
Tabel 4.9 Jadwal Pelaksanaan (Siklus 2) ........................................................... 57
Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa (Siklus 2) ......................... 58
Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktifitas Mengajar Guru (Siklus 2) ....................... 59
Tabel 4.12 Keaktifan Belajar Siswa Dengan (Siklus 2) ..................................... 60
Tabel 4.13 Hasil Tes Pengisisan Angket (Siklus 2) ........................................... 66
Tabel 4.14 Persentase Aktifitas Belajar Siswa ................................................... 71
Tabel 4.15 Persentasi Aktifitas Mengajar Guru ................................................. 72
Tabel 4.16 Skor Keaktifan Belajar Siswa .......................................................... 73
Tabel 4.17 Skor Keaktifan Belajar Siswa Berdasarkan Pengisian Angket ........ 74
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka berfikir…………………………………………… 18
Gambar 3.1Diagram Model Penelitian………………………………….. 21
Gambar 3.2 Diagram siklus Penelitian dan Tindakan…………………… 22
Gambar 4.1 StrukturOrganisasi MI Nurul Ittihad Kota Jambi…………. 34
Gambar 4.2 Diagran aktivitas belajar siswa……………………………… 71
Gambar 4.3 Diagram Aktivitas Mengajar guru…………………………... 71
Gambar 4.4 Diagram Skor Keaktifan Belajar siswa……………………… 72
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Pendidikan merupakan bagian integrasi dalam pengembangan. Setiap
pendidikan itu memiliki tingkatan dasar sesuai dalam peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 26 Ayat 1 pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan
dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, keterampilan untuk
hidup mandiri, mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sedangkan manusia yang
berkualitas itu, dilihat dari segi pendidikan, yang mana telah terkandung
didalam tujuan pendidikan telah kita ketahui bersama (Hartanto, 2011, hal.
82).
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2016 Pasal 1 Ayat (3) tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar bahwasanya “ Pelaksanaan pembelajaran pada Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) dilakukan dengan pendekatan
pembelajaran tematik-terpadu, kecuali untuk mata pelajaran Matematika dan
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) sebagai mata pelajaran
yang berdiri sendiri untuk kelas IV, V, dan VI.
Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang
memadukan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran kedalam
berbagai tema. Dalam pembelajaran tematik terpadu, tema yang dipilih
berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Melalui pembelajaran
tematik terpadu peserta didik dapat mengembangkan kreatifitasnya masing-
masing, siswa tidak hanya bergantung pada penjelasan guru saja tetapi mereka
bisa belajar sendiri untuk memecahkan masalah mereka masing-masing.
Selain itu siswa menjadi lebih aktif tidak terkesan pasif seperti pada
kurikulum sebelumnya. Untuk menciptakan pembelajaran tematik terpadu
yang berhasil maka guru dan siswa harus saling berkesinambungan agar
tercipta tujuan pendidikan yang diinginkan oleh guru dan siswa. (Majid, 2014,
hal. 49). Saat ini pembelajaran masih belum sempurna dikarenakan
2
pembelajaran yang masih terfokus kepada guru. Siswa hanya menerima apa
yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu diciptakanlah dan
dikembangkanlah Kurikulum 2013 atau tematik terpadu yang dapat membantu
para guru dalam proses pembelajaran.
Namun realitanya masih banyak siswa merasa kesulitan dalam menerima
pembelajaran Tematik. Hal ini dikarenakan guru dalam menyampaikan materi
pelajaran masih banyak menggunakan model klasik seperti ceramah, tidak
menggunakan media dan hanya membacakan buku sehingga pembelajaran
akan sangat membosankan dan tidak akan meninggalkan pengalaman yang
bermakna bagi ingatan siswa.
Berdasarkan obsevasi awal tanggal 17 September 2018 pada kelas V
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi, teridentifikasi bahwa keaktifan
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran masih rendah. Hal ini ditandai
dengan sulitnya peserta didik menjawab atau menyelesaikan tugas yang
diberikan gurunya. Dikarenakan cara mengajar gurunya yang masih
menggunakan model pembelajaran konvensional. Guru kurang mencoba
beberapa model pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan peserta didik
pada saat proses belajar mengajar, guru hanya menyampaikan materi di papan
tulis saja sehingga terlihat ada beberapa peserta didik yang ribut dibelakang,
mengganggu teman sebangkunya, bermain-main, keluar masuk kelas tanpa
memperhatikan apa yang ditulis gurunya, di depan. Selain itu nilai rata-rata
yang diperoleh siswa pada pembelajaran Tematik tersebut banyak yang tidak
memenuhi standar nilai Kriteri Ketuntasan Minimal (KKM).
Berdasarkan fenomena tersebut, guru seharusnya mencoba menggunakan
beberapa metode dan model pengajaran agar peserta didik tidak merasa jenuh
dalam belajar sekaligus mendorong mereka untuk berfikir logis, kritis dan
aktif. Adapun kelebihan dari kelebihan model problem based learning
Menurut ( Sanjaya 2007 hal. 45 ) antara lain: 1. Menantang kemampuan
siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi
siswa 2. Meningkatakan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa 3.
Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami
3
masalah dunia nyata 4. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan
barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
Disamping itu, PBM dapat mendorong siswa untuk melakukan evaluasi
sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya 5. Mengembangkan
kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan
mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru 6. Memberikan
kesemnpatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka
miliki dalam dunia nyata 7. Mengembangkan minat siswa untuk secaraterus
menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir 8.
Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna
memecahkan masalah dunia.
Peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran Problem based
learning. Model inimemperkenalkan siswa untuk belajar aktif “menyelesaikan
masalah “yang menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan peserta
didik dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya. Dengan
menggunakan model problem based learning dapat meningkatkan keaktifan
belajar peserta didik.
Oleh karena itu berdasarkan fenomena dan Gejela-gejala di atas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :
“MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA
PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V DI MADRASAH IBTIDAIYAH
NURUL ITTIHAD KOTA JAMBI”.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya
maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
Apakah dengan mengaplikasikan model pembelajaran problem based
learning dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V Madrasah
ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi ? Apakah dengan menggunakan model
problem based learning guru dapat mengkondisikan kelas saat proses
pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi ?
4
C. Identifikasi masalah
1. Guru kurang dalam menggunakan model pembelajaran yang menarik
perhatian dan pemahaman peserta didik saat pembelajaran.
2. Guru kurang memperhatikan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran,
sehingga peserta didik dalam proses pembelajaran banyak bermain-main
dan menggangu teman sebangkunya.
D. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan maka penelitian ini
bertujuan untuk Meningkatan keaktifan siswa dengan menggunakan model
pembelajaran problem based learning pada pembelajaran Tematik khususnya
pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi.
E. Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
a. Bagi Peneliti, dapat dijadikan dasar bagi penelitian selanjutnya yang
lebih mendalam.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan
dan meningkatkan mutu dan kualitas dalam proses pembelajaran baik
sekarang maupun yang akan datang
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Peserta Didik
Untuk menumbuhkan keaktifan dan meningkatkan prestasi belajar
peserta didik.
b. Bagi Tenaga Pendidik
1) Sebagai acuan untuk meningkatkan kemampuan guru.
2) Untuk memperbaiki kinerja guru dalam pembelajaran Tematik.
c. Bagi Sekolah
5
Dapat memberikan sumbangan pikiran atau memperbaiki pembelajarn
agar menjadi lebih baik.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pembelajaran Tematik
a) Pengertian Pembelajaran Tematik
Menurut Rusman, pembelajaran tematik merupakan salah satu
model dalam pembelajaran terpadu yang merupakan suatu sistem
pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual
maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta
prinsip prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik
(Rusman, 2011, hal.254). Mulyasa (2013, hal. 170) pembelajaran
tematik terpadu adalah pembelajaran yang diterapkan pada tingkatan
pendidikan dasar yang menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema
untuk kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran lainnya.
Pembelajaran terpadu adalah pendekatan untuk mengembangkan
pengetahuan siswa dalam pendekatan pengetahuan berdasarkan
interaksi dengan lingkungan baik itu dilingkungan sekolah maupun
lingkungan dirumah dan masyarakat. Selain itu pengembangan
pengetahuan siswa juga dapat dilihat dari pengalamanan kehidupan
yang pernah mereka alami (Rusman, 2011, hal. 250). Dari pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Tematik merupakan
suatu pembelajaran yang mengaitkan beberapa mata pelajaran baik
antar mata pelajaran maupun dalam satu mata pelajaran sehingga
dapat memeberikan pengalaman langsung bagi peserta didik.
Pembelajaran yang diterapkan pada tingkatan pendidikan dasar yang
menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk kemudian
dikombinasikan dengan mata pelajaran lainnya.
b). Landasan Pembelajaran Tematik
1. Landasan Filosofis.
Landasan filoofis dalam pembelajaran tematik sangat
dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2)
7
konstruktivisme, dan (3) humanisme. Aliran progresivisme
memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada
pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana
yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa.
Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa
(direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut
aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan
manusia. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin
tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya.
Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya,
potensinya, dan motivasi yang dimilikinya. Siswa selain memiliki
kesamaan juga memiliki kekhasan.
2. Landasan Psikologis
Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama
berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan
psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama
dalam menentukan isi atau materi pembelajaran tematik yang
diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya
sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi
belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi atau
materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa
dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya. Melalui
pembelajaran tematik diharapkan adanya perubahan perilaku
siswa menuju kedewasaan, baik fisik, mental/intelektual, moral
maupun sosial.
3. Landasan Yuridis
Landasan Yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan
dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung
pelaksanaan pembelajaran tematik pada anak usia dini. Landasan
yuridis tersebut adalah: (1) UU No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak
8
memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai
dengan minat dan bakatnya (pasal 9); (2) UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap
peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan
pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya.
c). Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran, pembelajaran tematik
memiliki karakteristik-karakteristik Menurut Rusman karakteristik
pembelajaran tematik terpadu sebagai berikut:
1. Berpusat pada peserta didik
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centre), hal
ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak
menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar sedangkan
pendidik lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu
memberikan kemudahan-kemudahan kepada peserta didik untuk
melakukan aktivitas belajar.
2. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik memberikan pengalaman langsung
kepada peserta didik (direct experiences). Dengan pengalaman
langsung ini, peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang nyata
(konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih
banyak.
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antara mata pelajaran
menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada
pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan
kehidupan peserta didik.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
9
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai
mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan
demikian, peserta didik mampu memahami konsep-konsep tersebut
secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu peserta didik
dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) di mana
pendidik dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran
dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya
dengan kehidupan peserta didik dan keadaan lingkungan sekitar.
6. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan.
Pembelajaran tematik mengadopsi prinsip belajar PAIKEM
yaitu pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
d). Keunggulan Pembelajaran Tematik
Adapun kelebihan pembelajaran tematik terpadu menurut
Depdikbud (dalam Trianto, 2010: 88) antara lain sebagai berikut:
1. Pengalaman dan kegiatan belajar siswa relevan dengan
tingkat perkembangannya.
2. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan
siswa.
3. Kegiatan belajar bermakna bagi siswa, sehingga hasilnya
dapat bertahan lama.
4. Keterampilan berpikir siswa berkembang dalam proses
pembelajaran terpadu.
5. Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai
lingkungan siswa.
6. Keterampilan sosial siswa berkembang dalam proses
pembelajaran terpadu, keterampilan sosial ini antara lain:
10
kerja sama, komunikasi, dan mau mendengarkan pendapat
orang lain.
Menurut Rusman (2015, hal. 92) beberapa keunggulan
pendekatan pembelajaran tematik, diantaranya:
1. Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu
relevan dengan tingkat perkembangan anak.
2. Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan
kebutuhan peserta didik.
3. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik
sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama.
4. Pembelajaran terpadu menumbuh kembangkan keterampilan
berpikir dan social anak.
5. Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat
pragmatis. Dengan permasalahan yang sering ditemui dalam
kehidupan/lingkungan riil peserta didik.
6. Jika pembelajaran terpadu dirancang bersama dapat
meningkatkan kerja sama antar guru bidang kajian terkait,
guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik,
peserta didik/guru dengan narasumber sehingga belajar lebih
menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan dalam
konteks yang lebih bermakna.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
keunggulan dari pembelajaran tematik adalah Pengalaman dan
kegiatan belajar siswa relevan dengan tingkat perkembangannya,
Kegiatan belajar bermakna bagi siswa, sehingga hasilnya dapat
bertahan lama, dan Keterampilan berpikir siswa berkembang dalam
proses pembelajaran terpadu.
e) Kelemahan Pembelajaran Tematik
Suryosubroto (2009, hal. 136-137) ada beberapa kekurangan dalam
pembelajaran tematik yaitu:
1. Guru dituntut memiliki keterampilan yang tinggi.
11
2. Tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum
dengan konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara
tepat.
Resmini (2006, hal. 19) berpendapat bahwa pembelajaran tematik
terdapat kelemahan diantaranya:
1. Menuntut peran guru yang memiliki pengetahuan dan
wawasan luas, kreatifitas tinggi,keterampilan, kepercayaan
diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani untuk
mengemas dan mengembangkan materi.
2. Dalam pengembangan kreatifitas akademik, menuntut
kemampuan belajar siswa yang baik dalam aspek intelegensi.
3. Pembelajaran tematik memerlukan sarana dan
sumberinformasi yang cukup banyak dan berguna untuk
mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan.
4. Memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk
pengembangannya.
5. Pembelajaran tematik memerlukan system penilaian dan
pengukuran ( obyek, indikator, dan prosedur ) yang terpadu.
6. Pembelajaran tematik tidak mengutamakan salah satu atau
lebih mata pelajaran dalam proses pembelajarannya
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
kelemahan dari pembelajaran Tematik adalah Menuntut peran guru
yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas, kreatifitas tinggi,
keterampilan, kepercayaan diri etos akademik yang tinggi, dan
berani untuk mengemas dan mengembangkan materi, Pembelajaran
tematik memerlukan sarana dan sumberinformasi yang cukup
banyak dan berguna untuk mengembangkan wawasan dan
pengetahuan yang diperlukan
12
f) Manfaat PembelajaranTematik
Dengan menerapkan pembelajaran tematik, peserta didik dan
guru mendapatkan banyak manfaat, diantara manfaat tersebut
adalah (Rusman, 2011. 281).
1. Pembelajaran mampu meningkatkan pemahaman konseptual
peserta didik terhadap realitas sesuai dengan tingkat
perkembangan intelektualitasnya. Pasalnya, anak-anak membentuk
konsep melalui pengalaman langsung.
2. Pembelajaran tematik memungkinkan peserta didik mampu
mengekplorasi pengetahuan melalui serangkaian proses kegiatan
pembelajaran. Melalui tema, menghubungkan informasi yang
terpisah-pisah menjadi satu kesatuan yang utuh.
3. Pembelajaran tematik mampu meningkatkan keeratan antara
hubungan antar peserta didik. Tema-tema pembelajaran yang erat
hubungannya dengan pola kehidupan sosial, sangat membantu
peserta didik agar mampu beradaptasi dan berganti peran dalam
melakukan pekerjaan yang ssberbeda.
4. Pembelajaran tematik membantu guru dalam meningkatkan
keprofesionlismenya. Pembelajaran tematik membutuhkan
kecermatan dan keseriusan guru, baik dalam menemukan tema
yang kontekstual, merancang rencana pembelajaran, menyiapkan
metode yang tepat, merumuskan tujuan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran secara konsisten dengan tema
pembelajaran, sampai menyusun instrumen penilaian (evaluasi)
yang relevan dengan kegiatan pembelajaran (Majid, 2014. Hal.
87).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat
pembelajaran tematik adalah Pembelajaran mampu meningkatkan
pemahaman konseptual peserta didik terhadap realitas sesuai
dengan tingkat perkembangan intelektualitasnya. Pasalnya, anak-
anak membentuk konsep melalui pengalaman langsung, dan
13
pembelajaran tematik juga mampu meningkatkan keeratan antara
hubungan antar peserta didik, tema-tema pembelajaran yang erat
hubungannya dengan pola kehidupan sosial, sangat membantu
peserta didik agar mampu beradaptasi dan berganti peran dalam
melakukan pekerjaan yang berbeda.
2. Keaktifan Siswa
Menurut Nana Sudjana (2004, hal. 61) menyatakan keaktifan siswa
dapat dilihat dalam beberapa hal yaitu turut serta dalam melaksanakan
tugas belajarnya, terlibat dalam pemecahan masalah, bertanya kepada
siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya,
berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan
masalah, melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru,
melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang diperolehnya.
Menurut Djamarah dalam Slameto (2003, hal. 110) menjelaskan
bahwa dalam pembelajaran, aktivitas siswa yang diharapkan tidak hanya
aspek fisik melainkan juga aspek mental. Siswa yang melakukan aktivitas
secara fisik dan mental misalnya, bertanya, mengajukan pendapat,
mengerjakan tugas, berdiskusi, menulis, membaca, membuat grafik dan
mencatat hal-hal penting dari penjelasan guru.
Menurut (Rochman Natawijaya dalam Depdiknas, 2005, hal. 31),
belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan
keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna
memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara aspek kognitif,
afektif dan psikomotor”.
Indikator yang peneliti ambil untuk mengetahui keaktifan siswa yaitu:
1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
2. Bertanya kepada siswa lain/ kepada guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya
3. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk
pemecahan masalah
4. Melaksanakan diskusi kelompok
14
Maksud dari indikator tersebut adalah siswa menggunakan
langkah-langkah atau rumus untuk menyelesaikan permasalahan yang
dihadapinya.
Dari uraian di atas tentang klasifikasi keaktifan, dapat diambil
kesimpulan bahwa keaktifan dalam belajar merupakan suatu proses
kegiatan belajar mengajar dimana siswa mengalami keterlibatan
intelektual-emosional. Siswa dilibatkan secara fisik maupun mental dalam
proses belajar seperti, bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas,
berdiskusi, menulis, membaca, dan mencatat hal-hal penting dari
penjelasan guru. Dalam proses pengajaran terutama di sekolah, apabila
guru mampu melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran maka
suasana yang terbentuk tidak cenderung membosankan dan siswa akan
senang mengikuti kegiatan belajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa
dapat dilihat dari berbagai hal seperti memperhatikan (visual activities),
mendengarkan, berdiskusi, kesiapan siswa, bertanya, keberanian siswa,
mendengarkan,memecahkan soal (mental activities). Dengan adanya
menggunakan media ini siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran
yaitu siswa bertanya kepada siswa lain/ kepada guru apabila tidak
memahami persoalan yang dihadapinya, dan siswa dapat melakukan
diskusi kepada kelompoknya untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapinya.
3. Model Pembelajaran
a) Pengertian Model pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.
Model tersebut merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk
mencapai kompetensi/tujuan pembelajaran yang diharapkan. Model
pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang
menyangkut pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran yang
diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dalam suatu
15
model pembelajaran ditentukan bukan hanya apa yang harus dilakukan
guru, akan tetapi menyangkut tahapan-tahapan, prinsip-prinsip reaksi guru
dan siswa serta sistem penunjang yang disyaratkan.
Arends (dalam Suprijono, 2013, hal. 46) model pembelajaran
mengacu pada pendekatan yang digunakan termasuk di dalamnya tujuan-
tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Menurut Joice& Weil
(dalam Isjoni, 2013, hal. 50) model pembelajaran adalah suatu pola atau
rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk
menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk
kepada pengajar di kelasnya. Sedangkan Istarani (2011, hal. 1) model
pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajaryang meliputi
segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan
guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung
atau tidak langsung dalam proses belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.
Model tersebut merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk
mencapai kompetensi/tujuan pembelajaran yang diharapkan.
b) Jenis-jenis Model pembelajaran
Dalam pembelajaran memiliki beberapa variasi model yang dapat
diterapkan. Majid (2013, hal. 19) menyatakan terdapat 5 model
pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu: (1) belajar tuntas (mastery
learning), (2) belajar kontrol diri (learning self control), (3) latihan
pengembangan keterampilan dan konsep diri (training for skill and
concept development), (4) latihan assertif, dan (5) pembelajaran
langsung (explicit instruction).
c) Model Problem based learning
Model Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu
model pembelajaran yang dapat menolong siswa untuk meningkatkan
16
keterampilan yang dibutuhkan pada pada era globalisasi saat ini.
Problem Based Learning (PBL) dikembangkan untuk pertama kali
oleh Prof. Howard Barrows sekitar tahun 1970-an dalam
pembelajaran ilmu medis di McMaster University Canada (Amir,
2009, hal. 124). Model pembelajaran ini menyajikan suatu masalah
yang nyata bagi siswa sebagai awal pembelajaran kemudian
diselesaikan melalui penyelidikan dan diterapkan dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah.
Duch (1995, hal. 201), Problem Based Learning (PBL)
merupakan model pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar
bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi
dari permasalahan dunia nyata. Masalah ini digunakan untuk
mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang
dimaksud.
Arends (Trianto, 2007, hal. 68), Problem Based Learning (PBL)
merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa dihadapkan
pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat
menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan
tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan
kepercayaan dirinya.
Dari beberapa Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Model
problem based learning adalah salah satu model pembelajaran yang dapat
menolong siswa untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan pada
pada era globalisasi saat ini.
a). Kelebihan dan kelemahan model problem based learning
a. Kelebihan model Problem based learning
Sebagai suatu model pembelajaran, Problem Based Learning memiliki
beberapa kelebihan, diantaranya :
1. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
2. Meningkatakan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.
17
3. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk
memahami masalah dunia nyata.
4. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping
itu, PBM dapat mendorong siswa untuk melakukan evaluasi sendiri baik
terhadap hasil maupun proses belajarnya.
5. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru.
6. Memberikan kesemnpatan bagi siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
7. Mengembangkan minat siswa untuk secaraterus menerus belajar
sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
8. Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari
guna memecahkan masalah dunia. (Sanjaya, 2007 hal. 45).
b. Kelemahan model problem based learning
Disamping kebihan di atas, Problem based learning juga memiliki
kelemahan, diantaranya:
1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka
mereka akan merasa enggan untuk mencobanya.
2. Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai
materi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka
harus berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka
mereka akan belajar apa yang mereka ingin pelajari. (Sanjaya, 2007 hal.
45).
d). Tahap-tahap Model problem based learning
Menurut (Trianto, 2007 hal. 70 ) Pelaksanaan model Problem Based
Learning terdiri dari 5 tahap proses, yaitu :
Tahap pertama, adalah proses orientasi peserta didik pada masalah. Pada
tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik
18
yang diperlukan, memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas
pemecahan masalah, dan mengajukan masalah.
Tahap kedua, mengorganisasi peserta didik. Pada tahap ini guru membagi
peserta didik kedalam kelompok, membantu peserta didik mendefinisikan
dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.
Tahap ketiga, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok.
Pada tahap ini guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang dibutuhkan, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Tahap keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil. Pada tahap ini
guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan
laporan, dokumentasi, atau model, dan membantu mereka berbagi tugas
dengan sesama temannya.
Tahap kelima, menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan
masalah. Pada tahap ini guru membantu peserta didik untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap proses dan hasil penyelidikan yang mereka
lakukan.
Problem Based Learning ini selengkapnya dapat disimpulkan melalui
tabel 2.1 yang dapat dilihat di bawah ini :
Tahapan Pembelajaran
Kegiatan Guru
Tahap 1
Orientasi peserta didik pada
masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,menj
elaskan logistik yang diperlukan,
mengajukan fenomena atau demonstrasi atau
cerita untuk memunculkan masalah,
memotivasi siswa untuk terlibat dalam
aktivitas pemecahan masalah.
19
Tahap 2
Mengorganisasi peserta
Didik
Guru membagi siswa ke dalam kelompok,
membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah.
Tahap 3
Membimbing penyelidikan i
ndividu maupun kelompok
Guru mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang dibutuhkan,
melaksanakan eksperimen dan penyelidikan
untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
Tahap 4
Mengembangkandan
menyajikan hasil
Guru membantu siswa dalam merencanakan
danmenyiapkan laporan, dokumentasi, atau
model, dan membantu mereka berbagi tugas
dengan sesama teman.
Tahap 5
Menganalisis dan men
gevaluasi proses dan hasil
pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap proses dan
hasil penyelidikan yang mereka lakukan.
Kerangka Berfikir
Dalam pembelajaran siswa kurang aktif dan kurang berpartisipasi
dalam proses pembelajaran didalam kelas sehingga masih banyak siswa
yang bermain-main saat belajar. Guru hendaknya dapat melakukan
berbagai model pembelajaran yang dapat menarik keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran. Model pembelajaran tersebut dapat disesuaikan
dengan keadaan dan kemampuan individual dari setiap siswa. Salah satu
model pembelajaran yang dapat digunakan agar dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran yaitu model pembelajaran
problem based learning. Dalam model ini guru hanya menjadi fasilitator
20
dan motivator, sehingga siswa akan ikut terlibat dalam proses
pembelajaran. Seperti dalam kegiatan diskusi kelompok, hal tersebut tentu
akan menarik keaktifan siswa karena siswa tidak akan merasa jenuh ketika
melakukan pelajaran di dalam kelas.
Bagan 2.1 Kerangka Berfikir
B. Studi Relevan
Pada dasarnya suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian lain
yang dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam mengadakan penelitian.
Dalam penelitian ini, digunakan data penelitian terdahulu sebagai telaah
pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:
Pertama penelitian yang dilakukan oleh Paramita Ika Sari dengan
judul “ Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan
Keaktifan dan Hasil Belajar Geografi Siswa di MAN 1 Yogyakarta”. Dari
penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model
Kondisi Awal
1. Siswa kurang aktif dan kurang berpartisipasi dalam pembelajaran.
2. Siswa sulit berinteraksi dalam proses pembelajaran dikarenakan kurangnya keaktifan berbicara yang dimiliki.
Pelaksanaan tindakan
1. Guru menyampaikan topik pembelajaran
2. Guru membantu siswa untuk
Orientasi siswa pada masalah
3. Mengorganisasi siswa untuk belajar
4. Guru Membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok
5. Guru membantu siswa Mengemban
gkan dan menyajikan hasil karya
6. Guru membantu siswa untuk
Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
Tindakan Akhir
1. Siswa aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran
2. Siswa mudah berinteraksi dikarenakan meningkatnya keaktifan dalam belajar
21
pembelajaran Problem Based Learning dapat membantu meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar siswa.
Kedua oleh Leonardus Baskoro Pandu Y dengan judul “Penerapan
Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil
Belajar Siswa pada Pelajaran Komputer (KK6) di SMK N 2.Wonosari
Yogyakarta”. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning menunjukan
bahwa prestasi dan aktivitas belajar siswa kelas X El SMK N 2 Wonosari
Yogyakarta dalam pembelajaran mata diklat komputer (KK6) mengalami
peningkatan.
Ketiga oleh Umi Nur Hanifah dengan judul “Upaya
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem
Based Learning Pada Tema Mata Sebagai Alat Optik Bagi Siswa Kelas
VII SMP Negeri 3 Ngaglik”. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan
bahwa aktivitas dan hasilbelajar siswa dapat meningkat setelah diberi
tindakan. Terjadi peningkatan keseluruhan aktivitas siswa dari siklus I
kesiklus II..
Dari beberapa penelitian relevan diatas terdapat beberapa perbedaan
dengan penelitian yang akan peneliti lakukan dengan peneliti yang
sebelumnya. Yang akan diteliti oleh peniliti yaitu tentang keaktifan belajar
siswa melalui model pembelajaran problem based learning pada
pembelajaran Tematik kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Jambi.
Sedangkan yang diambil oleh peneliti sebelumnya adalah Penerapan
model pembelajaran problem based learning untuk meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA pada materi alat pernapasan
manusia pada siswa kelas V MI Klumpit. Persamaan yang peneliti ambil
dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama menggunakan model
pembelajaran Problem based learning untuk meningkatkan keaktifan
belajar.
C. Hipotesis Penelitian
22
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut: Penggunaan model problem based learning
dapat meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran Tematik di kelas
V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan salah satu jenis penelitian
tindakan yang dilaksanakan oleh praktisi pendidikan (khususnya guru, dosen, atau
instruktur) dalam proses pembelajaran di kelas. (sebagaimana dikutip Suyanto:
1997) mengemukakan bahwa PTK adalah bentuk penelitian reflektif yang
dilakukan oleh guru yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk
pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian
mengajar, dan sebagainya.
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian terstruktur. Menurut
Kunandar (2018, hal. 45) “Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan
sebagai suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh
guru yang sekaligus sebagai peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan
orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan
untuk meningkatakan mutu (kualitas) proses pembelajaran dikelasnya
melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus”. Tujuan
utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi
dikelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan
pengembangan profesinya.
Salah satu ciri khas PTK adalah kerja sama antara praktisi dengan
peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan,
pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan.
Kerja sama antara guru dengan peneliti merupakan hal yang sangat
penting dalam menggali dan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi
guru dan/atau siswa di sekolah. Kerja sama ini terutama pada kegiatan
mendignosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan tindakan,
menganlisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan akhir.
B. Tempat (Setting) dan Subyek Penelitian
24
1. Tempat Penelitian
Pelaksanaan dilakukan di MI Nurul Ittihad Kota Jambi.
2. Subyek Penelitian
Adapun subyek penelitian adalah siswa kelas V yang terdiri dari 23
siswa, 14 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan, Guru kelas V dan Kepala
sekolah MI Nurul Ittihad Kota Jambi.
C. Rancangan Tindakan
Adapun rancangan tindakan berdasarkan model Arikunto yang akan
dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi 2 siklus, seperti
gambar berikut
Gambar 3.1 siklus penelitian tindakan kelas (Arikunto, dkk. 2010,
hal.16).
25
1. Perencanaan
Hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan tindakan antara lain:
membuat skenario pembelajaran, mempersiapkan fasilitas dan sarana
pendukung yang diperlukan di kelas, mempersiapkan instrumen untuk
merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan,
melaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji
keterlaksanaan rancangan (Aqib, 2006, hal.30).
Tahapan perencanaan meliputi :
a. Menelaah materi pembelajaran berkaitan dengan tema 5 ekosistem
dan menelaah indikator bersama tim kolaborasi.
b. Menyusun RPP sesuai indikator yang telah ditetapkan dan skenario
pembelajaran tematik mealui model problem based learning.
c. Menyiapkan media pembelajaran yang relevan dengan materi yang
diajarkan.
d. Menyiapkan alat evaluasi berupa lembar penilaian unjuk kerja.
e. Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan guru.
2. Pelaksanaan Tindakan
Menurut Arikunto (2009, hal.126), selama melaksanakan tindakan,
guru sebagai pelaksana intervensi tindakan mengacu pada program yang
telah dipersiapkan dan disepakati bersama dengan teman sejawat. Peneliti
akan menggunakan model problem based learning dalam pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan kelas ini direncanakan dalam dua siklus. Siklus
pertama yaitu memberikan memberikan kesempatan pada siswa untuk
lebih berinteraksi, aktif, kreatif, dan berinovasi dalam proses
pembelajaran. Pada siklus kedua mengajarkan pada siswa untuk terjun
langsung mempraktikkan bagaimana menyelesaikan berbagai
permasalahan dalam pembelajaran dengan cara berinteraksi dengan teman
sebaya secara aktif, kreatif dan inovatif.
3. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Arikunto,
26
2009, hal.127). Observasi dilakukan peneliti dengan menggunakan lembar
pengamatan aktivitas siswa, catatan lapangan, dan dokumen dalam
pengumpulan data-data di lapangan.
Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru
pengamat untuk mengamati aktivitas dan keterampilan berbicara siswa
dengan menggunakan model problem based learning
4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan (Arikunto, 2008, hal.19). Kegiatan refleksi terdiri atas 4
komponen kegiatan, yaitu: analisis data hasil observasi, pemaknaan data
hasil analisis, penjelasan hasil analisis, dan penyimpulan apakah masalah
itu selesai/teratasi atau tidak.
Jika teratasi berapa persen yang teratasi dan berapa persen yang
belum. Jika ada yang belum teratasi, maka perlu dilanjutkan ke siklus
berikutnya. Jadi dalam refleksi akan ditentukan apakah penelitian itu
berhenti atau terus. Dan dalam siklus II dilakukan berdasarkan dari apa
yang dilakukan dalam siklus I jika keterampilan berbicara anak belum
terlihat maksimal.
D. Desain dan Prosedur Tindakan
Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom
action research). Pengkategorian penelitian ini ke dalam penelitian
tindakan sesuai dengan model Kemmis dan Mc. Taggat. Tiap siklus atau
putaran terdiri empat tahapan yaitu perencanaan (planning), aksi atau
tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Aqib, 2011, hal.3).
Dalam pelaksanaannya, penelitian ini bersifat kolaboratif bersama guru
kelas sebagai upaya bersama untuk mewujudkan perbaikan yang
diinginkan.
27
Adapun prosedur dalam penelitian tindakan ini terdiri dari empat
tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Untuk jelasnya dipaparkan melalui bagan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap ini penelitian mengidentifikasi bagaimana menerapkan
model pembelajaran problem based learning pada pembelajaran
tematik. Perencanaan yang dilakukan yaitu :
1) Mengadakan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan
yang perlu diatasi. Tahap ini peneliti melakukan observasi pada
pembelajaran, wawancara dengan guru dan siswa.
2) Membuat lembar observasi bagi guru dan siswa untuk melihat
proses pembelajaran tematik melalui model problem based
learning. Adapun aktifitas siswa dan kinerja guru selama
proses pembelajaran berlangsung yaitu :
a) Menetapkan materi pelajaran dengan berpedoman pada
siklus.
b) Menyusun Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP).
c) Membuat lembar observasi untuk siswa.
d) Menyiapkan bahan belajar, materi dan alat evaluasi.
b. Tindakan
Pada tahap ini penelitian menerapkan rencana atau model
pembelajaran yang telah disusun dan dibuat pada proses
pembelajaran tematik. Adapun penerapannya sebagai berikut :
1) Memberikan informasi tentang materi pembelajaran.
2) Menyajikan materi sesuai siklus dan RPP.
3) Memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih berinteraksi,
aktif, kreatif, dan berinovasi dalam proses pembelajaran.
4) Mengamati setiap kegiatan siswa dalam proses pembelajaran.
5) Siswa diberikan waktu untuk mengulas atau mengulangi materi
yang baru saja dipelajari secara bersama-sama.
28
c. Observasi
Pada tahap ini penelitian mengobservasi tindakan yang dilakukan
dengan menggunakan format yang telah dibuat pada perencanaan
dan memberi hasil pelaksanaan tersebut. Adapun pengematan
dalam penelitian ini mencakup :
1) Mengamati situasi kegiatan pembelajaran.
2) Kemampuan berfikir siswa dalam mengatasi masalah.
3) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
4) Mengamati aktifitas guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran menggunakan model problem based learning.
d. Refleksi
Pada tahap ini penelitian melakukan evaluasi tindakan dan
melakukan pertemuan untuk membahas hasil. Tahap-tahap refleksi
adalah:
1) Menganalisis kekurangan yang ada pada siklus I.
2) Peneliti dan guru berkolaborasi untuk mendiskusikan hasil
analisis, kemudian dibuat perbaikan berdasarkan kekurangan
yang ada.
3) Hasil dari analisis tersebut dijadikan pertimbangan dalam
menyusun RPP pada siklus II.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Tahap ini peneliti mengidentifikasi bagaimana penggunaan model
pembelajaran problem based learning pada pembelajaran tematik
dan membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada
siklus I.
b. Tindakan
29
Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarkan
rencana pembelajaran yang telah dibuat, disetiap pembelajaran
diusahakan guru membawa media.
c. Observasi
Pada tahap ini penelitian mengobservasi tindakan II yang
dilakukan dan dibuat pada perencanaan dan memberi hasil
pelaksanaan tersebut. Tahap ini dipusatkan baik kepada proses dan
kemampuan berfikir kritis siswa maupun kepada hasil tindakan
pembelajaran. Adapun pengamatan dalam penelitian ini mencakup
:
1) Mengamati situasi kegiatan pembelajaran.
2) Kemampuan berfikir siswa dalam mengatasi masalah.
3) Keaktifan siswa dalam pembelajaran.
4) Aktivitas siswa ketika mengemukakan pendapat, menunjukan
gagasan ataupun ide terhadap materi pelajaran.
5) Mengamati aktifitas guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran menggunakan model problem based learning.
d. Refleksi
Tahap ini peneliti melakukan evaluasi tindakan dan melakukan
pertemuan untuk membahas hasil. Tahap-tahap refleksi adalah:
1) Menganalisis kekurangan yang ada pada siklus II.
2) Peneliti dan guru berkolaborasi untuk mendiskusikan hasil
analisis, kemudian dibuat perbaikan berdasarkan kekurangan
yang ada.
3) Hasil dari analisis tersebut dijadikan pertimbangan dalam
menyusun RPP pada siklus selanjutnya apabila belum terlihat
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
E. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data adalah subyek dari mana data
dapat diperoleh. Jadi, sumber data ini menunjukkan asal informasi. Data
ini harus diperoleh dari sumber data yang tepat. Jika sumber data tidak
30
tepat maka mengakibatkan data yang terkumpul tidak relevan dengan
masalah yang diselidiki. Data utama penelitian ini mencakup:
1. Hasil lembar observasi perilaku dan aktivitas siswa.
2. Hasil observasi dan catatan lapangan yang berkaitan dengan
aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran tematik berlangsung.
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI
Nurul Ittihad Kota Jambi yang berjumlah 23 orang. Alasan pengambilan
kelas ini sebagai subyek penelitian adalah karena berdasarkan observasi
dan wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas V MI Nurul Ittihad
didapatkan:
1. Keaktifan siswa kurang dalam proses pembelajaran tematik.
2. Siswa kurang tertarik mengikuti pembelajaran dikarenakan guru
hanya menggunakan model konvensional
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan teknik
pengamatan (observasi), wawancara, tes, dokumentasi
1. Lembar observasi
Lembar observasi yang digunakan yaitu lembar observasi
keterlaksanaan pembelajaran di dalam pelaksanaan pembelajaran tematik.
Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan
dengan prilaku manusia dan proses kerja bila kegiatan belajar mengajar
dan responden tidak terlalu besar. Lembar observasi tersebut digunakan
sebagai pedoman melakukan observasi atau pengamatan untuk
memperoleh informasi bagaimana proses pembelajaran dengan
menggunakan model problem based learning yang dilaksanakan di kelas
V MI Nurul Ittihad Kota Jambi.
2. Metode Wawancara
31
Metode wawancara ini digunakan untuk mengetahui pendapat dan
gambaran dari pengunaan model pembelajaran dalam pembelajaran
tematik di kelas V MI Nurul Ittihad Kota Jambi.
3. Tes
Tes awal dilaksanakan untuk memperoleh data sebelum pelaksanaan
diterapkan dan tes akhir dilakukan pada setiap tes akhir pembelajaran yang
bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan peserta didik terhadap
materi yang disampaikan melalui model problem based learning dalam
pembelajaran, tes akhir untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta
didik terhadap pelajaran yang ditetapkan.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui
sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti.
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan identitas
siswa antara lain seperti nama siswa, nomor induk siswa dengan melihat
dokumentasi yang ada dalam sekolah.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
menyajikan data, dan melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
teknik kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan rencana
tindakan, menggambarkan hambatan-hambatan yang muncul dalam
pelaksanaan pembelajaran dan mendeskripsikan aktivitas siswa dalam
kegiatan pembelajaran serta kemampuan berfikir siswa sesuai dengan
pengamatan. Sedangkan teknik kuantitatif digunakan untuk
mendeskripsikan tentang efektivitas dari pembelajaran yang meliputi hasil
32
belajar dan keaktifan siswa. Berikut analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini:
1. Reduksi Data
Merupakan proses penyederhanaan yang di lakukan melalui seleksi
data mentah menjadi data yang bermakna. Data yang diseleksi untuk
digunakan dan mendukung dalam penelitian ini adalah hasil observasi
sikap siswa dan hasil belajar sebelum tindakan, hasil wawancara dengan
guru dan siswa, dan hasil observasi terhadap kegiatan guru dan siswa,
serta keaktifan siswa.
2. Sajian data
Data yang sudah terkumpul dan terseleksi kemudian di kelompokkan
dalam beberapa bagian sesuai dengan jenis data supaya makna
peristiwanya menjadi lebih jelas dipahami. Sajian data dalam penelitian ini
disajikan dalam bentuk paparan naratif, tabel, dan grafik.
3. Penarikan simpulan/verifikasi
Simpulan dalam penelitian ini ditarik berdasarkan reduksi dan sajian
data. Penarikan simpulan di lakukan sebagai proses pengambilan intisari
dan sajian data yang telah terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan
kalimat yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian yang luas.
Dalam analisis data ini penulis akan mengambil data tentang hasil
observasi keaktifan siswa, yang dapat diambil melalui:
Presentase respon siswa = x 100 %
Dimana : a = proporsi siswa yang memilih (aktif)
b = jumlah siswa (keseluruhan)
Dengan penilaian :
0 – 19 = tidak aktif
20 – 59 = kurang aktif
60 – 69 = cukup aktif
33
70 – 79 = aktif
80 – 100 = aktif sekali
Sedangkan hasil observasi aktivitas guru diberikan nilai sebagai
berikut ( Trianto, 2011, hal.63)
1 = kurang baik
2 = cukup baik
3 = baik
4 = baik sekali
Data kuantitatif merupakan proses perhitungan hasil belajar siswa
pada masing-masing siklus yang dilakukan dengan perhitungan (Asep
Jihad dan Abdul Haris, 2008, hal.166)
Skor = x 100
Ket :
B = jumlah butiran dijawab benar
N = banyak butiran soal.
Nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus :
= X
Ket :
= jumlah semua nilai siswa
= jumlah siswa.
= nilai rata-rata
34
Nilai ketuntasan hasil belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan :
P =
Siswa yang tuntas belajar dengan penilaian
0 – 2 = sangat rendah
2 – 4 = rendah
4 – 6 = cukup tinggi
6 – 8 = tinggi
8 – 10 = sangat tinggi
B. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila telah terdapat
siwa yang memiliki keaktifan dalam poroses pembelajaran sedikitnya 75
% dari siswa yang dalam mengikuti pembelajaran. Keberhasilan atau
ketuntasan belajar dilihat berdasarkan hasil tes yang diperoleh siswa.
Siswa dikatakan berhasil atau tuntas apabila setiap siswa mencapai skor
76 % - 100 % atau 76, sesuai dengan standar KKM yang telah ditentukan
dalam pembelajaran tersebut yaitu 76.
35
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Sekolah/Madrasah
Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah Sekolah Dasar (SD) yang berciri khas
Agama Islam. Dalam operasionalnya, penyelenggaraan MI jauh lebih berat
dibanding penyelenggaraan sekolah reguler lain yang sejenjang (setara)
dengannya. Sebab MI menyelenggarakan pendidikan umum dan agama
secara simultan. Dengan penyelenggaraan pendidikan umum dan pendidikan
agama secara simultan ini maka pada hakikatnya MI menyelenggarakan
100% pendidikan umum tingkat dasar dan 100% pendidikan agama tingkat
dasar. Dengan demikian, maka konsekuensinya beban penyelenggaraan MI
menjadi lebih berat daripada beban penyelenggaraan SD reguler. Beban ini
tidak hanya meliputi beban belajar anak, beban mengajar guru, biaya
operasional Kegiatan Belajar Mengajar, tapi juga meliputi sarana dan
prasarana pendidikan.
Madrasah Ibtidaiyah ini bernama Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad,
yang berkedudukan di RT.21 Kelurahan Rawasari, Kecamatan Alam Barajo
(Kota Baru), Kota Jambi. Pemberian nama ini mengacu kepada nama Masjid
yang terletak di lokasi yang sama dengan MI ini, yaitu Masjid Nurul Ittihad.
Secara georafis MI ini mudah dijangkau karena berada ditengah
pemukiman penduduk dan berjarak hanya beberapa puluh meter dari
perumahan. Sekolah Dasar terdekat dari MIS ini berjarak sekitar 300 meter.
Sedangkan MI terdekat berjarak sekitar 2 km.
Kondisi sosial masyarakat sekitar MI ini, khususnya sosial ekonomi
sangat hiterogen. Mulai dari pejabat Negara, pejabat pemerintahan sampai
pekerja kasar seperti buruh bangunan dan jasa angkutan roda dua (tukang
ojek).
36
Satu fenomina yang tidak cukup menggembirakan adalah bahwa
sebahagian besar anak-anak yang masuk MI ini adalah anak dari keluarga
kurang mampu dan tidak melalui pendidikan Taman Kanak Kanank. Kondisi
ini membuat in take (kesiapan belajar) murid sangat rendah sehingga sangat
mempengaruhi upaya-upaya pengembangan kegiatan pembelajaran dan
pengembangan madrasah secara keseluruhan.
Berdirinya MI ini diawali dari keinginan masyarakat untuk adanya
lembaga pendidikan formal dengan basis pendidikan keagamaan (dalam hal
ini agama Islam) dilingkungan tempat tinggal mereka.
Untuk mewujudkan keinginan ini masyarakat melakukan beberapa upaya:
1. Pada tahun 2006 masyarakat mendirikan Yayasan Al-Ittihad dengan Akta Notaris M,Zen,SH Nomor 54 tanggal 15 Februari 2006 sebagai yayasan yang akan menyelenggarakan pendidikan tersebut .
2. Pada tanggal 12 April 2006 Pengurus Yayasan Al-Itihad mendirikan MI
Nurul Ittihad. Pendirian MI Nurul Ittihad ini dikukuhkan dengan Surat Keputusan Kepala Kantor Departemen Agama Kota Jambi Nomor Kd.05.10/6-a/PP.00.4/1015/2006, tanggal 26 September 2006, tentang Persetujuan Pendirian dan Pemberian Status Izin Operasional Madrasah Ibtidaiyah Swasta di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Jambi, dengan Nomor Statistik Madrasah (NSM) 112157101113, dan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 10504938. Dan mulai Tahun Ajaran 206/2007 MI Nurul Ittihad telah mulai menyelenggarakan Kegiatan Belajar Mengajar pada sore hari.
3. Mulai tahun ajaran 2008/2009 MI Nurul Ittihad menyelenggarakan Program
Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas) dengan waktu belajar pagi hari. Status MI Nurul Ittihad sebagai madrasah yang menyelenggarakan program Wajar Dikdas ini dikukuhkan dengan SK Kepala Kantor Kementerian Agamaa Kota Jambi Nomor Kd.05.10/6/pp.00/241/2010 Tanggal 4 maret 2010,tentang Pendirian RA dan Madrasah di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Jambi, dengan NSM 111215710027 dan NPSN 60704787.
4. Pada tahun 2016, Yayasan Al-Ittihad memperbaharui Akta Notaris
Pendiriannya, yaitu dengan menerbitkan Akta Notaris Dwi Andri Afiani, SH., M.Kn; Nomor 02 ; Tanggal 15 Februari 2016; dan disahkan oleh Kemenkumham dengan SK Pengesahan Kemenkumham Nomor: AHU-
37
0009122.AH.01.04;Tahun 2016 Tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum Yayasan Al-Ittihad Kota Jambi.
5. Pada tahun 2016 MI Nurul Ittihad sudah terakreditasi, berdasarkan SK Ketua
Badan Akreditasi Provinsi (BAP) S/M Provinsi Jambi Nomor : 349/BAP-SM/XI/Jbi/2016; Tanggal 14 Nopember 2016; tentang Penetapan Hasil Akreditasi Sekolah/Madrasah (MI, MTs & MA) tahun 2016; dengan nilai 77; predikat B.
2. Data Umum Madrasah
Tabel 4.1 Identitas Sekolah MI Nurul Ittihad Kota Jambi
N
o
Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Ittihad Kota Jambi
2 Nomor Statistik 112157101113
3 Alamat JL. H. Ibrahim kec. Alam barajo
Kota Jambi.
4 Desa JL. H. Ibrahim
5 Kecamatan Alam barajo
6 Kabupaten Kota Jambi
7 Provinsi Jambi
8 Kode pos -
9 Status sekolah Swasta
Sumber: Bagian TU MI Nurul Ittihad Kota Jambi, Tentang Identitas
Sekolah MI Nurul Ittihad Kota Jambi
3. Visi dan Misi Sekolah/Madrasah
a. Visi
Mewujudkan peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada allah, memiliki kecerdasan dan kreativitas tinggi, berakhlakul karimah dan sikap untuk memajukan bangsa dan Negara. b. Misi
38
1. Menjadikan peserta didik yang teguh dalam keimanan dan ketaqwaan kepada allah.
2. Memotifasi peserta didik agar lebih kreatif, disiplin, terampil, professional dalam pengembangan diri.
3. Mewujudkan peserta didik menjadi generasi yang berakhlak mulia dan mampu bersosialisasi dengan masyarakat.
4. Membangkitkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air dan bangsa.
39
3. Struktur Organisasi Madrasah Nurul Ittihad Kota Jambi
Kepala Skolah
Drs. H. Samsul Qamar M.Pd.I
Wakil Kepsek
Pattiah S.Pd.I
Bendahara
Taslimah S.Pd.I
Waka Kurikulum dan Kesiswaan
Sumistra.S.Pd.I
Wali Kelas I A
Pattiah S.Pd.I
Wali Kelas I B
Saril S.Pd.I
Wali Kelas II A
Taslimah S.Pd.I
Wali Kelas II B
Nurmi S.Pd.I
Wali Kelas III
Naziah S.Pd.I
Wali Kelas IV
Toni Kausari S.Pd.I
Wali Kelas V
Sumistra.S.Pd.I
Wali Kelas VI
Dra. Nur Asiah
Guru Mapel
Halimah S.Pd.I
Mirza S.Pd.I
40
JADWAL IMAM SHOLAT DZUHUR
SENIN SELAS
A RABU KAMIS
Sumistr
a S.Pd.I
Saril
S.Pd. I
Toni kau
sari S.Pd.I
Mirza
S.Pd. I
JADWAL PENGAWAS DAN PENGATUR
ANAK PADA SHOLAT DZUHUR
SENIN SELASA RABU KAMIS
Dra.
Nur Asiah
Sumistra
S.Pd.I
Saril
S.Pd.I
Mirza
S.Pd.I
A. Deskripsi Pelaksanaan
1. Kondisi Awal Keaktifan belajar Prasiklus
Tindakan penelitian dilaksanakan di sekolah Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Ittihad yang berlangsung masih terbilang rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil
observasi awal.
Tabel 4.1 kondisi awal keaktifan belajar siswa
N
o
Nama
Siswa
Hasil Observasi
Prasiklus
Kriteria
Keaktifan
1 AMR 1 Sangat Kurang
2 AAF 2 Kurang
3 AF 3 Cukup
4 AN 2 Kurang
5 AYT 4 Aktif
6 AS 2 Kurang
7 BP 2 Kurang
8 DS 2 Kurang
9 FE 2 Kurang
41
1
0
HKM 3 Cukup
1
1
KA 2 Kurang
1
2
MFR 2 Kurang
1
3
MZP 3 Curang
1
4
NL 2 Kurang
1
5
YP 2 Kurang
1
6
TAP 1 Sangat Kurang
1
7
GS 2 Kurang
1
8
WYL 3 Cukup
1
9
MARS 2 Kurang
2
0
YG 2 Kurang
2
1
SB 2 Kurang
2
2
AAS 2 Kurang
2
3
WD 1 Kurang
Jumlah 49 Kurang Aktif
Skor Rata-rata 2,1
42
Keterangan: 1 : Sangat Kurang Aktif 2 : Kurang Aktif 3 : Cukup Aktif 4 : Aktif 5 : Sangat Aktif
Dari data dalam tabel 4.1 di atas bahwa terlihat keaktifan belajar siswa masih
sangat rendah.Rata – rata siswa masih dikatan kurang aktif karena pada indikator
poin, dari sinilah peneliti melakukan penelitian tindakan kelas guna umemperbaiki
pembelajaran dan meningkatakan keaktifan belajar siswa.Dapat disimpulkan
bahwa rata – rata keaktifan siswa kelas V MI Nurul Ittihat „‟kurang aktif‟‟. Hal
tersebut disebabkan saat proses pembelajaran guru masih menggunakan model
pembelajaran klasik serta berlangsung secara monoton.
Sehingga tidak terlihat proses keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung,
siswa hanya diperintahkan untuk mencatat dan mengerjakan tugas yang terdapat
pada buku tematik siswa. Siswa jarang dilibatkan dalam proses pembelajaran,
sehingga tidak terbangun pengembangan berfikirnya. Hal ini mengakibatkan
proses pembelajaran yang didapat hanya dari apa yang diberikan guru saja,
sedangkan siswa tidak pernah diajak untuk menemukan konsep pengetahuannya.
Sehingga siswa cenderung rebut, berjalan – jalan bahkan keluar saat proses
pembelajaran sedang berlangsung, hal ini berdampak pada pemahaman dan
keaktifan belajar siswa.
Oleh sebab itu guru harus dapat menerapkan model yang dapat meningkatkan
keaktifan belajar siswa secara menarik salah satunya menggunakan model
Problem based learning, dengan demikian dapat meningkatkan keaktifan belajar
siswa.
2. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 Maret sampa