metode

Embed Size (px)

DESCRIPTION

trreyerter

Citation preview

Metode Pelaksanaan Teknis Dan Strategi Pengendalian Lapangan

2015

CV.Aji Saka

Demikian metode pelaksanaan ini kami buat yang nantinya akan kami terapkan dalam pelaksanaan di lapangan, selain berpedoman dengan metoda yang kami buat dan gambar kerja serta peraturan peraturan dalam pelaksanaan pembangunan bangunan gedung dan strukturnya serta dari pengalaman, kami juga akan berkonsultasi dengan berbagai pihak yang terkait dalam pekerjaan ini guna mendapatkan hasil kerja yang diharapkan serta berkualitas sesuai yang telah disyaratkan dalam dokumen pelelangan.

Martapura, 17 September 2015

PT.KARYA PERMATA SEJAHTERANoor Rachman Direktur

Daftar Isi

I.Informasi Paket Lelang

II.Lingkup Pelaksanaan Pekerjaan

III.Flow Chart Pelaksanaan Pekerjaan

IV.Metode Pelaksanaan Teknis

1.Pekerjaan Persiapan

2.Pekerjaan Galian dan urugan3.Pekerjaan beton bertulang camp 1 : 2 : 3.4.Pekerjaan Lantai Dan Dinding5.Pekerjaan Kap/Atap/Plafon

6.Pekerjaan Kusen, Pintu Dan Jendela

7.Pekerjaan Sanitasi

8.Pekerjaan Elektrikal.9. Pekerjaan Cat-Catan

10.Pekerjaan Lain-Lain

V.Metode Pengendalian dan Struktur Manajemen

1.Manajemen Tenaga Kerja

2.Manajemen Waktu

3.Manajemen Material

4.Manajemen Biaya

5.Manajemen Mutu Pekerjaan

6.Manajemen Dokumen

7.Manajemen Traffic

8.Manajemen Peralatan

VI.Rencana Manajemen Mutu

1.Sistem Manajemen Mutu

T. Menara Agung Pusaka

Informasi Paket Lelang

Nama Paket: penyelesaian Bangunan dan halaman kios ex terminal batulicinPanitia Lelang : ULP penyelesaian Bangunan dan halaman kios ex terminal batulicinAlamat

: Jl. Dharma Praja No. 1 Gunung Tinggi Kode Pos 72171 Kabupaten Tanah Bumbu KalSelJadwal

Pelaksanaan: 84 Hari KalenderLingkup Pelaksanaan Pekerjaan

Berikut adalah Lingkup Pelaksanaan Pekerjaan proyek ini: Pekerjaan Persiapan

Pengamanan lahan pekerjaan Penentuan layout site plan dan pembuatan jalan akses

Konstruksi bangunan penunjang sesuai dengan layout site plan Pengadaan sarana penunjang

Mobilisasi alat berat dan alat pendukung lainnya

Pengadaan sistem/media K3 dan papan nama proyek

Pekerjaan Beton Bertulang Pekerjaan kolom, Plat Lantai Dan Balok beton bertulang Pekerjaan Lantai Dan Dinding.

Pemasangan batu bata Plesteran dinding

Acian

Pekerjaan lantaiPekerjaan KAP/Atap/Plafon

Pemasangan rangka atap baja ringan

Pemasangan Penutup atapPekerjaan sanitasi

Pemasangan Westafel Instalasi pipa air bersih Dan KotorPekerjaan elektrikal

Pemasangan instalasi listrik

Pemasangan saklar, stop kontak dan lainya

Pemasangan titik lampu

Pekerjaan cat-catan

Pengecatan tembok dinding

Pengecatan kusen, pintu, jendela dan lish plank.Pekerjaan lain-lain

Pemasangan Paving Hexagonal T=5 cm

Pemasangan Waterprofiing.

Flow Chart Pelaksanaan Proyek

Metode Pelaksanaan menentukan keberhasilan sebuah proyek, dan diharapkan dengan adanya metoda baku pelaksanaan pekerjaan dapat menghasilkan proyek yang memuaskan sesuai dengan tuntutan proyek dan menjaga jadwal pelaksanaan serta pengelolaan anggaran proyek.

Flow Chart:

Seluruh langkah pekerjaan harus terjadwal dan terkoordinasi dengan baik. Master schedule akan dianalisa dengan lebih mendetil, kemudian diterbitkan schedule harian, mingguan dan bulanan sesuai dengan alur masing-masing bagian pekerjaan.

Jadwal atau kegiatan pekerjaan utama akan menjadi fokus aktivitas proyek yang memerlukan persetujuan konsultan pengawas dalam penetapan jadwal yang konkrit, sehingga penjadwalan akan terkendali secara simultan dan aktivitas-aktivitas kritis dapat lebih diperhatikan.

Poin lainnya yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan ini adalah koordinasi yang sinergi antara user, konsultan pengawas dan kontraktor terutama mengenai jadwal pelaksanaan mengingat terbatasnya waktu pekerjaan. Detail gambar yang belum lengkap memerlukan pemahaman yang cepat dan efektif, sehingga keputusan dapat dibuat seefisien mungkin dalam membaca term kontrak ataupun gambar bestek. Hal tersebut untuk menghindari kesalahan yang menyebabkan bangunan tidak berfungsi dengan maksimal atau terjadinya bongkar pasang pekerjaan yang telah dikerjakan.

Pekerjaan Persiapan

Tahapan pekerjaan persiapan atau pra pelaksanaan ini sangatlah penting sebagai dasar percepatan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Hal ini dikarenakan dalam tahapan inilah proses pelaksanaan pekerjaan akan menjadi efektif dan efisien. Pekerjaan persiapan proyek ini sangat menentukan alur berjalannya proyek sesuai rencana yang telah ditentukan dan dapat mencegah keterlambatan pekerjaan akibat ketidak sesuaian data, alur kerja dan penyimpangan pekerjaan.

1. Pengamanan lahan pekerjaan

Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, terlebih dahulu harus dilakukan pengaman lokasi pekerjaan. Tim pelaksanan proyek akan memastikan bahwa rambu-rambu peringatan keselamatan dan keamanan proyek di sekeliling area pekerjaan berfungsi dengan baik, dengan tujuan agar:

Kegiatan yang terjadi di dalam lokasi tidak terganggu oleh aktivitas di luar proyek

Yang tidak berkepentingan tidak dapat memasuki proyek

Mencegah terjadinya pencurian barang-barang proyek

Mereduksi gangguan yang timbul terhadap lingkungan sekitarnya

Rambu-Rambu proyek2. Konstruksi bangunan penunjang sesuai dengan layout site plan

Fasilitas yang telah disebut dalam layout site plan sebagai bangunan penunjang operasional akan dikerjakan sebagai berikut:

a. Fasilitas akomodasi bagi pelaksana proyek dan tenaga supaya tercapai efisiensi dari

segi waktu perlu dibuatkan sarana pemondokan atau barak. Perhitungan dengan

kuantitas yang akan berlangsung di lokasi pekerjaan diperlukan barak pekerja dengan

ukuran minimum 4m x 20m untuk kapasitas maksimum 40 personil/tenaga.

Sementara untuk key personil disediakan sarana akomodasi sekitar lokasi selain menghemat tenaga dan waktu juga efisien dalam budget perusahaan.

Barak Pekerja

b. Direksi keet sebagai kantor lapangan diperlukan untuk pengawasan dan site office dan

meeting koordinasi yang rutin setiap minggu ataupun setiap bulannya. Direksi keet

diperlukan dengan luasan minimum 4m x 8m dilengkapi dengan meubel dan alat tulis

kantor.

c. Pengelolaan tempat penumpukan metrial ditujukan agar lahan yang tersedia dapat

difungsikan secara maksima. Perpindahan satu tempat penumpukan ke tempat lainnya

akibat adanya pelaksanaan pekerjaan dapat direncanakan sehingga tidak menghambat

pelaksanaan pekerjaan itu sendiri dan tetap tidak mengganggu jadwal supply material

ke dalam proyek.

Tempat penumpukan material kami bagi dalam 2 (dua) kategori:

Tempat penumpukan material terbuka khususnya untuk material alam seperti

pasir, batu bata dan lain-lain.

Tempat penumpukan material tertutup (gudang) yang digunakan untuk

menumpuk/menyimpan material yang mebutuhkan proteksi yang lebih khusus dan pengamanan dari kehilangan-kehilangan seperti semen, cat, keramik, accessories pekerjaan mekanikal & elektrikal, bahan-bahan yang sensitif terhadap air seperti gypsum board dan lain sebagainya.

Dalam melaksanakan pengelolaan material ini kami menetapkan standar-standar pengelolaan material tentang tata cara dan perlindungannya sesuari dengan standar operasi yang sudah ditetapkan.

d. Pengelolaan tempat fabrikasi akan ditempatkan di sekitar lokasi penyimpanan

material. Untuk fabrikasi besi beton terutama akan dilakukan pencatatan fabrikasi

yang disesuaikan dengan kebutuhan proyek dan untuk mencegah kehilangan material

di site. Fabrikasi material-material pasang untuk kebutuhan arsitektur akan diserahkan

mayoritasnya kepada workshop spesialis di luar proyek yang lebih berkompeten untuk

memenuhi kebutuhan standar desain arsitektur.

e. Penyediaan sistem drainase sementara ditujukan agar lahan yang tersedia dapat

diupayakan semaksimal mungkin dalam kondisi kering atau tidak terdapat air yang

menggenang yang dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Perangkat drainase

yang akan disiapkan termasuk pipa-pipa PVC dan sunny Hose.

3. Pengadaan sarana penunjang

Listrik kerja sangat diperlukan untuk berjalannya proyek yaitu untuk mengoperasikan alat-alat kerja seperti pompa, penerangan kerja, bar bender dan lain sebagainya. Untuk penunjang berjalannya proyek maka sumber Listrik yang paling aman adalah PLN yang sifatnya permanen dan bisa digunakan 24 jam dan alternatif lainnya adalah dengan menggunakan Genset.

Sarana air kerja (bersih) digunakan sebagai bahan untuk mengcover material-material yang dalam penggunaannya harus menggunakan air bersih, selain itu juga air digunakan untuk fasilitas-fasilitas umum lainya Alat komunikasi berupa telpon, mesin fax dan radio (HT) jika diperlukan untuk memudahkan berkomunikasi dengan pihak yang terlibat didalamnya.

4. Mobilisasi alat berat dan alat pendukung lainnya

Mobilisasi Alat berat dan Alat Pendukung Lainnya. Peralatan yang akan dimobilisasi semuanya dalam kondisi baik dan siap pakai. Pemilihan peralatan diusahakan setepat mungkin sesuai dengan jenis, kapasitas, maupun jumlah dan sesuai dengan kondisi lapangan serta volume pekerjaan yang akan ditangani.

5. Pengadaan sistem/media K3 dan papan nama proyek

Untuk pelaksanaan proyek harus dilengkapi dengan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), Setiap pekerjaan proyek harus dilengkapi atau diproteksi dengan alat-alat k3 sesuai dengan pekerjaannya seperti helm, sarung tangan, sepatu dll.

Perlengkapan K3

Pemasangan papan nama proyek dan papan pengumuman terdiri papan nama proyek yang

memperlihatkan informasi umum proyek, dan papan pengumuman untuk informasi-informasi yang dianggap penting dan papan-papan pengumuman permanen. Papan pengumuman permanen ini diantaranya papan pengumuman tata tertib dll.

Pekerjaan Pondasi Dan Beton Bertulang Pekerjaan pondasi dan beton bertulang adalah pekerjaan fisik utama dalam proyek, dan memerlukan pengawasan yang menyeluruh dan konsisten karena menyankut perihal kestabilan bangunan nantinya. Pekerjaan ini adalah pembuatan kolom beton bertulang untuk kanopi .

1. Pekerjaan beton bertulang Pekerjaan bekisting

Pekerjaan bekisting harus menggunakan bahan kayu serta triplek yang kuat dan kokoh dengan perancah menggunakan scaffolding. Hal ini bertujuan supaya pada saat pengecoran tidak terjadi penurunan elevasi bekisting atau kerusakan pada bekisting yang dapat mengakibatkan kerigian bahkal kegagalan struktur. Permukaan bekisting harus rata, lurus dan bersih dari kotoran supaya mutu hasil pekerjaan terjaga.

Pekerjaan pembesian

Pekerjaan pembesian harus menggunakan besi beton dengan mutu besi sesuai yang disyaratkan acuan mutu besi tersebut adalah syarat teknis yang disesuaikan dengan RKS, dan harus dilampirkan sertifikat pabrik untuk menunjukkan kuat tarik besi beton. Selain sertifikat pabrik, dapat juga disertakan mailsheet pengujian dari pabrik atau pengujian independen oleh pelaksana lapangan dengan kerjasama laboratorium pengujian tarik besi beton bila diperlukan.

Untuk penyambungan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan besi dilakukan sesuai dengan gambar (sesuai standar untuk pekerjaan struktur) yang disetujui oleh konsultan dan pengawas. Untuk menghubungkan besi diikat dengan menggunakan kawat beton. Besi yang akan digunakan diajukan dulu ke pengawas dan boleh digunakan apabila telah disetujui oleh pengawas.

Fabrikasi besi beton disesuaikan dengan sarana bangunan penunjang

Pekerjaan pengecoran beton

Dalam metode pengecoran beton, akan dilakukan terlebih dahulu evaluasi tentang metode pengecoran yang disesuaikan dengan mutu beton pada struktur. Pada dasarnya, evaluasi tersebut dapat dirangkum sebagai berikut:

Dalam pelaksanaa pengecoran harus juga diperhatikan kaidah-kaidah teknis supaya tidak ada penurunan kualitas dan mutu dari beton site mix/ ready mix tersebut:

Memperhitungkan jarak tempuh batching plant supaya setting time beton yang

disyaratkan, yaitu maksimal 3 jam dari proses loading di batching plant tidak

dilampaui. Apabila melebihi 3 jam maka proses pengerasan beton ready mix sudah terjadi sehingga apabila masa itu beton belum dituangkan pada area

pengecoran/bekisting maka akan dianggap tidak layak pakai/tidak memenuhi syarat

mutu yang akan dicapai dan harus dibuang atau tidak boleh digunakan. Tidak boleh menambahkan air yang berlebihan tanpa seijin pengawas lapangan saat

pengecoran, karena akan mengurangi mutu beton yang direncanakan. Proses pengecoran harus selalu dipadatkan dan dirapatkan untuk mendapatkan hasil

pengecoran yang homogeneous. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan concrete

vibrator pada saat penuangan beton ke area pengecoran.

Curing beton atau penyiraman beton perlu dilakukan minimal selama 7 hari berturut-

turut, pagi dan sore untuk menjaga kelembapan beton supaya tidak terjadi penyusutan

yang ekstrim yang dapat mengakibatkan retak rambut ataupun kebocoran-kebocoran

beton. Apabila terjadi retak dan kebocoran, maka akan dilakukan evaluasi oleh direksi

lapangan untuk mendapatkan arahan yang efektif dan efisien dalam perbaikannya.

Pekerjaan Lantai Dan Dinding1. Pekerjaan pasangan batu bata

Pemasangan bata sebagai dinding merupakan pekerjaan yang perlu mendapatkan perhatian terutama pada pekerjaan pasangan bata yang ditujukan untuk pembuatan dinding. Dalam pemasangannya, disamping kerapian pekerjaan harus diperhatikan dari segikekuatan , kelurusan pasangan, ketegakan dan pengaruh kesikuan terhadap ruangan dan yang perlu diperhatikan juga adalah keamanan sewaktu pemasangan dan juga keefesienan pemakaian material.

Untuk mendapatkan hasil maksimal terhadap hal tersebut beberapa faktor yang harus diperhatikan saat pelaksanaan pekerjaan pasangan bata adalah sebagai berikut :

Kwalitas Material

Pastikan bata yang dipakai adalah bermutu baik, secara visual anda dapat lihat bata yang bagus adalah berwarna coklat tua dan bata tidak cepat rapuh. Pastikan permukaan tidak terlalu rapat karena akan menyulitkan penyerapan permukaan bata terhadap mortar sehingga ikatan akan kurang baik.

Batu bata kadang ditemukan dalam berbagai ukuran dan lebar yang tidak sama,baik panjang, lebar dan ketebalan. Ukura batu bata yang anda miliki harus diperhatikan, jika anda mendapatkan bata dari supplier yang berbeda dengan ukuran bata yang berbeda, lakukan pemisahan pemasangan supaya pasangan bata kelihatan rapi.

Sebelum dipasang lakukan pengecekan kekedapan air pada bata. Jika bata terlalu kering lakukan perendaman bata sekitar 5-10 menit hingga tercapai jenuh permukaan kering pada bata, hal ini dilakukan supaya tingkat penyerapan bata terhadap air campuran adukan/ mortar tidak terlalu cepat, karena pengeringan yang terlalu cepat mengakibatkan kekuatan ikatan tidak baik. Jika bata dalam keadaan basah jangan terlalu dipaksakan untuk dipasang, tunggu permukaan bata agak kering. Permukaan yang terlalu basah mengakibatkan bata akan jenuh menyerap adukan mortar sehingga akan memungkinkan adukan akan meleleh dan air semen akan terbuang dari pasangan. Dan jika bata terlalu kering maka akan menimbulkan penyerapan yang terlalu cepat, yang akan menimbulakn pengikatan tidak terlalu bagus.

Lakukan penumpukan material batu batadekat area dinding yang dipasangkan. Penumpukan materialtidak boleh terlalu jauh dan tidak terlalu dekat sehingga menyulitkan pemasangan. Batu bata ditumpuk harus beraturan, supaya memudahkan pengambilan oleh tukang pasang. Untuk pemotongan, harus disediakan satu orang khusus yang melakukan pemotongan

Pastikan adukan mortar menggunakan pasir yang baik dengan gradasi yang bagus. Pasir juga dianjurkan tidak banyak mengadung butiran batu dan juga tidak banyak mengandung lumpur. Pastikanpengadukan dilakukan dengan perbandingan campuran dengan seimbang sesuai dengan yang diisyartakan. Biasanya campuran 1:3, 1:4 dan 1:5.

Pembuatan adukan harus diperhatikan secar benar, jangan membuat aduakn dalam volume yang terlalu banyak, maksudnya harus diseimbangkan antara volume adukan denganvolume pemasangan . Jika volume adukan terlalu banyak, dikhawatirkan adukan/ mortar sempat mengering. Kelengkapan Peralatan Pastikan anda mempunya semua perlatan yang dibutuhkan . Perlengakapan dari mulai pengadukan, alat pasang, alat potong dan juga alat penghantar material harus tersedia dengan jumlah yang cukup dan kondisi yang baik.

Pastikan selalu tersedia benang tukang, paku dan waterpass, yang diperlukan untuk pembuatan garis pandudan pengecekan kelurusan dan ketegakan pasangan bata.

Untuk posisi pemasangan dinding bata pada posisi yang sudah tinggi, harus disediakan scafolding ataupun perancah kayu dipasang dalam kondisi kuat dan posisi yang tidak terlalu jauh dengan dinding yang dipasang. Hindari pemasangan perancah yang bersingggungan langsung dengan dinding yang baru dipasang karena dikhawatirkan bisa membuat pasangan akan roboh / jatuh.

Pelaksanaan Pemasangan

Chek posisi penempatan dinding yang akan dikerjakan dan chek kondisi pondasi penempatan dinding apakah sudah kondisi baik.

Kondisi pondasi/ sloof harus bersih dan mempunyai alur pengikatan antara sloof ke pasangan bata. Jika terdapat kotoran atau lumpur pada sloof harus dibersihkan supaya pengikatan dinding dengan sloof terikat dengan baik. Demikian juga halnya pada kolom harus dipastikan tersedia angkur untuk pengikatan ke dinding (biasanya angkur menggunakan besi 10 mm yang ditanamkan ke kolom sewaktu pengecoran dan muncul dengan panjang antara 15 20 cm).

Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik, kemudian lakukan pembuatan garis benang pada bagian dinding yang akan dipasangkan. Untuk garis lurus secara horizontal dilakukan pembuatan benang pada salah satu sisi bagian pinggir bata yang akan dipasang, dilakukan dengan penarikan benang dari ujung ke ujung dinding. Untuk ketegakan dibuat garis tegak lurus secara verticalterhadapbenanghorizontal yang sudah dibuat, pembuatan garis vertical dapat dibuat pada kolom yang ada ataupun pembuatan mal bantu dikedua ujung dinding yang akan dipasangkan . jika benang horizontal pada pemasangan awal sudah terpasang. kemudain mulai memasang bata pada kedua ujung bagian dinding yang akan dipasangkan , kemudian dilanjutkan mulai satu demi satu hingga tercapai sambungan dari ujung keujung. Lakukan pengecekan leveling diatas batu bata yang sudah terpasang dan pastikan semua pasangan bata semuanya dalam keadan rata. Jika sudah rata maka ini adalah menjadi panduan untuk memasang ketingakt berikutnya. Harus dipasikan ketebal mortar harus tetap sama dan demikian juga pengisian mortar antar bata harus sama.

Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata, maka untuk mendapatkan kerataan dapat dilakukan dengan memukul ujung bata dengan pelan sampai bata tetap rata, pemukulan dapat dilakukan dengan kondisi adukan masih dalam keadaan basah. Jika adukan/ mortar sudah kering maka mortar harus diambil dan diganti dengan adukan/mortar baru.

Jika bata sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian, kadang adukan/mortar ada yang berlebih atau sampai melelh hingga keluar dari sisi pinggir pasangan, jika itu terjadi adukan berlebih harus segera di ratakan dengan menggunakan sendok semen supaya permukaan tetap rata , jangan biarkan sempat mengering karena hal ini sangat mempengarui kerapian dan kerataan dinding saat pelaksanaan plesteran.

Setelahmendapatkan beberapatingkatan pasangan bata yang sudah dipasangkan yang telah terhubung dari ujung keujung bagian didnding ayng dipasangkan, anda kemudian harus menarik garis horizontal dari ujung keujung pada garis vertical yang dibuat untuk mendapatkan ketegakan dinding. Pemasangan benang horizontal dapat dilakuakn setiap 50 cm . Pastikan anda tetap memasangkan dalam 1 garis lurus sesuai denga benang yang dipasangkan sehingga didapatkan ketegakan dinding yang baik dan kondisi pasangan tetap rapi sampai posisi atas.

Pemeliharaan Jika pemasangan dinding sudah selesai sampai level yang diinginkan, pasangan harus dipelihara dari benturan atau pembebanan sampai kondisi ikatan sudah benar benar kering.

Jika ada bekas adukan/ mortar dibawah pasangan yang menumpuk harus segera dibersihkan, jangan sampai mengering karena bisa menajdi pekerjaan tambahan saat pelaksanaan pemasangan lantai.

Jika pemasangan baru selesai dilakukan, anda perlu juga membuat pengaman atau tanda supaya pasangan tersebut tidak disentuh atau di bentur oleh orang yang lewat.

Pekerjaan lantaiAlat

Roskam kayu

Concrete mixer/ molen kapasitas min. 150 liter

Lift barang untuk menaikkan mortar kapasitas min. 1 ton (bangunan bertingkat) Sendok tembok

Drum air

Ember adukan

Bahan-bahan dasar:

Pasir pasang

Semen PC

Air

Pelaksanaan:

Buat marking untuk elevasi screed dengan selang air/waterpass

Bersihkan permukaan lantai dari debu dan puing dengan sapu/compressor Pasang benang pada jalur kepalaan (elevasi sesuai dengan marking) Tentukan tebal screed lantai sesuai dengan jenis finishing lantai Buat caplaan pada jalur kepalaan dengan jarak 1,5 s/d 2 m, elevasi sesuai benang Pada bagian atas caplaan diberi triplek 5 x 5 cm.

T. Menara Agung Pusaka

Isi adukan dengan campuran 1 Pc : 4 Ps diantara caplaan, elevasi sesuai benang

Demikian seterusnya untuk jalur kepalaan yang lain dengan jarak antar kepalaan 1,5m

s/d 2 m sejajar dengan kepalaan pertama

Isi adukan dengan campuran 1 Pc : 4 Ps diantara 2 kepalaan, dan ratakan dengan jidar

aluminium, lalu haluskan dengan roskam kayu

Aci permukaan bidang screed lantai setelah umur screed 2-3 hari (khusus finishing

lantai keramik, permukaan screed tidak perlu lagi di aci tetapi dikasarkan Lakukan pemolesan pada screed lantai untuk hasil finishing yang rata dan halus

Pekerjaan pemasangan keramik/marmer/granito lantai

Pekerjaan Atap

Pemasangan Atapatap baja kini menjadi favorit tak hanya tuk gedung-gedung bertingkat, kini pengguaan atap baja banyak juga diapilkasikan kepada bangunan rumah-rumah, tuk cara pemasangan rangka atap baja ringan terbilang lebih mudah dan relative lebih singkat dibanding dgn kayu.

Salah satu alasan pemasangan atap baja menjadi pilihan adalah kekuatan baja ringan bisa sampai 10 tahun. atap baja yg dipakai adalah baja bermutu tinggi. Baja di-treatment hingga tipis, lalu ditarik hingga mutu atap baja ringan tinggi. yg menjadi kelemahan terbesar dari atap baja adalah minimnya nilai estetika yg keluar dari rangkaian atap baja ini cara pemasangan rangka atap baja ringan terbilan mudah, Rangka baja sendiri terdiri dari lempengan-lempengan panjang (profil) yg bervariasi bentuk dan ukurannya sesuai fungsi masing-masing dalam struktur rangka atap.

cara pemasangan rangka atap baja ringan Tuk kuda-kuda atau rangka utama dan gording, profil baja ringan ini biasanya berbentuk I atau U terbalik dan memiliki ukuran yg lebih besar. selanjutnya reng, reng ialah pengikat kuda-kuda dan gording yg posisinya melintang di atas kuda-kuda dan gording, serta mengikat kuda-kuda dan gording tersebut hingga membentuk suatu kerangka yg kokoh, lempengan reng adalah profil yg paling kecil bentuk dan ukurannya. Fungsinya sebagai penahan genteng atau jenis atap lainnya dan sebagai pengatur jarak setiap baris genteng agar lebih rapi dan lebih mencengkeram.

Tuk dapat hasil yg maskimal cara pemasangan rangka atap baja ringan sebaiknya memperhatikan beberapa criteria berikut ini:

Hitung Berapa Derajat Kemiringan AtapSemakin curam kemiringan, maka dipastikan akan menambah besar jumlah luas atapnya. Idealnya, kemiringan atap berada pada kisaran 25 dan 30 derajat. Takaran ideal ini dilihat baik dari segi konstruksi, maupun dari sisi jumlah luasnya. Dgn tingkat kemiringan seperti itu, jumlah bahan yg dipergunakan tuk rangka atap baja ringan akan efisien.

Hitung Jumlah Beban AtapBeban terdiri dari beban hidup, beban mati dan beban angin. Variabel yg bisa disiasati adalah beban mati, yaitu penggunaan penutup atapnya, karena itu pertimbangkanlah material tuk penutup atap.

pekerjaan Elektrikal

1. Instalasi listrik dan Electrical system diagram

Untuk pekerjaan instalasi listrik yang dapat juga melingkupi peningkatan daya, diperlukan koordinasi antara direksi dengan pihak owner untuk terutama menentukan besar kapasitas pemasukan arus PLN. Selain itu perlu dibuat gambar terinci untuk wiring diagram dan titik instalasi khusus yang disetujui oleh user dan konsultan sebelum pekerjaan dapat dimulai.

Pekerjaan kabel instalasi yang sebagian dipasang di atas plafond perlu diperhatikan sambungan dan kekuatan sambungan serta teknik pelaksanaannya harus mengacu pada PUIL. Sistem pemipaan di atas plafond harus dijepit dengan clamp secara rapi, sementara kabel yang tertanam dalam dinding menggunakan pipa conduit PVC untuk memudahkan maintenance.

Pekerjaan sanitasiInstalasi sistem plumbing untuk air bersih dan air kotor menggunakan pipa PVC dengan kekenyalan yang ditentukan PVC AW. Sebelum pelaksanaan, kontraktor akan terlebih dahulu mengajukan brand/ merk yang akan digunakan, serta shop drawing isometric dari sistem pemipaan.

Instalasi air kotor dan air bersih dalam bangunan

Pipa , untuk air bersih

Pipa 3 untuk air buangan Pipa 4 untuk air berat

Penyambungan pipa dengan aksesoris sejenis dan dilem dengan baik. Semua pembuangan air kotor dan air berat menggunakan sistem gravitasi maka perlu diperhatikan baik kemiringan elevasi dan arah buangan. Semakin jauh air tersebut mengalir maka akan semakin banyak endapan dalam air buangan tersebut.

Sistem air bersih memang menggunakan tekanan elevasi pemasangan pipa air bersih minimal 1m diatas lantai .Sistem air bersih dan air kotor semua diarahkan kedalam shaft pembuang sebagai akses dalam bangunan dan memudahkan kontrol maintenance.

Instalasi air kotor dan air bersih di luar bangunan

Pipa , 1 untuk air bersih

Pipa 3 untuk air buangan Pipa 4 untuk air berat Septic tank + resapan

Pemasangan instalasi di luar khususnya air bersih dalam konenting untuk sumber yang akan masuk ke dalam bangunan. Instalasi air kotor adalah konekting dari dalam bangunan yang akan dibuang ke pembuangan akhir berupa septic tank atau sumur resapan.

Dalam penyambungan pipa-pipa dan kemiringan perlu diperhatikan, jangan sampai ada bagian pipa yang tidak teratanam karena kedalaman septic tank tidak tercapai. Perlu dilakukan pengukuran kedalaman septic tank sehingga dicapai optimal kemiringan dari pipa pembuang tersebut.

Pekerjaan pengecatan

Pekerjaan pengecatan harus didahului dengan persetujuan skema warna dan pemeriksaan kelembapan plasteran untuk feasibilitas titik minimum untuk aplikasi pengecatan. Sebelum diaplikasikan pengecatan warna tembok yang sudah kering di cat memakai cat dasar warna putih 1 lapis, setelah itu cat warna 2 lapis. Aplikasi pengecatan memakai rol cat, dan disetiap pertemuan dinding dengan lantai dan dinding dengan plafond diaplikasikan memakai kuas cat.

Pengecatan cat minyak diaplikasikan kepada bahan kayu lainnya (lisplank). Pengecatan menggunakan cat minyak sebelum diaplikasikan dasar atau bahan yang akan di cat perlu dibersihkan dan dihaluskan memakai dempul dan digosok dengan amplas kayu sehingga didapat permukaan kayu yang halus. Aplikasi pengecatan cat minyak perlu persetujuan dari direksi lapangan mengingat estetika akan menurun apabila cat yang diaplikasikan tidak disetujui atau dikerjakan dua kali. Pekerjaan lain-lain

Pekerjaan pemasangan peving hexagonal

Pekerjaan Pemasangan Paving pada area kios dan halaman menggukan paving dengan ukuran sesuai dengan RAB dan Gambar. Sebelum dilakukan pasangan pada area kios dan halaman ada bebarapa titik yg diagali kemudian stelah itu diurug dengan menggunakan pasir, agar elevasi pada area tersebut relatif datar. Setelah datar paving block dapat dipasang sesuai dengan rencana. kemudian pada sisi outer paving dikunci dengan beton tumbuk, namun seblumnya diurug pasir dengan tebal 5 cm. Pekerjaan waterprofiingBersihkan lokasi struktur beton yang akan dilapisi waterproofing membrane dengan alat-alat kerja yang sudah disiapkan Metode Pengendalian dan Struktur Manajemen

Keberhasilan dari suatu proyek ditentukan terutama dari tingkat efisiensi manajemen proyek. Nilai-nilai keberhasilan tersebut dievaluasikan pada umumnya dari tolak ukur manajemen dan pengendalian lapangan pada tenaga kerja, waktu, biaya, mutu pekerjaan, material dan tingkat keselamatan kerja di lapangan.

1. Manajemen Tenaga Kerja

Demi mencapai suatu hasil yang optimal, maka diperlukan sebuah pondasi manajemen yang konkrit, terstruktur dan kompeten dalam pelaksanaan proyek. Maka dalam perencanaan dan intense perusahaan yang terbaik, akan dijelaskan struktur organisasi kontraktor pelaksana lapangan serta lingkup pekerjaan masing-masing jabatan.

Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan

Dalam menangani suatu proyek dengan waktu yang singkat diperlukan jumlah sumber daya manusia dengan berbagai macam keahlian sesuai dengan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan. Selain itu, diperlukan juga pengalaman kerja yang relevan, sehingga alokasi tenaga kerja di lapangan menjadi efisien.

Untuk proyek ini, kami membagi struktur organisasi menjadi 3 bagian besar, agar lebih mudah memberi fokus pada setiap-setiap perihal yang ada:

Bagian Engineering dan Teknis Lapangan

Bagian Administrasi dan Logistik

Bagian Operasional Umum

Adapun departemen K3 di lapangan berdiri independen, tetapi masih dalam kontrol Project Manager.

Selain itu, untuk area pekerja juga dibagi menjadi 3 tim, untuk mempermudah pengaturan waktu dan efisiensi bekerja:

Tim pekerja struktur yang meliputi pekerjaan tanah, pondasi, beton dan struktur atap

baja ringan

Tim pekerja arsitektur yang meliputi pekerjaan pasangan dinding bata, plafond,

kusen, lantai, pengecatan dan partisi

Tim pekerja Mekanikal dan Elektrikal yan meliputi pekerjaan instalasi kabel, sound

system, penerangan, plumbing, sanitair dan tata udara

Lingkup pekerjaan masing-masing pejabat pelaksana proyek adalah sebagai berikut:

Project Manager

Project Manager merupakan pimpinan tertinggi dari suatu proyek, yang dituntut untuk memahami dan menguasai rencana proyek secara keseluruhan dan mendetail baik dari segi biaya, mutu dan waktu, khususnya terhadap paket-paket pekerjaan yang disubkontrakkan. Di samping itu Project Manager juga dituntut memiliki ketrampilan manajemen serta mampu untuk menguasai sumber daya manusia yang dibebankan kepadanya secara efisien dan produktif. Oleh karena itu, Project Manager harus memiliki Human Relation yang luas, baik ke dalam secara vertical dan horizontal, maupun kepada pihak luar yang terkait.

Tugas dan wewenang Project Manager:

a. Menguasai dan memahami rencana kerja secara menyeluruh.

b. Mengontrol Rencana Anggaran dan Biaya (RAB).

c. Menyeleksi dan mengkoordinir subkontraktor.

d. Dibantu oleh Site Manager dan Site Engineer bertanggung jawab terhadap

terselenggaranya laporan-laporan yang ditetapkan sehubungan dengan proses

kontrol.

e. Bertanggung jawab untuk menjamin bahwa inspeksi dan kegiatan pengujian

mutu harus dilaksanakan sesuai rencana.

f. Memprakarsai, mengawasi dan memeriksa efektivitas pelaksanaan perbaikan

dan pencegahan.

g. Kepala proyek bertanggung jawab atas prosedur penanganan, penyimpanan,

pengemasan, pemeliharaan, dan pengiriman berjalan dengan baik, serta

memeriksa laporannya secara berkala.

h. Menyiapkan laporan progress mingguan dan bulanan (LPB) dan

menyerahkan laporan tersebut ke pengawas lapangan.

Site Manager

Site Manager mempunyai tanggung jawab mewakili kepala proyek dalam melaksanakan suatu proyek, dalam hal ini memiliki wewenang dan bertanggung jawab langsung kepada kepala proyek. Tugas dan tanggung jawab Site Manager :

a. Bertanggung jawab penuh terhadap kelancaran pelaksanaan proyek

dilapangan.

b. Mengevaluasi kemajuan proyek secara berskala bersama seluruh team proyek.

K3 Officer

K3 Officer bertanggung jawab atas terselenggaranya program K3 di proyek. Tugas dan tanggung jawab K3 Officer adalah sebagai berikaut:

a. Memonitor dan menyelenggarakan sistem K3 yang baik

b. Mempersiapkan rambu-rambu K3 yang diperlukan pada tempatnya

c. Mempersiapakn baridake-barikade yang diperlukan

d. Mempersiapkan lingkungan kerja yang aman dan nyaman

e. Memberi briefing kepada pembantu pelaksana, mandor dan sub-kontraktor

f. Menyelenggarakan apel safety dan kampanye K3

g. Mengambil tindakan segera terhadap kecelakaan kerja yang terjadi

Operational Manager

Tugas dan wewenangnya adalah menangani lingkup pekerjaan para pekerja yang ada di dalam proyek, serta menangani masalah yang berhubungan dengan operasional dalam proyek, seperti sekuriti dan keamanan, dan housekeeping.

Administrasi dan Logistik Manager

Administrasi dan Logistik Manager adalah orang yang bertanggung jawab penuh terhadap kelancaran pelaksanaan proyek, khususnya dalam hal pemenuhan segala keperluan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, baik dalam hal material maupun alat kerja yang diperlukan secara administrasinya.

Tugas dan wewenangnya adalah:

a. Menyelenggarakan sistem keuangan proyek dengan baik

b. Melakukan dan memeriksa pembayaran kepada subkon/mandor

c. Bersama-sama tim Engineering merencanakan pemesanan barang dan

menerbitkan PO

d. Memonitor sistem keluar/masuk barang proyek

e. Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa alat dan material ditangani,

disimpan, dikemas, dipelihara dan dikirim seperti dijabarkan pada quality

procedure dan ditetapkan dalam instruksi kerja

f. Melakukan pemeriksaan dan memprakarsai tindakan perbaikan dan

pencegahan, serta mengawasi dan memeriksa efektivitas pelaksanaan tindakan

perbaikan

2. Manajemen Waktu

Pengendalian waktu pekerjaan proyek akan disesuaikan dengan batas masa pekerjaan konstruksi bangunan ini dan dialokasikan sesuai wacana Time Schedule pekerjaan yang telah dibuat pada awal proyek

Bulan pertama dilakukan pembersihan lahan dan pengecoran untuk pekerjaan beton bertulang seperti kolom, balok, plat lantai dan sebagainya setelah selesai dilanjutkan pekerjaan pemasangan batu bataBulan kedua pemasangan batu bata dilakukan dibulan kedua, pada bulan ini pekerjaan atap membran dan pekrjaan instalasi listrikpun dilaksanakan dibulan ini, Bulan ketiga dilakukan pekerjaan pemasangan keramik 40 x 40 cm dan diteruskan pengecatan diminggu ketiga, sehingga diminggu terakhir bisa dilakukan pembersihan area proyek3. Manajemen Material

Inspeksi penerimaan di lapangan untuk peralatan dan material harus dilakukan oleh material controller yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi yang berlaku agar bisa menjamin bahwa item-item yang diterima telah sesuai denga persyaratan dari perintah pembelian/ Purchasing Order (PO) untuk point-point berikut:

Identifikasi dengan catatan pengiriman

Kondisi packing

Tampilan

Kuantitas dan kualitas

Kerusakan yang ditemukan pada saat inspeksi penerimaan di lapangan harus dilaporkan oleh material controller kepada coordinator kendali mutu lapangan. Coordinator kendali mutu lapangan tersebut akan menyampaikan laporan ke engineering department serta mengambil langkah lanjutan yang sesuai

Peralatan dan material yang sudah lolos pemeriksaan harus disimpan sesuai dengan spesifikasi dan instuksi yang berlaku untuk mencegah terjadinya kerusakan. Tempat penyimpanan harus diklasifikasikan menjadi gudang dan tempat terbuka berdasarakan kategori, tipe dan ukuran. Peralatan dan material yang diterima harus dicatat pada lembaran pengontrolan material. Status dari tempat penyimpanan harus diperiksa oleh kepala gudang dengan cara pemeriksaan fisik secara periodic dan inventaris dll.

Pengeluaran peralatan dan material haruslah dilaksanakan berdasarkan permintaan tertulis yang telah disetujui oleh pengawas yang berwewenang. Pengeluaran peralatan dan material harus disaksikan oleh kepala gudang.

4. Manajemen Biaya

Pengendalian biaya proyek memakai sistem pengupahan yang dibayar dengan empat macam cara, yaitu sebagai berikut:

a. Upah bulanan

Upah bulanan yaitu upah yang dibayarkan setiap bulan kepada tenaga kerja tetap dan tidak tetap. Perbedaannya adalah jika tenaga kerja tetap selain upah bulanan tidak aka nada potongan gaji bila tidak masuk kerja dengan suatu alasan.

b. Upah mingguan

Upah mingguan yaitu upah yang dibayarkan berdasarkan volume pekerjaan yang dicapai. Hasil pekerjaan diperiksa setiap akhir minggu. Sistem pembayarannya adalah kontraktor membayar kepada mandor borongan berdasarkan volume pekerjaan yang telah diselesaikan atau sesuai progress/kemajuan per 12 hari, lalu mandor borongan yang akan mengatur pembayarannya kepada para pekerja.

c. Upah harian

Upah harian yaitu upah yang diperhitungkan secara harian tergantung pekerjaan. Upah harian ini dibayar seminggu sekali pada akhir minggu. Pembayaran upah dihitung dari jumlah hadir,

sedangkan besar kecilnya upah per hari tergantung keterampilan dan prestasi kerja yang bersangkutan.

d. Upah lembur

Upah lembur yaitu upah yang dibayarkan untuk kerja diluar jam kerja biasa. Besarnya disesuaikan dengan perjanjian yang telah disetujui oleh pekerja sebelum kerja lembur dilaksanakan.

5. Manajemen Mutu Pekerjaan

Pengendalian mutu di lapangan merupakan langkah langkah yang dilakukan untuk menjaga mutu dan kualitas proyek. Detail prosedur kerja untuk setiap kategori pekerjaan utama dan item pekerjaan harus mengacu pada standar baku perusahaan. Prosedur standar yang digunakan adalah sesuai dengan standar ISO manajemen perusahaan.

Jadwal inspeksi dan tes sudah didefinisikan dalam rencana detil pelaksanaan proyek, dimana tercantum jenis material, metode pengujian dan waktu pengujian. Pengujian metode langsunug di lapangan harus di saksikan oleh konsultan pengawas.

Pengujian mutu untuk produk/material yang memerlukan pengujian oleh pihak ke-3 untuk memastikan telah sesuai dengan spesifikasi kontrak dan standar baku yang berlaku. Pihak independen yang melakukan pengujian tersebut adalah yang ditunjuk atau disetujui oleh pemilik pekerjaan. Pembuktian dari pengujian adalah sertifikat yang sah sesuai ketentuan yang berlaku.

6. Manajemen Dokumen

Dokumen proyek merupakan instrument kontrol yang menjadi alat pembuktian progress proyek ke pemilik pekerjaan. Seluruh dokumen pengujian dan persetujuan menjadi bagian dari dokumentasi proyek, yang pada saat tertentu harus diserahkan pada pemilik proyek. Manajemen perusahaan harus menentukan metode pengarsipan dokumen-dokumen yang relevan terhadap pekerjaan proyek, dan biasanya dibuat copy dalam bentuk hard copy dan soft copy. Penyimpanan arsip-arsip tersebut harus diperhatikan, dan jika perlu maka dilakukan pembaharuan data-data proyek bentuk hard copy maupun soft copy secara periodic untuk menjaga kadaluarsa dokumen-dokumen proyek, bahkan jauh setelah proyek selesai dikerjakan dan digunakan selang beberapa tahun. 7. Manajemen Traffic

Untuk menjaga agar dalam pelaksanaan tidak mengganggu jalan umum, maka dibuatlah traffic management untuk mengatur lalu lintas yang lewat. Dalam hal ini manajemen perusahaan membuat manajemen traffic sedemikian rupa, dengan penempatan tenaga kerja sebagai pengatur lalu lintas di lapangan dan dengan pemasangan perlengkapan rambu-rambu seperti:

Pemasangan papan-papan peringatan

Pemasangan rambu-rambu seperti rubber cone dan police line

Pengumuman lewat spanduk media massa/ elektronik dan radio

Pada malam hari pasang lampu rotator dan lampu selang

Penempatan petugas sebagai pengatur lalu lintas di area pintu masuk dan keluar

proyek

8. Manajemen Peralatan

Dalam pelaksanaan proyek ini akan digunakan berbagai jenis peralatan kerja. Untuk itu diperlukan pengelolaan secara baik yang berkenaan dengan hal-hal berikut:

Penggunaan alat

Jadwal penggunaan alat

Jumlah alat yang diperlukan

Jenis pekerjaan yang memerlukan peralatan

Posisi penggunaan alat di proyek

Pengawasan dan pemeliharaan peralatan

Hal ini dimaksudkan agar seluruh peralatan dapat digunakan secara optimal, efisien dan efektif, sehingga dapat membantu percepatan pelaksanaan pekerjaan dengan hasil yang sesuai dengan kualitas yang ditetapkan. Untuk menangani hal tersebut, maka dibutuhkan koordinasi kepala mekanik dengan bagian logistic lapangan dan pengaturan pekerjaan tenaga mekanik di lapangan untuk mengatur dan mengelola peralatan yang ada di lahan proyek.

Rencana Manajemen Mutu

(Sesuai dengan ISO 9001:2008)

1. Sistem Manajemen Mutu

Manajemen perusahaan sangat menjunjung tinggi Manajemen Mutu dalam pelaksanaan pekerjaan proyek ini. Sistem Manajemen Mutu sangat diperlukan sebagai kerangka acuan dasar rencana kerja terhadap mutu sehingga semua pekerjaan yang dilakukan dalam proyek tersebut menjadi terencana sesuai Project Quality Plan terevaluasi dan terdokumentasikan. Secara garis besar Sistem Manajemen Mutu dibuat dan harus dilaksanakan untuk memudahkan dalam tahapan pelaksanaan pekerjaan dengan mempertimbangkan aspek pokok antara lain sebagai berikut:

Perijinan/approval

Setiap pelaksanaan pekerjaan dan material yang akan digunakan pada proyek ini harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sehingga mengurangi resiko delay pekerjaan akibat ketidak sepahaman anatara owner, pengawas lapangan dan kontraktor.

Pengajuan perubahan dan usulan

Setiap perubahan atau usulan perubahan baik dari owner, perencana, pengawas atau kontraktor harus melalui proses administrasi yang terdokumentasi sebagai dasar atas perubahan atau usulan perubahan dan boleh dilaksanakan apabila sudah mendapat persetujuan dari pihak terkait.

Pengajuan progress lapangan

Progress lapangan diajukan setiap periode yang ditetapkan (umumnya per minggu) yang diperiksa dan disetujui oleh pengawas lapangan sebagai bahan evaluasi setiap periodenya sehingga dapat meminimalisir keterlambatan pekerjaan yang bisa saja terjadi.

Pengajuan serah terima

Pengajuan serah terima dijadikan dasar untuk Serah Terima I pada saaat progress lapangan mencapai nilai 100%. Sehingga dapat dilakukana pemerikasaan/ checklist pekerjaan oleh panitia penerima barang dan jasa.

2. Project Quality Plan

Pada proyek ini diberlakukan sebuah Quality Plan (rencana kualitas) sebagai acuan

pelaksanaan. Quality Plan adalah suatu acuan kualitas yang menggambarkan prosedur kerja dari item pekerjaan yang direncanakan untuk dipergunakan sebagai panduan diperoleh sesuai dengan kualitas yang telah ditetapkan dalam RKS.

Project Quality Plan dibuat oleh manajemen perusahaan untuk setiap pekerjaan-pekerjaan utama dari disipling kerja masing-masing seperti:

Pekerjaan persiapan

Pekerjaan Struktur

Pekerjaan Arsitektur

Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

Tujuan utama dari pengunaan Quality Plan ini adalah untuk mereduksi dan menghindarkan terjadinya kesalahan-kesalahan prosedur dalam melaksanakan pekerjaan sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang baik dan berkualitas. Untuk tercapainya Project Qualitu Plan yang diinginkan harus memenuhi komponen dan aspek sebagai berikut:

2. Safety dan Security (K3)

Safety/Keselamatan

Safety atau keselamatan kerja menjadi tujuan utama manajemen perusahaan pada setiap proyek yang dilaksanakan sesuai dengan Sasaran Mutu yang ditentukan oleh manajemen perusahaan untuk menanamkan kesadaran keselamatan untuk mencapai kehilangan nol jam akibat kecelakaan kerja. Untuk mencapai sasaran mutu tersebut maka kami menyiapkan sarana dan prasarana keselamatan kerja sebagai berikut:

a. Helmet (topi proyek) bagi pekerja, dimana seluruh pekerja diwajibkan

menggunakannya untuk melindungi bagian kepala pekerja dari tumbukan dan

kejatuhan material

b. Memasang papan-papan peringatan tentang keselamatan kerja

c. Mewajibkan kepada para pekerja khusus untuk menggunakan peralatan

keselamatan seperti kaca mata kerja untuk tukang las/gerinda. Untuk pekerja

di daerah yang sangat berdebu menggunakan masker pelindung mulut dan

hidung serta penggunaan sarung tangan sebagai pelindung pekerja ketika

mengangkut material yang dapat melukai tangan pekerja dan sebagainya

d. Memonitor operasional peralatan agar sesuai dengan prosedur kerja yang

dikeluarkan oleh tempat fabrikasi alat tersebut

e. Menyediakan tabung pemadam kebakaran sebagai upaya pencegahan darurat

dari bahaya kebakaran pada area kerja yang memiliki potensi timbulnya

kebakaran

Untuk mengelola secara keseluruhan dari kegiatan safety tesebut diatas menjadi tanggung jawab staff yang berperan langsung di lapangan, dan harus memonitor secara dekat kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, termasuk memberikan peringatan-peringatan tentang peraturan keselamatan.

Security/Keamanan

Security atau keamanan adalah suatu kegiatan pengamanan di proyek dan lingkungannya dengan tujuan mencegah terjadinya tindak criminal di dalam proyek seperti pencurian, perselisihan dan sebagainya. Untuk itu manajemen perusahaan akan berkoordinasi dengan pihak pengelola dan keamanan setempat.

Kebersihan

Pengelolaan kebersihan ditujukan agar selama masa pelaksanaan pekerjaan, area proyek dalam kondisi layak dan bersih dari sampah yang berupa sampah proyek atau anorganik yang berupa puing-puing, sisa material, material habis pakai dan sampah organic yang berupa sisasisa makanan pekerja. Pengelolaan sanitasi ditujukan agar dapat diciptakan kondisi lapangan yang sehat selama masa pelaksanaan pekerjaan sehingga para pekerja terhindar dari berbagai macam penyakit yang dapat berjangkit di lingkungan proyek seperti demam berdarah, diare, infeksi saluran pernafasan atas dan lain sebagainya.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dan fasilitas yang disediakan unguk mendukung pengelolaan tersebut diantaranya, untuk menangani masalah kebersihan di dalam lingkungan proyek akan disiapkan tim kebersihan yang bertugas memonitor area proyek setiap hari dan melaksanakan pembersihan di area-area yang terdapat sampah untuk ditempatkan di titik penumpukan sampah. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah adanya penumpukan sampah di banyak tempat di dalam proyek.

Sosialisasi mengenai kebersihan lingkungan proyek kepada seluruh pekerja dan mengajak pekerja untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan di dalam proyek disertai penjelasan-penjelasan yang menguntungkan pekerja apabila mereka bekerja di lingkungan yang bersih. Selain itu dibuat juga papan-papan peringatan untuk mengingatkan kepada seluruh personil yang terlibat dalam proyek agar menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempat yang telah ditentukan.

Sampah yang sudah terkumpul di titik-titik penumpukan sampah secara periodic akan dibuang keluar proyek. Pengangkutan sampah keluar proyek akan menggunakan truk sampah yang akan disiapkan oleh manajemen proyek.

3. Tenaga Kerja

Manajemen perusahaan merencanakan penggunaan tenaga kerja secara matang dalam menentukan tingkat keahlian pekerja dan jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap item pekerjaan.

Pemenuhan kebutuhan tenaga kerja dapat dilakukan dengan perekrutan pekerja lokal dengan tujuan mendapatkan tingkat produktivitas kerja yang tinggi dengan biaya yang lebih ekonomis dan efisien.

Dalam pengelolannya akan dibuat jadwal tenaga kerja sehingga penambahan tenaga kerja dan pengurangan tenaga kerja pada setiap jangka waktu pelaksanaan sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan. Demikianlah metode pelaksanaan semoga nantinya bisa dijadikan acuaan sebagai mana mestinya SPMK

Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan beton bertulang

Pekerjaan lantai dan dinding

Pekerjaan Atap

Pekerjaan sanitasi

Pekerjaan elektrikal

Pekerjaan cat-catan

Pekerjaan lain-lain

Serah terima

Metode Pelaksanaan