Upload
herty-felicia
View
37
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
FK UKI
Citation preview
METODE PENELITIAN DASAR
EPIDEMIOLOGI Dr. Sudung Nainggolan, MHScDep. Ilmu Kesehatan Masyarakat/Kedokteran KomunitasFKUKI
Pengertian?
Penelitian adalah proses, sedangkan ilmu pengetahuan adalah hasil dari penelitian (nazir, 1988: 13-17).
Karena itu ‘bahasa dasar” bagi seorang peneliti ditemukan dalam filsafat ilmu. Bangunan dasar suatu ilmu pengetahuan meliputi :observasi, fakta, konsep, definisi, variabel,masalah, hipotesis, hukum, teori, dan model (davis & cosenza, 1993: bab 2).
Penelitian adalah penyelidikan atau investigasi yang terkelola, sistematis, berdasarkan data, kritis, obyekif, dan ilmiah terhadap suatu masalah spesifik, yang dilakukan dengan tujuan menemukan jawaban atau solusi terkait.(Uma Sekaran, 2007)
Penelitian ilmiah didefinisikan sebagai investigasi yang sistematis, terkontrol,empiris dan kritis dari suatu proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antar fenomena (Kerlinger, 1986 : 17-8).
Penelitian ilmiah adalah aplikasi secara formal, sistematis dan metode ilmiah untuk mempelajari dan menjawab permasalahan.Tujuan Penelitian identik dengan tujuan ilmu pengetahuan pada umumnya, yaitu membuat penjelasan, menyusun prediksi, serta mengendalikan fenomena yang terjadi di dalam suatu batasan yang ditentukan.
METODOLOGI PENELITIAN
Sekumpulan peraturan, kegiatan, prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmuStudi atau analisis teoritis mengenai suatu cara/metodeCabang ilmu logika yang berkaitan dengan prinsip umum pembentukan pengetahuan (knowledge)Secara praktis, Metodologi=metode=cara=teknik=prosedur
KARAKTERISTIK METODE/PENELITIAN ILMIAH
Karaketeristik metode/penelitian ilmiah adalah kritis, dan analitis, logis, objektif, konseptual dan teoritis, empiris dan sistematis.
Bersifat kritis dan analitis, mendorong suatu kepastian dan proses penyelidikan untuk mengidentifikasi masalah dan metode untuk mendapatkan soulusinya.
Logis, merujuk pada metode dari argumentasi ilmiah. Kesimpulan secara rasional diturunkan dari bukti-bukti yang ada.
Objektif, mengandung makna bahwa hasil yang diperoleh ilmuwan yang lain akan sama apabila studi yang dilakukan pada kondisi yang sama. Hasil penelitian dikatakan ilmiah apabila dapat dibuktikan kebenarannya.
KARAKTERISTIK METODE/PENELITIAN ILMIAH
Konseptual & Teoritis, ilmu pengetahuan mengandung arti pengembangan struktur konsep dan teoritis untuk menuntun dan mengarahkan upaya penelitian.
Empiris, prinsipnya bersandar pada realitas
Sistematis, suatu prosedur yang cermat dan mengikuti aturan tertentu yang baku
Metode ilmiah adalah metode yang menggunakan kebenaran ilmiah
Disebut ilmiah jika; - bersistem - bermetode - berobyektifitas - berlaku umum (universal)
EPIDEMIOLOGIILMU YANG MEMPELAJARI TENTANG MASALAH
KESEHATAN PADA SEKELOMPOK MANUSIA
FREKUENSIdilakukan 2 hal pokok yaitu :• Menemukan
masalah kesehatan
• Mengukur masalah kesehatan
PENYEBARANDikelompokkan menurut :• Man• Place• Time
FAKTOR YG MEMPENGARUH
Idisusun langkah-langkah pokok :• Merumuskan
hipotesa• Uji hipotesa• Tarik
kesimpulan
EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
EPIDEMIOLOGIANALITIK
PERBEDAAN YANG MENDASAR ANTARA PENELITIAN EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF DAN ANALITIK
PENELITIAN EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
PENELITIAN EPIDEMIOLOGI ANALITIK
1. Hanya menjelaskan keadaan suatu masalah kesehatan
2. Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data hanya pada satu kelompok masyarakat saja
3. Tidak bermaksud membuktikan suatu hipotesa
1. Menjelaskan mengapa suatu masalah kesehatan timbul di masyarakat (why)
2. Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data dilakukan terhadap dua kelompok masyarakat
3. Bermaksud membuktikan suatu hipotesa
ON
TAR
GET
MANFAAT
• Membantu pekerjaan administrasi kesehatanPlanningMonitoringEvalation
• Dapat menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan Sehingga dapat dilakukan langkah penanggulangannya
• Dapat menerangkan perkembangan alamiah penyakit Terutama penyebaran penyakit menurut waktu
• Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan
Epidemi Waktu singkat, frekuensi meningkat, daerah tertentuPandemi Waktu singkat, frekuensi meningkat, daerah luasEndemi Frekuensi menetap pada suatu wilayah dalam waktu lamaSporadik Frekuensinya berubah menurut perubahan waktu
ON
TAR
GET
WABAH
Berjangkitnya suatu penyakit (menular) dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu dan dapat menimbulkan malapetaka (UU No.4 tahun 1984)
ON
TAR
GET
PENYAKIT SEBAGAI SALAH SATU MASALAH KESEHATAN
PENYAKIT positif negatifRASA SAKIT
positif 1 2negatif 3 4
Yang menjadi perhatian epidemiologi adalah 1 dan 3
ON
TAR
GET
MEKANISME PERTAHANAN TUBUH
i. Umum 1. Pertahanan tingkat pertama
kulit, mukosa utuh, kuku, rambut, bulu hidung, sekresi tubuh
2. Pertahanan tingkat kedua
tonsil, hati, limpa, kel. limpa
ii. khusus 1. Bersifat seluler
Pembentukan antibodi, leukositosis, fagositosis
2. Bersifat hormonal a. Bawaan
konstitusi tubuh, genetik tubuh
b. Didapat i. Aktif
1. Buatan; imunisasi 2. Alamiah; sembuh dari sakit
ii. Pasif 1. Buatan; pemberian serum 2. Alamiah; dari ibu
3. Bersifat kelompok
Kekebalan krn mayoritas penduduk sudah kebal
ON
TAR
GET
HUBUNGAN PEJAMU, BIBIT PENYAKIT DAN LINGKUNGAN Epidemiological Triangle
HOST
ENVIRONMENT
AGENT
ON
TAR
GET • Menderita penyakit karena daya tahan host berkurang
• Menderita penyakit karena kemampuan bibit penyakit meningkat
• Menderita penyakit karena lingkungan berubah
SAKIT
ON
TAR
GET
WEB OF CAUTION
Pendidikan Pengetahuan rendah gizi rendah
Konsusi makanan tidak memadai
Produksi bahan makanan rendah
Penyakit kurang gizi
Kemiskinan
Daya beli rendah
Fasilitas kesehatan Daya tahan Kesehatan kurang tubuh &Kurang
penyerapan zat gizi terganggu
ON
TAR
GET
PERJALANAN PENYAKIT
Bibit penyakit Bibit penyakit meningg Belum memasuki telah memasuki tubuh Tubuh gejala penyakit tampak kronis terjadi interaksi karier antara host& agent gejala penyakit tdk tampak S. Cacat SEMBUH Prepatogenesa inkubasi penyakit penyakit penyakit
dini lanjut terhenti
ON
TAR
GET
Hubungan antara manifestesi dan penyebab
Penyebab (+) (-)Manifestasi
(+) 1 2(-) 3 4
1= kasus klasik2= kasus klinis3=kasus subklinis4= kasus sehat
ON
TAR
GET
SUMBER DATASumber data yang dapat dipergunakan adalahCatatan dan laporan peristiwa kehidupanCatatan dan laporan penyakit Catatan dan laporan instansi khususSurveySensus
PENEMUAN MASALAH KESEHATANUpaya yang dilakukan untuk menemukan masalah kesehatan adalah melalui:SensusSurvey khusus (Survey insiden penyakit & Survey prevalen penyakit)Penyaringan kasus/screeningPencarian kasus/case finding Active case finding (Backward tracing,Forward tracing) Pasive case findingSurveillance (Active Surveillance & Pasive Surveillance)
SUMBER DATA & PENEMUAN MASALAH KESEHATAN
ON
TAR
GET
PENGUKURAN FREKUENSI MASALAH
Morbiditas Mortalitas 1. Insiden
a. Incident rate b. Attack rate c. Secondary attack rate
2. Prevalen a. Point prevalen rate b. Period prevalen rate
1. Crude death rate 2. Abortus rate 3. Late abortus rate 4. Perinatal mortality rate 5. Still death rate 6. Neonatal mortality rate 7. Infant mortality rate 8. Under five mortality rate 9. Cause spesific mortality rate
10. Cause fatality rate
ON
TAR
GET
PENYEBARAN MASALAH KESEHATAN MENURUT WAKTU
PENYEBARAN MASALAH KESEHATAN
PENYEBARAN MASALAH KESEHATAN MENURUT CIRI-CIRI MANUSIA
PENYEBARAN MASALAH KESEHATAN MENURUT TEMPAT
ON
TAR
GET
MERUMUSKAN HIPOTESA
MENGUJI HIPOTESA
MENARIK KESIMPULAN
Formulasi konsep faktor-faktor yang berperan sebagai penyebab ditemukannya frekuensi, penyebaran ataupun masalah kesehatan.Rumusan hipotesa ini didapat dari epidemiologi deskriptif
Pengujian dilakukan dengan epidemiologi analitikPenelitian yang dilakukan terdiri dari Penelitian observasi; Case control dan cohort Penelitian eksperimen
Tentang hubungan sebab akibat; sebab adalah faktor yang mempengaruhi, akibat adalah faktor yang dipengaruhi
3 UNSUR POKOK DALAM STRATEGI EPIDEMIOLOGI
ON
TAR
GET
SIKLUS
Merumuskan Merumuskan Merumuskan Hipotesa hipotesa hipotesa
Uji hipotesa Uji hipotesa Uji hipotesa Menarik Menarik Menarik kesimpulan kesimpulan kesimpulan
ON
TAR
GET
KONDISI PADA HUBUNGAN SEBAB AKIBAT
Kondisi mutlak yang harus ada(necessary condition) contoh; untuk terjadi Diare, harus ada kuman penyebab diare seperti E. coli Kondisi yang cukup (sufficient condition) contoh; untuk terjadi Diare, kuman tersebut dalam jumlah yang cukup untuk sampai timbulnya diare, E.coli diatas 200.000 g Kondisi yang menopang (contrybutary condition) contoh; untuk terjadi Diare kodisi manusia dalam keadaan menurun Kondisi yang memungkinkan (contingent condition) contoh; untuk terjadi Diare meningkatnya E.coli karena terinfeksi dari makanan yang terkontaminasi tinja Kondisi pilihan (alternative condition) contoh; untuk terjadi Diare selain disebabkan oleh E.coli juga dapat disebabkan oleh basilus disentri
ON
TAR
GET
MACAM HUBUNGAN SEBAB AKIBAT
Peristiwa A Peristiwa B
Uji statistik
Tidak ada ada asosiasi statistik asosiasi statistik eksperimen/kriteria tertentu
tidak ada ada asosiasi kausal asosiasi kausal kajian lebih lanjut asosiasi kausal asosiasi kausal langsung tidak langsung
ON
TAR
GET
JENIS PENELITIAN EPIDEMIOLOGI
Penelitian epidemiologi analitik
Observasi eksperimental
Kohort Kasus kontrol eksperimental
Studi Kohort
Mempelajari hubungan faktor risiko dengan efek atau penyakitPendekatan waktu secara longitudinal (time-period approach)Faktor risiko diidentifikasi terlebih dahulu kemudian kemudian diikuti periode tertentu untuk melihat efek atau penyakit yang yang diteliti pada kelompok dengan faktor risiko dan pada kelompok tanpa faktor risikoHasil analisis untuk melihat hubungan dan pengaruh
Pengertian Studi Kohort
Rancangan studi yang mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit (outcome) dengan cara membandingkan kelompok terpapar (faktor penelitian) dan kelompok tak terpapar berdasarkan status penyakit (outcome)
JENIS-JENIS STUDI KOHORT Kohort prospektif dengan kelompok
pembanding internal Kohort prospektif dengan kelompok
pembanding eksternal Kohort retrospektif Nested Case-Control Study
KOHORT PROSPEKTIF Pembanding internal: kohort yang
terpilih sama sekali belum terpapar oleh faktor risiko dan belum mengalami efek, kemudian sebagian terpapar secara alamiah lalu dilakukan deteksi kejadian efek pada kedua kelompok tersebut
Pembanding eksternal: ada kelompok yang terpapar faktor risiko namun belum memberikan efek dan kelompok lain tanpa paparan dan efek
SKEMA STUDI KOHORTW aktu penelitian d im ula i
Subyek tanpafaktor ris iko &
tanpa efek
Faktor ris iko (+)
Faktor ris iko (-)
E fek (+)
E fek (-)
E fek (-)
E fek (+)
Apakah terjadi efek?DIIKUTI PROSPEKTIF
LANGKAH STUDI KOHORT1. Merumuskan pertanyaan penelitian
dan hipotesis2. Menetapkan kohort3. Memilih kelompok kontrol4. Menentukan variabel penelitian5. Mengamati terjadinya efek6. Menganalisis hasil
1. MERUMUSKAN PERTANYAAN PENELITIAN & HIPOTESIS
Hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian PJK
Hipotesis: kebiasaan merokok berhubungan dengan kejadian PJK
Faktor risiko: kebiasaan merokok Efek yang diteliti: kejadian PJK
2. MENETAPKAN KOHORT Tersedianya kelompok subyek tanpa
efek tertentu pada awal studi Pembanding internal atau pembanding
ekstenal Dapat dipilih dari populasi terjangkau
berdasarkan geografi penduduk, kelompok profesi, rumah sakit, dll
MEMILIH KELOMPOK TERPAPARSumber: Populasi Umum:1. Prevalensi paparan pada populasi cukup
tinggi, mis: kebiasaan merokok dan minum kopi
2. Mempunyai batas geografik yang jelas3. Secara demografik stabil4. Ketersediaan catatan demografik yang
lengkap dan up to date
Populasi Khusus:1. Prevalensi paparan pada populasi umum
rendah2. Kemudahan untuk memperoleh informasi
yang akurat
3. MEMILIH KELOMPOK KONTROL Kontrol internal: terbentuk dengan
sendirinya (secara alamiah). Keuntungan: kedua kelompok berasal dari populasi yang sama dan menggunakan follow-up dengan prosedur yang sama
Faktor risiko internal (kerentanan thdp penyakit) dan eksternal (faktor lingkungan)
Perbedaan kedua kelompok dapat hanya berupa derajat paparan (mis:perokok aktif dan pasif)
Matching
MEMILIH KELOMPOK TAK TERPAPAR Kelompok tak terpapar bisa dipilih dari
populasi yang sama dengan populasi asal kelompok terpapar
Kelompok tak terpapar bisa dipilih dari populasi yang bukan populasi asal kelompok tak terpapar tetapi harus dipastikan beberapa karakteristik relatif sama
4.IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN Didefinisikan dengan jelas Faktor risiko internal & faktor risiko
eksternal Perhatikan variabel lain yang tidak
diteliti confounding variables dikeluarkan
Pembatasan variabel faktor risiko
5. MENGAMATI TIMBULNYA EFEK Pengamatan dalam periode tertentu Lama waktu pengamatan tergantung
pada karakteristik penyakit atau efek yang diteliti
Loss to follow-up. Batas: 10% untuk studi klinis dan 15 % untuk studi lapangan
Pengamatan tunggal: dilakukan 1X pada akhir penelitian
Pengamatan berkala: periodik menurut interval waktu yang ditetapkan sampai akhir penelitian
6. ANALISIS HASIL Studi insiden Membandingkan insiden penyakit antara
kelompok dengan faktor risiko dengan kelompok tanpa risiko Risiko Relatif (Relative Risk RR)
Menyertakan interval kepercayaan Kai-kuadrat dan RR
RISIKO RELATIFEFEK
Ya Tidak Jumlah
FAKTORRISIKO
Ya a b a+b
Tidak c d c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d
Sel a: subyek dengan faktor risiko yang mengalami efekSel b: subyek dengan faktor risiko yang tidak mengalami efekSel c: subyek tanpa faktor risiko yang mengalami efekSel d: subyek tanpa faktor risiko yang tidak mengalami efek
Relative Risk (RR) = Insiden pada kelompok terpaparInsiden pada kelompok tidak terpapar
A(A+B)/C(C+D)
INTERPRETASI RR RR>1 Paparan merupakan faktor risiko RR<1 Paparan merupakan faktor
protektif RR=1 Paparan bukan merupakan
faktor risiko
CONTOH STUDI KOHORT Anemia pada ibu hamil BBLR Kebiasaan merokok pada orang tua
ISPA pada balita Kebiasaan menggunakan alas kaki
kecacingan pada anak SD Cuci tangan dengan sabun diare pada
anak
KELEBIHAN STUDI KOHORT Tepat untuk mempelajari efek dari
eksposure atau paparan yang jarang Dapat mempelajari beberapa efek dari
suatu paparan Dapat menerangkan “temporal
relationship” antara paparan dan outcome (penyakit)
Dapat menghitung laju insiden & perjalanan penyakit
KETERBATASAN STUDI KOHORT Pada kohort prospektif dapat sangat
lama dan mahal Pada kohort retrospective perlu sumber
data yang lengkap dan handal Tidak efisien untuk mempelajari
penyakit yang jarang Mempunyai risiko untuk “loss to follow
up”
BESAR SAMPEL PENELITIAN KOHORT1. Estimasi interval kepercayaan risiko
relatif2. Uji hipotesis terhadap risiko relatif
ODDS RATIO
Penyakit
Pemaparan Positif Negative Jumlah Odds penyakit
Positif A B m1 a/b
Negative C D m2 c/d
Jumlah n1 n2 N
Pengukuran Odd Rasio (OR)Pengukuran resiko relatif pada penelitian case control tidak dapat dilakukan secara langsung tetapi hanya berupa perkiraan karena pada penelitian case control tidak mengukur insidensi tetapi hanya mengukur besarnya paparan. Secara skematis dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut:Odds pemaparan a/c b/dOdds ratio () (a/b)/(c/d) atau ad/bc
CONTOH:
Pajanan Kasus Control
Perokok 90 40
Bukan perokok 10 60
Jumlah 100 100
Suatu penelitian tentang hubungan karsinoma paru- paru dengan rokok yang dilakukan secara retrospektif dengan mengambil 100 orang penderita Ca paru- paru sebagai kasus dan 100 orang dengan penyakit lain yang tidak ada hubungannya dengan Ca paru- paru sebagai kelompok control. Kedua kelompok disamakan berdasarkan umur, jenis kelamin, dan social ekonomiHasilnya yang diperoleh adalah pada kelompok kasus dengan 90 orang yang merokok, sedangkan pada kelompok control terdapat 40 orang yang merokok. Hal ini dapat digambarkan secara skematis dalam bentuk tabel berikut:Rate pemaparan pada kelompok kasus= 90/100= 90%Rate pemaparan pada kelompok control = 40/100= 40%Odds ratio= (90×60)/(40x 10)= 5400/500= 10,8Ini berarti bahwa diperkirakan resiko bagi perokok terkena karsinoma paru- paru adalah 10,8 kali lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok.
HASIL
Rate pemaparan pada kelompok kasus= 90/100= 90%Rate pemaparan pada kelompok control = 40/100= 40%Odds ratio= (90×60)/(40x 10)= 5400/500= 10,8Ini berarti bahwa diperkirakan resiko bagi perokok terkena karsinoma paru- paru adalah 10,8 kali lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok.