Upload
ani
View
232
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
-
Citation preview
1. MERGER DAN AKUISISI
a.Pendahuluan
Merjer dan akuisisi merupakan alternatif untuk melakukan ekspansi atau perluasan
usaha. Perluasan usaha dapat dilakukan dengan ekspansi ekstern, tetapi juga dapat dilakukan
dengan ,menggabungkan usaha yang telah ada (merger dan consolidation) atau membeli
perusahaan yang telah ada (akuisisi).
Perluasan dengan penggabungan dua perusahaan atau lebih bisa juga dilakukan dalam
holding company, dimana perusahaan yang memiliki sejumlah besar saham perusahaan lain
dengan tujuan untuk dapat mengendalikan perusahaan tersebut. Holding company disebut
juga perusahaan induk, sedngkan perusahaan lain dibawah kendalinya disebut perusahaan
anak (subsidiary).
b.Motif Merjer dan Akuisisi
Perusahaan bergabung dengan perusahaan lain, atau membeli perusahaan lain
(akuisisi) karena lebih cepat daripada membangun usaha sendiri. Meskipun alassan tersebut
benar, faktor yang paling mendasari sebenarnya adalah motif ekonomi. Transaksi pembelian
tersebut hanya akan terjadi kalau pembelian tersebut menguntungkan kedua belah pihak.
Menguntungkan pemilik perusahaan yang dijual , dan juga pemilik perusahaan yang dibeli.
Kondisi saling menguntungkan tersebut akan terjadi kalau dari peristiwa akuisisi atau
merger tersebut diperoleh synergy. Synergy berarti bahwa nilai gabungan dari kedua
perusahaan tersebut lebih besar dari penjumlahan masinng-masing nilai perusahaan yang
digabungkan.
Synergy dapat berwujud operating maupun finansial synergy. Operating synergy
adalah synergy yang dinikmati oleh perusahaan karena kombinasi dari beberapa operasi
sehingga dapat menekan biaya dan / atau menaikkan penghasilan. Operating synergy muncul
dari perusahaan yang melakukan ekspansi pada bisnis yang sama sehingga dapat menekan
biaya rata-rata karena biaya tetap per satuan menurun ( memperoleh economies of scale), atau
melakukan diversifikasi ke sektor yang masih berkaitan (related diversification).
Financial synergy berasal dari penghematan yang dinikmati perusahaan yang berasal
dari sumber pendanaan (financing). Jenis synergy ini mungkin diperoleh dari conglomerate
merger. Conglomerate merger merupakan penggabungan perusahaan (bisa berasal dari
akuisisi) dari berbagai jenis kegiatan yang secara operasional tidak berkaitan satu sama lain.
1
Financial synergy mungkin berasal dari dari dua sumber . Pertama, dengan
mempunyai berbagai divisi, arus kas operasi perusahaan diharapkan akan lebih stabil
sehingga akan menekan cosf of debt. Kedua, apabila risiko dinilai berkurang, maka mungkin
perusahaan dapat menggunakan rasio hutang yang lebih tinggi. Sejauh pembayaran bunga
masih bersifat tax deductible, penggunaan hutang yang makin banyak akan menghasilkan
penghematan pajak yang makin besar pula.
Disamping alasan-alasan yang diharapkan dapat menimbulkan synergy ( alasan yang
masuk akal), kadang-kadang akuisisi dilakukan dengan alasan yang meragukan dan tidak
masuk akal seperti : diversifikasi, meningkatkan pertumbuhan dan meningkatkan jumlah
earnings per share (EPS).
1. Diversifikasi, konsep Capital Assets Pricing Model (CAPM) diketahui bahwa
diversifikasi tidaklah menimbulkan manfaat, karena pasar akan menentukan nilai
perusahaan berdasarkan atas resiko yang tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi
(risiko sistematis).
2. Meningkatkan pertumbuhan, pertumbuhan akan memperbesar perusahaaan, tetapi
tanpa peningkatan efisiensi atau sinergi, maka tidak ada pengaruh positif terhadap
pemegang saham.
3. Meningkatkan EPS, tujuan meningkatkan EPS juga merupakan tujuan yang tidak
masuk akal, karena peningkatan EPS belum tentu memberikan nilai tambah terhadap
pemegang saham. Peningkatan EPS tanpa melalui peningkatan efisiensi/sinergi hanya
akan menciptakan perangkap bagi perusahan , karena untuk meningkatkan EPS,
maka hanya bisa dilakukan melalui manajer.
Alasan lainnya yang tidak nampak dari merger dan akuisisi adalah : salah satu
motifnya adalah keinginan manajer untuk mempertahankan sumber daya perusahaan.
Caranya adalah dengan membeli perusahaan lain, yang berarti kas tidak akan jatuh ke tangan
pihak lain. Merger dan akuisisi bisa dipandang sebagai pemecahan terhadap aagency problem
of free cash flow di satu sisi. Di sisi lain, agency problem of free cash flow bisa menyebabkan
merger dan akuisisi yang tidak sehat.
c. Jenis Merger dan Akuisisi
Jenis merjer dan akuisisi dapat dilihat berdasarkan atas cara perluasan yang dilakukan. Merjer
dan akuisisi dapat dilakukan dengan cara:
1. Horizontal: penggabungan perusahaan lain dalam jenis bisnins yang sama
2. Vertical: penggabungan perusahaan yang mempunyai keterkaitan antara input- output.
2
3. Congeneric: penggabungan perusahaan dalam industri yang sama tetapi tidak
memproduksi produk yang sama dan tidak ada keterkaitan supplier.
4. Conglomerate: penggabungan perusahaan dari industri yang berbeda.
Sedangkan merjer dan akuisisi berdasarkan jenis penggabungannya meliputi:
1. Akuisisi saham saham, terjadi bila perusahaan yang mengakuisisi membeli sebagian
besar saham perushaan yang menjadi target akuisisi. Akuisisi saham dapat dilakukan
dengan cara bersahabat (friendly) dan tidak bersahabat (hostile). Friendly merjer
terjadi bila manajemen kedua belah pihak berunding bersama, dan hasil perundingan
tersebut akan diusulkan ke pemilik perusahaan. Hostile takeover, terjadi bila
manajemen perusahaan dari acquired company tidak diajak berunding, tetapi
perusahaan yang akan mengakuisisi langsung menawarkan ke pemegang saham
acquired company persyaratan-persyaratan yang dinilai cukup menarik.
2. Akuisisi aset, terjadi bila perusahaan yang mengakuisisi membeli sebagian atau
seluruh asset perusahaan yang menjadi target akuisisi. Persetujuan formal dari
pemegang saham perusahaan yang menjual diperlukan.
d. Taktik Perusahaan Mempertahankan Diri dari Merger dan Akuisisi
Kadang- kadang perusahaan melakukan berbagai cara untuk menghindari dari
pembelian oleh perusahaan lain. Secara umum taktik untuk mempertahankan diri dapat
diklasifikasikan menjadi dua (2) yaitu : sebelum penawaran dan sesudah penawaran.
Sebelum penawaran , cara terbaik untuk mempertahankan diri dari pengambil alihan
oleh perusahaan lain adalah :
a Menggubah menjadi perusahaan perseorangan. Dengan menjadi perusahaan
perseorangan , maka kendali ada pada satu tangan, keputusan yang diambil tidak
menerlukan musyawarah, dalam kaitan mempertahankan perusahaan dari
pengambialihan oleh perusahaan lain.
b Mempertahankan proporsi kepemilikan saham pada satu orang atau kelompok orang,
misalnya 50 persen saham dipegang oleh pendirinya dan 30 persen saham dipegang
oleh karyawannya.
c Meningkatkan skala usaha, skala usaha yang besar akan menyulitkan perusahaan lain
yang ingin membelinya karena tentu diperlukan dana yang besar.
d Mempertahankan harga saham yang kuat, yang mencerminkan kuatnya manajemen ,
prospek pertumbuhan dan kesempatan investasi yang baik.
3
e Persyaratan merger yang makin ketat, misalnya perusahaan menetapkan bahwa
merger hanya dapat dilakukan apabila disetujui oleh minimal 80 % pemegang saham.
f Membuat perusahaan menjadi tidak menarik untuk diambil alih yang disebut juga
dengan poison pill. Poisson pill dilakukan dengan memberikan kepada pemegang
saham perusahaan yang akan dibeli untuk menjual sahamnya dengan harga yang
tinggi atau pemberian hak untuk memperoleh saham baru dengan discount yang
cukup besar aatau bahkan gratis.
Jika strategi sebelum penawaran, tidak berhasil melindungi perusahaan dari
pembelian oleh perusahaan lain, maka setelah penawaran perusahaan masih dapat melakukan
berbagai cara untuk menggagalkan pertemuan tersebut.
a Mengajukan tuntutan dengan dalih anti monopoli atau jika dirasa harga penawaran
tidak wajar, perusahaan dapat meminta untuk dilakukan harga penawaran lebih baik.
b Menjual sebagian perusahaan kepada pihak ketiga atau menciptakan hutang yang
semakin besar dengan cara membeli kembali sebagian saham perusahaan.
c Pembuatan kontrak khusus yang menjamin eksekutif tidak akan kehilangan pekerjaan
atau pemberian kompensasi yang sangat besar apabila terjadi penggabungan
perusahaan.
e. Menaksir Biaya Akuisisi
Asumsi dasar dalam menganalisis biaya akuisisi adalah bahwa pasar modal adalah
efisien, dengan demikian harga yang tercantum di bursa adalah nilai wajar.
Contoh 1 :
PT WISTA memiliki 10 juta lembar saham dengan harga Rp 8.000,00,-per lembar dibeli oleh
PT RIAN dengan harga Rp 9.000,00-per lembar. PT RIAN memiliki 50 juta lembar saham
dengan harga per lembar Rp 12.000,00-. Diharapkan dengan akuisisi tersebut PT RIAN akan
dapat menghemat biaya sebesar Rp 1.000 juta pada tahun depan, dan penghematan tersebut
diharapkan meningkat 10 % per tahun selamanya. Apabila tingkat keuntungan yang layak
adalah 17 %, berapakah biaya akuisisi dan manfaat akuisisi tersebut?
Jawab :
Biaya Akuisisi = 10 juta (Rp 9.000-Rp 8.000)
= Rp 10 milyar
Manfaat Akuisisi = 1.000 juta /(0,17-0,10)
= Rp 14,3 milyar
Manfaat akuisisi bisa dihitung dengan formula PVAS-(PVA-PVS)
4
Dimana:
PVA = Nilai Equity Perusahaan A = Rp 600 Milyar
PVS = Nilai Equity Perusahaan S = Rp 80 Milyar
PVAS = Nilai Gabungan Equity PT A dan PT S setelah mendapatkan synergy (600 M + 80 M +
14,3 M) = Rp 694,3 M.
Dengan demikian manfaat akuisisi adalah sama dengan
PVAS-(PVA-PVS)
Rp 694,3 M-(Rp 600 M + 80 M)
Rp 14,30 Milyar
Manfaat bersih (NPV) = Rp 14,3 M-Rp 10 M
= 4,30 milyar
Apabila dilakukan akuisisi dengan cara pertukaran saham, maka manfaaat bersih dan
kerugian bersih dari peristiwa akuisisi tersebut akan ikut dinikmati dan ditanggung oleh bekas
pemegang saham acquired company. Dengan demikian kalau peristiwa akuisisi memberikan
manfaat bersih, maka biaya yang ditanggung oleh acquiring company akan lebih besar
apabila dibandingkan dengan akuisisi secara tunai. Sebaliknya yang terjadi kalau akuisisi
tersebut memberikan kerugian bagi acquiring company.
Contoh 2:
PT A merencanakan akan mengakuisisi PT B. Data kedua perusahaan tersebut adalah sebagai
berikut :
PT A PT B1. EPS Rp 2.000 Rp 2.0002. Harga per lembar saham Rp 20.000 Rp 8.003. PER 10 x 4 x4. Jumlah Lembar Saham 10 juta 10 juta 5. Laba Setelah Pajak Rp 20 milyar Rp 20 milyar6. Nilai pasar equity Rp 200 milyar Rp 80 milyar
Misalkan PT. A dapat membeli PT. B dengan harga seperti saat ini dengan cara menukar
saham, dan dharapkan tidak terjadi synergy . Bagaimana EPS, harga saham, PER,jumlah
lembar saham , laba setelah pajak dan nilai equity setelah merger?.
Apa kesimpulan yang dapatkita peroleh?.
Jawab :
Perhitungan akan lebih mudah kalau dimulai dengan menghitung ;
5
1) Laba setelah pajak = Rp 20 milyar + Rp 20 milyar = Rp 40 milyar
2) Nilai pasar equity = Rp 200 milyar + Rp 90 milyar =Rp 280 milyar.
3) Jumlah lembar saham = 10 juta + (Rp 80 milyar/Rp 20.000) = 14 juta lembar.
4) Dengan demikian dapat dihitung EPS, harga saham dan PER.
PT A PT B PT A (setelah Merger)1. EPS Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 2.8572. Harga per lembar saham Rp 20.000 Rp 8.00 Rp 20.0003. PER 10 x 4 x 7 x4. Jumlah Lembar Saham 10 juta 10 juta 14 juta
5. Laba Setelah Pajak (milyard) Rp 20 milyar Rp 20 milyar
Rp 40
6. Nilai pasar equity (milyard) Rp 200 milyar
Rp 80 milyar
Rp 280
Harga saham PT A setelah merger tetap Rp 20.000,00 tetapi EPS dilaporkan lebih
tinggi.apabila kita keliru memperhitungkan jumlah EPS sebagai ukuran keberhasilan akuisisi,
maka kita akan mengatakan bahwa akuisisi tersebut baik bagi pemegang saham PT A.
padahal sebenarnya kemakmuran pemegang saham PT A tidak berubah. Hal ini yang disebut
bootstrap effect.
Contoh 3
Sekarang misalkan dari rencana akuisisi tersebut diharapkan akan diperoleh manfaat senilai
Rp 20 milyar. Sewaktu PT A menawarkan pertukaran saham , para pemegang saham B
setuju, asalkan saham mereka ditukar dengan 5 juta lembar saham. Berapa harga saham PT.
A yang baru?. Apakah akuisisi tersebut menguntungkan para pemegang saham lama?.
Mengapa?.
Jawab :
Dengan menukar 10 juta lembar saham PT. B dengan 5 juta lembar saham PT A, maka
jumlah lembar saham akan menjadi 15 juta lembar saham. Apabila diharapkan diperoleh
manfaat senilai Rp 20 milyar , maka PVAB = 200 + 80 + 20 = Rp 300 milyar.
Dengan demikian maka harga saham setelah akuisisi akan menjadi , Rp 300 milyar/15
juta = Rp 20.000,00. Ini berarti bagi pemegang saham lama akuisisi tersebut tidak
memberikan satu rupiahpun. Seluruh manfaat (sebesar Rp 20 milyar) dinikmati oleh bekas
pemegang saham PT. B.
6
Contoh 4 :
PT A yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman merencanakan akan mengakuisisi
PT C yang juga bergerak dalam bidang makanan dan minuman . dari akuisisi tersebut
diharapkan akan dapat dihemat biaya promosi dan distribusi sebesar Rp 1,50 milyar pada
tahun depan, dan diperkirakan akan meningkat sebesar 10 % per tahun selamanya.
Perusahaan saat ini telah membayar pajak penghasilan dengan tarif 35 %. Harga saham PT. C
sebelum rencana akuisisi ini dibicarakan adalah Rp 5.000,- per lembar, dengan jumlah yang
beredar sebanyak 6 juta lembar. Perusahaan menggunakan tingkat bunga sebesar 18 % untuk
mengevaluasi rencana investasi. Apabila para pemegang saham PT. A menyatakan bahwa
mereka haruslah dapat menikmati manfaat akuisisi tersebut minimal sebesar 50 % ,
berapakah harga maksimum yang akan ditawarkan pada PT. C?
Jawab :
Dengan penghematan biaya sebesar 1,50 milyar pada tahun depan, maka tambahan kas
masuk sebesar pajak sebesar (1-0,35) Rp 1, 50 milyar = Rp 975 juta. Dengan demikian
manfaat dari akuisisi tersebut diharapkan akan sebesar 975 juta /(0,18-0,10)= Rp 12.187,50
juta.
Karena manfaat yang dinginkan dinikmati oleh pemegang saham PT A adalah 50 %-
nya , maka yang boleh dinikmati oleh pemegang saham PT C (sebagai biaya bagi pemegang
saham PT A) adalah : 50 % x Rp 12.187,50 juta = Rp 6.093,75 juta.
Dengan jumlah lembar saham sebanyak 6 juta lembar, maka kenaikan harga saham
yang dapat ditolerir adalah Rp 6.093,75 juta = Rp 1.015,- (dibulatkan).
Harga maksimum yang akan ditawarkan ke PT C adalah : Rp 6.000 + Rp 1.015,- = Rp
7.015,-
f. Pentup
Motif perusahaan melakukan merger dan akuisisi adalah motif ekonomi yang terjadi
dengan terciptanya synergy. Synergy berarti bahwa nilai gabungan dari kedua perusahaan
tersebut lebih besar dari penjumlahan masinng-masing nilai perusahaan yang digabungkan.
Synergy dapat berwujud operating maupun finansial synergy. Operating synergy
adalah synergy yang dinikmati oleh perusahaan karena kombinasi dari beberapa operasi
sehingga dapat menekan biaya dan / atau menaikkan penghasilan.
Jenis merjer dan akuisisi dapat dilihat berdasarkan atas cara perluasan yang dilakukan.
Merjer dan akuisisi dapat dilakukan dengan cara: Horizontal,Vertical,Congeneric, dan
7
Conglomerate. Sedangkan merjer dan akuisisi berdasarkan jenis penggabungannya meliputi:
Akuisisi saham dan Akuisisi asset.
Taktik Perusahaan Mempertahankan Diri dari Merger dan Akuisisi Sebelum
penawaran , cara terbaik untuk mempertahankan diri dari pengambil alihan oleh perusahaan
lain adalah : Menggubah menjadi perusahaan perseorangan, Mempertahankan proporsi
kepemilikan saham pada satu orang atau kelompok orang, Meningkatkan skala usaha,
Mempertahankan harga saham yang kuat, Persyaratan merger yang makin ketat, dan
Membuat perusahaan menjadi tidak menarik untuk diambil alih yang disebut juga dengan
poison pill.
Jika strategi sebelum penawaran, tidak berhasil melindungi perusahaan dari
pembelian oleh perusahaan lain, maka setelah penawaran perusahaan masih dapat melakukan
berbagai cara untuk menggagalkan pertemuan tersebut: Mengajukan tuntutan dengan dalih
anti monopoli atau jika dirasa harga penawaran tidak wajar, Menjual sebagian perusahaan
kepada pihak ketiga atau menciptakan hutang yang semakin besar dengan cara membeli
kembali sebagian saham perusahaan, dan Pembuatan kontrak khusus yang menjamin
eksekutif tidak akan kehilangan pekerjaan atau pemberian kompensasi yang sangat besar
apabila terjadi penggabungan perusahaan.
8
2. RESTRUKTURISASI, REORGANISASI, DAN LIKUIDASI
a. Pendahuluan
Perusahaan mungkin berkembang menjadi korporasi, yaitu perusahaan yang
mempunyai banyak unit kegiatan. Unit-unit kegiatan tersebut mungkin merupakan suatu
divisi yang relative independen, tetapi mungkin juga merupakan suatu bagian yang hanya
sebagai pelaksana keputusan-keputusan. Apaun tingkat kebebasan dari unit-unit tersebut,
perusahaan mungkin suatu ketika menghadapi kesulitan dalam mengendalikan unit-unit
tersebut. Kesulitan mungkin timbul karena berkaitan dengan jenis usaha yang sangat
beraneka ragam, dapat juga karena masalah trade-off antara kecepatan pengambilan
keputusan pengendalian. Masalah-masalah ini mungkin menyebabkan korporasi melakukan
restrukturisasi. Berkaitan dengan kesulitan keuangan yang ada maka akan dibahas
restrukturisasi, reorganisasi, dan likuidasi.
b. Restrukturisasi
Restrukturisasi merupakan kegiatan untuk merubah struktur perusahaan. Dengan
demikian, pengertian restrukturisasi sebenarnya dapat dalam artian makin membesar atau
makin ramping. Apabila diartikan dalam pengertian yang pertama, maka kegiatan merger dan
akuisisi juga merupakan upaya untuk melakukan restrukturisasi. Perusahaan yang melakukan
integrasi vertical, jelas melakukan restrukturisasi bisnisnya. Dengan cara tersebut perusahaan
dapat mengamankan sumber bahan baku, dan/atau distribusi hasil produksinya.
Sell-off. Perusahaan yang mempunyai unit kegiatan yang sangat beraneka ragam,
mungkin suatu ketika merasa bahwa diantara unit-unit tersebut ada yang tidak bekerja secara
ekonomis. Penyebabnya dapat beraneka ragam. Salah satunya adalah barangkali tingkat
kegiatannya terlalu rendah sehingga sulit untuk mencapai economies of scale. Penyebab
lainnya mungkin karena bukan berada pada bisnis utama, perusahaan kemudian kurang
memperhatikan unit tersebut.
Spin off , dilakukan apabila unit kegiatan yang dimiliki suatu perusahaan dipisahkan
dan berdiri sendiri menjadi perusahaan baru. Dengan demikian perusahaan baru yang terpisah
tersebut memiliki manajemen sendiri yang independen dalam mengambil keputusan.
Mengurangi beban-beban yang menghimpit perusahaan , yaitu dengan :
Extension. Melalui perpanjangan, kreditor bersedia memperpanjang masa jatuh
tempo hutangnya.
Komposisi (composition). Komposisi dilakukan melalui perubahan nilai hutang lama.
9
Going Private. Beberapa perusahaan berpendapat bahwa go public dinilai
membebani perusahaan dan direksi. Mereka berpendapat bahwa biaya untuk listing di suatu
bursa dirasa terlalu berat. Keharusan memenuhi berbagai ketentuan dan peraturan badan
pengawas pasar modal dirasa merepotkan dan memberatkan. Direksi kemudian cenderung
sangat memperhatikan kinerja keuangan triwulan depan, semester depan, atau paling tahun
depan, agar harga saham tidak turun. Dengan demikian perhatian akan laba jangka panjang
terabaikan.
Leverage buy-out. Untuk membeli kembali saham-saham yang semula dimiliki oleh
para anggota masyarakat, para direksi yang memutuskan akan go private mungkin terpaksa
menggunakan bantuan dana pihak ketiga. Apabila cara ini ditempuh, maka dilakukan apa
yang disebut dengan leverage buy-out. Ini berarti bahwa saham-saham tersebut dibeli dengan
uang pinjaman. Pinjaman tersebut dijamin oleh aktiva dan arus kas perusahaan, sehingga
setelah leverage buy-out, perusahaan akan mempunyai hutang yang sangat besar.
c. Reorganisasi
Dalam situasi ekonomi dan bisnis yang tidak menggembirakan, perusahaan sering
terpaksa harus bertahan dengan apa yang telah ada, atau “memperkecil diri”, agar tidak
mengalami kesulitan makin parah. Reorganisasi dalam aspek finansial dilakukan untuk
memperkecil beban finansial yang tetap sifatnya. Dengan demikian asumsinya adalah bahwa
perusahaan masih mempunyai kemampuan operasional yang baik. Ini berarti bahwa kegiatan
operasi masih mampu menutup biaya-biaya operasi.
Dalam melakukan reoganisasi finansial , ada beberapa langkah yang perlu ditempuh
yaitu menaksir nilai perusahan, menentukan struktur modal yang baru.
1. Menentukan nilai perusahaan . Penilaian yang sering digunakan, dan yang termasuk
cukup sederhana, adalah menghitung nilai perusahaan berdasarkan tingkat
kapitalisasi.
2. Menentukan struktur modal yang baru. Struktur modal tersebut bertujuan mengurangi
beban tetap (bunga) agar perusahaan bisa beroperasi dengan lebih fleksibel.
Berikut ini contoh langkah-langkah yang dilakukan untuk reorganisasi.
1. Menghitung nilai perusahaan.
2. Menghitung tingkat kapitalisasi atau tingkat multiple, dan nilai perusahaan.
3. Menentukan struktur modal yang baru.
Reorganisasi finnsial sering dibarengi dengan konsolidasi, yaitu membuat perusahaan
jadi lebih “ramping” secara oprasional. Reorganisasi dan konsolidasi dilakukan dengan cara :
10
1. Melakukan penghematan biaya. Pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu. Ditunda
atau dibatalkan.
2. Menjual aktiva-aktiva yang tidak diperlukan .
3. Divisi (unit bisnis) yang tidak menguntungkan dihilangkan atau digabung.
4. Menunda rencana ekspansi samapi situasi dinilai telah menguntungkan.\
5. Memanfaatkan kas yang ada, tidak menambah hutang, dan menjaga likuiditas.
d. Likuidasi
Likuidasi ditempuh apabila para kreditur berpendapat bahwa prospek perusahaan
tidak lagi menguntungkan. Kalaupun ditambah modal, atau merubah kredit menjadi
penyertaan, tidak terlihat membaiknya kondisi perusahaan. Dalam keadaan seperti ini para
kreditur mungkin lebih menyukai untuk meminta perusahaan dilikuidir.
Kadang-kadang sebelum para kreditur memutuskan untuk meminta perusahaan
dilikuidasi, mereka bersedia melakukan penyelesaian sukarela. Dalam hal ini mereka
mungkin sepakat untuk menunda tagihan mereka, baik atas bunga maupun pokok pinjaman.
Cara ini hanya akan ditempuh kalau para kreditur berpendapat bahwa perusahaan memang
masih akan mampu memenuhi kewajiban financial di masa yang akan datang.
Umumnya kesulitan keuangan perusahaan tidaklah datang dalam waktu tiba-tiba,
melainkan merupakan cerminan dari serangkaian keputusan yang tidak benar. Kondisi
perusahaan yang memburuk Nampak dari perkembangan indikator keuangan dari waktu ke
waktu.
Proses likuidasi bisa dilakukan secara formal dan tidak formal. Proses likuidasi formal
melibatkan pihak ketiga seperti pengadilan. Proses likuidasi tidak formal dilakukan
perusahaan dengan pertimbangan biaya yang lebih murah, aktivitas lebih sederhana, kreditor
mendapat uangnya lebih banyak dan lebih cepat.
Ada dua alasan secara teoritis yang mendorong perusahaan menggunakan jalur
formal, yaitu permasalahan Common Pool, dan Hold Out.
Kas yang diperoleh dari likuidasi asset perusahaan akan didistribusikan dengan
urutan-urutan tertentu :
1. Biaya administrasi berkaitan dengan urusan likuidasi, termasuk biaya pengacara,
curator (trustee)
2. Klaim dari kreditor (hutang) yang muncul dari kegiatan bisnis mulai dari saat kasus
dibawa ke pengadilan sampai ke saat trustee (kurator) diangkat.
3. Gaji pegawai yang diperoleh dalam waktu 90 hari sesudah petisi kebangkrutan.
11
4. Premi pensiunan pegawai untuk masa kerja dalam 120 hari petisi kebangkrutan
diajukan.
5. Uang muka dari pelanggan yang membeli barang tetapi belum memperoleh
barangnya.
6. Pajak pendapatan sampai 3 tahun sebelum kebangkrutan , pajak property sampai
setahun sebelum kebangkrutan, dan semua pajak pendapatan yang masih ditahan oleh
perusahaan.
7. Kreditor umum saham preferen
8. Saham biasa
e. Penutup
Reorganisasi dalam aspek financial dilakukan untuk memperkecil beban financial
yang tetap sifatnya. Dengan demikian asumsinya adalah bahwa perusahaan masih
mempunyai kemampuan operasional yang baik.
Restrukturisasi ini bisa dilakukan dengan penjualan unit-unit keguatan (sell off) atau
pemisahan unit-unit kegiatan tersebut dari kegitan perusahaan (spin off), menarik diri dari
pasar modal dengan going private atau leverage going out.
Likuidasi ditempuh apabila para kreditur berpendapat bahwa prospek perusahaan
tidak lagi menguntungkan. Kalaupun ditambah modal, atau merubah kredit menjadi
penyertaan, tidak terlihat membaiknya kondisi perusahaan. Proses likuidasi bisa dilakukan
secara formal dan tidak formal. Proses likuidasi formal melibatkan pihak ketiga seperti
pengadilan. Proses likuidasi tidak formal dilakukan perusahaan dengan pertimbangan biaya
yang lebih murah, aktivitas lebih sederhana, kreditor mendapat uangnya lebih banyak dan
lebih cepat.
12
3.KEUANGAN INTERNASIONAL
a. Pengertian Keuangan Internasional
Keuangan Internasional merupakan instrument yang digunakan untuk membahas arus
dengan skala yang besar dalam Hubungan Internasional. Terjadi banyak problem-problem
yang menyangkut permasalahan keuangan global yang dipengaruhi ekonomi politik sehingga
memerlukan perhatian lebih khusus terhadap permasalahan tersebut. Problem-problem yang
terjadi menyangkut keuangan in ternasional sudah terjadi beberapa abad terakhir ini,masalah
tersebut timbul dikarenakan terdapat kepentingan-kepentingan dari tiap-tiap negara di dunia
sehingga menyebabkan permasalahan yang bersifat global. Pemerintah terus berusaha
mencari cara yang efisien untuk mengatur dan menentukan kelancaran dari arus keuangan
internasional. Cara atau system yang bersifat efisien dan stabil dalam keuangan internasional
harus dapat menyelesaikan 3 permasalahan teknis antara lain sebagai berikut :
1. Likuiditas : sistem keuangan ini memberikan suplai terhadap mata uang yang
memadai dan tidak menimbulkan dampak inflasi,membuat penyesuaian,membuat
metode untuk menyelesaikan permasalahan terhadap ketidak seimbangan neraca
pembayaran sehingga dapat menjalin likuiditas keuangan.
2. Peraturan : Setiap permasalahan harus dapat diselesaikan dengan system keuangan
internasional yangberoperasi secara efisien dan terintegrasi terhadap perekonomian
dunia.Setiap rezim dan system keuangan internasional suatu Negara bergantung pada
peraturan dan tatanan politik yang berlaku dalam Negara tersebut.Karena system
moneter internasional berpengaruh terhadap kepentingan suatu Negara dan terdapat
timbale baik berupa usaha dari Negara-negara yang mencoba untuk mempengaruhi
system yang berlaku.
3. Kepercayaan : Dalam hal ini Negara harus bertanggung jawab dan dapat dipercaya
dalam menciptakan arus keuangan global yang stabil,mengatur laju peredaran mata
uang dan menghindarkan dari dampak buruk inflasi.
b. Sistem dan Lembaga Keuangan Internasional
Para sejarawan khususnya yang menekuni perjalanan perekonomian dunia,
kebanyakan memandang tahun 1870 sebagai salah satu tonggak sejarah perekonomian dunia,
oleh karen amulai sekitar tahun itulah dalam perekonomian dunia dijumpai adanya jaringan
keuangan antar Negara yang sedemikian luas cakupannya dan sedemikian efektif bekerjanya,
sehingga pantas untuk disebut sebagai system keuangan dunia.
13
Kurun waktu yang mencakup masa satu abad lebih, yang dimulai pada tahun 1870
hingga sekarang ini, secara garis besar bias dibagi menjadi tiga, yaitu: masa pra perang dunia,
masa antar perang dunia, masa pasca perang dunia. Dengan mendasarkan pada
pengelompokkan kurun waktu tersebut, maka akan diuraikan secara garis besar
perkembangan system moneter internasional untuk kurun waktu sekitar dua belas dasawarsa
tersebut.
Sistem Keuangan Internasional
a. Gold Standard System
Adalah sistem keuangan internasional yang didasarkan pada standar emas hingga
menggunakan sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate). Sistem ini dapat
menghilangkan ketidakpastian bila terjadi fluktuasi nilai tukar sehingga dapat
mendorong perdagangan dunia dan diberlakukan hingga sebelum Perang Dunia I.
Kelemahan standar emas:
1. Negara tidak memiliki kendali terhadap kebijakan moneter karena jumlah uang
beredar ditentukan oleh emas yang mengalir antarnegara
2. Kebijakan moneter dunia menjadi sangat tergantung pada produksi emas (terjadi
deflasi saat produksi emas dunia menurun dan inflasi saaat produksi emas dunia
meningkat).
Kebaikan Standar Emas:
1. Diterima dan digunakan masyarakat internasional sebagai alat pembayaran yang
sah.
2. Nilainya cenderung stabil dibanding logam lainnya, sehingga dapat menjaga nilai
stabilitas nilai tukar uang.
3. Membantu perkembangan perekonomian dengan terciptannya sistem moneter
yang seragam.
4. Adanya kebebasan melebur mata uang emas menjadi bentuk logam emas yang
dapat dijual sebagai logam emas, atau tindakan yang sebaliknya yaitu dapat
menukarkan logam emas menjadi uang emas dalam bentuk koin.
b. Bretton Woods System
Perang Dunia I mengacaukan perdagangan internasional, Negara-negara tidak dapat
mengkonversi mata uang ke dalam emas sehingga Sistem gold standard tidak dapat
digunakan. Maka, diadakanlah pertemuan negara Sekutu pemenang PD II di Bretton
Woods, New Hampshire, untuk mengembangkan sistem moneter internasional.
14
Pertemuan tersebut melahirkan kesepakatan adanya nilai tukar mata uang tetap yang
dipertahankan oleh bank sentral setiap negara dengan jalan membeli atau menjual
mata uangnya. Rezim ini disebut sebagai rezim nilai tukar tetap atau sistem Bretton
Woods.
c. Sistem Nilai Tukar Tetap
Sistem nilai tukar Bretton Woods didasarkan pada nilai Konversi dolar Amerika
terhadap emas, yaitu $35 per ons. Nilai tukar tetap dijaga oleh bank sentral tiap negara
dengan melakukan intervensi pasar nilai tukar (foreign exchange market), yakni
tindakan jual atau beli aset berupa
Lembaga Keuangan Internasional
a. IMF
IMF merupakan lembaga keuangan internasional yang memiliki peran penting dalam
menjaga stabilitas sistem keuangan internasional. Peran tersebut hampir sama dengan
peran bank sentral (mengendalikan kondisi ekonomi/kebijakan moneter negara-negara
anggotanya). Perbedaannya adalah cadangan yang dimiliki IMF berupa mata uang
beberapa negara anggotanya serta tidak memiliki hak mencetak uang.
Tugas IMF:
1. Mendorong pertumbuhan perdagangan dunia dengan membuat peraturan untuk
menjaga nilai tukar tetap
2. Memberi pinjaman kepada negara yang mengalami defisit neraca pembayaran
(balance of payment)
3. Mengumpulkan dan melakukan standardisasi data perekonomian internasional
b. Bank Dunia
Tugas Bank Dunia adalah untuk memberikan pinjaman kepada pemerintah negara-
negara anggota (yang juga merupakan negara anggota IMF) atau kepada organisasi
pemerintah / swasta yang dijamin oleh pemerintah. Maka, Bank Dunia dikatakan
sebagai organisasi antarpemerintah (intergovernmental). Pinjaman yang diberikan
oleh Bank Dunia dapat sebagian atau keseluruhan jumlah biaya dari proyek yang
diusulkan.
Tugas Bank Dunia:
1. Menyediakan pinjaman jangka panjang untuk membantu negara-negara
berkembang, seperti membangun waduk, jalan, dan modal fisik lain untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
15
Kelemahan sistem Bretton Woods adalah bahwa IMF tidak dapat menekan
negara yang mengalami surplus untuk meningkatkan nilai mata uang atau
melakukan kebijakan moneter yang ekspansif. Akibatnya, Sistem Bretton Woods
tidak dapat digunakan dan kolaps pada tahun 1971.
Dalam mengevaluasi pendayagunaan dana di suatu negara, Bank Dunia dapat
melakukan:
2. Mengirim misi ekonomi secara periodik untuk melihat kemajuan dan masalah-
masalah pembangunan di negara tersebut, serta mengamati kebijakan
perekonomiannya.
3. Memberi konsultasi serta saran-saran mengenai perubahan kebijakan ekonomi
yang diperlukan berdasarkan misi ekonomi tersebut.
c. Asian Development Bank (ADB)
Lembaga keuangan internasional ini didirikan pada tahun 1966 dengan tujuan utama
mendorong pertumbuhan ekonomi dan kerja sama di kawasan Asia dan Timur Jauh.
ADB berfungsi menyalurkan dana, menyokong investasi, dan memberikan bantuan
teknis (technical assistance) kepada negara-negara berkembang yang menjadi
anggotanya.
d. Islamic Development Bank (IDB)
Lembaga keuangan internasional ini didirikan pada tahun 1975 yang bertujuan untuk
memajukan pembangunan ekonomi dan sosial di negara-negara anggota dan
masyarakat Islam, baik secara individual maupun kolektif berdasarkan syariah Islam.
16