15
METODE PELAKSANAAN Sumber Dana : …………………………… Tahun Anggaran : 2015 Lokasi Pekerjaan : …………………………… Dibuat Oleh : ………………………………. PENDAHULUAN Latar Belakang Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini disusun berdasarkan, uraian yang didapat di dalam dokumen lelang dan uraian yang diberikan saat rapat penjelasan yang telah didokumentasikan dalam bentuk Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwizing). Metode Pelaksanaan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi di dalam mengikuti Pelelangan Umum Paket Penigkatan Jalan Blang Tampu - Ketipis Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan secara garis besar uraian tahapanpelaksanaan dari pekerjaan - pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat keterkaitan dari masing - masing pekerjaan maupun antar pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan. Dalam metode ini juga akan digambarkan pelaksanaan pekerjaan dengan memperkecil gangguan terhadap lalu lintas. DIVISI 1. UMUM PENDAHULUAN Latar Belakang Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini disusun berdasarkan, uraian yang didapat di dalam dokumen lelang dan uraian yang diberikan saat rapat penjelasan yang telah didokumentasikan dalam bentuk Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwizing). Metode Pelaksanaan ini disusun untuk memenuhi

Metode pelaksanaan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

metode pelaksanaan pekerjaan jalan

Citation preview

METODE PELAKSANAAN

Sumber Dana : ……………………………Tahun Anggaran : 2015Lokasi Pekerjaan : ……………………………Dibuat Oleh : ……………………………….

PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini disusun berdasarkan, uraian yang didapat di dalam dokumen lelang dan uraian yang diberikan saat rapat penjelasan yang telah didokumentasikan dalam bentuk Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwizing). Metode Pelaksanaan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi di dalam mengikuti

Pelelangan Umum Paket Penigkatan Jalan Blang Tampu - Ketipis

 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan secara garis besar uraian tahapanpelaksanaan dari pekerjaan - pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat keterkaitan dari masing - masing pekerjaan maupun antar pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan. Dalam metode ini juga akan digambarkan pelaksanaan pekerjaan dengan memperkecil gangguan terhadap lalu lintas.

DIVISI 1. UMUM

PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini disusun berdasarkan, uraian yang didapat di dalam

dokumen lelang dan uraian yang diberikan saat rapat penjelasan yang telah

didokumentasikan dalam bentuk Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwizing).

Metode Pelaksanaan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan yang harus

dipenuhi di dalam mengikuti Pelelangan Umum Paket Peningkatan Sp. Jalan Blang Pulo

– Blang Pulo.

Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan

secara garis besar uraian tahapanpelaksanaan dari pekerjaan - pekerjaan utama dan

pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat keterkaitan dari masing - masing

pekerjaan maupun antar pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan. Dalam

metode ini juga akan digambarkan pelaksanaan pekerjaan dengan memperkecil

gangguan terhadap lalu lintas.

DIVISI 1. UMUM

1.2 Mobilisasi

Kegiatan ini dilaksanakan sesuai jadwal dalam program kerja. Jenis alat berat adalah

sesuai daftar alat yang diusulkan. Tahap-tahap pengirimannya dilakukan menurut

intensitas tingkat kebutuhan dan kemajuan pekerjaan. Personil inti segera dikirim ke

lapangan setelah diterbitkan Surat Perintah Mulai Pekerjaan oleh pihak Direksi.

Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu Lintas

Pelaksanaan Pekerjaan ini dilaksanakan diruas jalan yang mungkin hanya ini jalan satu

satunya penghubung, untuk menjaga kelancaran transportasi selama pekerjaan ini

berlangsung kami membuat rambu-rambu lalu lintas dan mempekerjakan petugas

khusus untuk memantau trasportasi yang lalu lalang demi untuk kelancaran lalu lintas

dan keselamatan kerja.

Pengaturan lalu-lintas ini bertuiuan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan

mengendarai kendaraan dan keamanan / kenyamanan bagi umum. Pengaturan lalu-

lintas ini terdiri dari :

- Penyediaan alat-alat pengatur lalu-lintas

- Pengecekan, perawatan dan perlindungan sepanjang area konstruksi

- Pemasangan rambu-rambu lalu lintas selama konstruksi

Pelaksanaannya akan dikonfirmasikan dengan pihak yang berwenang. Kontraktor

akan memelihara jalan yang berpengaruh kepada area operasional dengan kondisi

yang baik. Tumpahan tanah dan material akan disingkirkan dan kondisi jalan

dikembalikan ke posisi semula. Kami akan bekerja sama dengan badan yang

berwenang untuk mengatur kelancaran lalu lintas agar terhindar dari kemacetan.

Dalam rnenyiapkan fasfitas pengaturan lalu lintas, sepanjang area kerja alat-alat

pengatur lalu lintas akan dipasang pada titik-titik tertentu sepanjang area pekerjaan

dan sekitamya. Adapun alat-alat pengatur lalu lintas itu adalah :

- Rambu-rambu, lampu-lampu

- Arah dan petuniuk jalan

- Pagar penghalang sementara

- Bendera-bendera

- Dan lain-lain

PROSEDUR TEKNIS PELAKSANAAN

Dalam melaksanakan pekerjaan ini mengacu pada peraturan-peraturan ataupun

perubahan-perubahan yang berlaku / disyahkan.

Mengacu pula pada peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat

Komitmen dan Direksi Teknis / Konsultan Pengawas / petugas lapangan lainnya

yang berhubungan dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

Selain itu mengacu pada peraturan-peraturan lain yang mendukung kelancaran

pelaksanaan pekerjaan.

Sebelum pelaksanaan pekerjaan bersama Direksi Teknis / Konsultan Pengawas

meneliti ulang keadaan dan kondisi lapangan serta mengukur lokasi yang akan

dikerjakan sehingga nantinya dapat meminimalisir kesalahan.

Batas-batas dan ukuran-ukuran pokok dinyatakan dala metric atau sesuai dengan

gambar, sedangkan ukuran lain yang belum tercantum dalam gambar dan RKS

dirundingkan bersama Direksi Teknis / konsultan pengawas.

Bahan yang didatangkan ke lokasi pekerjaan harus sesuai dengan persyaratan

yang berlaku.

Bahan yang dipasang di lokasi pekerjaan harus sudah mendapat ijin dari Direksi

Teknis / konsultan pengawas.

Bahan yang ditolak oleh Direksi Teknis / konsultan pengawas harus segera

dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.

Pekerjaan yang ditolak oleh Direksi Teknis / konsultan pengawas dihentikan

sampai Direksi Teknis / konsultan pengawas memberi petunjuk lebih lanjut.

Pengamanan Lingkungan Hidup

Pelaksanaan Pekerjaan ini dilaksanakan diruas jalan yang berdekatan dengan aktifitas

orang-orang, untuk menjaga pengamanan lingkungan hidup selama pekerjaan

berlangsung akan mempekerjakan petugas khusus untuk memantau dampak polusi

dari pelaksanaan pekerjaan.

Manajemen Mutu

Untuk memantau dan menjamin mutu bahan dan hasil pekerjaan, maka akan

mengusulkan laboratorium independent atau laboratorium rekomendasi dari direksi.

Laboratorium ini dilengkapi dengan minimal uji, antara lain :

a. Pemeriksaan / pengujian tanah

b. Kepadatan laboratorium

c. CBR Laboratorium

d. Berat jenis tanah

e. Batas – batas Atterberg

f. Analisa saringan

g. Kadar air

h. Kepadatan lapangan dengan metode kerucut (sand come

i. Pemeriksaan / pengujian beton

j. Slump test 

k. Cube/cylinder moulds

Untuk pemeriksaan / uji aspal :

a. Pengujian metode Marshall

b. Ekstraksi dengan metode sentrifugal

c. Ekstraksi dengan metode Refluks

d. Berat jenis agregat kasar

e. Berat jenis agregat halus

f. Pengeboran benda uji inti (core drill)

g. Termometer logam

h. Penetrometer

i. Titik lembek

Pengendalian mutu bahan dan hasil pekerjaan di lapangan akan dilakukan dengan

berpedoman pada beberapareferensi (standar rujukan) sebagai berikut :

Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Khusus (bila ada)

Standar AASHTO dan Standar Nasional Indonesia (SNI)

Prosedur pengendalian mutu dalam Sistem Manajemen Mutu Perusahaan sesuai ISO

9001 / 2008Pengendalian mutu ini akan dilakukan sejak pengadaan seluruh bahan

dasar yang akan digunakan dalam pekerjaan ini.Pengendalian mutu ini dijalankan

untuk memeriksa dan menjamin bahwa bahan-bahan yang digunakan dalampekerjaan

ini telah memenuhi atau melebihi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi.

DIVISI 2. PEKERJAAN DRAINASE

2.1 (1) Galian Untuk Saluran Drainase Dan Saluran AirPenggalian, penimbunan tanah (dengan tidak memakai alat maupun memakai alat) untuk konstruksi drainase dibentuk sedemikian rupa baik bentuk, ukuran dan dimensi dari saluran baru maupun saluran lama yang disesuaikan dengan gambar kerja dengan memenuhi kelandaian air mengalir bebas tanpa tergenang. Tanah hasil galian dibuang dan diratakan ditempat yang ditunjuk oleh direksi untuk mencegah terjadinya dampak lingkungan yang mungkin terjadi. Apabila dasar

saluran dari hasil penimbunan maka tanah dasarkan akan dipadatkan dengan menggunakan stamper sampai mendapatkan CBR

2.2. (1) Pekerjaan Pasangan Batu dengan MortarPasangan batu dengan mortar mencakup pelapisan sisi kanan dan kiri saluran serta dasar saluran, baik bentuk, ukuran, garis ketinggian dan dimensi mengacu kepada gambar kerja dan cara kerja mengacu kepada RKS dari pekerjaan ini. Pada sisi saluran dibuat pengaliran air dari pipa dengan membubuhi ijuk pada bagian sisi dalam pipa. Pemasangan dengan manual dan menggunakan alat bantu secukupnya. Sedangkan untuk pengadukan mortal dengan menggunakan alat Concrete Mixer. Pemasangan batu harus dimulai dari dasar saluran menuju keatas permukaan sampai rata dengan ketinggian tidak melebihi permukaan bahu jalan agar drainase lancar dan bahu tidak tergerus oleh aliran air. Batu dipasang satu persatu dengan ketebalan spesi ± 3 cm dengan tetap mempertahankan tegak lurus terhadap diding saluran. Sedangkan untuk lantai saluran agar tidak terjadi sendimen / air tergenang tetap mempertahankan kelandaian air bebas mengalir.

Bahan – bahan yang dibutuhkan. Batu : Batu yang digunakan terdiri dari batu alam yang tidak bulat, keras, awet,

padat, tahan terhadap udara dan air (Mutu dan ukurannya dengan persetujuan Direksi).

Pasir : Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat Spesifikasi.Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan mempunyai gradasi yang baik, tidak porous cukup syarat kekerasannya. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% ditentukan terhadap berat kering.

Semen : Portland sement yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi ketentuan-ketentuan dalam N1-1 atau menurut standart Portland semen yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia. Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras), Untuk menjaga mutu semen,cara penyimpanan harus mengikuti syarat-syarat penyimpangan bahan tersebut, dengan membuat gudang khusus dan memakai lantai papan di bagian bawah.

Air : Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat Spesifikasi pekerjaan ini, Air tawar yang dipakai harus bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu beton/ mortar.

2.3.(3) Gorong-Gorong Pipa Beton Bertulang Diameter Dalam 55 cm – 65 cmGorong-gorong adalah bangunan pelengkap dari suatu sistem drainase yang dibuat akibat adanya persimpangan antara saluran drainase dengan jalan.Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Gorong-gorong adalah sebagai berikut:

Penggalian dilakukan secara manual oleh pekerja dengan  menggunakan peralatan seperti; cangkul, sekop, ganco ,linggis dan peralatan lainnya yang diperlukan. 

Kedalaman galian harus sesuai dengan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan. 

Pada lokasi penggalian perlu dipasang  rambu peringatan agar tidak membahayakan pengguna jalan.   

Pembuatan lantai kerja dari beton mutu rendah.  Ketebalan lantai kerja sesuai dengan gambar rencana atau sesuai dengan

petunjuk direksi pekerjaan.  Setelah satu atau dua hari gorong-gorong pipa dipasang  dan disambung

dengan cincin penyambung dari beton. Pembuatan dinding sayap dan tembok kepala dari pasangan batu atau beton

bertulang seperti yang ditunjukkan gambar rencana atau sesuai petunjuk direksi pekerjaan.

Timbunan dilakukan dengan material hasil galian atau dengan material lain yang disetujui direksi pekerjaan dan kemudian dipadatkan dengan alat 

Pelaksanaan pekerjaan gorong – gorong dikerjakan tidak langsung secara keseluruhan melainkan bertahap dari satu sisi, setelah selesai baru dilanjutkan sisi lainnya. Hal ini dimaksudkan agar ruas jalan masih bisa dilewati, tidak ditutup secara total. 

DIVISI. 3 PEKERJAAN TANAH

Pekerjaan tanah ini meliputi: Galian biasa, timbunan pilihan.

Pekerjaan tanah merupakan awal dari konstruksi jalan, pekerjaan ini antara lain menggali bagian permukaan yang lebih tinggi dari rencana muka jalan dan juga menimbun bagian yang lebih rendah. Untuk lebih efektif dalam pelaksanaan ini harus diatur bagian mana yang bisa dikerjakan dahulu, baik terhadap pekerjaannya maupun terhadap pengguna jalan yang melewatinya.

3.1.(1a) Galian Biasa

a. Setelah hasil pengukuran dan hasil pengujian tanah serta usulan shop drawings termasuk didalamnyasistem pengendalian lalu lintas disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka pekerjaan tanah untuk pondasipelebaran jalan dapat dimulai dengan terlebih dahulu melakukan pekerjaan pembersihan dan pengupasantop soils.

b. Tanah digali dengan excavator dengan ukuran dan kedalaman sesuai gambar kerja yang disetujui.

c. Material hasil galian tanah termasuk hasil pembersihan dan pengupasan top soils ini akan dibuang kelokasipembuangan yang telah disiapkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

d. Setelah dimensi dan elevasi galian pada pelebaran jalan tercapai sesuai dimensi dan elevasi rencana, makaakan dilakukan penyiapan dan pemadatan badan jalan (subgrade) pada lokasi galian tersebut.

3.2. (2) Timbunan Pilihan Pekerjaan dimulai dengan pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan, untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui, timbunan pilihan menggunakan bahan tanah berbutir yang disetujui sebagai timbunan, Timbunan pilihan digunakan sebagai lapis penopang (capping layer) untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar, Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang sama. Timbunan badan jalan pada jalan lama harus dikerjakan dengan menggunakan pelaksanaan setengah lebar jalan sehingga setiap saat jalan tetap terbuka

untuk lalu lintas Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm

1. Permukaan yang akan ditimbun distripping/dibersihkan terlebih dahulu dengan motor grader dari rumput, humus dan material lainnya.

2. Dump Truck menempatkan material timbunan.

3. Lokasi yang sudah ditumpuk material kemudian diratakan dengan menggunakan motor grader

4. Permukaan yang sudah rata dipadatkan dengan Vibro Roller sambil permukaan jalan disiram air dengan menggunakan alat water tanker

`

DIVISI. 4 PELABARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN

4.2 (2a) LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS B

Setelah pekerjaan perkerasan aspal maupun perkerasan jalan beton selesai dilaksanakan, selanjutnya dilaksanakan pekerjaan pelapisan pondasi agregat kelas B untuk pekerjaan bahu jalan. Pekerjaan ini dilaksanakan untuk meningkatkan daya dukung pada bahu jalan dan keamanan bagi pengguna jalan.

Metode kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut : Sebelum melaksanakan pekerjaan ini dilakukan terlebih dahulu pengujian

material (Quality control) Agregat klas B yang akan digunakan dan pada saat pelaksanaan sesuai  Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.

Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

Material Agregat Kelas B dicampur di Base camp dengan menggunakan wheel loader dengan komposisi sesuai Quality control yang telah disetujui kemudian mater agregat B dibawa ke lokasi pekerjaan menggunakan dump truck.

Material agregat kelas B dihampar secara manual oleh pekerja dengan lebar dan ketebalan padat sesuai gambar rencana.

Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan vibratory roller dan finishing dengan Pneumatic Tyre Roller.

Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

Setelah dilaksanakan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan test sencon untuk mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam Spesifikasi teknis

DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR

5.1(1) LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS A Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebegai berikut:1. Wheel Loader memuat material agregat yang telah dicampur dari base

camp/stock file kedalam Dump Truck untuk selanjutnya dibawa ke lokasi pekerjaan. Material dihampar dilokasi kerja dengan menggunakan Motor Grader, yang selanjutnya setelah mencapai tebal hamparan gembur yang cukup kemudian dipadatkan dengan menggunakan Vibrator Roller, dengan tetap menjaga tebal hamparan padat yang disyaratkan dalam gambar. Untuk menjaga kadar air bahan yang disyratkan dalam rentang Spesifikasi, maka sebelum pemadatan dapat melakukan penyiraman material hamparan dengan menggunakan Water Tank. Sekelompok pekerja akan merapihkan hamparan dari agregasi sebelum pemadatan dengan menggunakan alat bantu.

2. Peralatan yang digunakan adalah : Wheel Loader, Dump Truck, Vibrator Roller, Water Tank dan Alat Bantu.

5.1 (2) LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS B Lapis pondasi agregat Klas B adalah Mutu lapis pondasi bawah untuk lapisan dibawah lapisan Lapis Pondasi Klas A, dengan tebal pada 20 cm. bahan material Klas B terdiri dari Fraksi Agregat Kasar (tertahan saringan No. 4) dan fraksi aregat halus (lolos saringan no. 4) dengan rentang komposisi dan syarat sifat bahan yang diatur dalam spesifikasi teknik. Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :1. Wheel Loader memuat material agregat yang telah dicampur dari base

camp/stock file ke dalam dump truck untuk selanjutnya dibawa kelokasi pekerjaan. Material dihampar dilokasi kerja dengan menggunakan motor greder, yang selanjutnya setelah mencapai tebal hamparan gembur yang cukup kemudian dipadatkan dengan menggunakan vibrator roller, dengan tetap menjaga tebal hamparan padat yang disyaratkan dalam gambar. Untuk menjaga kadar air bahan yang disyaratkan dalam rentang Spesifikasi, maka sebelum pemadatan dapat dilakukan penyiraman material hamparan dengan

menggunakan Water Tanker. Sekelompok pekerja akan merapikan hamparan dari agregasi sebelum pemadatan dengan menggunakan alat bantu.

2. Peralatan yang digunakan adalah : Wheel Loader, Dump Truck, Vibrator Roller, Water Tank dan alat bantu.

DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL

6.1 (2)(a) LAPIS RESAP– ASPAL CAIRPekerjaan lapis perekat terdiri dari pekerjaan penyiapan permukaan dan penghamparan bahan aspal yang dihampar diatas permukaan bahan pengikat semen atau Asphalt (Sperti semen Tanah, RCC, CTB, Perkerasan Beton / Lantai Jembatan Beton, Lapis Penetrasi Macadam, Laston, Lataston dll.) dengan komposisi seperti disyaratkan dalam Spesifikasi untuk setiap Jenis Bahan Asphalt dan kondisi permukaan yang sesuai.Pekerjaan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga masih memungkinkanlalu lintas satu lajur tanpa merusak pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan hanya menimbulkan gangguan yang minimal bagi lalu lintas. Bangunan dan benda- benda lain disamping tempat kerja (struktur, kerb lantai dan lain-lain) harus dilindungi agar tidak menjadi kotor karena percikan aspal. Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah aspal semen pen 60/70 atau 80/100 (memenuhi standar AASHTO M20) yang diencerkan dengan minyak Tanah (kerosene), dengan membandingkan pemakaian minyak tanah pada rentang 25 - 30 bagian minyak per 100 bagian aspal (25 pph 30 pph).

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :1.       Menyiapkan permukaan yang akan dihampar dengan menggunakan mesin

kompresor yang dibantu dengan alat manual seperti : sikap dan sapu lidi. Menyiapkan material yang digunakan dengan mencampur Aspal dan Korosene sesuai komposisi yang ditentukan, dan kemudian dipasnaskan sehingga menjadi aspal cair. Penghamparan diolakukan dengan menggunakan aspal Sprayer secara seksama, dengan mengacu pada rentang suhu yang disyaratkan dalam Spesifikasi. Perapihan dilakukan setelah penyemprotan selesai dilakukan.

2.       Peralatan yang digunakan adalah : compressor, asphalt Sprayer yang di gandeng Dump Truck dan alat bantu.

6.3 (6a) LASTON LAPIS ANTARA (AC-BC)

Campuran beraspal panas dengan Lapis Aus (AC-BC AsbP) adalah campuran panas antara agregat dengan bahan pengikat asphalt keras pen 60 yang campurannya menggunakan Asbuton butir dengan kelas penetrasi 15 (0,1 mm) dan kadar abutmen 20 %, yang dicampur diunit pencampuran asphalt (UPA), dihampar dan

dipadatkan dalam keadaan panas pada temperature tertentu, dengan ketebalan padat 5 cm.

Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan semua usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujuian material dan campuran di Laboratorium dan hasil percobaan penghamparan dan pemadatan campuran (Trial Mix) yang dibuat diinstansi pencampuran aspal, yang tertuang secara berurutan sesuai dalam Spesifikasi Teknik, mulai dari pengusulan DMF hingga persetujuan JMF.

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :

1.       Wheel Loader memuat agregat dari Stock File ke Hot Bin, kemudian bersama-sama dengan Asphalt Asbuton butir di campur diunit pencampuran asphalt dengan komposisi yang telah disetujui dump truck membawa campuran asphalt panas kelokasi pekerjaan. Campuran dihampar dengan menggunakan Asphalt Finisher, kemudian pemadatan awal oleh Tandem roller, pemadatan utama oleh Type Roller dan pemadatan akhir kembali dengan Tandem Roller . lintasan pemadatan dilakukan sesuai jumlah lintasan yang telah disetujui. Semua rentang suhu yang disyaratkan selama proses ini harus tetap dijaga untuk mendapatkan kepadatan yang optimum. Selama penghamparan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepid dan sambungan hamparan secara manual, sebagian lagi bertugas mengatur lalu lintas yang lewat.

2.        Peralatan yang digunakan adalah : Wheel Loader, Asphalt Mixing Plant + Genset, Asphalt Finisher, Tandem roller, Pneumatic Type Roller, Dump Truck, dan alat bantu.

DIVISI 7. STRUKTUR 7.1 (7) a Beton K-250

Pekerjaan ini untuk Plat Dekert (Plat pada saluran) untuk jalan masuk desa.

Pelaksanaannya adalah sebagai berikut : Agregat Kasar dipilih sedemikian sehingga

ukuran partikel terbesar tidak lebih dari ¾ dari jarak minimum antara baja tulangan

dengan kayu acuan.

1. Beton K-250 dilaksanakan untuk plat deker (pada saluran).

2. Bahan material yang digunakan adalah agregat kasar, agregat halus dan air.

3. Lokasi pekerjaan  disesuiakan dengan gambar rencana.

4. Prosedur pekerjaan :a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan

kepada direksi untuk disetujui.

b. Menyerhakan hasil pengujian material (mix design) Beton K-250 yah akan digunakan dan harus sesuai dengan Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.

c. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

5. Tahapan Pekerjaan : Bahan material yang akan digunakan Agregat Kasar, Agregta Halus dan Semen. Material tersebut dicampur dengan menggunakan concrete mixer dan diberi air

yang telah disediakan dengan alat water tank truck. Komposisi campuran sesuai dengan spesifikasi teknik Sebelum pemasangan harus dibuatkan bekisting dengan menggunakan kayu

perancah dan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan sesuai dengan gambar.

Setelah bekisting dan tulangan ssudah dipasang, maka pengecoran dilaksanakan dan pemadatannya menggunakan alat concrete vibrator agar beton padat dan karakteristik (kuat tekan) beton tercapai.

Dalam proses pengecoran harus dibuatkan benda uji kubus beton untuk dilakukan pengetesan dilaboratorium.

7.3 Baja Tulangan U 24 Polos

Pekerjaan ini mencangkup pengadaan dan pemasangan baja tulangan untuk

persimpangan jalan masuk ke jalan desa.

Tahapan Pekerjaan :a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan

kepada direksi untuk disetujui.b. Baja tulangan dipotong dengan alat berbanding set dan dirangkai sesuai

gambar rencana.c. Baja Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga beton yang menutupi

bagian luar baja tidak terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau yang lainnya.

7.9.(1) Pekerjaan Pasangan Batua. Pasangan batu dilaksanakan untuk pembuatan tembok penahan tanah  (TPT)

pada  lokasi-lokasi tertentu untuk mencegah kelongsoran.b. Bahan material yang digunakan batu belah, pasir pasang dan semen.c. Lokasi pekerjaan dilokasi-lokasi tertentu disepanjang jalan penanganan.d. Prosedur pekerjaan :

Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu gambar  request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

Menyerahkan hasil pengujian material (job mix design) yang akan digunakan harus sesuai Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.

Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama direksi apakah lokasi

pekerjaan sudah memenuhi syarat untuk dilaksanakan pekerjaan tersebut.e. Tahapan Pekerjaan :

Sebelum pemasangan, galian pondasi dilakukan terlebih dahulu. Kedalaman galian sesuai dengan gambar pelaksanan. Bahan material yang digunakan batu belah, pasir pasang dan semen. Matrial tambahan yaitu suling-suling dari pipa PVC dan ijuk untuk saringan

suling-suling. Bahan material untuk pembuatan adukan pasir dan semen.

Material tersebut dicampur  menggunakan concerte mixer dan diberi air. Komposisi campuran pasir, semen dan air sesuai dengan spesifikasi. Sebelum pemasangan harus dibuatkan  profil terlebih dahulu untuk

memudahkan pamasangan sesuai dengan gambar.   Pemasangan dilakuan oleh tukang batu yang dibantu oleh para pekerja.