Upload
arya-narayana
View
382
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Gambaran umum MHC (Major Histocompatibility Complex)
1. Pengertian Kompleks Histokompatibilitas Mayor
Sistem imun mempunyai fungsi dalam pertahanan tubuh. Untuk
menjalankan fungsi tersebut, system imun harus dapat mengenal melokul-molekul
asing (non self) agar dapat dibedakan dari molekul self. Instrumen yang dapat
membedakan hal itu adalah reseptor yang ada pada sel system imun. Sel-sel
system imun spesifik atau nonspesifik memiliki reseptor yang dikhususkan untuk
mengenal spesifitas. Hanya molekul yang memiliki epitop akan dsikenal sel
system imun. Sel B mengenal epitop pada molekul utuh, sedang sel T mengenal
epitop pada fragmen antigen (peptide) yang diikat oleh molekul pada permukaan
APC yang disebut MHC (Major Histocompatibility Complex)
Kompleks histokompatibilitas mayor (Major Histocompatibility Complex)
atau system histokompatibilitas mayor (Major histocompatibility System) adalah
suatu kelompok atau kompleks gen yang terletak dalam kromosom 6 dan berperan
dalam pengenalan dan pemberian sinyal antarsel sistem imun. Kelompok gen
tersebut dikenal sebagai lokus awal yang menentukan ekspresi molekul-molekul
permukaan sel tubuh, sehingga bila dua binatang / individu mempunyai lokus
yang berbeda pada transplantasi, yang satu akan menolak jaringan transplan asal
binatang lainnya. Sel-sel tubuh yang bernukleus memiliki epitop permukaan yang
ekspresinya sudah ditentukan secara genetic. Hal ini dapat disamakan dengan sel
darah merah yang memiliki antigen A, B, Rh.
2. Pembagian Kompleks Histokompatibilitas Mayor
Produk gen sering disebut antigen MHC oleh karena diketahui untuk pertama kali
melalui analisa serologis yang menggunakan antibodi. Molekul MHC-1 dan
MHC-II berperan pada pengenalan imun, yaitu pada presentasi fragmen antigen
kepada sel T. Berdasarkan rumus bangunnya, molekul MHC dapat dibagi menjadi
3 golongan sebagai berikut :
1
A. Molekul MHC-I
Kompleks HLA-A, HLA-B dan HLA-C yang disebut MHC-I menentukan
ekspresi atau antigen permukaan kelas I yaitu yang berupa protein pada
membrane permukaan semua sel tubuh yang memiliki nucleus dan trombosit.
MHC-I berperan pada imunitas virus. Di dalam sitosol sel, protein virus
dipecah menjadi peptida, kemudian diikat molekul MHC-I menjadi kompleks
yang diangkut kepermukaan sel sehingga kompleks MHC-I dan peptide
tersebut dapat dikenal oleh sel T CD 8+ (CTL/Tc) yang sitotoksik.
MHC-I diekspresikan pada sel semua sel dengan nucleus sehingga sel CD
8+ (CTL/Tc) akan mudah mengenal sel yang terinfeksi virus. Sel darah merah
tidak mengekspresikan molekul MHC-I. Hal itu memudahkan plasmodium
hidup didalamnya tanpa intervensi system imun.
B. Molekul MHC-II
Kompleks HLA-D (DP, DQ dan DR) yang disebut MHC-II menetapkan
ekspresi atau antigen permukaan sel-sel imunokompeten tertentu seperti sel B,
monosit, makrofag, Antigen Presenting Cell (APC) untuk mengaktifkan sel T.
Molekul MHC-II mengikat molekul peptide yang sudah diproses sel APC
menjadi kompleks yang kemudian diangkut ke permukaan sel sehingga dapat
dikenal oleh sel CD4+. Presentasi antigen yang merangsang sel T CD4+
tersebut merupakan permulaan respon imun yang ikut menentukan jenis
respon yang akan terjadi.
C. Molekul MHC-III
Pembentukan komponen beberapa sitokin dan molekul lain ditentukan
oleh MHC yang tergolong molekul MHC-III. Sejumlah protein yang
ekspresinya ditentukan molekul MHC-III antara lain adalah komponen
komplemen (C2, C4), factor B properdin atau Bf, sitokin Tumor Necrosis
Factor (TNF) dan Limfotoksin (LT), beberapa jenis enzim, Heat shock protein
tertentu dan molekul pangangkut yang diperlukan dal;am proses antigen.
Sitokin dapat memodulasi ekspresi MHC-I dan MHC-II.
3. Fungsi dan Restriksi MHC
2
Fungsi utama sel T adalah pertahanan terhadap kuman intraselular dan
mengaktifkan sel lain seperti makrofag dan sel B. Yang utama dalam fungsi
tersebut adalah spesifisitas sel T untuk antigen yang ada dalam sel pejamu yang
terinfeksi, dalam sel dendritik, makrofag dan sel B. Spesifisitas sel T berlainan
dengan sel B yang melepas antibody dan dapat mengenal antigen larut maupun
antigen yang diikat dengan sel. Antigen asal sel mikroba tersebut dikenal sel T
melalui MHC.
MHC-I dan MHC-II berfungsi sebagai pembawa peptide, sangat
diperlukan untuk dipresentasikan ke sel T. MHC-II diekspresikan pada sel B, sel
dendritik, makrofag, dan APC untuk mengaktifkan sel CD4+(Th). MHC-I
diekspresikan pada semua sel dengan nucleus, yang memungkinkan sel CTL/Tc
mengenal sel terinfeksi pathogen / virus intraselular.
MHC-I dan MHC-II masing-masing mempresentasikan peptide ke subset
sel T yang berbeda. Molekul MHC-I mempresentasikan peptide yang dikenal sel
CD8+ , sedang MHC-II mempresentasikan peptide yang dikenal sel CD4+ (Th).
4. Regulasi Ekspresi Dan Kontrol Genetik
Regulasi ekspresi MHC disandi oleh gen yang terletak di regio yang luas di
kromosom 6. Kelompok gen tersebut dikenal sebagai lokus awal yang
menentukan ekspresi molekul-molekul permukaan sel tubuh. Bila dua binatang /
individu mempunyai lokus yang berbeda pada transplantasi, yang satu akan
menolak jaringan tandur asal binatang lainnya. Sel-sel tubuh yang bernukleus
memiliki epitop permukaan yang ekspresinya sudah ditentukan secara genetic.
Hal ini dapat disamakan dengan sel darah merah yang memiliki antigen A, B, Rh.
Molekul regulasi diatur secara transkripsional melalui elemen positif dan
negative. Aktivator transkripsi MHC-II berikatan dengan region promotor dari
gen MHC-II. Defek factor trankripsi ini dapat menimbulkan bare lymphocyte
syndrome. Penderita tidak memiliki molekul MHC-II yang menimbulkan
defisiensi imun berat akibat hilangnya peran sentral MHC-II terhadap pematangan
dan aktivasi sel T.
Ekspresi MHC juga diatur oleh berbagai sitokin. IFN-α, IFN-β dan IFN-γ
meningkatkan ekspresi MHC-I. Ekspresi MHC-II sel B ditekan oleh IFN-γ,
3
kortikosteroid dan PG. Ekspresi MHC-I pada permukaan sel ditekan oleh infeksi
virus tertentu seperti CMV, HBV, dan adenovirus 12.Dalam beberapa hal
penurunan ekspresi MHC-I lebih disebabkan oleh kurangnya kadar komponen
yang diperlukan untuk transport peptide/MHC-I dibanding factor transkripsi.
Contohnya pada infeksi CMV, protein virus berikatan dengan β2 mikroglobulin
sehingga mencegah ikatan dengan dengan MHC-I dan transpornya ke membrab
plasma. Virus adeno 12 menurunkan transkripsi gen transport yang mencolok.
Akhirnya penurunan ekspresi MHC-I, apapun sebabnya, akan memudahkan virus
menyerang respon imun. Hal itu disebabkan karena menurunnya ekspresi
kompleks antigen MHC-I pada sel terinfeksi virus untuk dapat dihancurkan oleh
CTL. Molekul MHC-I diekspresikan pada semua permukaan sel dengan nucleus,
sedang MHC-II diekspresikan terutama pada permukaan sel khusus seperti
APC,sel dendritik, makrofag, sel B, sel endotel dan sel epiteltimus.
Lokus genetic yang menentukan molekul HLA yang pertama ditemukan
adalah HLA-A dan HLA-B, kemudian HLA-C yang sekarang digolongkan
sebagai HLA-1. Jenis molekul HLA kedua (HLA-D) ditemukan pada MLC
dengan menginkubasikan limfosit yang berasal dari dua orang yang berlainan.
Lokus HLA pada manusia ditemukan di lengan pendek kromosom 6.Diantara
lokus HLA-B dan HLA-DR ditemukan lokus lain yaitu MHC-III yang menyandi
protein kelas 2 yang struktur molekulnya tidak serupa dengan kelas 1 atau kelas
2(protein komplemen, TNF dan limfotoksin). Regio kelas I terdiri atas HLA-A,
HLA-B, dan HLA-C. Regio kelas 2 terdiri atas region D yang dibagi menjadi
subregio HLA-DP, HLA-DQ dan HLA-D.
MHC-I dan MHC-II sangat polimorfik dan produknya sangat diperlukan sel T
untuk mengenal antigen sering dan membedakan self dari nonself. Molekul MHC
menunjukkan polimorfisme alopitik yang sangat tinggi yaitu regio tertentu
molekul berbeda dari satu orang dengan lainnya. Kemungkinan dua orang yang
tidak berhubungan akan memiliki alotipe sama pada semua gen yang menyandi
molekul MHC adalah sangat kecil.
4