Upload
others
View
15
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
METODE TAHFIZH AL QUR’AN DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN SANTRIWATI MENGHAFAL AL QUR’AN
DI PONDOK KARYA PEMBANGUNAN AL HIDAYAH
KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan keguruan
Oleh
PARIDATUN
NIM : TP. 151437
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
METODE TAHFIZH AL QUR’AN DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN SANTRIWATI MENGHAFAL AL QUR’AN
DI PONDOK KARYA PEMBANGUNAN AL HIDAYAH
KOTA JAMBI
SKRIPSI
Oleh
PARIDATUN
NIM : TP. 151437
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Ayahandaku Muslimin yang telah berkorban dan berjasa, baik berupa moril,
materil dan sprituil dalam mendukung penulis untuk menyelesaikan
pendidikan di Universitas Islam Negeri STS Jambi.
2. Ibundaku Ermah yang telah mengandung, melahirkan dan membesarkan
penulis sehingga penulis dapat menjadi insan yang berilmu pengetahuan dan
senantiasa mendoakanku menjadi manusia yang selalu sukses.
3. Saudaraku Azizan dan Ega Wahyuni yang selalu mendukung dan mendo’akan
penulis dalam melanjutkan pendidikan.
4. Serta rekan-rekan teman seperjuangan yang menjadi motivasi tersendiri bagi
penulis untuk segera menyelesaikan pendidikan di Universitas Islam Negeri
STS Jambi.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
MOTTO
: (٩) الحجر
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami
benar-benar memeliharanya.”. (Q.S Al Hijr : 9) (Anonim, 2008:208)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
ABSTRAK
Nama : Paridatun
Jurusan : PAI
Judul : Metode Tahfizh Al Qur’an dalam Meningkatkan
Kemampuan Santriwati menghafal Al Qur’an di Pondok Karya
Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi.
Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui Metode Tahfizh Al Qur’an
dalam Meningkatkan Kemampuan Santriwati menghafal Al Qur’an di Pondok
Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi, pelaksanaan metode tahfizh Al-
Qur’an di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah masih terkendala karena
kurikulum tahfizh Al-Qur’an ini secara nasional belum ada, jadi sekolah harus
membuat sendiri perangkat kurikulumnya. Selain itu, yang menjadi
permasalahannya ialah karena program tahfizh ini baru diterapkan sehingga masih
sangat perlu perbaikan dan peningkatan agar yang diharapkan oleh orangtua
maupun sekolah dapat tercapai. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif,
dengan pengumpulan data menggunakan tekhnik wawancara, observasi dan
dokumentasi, bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan, faktor pendukung dan
penghambat metode Tahfizh Al-Qur’an dalam Meningkatkan Kemampuan
Santriwati menghafal Al-Qur’an di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota
Jambi yaitu: Pemberian Motivasi dan Penghargaan (Reward) dan Meningkatkan
Kerjasama dengan Orang tua.
Kata kunci : Metode tahfizh, Kemampuan menghafal Al-Qur’an.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
ABSTRACT
Name : Paridatun
Department : PAI
Title : Tahfizh Al Qur'an Metode in Improving Santriwati's
ability to memorize the Qur'an at Pondok Karya
Development of Al Hidayah City of Jambi.
This study aims to find out the Tahfizh Al Qur'an Program Strategy in
Improving the Students' Ability to memorize the Qur'an in the Al Hidayah
Development Workhouse in Jambi City, the implementation of the Al-Qur'an
tahfizh home program at the Al Hidayah Development Work Hall is still
constrained because of the tahfizh curriculum This Qur'an does not yet exist
nationally, so schools must make their own curriculum sets. In addition, the
problem is that the tahfizh program has just been implemented so it still needs
improvement and improvement so that what is expected by both parents and
schools can be achieved. This research is a qualitative research, by collecting data
using interview techniques, observation and documentation, aims to find out the
implementation, supporting and inhibiting factors as well as the strategy of the
Tahfizh Al-Qur'an program in Improving Students' Ability to memorize the
Qur'an in Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah City of Jambi, namely: Giving
Motivation and Reward and Increasing Collaboration with Parents.
Keywords: Tahfizh metode strategy, the ability to memorize the Qur'an.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
NOTA DINAS..................................................................................................
PENGESAHAN...............................................................................................
PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................................
PERSEMBAHAN............................................................................................
MOTTO............................................................................................................
ABSTRAK........................................................................................................
ABSTRACT.....................................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
DAFTAR TABEL............................................................................................
DAFTAR BAGAN...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................
B. Fokus Penelitian.........................................................................
C. Rumusan Masalah......................................................................
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian...............................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik..........................................................................
B. Studi Relevan.........................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian.................................................
B. Setting dan Subjek Penelitian..................................................
C. Jenis dan Sumber Data...........................................................
D. Teknik Pengumpulan Data......................................................
E. Teknik Analisis Data................................................................
F. Triangulasi Data.......................................................................
G. Jadwal Penelitian.....................................................................
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum........................... ...............................................
B. Temuan Khusus..........................................................................
i
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xii
xiii
1
7
7
8
10
24
27
27
28
29
31
32
33
34
50
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1. Pelaksanaan Metode Tahfizh Al-Qur’an di Pondok Karya
Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi........
2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
Metode Tahfizh di Pondok Karya Pembangunan Al
Hidayah Kota Jambi........................................................
3. Strategi Metode Tahfizh Al-Qur’an dalam Meningkatkan
Kemampuan Santriwati menghafal Al-Qur’an di Pondok
Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi......................
C. Pembahasan...............................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................
B. Saran-saran…………...............................................................
C. Kata Penutup............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
DAFTAR RESPONDEN DAN INFORMAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
50
61
66
73
76
76
77
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal penelitian..................................................................... 33
Tabel 4.1 Nama-nama guru, staf dan karyawan...................................... 39
Tabel 4.2 Keadaan guru.......................................................................... 43
Tabel 4.3 Keadaan siswa........................................................................ 44
Tabel 4.4 Luas dan status areal.............................................................. 47
Tabel 4.5 Ruang area pondok pesantren................................................. 47
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR BAGAN
Gambar. 4.1 Struktur organisasi...................................................................... 38
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pendidikan Islam merupakan ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam,
yang berisi ajaran-ajaran tentang kehidupan manusia, dan ajaran itu dirumuskan
berdasarkan dan bersumber pada Al-Qur’an, Hadits, dan akal. Dalam pendidikan
agama Islam, Al-Qur’an adalah hal pokok yang harus dipelajari dan dipahami
oleh setiap muslim. Karena Al-Qur’an merupakan landasan dan pedoman hidup
umat muslim dalam menjalani kehidupan. Semua aspek kehidupan ini tercangkup
di dalam Al-Qur’an. Kalam Allah yaitu Al- Qur’an adalah cahaya yang gemerlap
di hati orang yang beriman, firman Allah SWT dalam surat Al-Ankabut (29) ayat
49:
( ٩٤العنكبوت (
“Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada
orang-orang yang diberi ilmu, dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat
Kami kecuali orang-orang yang zalim.”. (Anonim, 2008: 402)
Kemudian materi pembelajaran Al-Qur’an meliputi pengajian membaca Al-
Qur’an dengan tajwid, sifat dan makhrajnya. Selain itu juga terdapat kajian
makna, terjemahan dan tafsirnya. Para pakar pendidikan sepakat bahwa Al-Qur’an
adalah materi pokok dalam pendidikan Islam yang harus diajarkan kepada anak
didik (Khon, 2012:13).
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Orang tua dan guru/ustadz memiliki keharusan untuk memberi pengajaran
tentang Al-Qur’an kepada anak-anak. Semua itu dapat dimulai dengan
mengajarkan cara membaca Al-Qur’an yang baik dan benar serta membimbing
anak-anak tersebut untuk menghafalkan ayat-ayat di dalam Al- Qur’an.
Usaha nyata untuk memelihara kemurnian Al-Qur’an adalah dengan
menghafalkannya, karena menghafalkan Al-Qur’an merupakan suatu pekerjaan
yang sangat mulia di hadapan manusia dan dihadapan Allah SWT. Tidak ada satu
kitab pun di dunia ini yang dihafal oleh puluhan ribu orang di dalam hati mereka,
kecuali hanya Al-Qur’an yang telah dimudahkan oleh Allah SWT. Untuk diingat
dan dihafal Sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al-Qomar (54) ayat 17:
(٧١)القمر
“Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka
Adakah orang yang mengambil pelajaran?” (Anonim, 2008: 529).
Menghafalkan Al-Qur’an adalah suatu perbuatan yang sangat mulia dan
terpuji. Sebab orang yang menghafalkan Al-Qur’an merupakan salah satu hamba
yang ahlullah di muka bumi, kemudian dalam menghafalnya diperlukan metode–
metode khusus. Harapanya, setelah hafal ayat-ayat Allah, hafalan tersebut tidak
cepat lupa atau hilang dari ingatan. Karena itu dibutuhkan keuletan dan
kedisiplinan dalam menghafal Al-Qur’an.
Melihat kenyataan yang ada, meskipun pendidikan yang ada di Indonesia
memasukan Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran utama.
Namun yang sangat disayangkan kemampuan siswa dalam menghafal maupun
membaca Al-Qur’an masih sangat kurang, tidak hanya di sekolah-sekolah umum,
di sekolah-sekolah agama seperti Madrasah, pada umumnya masih banyak siswa
yang kurang mampu membaca Al-Qur’an dengan baik.
Kemudian sangat disayangkan pula kebanyakan pihak sekolah maupun orang
tua kurang memperhatikan hal tersebut. Mungkin karena faktor-faktor tertentu
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
seperti, kurangnya alokasi waktu disekolah untuk mengajarkan Al-Qur’an yang
lebih intensif atau kondisi lingkungan yang kurang memadai untuk siswa dapat
mempelajari dan menghafalkan Al-Qur’an.
Al-Qur’an yang mengandung seluruh ilmu pengetahuan merupakan salah satu
karunia Allah yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia, karunia ini
tidak mungkin didapat oleh manusia tanpa melalui proses yang panjang dan
proses itu diantaranya adalah pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu
fenomena sosial yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
individu dan masyarakat serta melibatkan orang tua yaitu ayah dan ibu, pendidik,
lingkungan dan masyarakat itu sendiri.
Pendidikan terhadap anak dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki
pokok dalam pembentukan manusia agar menjadi insan yang sempurna (insan
kamil) atau memiliki kepribadian utama. Setiap orang tua muslim pastilah
menginginkan memiliki seorang anak yang sholeh dan berprestasi apalagi bila
telah memahami suatu Hadits bahwa setelah kematian akan terputus segala amal
kecuali 3 hal yang salah satunya adalah “anak sholeh yang mendo’akan kedua
orang tuanya”.
إذا هات ابن آدم انقطع عولو إلا هن ثلاث: صدقة جارية، وعلن ينتفع بو،
وولد صالح يدعو لو. رواه هسلن
“Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala
amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa’at
baginya dan anak shalih yang selalu mendoakannya.” (Hadits Muslim
Nomor 3084)
Adapun diantara prestasi Islami yang identik dengan tujuan keshalehan
adalah hafal Al-Qur’an. Apalagi jika hal tersebut bisa dijalani sejalan dengan
jenjang pendidikan formal yang ditempuhnya. Allah SWT memberikan perhatian
lebih pada pentingnya menghafal dan mempelajari Al-Qur’an dalam firman-Nya
pada surat Al-Hijr ayat 9:
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
(٤)الحجر
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya
Kami benar-benar memeliharanya”. (Anonim, 2008:208)
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT akan menjaga dan melestarikan
Al-Qur’an dari tangan-tangan jahil yang berusaha merubahnya, menghapus ayat-
ayatnya atau bahkan menambah ayat-ayatnya. Allah SWT menjaganya melalui
hamba-hambaNya yang terpilih, yaitu para penghafal Al-Qur’an. Sungguh
mulianya kedudukan para penghafal Qur’an yang menjadi andalan Allah SWT
dalam melestarikan Al-Qur’an.
Dewasa ini kegiatan yang berkaitan dengan upaya pemeliharaan Al-Qur’an
masih berlangsung terus menerus tanpa henti. Usaha menghafal Al-Qur’an
merupakan usaha yang sangat besar dan membutuhkan ketekunan, konsentrasi dan
kesungguhan hati. Umat Islam yang menghafal Al-Qur’an selalu banyak
meskipun mengalami tantangan hidup yang komplek, misalnya pola hidup dan
penghidupan yang semakin kacau dan munculnya kebudayaan yang jauh dari
nilai-nilai Islami. Amjad Qosim juga mengatakan bahwa akhir-akhir ini kesadaran
umat untuk menghafal Al-Qur’an semakin besar. Buktinya, banyak pondok dan
rumah tahfizhul Qur’an baru mulai bermunculan. (Qosim, 2009:6)
Lembaga pendidikan formal yang memiliki program tahfizh Al-Quran salah
satunya ialah Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi. Pondok
Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang didirikan oleh yayasan dimana pendidikannya sudah menerapkan
sistem terpadu, tidak ada pemisahan antara ilmu dunia dan ilmu agama/akhirat.
Mengenai hal ini dimanifestasikan dalam kurikulum terpadu yang diterapkan
di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi. Sehingga diharapkan
para peserta didik kelak menjadi pribadi yang bisa mengembangkan seluruh
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
potensinya sehingga menjadi generasi Islam yang mempunyai pemikiran rasional,
dimana mereka disuguhi oleh beberapa mata pelajaran yang cukup komplek selain
mata pelajaran yang dirumuskan oleh Kementrian Pendidikan Nasional juga
memasukkan mata pelajaran yang bercirikan Islam, di antaranya tahfizh Al-
Qur’an, Qiro’aty, Hadits do’a sehari-hari dan lain-lain. Lembaga pendidikan
tersebut banyak diminati baik dari orang tua maupun peserta didik dengan adanya
program Tahfizh Al-Qur’an sebagai program pilihan di sekolah tersebut yang
belum dimiliki oleh beberapa sekolah lainnya. Pondok Karya Pembangunan Al
Hidayah memberikan target Tahfizh Al-Qur’an kepada peserta didiknya hafal Al
Qur’an sistem setoran mulai kelas permulaan bergabung di rumah tahfizh tersebut.
Berkaitan dengan masalah belajar dan mengajarkan ketrampilan maka
diperlukan pengelolaan dan manajemen yang serius dan proposional. Diantaranya
memiliki metode pembelajaran yang jelas, sehingga pembelajaran akan lebih
terarah. Metode menjadi kunci sukses maupun gagalnya sebuah pendidikan yang
akan digelar oleh guru dan sekolah. Kurikulum memberikan pengaruh besar
terhadap dinamika pendidikan dan perkembangan kedewasaan anak didik ke
depannya supaya menghasilkan output pendidikan yang berkualitas. Tanpa adanya
kurikulum yang jelas maka tujuan pendidikan yang akan dicapai akan menjadi
buyar, tujuan pendidikan yang dihasilkan pun tidak akan sesuai dengan target
yang ingin diraih.
Moh Yamin dalam bukunya yang berjudul Kurikulum Pendidikan
mengatakan bahwa kurikulum merupakan jantung pendidikan, dengan kurikulum
sekolah dapat menggambarkan dan merumuskan kualifikasi dan kompetensi
outcome dari program pendidikan. Dede Rosyada memperjelas bahwa kurikulum
merupakan elemen yang dijual sekolah kepada pelanggannya. (Yamin, 2009:33)
Grand tour awal penulis melihat bahwa Metode tahfizh Al-Qur’an di Pondok
Karya Pembangunan Al Hidayah masih terkendala karena kurikulum tahfizh Al-
Qur’an ini secara nasional belum ada, jadi sekolah harus membuat sendiri
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
perangkat kurikulumnya. Kurikulum tahfizh Al-Qur’an di dalamnya berupa
tujuan, isi/materi, metode dan evaluasi. Tujuan dari kurikulum tahfizh Al-Qur’an
ini adalah peserta didik mampu hafal Al-Qur’an 30 juz. Dengan konsep belajar
bersama, sistem setoran hafalan dan lainnya, sehingga anak tidak terbebani dan
enjoy mengikuti kegiatan pembelajaran. Jika suasana kelas menyenangkan maka
anak akan mudah dan cepat menghafal. Kemudian ada indikasi anak/santri
sebahagian besar mereka terlihat kurang berminat atau minat rendah untuk
menghafal Al Qur’an, seperti hafalan yang tidak bertambah, kurang serius dalam
menghafal dan semangat yang rendah.
Kemudian dalam pelaksanaan program tahfizh Al-Qur’an ini masih terdapat
banyak permasalahan serta hambatan. Hal tersebut dapat dilihat dari segi fasilitas,
tenaga pendidik, santri, maupun pada pelaksanaanya. Selain itu, yang menjadi
permasalahannya ialah karena program tahfizh ini baru diterapkan sehingga masih
sangat perlu perbaikan dan peningkatan agar yang diharapkan oleh orangtua
maupun sekolah dapat tercapai. Hal demikian perlu dicari solusi permasalahannya
untuk meningkatkan hafalan Al-Qur’an santri di Pondok Karya Pembangunan Al
Hidayah Kota Jambi.
Guru yang dibutuhkan untuk membimbing santri dalam menghafalkan Al-
Qur’an tentunya harus disesuaikan dengan bidangnya agar pelaksanaan program
hafalan tersebut sesuai dengan tujuan dan harapan. Guru pembimbing menghafal
tentunya diharapkan guru yang memang kompeten dibidang hafalan Al-Qur’an.
Pada kenyataannya masih banyak santri yang hanya sekedar hafal namun
bacaannya banyak yang belum sesuai dengan ketentuan bacaan Al-Qur’an baik
dari segi makhrajnya, tajwid maupun yang lainnya. Tentunya banyak faktor yang
menyebabkan hal itu terjadi, baik dari tingkat kemampuan membaca Al- Qur’an
tiap anak yang berbeda, keterbatasan waktu pembelajaraan, maupun perhatian
guru dan orang tua yang masih kurang. Oleh sebab itu pula banyak santri yang
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
belum dapat menuntaskan target hafalan yang telah ditentukan atau dengan kata
lain indikator pencapaian pembelajaran tahfizh masih belum tercapai.
Selain latar belakang di atas peneliti mengangkat judul tersebut dengan
alasan, peneliti tertarik dengan pembelajaran program tahfizh Al-Quran di Pondok
Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi bahwa program ini bisa dilakukan
di pondok pesantren yang bukan secara khusus untuk tahfizh Al-Qur’an dengan
pendidikan formalnya tanpa mengganggu pelajaran umum. Peneliti ingin
mengetahui strategi dari program tahfizhh Al-Qur’an yang diterapkan di Pondok
Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi yang menjadi program pilihan dan
unggulan yang nantinya bisa menjadi acuan lembaga sekolah lain yang belum ada
program tahfizh Al-Qur’an.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti ingin
mengetahui lebih jelas program unggulan yang ada di lembaga pendidikan
tersebut. Oleh karena itu, peneliti memilih judul “Metode Tahfizh Al Qur’an
dalam Meningkatkan Kemampuan Santriwati menghafal Al Qur’an di
Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, agar penelitian lebih terarah
dan mengingat keterbatasan peneliti dalam hal kemampuan akademik, waktu,
biaya, dan tenaga, maka penulis membatasi pada Metode Tahfizh Al-Qur’an serta
faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan Tahfizh Al-Qur’an di
Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi. Khusus pada santriwati
kelas VII dan VIII MTs yang terpilih, pada kemampuan mengahafal juz Al-
Qur’an.
C. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan hal yang sangat penting di dalam kegiatan
penelitian, sebab masalah merupakan obyek yang akan diteliti dan dicari jalan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
keluarnya melalui penelitian. Bertitik tolak dari latar belakang yang telah
dipaparkan di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah:
1. Bagaimana pelaksana Metode Tahfizh Al-Qur’an di Pondok Karya
Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi?
2. Apa faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan Metode
Tahfizh di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi?
3. Bagaimana strategi Metode Tahfizh Al-Qur’an dalam Meningkatkan
Kemampuan Santriwati menghafal Al-Qur’an di Pondok Karya
Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian di dalam karya ilmiah merupakan target yang hendak
dicapai melalui serangkaian aktivitas penelitian, karena segala yang
diusahakan pasti mempunyai tujuan tertentu yang sesuai dengan
permasalahannya. Sesuai dengan persepsi tersebut dan berpijak pada rumusan
masalah yang telah disebutkan, maka penelitian ini mempunyai tujuan :
a. Ingin mengetahui pelaksanaan Metode Tahfizh Al-Qur’an di Pondok
Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi.
b. Ingin mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat
pelaksanaan Metode Tahfizh di Pondok Karya Pembangunan Al
Hidayah Kota Jambi.
c. Ingin mengetahui Metode Tahfizh Al-Qur’an dalam Meningkatkan
Kemampuan Santriwati menghafal Al-Qur’an di Pondok Karya
Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
terkait utamanya bagi pihak-pihak berikut ini:
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
a. Kegunaan teoritis
1) Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan akademik
di bidang Pendidikan Agama Islam, khususnya dalam
mengembangkan pengetahuan terkait pentingnya program
pembelajaran Al-Qur’an. Dan dalam hal ini program pembelajaran
yang dimaksud adalah program menghafal Al-Qur’an.
2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa sebagai bahan literatur penelitian
yang akan datang dengan masalah yang sejenis.
b. Kegunaan praktis
1) Bagi masyarakat dapat memberi masukan dan sumbangan pemikiran
dalam meningkatkan pemahaman tentang pentingya menghafal Al-
Qur’an.
2) Bagi sekolah, memberikan kontribusi dalam rangka pengembangan
program tahfizh Al-Qur’an.
3) Bagi peneliti, sebagai bahan latihan dalam penulisan karya ilmiah,
sekaligus sebagai tambahan informasi mengenai Pondok Karya
Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi dan sebagai salah satu syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam ilmu
Tarbiyah.
4) Sebagai bahan masukan dalam mengambil kebijaksanaan yang tepat
dalam rangka memberikan gairah dan minat dalam menghafal siswa
di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Program Tahfizh Al-Qur’an
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia program adalah “rencana atau rancangan
mengenai sesuatu serta usaha-usaha yang akan dijalankan” (Anonim, 2009:965).
Menurut Suharsimi dan Cepi, program dapat didefinisikan sebagai “suatu unit
atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu
kebijakan, berlangsung dalam proses berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu
organisasi yang melibatkan sekelompok orang” (Arikunto dan Safrudin, 2010: 4).
Adapun menurut Eko Putro program adalah serangkaian kegiatan yang
direncanakan dengan seksama. Dalam pelaksanaannya kegiatan tersebut
berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu
organisasi yang melibatkan banyak orang (Widoyoko, 2015: 8).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada beberapa unsur
pokok untuk dapat dikategorikan sebagai program:
a. Kegiatan yang direncanakan atau dirancang dengan
seksama.
b. Kegiatan tersebut berlangsung secara berkelanjutan dari
satu kegiatan ke kegiatan lain atau dapat dikatakan ada
keterkaitan antar kegiatan sebelum dengan kegiatan
sesudahnya.
c. Kegiatan tersebut berlangsung dalam sebuah organisasi,
baik formal maupun nonformal.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
d. Kegiatan tersebut dalam implementai atau pelaksananya
melibatkan banyak orang.
Kemudian Tahfizh berasal dari lafadz hafadha, yahfadhu, hifdhan yang berarti
“memelihara, menjaga dan menghafalkan”. Arti menghafal dalam kenyataanya
yaitu membaca berulang-ulang sehingga hafal dari satu ayat ke ayat berikutnya,
dari satu surat ke surat berikutnya dan begitu seterusnya. (Zamzami&Maksum,
2009:20)
Menghafal merupakan aktivitas seseorang untuk menyimpan informasi di dalam
memori. Aktivitas dalam menghafal membutuhkan beberapa peran indera
manusia, seperti penglihatan, pendengaran serta pengucapan. Seseorang dapat
menghafal apabila ada sejumlah materi yang terekam melalui aktivitas membaca
atau mendengarkan. Sedangkan lisan mempunyai peran untuk mengetahui
keberhasilan terhadap penguasan kemampuan menghafal yang dapat dilakukan
dengan pengucapan materi yang telah dihafal.
Setelah mengetahui pengertian menghafal, penelitin akan menjelaskan
pengertian Al-Qur’an. Secara etimologi Al-Qur’an berasal dari kata “qara’a” yang
berarti membaca. Sedang Al-Qur’an sendiri adalah bentuk masdar yang berarti
bacaan. Qara’a juga berarti mengumpulkan atau menghimpun. Sesuai namanya,
Al-Qur’an juga berarti himpunan huruf-huruf dan kata-kata dalam satu ucapan
yang rapi. Secara istilah AlQur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril, dan dinukilkan kepada kita
dengan jalan tawatur yang membacanya dinilai sebagai ibadah. Diawali dengan
surat Al-Fatihah dan diakhiri surat An-Naas. (Syahbah, 2002:40)
Berdasarkan uraian diatas tentang pengertian tahfizh dan pengertian Al-Qur’an,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud tahfizh Al-Qur’an adalah
usaha seseorang untuk memasukkan bacaan Al-Qur’an ke dalam pikiran, sehingga
dapat mengucapkan kembali tanpa melihat pada mushaf Al-Qur’an. Usaha dalam
menghafal Al-Qur’an dilakukan dengan membaca mendengarkan ayat-ayat Al-
10
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Qur’an yang akan dihafalkan. Kegiatan membaca ataupun mendengarkan tersebut
dilakukan secara berulang-ulang, karena semakin sering membaca ataupun
mendengarkan semakin mudah pula untuk menghafalkanya.
2. Langkah Penyusunan Program Tahfizh Al-Qur’an
Adapun Muhaimin merumuskan, dalam penyusunan program ada empat langkah
yang perlu dilakukan, yaitu menetapkan program, menentukan indikator
keberhasilan program, dan menetapkan penanggung jawab program (Muhaimin,
2009:200).
a. Menetapkan program
Tahapan awal dalam menyusun suatu program yaitu sebaiknya menetapkan
program yang akan dilakukan. Hal ini tentu dengan landasan dan latar
belakang yang tepat, agar program yang akan dilaksanakan tidak menyalahi dan
sesuai dengan kebutuhan sekolah.
b. Menentukan indikator keberhasilan program
Indikator keberhasilan dapat diartikan acuan yang akan dicapai. Setelah
menentukan program yang akan dilaksanakan, untuk mencapai tujuan dari
pelaksanaan program tersebut perlu ditentukan beberapa indikator keberhasilan
dari program tersebut. Hal tersebut perlu dilakukan guna mengidentifikasi apa saja
yang harus dicapai dari program yang akan dilaksanakan tersebut.
c. Menetapkan penanggung jawab program
Penanggung jawab terhadap program yang akan dilaksanakan merupakan hal yang
sangat perlu diperhatikan. Dalam menetapkan penanggung jawab tentu harus
dengan pertimbangan.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
d. Menyusun kegiatan dan jadwal kegiatan
Tahapan terakhir yang harus dilakukan adalah menyusun kegiatan dan jadwal
kegiatan dari program yang akan dilaksanankan. Dengan menyusun dan
menentukan jadwal kegiatan tentunya program yang akan dilaksanakan akan lebih
jelas dan terarah.
Kemudian komponen program tahfizh Al Qur’an menurut Suharsimi dan Cepi,
“komponen program adalah bagian-bagian atau unsur-unsur yang membangung
sebuah program yang saling terkait dan merupakan faktor-faktor penentu
keberhasilan program” (Arikunto dan Safrudin, 2010: 7). Maka dari itu dalam
melaksanakan suatu program tentu harus mengidentifikasi komponen atau unsur-
unsurnya agar pelaksanaan program tersebut dapat terlaksana dengan baik.
Sudjana menyebutkan komponen program itu meliputi beberapa hal, antara lain;
tujuan, sasaran, isi, jenis kegiatan, proses kegiatan, waktu, fasilitas, alat, biaya,
organisasi penyelenggara dan lain sebagainya (Sudjana, 2009:1). Banyaknya
komponen dalam setiap program berbeda-beda, semua itu tergantung dari tingkat
kompleksitas program yang bersangkutan. Kumpulan dari beberapa komponen
atau unsur yang ada tersebut berkaitan dengan suatu program dan bekerja
bersama-sama untuk mencapai tujuan dari program tersebut (Arikunto dan
Safrudin, 2010: 10).
Dapat dipahami dalam pelaksanaan program yang berada dalam bidang
pendidikan atau program pembelajaran tentu terdapat komponen-komponen yang
berkaitan. Dan komponen-komponen tersebut tentu saling melengkapi satu sama
lain agar program pembelajaran tersebut dapat terlaksana dengan baik. Selain itu
tentunya dari komponen-komponen yang ada, tujuan suatu program dapat dicapai.
Program dapat bermacam-macam wujudnya ditinjau dari berbagai aspek, menurut
Suharsimi Arikunto aspek tersebut antara lain;
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
a. Program ditinjau dari tujuan, ada program dengan
kegiatan yang bertujuan mencari keuntungan dan ada
yang bertujuan sukarela.
b. Program ditinjau dari jenisnya, ada program
pendidikan, program koperasi, program
kemasyarakatan, program pertanian, dan sebagainya.
Adapun pengklasifikasianya didasarkan atas isi
kegiatan program tersebut.
c. Program ditinjau dari jangka waktu, ada program
berjangka pendek jangka menengah, dan jangka
panjang. Dalam mengukur jangka waktu bagi suatu
program sebenarnya relatif, disesuaikan dengan
pelaksanaan kegiatan program itu sendiri.
d. Program ditinjau dari keluasannya, ada program
sempit dan program luas. Program sempit hanya
menyangkut variabel yang terbatas sedangkan program
luas menyangkut banyak variabel.
e. Program ditinjau dari pelaksana, ada program kecil
yang hanya dilaksanakan oleh beberapa orang, dan
program besar yang dilaksanakan oleh beberapa orang.
f. Program ditinjau dari sifatnya, ada program penting
dan program kurang penting. Program penting adalah
program yang dampaknya menyangkut nasib orang
banyak mengenai hal yang vital, sedangkan program
kurang penting adalah program yang dampaknya
hanya menyangkut sebagian orang atau program yang
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mengenai hal yang tidak terlalu vital.(Arikunto,
2008:2)
Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa program tahfizh Al-
Qur’an jika di terapkan di sekolah adalah pelaksanaan rencana kegiatan
menghafalkan Al-Qur’an untuk seluruh siswa sesuai kebijakan yang telah
ditentukan. Setelah menghafalkan, seluruh siswa diharapkan menyetorkan
hafalannya kepada guru pembimbing tahfizh atau guru yang telah ditentukan oleh
sekolah. Dalam pelaksanaan program tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan
kebijakan dari masing-masing sekolah itu sendiri.
Banyak keistimewaan yang Allah SWT. Berikan kepada para penghafal Al-
Qur’an baik di dunia maupun di akhirat. Tentunya hal ini atas jerih payah mereka
dalam menghafal kalam illahi. Di antara faidah menghafal Al-Qur’an yaitu:
a. Al-Qur’an pemberi syafa’at pada hari kiamat
b. Menjadi tenang dan mendapat rahmat dari Allah. Ketenangan dan
rahmat akan meliputi para penghafal (belajar) AlQuran dan Allah
menyebut mereka di hadapan makhluk-makhluk yang berada di sisi-
Nya.
c. Prioritas menjadi imam. Dalam sholat yang diprioritaskan untuk
menjadi imam adalah mereka yang hafal Al-Qur’an. Ini merupakan
sebuah penghormatan kepada mereka yang telah mengemban misi
agung dalam menghafal kalam Illahi. (Zamzami&Maksum, 2009:25)
d. Mendapat derajat yang tinggi di hadapan Allah SWT
e. Manusia yang paling tinggi tingkatanya disurga (As Syingqithi,
2011:22)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Menurut sobari sutarib dalam bukunya yang berjudul ” Menghafal Al-Qur’an
dengan Cepat dan Ceria” Aktivitas menghafal sangat penting bagi otak. Otak
yang dilatih dan dirangsang dengan baik, akan semakin besar dan cepat
menangkap informasi yang masuk. Para peneliti otak mengibaratkan otak
bagaikan otot. Jika dilatih setiap hari dan terus menerus maka otot akan semakin
kuat dan besar. Seperti juga otot, otak harus diberi latihan dan nutrisi yang baik
supaya daya serapnya tumbuh pesat. Menghafal sesuatu adalah bentuk latihan
terbaik bagi otak dan daya ingat. Orang yang sering menghafal akan memiliki
kemampuan yang lebih cepat dalam menyerap materi, dibandingkan orang yang
jarang menghafal. Dari studi lapangan diketahui bahwa anak-anak yang
menghafal Al-Qur’an dengan baik ternyata nilai akademiknya diatas rata-rata. Ini
membuktikan bahwa menghafal Al-Qur’an mampu meningkatkan kerja otak dan
kemampuan daya ingat. (Sutarip, 2009:24)
Hikmah membaca, mendengarkan dan mempelajari Al-Qur’an terus diteliti dan
dipelajari. Manusia masih akan terus menerus menemukan fakta-fakta positif
berkenaan dengan Al-Qur’an, misalnya penelitian yang dilakukan oleh seorang
musisi profesional yang bernama Dorothy Retallack, tahun 1970 di Temple Buell
College Colorado melakukan eksperimen pada tanamanya untuk membuktikan
bahwa musik klasik memberikan energi pada otak dan membuatnya lebih santai.
Hasilnya tanaman labu yang distelkan musik klasik tumbuh dengan baik ke arah
radio dan batang-batangnya mulai melingkari radio. Sedangkan pohon labu yang
distelkan musik rock tumbuh menjauhi radio, seolah-olah dia berusaha menjauhi
sumber gangguan. (Sutarip, 2009:26)
Berdasarkan hal demikian dapat dipahami dengan mengetahui keutamaan-
keutamaan menghafal Al-Qur’an, dapat memberi semangat para penghafal Al-
Qur’an untuk terus menghafal ayat-ayat Allah SWT.
3. Strategi Menghafal Al-Qur’an menggunakan pemilihan Metode
Menghafal Al Qur’an
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Metode menghafal Al-Qur’an adalah suatu cara yang digunakan untuk menghafal
Al-Qur’an agar hafalan dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Dalam
menghafal Al-Qur’an setiap orang menggunakan metode atau cara yang berbeda-
beda. Peneliti telah melakukan telaah terhadap buku-buku yang berkaitan dengan
metode menghafal Al-Qur’an yang dikemukakan oleh para hafizh yang sukses
dalam menghafal Al Qur’an.
Berikut beberapa metode yang dapat digunakan oleh guru maupun orang tua
dalam membimbing anak-anak untuk menghafal Al-Qur’an. Metode-metode
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Metode Penggunaan Alat perekam
Metode ini cukup tepat dan telah teruji. Syaikh Al-Hafidz Sayyid Al Farh
pengajar sekolah tahfidz Al-Qur’an di Madinah Al-Munawaroh yang hafal
qiro’atus Sab’ah Melalui metode ini pula, beliau memotivasi anaknya agar
menghafal Al-Qur’an hingga anaknya mampu menghafal Al-Qur’an pada usia 9
tahun.
Manfaat dari metode ini adalah ketika menyimaknya, anak-anak dapat mendengar
suara mereka. Mereka pun mengikuti dari awal dan mencoba untuk mengucapkan
suara yang mereka dengar. Mereka pun membaca dengan bacaan yang benar dan
mampu menghafal dengan
cepat.
b. Metode Penulisan
Kemampuan menghafal antara anak yang satu dan yang lain berbeda-beda.
Sebagian dari mereka bisa menghafal melalui penglihatan. Walaupun hanya satu
kali membaca, ia akan hafal pokok-pokok pikiran dan semua yang tertulis dalam
buku.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
c. Metode Papan Tulis Rumah
Metode ini ditujukan bagi siapa saja yang ingin memotivasi anakanaknya untuk
menghafal Al-Qur’an. Insya Allah metode ini baik dan bermanfaat, demikian juga
bagi ibu yang resah karena anak-anaknya enggan menghafal Al-Qur’an. Metode
ini telah dicoba oleh banyak orang, bukan hanya dalam hal hafalan tetapi juga
dapat memperbaiki tulisan mereka.
d. Metode Motivasi Dengan Hadiah
Para pakar ilmu pendidikan dan psikologi telah bersepakat dan meyakini bahwa
rangsangan motivasi dapat menggerakkan emosi, dan meningkatkan produktivitas
pada diri manusia.
e. Metode Video
Tidak diragukan lagi bahwa video dapat dijadikan sebagai fasilitas belajar yang
baik, apabila kita dapat menggunakanya secara baik dan mengetahui cara
mengoperasikanya demi kepentingan ilmu pengetahuan.
Selain metode menghafal di atas, peneliti juga memaparkan macam-macam
metode menghafal dari pendekatan yang dilakukan oleh para penghafal, metode
yang dikenal ada tiga macam, yaitu (1) metode seluruhnya, (2) metode bagian dan
(3) metode campuran. Adapun penjelasan masing-masing metode sebagai
berikut:
1) Metode seluruhnya, yaitu membaca satu halaman dari baris
pertama sampai baris terakhir secara berulang-ulang. Hal ini berarti
pengulangan materi hafalan dilakukan secara keseluruhan yaitu
setelah selesai membaca satu halaman penuh. Pengulangan pada
metode ini dilakukan berkali-kali dengan maksud agar ayat yang
sudah dibaca dapat memberikan bekas didalam lisan. Karena semakin
sering membaca, semakin ringan pula lisan untuk mengucapkan
ayatayat Al-Qur’an.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2) Metode bagian, yaitu menghafal ayat demi ayat, atau kalimat demi
kalimat yang dirangkaikan sampai satu halaman. Dalam metode ini,
setiap ayat dibaca berulang-ulang sampai terrekam di dalam memori.
Cara tersebut dilakukan untuk menghafal dari ayat pertama sampai
pada ayat terakhir pada materi yang sedang dihafal. Setelah semua
ayat terrekam di dalam memori, maka ayat pertama dihafalkan yang
kemudian dirangkaikan dengan ayat-ayat berikutnya sehingga
mencapai satu halaman.
3) Metode campuran, yaitu kombinasi antara metode seluruhnya
dengan metode bagian. Pada awalnya kegiatan menghafal dilakukan
dengan membaca satu halaman secara berulang-ulang dan pada bagian
tertentu dihafal secara tersendiri. Setelah semua ayat dapat terrekam di
dalam memori, kegiatan membaca diulang kembali secara keseluruhan
dari awal sampai akhir hingga hafal dengan sendirinya.
(Sa’dullah,2008:52-55)
Adapun metode menghafal Al-Qur’an yang sering digunakan oleh guru ngaji
adalah adalah metode Jibril. Pada dasarnya, istilah metode Jibril dilatarbelakangi
perintah Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengikuti bacaan Al-Qur‟an
yang telah dibacakan oleh Malaikat Jibril, sebagai penyampai wahyu. Tehnik dari
metode Jibril adalah talqin-taqlid (menirukan), yaitu siswa menirukan bacaan
gurunya. Metode Jibril sangat cocok diterapkan untuk usia anak-anak.
(Zen&Mustafid, 2006:3)
Berdasarkan hasil penelitian Akbar dan Ismail, bahwa metode Tahfidzl al-Qur’an
yang digunakan Pondok Pesantren di Kabupaten Kampar cukup variatif dan baik.
Ada yang menggunakan metode wahdah (menghafal per ayat), metode sima’i
(menyima’ bacaan al- Qur’an), dan ada pula yang memakai metode jama’i
(menghafal bersama-sama). Penerapan metode tersebut cukup efektif, karena di
samping memberikan kemudahan bagi santri, juga bisa membuat santri cepat
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dalam menghafal dan hafalannya bisa lebih terjaga. (Akbar & Ismail, Jurnal
Ushuluddin, 2016)
Kemudian hasil penelitian Metode menghafal al-Qur’an yang efektif bagi pelajar
dan mahasiswa di antaranya: membaca al-Qur’an sebanyak 5 Juz, mendengar
bacaan al-Qur’an melalui multimedia, talaqqi syafahiyyah, menghafal al-Qur’an
satu halaman dibagi tiga bagian, menyambung bacaan yang sudah dihafal ayat
demi ayat, halaman demi halaman dan surat demi surat, muraja’ah al-Qur’an
setelah waktu Maghrib dan satu jam sebelum shubuh dengan lambat (al-Tartil)
secara kontinu.
Adapun di antara enam metode ini yang paling efektif adalah metode yang ketiga
dan keenam yaitu Talaqqi Syafahiyyah dan Muraja’ah dengan lambat (al-Tartil)
yang terbagi dalam dua waktu yaitu setelah shalat Maghrib dan satu jam sebelum
shalat shubuh. (Jurnal, Ta’dibuna, Vol. 3, No. 1, April 2014)
Selanjutnya hasil penelitian Dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh Adapun salah satu
metode yang tepat dalam menghafal al-Qur’an adalah metode takrār.
Implementasi metode ini adalah proses mempraktekkan sesuatu yang sistematis
dengan cara mengulang-ulang secara teratur dan tertib serta berpikir dengan baik
untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
Implementasi metode takrār dalam pembelajaran menghafal al-Qur’an adalah
didasarkan pada ayat al-Qur’an surat al-Furqan ayat 32 yang tujuannya yaitu
untuk memelihara hafalan al-Qur’an dan memudahkan hafalan al-Qur’an.
Selanjutnya penerapan metode takrār dalam menghafal al-Qur’an diterapkan
dalam membuat hafalan-hafalan baru, serta pengulangan pada hafalan yang telah
diperoleh agar dapat melekat dalam ingatan. (Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA
Februari 2014 VOL. XIV NO. 2, 413-425)
Selanjutnya hasil penelitian tentang implementasi metode STIFIn dalam
meningkatkan kemampuan menghafal al-Qur’an di Rumah Qur’an STIFIn Al-
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Mawaddah Paiton Probolinggo dilakukan dengan; pertama, pemetaan potensi
penghafal al-Qur’an dengan tes potensi genetik. Tes genetik ini dilakukan dengan
tes sidik jari atau DNA sehingga dapat dikatakan bahwa pemetaan potensi santri
dilakukan berdasarkan teori hereditas. Berdasarkan tes tersebut dapat diketahui
potensi genetik siswa apakah mempunyai potensi genetik tipe thinking, intuiting,
feeling, atau insting (STIFIn).
Berdasarkan potensi yang tentunya berbeda antar masing-masing tersebut, maka
akan memudahkan melakukan “rekayasa” dalam pembelajaran termasuk dalam
menghafal al- Qur’an; kedua, tes kemampuan menghafal dengan cara diberi
pilihan 8 (delapan) jam atau 2 (dua) jam dengan target jumlah hafalan yang
berbeda pada kedua pilihan; ketiga, proses klasifikasi yang berbasis pada teori
STIFIn. Dalam hal ini, santri diklasifikan sesuai dengan mitra kecerdasan antar
pembina masing- masing santri. Lima mesin kecerdasan membentuk sebuah mata
rantai segi lima mengikuti jari-jari tangan kanan yang dimulai dari ibu jari hingga
kelingking, bukan mengikuti urutan akronim STIFIn melainkan menggunakan
urutan akronim STInIF (sesuai posisi jari tangan); dan keempat, dengan
melakukan setoran hafalan yang berbasis pada konsep STIFIn. Dalam konsep
STIFIn, masing-masing santri penghafal al-Qur’an yang mempunyai potensi
genetik yang berbeda, menghafal dan menyetorkan apa yang mereka hafalkan
minimal 5 (lima) halaman per hari, yang kemudian diakhiri dengan kegiatan
Musabaqah Hifdzul Qur’an (MHQ) untuk melatih kualitas hafalan yang dilakukan
secara acak. (Journal of Islamic Education Studies) Volume 5 Nomor 2 (2017)
ISSN(p) 2089-1946& ISSN(e) 2527-4511)
Berdasarkan beberapa penjelasan mengenai metode menghafal Al-Qur’an yang
telah dipaparkan diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam menghafal
Al-Qur’an terdapat sejumlah cara atau metode yang dapat dipilih. Masing-masing
metode mempunyai fungsi yang sama, yaitu memberikan bantuan kepada para
penghafal Al-Qur’an untuk mengurangi kesulitanya dalam usaha menghafal Al-
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Qur’an. Namun, dari beberapa macam metode yang digunakan tidak ada satupun
metode yang terlepas dari pembacaan secara berulang-ulang sampai dapat
mengucapkanya sendiri tanpa melihat mushaf Al-Qur’an sedikitpun.
4. Faktor - faktor Keberhasilan Menghafal Al-Qur’an
a. Persiapan sebelum menghafal
Sebelum menghafalkan Al-Qur’an, seseorang harus mempersiapkan persiapan-
persiapan, dengan tujuan agar supaya proses menghafal Al-Qur’an berjalan
dengan baik dan selesai sesuai dengan harapan. Persiapan-persiapan tersebut di
antaranya:
1) Niat
Niat yang kuat menjadi syarat utama dalam menghafal AlQur’an. Niat yang tulus
dan lkhlas karena Allah SWT, untuk meraih ridha-Nya. Niat bisa tumbuh dengan
mengetahui keutamaan-keutamaan menghafal Al-Qur’an.
2) Restu dari Orangtua
Syarat selanjutmya yang harus dilakukan oleh calon penghafal Al-Qur’an adalah
meminta restu kepada orang tuanya. Niatan seseorang anak yang telah
memutuskan untuk menghafal AlQur’an tentu membahagiakan hati orang tua.
Dengan begitu mereka akan selalu berdoa agar anaknya selalu diberi kemudahan
dalam menghafalkan kalam Illahi.
3) Kemahiran Membaca Al-Qur’an
Kecakapan dalam qira’ah akan sangat membantu dalam menghafal Al-Qur’an.
Karena jika kemahiran belum didapat, penghafal akan disibukkan oleh
pembenaran bacaan yang lebih sering salah dibandingkan dengan mereka yang
sudah mahir dalam membaca. Keadaan ini akan menghambat kegiatan menghafal.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
4) Guru yang Profesional
Dalam menghafal Al-Qur’an, peran guru yang ahli dalam bidang hifzhul Qur’an
adalah urgen. Peranya adalah untuk memberi contoh bacaan yang benar, bacaan
yang harus diikuti oleh murid. Dalam belajar Al-Qur’an tidak bisa serta-merta
dengan otodidak, walaupun dengan tingkat kecerdasan yang tinggi.
Guru yang lebih diutamakan adalah yang telah memperoleh sanad. Dengan alasan,
pertama sanad adalah bukti bahwa bacaan yang dibaca oleh sang guru adalah
bacaan yang mutawatir dan muttashil hingga ke baginda nabi Muhammad SAW,
yang telah diakui oleh ulama. Kedua, guru yang telah memiliki sanad lebih bisa
diakui keahliannya dalam dunia belajar dan menghafal Al-Qur’an maupun dalam
pengamalannya. (Zamani&Maksum: 31-44)
b. Hal-hal penting ketika menghafal Al qur’an
Telah di uraikan di muka tentang hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum
menghafalkan Al-Qur’an. Adapun selama proses menghafal perlu diketahui kiat-
kiat khusus berikut ini :
1) Giat dan Rajin
Giat dan rajin adalah kunci utama bagi para huffadhul Qur’an meraih kesuksesan
dalam menghafal. Giat dalam artian rajin untuk menambah hafalan Al-Qur’an
maupun untuk muraja’ah. Berusaha sekuat tenaga dan mencurahkan segenap
kemampuan yang dipunyainya untuk menghafal Al-Qur’an.
2) Sabar dan Istiqomah
Sebuah kewajiban mutlak bagi para penghafal Al-Qur’an untuk bersabar dan
istiqomah. Bersabar untuk dua hal. Pertama bersabar untuk menghafal. Artinya
tidak terburu-buru untuk menambah hafalan dalam waktu singkat. Kedua bersabar
jika sesuatu ketika mengalami kesulitan dalam menghafal.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Sabar erat kaitannya dengan istiqomah. Istiqomah juga tidak kalah pentingnya.
Istiqomah adalah pemeliharaan semangat tersebut agar selalu menyala.
3) Keseimbangan Antara Ulang dan Tambah
Menambah hafalan adalah penting, tetapi mengulang (muroja’ah) hafalan juga
tidak kalah pentingnya. Karena tanpa mengulang hafalan yang sudah didapat,
usaha kita dalam menghafal ayat-ayat sebelumnya akan sia-sia.
4) Menggunakan Satu Macam Mushaf
Maksud dari menggunakan satu mushaf adalah tidak berganti-ganti model
mushaf. Ada dua syarat di dalamnya. Pertama, memakai Al-Qur’an yang sering
disebut dengan “Al-Qur’an Pojok”. Yang di maksud Al-Qur’an pojok adalah
mushaf yang tata letaknya sama dengan mushaf usmani, yang biasa digunakan
untuk menghafal. Kedua, memakai Al-Qur’an dengan satu penerbit. Hal ini
dimaksudkan agar tidak membingungkan penghafal dalam memurojaah hafalanya.
5) Mencari Tempat dan Waktu yang Tepat
Hendaknya tempat yang digunakan untuk menghafal adalah tempat yang bersih
dan suci, agar penghafal tidak terganggu dalam menjalani rutinitas menghafalnya.
6) Membuat Target dan Melaksanakanya
Dalam memacu semangat menghafal, hendaknya seorang penghafal Al-Qur’an
membuat target-target hafalan yang harus diraihnya dalam suatu kurun waktu.
Setelah membuat target, maka dia harus melatih dirinya untuk melaksanakan atau
berusaha sekuat tenaga untuk mencapainya. (Zamani&Maksum: 49)
c. Memelihara hafalan Al Qur’an
Ibadah mengandung banyak pengertian berdasarkan sudut Ada hal-hal yang harus
dilakukan oleh penghafal Al-Qur’an pasca menghafal. Di antara hal-hal yang
perlu dilakukan dalam rangka menjaga hafalan adalah sebagai berikut:
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1) Menggunakan Hafalan Al-Qur’an sebagai Zikir
Setelah menyelesaikan hafalan sempurna 30 juz, maka menjadi kewajiban bagi
seorang hamilil Qur’an untuk menjaga hafalan tersebut dan terlebih lagi untuk
mengamalkan isi kandunganya. Salah satu metode yang bisa digunakan untuk
menjaga hafalan Al-Qur’an adalah dengan murojaah sebagai zikir setelah shalat
ferdhu.
2) Muroja’ah Hafalan dalam Shalat
Selain me-murojaah seperti yang biasa dilakukan, penghafal Al-Qur‟an
dianjurkan untuk mengulang hafalan dengan membacanya pada waktu
melaksanakan shalat, baik shalat ferdhu maupun shalat sunnah.
(Zamani&Maksum: 44)
Berdasarkan beberapa teori di atas dapat dipahami bahwa terdapat faktor penting
yang telah disebutkan di atas dapat dikatakan sebagai komponen–komponen dari
suatu program dalam bidang pendidikan atau pembelajaran. Apabila salah satu
komponen tersebut kinerjanya kurang baik, pasti keberhasilan program
pembelajaran tidak akan maksimal. Kegagalan dari suatu program tidak dapat
dibebankan hanya pada satu atau dua faktor saja, namun harus diteliti komponen
atau faktor mana saja yang kinerjanya kurang baik.
B. Studi Relevan
Dalam rangka menetapkan permasalahan dalam melakukan suatu penelitian,
subyek penelitian, untuk selanjutnya melaksanakan penelitian kelapangan, peneliti
perlu memperhatikan apakah yang akan peneliti angkat ini telah ada yang meneliti
baik itu ditinjau dari aspek yang sama, menggunakan metode yang sama dan
mengambil lokasi yang sama, serta apakah ada relevansinya dengan penelitian
yang akan diteliti ini, agar tidak terjadi pengulangan. Di bawah ini beberapa hasil
penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian ini, antara lain :
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1. Nurul Witri dengan judul “ Strategi Pembelajaran Tahfidz AlQur’an
Pada Pondok Pesantren Raudhotul Huffadh Buaran Pekalongan Dalam
Mengajar Dan Menjaga Hafalan Al-Qur’an” dalam penelitian ini
dijelaskan bahwa untuk memudahkan penghafalan materi pembelajaran
dimulai dari juz 30, metode yang digunakan yaitu metode (thariqah)
wahdah, menghafal satu persatu halaman dan membaca satu ayat
berulang kali sampai hafalan benar-benar melekat dan metode (thariqah)
kitabah yaitu menulis. Hambatan dalam mengajar menghafal dan menjaga
hafalan Al-Qur‟an bagi ustadz/ustadzah adalah santri yang malas dalam
menghafal sehingga ketika hafalan tidak lancar dan hambatan dalam
menghafal dan menjaga adalah banyak dosa dan maksiyat, tidak
senantiasa mengikuti, mengulang-ngulang dan memperdengarkan hafalan
Al-Qur‟anya, menghafal banyak ayat pada waktu yang singkat dan pindah
ke selainya sebelum menguasai dengan baik, semangat yang tinggi untuk
menghafal dipermulaan membuatnya menghafal banyak ayat tanpa
menguasainya dengan baik, ia pun malas menghafal dan meninggalkanya
(Witri, IAIN Wali Songo, 2011).
2. Zainuddin, Muhammad (2016) Dengan judul “Analisis Pelaksanaan
Program Tahfidz AL-Qur’an dalam Meningkatkan Kefasihan Siswa pada
Kegiatan Pengembangan Diri di MTs ABADIYAH KURYOKALANGAN
GABUS PATI”. STAIN Kudus. Tujuan Penelitian ini adalah bertujuan
untuk mengetahui: 1). Bagaimana pelaksanaan program tahfidz dalam
meningkatkan kefasihan siswa di MTs Abadiyah Desa Kuryokalangan
Kecamatan Gabus Kabupaten Pati. 2). Bagaimana pelaksanaan program
tahfidz pada kegiatan pengembangan diri di MTs Abadiyah Desa
Kuryokalangan Kecamatan Gabus Kabupaten Pati. 3). Apa saja faktor
pendukung dan penghambat pelaksanaan program tahfidz. Penelitian ini
menggunakan metode field research (penelitian lapangan) yang disajikan
secara deskriptif kualitatif, kemudian data yang telah terkumpul melalui
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
observasi lapangan yakni dengan mengamati siswa dan wawancara
dengan sumber data (data primer) yaitu kepala sekolah, waka kurikulum,
guru pengampu, pengasuh pondok, siswa, dan santri serta data sekunder
yakni karyawan sekolah dan dokumentasi administrasi akan dianalisa
dengan pendekatan kualitatif deskriptif untuk mengetahui bagaimana
“Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an dalam Meningkatkan
Kefasihan Siswa Pada Kegiatan Pengembangan Diri di MTs Abadiyah
Kuryokalangan Gabus Pati”. Dalam penelitian ini di ketahui bahwa : 1).
Pelaksanaan program tahfidz dalam meningkatkan kefasihan siswa di
MTs Abadiyah sudah dapat dikatakan terarah dan menuju langkah yang
lebih baik. 2). Pelaksanaan program tahfidz pada kegiatan pengembangan
diri di MTs Abadiyah sangat berjalan dengan baik. 3). Faktor pendukung
dan penghambat pelaksanaan program tahfidz dalam meningkatkan
kefasihan siswa pada kegiatan pengembangan diri di MTs Abadiyah,
faktor pendukungnya yaitu minat siwa, orang tua, guru, masyarakat
maupun lingkungan sekitar. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu diri
siswa sendiri dan kemauan siswa dengan orang tua yang tidak singkron
(Zainuddin, STAIN Qudus, 2016).
3. Nur Azimati yang berjudul “Strategi Pembelajaran Tahfidz Qur’an pada
Anak Usia Dini di TPQ Muslimat NU Banyurip Alit”. Pada penelitianya,
strategi yang digunakan adalah dengan menerapkan metode pembelajaran
yang dilandasi oleh prinsip “bermain sambil belajar” atau “balajar sambil
bermain” Azimati memberikan kesimpulan bahwa strategi pembelajaran
tahfidz Al-Qur‟an pada anak usia dini menggunakan metode talaqqi,
murajaah serta metode bercerita (Azmiati, IAIN Wali Songo, 2008).
Penelitian-penelitian di atas memiliki kesamaan dengan penulis, memiliki
kesamaan pada beberapa aspek strategi tahfizh Al-Qur’an, namun tidak sama pada
settingnya. Sedangkan dalam penelitian kali ini peneliti akan melakukan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
penelitian dengan judul “Metode Tahfizh Al Qur’an dalam Meningkatkan
Kemampuan Santriwati menghafal Al Qur’an di Pondok Karya Pembangunan Al
Hidayah Kota Jambi”. Disini peneliti akan membahas tentang bagaimana strategi
dalam program tahfizh Al-Qur’an untuk meningkatkan kemampuan menghafal
Al-Qur’an santri.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif yang dilihat melalui sudut pandang
pendidikan dengan menggunakan instrumen pengumpulan data wawancara,
observasi dan dokumentasi. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat di amati. (Sugiyono, 2013:253). Disebut kualitatif karena
sifat data yang dikumpulkan dianalisis secara kualitatif bukan dengan cara
kuantitatif yang menggunakan alat ukur tertentu. Melalui pendekatan kualitatif ini
diharapkan terangkat gambaran mengenai kualitas, realitas sosial dan persepsi
sasaran peneliti tanpa tercemar oleh pengukuran formal.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting penelitian
Situasi sosial adalah lokasi atau tempat yang di tetapkan untuk melakukan
penelitian, situasi sosial dalam penelitian ini meliputi aspek tempat (place), pelaku
(actori), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. (Sugiyono, 2013
: 297) Lokasi penelitian berada di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota
Jambi, Jln. Marsda Surya Dharma KM 10 Kota Jambi pada tahun 2018/2019.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah, guru/ustadz tahfizh kepala sekolah dan santriwati
Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi, yang ditetapkan dengan
teknik purpossivee sampling, yaitu ”...teknik yang diasarkan pada ciri-ciri tertentu
yang diperkirakan erat sangkut pautnya dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada
dalam populasi yag sudah diketahui sebelumnya”. (Sugiyono, 2013 : 202)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Berdasarkan teknik ini, maka sebagai key informan dalam penelitian ini ditetapkan
guru tahfizh dan sebagai informan ditetapkan santriwati 20 orang (santriwati yang
terpilih kelas VII dan VIII MTs) Sedangkan sebagai informan tambahan
ditetapkan kepala sekolah dan guru di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah
Kota Jambi, mengamati secara langsung pada Metode Tahfiz Al Qur’an dalam
Meningkatkan Kemampuan Santriwati menghafal Al Qur’an di Pondok Karya
Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan
dicatat untuk pertama kalinya. Data tersebut menjadi data sekunder kalau
dipergunakan orang yang tidak berhubungan langsung dengan penelitian yang
bersangkutan. (Mukhtar, 2010 : 87)
Data primer ini diperoleh melalui hasil observasi dan wawancara kepada guru,
kepala sekolah dan santri Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi.
Data yang termasuk dalam data primer tersebut adalah :
1). Pelaksanaan program Rumah Tahfizh Al-Qur’an di Pondok Karya
Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi.
2). Faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program
Rumah Tahfizh di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota
Jambi.
3). Metode Tahfizh Al Qur’an dalam Meningkatkan Kemampuan
Santriwati menghafal Al Qur’an di Pondok Karya Pembangunan
Al Hidayah Kota Jambi.
27
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh
peneliti, misalnya dari biro statistik, majalah, koran keterangan-keterangan atau
publikasi lainnya. (Mukhtar, 2010:91) Dalam penelitian ini adalah data yang
diambil di gambaran umum di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota
Jambi sebagai berikut:
1) Historis dan geografis.
2) Struktur organisasi.
3) Keadaan guru dan siswa.
4) Keadaan sarana dan prasarana.
2. Sumber Data
Sedangkan sumber data dalam penelitian ini orang dan materi yang terdapat di
Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi yang meliputi : guru
Tahfizh, kepala sekolah, santriwati, arsip dan peristiwa/kejadian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar yang diterapkan. (Arikunto, 2010:172)
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik Observasi,
wawancara dan dokumentasi, sebagai berikut:
1. Observasi
Metode observasi atau disebut juga dengan pengamatan merupakan "...kegiatan
pemuatan perhatian semua objek dengan menggunakan seluruh indera."
(Arikunto, 2010 : 156) Penulis menggunakan metode observasi non partisipan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
untuk melihat di lapangan tentang pelaksanaan dan kegiatan dalam Program
Tahfizh Al Qur’an dalam Meningkatkan Kemampuan Santriwati menghafal Al
Qur’an di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi, faktor dan
Strategi dalam Program Tahfizh Al Qur’an dalam Meningkatkan Kemampuan
menghafal Al Qur’an di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi.
2. Wawancara
Wawancara adalah "...sebuah dialog yang dilaksanakan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara." (Arikunto, 2010 : 155) Wawancara
tidak terstruktur dilakukan untuk mengumpulkan data tentang Metode Tahfizh Al
Qur’an dalam Meningkatkan Kemampuan Santriwati menghafal Al Qur’an di
Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi, faktor dan pelaksanaa
Program Tahfizh Al Qur’an dalam Meningkatkan Kemampuan Santriwati
menghafal Al Qur’an di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi,
untuk lebih jelas pertanyaan yang diajukan kepada responden dapat dilihat pada
Instrumen Pengumpulan Data (IPD) wawancara terlampir.
3. Dokumentasi
Dokumentasi sebagai "...cara mencari data mengurai hal-hal atau variabel-variabel
yang merupakan catatan manuskrip, buku, surat khabar, majalah, notulen rapat,
prasasti, legger, agenda dan sebagainya."(Arikunto, 2010 : 231) Dokumentasi
penulis gunakan untuk memperoleh semua data-data yang berhubungan dengan
gambaran umum di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi yang
meliputi :
a. Historis dan geografis.
b. Struktur organisasi.
c. Keadaan guru dan siswa.
d. Keadaan sarana dan prasarana.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan
yang kan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingg mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.
1. Reduksi data
Reduksi data diartikan sebagai "...proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakkan dan transformasi data-data kasar yang muncul
dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan." (Huberman, Athew, 1992:16)
Masalah mengenai gambaran umum yaitu mengenai gambaran umum Metode
Tahfizh Al Qur’an dalam Meningkatkan Kemampuan Santriwati menghafal Al
Qur’an di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi, yang diambil
melalui wawancara dan observasi kemudian dianalisis dengan menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasikan data tersebut sehingga bisa disajikan.
2. Penyajian Data
Penyajian data sebagai "...sekumpulan data/informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan."
(Huberman, Athew, 1992:17) Penyajian data mengenai Metode Tahfizh Al Qur’an
dalam Meningkatkan Kemampuan Santriwati menghafal Al Qur’an di Pondok
Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi yang telah direduksi melalui bab-
bab yang sudah tersedia.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3. Verifikasi/Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan sebagian dan suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh.
Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian dalam pikiran
penganalisis dengan menulis suatu tinjauan ulang pada catatan."(Huberman,
Athew, 1992:19) Hasil penyajian data bisa diambil kesimpulan tentang temuan
lapangan mengenai Metode Tahfizh Al Qur’an dalam Meningkatkan Kemampuan
Santriwati menghafal Al Qur’an di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota
Jambi.
F. Triangulasi Data
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu
yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan
terhadap data itu. (Moleong, 2007 : 330) Jadi dalam hal ini mengecek sumber data
yang diperoleh di lapangan berkenaan dengan penelitian ini. Ada empat macam
triangulasi yaitu dengan menggunakan sumber, metode, penyidik dan teori.
Penelitian ini penulis menggunakan triangulasi dengan sumber yakni
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan atau informasi yang
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini
dapat dicapai dengan jalan :
“1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, 2.
Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang
dikatakannya secara pribadi, 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang
tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, 4.
Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan
pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berpendidikan menengah atau tinggi,
orang kaya, pemerintah, 5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu
dokumen yang berkaitan.” (Moleong, 2007 : 330-331)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
“Triangulasi dengan metode menurut Moleong adalah : Pertama, pengecekan
derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan
data. Kedua. pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan
metode yang sama. Triangulasi dengan penyidik memanfaatkan peneliti atau
pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data
atau dengan cara membandingkan hasil pekerjaan seorang analis dengan analis
lainnya. Sedangkan, trianggulasi dengan teori dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu secara induktif dan secara logika”. (Moleong, 2007 : 331-332)
Berdasarkan teknik triangulasi tersebut di atas, maka dimaksud untuk mengecek
kebenaran dan keabsahan data-data yang diperoleh di lapangan tentang Metode
Tahfizh Al Qur’an dalam Meningkatkan Kemampuan Santriwati menghafal Al
Qur’an di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi.
G. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama enam bulan. Penelitian dilakukan dengan
pembuatan proposal, kemudian dilanjutkan dengan perbaikan hasil seminar
proposal skripsi. Setelah pengesahan judul dan izin riset, maka penulis
mengadakan pengumpulan data, verifikasi dan analisis data dalam waktu yang
berurutan. Hasilnya penulis melakukan konsultasi dengan pembimbing sebelum
diajukan kepada sidang munaqasah. Hasil sidang munaqasah dilanjutkan dengan
perbaikan dan penggandaan laporan penelitian skripsi. Adapun jadwal kegiatan
dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 3.1 :
Jadwal Penelitian
No KEGIATAN
Tahun 2018/2019
Feb’ Mar’ Apr’ Mei’ Juni’ Juli’
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pembuatan
Proposal √ √ √ √
2. Perbaikan
Hasil Seminar √ √
3. Pengumpulan
Data √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4. Verifikasi dan
Analisa Data √ √ √ √ √ √
5. Konsultasi
Pembimbing √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6. Perbaikan √ √ √ √ √ √ √
7. Penggandaan
Laporan √
*Catatan. Jadwal dapat berubah sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Historis dan Geografis Sekolah
Pondok Pesantren Modern Al-Hidayah terletak diatas tanah milik Pemerintah
Provinsi Jambi seluas 16,5 ha yang dibangun untuk fasilitas pendidikan dan lahan
pertanian untuk praktek santri yang berlokasi di Jl. Marsda Surya Dharma KM. 10
Kel. Kenali Asam Bawah Kec. Kota Baru Kota Jambi Kode Pos 36127.
Pondok Pesantren Modern Al-Hidayah Jambi didirikan oleh Gubernur Jambi,
berdasarkan Surat Keputusan No. 228 Tahun 1983 Tanggal 14 Juni 1983
diresmikan oleh Menteri Agama Republik Indonesia Alamsyah Ratu
Perwiranegara sebagai lembaga pendidikan Agama Islam guna mempersiapkan
kader-kader pembangunan di daerah Jambi yang berilmu, beramal, bertaqwa dan
terampil. Sejarah (PKP) Pondok Karya Pembangunan menjadi (PPM) Pondok
Pesantren Modern Al-Hidayah Jambi dimulai sejak pergantian direktur pada tahun
2013/2014, yang dipimpin oleh Dr. H. Husin Abdul Wahab, Lc. MA, dengan
bergantian direktur beliau mengubah sistem yang ada dipondok beliau
beranggapan bahwa sistem yang lam kurang bagus dengan mengadopsi pondok
pesantren modern. Direktur Pondok Pesantren ini dipimpin oleh :
a) Prof. Dr. H. Sulaiman Abdullah (1983 – 1996).
b) Hizbullah Razaq, BA ( 1996 – 1999 )
c) H. Husin Abdul Wahab, Lc, MA ( 1999 – 2003 )
d) Arsyad Abdul Mu’iz, Lc ( 2003 – 2006 )
e) H. Zayadi, SH ( 2006 – 2007 )
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
f) H.Abdul Kadir Sobur,Ph.D ( 2007 – 2009 )
- Wakil : H. Zayadi, SH
g) Drs. H. Ahmad, MM Caretaker Direktur ( 2009 )
- Wakil : H. Abdullah Hasyim, Lc, MA
h) H. Hasan Hasyim, SH ( 2009 – 2011 )
- Wakil : Drs. H. Satria Bachman, M.Pd.I
i) Dr. H. Husin Abdul Wahab, Lc, MA ( 2011 – Sekarang )
Secara geografis PPM Al-Hidayah Jambi terletak di Jl. Marsda Surya Dharma
KM. 10 Kelurahan Kenali Asam Bawah, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi,
Kode Pos 36127. PPM Al-Hidayah Jambi memiliki keberadaan tanah dengan luas
16,5. Bila dilihat dari jarak PPM Al-Hidayah Jambi ke lokasi tertentu sebagai
berikut:
a) Jarak ke Sulthan Thaha air port 3 menit (13 KM)
b) Jarak ke Kantor Kepegawaian Daerah 14 menit (5,0 KM)
c) Jarak ke Kantor Wilayah Hukum 13 menit (5,0 KM)
d) Jarak ke Kantor Badan Pendidikan Dan Pelatihan 12 menit
(4,7 KM)
e) Jarak ke Kantor BPK RI Perwakilan Jambi 7 menit (3,0 KM)
f) Jarak ke SMA N 8 Jambi 10 menit(3,4 KM)
g) Jarak ke Hotel Royal Garden Terdekat 3 menit (900 M)
h) Jarak ke Puskesmas Pal 10 Terdekat 3 menit (900 M)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Adapun visi dan misi Pondok Pesantren Al Hidyah Kota Jambi itu adalah:
a) Visi
Menjadi Lembaga Pendidikan insan qur’ani dan berdaya saing internasional
b) Misi
(1) Mengintergasikan Kurikulum Berbasis Al-Qur’an dengan realitas
kehidupan.
(2) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang islami,
modern dan dinamis.
(3) Mengoptimalkan pelayanan pendidikan dan pengasuhan yang tepat
dan memuaskan.
(4) Melahirkan lulusan yang kompetitif dan profesional.
c) Panca Jiwa Pondok
(1) Keikhlasan
(2) Kesederhanaan
(3) Berdikari
(4) Ukhuwah Islamiyah
(5) Kebesan
d) Motto Pondok
(1) Berbudi Tinggi
(2) Berbadan Sehat
(3) Berpengetahuan Luas
(4) Berfikir Bebas. (Dokumentasi Pondok Pesantren Al Hidayah
Tahun 2019)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Adapun sejarah berdirinya program tahfizh di Pondok Pesantren Al Hidayah
dimulai sejak tahun 2016, berawal dari melihat minat santriwati yang termasuk
dalam kaderisasi ulama’ di Pondok Pesantren Al Hidayah, santriwati yang
dikhusukan dalam satu kelas itu untuk santriwati yang gratis biaya sekolahnya
dari kelas 1-6 tahun di Pondok Pesantren Al Hidayah, kemudian santriwati yang
termasuk dalam kaderisasi ulama’ ini adalah mereka yang lulus pada tes yang
diselenggarakan program tahfizh, adapun tes nya berbeda dengan tes yang reguler
biasa.
Berdasarkan hal demikian muncullah ide dari Ustadz Misbahul Wathon, Lc selaku
Direktur Pendidikan dan Pengasuhan di Pondok Pesantren Al Hidayah ini, untuk
membuat program tahfiz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Al Hidayah ini yang
kemudian ide tersebut disambut baik dan disetujui oleh Direktur Pondok
Pesantren Al Hidayah yaitu Ustadz Husin Abdul Wahab, Lc, M.A, PhD.
(Dokumentasi Pondok Pesantren Al Hidayah Tahun 2019)
2. Struktur Organisasi
Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran yang memiliki
banyak kegiatan-kegiatan untuk membentuk akhlak dan mental santri untuk
mencapai tujuan pendidikan. Struktur organisasi dalam suatu Pondok Pesantren
adalah hal yang sangat penting dan urgent karena tanpa adanya struktur dan
system yang baik, maka segala hal yang berkaitan dengan kegiatan santri tidak
akan berjalan secara lancar dan sebagaimana mestinya.
Kemudian dalam merencanakan dan melaksanakan program pondok pesantren
diperlukan bantuan dari sumber daya manusia, dan sumber daya manusia tersebut
diorganisasikan kedalam struktur organisasi yang terdapat pembagian tugas
masing-masing secara merata dan profesional menurut bidang keahliannya
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
masing-masing. Struktur organisasi berperan penting bagi kelancaran roda
organisasi sekolah untuk mencapai tujuan. Dalam struktur ini dijelaskan bahwa
pimpinan puncak organisasi pondok pesantren adalah direktur pondok pesantren,
direktur pondok pesantren yang diberi amanah oleh gubernur Jambi bertanggung
jawab langsung atas maju mundurnya pondok pesantren, akan tetapi direktur
pondok pesantren tidak akan bisa melaksanakan tugasnya dengan baik di pondok
pesantren seorang diri tanpa dibantu oleh anggota staf yang terlibat langsung
dalam melakanakan program sekolah yang dibantu wakil direktur pondok
pesantren dalam bidangnya masing-masing serta para staf TU, direktur pendidikan
dan kepengasuhan, pengasuh santri, majelis guru dan karyawan yang semuanya
mendukung kelancaran proses kegiatan pendidikan.
Selanjutnya dalam organisasi pondok pesantren, ada yang namanya sturuktur inti
untuk mengatur jalannya pendidikan disetiap bidang di pesantren, mereka-mereka
atau pejabat berwenang mengatur sesuai dengan tugas pokok masing-masing yang
telah diberikan kepadanya yang langsung di monitoring oleh direktur pondok
pesantren selaku pemimpin tertingi dalam sebuah lembaga pendidikan. Jadi
sebagai guru biasa yang tidak mempunyai tugas lebih selain mengajar, hanya
mengikut dengan kebijakan oleh pejabat yang berwenang. Dan diluar itu juga bisa
mengkritik atau memberi saran, masukan yang mendukung terlaksananya sistem
pendidikan yang ada. Jadi sangat penting menunjuk orang yang kompeten dalam
struktur yang ada di sekolah. (Dokumentasi Pondok Pesantren Al Hidayah Tahun
2019)
Struktur organisasi merupakan sistem formal hubungan kerja yang membagi dan
mengkoordinasikan kerja satu dengan yang lainnya.Struktur organisasi yaitu
bentuk dari organisasi secara keseluruhan yang menggambarkan kesatuan dari
berbagai segmen dan fungsi organisasi yang membagi atas tugas-tugas pokok.
Struktur organisasi berperan penting dalam mengatur semua kegiatan aspek
pendidikan dan pengajaran di pondok pesantren. Tepatnya pada Pondok Pesantren
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Modern Al Hidayah Kota Jambi yang memiliki struktur Organisasi Program
Tahfizh sebagai berikut :
Gambar 4.1
STRUKTUR ORGANISASI PROGRAM TAHFIZ AL-QUR’AN
TAHUN AJARAN 2018-2019
Guru Tahfizh
Mahyunani Arifin.
S.IP
Guru Tahfizh
Sri Wahyuni, S.Pd.I
Pembina Tahfizh
Humaedi, S.Pd.I Pembina Tahfizh
Mas’adi, S.Pd.I
Pimpinan
Santriwati
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
(Sumber : Dokumentasi Pondok Pesantren Al Hidayah Tahun 2019)
3. Keadaan Guru, Karyawan dan Santri
a) Keadaan Guru dan Karyawan
Guru merupakan unsur terpenting dalam keseluruhan sistem pendidikan. Guru
juga sebagai pendidik, karena guru yang mentransfer pengalaman dan
pengetahuannya secara langsung baik teori maupun praktek pada proses belajar
mengajar.
Karyawan atau tenaga pendidik merupakan unsur pendukung dalam pelaksanaan
kegiatan pendidikan, karena peran tenaga kependidikan sangat diperlukan demi
berlangsungnya seluruh kegiatan pendidik disekolah.Seluruh tenaga kependidikan
menjalankan masing-masing tugasnya demi tercapainya tujuan pendidikan yang
ditetapkan suatu lembaga kependidikan.Adapun keadaan guru serta karyawan di
Pondok Pesantren Al-Hidayah Kota Jambi sebagai berikut.
Tabel 4.1
Nama-nama Guru, Staf dan Karyawan Pondok Pesantren Modern
Al Hidayah Pemerintah Provinsi Jambi Tahun 2017/2018
NO NAMA JABATAN
1 H. Husin Abdul Wahab, Lc., MA.,
Ph.D Direktur
2 Pauzi, M.Pd.I Sekretaris
3 Devrian Rifki Wijaya, S.Kom
Staff Laboratorium Komputer dan Operasional
Server
4 M. Khamdani, S.Kom Staff Laboratorium Komputer dan Operasional
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Server
5 H. Rusnan Ahlannur, Lc Kepala Badan Sarana Prasarana (SARPRAS)
6 Arduan Staf Bidang Operasional, Perlengkapan & Aset
7 Sunardi Staff Listrik dan Air
8 Surono
Staff Pemeliharaan Gedung, Sarana Pend dan
Kebersihan Kantor
9 Subroto Staff Pertamanan dan Kebersihan Pondok
10 Muhammad Iqbal, S.H Staff Humas, Publikasi dan Dokumentasi
11 Imatul Akbar, S.Kom Staff Kepegawaian
12 Prihartini Kusuma, S.Pd Staff Administrasi
13 H. Ahmad Farid, Lc Direktur Keuangan dan Usaha Pondok
14 Rujiati Bendahara
15 Wiwi Astuti, S.Th.I., M.Pd Staff Bendahara
16 Nasythiya, S.H Staf Bendahara
17 Mieke Desiana, S.S Kepala Badan Usaha Milik Pondok (BUMP)
18 Dwi Yogo Jamaluddin, S.P Kepala Koperasi Pondok
19 H. Misbahul Wathon, Lc Direktur Pendidikan & Pengasuhan
20 Dr. Apdoludin, S.Pd.I., M.Pd.I Kepala Madrasah Aliyah
21 H. Abu Hasan Al-Asyhari, Lc Kepala Madrasah Tsanawiyah
22 Hakimin, S.Kom., S.Pd.I Bagian Pembelajaran
23 Ahdiyat Mahendra, M.Hum Bagian Kurikulum & LITBANG
24 Drs. H. Janiwar Anggota
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
25 Taufiqurrohman, S.Pd Anggota
26 H. M. Harmin, Lc Anggota
27 Humaedi, S.Pd.I Anggota
28 Mas'adi, S.Pd.I Anggota
29 H. Al-Mukmin Amran, Lc., M.H.I Anggota
30 Syahidal Mursalin, S.Ip Kepala Perpustakaan
31 Aisyah Gusli, S.Pd Staf Perpustakaan
32 Oktarina Sumba, S.Tp Kepala Laboratorium IPA Pondok
33 Sumini, S.Kom Tata Usaha
34 Ayu Febriani, S.Pd Tata Usaha
35 Al Muhtarom Tata Usaha
36 Lili Harnaini, S.H Tata Usaha
37 Achmad Rizky.Mr. A.Md Tata Usaha
38 Muhammad Mukti Tata Usaha
39 Eko Firmansyah, S.Pd.I Pengasuhan Santri Putra
40 Sunarti, S.Pd.I Pengasuhan Santri Putri
41 Hermawati Susanti, S.Kep Kesehatan Santri
42 Yeni Kholisoh, Am.Keb Kesehatan Santri
43 Isro Firdaus, S.Pd.I Kepala Madrasah Ibtidaiyah
44 Rosniyati, S.Pd Kepala TK/PAUD/TPA
45 Shelly Marcelina, S.Hum Tata Usaha
46 Elin Tamaya, S.Ip Tata Usaha
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
47 Siti Wahyuni Staf Pengelolaan Dapur Umum
48 Mahyunani Arifin, S.Ip Guru Bahasa Indonesia
49 Akbar Imanuddin, M.Ud Guru Akidah Akhlak
50 Yoan Adelinadinanti, S.Pd Guru Bahasa Inggris
51 Ahmad Zakaria, S.Pd.I Guru Fiqh
52 M. Hasbi Ash Shiddieqy, S.Kom GuruMTK
53 Dr. H. Hermanto Harun, Lc., M.H.I Guru Shorof
54 H. Abdullah Hasyim, MA Guru Imla’
55 H. Ahmad Syaukani Ali, Lc Guru Nahwu
56 Kasmawati, S.Sos.I Guru PKn
57 Hasanur Robi'ah, S.Pd Guru MTK
58 Desi Trismayani, Lc Guru Fiqih
59 Reni Hastuti, S.Pd Guru IPS
60 Rinayah, S.H Guru Seni Budaya
61 Hevni Siska Maryantama, S.Pd Guru Bahasa Inggris
62 Rizki Aprilianto, S.H Guru Bahasa Indonesia
63 Hj. Malikal Bulkis Hadi, Lc Guru Bahasa Arab
64 Siti Yami, S.Pd.I Guru Tajwid
65 Andy Ariadi, S.Pd.I Guru Imla’
66 Tidjar Purbaya, S.E Guru MTK
67 Wenni Mulyani, S.Pd Guru IPA
68 Gatot Widodo, S.Pd.I Guru Alquran Hadist IPS
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
69 Riri Hairiyah, S.Pd Guru Biografi
70 Muhammad Yudi, S.Pd.I Guru Akidah Akhlak
71 Surisdawati, S.Pd Guru TIK
72 Muhammad Ridwan, S.Hum Guru Bahasa Indonesia
73 Dewi Rulina Wati, M.Pd Guru Bahasa Arab
74 Endang Rukmana, Lc Guru Shorof
75 Iwing Derva Mutia, S.Pd Guru IPA
76 Budi Widia Wahyuni, S.Pd Guru MTK
77 Septia Al Parabi, M.Pd Guru Fiqh
78 Zakia Nur Rahma, S.Pd Guru Bahasa Inggris
79 Atika, S.Pd Guru Tajwid
80 Sari Febriyanti, S.Pd Guru Bahasa Indonesia
81 Muhammad Al Fikri, S.Pd.I., M.Ag Guru Tajwid
82 Shafwan Hardiansyah, S.E Guru MTK
83 Putri Rahayu, S.Pd Guru IPA
84 Edi Kurniawan, S.Sy., M.Phil Guru IPS
85 Siti Khadijah, S.EI Guru MTK
86 Ardiansyah, S.Sos.I., M.Pd.I Guru Bahasa Arab
87 Sri Wahyuni, S.Pd.I Guru TAJWID
88 Wendi Gozali, S.Pd Guru Akidah Akhlak
89 Ibrahim, S.Th.I Guru Bahasa Indonesia
90 Bayu Budi Dharma, S.Pd Guru Seni Budaya
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
91 Asmaul Husna, S.Pd Guru IPS
92 Fery Apriansyah, S.E.Sy Guru MTK
93 Tomi Jepisa, S.Pd Guru Seni Budaya
94 Fadil Muhammad, S.Pd Guru Bahasa Inggris
95 Agsellia, S.Pd Guru Al quran Hadist
96 Mimi Rahmi, S.Pd Guru MTK
97 Rahmawati, S.Pd Guru Biologi
98 Sheyla Halimatul Adla, S.Pd Guru Fisika
99 Achmad David, S.Pd.I Guru Tajwid
100 Juli Andri, S.Ag Guru Shorof
101 Edi Susanto, S.Pd Guru IPA
102 Achmad Febrianto, M.S Guru T.Qur’an
103 Nazrotun Fitriah, S.Pd.I Guru Nahwu
104 Samsul Amirudin, S.Pd Guru MI
105 Rusnita, S.Pd Guru MI
106 Rozanah, S.Pd Guru MI
107 Asmaria, S.Pd Guru MI
108 Eka Puji Astuty, S.Pd Guru MI
109 ENDAH SAFITRI, S.Pd.I Guru MI
110 Warda Fitria, Am.Kg Guru TK
111 Yanti, S.Pd Guru TK
112 Siti Fatimah, S.Pd Guru TK
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
113 Muhammad Khoiruddin Pengasuhan
114 Amirullah Pengasuhan
115 Ahmad Mukhlis Pengasuhan
116 Rizal Adi Wijaya Pengasuhan
117 Sri Wenni Pengasuhan
118 Gustin Pratiwi Pengasuhan
119 Berty Musyarofah Pengasuhan
120 Nadya Husen Pengasuhan
121 Fitri Fatrayani Harahap Pengasuhan
122 Wita Astuti Pengasuhan
123 Tri Widya Ningrum Pengasuhan
124 Siti Maimunah Pengabdian
125 Adinda Rizkia Pengabdian
126 Novi Anggaraini Pengabdian
127 Safitriani Pengabdian
128 Aldo Suwardin Pengabdian
129 Andion Pengabdian
130 Ahmad Fathoni Pengabdian
131 M.C. Dodi. M Pengabdian
132 Jumanto Pengabdian
133 Rulli Andri Pengabdian
134 Khodijah Lubis Penjaga anak TPA
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
135 Subarta Penjaga anak TPA
136 Hasim Cif Cooking
137 Siti Ruminah Cif Cooking
138 Mariam Abdul Rahman Karyawan Dapur
139 Maryadi Karyawan Dapur
140 Yono Karyawan Dapur
141 Hasnah Karyawan Dapur
142 Masriah Karyawan Dapur
143 Sulastri Karyawan Dapur
144 Zalia Karyawan Dapur
145 Nur Faizah Karyawan Dapur
146 Nurlihana Karyawan Dapur
(Dokumentasi Pondok Pesantren Al Hidayah Tahun 2019)
Tabel 4.2
Keadaan Guru di Pondok Pesantren Al Hidayah Kota Jambi
Latar belakang
pendidikan guru
Jenis kelamin
Jumlah
Lk Pr
SLTP
SLTA
D3
S1
S2
-
-
-
22
12
-
-
1
35
2
-
-
1
57
14
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
S3 1 - 1
Total 73
(Dokumentasi Pondok Pesantren Al Hidayah Tahun 2019)
Tenaga guru yang mengajar di Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Kota Jambi,
Tenaga Pengajar yang berkualifikasi pendidikan, baik S1, S2 dan S3 yang berasal
dari berbagai perguruan tinggi, baik dalam maupun luar negeri dan Alumnus dari
berbagai Pondok Pesantren Modern yang ternama S3 (Doktoral), S2 (Master), S1
(Sarjana), Alumni Pesantren Modern semua merupakan guru aktif yang mengajar
di Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Kota Jambi .
Tabel 4.3
Keadaan Karyawan dan Staff di Pondok Pesantren Al Hidayah Kota Jambi
Latar belakang
pendidikan guru
Jenis kelamin
Jumlah
Lk Pr
SLTP
SLTA
D3
S1
S2
S3
3
5
1
13
2
-
7
2
2
24
-
-
10
7
3
37
2
-
Total 59
(Dokumentasi Pondok Pesantren Al Hidayah Tahun 2019)
Sementara untuk tenaga karyawan ada yang berlatar pendidikan tinggi dan ada
juga yang tamatan diploma/sederajat. Dengan demikian semua guru yang
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mengajar pada lembaga pendidikan ini memiliki masing-masing latar pendidikan
dan pengalaman yang berbeda pula, inilah yang menjadikan sistem pengajaran
kepada peserta didik berbeda yang pasti sesuai lingkungan pondok pesantren yang
islami dan sesuai dengan syariat Islam.
b) Keadaan Peserta Didik
Peserta didik merupakan bagian dalam sistem pendidikan, peserta didik adalah
objek atau bahan mentah (input) dalam proses transformasi pendidikan. Tanpa
adanya peserta didik, keberadaan sistem pendidikan tidak akan berjalan. Adapun
keadaan peserta didik atau santriwati yang mengikuti Program Tahfiz yang diteliti
adalah berjummlah 20 oarnag santriwati yang terpilih di PPM Al-Hidayah Jambi.
Kegiatan yang berlangsung di Pondok Pesantren Modern Al Hidayah kota jambi
yang sudah diatur dari mulai bangun tidur sampai tidur, yang harapanya membuat
santri lebih aktif dalam setiap kegiatan. Berikut kegiatan di Pondok Pesantren
Modern Al Hidayah Kota Jambi :
a) Qiyamu Lail (Shalat Tahajud)
b) Shalat Subuh Berjama’ah
c) Tadarus Al-Quran
d) Pembelajaran Kosa Kata & Muhadhoroh Tiga Bahasa
e) Sarapan Pagi
f) Belajar Aktif (Madrasah)
g) Shalat Dzuhur Berjama’ah
h) Makan Siang
i) Belajar Aktif (Lanjutan)
j) Shalat Ashar Berjama’ah
k) Olah Raga
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
l) Makan Sore
m) Shalat Maghrib Berjama’ah
n) Tadarus Al-Quran
o) Istirahat
p) Muhadoroh (2kali dalam Seminggu)
q) Pramuka (1kali dalam Seminggu).
(Dokumentasi Pondok Pesantren Al Hidayah 2019).
Adapun untuk meningkatkan kreatifitas santri di luar jam pelajaran atau
ekstrakurikuler yang terdiri dari berbagai organisasi supaya santri tidak jenuh
akan kegiatan-kegiatan yang ada di pondok pesantren dan mengarahkan para
santri ke arah yang positif berikut kegiatan ekstrakurikuler :
a) Silat Tapak Suci
b) Hadroh Rebana
c) Marawis
d) Muhadhoroh ( Pidato Tiga Bahasa )
e) Music ( Band )
f) Barzanji
g) Pramuka
h) Marching Band
i) Teater
j) Komputer / Internet
k) Olahraga
l) Qosidah Modern, dan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
m) Program Tahfizh setiap hari pada jam (16.00-17.00 dan 18.30-
19.20)
(Dokumentasi Pondok Pesantren Al Hidayah 2019).
Setiap kegiatan diluar pembelajaran formal, dapat membentuk kepribadian peserta
didik menjadi lebih aktif, karena dengan adanya organisasi, siswa dapat
mengembangkan potensinya sesuai dengan lembaga pendidikan. Dengan itu dapat
menambah pengalaman dari masing-masing siswa, dari masing-masing
ekstrakurikuler mempunyai kelebihan dan kekurangan tentunya, tetapi hal ini
tetap pada karakter yang menjadi tujuan dari organisasi sekolah agar peserta didik
mampu secara akademis maupun organisasi dalam kesehariannya baik di sekolah
maupun di luar sekolah.
4. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah alat-alat yang digunakan atau yang
diperlukan dalam kegiatan proses pembelajaran di Pondok Pesantren Modern Al
Hidayah Kota Jambi. Baik itu dalam wujud bangunan permanen maupun alat-alat
lainnya penunjang pendidikan. Pondok pesantren ini berada atau beralamat di Jl.
Marsda Surya Dharma KM. 10 Kenali Asam Bawah Kota Jambi. Bangunan
tembok dan bagian depan berpagar setinggi 3 meter, luas bangunan 10.000 m2
sementara luas lahan tanpa bangunan sekitar 2.500 m2, jadi luas lahan seluruhnya
12.5 ha.
Kemudian untuk status kepemilikan lahannya, masih milik pemerintah daerah.
Kemudian keadaan sarana prasarana pendidikan di Pondok Pesantren Modern Al
Hidayah Kota Jambi, dalam kondisi baik dan masih bisa digunakan hingga
sekarang. Agar lebih mengetahui lebih jelas lagi mengenai keadaan sarana dan
prasarana lainnya, silahkan lihat tabel berikut:
a) Luas dan Status Areal Lingkungan Pondok Pesantren
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 4.4
Luas Dan Status Areal Lingkungan Pondok Pesantren Modern
Al Hidayah Kota Jambi.
No Jenis Lahan M2 Status Kepemilikan Lahan
1. Luas Bangunan 10.000 Pemerintah
2. Luas Lahan Tanpa
Bangunan
2.500
Pemerintah
Jumlah 12.500
(Dokumentasi Pondok Pesantren Al Hidayah Tahun 2019)
Luas seluruh lahan dari Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Kota Jambi, jadi
memungkinkan bagi seluruh komponen penunjang pendidikan terpenuhi dengan
ruang lingkup yang dirasa cukup untuk menjadikan sekolah menjadi lebih baik
kedepannya.
b) Ruang area belajar mengajar Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Kota
Jambi.
Proses pembelajaran yang efektif harus didukung semua komponen pendidikan
mulai dari gedung dan alat yang digunakan membantu terlaksananya
pembelajaran, berikut keadaan sarana dan prasarana Pondok Pesantren Modern Al
Hidayah Kota Jambi :
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 4.5
Ruang area Pondok Pesantren Modern Al Hidayah
No BANGUNAN JUMLAH
KEADAAN
BAIK RUSAK
1 Gedung Induk Kantor 1 √
2 Masjid / Mushola 2 √
3 R. Belajar 39 √
4 Aula 1 √
5 Asrama santri 21 √
6 Bangunan isi ulang air 2 √
7 Asrama santri
perempuan
13 √
8 Kantor Pengasuhan
santri
2 √
9 Klinik 1 √
10 Laboratorium komputer 2 √
11 Dapur 2 √
12 Pos Jaga Satpam 1 √
13 Asrama guru/ustaz 15 √
14 Asrama guru/ustazah 3 √
15 Kamar Mandi 6 √
16 WC Santri 20 √ 7
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
17 WC guru/ustaz 3 √
18 Asrama Tahfizh 1 √
(Dokumentasi Pondok Pesantren Al Hidayah Tahun2019)
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.6tercatat prasarana lainnya seperti pagar,
air, listrik, jalan, telepon dan lain sebagainya, serta tata tertib lainnya yang juga
terdapat di Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Kota Jambi
Berdasarkan data tersebut, sarana dan prasarana yang menunjang dirasa sudah
cukup lengkap, walaupun masih ada kekurangan jumlah dan yang lain. Demi
kelengkapan semua alat-alat pendidikan pastinya ada sebuah peningkatan kinerja
setiap periodenya, karena melihat pendidikan itu adalah sebuah proses menuju
yang lebih baik lagi kedepannya.
Temuan Lainya yang peniliti temukan di lapangan berupa aturan dalam kegiatan
pendidikan dan pengajaran yaitu semua kegiatan santri dimulai dari bangun subuh
pada jam 04.00 wib dan berakhir pada pukul 22.30 wib, untuk proses disiplin
yang berlangsung, santri yang bangun subuh semuanya wajib pergi ke masjid dan
membaca al quran, setelah dari masjid santripun makan dan pergi ke sekolah dari
jam 07.30 sampai 15.00 wib, yang digabung dengan pelajaran sore, sore harinya
santri-santri mengikuti ekskul yang mereka gemari sampai jam 17.30 dilanjutkan
pergi ke masjid sampai sholat isya, dan diteruskan dengan belajar malam yang
ditemani oleh wali kelas masing-masing dan pengasuh santri, santri yang tidak
memahami pelajaran di pagi hari bisa bertanya kepada wali kelas dan pengasuh
santri saat belajar malam.
Dapat disimpulkan bahwa Pondok Pesantren Modern Al Hidayah dengan sistem
kepengasuhannya dan pengasuh santri yang selalu menemani para santrinya dalam
berbagai hal. Dan disiplin yang sudah diterapkan yang merujuk kepada peraturan-
peraturan yang menjadikan para alumninya berdisiplin, dan untuk kedepannya
pastilah ada perbaikan-perbaikan dalam setiap prosesnya, apalagi pesantren ini
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
menekankan kepada kebahasaan dan kedisiplinan dan kepada jiwa anak
ditekankan juga untuk terus belajar disiplin, walaupun nanti setelah selesai dari
pesantren dan tidak akan lanjut pada perguruan tinggi, mereka sudah dibekali
sebuah kemampuan untuk terjun langsung kedunia masyarakat dan
mempraktekkan langsung ilmu yang mereka dapat sewaktu menimba ilmu
dibangku pesantren.
Pendidikan Pesantren dapat juga melanjutkan ke luar negeri karena mereka para
santri telah dibekali bahasa dan disiplin. Ini akan menjadi lebih baik apabila
kemampuan individu yang dimiliki pada tingkat Aliyah dapat dilanjutkan ke
perguruan tinggi di luar negeri seperti yang diharapkan oleh pimpinan pondok.
B. Temuan Khusus
1. Pelaksanaan program Rumah Tahfizh Al-Qur’an di Pondok Karya
Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi.
Dalam pelaksanaannya program Rumah Tahfizh Al-Qur’an di Pondok Karya
Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi, seperti halnya pada setiap bidang studi,
berikut beberapa temuan penulis:
a. Langkah Penyusunan Program Tahfizh Al-Qur’an
1) Menetapkan Program
Program tahfizh Al-Qur’an Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi
ditetapkan sebagai kurikulum tambahan. Hal tersebut sebagaimana dikatakan oleh
Bapak Husen Abdul Wahab Kepala Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah
Kota Jambi bahwa, “Program tahfizh ini sebagai kegiatan tambahan, yang mana
pelaksanaan program tahfizh di sekolah ini sebagai bentuk implementasi
kebijakan yang ditetapkan oleh Kementrian Agama Provinsi Jambi melalui
Pesantren”. (wawancara, 08 Mei 2019)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kemudian ditambahkan lagi informasi dari Ibu Sri Wahyuni selaku guru tahfidz
yang mengatakan bahwa:
“Sebenarnya adanya program tahfizh di sekolah ini kan berdasarkan keputusan
pimpinan pesantren, sebagai ciri khas pondok pesantren yang ada di Kota Jambi.
Kenapa menjadi ciri khas karena melihat selama ini yang menerapkan hafalan-
hafalan Al-Qur’an itu memang rata-rata hanya pondok pesantren yang memang
khusus pada tahfizh Al-Qur’an. Maka dari itu beberapa tahun belakangan ini
mulai lah ada program tahfizh di pondok ini”. (wawancara, 08 Mei 2019)
Salah satu upaya yang harus dilakukan sekolah agar pendidikan agamanya
berkualitas adalah dengan cara memelihara tradisi-tradisi keagamaan.
Pemeliharaan tradisi keagamaan ini dilakukan di samping secara formal melalui
pengajaran ilmu-ilmu agama sesuai dengan struktur kurikulum yang
dikembangkan oleh pemerintah juga dilakukan secara informal melalui
pembiasaan.
2) Menentukan Tujuan Program
Dalam mengimplementasikan suatu program tentu harus ada tujuan yang akan
dicapai dalam program tersebut. Begitu juga dengan program tahfizh Al-
Qur’an di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi. Dan adapun
tujuan yang diharapkan sebagai hasil kegiatan dari pembelajaran Tahfizh Al-
Qur’an di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi seprti yang di
jelaskan oleh Bapak Misbahul Wathon sebagai Direktur pendidikan dan
pengasuhan sebagai berikut:
“Adapun tujuan program tahfizh di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota
Jambi yaitu untuk mengimplementasikan kebijakan Kementrian Agama Kota
Jambi. Siswa yang menyelesaikan belajarnya di Pondok Karya Pembangunan Al
Hidayah Kota Jambi di harapkan sudah dapat menghafal minimal 2-3 juz. Untuk
mengenalkan siswa bahwa mempelajari Al-Qur’an adalah suatu hal yang sangat
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
penting. Untuk mendorong, membina dan membimbing siswa siswi Pondok
Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi untuk mencintai Al-Qur’an dengan
menghafal dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari”. (wawancara, 09 Mei
2019)
Hasil wawancara tersebut sejalan dengan tujuan program tahfizh Al-Qur’an di
Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi yaitu diantaranya: 1. Untuk
mempersiapkan bekal santri jika ingin melanjutkan studi ke Timur Tengah seperti
Mesir sebagai persyaratan tahfizh Al-Qur’an, 2. Supaya santri lebih giat
menghafal Al-Qur’an, dan 3. Untuk lebih memahami dan mendalami Al-Qur’an
secara Universal.
3) Menentukan Penanggung Jawab Program
Dalam hal ini Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi menetapkan
dua orang guru tahfizh yang bertanggung jawab membimbing siswa menghafal di
kelas dan juga yang akan menyimak setoran hafalan. Sebagaimana yang dikatakan
oleh Kepala Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi:
“Alhamdulillah kebetulan di sekolah kan ada dua guru tahfizh yaitu Ibu SW dan
Ibu Mahhyunani Arifin. Ibu Sri Wahyuni sendiri itu lulusan pesantren dan S1
Pendidikan Agama Islam selain itu juga kan beliau juga hafizh Al-Qur’an.
Kemudia Ibu Mahyunani Arifin juga alumni pesantren dan S1, selain itu juga
beliau ustadzah yang mengisi pengajian setiap hari jumat kelompok majlis taklim.
Jadi memang kualifikasi guru tahfizh di sekolah ini memang saya rasa mampu
membimbing siswa menghafal Al-Qur’an”. (wawancara, 09 Mei 2019)
Selain guru tahfizh, Kepala Sekolah juga memiliki tanggung jawab dalam
pelaksanaan program tahfizh Al-Qur’an di Pondok Karya Pembangunan Al
Hidayah Kota Jambi. Karena Kepala Sekolah harus mengawasi segala kegiatan di
sekolah termasuk program tahfidz Al-Qur’an.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b. Persiapan sebelum proses pembelajaran
Setiap pelaksanaan pembelajaran tentunya memiliki persiapan. Dalam
melaksanakan tugas guru secara profesional, guru dituntut memiliki wawasan
yang mantap dalam kegitan belajar mengajar, salah satu yang harus dimiliki
adalah persiapan dan kemantapan dalam mengatur, memilih dan menggunakan
metode pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pelajaran.
Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Bapak Husen Abdul Wahab selaku
Pimpinan Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi yang
mengungkapkan:
”Dalam setiap kali pertemuan saya selalu mengingatkan kepada majelis guru, agar
sebelum pelaksanaan pembelajaran di kelas berlangsung, terlebih dahulu guru
harus menyiapkan perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran
merupakan acuan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran, baik itu alokasi
waktu, metode pembelajaran dan sebagainya, dengan adanya persiapan mengajar
yang dimiliki guru, guru dapat melihat pedoman dalam mengajar, baik itu dari sisi
metode mengajar, alokasi waktu, pelaksanaan tugas dan pengambilan nilai”.
(wawancara, 10 Mei 2019)
Mengajar sangat erat kaitannya dengan guru sekaligus dengan pendidikan, karena
tugas seorang guru disamping mengajar juga mendidik. Mengajar merupakan
faktor penting dalam terlaksananya proses pendidikan, untuk dapat menunaikan
tugas tersebut guru harus memiliki segala sesuatu yang diperlukan dalam
mengajar dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran baik yang bersifat
khusus maupun yang bersifat umum.
Adapun persiapan yang dilakukan guru sebelum melaksanakan pembelajaran,
sebagaimana wawancara penulis dengan Ibu Sri Wahyuni :
“Sebelum memulai pelajaran, saya terlebih dahulu mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang mendukung sebgai pedoman dalam pembelajaran tahfizh. Hal
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
ini saya lakukan sebagai pedoman bagi saya dalam mengajar, tanpa adanya
pedoman tentunya setiap guru tidak akan dapat mengajar dengan baik dan sesuai
dengan waktu yang ditentukan, sehingga pelaksanaan pembelajaran tidak akan
berjalan dengan baik dan tidak akan mendapat hasil yang diinginkan. Seorang
guru mesti memiliki pesiapan yang disebut dengan perangkat mengajar. Pimpinan
juga mengatakan, diupayakan target pada kelas tahfizh haruslah bisa tahfizh
minimal 2 juz”. (Wawancara, 11 Mei 2019)
Pengamatan penulis di lokasi penelitian menemukan bahwa guru di Pondok Karya
Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi selalu mempersiapkan perangkat
pembelajaran sebelum masuk kelas, dan berkonsultasi dengan pimpinan dan
sesama guru. Setelah hal tersebut dilakukan kiranya ada masukan dan saran yang
bagus sebelum diaplikasikan dalam proses pembelajaran. (Observasi, 13 Mei
2019)
Persiapan perangkat pembelajaran sudah sepatutnya dipersiapkan oleh tenaga
didik sebelum memulai pelajaran, karena guru yang profesional selalu
mempersiapkan segala sesuatu sebelum memulai pelajaran seperti menyiapkan
strategi dan metode yang tepat dalam proses pembelajaran. Seperti yang
disampaikan oleh Ibu Mahyunani Arifin selaku guru tahfizh melalui wawancara
beliau mengungkapkan:
“Setelah saya menyiapkan perangkat pembelajaran dan menemukan strategi dan
metode yang tepat untuk program tahfizh Al-Qur’an, barulah saya persiapkan
sarana pendukung dalam mengaplikasikan metode pembelajaran, tentunya metode
yang dapat ditempuh dalam pembelajaran bisa bervariasi yaitu; hafalan, setoran,
sima’i dan lain sebagainya”. (Wawancara, 14 Mei 2019)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Berdasarkan observasi dan wawancara penulis dapat diketahui bahwa guru di
Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi selalu mempersiapkan
perangkat pembelajaran diantaranya yang meliputi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, hal ini digunakan oleh guru dalam mempersiapkan dan
merencanakan pelaksanaan pembelajaran sehingga dapat disesuaikan dengan
alokasi waktu dalam setiap materi pembelajaran.
c. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran di kelas seorang guru dituntut profesional dalam
menjalankan tugas profesinya, maksud dari profesional disini yaitu mengajar
dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dijadikan pedoman dalam
mengajar yang telah dibuat oleh guru dan disetujui oleh kepala sekolah selaku
pemimpin sekaligus supervisor di lembaga pendidikan.
Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran tahfizh ini berisi kegiatan membuka
pelajaran dan muroja’ah materi hafalan sebelumnya bersama-sama selama kurang
lebih 20 menit dan kegiatan setoran hafalan bagi yang belum setoran. Guru
membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian berdoa bersama yang
dipimpin oleh guru. (Observasi, 15 Mei 2019)
Mengenai rangkaian pelaksanaan kegiatan tahfizh Ibu SW menjelaskna: “Pada
tahapan kedua yaitu kegiatan inti berisi kegiatan pembelajaran tahfizh yaitu
menambah hafalan dan setoran ayat Al-Qur’an selam kurang lebih 45 menit.
Kurikulum yang diterapkan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dalam proses
pembelajaranya”. (wawancara, 15 Mei 2019)
Ekplorasi dalam kegiatan pembelajaran ini dapat terlihat dari guru
meperdengarkan bacaan Al-Qur’an yang akan dihafalkan oleh siswa. Semua siswa
menyimak dan mengulangi bacaan guru. Guru memberikan contoh dan
menanyakan hukum tajwid dari ayat yang sedang dihafalkan siswa.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Adapun elaborasi dalam kegiatan pembelajaran ini yaitu setelah guru memberikan
contoh bacaan dan siswa menirukan, kemudian siswa membacakan sendiri materi
hafalannya. Hal itu dilakukan dengan cara bersamaan maupun perbarisan. Dan
dilakukan sampai sekiranya siswa sudah menguasai.
Kegiatan yang terakhir yaitu konfirmasi. Siswa diberikan kesepatan untuk
menyetorkan hafalannya. Karena keterbatasan waktu juga, maka siswa dibolehkan
maju berdua sampai bertiga. Namun tetap penilaiannya masing-masing sesuai
dengan tingkat kelancaran dan makhroj serta tajwidnya. Bagi siswa yang masih
memiliki hutang hafalan maka akan dipanggil terlebih dahulu untuk menyetorkan
hafalan sebelumnya.
Kegiatan penutup. Dalam tahap ini siswa muraja’ah lagi terhadap ayat yang tadi
dihafal. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan mengucap hamdallah dan
berdo’a bersama-sama. (Observasi, 16 Mei 2019)
Kegiatan awal seorang guru sebelum memasuki kegiatan inti atau proses
pembelajaran adalah apersepsi, pada tahapan ini guru mengkondisikan siswa agar
suasana belajar lebih tenang, kemudian guru mengingatkan kembali pelajaran
sebelumnya pada siswa, yakni mengaitkan materi yang sebelumnya dengan materi
yang akan disajikan, kegiatan ini dilakukan oleh guru di Pondok Karya
Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi selama ini, sebagaimana hasil wawancara
penulis dengan Ibu Sri Wahyuni:
“Apersepsi selalu saya lakukan sebelum menjelaskan pelajaran yang baru, hal ini
untuk mengingatkan kembali santri dengan materi yang telah diajarkan
sebelumnya dan mengaitkan kembali materi yang telah lewat dengan materi yang
akan diajarkan, seperti contoh salah satu santri yang bernama SL saya tanya
tentang materi yang dipelajari sebelumnya dan tagihan hafalan pada pertemuan
yang lalu.”(Wawancara, 17 Mei 2019)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan
apersepsi sangatlah bermanfaat dalam proses pembelajaran. Hal ini dikemukakan
oleh salah satu santri tahfizh di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota
Jambi yang bernama ND yang mengungkapkan:
”Sebelum masuk ke materi yang baru biasanya ustadzah selalu mengingatkan
dengan pelajaran dan hafalan yang telah lampau dan mengaitkannya dengan
materi yang baru kepada kami, rentang waktunya kira-kira 5 menit sampai 10
menit”. (Wawancara, 18 Mei 2019)
Berdasarkan observasi penulis pada waktu proses belajar mengajar berlangsung,
guru selalu melakukan apersepsi sebelum masuk ke tahap inti atau pembelajaran.
Mengenai penggunaan metode dalam pembelajaran program tahfizh terdapat
beberapa metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. Hasil pengamatan
penulis menemukan, pada saat pelaksanaan pembelajaran guru selalu membawa
perencanaan pengajaran yang dijadikan pedoman bagi guru dalam mengajar, yang
telah disiapkan sebelumnya. Guru di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah
Kota Jambi selalu melaksanakan pembelajaran dengan diawali salam, absensi,
membaca do’a, apersepsi dan memulai pelaksanaan pembelajaran, kemudian
ditutup dengan tanya jawab ringan serta tugas hafalan yang telah ditentukan dan
disertai dengan doa atau penutup pelajaran. (Observasi, 18 Mei 2019)
Hasil wawancara penulis dengan Ustadzah Mahyunani Arifin salah satu guru
tahfizh yang mengungkapkan:
“Dalam meningkatkan kemampuan menghafal Al quran dan, setiap akhir
pelajaran saya alokasikan waktu khusus dalam memberikan bimbingan kepada
santri yang belum bisa menambah setoran hafalan. Dalam pelaksanaan
pembelajaran saya khususkan kepada yang belum bertambah hafalan Al-Qur’an
saya berikan bimbingan tambahan kurang lebih 10 menit pelajaran. Dan pimpinan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
menghimbau kepada kami, khususnya setiap guru untuk dapat meningkatkan
kemapuan dalam hafalan santri di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota
Jambi”. (wawancara, 20 Mei 2019)
Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru harus bisa menyesuaikan metode dengan
kondisi santri, agar dalam pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar
dan kondusif. Hal ini sebagaimana wawancara penulis dengan Bapak HS selaku
pimpinan yang mengungkapkan:
“Bagi semua guru saya selalu menyarankan untuk memperhatikan dan
memberikan bimbingan pada siswa yang masih belum bertambah hafalan
tahfiznya, apalagi yang belum bisa mengaji atau mengenal huruf Al-Qur’an,
terlebih lagi salah satu visi misi dan tujuan lembaga pendidikan yaitu sebagai
Pusat Lembaga pendidikan Al-Qur’an unggulan yang mampu menghasilkan anak-
anak yang berjiwa Qur’ani dan tetap berkomitmen untuk mengentaskan buta
aksara Al-Qur’an dan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang Al-
Qur’an. Mengajarkan dan mendidik generasi muda untuk dapat membaca,
memahami dan mengamalkan Al-Qur’an dan As Sunnah, mengenalkan Islam
lebih dekat dengan menanamkan aqidah, akhlaq dan ibadah yang benar sesuai Al-
Qur’an dan Sunnah Nabi yang Mulia. Mengadakan suasana dan metode
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dan menjadikan
Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi sebagai lembaga pendukung
pemerintah dalam mengembangkan pendidikan Islam di Indonesia”. (Wawancara,
20 Mei 2019)
Hal ini ditegaskan oleh Ustadzah SW, salah satu guru tahfizh yang
mengungkapkan:
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
“Di kelas saya hampir keseluruhan santri yang sudah menambah hafal setiap
minggu nya, karena hampir keseluruhan santri muroja’ah hafalan dan disimak
oleh santri yang lain. Hanya masih terlihat beberapa orang santri yang belum
bertambha hafalan dan terkadang lupa hafalan yang sudah ada. Dan saya selalu
memberikan motivasi pada setiap santri agar selalu rajin mengulang hafalan, baik
itu di asrama maupun di masjid”. (Wawancara, 22 Mei 2019)
Observasi penulis di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi,
khususnya pada kelas tahfizh menemukan masih ada beberapa orang santri yang
masih belum bisa menambah hafalan sesuai yang telah ditargetkan. Hal ini terlihat
mungkin dikarenakan lupa, seperti masih ada beberapa orang siswa yang terlihat
kurang konsentrasi dalam mengulang hafalan dan lain sebagainya. (Observasi, 16
Oktober 2015)
Lebih lanjut penulis melakukan wawancara dengan salah satu santri yang
bernama MR yang mengatakan:
“Kami memang kesulitan dalam menghafalAl quran, karena kami terkadang lupa.
Apalagi dijika kami jarang mengulang hafalan, terlebih lagi dengan padatnya
kegiatan kami di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi ini. Tapi
kami selalu berusaha untuk tetap menambah hafalan kami. Ustadzah selalu
memberikan tugas pada kami berbentuk setoran rutin. Dari tugas yang
dikhususkan tersebut alhamdulillah kami bisa terus semngat untuk menambah
hafalan dan mengulang hafalan yang telah ada”. (Wawancara, 23 Mei 2019)
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ustadzah Sri Wahyuni, salah satu guru tahfizh
yang mengatakan:
“Target atau tujuan akhir dari tahfizh dAl-Qur’an di Pondok Karya Pembangunan
Al Hidayah Kota Jambi ini diantaranya untuk menjadi hafizh dan hafizhoh yang
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
yang handal, menghilangkan buta aksara Al-Qur’an. Pimpinan sudah
menghimbau dan menginstruksikan kami sebagai guru agar dapat mengejar target
tersebut. Kami tidak merasa kesulitan dalam mencapai target tersebut, karena
semuanya mempunyai proses dan bertahap. Pada awal pertemuan santri hafizh
pemula, sudah mulai diberikan tugas tersendiri bagi santri yang belum bisa baca
Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, sehingga
pada kelas selanjutnya target tersebut dapat tercapai dengan baik”. (Wawancara,
22 Mei 2019)
Kemudian penulis mewawancarai pimpinan, Bapak Husen Abdul Wahab yang
mengatakan:
“Dalam pelaksanaan pembelaran tahfizh Al quran saya sudah melihat guru telah
menerapkan mekanisme pembelajaran yang baik, seperti menggunakan media
pembelajaran, metode pembelajaran yang bervariatif, akan tetapi masih terlihat
sebagian siswa yang murung dan kurang konsentrasi dalam belajar. Salah satu
faktor penyebabnya dikarenakan siswa terlalu banyak kegiatan di lingkungan
pondok, lupa dan lain sebagainya. Padahal kegiatan tahfizh telah dilaksanakan
dengan intens. Saya harapkan para guru dapat mencari solusi dalam pemecahan
masalah tersebut sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik dan
bisa meningkatkan kemampuan menghafal Al Quran santri”. (Wawancara, 22 Mei
2019)
Berdasarkan observasi dan wawancara penulis dapat diketahui bahwa pelaksanaan
kegiatan tahfizh Al quran telah berjalan sesuai dengan pedoman yang telah
disusun oleh guru sebelumnya. Kemudian guru telah berusaha dalam
meningkatkan kemampuan menghafal Al quran dan dengan harapan mencetak
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
hafizh dan hafizhoh masa depan di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota
Jambi dan Provinsi Jambi Umumnya.
d. Evaluasi Pembelajaran
Setelah dilaksanakan kegiatan tahfizh Al-Qur’an, maka guru melaksanakan
evaluasi kegiatan pelaksanaan tahfizh Al quran. Evaluasi dilaksanakan untuk
melihat sejauh mana keefektifan dari kemampuan menghafal Al quran santri, serta
mencari solusi terbaik terhadap berbagai permasalahan yang tidak bisa diatasi dan
yang sering ditemui dalam pelaksanaan pembelajaran.
Hasil pengamatan penulis di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi
menemukan bahwa evaluasi merupakan implementasi kegiatan pembelajaran
bagian akhir. Dalam evaluasi guru melihat tingkat kemajuan peserta didik dalam
kemampuan mengenal, dan mampu menambah hafalan Al quran, kemudian
melihat sejauh mana kerjasama orang tua dan komponen pendidikan dalam
pelaksanaan pembelajaran hafizh Al-Qur’an santri, serta melakukan tindakan yang
dapat meningkatkan kemamapuan hafalan santri. (Observasi, 23 Mei 2019)
Sebagaimana yang dikatakan oleh Ustadzah Mahyunani Arifin yang mengatakan:
“Kegiatan evaluasi dalam pelaksanaan hafizh Al quran merupakan suatu
kebutuhan, demi meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran hafizh Al
quran. Dalam kegiatan evaluasi, guru meninjau kemajuan perubahan santri dari
berbagai aspek, adapun aspek yang dilihat dari kegiatan evaluasi pemebelajaran
membaca Al quran meliputi kemampuan menguasai ilmu tajwid dan
mendemontrasikan dengan teman sebaya serta meningkatkan hafalan Al-Qur’an.
Dari berbagai aspek yang dievaluasi tersebut dibutuhkan berbagai kegiatan
pendukung yang meliputi latar belakang santri, pendekatan, pemberian motivasi
dan lain sebagainya. Melalui kegiata evaluasi tersebut, guru dapat melihat
berbagai kemajuan ataupun kemunduran santri dari berbagai aspek. Jika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kemampuan tersebut bersifat maju tentu saja seorang guru harus mempertahankan
dan meningkatkan. Jika bersifat mundur, maka guru harus bekerjasama dengan
pimpinan dan orang tua dalam menangani permasalahan tersebut, sehingga dapat
dicari jalan keluar yang terbaik”. (Wawancara, 24 Mei 2019)
Lebih lanjut dikatakan oleh Pmpinan, Bapak HS mengatakan bahwa:
“Dalam kegiatan evaluasi tahfiz Al-Qur’an, tentu saja ada berbagai pendekatan
dan instrumen yang digunakan oleh guru. Instrumen yang digunakan sesuai
dengan petunjuk tekhnis dan petunjuk pelaksanaan sehingga permasalahan yang
timbul dalam pelaksanaan pemebelajaran tahfizh Al quran dapat diatasi secara
bersama. Evaluasi penting sekali sifatnya dalam peningkatan kemamapuan
menghafal Al quran santri, demi melihat tingkat kemajuan atau kemunduran
pelaksanaan kegiatan pemebelajaran tersebut, sehingga sorang guru dapat mencari
solusi dalam menangani masalah santri, terutama dalam peningkatan hafalan Al
quran”. (Wawancara, 25 Mei 2019)
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis dapat diketahui bahwa
kegiatan evaluasi dalam pelaksanaan tahfizh Al quran sering dilakukan oleh guru
demi melihat tingkat kemajuan dan kemampuan santri dalam menghafal Al quran.
Kemudian salah satu santri kelas tahfizh yang bernama VI mengatakan:
“Dulunya saya tidak mengenal hukum bacaan Al-Qur’an dalam ilmu tajwid,
karena saya memang tidak pernah belajar sebelumnya, ketika belajar di Pondok
Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi pada awalnya saya merasa kesulitan
dalam membaca sesuia dengan hukum pada ilmu tajwid, setelah diberikan
pelajaran, bimbingan, arahan, nasehat dan motivasi oleh ustadzah, saya sudah
mulai bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sedikit demi sedikt untuk
membaca Al quran dan tambahan hafalan saya bertambah, lebih lagi ustadzah
selalu menegevaluasi hafalan yang telah kami setor pada tiap akhir pertemuan.
karena kata ustadzah kami dengan mengulang hafalan yang telah lalau bisa
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
meningkatkan kemampuan hafalan Al-Qur’an dengan baik akan lebih lengket di
kepala”. (Wawancara, 25 Mei 2019)
Penilaian dalam pembelajaran tahfizh diukur melalui tes lisan berupa setoran
hafalan, dan tes tertulis juga seperti pelajaran lain, yaitu Ulangan Harian, Ulangan
Tengah Semester dan Ulangan Akhir Semester. Program tahfizh ini harus
mengikuti ketentuan penilaian sebagaimana pelajaran lainnya. Namun hal di
utamakan yaitu setoran hafalan santri. Setiap kali santri menyetorkan hafalan guru
akan memberikan nilai. Penilaiannya berdasarkan kelancaran hafalan, makhroj,
serta tajwidnya. (Observasi, 25 Mei 2019)
Ibu SW dan Ibu MA sedikit berbeda dalam hal penyetoran ayat. Hal ini seperti
dikatakan oleh beberapa siswa yang pernah di ajarkan oleh keduanya. Dan salah
satunya adalah SL yang menatakan bahwa, “Kalau bu SW setorannya itu dari
awal pertemuan, kalau Ibu MA itu tugas hafalan yang baru kita hafalin saja, jadi
gak di ulang. Nanti diulangnya paling pas mau setoran mingguan”. (wawancara,
27 Mei 2019)
Hal tersebut juga dikatakan oleh Ibu MA : “Karena waktu yang terbatas jadi saya
minta siswa untuk menyetorkan materi hafalan yang barunya saja. Namun tetap di
awal pelajaran dan diakhir ada muroja’ah dari awal surah. Dan nanti menjelang
UAS itu beru setoran semuanya”. (wawancara, 27 Mei 2019)
Setiap guru memiliki kebijakan sendiri dalam mengajar. Dan kebijakan tersebut
tentunya dengan alasan masing-masing. Baik Ibu SW maupun Ibu MA berusaha
untuk membimbing siswa dalam menghafalkan Al-Qur’an dengan sebaik
mungkin.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis dapat diketahui pelaksanaan
evaluais dalam pembelajaran tahfizh Al quran telah dijalankan oleh guru melalui
kerjasama dengan sesama guru dan pimpinan, sehingga pelaksanaan pembelajaran
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
berjalan dengan baik, dari hasil yang dilihat dari pelaksanaan evalauasi tersebut
diharapkan dapat meningkatkan hafalan Al quran santri di Pondok Karya
Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi.
2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program
Rumah Tahfizh di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota
Jambi.
Menghafal Al-Qur’an merupakan suatu proses panjang yang membutuhkan
konsentrasi yang tinggi dan kesungguhan. Oleh karena itu, menghafal Al-Qur’an
membutuhkan minat dan motivasi yang tinggi bagi orang yang hendak
menghafalkannya. Berhubung menghafal merupakan suatu proses, maka dalam
pelaksanaannya tentu dipengaruhi oleh banyak faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program tahfizh Al- Qur’an dapat
dikelompokkan menjadi dua kategori, meliputi faktor pendukung dan penghambat
pelaksanaan tahfizh Al-Qur’an di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota
Jambi.
a. Faktor Pendukung
Faktor pendukung merupakan faktor penunjang keberhasilan pelaksanaan
program tahfizh Al-Qur’an yang dilaksanakan oleh santri. Adapun faktor- faktor
pendukung dalam menghafalkan Al-Qur’an di Pondok Karya Pembangunan Al
Hidayah Kota Jambi sebagai berikut:
1) Keadaan Lingkungan Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah
Kota Jambi.
Lokasi sekolah Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi cukup
strategis dan dekat dari jalan raya, sehingga suasana belajar di sekolah mudah
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dijangkau. Di sekitar halaman sekolah terdapat berbagai tanaman, baik buah-
buahan, tanaman obat, maupun tanaman hias. Hal tersebut membuat asri dan sejuk
lingkungan sekolah.
Ruang belajar di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi berukuran
standar dengan jumlah siswa cukup banyak. Ruangan kelas cukup nyaman,
meskipun hanya terdapat kipas angin di sisi kanan dan kiri. Namun terdapat pula
ventilasi yang cukup, sebagai tempat pertukaran udara. (Observasi, 17 Juni 2019)
2) Perhatian Guru.
Perhatian guru sangat mempengaruhi pelaksanaan program tahfizh Al-Qur’an.
Perhatian guru sangat berperan mendorong siswa untuk menghafalkan surat-surat
yang dihafalkan sesuai dengan target yang telah ditentukan.
Perhatian semua guru terhadap program ini sangat tinggi, khususnya guru
pembimbing tahfizh. Oleh karena itu, guru pembimbing bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap proses dan pelaksanaan program tahfizh Al-Qur’an di
Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi. Di dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas selain siswa menghafalkan sendiri. (Observasi, 17 Juni 2019)
3) Fasilitas yang Memadai.
Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi memberikan fasilitas
program tahfizh Al-Qur’an sebagaimana mata pelajaran lainnya. Sebagai bagian
dari kurikulum khas yang ditetapkan oleh Sekolah. Program ini dilaksanakan di
kelas sebagaimana proses belajar mengajar mata pelajaran lainnya, sehingga tidak
kesan pembedaan dengan pembelajaran materi lain.
Mengenai hal ini Ibu SW menjelaskan:
“Fasilitas merupakan salah satu hal pokok yang menunjang keberhasilan kegiatan
hafalan santri. Kesadaran tentang pemenuhan sarana dan prasarana hafalan mutlak
harus dilakukan. Hal ini dikarenakan fasilitas merupakan faktor yang ikut andil
dan menentukan keberhasilan hafalan santri”. ( Wawancara, 17 Juni 2019)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Jika dilihat fasilitas yang diberikan oleh Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah
Kota Jambi cukup memadai. Hal ini terlihat dari sarana prasarana di dalam kelas
yang menunjang terbantunya proses pembelajaran seperti terdapat proyektor dan
speaker di dalam kelas.
Program tahfizh Al-Qur’an direncanakan termasuk program unggulan oleh
Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi. Setiap santri harus mampu
mencapai target hafalan yang ditentukan yaitu Al-Qur’an juz 29-30. Sekolah
diberi kebebasan untuk mengembangkan program tahfizh tersebut sesuai dengan
karakteristik peserta didik. Program tahfizh ini tergolong program yang baru
diterapkan, oleh karena ini Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi
belum menyiapkan buku paket atau buku pedoman pembelajaran untuk guru
maupun siswa. Namun guru sendiri telah menyiapkan buku panduan menghafal
untuk membantu pelaksanaan kegiatan program tahfizh Al-Qur’an. Sebagaimana
hasil wawancara dengan Ibu SW:
“Sejauh ini si belum ada panitia yang menyiapkan buku panduan untuk siswa.
Saya pun pernah memberitahu mengenai buku panduan tahfizh yang di gunakan
di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi ini ke pimpinan, dan
pihak sekolah sangat mengapresiasi dan menyadari bahwa buku panduan
menghafal ini memang perlu di buat. Namun belum ada tindak lanjutnya lagi. Dan
kebanyakan memang lembaga lainnya belum menggunakan buku panduan
menghafal, jadi masih menggunakan Al-Qur’an saja”. (wawancara, 18 Juni 2019)
Selain itu karena menyiapkan buku panduang menghafal Al-Qur’an yang dibuat
sendiri oleh salah seorang guru pembimbing tahfizh Al-Qur’an. Buku panduan
menghafal Al-Qur’an tersebut dibuat sesuai dengan kebutuhan dan buku tersebut
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dibuat dalam tiga jilid, seseuai materi yang harus dihafalkan santri tiap tingkat
kelas.
b. Faktor penghambat:
Faktor penghambat merupakan kendala dalam pelaksanaan program tahfizh Al-
Qur’an yang dilaksanakan oleh santri. Adapun faktor- faktor penghambat dalam
menghafalkan Al-Qur’an di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi
sebagai berikut:
1) Lupa
Kendala yang juga merupakan “alasan klasik” dalam menghafalkan Al-Qur’an
adalah lupa. Kebanyakan santri merasakan kendala dalam menghafal yaitu lupa
terhadap ayat yang pernah dihafalkan. Seperti yang dikatakan oleh DN, “Kendala
tidak terlalu banyak bu,,, asalkan kitanya mau rajin, paling lupa tuh bu,,, sama
yang sudah dihafal”.(wawancara, 18 Juni 2019)
Malasnya mengulang hafalan tentu mengakibatkan santri lupa akan materi hafalan
yang sudah di ajarkan oleh guru di kelas. Selain DN beberapa santri lainnya pun
merasakan hal yang sama yaitu kesulitan dalam mengingat apa yang pernah
dihafalkan sebelumnya. Lupa menjadi salah satu faktor yang menghambat proses
hafalan santri secara keseluruhan. Dengan demikian pelaksanaan program tahfizh
Al-Qur’an di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi pun akan
terhambat juga. (Observasi, 19 Juni 2019)
Dalam mengantisipasi hal demikian sekolah berupaya untuk memberikan
kegiatan-kegiatan yang dapat membantu santri untuk kembali mengingat dan
mengulang apa yang mereka hafalkan melalui kegiatan di luar kegiatan
pembelajaran tahfizh.
Seperti yang disampaikan oleh ibu SW bahwa: “Setiap santri memiliki
kemampuan yang berbeda-beda. Namun yang paling utama itu kemauan, jika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
setiap santri mau berusaha menghafalkan tanpa ada rasa malas tentu program akan
berjalan lebih lancar. (wawancara, 20 Juni 2019)
Dalam mengatasi santri yang malas guru berusaha untuk menegur dan selalu
mengingatkan untuk setoran hafalan. Dan dalam proses pembelajaran tahfizh di
kelas, guru sedemikian rupa menerapkan berbagai metode menghafal sehingga
siswa dengan kemampuan yang berbeda dapat menerima materi hafalan yang baru
dengan cara-cara yang beragam. Kontrol dan pengawasan guru di sekolah tetap
dilakukan, sedangkan ketika santri di rumah sepenuhnya diserahkan kepada orang
tua.
2) Kurang dapat Mengatur Waktu
Masa anak dan remaja adalah masa bermain, sehingga sebagian waktunya
terbuang. Meskipun demikian, bukan berarti anak tidak mendapat pengawasan
dari orang tua ketika di rumah dan pengawasan guru ketika di sekolah. Terkait
dengan persoalan ini, kerja sama antara guru dan orang tua sangat diperlukan.
Guru memantau santri di sekolah dan orang tua memantau anak ketika di rumah.
Keduanya saling bekerja sama dan berusaha semaksimal mungkin mengarahkan
arah terhadap hal-hal yang bersifat positif.
Kegiatan belajar mengajar di sekolah Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah
Kota Jambi yang cukup padat, karena memang bukan pondok pesantren yang
berbasis tahfizh Al-Qur’an. Dengan aktifitas yang demikian padat santri sering
mengeluh sulitnya membagi waktu. Seperti yang di katakana oleh WN,
“Kebanyakan pelajaran bu,,, PR nya juga banyak dan hafalan pelajaran lainnya,
ditambah hafalan gini kadang jadi kaya suka pusing. Paling waktu luangnya
waktu libur dan ketika malam hari ketika jam istirahat”.( wawancara, 20 Juni
2019)
Tidak hanya WN, mungkin sebagian siswa lainnya merasakan hal yang sama.
Seperti yang dirasakan juga oleh SV, yang mengatakan: “Kendalanya lupa dan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
susah bagi waktu bu,,,, kami sudah menghafal, terus lupa lagi sama yang sudah
pernah di hafalin. Terus juga pelajaran di sekolah banyak jadi kadang tidak
sempet ngulang hafalan.” (wawancara, 21 Juni 2019)
Meskipun tidak semua santri merasakan hal yang sama, namun pendapat WN dan
SV ini dapat mewakili sebagian santri di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah
Kota Jambi. Karena setiap santri memiliki karakter dan kemampuan yang
berbeda-beda.
Sehubungan dengan masalah tersebut, masalah yang biasa dihadapi santri dalam
program tahfizh Al-Qur’an adalah masalah manajemen waktu. Banyak di antara
santri yang belum tuntas menghafalkan target hafalan dikarenakan kurang mampu
dalam mengatur waktu.
3. Metode Tahfizh Al-Qur’an dalam Meningkatkan Kemampuan
Santriwati menghafal Al-Qur’an di Pondok Karya Pembangunan Al
Hidayah Kota Jambi.
Strategi guru dalam meningkatkan kemampuan santriwati menghafal Al-Qur’an di
Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi. Untuk meningkatkannya,
maka seorang guru tahfizh harus selalu melakukan upaya-upaya dalam rangka
untuk meningkatkan hafalan santri ke arah yang lebih baik lagi.
Dalam pembelajaran, peserta didik dibantu oleh guru sebagai fasilitator dalam
melibatkan diri untuk membentuk kompetensi serta mengembangkan dan
memodifikasikan kegiatan pembelajaran. Aktivitas guru dalam pembelajaran
adalah guru melaksanakan seefektif mungkin perencanaan yang telah dibuat
dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan suasana pembelajaran yang
aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan sehingga guru mendapatkan suasana
kelas yang kondusif.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Berdaarkan hasil observasi dan wawancara penulis selama melakukan penelitian,
dapat penulis jabarkan beberapa kegiatan yang dilakukan dalam meningkatkan
kemampuan santriwati menghafal Al-Qur’an di Pondok Karya Pembangunan Al
Hidayah Kota Jambi, yang meliputi:
a. Menggunakan Variasi Metode Menghafal
Metode pembelajaran tahfizh Al-Qur’an yang digunakan bervariasi agar
santriwati bisa menyesuaikan metode yang dianggap paling cocok untuk diri
mereka, dengan cara memadukan sejumlah metode, dalam satu kali pertemuan
Pembimbing/guru diberikan kebebasan untuk menggunakan metode sesuai
dengan kebutuhan pembimbing dan kebutuhan santriwati masing-masing.
Sebagaimana dijelaskan oleh guru tahfizh Ibu SW bahwa metode yang digunakan
pada program tahfizh Al-Qur’an ini yaitu :
“Metode Talqin Musyafahah, metode Takrir, metode Talaqqi dan metode
Mandiri. Ada yang menggunakan metode wahdah (menghafal per ayat), metode
sima’i (menyima’ bacaan Al-Qur’an), dan ada pula yang memakai metode jama’i
(menghafal bersama-sama)”. (Wawancara, 24 Juni 2019)
Kemudian Ibu MA menambahkan sebagai berikut:
“Metode menghafal masing-masing santriwati berbeda-beda, metode yang dipakai
baik guru maupun santriwati tidak sama satu dengan yang lain, guru/pembimbing
menyesuaikan dengan kemampuan santriwati, akan tetapi secara dominan dengan
metode setotan hafalan”. (Wawancara, 24 Juni 2019)
Menurut peneliti, strategi menggunakan variasi metode menghafal tersebut sangat
cocok dengan program tahfizh Al-Qur’an di Pondok Karya Pembangunan Al
Hidayah Kota Jambi, akan lebih mudah diberikan materi dengan menghafal sistem
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
setoran. Dan dilakukan dengan strategi kelompok-kelompok kecil karena proses
menghafal membutuhkan waktu banyak.
Kemudian dalam pelaksanaanya guru/pebimbing juga menggunakan Media/alat
peraga guna membantu memahamkan siswa agar cepat menghafal, yang sering
digunakan yaitu Lembar Kerja Siswa, rekaman, lembaran mushaf yang
diperbesar serta permainan-permainan yang menyenangkan dan menarik.
b. Pemberian Motivasi dan Penghargaan (Reward)
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, tentunya sangat dituntut peran
pimpinan dan guru demi berjalannya proses pembelajaran. Dalam hal ini penulis
mewawancarai Bapak HS selaku pimpinan yang mengatakan :
“Saya selaku pimpinan Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi
selalu memberikan motivasi kepada majelis guru untuk mensukseskan kegiatan
pembelajaran, sesuai dengan visi misi yang diemban oleh lembaga pendidikan,
selalu berkoordinasi sesama majelis guru dan pimpinan, dan saya akan
memberikan pengharagaan kepada guru-guru yang berprestasi tentunya, terutama
dalam upaya guru meningkatkan kemampuan menghafal Al quran santri”.
(Wawancara, 24 Juni 2019)
Pada tahap selanjutnya guru memberikan motivasi pada santri, artinya disini guru
memberikan dorongan dalam belajar, arahan, bimbingan, pengahargaan, maupun
kebiasaan baik, dan mengamalkan apa yang telah diajarkan oleh guru, khususnya
dalam kegiatan belajar mengajar pemebelajaran tahfizh Al-Qur’an.
Hasil pengamatan penulis di lokasi penelitian menemukan bahwa guru selalu
memberikan dorongan dan semangat pada siswa untuk selalu meningkatkan
hafalan Al-Qur’an, yang dilakukan oleh guru yaitu memberikan semangat berupa
dorongan semangat, pentingnya bisa jadi hafizah Al-Qur’an dengan baik,
pemberian tugas tambahan, sehingga santri telah dapat meningkatkan kemampuan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
hafalan Al-Qur’an. Kemudian guru juga selalu memberikan pujian dan nilai lebih
pada santri yang kemampuan hafalan Al-Qura’nnya sudah mulai meningkat, dan
santri bisa ditunjuk sebagai seorang teladan di kelas, terkadang guru memberi
penghargaan pada santri yang berprestasi selain pujian kecil juga berupa hadiah
kecil yang bermanfaat bagi santri. (Observasi, 25 Juni 2019)
Sebagaimana yang dikatakan oleh Ustadzah SW mengatakan melalui hasil
wawancara sebagai berikut :
“Setelah saya memberikan bimbingan pada santri dalam mengenal dan membaca
al-Qur’an dengan benar saya juga berusaha mendorong semangat santri untuk
lebih giat dalam meningkatkan hafalan, khususnya dalam tahfizh Al-Qur’an maka
dengan rajinya santri mengulang hafalan Al-Qur’an tentu saja dapat membuat
peningkatan terhadap hafalannya. Dalam setiap kali pertemuan pembelajaran,
saya selalu menasehati para santri untuk rajin mengulang dan menambah hafalan,
dan jangan malas dan malu dalam belajar, terutama menghafal Al-Qur’an”.
(Wawancara, 27 Juni 2019)
Senada dengan yang dikatakan oleh Ibu MA mengatakan melalui hasil wawancara
sebagai berikut:
“Dalam upaya meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur’an pada santri
tentunya seorang guru harus memiliki kiat, salah satu yang kami lakukan yaitu
memberikan motivasi atau dorongan semangat dan penghargaan (reward) pada
santri. Karena dalam proses pembelajaran tidak hanya menuntut pemahaman
peserta didik dengan pelajaran saja yang meliputi teori, akan tetapi lebih kepada
kebiasaan sikap pribadi, pembiasaan mengulang hafalan Al-Qur’an dari dalam
diri sendiri dan lain sebagainya. Saya selaku guru selalu berusaha dalam
memberikan dorongan belajar yang tinggi pada santri, salah satunya melalui
pemberian pujian, pemberian nilai yang baik atau tambahan pada santri.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kemudian dalam penghargaan, saya tidak hanya mengucapakan pujian dan
selamat, tapi terkadang saya beri hadiah kecil yang bermanfaat bagi santri dalam
belajar”. (Wawancara, 28 Juni 2019)
Berdasarkan pernyataan guru tersebut dapat diketahui bahwa pelaksanaan
pembelajaran tahfizh Al-Qur’an diberikan melalui motivasi pada santri dalam
kegiatan belajar. Ini merupakan strategi guru dalam meningkatkan kemampuan
menghafal Al-Qur’an bagi santri di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah
Kota Jambi sehingga santri merasa senang dan terbiasa dalam dalam kegiatan
belajar mengajar, khususnya menghafal Al quran.
Sebagaimana hasil wawancara dengan salah satu santri kelas tahfizh yang
bernama OR mengatakan bahwa:
“Dalam kegiatan pembelajaran, guru selalu memberi motivasi, memuji dan
memberi penghargaan kepada kami para santri, dan juga guru selalu memberikan
semangat pada kami untuk selalu belajar ilmu Al-Qur’an terutama dalam
menghafalnya, dan guru memberikan penghargaan berupa pujian dan hadiah kecil
kepada kami yang bagus bacaannya dan banyak hafalannya. Kami sangat senang
dalam belajar di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi ini, karena
guru selalu memberikan motivasi dan nasehat pada setiap pembelajaran”.
(Wawancara, 28 Juni 2019)
Hasil pengamatan penulis dalam pelaksanaan kegitan tahfizh Al-Qur’an
menemukan bahwa guru memang selalu memberikan dorongan belajar dan
penghargaan kapada santri, khususnya dalam kegiatan mengulang dan menambha
hafalan Al-Qur’an. Kemudian dalam pelaksanaan pembelajaran suasana kelas
terasa bersemangat, dan bagi santri yang belum bisa menambah hafalan guru
mengadakan pendekatan, maka guru akan memberikan motivasi pada santri yang
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
belum bisa tersebut. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru juga selalu
memberikan perhatian dan dorongan kepada santri dan mengatasi masalah yang
dihadapi santri. Setelah selesai pembelajaran guru selalu memberikan nasehat dan
arahan pada santri baik dalam masalah pribadi, teman maupun tentang keluarga,
biasanya kurang lebih 5 sampai 10 menit. (Observasi, 29 Juni 2019)
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis dapat diketahui bahwa salah
satu strategi guru dalam meningkatkanhafalan Al-Qur’an santri adalah dengan
memberikan motivasi dan penghargaan (Reward) pada santri yaitu dengan
memberikan motivasi. Kemudian guru juga selalu memberikan nasehat dan
bimbingan serta penghargaan berupa pujian dan hadiah kecil pada santri yang
prestasi dalam hafalan Al-Qur’an di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah
Kota Jambi.
c. Meningkatkan Kerjasama dengan Orangtua
Sebagaimana diketahui bahwa pelaksanaan pendidikan tidak hanya menjadi
tanggung jawab pihak lembaga pendidikan/sekolah, terutama guru. Karena anak
lebih sering berinteraksi dalam lingkungan keluarga dibanding sekolah. Kemudian
orang tua adalah guru pertama bagi anak, anak akan lebih mudah mengerti dan
dibentuk jika orang tua dapat membiasakan pendidikan dirumah dan dalam
pengamalan keagamaan, terutama pembiasaan membaca dan hafalan Al-Qur’an
santri di rumah.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Ustadzah SW yang mengatakan bahwa:
“Dalam pendidikan santri, terutama dalam meningkatkan kemampuan hafalan Al-
Qur’an, peran orang tua sangatlah besar. Karena orang tua merupakan guru
pertama bagi anak, apa yang dilakukan oleh orang tua biasanya akan diikuti oleh
anak. Seperti anak yang rajin membaca Al-Qur’an dan shalat dirumah, hal ini
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
tentunya dipengaruhi oleh faktor orang tua yang telah menanamkan kebiasaan
membaca Al-Qur’an dan shalat di rumah. Dengan adanya pemberian pendidikan,
teladan dan motivasi yang tinggi dari orang tua pada pendidikan anak, tentunya
dapat menjadi motivasi tersendiri bagi anak dalam mencapai prestasi”.
(Wawancara, 03Juli 2019)
Lebih lanjut Bapak HS selaku pimpinan yang mengungkapkan pada penulis:
“Sebagai seorang guru tentunya bisa membedakan mana santri yang mendapat
perhatian dari orangtua mana yang tidak, khususnya dalam perkembangan bacaan
dan hafalan Al-Qur’an anak, memotivasi belajar dan hafalan Al-Qur’an anak.
Santri yang mendapat perhatian biasanya penuh konsentrasi dan semangat dalam
belajar, sebaliknya santri yang kurang mendapat perhatian akan terlihat murung
dan mengganggu teman saat belajar. Saya telah bermusyawarah dengan majelis
guru, untuk dapat mengajak orangtua secara bersama-sama dalam membina,
mendidik dan memperhatikan anak mereka. Tanpa adanya dukungan dari orang
tua dalam pendidikan, tentunya apa yang kami (Pondok Karya Pembangunan Al
Hidayah) lakukan selama ini tidak akan mendapat hasil yang baik”. (Wawancara,
03 Juli 2019)
Sebagaimana dikatakan oleh orangtua santri yang bernama Bapak SF mengatakan
bahwa:
“Memang baru-baru ini ketika saya menjemput anak saya di Pondok Karya
Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi salah satu guru menemui saya sehubungan
dengan peningkatan perkembangan hafalan Al-Qur’an anak kami, maka dari itu
guru menjelaskan perkembangan bacaan Al-Qur’an anak kami di sekolah, dan
guru berpesan pada kami orang tua tentu tidaklah boleh menyerahkan
permasalahan pendidikan anak, hanya pada pihak lembaga/sekolah saja,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
melainkan harus berperan aktif dalam meningkatkan minat dan kemampuan anak
dalam membaca dan menghafal Al-Qur’an”.(Wawancara, 05 Juli 2019)
Berdasarkan wawancara di atas dapat diketahui bahwa peran orang tua sangat
besar dalam memberikan semangat pada anak dalam perkembangan hafalan Al-
Qur’an dan belajar anak. Tanpa adanya dukungan dan perhatian dari orang tua
dalam pendidikan, maka akan susah dalam membangkitkan semangat santri dalam
belajar.
Pengamatan penulis menemukan bahwa, hampir rata-rata santri yang bermain-
main dan kurang konsentrasi dalam belajar membaca dan menghafal Al-Qur’an di
Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi, karena kurang mendapat
perhatian dari orangtua ketika pulang kerumah atau waktu berkunjung ke
pesantren.(Observasi, 06 Juli 2019)
Kemudian salah satu orangtua santri yang berkunjung melihat anak mereka di
Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi bernama Ibu HR yang
mengatakan:
“Saya sebagai orang tua menyambut baik atas kerjasama yang telah dilakukan
selama ini. Jujur saya selalu memperhatikan pendidikan anak, baik di bidang
umum maupun di bidang agama, terutama dalam peningkatan hafalan Al-Qur’an.
Saya selalu menanyakan pada guru bagaimana perkembangan anak saya belajar,
pernah nakal atau tidak? Dan guru selalu mengatakan anak saya penurut tapi perlu
dibimbing lagi. Saya sangat senang atas perhatian dari guru pada anak
saya”.(Wawancara, 08 Juli 2019)
Berdasarkan observasi dan wawancara diatas dapat diketahui bahwa Pondok
Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi (guru) telah berupaya dalam
meningkatkan kemampuan membaca dan hafalan Al-Qur’an santri dalam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mengatasi kendala, melalui kerjasama yang baik antara seluruh komponen Pondok
Karya Pembangunan Al Hidayah dan orang tua, maka kendala yang dihadapi
dapat diatasi secara bersama-sama dan apa yang menjadi tujuan pembelajaran
mendapatkan hasil yang memuaskan, sehingga visi, misi dan tujuan Pondok
Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi dapat dicapai dengan baik sehingga
santri memiliki rasa motivasi dan minat dalam pelaksanaan pembelajaran,
terutama dalam membaca dan menghafal Al-Qur’an.
C. Pembahasan
Pelaksanaan program Rumah Tahfizh Al-Qur’an di Pondok Karya Pembangunan
Al Hidayah Kota Jambi telah melewati beberapa tahapan dan proses seperti:
Langkah Penyusunan Program Tahfizh Al-Qur’an (Menetapkan Program,
Menentukan Tujuan Program, dan Menentukan Penanggung Jawab Program).
Persiapan sebelum proses pembelajaran. Pelaksanaan Pembelajaran dan Evaluasi
Pembelajaran.
Menurut peneliti, perencanaan pembelajaran yang disusun oleh seorang guru
dapat dijadikan pedoman yang sangat membantu guru tersebut, bukan hanya
dalam rangka menyajikan materi pembelajaran, tetapi juga dapat dijadikan
sebagai bahan evaluasi proses pembelajaran yang dilaksanakan pada waktu itu,
sehingga pada pelaksanaan pembelajaran berikutnya dapat berjalan secara lebih
baik dan optimal dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Walaupun pelaksanaan suatu kegiatan telah dilaksanakan dengan maksimal,
terkadan terdapat beberapa kendala seperti temuan penelti mengenai faktor-faktor
pendukung dan penghambat pelaksanaan program Rumah Tahfizh di Pondok
Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi : Faktor pendukung (Keadaan
Lingkungan, Perhatian Guru, Fasilitas yang Memadai). Faktor Penghambat ( lupa
dan Kurang dapat Mengatur Waktu).
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kemudian Metode Tahfizh Al-Qur’an dalam Meningkatkan Kemampuan
Santriwati menghafal Al-Qur’an di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota
Jambi, sperti hasil temuan peneliti diantarnaya dengan: Pemberian Motivasi dan
Penghargaan (Reward). Meningkatkan Kerjasama dengan Orangtua. Penggunaan
variasi metode mengahafal sebagai bagian dari strategi untuk meningkatkan
hafalan santriwati.
Metode yang diterapkan pada hafalan merupakan metode gabungan, meliputi
metode Talqin Musyafahah, Metode Takrir, Metode Talaqqi dan Metode Mandiri.
Ada yang menggunakan metode wahdah (menghafal per ayat), metode sima’i
(menyima’ bacaan Al-Qur’an), dan ada pula yang memakai metode jama’i
(menghafal bersama-sama). Penggunaan metode yang tepat dalam menghafal Al-
Qur’an memudahkan santri untuk cepat menghafal Al-Qur’an. Masing-masing
santri memiliki pengalaman yang beragam dan latar belakang yang variatif,
sehingga metode yang digunakan siswa satu belum tentu sama dengan siswa
lainnya.
Sebenarnya tidak ada satupun metode yang tepat digunakan untuk menghafal Al-
Qur’an. Hal tersebut dikarenakan metode menghafal Al-Qur’an yang digunakan
setiap orang berbeda-beda. Setiap santri yang menggunakan satu metode tertentu
belum tentu dapat ditiru oleh santri lainnya. Oleh karena itu, penggunaan metode
menghafal Al-Qur’an sepenuhnya diserahkan kepada santri itu sendiri.
Metode menghafal Al-Qur’an yang diterapkan oleh program tahfiz Pondok Karya
Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi sangat fleksibel. santri diberi kesempatan
seluas-luasnya dalam menggunakan metode menghafal Al-Qur’an. Namun
demikian, siswa harus menyetorkan hafalannya sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
Kemudian kedudukan para pengahafal Al-Qur’an sangat istimewa di sisi Allah
SWT, untuk membuktikan kebenaran pengakuan Nabi Muhammad bahwa ayat-
ayat yang disampaikannya benar-benar berasal dari Allah SWT, dia berfirman,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur'an melalui perantara malaikat
jibril yang diragukan oleh kaum kafir itu, dan pasti kami pula bersama malaikat
jibril dan kaum mukmin yang selalu memelihara keaslian, kesucian, dan
kekekalan-Nya hingga akhir zaman. Pendustaan yang dialami oleh nabi
Muhammad juga terjadi pada para rasul sebelumnya. Allah SWT menyatakan, dan
sungguh, kami telah mengutus beberapa rasul sebelum kami mengutus engkau,
wahai Nabi Muhammad. Kami telah mengutus mereka kepada umat-umat
terdahulu.
Cukuplah sebenarnya bukti kerasulan Beliau dengan diturunkan Al- Qur’an dan
dijaga-Nya dari perubahan, penyelewengan, penambahan dan pengurangan. Baik
ketika diturunkan maupun setelah diturunkan. Ketika diturunkan adalah dengan
dijauhkan dari setan yang terkutuk dan setelah diturukan adalah dengan disimpan
dalam hati Rasul-Nya dan hati sebagian umatnya, demikian juga dengan dijaga
lafaznya dari perubahan, penambahan dan pengurangan serta dijaga maknanya
dari penyelewengan. Ayat ini memberikan jaminan terhadap kesucian dan
kemurnian Al Quran selama-lamanya.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penulis di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah
Kota Jambi yang secara umum dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Metode Tahfizh Al-Qur’an di Pondok Karya
Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi diantaranya: a. Langkah
Penyusunan Program Tahfizh Al-Qur’an (Menetapkan Program,
Menentukan Tujuan Program, dan Menentukan Penanggung Jawab
Program), b. Persiapan sebelum proses pembelajaran, c.
Pelaksanaan Pembelajaran dan d. Evaluasi Pembelajaran.
2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan Metode
Tahfizh di Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Kota Jambi :
Faktor pendukung (Keadaan Lingkungan, Perhatian Guru, Fasilitas
yang Memadai). Faktor Penghambat ( lupa dan Kurang dapat
Mengatur Waktu).
3. Metode Tahfizh Al-Qur’an dalam Meningkatkan Kemampuan
Santriwati menghafal Al-Qur’an di Pondok Karya Pembangunan Al
Hidayah Kota Jambi diantaranya dengan: Menggunakan Variasi
Metode Menghafal. Pemberian Motivasi dan Penghargaan (Reward)
dan Meningkatkan Kerjasama dengan Orangtua.
B. Saran-saran
Adapun saran-saran penulis setelah membuat kesimpulan adalah sebagai berikut :
1. Kepada pimpinan, majelis guru dan orangtua untuk berusaha dalam
meningkatkan kerjasama dalam meningkatkan kemampuan membaca
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dan hafalan Al-Qur’an santri, dan selalu berusaha memberikan
motivasi, penghargaan dan lain sebagainya dalam meningkatkan
hafalan santri.
2. Kepada santri untuk senantiasa giat dalam belajar, mengamalkan
pelajaran dirumah, serta mengindahkan semua perintah guru,
khususnya kemampuan membaca dan menghafal Al-Qur’an dan selalu
berkonsultasi pada guru terhadap masalah yang dihadapi, khususnya
dalam menghafal, sehingga bisa dicari solusi efektif dalam mengatasi
masalah santri dalam belajar.
3. Kepada orangtua agar selalu memperhatikan pendidikan anak, dan
selalu berusaha memberikan motivasi pada diri anak untuk belajar dan
mengamalkan ilmu dalam kehidupan nyata, sehingga dapat
mewujudkan generasi penerus bangsa yang cerdas, terampil disertai
rasa keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
C. Kata Penutup
Dengan mengucapkan puji syukur alhamdulillah kepada Allah SWT. yang telah
menganugerahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini walaupun masih terdapat kesalahan dan
kekurangan yang dikarenakan keterbatasan ilmu dan kemampuan yang penulis
miliki.
Untuk itu penulis sangat berlapang dada dan senang hati menerima kritik dan
saran yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan isi skripsi ini. Kemudian dari
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi membantu penyelesaian skripsi ini, khususnya kepada dosen
pembimbing.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Akhirnya penulis memohon kehadirat Allah SWT. Semoga penulisan skripsi ini
dapat bermanfat bagi pembaca, khususnya bagi penulis sendiri. Bila ada kesalahan
dan kekhilafan dalam penulisan skripsi ini, terlebih dahulu penulis mohon ma’af
yang sebesar-besarnya.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2008). Al-Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta : Departemen Agama
Repubilik Indonesia.
--------. (2017). Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Trabiyah dan
Keguruan IAIN STS Jambi. Jambi
--------. (2009) Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Difa Publisher.
Abdul Majid Khon. (2012) Hadis Tarbawi : hadits-hadits pendidikan. Jakarta :
Kencana.
Eko Putro Widoyoko. (2015) Evaluasi Program Pembelajaran : Panduan Praktis
bagi Pendidik dan Calon Pendidik, Yogyakarta : Pustaka Belajar
Faisal, S. (1990). Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar dan Aplikasinya. Malang :
YA3.
Lexy J Moleon (2007). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya.
Mukhtar. (2010). Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah. Jakarta: Gaung
Persada Press.
Sugiyono. (2014). Cara mudah menyusun Skirips, tesis dandisertasi. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif R&D). Bandung: Alfabeta
Suharsismi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin. (2010) Evaluasi Program Pendidikan
(Pedoman Teoritis Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan).
Jakarta : Bumi Aksara.
-------, (2008) Penilaian Program Pendidikan, Yogyakarta: PT Bina Aksara.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Abu Faris, M. Abd. Qadir. (2005). Tazkiyatunnafs (menyucikan jiwa). Jakarta:
Gema Insani.
Al Kalim, Abdul Ad Dalim dan Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim. (2009). Cara
Baru Menghafal Al-Qur’an. Klaten: Inas Media.
Al-Abrasyi, Muhammad „Athiyyah. (2003). Prinsip-prinsip Dasar Pendidikan
Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Al-Adandany, Abdus Salam. (2010). Agar Anak Anda Hafal Qur’an. Sukoharjo:
Fawaid.
Badwilan, Ahmad Salim. (2012). Panduan Cepat Menghafal Al-Quran.
Yogyakarta: Diva Press.
Djuju Sudjana. (2009) Menejemen Program Pendidikan ; untuk Pendidikan Luar
Sekolah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung : Falah
Production.
Husain, Sayyid Muhammad. (1992). Mengungkapkan Rahasia Al-Qur’an.
Bandung: Mizan Anggota IKPI.
Muhammad Syekh bin Muhammad Abu Syahbah. (2002). Studi Al-Qur’an
AlKarim. Bandung: Pustaka Setia.
Muhaimin, dkk, (2009) Menejemen Pendidikan; Aplikasi dalam Penyusunan
Rencana Pengembangan Sekolah. Jakarta : Kencana
Muhammad Asy Syinqithi, Muhammad Habibillah. (2011). Kiat Mudah
Menghafal Al Qur’an. Solo: Gazzamedia.
Moh Yamin. (2009). Kurikulum Pendidikan. Jogjakarta: Diva Press.
Qosim, Amjad. (2009). Hafal Al-Qur’an dalam Sebulan. Solo: Qiblat Press.
Sa‟ dullah. (2008). 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an. Jakarta: Gema Insani.
Sutarip, Sobari. (2009). Menghafal Al-Qur’an dengan Cepat dan Ceria. Jakarta:
Iqra Kreativ.
Zamzami, Zaki dan M. Syukron Maksum. (2009). Menghafal Al-Qur’an itu
Gampang. Yogyakarta: Mutia Media.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Zen, Muhaimin dan Akhmad Mustafid. (2006). Bunga Rampai Mutia Al-Qur’an:
Pembinaan Qori’ Qori’ah dan Hafidz Hafidhoh. Jakarta: Pimpinan Pusat
Jamm‟ iyah Qurra‟ wal Wal Huffadz.
Zuhdi, Masjuk. (1997). Pengantar Ulumul Qur’an. Surabaya: Karya Aditama.
Penelitian Witri, (2011) IAIN Wali Songo
Penelitian Zainuddin, (2016) STAIN Qudus
Penelitian Azmiati, (2008) IAIN Wali Songo
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)
Judul skripsi : Penggunaan Metode Hadiah dan Hukuman dalam
Meningkatkan Motivasi Pembelajaran di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) As Sulthon Kecamatan Mersam
Kabupaten Batanghari.
A. Pedoman Observasi
1. Pengalaman guru
2. Kondisi sekolah
3. Mengamati proses pembelajaran
4. Mengamati proses metode hadiah dan hukuman
5. Mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran
6. Kerjasama antara Sekolah dan Orang tua
7. Mengamati tingkah laku siswa
8. Mengamati bentuk-bentuk hukuman dan hadiah
9. Mengamati kondisi sarana dan prasarana fisik
B. Pedoman Dokumentasi
1. Sejarah/Historis berdirinya sekolah
2. Keadaan geografis sekolah
3. Struktur Organisasi sekolah
4. Keadaan siswa dan guru
5. Keadaan guru
6. Keadaan sarana dan prasarana
C. Pedoman Wawancara
1. Kepala Sekolah
a. Bagaimana kegiatan pembelajaran di sekolah?
b. Bagaimana kualifikasi akademik guru di sekolah?
c. Apa saja kegiatan yang diberikan dalam memotivasi belajar siswa di
sekolah?
d. Apa saja instrumen yang digunakan dalam peningkatan motivasi
belajar di sekolah?
e. Apa saja kegiatan pembelajaran siswa di sekolah?
f. Bagaimana kerjasama guru di sekolah dan orang tua?
g. Apa kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan peningkatan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
motivasi siswa di sekolah?
h. Bagaimana hasil yang dicapai dalam pelaksanaan metode hadiah dan
hukuman siswa di sekolah?
2. Guru
a. Bagaimana pelaksanaan metode hadiah dan hukuman siswa di sekolah
di sekolah?
b. Bagaimana proses pembelajaran di sekolah?
c. Bagaimana kegiatan pembelajaran PAI di sekolah?
d. Apa saja kegiatanpeningkatan motivasi belajar siswa di sekolah?
e. Apa kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan metdoe hadiah
dan hukuman siswa di sekolah?
f. Bagaimana kegiatan pembelajaran dalam meningkatkanmotivasi
belajar pada siswa?
g. Bagaimana pengalaman guru dalam mengajar siswa?
h. Apa saja upaya guru dalam peningkatan motivasi belajar siswa,
khususnya dalam menangani siswa yang bermasalah?
i. Bagaiamana perhatian orang tua dan masyarakat terhadap pendidikan
di sekolah?
j. Apa kendala dalam peningkatan motivasi belajar siswa di sekolah?
k. Apa kendala dalam metdoe hadiah dan hukuman siswa di sekolah?
l. Bagaimana pengalaman guru dalam mengajar?
m. Bagaimana hasil yang dicapai dalam pelaksanaan peningkatan
motivasi belajar di sekolah?
n. Apa saja instrumen yang digunakan dalam metode hadiah dan
hukuman siswa di sekolah?
o. Pernahkah guru mengunjungi rumah siswa?
3. Siswa dan orangtua
a. Bagaimana pelaksanaan metode hadiah dan hukuman siswa di sekolah
di sekolah?
b. Bagaimana proses pembelajaran di sekolah?
c. Bagaimana kegiatan pembelajaran PAI di sekolah?
d. Apa saja kegiatanpeningkatan motivasi belajar siswa di sekolah?
e. Bagaimana kegiatan pembelajaran dalam meningkatkanmotivasi belajar
pada siswa?
f. Bagaimana pengalaman guru dalam mengajar siswa?
g. Apa saja upaya guru dalam peningkatan motivasi belajar siswa,
khususnya dalam menangani siswa yang bermasalah?
h. Bagaiamana perhatian orang tua dan masyarakat terhadap pendidikan di
sekolah?
i. Pernahkah guru mengunjungi rumah siswa?
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR INFORMAN DAN RESPONDEN
No Nama Inisial Keterangan
1 Husin Abdul Wahab HS Pimpinan
2 Sri Wahyuni SW Guru Tahfizh
3 Mahyunani Arifin MA Guru Tahfizh
4 Misbahul Wathon MW Dir. Pendidikan
5 Nadwa ND Santri
6 Salwa SL Santri
7 Marsya MR Santri
8 Viona VI Santri
9 Dini DN Santri
10 Winda WN Santri
11 Shevi SV Santri
12 Oryza OR Santri
13 Saifullah SF Orangtua
14 Hairani HR Orangtua
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DOKUMENTASI
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi