61
METODE PENELITIAN DASAR EPIDEMIOLOGI Dr. Sudung Nainggolan, MHSc Dep. Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Komunitas FKUKI

Metoda Penelitian Dasar Epid

Embed Size (px)

DESCRIPTION

FK UKI

Citation preview

METODE PENELITIAN DASAR

EPIDEMIOLOGI Dr. Sudung Nainggolan, MHScDep. Ilmu Kesehatan Masyarakat/Kedokteran KomunitasFKUKI

BILA ANDA MENDENGAR KATA “PENELITIAN ATAU RISET, APA YANG TERBAYANG DALAM PIKIRAN ANDA?

ON

TAR

GET

SIAPA YANG MELAKUKAN PENELITIAN????

Pengertian?

Penelitian adalah proses, sedangkan ilmu pengetahuan adalah hasil dari penelitian (nazir, 1988: 13-17).

Karena itu ‘bahasa dasar” bagi seorang peneliti ditemukan dalam filsafat ilmu. Bangunan dasar suatu ilmu pengetahuan meliputi :observasi, fakta, konsep, definisi, variabel,masalah, hipotesis, hukum, teori, dan model (davis & cosenza, 1993: bab 2).

Penelitian adalah penyelidikan atau investigasi yang terkelola, sistematis, berdasarkan data, kritis, obyekif, dan ilmiah terhadap suatu masalah spesifik, yang dilakukan dengan tujuan menemukan jawaban atau solusi terkait.(Uma Sekaran, 2007)

Penelitian ilmiah didefinisikan sebagai investigasi yang sistematis, terkontrol,empiris dan kritis dari suatu proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antar fenomena (Kerlinger, 1986 : 17-8).

Penelitian ilmiah adalah aplikasi secara formal, sistematis dan metode ilmiah untuk mempelajari dan menjawab permasalahan.Tujuan Penelitian identik dengan tujuan ilmu pengetahuan pada umumnya, yaitu membuat penjelasan, menyusun prediksi, serta mengendalikan fenomena yang terjadi di dalam suatu batasan yang ditentukan.

METODE PENELITIAN

CARA ILMIAH UNTUK MENDAPATKAN DATA DENGAN TUJUAN DAN KEGUNAAN TERTENTU

METODOLOGI PENELITIAN

Sekumpulan peraturan, kegiatan, prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmuStudi atau analisis teoritis mengenai suatu cara/metodeCabang ilmu logika yang berkaitan dengan prinsip umum pembentukan pengetahuan (knowledge)Secara praktis, Metodologi=metode=cara=teknik=prosedur

KARAKTERISTIK METODE/PENELITIAN ILMIAH

Karaketeristik metode/penelitian ilmiah adalah kritis, dan analitis, logis, objektif, konseptual dan teoritis, empiris dan sistematis.

Bersifat kritis dan analitis, mendorong suatu kepastian dan proses penyelidikan untuk mengidentifikasi masalah dan metode untuk mendapatkan soulusinya.

Logis, merujuk pada metode dari argumentasi ilmiah. Kesimpulan secara rasional diturunkan dari bukti-bukti yang ada.

Objektif, mengandung makna bahwa hasil yang diperoleh ilmuwan yang lain akan sama apabila studi yang dilakukan pada kondisi yang sama. Hasil penelitian dikatakan ilmiah apabila dapat dibuktikan kebenarannya.

KARAKTERISTIK METODE/PENELITIAN ILMIAH

Konseptual & Teoritis, ilmu pengetahuan mengandung arti pengembangan struktur konsep dan teoritis untuk menuntun dan mengarahkan upaya penelitian.

Empiris, prinsipnya bersandar pada realitas

Sistematis, suatu prosedur yang cermat dan mengikuti aturan tertentu yang baku

Metode ilmiah adalah metode yang menggunakan kebenaran ilmiah

Disebut ilmiah jika; - bersistem - bermetode - berobyektifitas - berlaku umum (universal)

ON

TAR

GET

PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI

EPIDEMIOLOGIILMU YANG MEMPELAJARI TENTANG MASALAH

KESEHATAN PADA SEKELOMPOK MANUSIA

FREKUENSIdilakukan 2 hal pokok yaitu :• Menemukan

masalah kesehatan

• Mengukur masalah kesehatan

PENYEBARANDikelompokkan menurut :• Man• Place• Time

FAKTOR YG MEMPENGARUH

Idisusun langkah-langkah pokok :• Merumuskan

hipotesa• Uji hipotesa• Tarik

kesimpulan

EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF

EPIDEMIOLOGIANALITIK

PERBEDAAN YANG MENDASAR ANTARA PENELITIAN EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF DAN ANALITIK

PENELITIAN EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF

PENELITIAN EPIDEMIOLOGI ANALITIK

1. Hanya menjelaskan keadaan suatu masalah kesehatan

2. Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data hanya pada satu kelompok masyarakat saja

3. Tidak bermaksud membuktikan suatu hipotesa

1. Menjelaskan mengapa suatu masalah kesehatan timbul di masyarakat (why)

2. Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data dilakukan terhadap dua kelompok masyarakat

3. Bermaksud membuktikan suatu hipotesa

ON

TAR

GET

MANFAAT

• Membantu pekerjaan administrasi kesehatanPlanningMonitoringEvalation

• Dapat menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan Sehingga dapat dilakukan langkah penanggulangannya

• Dapat menerangkan perkembangan alamiah penyakit Terutama penyebaran penyakit menurut waktu

•  Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan

Epidemi Waktu singkat, frekuensi meningkat, daerah tertentuPandemi Waktu singkat, frekuensi meningkat, daerah luasEndemi Frekuensi menetap pada suatu wilayah dalam waktu lamaSporadik Frekuensinya berubah menurut perubahan waktu

ON

TAR

GET

WABAH

Berjangkitnya suatu penyakit (menular) dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu dan dapat menimbulkan malapetaka (UU No.4 tahun 1984)

ON

TAR

GET

PENYAKIT SEBAGAI SALAH SATU MASALAH KESEHATAN

  PENYAKIT  positif negatifRASA SAKIT

positif 1 2negatif 3 4

Yang menjadi perhatian epidemiologi adalah 1 dan 3

ON

TAR

GET

MEKANISME PERTAHANAN TUBUH

i. Umum 1. Pertahanan tingkat pertama

kulit, mukosa utuh, kuku, rambut, bulu hidung, sekresi tubuh

2. Pertahanan tingkat kedua

tonsil, hati, limpa, kel. limpa

ii. khusus 1. Bersifat seluler

Pembentukan antibodi, leukositosis, fagositosis

2. Bersifat hormonal a. Bawaan

konstitusi tubuh, genetik tubuh

b. Didapat i. Aktif

1. Buatan; imunisasi 2. Alamiah; sembuh dari sakit

ii. Pasif 1. Buatan; pemberian serum 2. Alamiah; dari ibu

3. Bersifat kelompok

Kekebalan krn mayoritas penduduk sudah kebal

ON

TAR

GET

HUBUNGAN PEJAMU, BIBIT PENYAKIT DAN LINGKUNGAN Epidemiological Triangle

HOST

ENVIRONMENT

AGENT

ON

TAR

GET • Menderita penyakit karena daya tahan host berkurang

• Menderita penyakit karena kemampuan bibit penyakit meningkat

• Menderita penyakit karena lingkungan berubah

SAKIT

ON

TAR

GET

WEB OF CAUTION

Pendidikan Pengetahuan rendah gizi rendah

Konsusi makanan tidak memadai

Produksi bahan makanan rendah

Penyakit kurang gizi

Kemiskinan

Daya beli rendah

Fasilitas kesehatan Daya tahan Kesehatan kurang tubuh &Kurang

penyerapan zat gizi terganggu

ON

TAR

GET

PERJALANAN PENYAKIT

Bibit penyakit Bibit penyakit meningg Belum memasuki telah memasuki tubuh Tubuh gejala penyakit tampak kronis terjadi interaksi karier antara host& agent gejala penyakit tdk tampak S. Cacat SEMBUH Prepatogenesa inkubasi penyakit penyakit penyakit

dini lanjut terhenti

ON

TAR

GET

Hubungan antara manifestesi dan penyebab

  Penyebab   (+) (-)Manifestasi

(+) 1 2(-) 3 4

1= kasus klasik2= kasus klinis3=kasus subklinis4= kasus sehat

ON

TAR

GET

SUMBER DATASumber data yang dapat dipergunakan adalahCatatan dan laporan peristiwa kehidupanCatatan dan laporan penyakit Catatan dan laporan instansi khususSurveySensus

PENEMUAN MASALAH KESEHATANUpaya yang dilakukan untuk menemukan masalah kesehatan adalah melalui:SensusSurvey khusus (Survey insiden penyakit & Survey prevalen penyakit)Penyaringan kasus/screeningPencarian kasus/case finding Active case finding (Backward tracing,Forward tracing) Pasive case findingSurveillance (Active Surveillance & Pasive Surveillance)

SUMBER DATA & PENEMUAN MASALAH KESEHATAN

ON

TAR

GET

PENGUKURAN FREKUENSI MASALAH

Morbiditas Mortalitas 1. Insiden

a. Incident rate b. Attack rate c. Secondary attack rate

2. Prevalen a. Point prevalen rate b. Period prevalen rate

1. Crude death rate 2. Abortus rate 3. Late abortus rate 4. Perinatal mortality rate 5. Still death rate 6. Neonatal mortality rate 7. Infant mortality rate 8. Under five mortality rate 9. Cause spesific mortality rate

10. Cause fatality rate

ON

TAR

GET

PENYEBARAN MASALAH KESEHATAN

ON

TAR

GET

PENYEBARAN MASALAH KESEHATAN MENURUT WAKTU

PENYEBARAN MASALAH KESEHATAN

PENYEBARAN MASALAH KESEHATAN MENURUT CIRI-CIRI MANUSIA

PENYEBARAN MASALAH KESEHATAN MENURUT TEMPAT

ON

TAR

GET

STRATEGI EPIDEMIOLOGI

ON

TAR

GET

MERUMUSKAN HIPOTESA

MENGUJI HIPOTESA

MENARIK KESIMPULAN

Formulasi konsep faktor-faktor yang berperan sebagai penyebab ditemukannya frekuensi, penyebaran ataupun masalah kesehatan.Rumusan hipotesa ini didapat dari epidemiologi deskriptif

Pengujian dilakukan dengan epidemiologi analitikPenelitian yang dilakukan terdiri dari Penelitian observasi; Case control dan cohort Penelitian eksperimen

Tentang hubungan sebab akibat; sebab adalah faktor yang mempengaruhi, akibat adalah faktor yang dipengaruhi

3 UNSUR POKOK DALAM STRATEGI EPIDEMIOLOGI

ON

TAR

GET

SIKLUS

Merumuskan Merumuskan Merumuskan Hipotesa hipotesa hipotesa

Uji hipotesa Uji hipotesa Uji hipotesa Menarik Menarik Menarik kesimpulan kesimpulan kesimpulan

ON

TAR

GET

KONDISI PADA HUBUNGAN SEBAB AKIBAT

Kondisi mutlak yang harus ada(necessary condition) contoh; untuk terjadi Diare, harus ada kuman penyebab diare seperti E. coli Kondisi yang cukup (sufficient condition) contoh; untuk terjadi Diare, kuman tersebut dalam jumlah yang cukup untuk sampai timbulnya diare, E.coli diatas 200.000 g Kondisi yang menopang (contrybutary condition) contoh; untuk terjadi Diare kodisi manusia dalam keadaan menurun Kondisi yang memungkinkan (contingent condition) contoh; untuk terjadi Diare meningkatnya E.coli karena terinfeksi dari makanan yang terkontaminasi tinja Kondisi pilihan (alternative condition) contoh; untuk terjadi Diare selain disebabkan oleh E.coli juga dapat disebabkan oleh basilus disentri

ON

TAR

GET

MACAM HUBUNGAN SEBAB AKIBAT

Peristiwa A Peristiwa B

Uji statistik

Tidak ada ada asosiasi statistik asosiasi statistik eksperimen/kriteria tertentu

tidak ada ada asosiasi kausal asosiasi kausal kajian lebih lanjut asosiasi kausal asosiasi kausal langsung tidak langsung

ON

TAR

GET

JENIS PENELITIAN EPIDEMIOLOGI

Penelitian epidemiologi analitik

Observasi eksperimental

Kohort Kasus kontrol eksperimental

Studi Kohort

Mempelajari hubungan faktor risiko dengan efek atau penyakitPendekatan waktu secara longitudinal (time-period approach)Faktor risiko diidentifikasi terlebih dahulu kemudian kemudian diikuti periode tertentu untuk melihat efek atau penyakit yang yang diteliti pada kelompok dengan faktor risiko dan pada kelompok tanpa faktor risikoHasil analisis untuk melihat hubungan dan pengaruh

Pengertian Studi Kohort

Rancangan studi yang mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit (outcome) dengan cara membandingkan kelompok terpapar (faktor penelitian) dan kelompok tak terpapar berdasarkan status penyakit (outcome)

CIRI KHUSUS Pemilihan subyek berdasarkan status

paparannya pengamatan terhadap outcome

JENIS-JENIS STUDI KOHORT Kohort prospektif dengan kelompok

pembanding internal Kohort prospektif dengan kelompok

pembanding eksternal Kohort retrospektif Nested Case-Control Study

KOHORT PROSPEKTIF Pembanding internal: kohort yang

terpilih sama sekali belum terpapar oleh faktor risiko dan belum mengalami efek, kemudian sebagian terpapar secara alamiah lalu dilakukan deteksi kejadian efek pada kedua kelompok tersebut

Pembanding eksternal: ada kelompok yang terpapar faktor risiko namun belum memberikan efek dan kelompok lain tanpa paparan dan efek

SKEMA STUDI KOHORTW aktu penelitian d im ula i

Subyek tanpafaktor ris iko &

tanpa efek

Faktor ris iko (+)

Faktor ris iko (-)

E fek (+)

E fek (-)

E fek (-)

E fek (+)

Apakah terjadi efek?DIIKUTI PROSPEKTIF

LANGKAH STUDI KOHORT1. Merumuskan pertanyaan penelitian

dan hipotesis2. Menetapkan kohort3. Memilih kelompok kontrol4. Menentukan variabel penelitian5. Mengamati terjadinya efek6. Menganalisis hasil

1. MERUMUSKAN PERTANYAAN PENELITIAN & HIPOTESIS

Hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian PJK

Hipotesis: kebiasaan merokok berhubungan dengan kejadian PJK

Faktor risiko: kebiasaan merokok Efek yang diteliti: kejadian PJK

2. MENETAPKAN KOHORT Tersedianya kelompok subyek tanpa

efek tertentu pada awal studi Pembanding internal atau pembanding

ekstenal Dapat dipilih dari populasi terjangkau

berdasarkan geografi penduduk, kelompok profesi, rumah sakit, dll

MEMILIH KELOMPOK TERPAPARSumber: Populasi Umum:1. Prevalensi paparan pada populasi cukup

tinggi, mis: kebiasaan merokok dan minum kopi

2. Mempunyai batas geografik yang jelas3. Secara demografik stabil4. Ketersediaan catatan demografik yang

lengkap dan up to date

Populasi Khusus:1. Prevalensi paparan pada populasi umum

rendah2. Kemudahan untuk memperoleh informasi

yang akurat

3. MEMILIH KELOMPOK KONTROL Kontrol internal: terbentuk dengan

sendirinya (secara alamiah). Keuntungan: kedua kelompok berasal dari populasi yang sama dan menggunakan follow-up dengan prosedur yang sama

Faktor risiko internal (kerentanan thdp penyakit) dan eksternal (faktor lingkungan)

Perbedaan kedua kelompok dapat hanya berupa derajat paparan (mis:perokok aktif dan pasif)

Matching

MEMILIH KELOMPOK TAK TERPAPAR Kelompok tak terpapar bisa dipilih dari

populasi yang sama dengan populasi asal kelompok terpapar

Kelompok tak terpapar bisa dipilih dari populasi yang bukan populasi asal kelompok tak terpapar tetapi harus dipastikan beberapa karakteristik relatif sama

4.IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN Didefinisikan dengan jelas Faktor risiko internal & faktor risiko

eksternal Perhatikan variabel lain yang tidak

diteliti confounding variables dikeluarkan

Pembatasan variabel faktor risiko

5. MENGAMATI TIMBULNYA EFEK Pengamatan dalam periode tertentu Lama waktu pengamatan tergantung

pada karakteristik penyakit atau efek yang diteliti

Loss to follow-up. Batas: 10% untuk studi klinis dan 15 % untuk studi lapangan

Pengamatan tunggal: dilakukan 1X pada akhir penelitian

Pengamatan berkala: periodik menurut interval waktu yang ditetapkan sampai akhir penelitian

6. ANALISIS HASIL Studi insiden Membandingkan insiden penyakit antara

kelompok dengan faktor risiko dengan kelompok tanpa risiko Risiko Relatif (Relative Risk RR)

Menyertakan interval kepercayaan Kai-kuadrat dan RR

RISIKO RELATIFEFEK

Ya Tidak Jumlah

FAKTORRISIKO

Ya a b a+b

Tidak c d c+d

Jumlah a+c b+d a+b+c+d

Sel a: subyek dengan faktor risiko yang mengalami efekSel b: subyek dengan faktor risiko yang tidak mengalami efekSel c: subyek tanpa faktor risiko yang mengalami efekSel d: subyek tanpa faktor risiko yang tidak mengalami efek

Relative Risk (RR) = Insiden pada kelompok terpaparInsiden pada kelompok tidak terpapar

A(A+B)/C(C+D)

INTERPRETASI RR RR>1 Paparan merupakan faktor risiko RR<1 Paparan merupakan faktor

protektif RR=1 Paparan bukan merupakan

faktor risiko

CONTOH STUDI KOHORT Anemia pada ibu hamil BBLR Kebiasaan merokok pada orang tua

ISPA pada balita Kebiasaan menggunakan alas kaki

kecacingan pada anak SD Cuci tangan dengan sabun diare pada

anak

KELEBIHAN STUDI KOHORT Tepat untuk mempelajari efek dari

eksposure atau paparan yang jarang Dapat mempelajari beberapa efek dari

suatu paparan Dapat menerangkan “temporal

relationship” antara paparan dan outcome (penyakit)

Dapat menghitung laju insiden & perjalanan penyakit

KETERBATASAN STUDI KOHORT Pada kohort prospektif dapat sangat

lama dan mahal Pada kohort retrospective perlu sumber

data yang lengkap dan handal Tidak efisien untuk mempelajari

penyakit yang jarang Mempunyai risiko untuk “loss to follow

up”

BESAR SAMPEL PENELITIAN KOHORT1. Estimasi interval kepercayaan risiko

relatif2. Uji hipotesis terhadap risiko relatif

1. ESTIMASI INTERVAL KEPERCAYAAN RISIKO RELATIF

2. UJI HIPOTESIS TERHADAP RISIKO RELATIF

ODDS RATIO

Penyakit

Pemaparan Positif Negative Jumlah Odds penyakit

Positif A B m1 a/b

Negative C D m2 c/d

Jumlah n1 n2 N

Pengukuran Odd Rasio (OR)Pengukuran resiko relatif pada penelitian case control tidak dapat dilakukan secara langsung tetapi hanya berupa perkiraan karena pada penelitian case control tidak mengukur insidensi tetapi hanya mengukur besarnya paparan. Secara skematis dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut:Odds pemaparan a/c b/dOdds ratio () (a/b)/(c/d) atau ad/bc

CONTOH:

Pajanan Kasus Control

Perokok 90 40

Bukan perokok 10 60

Jumlah 100 100

Suatu penelitian tentang hubungan karsinoma paru- paru dengan rokok yang dilakukan secara retrospektif dengan mengambil 100 orang penderita Ca paru- paru sebagai kasus dan 100 orang dengan penyakit lain yang tidak ada hubungannya dengan Ca paru- paru sebagai kelompok control. Kedua kelompok disamakan berdasarkan umur, jenis kelamin, dan social ekonomiHasilnya yang diperoleh adalah pada kelompok kasus dengan 90 orang yang merokok, sedangkan pada kelompok control terdapat 40 orang yang merokok. Hal ini dapat digambarkan secara skematis dalam bentuk tabel berikut:Rate pemaparan pada kelompok kasus= 90/100= 90%Rate pemaparan pada kelompok control = 40/100= 40%Odds ratio= (90×60)/(40x 10)= 5400/500= 10,8Ini berarti bahwa diperkirakan resiko bagi perokok terkena karsinoma paru- paru adalah 10,8 kali lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok.

HASIL

Rate pemaparan pada kelompok kasus= 90/100= 90%Rate pemaparan pada kelompok control = 40/100= 40%Odds ratio= (90×60)/(40x 10)= 5400/500= 10,8Ini berarti bahwa diperkirakan resiko bagi perokok terkena karsinoma paru- paru adalah 10,8 kali lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok.

TERIMA KASIH