Upload
money-i-magazine
View
289
Download
12
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Â
Citation preview
1Vol. 64 | Jun-Jul 2015
Money&IEmpowEring EntrEprEnEur
Vol. 64 Juni - Juli 2015 @MNImagz Money & I Magazine www.the-mni.com
WahyU adityaKreatif Sampai Mati
SPECIAL FEATURE
MEMBaNGUNKOta haRaPaN Bagaimana potensi kabupaten
dan kota di Bali, serta berbagai
peluang yang bisa diraih.
ISSN: 2087-5975
Rp. 25.000
Money&I
2 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
3Vol. 64 | Jun-Jul 2015
4 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
ARIF RAHMAN@LITERATURNEGERI
From the Editor
Kota Impian
Pada akhir tahun 2014 lalu, saya
berkesempatan mendengarkan
penuturan Ridwan Kamil,
Walikota Bandung soal
perencanaan masa depannya untuk
kota “Distro” tersebut. Presentasinya
berjudul A Better Future For Bandung With
Technopreneurship memaparkan dengan
gamblang mimpi-mimpi besarnya yang
sangat inspiratif.
Mulai dari hal-hal kecil yang sederhana,
membangun taman-taman kota (beberapa
taman dibangun memanfaatkan sejumlah
ruang kosong di bawah jembatan atau
jalan layang), menyelenggarakan program-
program kreatif di tingkat kecamatan
yang kemudian dikompetisikan, sampai
dengan perubahan-perubahan besar lewat
program-programnya yang diaplikasikan
di pemerintahan. Bahkan belum lama
ini, salah satu ide besarnya dengan
membangun pusat kendali dan informasi
terpadu yang memanfaatkan high tech dan
bekerjasama dengan investor asing mulai
dieksekusi. Dari ratusan kota di Indonesia,
rasanya Bandung-lah yang cukup menonjol
dalam revolusi infrastruktur.
Bandung sendiri boleh dibilang terinspirasi
dari gerakan revolusif di kota Solo yang
saat itu dipimpin oleh presiden kita
sekarang. Apa yang terjadi di Solo dan
Bandung, kemudian menjadi “blueprint”
bagi sejumlah kota lainnya melakukan
gebrakan yang sama. Semua kota, ramai-
ramai berbenah. Maka yang terjadi saat
ini adalah kota-kota lama yang telah tua,
pelan-pelan mulai meremajakan dirinya.
Sementara kota-kota kelas dua yang dulu
hanya menjadi penyangga, sekarang mulai
ambil bagian dan unjuk gigi. Perubahan
ini masif berjalan serempak seiring
pertumbuhan ekonomi di seluruh Indonesia.
Di Bali, perubahan ini pun terjadi. Satu
dekade terakhir, kita melihat bagaimana
bandara kita diperbaharui. Bali memiliki
underpass dan jalan tol, melayang di atas
laut. Ini baru awal dari sejumlah perubahan
besar lainnya yang tengah direncanakan.
Lalu apa yang akan terjadi dengan Bali
dalam 10-20 tahun ke depan?
Dengan mengumpulkan hasil riset dan
studi dari berbagai pihak, kami kemudian
mendapati gambaran imajiner soal Bali di
masa depan. Seperti apakah kota-kota di
daerah nanti berkembang? Laporannya
kami sampaikan dalam rubrik special
feature.
Bersamaan dengan itu, kami juga
mendapatkan opini penunjang dari seorang
pengusaha wanita yang berhasil membawa
bisnisnya tumbuh besar dari kota kelas dua
di Singaraja. Bagaimana Srikandi Singaraja
ini mewujudkan mimpinya dan membangun
kota Singaraja? Hasil liputannya kami
sajikan dalam rubrik interview.
Laporan lainnya melengkapai sajian kami di
edisi ini. Semoga bisa menjadi wacana baru
bagi Anda untuk turut ikut membangun
kota yang Anda tinggali. Kota yang nyaman
untuk hidup, kota impian bagi harapan.
Selamat membaca.
Jabat Erat,
Arif Rahman
5Vol. 64 | Jun-Jul 2015
Alex P Chandra Chairman BPR Lestari dan juga
publisher majalah M&I, memulai
karir sebagai profesional banker
di BCA selama 8 tahun sebelum
akhirnya memutuskan untuk
mendirikan bisnisnya sendiri
BPR Lestari, perusahaan
yang dibawanya menjadi BPR
terbesar di Bali dalam waktu 5
tahun.
Notes From A FriendActive Income & Passive Incomep.14
Growth StrategiesFokus Satu Dulup.50
LeadershipMacan Vegetarianp.40
LeadershipFitness dan Puasap.52
Smart FamilyApply What You’ve Learnedp.36
InsightPancasila Juara MEAp.16
InsightGetting Horsesp.78
YuswohadyMerupakan penulis dari sekitar
40 buku mengenai pemasaran.
Pernah bekerja selama 12
tahun di MarkPlus Inc dengan
posisi terakhir sebagai
Chief Executive. Di bidang
keorganisasian Yuswohady
pernah menjadi Sekretaris
Jendral Indonesia Marketing
Association (IMA).
Pribadi BudionoUlasannya erat terkait dengan
kepemimpinan yang banyak di
adopsi dari sejumlah pemikir
besar. Direktur Utama BPR
Lestari ini mengintrepretasikan
dengan memberikan alternatif
solusi pada permasalahan
yang kerap dihadapi bangsa ini
khususnya yang ada di Bali.
Suzana ChandraSmart Family adalah rubrik yang
diasuh oleh Managing Director
- Lestari Living ini. Wanita yang
pernah menimba pengalaman
hidup di Australia ini dengan
lugas memaparkan bagaimana
kiat cerdik untuk mengelola
keuangan dan investasi
khususnya di properti.
I Made Wenten BPerannya sebagai Direktur di
BPR Lestari membawanya
dekat dengan human
resource & development.
Pengetahuannya akan hal
tersebut dipaparkan dalam
rubrik Growth Strategies,
bagaimana membangun karir
dan kompeten dalam dunia
kerja.
Samantha ChandraMenjadi blogger sejak
tahun 2008, dan menuliskan
rekaan imajinasinya di www.
adriannaandevan.blogspot.com.
Hingga saat ini, lebih dari 30
episode sudah di tuliskannya.
Sejak Vol. 37, majalah ini
menayangkan ceritanya secara
berkala.
Denny SantosoAdalah seorang ahli diet, nutrisi,
dan fitnes. Aktif menyebarkan
cara diet sehat dan berolahraga
yang benar melalui www.
PanduanDiet.com, Twitter
@dennysantoso, serta Buku
Rahasia Diet. Denny Santoso
juga founder www.SixReps.
com, jejaring sosial bagi fitness
mania.
Ben AbadiSeorang business coach
yang aktif menularkan
semangat berbisnis lewat
sejumlah workshop yang
dipandunya. Juga merupakan
seorang konsultan bisnis dan
marketing yang handal. Profil
selengkapnya bisa ditemukan
di website-nya www.benabadi.
com
Contributors
EmpowerBusiness Coachingp.46
6 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
Contents
Berbagai kota dan kabupaten di Indonesia mulai membenah diri.
Mereka saling berkompetisi menunjukan potensi. Masing-masing
berusaha mencari keunikan tersendiri demi membuka peluang
ekonomi yang lebih baik. Di Bali pun demikian. Seluruh kabupaten
dan kota di dalamnya turut berkontribusi untuk kemajuan Bali.
Publisher Alex P. Chandra (PT. BPR Sri Artha Lestari); Chief Operations Arif Rahman; Public Relations Manager Erry Yoga Sugama; Head of Contents Arif Rahman: Editorial Support Putera Adnyana; Designer Renata Wahyu; Photographer Baruna; Money & I Magazine is published monthly by PT. BPR Sri Artha Lestari, Jalan Teuku Umar 110 Denpasar, Bali, Indonesia. Tel: +62 361 246-706; Fax: +62 361 246-705. No part of this publication may be reproduced or transmitted in any form or by any means, electronic or mechanical, including photocopy, recording or any information storage or retrieval system without permission in writing from PT. BPR Sri Artha Lestari. While the editors do their utmost to verify information published, they do not accept responsibility for its absolute accuracy; Editorial & Advertising E-mail: [email protected]. Tel: +62 361 784-3244.
WAHYU ADITYA
Photographer : IB Baruna
Design Cover : Renata Wahyu
72INTERVIEW WITHWAHYU ADITYAKecintaannya di dunia
kreatif membawa Wahyu
Aditya pada ide dan
kesuksesan yang tak
habis-habis.
36 74
04 From the Editor
06 Contributors
07 Follow Me On Twitter
08 Snapshot : Waisak
12 BPR Lestari 7th Shared
Value
42 Traveller Notes : Austria
48 Review Film : Jurrasic World
1Vol. 64 | Jun-Jul 2015
Money&IEMPOWERING ENTREPRENEUR
Vol. 64 Juni - Juli 2015 @MNImagz Money & I Magazine www.the-mni.com
WAHYU ADITYAKreatif Sampai Mati
SPECIAL FEATURE
MEMBANGUNKOTA HARAPAN Bagaimana potensi kabupaten
dan kota di Bali, serta berbagai
peluang yang bisa diraih.
ISSN: 2087-5975
Rp. 25.000
Money&I
64 Front of Mind : Richard Branson, Virgin Group 62
54 Info Niaga : Ichi Autocare
58 Book Review : Mary Poppins
Comeback
60 Intermeso : Hello, Office
Politics
68 Teenlit Corner : Getting
Horses
Gallery : New Macbook 2015
Special Feature
Membangun Kota Harapan
Interview :
Luh Kerthianing
Lika-liku Srikandi Singaraja
Startup :
Aplikasi Pencari Kost
ala Sandatindo Group
20
7Vol. 64 | Jun-Jul 2015
Alex PC 212@alex_lestari
Kerobokan - Kuta Bali
Pendiri BPR Lestari. Membangun bisnis dari nol sejak 15 thn yg lalu.
Sekarang Chairman grup bisnis Lestari.
alexpchandra.com
5,912
tweets
86 2,484TWEETS FOLLOWING FOLLOWERS
Follow Now
Alex PC 212
Alex PC 212
Alex PC 212
Alex PC 212
Alex PC 212
2 ketakutan purba manusia, yaitu takut tidak cukup dan takut tidak dicintai. Otak purba manusia itu sebenarnya insting buat survival.
Saya ‘argue’ jangan bikin visi yang bagus dikatakan, namun tidak memberi direction, tidak memberikan semangat dan terlalu susah untuk dicapai
Dengan kata lain, jangan bikin visi yang diawang-awang, kemudian dibungkus dengan kalimat panjang yang tidak jelas.
Visi perusahaan itu harus pragmatis. Jelas dan dapat dimengerti. Tujuannya memberikan direction perusahaan mau dibawa ke mana.
Bekerja tanpa belajar, capek! Bekerja tanpa bersyukur tidak happy! Bersyukur tanpa bekerja, naif!
@alex_lestari
@alex_lestari
@alex_lestari
@alex_lestari
@alex_lestari
TWEETS FOLLOWING FOLLOWERS
8 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
SNAPSHOT
9Vol. 64 | Jun-Jul 2015
SNAPSHOTSNAPSHOT
MAHAJATAKegiatan sosial selama satu bulan
membersihkan altar sang Buddha
(Mahajata) dilakukan di Vihara
Buddha Sakyamuni, tanggal 1
Mei kemarin. Ritual pembersihan
tersebut dilakukan oleh puluhan
umat untuk menyambut perayaan Tri
Suci Waisak 2559 yang jatuh pada
tanggal 2 Juni 2015 lalu.
10 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
SNAPSHOT
UMAT BUDDHA DI BALI RAYAKAN WAISAK
Pada hari Selasa, 2 Juni 2015,
umat Buddha merayakan Hari
Raya Waisak. Salah satu vihara
yang menggelar rangkaian ibadah
khidmat digelar di Vihara Buddha Sakyamuni
Denpasar.
Perayaannya sendiri diawali dengan meditasi
selama satu jam sejak pukul 06.00 Wita,
kemudian dilanjutkan dengan prosesi wisuda
Upasaka Upasika dan Pujabakti Waisak yang
dipimpin Romo Pandita Sutikno Gunawan.
Dalam perayaan tersebut, tampak hadir di
antaranya Ketua Umum Yayasan Buddha
Sakyamuni Ibu Erlina Kang Adiguna beserta
keluarga dan Ketua Umum Forum Ibu-ibu
Buddhis Mahayani Permana.
Hari Waisak juga dikenal dengan nama
Visakah Puja atau Buddha Purnima di India,
Saga Dawa di Tibet, Vesak di Malaysia, dan
Singapura, Visakha Bucha di Thailand, dan
Vesak di Sri Lanka. Nama ini diambil dari
bahasa Pali “Wesakha”, yang pada gilirannya
juga terkait dengan “Waishakha” dari bahasa
Sanskerta.
SNAPSHOTSNAPSHOT
11Vol. 64 | Jun-Jul 2015
SNAPSHOTSNAPSHOT
Dirayakan untuk memperingati sejumlah
peristiwa penting, salah satunya adalah
lahirnya Pangeran Siddharta di Taman
Lumbini pada tahun 623 S.M. Waisak
sendiri adalah nama salah satu bulan dalam
penanggalan India Kuno. Perayaan Waisak
di Vihara Sakyamuni diakhiri dengan prosesi
Abhaya Dana atau melepas burung. Sekitar
300 ekor burung dilepas oleh ratusan anak-
anak dari keluarga Buddis Theravada Bali.
Pelepasan burung itu merupakan simbol
kasih sayang dan kebebasan. Dimana hal ini
merupakan inti dari ajaran Buddha.
12 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
FLEXIBILITYKELENTURAN DAN KESEDIAAN UNTUK
MENGIKUTI PERUBAHAN
13Vol. 64 | Jun-Jul 2015
14 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
Beberapa tahun lalu, saya
meninggalkan jabatan sebagai
Chief Executive Officer di BPR
Lestari. Kegiatan operasional dan
bisnis BPR Lestari sehari-hari sudah saya
alihkan kepada Pak Pribadi Budiono, The
New CEO BPR Lestari.
Saya menceritakan hal ini kepada kedua
anak saya yang besar, Samantha dan
Anastasya, bahwa saya tidak lagi menjabat
sebagai Chief Executive Officer di BPR
Lestari. “Since then, my salary is going
down,” demikian kata saya.
Memang saya mengurangi gaji saya sendiri.
Tidak ada yang meminta saya mengurangi
gaji saya sendiri. Namun, karena alokasi
waktu saya sudah tidak begitu ketat lagi di
BPR Lestari. Nampaknya kurang ceng li,
ACTIVE INCOME& PASSIVE INCOME
Alex P. Chandra@alex_lestari
Komisaris BPR Lestari & Founder of Lestari Group
www.alexpchandra.com
“ Konversikan active income kita menjadi passive income secepat-cepatnya.”
freegreatpicutre.comNOTE FROM A FRIEND
15Vol. 64 | Jun-Jul 2015
kalau saya masih menerima gaji yang sama
seperti yang lalu-lalu.
Kedua anak saya itu kelihatannya tidak
terlalu happy. “Kenapa gajinya jadi kurang,
Pa?” kata mereka. “Apakah kita menjadi
miskin sekarang?” kata yang anak saya
yang terkecil.
Saya tersenyum, dan mencoba
menjelaskan bahwa kita tidak bertambah
miskin. “My salary is maybe going down,
but my income is not going down,”
demikian kata saya. “Lho kok gitu?” mereka
kebingungan.
Saya menjelaskan bahwa income itu ada
beberapa jenisnya. “Gaji adalah aktif
income, tapi income terbesar seorang
pengusaha bukan dari gajinya. Tetapi
dari hasil usahanya,” saya mencoba
menerangkan. “Kan yang terpenting adalah
gaji,” kata mereka lagi. “Bisa buat belanja,”
demikian katanya.
Ada dua jenis income, saya terangkan.
Active income adalah pendapatan yang
diterima dari pekerjaan yang kita lakukan.
Dan ada pula passive income (walaupun
sebenarnya tidak pasif-pasif amat),
merupakan pendapatan yang kita terima
dari investasi kita.
Walaupun active income saya menurun,
passive income-nya, yaitu income yang
didapatkan dari bisnis-bisnis yang saya
kelola sekarang meningkat dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya. Saya
bekerja keras mengonversikan active
income yang bertahun-tahun saya
kumpulkan ke dalam bentuk-bentuk
investasi.
Sekarang investasinya sudah cukup besar,
sehingga income dari investasinya sudah
jauh mengalahkan income yang saya dapat
dari gaji saya sebagai CEO BPR Lestari.
“Jadi walaupun my salary is going down,
kita tidak bertambah miskin”, kata saya
menenangkan mereka.
Karena waktunya memungkinkan, saya
cuti tidak bekerja, dan mereka juga tidak
sekolah, saya gunakan waktu itu untuk
menerangkan jenis-jenis investasi yang
saya kelola. Bisnis apa saja yang sedang
saya bangun.
Pertama kali kita bekerja, maka income
yang kita dapatkan hanyalah berasal dari
active income kita saja, yaitu gaji yang kita
dapat setiap bulannya. Jangan habiskan
income yang kita terima itu. Harus ada
yang disisihkan buat diinvestasikan.
Yang paling gampang adalah investasi
dalam bentuk tabungan di bank. Namun
kalau kita pandai, ada banyak jenis
investasi lain yang bisa kita pilih. Investasi
kita ini yang memberikan jenis pendapatan
yang lain, yaitu passive income. Ada
banyak pilihan investasi, yang paling
mudah adalah dengan menabung di bank.
Pilihan lainnya, kita bisa membangun bisnis
atau berinvestasi di real estate.
“Jika kita bekerja keras dan hemat,
kemudian belajar sejak dini membangun
investasi, maka semakin lama passive
income-nya bertambah besar. Pada
suatu titik, active income kita menjadi
tidak relevan lagi dibandingkan dengan
passive income-nya. Jadi walaupun gajinya
berkurang, kita tidak bertambah miskin,”
demikian saya menerangkan.
“Tugas kita adalah secepat-cepatnya
mengonversikan active income menjadi
passive income, dan jangan bekerja
pada income yang salah,” saya menutup
penjelasan saya.
“Jika kita bekerja keras
dan hemat, kemudian
belajar sejak dini
membangun investasi,
maka semakin lama
passive income-nya
bertambah besar.
Pada suatu titik, active
income kita menjadi
tidak relevan lagi
dibandingkan dengan
passive income-nya.
Jadi, walaupun gajinya
berkurang, kita tidak
bertambah miskin.”
NOTE FROM A FRIEND
16 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
INSIGHT
YuswohadyPraktisi Pemasaran dan ex. Sekjen Indonesia Marketing Association
www.yuswohady.com
“ Dalam konteks ASEAN, sebagai negara dengan ekonomi terbesar, seharusnya lah pelaku UKM kita menjadi juara di era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). ”
ww
w.getscoop.com
Pancasila Juara MEA
Judul di atas merupakan
judul yang saya ambil untuk
presentasi saya di gelaran
Pesta Wirausaha 2015 yang
berlangsung Jumat (3/4) lalu
di kompleks Taman Mini Indonesia Indah.
Saya sangat bersemangat hadir di Pesta
Wirausaha tahun ini, karena teman-
teman Komunitas Tangan Di Atas (TDA)
sebagai penyelenggara mengangkat tema
“Indonesia Juara MEA” yang merupakan
concern saya selama lima tahun terakhir.
Selama sekitar lima tahun terakhir, saya
banyak menulis kolom, menerbitkan
buku (Beat the Giant, 2013), menggagas
konferensi (Indonesia Brand Forum,
pertama kali tahun 2013, dan berikutnya
20 Mei 2015). Juga menginisiasi movement
dan komunitas (Komunitas Memberi)
dengan misi tunggal, yaitu menciptakan
awareness mengenai pentingnya brand
lokal memiliki kemampuan sejajar dengan
pemain-pemain global.
Salah satu sektor yang menjadi bidikan
saya adalah bisnis kecil dan menengah
(UKM). Dalam konteks ASEAN, sebagai
negara dengan ekonomi terbesar,
seharusnya lah pelaku UKM kita menjadi
17Vol. 64 | Jun-Jul 2015
INSIGHT
juara di era MEA (Masyarakat Ekonomi
ASEAN).
Nah, untuk sharing di Pesta Wirausaha
tahun ini secara khusus saya melakukan
kajian untuk merumuskan strategi yang
bisa diambil brand lokal (khususnya UKM)
untuk bisa menjadi juara MEA. Strategi itu
saya beri nama “Panca Sila Juara MEA”.
Sesuai namanya, strategi ini mencakup lima
pilihan. Mari kita urai satu per satu.
Sila #1: Use local advantages to kick the competitions
Saya menyebut pemain UKM yang
menjalankan strategi ini sebagai Local
Champion. Di sini, UKM kita harus cerdas
memanfaatkan keunikan lokal untuk
memenangkan persaingan. Keunikan lokal
tersebut bisa berbentuk pemahaman yang
mendalam terhadap pasar dan konsumen
lokal, penggunaan bahan-bahan lokal,
pemanfaatan tradisi dan kearifan lokal, atau
bisa juga hubungan (relationship) dengan
partner dan stakeholder lokal.
Pemain seperti Dian Pelangi membangun
keunggulan bersaing dengan membangun
keunikan lokal melalui pemahaman
mendalam terhadap pasar muslim di
Indonesia. Restoran Ny. Suharti atau Mbok
Berek membangun keunikan lokal dengan
menggunakan bahan dan resep masakan
lokal. Dengan mengusung tagline “Kopi Asli
Indonesia”, Anomali membangun keunikan
lokal dengan memanfaatkan kekayaan kopi
Indonesia yang dikenal terenak di dunia.
Sila #2: Create local innovation to make competition irrelevant
Saya menyebut pemain yang menjalankan
strategi ini sebagai Creative Master. Mereka
adalah pemain-pemain yang sangat
kreatif, memanfaatkan inovasi untuk bisa
menghindari persaingan, dan menciptakan
pasar-pasar baru yang minim persaingan
(blue ocean market). Umumnya pemain
jenis ini tak memiliki keunikan lokal, karena
itu ia terpaksa harus putar otak untuk
menciptakan diferensiasi yang kokoh dan
punya nilai jual di pasar global.
Radio Magno besutan Singgih Kartono
adalah contoh ideal dari Creative Master.
Radio Magno adalah radio kayu berkelas
dunia yang sarat inovasi dan kreativitas.
Desainnya yang apik dan finishing-nya
yang ciamik menjadikan produk yang
dibikin di Desa Kandangan, Temanggung
ini digandrungi konsumen Jepang, Eropa,
dan Amerika. Tak hanya itu, Radio Magno
dibikin dengan spirit kepedulian yang luar
biasa (pemberdayaan masyarakat desa,
solusi sosial, penanaman kembali terhadap
pohon yang ditebang, dsb). Karena
itu ia memiliki brand story kuat, yang
menjadikannya berharga premium.
Sila #3: Boost excellence to beat the giant
Saya menyebut pemain yang menjalankan
strategi ini sebagai Quality Challenger.
Kenapa? Karena mereka berupaya
habis-habisan mendongkrak kualitas
(quality excellence) untuk mengalahkan
pesaing. Kalau Creative Master banyak
mengandalkan inovasi dan kreativitas,
maka Quality Challenger lebih
mengandalkan keutamaan kualitas produk
dan layanan yang didapat melalui perbaikan
secara terus-menerus (continuous
improvement).
Eiger adalah contoh rangkaian produk
apparel yang mewakili Quality Challenger.
Pengalaman panjang memproduksi produk-
produk apparel mulai dari tas, sepatu, jaket,
T-shirt, hingga jam tangan, menjadikannya
mencapai kualitas prima tak hanya di
tingkat lokal, tapi juga global. Berbeda
dengan Creative Master, pemain jenis ini
umumnya mencapai kesuksesan dengan
membangun brand dalam kurun waktu
panjang. Selama bertahun-tahun (bahkan
puluhan tahun), mereka menempa kualitas,
sehingga tak tertandingi (stand-out) oleh
pesaing manapun.
Sila #4: Build bigness through mass partnership
Saya menyebut pemain yang menggunakan
strategi ini sebagai Longtail Collaborator.
Kata Longtail saya ambil dari Chris
Andersen, yaitu pemain-pemain kecil
yang bermain di pasar ceruk (niche).
Kalau pemain-pemain kecil ini dihimpun
menjadi satu kesatuan, maka mereka
akan memiliki kekuatan yang luar biasa.
Pemain UKM akan mampu menjadi besar
dan mencapai skala ekonomi jika mereka
bisa saling berkolaborasi dan menghimpun
kekuatan bersama. Prinsipnya, sesama
UKM haruslah bersatu-padu membangun
kemitraan untuk bisa menjadi besar.
“UKM kita harus cerdas
memanfaatkan keunikan
lokal untuk memenangkan
persaingan.“
18 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
Pusat Grosir Batik Trusmi di Cirebon
yang dirintis oleh suami-istri Ibnu Riyanto
dan Sally Giovanny membangun bigness
dengan cara memberdayakan para
pembatik lokal di Desa Trusmi. Mereka
menciptakan kemitraan dengan sekitar
400 pembatik lokal (dengan menyediakan
bahan, memberikan bimbingan desain
dan kualitas, hingga membelinya) untuk
menghasilkan batik berkualitas global.
Melalui kemitraan dan penghimpunan
kekuatan tersebut, Batik Trusmi memiliki
“otot” untuk bersaing dengan pemain-
pemain besar.
Sila #5: Achieve global best practices to win foreign market
Saya menyebut pemain yang menggunakan
strategi ini sebagai: Global Chaser. Pemain
jenis ini istimewa, karena fokus strategi
mereka adalah masuk ke pasar luar negeri,
khususnya ASEAN. Untuk bisa masuk
ke pasar luar negeri, maka mereka harus
berupaya membangun kemampuan global.
Itu artinya mereka harus unggul dalam
hal modal, teknologi, manajemen, dan
SDM yang berstandar dunia. Atau dengan
kata lain, mereka harus masuk dalam
jajaran pemain terbaik dunia (global best
practices). Ini adalah strategi yang paling
sulit.
Niluh Djelantik adalah brand sepatu high-
heels premium asal Bali yang sukses
menjadi Global Chaser. Sepatu Niluh
Djelantik melanglang-buana di lebih
dari 20 negara di Eropa dan Amerika.
Sepatu kebanggaan Indonesia ini bahkan
menjadi idaman para selebritas top dunia,
seperti Julia Robert dan Uma Thurman.
Bagaimana Niluh Djelantik mencapai
global best practices? Pertama, kualitas
tanpa kompromi. Kedua, craftsmanship
melalui sentuhan tangan-tangan terampil
khas Bali. Ketiga, eksklusivitas karya yang
menjadikannya unik dan high-end.
Yuk, UKM Indonesia tetapkan niatmu.
Pilihlah opsi Panca Sila yang pas. Fokuslah
di situ. Janganlah puas menjadi pemain
“kambing”. Berjuanglah habis-habisan
untuk menjadi juara MEA. Indonesia harus
jadi juara MEA!
“Untuk bisa masuk
ke pasar luar negeri
khususnya ASEAN,
maka mereka harus
berupaya membangun
kemampuan global.“
INSIGHT
19Vol. 64 | Jun-Jul 2015
Now Availableissuu.com/literaturnegeriwww.the-mni.com
20 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
SPECIAL FEATURE
MEMBANGUNKOTA HARAPANLEWAT PEMBENAHAN INFRASTRUKTUR DAN PELAYANAN
21Vol. 64 | Jun-Jul 2015
SPECIAL FEATURE
Mau naik bus tingkat untuk
wisata keliling kota seperti
di London, atau area
publik yang terpasang
mesin parkir ala Negeri Paman Sam?
Ingin nonton layar tancap di taman-taman
kota berkonsep tematik (taman sepeda,
taman musik, taman zikir, taman patung,
dsb)? Berbagai terobosan ini bisa Anda
temukan di kota Bandung. Bukan hanya itu,
Bandung juga tengah melakukan berbagai
terobosan lainnya yang lebih revolusif.
Salah satu targetnya adalah menjadikan
kota Priyangan sebagai kota pintar yang
ditunjang oleh infrastruktur berteknologi
tinggi. Bahkan Walikotanya bisa Anda
hubungi lewat akun Twitter dengan mudah.
Bandung tidak sendirian, jauh sebelum
Ridwan Kamil selaku walikotanya
melakukan berbagai gebrakan, Presiden
RI saat ini yang ketika itu masih menjadi
Walikota, telah lebih dulu melakukan
gebrakan yang serupa di Solo.
Merevitalisasi 34 pasar tradisional yang
dampaknya bukan hanya menjadikan
para pelaku pasar kompetitif dan mampu
bersaing dengan modern market, tapi juga
menggerek retribusi daerah dari pasar
yang sebelumnya Rp. 7,8 Miliar menjadi
Rp. 19,2 Miliar. Jokowi juga memindahkan
ribuan PKL dari kawasan Monumen 45 ke
Pasar Klithikan Notohardjo di Semanggi
tanpa sedikit pun menggunakan kekerasan.
Membangun moda transporasi baru, seperti
Railbus, kereta api Jaladara, Batik Solo
Trans (BST), serta bus tingkat Werkudara.
Juga menerbitkan kartu sehat dan
pendidikan gratis, membangun City Walk
layaknya kawasan Orchad di Singapura,
di mana mampu meningkatkan kunjungan
wisata ke Solo, serta menyelenggarakan
event-event bertaraf Internasional.
Di Surabaya, ada nama Tri Rismaharini.
Belum lama ini bersama Gubernur Jawa
Timur, beliau berhasil membubarkan
kawasan prostitusi Dolly. Sebelumnya,
Tri Risma sudah membangun tempat
pembuangan sampah di seluruh kota
dengan gerakan eco school, campus &
office, gerakan merdeka dari sampah,
serta Surabaya Green Clean. Membangun
program Urban Farming dengan
membagikan bibit kepada kepada
orang-orang kurang mampu secara
ekonomi, membangun hutan kota dengan
meluncurkan gerakan Sajisospo (Satu Jiwa
Satu Pohon), dan merevitalisasi seluruh
taman dan sudut kota menjadi indah dan
segar.
Kalau kita telusuri lebih jauh, semakin ke
sini, semakin banyak daerah yang selama
ini diam saja mulai terinspirasi untuk turut
berbenah. Berbagai event internasional
pun mulai digelar di berbagai penjuru. Sail
Bunaken di Manado, Tour de Singkarak
di Sumetera Barat, Ubud Writer & Reader
Festival di Bali, Jember Festival, Bali
10K, dan lain-lain. Mereka juga mulai
sadar untuk mengorbitkan komoditas
unggulan daerah, seperti Kopi Aceh, Apel
Malang, atau Jeruk Kintamani. Berbagai
gebrakan ini mampu menjadikan kota-kota
tersebut kian populer dan akrab dengan
investor yang ujung-ujungnya membawa
pertumbuhan yang nyata bagi daerah dan
masyarakatnya.
Namun perubahan dari atas saja ternyata
tidaklah cukup untuk membangun
sebuah kota Impian. Richard Florida,
salah satu pemikir kontemporer di bidang
perencanaan dan pembangunan kota
menyampaikan, sebuah kota juga harus
mampu menarik orang-orang unggul
(the best human capital) untuk masuk
ke dalamnya. Lewat bukunya The Rise
of Creative Class dan The Flight of the
Creative Class, maka resep keberhasilan
sebuah kota ditentukan oleh 3T, yakni
Teknologi, Talenta dan Toleran. Kota yang
kreatif dicirikan oleh kemampuannya
menarik teknologi baru, menarik anak-
anak muda bertalenta, dan menghadirkan
atmosfer lingkungan yang toleran.
Kota yang mampu menghadirkan ketiga hal
di atas akan mampu menciptakan beragam
industri yang variatif, mulai dari pariwisata,
IT dan komunikasi, desain dan multimedia,
periklanan, pendidikan serta produksi
kultural lainnya. Karakter orang-orang
kreatif dengan pola hidup urban kerap
mendambakan sesuatu yang baru dan
22 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
media nasional. Menariknya, dari sisi
produksi pertumbuhan tertinggi dicapai dari
usaha jasa keuangan yang mencapai 10,93
persen. “Jasa lainnya tumbuh sebesar 2,01
persen, serta jasa kesehatan dan kegiatan
sosial 0,83 persen,” ujar Panusunan.
Pertumbuhan Bali yang melampaui
pertumbuhan nasional pada dasarnya
bukanlah hal baru. Kondisi ini sudah
terjadi berkali-kali. Ketika perekonomian
melambat, Bali masih bisa unjuk gigi.
Setelah kami telusuri sejumlah data, kami
mendapati bahwa perkembangan dunia
investasi di Bali kini tidak lagi terpusat di
Bali bagian selatan, seperti Kota Denpasar,
Kabupaten Badung, atau Kabupaten
Gianyar. Wilayah utara seperti Klungkung
pun yang dulu adem ayem, kini mulai
diminati investor dan ikut bertumbuh.
Berdasarkan data Bank Indonesia wilayah
Bali, pertumbuhan kredit investasi
sektor perdagangan, hotel, dan restoran
di Klungkung justru yang tertinggi.
Angka pertumbuhannya 41,36 persen
pada November 2014 mengalahkan
pertumbuhan di Badung (13,56 persen) dan
Gianyar (26,36 persen).
Tingginya pertumbuhan kredit di Kabupaten
Klungkung dipicu dari semakin banyaknya
pengembangan pariwisata di kota tersebut.
Salah satunya adalah masuknya Nusa
Penida ke dalam 21 Kawasan Strategis
Pariwisata Bali dan digelarnya Festival
Nusa Penida pada Juni 2014.
Meski pertumbuhan kredit investasi
membaik di luar Bali Selatan, penyaluran
kredit berdasarkan lokasi masih didominasi
bank yang berada di kawasan Bali
tidak pernah puas tersebut akan mampu
menggerek suatu daerah menuju kemajuan.
BALI DAN PERTUMBUHANNYA
Bagaimana dengan Bali? Hasil rilis Badan
Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali belum
lama ini menunjukkan bahwa pertumbuhan
ekonomi Provinsi Bali pada triwulan I –
2015 mencapai 6,2 persen. Ini melampaui
capaian pertumbuhan ekonomi secara
nasional di periode sama yang sebesar 4,71
persen. Sekalipun angka ini melambat jika
dibandingkan dengan triwulan I di tahun
2014, namun sudah merupakan prestasi
tersendiri.
“Pertumbuhan ekonomi Bali itu melambat
dibandingkan periode triwulan yang sama
di tahun 2014 lalu. Waktu itu tumbuh
sebesar 6,55 persen,” kata Kepala BPS
Provinsi Bali Panusunan Siregar di sejumlah
23Vol. 64 | Jun-Jul 2015
SPECIAL FEATURE
Selatan, sebesar 62,26 persen. Ini terjadi
karena mayoritas penduduk menengah
ke atas yang memiliki pendapatan relatif
tinggi berada di Kota Denpasar. Bukan
rahasia lagi, jika Denpasar serta kawasan
sekitarnya menjadi primadona bagi
masuknya SDM luar daerah untuk beradu
peruntungan di Bali. Bahkan di sejumlah
kawasan pariwisata, tidak sedikit para
ekspatriat yang mulai berdomisili di Bali
dan ikut membangun bisnis di kawasan ini.
Belum lagi, saat ini pemerintah melakukan
cluster geografi, di mana Bali ditetapkan
sebagai kawasan industri kreatif. Di mana
nantinya diharapkan dari pulau kecil ini
akan lahir sejumlah produk-produk bernilai
tinggi, khususnya dari sisi IT dan kompetitif
di pasar internasional. Hal ini, akan
menyeimbangkan pendapatan Bali yang
selama ini ditunjang dari pariwisata dan
agraria ke era industri digital yang masif.
Semua ini diharapkan mampu mereduksi
ketimpangan yang terjadi, karena
seiring dengan pertumbuhan Bali yang
mengesankan, tidak terjadi secara
merata. Jumlah penduduk miskin di Bali
bertambah sebesar 0,23% dari Maret
2014 ke September 2014. Salah satunya
disebabkan oleh tingkat ketimpangan
pendapatan masyarakat Bali semakin
melebar. Ini terlihat dari peningkatan
angka Rasio Gini dari 0,415 pada Maret
2014 menjadi 0,422 pada September
2014. Sekalipun besaran ini dalam masuk
kategori ketimpangan sedang.
Namun, jika dikaji lebih dalam, ketimpangan
yang semakin melebar terjadi di daerah
perkotaan, yaitu dari 0,429 ke angka 0,449.
Jika merujuk ukuran Bank Dunia, besaran
“kue ekonomi” yang dinikmati oleh 40%
masyarakat berpenghasilan terendah
semakin mengecil, yaitu dari 15,79% pada
Maret 2014 menjadi 14,29% pada bulan
September 2014.
Di sisi lain, besaran “kue ekonomi”
yang dinikmati oleh 20% masyarakat
berpenghasilan teratas justru semakin
besar, dari 47,98% tahun 2013 menjadi
50,01% di tahun 2014. Akibatnya, terjadi
peningkatan penduduk miskin di daerah
perkotaan sebesar 0,34 % dan di daerah
perdesaan 0,337%.
Selain itu, berkurangnya jumlah penduduk
bekerja di sektor pertanian dan konstruksi
yang notabene merupakan sektor
penampung pekerja informal (low-skilled
labor), yaitu dari 58,09 % pada Maret
2014 menjadi 52,32% pada September
2014 juga dinilai berkontribusi terhadap
peningkatan jumlah penduduk miskin Bali.
Inilah pekerjaan rumah untuk para kepala
daerah, terus berbenah dan menjadikan
harapan semua masyarakat akan kota
impian tak lagi semu. Jika semua
perencanaan pemerintah dan swasta
berjalan lancar dan sinergis, maka kelas
masyarakat yang tidak miskin dan sejahtera
akan tampak semakin nyata.
Denpasar serta
kawasan di sekitarnya
menjadi primadona bagi
masuknya SDM luar
daerah untuk beradu
peruntungan di Bali.
bp
.blogsp
ot.com
24 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
Menggerek Potensi KotaA
kademisi Annisa Nurfatimah,
pada tahun 2013 lalu
menerbitkan hasil penelitiannya
yang berjudul “Analisis Potensi
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di
Provinsi Bali.” Studinya tersebut mengkaji
sektor potensial, perubahan struktur
ekonomi dan keterkaitan daya tarik potensi
antar daerah Provinsi Bali pada periode
2005-2011.
Dengan metode Location Quotient, Shift
Share, tipologi sektoral dan model atau
lainnya juga sangat timpang. Sejumlah
daerah mampu meraup Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dengan angka yang fantastis,
namun sebagian dari daerah lainnya justru
buruk. Bahkan ada daerah yang utangnya
lebih besar daripada PAD-nya. Karangasem
misalnya, yang tahun ini bakal bertambah
sebesar Rp 248 miliar, jauh lebih besar
dari PAD tahun 2014 yang hanya Rp 230,9
miliar.
Berikut adalah data dan profil daerah
beserta potensinya :
SPECIAL FEATURE
teori gravitasi, Annisa memetakan basis
ekonomi masing-masing daerah di Bali,
dikombinasikan dengan data BPS yang
kami miliki, menunjukkan bahwa terjadi
penyebaran sektor-sektor ekonomi yang
basis di Provinsi Bali dan pemerataan
pembangunan daerah Bali.
Pembangunan di Bali tidak dikhususkan
untuk satu sektor di setiap kabupaten/
kota, tetapi terbagi-bagi untuk saling
memenuhi kebutuhan tiap-tiap daerah.
Selain itu, potensi daerah yang satu dan
25Vol. 64 | Jun-Jul 2015
SPECIAL FEATURE
DENPASARWalikota : I.B. Rai Dharmawijaya Mantra
PAD : Rp. 658.974.707
Basis Ekonomi :
Sektor listrik, gas dan air; sektor keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan; sektor industri pengolahan; sektor
perdagangan, hotel dan restoran; dan sektor pengangkutan
dan komunikasi.
BADUNGBupati : Anak Agung Gde Agung
PAD : Rp. 2.279.113.502
Basis Ekonomi :
Sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor perdagangan,
hotel dan restoran; sektor bangunan dan sektor listrik, gas
dan air.
BULELENGBupati : Putu Agus Suradnyana
PAD : Rp. 168.652.790
Basis Ekonomi :
Sektor jasa-jasa, sektor pertanian, sektor penggalian, dan
sektor industri pengolahan.
GIANYARBupati : Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati
PAD : Rp. 319.612.005
Basis Ekonomi :
Sektor industri pengolahan, sektor jasa-jasa, dan sektor
bangunan.
KLUNGKUNGBupati : I Nyoman Suwirta
PAD : Rp. 67.401.910
Basis Ekonomi :
Sektor pertanian, sektor bangunan, dan sektor jasa-jasa.
KARANGASEMBupati : I Wayan Geredeg
PAD : Rp. 160.292.011
Basis Ekonomi :
Sektor penggalian, sektor jasa-jasa, dan sektor pertanian.
BANGLIBupati : I Made Gianyar
PAD : Rp. 55.986.570
Basis Ekonomi :
Sektor pertanian, sektor jasa-jasa, dan sektor bangunan.
JEMBRANABupati : I Putu Arta
PAD : Rp. 68.485.482
Basis Ekonomi :
Sektor jasa-jasa, sektor pertanian, dan sektor bangunan.
TABANANBupati : Ni Putu Eka Wiryastuti
PAD : Rp 255.418.218
Basis Ekonomi :
Sektor pertanian dan sektor jasa-jasa.
Profil Daerah
26 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
Penetapan Kawasan Strategis Provinsi Bali
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali No.16 Tahun 2009
Tentang RTRW Provinsi Bali Tahun 2009-2029. Kawasan
strategis Provinsi Bali terdiri dari kawasan strategis dari sudut
kepentingan pertahanan dan keamanan, serta kawasan
strategis provinsi dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi. Sampai
dengan satu dekade ke depan, inilah rencana pola ruang kawasan
strategis di Provinsi Bali.
Tabel Rencana Pola Ruang Kawasan Strategis Provinsi Bali
No. Kawasan Strategis Peruntukan Kawasan
1 Pertahanan dan Keamanan Daerah militer di Pulaki Kabupaten Buleleng
2 Pertumbuhan Ekonomi a. Kawasan Strategis Pelabuhan, meliputi: Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Perikanan
Pantai Pengambengan di Kabupaten Jembrana; Pelabuhan Celukan Bawang, Pelabuhan
Pegametan, Pelabuhan Sangsit di Kabupaten Buleleng; Pelabuhan Padangbai, Pelabuhan
Gunaksa, Pelabuhan Pariwisata Tanah Ampo, Pelabuhan Amed, Pelabuhan Depo Minyak
Labuhan Amuk di Kabupaten Karangasem; Pelabuhan Benoa di Kota Denpasar.
b. Kawasan Strategis Bandar Udara, meliputi: Bandar Udara Ngurah Rai di Kabupaten Ba-
dung, Landasan Udara Kolonel Wisnu dan Bandar Udara Pengembangan Baru di Kabupaten
Buleleng.
c. Kawasan Strategis Pariwisata, meliputi: Nusa Dua, Tuban, Kuta di Kabupaten Badung;
Sanur di Kota Denpasar; Ubud, Lebih di Kabupaten Gianyar; Soka di Kabupaten Tabanan;
Perancak, Candikusuma di Kabupaten Jembrana; Batuampar, Kalibukbuk, Air Sanih di
Kabupaten Buleleng; Nusa Penida di Kabupaten Klungkung; Candidasa, Ujung, Tulamben di
Kabupaten Karangasem.
d. Kawasan Industri, antara lain Celukan Bawang di Kabupaten Buleleng dan Pengamben-
gan di Kabupaten Jembrana.
e. Kawasan Perkotaan Fungsi PKW, meliputi: Kawasan Perkotaan Singaraja, Kawasan
Perkotaan Semarapura, dan Kawasan Perkotaan Negara.
27Vol. 64 | Jun-Jul 2015
SPECIAL FEATURE
Kawasan Strategis DTWK, meliputi: Kintamani di Kabupaten Bangli, Bedugul-Pancasari di
Kabupaten Tabanan dan Buleleng, Tanah Lot di Kabupaten Tabanan, Palasari dan Gilimanuk di
Kabupaten Jembrana;
f. Kawasan Metropolitan Sarbagita di Kabupaten/Kota: Denpasar, Badung, Gianyar dan
Tabanan; dan Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Bali (Civic Center Provinsi) di Renon Kota
Denpasar;
g. Kawasan Sepanjang Jalan Arteri Primer.
h. Kawasan Terminal Penumpang Tipe A Mengwi di Kabupaten Badung
3 Sosial dan Budaya Bali a. Kawasan Radius Kesucian Pura Sad Kahyangan Berdasarkan Konsepsi Rwa Bhineda, Tri
Guna, Catur Lokapala, Sad Winayaka/Padma Bhuana, mencakup: Pura Lempuyang Luhur
(Puncak Gunung Lempuyang di Kabupaten Karangasem), Pura Andakasa (Puncak Gunung
Andakasa Di Kabupaten Karangasem), Pura Batukaru (Lereng Gunung Batukaru di Kabupaten
Tabanan), Pura Batur (Tepi Kawah Gunung Batur di Kabupaten Bangli), Pura Goa Lawah (di
Kabupaten Klungkung), Pura Luhur Uluwatu (Bukit Pecatu di Kabupaten Badung), Pura Puncak
Mangu (di Kabupaten Badung), Pura Agung Besakih (Lereng Gunung Agung di Kabupaten Ka-
rangasem), Pura Pusering Jagat (Pejeng di Kabupaten Gianyar), Pura Kentel Gumi (di Kecama-
tan Banjarangkan Kabupaten Klungkung).
b. Kawasan Warisan Budaya, terdiri dari: Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih, Kawasan War-
isan Budaya Taman Ayun, dan Kawasan DAS Tukad Pekerisan.
4
Pendayagunaan Sumber Daya
Alam dan
Teknologi Tinggi
a. Kebun Raya Eka Karya Bedugul di Kabupaten Tabanan dan Buleleng.
b. Rencana Ekplorasi Minyak Bumi Lepas Pantai di Barat Laut Pulau Bali.
5Fungsi dan Daya Dukung
Lingkungan Hidup
a. Taman Nasional Bali Barat di Kabupaten Jembrana dan Buleleng, Kawasan Taman Hutan Raya
Prapat Benoa (Ngurah Rai) di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, Taman Wisata Alam (TWA)
Daratan Yang Mencakup TWA Danau Buyan-Tamblingan di Kabupaten Buleleng, TWA Batur-Bukit
Payung Dan TWA Penelokan di Kabupaten Bangli, TWA Sangeh di Kabupaten Badung; TWA Bawah
Laut di Nusa Lembongan Kabupaten Klungkung, TWA Bawah Laut Pulau Menjangan di Kabupaten
Jembrana, Cagar Alam Atau Hutan Lindung Batukaru di Kabupaten Tabanan.
b. Seluruh Kawasan Hutan Lindung, Gunung dan Perbukitan di Wilayah Provinsi Bali.
c. Daerah Aliran Sungai Potensial Lintas Kabupaten/Kota.
d. Seluruh Danau Alam di Provinsi Bali: Danau Tamblingan, Buyan, Beratan, dan Batur.
e. Kawasan Rawan Bencana Gunung Berapi, antara lain Gunung Agung di Kabupaten Karangasem,
dan Gunung Batur di Kabupaten Bangli.
Sumber : Peraturan Daerah Provinsi Bali No 16 Tahun 2009 Tentang RTRW Provinsi Bali Tahun 2009 - 2029 [data telah di edit]
28 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
Pebisnis Daerah Yang Ikut Membangun Daerah
TJOK OKA ARTHAARDHANA
JOHANNES H HASANNUSI
GUSTI NGURAH ANOM PUTU AGUS ANTARA
I GEDE WIRATHA
Usaha : Grup Tjampuhan Usaha : Golden Leaf Farm
Usaha : Cok Konveksi
& Krisna Oleh-oleh Usaha : Mama & Leon
Usaha : Gede & Kadek Brothers
Kontribusi Untuk Daerah :
Membawahi 60 unit bungalo, membangun Puri
Pita Maha, Hotel Royal Pita Maha, Kirana Spa,
di mana semua hotelnya dibangun dengan
mempertahankan budaya lokal.
Kontribusi Untuk Daerah :
Berpusat di Singaraja, dengan produk sayuran
organik yang telah di ekspor ke Singapura.
Memiliki luas lahan mencapai 17 Ha dan
memproduksi 70 jenis sayur-sayuran dan 116
tanaman herbal
Kontribusi Untuk Daerah :
Menjadi pusat oleh-oleh terbesar di Bali dan
berpusat di Denpasar dan Kuta dengan omzet
miliaran rupiah per bulan. Pendirinya Gusti
Ngurah Anom yang berasal dari Singaraja. Dalam
beberapa tahun terakhir juga memberikan
sejumlah kontribusinya untuk pembangunan
kota kelahirannya dengan mendirikan taman
rekreasi dan hotel di kawasan Seririt.
Kontribusi Untuk Daerah :
Memproduksi busana wanita dan kain untuk
segmen high end. Memiliki 500 staf dan 1000
pekerja. Pangsa pasarnya Jepang, Amerika,
dan Eropa. Pusat penjualannya di Denpasar
dengan garmen yang berlokasi di Krambitan,
Tabanan.
Kontribusi Untuk Daerah :
Tidak kurang dari 38 perusahaan dengan lebih
dari 7 ribu karyawan (40 orang diantaranya
ekspat) yang berada di berbagai penjuru di
daerah Bali. Mendapat julukan Raja Leisure Bali,
karena hampir semua bisnisnya ada di bidang
leisure dan pariwisata, meliputi perhotelan,
resto, biro perjalanan, cruise, penerbangan, dll.
29Vol. 64 | Jun-Jul 2015
SPECIAL FEATURE
JOSEPH THEODORUSWULIANDI
NYOMAN SANTIAWAN
NI MADE JATI
I GEDE AGUS HARDIAWAN
Usaha : Joger, Pabrik Kata-kata
Usaha : Ramayana Group
Usaha : Uluwatu
Usaha : Grup Hardys
Kontribusi Untuk Daerah :
Perusahaan retail terbesar di Bali yang membawahi 24 anak
perusahaan, meliputi 10 Hardys Supermarket, 1 Hardys Dept Store, 2
Hardys Gourmet, 2 Hardys Bali Craft Centre, 14 Hardys Mall (di Bali dan
Jatim). Saat ini juga terjun di bisnis properti dengan membangun hotel
Wirapada di Negara, Hotel Singaraja, Kuta Gate Residence, dan Whiz
Hotel Sanur.
Kontribusi Untuk Daerah :
Membangun garmen dan merchandise unik. Cabang utamanya berpusat
di Kuta dan satu cabangnya yang berada di kawasan Luwus Tabanan,
memberikan mata pencaharian baru bagi masyarakat sekitar Luwus dan
memajukan desa adat mereka.
Kontribusi Untuk Daerah :
Bisnisnya di bidang restoran dan hotel sedemikian menggurita. Mulai
dari jaringan Ramayana Resort & Spa, Rama Beach Resort & Villas, Kuta
Seaview Boutique Resort & Spa, Rama Candidasa Resort & Spa, Rama
Garden Hotel, Ivory Resort Seminyak, Pondok Sari Kuta, Spa Ambiante
Internasional, dan Klinik Prime Care Medical Service. Sementara dari
jaringan restorannya mencakup Japanese Restaurant Take, Rosso Vivo
Dine & Lounge, Gabah Restaurant & Bar, Bakers Corner Café & Bakery,
Seafood House, Flapjacks, Bluefin Japanese Fusion & Lounge, Bianco
Restaurant & Bar, Stadium Café, Garpu Restaurant & Bar, Al Dente
Kitchen & Bar, Honey & Bread, dan United Bar.
Kontribusi Untuk Daerah :
Sudah berdiri sejak tahun 1978, di mana bidang meliputi Uluwatu
Boutiques, Kori Restaurant, dan 7 Seas International Dive Resort. Untuk
butiknya, memproduksi busana bordir buatan tangan yang juga banyak
diekspor. Memiliki 13 gerai di Bali dan 3 gerai waralaba di Malaysia.
30 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
31Vol. 64 | Jun-Jul 2015
INTERVIEW
Lika-liku Srikandi Singaraja
Luh Kerthianing
Luh Kerthianing bisa jadi
merupakan salah satu
sosok wanita yang menjadi
kebanggaan kampung
halamannya, lantaran secara
tidak langsung ikut berpartisipasi dalam
kemajuan kota Singaraja.
Dengan insting kewirausahaannya,
Wanita kelahiran 24 Maret 1969 ini
melihat potensi Singaraja yang tidak
hanya sekadar sebagai destinasi wisata,
tetapi juga merupakan kota dengan
atmosfer berbisnis yang ramah. Tak
hanya itu, wanita yang hampir 12 tahun
berkarir di dunia farmasi ini juga melihat
Singaraja sangat ideal untuk hunian
dan investasi properti. Adalah “Garden
Villa Residence” sebuah hunian urban
mewah yang dikembangkannya sejak
2010 di atas lahan 15 hektar. Dengan
total 700 unit hunian, Garden Villa
Residence berlokasi di Kelurahan
Penarukan, Singaraja, di mana tingkat
aksesibilitas yang tinggi terhadap pusat
pemerintahan dan perdagangan di kota
Singaraja.
Berkat kegigihannya dalam
mengembangkan bisnis properti
di daerahnya tersebut, Direktur CV
Singaraja Property ini berhasil meraih
penghargaan Mahakarya Indonesia
untuk kategori The Best Property of The
Year 2013. Istri dari Gede Sidiarta ini
ingin memberikan alternatif hunian yang
layak bagi masyarakat lokal, sehingga
mereka bisa hidup nyaman, asri, dan
merasa aman di Buleleng.
Sebelum menggeluti dunia properti, Ibu
dari Thika Sidiani, Siska Febri Sanjiwani,
Sintadiani, Sindy Dewantari, dan Kesha
Putra ini juga terlebih dahulu eksis
berwirausaha di bidang telekomunikasi.
Sejumlah outlet ponsel dibukanya di
beberapa titik di Singaraja, Denpasar,
hingga Negara. “Dari sejak kecil, saya
sudah berada di lingkungan wirausaha.
Kebetulan orang tua bergelut di bidang
itu. Saya pun pernah diajak paman
untuk membantunya bisnis kopi dan
cengkeh saat masih kecil,” kenangnya
saat M&I Magazine menanyakan asal
mula insting wirausahanya.
Tidak hanya aktif berwirausaha, wanita
yang berdomisili di bilangan Setiabudi,
Singaraja ini juga pernah menggeluti
dunia politik. Wanita yang pernah
menjabat sebagai Ketua Komisi D
DPRD Kabupaten Buleleng tahun 2004-
2009 ini ingin menyalurkan jiwa sosial
serta kontribusi untuk daerah dengan
masuk ke dalam pemerintahan.
Beberapa waktu yang lalu,
M&I Magazine berkesempatan
mewawancarai wanita yang pernah
mendapatkan predikat Outstanding
in Developer Property di ajang The
Competition Business Excellence
Award 2013 ini. Berikut petikan
wawancaranya!
Tak banyak sosok wanita daerah yang mampu berkiprah di dunia kewirausahaan dan turut berkontribusi dalam pembangunan di daerahnya.
32 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
Bisa ceritakan bagaimana rekam jejak karir Anda hingga akhirnya terjun sebagai seorang wirausahawan?
Setamat dari pendidikan di
Sekolah Menengah Farmasi di
Denpasar, saya bekerja di apotek
di daerah Hasanudin Denpasar
pada tahun 1988 sampai tahun
1990. Saya mengawali sebagai
asisten apoteker peracik
obat di apotek yang memang
baru beroperasi saat itu. Tapi
kemudian saya resign, karena
ingin mencari jenjang karir yang
lebih baik lagi. Lantas, saya
melanjutkan karir ke sebuah
perusahaan pedagang besar
farmasi nasional bernama PT.
Anugrah Argon Medica, yang
kebetulan juga membuka kantor
perwakilan di Denpasar. Untuk
bisa diterima sebagai karyawan
di sana, saya mesti mengikuti
serangkaian tes. Awalnya di sana
saya bertugas sebagai asisten
apoteker penanggung jawab,
kemudian saya dipromosikan
untuk menjadi pembantu
gudang, lalu akhirnya saya naik
jabatan lagi menjadi kepala
gudang. Ada pemilihan kepala
logistik di pusat. Lalu saya
ikut training-nya, kemudian
dinominasikan. Setelah berhasil
lolos tes kepemimpinan, akhirnya
saya mendapatkan posisi
kepala logistik tersebut. Dengan
promosi tersebut mengharuskan
saya untuk bersedia ditempatkan
di cabang besar. Pilihannya itu
antara Jakarta dan Surabaya,
karena cabang di Bali sendiri
tergolong cabang menengah.
Saya pun akhirnya memilih
Jakarta. Padahal sebenarnya
saya berat meninggalkan Bali.
Namun dalam perjalanan saya
akhirnya memutuskan untuk
mengundurkan diri, karena anak
saya sakit hingga diopname.
Saya berat meninggalkan
anak. Itu sebabnya saya
mengundurkan diri. Perusahaan
sempat enggak kasih saya
berhenti. Mereka mencoba
meringankan posisi saya
supaya tidak full kerja dan tetap
mendapatkan gaji, meski hanya
setengahnya. Namun, akhirnya
saya benar-benar memutuskan
SAyA MENGAWALI
KARIR SEBAGAI ASISTEN
APOTEKER PERACIK
OBAT DI SEBuAh APOTEK
yANG MEMANG BARu
BEROPERASI. TAPI
KEMuDIAN SAyA resign,
KARENA INGIN MENCARI
jENjANG KARIR yANG
LEBIh BAIK
INTERVIEW
33Vol. 64 | Jun-Jul 2015
INTERVIEW
“MARAHNYA MERTUA
SAYA ITU MEMBUAT SAYA
DAN SUAMI TERMOTIVASI
BAHWA KAMI BISA
MENUNJUKAN KALAU
KAMI BISA LEBIH BAIK DAN
BERHASIL”
untuk berhenti, lantaran anak saya lainnya
juga sakit. Saya bekerja di perusahaan itu
kurang lebih tujuh tahun.
Lalu apa yang Anda lakukan setelah resign dari perusahaan tersebut?
Awalnya suami saya tidak setuju. Suami
saya punya rasa ketakutan tersendiri jika
saya benar mengundurkan diri, karena ia
lebih mendukung karir saya di sana. Malah
suami menawarkan diri untuk meninggalkan
pekerjaannya dan menyusul saya ke Jakarta.
Tapi saya belum bisa mengiyakan, karena
harus lihat kondisi dulu. Tapi saat itu anak
saya yang kedua opname. Juga masalah
lainnya, ternyata keuangan kami mulai
menipis. Sementara platform kesehatan
yang saya miliki sudah habis saya klaim
dan ternyata masih kurang untuk biaya
pengobatan anak saya. Akhirnya saya
putuskan untuk menjual handphone.
Ternyata baru dihitung-hitung untungnya
lumayan hampir 1,5 juta. Pada masa itu kan
handphone memang masih barang mahal.
Bisa beri gambaran bagaimana Anda mengembangkan bisnis handphone ini di Singaraja?
Kebetulan adik saya yang cowok lagi kuliah
di Jogja, lalu saya minta tolong ke dia untuk
mencari HP second di sana. Awalnya saya
hanya mampu membeli dua sampai tiga
handphone saja, karena waktu itu harganya
memang cukup mahal. Enggak gampang
untuk bisnis ini, karena kita enggak punya
modal saat itu. Akhirnya pimpinan saya
mau membantu saya waktu itu. Saat saya
mulai berbisnis HP ini, memang saya belum
sepenuhnya resign dari perusahaan. Status
saya waktu itu tidak bekerja penuh di sana.
Saya sempat bilang saya ingin minjam modal
di bank, tapi sayangnya saya enggak punya
jaminan. Waktu saya tanyakan dengan rekan
saya di bank, katanya bisa pake slip gaji
saja. Saya pun minta bantuan ke pimpinan
bisa tidak membuatkan slip gaji untuk
saya ajukan ke bank. Dari slip gaji tersebut
akhirnya gaji saya dipotong setiap bulan
untuk kredit modal di bank.
Saya buka outlet sendiri di Denpasar,
Singaraja dan Negara. Responnya sangat
luar biasa saat itu, karena kan handphone
baru-baru booming. Awalnya di masing-
masing outlet saya pekerjakan dua orang
pegawai. Sampai sekarang bisnis ponsel
ini masih saya geluti bersama suami,
tapi sekarang sudah agak sulit karena
banyak kompetitornya. Tahun 2002, saya
memberanikan diri untuk ikut pemilihan
dealer voucher dan kartu perdana ponsel.
Saat itu, pemain yang banyak masuk dari
Jakarta dan Surabaya. Juga saya diharuskan
untuk punya modal setidaknya 2 miliar. Saya
sebenarnya enggak punya uang segitu.
Di sisi lain, ada teman yang tertarik untuk
jadi dealer, tapi tidak terpilih. Dari sana
kemudian, akhirnya saya ajak mereka untuk
ikut gabung. Kebetulan saya dipilih sebagai
dealer, jadi kenapa enggak kami sharing
profit saja. Mereka bisa ikut menanam modal
bersama saya. Akhirnya di dealer tersebut,
setengahnya merupakan saham saya. Kami
distribusikan voucher dan kartu perdana ke
Denpasar hingga wilayah Nusa Tenggara.
Berarti Anda cukup untung besar di bisnis tersebut. Apa tidak ada kendala?
Bisa dibilang seperti itu. Tapi saya juga
pernah mengalami kesusahan, gara-gara
ada pegawai saya yang korupsi di outlet
kami di Singaraja. Saya kan sempat tinggal
di Denpasar, enggak tiap hari kontrol yang
di Singaraja. Waktu saya cek pembukuan
akhirnya ketahuan. Lalu saya ambil alih di
Garden Villa Residence
34 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
INTERVIEW
Singaraja. Waktu saya jalankan sendiri 2-3
minggu saya rasakan untungnya sangat
besar di sini. Ketika itu saya sempat
minta suami saya untuk berhenti bekerja,
supaya bisa bantu saya untuk mengurusi
outlet. Namun keputusan tersebut sempat
ditentang oleh mertua saya. Bahkan saya
sempat diusir oleh mertua saya. Dia punya
ketakutan nanti usahanya enggak seberapa
dan cucu-cucu enggak bisa makan.
Wajarlah orang tua berpikir seperti itu.
Justru marahnya mertua saya itu membuat
saya dan suami termotivasi bahwa kita
bisa menunjukan kalau kita bisa lebih baik
dan berhasil. Dulu saat awal-awal jualan
handphone, saya masih ingat harus ke
kantor koran lokal sampai larut malam untuk
menanyakan slot iklan di sana. Saya harus
mengurus semua sendiri bahkan hingga jam
2 pagi saya masih bekerja. Beruntung lewat
iklan tersebut, handphone saya laku terjual
hingga habis stoknya.
Setelah bisnis handphone ini bertumbuh, apa yang Anda lakukan? Apa ada bisnis lainnya yang juga dikembangkan?
Karena latar belakang saya adalah pegawai,
kemudian mendapatkan untung besar saat
menjadi wirausahawan, saya ingin berbagi
dengan sesama. Karena sebagai manusia,
kita harus saling peduli dan ingat bersyukur
dengan Tuhan. Saya banyak membantu
berbagai lembaga sosial, seperti GNOTA
dan yayasan yatim piatu. Lantaran aktif di
berbagai kegiatan sosial, beberapa partai
besar akhirnya meminta saya untuk terjun
ke dunia politik. Saya berkarir di politik
hampir 5 tahun. Awalnya saya sempat diberi
kepercayaan untuk menjabat sebagai ketua
DPC sebuah partai besar. Bisa dibilang saya
satu-satunya perempuan yang menjabat
ketua DPC di Bali kala itu. Setelah itu saya
pindah naik jabatan ke DPRD Bali. Saya
enggak pernah bercita-cita ke politik. Waktu
itu ada tokoh besar yang memberikan saya
saran, kalau orang-orang yang punya jiwa
sosial yang tinggi sangat layak untuk terjun
ke dunia politik. Banyak saya temukan,
orang-orang yang duduk di parlemen yang
latarbelakang pendidikannya tinggi, tapi
mereka tidak punya intelektualitas dan
keberanian yang tinggi. Yang duduk di DPR
banyak yang pintar berbicara, tapi ketika
berhadapan ke publik, mereka tak punya
nyali.
Bagaimana pandangan Anda posisi
wanita di pucuk kepemimpinan, baik di
dunia politik maupun di dunia bisnis?
Perempuan Bali saat ini dipandang sebelah
mata ya dengan adat istiadat di Bali. Saya
sangat tidak setuju, kalau perempuan
tidak dipandang atau dinomor duakan.
Kesenjangan perempuan dengan laki-laki
di pendidikan maupun pernikahan memang
sangat menonjol. Saya duduk di DPRD
di Komisi D yang menangani persoalan
pendidikan, kesehatan, dan wanita, di mana
memperjuangkan perempuan dan hak asuh
anak. Sempat saya berdebat dengan salah
satu kelian adat pekraman di Singaraja.
Saya sampaikan bahwa dalam posisi
tertentu posisi perempuan setara dengan
laki-laki, tapi si kelian adat pakraman itu
tersinggung dan tak setuju. Saya bilang
dalam posisi tertentu, peran wanita tidak
kalah dengan laki-laki. Dalam rumah tangga,
peran wanita sangatlah penting. Memang
laki-laki berperan sebagai kepala keluarga,
tapi peran wanita juga sama sulitnya dalam
mengurus dan mendidik anak-anak. Kalau
suami yang mengerti pasti akan menghargai
istrinya. Suami saya sangat mendukung
35Vol. 64 | Jun-Jul 2015
“ Buleleng itu kan mantan ibukota Bali. Sepertiga luas bali kan Singaraja dan sekarang kota ini sangat prospektif untuk properti. ”
INTERVIEW
karir saya. Ia tidak pernah komplain, harus
begini, harus begitu. Seperti kata orang
bijak bahwa di setiap kesuksesan seseorang
pasti ada orang besar di belakangnya yang
mendukung. Saya sebagai wanita dengan
segudang kesibukan juga harus bisa
membagi waktu dengan keluarga.
Setelah 5 tahun, kenapa akhirnya Anda memutuskan untuk berhenti dari politik?
Waktu itu uang saya habis di politik ya.
Banyak aset yang saya punya dari bisnis
handphone, tiba-tiba seperti hujan angin,
habis seketika. Fokus saya terpecah saat
itu, antara bisnis dan dunia politik. Malah
akhirnya lebih banyak waktu untuk politik.
Setelah lima tahun, saya memutuskan untuk
berhenti. Karena sudah banyak utang yang
harus dilunasi. Di fase inilah, saya mulai
melihat peluang besar di bisnis propertI.
Bisa ceritakan bagaimana geliat Anda di properti hingga akhirnya sukses seperti sekarang?
Sebenarnya bersamaan dengan berbisnis
seluler, saya sudah mulai membeli aset
secara kecil-kecilan, Mertua saya juga
sempat ngasik saya rumah di Denpasar,
tapi kemudian saya sewakan untuk kos.
Di tahun 2009 usai dari dunia politik, saya
fokus mengelola aset properti. Lantas,
saya mulai mengontrakan gedung-gedung
untuk perkantoran di Singaraja. Sekarang
sudah berani menjual hunian di Garden Villa
Residence. Residence ini berdiri di atas
tanah 15 hektar, di mana lahan tersebut
saya lepas sendiri. Awalnya ini hanya hutan
bambu, tapi kemudian saya punya keyakinan
kalau lokasi ini bisa dimanfaatkan untuk
hunian. Banyak yang menawarkan saya
properti lain, tapi saya suka tantangan jadi
saya memilih lahan di sini. Tak sedikit juga
yang mencibir langkah saya. Katanya, untuk
apa bangun perumahan besar, mana ada
orang Singaraja mau beli rumah mewah
seperti ini. Tapi saya kan punya keyakinan
lain, saya tawarkan konsep perumahan
berbeda, baik dari segi fasilitas dan fitur
strategis lainnya. Saya mulai pembebasan
lahannya sekitar tahun 2010. Saya beli tanah
ini tanpa sepengetahuan suami saya, karena
saya sudah banyak kehilangan di politik.
Waktu itu saya nekat mau pinjam uang di
bank untuk bisa membebaskan lahan di
situ. Awalnya sangat sulit untuk meyakinkan
pihak bank, karena waktu itu saya hanya
bisa memperlihatkan potensi lahan ini,
tanpa disertai bangunannya. Tapi akhirnya
saya dapat modal, salah satunya juga
dibantu oleh BPR Lestari dan akhirnya bisa
membangun 700 unit secara bertahap di sini.
Mengapa Singaraja sangat potensial untuk berinvestasi di bidang properti?
Buleleng itu kan dikenal sebagai mantan
ibukota Bali. Sepertiga luas Bali kan
Singaraja. Sekolah pendidikan pertama di
Bali juga ada di Singaraja, seperti sekolah
penerbangan, kepolisian untuk wilayah Nusa
Tenggara. Singaraja ini sangat prospektif
untuk properti. Suatu saat pasti ada masa
di mana properti di Denpasar akan bubble
dan juga di sana akan krodit. Alternatif pasti
mereka cari yang pinggiran. Singaraja punya
potensi bagus di bidang kelautan, karena
punya garis pantai yang panjang. Terumbu
karangnya pun sangat bagus di Asia.
Apalagi hasil sumber daya alamnya juga
tidak diragukan, seperti beras dan cengkeh
yang jadi primadona. Atmosfer perdagangan
di sini juga sangat bagus, di mana terlihat
dari banyaknya pendatang yang mulai ke
mari. Kemampuan daya beli pasti ditunjang
oleh penghasilan. Ketika membeli properti
pasti orang melihat penunjangnya apa,
sehingga membuat pertumbuhan ekonomi
jadi meningkat. Itu yang mendorong saya
membuat perumahan di sini.
Atas segala pencapaian yang Anda dapatkan, apakah ada keinginan Anda yang belum terwujud sejauh ini?
Saya punya keinginan untuk membuat rumah
sakit. Saya sudah punya konsepnya di benak
saya. Mudah-mudahan dimudahkan jalannya
oleh Tuhan. Saya ingin ada sisi sosial enggak
sekadar bisnis. Saya sudah memikirkan
untuk subsidi silang, bagaimana untuk
memberikan jasa pelayanan yang maksimal
bagi mereka yang kurang mampu. Semasa
saya di politik, saya sudah memikirkan
konsep ini dan mempelajarinya.
36 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
SMART FAMILY
“ Kalau cuma sibuk belajar, tapi tidak dipraktekan, maka tidak akan ada perubahan berarti.”
Suzana ChandraManaging Director, Lestari Living
Apply What You’ve Learned
Dari tanggal 6-7 Mei 2015 lalu,
Singapore Expo di Hall 1 & 2
penuh gemuruh gegap gempita
dari sekitar 3000 peserta
seminar “Total Success” dengan live event
Anthony Robbins. Istilah alay-nya, event
begitu “cetar membahana”.
Peserta berdatangan dari berbagai negara,
seperti Vietnam, Thailand, Malaysia,
Australia, Singapura, pun dari Indonesia
sendiri ada sekitar 500 peserta yang hadir.
Untuk yang belum pernah dengar, sosok
Anthony Robbins ini merupakan seorang
peak performance coach (pelatih kinerja
prima).
Selama 2 hari, kita semua berlatih untuk
selalu berada dalam kondisi prima saat
melakukan segala sesuatu. Baik itu yang
berhubungan dengan pekerjaan, bisnis,
maupun kehidupan sehari-hari. Lebih dari
3000 orang berkumpul dari jam 9 pagi
sampai jam 8 malam. Mereka bernyanyi
bersama, menari bersama, meneriakkan
suara-suara kemenangan, berlatih
www.huffingtonpost.com
37Vol. 64 | Jun-Jul 2015
SMART FAMILY
mengubah kondisi supaya kita tetap berada
dalam posisi puncak setiap harinya. Dua
hari yang panjang dan lumayan melelahkan.
Tetapi begitu banyaknya materi yang
dipelajari, begitu banyak pula teknik yang
dapat diterapkan dan dilatih.
Bagi saya sendiri, ini merupakan pelatihan
yang keempat bersama Anthony Robbins.
Yang terakhir adalah sekitar 10 tahun lalu.
Jadi untuk saya, dua hari pelatihan tersebut
adalah proses re-charge. “Fully re-charged
including the power-bank”, demikian pesan
di profile picture BBM saya usai acara
tersebut.
Ya, saya pernah pelajari apa yang diajarkan.
Ya, saya pernah mengikuti pelatihan yang
lebih intensif dari itu. Ya, saya juga sudah
membaca buku-bukunya Anthony Robbins.
Ya, saya juga sudah mendengarkan
audio training-nya. Ya, saya juga sudah
menerapkan sebagian dari apa yang
dipelajari. Ya, saya juga masih sering lupa.
Ya, saya juga masih sering membiarkan
diri berlarut-larut dalam kesusahan dan
kesedihan. Dan ya, saya juga masih
sering gagal. Dan ya, yang paling penting
bukanlah apa yang sudah dipelajari, tetapi
apa yang dijalankan dari yang sudah
dipelajari. “It’s not what I have learned, but
what I do what I learned “, kata-kata yang
agak sulit ya?
Seorang teman yang boleh dibilang
merupakan “seminar junkie” alias
hobi banget ikut berbagai seminar
pengembangan diri, seperti seminarnya
Anthony Robbins yang baru saya ikuti.
Hampir semua seminar sudah diikutinya;
mulai dari level domestik, seperti Tung
Desem Waringin, Andre Wongso, Mario
Teguh, Merry Riana, sampai ke level
internasional seperti Anthony Robbins, T
Harv Eker, Robert Kiyosaki, dsb. Istilahnya,
sudah belajar dari A sampai Z. Beberapa
kali saat kita berdiskusi (tentang apa
saja), dengan cepatnya teman saya ini
menganalisa segala sesuatunya dengan
segala “ilmu” yang sudah dipelajari dari
berbagai seminar tersebut. Semua ide dan
pendapat dimentahkan dengan berbagai
argumentasi. Wah, pokoknya kalau diskusi
seru dan ilmunya tinggi banget.
Tetapi yang menarik adalah kawan saya ini
tetap saja berada di “dunia”-nya sendiri.
Di usia yang sudah lebih dari 40 tahun,
masih single, bekerja secara on and off,
dan dengan sedikit sedih saya menganalisa
bahwa hidupnya secara keseluruhan
bukanlah hidup seseorang yang sukses.
Bahkan agak mengkhawatirkan.
Hal ini membuat saya berpikir, kok bisa
ya? Dengan pengetahuan yang dimiliki dan
pelatihan yang dijalani, harusnya kawan
saya itu sudah ada di level sukses yang
jauh lebih baik. Ya, dia sudah belajar dari
mereka-mereka yang sukses. Dan ya,
dia sudah mengikuti pelatihan-pelatihan
pengembangan diri, Apa yang salah ya?
Pembuka kata dari live event-nya “Total
Success” Anthony Robbins pada akhir
minggu lalu itu adalah “It’s not what you
learned that make you more successful,
but what you do what you learned that will
make you more successful”. Bukan apa
yang kita pelajari yang akan membuat kita
lebih sukses, tetapi apa yang kita jalankan
dari yang kita pelajari akan membuat kita
lebih sukses.
“It’s not what you
learned that make
you more successful,
but what you do from
what you learned that
will make you more
successful”
38 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
SMART FAMILY
Pernyataan ini membuat saya langsung
teringat dengan teman saya tersebut. Wow,
satu hal penting yang lupa dilakukan oleh
teman saya adalah “action”. Mempraktikan
apa yang dipelajari itu merupakan “esensi”
dari proses belajar. Kalau cuma sibuk belajar,
tapi tidak dipraktikan, maka tidak akan ada
perubahan berarti. Istilahnya percuma saja
belajar. Hmm!
Kalau kita mau jujur, seringkali hal yang sama
terjadi pada kita semua. Kita belajar sesuatu,
ikut seminar dan pelatihan, tahu caranya tapi
tidak mempraktikan. Kadang karena yang
dipelajari terlalu banyak, sehingga bingung.
Karena terlalu banyak yang harus diperbaiki
atau dilakukan, biasanya secara mental
kita akan mengatakan “Aduh, harus mulai
darimana? Sebegitu banyaknya yang harus
dilakukan, “nanti deh!”. Kata “nanti” ini akan
berubah menjadi “besok saja deh!” Dan
biasanya “besok” berubah menjadi “minggu
depan”, kemudian diundur menjadi “bulan
depan”, “tahun depan”, dan seterusnya.
Tidak usah jauh-jauh deh, bagi mereka yang
belum terbiasa berolah raga saja. Walau
tahu dengan sepenuh hati pentingnya
berolahraga, tetap saja kata-kata “olahraga
mulai besok” bergeser menjadi “minggu
depan”, kemudian bergeser menjadi “bulan
depan”, bahkan “tahun depan”. Dan tanpa
terasa pada penghujung tahun, resolusinya
menjadi “tahun depan akan rajin berolah
raga”. Dan ini merupakan resolusi akhir
tahun sejak 5 tahun terakhir.
Contoh lainnya, seperti hendak
mengonsumsi makanan sehat. Seberapa
sering setelah kita merasakan bahwa
celana jeans agak sesak, kita akan
mengatakan, “Oh well, diet will start
tomorrow”. Kemudian, karena besok ada
yang traktir berulang tahun, program diet
pun jadi mundur keesokan harinya lagi dan
lantaran lusa ada lunch meeting, rencana
diet bergeser lagi ke hari berikutnya. Cerita
ini terus berlanjut. Alhasil, celana jeans
naik ukurannya. Ayo jujur, siapa saja yang
mengalami hal yang sama?
Saya selalu bilang ini ada adalah fenomena
“selalu hampir”. Jadi setiap hari “selalu
hampir” makan sehat. Setiap hari “selalu
hampir” berolahraga. Setiap hari “selalu
hampir”.
Jadi apa yang salah dong ya? Ternyata
belajar saja tidak cukup, praktikan apa
yang dipelajari. Itu yang akan membuat
perubahan. Anthony Robbins mengatakan
bahwa selalu lakukan langkah-langkah
kecil untuk mencapai tujuan. Walaupun
itu adalah cuma mengangkat telepon atau
merencanakan mengangkat telepon.
Dari sini dilakukan langkah-langkah kecil
lainnya. Ini yang harus menjadi kebiasaan
sampai tercipta momentum. Nah, pada
saat momentum sudah tercipta, segala
sesuatunya akan jadi lebih mudah. Small
steps lead to giant steps.
Ayo, kita mulai dengan langkah-langkah
kecil, karena “actions” yang menentukan
keberhasilan kita!
39Vol. 64 | Jun-Jul 2015
MEDIA KIT
“Empowering Entrepreneurs”
EXPLORE ... ... DREAM, DISCOVER!
2,500 print copy
30,116 readers
3,000 Lestari First Member
Money & I adalah majalah bulanan yang saat ini menjadi bacaan bagi sejumlah praktisi dan pelaku bisnis. Didistribusikan kesejumlah titik lokasi premium meliputi café, meeting pot, restaurant, retail store dan titik lainnya. Di cetak lebih dari 2500 eskemplar setiap bulan, dimana 1500 eksemplar didistribusikan langsung kepada nasabah premium BPR
Lestari. www.the-mni.com | Contact : Fina Kaska (0852-3752-6899) | Cok Dewi (0813-3979-9586) | Gung De (081 337 266 913)
40 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
LEADERSHIP
“ Kita akan menjadi dengan siapa kita bergaul dan keseharian kita.”
Dalam perjalanan tur ke
Thailand 6 tahun yang lalu
bersama keluarga. Saya
diajak mengunjungi kebun
binatang Sriracha Tiger di Chonburi.
Lokasinya 30 menit dari Pattaaya. Kebun
binatang ini memiliki lebih dari 400 harimau.
Sriracha Tiger Zoo juga melakukan
penangkaran anak harimau. Tempat untuk
mengembangbiakkan harimau supaya
memiliki keturunan dan tidak punah.
Kita dapat menikmati suasana alami dan
menonton para harimau ini bermain.
Kita juga dapat mengendong, memberi
susu dan foto bersama bayi harimau.
Kita bisa melihat anak harimau sedang
menyusu pada induknya. Sungguh lucu,
mengemaskan sekaligus menyeramkan.
Ada yang unik dan menarik yang saya
perhatikan di kebun binatang ini. Beberapa
ekor anak macan sedang menyusu pada
seekor babi besar. Bentuk dan postur
tubuhnya hampir sama dengan harimau.
Sang anak harimau sepertinya
mengganggap bahwa si babi itu adalah
induknya. Menurut tour guide di wahana
tersebut, hal ini dilakukan untuk membuat
MACAN VEGETARIAN
Pribadi BudionoDirektur utama BPR Lestari
ww
w.fr
eeim
ages
colle
ctio
n.co
m
41Vol. 64 | Jun-Jul 2015
LEADERSHIP
si macan menjadi jinak. Sehingga kalau
dari kecil si anak macan dibesarkan di
lingkungan babi yang jinak maka dengan
sendirinya macan tersebut akan jinak
seperti babi. Dan memang benar, setelah
mengelilingi tempat penangkaran anak
macan yang tidak garang dan buas seperti
macan pada umumnya. Macan bisa
menjadi vegetarian. Jika dari kecil pola
makan diganti, di mana daging diganti
dedaunan, maka hal tersebut bisa terjadi.
Di sini, babi menjadi induk sekaligus
pemimpin bagi anak-anak macan.
Kita akan menjadi dengan siapa kita
bergaul dan keseharian kita. Siapa yang
tidak tahu akan kebuasan seekor macan.
Tetapi bila dari kecil macan ini hidup di
lingkungan babi, maka dia akan lembut
seperti seekor babi. Apabila dia hidup di
alam liar bersama habitat aslinya, maka dia
akan garang seperti macan pada umumnya.
Seperti kisah burung rajawali. Hanya karena
telur burung rajawali diletakkan bersama
telur-telur ayam yang sedang dierami oleh
induknya. Telur burung rajawali tersebut
pun menetas bersama telur-telur ayam
lainnya. Induk ayam memperlakukan sama
seperti anaknya sendiri. Meskipun rajawali
memiliki postur lebih besar dibandingkan
dengan ayam. Tapi rajawali mengganggap
dirinya sama seperti ayam. Berperilaku
layaknya ayam. Cara bangun dan tidurnya
sama dengan ayam. Cara mencari
makanan sama seperti cara ayam. Karena
rajawali sejak baru menetas sampai dewasa
dididik cara ayam.
Perilaku rajawali akan berubah menjadi
menjadi perilaku aslinya, jika rajawali diajari
cara hidup rajawali. Seperti terbang tinggi,
mencari makanan dengan cara terbang.
Selama tidak pernah diajari atau dididik
cara rajawali, maka rajawali tersebut tidak
akan pernah berubah. Di sini, ayam menjadi
induk sekaligus pemimpin bagi anak-anak
rajawali.
Pemimpin merupakan agen perubahan.
Hanya pemimpin yang bisa melakukan.
Karena pemimpin memiliki kekuasaan dan
kekuatan. Kuasa untuk memerintah. Kuasa
untuk berubah. Kuasa untuk membelokkan
arah. Kuasa menentukan pemimpin
dibawahnya. Tanpa kekuasaan, perubahan
tidak dapat dilakukan walaupun memiliki
ide yang bagus. Ketika kita akan memilih
wakil rakyat dan presiden, mereka ini yang
akan menentukan arah negara Indonesia
untuk lima tahun ke depan. Negara kita
bisa menjadi baik atau sebaliknya. Sangat
tergantung pada pemimpin, seperti,
pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong
Un mengubah gaya rambut pria. Semua
pria wajib mengikuti gaya rambut Kim Jong
Un.
Kekuatan setiap organisasi berbanding
lurus dengan kekuatan para pemimpinnya.
Jika para pemimpinnya lemah, maka
organisasi pun lemah. Jika para
pemimpinnya kuat, organisasinya juga
kuat. Jika presidennya kuat, maka
negara akan kuat. Jika gubernurnya kuat,
maka organisasi dibawahnya akan kuat.
Jika KPK, MK, atau lembaga penegak
hukum kuat, maka penegakan hukum
akan kuat. “Kebangkitan dan kejatuhan
organisasi ditentukan oleh kepemimpinan”.
Pemimpinlah yang menentukan arah. Jika
pemimpinnya disiplin, maka organisasi
yang dipimpin akan disiplin.
Jika pemimpinnya suka mengambil hak
orang lain, maka yang dipimpinnya atau
pengikut akan melakukan hal yang sama.
Seperti seekor babi memimpin anak-anak
macan atau ayam yang mempimpin anak
rajawali. Mereka akan mengikuti induk
sekaligus pemimpinnya. Jika pemimpinnya
baik, maka baiklah semua. Jika
pemimpinnya jelek, maka jeleklah semua.
Tingkat kesuksesan pemimpin ditentukan
oleh orang terdekatnya. Demikian
sebaliknya tingkat kegagalan seorang
pemimpin ditentukan orang-orang
terdekatnya.
Elektibiltas Demokrat turun karena orang-
orang terdekatnya. Orang terdekat dapat
“membangun atau menghancurkan”.
Parameter utama tergantung kecakapan
pemimpin untuk mengembangkan orang-
orang terdekatnya. Tugas utama pemimpin
adalah melahirkan calon pemimpin.
Mengembangkan para pemimpin yang
memicu sebuah gerakan.
Seperti halnya pada suatu organisasi yang
tidak berkembang. Ini bisa dipastikan
karena pemimpinnya. Bukan pengikutnya.
Bukan pegawainya. Tidak ada prajurit
yang jelek, yang ada adalah komandan
yang jelek. Jika organisasi tersebut
jelek dan amburadul, bukan disebabkan
karena karyawan, namun pemimpin.
Biasanya, para pemimpin tidak berhasil
mengembangkan pemimpin lainnya,
karena mereka kurang dilatih. Seringkali,
para pemimpin salah paham dan mengira
mereka harus bersaing dengan orang-
orang di dekat mereka, bukannya bekerja
sama. Seperti yang dikatakan oleh Peter
Drucker “Belum pernah ada eksekutif yang
mendapat kesulitan, karena anak buahnya
tangguh dan efektif”.
Pertanyaannya sekarang adalah jika Anda
bebas menjadi siapapun yang Anda mau,
jalan hidup seperti apa yang akan Anda
pilih?
42 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
43Vol. 64 | Jun-Jul 2015
Alpen Mountain - Photography by
Austria adalah sebuah negara yang terkurung daratan di tengah-tengah Eropa Tengah.
Bagian barat dan selatan negara ini terletak di Pegunungan Alpen menjadikan Austria
sebagai destinasi untuk olahraga musim dingin. Selain Alpen, Austria juga memiliki
gunung yang tertinggi yakni Grossglockner.
NotesTravell
ers
44 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
45Vol. 64 | Jun-Jul 2015
Sejarah
Selepas kejatuhan komunisme di tahun
1989, Austria aktif dalam urusan Eropa,
bergabung dengan Uni Eropa dan
mengadopsi Euro (menggantikan Schilling
Austria) menjadi mata uang Austria pada
1999.
Austria adalah negara terkaya ke-12 di
dunia (pendapatan per kapita).
Kota-kota utama di Austria ialah Wina dan
ibu kota negeri-negeri di Austria yaitu St.
Pölten, Salzburg, Bregenz, Klagenfurt,
Graz, dan Eisenstadt. Kemajuan Ekonomi
TRAVELLER NOTE I AUSTRIA>
>
46 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
“ Coaching memberikan terapi bagi pola pikir yang menghambat pertumbuhan perusahaan.”
Ben AbadiBusiness Coach,
Konsultan Bisnis dan Marketing
COACHING
Dalam menetapkan arah usaha
bisnis, Anda harus membuat
blueprint. Seperti membangun
rumah, blueprint sangat penting.
Tanpa blueprint, tentu akan memakan waktu
lebih lama dan Anda akan mengeluarkan
dana lebih banyak akibat bongkar pasang.
Ada 6 hal yang sangat mendasar dalam
membuat business blueprint, antara lain Visi
—arah dan tujuan Anda membangun bisnis,
Strategi—taktik untuk bisa berkembang
dan bertahan, Goal—sasaran tahun ini yang
harus dicapai. The Right Man in the Place —
siapa melakukan apa, Succession Planning
—siapa yang akan jadi penerus Anda, dan
Nilai-nilai yang Diusung —sikap dan perilaku
yang harus disepakati secara terbuka, agar
tidak terjadi konflik antar divisi.
BUSINESS COACHMenjadi guide yang akan menuntun
perusahaan dari satu titik ke titik lain
yang diinginkan owner tersebut. Menjadi
guide bagi owner untuk melalui jalan
yang tak selalu mulus tetapi juga berkelok
dan terjal. Coach akan mengarahkan
owner untuk mengemudikan kendaraan
dengan membawa penumpangannya atau
perusahaannya dari satu lokasi ke lokasi
lain yang menjadi tujuan. Jika tiba-tiba
pengemudi berhenti serampangan, coach
CIPTAKAN MILIARDERMELALUI “BUSINESS COACHING”
ww
w.freestockphotos.nam
e
47Vol. 64 | Jun-Jul 2015
COACHING
akan mengingatkan. Juga ketika kendaraan
mogok, coach akan bersama-sama owner
memperbaikinya.
Coaching memungkinkan owner dinilai
langsung di lapangan. Ketika ditemukan
penyimpangan, langsung dapat diperbaiki.
Bukan hanya owner, coaching juga bisa
diterapkan terhadap para individu lain
dalam perusahaan. Mereka diminta untuk
mempraktikkan secara langsung dan proses
perbaikan juga dijalankan secara langsung.
Coaching memberikan metode dan tools
yang terstruktur, serta pendekatan maupun
teknik canggih, tetapi tetap menyesuaikan
dengan kebutuhan setiap perusahaan.
Setiap owner harus mendapatkan sentuhan
personal, karena masing-masing memiliki
masalah yang berbeda-beda. Coaching
merupakan bagian dari kehidupan, seperti
yang dilakukan oleh orang tua atau pun
guru, yang mencurahkan waktu untuk
membesarkan anaknya, agar bisa tumbuh.
Coaching juga memberikan terapi bagi
pola pikir yang menghambat pertumbuhan
perusahaan. Coaching memberikan
treatment khusus untuk menghapus
ketakutan-ketakutan, seperti takut terhadap
kegagalan, takut ditusuk dari belakang oleh
karyawan, dll. Coaching juga terapi terhadap
trauma dalam berbisnis.
Adakalanya Business Coach berperan
menjadi wasit, ketika para pemain sudah
saling lepas kontrol, mengingat potensi
konflik sangat besar seiring dengan sumber
konflik yang lebih beragam. Jika perlu
Business Coach melakukan intervensi-
intervensi dalam bisnis. Meski demikian,
Business Coach tidak bisa memaksakan
nilai-nilai baru untuk menggantikan nilai-nilai
yang sudah tumbuh dan berkembang dalam
perusahaan. Coaching adalah mengenai
perubahan dan kemampuan seseorang
untuk tumbuh.
7 TIPS MENUJU AUTOPILOT
Tujuan utama coaching bisnis tak sekedar
mencapai target profit, tetapi juga
membentuk perusahaan yang memiliki
sistem dan manajemen rapi. Keduanya bisa
digunakan, pada berapa pun besarnya bisnis
yang ingin diraih. Pada fase ini perusahaan
telah berjalan secara autopilot
1. Menyamakan Visi
Menyamakan visi orang-orang yang terlibat,
sebelum memulai pembenahan atau lebih
jauh mencapai target dalam bisnis adalah
harga mati. Coaching bisnis akan menyelami
masing-masing visi setiap orang yang ada
di dalam, untuk kemudian meminta mereka
memutuskan, bertahan dengan cara lama
atau mau perubahan.
2. Mengubah dan Menanamkan Nilai
Mengubah nilai-nilai tersebut, antara lain
melunturkan pola pikir One Man Show atau
menganggap sebuah usaha baru akan aman
jika ditongkrongi.
3. Peta Jalan Strategi Marketing
Road-map merinci hal-hal teknisi dalam
coaching, sehingga pebisnis mendapat
petunjuk yang jelas. Ada tiga road map;
pemasaran, manajemen sistem, serta SDM.
Seolah menjadi GPRS Anda menuju satu
titk tujuan, road map ini bukan hanya akan
menuntun supaya tidak tersesat, tetapi juga
sampai di tempat tepat waktu.
4. Road Map System dan Manajemen
Coach akan memastikan sistem yang akan
dibuat bersifat aplikatif dan sesuai dengan
nilai-nilai yang dibangun perusahaan.
5. Menempatkan Orang Yang Tepat
Seleksi ulang terhadap, siapa pantas
dipertahankan, siapa harus pensiun dini,
dan siapa yang masih bisa digeser ke divisi
lain. Mencari the right man in the place.
6. Tinggal Putar Kuncinya
Autopilot membuka jalan bagi
pengembangan bisnis tanpa batas. Bisnis
bisa berjalan tanpa harus ditongkrongi,
lantaran sistem kontrol berfungsi. Pada
tahap ini, sistem yang bekerja, SDM sekadar
operator. Sesekali, bahkan tinggal memutar
kunci, lalu bisnis akan berjalan sendiri.
7. Membawa Kuda ke Telaga, Bukan Memaksa Kuda untuk Umum
Dalam berbagi sesi coaching bisnis yang
saya lakukan, ada banyak pengusaha yang
takut mengahadapi perubahan. Antara lain,
karena pernah gagal menerapkan upaya
pengembangan bisnis di masa lalu. Banyak
pengusaha yang beranggapan, bahwa
jika ia mencoba lagi hasilnya akan sama.
Karena itulah, perlu pihak lain untuk melihat
persoalan secara lebih jernih. Coach akan
melihat dari blind spot yang tidak disentuh
oleh pemilik, dengan menggunakan
helicopter view.
48 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
MOVIE REVIEW
7.5
Cerita
Akting
Penyutradaraan
Hary SusantoMovie Reviewer, horror & Thriller Mania
www.movienthusiast.com
JURASSIC wORLD
Butuh waktu dua dekade atau 22
tahun tepatnya, serta dua sekuel
terlupakan sebelum akhirnya
Taman Jurassic benar-benar
dibuka. Ya, bagi penonton veterannya,
tentu saja euforia adaptasi novel laris milik
Michael Crichton, Jurassic Park yang
dihadirkan Steven Spielberg 1993 silam
masih tertanam jelas di ingatan, bagaimana
Spielberg mewujudkan segala mimpi
manusia menghidupkan kembali kadal-
kadal raksasa yang punah jutaan tahun lalu
ke era modern dalam sebuah keajaiban
sinema yang saking luar biasanya, masih
mampu memancarkan daya magisnya
hingga kini. Ya, kamu bisa menyebut
Jurassic Park sebagai salah satu film paling
berpengaruh dalam sejarah budaya pop
modern.
Meskipun punya nama dan basis fans
besar, rupanya tidak semudah itu untuk
kemudian bisa meneruskan franchise
ini kembali. Terhitung sejak instalemen
ketiganya, proyek baru Jurassic Park
menjadi terkatung-katung tak karuan.
Rencana untuk dirilis di tahun 2005
kemudian harus kembali bolak-balik
tersendat, naskahnya terjebak dalam
“development hell” selama bertahun-tahun.
Dan setelah melewati berbagai rintangan,
termasuk di dalamnya, revisi skrip berulang
49Vol. 64 | Jun-Jul 2015
MOVIE REVIEW
kali, Jurassic World akhirnya benar-benar
datang di musim panas tahun ini.
Dibutuhkan waktu panjang untuk
membangun kembali mimpi miliuner John
Hammond yang sempat kandas pasca
insiden yang terjadi di film pertamanya.
Tetapi kini di bawah pemilik baru Simon
Masrani (Irrfan Khan) benar-benar berhasil
disulap menjadi taman safari raksasa
modern, bahkan melebihi apa yang
pernah diimpikan Hammond. Setiap tahun
pengunjung membeludak mendatangi
Pulau Isla Nublar demi menyaksikan
atraksi luar biasa para mahluk prasejarah,
termasuk di dalamnya ada pasangan
kakak-adik, Zach (Nick Robinson) dam
Gray (Ty Simpkins) yang diundang oleh
bibinya, Claire Dearing (Bryce Dallas
Howard) yang kebetulan juga adalah kepala
operasional Taman Jurassic World.
Masalah besar kemudian muncul, ketika
Claire dan bosnya terlalu percaya diri
bersiap memperkenalkan jagoan baru
Jurassic World; Indominus-rex, dinosaurus
ciptaan laboratorium tanpa pernah tahu
persis apa yang bisa dilakukan mahluk
hybird itu yang ternyata belakangan sangat
berbahaya, meskipun sebelumnya mereka
sudah diperingatkan oleh Owen Grady
(Chris Pratt), sang pawang Velociraptors.
Kalau mau jujur, formula yang ditawarkan
Jurassic World sebenarnya tidak pernah
jauh-jauh dari apa yang dilakukan Spielberg
22 tahun lalu dalam Jurassic Park. Di
dalamnya tentu saja masih ada banyak
Dinosaurus, lalu ada usaha manusia-
manusia lancang menyalahi kodrat
sehingga berujung malapeteka. Plus tidak
ketinggalan dukungan CGI yang pastinya
semakin canggih saja mengingat budget-
nya yang WAH! Masalahnya yang tidak
dipunyai Jurassic World adalah efek kejut.
Tidak ada lagi inovasi spesial efek yang
sanggup membelalakan mata penontonnya,
seperti yang tersaji dua dekade lalu ketika
audience-nya dibuat terpukau menyaksikan
bagaimana kualitas efeknya mampu
menghidupkan para kadal rakasasa itu
dengan sangat menyakinkan.
Lantas apa yang kemudian ditawarkan
Jurassic World? Ia bahkan hanya ditangani
oleh sutradara sekaliber Colin Trevorrow
yang terakhir menggarap sci-fi indie “Safety
Not Guaranteed”. Ya, di dalamnya kita
memang akan menemukan spesies baru
dino yang lebih ganas, lebih kuat, lebih
cerdas dan memiliki lebih banyak gigi dari
T-rex bernama konyol; Indominus-rex.
Indominus-rex pula lah yang kemudian
menjadi alasan kenapa naskah dangkal
Jurassic World masih bisa berjalan. Ada
petualangan mendebarkan, khususnya
di paruh ketiga dan momen puncaknya,
ketika karakter-karakater utamanya
berusaha bertahan hidup dari serangan
Indominus-rex yang mengerikan, tentu
saja semuanya itu dibungkus bersama
adegan-adegan aksi dan kejar-kejaran seru
nan mendebarkan dalam balutan CGI yang
keren dan visual megah khas film musim
panas yang mahal. Plus tambahan gimmick
efek 3D yang sayang tidak bekerja terlalu
maksimal, sama tidak maksimalnya dengan
pengembangan karakter yang terkesan
apa adanya. Padahal ia punya nama-nama
besar di jajaran cast-nya macam idola
baru Hollywood; Chris Pratt, Bryce Dallas
Howard, Vincent D’Onofrio, sampai Irrfan
Khan.
Tetapi sebenarnya mengapa Jurassic
World bisa bekerja dengan baik, terutama
buat penonton veterannya adalah ketika
Trevorrow memasukan banyak homage
dan segala penghormatan buat seri
pertamanya.
50 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
GROWTH STRATEGIES
“ Dalam meluncurkan sebuah produk kita harus memberikan energi yang cukup, agar produk tersebut bisa sukses.”
I Made Wenten BDirektur BPR Lestari
Belum lama ini, saya diskusi
bersama Bu Cita, pimpinan
HRD di BPR Lestari. Bu Cita
tengah suntuk dan bingung. Ini
kan urusan hidup dan masa depan orang.
Tentang keputusan yang harus kita ambil
terhadap karyawan yang telah melewati
masa percobaan selama setahun. Apakah
setelah mereka melewati masa percobaan,
akan kita angkat sebagai karyawan tetap,
kita terminate ataukah akan kita perpanjang
masa percobannya.
Ada beberapa kasus yang menarik,
ternyata ada beberapa orang yang memiliki
karakter bagus, tapi belum bisa memiliki
performance yang diharapkan. Karakter
bagus semisal mereka rajin, sopan, disiplin
dan mau belajar. Heran juga, kenapa orang
yang begini bagus belum bisa menunjukkan
performa. Padahal membayangkan
orang seperti dia nanti dipromosi, hati
ini sudah senang. Kalau melihat orang
yang karakternya belum sesuai yang tidak
perform sudah masalah biasa.
FOKUS SATU DULU
51Vol. 64 | Jun-Jul 2015
GROWTH STRATEGIES
theinternethose.com
Setelah digali lebih lanjut, ternyata
masalahnya yang bersangkutan memiliki
kegiatan lain di luar profesinya sebagai
karyawan, dan kegiatan tersebut juga
bertujuan sebagai sumber pendapatan.
Sebelum cerita ini dilanjutkan, saya
sampaikan dahulu bahwa apa yang saya
sampaikan bukan untuk menilai ini salah
atau benar.
BERIKAN ENERGI YANG CUKUP!Saya kemudian mengingat kembali apa
yang disampaikan Pak Stephen Liestyo,
Direktur Consumer Banking-nya BII dalam
acara Workshop Banking Consumer
Outlook bulan November lalu. Beliau
menyampaikan bahwa dalam meluncurkan
sebuah produk kita harus memberikan
energi yang cukup, agar produk tersebut
bisa sukses.
Energi yang dimaksud di sini adalah
sebuah upaya, perhatian, fokus, waktu,
tenaga, pengorbanan, dan lainnya.
Cukup yang dimaksudkan adalah kita
harus mendorongnya sampai bergerak,
mendorongnya lebih kuat lagi, agar
bergerak lebih cepat. Dan apabila dorongan
ini melewati sebuah titik puncak, maka
dia akan meluncur dengan sendirinya.
Meluncurnya bahkan seperti bola salju,
makin lama makin besar dan kencang.
Titik puncak yang harus dilewati, agar
dia bisa meluncur sendiri, Pak Stephen
istilahkan dengan tipping point. Makin
besar tenaga dorongan yang kita berikan
di awal, makin cepat dia mencapai tipping
point. Nantinya saat sudah melewati
puncak, maka bola salju tersebut akan
meluncur cepat dengan sendirinya.
Kembali lagi ke diskusi awal. Teori tipping
point ini mungkin berlaku juga dalam
meniti karir sebagai karyawan. Kita harus
memberikan energi yang cukup, agar kita
bisa memiliki kinerja yang bagus. Rasanya
hal yang tidak mungkin, kita akan memiliki
karir yang bagus tanpa memiliki kinerja
yang bagus.
Kalau energi yang kita berikan tidak cukup,
hanya setengahnya. Hanya sebagian,
karena sebagiannya lagi kita berikan ke hal
lain, maka hasilnya pun setengah-setengah.
Tidak akan maksimal. Dan seandainya
kita lakukan terus-menerus, maka kita
akan terus menjadi orang yang setengah-
setengah. Kita tidak akan pernah melewati
tipping point tersebut.
Biasanya tanda-tanda kita sudah mendekati
tipping point adalah mulai datangnya
tugas-tugas atau tanggung jawab yang
agak besar dan sedikit melebar dari tugas
dan tanggung jawab kita sebelumnya.
Terus bagaimana seandainya kalau kita
ingin berhasil dalam dua hal, dalam karir
dan juga kegiatan lain?
Menurut pendapat saya, itu adalah hal
bagus, dan cita-cita dari banyak orang.
Tetapi yang perlu kita pikirkan adalah
bagaimana mengaturnya. Mungkin kita
harus lakukan satu-satu dulu. Berikan fokus
yang cukup pada satu hal dulu sampai
hal tersebut melewati tipping point dan
mendatangkan hasil, baru mulai hal yang
lainnya. Yang lebih indah adalah hasil dari
usaha yang pertama, bisa kita gunakan
sebagai bantuan energi untuk usaha yang
kedua.
Kalau kita lakukan secara bersamaan, saya
khawatir dua-duanya tidak akan melewati
tipping point. Dua-duanya tidak akan
berhasil, karena energi yang kita berikan
tidak cukup. Jadi IMHO (In My Humble
Opinion), kalau kita punya dua hal besar,
fokus satu dulu. Dan dorong yang keras,
semoga berhasil.
52 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
FITNESS
“ Berpuasa dapat membantu program diet Anda untuk membuang lemak yang berlebih sekaligus tetap mempertahankan massa otot“
Denny SantosoPraktisi kesehatan & kebugaran
Fitness & Puasa
Bagi fitness mania dan binaragawan yang beragama Islam, wajib hukumnya
untuk menjalankan ibadah puasa. Ibadah puasa mewajibkan untuk menahan
segala hawa nafsu, termasuk nafsu makan dan minum. Mulai dari sebelum terbit
matahari sampai terbenam matahari selama sebulan penuh. Akibatnya selama
bulan berpuasa tersebut, banyak fitness mania menghindari fitness dan pola makan yang
sudah dijalankan sebelumnya dengan berbagai alasan yang berkaitan dengan asupan
nutrisi dan tenaga yang berkurang. Padahal tidak seharusnya demikian, karena semua itu
bisa diatasi dengan pola makan dan latihan yang benar saat berpuasa.
whatsupusana.com
53Vol. 64 | Jun-Jul 2015
FITNESS
BAGAIMANA PROGRAM FITNESS SAAT BERPUASA ?
Berpuasa dapat membantu program
diet Anda untuk membuang lemak yang
berlebih sekaligus tetap mempertahankan
massa otot, asalkan mengikuti pola makan
dan latihan yang benar. Selain itu, fitness
saat berpuasa justru dapat menjadikan
tubuh tetap bugar dan fit ketika beraktivitas
sehari-hari. Anda dapat terus berlatih
beberapa saat sebelum berbuka puasa dan
pada malam hari. Berlatih sebelum berbuka
justru akan membakar lebih banyak lemak
Mencegah penyusutan otot bisa diakali dengan mengonsumsi berbagai makanan berserat yang lebih lamban dicerna seperti berbagai macam sayur-sayuran dan buah-buahan.
tubuh. Namun, beri waktu off latihan bagi
tubuh untuk beristirahat 1-3 hari dalam
seminggu.
POLA MAKAN
Menjaga massa otot agar tetap tebal
pada bulan puasa adalah hal yang sulit.
Pola makan 3-6 kali yang biasa dijalankan
sehari-hari tidak akan bisa diterapkan.
Lantas bagaimana mencegah penyusutan
otot (katabolisme) pada saat berpuasa?
Anda bisa mengakalinya dengan
mengonsumsi berbagai makanan berserat
yang lebih lamban dicerna seperti berbagai
macam sayur-sayuran dan buah-buahan.
Ingat, hindari makanan manis dengan
Glycemic Index (GI) yang sangat tinggi saat
berbuka puasa.
Konsumsi makanan manis saat kondisi
perut yang kosong dapat memicu respon
insulin yang tinggi, sehingga bereaksi
menyimpan makanan sebagai lemak
tubuh. Lebih baik mengawali buka puasa
dengan minum air putih. Pilihlah konsumsi
karbohidrat kompleks dan konsumsi sayur,
sehingga Anda merasa kenyang lebih lama.
54 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
Terapkan Teknologi Nano untuk Proteksi Cat Mobil
ichi Autocare memastikan proteksi
berlapis pada cat mobil anda
Sama halnya dengan jerawat di wajah, mobil yang penuh dengan
bekas lecet juga pasti tidak akan sedap untuk dipandang. Lecet-lecet
tersebut bisa jadi akibat dari salah perawatan, semisal penggunaan
lap yang kasar maupun cairan pembersih yang sembarang. Tentu
Anda tidak ingin itu menimpa mobil kesayangan, atau bahkan mobil baru
Anda. Tapi, bagaimana jika itu sudah terlanjur terjadi? Tak perlu khawatir, Ichi
ronald suciadi
Owner Ichi Autocare Denpasar
55Vol. 64 | Jun-Jul 2015
INFO NIAGA
Before
Before
After Nano Coating
After
Autocare bisa jadi salah satu solusi untuk
mengembalikan bentuk mulus body mobil
Anda.
Berlokasi di Teuku Umar Barat No. 83
Denpasar, Ichi Autocare menawarkan
sebuah perawatan khusus untuk
memproteksi body mobil Anda dengan
menggunakan sebuah teknologi canggih
yang didatangkan khusus dari Amerika
Serikat. Adalah teknologi nano yang
menjadi unggulan Ichi Autocare dalam
memaksimalkan kualitas proteksi pada cat
mobil.
“Teknologi ini memungkinkan partikel-
partikel nano yang kecil tersebut meresap
ke dalam pori-pori cat. Hasilnya sangat
mengagumkan, karena dipastikan tidak
akan meninggalkan bekas polisher.
Pantulan cahaya terhadap lapisan body
mobil pun sangat bagus,” ungkap Ronald
Suciadi, selaku owner Ichi Autocare Bali.
Ada beberapa produk perawatan
eksklusif dari Ichi Autocare yang patut
dicoba. Pertama, Ichi Nano+ (Plus) yang
menerapkan sistem double layer Ichi Nano
Coating. Sistem ini juga mengandalkan
accelerator hardener untuk memperkuat
dan mempertebal lapisan Ichi Nano pada
permukaan cat dengan garansi daya tahan
kilap hingga 5 tahun. “Jika mengambil
produk perawatan ini akan diberikan
garansi 5 tahun dan free perawatan
sebanyak 9 kali selama lima tahun tersebut,
seperti free Ichi Glass Treatment and free
professional detailing interior, ruang mesin,
dan eksterior” tambah Ronald.
Kedua, mereka punya produk perawatan
Ichi Nano Coating NG yang unggul dengan
sistem dual layer coating Ichi Nano, di
mana menghasilkan proteksi dan kilap yang
begitu superior. Produk ini memastikan
kualitas performa proteksi dari daya
kilap akan lebih maksimal. Garansi yang
disediakan pun sepanjang 3 tahun dengan
gratis 5 kali perawatan selama tiga tahun
56 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
INFO NIAGA
tersebut. Tak habis sampai di sana, produk ketiga mereka bernama Ichi Nano Coating
juga patut dicoba, di mana paint protection yang diterapkan menggunakan Diamond
Nano Technology (bahan dasar kristal Si02). Teknologi nano ini mampu masuk ke
pori-pori terkecil pada cat mobil Anda, sehingga memberikan proteksi yang maksimal
serta kilap ”Wet Look ”. Permukaan cat mobil Anda pun dipastikan terlindungi dari
cuaca ekstrim, baret ringan hingga medium, dan sekaligus mampu menahan panas UV
matahari hingga 200 derajat celcius. Ichi menawarkan garansi selama 2 tahun dengan
free 3 kali perawatan untuk produk ini.
Tidak hanya proteksi untuk cat mobil, Ichi juga memiliki produk khusus untuk
perlindungan kaca mobil bernama Ichi Nano Glass Treatment. Dengan diamond nano
technology coating yang diaplikasikan pada
permukaan kaca mobil baru Anda akan
membuatnya lebih licin secara permanen
dengan daya tahan sampai 2 tahun. Ichi
Nano Glass Treatment ini tidak sekadar
memberikan perlindungan lebih pada
kaca, tetapi juga memberikan keselamatan
tambahan, di mana memungkinkan
Anda untuk melihat saat hujan tanpa
mengaktifkan wiper atau ketika wiper dalam
kondisi macet.
“Pelayanan dan hasil kerja yang sangat
memuaskan. Teknologi nano yang
digunakan mampu memberikan hasil
optimal. Sangat direkomendasikan.
- Alex P Chandra
57Vol. 64 | Jun-Jul 2015
Bagi Anda yang sekadar ingin mencoba
pengalaman teknologi nano untuk mobil
Anda bisa juga memanfaatkan perawatan
Ichi Nano Non Garansi. Produk ini
menerapkan paint protection standar
tanpa garansi dan tanpa gratis perawatan
lanjutan, di mana performanya bertahan 6
sampai 12 bulan.
Selain fokus pada paint protection, Ichi juga
menjadi pilihan tepat untuk Anda yang ingin
mencari salon mobil. Ichi menyediakan
perawatan auto detailing, car spa, dan car
wash. Untuk Car Spa, interior mobil Anda
benar-benar akan dicuci secara detail dan
juga diberikan lapisan “wet look” lotion,
sehingga memaksimalkan perawatan pada
permukaan cat mobil. Car Spa ini juga
memberikan pembersihan eksklusif untuk
ruang mesin. Sementara untuk fasilitas
Carwash, mobil Anda akan dicuci dengan
menggunakan 100% Ph balance shampoo.
Ichi Autocare juga memiliki produk proteksi
khusus Ichi PPF untuk beberapa bagian
penting mobil Anda, seperti pada door
handle guard, foot step guard, door edge
guard, mirrors guard, dan rear bumper step
guard. Ichi PPF menggunakan laminating
system untuk melindungi bagian-bagian
terpenting mobil tersebut dari baret akibat
gesekan atau benturan. “Kita juga memiliki
kerjasama dengan bengkel rekanan,
sehingga jika ada kerusakan yang dalam
pada mobil Anda akan ditangani mereka
dan setelah itu baru kami bisa berikan
proteksi nano,” jelas Ronald.
Ronald menyarankan produk paint
protection Ichi, agar bisa dimanfaatkan
pada mobil-mobil baru. “Kalau mobil baru
lebih bagus, karena nanti akan kita beri
lapisan untuk melindungi cat aslinya,”
terangnya. Ichi Autocare pertama kali
beroperasi di Bandung, sementara untuk
workshop Ichi Autocare di Bali baru dibuka
sejak 2012 lalu. adv
INFO NIAGA
Ichi Autocare juga memiliki produk proteksi
khusus Ichi PPF untuk beberapa bagian penting mobil Anda, seperti pada
door handle guard, foot step guard, door edge
guard, mirrors guard, dan rear bumper step guard. Ichi PPF menggunakan laminating system untuk
melindungi bagian-bagian terpenting mobil
tersebut dari baret akibat gesekan atau
benturan
58 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
Mary Poppins Comes BackOleh : P.L Travers
Oleh : Ayi Jufridar693 Km Jejak Gerilya Sudirman
Mary Poppins memang membawa kerapian dan
keteraturan di rumah nomor tujuh belas di Cherry-Tree
Lane. Tetapi lebih dari itu, Mary Poppins juga memiliki
caranya tersendiri untuk disayangi oleh anak-anak keluarga Banks.
Mereka tidak mau pengasuh yang lain selain Mary Poppins. Dalam
buku kedua serial Mary Poppins ini, Jane dan Michael Banks
berjungkir balik bersama Mr. Turvy, menikmati pertunjukan bintang-
bintang, dan melayang bersama balon-balon. Selain itu, Keluarga
Banks juga mendapat seorang anggota baru, si manis Annabel.
Namun, tidak semua petualangan mereka menyenangkan; Jane
hampir saja terperangkap untuk selamanya dalam dunia Mangkuk,
dan rumah keluarga Banks nyaris dikacaukan oleh Miss Andrew,
pengasuh masa kecil Mr. Banks. Wah, walaupun anak-anak
keluarga Banks berharap Mary Poppins akan tinggal bersama
mereka selamanya, sang pengasuh sempurna ini harus pergi,
ketika kalung rantai yang dipakainya putus.
Di atas singgasananya – sebuah tandu kayu – Sudirman
merasakan semangat menyala sekaligus kekecewaan
yang mendalam. Dia bisa memilih diam di Istana,
menunggu musuh datang untuk menangkapnya, seperti yang
dilakukan pemimpin lain. Kesehatan yang buruk menjadi
alasannya untuk bersembunyi atau melakukan perlawanan di
balik jeruji besi.
Sebagai panglima perang dari sebuah negara yang baru
lahir, Sudirman melanjutkan perjuangan dari hutan ke hutan
dengan siasat yang tak pernah disangka musuhnya. Sebuah
perlawanan yang kelak menjawab pertanyaan; Indonesia akan
mendapatkan kemerdekaan sepenuhnya atau kembali dalam
cengkeraman penjajah. Meski setelah tujuh bulan, api gerilya
yang menggelora harus padam oleh keputusan politik –bukan
karena kehebatan Belanda.
Berlatar sejarah pasca-kemerdekaan, novel ini menjawab
apa sesungguhnya yang menjadi sumber kekuatan Sudirman
dalam perang gerilya dan kekecewaan Sang Jenderal terhadap
pemimpin sipil..
BOOK REVIEW
“Cerita yang memesona, unik dan sentimentil, juga jenaka,
imajinatif, puitis, dan benar-benar kreatif.”
- The New York Evening Post
59Vol. 64 | Jun-Jul 2015
BOOK REVIEW
Oleh : Laura Florand
Oleh : George Orwell
The Chocolate Heart
Animal Farm
“Kalau ada daftar hal yang paling kubenci di dunia ini, aku
akan menyebut Paris dan makanan manis! Kini aku harus
menghadapi keduanya. Kembali ke Paris untuk merasakan mimpi
buruk, mengurusi kerajaan bisnis hotel ayahku. Aku terpaksa
melakukannya. Ini semua demi perjanjian maha penting yang telah
kami sepakati.
Dengan semua keenggananku, masih ditambah lagi
kesalahpahaman yang tidak ada ujungnya dengan dia. Pria dingin
yang semula memperlakukanku dengan buruk, lalu terus-terusan
menyuguhiku dengan makanan manis buatannya. Apa perlu
kubilang lagi? Aku tersiksa melihat tegaknya menara Eiffel setiap
hari. Aku mual melihat tatanan makanan manis yang tidak akan
pernah sesuai dengan lidahku…...”
Suatu malam, Major, si babi tua yang bijaksana,
mengumpulkan para binatang di peternakan untuk
bercerita tentang mimpinya. Setelah sekian lama hidup di
bawah tirani manusia, Major mendapat visi bahwa kelak sebuah
pemberontakan akan dilakukan binatang terhadap manusia;
menciptakan sebuah dunia di mana binatang akan berkuasa atas
dirinya sendiri.
Tak lama, pemberontakan benar-benar terjadi. Kekuasaan
manusia digulingkan di bawah pimpinan dua babi cerdas:
Snowball dan Napoleon. Namun, kekuasaan ternyata sungguh
memabukkan. Demokrasi yang digaungkan perlahan berbelok
kembali menjadi tiran di mana pemimpin harus selalu benar.
Dualisme kepemimpinan tak bisa dibiarkan. Salah satu harus
disingkirkan, walau harus dengan kekerasan.
Animal Farm merupakan novel alegori politik yang ditulis Orwell
pada masa Perang Dunia II sebagai satire atas totaliterisme Uni
Soviet. Dianugerahi Retro Hugo Award untuk novela terbaik
(1996) dan Prometheus Hall of Fame Award (2011), Animal Farm
menjadi mahakarya Orwell yang melejitkan namanya.
60 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
INTERMESO
Hello, Office Politics
Begitu baca judulnya, saya yakin
mungkin sebagian dari Anda akan
langsung bersungut-sungut atau
mungkin ada yang membatin, “Oh aku
korbannya nih!” Mungkin Anda merasa ada
orang dengan kemampuan bicara yang baik
dan modal senyum, lebih cepat naik karier
daripada Anda yang sibuk bekerja keras
sampai lembur. Selama kita masih berstatus pekerja, saya yakin
office politics (politik kantor) pasti pernah Anda dengar dan
mungkin ada yang mengalami. Bagaimana berdamai dengan
politik kantor? Semoga Anda berkenan dengan tips ringan
berikut ini!
By. Ina Lestari
61Vol. 64 | Jun-Jul 2015
INTERMESO
Always see the bright side
Who’s the boss?
Cepatlah beradaptasi
Buat Pasukan
Teori memang mudah, tapi sejujurnya seburuk apa pun suatu kejadian di lingkungan pekerjaan pasti akan
ada hal positif yang bisa dipelajari. Jika Anda merasa stuck, jenuh, tak mampu berprestasi maksimal hingga
ditelikung teman sendiri naik jabatan, Anda sebaiknya bertanya langsung pada atasan. Bertanya lebih baik
daripada Anda diam saja. Bertanya juga bukan berarti kita protes lho, namun hanya salah satu cara untuk
legowo menerima kekurangan kita dan mencoba lebih berkembang. Jangan lupa tentukan deadline, karena
jika ternyata Anda tak berhasil meningkat juga, siapa tahu rezeki Anda mungkin sudah tidak di perusahaan
itu lagi.
Anda pasti tau ungkapan “Asal Bapak Senang” (ABS) atau dalam istilah Bahasa Bali “Mecik Manggis”.
Ungkapan itu sebaiknya tidak selalu Anda konotasikan negatif lho, karena ilmu ABS itu sangat
bermanfaat dalam politik kantor. Lho iya, karena mana mungkin Anda bisa bekerja maksimal kalau
Anda tidak tahu apa yang atasan Anda mau, suka, inginkan, dan harapkan dari Anda? Para bos itu
sudah pasti datang dari berbagai tipe. Tugas Anda adalah harus mampu mengenali mereka termasuk
tipe yang seperti apa, misalnya jika atasan Anda adalah tipe yang berorientasi kerja berarti Anda harus
menunjukkan kontribusi maksimal bagi perusahaan. Ada juga tipe atasan yang berorientasi pada
keaktifan pegawai selain pekerjaan sehari-jari, berarti pergaulan Anda di kantor harus banyak. Ingat,
semua itu Anda lakukan bukan berarti Anda harus kehilangan jati diri, tapi itu memang upaya nyata
Anda dalam beradaptasi. Kalau Anda tidak mampu menunjukkan diri, lha terus bagaimana Anda bisa
dikenal, boro-boro disukai atasan.
Lingkungan pekerjaan adalah lingkungan yang sangat majemuk. Terdiri dari berbagai macam suku, ras,
aneka karakter, dan kebiasaan. Belum lagi sifat-sifat manusia yang lain. Terkadang tanpa suatu alasan yang
jelas, kita merasa tidak suka pada seseorang. Terkadang kita sudah bekerja maksimal, tapi bagi atasan kita
justru dianggap “standar” saja. Cepatlah beradaptasi dengan lingkungan, baik itu karakter manusianya,
budaya kerja, kebiasaan bekerja, atau kebiasaan kantor lainnya. Kecepatan Anda beradaptasi sangat
membantu menemukan apakah memang tepat Anda berada di tempat bekerja saat ini. Jangan buang-
buang waktu jika memang passion Anda bekerja bukan di tempat sekarang.
Maaf sebelumnya, tapi bagi saya memiliki kepribadian yang menyenangkan dan disukai semua orang itu cuma di
negeri dongeng. Dalam dunia kerja Anda tidak akan sanggup mengontrol orang yang tidak suka, pura-pura suka, atau
benar-benar suka pada Anda. Namun hal yang pasti bisa Anda lakukan adalah teruslah bergaul sebanyak-banyaknya.
Cobalah makan siang dengan orang kantor yang berbeda-beda, care & helpful bagi teman lain yang membutuhkan,
positif, dan sharing berbagai ide kreatif. Apa gunanya? Ya jika ada kabar yang ingin “menjatuhkan”, Anda punya
cukup pendukung untuk membuktikan bahwa itu tidak benar. Bergaul juga membuat Anda semakin ahli dalam
membaca karakter orang. Ya, prestasi kerja memang penting, tapi kalo Anda tidak supel, mau berharap apa?
Politik kantor akan selalu ada, tinggal dosisnya saja yang berat atau ringan pada suatu
instansi tertentu. Semua pilihan ada di tangan kita sebagai orang yang memutuskan
bekerja untuk orang lain. If you don’t define yourselves, your enemies will define you.
62 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
GALLERY
minionsUNIVERSAL PICTURES | Director : Pierre Coffin, Kyle Balda
CAST : Sandra Bullock (voice), Pierre Coffin (voice), Chris Renaud
(voice), Jon Hamm (voice)
RELEASE : 10 Juli 2015
Karakter paling menggemaskan di film Despicable Me, yakni Minions
akhirnya mendapatkan jatah cerita eksklusifnya sendiri. Makhluk kuning
pendek yang kerap mengeluarkan bahasa aneh ini memang tidak dapat
dipungkiri merupakan ujung tombak keberhasilan seri Despicable Me. Nah,
Minions ini sendiri dirancang menjadi semacam prequel untuk Despicable Me, di
mana saat itu mereka belum menjadi kaki tangan Gru. Alkisah, setelah majikan
Minions sebelumnya, T-Rex dan Dracula dihancurkan, mereka memutuskan
untuk pergi ke Bumi. Tapi, sesampainya di Bumi, Minions yang belum memiliki
majikan baru merasa sedih dan kehilangan arah. Mereka pun bertekad mencari
majikan baru yang bisa mereka layani. Tiga dari Minions yakni Stuart, Kevin,
dan Bob pun berpetualang menemukan majikan baru idaman mereka tersebut.
Mereka pun sampai di New York dengan mengayuh perahu. Petulangan konyol
pun di mulai dari sana. Bintang-bintang ternama, seperti Sandra Bullock, Jon
Hamm, dan Pierre Coffin didaulat menjadi pengisi suara di Minions.
MoviePreview
63Vol. 64 | Jun-Jul 2015
GALLERY
The New Macbook
13.1mm THIN
12-inch RETINA DISPLAY
Apple telah meluncurkan generasi
Macbook terbarunya. Menariknya
produk ini tanpa embel-embel Air
maupun Pro, tetapi hanya menyantumkan
nama New MacBook saja. Diperkenalkan
pertama kali saat di perhelatan “Spring
Forward” di San Fransisco Yerba Buena
Center, Amerika Serikat, New MacBook ini
digadang-gadang sebagai laptop Apple
tertipis dan tercanggih dibandingkan
dengan seri MacBook Air. Ukuran New
MacBook ini sekitar 13,1 mm atau 24
persen lebih tipis dibanding MacBook
Air 11 inci dan bobotnya pun hanya 0,9
kilogram. Apple memberikan sentuhan-
sentuhan baru pada desain dan performa
komponen MacBook. Salah satunya
adalah penerapan teknologi terbaru
untuk desain keyboard New MacBook
yang bernama “Butterfly Mechanism”.
Ini membuat keyboard MacBook lebih
akurat, lebih stabil, lebih lebar dan
juga lebih tipis. Di bagian trackpad
nya pun, Apple menyisipkan teknologi
“Force Touch” yang mampu mendeteksi
seberapa kuat Anda menekan permukaan
trackpad. Untuk urusan processor, Apple
menggunakan Intel Core M yang hanya
memanfaatkan daya sebesar 5 Watt saja.
New Macbook ini juga dilengkapi dengan
teknologi Retina Display. Sayangnya di
New MacBook ini, Apple benar-benar
membuat desainnya sangat minimalis,
sehingga hanya bisa menyisakan satu port
USB-C. New MacBook rencananya akan
dijual di pasaran dengan dua kapasitas
penyimpanan, yakni 256 GB SSD dan 512
GB SSD.
STUDIO ALBUM | Producer : Blood Diamonds
ARTIST : Madonna
RELEASED : 6 Mei 2015
Sebagai seorang penyanyi veteran,
Madonna tak pernah kehilangan
sinarnya. Bahkan di usianya yang
sudah tidak muda lagi, Madonna masih
tetap produktif merilis album. Rebel
Heart adalah salah satu pembuktian
atas eksistensinya serta kemampuannya
beradaptasi dengan musik kekinian. Ya,
Madonna semakin matang dalam meramu
musiknya dengan unsur-unsur musik
elektronika (EDM). Bisa disimak pada lagu
pembuka di album ini yang bertajuk Living
for Love yang mengadopsi nuansa deep
house era 90-an. Kolaborasinya bersama
Diplo ini mampu menciptakan atmosfer
yang serupa dari hits terdahulunya, Vogue
dan Justify My Love. Ada pula kolaborasi
apik lainnya bersama Avicii lewat lagu
Devil Pray yang bernafaskan balada folk
electronica. Rebel Heart pada dasarnya
mengambil referensi dari album-album
terdahulu Madonna dan mengemasnya
kembali dengan racikan kekinian. Madonna
memang bukan pendatang baru untuk
musik elektronika. Album-album terdahulu
Madonna sudah banyak yang mengusung
konsep EDM. Meski begitu, Rebel Heart
menjadi sangat istimewa lantaran totalitas
Madonna dalam menghadirkan atmosfer
EDM yang kental dengan pop kekinian.
Gadget
Music
64 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
FRONT OF MIND
Richard Branson
Dari Sebuah Usaha Rekaman KecilMenjelma Grup Bisnis Raksasa
Lewat Virgin Group yang didirikannya, Richard Branson menjelma sebagai salah satu taipan bisnis dunia.
Estimasi kekayaan yang mencapai
$ 4,9 miliar dan berhasil
menduduki peringkat ketujuh
kategori orang terkaya di Inggris
pada tahun 2014 oleh Majalah Forbes,
Richard Branson benar-benar merengkuh
buah kesuksesan atas perjuangannya
sebagai seorang entrepreneur. Semuanya
berawal dari sebuah perusahaan rekaman
berbasis mail-order bernama Virgin yang
didirikannya pada tahun 1969. Sebelumnya,
pria yang terlahir dengan nama Richard
Charles Nicholas Branson di Surrey, Inggris
pada 18 Juli 1950 silam ini bahkan drop-out
dari sekolahnya ketika berusia 16 tahun.
Richard Branson tidak terlahir sebagai
anak miliuner. Ayahnya hanyalah seorang
barista bernama James Branson,
sementara ibunya seorang pramugari
bernama Eve Branson. Sejak kecil, Richard
juga punya persoalan serius terhadap
kesehatannya, yakni ia mengalami
disleksia sehingga mempersulit aktivitas
pendidikannya. Ia pernah hampir tidak
lulus dari lembaga pendidikan Scaitcliffe
School ketika berumur 13 tahun, sebelum
akhirnya dipindahkan ke Stowe School di
Buckinghamshire. Namun pada akhirnya
benar-benar gagal untuk melanjutkan
pendidikannya.
Richard tak lantas patah semangat. Ia
sempat menerbitkan majalah remaja
bernama “Student” di usia 16 tahun.
Majalah yang diterbitkan pada 1966 ini
berhasil meraup keuntungan dari iklan
sebesar $ 8000, di mana juga dimanfaatkan
untuk pendistribusian 50.000 eksemplar
majalah secara gratis. Bahkan atas
kesuksesan majalah tersebut, ia mendirikan
Student Advisory Centre, yang merupakan
layanan cuma-cuma untuk membantu
kalangan muda.
Pada tahun 1969, Richard Branson
hidup bersama sebuah komunitas yang
kental dengan musik dan obat-obatan
terlarang di kota London. Dari sinilah
inspirasi untuk membuat sebuah bisnis
audio record mail-order bernama Virgin
tercetus. Awalnya bisnis ini dirancang
untuk mendukung bisnis majalahnya.
Namun tak disangka, perusahaan tersebut
tumbuh secara signifikan, sehingga
membuat Richard mampu berekspansi
ke sebuah bisnis ritel toko kaset di
Oxford Street, London. Dengan semua
keuntungan yang didapatkannya tersebut,
kemudian dialihkan untuk membuka
sebuah perusahaan rekaman pada 1972 di
Oxfordshire.
Mike Oldfield menjadi artis pertama yang
rekamannya ditangani oleh label Virgin
Records milik Richard. Pada tahun 1973,
single Mike yang bertajuk Tubular Bells
direkam di sana. Lagu ini pun mendapatkan
sambutan yang cukup positif, di mana
65Vol. 64 | Jun-Jul 2015
66 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
mampu bertahan di tangga lagu Inggris
selama 247 minggu. Albumnya pun
terjual lebih dari 5 juta copy. Semenjak
itu, beberapa nama musisi populer turut
bergabung dengan perusahaan musiknya.
Sebut saja Belinda Carlisle, Genesis, Phil
Collins, Janet Jackson, dan The Rolling
Stones. Secara tidak langsung mereka ikut
membesarkan Virgin Records sebagai salah
satu dari enam perusahaan rekaman musik
terbesar di dunia.
Berkat kesuksesan Virgin Records
tersebut, ia pun memberanikan dengan
untuk berekspansi dengan tipe bisnis
yang berbeda. Pada tahun 1980, Richard
mencoba mengembangkan bisnis agen
perjalanan bernama Voyager Group pada
tahun 1980. Kemudian tanpa ragu, Richard
juga membuka perusahaan penerbangan
bernama Virgin Atlantic di tahun 1984.
Tak selalu berada di jalur yang mulus,
dua bisnis Richard tersebut juga pernah
mengalami pasang surut hingga berujung
kebangkrutan pada tahun 1992. Ia pun
terpaksa menjual dua bisnisnya tersebut ke
THORN EMI dengan nilai transaksi sebesar
$1 milyar.
Kegagalan tidak menyurutkan tekadnya
untuk tetap bangkit dan kembali fokus pada
bisnis. Ia pun memutuskan untuk tetap
fokus di industi musik dengan membangun
The Station Virgin Radio yang diikuti
dengan terbentuknya perusahaan rekaman
keduanya bernama V2 dengan beberapa
artis jebolannya, seperti Powder Finger dan
Tom Jones. Pelan tapi pasti, Branson pun
menata bisnisnya dengan apik dan belajar
dari pengalaman kegagalan terdahulunya.
Kini, Brason bersama grup Virgin-nya
telah mendirikan sekitar 200 cabang di
lebih dari 30 negara, termasuk Inggris,
Amerika Serikat, Australia, Asia, Eropa, dan
Afrika Selatan. Bisnis yang awalnya kecil
tersebut berhasil masuk ke berbagai ranah,
mulai dari transportasi hingga teknologi.
Bahkan, idenya untuk merealisasikan
proyek bernama Virgin Galactic, sebuah
misi perjalanan wisata ke luar angkasa,
sempat mencuri perhatian masyarakat
dunia. Virgin Atlantic Airways miliknya pun
kini telah menjadi nomor dua terbesar
untuk penerbangan internasional jarak jauh.
Maskapai ini memiliki armada pesawat
Boeing 747 dan Airbus A340 dengan tujuan
New York, Miami, Boston, Los Angeles,
Orlando, San Fransisco, Hongkong,
Johannessburg, Tokyo, Las Vegas, Delhi,
Lagos, Port Harcourt, Shanghai, dan
Kepulauan Karibia.
Selain dikenal sebagai taipan bisnis,
Richard juga disegani atas kegiatan
philanthropy-nya. Ia dan musisi Peter
Gabriel sempat berdiskusi dengan Nelson
Mandela untuk merencanakan pendirian
sebuah institusi berisi tokoh penting dunia
dengan inisiatif menyelesaikan konflik
global tanpa intervensi dari kepentingan
pribadi. Ide tersebut akhirnya terealisasi
pada tahun 2007 yang diberi nama The
Elders. Richard bersama ibunya Eve
juga menjadi sponsor utama untuk The
International Centre for Missing and
Exploited Children, sebuah organisasi yang
fokus dalam perlindungan hak-hak anak.
FRONT OF MIND
67Vol. 64 | Jun-Jul 2015
youth, woman & netizen
NEXTGENERATIONJuni - Juli 2015
NEXTGENERATIONyouth, woman & netizen
NEXTGENERATION
ISSUE
The Rookie Wahyu Aditya
Kreatif Sampai Mati
Teenlit CornerGetting Horses
Startup :
Sandatindo Group Rancang
Aplikasi Pencari Kost di Denpasar
68 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
Bayangkan ada sebuah aplikasi mobile yang membantu Anda untuk
melacak tempat kost di seluruh pelosok Denpasar.
Impian tersebut tengah direalisasikan
oleh tim Sandatindo Group, sebuah
unit usaha yang bergerak di bidang
pengembangan perangkat lunak dan
jasa konsultan IT di Bali. Sejak 2014 lalu
mereka mengembangkan sebuah aplikasi
mobile berbasis Android dan iOS yang
mampu melacak tempat kost incaran para
pelajar dan pekerja urban di kota Denpasar.
Ide pembuatan dari aplikasi bernama
“NgeKost” ini berawal dari kegelisahan
para perantau di kota Denpasar, baik yang
berasal dari luar kota maupun luar pulau,
di mana sering kali kesulitan menemukan
tempat kost yang sesuai dengan keinginan
mereka.
“Pada dasarnya ini bermula dari
pengalaman pribadi saya maupun teman-
teman yang berasal dari luar kota Denpasar,
di mana mereka harus menetap di sini, tapi
enggak punya rumah. Saat ingin mencari
kost di Denpasar juga sering kesulitan.
Saya jadi harus mengecek satu per satu
tempat kost, untuk tahu lokasi, kondisi,
dan fasilitasnya bagaimana, “ ungkap Ade
Saputra, salah satu dari tim Sandatindo.
Bukan hanya pencarian lokasi tempat kost
yang jadi persoalan, tetapi juga kesulitan
para calon “anak kost” untuk bertemu
dengan si pemilik kost itu sendiri. Ini yang
membuat mereka bingung bagaimana
caranya membuat “deal” dengan si pemilik
kost yang sering tidak bisa ditemui di
tempat. “Kita jadi sulit mau ngasik DP. Si
pemilik kost sibuk, tidak ada di tempat. Pas
balik lagi esok atau dua harinya, kamar kost
yang kita inginkan tersebut ternyata sudah
69Vol. 64 | Jun-Jul 2015
STARTUP
terjual untuk pembeli lainnya,” sambung
Ade.
Menurut Chandra Kusuma, salah
satu anggota tim Sandatindo, aplikasi
“NgeKost” ini sangat praktis lantaran sudah
terintegrasi dengan perangkat smartphone.
Pengguna hanya cukup membuka aplikasi
ini lewat ponsel pintar mereka serta secara
bersamaan mengaktifkan sistem GPS-nya.
Dalam radius 5 km, aplikasi ini pun mampu
melacak beberapa titik kost-an yang berada
di lokasi sekitar pengguna. “Di aplikasi
tersebut akan muncul informasi yang
mencantumkan apakah beberapa kost-an
masih available atau sudah full. Jadi kita
enggak perlu repot masuk kost-kost itu
satu per satu. Oleh karena itu, sebenarnya
kita butuh kerjasama dengan pemilik kost
untuk tahu status kost mereka,” terang
Chandra.
Hal itulah yang membuat aplikasi
“NgeKost” tidak hanya bermanfaat untuk
para pencari kost, tetapi juga bagi para
penyedia kost. Ternyata, ada juga beberapa
penyedia kost yang susah mencari pembeli.
Padahal di luar sana banyak pencari
kost. Itu juga yang membuat Sandatindo
mengemas aplikasi “NgeKost” layaknya
sebuah online booking hotel ala situs
Agoda. “Jadi nanti kita ingin menarik para
pemilik kost untuk memanfaatkan aplikasi.
Kita akan bekerjasama dengan mereka,”
jelas Chandra.
Pemuda lulusan S1 Ilmu Komputer
Universitas Udayana ini juga mengatakan
bahwa aplikasi ini juga bisa jadi promosi
yang efektif untuk para pebisnis kost-
an, karena memiliki fitur chart yang
memungkinkan kost-an bersangkutan
berada di posisi teratas dalam daftar kost
di aplikasi mereka. “Aplikasi ini sebenarnya
gratis, tapi rencananya kita akan menarik
pembayaran dari fitur chart ini. Dengan
membayar sejumlah dana, si pemilik kost
bisa menaikan rating kost-annya di aplikasi
ini, sehingga kost-annya bisa lebih banyak
yang lirik oleh pembeli,” papar Chandra.
Aplikasi “NgeKost” belum resmi dirilis
untuk umum, namun Sandatindo telah
memastikan aplikasi versi beta-nya sudah
bisa dijalankan. “Kita masih berusaha
menyempurnakannya. Untuk sementara,
beberapa data kost sudah kita input.
Aplikasinya juga sudah running untuk
sistem search location-nya, tapi untuk
real data-nya masih belum,” terang Ade.
Rencananya tim Sandatindo juga akan
memasukan sistem payment processor
yang memungkinkan
pencari kost untuk
membayarkan
sejumlah DP
kepada si
penyedia kost.
70 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
STARTUP
Untuk saat ini, Sandatindo masih fokus
mengumpulkan data sejumlah kost di
kawasan Denpasar. “Tapi kita tidak menutup
kemungkinan akan meng-cover seluruh kost
di Bali. Kami berencana bekerjasama dengan
startup lain dalam hal pengumpulan data,”
tutur Ade.
SEHARUM SANDAT
Ade dan Chandra mengungkapkan embel-
embel nama “sandat” pada brand usaha
mereka dimaknai agar nama Sandatindo
Group juga seharum layaknya bunga
sandat itu sendiri. Selain itu, mereka juga
ingin mengangkat nama Bali lewat ikon
bunga sandat tersebut. Sandatindo Group
sejatinya didirikan oleh sebelas pemuda
yang memilki passion serupa di bidang
teknologi informasi.
“Berawal dari teman-teman yang sering
menangani project secara mandiri, namun
kerap mendapatkan harga yang tidak
sesuai. Bahkan banyak yang bersifat harga
teman. Itu yang membuat kami berpikir
untuk berkumpul membuat satu unit usaha
biar kita bisa kerja bareng dan menunjukan
profesionalitas kita,” ujar Chandra.
Sandatindo Group fokus mengembangkan
bisnisnya sebagai konsultan IT yang
menangani proyek sistem jaringan dan
website developer. Pengalaman mereka
juga tidak bisa dipandang sebelah mata,
karena sudah akrab menangani proyek-
proyek dari perusahaan besar. “Terakhir
proyek besar yang kami tangani berasal dari
sebuah maskapai penerbangan perintis.
Tim kami membantu dalam hal jaringan IT
nya, baik yang menyangkut sistem kantor,
sistem marketing, hingga integrasi data antar
cabang kantornya,” kata Ade.
Bergabungnya Sandatindo ke dalam
inkubasi bisnis Balai Diklat Industri Denpasar
lewat produk startup mereka “NgeKost”,
dimaksudkan untuk memperkaya wawasan
mereka tentang pengembangan bisnis untuk
startup itu sendiri. “Kita ini kan orang teknis,
enggak tahu banyak tentang cara menjual
produk. Bagaimana cara menentukan
target pasar, cara pendekatan dengan
klien. Di sini tempat kita belajar untuk
mengembangkan bisnis dan sebagai wadah
untuk memamerkan produk kita nanti,” ucap
Chandra.
Ade, Chandra, dan kawan-kawannya di
Sandatindo Group berharap usaha mereka
bisa berkembang dan menjadi IT Solution
yang besar di Bali, serta mendapatkan
project baru yang lebih menantang skill
mereka. “Kita banyak punya ide baru
yang masih berupa prototype, tapi belum
dikembangkan lebih lanjut karena kita harus
riset dari segi bisnis dan target pasarnya.
Jadi sekarang fokus di “NgeKost” dulu,”
pungkas Ade mengakhiri wawancara dengan
Money & I Magazine di Balai Diklat Industri
Denpasar. NG
\
71Vol. 64 | Jun-Jul 2015
72 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
THE ROOKIE
Kreatif Sampai MatiWahyu aditya membuktikan bawah tak mustahil untuk mengawinkan
passion dan bisnis.
WAHYU ADITYA
Atas segala kegigihan dalam
memperjuangkan passion dalam hidupnya,
Wahyu Aditya memang layak merengkuh
kegemilangannya. Pria kelahiran 4
Maret 1980 ini menjadi salah satu pemain utama di
industri kreatif, terutama di bidang bisnis animasi dan
desain grafis. Kegemarannya dalam menggambar
mengantarkan Wahyu Aditya kepada profesi seorang
animator yang sangat diperhitungkan di Indonesia.
Tak seperti animator pada umumnya, pria yang juga
akrab disapa Waditya ini mampu menggunakan
seluruh skill yang ia punya untuk menjadi seorang
creativepreneur. Pria asli Malang ini percaya bahwa
dengan jalan wirausaha, ia bisa ikut berkontribusi
membangun bangsa. Tengok saja bagaimana
kesuksesan HelloMotion Academy, sebuah institusi
pendidikan informal yang fokus pada bidang
animasi dan desain grafis, yang didirikan sejak
2004 silam – saat itu usianya baru 24 tahun. Kursus
desain ini pun mampu menarik atensi positif dari
generasi muda, di mana lebih dari 3000 siswa
telah menimba ilmu di sana. HelloMotion Academy
menjadi debut termanis seorang Waditya di dunia
creativepreneur. Keberadaan HelloMotion Academy
ini pun dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas animator serta desainer di Indonesia.
Tak hanya berkontribusi untuk dunia pendidikan
animasi dan desain, Waditya juga menginisiasi
sebuah festival pop culture yang punya misi dalam
mendukung kemajuan perfilman animasi di Indonesia.
Tak hanya itu, festival ini mencoba memberi inspirasi
dan mendorong inovasi di dalam diri animator maupun
penikmatnya. Festival yang diselenggarakan sejak
2006 ini menampilkan 25 kategori kultur pop, di mana
salah satunya merupakan film pendek dan animasi.
Setiap tahun penyelenggaraannya, festival ini mampu
menampilkan lebih dari 250 film animasi pendek lokal
terbaru.
Nampaknya slogan “Inovasi Tanpa Henti” mengalir
di dalam tubuh sang digital artist ini. Waditya dengan
kreatifnya mendirikan sebuah toko pakaian online
bernama KDRI yang memiliki kepanjangan Kementerian
Desain Republik Indonesia. Produk yang dijualnya berupa
T-Shirt dengan ilustrasi dan desain yang identik dengan
semangat nasionalisme.
Sebelum merambah produk T-Shirt, ide KDRI sejatinya
berawal dari kegelisahan Waditya terhadap logo-logo
institusi pemerintahan yang terkesan kaku dan jauh
dari “nyeni”. Lewat KDRI, ia pun merancang logo-logo
tandingan untuk beberapa kementerian guna me-refresh
pengalaman estetika kita dalam memandang institusi
tersebut. Dalam perjalanannya, KDRI menjadi wadah
untuk menampung inovasi-inovasinya terhadap desain.
Tak hanya itu, ia juga berhasil menarik atensi desainer-
desainer dari seluruh nusantara untuk turut berbagi ide di
halaman website-nya.
Tak hanya itu, Wadit yang juga mempunyai website
pribadi sebagai tempat menampung desain-desain
73Vol. 64 | Jun-Jul 2015
THE ROOKIE
74 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
THE ROOKIE
terbarunya tersebut juga menambahkan
bahwa sebagai kreator, selain jiwa
wirausaha, inovasi juga perlu mengingat
gencatan teknologi modern yang semakin
mendominasi dunia. Meski tak ingin terlalu
bergantung pada pemerintah, Wadit
berharap agar pemerintah mau memberikan
kuota penayangan terhadap film-film
animasi dalam negeri seperti yang telah
dilakukan Cina dan Korea Selatan. Baginya,
sekian persen kuota sudah berharga bagi
animator lokal.
Berkat keahlian yang ditunjang oleh ide-ide
briliannya, Waditya sempat diminta untuk
menangani beberapa brand komersial
ternama, seperti PLN, Bushway, Kampanye
Pemilu, Jakarta Internasional Film Festival
(JIFFEST), dan Pertamina. Bahkan, Waditya
juga menjuarai International Young Screen
Entrepreneur of the Year 2007 yang
diprakarsai oleh British Council.
Tim M&I Magazine berhasil mewawancarai
Wahyu Aditya di sela-sela kesibukannya
sebagai pembicara di sebuah workshop
Online Marketing beberapa bulan lalu di
Bali. Dalam waktu 30 menit yang begitu
singkat tersebut, si penulis buku Sila Ke-
6: Kreatif Sampai Mati ini pun berbagi
kisah tentang perjalanan karir, inovasi, dan
dedikasinya terhadap dunia animasi dan
industri kreatif Tanah Air. Berikut petikan
wawancaranya panjangnya!
Sejak kapan Anda tertarik untuk menggambar?
Sejak kecil saya sudah suka
gambar dan menemukan
satu momen di mana
saat saya SD ikut sebuah
kompetisi gambar dengan
inisiatif saya sendiri dan
ternyata saya langsung
dapat juara satu. Saya
tak menyangka kegiatan
yang saya sukai ini juga
diapresiasi. Ini yang membuat
saya ingin mempelajari bidang
ini. Alhamdulilah, dari keluarga
juga punya minat yang sama. Terutama
Bapak saya yang meski dokter, tapi punya
hobi melukis.
Di dunia gambar sendiri, Anda lebih suka untuk mengemasnya dalam bentuk ilustrasi, animasi, komik, desain, atau apa?
Saya tidak membuatnya menjadi
spesifik. Payungnya hanya satu yakni
memvisualkan imajinasi. Bagi saya, cara
memvisualisasikan imajinasi itu bisa
bermacam-macam tergantung mediumnya.
Bisa animasi, desain, kartun, ilustrasi, dan
lain-lain. Tapi, intinya adalah bagaimana
saya bisa memvisualisasikan imajinasi yang
saya punya.
Apa yang membuat Anda terdorong mendirikan HelloMotion Academy?
Sebetulnya HelloMotion Academy itu
merupakan bagian dari ambisi saya untuk
berkontibusi dalam membangun dunia
animasi di Indonesia. Nah, di dalam benak
saya, kontribusi itu perlu kendaraan.
Kendaraannya ya bisa dengan kita kerja
di sebuah perusahaan atau kita membuat
sendiri usaha tersebut. Berbekal banyak
ilmu yang telah saya peroleh, akhirnya
saya memutuskan untuk mendirikan
institusi sendiri. Basisnya memang harus
di pendidikan, karena pendidikanlah yang
semestinya harus dibenahi terlebih dahulu.
Masih banyak informasi yang tidak akurat
tentang animasi dan masih banyak orang
yang tidak tahu animasi itu seperti apa.
Makanya saya mengawalinya dari sebuah
75Vol. 64 | Jun-Jul 2015
THE ROOKIE
tempat kursus informal. Bagi saya ini media
yang paling mudah untuk mengajarkan
animasi.
Bisa dibilang HelloMotion Academy ini debut entrepreneurship Anda begitu?
Ya HelloMotion Academy ini merupakan
entrepreneurship pertama saya.
Sebelumnya saya memang masih
menangani proyek freelance yang masih
berkaitan dengan industri kreatif, mulai
dari advertising, sutradara video klip,
pengerjaan visual efek, dll. Pernah saya
membuat usaha bersama teman, namun
akhirnya gagal. Tapi dari kegagalan itulah
saya mendapatkan banyak pelajaran. Saya
pun berusaha membangun impian saya
sendiri.
Bagaimana Anda memandang bidang kreatif ? Apakah prospek industrinya cukup cerah?
Buat saya sih sangat cerah sekali.
Yang kita butuhkan itu bukan desainer.
Desainer sudah banyak sekali. Di KDRI
(Kementerian Desain Republik Indonesia)
saja sudah ada sekitar dua ratusan lebih
desainer. Tapi yang perlu diperbanyak
adalah mastermind-nya. Dia lah yang
akan meramu semua, meracik desain,
menjadikannya sebagai sesuatu yang
sellable dan bermanfaat. Itu enggak cukup
dari segi desainnya saja. Tapi harus dari
semua sisi bisa bekerjasama. Sayangnya
di Indonesia, desainer masih berpikir
hanya sebagai service saja. Masih belum
banyak yang mau menciptakan produk
dan konten. Kita hanya sebagai penonton
akhirnya. Masih belum banyak, padahal
industrinya sudah sangat besar sekali. Kita
bisa lihat tolak ukurnya dari konten-konten
luar yang banyak berdatangan ke sini. Ini
mengindikasikan Indonesia punya potensi
pasar yang bagus.
Banyak orang Indonesia yang kreatif, tapi banyak pula yang belum bisa mengolaborasikan kreativitas dengan bisnis. Bukankah begitu?
Ya, benar. Sesungguhnya ada tiga hal
yang harus kita pelajari sebagai bekal,
yakni kreativitas, teknologi, dan pasar.
Rata-rata mereka masih hanya berkutat
di kreativitasnya saja. Mereka belum
seluruhnya nyemplung ke persoalan
teknologinya dan penentuan target
pasarnya bagaimana. Mereka belum
mau mempelajari itu. Jadi akhirnya
ranah komunikasinya masih di kreativitas
saja. Masih di situ-situ saja. Padahal
mereka seharusnya bisa memperluas
jaringannya, cara berkomunikasinya. Jadi,
PR utamanya itu tidak hanya tentang
bagaimana berkarya, tetapi juga bagaimana
mendistribusikan karya tersebut.
Apakah pencapaian industri kreatif bisa sesignifikan industri produk massal?
Buat saya sih bisnis era sekarang sifatnya
long term ya, jadi sangat segmented.
Masing-masing punya segmennya sendiri.
Kita bisa menjual apapun sekarang,
karena pasarnya ada dan tugas kita
adalah mencari orang-orang yang suka
dengan produk kita. Jadi mainnya bukan
massal. Oke, jika kita masuk ke sana, step
awalnya juga kita harus tahu niche dulu.
Kita harus paham siapa customer kita,
umurnya berapa, perilakunya bagaimana.
Kita bisa track itu di teknologi. Kalau kita
main secara massal, kita akan bersaing
dengan dompetnya masing-masing orang
yang berbeda. Konsepnya adalah kita
enggak bergantung dengan isi dompet
“ Bagi saya, cara memvisualisasikan imajinasi itu bisa bermacam-macam tergantung mediumnya. Bisa animasi, desain, kartun, ilustrasi, dan lain-lain. “
-Wahyu Aditya
76 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
mereka. Mereka lah yang mencari duitnya.
Karena mereka sudah loyal dan memang
butuh produk kita. Nah, itulah niche. Enggak
gajian, enggak makan pun mereka enggak
apa-apa, yang penting dapet barang
yang diinginkanya. Misalnya niche seperti
JKT48. Komunitas fans-nya itu mau dan
rela membeli merchandise-nya berapa pun
harganya. Intinya harus punya value dan
story-nya.
Dari mana Anda mendapatkan ide untuk membuat Hello Fest itu?
Inspirasi Hello Fest itu awalnya dari
pengalaman saya yang juga pernah sebagai
filmmaker tahu betul kalau tidak punya
“panggung” untuk bisa menayangkan film
saya sendiri. Akhirnya saya memutuskan
untuk bikin sendiri. Ya, semuanya
dilatarbelakangi dari kegelisah saya,
kebutuhan saya. Tapi di sisi lain, saya punya
kekuatan untuk membangun itu karena
memang tidak ada panggungnya untuk saya.
Dari sekian banyaknya brand yang telah Anda kembangkan. Mana yang menjadi “anak emas” untuk Anda?
Saya menganggap kalau sedang punya
empat anak ya. Masing-masing memang
saya pupuk. Bahkan sebentar lagi saya
bakal ngelahirin “anak” kelima. Ini berupa
konten untuk anak-anak namanya Fun
Cican. Produknya nanti turunannya bisa
ke buku dongeng, komik, animasi, dll. Itu
sudah ada di Instagram. Saya memang suka
bereksperimen, mencoba hal yang baru.
Karena model tiap bisnis itu berbeda-beda.
Kalau Hello Academy itu kita dapat uang
dulu baru bisa beri service –nya, sifatnya
stabil. Kalau Hello Fest, kita harus cari
sponsor dulu dan untungnya gede, tapi
resikonya juga gede. Kalau KDRI sifatnya
eceran, kita bikin produk dulu, kita bisa
simpan produk itu biar tahan lama dan
enggak basi. Saya juga pernah membuat
service animasi dan sekarang bereksperimen
membuat konten, di mana saya bikin sekali
nanti argonya akan jalan terus, sistemnya
lisensi. Fun Cican akan diluncurkan pada
bulan Agustus dalam bentuk buku dongeng.
Itu sudah kerjasama dengan penerbit besar
dan mudah-mudahan juga segera dirilis
di Frankfurt Book Fair Jerman bulan
Oktober. Selain itu saya juga punya
project animasi yang masih berkaitan
dengan Fun Cican. Kita lihat saja nanti.
Brand mana yang memiliki potensi lebih besar dan mendatangkan banyak profit?
Hampir equal ya. Cuma kita mau
dongkrak lagi yang HelloMotion
Academy dan retail KDRI-nya. Tugas
saya tahun ini ialah hiring lebih banyak
orang profesional. Dulu saya CEO dan
kini saya sudah mengundurkan diri, dan
ganti jabatan menjadi CMM alias Chief
of Master Mind. Itu yang membuat saya
nyaman, karena saya bisa bereksperimen
dan bisa bebas tanpa memfokuskan ke
hal yang sifatnya administratif.
Apa yang membuat Anda untuk optimis bisa fokus mengembangkan lebih dari satu brand?
Sebetulnya saya sih menciptakan sebuah
ekosistem. Ya ekosistem buat diri saya
sendiri misalnya. Kalau ada yang enggak
bisa bikin, saya ajari. Yang bisa bikin,
saya ekspos di festival. Yang punya
produk saya distribusiin. Saya punya
massa, saya tawarkan konten. Sebetulnya
itu yang membuat saya optimis, karena
saya menciptakan niche saya sendiri.
Bagaimana cara Anda memupuk kreativitas agar selalu tetap berkembang dalam diri Anda?
Lewat teknologi saya bisa memantau
perbincangan, komentar, dan permintaan.
Hal tersebut yang merangsang saya untuk
menjawab bahwa itu sebagai sebuah
produk atau service. Jadi apa yang saya
ciptakan itu hanya untuk membantu
menjawab atau memberi solusi.
THE ROOKIE
77Vol. 64 | Jun-Jul 2015
THE ROOKIE
Jadi saya memposisikan diri saya di atas
sebagai pemberi solusi. Bukan uang yang
saya cari, tapi saya coba memberi jawaban.
Kiat Anda untuk membuat bisnis kreatif agar bisa sustain seperti apa?
Kita punya dua telinga dan satu mulut. Kita
harus lebih banyak mendengar daripada
ngomong. Artinya kita harus lebih banyak
mendengar suara konsumen kita. Agar
konsumen bukan menjadi pasif, tetapi
aktif, bahkan mereka garda terdepan yang
menjual dan menikmati produk kita. Itu
yang harus kita jaga.
Sebagai seorang entrepreneur tentu pernah mengalami fase pasang surut dan berada di titik kritis. Bagaimana dengan Anda?
Buat saya sih banyak momen ya. Mulai
saya pernah ditipu 70 juta, saya harus
bayar utang 35 juta, hingga saya harus
berhadapan dengan karyawan yang
nyolong. Banyak sebetulnya yang telah
saya hadapi. Namun tombak terpenting
malah ketika transisi dari seorang
profesional menjadi wirausaha, karena
saya tidak punya pegangan apa-apa lagi
saat itu. Pegangan saya hanya diri saya
sendiri. Itu yang membuat saya berpikir
untuk tetap bertahan. Rugi adalah resiko
yang sudah kita persiapkan sejak awal. Kita
tidak hanya siap menanggung untung saja,
tapi juga harus siap untuk rugi. Prinsip saya
meski rugi tetap harus bisa membuat kita
tersenyum. Jadi enggak terlalu rugi-rugi
amat ya, kita juga harus punya back-up
plan lainnya yang telah kita siapkan.
Apa yang mendorong Anda untuk menjadi seorang entrepreneur?
Pemikiran saya awalnya karena saya
memang nekat, masih muda, dan masih
punya banyak energi. Tapi juga karena
keluarga saya itu entrepreneur. Jadi
setidaknya saya sudah tahu kehidupan
entrepreneur itu, bagaimana susah
senangnya. Jadi, ya santai-santai saja.
Tantangannya dalam dunia bisnis kreatif berdasarkan pengalaman Anda sendiri seperti apa?
Tantangannya ya mempertahankan.
Bikin bisnis online ya mudah, kita hanya
perlu beberapa jam dan ada banyak
fasilitas e-commerce yang bisa kita pakai.
Tantangannya bagaimana membuat brand
itu menjadi sebuah cerita, cerita yang
engaged dengan customer-nya. Itu yang
harus dibangun.
Kalau industri animasi itu sendiri memang susah dikembangkan ya di Indonesia? Sepertinya jarang ada animator Indonesia yang membuat proyek film animasi lagi?
Bukan susah dikembangkan, tapi masih
belum banyak mastermind ke arah sana.
Masih menanggap animasi itu mahal, tapi
kalau kita tahu jeroannya enggak serumit
itu. Di sisi lain juga bisnis film sudah
berubah, bisa dibilang kita harus bisa
membuat konten yang saling terintegrasi.
Enggak bisa buat masing-masing sendiri.
Jadi bikin animasi bisa dengan komik atau
novel, dsb. Bisa saja animasi menjadi
bagian promosinya saja.
Siapa yang menjadi inspirasi Anda selama berkarya?
Semua saya jadikan inspiriasi. Inspirasi bisa
ditemukan melalui online, offline, kehidupan
pribadi. Kayak Fun Cican itu dari anak saya.
Saya suka dongeng dan anak saya suka
gambar karakter. Jadi awalnya dari sana.
Oh ya dengar-dengar karya Anda pernah dibajak. Lalu tindakan apa yang Anda lakukan?
Tergantung kapasitasnya ya. Kalau
memang pembajakannya benar-benar
masif dan dilakukan oleh perusahaan
besar, memang harus kita tuntut. Tapi kalau
sifatnya perseorangan dan masih alay-alay
ya enggak perlu, buang-buang energi. Tapi
di sisi lain informasi seperti ini malah saya
dapatkan dari customer saya. “Oh mas
ada yang bajak nih karyanya”. Jadi bukan
saya yang mengamati, melainkan mereka.
Mereka lah yang jadi garda depan kami.
Tidak hanya membeli, tetapi loyal untuk
mempertahankan brand ini.
Harapan Anda ke depan untuk karir?
Harapan saya bisa menciptakan solusi yang
tepat untuk costumer saya, bisa bertahan,
dan bisa memberikan manfaat bagi
banyak orang dan saya bisa tidur nyenyak.
Kesuksesan bagi saya adalah itu bisa tidur
nyenyak dan enggak mikirin apa-apa. NG
“ Kesuksesan bagi saya adalah itu bisa tidur nyenyak dan enggak mikirin apa-apa.
- Wahyu Aditya
78 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
Sometimes people can be so different, it amazes you.
Evan was super silent along the way. He
only talked when necessary, and he refused
to join any kind of conversation. I assumed
it was a way for him to show his dislike
towards Alex, but it was really starting to
get on my nerves. Alex, on the other hand,
was a real chatterbox. He kept talking and
laughing, he wouldn’t even stop to take a
breath. They were really an example of how
people could be so different.
In the beginning of the walk, I walked
alongside Evan, keeping my distance with
Alex who was strolling casually in front of
us. I tried to make Evan talk to me, but he
was just silent. I could clearly see he was
pretty mad about Alex coming with us, even
though Evan himself said we couldn’t have
known where to go without him. It occurred
to me that maybe Evan was upset with
himself because he couldn’t lead us to the
Red Witch without Alex. Either way, Evan
was not in a good mood.
I finally decided to walk with Alex instead. If
Evan was going to be a big baby and sulk
all day, it was probably better for me to stay
out of his way. Even though I was dying to
talk to Evan about what he said yesterday,
about the sorcery things and about how he
almost sounded caring yesterday. But with
Alex being here, and with Evan being in a
lousy mood, I decided to keep it to myself.
When we exited the village, we walked
Getting HorsesEpisode 28
along a rocky path, heading away and
away from the dreary woods and closer
to the mountains. The surroundings were
still fresh and natural, as if it was still a part
of the village. As the sun rose and it was
starting to get hot, Alex led us away from
the path and we started walking across a
grassy open space.
“Where are we going?” I asked Alex. “Why
aren’t we following the path anymore?”
Alex laughed. “Do you really want to go all
the way to the mountains on foot?”
“Um, no,” I answered, not getting his point.
“We, Adrianna dear, are going to get some
horses. You do know how to ride horses,
right?”
“Don’t call me dear, mister,” I frowned. “And
yeah, I know how to ride horses. What do
you think they teach us in the palace?”
“Great, then,” Alex grinned, “I know a great
place where we can get horses, and for a
cheap price.”
“Wait,” Evan interrupted, talking for the first
time in an hour. “Who are you taking us to?
I really don’t think we should meet anyone.
It’s too risky.”
Alex rolled his eyes. “Come on, Mr. Uptight.
What’s the risk?”
“We have a princess with us. I bet the word
had spread all over the kingdom that the
two princesses had gone missing. What will
people think if they see us with one of the
missing princess? This has trouble written
all over it, trust me,” Evan scowled. “There
teenlitcorner
79Vol. 64 | Jun-Jul 2015
teenlitcornerSamantha Chandra
www.adriannaandevan.blogspot.com
space anymore, covered by the friendly
trees.
“Is this another village or something?” I
asked.
“Well, not really,” Alex answered, “People
that chose to live here were more like
outsiders, deciding to live their lives by
themselves. There is a small horse stable
here, and I’m quite good friends with the
old guy who owns the stable I bet he can
give us horses with affordable prices.”
“Oh, do they also sell jackets here?” I
blurted out. Alex stared at me in confusion.
“You mean, you didn’t bring a jacket with
you when you left?”
I shook my head in embarrassment. “Stupid
mistake.”
Alex cocked his head to the side, examined
my face, and started laughing. “You’re full
of surprises, Adrianna,” he laughed. “Don’t
worry. We’ll find a jacket here somewhere.”
“But remember, she can’t be seen,” Evan
said dully.
“Then I guess I’ll have to pick the jacket
for you,” Alex winked. “Don’t worry, I have
a great taste in fashion. Okay, you guys
wait here, and wait for me to come back,
alright? See you later.” He smiled and made
his way effortlessly to a small stable in the
distance.
I picked a comfortable space behind a bush
and sat down. My white plain dress had
been bugging me all day, and I was dying
to change. “Hey, Evan?”
“What?”
is a reason, you know, why I went with all
the trouble going through the woods to
reach Sprites Ville.”
“Yeah, I was kinda wondering why you did
that,” Alex said. “You do realize that going
through the woods has more risks than
going through the city?”
“Of course not--”
“Yeah, it would’ve been a good choice if
you went by yourself. But you had Adrianna
with you,” Alex pointed out, “who is not
used of living the harsh life, or walking
miles on foot.”
“She was going into the woods, either
way!” Evan growled.
“Guys!” I finally shrieked, “Stop fighting!”
They both stopped and looked at me.
“I think it’s okay if we get horses,” I said,
and Evan sighed in frustration. “But I think
Evan is right. Maybe I shouldn’t be seen.
So, I think you should go there and get
three horses for us, while me and Evan wait
somewhere unseen. Then, you can meet us
with the horses.”
Alex’s scowl slowly turned into a smile.
“Wow, I’m impressed, princess,” he said,
“You’re smarter than I thought.”
I only rolled my eyes.
“Okay then. Let’s get going. My legs are
getting sore,” Alex said.
We walked for about half an hour, and
our surroundings changed a bit. There
were small houses and shops visible in
the distance, and there were more trees. I
realized in relief that we weren’t in an open
“Do you mind not looking here for a while?
I’m going to change.”
“Sure,” he turned away and looked into the
distance, putting his hands in his pockets
casually. I tried to change as fast as I could,
but it was hard to squeeze into my jeans
and my long sleeve shirt when you’re trying
to make sure no one was watching. When
I finally pulled my shirt into place, I was
panting.
“Okay, I’m done,” I called out.
“I thought Alex liked you in the dress,” Evan
commented, raising his eyebrow.
“So? I’m not riding a horse in my dress,”
I answered, rolling my eyes, “Glad you’re
talking to me again, though. Look, I know
you don’t like Alex being here, but you
did say we don’t know where to go next
without him. So can you please stop being
so sulky?”
“Sulky? What the--I’m not sulky!”
“Uh, yeah, you are,” I replied, trying not to
laugh, “You’re putting a sour face all day.
And seriously, I’m tired of looking at you
and see you’re still scowling.”
“Then don’t look at me.”
“Ugh, stop it, Evan.”
“Fine,” Evan said, irritated, “I’m smiling
now,” he put on the fakest smile I’ve ever
seen in my life.
“Good, keep it that way.”
Evan kept looking into the distance, hands
in his pockets. His hair was messy because
of the wind. “You haven’t talked about Celia
in a while,” he suddenly said.
80 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
“I know,” I answered, “She’s been
appearing in my dreams, though.”
Evan turned at me. “Really?”
“Yeah, she’s like screaming for help and
stuff. It’s a bit creepy, to be honest,” I said.
“I hope we can reach her soon. How much
time do we have left... before the Red Witch
harms her?”
Evan’s eyes darkened. “I don’t know. To be
honest, I think we don’t have much time.
She might have harmed her already. We
can’t tell.”
I shuddered, and I felt a weird urge tor cry.
“Please don’t talk like that.”
Evan’s voice surprisingly softened. “I said,
we don’t know for sure.”
“Hey, can I ask you something?” I
said quietly. Evan looked at me with a
questioned look in his face.
“What is it?” “What is the reason... you
wanted to go and search for Celia? Is she
really important to you?” I looked at him,
afraid that he might just close down and
put on his sour face back. But Evan just
shrugged.
“She’s probably my only friend after a
hundred years, except for the gardener.
Even though I don’t like her the way she
likes me, she’s still important to me.” There
was a soft tone in his voice, the kind of tone
that I rarely hear Evan use.
I nodded. “Okay. Glad someone’s here is
as concerned as I am about her,” I said in a
weird smile. “Because, you know... I don’t
think Alex is that concerned about her. Like,
he doesn’t even know her.”
“What is it about me?” suddenly I heard
Alex’s voice. I jumped to my feet and
found him behind the bush, standing with
three beautiful horses behind him. He was
holding their reins, and a jacket was slung
over his shoulder. “I left you for like, ten
minutes and you guys were already talking
about me? Wow, I don’t know I’m that
interesting! Well, no, actually, I do know,” he
laughed.
“Oh my God!” I exclaimed, running to the
horses, “They’re beautiful!” Alex grinned.
“I got the best out of those horses. The
strongest and the most beautiful ones.
Which one do you want, princess?”
Alex’s tone when he called me princess was
so different than the way Evan called me
that. Alex made it sound like a compliment
or something, and it was weird. I bit my
lip and looked at the horses. They were all
so beautiful. I was a big fan of horses ever
since I was young, since I figured out that
horses was how the knights in the fairy tale
books travel. Finally, I tapped the white
horse and said, “I want this one.”
“Nice choice,” Alex said in an impressed
tone. “Evan?”
“Any is fine,” Evan answered.
“Fine. You get the black one, because I
want this one,” Alex tapped on a golden
teenlitcorner
colored horse next to him, “he’s my all
time favorite. Oh, and here’s your jacket,
Adrianna.” He gave me the jacket that
was slung over his shoulder. It was a black
jacket, furry and warm. I smiled.
“Thanks a lot,” I told Alex, “Oh, and here’s
the money for the jacket...” I reached into
my backpack.
“No need to pay me back, I got it for free,”
Alex stopped me, “the owner of the shop
was also a good friend.”
I raised an eyebrow. Alex was getting more
and more mysterious all day. “Fine, then,”
I finally shrugged. I climbed onto my white
horse effortlessly and patted its head.
“Nice horse,” I told the horse gently, “So
beautiful. I’m gonna call you Snow White.”
“Snow White?” Alex laughed.
“What? I like that name, okay?” I pushed
Alex playfully.
Evan climbed onto his horse silently. “We’re
all set, then? Let’s not waste time.” He rode
his horse to the open space again, “Come
on. Let’s reach somewhere safe before
sundown.”
I followed him, along with Alex. I got a
feeling that with these horses, our journey
would become so much easier. NG
“We’re all set, then? Let’s not waste time.”
he rode his horse to the open space again,
“Come on. Let’s reach somewhere safe
before sundown.”
81Vol. 64 | Jun-Jul 2015
82 Vol. 64 | Jun-Jul 2015
SALES OF
THE MONTH
Warung BENDEGADISC 15% Setiap pembelanjaan
BALE UDANG MANG ENGKINGDISC 15%
KASIH IBU GENERAL HOSPITAL DISC 5% Setiap pembelian obat
DISC 10% Untuk kamar dan laboratorium
KRISNA MODA BOUTIQUEDISC 15% Setiap pembelanjaan
BALI NUSA - Traditional Bali HandwovenDISC 10% Pembelian cash/ debit BCA
BALIBEACH GOLFFree only DISC 10% From published rate
Disc invalid package & tournament
ERHACLINICDISC 20% Setiap Peeling Treatment
Berlaku Senin - Jumat
RUMAH SAKIT BALIMEDDISC 10% biaya kamar, DISC 5% biaya obat, DISC 10% total biaya lab & rontgent (khusus
rawat inap)
SILOAM HOSPITALSDISC 20% Pemeriksaan Radiologi ,
DISC 10% Kamar Rawat Inap, Medical Check Up Regular dan Obat
CEMPAKA TEXTILE & BORDIRDISC 10% ALL PRODUCTS
THE ORANGE - BAKERY RESTAURANTDISC 10% F&B ONLY
Untuk minimal belanja Rp. 100.000,-
Warung OLEDISC 15% All items (kecuali rokok)
PRODIA - LABORATORIUM KLINIKDISC 8% Semua permeriksaan
DISC 10% untuk panel check up, panel check up plus
TAMAN AIR SPALOWEST PRICE
BUMBU DESADISC 15% untuk semua jenis makanan dan
minuman
SECTOR - BAR & RESTAURANTDISC 15% From published rates
Invalid for alcohol drink & buffet package
ADIBI SALON & SPADISC 10% Setiap pembelian produk salon & spa
DISC 5% Sulam Alis Eyeliner dan bibir
KAMPOENG VILLADISC 10%
CASHBACK 10% Setelah tamu check out
LLUVIA SPADISC 50% All Treatment
Jam 09.00 - 17.00
KOPI BALI HOUSE DISC UP TO 20%
WARUNG CASA LOCADISC 15% Setiap pembelanjaan min Rp.
100.000,-
BALISTUNGDISC 30% biaya pendidikan bulan pertama
DISC 10% bulan selajutnya
TROPICANA BEAUTY SPA & SALONDISC 50% Massage, reflexology & facial
treatment
RUMAH LULUR BALI TANGIDISC 15% All treatment dan setiap pem-
belanjaan
BabyLandDISC 10% kecuali produk tertentu
BAKSO LAPANGAN TEMBAK SENAYANDISC 10% untuk setiap pembelanjaan
AMARIS HOTEL TEUKU UMAR DENPASARSPECIAL Rate Rp. 325.000,- /room /night
BLACK CANYONDISC 10% F&B All Day Kecuali Merchandise
Minuman Botol dan Kaleng, khusus di outlet Teu-ku Umar, airport dan Discovery Shopping Mall
WARUNG ONGANDISC 10% F&B
XO SUKI & CUISINEDISC 15% untuk menu Suki dan 10% untuk
menu a la carteMinimal belanja Rp. 150.000,-
MIRACLE Aesthetic ClinicDISC 10% All treatment
BALI BAKERYDISC 10% Kecuali merchandise
HOUSE OF DURADISC 30% FACE TREATMENT
DISC 20% Selain face treatment
FIVELEMENTSDISC 30% Beauty Ritual Menu
DISC 10% untuk makanan saja di Sakti Dining Room
CAHYA DEWI SALON, SPA & BRIDALDISC 15% semua produk treatment
TBIDISC 25%
Untuk Biaya Kursus
LARISSA AESTHETIC CENTERDISC 10% Skin rejuvenation
LITAMA JEWELRYDISC 15% untuk berlian ready stock
DISC 40% untuk berlian dengan pesanan
5ASEC TEXTILE EXPERTDISC 20% Setiap Transaksi
BALI BRASCODISC 50% untuk Spa
DISC 30% untuk salon & nailDISC 10% untuk boutique & factory outlet
QUANTUM SARANA MEDIKDISC 10% Untuk medical check up lab
DISC 5% No lab
COCO BISTRODISC 20%
untuk Makanan dan Minuman
83Vol. 64 | Jun-Jul 2015
NEW MELATI - SALON, BRIDALDISC 10% ALL TREATMENT
Invalid promo lainnya
DEZIRE AESTHETIC CLINICDISC 30% untuk semua perawatan
RUMAH SAKIT SURYA HUSADADISC 20% Rawat Inap
DISC 10% Medical Check Up
WARUNG KAYU APIDISC 10% Untuk semua jenis makanan dan
minuman
TIFARA AESTHETIC & WELLNESSDISC 15% untuk semua perawatan kecuali
injection dan pembelian produk
BERRYBIZ HOTELSDISC 50% untuk kamar dan 10% untuk f&b
Tropical An International RestaurantDISC 20% untuk makanan dan minuman
OCEAN SPADISC 20%
untuk treatment
SALON RUDY HADI SUWARNODISC 10%
untuk semua treatment hanya berlaku di Hotel NEO
Nu-Mi Aesthetic & WellnessDISC 20% treatment non-medis & Disc 10% treatment medis kecuali pembelian produk
AROMA FUSION RESTAURANTDISC 20%
untuk makanan dan minuman
FITCLUBDISC 25%
(Single Membership) dan DISC 25% + Free 3 Personal Training Session (Couple Membership)
khusus keanggotaan setahun
AUTO BRIDALDISC 50% Paint Protector & Anti Karat
DISC 20% Cuci Mobil
ELY’S KITCHENDISC 10%
Untuk Makanan dan Minuman
ZUSHIODADISC 10%
untuk menu sushi dan ramen
ULTIMATE NUTRITIONDISC 20% untuk Produk
LESTARI TENUN IKATDISC 10% All Item
OCEAN Asian Cuisine RestaurantDISC 20% untuk makanan dan minuman
TROPIC SPADISC 20% untuk treatment
BALONKUDISC 10% All items
Transaksi min Rp. 500.000,-
D’STAR Bar & RestoDISC 20% F&B
RUTH DESSERTS CAFEDISC 15%
ALL MENUMinimum Transaction Rp. 150.000
RUMAH SEHATDISC 15% Spa,
DISC 10% Skin Care & SalonDISC 5% Resto
LESTARI FIRST LADIES MERUPAKAN
PROGRAM DARI BPR LESTARI YANG
MEMBERIKAN BENEFIT KEPADA NASABAH
LESTARI FIRST, KHUSUSNYA PARA IBU
BERUPA DISCOUNT BELANJA YANG
MENGUNTUNGKAN.
JOIN US TO GET PRIVILEGE!
Nikmati
Semua
Keuntungannya
Bersama Kami
TUNJUKKAN KARTU LESTARI FIRST LADIES
ANDA DAN NIKMATI DISKON
Di Seluruh Merchant Yang telah Bekerja SaMa Dengan kaMi
TANYA LESTARI
(0361) 246 706
CEPAT, BERSAHABAT.
www.bprlestari.com
84 Vol. 64 | Jun-Jul 2015