25
1. MERGER DAN AKUISISI a.Pendahuluan Merjer dan akuisisi merupakan alternatif untuk melakukan ekspansi atau perluasan usaha. Perluasan usaha dapat dilakukan dengan ekspansi ekstern, tetapi juga dapat dilakukan dengan ,menggabungkan usaha yang telah ada (merger dan consolidation) atau membeli perusahaan yang telah ada (akuisisi). Perluasan dengan penggabungan dua perusahaan atau lebih bisa juga dilakukan dalam holding company, dimana perusahaan yang memiliki sejumlah besar saham perusahaan lain dengan tujuan untuk dapat mengendalikan perusahaan tersebut. Holding company disebut juga perusahaan induk, sedngkan perusahaan lain dibawah kendalinya disebut perusahaan anak (subsidiary). b.Motif Merjer dan Akuisisi Perusahaan bergabung dengan perusahaan lain, atau membeli perusahaan lain (akuisisi) karena lebih cepat daripada membangun usaha sendiri. Meskipun alassan tersebut benar, faktor yang paling mendasari sebenarnya adalah motif ekonomi. Transaksi pembelian tersebut hanya akan terjadi kalau pembelian tersebut menguntungkan kedua belah pihak. Menguntungkan pemilik perusahaan yang dijual , dan juga pemilik perusahaan yang dibeli. Kondisi saling menguntungkan tersebut akan terjadi kalau dari peristiwa akuisisi atau merger tersebut diperoleh synergy. Synergy berarti bahwa nilai gabungan dari kedua perusahaan 1

Merjer Dan Akuisisi

  • Upload
    ani

  • View
    232

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

-

Citation preview

Page 1: Merjer Dan Akuisisi

1. MERGER DAN AKUISISI

a.Pendahuluan

Merjer dan akuisisi merupakan alternatif untuk melakukan ekspansi atau perluasan

usaha. Perluasan usaha dapat dilakukan dengan ekspansi ekstern, tetapi juga dapat dilakukan

dengan ,menggabungkan usaha yang telah ada (merger dan consolidation) atau membeli

perusahaan yang telah ada (akuisisi).

Perluasan dengan penggabungan dua perusahaan atau lebih bisa juga dilakukan dalam

holding company, dimana perusahaan yang memiliki sejumlah besar saham perusahaan lain

dengan tujuan untuk dapat mengendalikan perusahaan tersebut. Holding company disebut

juga perusahaan induk, sedngkan perusahaan lain dibawah kendalinya disebut perusahaan

anak (subsidiary).

b.Motif Merjer dan Akuisisi

Perusahaan bergabung dengan perusahaan lain, atau membeli perusahaan lain

(akuisisi) karena lebih cepat daripada membangun usaha sendiri. Meskipun alassan tersebut

benar, faktor yang paling mendasari sebenarnya adalah motif ekonomi. Transaksi pembelian

tersebut hanya akan terjadi kalau pembelian tersebut menguntungkan kedua belah pihak.

Menguntungkan pemilik perusahaan yang dijual , dan juga pemilik perusahaan yang dibeli.

Kondisi saling menguntungkan tersebut akan terjadi kalau dari peristiwa akuisisi atau

merger tersebut diperoleh synergy. Synergy berarti bahwa nilai gabungan dari kedua

perusahaan tersebut lebih besar dari penjumlahan masinng-masing nilai perusahaan yang

digabungkan.

Synergy dapat berwujud operating maupun finansial synergy. Operating synergy

adalah synergy yang dinikmati oleh perusahaan karena kombinasi dari beberapa operasi

sehingga dapat menekan biaya dan / atau menaikkan penghasilan. Operating synergy muncul

dari perusahaan yang melakukan ekspansi pada bisnis yang sama sehingga dapat menekan

biaya rata-rata karena biaya tetap per satuan menurun ( memperoleh economies of scale), atau

melakukan diversifikasi ke sektor yang masih berkaitan (related diversification).

Financial synergy berasal dari penghematan yang dinikmati perusahaan yang berasal

dari sumber pendanaan (financing). Jenis synergy ini mungkin diperoleh dari conglomerate

merger. Conglomerate merger merupakan penggabungan perusahaan (bisa berasal dari

akuisisi) dari berbagai jenis kegiatan yang secara operasional tidak berkaitan satu sama lain.

1

Page 2: Merjer Dan Akuisisi

Financial synergy mungkin berasal dari dari dua sumber . Pertama, dengan

mempunyai berbagai divisi, arus kas operasi perusahaan diharapkan akan lebih stabil

sehingga akan menekan cosf of debt. Kedua, apabila risiko dinilai berkurang, maka mungkin

perusahaan dapat menggunakan rasio hutang yang lebih tinggi. Sejauh pembayaran bunga

masih bersifat tax deductible, penggunaan hutang yang makin banyak akan menghasilkan

penghematan pajak yang makin besar pula.

Disamping alasan-alasan yang diharapkan dapat menimbulkan synergy ( alasan yang

masuk akal), kadang-kadang akuisisi dilakukan dengan alasan yang meragukan dan tidak

masuk akal seperti : diversifikasi, meningkatkan pertumbuhan dan meningkatkan jumlah

earnings per share (EPS).

1. Diversifikasi, konsep Capital Assets Pricing Model (CAPM) diketahui bahwa

diversifikasi tidaklah menimbulkan manfaat, karena pasar akan menentukan nilai

perusahaan berdasarkan atas resiko yang tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi

(risiko sistematis).

2. Meningkatkan pertumbuhan, pertumbuhan akan memperbesar perusahaaan, tetapi

tanpa peningkatan efisiensi atau sinergi, maka tidak ada pengaruh positif terhadap

pemegang saham.

3. Meningkatkan EPS, tujuan meningkatkan EPS juga merupakan tujuan yang tidak

masuk akal, karena peningkatan EPS belum tentu memberikan nilai tambah terhadap

pemegang saham. Peningkatan EPS tanpa melalui peningkatan efisiensi/sinergi hanya

akan menciptakan perangkap bagi perusahan , karena untuk meningkatkan EPS,

maka hanya bisa dilakukan melalui manajer.

Alasan lainnya yang tidak nampak dari merger dan akuisisi adalah : salah satu

motifnya adalah keinginan manajer untuk mempertahankan sumber daya perusahaan.

Caranya adalah dengan membeli perusahaan lain, yang berarti kas tidak akan jatuh ke tangan

pihak lain. Merger dan akuisisi bisa dipandang sebagai pemecahan terhadap aagency problem

of free cash flow di satu sisi. Di sisi lain, agency problem of free cash flow bisa menyebabkan

merger dan akuisisi yang tidak sehat.

c. Jenis Merger dan Akuisisi

Jenis merjer dan akuisisi dapat dilihat berdasarkan atas cara perluasan yang dilakukan. Merjer

dan akuisisi dapat dilakukan dengan cara:

1. Horizontal: penggabungan perusahaan lain dalam jenis bisnins yang sama

2. Vertical: penggabungan perusahaan yang mempunyai keterkaitan antara input- output.

2

Page 3: Merjer Dan Akuisisi

3. Congeneric: penggabungan perusahaan dalam industri yang sama tetapi tidak

memproduksi produk yang sama dan tidak ada keterkaitan supplier.

4. Conglomerate: penggabungan perusahaan dari industri yang berbeda.

Sedangkan merjer dan akuisisi berdasarkan jenis penggabungannya meliputi:

1. Akuisisi saham saham, terjadi bila perusahaan yang mengakuisisi membeli sebagian

besar saham perushaan yang menjadi target akuisisi. Akuisisi saham dapat dilakukan

dengan cara bersahabat (friendly) dan tidak bersahabat (hostile). Friendly merjer

terjadi bila manajemen kedua belah pihak berunding bersama, dan hasil perundingan

tersebut akan diusulkan ke pemilik perusahaan. Hostile takeover, terjadi bila

manajemen perusahaan dari acquired company tidak diajak berunding, tetapi

perusahaan yang akan mengakuisisi langsung menawarkan ke pemegang saham

acquired  company persyaratan-persyaratan yang dinilai cukup menarik.

2. Akuisisi aset, terjadi bila perusahaan yang mengakuisisi membeli sebagian atau

seluruh asset perusahaan yang menjadi target akuisisi. Persetujuan formal dari

pemegang saham perusahaan yang menjual diperlukan.

d. Taktik Perusahaan Mempertahankan Diri dari Merger dan Akuisisi

Kadang- kadang perusahaan melakukan berbagai cara untuk menghindari dari

pembelian oleh perusahaan lain. Secara umum taktik untuk mempertahankan diri dapat

diklasifikasikan menjadi dua (2) yaitu : sebelum penawaran dan sesudah penawaran.

Sebelum penawaran , cara terbaik untuk mempertahankan diri dari pengambil alihan

oleh perusahaan lain adalah :

a Menggubah menjadi perusahaan perseorangan. Dengan menjadi perusahaan

perseorangan , maka kendali ada pada satu tangan, keputusan yang diambil tidak

menerlukan musyawarah, dalam kaitan mempertahankan perusahaan dari

pengambialihan oleh perusahaan lain.

b Mempertahankan proporsi kepemilikan saham pada satu orang atau kelompok orang,

misalnya 50 persen saham dipegang oleh pendirinya dan 30 persen saham dipegang

oleh karyawannya.

c Meningkatkan skala usaha, skala usaha yang besar akan menyulitkan perusahaan lain

yang ingin membelinya karena tentu diperlukan dana yang besar.

d Mempertahankan harga saham yang kuat, yang mencerminkan kuatnya manajemen ,

prospek pertumbuhan dan kesempatan investasi yang baik.

3

Page 4: Merjer Dan Akuisisi

e Persyaratan merger yang makin ketat, misalnya perusahaan menetapkan bahwa

merger hanya dapat dilakukan apabila disetujui oleh minimal 80 % pemegang saham.

f Membuat perusahaan menjadi tidak menarik untuk diambil alih yang disebut juga

dengan poison pill. Poisson pill dilakukan dengan memberikan kepada pemegang

saham perusahaan yang akan dibeli untuk menjual sahamnya dengan harga yang

tinggi atau pemberian hak untuk memperoleh saham baru dengan discount yang

cukup besar aatau bahkan gratis.

Jika strategi sebelum penawaran, tidak berhasil melindungi perusahaan dari

pembelian oleh perusahaan lain, maka setelah penawaran perusahaan masih dapat melakukan

berbagai cara untuk menggagalkan pertemuan tersebut.

a Mengajukan tuntutan dengan dalih anti monopoli atau jika dirasa harga penawaran

tidak wajar, perusahaan dapat meminta untuk dilakukan harga penawaran lebih baik.

b Menjual sebagian perusahaan kepada pihak ketiga atau menciptakan hutang yang

semakin besar dengan cara membeli kembali sebagian saham perusahaan.

c Pembuatan kontrak khusus yang menjamin eksekutif tidak akan kehilangan pekerjaan

atau pemberian kompensasi yang sangat besar apabila terjadi penggabungan

perusahaan.

e. Menaksir Biaya Akuisisi

Asumsi dasar dalam menganalisis biaya akuisisi adalah bahwa pasar modal adalah

efisien, dengan demikian harga yang tercantum di bursa adalah nilai wajar.

Contoh 1 :

PT WISTA memiliki 10 juta lembar saham dengan harga Rp 8.000,00,-per lembar dibeli oleh

PT RIAN dengan harga Rp 9.000,00-per lembar. PT RIAN memiliki 50 juta lembar saham

dengan harga per lembar Rp 12.000,00-. Diharapkan dengan akuisisi tersebut PT RIAN akan

dapat menghemat biaya sebesar Rp 1.000 juta pada tahun depan, dan penghematan tersebut

diharapkan meningkat 10 % per tahun selamanya. Apabila tingkat keuntungan yang layak

adalah 17 %, berapakah biaya akuisisi dan manfaat akuisisi tersebut?

Jawab :

Biaya Akuisisi = 10 juta (Rp 9.000-Rp 8.000)

= Rp 10 milyar

Manfaat Akuisisi = 1.000 juta /(0,17-0,10)

= Rp 14,3 milyar

Manfaat akuisisi bisa dihitung dengan formula PVAS-(PVA-PVS)

4

Page 5: Merjer Dan Akuisisi

Dimana:

PVA = Nilai Equity Perusahaan A = Rp 600 Milyar

PVS = Nilai Equity Perusahaan S = Rp 80 Milyar

PVAS = Nilai Gabungan Equity PT A dan PT S setelah mendapatkan synergy (600 M + 80 M +

14,3 M) = Rp 694,3 M.

Dengan demikian manfaat akuisisi adalah sama dengan

PVAS-(PVA-PVS)

Rp 694,3 M-(Rp 600 M + 80 M)

Rp 14,30 Milyar

Manfaat bersih (NPV) = Rp 14,3 M-Rp 10 M

= 4,30 milyar

Apabila dilakukan akuisisi dengan cara pertukaran saham, maka manfaaat bersih dan

kerugian bersih dari peristiwa akuisisi tersebut akan ikut dinikmati dan ditanggung oleh bekas

pemegang saham acquired company. Dengan demikian kalau peristiwa akuisisi memberikan

manfaat bersih, maka biaya yang ditanggung oleh acquiring company akan lebih besar

apabila dibandingkan dengan akuisisi secara tunai. Sebaliknya yang terjadi kalau akuisisi

tersebut memberikan kerugian bagi acquiring company.

Contoh 2:

PT A merencanakan akan mengakuisisi PT B. Data kedua perusahaan tersebut adalah sebagai

berikut :

  PT A PT B1. EPS Rp 2.000 Rp 2.0002. Harga per lembar saham Rp 20.000 Rp 8.003. PER 10 x 4 x4. Jumlah Lembar Saham 10 juta 10 juta 5. Laba Setelah Pajak Rp 20 milyar Rp 20 milyar6. Nilai pasar equity Rp 200 milyar Rp 80 milyar

Misalkan PT. A dapat membeli PT. B dengan harga seperti saat ini dengan cara menukar

saham, dan dharapkan tidak terjadi synergy . Bagaimana EPS, harga saham, PER,jumlah

lembar saham , laba setelah pajak dan nilai equity setelah merger?.

Apa kesimpulan yang dapatkita peroleh?.

Jawab :

Perhitungan akan lebih mudah kalau dimulai dengan menghitung ;

5

Page 6: Merjer Dan Akuisisi

1) Laba setelah pajak = Rp 20 milyar + Rp 20 milyar = Rp 40 milyar

2) Nilai pasar equity = Rp 200 milyar + Rp 90 milyar =Rp 280 milyar.

3) Jumlah lembar saham = 10 juta + (Rp 80 milyar/Rp 20.000) = 14 juta lembar.

4) Dengan demikian dapat dihitung EPS, harga saham dan PER.

  PT A PT B PT A (setelah Merger)1. EPS Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 2.8572. Harga per lembar saham Rp 20.000 Rp 8.00 Rp 20.0003. PER 10 x 4 x 7 x4. Jumlah Lembar Saham 10 juta 10 juta  14 juta

5. Laba Setelah Pajak (milyard) Rp 20 milyar Rp 20 milyar

Rp 40

6. Nilai pasar equity (milyard) Rp 200 milyar

Rp 80 milyar

Rp 280

Harga saham PT A setelah merger tetap Rp 20.000,00 tetapi EPS dilaporkan lebih

tinggi.apabila kita keliru memperhitungkan jumlah EPS sebagai ukuran keberhasilan akuisisi,

maka kita akan mengatakan bahwa akuisisi tersebut baik bagi pemegang saham PT A.

padahal sebenarnya kemakmuran pemegang saham PT A tidak berubah. Hal ini yang disebut

bootstrap effect.

Contoh 3

Sekarang misalkan dari rencana akuisisi tersebut diharapkan akan diperoleh manfaat senilai

Rp 20 milyar. Sewaktu PT A menawarkan pertukaran saham , para pemegang saham B

setuju, asalkan saham mereka ditukar dengan 5 juta lembar saham. Berapa harga saham PT.

A yang baru?. Apakah akuisisi tersebut menguntungkan para pemegang saham lama?.

Mengapa?.

Jawab :

Dengan menukar 10 juta lembar saham PT. B dengan 5 juta lembar saham PT A, maka

jumlah lembar saham akan menjadi 15 juta lembar saham. Apabila diharapkan diperoleh

manfaat senilai Rp 20 milyar , maka PVAB = 200 + 80 + 20 = Rp 300 milyar.

Dengan demikian maka harga saham setelah akuisisi akan menjadi , Rp 300 milyar/15

juta = Rp 20.000,00. Ini berarti bagi pemegang saham lama akuisisi tersebut tidak

memberikan satu rupiahpun. Seluruh manfaat (sebesar Rp 20 milyar) dinikmati oleh bekas

pemegang saham PT. B.

6

Page 7: Merjer Dan Akuisisi

Contoh 4 :

PT A yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman merencanakan akan mengakuisisi

PT C yang juga bergerak dalam bidang makanan dan minuman . dari akuisisi tersebut

diharapkan akan dapat dihemat biaya promosi dan distribusi sebesar Rp 1,50 milyar pada

tahun depan, dan diperkirakan akan meningkat sebesar 10 % per tahun selamanya.

Perusahaan saat ini telah membayar pajak penghasilan dengan tarif 35 %. Harga saham PT. C

sebelum rencana akuisisi ini dibicarakan adalah Rp 5.000,- per lembar, dengan jumlah yang

beredar sebanyak 6 juta lembar. Perusahaan menggunakan tingkat bunga sebesar 18 % untuk

mengevaluasi rencana investasi. Apabila para pemegang saham PT. A menyatakan bahwa

mereka haruslah dapat menikmati manfaat akuisisi tersebut minimal sebesar 50 % ,

berapakah harga maksimum yang akan ditawarkan pada PT. C?

Jawab :

Dengan penghematan biaya sebesar 1,50 milyar pada tahun depan, maka tambahan kas

masuk sebesar pajak sebesar (1-0,35) Rp 1, 50 milyar = Rp 975 juta. Dengan demikian

manfaat dari akuisisi tersebut diharapkan akan sebesar 975 juta /(0,18-0,10)= Rp 12.187,50

juta.

Karena manfaat yang dinginkan dinikmati oleh pemegang saham PT A adalah 50 %-

nya , maka yang boleh dinikmati oleh pemegang saham PT C (sebagai biaya bagi pemegang

saham PT A) adalah : 50 % x Rp 12.187,50 juta = Rp 6.093,75 juta.

Dengan jumlah lembar saham sebanyak 6 juta lembar, maka kenaikan harga saham

yang dapat ditolerir adalah Rp 6.093,75 juta = Rp 1.015,- (dibulatkan).

Harga maksimum yang akan ditawarkan ke PT C adalah : Rp 6.000 + Rp 1.015,- = Rp

7.015,-

f. Pentup

Motif perusahaan melakukan merger dan akuisisi adalah motif ekonomi yang terjadi

dengan terciptanya synergy. Synergy berarti bahwa nilai gabungan dari kedua perusahaan

tersebut lebih besar dari penjumlahan masinng-masing nilai perusahaan yang digabungkan.

Synergy dapat berwujud operating maupun finansial synergy. Operating synergy

adalah synergy yang dinikmati oleh perusahaan karena kombinasi dari beberapa operasi

sehingga dapat menekan biaya dan / atau menaikkan penghasilan.

Jenis merjer dan akuisisi dapat dilihat berdasarkan atas cara perluasan yang dilakukan.

Merjer dan akuisisi dapat dilakukan dengan cara: Horizontal,Vertical,Congeneric, dan

7

Page 8: Merjer Dan Akuisisi

Conglomerate. Sedangkan merjer dan akuisisi berdasarkan jenis penggabungannya meliputi:

Akuisisi saham dan Akuisisi asset.

Taktik Perusahaan Mempertahankan Diri dari Merger dan Akuisisi Sebelum

penawaran , cara terbaik untuk mempertahankan diri dari pengambil alihan oleh perusahaan

lain adalah : Menggubah menjadi perusahaan perseorangan, Mempertahankan proporsi

kepemilikan saham pada satu orang atau kelompok orang, Meningkatkan skala usaha,

Mempertahankan harga saham yang kuat, Persyaratan merger yang makin ketat, dan

Membuat perusahaan menjadi tidak menarik untuk diambil alih yang disebut juga dengan

poison pill.

Jika strategi sebelum penawaran, tidak berhasil melindungi perusahaan dari

pembelian oleh perusahaan lain, maka setelah penawaran perusahaan masih dapat melakukan

berbagai cara untuk menggagalkan pertemuan tersebut: Mengajukan tuntutan dengan dalih

anti monopoli atau jika dirasa harga penawaran tidak wajar, Menjual sebagian perusahaan

kepada pihak ketiga atau menciptakan hutang yang semakin besar dengan cara membeli

kembali sebagian saham perusahaan, dan Pembuatan kontrak khusus yang menjamin

eksekutif tidak akan kehilangan pekerjaan atau pemberian kompensasi yang sangat besar

apabila terjadi penggabungan perusahaan.

8

Page 9: Merjer Dan Akuisisi

2. RESTRUKTURISASI, REORGANISASI, DAN LIKUIDASI

a. Pendahuluan

Perusahaan mungkin berkembang menjadi korporasi, yaitu perusahaan yang

mempunyai banyak unit kegiatan. Unit-unit kegiatan tersebut mungkin merupakan suatu

divisi yang relative independen, tetapi mungkin juga merupakan suatu bagian yang hanya

sebagai pelaksana keputusan-keputusan. Apaun tingkat kebebasan dari unit-unit tersebut,

perusahaan mungkin suatu ketika menghadapi kesulitan dalam mengendalikan unit-unit

tersebut. Kesulitan mungkin timbul karena berkaitan dengan jenis usaha yang sangat

beraneka ragam, dapat juga karena masalah trade-off antara kecepatan pengambilan

keputusan pengendalian. Masalah-masalah ini mungkin menyebabkan korporasi melakukan

restrukturisasi. Berkaitan dengan kesulitan keuangan yang ada maka akan dibahas

restrukturisasi, reorganisasi, dan likuidasi.

b. Restrukturisasi

Restrukturisasi merupakan kegiatan untuk merubah struktur perusahaan. Dengan

demikian, pengertian restrukturisasi sebenarnya dapat dalam artian makin membesar atau

makin ramping. Apabila diartikan dalam pengertian yang pertama, maka kegiatan merger dan

akuisisi juga merupakan upaya untuk melakukan restrukturisasi. Perusahaan yang melakukan

integrasi vertical, jelas melakukan restrukturisasi bisnisnya. Dengan cara tersebut perusahaan

dapat mengamankan sumber bahan baku, dan/atau distribusi hasil produksinya.

Sell-off. Perusahaan yang mempunyai unit kegiatan yang sangat beraneka ragam,

mungkin suatu ketika merasa bahwa diantara unit-unit tersebut ada yang tidak bekerja secara

ekonomis. Penyebabnya dapat beraneka ragam. Salah satunya adalah barangkali tingkat

kegiatannya terlalu rendah sehingga sulit untuk mencapai economies of scale. Penyebab

lainnya mungkin karena bukan berada pada bisnis utama, perusahaan kemudian kurang

memperhatikan unit tersebut.

Spin off , dilakukan apabila unit kegiatan yang dimiliki suatu perusahaan dipisahkan

dan berdiri sendiri menjadi perusahaan baru. Dengan demikian perusahaan baru yang terpisah

tersebut memiliki manajemen sendiri yang independen dalam mengambil keputusan.

Mengurangi beban-beban yang menghimpit perusahaan , yaitu dengan :

Extension. Melalui perpanjangan, kreditor bersedia memperpanjang masa jatuh

tempo hutangnya.

Komposisi (composition). Komposisi dilakukan melalui perubahan nilai hutang lama.

9

Page 10: Merjer Dan Akuisisi

Going Private. Beberapa perusahaan berpendapat bahwa go public dinilai

membebani perusahaan dan direksi. Mereka berpendapat bahwa biaya untuk listing di suatu

bursa dirasa terlalu berat. Keharusan memenuhi berbagai ketentuan dan peraturan badan

pengawas pasar modal dirasa merepotkan dan memberatkan. Direksi kemudian cenderung

sangat memperhatikan kinerja keuangan triwulan depan, semester depan, atau paling tahun

depan, agar harga saham tidak turun. Dengan demikian perhatian akan laba jangka panjang

terabaikan.

Leverage buy-out. Untuk membeli kembali saham-saham yang semula dimiliki oleh

para anggota masyarakat, para direksi yang memutuskan akan go private mungkin terpaksa

menggunakan bantuan dana pihak ketiga. Apabila cara ini ditempuh, maka dilakukan apa

yang disebut dengan leverage buy-out. Ini berarti bahwa saham-saham tersebut dibeli dengan

uang pinjaman. Pinjaman tersebut dijamin oleh aktiva dan arus kas perusahaan, sehingga

setelah leverage buy-out, perusahaan akan mempunyai hutang yang sangat besar.

c. Reorganisasi

Dalam situasi ekonomi dan bisnis yang tidak menggembirakan, perusahaan sering

terpaksa harus bertahan dengan apa yang telah ada, atau “memperkecil diri”, agar tidak

mengalami kesulitan makin parah. Reorganisasi dalam aspek finansial dilakukan untuk

memperkecil beban finansial yang tetap sifatnya. Dengan demikian asumsinya adalah bahwa

perusahaan masih mempunyai kemampuan operasional yang baik. Ini berarti bahwa kegiatan

operasi masih mampu menutup biaya-biaya operasi.

Dalam melakukan reoganisasi finansial , ada beberapa langkah yang perlu ditempuh

yaitu menaksir nilai perusahan, menentukan struktur modal yang baru.

1. Menentukan nilai perusahaan . Penilaian yang sering digunakan, dan yang termasuk

cukup sederhana, adalah menghitung nilai perusahaan berdasarkan tingkat

kapitalisasi.

2. Menentukan struktur modal yang baru. Struktur modal tersebut bertujuan mengurangi

beban tetap (bunga) agar perusahaan bisa beroperasi dengan lebih fleksibel.

Berikut ini contoh langkah-langkah yang dilakukan untuk reorganisasi.

1. Menghitung nilai perusahaan.

2. Menghitung tingkat kapitalisasi atau tingkat multiple, dan nilai perusahaan.

3. Menentukan struktur modal yang baru.

Reorganisasi finnsial sering dibarengi dengan konsolidasi, yaitu membuat perusahaan

jadi lebih “ramping” secara oprasional. Reorganisasi dan konsolidasi dilakukan dengan cara :

10

Page 11: Merjer Dan Akuisisi

1. Melakukan penghematan biaya. Pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu. Ditunda

atau dibatalkan.

2. Menjual aktiva-aktiva yang tidak diperlukan .

3. Divisi (unit bisnis) yang tidak menguntungkan dihilangkan atau digabung.

4. Menunda rencana ekspansi samapi situasi dinilai telah menguntungkan.\

5. Memanfaatkan kas yang ada, tidak menambah hutang, dan menjaga likuiditas.

d. Likuidasi

Likuidasi ditempuh apabila para kreditur berpendapat bahwa prospek perusahaan

tidak lagi menguntungkan. Kalaupun ditambah modal, atau merubah kredit menjadi

penyertaan, tidak terlihat membaiknya kondisi perusahaan. Dalam keadaan seperti ini para

kreditur mungkin lebih menyukai untuk meminta perusahaan dilikuidir.

Kadang-kadang sebelum para kreditur memutuskan untuk meminta perusahaan

dilikuidasi, mereka bersedia melakukan penyelesaian sukarela. Dalam hal ini mereka

mungkin sepakat untuk menunda tagihan mereka, baik atas bunga maupun pokok pinjaman.

Cara ini hanya akan ditempuh kalau para kreditur berpendapat bahwa perusahaan memang

masih akan mampu memenuhi kewajiban financial di masa yang akan datang.

Umumnya kesulitan keuangan perusahaan tidaklah datang dalam waktu tiba-tiba,

melainkan merupakan cerminan dari serangkaian keputusan yang tidak benar. Kondisi

perusahaan yang memburuk Nampak dari perkembangan indikator keuangan dari waktu ke

waktu.

Proses likuidasi bisa dilakukan secara formal dan tidak formal. Proses likuidasi formal

melibatkan pihak ketiga seperti pengadilan. Proses likuidasi tidak formal dilakukan

perusahaan dengan pertimbangan biaya yang lebih murah, aktivitas lebih sederhana, kreditor

mendapat uangnya lebih banyak dan lebih cepat.

Ada dua alasan secara teoritis yang mendorong perusahaan menggunakan jalur

formal, yaitu permasalahan Common Pool, dan Hold Out.

Kas yang diperoleh dari likuidasi asset perusahaan akan didistribusikan dengan

urutan-urutan tertentu :

1. Biaya administrasi berkaitan dengan urusan likuidasi, termasuk biaya pengacara,

curator (trustee)

2. Klaim dari kreditor (hutang) yang muncul dari kegiatan bisnis mulai dari saat kasus

dibawa ke pengadilan sampai ke saat trustee (kurator) diangkat.

3. Gaji pegawai yang diperoleh dalam waktu 90 hari sesudah petisi kebangkrutan.

11

Page 12: Merjer Dan Akuisisi

4. Premi pensiunan pegawai untuk masa kerja dalam 120 hari petisi kebangkrutan

diajukan.

5. Uang muka dari pelanggan yang membeli barang tetapi belum memperoleh

barangnya.

6. Pajak pendapatan sampai 3 tahun sebelum kebangkrutan , pajak property sampai

setahun sebelum kebangkrutan, dan semua pajak pendapatan yang masih ditahan oleh

perusahaan.

7. Kreditor umum saham preferen

8. Saham biasa

e. Penutup

Reorganisasi dalam aspek financial dilakukan untuk memperkecil beban financial

yang tetap sifatnya. Dengan demikian asumsinya adalah bahwa perusahaan masih

mempunyai kemampuan operasional yang baik.

Restrukturisasi ini bisa dilakukan dengan penjualan unit-unit keguatan (sell off) atau

pemisahan unit-unit kegiatan tersebut dari kegitan perusahaan (spin off), menarik diri dari

pasar modal dengan going private atau leverage going out.

Likuidasi ditempuh apabila para kreditur berpendapat bahwa prospek perusahaan

tidak lagi menguntungkan. Kalaupun ditambah modal, atau merubah kredit menjadi

penyertaan, tidak terlihat membaiknya kondisi perusahaan. Proses likuidasi bisa dilakukan

secara formal dan tidak formal. Proses likuidasi formal melibatkan pihak ketiga seperti

pengadilan. Proses likuidasi tidak formal dilakukan perusahaan dengan pertimbangan biaya

yang lebih murah, aktivitas lebih sederhana, kreditor mendapat uangnya lebih banyak dan

lebih cepat.

12

Page 13: Merjer Dan Akuisisi

3.KEUANGAN INTERNASIONAL

a. Pengertian Keuangan Internasional

Keuangan Internasional merupakan instrument yang digunakan untuk membahas arus

dengan skala yang besar dalam Hubungan Internasional. Terjadi banyak problem-problem

yang menyangkut permasalahan keuangan global yang dipengaruhi ekonomi politik sehingga

memerlukan perhatian lebih khusus terhadap permasalahan tersebut. Problem-problem yang

terjadi menyangkut keuangan in ternasional sudah terjadi beberapa abad terakhir ini,masalah

tersebut timbul dikarenakan terdapat kepentingan-kepentingan dari tiap-tiap negara di dunia

sehingga menyebabkan permasalahan yang bersifat global. Pemerintah terus berusaha

mencari cara yang efisien untuk mengatur dan menentukan kelancaran dari arus keuangan

internasional. Cara atau system yang bersifat efisien dan stabil dalam keuangan internasional

harus dapat menyelesaikan 3 permasalahan teknis antara lain sebagai berikut :

1. Likuiditas : sistem keuangan ini memberikan suplai terhadap mata uang yang

memadai dan tidak menimbulkan dampak inflasi,membuat penyesuaian,membuat

metode untuk menyelesaikan permasalahan terhadap ketidak seimbangan neraca

pembayaran sehingga dapat menjalin likuiditas keuangan.

2. Peraturan : Setiap permasalahan harus dapat diselesaikan dengan system keuangan

internasional yangberoperasi secara efisien dan terintegrasi terhadap perekonomian

dunia.Setiap rezim dan system keuangan internasional suatu Negara bergantung pada

peraturan dan tatanan politik yang berlaku dalam Negara tersebut.Karena system

moneter internasional berpengaruh terhadap kepentingan suatu Negara dan terdapat

timbale baik berupa usaha dari Negara-negara yang mencoba untuk mempengaruhi

system yang berlaku.

3. Kepercayaan : Dalam hal ini Negara harus bertanggung jawab dan dapat dipercaya

dalam menciptakan arus keuangan global yang stabil,mengatur laju peredaran mata

uang dan menghindarkan dari dampak buruk inflasi.

b. Sistem dan Lembaga Keuangan Internasional

Para sejarawan khususnya yang menekuni perjalanan perekonomian dunia,

kebanyakan memandang tahun 1870 sebagai salah satu tonggak sejarah perekonomian dunia,

oleh karen amulai sekitar tahun itulah dalam perekonomian dunia dijumpai adanya jaringan

keuangan antar Negara yang sedemikian luas cakupannya dan sedemikian efektif bekerjanya,

sehingga pantas untuk disebut sebagai system keuangan dunia.

13

Page 14: Merjer Dan Akuisisi

Kurun waktu yang mencakup masa satu abad lebih, yang dimulai pada tahun 1870

hingga sekarang ini, secara garis besar bias dibagi menjadi tiga, yaitu: masa pra perang dunia,

masa antar perang dunia, masa pasca perang dunia. Dengan mendasarkan pada

pengelompokkan kurun waktu tersebut, maka akan diuraikan secara garis besar

perkembangan system moneter internasional untuk kurun waktu sekitar dua belas dasawarsa

tersebut.

Sistem Keuangan Internasional

a. Gold Standard System

Adalah sistem keuangan internasional yang didasarkan pada standar emas hingga

menggunakan sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate). Sistem ini dapat

menghilangkan ketidakpastian bila terjadi fluktuasi nilai tukar sehingga dapat

mendorong perdagangan dunia dan diberlakukan hingga sebelum Perang Dunia I.

Kelemahan standar emas:

1. Negara tidak memiliki kendali terhadap kebijakan moneter karena jumlah uang

beredar ditentukan oleh emas yang mengalir antarnegara

2. Kebijakan moneter dunia menjadi sangat tergantung pada produksi emas (terjadi

deflasi saat produksi emas dunia menurun dan inflasi saaat produksi emas dunia

meningkat).

Kebaikan Standar Emas:

1. Diterima dan digunakan masyarakat internasional sebagai alat pembayaran yang

sah.

2. Nilainya cenderung stabil dibanding logam lainnya, sehingga dapat menjaga nilai

stabilitas nilai tukar uang.

3. Membantu perkembangan perekonomian dengan terciptannya sistem moneter

yang seragam.

4. Adanya kebebasan melebur mata uang emas menjadi bentuk logam emas yang

dapat dijual sebagai logam emas, atau tindakan yang sebaliknya yaitu dapat

menukarkan logam emas menjadi uang emas dalam bentuk koin.

b. Bretton Woods System

Perang Dunia I mengacaukan perdagangan internasional, Negara-negara tidak dapat

mengkonversi mata uang ke dalam emas sehingga Sistem gold standard tidak dapat

digunakan. Maka, diadakanlah pertemuan negara Sekutu pemenang PD II di Bretton

Woods, New Hampshire, untuk mengembangkan sistem moneter internasional.

14

Page 15: Merjer Dan Akuisisi

Pertemuan tersebut melahirkan kesepakatan adanya nilai tukar mata uang tetap yang

dipertahankan oleh bank sentral setiap negara dengan jalan membeli atau menjual

mata uangnya. Rezim ini disebut sebagai rezim nilai tukar tetap atau sistem Bretton

Woods.

c. Sistem Nilai Tukar Tetap

Sistem nilai tukar Bretton Woods didasarkan pada nilai Konversi dolar Amerika

terhadap emas, yaitu $35 per ons. Nilai tukar tetap dijaga oleh bank sentral tiap negara

dengan melakukan intervensi pasar nilai tukar (foreign exchange market), yakni

tindakan jual atau beli aset berupa

Lembaga Keuangan Internasional

a. IMF

IMF merupakan lembaga keuangan internasional yang memiliki peran penting dalam

menjaga stabilitas sistem keuangan internasional. Peran tersebut hampir sama dengan

peran bank sentral (mengendalikan kondisi ekonomi/kebijakan moneter negara-negara

anggotanya). Perbedaannya adalah cadangan yang dimiliki IMF berupa mata uang

beberapa negara anggotanya serta tidak memiliki hak mencetak uang.

Tugas IMF:

1. Mendorong pertumbuhan perdagangan dunia dengan membuat peraturan untuk

menjaga nilai tukar tetap

2. Memberi pinjaman kepada negara yang mengalami defisit neraca pembayaran

(balance of payment)

3. Mengumpulkan dan melakukan standardisasi data perekonomian internasional

b. Bank Dunia

Tugas Bank Dunia adalah untuk memberikan pinjaman kepada pemerintah negara-

negara anggota (yang juga merupakan negara anggota IMF) atau kepada organisasi

pemerintah / swasta yang dijamin oleh pemerintah. Maka, Bank Dunia dikatakan

sebagai organisasi antarpemerintah (intergovernmental). Pinjaman yang diberikan

oleh Bank Dunia dapat sebagian atau keseluruhan jumlah biaya dari proyek yang

diusulkan.

Tugas Bank Dunia:

1. Menyediakan pinjaman jangka panjang untuk membantu negara-negara

berkembang, seperti membangun waduk, jalan, dan modal fisik lain untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

15

Page 16: Merjer Dan Akuisisi

Kelemahan sistem Bretton Woods adalah bahwa IMF tidak dapat menekan

negara yang mengalami surplus untuk meningkatkan nilai mata uang atau

melakukan kebijakan moneter yang ekspansif. Akibatnya, Sistem Bretton Woods

tidak dapat digunakan dan kolaps pada tahun 1971.

Dalam mengevaluasi pendayagunaan dana di suatu negara, Bank Dunia dapat

melakukan:

2. Mengirim misi ekonomi secara periodik untuk melihat kemajuan dan masalah-

masalah pembangunan di negara tersebut, serta mengamati kebijakan

perekonomiannya.

3. Memberi konsultasi serta saran-saran mengenai perubahan kebijakan ekonomi

yang diperlukan berdasarkan misi ekonomi tersebut.

c. Asian Development Bank (ADB)

Lembaga keuangan internasional ini didirikan pada tahun 1966 dengan tujuan utama

mendorong pertumbuhan ekonomi dan kerja sama di kawasan Asia dan Timur Jauh.

ADB berfungsi menyalurkan dana, menyokong investasi, dan memberikan bantuan

teknis (technical assistance) kepada negara-negara berkembang yang menjadi

anggotanya.

d. Islamic Development Bank (IDB)

Lembaga keuangan internasional ini didirikan pada tahun 1975 yang bertujuan untuk

memajukan pembangunan ekonomi dan sosial di negara-negara anggota dan

masyarakat Islam, baik secara individual maupun kolektif berdasarkan syariah Islam.

16