7
PROFIL WILAYAH KABUPATEN NIAS SELATAN 1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Nias Selatan 1.1. Letak Geografis Wilyah Kabupaten Nias Selatan Kabupaten Nias Selatan secara geografis terletak pada 0° 33’ 25” Lintang Selatan dan 1° 4’ 5” Lintang Utara serta 97° 25’ 59” dan 98° 48’ 29” Bujur Timur, dengan batas-batas administratif sebagai berikut : Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Nias; Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Mandailing Natal dan Pulau Mursala Kabupaten Tapanuli Tengah; Sebelah Selatan : berbatasan dengan pulau-pulau Mentawai Provinsi Sumatera Barat; dan Sebelah Barat : berbatasan dengan Samudera Hindia. Wilayah Kabupaten Nias Selatan berada pada bagian paling selatan di Provinsi Sumatera Utara, meliputi sebagian Pulau Nias dan beberapa pulau di sekitarnya. Kondisi ini di satu sisi berdampak pada iklim serta potensi ekonomi kabupaten dan di sisi lain menjadikan wilayah tersebut mengalami aksesibilitas rendah dari pusat pertumbuhan provinsi. 1.2 Wilayah Kabupaten Nias Selatan Wilayah administrasi Kabupaten Nias Selatan terbagi menjadi 18 kecamatan. Luas wilayah administrasi Kabupaten Nias Selatan (darat dan laut) adalah 1.825,20 km 2 . Luas wilayah Kabupaten Nias Selatan: No. Kecamatan Luas Wilayah (km 2 ) % Terhadap Kecamatan 1 Hibala 54.25 3.44 2 Pulau-Pulau Batu 121.05 6.98 3 Teluk Dalam 490.00 27.54 4 Amandraya 183.10 9.95 5 Lahusa 334.00 10.91 6 Gomo 158.60 19.64 7 Lolomatua 188.60 9.70 8 Lolowau 295.60 11.84

Microsoft Word - Kabupaten Nias Selatan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Microsoft Word - Kabupaten Nias Selatan

Citation preview

Page 1: Microsoft Word - Kabupaten Nias Selatan

PROFIL WILAYAH KABUPATEN NIAS SELATAN

1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Nias Selatan 1.1. Letak Geografis Wilyah Kabupaten Nias Selatan

Kabupaten Nias Selatan secara geografis terletak pada 0° 33’ 25” Lintang

Selatan dan 1° 4’ 5” Lintang Utara serta 97° 25’ 59” dan 98° 48’ 29” Bujur Timur,

dengan batas-batas administratif sebagai berikut :

Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Nias;

Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Mandailing Natal dan Pulau

Mursala Kabupaten Tapanuli Tengah;

Sebelah Selatan : berbatasan dengan pulau-pulau Mentawai Provinsi

Sumatera Barat; dan

Sebelah Barat : berbatasan dengan Samudera Hindia.

Wilayah Kabupaten Nias Selatan berada pada bagian paling selatan di Provinsi Sumatera

Utara, meliputi sebagian Pulau Nias dan beberapa pulau di sekitarnya. Kondisi ini di satu

sisi berdampak pada iklim serta potensi ekonomi kabupaten dan di sisi lain menjadikan

wilayah tersebut mengalami aksesibilitas rendah dari pusat pertumbuhan provinsi.

1.2 Wilayah Kabupaten Nias Selatan

Wilayah administrasi Kabupaten Nias Selatan terbagi menjadi 18 kecamatan.

Luas wilayah administrasi Kabupaten Nias Selatan (darat dan laut) adalah 1.825,20 km2.

Luas wilayah Kabupaten Nias Selatan:

No. Kecamatan Luas Wilayah

(km2)

% Terhadap

Kecamatan

1 Hibala 54.25 3.44

2 Pulau-Pulau Batu 121.05 6.98

3 Teluk Dalam 490.00 27.54

4 Amandraya 183.10 9.95

5 Lahusa 334.00 10.91

6 Gomo 158.60 19.64

7 Lolomatua 188.60 9.70

8 Lolowau 295.60 11.84

Page 2: Microsoft Word - Kabupaten Nias Selatan

T o t a l

Sumber : Kabupaten Dalam Angka Tahun 2009

1.3 Kependudukan Wilayah Kabupaten Nias Selatan

Selama periode 1988

Kabupaten Nias Selatan sebesar 1,8%, dimana angka tersebut lebih tinggi dari laju

pertumbuhan tingkat provinsi yaitu 1,33% pada periode yang sama

pertumbuhan penduduk dilihat per 5 tahun, maka dapat diamati bahwa laju

pertumbuhan rata-rata penduduk sebesar 1,88% (periode 1988

1994-1998), 3,02% (periode 1999

menunjukkan bahwa dari periode 5 tahun pertama sampai periode 5 tahun ketiga laju

pertumbuhan penduduk semakin meningkat, namun pada periode keempat laju

pertumbuhan penduduk langsung menjadi negatif.

Dengan memplot angk

pertumbuhan penduduk kabupaten semakin meningkat dengan pola eksponensial

selama periode 15 tahun pertama. Penurunan laju pertumbuhan pada 5 tahun terakhir,

yaitu pada masa Pasca Bencana Gempa (2005 s/d 2008),

gempa berdampak langsung pada faktor

kelahiran, kematian dan migrasi), yang selanjutnya menyebabkan

pertumbuhan penduduk. Dengan demikian dapat diduga bahwa dalam b

ke depan laju pertumbuhan penduduk masih akan berlangsung dengan laju

pertumbuhan yang rendah. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan dalam melakukan

proyeksi penduduk.

POLA PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN NIAS SELATAN

1,825.20 100.00

Sumber : Kabupaten Dalam Angka Tahun 2009.

Wilayah Kabupaten Nias Selatan

Selama periode 1988-2008, laju pertumbuhan rata-rata penduduk

Kabupaten Nias Selatan sebesar 1,8%, dimana angka tersebut lebih tinggi dari laju

tingkat provinsi yaitu 1,33% pada periode yang sama

pertumbuhan penduduk dilihat per 5 tahun, maka dapat diamati bahwa laju

rata penduduk sebesar 1,88% (periode 1988-1993), 2,48% (periode

1998), 3,02% (periode 1999-2003) dan -0,16 (periode 2004-2008). Hal ini

menunjukkan bahwa dari periode 5 tahun pertama sampai periode 5 tahun ketiga laju

pertumbuhan penduduk semakin meningkat, namun pada periode keempat laju

pertumbuhan penduduk langsung menjadi negatif.

Dengan memplot angka jumlah penduduk dalam grafik,terlihat bahwa

pertumbuhan penduduk kabupaten semakin meningkat dengan pola eksponensial

selama periode 15 tahun pertama. Penurunan laju pertumbuhan pada 5 tahun terakhir,

yaitu pada masa Pasca Bencana Gempa (2005 s/d 2008), menunjukkan bahwa bencana

gempa berdampak langsung pada faktor-faktor pertumbuhan penduduk (seperti tingkat

kelahiran, kematian dan migrasi), yang selanjutnya menyebabkan level baru pada laju

pertumbuhan penduduk. Dengan demikian dapat diduga bahwa dalam beberapa tahun

ke depan laju pertumbuhan penduduk masih akan berlangsung dengan laju

Hal ini menjadi salah satu pertimbangan dalam melakukan

POLA PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN NIAS SELATAN

rata penduduk

Kabupaten Nias Selatan sebesar 1,8%, dimana angka tersebut lebih tinggi dari laju

tingkat provinsi yaitu 1,33% pada periode yang sama.Bila laju

pertumbuhan penduduk dilihat per 5 tahun, maka dapat diamati bahwa laju

1993), 2,48% (periode

2008). Hal ini

menunjukkan bahwa dari periode 5 tahun pertama sampai periode 5 tahun ketiga laju

pertumbuhan penduduk semakin meningkat, namun pada periode keempat laju

terlihat bahwa

pertumbuhan penduduk kabupaten semakin meningkat dengan pola eksponensial

selama periode 15 tahun pertama. Penurunan laju pertumbuhan pada 5 tahun terakhir,

menunjukkan bahwa bencana

faktor pertumbuhan penduduk (seperti tingkat

baru pada laju

eberapa tahun

ke depan laju pertumbuhan penduduk masih akan berlangsung dengan laju

Hal ini menjadi salah satu pertimbangan dalam melakukan

POLA PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN NIAS SELATAN

Page 3: Microsoft Word - Kabupaten Nias Selatan

1.3.1 Persebaran Dan Kepadatan Penduduk

Pola persebaran penduduk merupakan salah satu elemen yang menunjukkan struktur

spasial suatu wilayah. Struktur tersebut pada gilirannya mencerminkan pola

perkembangan dan potensi/permasalahan wilayah.

Pola persebaran penduduk Kabupaten Nias Selatan diidentifikasi dengan pendekatan

stadia perkembangan penduduk dalam 3 tahun berbeda.Metode ini dimulai dengan

mentabulasi data kepadatan penduduk per kecamatan, lalu membagi tingkat kepadatan

penduduk dalam 3 kategori (Tinggi, Sedang dan Rendah).

1.3.2 Struktur Dan Karakteristik Penduduk

a) Struktur Mata Pencaharian

Struktur mata pencaharian penduduk Kab. Nias Selatan dapat diidentifikasi dari data

Sakernas yang diterbitkan oleh BPS. Berdasarkan data tersebut, dapat diidentifikasi

bahwa sebagian besar (87,3%) penduduk menggantungkan mata pencaharian pada

sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Adapun penduduk yang memiliki mata

pencaharian pada sektor pertambangan, utilitas dan konstruksi sebesar 4,9%, sektor

jasa kemasyarakatan sebesar 3,7% sektor perdagangan, rumah makan dan hotel

sebesar 3,2% dan sektor industri hanya sebesar 0,87%

Kondisi ini menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan tempat dimana sebagian

besar penduduk menggantungkan penghidupannya. Kondisi ini sejalan dengan hasil

pengamatan langsung dimana penduduk pada umumnya bekerja sebagai petani (kecuali

di Kec. Pulau Pulau Batu dan Hibala), baik dengan pola menetap maupun berpindah.

Dalam waktu mendatang dibutuhkan kebijakan dan strategi pengembangan sektor

pertanian dan alokasi lahan (spasial) yang dapat mengakomodasi kebijakan tersebut.

1.4 Potensi Sumber Daya Alam

Produktivitas Pertanian

Produktivitas tanaman pangan dan tanaman perkebunan di Kabupaten Nias

umumnya rendah jika dibandingkan dengan daerah lain di provinsi Sumatera

Utara karena sebagian besar petani masih berorientasi pada kegiatan subsisten.

Kendala utama dalam produktivitas tanaman mencakup pemakaian bibit

Page 4: Microsoft Word - Kabupaten Nias Selatan

berkualitas rendah, tidak/sedikit menggunakan pupuk, praktik agronomi masih

buruk, lemahnya program penyuluhan, tidak adanya pengendalian hama dan

penyakit serta kurangnya keterampilan dan pengetahuan dalam tekhnologi yang

lebih baik. Selain daripada itu, akses ke pasar yang tidak memadai dan

terbatasnya atau tidak adanya fasilitas pengolahan di daerah telah menekan

harga di tingkat petani serta minimnya insentif bagi petani untuk melakukan

investasi berupa input dan mekanisasi pertanian modern.

Tanaman dan Ternak

Pertanian merupakan sektor yang paling dominan dalam perekonomian

Kabupaten Nias Selatan. Sub-sektor tanaman perkebunan memegang peranan

paling penting dari sisi nilai produksi (17,9%), diikuti oleh tanaman pangan

(10,9%), perikanan (9%), kehutanan (5%)dan peternakan (3,5%).

Tanaman Perkebunan

Perkebunan (seluruhnya perkebunan rakyat) terdapat di seluruh wilayah

Kabupaten Nias Selatan. Perkebunan berkembang pesat melebihi skala

perkembangan pertanian padi karena hasil tanaman perkebunan lebih tinggi

daripada padi apalagi tanaman perkebunan memerlukan lebih sedikit tenaga

kerja dan input pertanian dan sebanyak 85 persen tanaman perkebunan

umumnya dikembangkan pada lahan yang memang tidak sesuai untuk tanaman

pangan. Sebagian besar perkebunan dimiliki oleh petani kecil dan diperkirakan

bahwa terdapat sekitar 17.450 petani terkait dalam produksi perkebunan rakyat

yang terdiri dari 80 persen berupa kebun kelapa, 16persen karet dan sisanya

terutama kakao, kopi dan cengkeh (data 2005).

1.5 Perekonomian Wilayah Nias Selatan

1.5.1 Nilai PDRB

Nilai PDRB merupakan hasil penjumlahan secara

agregat seluruh nilai tambah bruto kegiatan

ekonomi/lapangan usaha suatu wilayah. Dengan

Page 5: Microsoft Word - Kabupaten Nias Selatan

demikian PDRB merupakan indikator yang dapat digunakan untuk melihat

perkembangan perekonomian di suatu daerah. Nilai PDRB Kab. Nias Selatan

diidentifikasi dari laporan Nias Selatan Dalam Angka Tahun 2008, dimana nilai

PDRB terakhir yang diterbitkan adalah PDRB Tahun 2007.

Sesuai dengan sumber tersebut, nilai PDRB Kab. Nias Selatan sebesar 1,89 triliun

rupiah pada Tahun 2007 (harga berlaku). Nilai PDRB tersebut setara dengan 0,88% dari

nilai PDRB Provinsi Sumatera Utara (sebesar 213,9 triliun rupiah), dan menempatkan

nilai PDRB Kab. Nias Selatan pada urutan ke-9 terendah dari 28 kab/kota di Provinsi

Sumatera Utara. Nilai PDRB Kabupaten Nias Selatan menunjukkan bahwa kabupaten

tersebut menghasilkan output ekonomi yang relatif rendah dibandingkan kabupaten

sekitarnya, dimana hal ini mengindikasikan masih rendahnya produktivitas ekonomi

kabupaten.

1.5.2 Struktur Ekonomi

Struktur ekonomi mencerminkan peran sektor-sektor perekonomian suatu

daerah, dimana peran tersebut mencerminkan kekuatan ekonomi daerah. Struktur

ekonomi Kab. Nias Selatan diidentifikasi dari data PDRB Tahun 2007, yang menunjukkan

bahwa sektor utama yang menopang perekonomian kabupaten adalah pertanian,

dengan kontribusi sebesar 42,8%. Sektor kedua terbesar adalah sektor perdagangan,

hotel dan restoran dengan kontribusi sebesar 20%, diikuti oleh sektor bangunan dengan

kontribusi sebesar 10,9%.Struktur ekonomi Kab. Nias Selatan menunjukkan bahwa

sektor pertanian merupakan sektor dominan yang membentuk hampir separuh dari total

PDRB kabupaten. Sektor ini juga menjadi sumber mata pencaharian sebagian besar

(87%) penduduk.

DISTRIBUSI PDRB MENURUT SEKTOR TAHUN 2008

No. Sektor / Sub Sektor PDRB

Nilai (Rp juta) %

1 Pertanian 815,656.36 43.07

- Tanaman Pangan 226,442.77 11.96

- Tanaman Perkebunan 317,383.98 16.76

- Peternakan 58,250.80 3.08

Page 6: Microsoft Word - Kabupaten Nias Selatan

- Kehutanan 93,284.04 4.93

- Perikanan 120,294.77 6.35

2 Pertambangan 60,333.01 3.19

3 Industri Pengolahan 37,168.55 1.96

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 6,790.03 0.36

5 Bangunan 217,653.20 11.49

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 364,862.06 19.27

- Perdagangan Besar dan Eceran 351,612.47 18.57

- Hotel 5,946.45 0.31

- Restoran 7,303.14 0.39

7 Pengangkutan dan Komunikasi 131,681.00 6.95

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Prshn 96,835.87 5.11

9 Jasa-Jasa 162,663.28 8.59

- Pemerintahan 122,725.50 6.48

- Swasta 39,937.78 2.11

T o t a l 1,893,643.36 100.00

2. ISU - ISU STRATEGIS

Beberapa isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Nias Selatan sehingga

diharapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Labuhanbatu dapat

menjawab tantangan pembangunan dan pengembangan Kabupaten Nias Selatan

20 tahun yang akan datang.

Berikut ini isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Labuhanbatu :

a. Pemekaran kabupaten sehingga mengubah karakteristik potensi Kabupaten

yang sebelumnya berorientasi pertanian dan perkebunan menjadi

perkotaan,

b. Memiliki posisi strategis baik dalam konstelasi regional maupun dalam

jaringan regional seperti jaringan transportasi darat (jalan negara, kereta

api), pelabuhan laut dan bandara,

Page 7: Microsoft Word - Kabupaten Nias Selatan

c. Adanya lahan cadangan ex lahan perkebunan (HGU) yang dapat

dimanfaatkan dimasa yang akan datang,

d. Merupakan inlet dan outlet bagi pergerakan barang dan orang bagi wilayah

timur-utara Provinsi Sumatera Utara (hinterland Labuhanbatu) dan Provinsi

Riau,

e. Adanya rencana pengembangan jaringan jalan susur pantai timur Pulau

Sumatera yang melintasi Kabupaten Labuhanbatu khususnya di bagian

Utara,

f. Perlunya penguatan sentra perkotaan sebagai competitive adventage bagi

daerah sekitarnya (dari comparative adventages menjadi competitive

adventages),

g. Masih adanya wilayah / desa yang belum terlayani jaringan listrik dan

telekomunikasi,

Dari Isu tersebut hal ini memberikan implikasi :

v Perlunya penguatan kegiatan perkotaan,

v Perlunya peningkatan dan pengembangan pelayanan transportasi baik

darat, laut maupun udara,

v Perlu membuka linkage antar sentra perkotaan maupun dengan

perdesaan.