Upload
bagus-amin-fajarudin
View
27
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
METODE ELEKTROMANGNETIK
Metode elektromangnetik adalah metoda pendugaan bawah permukaan
dengan memanfaatkan sifat fisis bumi. Metoda elektromangnetik merupakan salah
satu metoda geofisika yang dapat digunakan dalam eksplorasi bahan tambang,
terutama logam. Kepekaan magnetik (susceptibility) yang dimiliki batuan merupakan
karaketristik batuan yang menggambarkan jumlah dari materi batuan yang dapat
dirubah menjadi magnet.
Pemodelan data elektromagnetik (EM) dilakukan melalui perhitungan medan
EM yang merupakan respons medium dengan distribusi konduktivitas tertentu hingga
diperoleh kesesuaian antara respons model dengan data lapangan. Kondisi geologi
bawah permukaan dapat diperkirakan dari model konduktivitas tersebut. Untuk
merepresentasikan distribusi konduktivitas yang cukup kompleks mutlak diperlukan
model 3-dimensi (3-D).
Metoda elektromagnet didasarkan atas persamaan Maxwell yang merupakan
perumusan matematis untuk hukum-hukum alam yang melandasi semua fenomena
elektromagnetik. Persamaan Maxwell terdiri dari empat persamaan medan, yang
masing-masing dapat dipandang sebagai hubungan antara medan dan distribusu
sumber (muatan atau arus) yang bersangkutan. Persamaan-persamaan tersebut adalah:
1.
dimana :
2.
3.
4.
Persamaan yang menghubungkan sifat fisik medium dengan medan yang
timbul diasumsikan tidak bervariasi terhadap waktu dan posisi (homogen tropis)
sehingga persamaan Maxwell dapat ditulis sebagai berikut :
1. 3.
2. 4.
dengan konduktivitas ; H = intensitas medan magnet
.
“Persamaan Maxwell yang pada dasarnya adalah persamaan diferensial yang
dapat diselesaikan dengan menggunakan metoda beda-hingga atau elemen-hingga”.
Persamaan Maxwell ini merupakan landasan berfikir dari perambatan gelombang
elektromagnet. Pada material dielektrik murni, suseptibilitas magnetik dan
permitivitas listrik adalah konstan dan tidak terdapat atenuasi dalam perambatan
gelombang. Sifat-sifat material bumi bergantung dari komposisi dan kandungan air
mineral tersebut. Keduanya mempengaruhi cepat rambat gelombang dan atenuasi
gelombang elektromagnet.
Dalam hal ini diperlukan diskretisasi domain perhitungan yang mencakup daerah
yang cukup luas untuk memasukkan syarat batas. Metoda persamaan integral lebih
cocok untuk pemodelan data EM pada medium 3-D karena persamaan Maxwell
cukup didefinisikan dan diselesaikan pada daerah heterogen dimana terdapat anomali
atau variasi konduktivitas. Pada kasus dimana dimensi vertikal struktur lebih kecil
dari pada dimensi horisontalnya maka heterogenitas 3-D dapat direpresentasikan oleh
suatu "lapisan tipis" dengan konduktansi (konduktivitas terintegrasi terhadap
ketebalan lapisan) yang bervariasi. Pendekatan struktur 3-D oleh lapisan tipis yang
terdapat dalam suatu medium homogen atau medium dengan konduktivitas hanya
bervariasi terhadap kedalaman (medium 1-D) dapat menyederhanakan permasalahan
mengingat persamaan yang harus diselesaikan adalah integral permukaan. Hal ini
dapat mempercepat perhitungan dan menghemat penggunaan memori komputer
sehingga perhitungan dapat dilakukan pada komputer pribadi (PC).
Membahas implementasi algoritma yang efisien untuk menghitung medan
EM pada medium 3-D menggunakan pendekatan lapisan tipis dan metoda persamaan
integral berdasarkan teori yang telah dikemukakan oleh Vasseur dan Weidelt.
Program komputer yang dihasilkan digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik
respons elektromagnetik dua model konduktivitas bawah permukaan masing-masing
mengandung heterogenitas resistif dan konduktif.
Pendekatan Lapisan Tipis
Metoda EM dalam geofisika didasarkan pada fenomena listrik - magnet dalam
bumi yang dianggap sebagai konduktor tak-homogen. Hukum-hukum fisika
mengenai elektromagnetisme yang terangkum dalam persamaan Maxwell membentuk
dasar teori metoda EM. Penyelesaian persamaan Maxwell pada medium 3-D
menggunakan metoda persamaan integral telah banyak dibahas.
Pada studi EM berskala regional, studi daerah sedimen dan sebagainya,
dimensi vertikal struktur biasanya lebih kecil dari pada dimensi horisontalnya. Dalam
hal ini kontras konduktivitas lateral terdapat hanya pada suatu lapisan tlpis sehingga
heterogenitas medium dapat direpresentasikan oleh suatu lapisan dengan konduktansi
bervariasi. Pendekatan tersebut berlaku jika ketebalan lapisan jauh lebih kecil
dibandingkan dengan kedalaman penetrasi gelombang EM yang didefinisikan oleh
skin depth. Dengan pendekatan lapisan tipis, permasalahan induksi EM pada medium
3-D menjadi lebih sederhana karena hanya diperlukan perhitungan integral
permukaan dengan tensor Green (2 x 2) yang didefinisikan oleh distribusi sumber
pada suatu permukaan horisontal.
Perhitungan medan EM pada lapisan tipis dilakukan melalui integrasi
persamaan Maxwell yang mengandung curl medan magnet sepanjang ketebalan
lapisan tipis yang terietak di permukaan bumi (antara z = 0- dan z = 0+). Dalam hal ini
vektor medan listrik dianggap konstan pada lapisan tersebut atau atenuasi medan
listrik dalam arah vertikal pada lapisan heterogen dapat diabaikan. Konduktansi τ
dapat dianggap sebagai jumlah konduktansi medium homogen (normal) dan medium
tak-homogen sehingga medan EM total dapat pula diuraikan menjadi medan normal
dan medan anomali (anomalous field). Medan normal merupakan respons medium
homogen atau medium berlapis horisontal (medium 1 -D), sedangkan medan anomali
timbul sebagai akibat adanya heterogenitas medium.
Medan listrik total pada permukaan lapisan tipis (S) yang merupakan
penjumlahan medan listrik normal dan medan listrik anomali pada lapisan tipis dapat
ditulis sebagai berikut :
dimana (ω = 2π/T adalah frekuensi sudut dengan T adalah periode, μ0 = 4π x 10-7 H/m
adalah permeabilitas magnetik di ruang hampa, r dan r0 menyatakan posisi dalam
sistem koordinat kartesian, sedangkan indeks a menyatakan besaran anomali. G(r0,r)
adalah tensor Green yang elemen-elemennya Gij(r0,r) ; i, j = 1,2 didefinisikan sebagai
komponen dari medan listrik yang teramati di r akibat suatu dipol listrik berarah pada
medium normal di rixˆjxˆ0. Tampak bahwa integral permukaan yang mendefinisikan
medan listrik anomali hanya perlu dihitung pada lapisan tipis yang mengandung
heterogenitas mengingat konduktansi anomali berharga nol di luar daerah tersebut.
Implementasi Numerik
Penyelesaian numerik persamaan integral (1) dilakukan dengan membagi
daerah heterogen pada lapisan tipis menjadi elemen-elemen berbentuk bujur-sangkar
seragam. Integrasi fungsi Green dilakukan untuk setiap elemen dengan konduktansi
dianggap konstan (Gambar 1), sehingga persamaan (1) dapat ditulis sebagai :
dimana Γ(s0,s) adalah tensor Green G yang telah diintegrasi pada elemen s0 dan N
adalah jumlah elemen. Tensor G (2 x 2) menyatakan komponen medan listrik pada
elemen s0 akibat adanya sumber satuan (dipol) pada elemen s (s, s0 = 1, 2, 3,..., N)
dengan konduktasi τn.
Gambar 1. Diskretisasi model lapisan tipis heterogen menjadi elemen-elemen bujur-
sangkar yang masing-masing berkonduktansi konstan.
Dengan menuliskan persamaan (2) untuk semua elemen maka diperoleh 2N
persamaan dengan variabel yang tidak diketahui berupa dua komponen horisontal
medan listrik total pada setiap elemen. Dalam bentuk matriks, sistem persamaan linier
tersebut dapat ditulis menjadi
x = A x + b (3)
dimana A adalah matriks yang mengandung fungsi kernel Green dikalikan dengan
konduktansi anomali, b adalah vektor medan listtik normal dan x adalah medan listrik
total. Persamaan (3) merupakan sistem persamaan linier dengan variabel yang tidak
diketahui (medan listrik total x) berada pada ruas kiri dan kanan persamaan tersebut.
Mengingat bentuk yang agak khusus dari sistem persamaan linier (3) dan jumlah
elemen N pada umumnya cukup besar maka digunakan metoda iteratif Gauss-Seidel,
dimana solusi diperoleh dari suatu estimasi awal yang dimodifikasi secara iteratif
hingga konvergen. Penggabungan komponen variabel yang dicari menghasilkan
persamaan untuk menghitung xi pada iterasi ke k + 1:
Tampak bahwa untuk menghitung elemen solusi xi pada iterasi ke k+1 selain
digunakan hasil iterasi sebelumnya (k) juga digunakan elemen solusi lainnya yang
telah dimodifikasi pada iterasi yang sama (k+1).
Konvergensi dapat dipercepat dengan menggunakan faktor relaksasi w ≥ 1
sedemikian hingga estimasi solusi pada iterasi ke k+1 dinyatakan oleh :
dimana didefinisikan oleh persamaan (4). Sebagai estimasi awal solusi (medan listrik
total) dapat digunakan harga medan listrik normal atau respons medium berlapis
horisontal (tanpa heterogenitas lateral). Dengan memanfaatkan persamaan Maxwell
yang menghubungkan medan magnet dengan medan listrik maka kedua komponen
horisontal medan listrik pada lapisan tipis yang dihitung menggunakan persamaan (5)
dapat digunakan untuk menentukan komponen horisontal dan komponen vertikal
medan magnet di permukaan bumi.
Penerapan Algoritma
Model Sintetik
Gambar 2a memperlihatkan konfigurasi model lapisan tipis di permukaan
dengan ketebalan 500 meter. Pada model-1 tahanan-jenis daerah heterogen adalah
500 Ohm.m terletak pada lapisan tipis 10 Ohm.m, sedangkan model-2 mengandung
heterogenitas konduktif (10 Ohm.m) pada lapisan tipis resistif (500 Ohm.m). Kedua
model sintetik tersebut terletak pada suatu medium 1-D dengan parameter model
(tahanan-jenis dan ketebalan lapisan) dianggap telah mewakill kondisi yang sering
dijumpai pada penyelidikan berskala lokal maupun regional (Gambar 2b).
Gambar 2. Model sintetik : (a) distribusi lateral tahanan-jenis dan diskretisasi lapisan
tipis, (b) medium berlapis horisontal (1 -D).
Lapisan tipis dibagi menjadi 10 x 10 elemen bujur-sangkar masing-masing
berukuran 2500 x 2500 meter dengan tahanan-jenis homogen. Geometri daerah
heterogen dipilih sedemikian hingga mengandung batas yang sejajar dengan sumbu-x
(positif ke utara) dan sumbu-y (positif ke timur) serta diagonal atau miring. Ukuran
elemen dan periode gelombang EM (1 dan 10 detik) dipilih sedemikian hingga
pendekatan lapisan tipis berlaku. Respons EM dari kedua model sintetik dihitung
pada titik tengah tiap elemen bujur-sangkar.
Konvergensi Iterasi Gauss-Secidel
Konvergensi perhitungan medan listrik di permukaan lapisan tipis dicapai jika
perbedaan antara medan listrik pada dua iterasi berturut-turut mendekati nol.
Perbedaan tersebut dinyatakan sebagai selisih relatif kuadratik yang dirata-ratakan
untuk semua elemen atau titik perhitungan yang pada iterasi ke - k dirumuskan oleh :
dimana i adalah indeks elemen untuk kedua komponen horlsontal medan listrik Ex dan
Ey. Konvergensi perhitungan medan listrik terutama dipengaruhi oleh kontras
tahanan-jenis antara medium normal dan anomali, geometri daerah heterogen serta
konfigurasi medium berlapis horisontal. Mengingat kemungkinan adanya kopel
antara faktor-faktor tersebut maka pengaruh masing-masing faktor terhadap
konvergensi dan kecepatan konvergensi perhitungan medan listrik tidak dapat
dipelajari secara terpisah. Namun demikian, secara umum konvergensi dapat dicapai
sebelum iterasi ke-20 dengan syarat bahwa kontras tahanan-jenis antara medium
normal dan anomali tidak terlalu besar.
Gambar 3 memperlihatkan perbedaan antara medan listrik dua iterasi berturut-
turut sebagai fungsi dari iterasi Gauss-Seidel. Untuk model-1 dimana heterogenitas
lebih resistif dari pada medium normal, harga Δk secara monoton menurun dan
konvergensi dapat dianggap telah tercapai pada iterasi ke-14. Untuk model yang
mengandung heterogenitas konduktif (model-2), tampak bahwa pada awal iterasi
harga Δk berfluktuasi atau berosilasi secara tajam sebelum menurun secara monoton
mulai iterasi ke-4. Meskipun demikian, konvergensi tercapai pada iterasi yang hampir
sama dengan perhitungan medan listrik untuk model-1 (iterasi ke-14). Gambar 3 juga
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan konvergensi yang berarti antara
perhitungan medan listrik pada periode 1 detik dan 10 detik.
Gambar 3. Konvergensi perhitungan medan listrik menggunakan metoda iteratif
Gauss-Seidel untuk model-1 (heterogenitas resistif dalam lapisan tipis konduktif, dan
model-2 (heterogenitas konduktif dalam lapisan tipis resistif, - - - (a) periode I detik
(b) periode 10 detik.
Fungsi Transfer EM
Hasil perhitungan medan listrik komponen horisontal Ex dan Ey digunakan
untuk medan magnet komponen horisontal dan vertikal Hx, Hy dan Hz. Dalam metoda
EM, respons model didefinisikan oleh suatu fungsi transfer yang menghubungkan
medan listrik dengan medan magnet atau antara komponen-komponen medan
magnet. Salah satu fungsi transfer tersebut dikenal sebagai impedansi yang
merupakan perbandingan (ratio) antara medan listrik terhadap medan magnet. Dalam
domain frekuensi hubungan antara medan listrik dan medan magnet dinyatakan oleh
persamaan berikut :
Ex = Zxx Hx + Zxy Hy (6a)
Ey = Zyx Hx + Zyy Hy (6b)
Impedansi adalah bilangan kompleks, namun untuk keperluan praktis besaran
tersebut biasanya dinyatakan dalam bentuk yang lebih sesuai untuk interpretasi.
Berdasarkan analogi dengan hubungan antara impedansi dan tahanan-jenis medium
homogen maka impedansi secara umum dapat dinyatakan sebagai tahanan-jenis semu
dan fasa sebagai berikut:
Disamping impedansi dikenal pula fungsi transfer yang menghubungkan
komponen vertikal medan magnet dengan komponen-komponen horisontalnya.
Fungsi transfer magnetik didefinisikan oleh :
Hz = Zzx Hx + Zzy Hy (8)
Fungsi transfer magnetik biasanya dinyatakan dalam bentuk vektor induksi8), namun
untuk keperluan interpretasi kualitatif maka Zzx, dan Zzy dapat dinyatakan oleh
amplitudonya. Untuk struktur 2-D dengan jurus searah dengan sumbu-x maka
amplitudo fungsi transfer Zzy menggambarkan medan magnet vertikal yang timbul
akibat adanya kontras konduktivitas dalam arah tegak lurus dari medan magnet
horisontal Hy.
DAFTAR PUSTAKA
1. Weidelt, P., "Electromagnetic induction in three-dimensional structures", J
Geophys., 41, 85-109 (1975).
2. hppt//: www.google.com/search : Elektromagnetik Geofisika.