71
METODE PEMBELAJARAN Metode Pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sedangkan dalam buku Wina Sanjaya (2008:147) disebutkan bahwa metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Berikut macam-macam metode pembelajaran: 1. Metode Ceramah Metode ceramah merupakan metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip dan fakta pada akhir perkuliahan ditutup dengan tanya jawab antara dosen dan mahasiswa. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa. Kelebihan Metode Ceramah : Guru mudah menguasai kelas Mudah mengorganisasikan tempat duduk / kelas Dapat diikuti oleh siswa dalam jumlah besar Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik

METODE PEMBELAJARAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: METODE PEMBELAJARAN

METODE PEMBELAJARAN

Metode Pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

telah ditetapkan sedangkan dalam buku Wina Sanjaya (2008:147) disebutkan bahwa metode

adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam

kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.

Berikut macam-macam metode pembelajaran:

1. Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan metode mengajar dengan menyampaikan informasi

dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti

secara pasif. Metode ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip dan fakta pada akhir

perkuliahan ditutup dengan tanya jawab antara dosen dan mahasiswa. Metode ceramah

dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk

menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau

rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.

Kelebihan Metode Ceramah :

Guru mudah menguasai kelas

Mudah mengorganisasikan tempat duduk / kelas

Dapat diikuti oleh siswa dalam jumlah besar

Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya

Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik

Keterbatasan metode ceramah adalah :

Keberhasilan siswa tidak terukur

Perhatian dan motivasi siswa sulit diukur

Peran serta siswa dalam pembelajaran rendah

Pembicara sering melantur

Bila sering digunakan dan terlalu lama membosankan

Page 2: METODE PEMBELAJARAN

Langkah-langkah penggunaan :

1. Tahap Persiapan

Merumuskan tujuan yang ingin dicapai

Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan

2. Tahap Pelaksanaan

1. Langkah pembukaan

Yakinkan siswa memahami tujuan yang akin dicapai

Lakukan langkah apersepsi yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang

lalu dengan materi pelajaran yang akin disampaikan

2. Langkah penyajian

Menjaga kontak mata secara terus-menerus dengan siswa

Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa

Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat, agar

mudah ditangkap oleh siswa

Tanggapi respons siswa dengan segera

Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar

3. Langkah mengakhiri atau menutup ceramah

Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi pelajaran

yang baru saja disampaikan

merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau member semacam ulasan

tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan

melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi

pembelajaran yang baru saja disampaikan.

2. Metode Debat

Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting

untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun

menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap

kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil

posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang

topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua

posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.

Langkah-langkah :

Page 3: METODE PEMBELAJARAN

Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra

Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua

kelompok diatas

Setelah selesai membaca materi, Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro

untuk berbicara saat itu, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian

seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.

Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari setiap

pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide diharapkan.

Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap

Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa membuat

kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.

3. Metode Diskusi

Metode ini merupakan interaksi antar siswa atau siswa dengan guru untuk

menganalisa, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau

permasalahan tertentu. Metode ini menghadapkan siswa pada suatu permasalahan

sehingga metode ini bertujuan untuk memecahkan permasalahan, menjawab pertanyaan,

menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan

(Killen dalam Sanjana, 2008:154)

Kelebihan metode diskusi :

metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam

memberikan gagasan dan ide-ide

dapat melatih untuk membiasakan diri bertukr pikiran dalam mengatasi setiap

permasalahan

dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal

dan melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain

Kelemahan metode diskusi :

sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang

memiliki keterampilan bicara

kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi

kabur

Page 4: METODE PEMBELAJARAN

memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan

yang direncanakan

dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak

terkontrol.

Langkah-langkah penggunaan

a. Persiapan

menentukan topik yang akan didiskusikan

merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)

merumuskan masalah yang akan didiskusikan

menentukan waktu dan pengaturan kelompok diskusi

b. Pelaksanaan

membuat struktur kelompok (pimpinan, sekretaris, anggota)

menjelaskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)

membagi-bagi tugas, dan memberikan pengarahan diskusi

memberikan rangsangan dan membantu siswa untuk berpartisipasi

mencatat ide dan saran-saran yang penting

kelompok-kelompok membuat hasil diskusinya dan disampaikan dalam diskusi antar

kelompok

hasil diskusi antar kelompok dilaporkan kepada guru atau pimpinan dikusi dalam

bentuk tertulis

Jenis-jenis metode diskusi :

1. Diskusi Kelas

Diskusi kelas adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh

anggota kelas sebagai peserta diskusi

Prosedur :

guru membagi tugas sebagai pelaksanaan diskusi, misalnya siapa yang akan

menjadi moderator, siapa yang menjadi penulis.

sumber masalah (guru, siswa, atau ahli tertentu dari luar) memaparkan

masalah yang harus dipecahkan selama 10-15 menit

siswa diberi kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelah mendaftar

pada moderator

sumber masalah memberi tanggapan

Page 5: METODE PEMBELAJARAN

moderator menyimpulkan hasil diskusi

2. Diskusi kelompok kecil

Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam

kelompok-kelompok. Jumlah kelompok antara 3-5 orang. Pelaksanaannya

dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah

tersebut dibagi-bagi ke dalam submasalah yang harus dipecahkan oleh setiap

kelompok kecil. Selesa diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok

menyajikan hasil dikusinya.

3. Simposium

Metode yang memaparkan suatu seri pembicara dalam berbagai

kelompok topik dalam bidang materi tertentu. Materi-materi tersebut

disampaikan oleh ahli dalam bidangnya, setelah itu peserta dapat menyampaikan

pertanyaan dan sebagainya kepada pembicara.

Sebuah simposium hampir menyerupai panel, karena simposium harus

pula terdiri atas beberapa pembicara sedikitnya dua orang. Tetapi symposium

berbeda dengan panel didalam cara pembahasan persoalan. Sifatnya lebih formal.

Seorang anggota symposium terllebih dahulu menyiapkan pembicaraannya

menurut satu titik pandangan tertentu. Terhadap sebuah persoalan yang sama

diadakan pembahasan dari berbagai sudut pandangan dan disoroti dari titk tolak

yang berbeda-beda.

4. Diskusi panel

Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa

orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang di hadapan audiens. Diskusi

panel berbeda dengan diskusi lainnya. Dalam diskusi panel audiens tidak terlibat

langsung tetapi berperan hanya sekedar peninjau para panelis yang sedang

melaksanakan diskusi. Oleh sebab itu, agar diskusi panel efektif perlu

digabungkan dengan metode lain, misalnya dengan metode penugasan. Siswa

disuruh untuk mrumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.

4. Metode Demonstrasi

Page 6: METODE PEMBELAJARAN

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang,

kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun

melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi

yang sedang disajikan, Muhibbin Syah ( 2000). Metode demonstrasi adalah metode yang

digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang

berkenaan dengan bahan pelajaran, Syaiful Bahri Djamarah, ( 2000).

Metode  Demonstrasi   juga bisa kita definisikan sebagai  metode  mengajar 

dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk

memperlihatkan bagaimana berjalannya atau bekerjanya suatu proses atau langkah-

langkah kerja dari suatu alat atau instrumen tertentu kepada siswa. Untuk memperjelas

pengertian tersebut dalam prakteknya dapat dilakukan oleh guru atau anak didik itu

sendiri.  Metode Demonstrasi  cukup baik apabila digunakan dalam penyampaian bahan

pelajaran  sains dan teknologi, misalnya : bagaimana cara kerja suatu mesin cuci atau apa

yang terjadi jika suatu balon berisi air bakar dengan api dsb.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode demonstrasi :

1. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang di

Demonstrasikan tidak bisa di amati dengan seksama oleh siswa. Misalnya alatnya

terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.

2. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas di mana siswa

sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman

yang berharga.

3. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di kelas karena alat-alat yang terlalu besar

atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.

4. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis tetapi dapat

membangkitkan minat siswa.

5. Guru harus dapat memperagakan demonstrasi dengan sebaik-baiknya, karena itu

guru perlu mengulang-ulang peragaan di rumah dan memeriksa semua alat yang

akan dipakai sebelumnya sehingga sewaktu mendemonstrasikan di depan kelas

semuanya berjalan dengan baik

Manfaat psikologis dari metode demonstrasi adalah:

1. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan

2. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari

3. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.

Metode demontrasi dapat dilaksanakan manakala:

Page 7: METODE PEMBELAJARAN

1. Kegiatan pembelajaran berrsifat  normal, magang atau latihan bekerja

2. Bila materi pelajaran berbentuk  keterampilan  gerak

3. Guru, pelatih , instruktur bermaksud menyederhanakan penyelesaian kegiatan yang

panjang

4. Pengajar bermaksud menunjukkan suatu standar penampilan

5. Untuk menumbuhkan motivasi  siswa tentang latihan/ praktik yang kita  laksanakan

6. Untuk dapat mengurangi kesalahan-kesalahan

7. Bila  beberapa masalah yang menimbulkan  pertanyaan  pada siswa dapat dijawab

lebih teliti waktu proses demonstrasi

Kelebihan metode ini :

Mebuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret

Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari

Proses pengajaran lebih menarik

Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan

kenyataan

Kekurangan Metode ini :

Memerlukan keterampilan guru secara khusus

Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia

dengan baik

Memrlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu

yang cukup panjang

Langkah-langkah :

1. Perencanaan

Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan

dapat tercapai setelah metode demontrasi berakhir.

Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan di laksanakan.

Memperhitungkan waktu yang di butuhkan.

Selama demonstrasi berlangsung guru harus intropeksi diri apakah : Keterangan-

keterangan dapat di dengar dengan jelas oleh siswa, apakah semua media yang di

gunaka telah di tempatkan pada posisi yang baik, hingga semua siswa dapat melihat

semuanya dengan jelas

Page 8: METODE PEMBELAJARAN

Siswa membuat catatan-catatan yang dianggap perlu

Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik

Batas-batas metode ini  adalah :

Demonstrasi  akan merupakan metode yang tidak wajar bila alat didemostrasikan

tidak dapat diamati dengan seksama   oleh  siswa

Demonstrasi  menjadi kurang  efektif bila tidak diikuti  dengan  sebuah aktivitas

dimana  para  siswa sendiri dapat  ikut  bereksperimen dan menjadikan aktifitas itu

pengalaman ptribadi

Tidak semua hal dapat didemosntrasikan di dalam kelompok

Kadang-kadang bila suatu alat dibawa ke dalam kelas kemudian didemonstrasikan,

terjadi proses yang berlainan dengan proses  dalam situasi  nyata

Jika setiap orang diminta mendemostrasikan maka dapat menyita waktu yang banyak

dan membosankan bagi peserta lainnya

5. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab merupakan  cara penyajian pelajaran dalam bentuk

pertanyaan yang harus dijawab terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari

siswa kepada guru (Syaiful Bahri Djamarah 2000: 107). Metode ini dipandang lebih baik

dari pada metode pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah. Alasannya karena

metode ini dapat merangsang siswa untuk berfikir dan berkreativitas dalam proses

pembelajaran. Metode Tanya jawab juga dapat digunakan untuk mengukur atau

mengetahui seberapa jauh materi atau bahan pengajaran yang telah dikuasai oleh siswa

Kelebihan metode ini :

Lebih mengaktifkan siswa dibandingkan dengan metode ceramah

Siswa akan lebih cepat mengerti , karena memberi kesempatan siswa untuk

menanyakan hal-hal yang belum jelas atau belum dimengerti sehingga guru dapat

menjelaskan kembali

Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan

mengemukakan pendapat

Mengetahui perbedaan pendapat anatar siswa dan guru , dan akan membawa kearah

suatu diskusi

Page 9: METODE PEMBELAJARAN

Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa

Keterbatasan metode ini adalah :

Menyita waktu lama dan jumlah siswa harus sedikit

Mempersyaratkan siswa memiliki latar belakang yang cukup tentang topik atau

maslah yang didiskusikan

Dapat menimbulkan beberapa masalah baru

Mudah menyimpang dari pokok persoalan

Metode ini tidak tepat digunakan pada tahap awal proses belajar bila siswa baru

diperkenalkan kepada bahan pembelajaran yang baru

Apatis bagi siswa yang tidak terbiasa dalam forum

Langkah-langkah penggunaan metode Tanya jawab:

1. Merumuskan tujuan Tanya jawab sejelasnya dalam bentuk khusus dan

2. berpusat pada tingkah laku anak didik

3. Mencari alasan pemilihan metode Tanya jawab

4. Menetapkan kemungkinan pertanyaan-pertanyaan yang akan dikemukakan

5. Menetapkan kemungkinan jawaban untuk menjaga agar tidak menyimpang

6. dari pokok persoalan

7. Menyediakan kesempatan bertanya oleh anak didik.

6. Metode Simulasi

Metode ini menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses

kejadian atau benda yang sebenarnya. Simulasi berasal dari kata "Simulate" artinya pura-

pura atau berbuat seolah-olah. Simulation juga berarti tiruan atau perbuatan yang pura-

pura saja. Simulasi sebagai metode penyajian adalah suatu usaha untuk memperoleh

pemahaman akan hakikat suatu prinsip atau keterampilan tertentu melalui proses

kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan (tidak sesungguhnya). Dengan simulasi

memungkinkan siswa mampu menghadapi kenyataan yang sesungguhnya atau

mempunyai kecakapan bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi sebenarnya.

Metode simulasi digunakan untuk:

a. melatih keterampilan tertentu, baik yang bersifat keahlian (profesional) maupun

keterampilan dalam hidup seharihari

Page 10: METODE PEMBELAJARAN

b. memperoleh pemahaman tentang suatu pengertian (konsep) atau prinsip

c. latihan memecahkan masalah

Metode simulasi dapat untuk:

a. meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan melibatkan diri dalam mempelajari

situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang sebenarnya

b. memberikan motivasi untuk bekerja sama dalam kelompok

c. melatih siswa untuk bekerja sama dalam kelompok

d. menimbulkan dan memupuk daya imaginasi siswa

e. melatih siswa untuk memahami dan menghargai pendapat, peran orang lain

Agar penggunaan metode simulasi mencapai tujuan dan manfaat yang diinginkan, perlu

diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. tiap siswa atau kelompok siswa mendapat kesempatan yang sama untuk melakukan

simulasi

b. tiap siswa terlibat langsung dalam peranannya masingmasing

c. simulasi dimaksudkan untuk latihan keterampilan agar dapat menghadapi kenyataan

dengan baik

d. disiapkan petunjuk simulasi dapat secara terperinci atau secara garis besar

e. dalam simulasi diusahakan dapat digambarkan secara lengkap tentang situasi, proses

yang diperkirakan terjadi dalam kenyataan sesungguhnya

Kelebihan metode :

Simulasi dapat dijadikan bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang

sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi

dunia kerja

Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena siswa diberi kesempatan

untuk memainkan peranan sesuai dengan topic yang disimulasikan

simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa

memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam

menghadapi berbagai situasi sosial yang problematic

simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam prose pembelajaran

Kelemahan metode :

Page 11: METODE PEMBELAJARAN

Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidk selalu tepat dan sesuai dengan

kenyataan di lapangan

Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan,

sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan

Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa dalam

melakukan simulasi

Langkah-langkah :

1. Persiapan

menentukan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi

guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akin disimulasikan

guru menetapkan pemain yang akin terlibat dalam simulasi, peranan yang harus

dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan

guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa

yang terlibat dalam pemeranan simulasi

2. Pelaksanaan

simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran

para sisw lainnya mengikuti dengan penuh perhatian

guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan

simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak untuk mendorong siswa berfikir

dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan

3. Penutup

melakukan diskusi baik baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang

disimulasikan. Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan

tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi

merumuskan kesimpulan.

Jenis-jenis Simulasi :

a. Sesiodrama

Page 12: METODE PEMBELAJARAN

Sesiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan

masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalah yang menyangkut

hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran

keluarga yang otoriterdan lain sebagainya. Sesiodrama digunakan untuk memberikan

pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan

kemampuan siswa untuk memecahkannya.

Kelebihan Metode Sosiodrama :

Siswa terlatih berinisiatif serta kreatif

Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya

Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan

muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah

Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami

orang lain

Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab

dengan sesamanya

Kekurangan Metode Sosiodrama :

Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama menjadikurang aktif

Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan maupun waktu pelaksanaan

pertunjukan

Memerlukan tempat yang cukup luas jika tbermain sempit menjadi kurang bebas

Kelas lain sering terganggu oleh suara para pemain dan penonton yang

terkadang bertepuk tangan dan berperilaku lainnya

b. Psikodrama

Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak

dari permasalahan-permasalahan psikologis. Psikodrama biasanya digunakan untuk

terapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya,

menemukan konsep diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan yang

dialaminya.

c. Role Playing

Page 13: METODE PEMBELAJARAN

Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran

melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi

dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau

benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu

bergantung kepada apa yang diperankan.

Metode ini digunakan agar penanaman dan pengembangan aspek nilai, moral

dan sikap siswa akan lebih mudah dicapai bilamana siswa secara langsung

mengalami (memerankan) peran tertentu, dari pada hanya mendengarkan penjelasan

ataupun melihat/mengamati saja.

Kelebihan metode Role Playing:

1. Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk

memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.

2. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.

3. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi

dan waktu yang berbeda.

4. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu

melakukan permainan.

5. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.

Langkah-langkah :

1. Persiapan

a. menentukan permasalahan sebagai topik

b. merumuskan tujuan pembelajaran

c. merumuskan langkah-langkah bermain peran

d. menyiapkan ceritera yang akan diperankan

e. mengidentifikasikan peran yang diperlukan, lokasi, pengamat, dan

sebagainya

2. Pelaksanaan

a. memilih peserta

b. mengatur tempat main

c. mempersiapkan pengamat

d. memainkannya

Page 14: METODE PEMBELAJARAN

e. diskusi dan evaluasi

f. memainkan kembali

g. diskusi dan evaluasi

h. mengemukakan pengalaman dan generalisasi

7. Metode Resitasi

Metode resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas

tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini diberikan karena dirasakan

bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu yang terbatas.

Penggunaan metode pemberian tugas bertujuan:

menumbuhkan proses pembelajaran yang eksploratif

mendorong perilaku kreatif

membiasakan berpikir komprehensif

memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran

Langkah-langkah :

Fase Pemberian tugas

Tujuan yang akan dicapai

Jenis tugas yang jelas dan tepat

Sesuai dengan kemampuan siswa

Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa

Sediakan waktu yangcukup untuk mengerjakan tugas tersebut

Langkah Pelaksanaan Tugas

Diberikan bimbingan/ pengawasan oleh guru

Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja

Diusahakan /dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain

Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh

Fase mempertanggungjawabkan Tugas

Laporan siswa baik lisan/ tertulis dari apa yang dikerjakannya

Ada Tanya jawab/diskusi kelas

Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maunpun non tes

Kelebihan Metode ini adalah :

Page 15: METODE PEMBELAJARAN

Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun

kelompok

Dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan guru

Dapat membina tanggung jwab dan disiplin siswa

Dapat mengembangkan kreativitas siswa

Kekurangannya adalah :

Siswa sulit dikontrol mengenai pengerjaan tugas

Khusunya untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan

menyelesaikan adalah anggota tertentu saja , sedangkan anggota lainnya tidak

berpartisipasi dengan baik

Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan pervedaan individu siswa

Sering memberikan tugas yang monoton dapat menimbulkan kebosanan siswa

8. Metode Percobaan (Experiment)

Metode ini adalah metode pemberian kesempatan kepada siswa perseorangan

dan kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.

Kelebihan metode eksperimen :

Dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan

percobaannya sendiri

Siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi tentang ilmu

dan teknologi

Akan terbina manusia yang membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan

sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup

manusia

Kekurangan Metode Eksperimen :

Tidak cukup alat-alat mengakibatkan tidak setiap siswa berkesempatan mengadakan

eksperimen

Metode ini menuntut ketelitian , keuletan dan ketabahan

Memerlukan jangka waktu yang lama

Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi

9. Metode Karya Wisata

Page 16: METODE PEMBELAJARAN

Metode karyawisata adalah metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk

mengunjungi obyek-obyek dalam rangka untuk menambah dan memperluas wawasan

obyek yang dipelajari tersebut ( sesuai dengan bidangnya). Misalnya untuk pelajaran

pendidikan geografi siswa dapat diajak ke obyek pemukiman transmigrasi atau obyek

morfologi. Untuk pelajaran pendidikan sejarah, siswa dapat diajak ke situs sejarah.

Untuk pelajaran pendidikan ekonomi siswa dapat diajak mengunjungi pabrik, atau obyek

kegiatan ekonomi.

Banyak istilah yang dipergunakan pada metode karya wisata ini, seperti widya

wisata, study tour, dan sebagainya. Karya wisata ada yang dalam waktu singkat, dan ada

pula yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang.

Alasan Penggunaan Metode Karyawisata

1. Obyek yang akan dipelajari  tidak dapat  dibawa kedalam kelas karena, misalnya:

terlalu besar/berat

2. Akan berubah bila berpindah tempat

3. Obyek terdapat di tempat tertentu

Fungsi metode karya wisata adalah :

1. Mendekatkan dunia sekolah dan dunia kenyataan.

2. Mempelajari konsep/teori dengan kenyataan dan sebaliknya.

3. Membekali pengalaman nyata pada siswa.

Kelebihan Metode Karyawisata :

Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan

nyata dalam pengajaran

Membuat bahan yang dipelajari disekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan

dan kebutuhan yang ada di masyarakat

Pengajaran daoat lebih merangsang kretifitas anak

Kekurangan metode ini :

Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak

Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang

Sering unsure studinya terabaikan

Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik siswa di

lapangan

Page 17: METODE PEMBELAJARAN

Biaya nya cukup mahal

Memerlukan tangung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata jangka

panjang dan jauh

Langkah-langkah studi karya wisata:

Persiapan :

pembentukan panitia pelaksana

penuyusunan proposal

mengurus izin perjalanan

Pelaksanaan

pembagian kelompok dan penjelasan tugas

pelaksanaan di lapangan sesuai dengan proposal.

Pembuatan laporan kegiatan.

Evaluasi.

10. Metode Latihan Keterampilan (Drill)

Metode ini disebut juga metode training, merupakan suatu cara mengajar yang

baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Metode ini dapat digunakan juga

untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan , kesempatan dan keterampilan

Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai berikut :

Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf,

membuat dan menggunakan alat-alat.

Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan,

pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.

Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.

Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut : \

Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa

kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.

Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.

Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal

yang monoton dan mudah membosankan.

Dapat menimbulkan verbalisme.

Page 18: METODE PEMBELAJARAN

11. Metode Mengajar Beregu (Team Teaching)

Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya

lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang

pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal,

kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung

berhadapan dengan team pendidik tersebut.

12. Metode Pemecahan Masalah (Brainstorming)

Metode ini dikenal sebagai Metode Brainstorming merupakan metode yang

merangsang berpikir dan menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang

disampaikan oleh siswa. Metode ini dapat dilaksankan apabila siswa telah berada pada

tingkat yang lebih tinggi dengan prestasi yang tinggi pula

Penggunaan metode ini dengan mengikuti langkah-langkah sebagi berikut :

Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan

Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah

tersebut

Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut

Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut

Menarik kesimpulan artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang

jawaban dari masalah tadi

Kelebihan Metode Pemecahan Masalah :

Dapat membuat pendidikan sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan

khususnya dengan dunia kerja

Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa

menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil ,

Merangsang pengembangan kemampuan berpikir seiswa secara kreatif dan

menyeluruh.

Kekurangan Metode ini adalah :

Mementukan masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir

siswa , sekolah dan kelas serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki

siswa.

Page 19: METODE PEMBELAJARAN

Seringmemerlukan waktu yang cukup banyak dan seringmengambil waktu pelajaran

lainnya

13. Metode Perancangan (Project method)

Metode perancangan yaitu suatu metode mengajar dimana pendidik harus

merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.

Kelebihan metode perancangan sebagai berikut :

Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan

menyuluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam

kehidupan.

Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan

berguna dalam kehidupan sehari-hari.

Kekurangan metode perancangan sebagai berikut :

Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun

horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.

Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan

memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk

ini.

Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup

fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan.

Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang

dibahas

14. Metode Bagian ( Teileren method )

Metode bagian yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-

sebagian, misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang

tentu saja berkaitan dengan masalahnya.

15. Metode Global (Ganze method )

Metode global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca

keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil

intisari dari materi tersebut.

Page 20: METODE PEMBELAJARAN

16. Metode Penemuan (Discovery)

Metode Discovery merupakan komponen dari praktek pendidikan yang meliputi

metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, beroreientasi pada proses,

mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif

Kelebihan metode discovery adalah :

Mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan , serta

penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa

Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa

Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai

dengan kemampuannya masing-masing

Mampu mengarahkan cara siswa belajar , sehingga lebih memiliki motivasi yang

kuat untuk belajar giat

Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri

dengan proses penemuan sendiri

Berpusat pada siswa tidak pada guru

Kelemahan metode penemuan ini adalah :

Siswa harus ada kesiapan dankematangan metal

Bila kelas terlalu besar penggunaan tehnik ini kurang berhasil

Bagi guru dan siswa yangsudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional

mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan metode ini

Proses mental terlalu mementingkan proses pengertian saja , kurangmemperhatikan

perkembangan / pembentukan sikap dan keterampilann nagi siswa

Tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif

Langkah-langkah pelaksanaan mengajar dengan metode menempuh langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Adanya masalah yang akan dipecahkan,

2. Sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik,

3. Konsep atau prinsip yang harus ditemukan oleh peserta didik melalui kegiatan

tersebut perlu dikemukakan dan ditulis secara jelas,

4. harus tersedia alat dan bahan yang diperlukan,

Page 21: METODE PEMBELAJARAN

5. Sususnan kelas diatur sedemian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas

pikiran peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar,

6. Guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan

data,

7. Guru harus memberikan jawaban dengan tepat dengan data serta informasi yang

diperlukan peserta didik.

17. Metode Inquiry

Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk

menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik

sebagai subyek belajar yang aktif

Kendatipun metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap

memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru

berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang kala guru

perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran

kepada peserta didik. Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar melalui

penciptaan iklim yang kondusif, dengan menggunakan fasilitas media dan materi

pembelajaran yang bervariasi.

Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami. Karena itu

inquiry menuntut peserta didik berfikir. Metode ini melibatkan mereka dalam kegiatan

intelektual. Metode ini menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar menjadi

suatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan demikian , melalui metode ini

peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis , dan kritis.

Langkah-langkah dalam proses inquiry adalah menyadarkan keingintahuan

terhadap sesuatu, mempradugakan suatu jawaban, serta menarik kesimpulan dan

membuat keputusan yang valid untuk menjawab permasalahan yang didukung oleh

bukti-bukti. Berikutnya adalah menggunakan kesimpulan untuk menganalisis data yang

baru

Strategi pelaksanaan inquiry adalah:

1. Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan

diajarkan.

2. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan, yang

jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami siswa.

Page 22: METODE PEMBELAJARAN

3. Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin

membingungkan peserta didik.

4. Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya.

5. Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat

dipertanggungjawabkan

Teknik inquiry ini memiliki keunggulan yaitu :

1. Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa, sehingga siswa

dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengan lebih baik.

2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang

baru.

3. mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur,

obyektif, dan terbuka.

4. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri.

5. Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.

6. Situasi pembelajaran lebih menggairahkan.

7. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.

8. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.

9. Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional.

10. Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat

mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

18. Metode Studi Kasus

Metode ini berbentuk penjelasan tentang masalah kejadian, atau situasi tertentu,

kemudian siswa ditugasi mencari alternatif pemecahannya. Metode ini dapat

dikembangkan atau diterapkan pada siswa, manakala siswa memiliki pengetahuan awal

tentang masalah ini

Keterbatasan metode ini :

Mendapatkan kasus yang telah ditulis dengan baik sebagai hasil penelitian lapangan

dan sesuai dengan lingkungan kehidupan siswa

Mengembangkan kasus sangat mahal

19. Metode Simposium

Page 23: METODE PEMBELAJARAN

Metode yang memaparkan suatu seri pembicara dalam berbagai kelompok topik

dalam bidang metri tertentu. Materi-materi tersebut disampaikan oleh ahli dalam

bidangnya, setelah itu peserta dapat menyampaikan pertanyaan dan sebagainya kepada

pembicara.

Sebuah simposium hampir menyerupai panel, karena simposium harus pula

terdiri atas beberapa pembicara sedikitnya dua orang. Tetapi simposium berbeda dengan

panel didalam cara pembahasan persoalan, sifatnya lebih formal. Seorang anggota

simposium terllebih dahulu menyiapkan pembicaraannya menurut satu titik pandangan

tertentu. Terhadap sebuah persoalan yang sama diadakan pembahasan dari berbagai

sudut pandangan dan disoroti dari titk tolak yang berbeda-beda.

20. Metode Seminar

Merupakan kegiatan belajar sekelompok siswa untuk membahas topik, masalah

tertentu. Setiap anggota kelompok seminar dituntut agar berperan aktif. Mereka

dibebankan tanggungjawab untuk mendapatkan solusi dari topik masalah yang

dipecahkannya. Guru bertindak sebagai nara sumber. Tidak jarang seminar melahirkan

rekomendasi dan resolusi.

21. Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar mengajar dengan jalan

memberi tugas kepada siswa. Tugas-tugas itu dapat berupa mengikhtisarkan karangan,

(dari surat kabar, majalah atau buku bacaan) membuat kliping, mengumpulkan gambar,

perangko, dan dapat pula menyusun karangan. Metode pemberian tugas, dianjurkan

antara lain untuk mendukung metode ceramah, inkuiri, VCT. Penggunaan metode ini

memerlukan pemberian tugas dengan baik, baik ruang lingku maupun bahannya.

Pelaksanaannya dapat diberikan secara individual maupun kelompok.

Penggunaan metode pemberian tugas bertujuan:

a. menumbuhkan proses pembelajaran yang eksploratif

b. mendorong perilaku kreatif

c. membiasakan berpikir komprehensif

d. memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran

Metode pemberian tugas yang digunakan secara tepat dan

terencana dapat bermanfaat untuk:

Page 24: METODE PEMBELAJARAN

a. menumbuhkan kebiasaan belajar secara mandiri dalam

b. lingkungan bersama (kolektif) maupun sendiri

c. melatih cara mencari informasi secara langsung dari

d. sumber belajar yang terdapat di lingkungan sekolah,

e. rumah dan masyarakat

f. menumbuhkan suasana pembelajaran yang

g. menggairahkan (rekreatif)

Langkah-langkah Penggunaan

Tahap persiapan

pada langkah awal, guru menentukan kegiatan yang akan ditugaskan, misalnya:

membuat ikhtisar karangan, mengumpulkan gambar, menyusun kliping, melakukan

observasi, dan lain-lain

guru menetapkan topik, dan nilai-nilai yang ingin dikembangkan melalui macam

penugasan kepada para siswa

menetapkan kelompok-kelompok dan waktu (penugasan pelaksanaan)

Tahap pelaksanaan

siswa secara sendiri-sendiri atau kelompok melaksanakan tugas yang telah

ditentukan guru membimbing atau mengawasi selama kegiatan penugasan

berlangsung

Tahap penyelesaian

siswa secara individual atau kelompok menyerahkan hasil penugasan kepada guru

guru memilih hasil penugasan untuk disampaikan dan dibahas dalam kelas

guru memberikan penilaian tehadap hasil penugasan

22. Metode Observasi

Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisa dan mengadakan secara

sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok

secara langsung. Cara atau metode ini ditandi pada umumnya dengan pengamatan apa

yang benar-benar dilakukan oleh individu dan membuat pencatatan-pencatatan secara

obyektif mengenai apa yang diamati

Secara garis besar metode observasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Structured

orm controller observation (observasi yang direncanakan, atu tes kontrol) dan Strukctures

or informal observation (observasi informal atau tidak direncanakan lebih dahulu)

Page 25: METODE PEMBELAJARAN

Pada observasi yang direncakan, biasanya pengamat menggunakan blangko-

blangko daftar isian yang telah disusun dan didalamnya telah dicantumkan aspek-aspek

atau gejala-gejala apa saja yang perlu diperhatikan pada waktu pengamatan dilakukan.

Sedangkan pada observasi yang tidak direncanakan pada umumnya pengamat belum atau

tidak mengetahui sebelumnya apa sebenarnya yang harus dicatat dalam pengamatan itu.

Aspek-aspek atau peristiwanya tidak terduga sebelumnya.

Alasan penggunaan metode observasi

Metode observasi sebagai cara belajar mengajar dipandang efektif dalam

kegiatan belajar mengajar. Hal ini didasari pemikiran bahwa dalam metode observasi ada

beberapa hal yang mendukung keberhasilan belajar mengajar, karena:

a. melatih siswa untuk peka terhadap peristiwa atau gejala yang tejadi dalam

lingkungannya

b. metode observasi dapat mencatat data atau gejala-gejala yang terjadi, maka dapat

digunakan untuk melatih siswa dalam mengadakan evaluasi. Tentunya peristiwa atau

gejala-gejala yang dicatat akan dipadukan dengan pengetahuan yang diperoleh di

dalam kelas

c. melatih siswa untuk mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan nilai-nilai moral

yang diperoleh di kelas

d. memperluas cakrawala siswa mengenai nilai-nilai moral atau ilmu pengetahuan yang

diperoleh di dalam kelas dipadukan dengan kenyataan.

Tujuan digunakan metode observasi adalah:

a. untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah dan di kelas

b. untuk melihat, mengamati dan menghayatinya secara langsung dan nyata mengenai

obyek tertentu

c. untuk menanamkan nilai moral pada siswa

Manfaat digunakan metode observasi adalah:

a. menambah wawasan bagi siswa mengenai peristiwa, gejala atau kejadian yang terjadi

dalam lingkunganny atau obyek yang diamati

b. melatih kecerdasan dan kepekaan siswa terhadap kejadiankejadian yang ada

dilingkungannya

c. menanamkan nilai moral pada siswa

Page 26: METODE PEMBELAJARAN

Langkah-langkah penggunaan

Tahap persiapan atau perencanaan

a. menetapkan obyek yang akan diobservasi

b. menentukan alat/instrumen peroleh data dalam mengadakan observasi

c. membuat instrumen untuk mengadakan observasi

Tahap pelaksanaan

a. siswa secara langsung menuju obyek yang diobservasi

b. siswa mengadakan pengamatan terhadap obyek yang diobservasi

c. siswa mengadakan pencatatan terhadap peristiwa, kejadian-kejadian atau gejala-gejala

yang terjadi

d. mendiskusikan hasil pengamatan dengan tim

e. menyusun laporan sebagai hasil observasi

23. Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)

Adalah suatu metode atau cara penyajian pelajaran dengan cara siswa dihadapkan

pada suatu masalah yang harus dipecahkan atau diselesaikan, baik secara individual atau

secara kelompok. Pada metode ini titik berat diletakkan pada pemecahan masalah secara

rasional, logis, benar dan tepat, tekanannya pada proses pemecahan masalah dengan

penentuan alternatif yang berguna saja. Metode ini baik untuk melatih kesanggupan

siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya,

mengingat tidak ada manusia yang dapat terlepas dari kesulitan atau masalah yang harus

diselesaikan secara rasional

Alasan penggunaan

a. Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan

kehidupan, khususnya dengan dunia kerja

b. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan siswa

menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, hal ini merupakan

kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia

c. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif

danmenyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan proses

runtut dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencapai

pemecahannya.

Page 27: METODE PEMBELAJARAN

Tujuan penggunaan metode problem solving (pemecahan masalah) adalah sebagai

berikut:

a. Mencari jalan keluar dalam menghadapi masalahmasalah secara rasional

b. Dalam memecahkan masalah dapat dilakukan secara individual maupun secara

bersama-sama

c. Mencari cara pemecahan masalah untuk meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri.

Manfaat yang diperoleh dari penggunaan metode problem solving (pemecahan masalah)

antara lain:

a. Mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah-masalah serta

mengambil keputusan secara obyektif dan rasional

b. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, logis dan analitis

c. Mengembangkan sikap toleransi terhadap orang lain serta sikap hati-hati dalam

mengemukakan pendapat

d. Memberikan pengalaman proses dalam menarik kesimpulan bagi siswa

Langkah-langkah Penggunaan

Persiapan

Menentukan permasalahan sebagai topik. Topik ini dapat ditentukan dengan cara

menyajikan masalah yang jelas, yang menimbulkan pertanyaan ingin tahu sehingga

mendorong untuk pemecahannya. Masalah ini harus tumbuh dan sesuai dengan taraf

kemampuan serta kecerdasan siswa

Merumuskan Tujuan pembelajaran Khusus (TPK)

Merumuskan langkah-langkah pemecahan masalah

Menentukan kriteria pemilihan pemecahan masalahyang terbaik

Pelaksanaan

Menjelaskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)

Menjelaskan pemecahan masalah

Merumuskan permasalahan

Menelaah permasalahan

Membuat dan merumuskan hipotesa

Menghimpun, mengelompokkan data sebagai bahanhipotesis

Pembuktian hipotesis

Page 28: METODE PEMBELAJARAN

Menentukan pilihan pemecahan dan keputusan

24. Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang

bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan

memfasilitasi penyelidikan dan dialog.

Langkah-langkah:

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan.

Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang

berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal)

3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan

eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan

data, hipotesis, pemecahan masalah.

4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai

seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.

5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan

mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Kelebihan:

1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar

diserapnya dengan baik.

2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.

3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.

Kekurangan:

1. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.

2. Membutuhkan banyak waktu dan dana.

3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini

25. Metode Cooperative Script

Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan

secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

Langkah-langkah:

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.

2. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.

Page 29: METODE PEMBELAJARAN

3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan

siapa yang berperan sebagai pendengar.

4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-

ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar

menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan

membantu mengingat/menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi

sebelumnya atau dengan materi lainnya.

5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya,

serta lakukan seperti di atas.

6. Kesimpulan guru.

7. Penutup.

Kelebihan:

1. Melatih pendengaran, ketelitian/kecermatan.

2. Setiap siswa mendapat peran.

3. Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.

Kekurangan:

1. Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu

2. Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya

sebatas pada dua orang tersebut).

26. Picture And Picture

Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan

dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis.

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Menyajikan materi sebagai pengantar

3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan

materi

4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-

gambar menjadi urutan yang logis

5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut

6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai

dengan kompetensi yang ingin dicapai

7. Kesimpulan/rangkuman

Page 30: METODE PEMBELAJARAN

27. Metode Investigasi Kelompok

Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks

dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan

siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya

melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik

dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills).

Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas

menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang

heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau

kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari,

mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian

menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan.

Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat

dikemukakan sebagai berikut:

1. Seleksitopik

Parasiswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang

biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan

menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang

beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin,

etnik maupun kemampuan akademik.

2. Merencanakan Kerjasama

Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan

tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari

langkah 1 di atas.

3. Implementasi

Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah 2.

Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang

luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat

di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap

kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.

4. Analisis dan sintesis

Page 31: METODE PEMBELAJARAN

Parasiswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada

langkah 3 dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di

depan kelas.

5. Penyajian hasil akhir

Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang

telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif

yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.

6. Evaluasi

Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap

pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara

individu atau kelompok, atau keduanya.

28. Metode Examples Non   Examples

Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-

contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD.

Langkah-langkah:

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.

3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk

memperhatikan / menganalisa gambar.

4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut

dicatat pada kertas.

5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.

6. Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai

tujuan yang ingin dicapai.

7. Kesimpulan.

Kelebihan:

1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.

2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.

3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.

Kekurangan:

1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.

Page 32: METODE PEMBELAJARAN

2. Memakan waktu yang lama.

29. Micro Teaching

Mikro teaching berarti suatu kegiatan mengajar dimana segala dikecilkan atau

disederhanakan, yaitu :

Jumlah murid , 5 sampai 6 orang

Waktu mengajar antara 5 sampai 10 menit

Bahan pelajaran hanya mencangkup satu atau dua unit kecil yang sederhana

Keterampilan mengajar difokuskan pada beberapa keterampilan khusus saja

Kebaikan Micro teachingadalah:

Pengalaman Laboratories

Menunjang pelaksanaan praktek keguruan

Mengurangi kesulitan /kerumitan dalam pengajaran di kelas

Memungkinkan ditingkatkannya pengawasan yang ketat dan evaluasi yang mantap,

teliti dan obyektif

Mahaiswa dilatih bersifat kritis

Memupuk percaya diri sendiri bagi mahasiswa

Mengembangkan mahasiswa untuk aktif, kreatif serta bekerja efektif, produktif ,

efisien yang disertai penuh tanggung jawab

Sebagai wadah untuk mencari model keterampilan mengajar yang sesuai

Menampung proses mengajar ulangan sehingga ada kesempatan untuk memperbaiki

secara langsung

Mengembangkan kemampuan mawas diri, melihat kelemahan /kebaikan serta

mendorong untuk memperbaikinya

Tempat yang baik untuk mengembangkan dan mengadakan research dalam kegiatan

belajar mengajar

Merupakan jembatan antara teori dan praktek mengajar

Menggalang kerjasama mahasiswa/dosen/guru

Merupakan arena pengabdian masyarakat

Kelemahan Micro Teaching adalah :

Dapat menimbulkan efek departementalisasi akan keterampilan mengajar

Dsalah tafsirkan dapat hanya menitik beratkan pada keterampilan guru sebagai

pengajar bukan sebagai guru dalam arti yang luas yaitu pendidik dam senagai

pengajar

Page 33: METODE PEMBELAJARAN

Memerlukan biaya yang banyak , peralatan mahal serta tenaga ahli dalam bidangh

teknis maupun bidang pendidikan pengajaran pada umumnya dan metodologi

pengajaran pada khususnya

30. Metode mengajar beregu ( Team teaching method )

Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih

dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik

ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal, kemudian

digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung berhadapan

dengan team pendidik tersebut.

Page 34: METODE PEMBELAJARAN

MEDIA PEMBELAJARAN

A. Pengertian Media Pembelajaran

1. Menurut AECT :

Media sebagai bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/

informasi.

2. Menurut Gagne :

Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang

untuk belajar.

3. Menurut Briggs :

Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa

untuk belajar.

4. Menurut NEA :

Media adalah bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya.

Jadi, Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari

pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat

serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi.

Kegunaan Media

Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis

Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera

Mengatasi sikap pasif siswa menjadi lebih bergairah

Mengkondisikan munculnya persamaan persepsi dan pengalaman

Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medio. Dalam bahasa Latin, media

dimaknai sebagai antara. Media merupakan bentuk jamak dari medium, yang secara harfiah

berarti perantara atau pengantar. Secara khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai alat

komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima.

Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan

dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar

kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan

pembelajaran

Satu hal yang perlu diingat bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila

Page 35: METODE PEMBELAJARAN

penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Secanggih apa pun media tersebut, tidak dapat dikatakan menunjang pembelajaran apabila

keberadaannya menyimpang dari isi dan tujuan pembelajarannya.

B. Fungsi Media Pembelajaran

Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu kita ketahui. Fungsi pertama

media adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua adalah sebagai media

sumber belajar. Kedua fungsi utama tersebut dapat ditelaah dalam ulasan di bawah ini.

1. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran

Tentunya kita tahu bahwa setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi.

Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada

materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran. Media

pembelajaran yang dimaksud antara lain berupa globe, grafik, gambar, dan sebagainya.

Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa. Tanpa

bantuan media, maka materi ajar menjadi sukar dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal

ini akan semakin terasa apabila materi ajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks.

Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan

pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran dengan bantuan

media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama.

Itu berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil

belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.

2. Media pembelajaran sebagai sumber belajar

Sekarang Anda menelaah media sebagai sumber belajar. Sumber belajar adalah segala

sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta

didik tersebut berasal. Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu

manusia, buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Media

pendidikan, sebagai salah satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam memudahkan

tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat memperkaya wawasan siswa

C. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Jenis-jenis media yang dikenal dewasa ini dipaparkan sebagai berikut.

Berdasarkan jenisnya, media dapat dibedakan atas :

Page 36: METODE PEMBELAJARAN

a. Media audiktif

adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja. Yang termasuk jenis

media ini antara lain meliputi tape recorder dan radio.

b. Media visual

adalah media yang hanya mengandalkan indra pengelihatan. Yang temasuk jenis ini

antara lain meliputi gambar, foto, serta benda nyata yang tidak bersuara.

c. Media audio visual

adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Beberapa contoh media

audiovisual meliputi televisi, video, film, atau demonstrasi langsung.

Media audiovisual dapat Anda bedakan lagi menjadi

1) Audio visual diam

adalah media yang menampilkan suara dan gambar diam (tidak bergerak). Misalnya,

film bingkai suara sound sistem, film rangkai suara, dan cetak suara.

2) Audio visual gerak

adalah media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak.

Misalnya, film suara dan video-cassette.

1. Media nonproyeksi

Media nonproyeksi disebut juga media pameran atau displayed media. Media

yang termasuk media nonproyeksi adalah :

a. Model

Model adalah benda nyata yang dimodifikasikan. Penggunaan model sebagai media

dalam pembelajaran dimaksudkan untuk mengatasi kendala pengadaan realia karena harga

yang mahal, sulit pengadaannya, barangnya terlalu besar, bahkan mungkin terlalu kecil.

Menurut Heinich et.al (1996) model adalah gambaran tiga dimensi dari sebuah benda nyata.

Model dapat berukuran lebih besar, lebih kecil atau berukuran sama persis dengan benda

aslinya, dan dapat menampilkan bentuk yang lengkap dan rinci dari benda aslinya.

b. Bahan Grafis

Bahan grafis adalah media visual nonproyeksi yang mudah digunakan karena tidak

membutuhkan peralatan dan relative murah. Menurut Brown et.al (1985) ada lima jenis

media grafis yang memiliki keunggulan yang cukup tinggi dalam proses pembelajaran yaitu:

graft, chart atau diagram, kartun, poster, peta atau globe. Masing-masing media grafis

Page 37: METODE PEMBELAJARAN

memiliki keunggulan dan keunikan sendiri-sendiri.

Diagram visualisasi dalam bentuk grafis yang masih tergolong dalam gambar yang sederhana

adalah diagram. Penggunaan diagram pada umumnya ditujukan untuk menggambarkkan

suatu hubungan atau menjelaskan suatu proses. Diagram dapat memberikan gambaran

tentang suatu proses, misalnya mengenai keaktifan siswa dalam pembelajaran proses, seperti

tergambar dalam media di bawah ini

2. Media yang Diproyeksikan

Media yang termasuk sebagai media yang diproyeksikan adalah :

a. overhead transparansi (OHT),

b. slide, filmstrips,

c. opaque projektor.

Perkembangan teknologi yang ada saat ini memungkinkan komputer dan video juga

diproyeksikan dengan menggunakan peralatan khusus, yaitu LCD.

a. OHT

OHT merupakan media yang paling banyak digunakan karena relative mudah dalam

penyediaan materinya, karena hanya dibutuhkan bahan transparansi dan alat tulis. Namun

untuk hasil yang bagus sebaiknya alat tulis yang digunakan khusus untuk overhead

transparansi.

Beberapa cara mempersiapkan OHT dapat Anda pelajari pada bagian berikut :

1) Handmade transparancies, yaitu transparansi dengan buatan tangan.

2) Thermal fil process, salah satu cara untuk membuat transparansi dengan cara

menggunakan acetate film yang diletakkan di atas master materi yang akan

disajikan, kemudian dimasukkan alat khusus yang dinamakan thermal copier.

3) Electrostatic film process, merupakan cara membuat transparansi dengan jalan

menggunakan teknologi xerography. Persiapan untuk menggunakan jenis

transparansi ini cukup sederhana. Bahan yang ingin dipresentasikan dapat

berasal dari kertas biasa baik sebagai tulisan tangan, hasil print computer

maupun buku teks.

b. Slide

Slide adalah media visual yang penggunaannya diproyeksikan ke layar lebar, dengan

Page 38: METODE PEMBELAJARAN

menggunakan slide gambar yang disampaikan sangat realistis. Hal itu disebabkan materi atau

bahan slide adalah film fotografi yang berbentuk transparan.

c. Opaque proyektor

Opaque proyektor atau proyektor tak tembus pandang adalah media yang digunakan

untuk memproyeksikan bahan dan benda-benda yang tidak tembus pandang, seperti buku,

foto dan model-model baik dua dimensi maupun tiga dimensi.

3. Media Audio

Media audio merupakan media yang fleksibel karena bentuknya yang mudah dibawa,

praktis, dan relatif murah (misalnya radio, tape compo, pengeras suara).

Menurut Rowntree (1994) penggunaan media audio dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. media audio yang dipakai untuk mendengarkan,

b. media audio vision yang dipakai untuk mendengarkan dan melihat,

c. media audio visual yang dapat dipakai untuk mendengar, melihat dan melakukan.

4. Media Video

Media video dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar pada berbagai bidang studi.

Hal itu disebabkan oleh kemampuan video untuk memanipulasi kondisi waktu dan ruang

sehingga peserta didik atau siswa dapat diajak untuk melihat objek yang sangat kecil maupun

objek yang sangat besar, objek yang berbahaya, objek lokasinya jauh di belahan bumi lain,

maupun objek yang ada di luar angkasa.

5. Media Berbasis Komputer

Media komputer saat ini sudah sangat luas dimanfaatkan oleh dunia pendidikan. Menurut

Hannafin dan Peek (1998), potensi media komputer yang dapat dimanfaatkan untuk

meningkatkan efektivitas proses pembelajaran sangat tinggi.

Hal ini antara lain dikarenakan terjadi interaksi langsung antara siswa dengan materi

pembelajaran. Selain itu, proses pembelajaran dapat berlangsung secara individual dan

disesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa sehingga potensi siswa dapat lebih

tergali. Media komputer juga mampu menampilkan unsur audio-visual yang bermanfaat

Page 39: METODE PEMBELAJARAN

untuk meningkatkan minat belajar siswa, atau yang dikenal dengan program multi media.

Media komputer pun dapat memberi umpan balik bagi respon siswa dengan segera setelah

diberi materi.

Selanjutnya, Rahardjo (1986:71) mengklasifikasi media pengajaran sebagai berikut:

Daftar Kelompok Media Pengajaran

No. Kelompok Media Jenis Media

1 Audio - pita audio (rol atau kaset)

- tape recorder

- radio (rekaman siaran)

2 Cetak - buku teks terprogram

- buku pegangan (manual) / modul

- buku tugas

3 Audio-cetak - buku latihan dilengkapi kaset atau pita audio

- pita, gambar, bahan dengan suara pita audio

4 Proyeksi visual diam - film bingkai (slide)

- film rangkai (berisi pesan verbal)

5 Proyeksi visual-diam dengan audio - film bingkai (slide)

- film rangkai dengan suara

6 Visual gerak - film bisu dengan judul (caption)

7 Visual gerak dengan audio - film suara

- video

8 Benda - benda nyata

- model tiruan

9 Manusia dan sumber lingkungan -

10 Komputer - program pembelajaran terkomputer

Sumber: Rahardjo (1986:71)

Page 40: METODE PEMBELAJARAN

D. Peran Media Pembelajaran

Tentunya Anda tahu bahwa peran media sangat strategis dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran. Kemp dkk (1985) menjabarkan peran media di dalam kegiatan pembelajaran

sebagai berikut.

1. Penyajian materi ajar menjadi lebih standar.

Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari

dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun

berada.

2. Penyusunan media yang terencana dan terstruktur dengan baik membantu pengajar untuk

menyampaikan materi dengan kualitas dan kuatitas yang sama dari satu kelas ke kelas

yang lain.

3. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik

secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana

belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.

4. Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif

Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa

media guru cenderung bicara satu arah.

5. Materi pembelajaran dapat dirancang, baik dari sisi pengorganisasian materi maupun cara

penyajiannya yang melibatkan siswa, sehingga siswa menjadi lebih aktif di dalam kelas.

6. Media dapat mempersingkat penyajian materi pembelajaran yang kompleks, misalnya

dengan bantuan video. Dengan demikian, informasi dapat disampaikan secara

menyeluruh dan sistematis kepada siswa.

7. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan

Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mandalam dan

utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami

pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan

mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih baik.

Page 41: METODE PEMBELAJARAN

8. Penyajian pembelajaran dengan menggunakan media yang mengintegrasikan visualisasi

dengan teks atau suara akan mampu mengkomunikasikan materi pembelajaran secara

terorganisasi. Dengan menggunakan media yang lebih bervariasi, maka siswa akan

mampu belajar dengan lebih optimal.

9. Dengan media yang makin lama makin canggih maka kegiatan pembelajaran tidak hanya

dilakukan di dalam kelas saja tetapi bisa di mana saja. Misalnya, dengan teleconference

pengajar dari luar kota bisa memberikan materinya, atau dengan CD peserta didik dapat

mengikuti proses pembelajaran melalui media secara mandiri sesuai dengan kebutuhan

mereka. Hal ini seperti halnya Anda yang jarak jauh bisa menggunakannya.

10. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar

Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai

ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.

11. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif

Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk memberi

perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa,

pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain

12. Efisiensi dalam waktu dan tenaga

Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu

dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara

berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah

memahami pelajaran.

E. Prinsip-Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media

Sudirman (1991) mengemukakan tiga kategori prinsip pemilihan media pembelajaran

sebagai berikut.

1. Tujuan Pemilihan. Pemilihan media yang akan digunakan harus didasarkan pada

maksud dan tujuan pemilihan yang jelas.

2. Karakteristik Media Pembelajaran. Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik

dilihat dan segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya.

3. Alternatif Pilihan. Pada hakikatnya, memilih media merupakan suatu proses membuat

Page 42: METODE PEMBELAJARAN

keputusan dan berbagai alternatif pilihan.

Adapun prinsip pemilihan dan penggunaan media, menurut Sudjana (1991) ditulis pada

bagian berikut :

1. Menentukan jenis media dengan tepat.

2. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat.

3. Menyajikan media dengan tepat.

Menurut Prof. Drs. Hartono Kasmadi M.Sc. bahwa di dalam memilih media

pendidikan perlu dipertimbangkan adanya 4 hal yaitu : Produksi, peserta didik, isi, dan guru.

1) Pertimbangan produksi :

a. Avaibility : tersedianya bahan. Media akan efektif dalam mencapai

tujuan, bila tersedia bahan dan berada pada system yang tepat.

b. Cost (harga) yang tinggi tidak menjamin penyusunan menjadi tepat,

demikian sebaliknya tanpa biasanya juga tidak akan berhasil, artinya tujuan belum

tentu dapat dicapai.

c. Physical condition (kondisi fisik). Misalkan dengan warna yang

buram, akan mengganggu kelancaran belajar mengajar.

d. Accessibility to student (mudah dicapai) artinya : pembelian bahan

(peralatan) hendaknya yang dwi fungsi yaitu : guru dapat menggunakannya,

peserta didik juga akan semakin mudah mencerna pelajaran.

e. Emotional impact. Sejauh mana yang dapat dicapai oleh pendidikan,

maka pelaksanaan pengajaran dengan menggunakan media harus mampu bernilai

estetika sebab akan lebih menarik untuk menumbuhkan motivaasi.

2) Pertimbangan peserta didik :

a. Student characteristics (watak peserta didik)

Guru harus mampu memahami tingkat kematangan dan latar belakang peserta

didik. Dengan demikian guru dapat menentukan pilihan-pilihan media yang

sesuai dengan karakter peserta didik, meliputi masalah tingkat kematangan

peserta didik secara komprehensif (kesatuan menyeluruh).

b. Student Relevance (sesuai dengan peserta didik)

Bahan yang relevan akan memberi nilai positif dalam mencapai tujuan belajar,

pengaruhnya akan meningkatkan pengalaman peserta didik, pengembangan pola

Page 43: METODE PEMBELAJARAN

piker, analisis pelajaran, hingga dapat menceritakan kembali (pelajaran yang

diajarkan) dengan baik.

c. Student Involvement (keterlibatan peserta didik).

Bahan yang disajikan, akan memberikan kemampuan peserta didik dan

keterlibatan peserta didik secara fisik dan mental (peran aktif peserta didik) untuk

meningkatkan potensi belajar.

3) Pertimbangan Isi :

a. Curriculair relevance

Penggunaan media harus sesuai dengan isi kurikulum, tujuannya harus jelas, perlu

dengan baik.

b. Content Suondness.

Perlu kejelian dalam memilih media, yaitu pembelian yang efektif, disesuaikan

dengan kebutuhan. Pembelian hanya untuk referensi, bukan untuk demonstrasi.

Jika memungkinkan guru harus mampu membuat sendiri media yang cocok

dengan kebutuhan, up to date.

c. Presentation

Jika isi sudah tepat dan sesuai dengan kebutuhan, perlu juga cara menyajikan yang

harus benar.

4) Pertimbangan guru :

a. Teacher utilization

Guru harus mempertimbangkan dari segi pemanfaatan media yang akan

dipergunakan sebagai bahan pertimbangan :

- Apakah digunakan untuk kepentingan individu atau kelompok.

- Apakah yang digunakan media tunggal ataau multi media.

- Yang lebih penting berorientasi terhadap tujuan pendidikan.

b. Teacher peace of mind.

Media yang digunakan mampu memecahkan problem, jangan malah

menimbulkan masalah, maka perlu observasi dan review bahan-bahan tersebut

belum disajikan.

Page 44: METODE PEMBELAJARAN

Pemilihan Media yang Efektif dan Menyenagkan bagi Proses Pembelajaran

Peran guru dalam inovasi dan pengembangan media pengajaran sangat diperlukan

mengingat guru dapat dikatakan sebagai pemain yang sangat berperan dalam proses belajar

mengajar di kelas, yang hendaknya dapat mengolah kemampuannya untuk membuat media

pengajaran lebih efektif dan efisien. Hal ini, menurut Wijaya dkk (1991:2), disebabkan

perkembangan jaman yang terus terjadi tanpa henti dengan kurun waktu tertentu. Lembaga

pendidikan hendaknya tidak hanya puas dengan metode dan teknik lama, yang menekankan

pada metode hafalan, sehingga tidak atau kurang ada maknanya jika diterapkan pada masa

sekarang. Perkembangan jaman yang begitu pesat dewasa ini membuat siswa semakin akrab

dengan berbagai hal yang baru, seiring dengan perkembangan dunia informasi dan

komunikasi. Karena itu, sangat wajar jika kondisi ini harus diperhatikan oleh guru agar terus

mengadakan pembaharuan (inovasi).

Pembaharuan atau inovasi dalam dunia kependidikan sering diartikan sebagai suatu

upaya lembaga pendidikan dalam menjembatani masa sekarang dan masa yang akan datang

dengan cara memperkenalkan program kurikulum atau metodologi pengajaran yang baru

sebagai jawaban atas perkembangan internal dan eksternal dalam dunia pendidikan yang

cenderung mengejar efisiensi dan efektivitas (Wijaya dkk, 1991:2).

Pada lembaga pendidikan, faktor yang menjadi penentu keberhasilan tujuan

pendidikan adalah guru. Hal ini ditegaskan oleh Samana (1994:16) bahwa guru merupakan

faktor utama dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan sekolah yang pada gilirannya akan

sangat mempengaruhi kemajuan masyarakat yang menjadi suprasistem sekolah yang

bersangkutan. Masyarakat yang semakin rasional dan teknologis semakin membutuhkan jasa

sekolah dan atau guru yang bermutu.

Terkait dengan inovasi di bidang media pengajaran, mutu guru akan dapat ditentukan dari

seberapa jauh atau kreatif ia dalam pengembangan dan inovasi media pengajaran. Hal ini

akan sangat membantu tugasnya sebagai profesional. Menurut Sudarminto (dalam Samana,

1994:21), guru yang profesional yaitu guru yang tahu secara mendalam tentang apa yang

diajarkannya secara efektif dan efisien. Lebih lanjut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

(sekarang menjadi Departemen Pendidikan Nasional) melalui Proyek Pengembangan

Pendidikan Guru (P3G) (dalam Arikunto, 1990:239) telah merumuskan bahwa kompetensi

profesional guru menuntut seorang guru untuk memiliki pengetahuan yang luas serta

mendalam tentang bidang studi (subject matter) yang diajarkannya beserta penguasaan

Page 45: METODE PEMBELAJARAN

metodologis, dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritis, mampu memilih metode yang

tepat, serta mampu menggunakannya dalam proses belajar-mengajar. Dengan demikian,

dapat dikatakan bahwa kemampuan guru dalam mengembangkan dan melakukan

pembaharuan media pengajaran merupakan salah satu indikator kompetensi profesionalnya.

Konsekuensi yang harus diperhatikan adalah bahwa sikap statis (tidak kreatif) dan

cara-cara yang konvensional semua pihak yang terlibat dalam dunia kependidikan, terutama

guru, hendaknya dihilangkan. Guru harus aktif mencari dan mengembangkan sistem

pendidikan yang terbuka bagi inovasi teknologi media pengajaran. Dalam hal ini, penanaman

sikap inovatif pada guru sangat penting dilakukan (Wijaya, 1991:1-2).

Terkait dengan semakin beragamnya media pengajaran, pemilihan media hendaknya

memperhatikan beberapa prinsip.

Pertama, kejelasan maksud dan tujuan pemilihan media; apakah untuk keperluan hiburan,

informasi umum, pembelajaran dan sebagainya.

Kedua, familiaritas media, yang melibatkan pengetahuan akan sifat dan ciri-ciri media yang

akan dipilih.

Ketiga, sejumlah media dapat diperbandingkan karena adanya beberapa pilihan yang kiranya

lebih sesuai dengan tujuan pengajaran (Rahardjo, 1986:62-63).

Sejalan dengan pendapat di atas, Miarso (1986:105) menyatakan bahwa hal pertama yang

harus dilakukan guru dalam penggunaan media secara efektif adalah mencari, menemukan,

dan memilih media yang memenuhi kebutuhan belajar anak, menarik minat anak, sesuai

dengan perkembangan kematangan dan pengalamannya serta karakteristik khusus yang ada

pada kelompok belajarnya. Karaketristik ini antara lain adalah kematangan anak dan latar

belakang pengalamannya serta kondisi mental yang berhubungan dengan usia

perkembangannya.

Selain masalah ketertarikan siswa terhadap media, keterwakilan pesan yang disampaikan

guru juga hendaknya dipertimbangkan dalam pemilihan media. Setidaknya ada tiga fungsi

yang bergerak bersama dalam keberadaan media. Pertama¸ fungsi stimulasi yang

menimbulkan ketertarikan untuk mempelajari dan mengetahui lebih lanjut segala hal yang

ada pada media.

Page 46: METODE PEMBELAJARAN

Kedua, fungsi mediasi yang merupakan perantara antara guru dan siswa. Dalam hal ini,

media menjembatani komunikasi antara guru dan siswa.

Ketiga, fungsi informasi yang menampilkan penjelasan yang ingin disampaikan guru. Dengan

keberadaan media, siswa dapat menangkap keterangan atau penjelasan yang dibutuhkannya

atau yang ingin disampaikan oleh guru.

F. Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media

Faktor-faktor yang perlu Anda perhatikan dalam memilih media pembelajaran

dijelaskan pada bagian berikut :

1. Objektivitas

Seorang guru harus objektif. Artinya, guru tidak boleh memilih suatu media

pembelajaran atas dasar kesenangan pribadi.

2. Program Pembelajaran

Program pembelajaran yang akan disampaikan kepada

siswa harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isi, struktur, maupun

kedalamannya.

3. Sasaran Program

Pada tingkat usia tertentu dan dalam kondisi tertentu siswa mempunyai kemampuan

tertentu pula, baik cara berpikir, daya imajinasi, kebutuhan, maupun daya tahan siswa

dalam belajarnya

4. Kualitas Teknik

Dari segi teknik, media pembelajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan, apakah

sudah memenuhi syarat atau belum.

5. Keefektifan dan Efisiensi Penggunaan. Keefektifan yang dimaksud di sini berkenaan

dengan hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi yang dimaksud di sini berkenaan dengan

proses pencapaian hasil tersebut.

Page 47: METODE PEMBELAJARAN

Ada enam langkah yang bisa kita tempuh pada waktu mengajar dengan

mempergunakan media. Langkah-langkah tersebut disebutkan sebagai berikut :

a. Merumuskan tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan media.

b. Persiapan guru.

c. Persiapan kelas.

d. Langkah penyajian materi ajar dan pemanfaatan media.

e. Langkah kegiatan belajar siswa.

f. Langkah evaluasi pembelajaran.

Page 48: METODE PEMBELAJARAN

DAFTAR PUSTAKA

Adri, Muhammad. Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pengembangan Media

Pembelajaran. www.ilmukomputer.com)

Djamarah, Sayiful Bahri, dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka

Cipta.

Dimyati, Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Perguruan

Tinggi Depdikbud.

Harjanto. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Roestiyah N.K. 2008. Strategi Belajar Mangajar, Penerbit Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina. 2008. Stategi Pembelajaran.Jakarta : Kencana Prenada Media