Upload
nona-karuna-siaw
View
212
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
merdeka
Citation preview
Merdeka.com - Sebuah gudang di kawasan Delitua, Deliserdang digerebek polisi dari Unit Ekonomi Satuan Reskrim Polresta Medan, Jumat (21/6). Lokasi ini ternyata dijadikan pabrik pengolahan minuman keras dengan merek palsu.
Minuman keras ini dibuat seakan-akan bermerek Mansion House, yang terdiri dari Vodka, Brandy V.S.O.P, Dry Gin, dan Stevenson.
"Omzetnya diperkirakan miliaran rupiah sebulan. Kita segera kirim sampel ke laboratorium untuk memastikan komposisinya," ucap Kapolresta Medan AKBP Nico Afinta di lokasi penggerebekan, Jumat (21/6).
Terungkapnya pabrik pengolahan minuman keras dengan merek palsu ini bermula dari laporan masyarakat. Diawali dengan dihentikannya mobil box Mitsubishi L300 BK 8983 CE di Jalan Gagak Hitam Medan. Dari kendaraan itu ditemukan beberapa kotak minuman beralkohol dengan merek Mansion House yang diduga palsu.
Temuan ini kemudian dikembangkan dengan penggerebekan gudang di Jalan Besar Medan-Delitua KM 9,8, Delitua, Deliserdang. Di tempat ini ditemukan perangkat pengolahan dan penyulingan, berkarung-karung gula, bahan kimia, alat pencuci botol, ribuan botol kosong dan tutup botol, serta tanda merek yang dipalsukan.
Selain mengamankan barang bukti itu, petugas juga mengamankan seorang pekerja, seorang sopir dan seorang kernet. Ketiganya berinisial DH, HA dan RH. "Tim kita saat ini masih memburu pemodalnya yang berinisial I," jelas Nico.
Dia memaparkan para tersangka dalam kasus ini dikenakan Pasal 90, 91, 92, 93, 94, 95 UU No 15 Tahun 2001 tentang Merek, Pasal 138 subs Pasal 140 UU No 18 Tahun 2009 tentang Pangan dan Pasal 24 UU No 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian. Mereka terancam hukuman 5 tahun penjara. "Selain merugikan negara, perbuatan para pelaku ini juga mengancam jiwa peminumnya," jelas Nico.
Pabrik pengolahan miras bermerek palsu ini diduga sudah beroperasi sejak beberapa bulan lalu. Sejumlah warga mengaku hanya mendapat informasi lokasi yang tertutup itu merupakan pabrik roti dari Malaysia. "Mobil sering keluar masuk. Pekerjanya ada beberapa orang," kata seorang pria yang tinggal di depan areal gudang yang dijadikan pabrik itu.