164
PENGARUH MOTIVASI AKADEMIK, GAYA BELAJAR DAN PENYESUAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA TAHUN PERTAMA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.) Oleh Milcham Chairun Syah (107070001571) FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/ 2014 M

Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

  • Upload
    vodiep

  • View
    236

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

PENGARUH MOTIVASI AKADEMIK, GAYA BELAJAR DAN

PENYESUAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI TERHADAP

PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

Oleh

Milcham Chairun Syah

(107070001571)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/ 2014 M

Page 2: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),
Page 3: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),
Page 4: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),
Page 5: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

v

MOTTO & PERSEMBAHAN

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula

kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang

paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang

beriman. (Q.S. Al-Imran: 139)

there's nothing you can do that can't be done..... (John Lennon)

“Kawula mung saderma, mobah-mosik kersaning Hyang sukmo” (Kata Mutiara Jawa)

Berpikir positif pada diri sendiri, percaya bahwa kemampuan anda

melebihi apa yang anda pikirkan (Milcham Chairun Syah)

SKRIPSI INI KU PERSEMBAHKAN UNTUK

AYAHANDA dan BUNDA TERCINTA

FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PARA DOSEN dan MAHASISWA

Page 6: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

B) Agustus 2014

C) Milcham Chairun Syah

D) xiv + 132 halaman + lampiran

E) Pengaruh Motivasi Akademik, Gaya Belajar dan Penyesuaian Diri Di

Perguruan Tinggi terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Tahun Pertama.

F) Keberhasilan mahasiswa dapat dilihat dari kinerja pada awal semester,

dengan prestasi yang baik pada awal semester akan mencegah mahasiswa

untuk dropout. Prestasi akademik yang baik pada awal perkuliahan sangat

penting untuk motivasi berkelanjutan sampai mereka lulus. Faktor yang

mempengaruhi prestasi akademik, diantaranya motivasi akademik, gaya

belajar dan penyesuaian diri di perguruan tinggi. Motivasi akademik terdiri

dari tiga dimensi, yaitu extrinsic motivation, intrinsic motivation dan

amotivation. Gaya belajar terdiri dari enam jenis, yakni independent,

avoidant, collaborative, dependent, competitive dan participant.

Penyesuaian diri di perguruan tinggi terdiri dari empat dimensi, yaitu

academic adjustment, social adjustment, personal-emotional adjustment

dan goal-commitment institutional attachment.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh motivasi akademik, gaya

belajar dan penyesuaian diri di perguruan tinggi terhadap prestasi

akademik mahasiswa tahun pertama. Penelitian ini melibatkan 149

mahasiswa. Teknik pengambilan sampelnya adalah total sampling. Alat

pengumpulan data untuk prestasi akademik memakai nilai IP (Indeks

prestasi). Kemudian Instrumennya, menggunakan academic motivation

scale dari Vallerand (dalam Areepattamannil, 2011) untuk mengukur

motivasi akademik yang mengacu teori Deci dan Ryan (dalam Ayub,

2010), lalu The Grasha-Riechmann Student Learning Style Scales dari

Grasha dan Riechmann (1996) untuk mengukur gaya belajar, dan The

Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ) dari Baker dan

Siryk (1989) untuk mengukur penyesuaian diri di perguruan tinggi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis mayor penelitian

diterima dengan total sumbangan varians sebesar 20.1%, artinya motivasi

akademik, gaya belajar dan penyesuaian diri di perguruan tinggi signifikan

mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa tahun pertama. Kemudian

pada hipotesis minor, ada dua dimensi yang signifikan mempengaruhi

prestasi akademik, yaitu intrinsic motivation dan social adjustment.

Untuk penelitian selanjutnya, peneliti memberikan saran agar

mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi

akademik, seperti kecerdasan emosi, kepribadian, minat terhadap

lingkungan belajar, self-regulated learning dan inteligensi.

G) Bahan bacaan: 37; buku: 6 + jurnal: 27 + tesis: 2 + disertasi: 2

Page 7: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Alhamdulillah, segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah

SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada

Nabi Muhammad SAW, beserta para sahabat, keluarga, para pengikutnya, dan

para penerus perjuangan beliau hingga akhir zaman.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini tentunya peneliti dibantu oleh berbagai pihak

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, peneliti

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag., M.Si., Dekan Fakultas Psikologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.

2. Ibu Yufi Andriani, M.Psi., Pembimbing Akademik yang telah memberikan

pengarahan dan perhatian sampai penulis menyelesaikan studi di Fakultas

Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Bambang Suryadi, Ph.D., Dosen pembimbing I skripsi yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing dari awal, memberikan ilmu

dan nasihat serta mengarahkan peneliti, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Page 8: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

viii

4. Ibu Mulia Sari Dewi, S.Psi., M.Si., Psi., Dosen pembimbing II skripsi

yang sudah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya dengan penuh

kesabaran memberikan bimbingan, petunjuk, arahan, saran, dan nasihat

kepada peneliti dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staf Fakutas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah banyak membantu penulis dalam menjalani perkuliahan dan

menyelesaikan skripsi ini.

6. Kedua orang tua peneliti, Bapak Muhadzab dan Ibu Umroh yang tidak

hentinya memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doa-doa

yang dipanjatkan agar peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

Bulek Atik dan Om Pangestu, Bude Unsiyatun dan Pakde Mustaqim, Juga

kepada saudara kandung peneliti (Mujib Hardiyan Syah) dan sepupu

peneliti: Mbak Yus, Mas Rizal, Mbak Mila dan Mas Andy. Terima kasih

atas perhatian dan semangatnya karena kalianlah yang membuat peneliti

bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Cahya Arini, yang tidak bosan-bosannya mengingatkan dan memberikan

semangat kepada peneliti, terima kasih untuk do’a, dukungan, motivasi,

kesetiaan yang tulus dan kesabarannya dalam mendampingi peneliti serta

mau meluangkan waktunya untuk mendengarkan semua keluh kesah

peneliti, sehingga skripsi ini selesai.

8. Para mahasiswa psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2013

yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner penelitian.

Terima kasih yang tak terhingga peneliti ucapkan. Semoga ketulusan dan

Page 9: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

ix

kejujuran dalam mengisi kuesioner, bermanfaat untuk perkembangan

pengetahuan.

9. Teman-teman seperjuangan di psikologi (Rizky, Nobel, Yono, Nelan,

Bahtiar, Ridwan, Januar, Hasnan, Diki, Feri, Dyah, Shinta, Safira, Amal,

Athun, Dewi, Ummi, Laras, Fatimah, Rika, Nina, Nia, Kiki) dan seluruh

teman-teman angkatan 2007 khususnya kelas A yang mengiringi serta

membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Teman-teman Musik

(Adri, Anhari, Mas Putro, Bang Yeye, Bang Randy, Ade, Ipank, Bunda

Ririn, Tio, Aldi, Agung, Kak Dika, Azis, Roy, Wira, Fuad, Gugun, Utam,

Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki), Kemudian teman-

teman Fighter (Muaz, Khalil, Serdo, Detri, Novri) yang kompak sampai

saat ini dan saling berbagi ilmu serta pengalaman.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini ada dari segala

keterbatasan dan jauh dari sempurna. Akhir kata peneliti berharap agar

skripsi ini dapat bermanfaat .

Jakarta, Agustus 2014

Peneliti

Milcham Chairun Syah

Page 10: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG MUNAQASAH………………………..iii PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................................. 8

1.2.1.Pembatasan Masalah .................................................................. 8

1.2.2. Perumusan Masalah .................................................................. 9

1.2.2.1. Perumusan Masalah Mayor ......................................... 9

1.2.2.2. Perumusan Masalah Minor ........................................ 10

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 12

1.3.1. Tujuan Penelitian .................................................................... 12

1.3.1.1. Tujuan Penelitian Mayor ........................................... 12

1.3.1.2. Tujuan Penelitian Minor ............................................ 12

1.3.2. Manfaat Penelitian .................................................................. 14

1.4. Sistematika Penulisan ........................................................................ 15

BAB 2. LANDASAN TEORI

2.1. Prestasi Akademik ............................................................................. 17

2.1.1. Definisi Prestasi Akademik ..................................................... 17

2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik .......... 18

2.1.3. Dimensi-dimensi Prestasi Akademik ...................................... 23

2.1.4. Pengukuran Prestasi Akademik............................................... 26

2.2. Motivasi Akademik ........................................................................... 26

2.2.1. Definisi Motivasi Akademik ................................................... 26

2.2.2. Teori Motivasi Akademik ....................................................... 27

2.2.3. Dimensi-dimensi Motivasi Akademik .................................... 30

2.2.4. Pengukuran Motivasi Akademik ............................................. 33

2.3. Gaya Belajar ...................................................................................... 35

2.3.1. Definisi Gaya Belajar .............................................................. 35

2.3.2. Jenis-jenis Gaya Belajar .......................................................... 36

2.3.3. Pengukuran Gaya Belajar ........................................................ 40

2.4. Penyesuaian Diri Di Perguruan Tinggi .............................................. 42

2.4.1. Definisi Penyesuaian Diri Di Perguruan Tinggi ..................... 42

Page 11: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

xi

2.4.2. Teori Penyesuaian Diri Di Perguruan Tinggi.......................... 43

2.4.3. Dimensi-dimensi Penyesuaian Diri Di Perguruan Tinggi ....... 45

2.4.4. Pengukuran Penyesuaian Diri Di Perguruan Tinggi ............... 46

2.5. Kerangka Berpikir ............................................................................. 47

2.6. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 53

2.6.1. Hipotesis Mayor ...................................................................... 53

2.6.2. Hipotesis Minor ....................................................................... 54

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ........................ 56

3.1.1. Populasi Penelitian .................................................................. 56

3.1.2. Sampel Penelitian .................................................................... 56

3.1.3. Teknik Pengambilan Sampel................................................... 56

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ..................... 57

3.2.1. Variabel Penelitian .................................................................. 57

3.2.2. Definisi Operasional Variabel ................................................. 57

3.3. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................... 59

3.3.1. Skala Motivasi Akademik ....................................................... 60

3.3.2. Skala Gaya Belajar .................................................................. 63

3.3.3. Skala Penyesuaian Diri Di Perguruan Tinggi ......................... 64

3.4.UJi Validitas Konstruk ....................................................................... 67

3.4.1. Uji Validitas Konstruk Motivasi Akademik ........................... 69

3.4.2. Uji Validitas Konstruk Gaya Belajar ...................................... 76

3.4.3. Uji Validitas Konstruk Penyesuaian Diri Perguruan Tinggi ... 92

3.5. Teknik Analisis Data ....................................................................... 103

3.6. Prosedur Penelitian .......................................................................... 105

BAB 4. HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Subjek Penelitian ........................................................... 107

4.2. Analisis Deskriptif ........................................................................... 107

4.3. Kategorisasi Hasil Penelitian ........................................................... 110

4.4. Hasil Uji Hipotesis........................................................................... 114

4.4.1. Uji Regresi Berganda ............................................................ 114

4.4.2. Pengujian Proporsi Varians Masing-masing Variabel

Independen ............................................................................ 120

BAB 5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 124

5.2. Diskusi ............................................................................................. 124

5.3. Saran ................................................................................................ 131

5.3.1. Saran Teoritis ........................................................................ 131

5.3.2. Saran Praktis ......................................................................... 132

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 133

LAMPIRAN

Page 12: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Self-Determination Theory.................................................... 28

Tabel 3.1 Skoring Model Skala Likert.................................................. 60

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data.................................................... 60

Tabel 3.3 Blue Print Academic Motivation Scale (AMS) .................... 62

Tabel 3.4 Blue Print The Grasha-Riechmann Student Learning Style

Scales (GRSLSS)..................................................................

64

Tabel 3.5 Blue Print The Student Adaptation to College

Questionnaire (SACQ).........................................................

66

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Extrinsic Motivation............................. 70

Tabel 3.7 Matriks Korelasi Kesalahan Pengukuran dari Item

Extrinsic Motivation..............................................................

71

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Intrinsic Motivation.............................. 73

Tabel 3.9 Matriks Korelasi Kesalahan Pengukuran dari Item

Intrinsic Motivation...............................................................

74

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Amotivation.......................................... 75

Tabel 3.11 Matriks Korelasi Kesalahan Pengukuran dari Item

Amotivation...........................................................................

76

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Independent.......................................... 78

Tabel 3.13 Matriks Korelasi Kesalahan Pengukuran dari Item

Independent...........................................................................

78

Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Avoidant............................................... 80

Tabel 3.15 Matriks Korelasi Kesalahan Pengukuran dari Item

Avoidant................................................................................

81

Tabel 3.16 Muatan Faktor Item Collaborative....................................... 83

Tabel 3.17 Matriks Korelasi Kesalahan Pengukuran dari Item

Collaborative.........................................................................

83

Tabel 3.18 Muatan Faktor Item Dependent............................................. 85

Tabel 3.19 Matriks Korelasi Kesalahan Pengukuran dari Item

Collaborative.........................................................................

86

Tabel 3.20 Muatan Faktor Item Competitive........................................... 88

Tabel 3.21 Matriks Korelasi Kesalahan Pengukuran dari Item

Competitive............................................................................

89

Tabel 3.22 Muatan Faktor Item Participant............................................ 91

Tabel 3.23 Matriks Korelasi Kesalahan Pengukuran dari Item

Participant.............................................................................

91

Tabel 3.24 Muatan Faktor Item Academic Adjustment........................... 93

Tabel 3.25 Matriks Korelasi Kesalahan Pengukuran dari Item

Academic Adjustment ...........................................................

94

Tabel 3.26 Muatan Faktor Item Social Adjustment................................. 96

Tabel 3.27 Matriks Korelasi Kesalahan Pengukuran dari Item Social

Adjustment ............................................................................

97

Page 13: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

xiii

Tabel 3.28 Muatan Faktor Item Personal-Emotional

Adjustment.............................................................................

99

Tabel 3.29 Matriks Korelasi Kesalahan Pengukuran dari Item

Personal-Emotional Adjustment...........................................

100

Tabel 3.30 Muatan Faktor Item Goal-Commitment Institutional

Attachment............................................................................

102

Tabel 3.31 Matriks Korelasi Kesalahan Pengukuran dari Item Goal-

Commitment Institutional Attachment..................................

102

Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden.............................................. 107

Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian................................. 108

Tabel 4.3 Norma Skor Variabel............................................................ 110

Tabel 4.4 Kategorisasi Prestasi Akademik............................................ 110

Tabel 4.5 Kategorisasi Dimensi Academic Adjustment......................... 111

Tabel 4.6 Kategorisasi Dimensi Social Adjustment ……...................... 111

Tabel 4.7 Kategorisasi Dimensi Personal-Emotional Adjustment ...... 112

Tabel 4.8 Kategorisasi Dimensi Goal-Commitment Institutional

Attachment.............................................................................

112

Tabel 4.9 Kategorisasi Variabel Motivasi Akademik........................... 113

Tabel 4.10 Kategorisasi Variabel Gaya Belajar...................................... 113

Tabel 4.11 R square............................................................................... 114

Tabel 4.12 Anova ................................................................................... 115

Tabel 4.13 Koefisien Regresi ................................................................. 116

Tabel 4.14 Perhitungan Proporsi Varians Prestasi Akademik ............... 121

Page 14: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir................................................ 52

Gambar 3.1 Analisis Faktor Konfirmatorik dari Dimensi Extrinsic

Motivation...................................................................

69

Gambar 3.2 Analisis Faktor Konfirmatorik dari Dimensi Intrinsic

Motivation...................................................................

72

Gambar 3.3 Analisis Faktor Konfirmatorik dari Dimensi

Amotivation...................................................................

75

Gambar 3.4 Analisis Faktor Konfirmatorik dari Jenis

Independent...................................................................

77

Gambar 3.5 Analisis Faktor Konfirmatorik dari Jenis

Avoidant......................................................................

79

Gambar 3.6 Analisis Faktor Konfirmatorik dari Jenis

Collaborative...................................................................

82

Gambar 3.7 Analisis Faktor Konfirmatorik dari Jenis

Dependent...................................................................

84

Gambar 3.8 Analisis Faktor Konfirmatorik dari Jenis

Competitive...................................................................

87

Gambar 3.9 Analisis Faktor Konfirmatorik dari Jenis

Participant...................................................................

90

Gambar 3.10 Analisis Faktor Konfirmatorik dari Dimensi Academic

Adjustment...................................................................

92

Gambar 3.11 Analisis Faktor Konfirmatorik dari Dimensi Social

Adjustment...................................................................

95

Gambar 3.12 Analisis Faktor Konfirmatorik dari Dimensi Personal-

Emotional Adjustment......................................................

98

Gambar 3.13 Analisis Faktor Konfirmatorik dari Dimensi Goal-

Commitment Institutional Attachment.............................

101

Page 15: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan manusia, prestasi merupakan hal yang ingin dimiliki setiap

individu. Prestasi dapat diraih dengan dua hal, yakni prestasi dalam pekerjaan dan

prestasi dalam pendidikan atau akademiknya. Menurut Choy (dalam Kuh, Kinzie,

Buckley, Bridges & Hayek, 2006) salah satu yang membuat seseorang sukses

dalam bidang akademiknya yaitu dengan melihat seberapa besar tingkat

ketertarikan individu terhadap lingkungan tempat belajarnya.

Kuh, Kinzie, Buckley, Bridges dan Hayek (2006) menyebutkan bahwa

keberhasilan akademik dapat dijadikan ukuran atau patokan dari prestasi

akademik yang diraih. Adapun yang dijadikan ukuran keberhasilan akademik

mahasiswa seperti nilai standar ujian masuk perguruan tinggi, nilai ujian semester

dan terdapat beberapa faktor lain yang mengukur aspek kesuksesan dalam belajar,

seperti pengalaman bersekolah sebelumnya, perasaan nyaman, serta keyakinan

akan lingkungan belajar. Astin (dalam Kuh, et.al., 2006) menyebutkan perasaan

nyaman atau kepuasan saat belajar di perguruan tinggi dapat menghasilkan nilai

yang sedang. Pascarella dan Terenzini (dalam Kuh, et.al., 2006) menyimpulkan

nilai yang bagus pada tahun pertama perkuliahan sangat penting untuk

keberhasilan akademik selanjutnya dan menyelesaikan gelar akademik. Prestasi

akademik yang kuat, tampaknya mengurangi kemungkinan siswa berhenti dan

meningkatkan kemungkinan tepat waktu dalam menyelesaikan gelar akademik.

Page 16: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

2

Secara umum, prestasi akademik yang baik dapat diperoleh dengan belajar

sungguh-sungguh, kerja keras, memiliki motivasi untuk berprestasi, kemampuan

dalam memahami pelajaran, kepribadian yang baik, dan tersedianya fasilitas yang

mendukung. Menurut Warsito (2009) dalam penelitiannya, seseorang yang dapat

melakukan penyesuaian akademik dengan baik atau dapat memenuhi persyaratan

akademiknya dikampus dengan baik, maka mahasiswa tersebut akan dapat

mencapai prestasi akademik yang tinggi.

Akan tetapi pencapaian dalam meraih prestasi di tingkat jenjang

universitas bukan sesuatu yang mudah untuk diraih. Persaingan dalam dunia

kampus semakin ketat, mulai dari seleksi masuk perguruan tinggi, kapasitas mata

kuliah, sampai kepada kebijakan-kebijakan akademik yang dibuat oleh

universitas. Apalagi dengan mahasiswa tahun pertama di perguruan tinggi yang

terkait dengan berbagai perubahan dalam kehidupannya, seperti yang dialami oleh

mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi UIN Jakarta. Selain lingkungan

sosial mereka, mahasiswa juga dihadapkan dengan perubahan dalam situasi

prestasi bersaing mereka, misalnya peningkatan tingkat kesulitan beradaptasi di

lingkungan baru, tuntutan yang lebih tinggi berkaitan dengan pembelajaran

mandiri, serta transisi ke jenis kelompok sosial berbeda dibandingkan dengan

lingkungan di sekolah menengah (Pillay, Ngcobo, Schiefele, Streblow,

Ermgassen, Moschner dalam Dresel & Grassinger, 2013).

Berkaitan dengan masalah prestasi akademik di atas, menurut Tinto (dalam

Olani, 2009) tahun pertama menjalani perkuliahan adalah periode transisi kritis,

karena masa tersebut adalah waktunya mahasiswa untuk meletakkan dasar atau

Page 17: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

3

pondasi yang selanjutnya akan mempengaruhi keberhasilan akademik. Awal

sebagai mahasiswa diperguruan tinggi akan menghadapi banyak transisi selama

semester pertama perkuliahan. Banyak penyesuaian yang harus dilakukan untuk

berhasil dalam lingkungan kampus. Mahasiswa yang tidak mampu membuat

penyesuaian ini dapat mengalami drop out (Alexander, Woosley, Truell & Zhao,

2010). Oleh sebab itu, IPK (indeks prestasi kumulatif) diawal perkuliahan dan

penyesuaian akademik yang baik sangat menentukan keberhasilan akademik di

semester selanjutnya.

Sejalan dengan penelitian beberapa tokoh di atas, Menurut Baker, Jay,

D'Augelli, Urani, Miller, Johnson dan Petzel (dalam Fowler, 2010) Awal periode

baru dalam kehidupan seseorang sebagai mahasiswa tahun pertama adalah masa

transisi. Untuk beberapa orang, mungkin mencakup banyak perubahan kehidupan

yang penuh dengan stres. Selama perubahan, individu diharapkan dapat

beradaptasi dengan banyak hubungan interpersonal, akademik, dan tuntutan

sosial.

Fowler (2010) dalam disertasinya, menemukan bahwa hal-hal yang dapat

menyebabkan stres secara umum bagi mahasiswa, yakni pindah ke kota baru,

meninggalkan rumah dan lingkungan keluarga, menjalani kehidupan yang

mandiri, membentuk hubungan baru, menghadapi masalah dalam diri sendiri,

menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang baru, berurusan dengan ujian

semester, berbicara di depan umum, dan mencari pekerjaan. Hal-hal yang telah

disebutkan, membuat mahasiswa tingkat satu dapat mengalami kesulitan dalam

Page 18: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

4

menjalani perkuliahan serta meraih prestasi akademiknya. Dengan demikian,

pencapaian dalam meraih prestasi akademik di tingkat universitas tidak mudah.

Dengan melihat fenomena-fenomena sulitnya pencapaian prestasi

akademik di atas, perlu kita ketahui faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung

pencapaian prestasi akademik. Menurut penelitian beberapa tokoh, ada beberapa

faktor yang dapat mendukung pencapaian prestasi akademik yang baik, yakni

motivasi akademik (Deci & Ryan dalam Ayub, 2010), gaya belajar (Kolb dalam

Cox, 2013 ; Grassa & Riechmann dalam Uzuntiryaki, 2007) dan penyesuaian diri

di perguruan tinggi (Baker & Siryk dalam Fowler, 2010).

Diawali dengan penelitian yang dilakukan oleh Turner, Chandler dan

Heffer (2009), menunjukkan bahwa motivasi akademik mempengaruhi kinerja

akademik, terutama motivasi intrinsik. Dalam hal ini, kinerja adalah hasil belajar

mahasiswa atau indeks prestasi kumulatif mahasiswa. Penelitian Turner, et.al.

diperkuat oleh penelitian Ayub (2010) yang mengemukakan bahwa motivasi

akademik berpengaruh positif terhadap prestasi akademik, terutama pada dimensi

motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Temuan dari Ayub menggambarkan

bahwa motivasi dapat meningkatkan kinerja akademik. Dengan demikian,

motivasi akademik ekstrinsik dan intrinsik merupakan pendorong bagi mahasiswa

dalam meraih prestasi akademik yang baik.

Selain motivasi akademik, faktor lain yang juga berpengaruh, yaitu gaya

belajar. Zin, Zaman dan Noah (dalam Damavandi, Mahyuddin, Elias, Daud &

Shabani, 2011) menerangkan bahwa ada perbedaan individu dalam gaya belajar.

Mengadaptasi bahan-bahan akademik untuk perbedaan individu itu akan

Page 19: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

5

memfasilitasi proses dalam belajar dan membantu meningkatkan manfaat dari

belajar itu, terutama untuk individu yang prestasinya rendah dan sedang. Oleh

karena itu, pemahaman gaya belajar mahasiswa dan dampaknya terhadap prestasi

akademik adalah penting bagi pengajar untuk langkah awal dalam memastikan

mahasiswa berprestasi.

Dalam penelitian dari Damavandi, et.al. (2011) memaparkan bahwa

dampak gaya belajar pada prestasi akademik siswa sekolah menengah di Iran.

Alireza menggunakan alat ukur learning style model Kolb yang diberikan di

delapan sekolah umum di Teheran. Rata-rata hasil skor tes lima mata pelajaran,

yaitu bahasa Inggris, ilmu pengetahuan, matematika, sejarah dan geografi,

dihitung untuk setiap siswa dan digunakan sebagai ukuran prestasi akademik.

Sebanyak 285 siswa kelas 10 dipilih secara acak sebagai sampel dari penelitian

ini. Hasil menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan secara statistik

dalam pencapaian akademis siswa Iran, ternyata sesuai dengan empat gaya belajar

yaitu akomodasi, asimilasi, divergen, dan konvergen.

Penelitian Damavandi, et.al. di atas, juga didukung oleh penelitian Cox

(2013) yang menggambarkan hubungan antara gaya belajar siswa dan prestasi

akademik pada penyelesaian semester pertama ditahun pertama mereka. Sebagian

besar siswa (69,2%) diidentifikasi sebagai accommodators dan divergers.

Sedangkan 36% dari siswa dinilai sebagai Accommodators dalam gaya belajar

mereka. 32% dari siswa dinilai sebagai divergers dalam gaya belajar mereka.

Kemudian convergers (14,9%) dan assimilators (15,9%) menduduki peringkat

terendah dengan 1% perbedaan antara dua kelompok.

Page 20: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

6

Penelitian gaya belajar dengan model lain yang dilakukan oleh

Uzuntiryaki (2007) mendapatkan hasil bahwa adanya pengaruh yang signifikan

terhadap prestasi akademik. Ia menggunakan model Grasha and Riechmann

student learning style. Hasil temuan tersebut sekaligus menguatkan pernyataan

bahwa gaya belajar dapat berpengaruh terhadap keberhasilan akademik. Penelitian

gaya belajar yang terakhir dari Komarraju, Karau, Schmeck dan Avdic (2011)

menjelaskan bahwa gaya belajar memainkan peran penting dalam mempengaruhi

prestasi akademik. Oleh karena itu, gaya belajar merupakan faktor penting dalam

menunjang nilai-nilai hasil belajar mahasiswa, terutama indeks prestasinya. Dari

beberapa model gaya belajar di atas, akan peneliti gunakan dengan sampelnya

adalah mahasiswa.

Kemudian faktor yang mempengaruhi prestasi akademik selanjutnya, yaitu

penyesuaian diri di perguruan tinggi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh

Abdullah, Elias, Mahyuddin dan Uli (dalam Calaguas, 2011) penyesuaian

akademik memainkan peran penting dalam retensi perguruan tinggi dan

kesuksesan akademik dalam perguruan tinggi.

Ada lagi sebuah penelitian yang sama dilakukan pada mahasiswa tahun

pertama di Afrika Selatan juga ditemukan positif, yakni penyesuaian diri di

perguruan tinggi secara signifikan positif berpengaruh terhadap prestasi

akademik. Aspek-aspek penyesuaian diri di perguruan tinggi juga sangat penting

bagi mahasiswa, ketika mereka membuat transisi dari sekolah menengah hingga

perguruan tinggi (Baker dalam Fowler, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh

Baker, Siryk, Dahmus, Bernardin dan Sennett (dalam Fowler, 2010)

Page 21: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

7

mengungkapkan bahwa penyesuaian akademik merupakan salah satu aspek yang

terbukti paling kuat memprediksi kinerja akademik perguruan tinggi di Inggris.

Selain motivasi akademik, gaya belajar dan penyesuaian diri di perguruan

tinggi, peneliti juga akan melihat variabel demografi yang berpengaruh terhadap

prestasi akademik, yaitu jalur penerimaan mahasiswa baru seperti PTAIN,

SBMPTN, SNMPTN, dan SPMB Mandiri. Variabel ini diambil karena fenomena

jalur masuk yang semakin bervariasi dan nilai yang telah ditentukan untuk lulus

tiap perguruan tinggi semakin tinggi membuat mahasiswa harus lebih kompeten.

Hal itu dapat meningkatkan motivasi mahasiswa dalam belajar yang berpengaruh

terhadap prestasi akademiknya. Melihat fenomena tersebut, peneliti akan menguji

apakah jalur masuk berpengaruh signifikan terhadap prestasi akademik.

Berdasarkan fenomena dan beberapa penelitian yang telah dilakukan,

penelitian mengenai prestasi akademik mahasiswa tahun pertama yang berkaitan

dengan motivasi akademik, gaya belajar dan penyesuaian diri di perguruan tinggi

masih jarang dilakukan. Karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang motivasi akademik, gaya belajar dan penyesuaian diri di perguruan tinggi

yang berkaitan dengan prestasi akademik. Maka peneliti mengajukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Motivasi Akademik, Gaya Belajar dan Penyesuaian

Diri Di Perguruan Tinggi terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Tahun

Pertama”.

Page 22: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

8

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1. Pembatasan Masalah

Peneliti hanya membatasi 3 faktor yang mempengaruhi prestasi akademik pada

lingkup internal, yakni motivasi akademik, gaya belajar dan penyesuaian diri di

perguruan tinggi, kemudian lingkup eksternalnya peneliti memilih variabel

demografi, yakni jalur penerimaan mahasiswa baru. Faktor tersebut dipilih karena

menjadi prediksi besar dalam pengaruhnya terhadap prestasi akademik.

Pembatasan masalah ini dimaksudkan agar dalam penelitian tidak menyimpang

dari sasaran yang ingin dicapai, uraian lebih lanjut adalah sebagai berikut:

1. Motivasi akademik dalam penelitian ini dibatasi sebagai suatu hasrat atau

dorongan seseorang dalam memperoleh sesuatu yang ingin diraih untuk

tercapainya suatu tujuan tertentu pada bidang akademiknya. Motivasi

akademik dalam penelitian ini juga dibatasi pada tiga dimensi yang meliputi

extrinsic motivation, intrinsic motivation dan amotivation, sebagaimana

dikemukakan oleh Deci dan Ryan (dalam Ayub, 2010).

2. Gaya belajar dalam penelitian ini dibatasi sebagai preferensi seseorang

dalam berpikir dan berinteraksi dengan mahasiswa lainnya di dalam

lingkungan kelas dan pengalaman yang berbeda. Gaya belajar dalam

penelitian ini juga dibatasi pada enam jenis yang meliputi independent,

avoidant, collaborative, dependent, competitive dan participant,

sebagaimana dikemukakan oleh Grasha dan Riechmann (dalam Uzuntiryaki,

2007).

Page 23: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

9

3. Penyesuaian diri di perguruan tinggi pada penelitian ini dibatasi sebagai

sebuah bentuk usaha pada seorang individu dalam menyesuaikan dirinya

terhadap lingkungan kampus atau perguruan tinggi untuk terciptanya

keselarasan dalam proses belajar atau perkuliahan. Penyesuaian diri di

perguruan tinggi pada penelitian ini juga dibatasi oleh empat dimensi yang

meliputi academic adjustment, social adjustment, personal-emotional

adjustment dan goal-commitment institutional attachment, sebagaimana

dikemukakan oleh Baker dan Siryk (dalam Otlu, 2010).

4. Prestasi akademik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu tingkat

kompetensi mahasiswa pada mata kuliah tertentu yang ditandai dengan nilai

hasil tes atau ujian dari dosen. Prestasi akademik dalam penelitian ini adalah

indeks prestasi (IP) semester satu dari mahasiswa.

5. Variabel demografi pada penelitian ini adalah jalur penerimaan mahasiswa

baru seperti PTAIN, SBMPTN, SNMPTN, dan SPMB Mandiri.

6. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester 2 Fakultas

Psikologi UIN Jakarta tahun akademik 2013/2014 yang berjumlah 149

orang.

1.2.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

1.2.2.1. Perumusan Masalah Mayor

Apakah variabel motivasi akademik (extrinsic motivation, intrinsic motivation

dan amotivation), gaya belajar (independent, avoidant, collaborative, dependent,

Page 24: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

10

competitive dan participant), penyesuaian diri di perguruan tinggi (academic

adjustment, social adjustment, personal-emotional adjustment dan goal-

commitment institutional attachment) dan jalur penerimaan mahasiswa baru

berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun

pertama Fakultas Psikologi UIN Jakarta?

1.2.2.2. Perumusan Masalah Minor

1. Apakah dimensi extrinsic motivation pada variabel motivasi akademik

berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun

pertama Fakultas Psikologi UIN Jakarta?

2. Apakah dimensi intrinsic motivation pada variabel motivasi akademik

berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun

pertama Fakultas Psikologi UIN Jakarta?

3. Apakah dimensi amotivation pada variabel motivasi akademik berpengaruh

secara signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun pertama

Fakultas Psikologi UIN Jakarta?

4. Apakah jenis independent pada variabel gaya belajar berpengaruh secara

signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas

Psikologi UIN Jakarta?

5. Apakah jenis avoidant pada variabel gaya belajar berpengaruh secara

signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas

Psikologi UIN Jakarta?

Page 25: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

11

6. Apakah jenis collaborative pada variabel gaya belajar berpengaruh secara

signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas

Psikologi UIN jakarta?

7. Apakah jenis dependent pada variabel gaya belajar berpengaruh secara

signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas

Psikologi UIN Jakarta?

8. Apakah jenis competitive pada variabel gaya belajar berpengaruh secara

signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas

Psikologi UIN Jakarta?

9. Apakah jenis participant pada variabel gaya belajar berpengaruh secara

signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas

Psikologi UIN Jakarta?

10. Apakah dimensi academic adjustment variabel penyesuaian diri di perguruan

tinggi berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa

tahun pertama Fakultas Psikologi UIN Jakarta?

11. Apakah dimensi social adjustment pada variabel penyesuaian diri di

perguruan tinggi berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi akademik

mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi UIN Jakarta?

12. Apakah dimensi personal-emotional adjustment pada variabel penyesuaian

diri di perguruan tinggi berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi

akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi UIN Jakarta?

Page 26: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

12

13. Apakah dimensi goal-commitment institutional attachment pada variabel

penyesuaian diri di perguruan tinggi berpengaruh secara signifikan terhadap

prestasi akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi UIN Jakarta?

14. Apakah jalur penerimaan mahasiswa baru pada variabel demografi

berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun

pertama Fakultas Psikologi UIN Jakarta?

1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Mengacu kepada rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini terbagi

menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

1.3.1.1. Tujuan Penelitian Mayor

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh motivasi akademik

(extrinsic motivation, intrinsic motivation dan amotivation), gaya belajar

(independent, avoidant, collaborative, dependent, competitive dan participant),

penyesuaian diri di perguruan tinggi (academic adjustment, social adjustment,

personal-emotional adjustment dan goal-commitment institutional attachment)

dan jalur penerimaan mahasiswa baru terhadap prestasi akademik mahasiswa

tahun pertama Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

1.3.1.2. Tujuan Penelitian Minor

Penelitian ini juga menguji seberapa besar kontribusi yang diberikan oleh setiap

dimensi atau jenis dari masing-masing variabel terhadap prestasi akademik, lebih

lanjut uraiannya sebagai berikut.

Page 27: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

13

1. Untuk menguji pengaruh dimensi extrinsic motivation pada variabel motivasi

akademik terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas

Psikologi UIN Jakarta.

2. Untuk menguji pengaruh dimensi intrinsic motivation pada variabel motivasi

akademik terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas

Psikologi UIN Jakarta.

3. Untuk menguji pengaruh dimensi amotivation pada variabel motivasi

akademik terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas

Psikologi UIN Jakarta.

4. Untuk menguji pengaruh jenis independent pada variabel gaya belajar

terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi UIN

Jakarta.

5. Untuk menguji pengaruh jenis avoidant pada variabel gaya belajar terhadap

prestasi akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

6. Untuk menguji pengaruh jenis collaborative pada variabel gaya belajar

terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi UIN

Jakarta.

7. Untuk menguji pengaruh jenis dependent pada variabel gaya belajar terhadap

prestasi akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

8. Untuk menguji pengaruh jenis competitive pada variabel gaya belajar terhadap

prestasi akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

9. Untuk menguji pengaruh jenis participant pada variabel gaya belajar terhadap

prestasi akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi UIN Jakarta

Page 28: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

14

10. Untuk menguji pengaruh dimensi academic adjustment pada variabel

penyesuaian diri di perguruan tinggi terhadap prestasi akademik mahasiswa

tahun pertama Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

11. Untuk menguji pengaruh dimensi social adjustment pada variabel penyesuaian

diri di perguruan tinggi terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun pertama

Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

12. Untuk menguji pengaruh dimensi personal-emotional adjustment pada

variabel penyesuaian diri di perguruan tinggi terhadap prestasi akademik

mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

13. Untuk menguji pengaruh dimensi goal-commitment institutional attachment

pada variabel penyesuaian diri di perguruan tinggi terhadap prestasi akademik

mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

14. Untuk menguji pengaruh jalur penerimaan mahasiswa baru pada variabel

demografi terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas

Psikologi UIN Jakarta.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Selain memiliki tujuan, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara

teoritis maupun praktis, diantaranya:

a) Manfaat secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pengembangan teori-teori psikologi, khususnya yang berhubungan dengan

psikologi pendidikan.

b) Manfaat secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur atau

bacaan bagi para pembaca khususnya pembaca yang ingin menambah

Page 29: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

15

pengetahuan mengenai motivasi akademik, gaya belajar dan penyesuaian diri

di perguruan tinggi terhadap prestasi akademik. Penelitian ini juga diharapkan

dapat menjadi masukan bagi fakultas lain di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini mengacu pada dua pedoman, yaitu

pertama dengan pedoman APA (American Psychology Association)-stlye,

kemudian yang kedua adalah dengan pedoman penyusunan dan penulisan skripsi

Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulisan ini dibagi menjadi beberapa bahasan seperti yang dijabarkan

sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, pembatasan dan rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Landasan teoritis memuat teori-teori yang digunakan dalam penelitian, yaitu berisi

definisi, faktor-faktor yang mempengaruhi, aspek-aspek atau dimensi dan

pengukuran yang akan digunakan, serta kerangka berpikir dan hipotesis

penelitian.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Berisi metode penelitian yang mengurai jenis penelitian, variabel penelitian

beserta definisi operasional, populasi dan sampel penelitian, instrumen

pengumpulan data, teknik analisis data dan prosedur penelitian yang digunakan.

Page 30: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

16

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi hasil penelitian yang mengurai tentang pengolahan data yang

meliputi gambaran umum subjek, pengolahan statistik dan analisis terhadap data.

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN.

Kesimpulan ini dibuat berdasarkan hasil analisis. Pada bagian diskusi akan

dibahas hasil penelitian, serta saran-saran yang sesuai dengan hasil penelitian

untuk acuan penelitian selanjutnya.

Page 31: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

17

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Prestasi Akademik

2.1.1. Definisi Prestasi Akademik

Prestasi adalah istilah umum untuk pencapaian keberhasilan suatu tujuan tertentu

yang membutuhkan usaha, pada umumnya ditandai dengan tanda yang diperoleh

dalam tes dan ujian, seperti yang dikemukakan oleh Chaplin (2011), achievement

atau prestasi merupakan pencapaian atau hasil yang telah dicapai. Satu tingkat

khusus dari kesuksesan karena mempelajari tugas-tugas, atau tingkat tertentu dari

kecakapan atau keahlian dalam tugas-tugas sekolah atau akademik. Secara

pendidikan atau akademik, prestasi merupakan satu tingkat khusus perolehan atau

hasil keahlian dalam karya akademik yang dinilai oleh guru-guru, lewat tes-tes

yang dibakukan, atau lewat kombinasi kedua hal tersebut.

Good (dalam Ambedkar, 2012) mendefinisikan prestasi akademik sebagai

sikap pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran di

sekolah, biasanya ditentukan oleh nilai tes atau dengan tanda yang diberikan oleh

guru atau oleh keduanya. Akibatnya, prestasi akademik dapat didefinisikan

sebagai persepsi diri dan evaluasi diri keberhasilan tujuan seseorang.

Sejalan dengan pendapat di atas, Howcroft (dalam Srivastava & Joshi,

2013) menjelaskan prestasi akademik dalam hal tanda aktual atau skor yang

diperoleh dalam pemeriksaan. Howcroft menggunakan tanda yang sebenarnya

dicapai untuk menggambarkan prestasi akademik, ditandai dengan sebuah nilai

yang dapat menggambarkan kinerja individu dalam situasi akademik. Menurut

Page 32: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

18

Kang, Shumow dan Vandall (dalam Srivastava & Joshi, 2013) prestasi akademik

menggambarkan kompetensi diri akademik, perilaku dan nilai peserta didik atau

pelajar.

Latipah (2010) mengatakan bahwa prestasi akademik menunjukan pada

kinerja belajar seseorang yang pada umumnya ditunjukan dalam bentuk nilai rata-

rata yang diperoleh. Nilai rata-rata selanjutnya dimunculkan (diantaranya) dalam

bentuk indeks prestasi (IP).

Dari beberapa definisi prestasi akademik yang telah diungkapkan oleh

beberapa ahli, peneliti memakai definisi yang dikemukakan oleh Latipah,

dikarenakan bentuk-bentuk prestasi yang ditampilkan seperti indeks prestasi (IP)

bisa dijadikan acuan pengukuran prestasi akademik dan pengukuran itu sesuai

untuk sampel penelitian yang berlatarbelakang mahasiswa di Indonesia. Peneliti

memberi kesimpulan bahwa prestasi akademik merupakan suatu tingkat

kompetensi mahasiswa pada mata kuliah tertentu yang ditandai dengan nilai hasil

tes atau ujian dari dosen.

2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik

Gage dan Berliner (1975) mengatakan, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

pencapaian prestasi akademik, yakni kecerdasan dan bakat (bidang pendidikan),

kemudian adanya motivasi. Proses meraih prestasi, awalnya ditampilkan dengan

adanya kebutuhan individu akan pengetahuan (perkuliahan) dan kebutuhan untuk

mengerti terhadap pengetahuan yang sudah didapat, dari dua kebutuhan tersebut

dapat meningkatkan motivasi individu dalam berprestasi yang berdampak pada

Page 33: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

19

kinerja akademiknya, dan hasilnya adalah nilai (indeks prestasi) yang baik atau

prestasi akademik yang optimal.

Menurut Syah (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik

dapat dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu sendiri, karena dari

faktor-faktor yang mempengaruhi belajar inilah, maka muncul peserta-peserta

didik yang high achiever (berprestasi tinggi) dan under achiever (berprestasi

rendah) atau gagal sama sekali. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian

prestasi akademik adalah sebagai berikut:

1. Faktor internal

Faktor internal sendiri meliputi dua aspek, yakni aspek fisiologis (yang

bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).

a) Aspek fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai

tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat

mempengaruhi semangat dan intensitas individu dalam mengikuti

pelajaran. Kondisi organ-organ khusus individu, seperti tingkat

kesehatan indera pendengar dan indera penglihat, juga sangat

memengaruhi kemampuan individu dalam menyerap informasi dan

pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas.

b) Aspek psikologis

Ada beberapa faktor dalam aspek psikologis yang dapat

mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar atau prestasi

akademik individu. Namun, diantara faktor psikologis individu yang

Page 34: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

20

pada umumnya dipandang lebih esensial, yakni tingkat kecerdasan

atau inteligensi, sikap, bakat, minat dan motivasi, uraiannya adalah

sebagai berikut:

a. Kecerdasan atau inteligensi

Inteligensi pada umumnya diartikan sebagai kemampuan psikologis

untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan

lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, inteligensi sebenarnya

bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-

organ tubuh lainnya. Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ)

individu tidak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat

keberhasilan belajar atau prestasi akademik individu.

b. Sikap

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang

relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik

secara positif maupun negatif.

c. Bakat

Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan

datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki

bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke

tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.

Page 35: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

21

d. Minat

Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu. Pemusatan perhatian yang

intensif terhadap materi yang diajarkan dapat mempengaruhi

kualitas pencapaian hasil belajar atau prestasi akademik individu.

e. Motivasi

Motivasi adalah keadaan internal seseorang yang mendorongnya

untuk berbuat sesuatu.

2. Faktor eksternal

Pada faktor eksternal terdiri atas dua macam, yakni faktor lingkungan sosial

dan faktor lingkungan nonsosial.

a) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial seperti teman-teman sekelasnya, pengajar dan

keluarga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi semangat

belajar dari seseorang. Para pengajar yang selalu menunjukkan sikap

dan perilaku simpatik serta memperlihatkan suri teladan yang baik

dan rajin, kemudian teman-teman sebayanya yang selalu mendukung

serta keluarga yang selalu mendidik dengan baik, maka berdampak

kepada perolehan hasil belajar atau prestasi akademik yang tinggi

pada seseorang.

Page 36: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

22

b) Lingkungan nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung dan

lokasi tempat belajarnya, tempat tinggalnya, alat-alat belajar,

keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan oleh seseorang.

3. Faktor pendekatan belajar

Pendekatan belajar merupakan keefektifan segala cara atau strategi yang

digunakan pelajar dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses belajar

materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti adalah seperangkat langkah

operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah

atau mencapai tujuan belajar tertentu.

Ada beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi akademik dan salah satu faktornya adalah motivasi

akademik. Penelitian motivasi akademik yang dilakukan oleh Turner, Chandler

dan Heffer (2009) dan Ayub (2010) menunjukkan pengaruh yang positif terhadap

prestasi akademik, terutama pada dimensi motivasi ekstrinsik dan motivasi

intrinsik. Kemudian gaya belajar juga dikatakan sebagai salah satu faktor yang

mempengaruhi prestasi akademik. Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh Uzuntiryaki (2007) menunjukkan bahwa gaya belajar sebagai

preferensi atau pilihan belajar dari pelajar untuk memahami suatu materi demi

mencapai suatu proses pembelajaran yang maksimal. Penyesuaian diri di

perguruan tinggi juga disebutkan sebagai faktor yang kuat dalam pencapaian

prestasi akademik, seperti penelitian yang dilakukan oleh Baker, Siryk, Dahmus,

Bernardin dan Sennett (dalam Fowler, 2013) mengungkapkan bahwa penyesuaian

Page 37: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

23

akademik merupakan salah satu aspek yang terbukti paling kuat memprediksi

kinerja akademik perguruan tinggi di Inggris.

Dari penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

akademik, maka dapat disimpulkan bahwa untuk meraih prestasi akademik yang

baik terdapat dua aspek yakni internal dan eksternal. Aspek internal dapat ditandai

dengan tingkat intelegensi seseorang, sikap, minat, bakat dan motivasi. Sedangkan

aspek eksternal itu tergantung pada lingkungan yang ada di sekitar individu yang

bersangkutan. Selain kedua aspek tersebut, ada juga yang mempengaruhi prestasi

seseorang dalam akademiknya, yakni pendekatan belajar. Dari pendekatan ini

sebenarnya mengacu pada aspek yang ada di dalam belajar yakni tenaga pengajar

(dosen) dan mahasiswa. Baik dosen maupun mahasiswa dapat bekerjasama dalam

proses belajar yang baik, sehingga menghasilkan hasil atau prestasi akademik

yang baik. Selain itu ada faktor lain yang secara teoritis mempengaruhi prestasi

akademik mahasiswa, yakni motivasi akademik, gaya belajar dan penyesuaian diri

di perguruan tinggi. Ketiga faktor tersebut dipilih oleh peneliti untuk menjadi

prediksi yang kuat dalam mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa dan juga

sebagai faktor internal yang kuat pada diri seseorang dalam meraih prestasi

akademik yang baik.

2.1.3. Dimensi-dimensi Prestasi Akademik

Kunci pokok untuk memperoleh data hasil prestasi akademik peserta didik atau

mahasiswa adalah dengan mengetahui garis-garis besar indikator dikaitkan

dengan jenis prestasi yang hendak diukur.

Page 38: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

24

Menurut Winkel (1996) indikator yang hendak diukur dalam prestasi

akademik peserta didik atau mahasiswa, berdasarkan teori taksonomi bloom

adalah sebagai berukut:

1. Ranah Kognitif

a. Pengetahuan: ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan

dalam ingatan.

b. Pemahaman: mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari

bahan yang dipelajari.

c. Penerapan: mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau

metode bekerja pada suatu kasus yang konkret dan baru.

d. Analisis: mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam

bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan dipahami dengan baik.

e. Sintesis: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau

pola baru.

f. Evaluasi: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat

mengenai beberapa hal, dengan pertanggungjawaban pendapat itu.

2. Ranah Afektif

a. Penerimaan: mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan

kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu.

b. Partisipasi: mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan

berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

c. Penilaian/penentuan sikap: mencakup kemampuan untuk memberikan

penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian.

Page 39: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

25

d. Organisasi: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu system nilai

sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan.

e. Pembentukan pola hidup: mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-

nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga diinternalisasi dan menjadi

pegangan nyata dalam mengatur kehidupannya sendiri.

3. Ranah Psikomotorik

a. Persepsi: mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang

tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-

ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan.

b. Kesiapan: mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam

keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan.

c. Gerakan terbimbing: mencakup kemampuan untuk melakukan suatu

rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan (imitasi).

d. Gerakan yang terbiasa: mencakup kemampuan untuk melakukan suatu

rangkaian gerak-gerik dengan lancer, karena sudah dilatih secukupnya,

tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan.

e. Gerakan kompleks: mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu

keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancer, tepat

dan efisien.

f. Penyesuaian pola gerakan: mencakup kemampuan untuk mengadakan

perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat

atau dengan menunjukkan suatu taraf keterampilan yang telah mencapai

kemahiran.

Page 40: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

26

g. Kreativitas: mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerak-

gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.

Indikator yang dipaparkan oleh peneliti menjadi landasan dalam penilaian

prestasi akademik di kampus, apabila seseorang mahasiswa dapat menguasai tiga

ranah tersebut maka besar kemungkinan mahasiswa akan mendapatkan nilai yang

optimal.

2.1.4. Pengukuran Prestasi Akademik

Latipah (2010) mengatakan bahwa prestasi akademik menunjukkan pada kinerja

belajar seseorang yang pada umumnya ditunjukan dalam bentuk nilai rata-rata

yang diperoleh. Nilai rata-rata selanjutnya dimunculkan dalam bentuk indeks

prestasi kumulatif (IP). Untuk itu, dalam pengukuran prestasi akademikpada

penelitian ini, peneliti mengambil data indeks prestasi (IP) semester satu

mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2013

sebagai tolak ukur tinggi atau rendahnya prestasi akademik mahasiswa.

2.2. Motivasi Akademik

2.2.1. Definisi Motivasi Akademik

Menurut Pintrich dan Zusho (dalam Areepattamannil, 2011) motivasi akademik

mengacu pada proses internal yang mendesak dan mempertahankan kegiatan yang

bertujuan untuk mencapai tujuan akademik tertentu. Motivasi akademik juga

dikemukakan oleh Plunkett dan Bamaca-Gomez (dalam Alfaro, Umana-Taylor &

Gomez, 2006) yaitu adalah karakteristik internal dari individu yang meliputi

upaya akademik, efikasi diri akademik, kehadiran, aspirasi pendidikan,

pentingnya sekolah, dan ketekunan.

Page 41: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

27

Dari uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa motivasi akademik

adalah suatu hasrat atau dorongan seseorang dalam memperoleh sesuatu yang

ingin diraih, demi tercapainya suatu tujuan tertentu pada bidang akademiknya.

2.2.2. Teori Motivasi Akademik

Sebelum mengkaji lebih dalam mengenai motivasi akademik, peneliti

mendeskripsikan terlebih dahulu beberapa pendekatan teori yang dirujuk dari

disertasi Areepattamannil (2011), sebagai berikut.

a. Self-determination theory

Teori determinasi diri (SDT) merupakan teori makro dari motivasi, emosi, dan

pengembangan manusia yang mengambil minat pada faktor-faktor yang

memfasilitasi atau mencegah proses asimilatif dan berorientasi pada pertumbuhan

seseorang. SDT melukiskan tiga jenis kebutuhan psikologis dasar, yakni

kebutuhan kompetensi, kebutuhan keterkaitan dan kebutuhan otonomi.

Kebutuhan kompetensi merupakan fasilitator dari motivasi intrinsik, yaitu

kebutuhan untuk mengalami kepuasan dalam meningkatkan kemampuan

seseorang. Kebutuhan akan keterkaitan merupakan fasilitator lain dari

motivasi intrinsik, yaitu kebutuhan untuk merasa terkait dengan orang lain

yang signifikan. Kemudian yang terakhir adalah kebutuhan otonomi, yaitu

kebutuhan untuk terlibat dalam perilaku mengatur diri (Deci & Ryan dalam

Areepattamannil, 2011).

Pusat untuk SDT adalah perbedaan antara motivasi yang otonom dan

motivasi yang dikendalikan. Motivasi otonom bertindak dengan penuh rasa

kemauan dan pilihan, meliputi keduanya motivasi intrinsik dan baik-

Page 42: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

28

diinternalisasi (yaitu, terintegrasi) motivasi ekstrinsik. Sedangkan motivasi

yang dikendalikan, yaitu bertindak dengan rasa tekanan atau permintaan dan

termasuk regulasi oleh kontinjensi eksternal (misalnya, peraturan eksternal)

dan kontinjensi yang sebagian telah diinternalisasikan yaitu regulasi

introjected (Deci & Ryan dalam Areepattamannil, 2011).

Lebih khususnya, teori determinasi diri (SDT) adalah sebuah

pendekatan untuk motivasi manusia yang memahami pentingnya kebutuhan

psikologis untuk otonomi. Otonomi berarti bahwa individu mengalami pilihan

dalam inisiasi, pemeliharaan, dan regulasi perilaku mereka. Motivasi

akademik dalam pendekatan self-determination theory terdiri atas tiga aspek

atau komponen, yakni extrinsic motivation, intrinsic motivation dan

amotivation (Deci & Ryan dalam Areepattamannil, 2011), seperti pada tabel

berikut.

Tabel 2.1

Self-Determination Theory

Amotivation Extrinsic Motivation Instrinsic

Motivation

Lack of

Motivation Controlled Motivation Autonomous Motivation

Lack of

Regulation

External

Regulation

Introjected

Regulation

Identified

Regulation

Integrated

Regulation

Intrinsic

Regulation

b. Cognitive evaluation theory

Teori evaluasi kognitif menjelaskan efek dari faktor ekstrinsik atau peristiwa

sosial kontekstual (misalnya, persaingan, tenggat waktu, evaluasi, menentukan

goal, pujian, penghargaan) pada motivasi intrinsik, perilaku, dan pengalaman.

Page 43: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

29

Hal ini paling berguna untuk perilaku belajar seseorang yang menunjukkan

minat atau motivasi (Deci & Ryan dalam Areepattamannil, 2011).

c. Organismic integration theory

Teori integrasi organisme menjelaskan bahwa perilaku regulasi eksternal

dapat diubah menjadi perilaku mandiri. Ini disebut konsep internalisasi utama

yang berkenaan dengan perkembangan motivasi ekstrinsik (Deci & Ryan

dalam Areepattamannil, 2011).

d. Causality orientations theory

Teori orientasi kausalitas diformulasikan untuk mengatasi perbedaan individu

secara global (level kepribadian) orientasi motivasi, menggambarkan

bagaimana orang-orang memasukkan pengaruh sosial ke dalam gaya motivasi

mereka (Deci & Ryan dalam Areepattamannil, 2011).

e. Goal contents theory

Teori konten tujuan menjelaskan dampak dari tujuan intrinsik dan ekstrinsik

pada motivasi manusia dan kesehatan (Kasser & Ryan dalam

Areepattamannil, 2011).

f. Basic needs theory

Teori kebutuhan dasar menentukan seperangkat kebutuhan psikologis dasar

universal yang merupakan zat-zat gizi penting untuk perkembangan optimal

manusia, fungsi-psikologis dan kesehatan fisik serta kesejahteraan sosial (Deci

& Ryan dalam Areepattamannil, 2011).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan self-determination

theory yang dikemukakan oleh Deci dan Ryan (dalam Areepattamannil, 2011)

Page 44: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

30

untuk menjelaskan lebih dalam tentang motivasi akademik. Pendekatan tersebut

mengacu kepada cara seseorang dalam memperoleh sesuatu dengan dorongan

yang berasal dari dalam diri individu yaitu intrinsic motivation dan juga dari luar

yaitu extrinsic motivation. Jika kedua dorongan tersebut tidak dapat terpenuhi,

maka individu akan menolak untuk melanjutkan meraih sesuatu, disebutnya

amotivation.

2.2.3. Dimensi-dimensi Motivasi Akademik

Berdasarkan teori-teori mengenai motivasi akademik, peneliti memakai dimensi

yang dikemukakan oleh Deci dan Ryan (dalam Vallerand, Fortier, Pelletier,

Tuson, Briere & Blais, 1995) yang menyebutkan bahwa ada tiga dimensi penting

dalam motivasi akademik, yakni sebagai berikut:

1. Motivasi ekstrinsik (Extrinsik motivation)

Bertentangan dengan motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik itu berkaitan

dengan berbagai perilaku yang terlibat sebagai alat untuk mencapai tujuan dan

bukan untuk kepentingan mereka sendiri. Motivasi ekstrinsik dibedakan

menjadi lebih spesifik ke dalam 3 jenis, yaitu:

a. Pengaturan eksternal (External regulation)

Jenis motivasi ekstrinsik yang mengacu pada perilaku yang dikendalikan

oleh sumber eksternal, seperti imbalan atau kendala yang dikenakan oleh

orang lain.

b. Introyeksi (Introjection)

Dengan introyeksi, sumber eksternal sebelumnya dari motivasi telah

diinternalisasi sehingga kehadirannya sebenarnya tidak lagi diperlukan

Page 45: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

31

untuk memulai perilaku. Sebaliknya, perilaku ini diperkuat melalui

tekanan internal seperti rasa bersalah atau kecemasan. Misalnya seperti

mahasiswa yang hadir tepat waktu dan tidak pernah terlambat pada mata

kuliah tertentu karena dia takut dimarahi oleh dosennya dan takut nilai

yang diberikan rendah, akhirnya dia rajin datang tepat waktu.

c. Identifikasi (Identification)

Jenis motivasi ekstrinsik yang ketika individu datang untuk menghargai

dan menilai perilaku penting dan juga karena individu melakukan itu dari

pilihan. Kegiatan tersebut masih dilakukan untuk alasan ekstrinsik

(misalnya, untuk mencapai tujuan pribadi), namun secara internal diatur

dan ditentukan sendiri. Misalnya seperti mahasiswa yang mengejar

prestasi yang tinggi untuk mendapatkan pekerjaan bergaji tinggi.

2. Motivasi intrinsik (Intrinsik motivation)

Secara umum, motivasi intrinsik mengacu dalam kegiatan murni untuk

kesenangan dan kepuasan yang berasal setelah melakukan aktivitas. Ketika

seseorang termotivasi secara intrinsik atau dari dalam dirinya, ia akan

melakukan perilaku sukarela, tanpa adanya imbalan materi atau kendala dari

luar. Motivasi intrinsik dibedakan menjadi lebih spesifik ke dalam 3 jenis,

yaitu:

a. Motivasi intrinsik untuk mencari tahu (Intrinsic motivation to know)

Jenis motivasi intrinsik yang berkaitan dengan beberapa konstruksi seperti

eksplorasi, rasa ingin tahu, tujuan pembelajaran. Motivasi intrinsik untuk

belajar dan epistemik untuk mengetahui dan memahami. Dengan

Page 46: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

32

demikian, motivasi intrinsik untuk mencari tahu dapat didefinisikan

sebagai suatu kegiatan untuk kesenangan dan kepuasan pada satu

pengalaman sambil belajar, menjelajahi, atau mencoba untuk memahami

sesuatu baru.

b. Motivasi intrinsik terhadap prestasi (Intrinsic motivation toward

accomplishments)

Individu berinteraksi dengan lingkungan untuk merasa kompeten dan

untuk menciptakan prestasi yang unik. Dengan demikian, motivasi

intrinsik terhadap prestasi dapat didefinisikan sebagai suatu yang terlibat

dalam kegiatan untuk kesenangan dan kepuasan yang dialami ketika

seseorang mencoba untuk mencapai atau menciptakan sesuatu. Mencoba

untuk menguasai teknik pelatihan yang sulit tertentu untuk mengalami

kepuasan pribadi.

c. Motivasi intrinsik untuk pengalaman stimulasi (Intrinsic Motivation to

Experience Stimulation)

Motivasi intrinsik untuk pengalaman stimulasi terjadi ketika seseorang

terlibat dalam suatu kegiatan untuk mengalami rangsangan sensasi

(misalnya, kesenangan indra, pengalaman estetika, serta kegembiraan dan

kesenangan) yang berasal dari keterlibatan seseorang dalam kegiatan

tertentu.

3. Amotivation

Bentuk dari ketidakberdayaan yang dipelajari, artinya termotivasi individu

tidak merasakan kontingensi antara tindakan mereka dan hasil dari tindakan

Page 47: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

33

mereka. Mereka mengalami perasaan ketidakmampuan dan kurangnya

kontrol. Mereka tidak termotivasi secara intrinsik maupun ekstrinsik.

Mahasiswa yang memiliki motivasi akademik yang kuat (motivasi

intrinsik dan ekstrinsik) dalam mengerjakan suatu tugas di kampus, akan terus

bertahan dalam menghadapi dan mengatasi masalah apapun meskipun banyak

menghadapi tantangan. Sebaliknya, mahasiswa dengan motivasi yang lemah akan

lebih mudah frustasi dalam menghadapi berbagai rintangan atau hambatan yang

muncul bahkan bisa mundur dari tantangan yang dihadapi di kampus atau

mahasiswa tersebut tidak termotivasi lagi.

Dari ketiga dimensi motivasi akademik seperti intrinsic motivation,

extrinsik motivation dan amotivation akan peneliti gunakan sebagai acuan dalam

mengukur motivasi akademik.

2.2.4. Pengukuran Motivasi Akademik

Pada penelitian terdahulu tentang motivasi akademik, peneliti menemukan dua

alat untuk mengukur motivasi akademik, yaitu sebagai berikut:

1. The Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) yang

dikembangkan oleh Pintrich, Smith, Garcia, dan McKeachie pada tahun

1993 untuk mengukur validitas prediktif dari prestasi sekolah yang meliputi

dua jenis skala, yaitu motivation dan learning. Skala motivation meliputi:

intrinsic goal orientation, extrinsic goal orientation, task value, control

beliefs about learning, self-efficacy, dan test anxiety. Skala learning

meliputi: rehearsal, elaboration, organization, critical thinking, peer

learning, help seeking, metacognition, effort management, time and study

Page 48: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

34

environment. Berbentuk skala model likert yang berisi 81 item. Reliabilitas

MSLQ mencapai koefisien alpha sebesar 0.86 (Buyukozturk, Akgun,

Ozkahveci & Demirel, 2004).

2. Academic Motivation Scales (AMS) yang dibuat oleh Vallerand pada tahun

1992. Alat ukur ini digunakan untuk mengukur kualitas atau jenis motivasi

seseorang. Alat ukur ini memiliki 28 item berbentuk skala model likert

dengan rentang pilihan jawaban 1 (tidak berhubungan sama sekali) sampai 7

(sesuai persis) yang mengukur tiga dimensi, yaitu intrinsic motivation,

extrinsik motivation dan amotivation. Alat ukur ini pernah dipakai oleh

Areepattamannil dan Freeman pada tahun 2008 di Negara Kanada.

Reliabilitas AMS mencapai koefisien alpha mulai dari 0.77-0.92 (Turner,

Chandler & Heffer, 2009).

Pengukuran motivasi akademik dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan alat ukur yang dibuat oleh Vallerand, bernama Academic

Motivation Scales (AMS) berbentuk skala model likert, dengan merujuk pada

dimensi atau aspek yang dikemukakan oleh Ryan dan Deci seperti intrinsic

motivation, extrinsik motivation dan amotivation. Peneliti menggunakan alat ukur

skala model likert dari Vallerand, dikarenakan alat ukur tersebut memiliki tingkat

reliabilitas yang lebih tinggi dibanding MSLQ, dengan koefisien alpha mulai dari

0,77-0,92. Dengan demikian, memungkinkan untuk mendapatkan signifikansi

hasil penelitian yang optimal.

Page 49: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

35

2.3. Gaya Belajar

2.3.1. Definisi Gaya Belajar

Menurut Kolb, Honey dan Mumford (dalam Abidin, Rezaee, Abdullah & Singh,

2011) Gaya belajar sebagai cara pilihan individu atau kebiasaan pengolahan dan

transformasi pengetahuan. Atribut psikologis akibat perbedaan individu

menentukan pemilihan strategi tertentu seseorang saat belajar. Menurut Junko

(dalam Abidin, et.al., 2011) gaya belajar dipakai untuk mempengaruhi perilaku

belajar peserta didik. Peserta didik memiliki preferensi gaya belajar yang berbeda

akan berperilaku berbeda dalam cara mereka memandang, berinteraksi, dan

menanggapi lingkungan belajarnya.

Menurut Grasha dan Riechmann (dalam Baykul, Gursel, Sulak, Ertekin,

Yazici, Dulger, Aslan & Buyukkarci, 2010) gaya belajar adalah preferensi

mahasiswa dalam berfikir dan berinteraksi dengan mahasiswa lainnya di dalam

lingkungan kelas dan pengalaman yang berbeda.

Sejalan dengan beberapa definisi di atas, Garger dan Guild (dalam Raven,

Cano, Carton & Shelhamer, 1993) menjelaskan gaya belajar sebagai karakteristik

yang stabil dan meresap pada diri seorang individu, yang dinyatakan melalui

interaksi perilaku dan kepribadian seseorang sebagai salah satu pendekatan tugas

belajar.

Peneliti merujuk pada konsep yang dijelaskan oleh Grasha dan

Riechmann, dikarenakan definisi yang dijelaskan lebih mudah dipahami oleh

peneliti, yang akan dijadikan acuan dalam mengkaji mengenai gaya belajar. Jadi,

peneliti dapat menyimpulkan bahwa gaya belajar adalah suatu pilihan atau cara

Page 50: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

36

seseorang dalam berpikir dan bertindak pada proses belajarnya untuk memperoleh

ilmu pengetahuan.

2.3.2. Jenis-jenis Gaya Belajar

Menurut Grasha dan Riechmann (dalam Uzuntiryaki, 2007) gaya belajar dibagi 6

jenis yang berbeda, yakni sebagai berikut:

1. Gaya belajar dengan cara independen atau bebas (Independent learning styles)

Pelajar yang suka berpikir untuk diri mereka sendiri dan percaya diri dalam

kemampuan belajar mereka. Lebih memilih untuk belajar yang mereka anggap

penting dan akan lebih memilih untuk bekerja sendiri pada program-program

pembelajaran dibandingkan dengan pelajar lain.

2. Gaya belajar dengan cara penghindar (Avoidant learning style)

Pelajar penghindar yang tidak antusias untuk belajar dan tidak mau

menghadiri kelas. Mereka juga terlambat untuk berpartisipasi dengan pelajar

dan pengajar di kelas. Mereka tidak tertarik dan sering kewalahan dengan apa

yang terjadi dikelas.

3. Gaya belajar dengan cara bekerjasama (Collaborative learning style)

Pelajar yang merasa bisa belajar dengan berbagi ide-ide dan talenta. Mereka

bekerja sama dengan pengajar dan ingin bekerjasama dengan pelajar lain.

4. Gaya belajar dengan cara dependen atau terikat (Dependent learning style)

Pelajar yang ketergantungan dengan menunjukkan sedikit keingintahuan

intelektual dan hanya belajar seperlunya saja. Melihat pengajar dan teman-

temannya sebagai struktur sumber daya dan dukungan serta mencari sosok

yang berkuasa untuk pedoman tertentu pada apa yang harus dilakukan.

Page 51: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

37

5. Gaya belajar dengan cara kompetisi atau bersaing (Competitive learning style)

Pelajar yang mempelajari materi dalam rangka untuk tampil lebih baik

daripada pelajar lain dikelas. Mempercayai bahwa mereka harus bersaing

dengan pelajar lain dalam suatu program pembelajaran untuk penghargaan

yang ditawarkan. Ingin menjadi pusat perhatian dan untuk menerima

pengakuan atas prestasi mereka di kelas.

6. Gaya belajar dengan cara mendalam (Participant learning style)

Menjadi pelajar yang baik di kelas, menikmati untuk pergi ke kelas dan

kemungkinan mengambil bagian dalam banyak kegiatan program

pembelajaran. Biasanya bersemangat untuk melakukan lebih banyak dari yang

diperlukan dan persyaratan program pembelajaran pilihan karena kemampuan

mereka.

Pendapat lain mengenai jenis-jenis gaya belajar menurut Felder dan

Soloman (1993) diklasifikasikan ke dalam 4 jenis yakni sebagai berikut:

1. Pembelajar aktif dan reflektif (Active and reflective learners)

Pembelajar atau mahasiswa yang aktif cenderung untuk mempertahankan dan

memahami informasi yang terbaik dengan melakukan sesuatu yang aktif

dengan membahas, menerapkan serta menjelaskan informasi atau materi

pelajaran kepada orang lain. Pembelajar atau mahasiswa yang reflektif lebih

suka berpikir tentang materi pelajaran secara diam-diam terlebih dahulu.

Page 52: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

38

2. Pembelajar dengan cara penginderaan dan intuisi (Sensing and intuitive

learners)

Pembelajar atau mahasiswa dengan cara penginderaan cenderung menyukai

pembelajaran atau materi yang fakta. Pembelajar atau mahasiswa yang intuitif

biasanya lebih memilih menemukan kemungkinan-kemungkinan dan

hubungan.

3. Pembelajar visual dan verbal (Visual and verbal learners)

Pembelajar atau mahasiswa visual mampu mengingat dengan sangat baik apa

yang mereka lihat seperti gambar, diagram, diagram alur, garis waktu, film,

dan demonstrasi. Pembelajar atau mahasiswa verbal mampu mendapatkan

lebih banyak penjelasan dari kata, menulis dan berbicara.

4. Pembelajar sekuensial dan global (Sequential and global learners)

Pembelajar atau mahasiswa sekuensial cenderung untuk mendapatkan

pemahaman dalam langkah-langkah linier yaitu dengan mengikuti setiap

langkah logis yang bertahap dalam mencari solusi. Pembelajar atau mahasiswa

global cenderung belajar dalam lompatan besar, menyerap materi hampir

secara acak tanpa melihat koneksi, pembelajar atau mahasiswa global

mungkin dapat memecahkan masalah yang kompleks dengan cepat atau

meletakkan segala sesuatu bersama-sama dengan cara baru setelah mereka

memahami gambaran besar, tetapi mereka mungkin memiliki kesulitan dalam

menjelaskan untuk bagaimana mereka melakukannya.

Page 53: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

39

Menurut Kolb (dalam Cox, 2013) gaya belajar dibagi menjadi 4 jenis

yakni sebagai berikut:

1. Akomodator (Accommodators)

Mereka atau mahasiswa ini mencari makna dalam pengalaman belajar dan

mempertimbangkan apa yang bisa mereka lakukan dan juga apa yang telah

dilakukan orang lain sebelumnya. Peserta didik atau mahasiswa ini senang

dengan kompleksitas dan dapat melihat hubungan antara aspek-aspek dari

sebuah sistem.

2. Asimilator (Assimilators)

Mereka atau mahasiswa ini suka akurat dengan pengiriman informasi yang

terorganisir dan mereka cenderung respek terhadap ilmu pengetahuan yang

sulit. Mereka tidak nyaman menjelajahi sistem secara acak dan mereka ingin

mendapatkan jawaban yang tepat untuk setiap masalah.

3. Konverger (Convergers)

Mereka atau mahasiswa ini termotivasi untuk menemukan relevansi atau

"bagaimana" dari situasi. Aplikasi dan kegunaan informasi meningkat dengan

pemahaman informasi rinci tentang sistem operasi.

4. Diverger (Divergers)

Siswa-siswa ini termotivasi untuk menemukan relevansi atau "mengapa" dari

sebuah situasi. Mereka ingin alasan dari sesuatu yang konkret, informasi

tertentu dan untuk mengeksplorasi system apa yang ditawarkan, dan mereka

lebih memilih untuk memiliki informasi yang disajikan kepada mereka secara

rinci, sistematis, dan beralasan.

Page 54: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

40

Dari ketiga jenis gaya belajar yang dikemukakan oleh para ahli, peneliti

menggunakan jenis gaya belajar model Grasha dan Riechmann, dikarenakan jenis-

jenis gaya belajar yakni independent, avoidant, collaborative, dependent,

competitive dan participant learning style dapat diterapkan dalam perguruan tinggi

dibanding kedua model lain yang hanya mencakup siswa menengah artinya sangat

tepat untuk sampel dalam penelitian ini yang mempunyai latarbelakang

mahasiswa (Baykul, Gursel, Sulak, Ertekin, Yazici, Dulger, Aslan & Buyukkarci,

2010).

2.3.3. Pengukuran Gaya Belajar

Berdasarkan jurnal penelitian terdahulu, peneliti menemukan tiga alat untuk

mengukur gaya belajar, yaitu sebagai berikut:

1. The Grasha-Riechmann Student Learning Style Scales GRSLSS) yang

dikembangkan oleh Grasha dan Riechmann pada tahun 1996. Alat ukur ini

memiliki 60 item dan digunakan untuk mengidentifikasi preferensi

pembelajaran pelajar dalam gaya belajar mahasiswa. Alat ukur ini ideal

digunakan pada sampel mahasiswa dalam tingkat perguruan tinggi yang

berdasarkan enam jenis gaya belajar, yakni independent, avoidant,

collaborative, dependent, competitive dan participant. Alat ukur ini telah

dipakai oleh Uzuntiryaki pada tahun 2007 di Negara Turki. Reliabilitas alat

ukur ini mencapai koefisien alpha sebesar dari 0.89 (Baykul, Gursel, Sulak,

Ertekin, Yazici, Dulger, Aslan & Buyukkarci, 2010).

2. The Index of Learning Style (ILS) yang dibuat oleh Felder dan Solomon

pada tahun 1991, yang berisi 44 item pertanyaan yang dirancang untuk

Page 55: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

41

menilai preferensi pada empat jenis model gaya belajar Felder-Silverman,

seperti active and reflective learners, sensing and intuitive learners, visual

and verbal learners dan sequential and global learners. Alat ukur ini pernah

dipakai dalam penelitian Felder & Spurlin pada tahun 2005. Reliabilitas alat

ukur ini mencapai koefisien alpha mulai dari 0.56-0.77 (Litzinger, Lee &

Wise, 2005).

3. Learning Style Inventory (LSI) yang dibuat oleh Kolb pada tahun 1985 yang

berisi 12 kalimat dengan empat pernyataan masing-masing dan digunakan

untuk mengevaluasi preferensi belajar mahasiswa pada empat jenis gaya

belajar, yaitu accommodators, assimilators, convergers dan divergers. Alat

ukur ini pernah dipakai oleh Damavandi pada tahun 2011 di Negara

Malaysia dan dalam penelitian Cox pada tahun 2013 di Universitas Florida

Negara Amerika. Reliabilitas alat ukur ini mencapai koefisien alpha sebesar

dari 0.73 (Alsa, Widhiarso & Susetyo, 2010).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur yang dikembangkan

oleh Grasha dan Riechmann yang bernama The Grasha-Riechmann Student

Learning Style Scales (GRSLSS). Peneliti memilih alat ukur ini dikarenakan alat

ukur tersebut memiliki tingkat keandalan yang lebih tinggi dibanding dengan The

Index of Learning Style dan Learning Style Inventory, yakni mencapai koefisien

alpha 0.89. Dengan demikian, maka akan membantu signifikansi hasil penelitian

mengenai pengaruhya terhadap prestasi akademik.

Page 56: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

42

2.4. Penyesuain Diri Di Perguruan Tinggi

2.4.1. Definisi Penyesuaian Diri Di Perguruan Tinggi

Istilah “penyesuaian” digunakan secara bergantian dengan kata "adaptasi" untuk

menyimpulkan keberhasilan transisi ke perguruan tinggi. Menurut Schlossberg

(dalam Garcia, 2005) adaptasi terjadi ketika seorang individu mampu memadukan

transisi atau perubahan ke dalam hidupnya.

Zea, Jarama, dan Bianchi (dalam Garcia, 2005) mendefinisikan

keberhasilan adaptasi ke perguruan tinggi yaitu sebagai:

“being socially integrated with other students, participating in campus

activities,responding to academic requirements, and being attached and

committed to theeducational institution” Artinya keberhasilan adaptasi ke

perguruan tinggi adalah dapat memadukan perubahan secara sosial dengan

mahasiswa lain, berpartisipasi dalam kegiatan kampus, menanggapi persyaratan

akademik, dan melekat serta berkomitmen untuk lembaga pendidikan.

Sependapat dengan pendapat para ahli diatas, menurut Baker dan Siryk

(dalam Otlu, 2010) college adjustment adalah mahasiswa yang berhasil

menanggapi tuntutan akademik, memiliki interaksi sosial dengan staf fakultas,

mengambil bagian dalam kehidupan kampus, dan melekat serta berkomitmen

untuk universitas.

Penyesuaian diri di perguruan tinggi, seperti yang didefinisikan oleh

Hurtado, Carter, dan Spuler (dalam Garcia, 2005) melibatkan resolusi tekanan

psikologis dan trauma transisi.

Page 57: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

43

Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

penyesuaian diri di perguruan tinggi adalah sebuah bentuk usaha pada seorang

individu dalam menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan kampus atau

perguruan tinggi untuk terciptanya keselarasan dalam proses belajar atau

perkuliahannya.

2.4.2. Teori Penyesuaian Diri Di Perguruan Tinggi

Untuk mengkaji lebih dalam mengenai penyesuaian diri di perguruan tinggi,

peneliti mendeskripsikan terlebih dahulu beberapa teori tentang penyesuaian yang

dirujuk dari tesis yang diteliti oleh Otlu (2010), yaitu sebagai berikut:

a. Culture learning theory

Dalam teori belajar budaya, adaptasi menurut Argyle dan Zhou (dalam Otlu,

2010) adalah saling terorganisir dan terampil dalam kinerjanya dan pendatang

perlu belajar keterampilan sosial budaya yang relevan untuk bertahan hidup

dan berkembang dalam pengaturan baru mereka. Variabel budaya tertentu

seperti jarak budaya, kompetensi bahasa atau komunikasi, dan pengetahuan

budaya yang saling berhubungan.

b. Stress, coping, and adjustment theory

Dalam perspektif stres dan coping, menurut Lazarus dan Folkman (dalam

Otlu, 2010) penyesuaian dipandang sebagai perubahan kehidupan yang penuh

stres dan pendatang perlu mengembangkan strategi coping tertentu untuk

mengatasi stres baik secara personal (kepribadian dan perubahan hidup)

maupun situasional (dukungan sosial).

Page 58: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

44

c. Social identification theory

Dalam perspektif identifikasi sosial, menurut Deaux, Phinney dan Zhou

(dalam Otlu, 2010) identitas adalah hal yang mendasar bagi pendatang dan

penyesuaian mungkin melibatkan perubahan identitas budaya dan hubungan

antar kelompok. Pengetahuan tentang budaya lokal, saling menyikapi antara

warga negara tuan rumah dan pendatang, kesamaan budaya, dan identitas

budaya dipandang sebagai faktor yang efektif dalam proses penyesuaian.

d. Berry’s acculturation attitudes

Perspektif sikap akulturasi dari Berry, Kim, Power, Young dan Bujaki (dalam

Otlu, 2010) dapat menjelaskan proses adaptasi. Berry berpendapat bahwa ada

dua dimensi mendasar dari akulturasi, yakni pemeliharaan identitas budaya

sendiri dan pemeliharaan hubungan dengan kelompok-kelompok lain yang

menghasilkan empat strategi akulturasi yang pemaduan, pemisahan, asimilasi

dan marginalisasi.

e. College adjustment

Penyesuaian yang digambarkan oleh Baker dan Siryk (dalam Otlu, 2010) yaitu

penyesuaian mahasiswa internasional yang diujioleh empat jenis penyesuaian

utama, yakni penyesuaian akademik, penyesuaian sosial, penyesuaian personal

emosional, dan kelekatan atau komitmen terhadap universitas.

Dalam penelitian ini, peneliti memakai teori yang dikemukakan oleh Baker

dan Siryk yaitu pendekatan yang digunakan untuk menguji kemampuan adaptasi

pelajar atau transisi dari siswa ke mahasiswa di perguruan tinggi. Peneliti

menggunakan teori dari Baker dan Siryk dikarenakan aspek dalam teorinya

Page 59: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

45

mencakup aspek yang dibutuhkan oleh peneliti yang akan dipakai dalam

penelitian ini sedangkan teori lain kurang relevan dengan aspek penyesuaian pada

penelitian ini.

2.4.3. Dimensi-Dimensi Penyesuaian Diri Di Perguruan Tinggi

Berdasarkan teori-teori tentang penyesuaian, peneliti memakai dimensi yang

dikemukakan oleh Baker dan Siryk (dalam Otlu, 2010) yang mengklasifikasikan

penyesuaian diri di perguruan tinggi pada 4 dimensi, yakni sebagai berikut.

1. Penyesuaian akademik (Academic adjustment)

Penyesuaian akademik meliputi motivasi (memiliki sikap terhadap tujuan

akademik, memiliki motivasi untuk melakukan pekerjaan akademik dan apa

saja yang ada di perguruan tinggi), aplikasi (seberapa baik motivasi diterapkan

untuk karya akademik dan memenuhi tuntutan akademik), kinerja

(keberhasilan dan efektivitas dalam fungsi akademik), dan lingkungan

akademik (kepuasan dengan lingkungan akademik).

2. Penyesuaian sosial (Social adjustment)

Penyesuaian sosial meliputi kemampuan menjangkau dan berpartisipasi

dengan kegiatan sosial, mampu berhubungan dengan mahasiswa lain, mampu

berurusan dengan relokasi sosial dan kepuasan terhadap aspek-aspek sosial

dalam lingkungan di perguruan tinggi.

3. Penyesuaian personal emosional (Personal-emotional adjustment)

Penyesuaian personal emosional dibagi menjadi dua bagian, yaknisecara

psikologis (mampu merasakan kesejahteraan psikologis) dan fisik (mampu

merasakan kesejahteraan fisik).

Page 60: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

46

4. Kelekatan terhadap universitas (Goal-commitment institutional attachment)

Kelekatan terhadap universitas meliputi dua bagian, yakni secara umum

(memiliki perasaan dan kepuasan berada di perguruan tinggi) dan perguruan

tinggi (merasakan kepuasan dengan perguruan tinggi di mana mahasiswa

mengikuti).

Dari keempat dimensi penyesuaian diri di perguruan tinggi dari Baker dan

Siryk, akan peneliti pakai sebagai acuan untuk pengembangan alat ukur dalam

bentuk blueprint.

2.4.4. Pengukuran Penyesuaian Diri Di Perguruan Tinggi

Berdasarkan jurnal yang peneliti dapatkan dari penelitian terdahulu, peneliti

menemukan dua alat untuk mengukur penyesuaian diri di perguruan tinggi, yaitu

sebagai berikut:

1. Adjustment Inventory For College Students (AICS) yang dikembangkan

oleh Sinha dan Singh pada tahun 1995. Alat ukur ini dirancang untuk

membedakan yang normal dari penyesuaian buruk pada mahasiswa. Skala

memiliki total 102 item yang mengukur penyesuaian mahasiswa pada lima

dimensi yaitu, rumah, kesehatan, sosial, emosional, dan pendidikan.

Reliabilitas alat ukur ini mencapai koefisien alpha sebesar 0.94. Alat ukur

ini pernah dipakai oleh Sharma di India pada tahun 2012 (Sharma, 2012).

2. The Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ) yang

dikembangkan oleh Baker dan Siryk pada tahun 1989. Alat ukur ini

memiliki 67 item kuesioner dan dirancang untuk mengukur efektivitas

dalam mengevaluasi dan menerapkan penyesuaian diri dari pelajar ke

Page 61: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

47

perguruan tinggi. Alat ukur ini ideal digunakan pada sampel mahasiswa

dalam tingkat perguruan tinggi yang berdasarkan empat dimensi, yaitu

academic adjustment, social adjustment, personal-emotional adjustment

dan goal-commitment institutional attachment. Reliabilitas alat ukur ini

mencapai koefisien alpha mulai dari 0.92-0.95. Alat ukur ini pernah

dipakai oleh Fowler pada tahun 2010 dalam penelitian di Negara Afrika

Selatan (Fowler, 2010).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur yang dikembangkan

oleh Baker dan Siryk yang bernama the Student Adaptation to College

Questionnaire (SACQ). Peneliti memakai alat ukur tersebut dikarenakan alat itu

memiliki tingkat reabilitas atau keandalan yang lebih tinggi dibanding dengan

Adjustment Inventory For College Students, yakni dengan koefisien alphamulai

0.92-0.95, dan selain itu sering digunakan dalam penelitian untuk mengukur

adjustment.

2.5. Kerangka Berpikir

Dalam kehidupan manusia, prestasi merupakan hal yang ingin dimiliki setiap

individu. Prestasi dapat diraih dengan dua hal, yakni prestasi dalam pekerjaan dan

prestasi dalam pendidikan atau akademiknya. Pascarella dan Terenzini (dalam

Kuh, Kinzie, Buckley, Bridges & Hayek, 2006) menyimpulkan, nilai yang bagus

pada tahun pertama perkuliahan sangat penting untuk keberhasilan akademik

selanjutnya dan menyelesaikan gelar akademik. Prestasi akademik yang kuat,

tampaknya mengurangi kemungkinan siswa berhenti dan meningkatkan

kemungkinan tepat waktu dalam menyelesaikan gelar akademik.

Page 62: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

48

Akan tetapi pencapaian dalam meraih prestasi di tingkat jenjang

universitas bukan sesuatu yang mudah untuk diraih. Persaingan dalam dunia

kampus semakin ketat, mulai dari seleksi masuk perguruan tinggi, kapasitas mata

kuliah, sampai kepada kebijakan-kebijakan akademik yang dibuat oleh

universitas. Apalagi dengan mahasiswa tahun pertama di perguruan tinggi, yang

terkait dengan berbagai perubahan dalam kehidupannya. Selain lingkungan sosial

mereka, mahasiswa juga dihadapkan dengan perubahan dalam situasi prestasi

bersaing mereka, misalnya peningkatan tingkat kesulitan beradaptasi di

lingkungan baru, tuntutan yang lebih tinggi berkaitan dengan pembelajaran

mandiri, serta transisi ke jenis kelompok sosial berbeda dibandingkan dengan

lingkungan di sekolah menengah (Pillay, Ngcobo, Schiefele, Streblow, Ermgassen

& Moschner, dalam Dresel & Grassinger, 2013).

Prestasi akademik yang baik dalam tingkat jenjang universitas akan dapat

diraih jika individu memiliki motivasi akademik yang kuat. Motivasi akademik

ekstrinsik dan intrinsik merupakan pendorong bagi mahasiswa dalam meraih

prestasi akademik yang baik. Dengan motivasi akademik itu mahasiswa terdorong

untuk lebih bekerja keras dalam memahami pelajaran dan memiliki gairah dalam

belajar, masukan materi yang didapat oleh mahasiswa semakin banyak dan

memungkinkan mereka menjawab dengan baik saat ujian sehingga membuat nilai

mereka baik serta mendapat prestasi akademik yang tinggi. Seperti dalam

penelitian yang dilakukan oleh Turner, Chandler dan Heffer (2009), menunjukkan

bahwa motivasi akademik mempengaruhi kinerja akademik, terutama motivasi

intrinsik. Dalam hal ini, kinerja adalah hasil belajar mahasiswa atau indeks

Page 63: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

49

prestasi kumulatif mahasiswa. Penelitian Turner, et.al. diperkuat oleh penelitian

Ayub (2010) yang mengemukakan bahwa motivasi akademik berpengaruh positif

terhadap prestasi akademik, terutama pada dimensi motivasi ekstrinsik dan

motivasi intrinsik. Temuan dari Ayub menggambarkan bahwa motivasi dapat

meningkatkan kinerja akademik. Dengan demikian, motivasi akademik ekstrinsik

dan intrinsik merupakan pendorong bagi mahasiswa dalam meraih prestasi

akademik yang baik. Adapun dimensi motivasi akademik yang memiliki peranan

penting dalam diri individu yaitu sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh

Deci dan Ryan (dalam Ayub, 2010) mengenai motivasi akademik (academic

motivation) yang terdiri dari 3 dimensi, yakni extrinsic motivation, intrinsic

motivation dan amotivation.

Selain itu, faktor gaya belajar akan sangat diperlukan untuk preferensi atau

pilihan mahasiswa dalam mengolah pikirannya atau cara berpikir mahasiswa pada

proses belajar yang sesuai dengan karakteristiknya demi menyerap informasi atau

materi dengan baik. Penelitian gaya belajar yang dilakukan oleh Uzuntiryaki

(2007) mendapatkan hasil bahwa adanya pengaruh yang signifikan terhadap

prestasi akademik. Ia menggunakan model Grasha and Riechmann student

learning style. Adapun jenis gaya belajar yang memiliki peranan penting dalam

diri individu yaitu sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh Grasha dan

Riechmann (dalam Uzuntiryaki, 2007) mengenai jenis gaya belajar (learning

style) yang terdiri dari 6 jenis, yakni independent, avoidant, collaborative,

dependent, competitive dan participant.

Page 64: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

50

Kemudian faktor internal yang kuat pada mahasiswa dalam meraih prestasi

akademik, yaitu penyesuaian diri di perguruan tinggi. Penyesuaian ini adalah

kemampuan mahasiswa dalam membentuk dirinya di lingkungan yang baru (dari

lingkungan sekolah ke lingkungan kampus). Penyesuaian ini sangat diperlukan

karena penyesuaian yang baik akan memudahkan mahasiswa tersebut

bereksplorasi dan mencari serta mendapatkan informasi atau materi dalam mata

kuliah tertentu, dengan demikian memungkinkan mahasiswa meraih prestasi

akademik yang tinggi. Seperti dalam penelitian Abdullah, Elias, Mahyuddin dan

Uli (dalam Calaguas, 2011) penyesuaian akademik memainkan peran penting

dalam retensi perguruan tinggi dan kesuksesan. Ada lagi sebuah penelitian yang

sama dilakukan pada mahasiswa tahun pertama di Afrika Selatan juga ditemukan

positif, yakni penyesuaian diri di perguruan tinggi secara signifikan positif

berpengaruh terhadap prestasi akademik. Aspek-aspek penyesuaian diri di

perguruan tinggi juga sangat penting bagi mahasiswa, ketika mereka membuat

transisi dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi (Baker dalam Fowler,

2010). Penelitian yang dilakukan oleh Baker, Siryk, Dahmus, Bernardin dan

Sennett (dalam Fowler, 2010) mengungkapkan bahwa penyesuaian akademik

merupakan salah satu aspek yang terbukti paling kuat memprediksi kinerja

akademik perguruan tinggi di Inggris. Seperti yang diungkapkan oleh Baker dan

Siryk (dalam Otlu, 2010), yang menyebutkan bahwa penyesuaian diri di

perguruan tinggi memiliki empat dimensi penting, yakni academic adjustment,

social adjustment, personal-emotional adjustment dan goal-commitment

institutional attachment.

Page 65: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

51

Selain motivasi akademik, gaya belajar dan penyesuaian diri di perguruan

tinggi, peneliti juga akan melihat variabel demografi atau faktor eksternal yang

berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa, yaitu jalur penerimaan

mahasiswa baru seperti PTAIN, SBMPTN, SNMPTN, dan SPMB Mandiri.

Peneliti akan menguji apakah keempat jalur tersebut secara signifikan

berpengaruh terhadap prestasi akademik.

Pada penelitian ini, faktor motivasi akademik, gaya belajar dan

penyesuaian diri di perguruan tinggi dipilih sebagai faktor internal individu untuk

memprediksi seberapa besar pengaruhnya terhadap prestasi akademik. Begitupula

dengan variabel demografi, yakni jalur penerimaan mahasiswa baru, faktor ini

dipilih sebagai faktor eksternal individu yang akan memprediksi jalur mana yang

paling berkontribusi terhadap prestasi akademik. Dengan motivasi akademik, gaya

belajar dan penyesuaian diri di perguruan tinggi yang kuat pada diri mahasiswa,

serta jalur penerimanaan mahasiswa baru maka dapat diprediksi akan mampu

meningkatkan prestasi akademik mahasiwa.

Page 66: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

52

Secara singkat kerangka berpikir penelitian ini dapat diilustrasikan sebagai

berikut:

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berpikir

Motivasi Akademik

Prestasi Akademik

Gaya Belajar

Jalur Penerimaan Mahasiswa Baru

Penyesuaian Diri Di Perguruan Tinggi

3. Amotivation

2. Intrinsic Motivation

1. Extrinsic Motivation

6. Participant

5. Competitive

4. Dependent

3. Collaborative

2. Avoidant

1. Independent

4. Goal-Commitment

Institutional Attachment

3. Personal-Emotional

Adjustment

2. Social Adjustment

1. Academic Adjustment

Page 67: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

53

Berdasarkan gambar 2.1, peneliti ingin mencari pengaruh motivasi

akademik, gaya belajar dan penyesuaian diri di perguruan tinggi terhadap prestasi

akademik. Selanjutnya peneliti ingin mencari pengaruh dimensi-dimensi motivasi

akademik yang terdiri dari extrinsic motivation, intrinsic motivation dan

amotivation terhadap prestasi akademik. Kemudian jenis-jenis gaya belajar yang

terdiri dari dari independent, avoidant, collaborative, dependent, competitive dan

participant terhadap prestasi akademik. Lalu dimensi-dimensi penyesuaian diri di

perguruan tinggi yang terdiri dari academic adjustment, social adjustment,

personal-emotional adjustment dan goal-commitment institutional attachment

terhadap prestasi akademik. Terakhir yaitu jalur penerimaan mahasiswa baru.

2.6. Hipotesis Penelitian

Penelitian ini diuji dengan analisis statistik, maka hipotesis yang akan diuji adalah

hipotesis alternatif yang terdiri dari hipotesis mayor dan minor, yaitu:

2.6.1. Hipotesis Mayor

Ha : Ada pengaruh yang signifikan variabel motivasi akademik (extrinsic

motivation, intrinsic motivation dan amotivation), gaya belajar

(independent, avoidant, collaborative, dependent, competitive dan

participant), penyesuaian diri di perguruan tinggi (academic adjustment,

social adjustment, personal-emotional adjustment dan goal-commitment

institutional attachment) dan jalur penerimaan mahasiswa baru terhadap

prestasi akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi UIN

Jakarta.

Page 68: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

54

2.6.2. Hipotesis Minor

Ha1: Ada pengaruh yang signifikan dimensi extrinsic motivation pada variabel

motivasi akademik terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun pertama

Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

Ha2: Ada pengaruh yang signifikan dimensi intrinsic motivation pada variabel

motivasi akademik terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun pertama

Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

Ha3: Ada pengaruh yang signifikan dimensi amotivation pada variabel motivasi

akademik terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas

Psikologi UIN Jakarta.

Ha4: Ada pengaruh yang signifikan jenis independent pada variabel gaya

belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas

Psikologi UIN Jakarta.

Ha5: Ada pengaruh yang signifikan jenis avoidant pada variabel gaya belajar

terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi

UIN Jakarta.

Ha6: Ada pengaruh yang signifikan jenis collaborative pada variabel gaya

belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas

Psikologi UIN Jakarta.

Ha7: Ada pengaruh yang signifikan jenis dependent pada variabel gaya belajar

terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi

UIN Jakarta.

Page 69: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

55

Ha8: Ada pengaruh yang signifikan jenis competitive pada variabel gaya belajar

terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi

UIN Jakarta.

Ha9: Ada pengaruh yang signifikan jenis participant pada variabel gaya belajar

terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi

UIN Jakarta.

Ha10: Ada pengaruh yang signifikan dimensi academic adjustment pada variabel

penyesuaian diri di perguruan tinggi terhadap prestasi akademik

mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

Ha11: Ada pengaruh yang signifikan dimensi social adjustment pada variabel

penyesuaian diri di perguruan tinggi terhadap prestasi akademik

mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

Ha12: Ada pengaruh yang signifikan dimensi personal-emotional adjustment

pada variabel penyesuaian diri di perguruan tinggi terhadap prestasi

akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

Ha13: Ada pengaruh yang signifikan dimensi goal-commitment institutional

attachment pada variabel penyesuaian diri di perguruan tinggi terhadap

prestasi akademik mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi UIN

Jakarta.

Ha14: Ada pengaruh yang signifikan jalur penerimaan mahasiswa baru pada

variabel demografi terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun pertama

Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

Page 70: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

56

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

3.1.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester 2 Fakultas

Psikologi UIN Jakarta tahun akademik 2013/2014 yang berjumlah149 orang.

3.1.2. Sampel Penelitian

Jumlah sampel penelitian yang akan peneliti gunakan adalah seluruh mahasiswa

semester 2 Fakultas Psikologi UIN Jakarta tahun akademik 2013/2014, sebanyak

149 orang.

3.1.3. Teknik Pengambilan Sampel

Dari populasi sebanyak 149 mahasiswa, peneliti menetapkan seluruh jumlah

mahasiswa dalam populasi tersebut untuk dijadikan sampel atau disebut juga

dengan total sampling (Supranto, 2000). Penetapan jumlah sampel tersebut

disesuaikan dengan kemampuan peneliti berdasarkan beberapa pertimbangan,

yaitu semakin banyak sampel maka data yang dihasilkan akan semakin baik.

Selain itu, peneliti juga mempertimbangkan dari segi waktu, biaya dan tenaga

yang memungkinkan untuk melakukan penelitian dengan sampel sebanyak 149

mahasiswa.

Page 71: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

57

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.2.1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Prestasi Akademik

2. Extrinsic Motivation

3. Intrinsic Motivation

4. Amotivation

5. Independent

6. Avoidant

7. Collaborative

8. Dependent

9. Competitive

10. Participant

11. Academic Adjustment

12. Social Adjustment

13. Personal-Emotional Adjustment

14. Goal-Commitment Institutional Attachment

15. Jalur Penerimaan Mahasiswa Baru

Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah

motivasi akademik (extrinsic motivation, intrinsic motivation dan amotivation),

gaya belajar (independent, avoidant, collaborative, dependent, competitive dan

participant), penyesuaian diri di perguruan tinggi (academic adjustment, social

adjustment, personal-emotional adjustment dan goal-commitment institutional

attachment), dan jalur penerimaan mahasiswa baru. Sedangkan yang menjadi

variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah prestasi

akademik.

3.2.2. Definisi Operasional Variabel

Untuk dapat mengukur konsep-konsep dalam penelitian ini, diperlukan definisi

operasional dari setiap variabel untuk mengoperasionalkan konsep tersebut

Page 72: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

58

dengan cara menetapkan rincian indikator variabel dalam penelitian. Definisi

operasionalnya adalah sebagai berikut:

1. Prestasi akademik merujuk kepada kinerja belajar seseorang yang pada

umumnya ditunjukan dalam bentuk nilai rata-rata yang diperoleh. Nilai rata-

rata selanjutnya dimunculkan (diantaranya) dalam bentuk indeks prestasi

(Latipah, 2010). Peneliti memakai indeks prestasi semester satu.

2. Motivasi akademik merupakan suatu hasrat atau dorongan seseorang dalam

memperoleh sesuatu yang ingin diraih untuk tercapainya suatu tujuan tertentu

pada bidang akademiknya, yang diukur dengan menggunakan Academic

Motivation Scales (AMS) berdasarkan tiga dimensi motivasi akademik, yaitu

extrinsic motivation, intrinsic motivation dan amotivation (Deci & Ryan

dalam Ayub, 2010).

3. Gaya belajar merupakan preferensi seseorang dalam berpikir dan berinteraksi

dengan mahasiswa lainnya di dalam lingkungan kelas dan pengalaman yang

berbeda, yang diukur dengan menggunakan The Grasha-Riechmann Student

Learning Style Scales (GRSLSS) berdasarkan enam jenis gaya belajar, yaitu

independent, avoidant, collaborative, dependent, competitive dan participant

(Grasha & Riechmann dalam Uzuntiryaki, 2007).

4. Penyesuaian diri di perguruan tinggi merupakan sebuah bentuk usaha pada

seorang individu dalam menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan kampus

atau perguruan tinggi untuk terciptanya keselarasan dalam proses belajar atau

perkuliahan, yang diukur dengan menggunakan The Student Adaptation to

College Questionnaire (SACQ) berdasarkan empat dimensi penyesuaian diri

Page 73: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

59

di perguruan tinggi, meliputi academic adjustment, social adjustment,

personal-emotional adjustment dan goal-commitment institutional attachment

(Baker & Siryk dalam Otlu, 2010).

5. Jalur penerimaan mahasiswa baru adalah perbedaan jenis seleksi masuk

perguruan tinggi yang pengklasifikasiannya dibedakan menjadi empat jalur,

yaitu PTAIN, SBMPTN, SNMPTN dan SPMB Mandiri.

3.3. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner dalam bentuk skala likert. Untuk setiap pernyataan yang diberikan,

responden diharuskan memilih salah satu jawaban yang paling menggambarkan

dirinya. Responden menanggapi sebuah pernyataan yang menggunakan taraf

kesetujuan (favourable) atau ketidaksetujuan (unfavourable) dengan empat

kategori jawaban. Jawaban dari setiap instrumen ini memiliki gradasi dari

tertinggi (sangat positif) sampai terendah (sangat negatif), dengan 4 kategori

jawaban, yaitu “Sangat Sesuai” (SS), “Sesuai” (S), “Tidak Sesuai” (TS), “Sangat

Tidak Sesuai” (STS).

Skala 4 (empat) dipilih untuk menghindari terjadinya pemusatan (cental

tendency) atau menghindari respon ditengah-tengah (netral), yang dikhawatirkan

tidak akan menggambarkan keadaan responden yang sebenarnya. Masing-masing

alternatif jawaban menunjukkan kesesuaian yang diberikan dengan keadaan yang

dirasakan responden.

Page 74: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

60

Setiap kategori diberikan skor tertentu, seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Skoring Model Skala Likert

Pilihan Pernyataan

Favourable

(F)

Unfavourable

(UF)

Sangat sesuai 4 1

Sesuai 3 2

Tidak sesuai 2 3

Sangat tidak sesuai 1 4

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian dirumuskan dalam

tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Teknik Pengumpulan Data

Variabel Penelitian Alat Pengumpulan Data

Prestasi Akademik Nilai IP semester satu mahasiswa

angkatan 2013

Motivasi Akademik Academic Motivation Scale

(AMS)

Gaya Belajar The Grasha-Riechmann Student

Learning Style Scale (GRSLSS)

Penyesuaian Diri Di Perguruan Tinggi The Student Adaptation to College

Questionnaire (SACQ)

Jalur Penerimaan Mahasiswa Baru Kuesioner

Berdasarkan tabel 3.2. pada teknik pengumpulan data, instrumen dalam

bentuk skala yang akan dipakai sebagai alat ukur utama dalam mengukur prestasi

akademik, yaitu: skala motivasi akademik, skala gaya belajar, dan skala

penyesuaian diri di perguruan tinggi.

3.3.1. Skala Motivasi Akademik

Instrumen atau alat ukur yang digunakan untuk mengukur motivasi akademik

adalah modifikasi dari alat ukur yang dibuat oleh Vallerand (dalam

Page 75: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

61

Areepattamannil, 2011) yaitu Academic Motivation Scale (AMS). Instrumen ini

mengukur tiga dimensi motivasi akademik, yaitu extrinsic motivation, intrinsic

motivation dan amotivation. Instrumen ini memiliki item sebanyak 28 item

kuesioner. Terdiri dari 12 item yang mengukur dimensi extrinsic motivation, 12

item mengukur dimensi intrinsic motivation, dan 4 item mengukur dimensi

amotivation.

Proses yang dilakukan oleh peneliti dalam mengadaptasi Academic

Motivation Scale ini, sebagai berikut:

1. Instrumen asli yang peneliti adaptasi menggunakan bahasa Inggris,

kemudian penulis menggunakan mesin penerjemah (google translator)

untuk menerjemahkan instrumen tersebut ke dalam bahasa Indonesia.

Setelah itu peneliti meminta beberapa rekan yang ahli bahasa Inggris dan

ahli bahasa Indonesia untuk memeriksa kembali instrumen yang telah

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Hal ini bertujuan agar tidak

terjadi salah penafsiran terhadap responden dalam menjawab instrumen

tersebut.

2. Peneliti melakukan modifikasi pada skala model likert, dimana pada skala

aslinya menggunakan skala model likert dengan rentangan tujuh poin

dimodifikasi menjadi rentang skala empat poin, yaitu dari “4” (sangat

sesuai), “3” (sesuai), “2” (tidak sesuai) dan “1” (sangat tidak sesuai). Hal

tersebut bertujuan untuk mempermudah subjek penelitian dalam merespon

item. Banyaknya alternatif pilihan jawaban yang ada akan mempersulit

subjek penelitian dalam menentukan respon jawaban dari item.

Page 76: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

62

Adapun pembagian item-item tiap dimensi dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Blue Print Academic Motivation Scale (AMS)

No. Dimensi Sub-Dimensi

Indikator

Nomor

Item (F)

Jumlah

1 Extrinsic

Motivation

External Regulation

Introjection

Identification

Motivasi untuk

mendapat imbalan

Motivasi untuk

kehidupan yang baik

Motivasi untuk

menunjukkan diri

Motivasi untuk

persiapan dan

peningkatan karir

pribadi

1,8,22 3

15 1

7,14,21,28 4

3,10,17,24 4

2

Intrinsic

Motivation

Intrinsic motivation

to know

Motivasi dalam hal-hal

baru

Motivasi untuk hal

yang menarik

2,9

16,23

2

2

Intrinsic motivation

toward

accomplishments

Intrinsic Motivation

to Experience

Stimulation

Motivasi untuk

berprestasi

Motivasi untuk

kompeten

Motivasi untuk

penyaluran diri

Motivasi sensasi dari

suatu yang menarik

13 1

6,20,27 3

4,11,18 3

25 1

3

Amotivation

Powerlessness

Memiliki perasaan

tidak mampu

5,12,19,26 4

Total Item 28

Page 77: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

63

3.3.2. Skala Gaya Belajar

Instrumen atau alat ukur yang digunakan untuk mengukur gaya belajar adalah

modifikasi dari alat ukur yang dikembangkan oleh Grasha dan Riechmann (1989)

yaitu The Grasha-Riechmann Student Learning Style Scale (GRSLSS). Instrumen

ini mengukur enam jenis gaya belajar, yaitu independent, avoidant, collaborative,

dependent, competitive dan participant. Instrumen ini memiliki item sebanyak 60

item kuesioner. Terdiri dari 10 item yang mengukur jenis independent, 10 item

mengukur jenis avoidant, 10 item mengukur jenis collaborative, 10 item

mengukur jenis dependent, 10 item mengukur jenis competitive, dan 10 item

mengukur jenis participant.

Proses yang dilakukan oleh peneliti dalam mengadaptasi The Grasha-

Riechmann Student Learning Style Scale ini, sebagai berikut:

1. Peneliti menggunakan mesin penerjemah (google translator) untuk

menerjemahkan instrumen asli yang sebelumnya menggunakan bahasa

Inggris. Setelah itu, instumen tersebut peneliti diskusikan kepada beberapa

rekan yang ahli bahasa Indonesia dan ahli bahasa Inggris untuk memeriksa

kembali instrumen yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Hal

ini bertujuan untuk mencegah terjadinya salah tafsir terhadap responden

dalam menjawab pertanyaan dalam instrumen ini.

2. Peneliti melakukan modifikasi pada skala model likert, dimana pada skala

aslinya menggunakan skala model likert dengan rentangan lima poin

dimodifikasi menjadi rentang skala empat poin, yaitu dari “4” (sangat

sesuai), “3” (sesuai), “2” (tidak sesuai) dan “1” (sangat tidak sesuai). Hal

Page 78: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

64

tersebut bertujuan untuk mempermudah subjek penelitian dalam merespon

item. Banyaknya alternatif pilihan jawaban yang ada akan mempersulit

subjek penelitian dalam menentukan respon jawaban dari item.

Adapun pembagian item-item tiap jenis dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4

Blue Print The Grasha-Riechmann Student Learning Style Scale (GRSLSS) No. Dimensi Indikator Nomor Item (F) Jumlah

1 Independent Percaya pada kemampuan diri 1,7,25,31,37,43,55 7

Bekerja mandiri 19,49 2

Memilih materi yang penting 13 1

2 Avoidant Tidak antusias di dalam kelas 2,8,14,20,32,44,50,56 8

Kesulitan dalam perkuliahan 26,38 2

3 Collaborative Berbagi ide 9,15,21,33 4

Senang bekerja sama 3,27,45,51 4

Berpartisipasi dalam kelompok 39,57 2

4 Dependent Bergantung pada pengajar 10,16,34,40,52,58 6

Belajar sesuai aturan 4,22,28,46 4

5 Competitive Bersaing memperoleh sesuatu 5,11,17,47 4

Egois dalam bersaing 23,29,35,41,53,59 6

6 Participant Antusias dengan perkuliahan 6,12,18,24,30,36,60 7

Antusias dengan tugas 42,48,54 3

Total Item 60

3.3.3. Skala Penyesuaian Diri Di Perguruan Tinggi

Instrumen atau alat ukur yang digunakan untuk mengukur gaya belajar adalah

modifikasi dari alat ukur yang dikembangkan oleh Baker dan Siryk (1989) yaitu

The Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ). Instrumen ini

Page 79: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

65

mengukur empat dimensi penyesuaian diri di perguruan tinggi, yaitu academic

adjustment, social adjustment, personal-emotional adjustment dan goal-

commitment institutional attachment. Instrumen ini memiliki item sebanyak 67

item kuesioner. Terdiri dari 24 item yang mengukur dimensi academic

adjustment, 20 item mengukur dimensi social adjustment, 15 item mengukur

dimensi personal-emotional adjustment, dan 8 item mengukur dimensi goal-

commitment institutional attachment

Proses yang dilakukan oleh peneliti dalam mengadaptasi The Student

Adaptation to College Questionnaire ini, sebagai berikut:

1. Instrumen asli peneliti terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan

menggunakan mesin penerjemah (google translator), yang sebelumnya

menggunakan bahasa Inggris. Kemudian peneliti memeriksa kembali

instrumen yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan

bantuan rekan yang ahli bahasa Indonesia dan Inggris. Hal ini bertujuan agar

instrumen tersebut tidak menjadi salah tafsir terhadap responden dalam

menjawab.

2. Peneliti melakukan modifikasi pada skala model likert, dimana pada skala

aslinya menggunakan skala model likert dengan rentangan sembilan poin

dimodifikasi menjadi rentang skala empat poin, yaitu dari “4” (sangat

sesuai), “3” (sesuai), “2” (tidak sesuai) dan “1” (sangat tidak sesuai). Hal

tersebut bertujuan untuk mempermudah subjek penelitian dalam merespon

item. Banyaknya alternatif pilihan jawaban yang ada akan mempersulit

subjek penelitian dalam menentukan respon jawaban dari item.

Page 80: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

66

Adapun pembagian item-item tiap dimensi dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5

Blue Print The Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ) No. Dimensi Sub-Dimensi Indikator Nomor Item Jumlah

F UF

1 Academic

Adjustment

Motivation Memiliki tujuan

akademik

5,19,23,50 4

Tidak Relevan

dengan tujuan

akademik

32,58 2

Application Respek dengan

kegiatan akademik

3,44 2

Tidak perduli dengan

kegiatan akademik

17,29 2

Performance Kinerja baik pada

kegiatan akademik

6,13,27 3

Kinerja buruk pada

kegiatan akademik

10,21,25,

39,41,52 6

Academic

Environment

Kepuasan pada

lingkungan akademik

36,43,54,

62,66 5

2 Social

Adjustment

General Dapat menyesuaikan

lingkungan

1,8,9,18,37

,46,65

7

Other People Memiliki kontak

yang baik di kampus

4,14,33,63 4

Kesulitan bergaul 42,48,56 3

Nostalgia Rasa rindu di rumah 22,51,57 3

Social

Environment

Kepuasan pada

kegiatan akademik

16,26,30 3

3 Personal-

Emotional

Adjustment

Psychological Dapat mengendalikan

kecemasan

31 1

Kecemasan di dalam

kampus 2,7,12,20

,38,45,49

,64

8

Physical Merasakan manfaat

fisik

24,55 2

Merasakan kelelahan

fisik 11,28,35,

40 4

4 Goal-

Commitment

Institutional

Attachment

General Kelekatan terhadap

perguruan tinggi

67,15 2

Merasakan jenuh

pada perguruan tinggi

60,61 2

This College Harapan baik di

perguruan tinggi

53,47 2

Memilih ke

perguruan tinggi lain

34,59 2

Total Item 67

Page 81: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

67

3.4. Uji Validitas Konstruk

Sebelum melakukan analisis data, peneliti terlebih dulu melakukan uji validitas

terhadap tiga instrumen yang digunakan, yaitu skala motivasi akademik, skala

gaya belajar, dan skala penyesuaian diri di perguruan tinggi. Untuk menguji

validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan software Lisrel 8.70. Adapun

langkah-langkah logika CFA menurut Umar (2012):

1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan

secara operasional sehingga dapat disusun pernyataan untuk mengukurnya.

Kemampuan ini disebut faktor sedangkan pengukuran terhadap faktor ini

dilakukan melalui analisis terhadap respon atas item-itemnya.

2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu item saja, begitupun subskala

hanya mengukur satu faktor juga, artinya setiap item maupun subtes bersifat

unidimensional.

3. Dengan data yang tersedia dapat digunakan untuk mengestimasi matriks

korelasi antar item yang seharusnya diperoleh jika memang unidimensional.

Matriks korelasi disebut sigma (∑), kemudian dibandingkan dengan matriks

dari data empiris yang disebut matrik S. Jika teori tersebut itu benar

(unidimensional) maka tentunya tidak ada perbedaan antara matriks S atau

bisa juga dinyatakan ∑ - S = 0.

4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan chi

square. Jika chi square tidak signifikan P > 0.05 maka hipotesis nihil tersebut

Page 82: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

68

“tidak ditolak”. Artinya teori unidimensional tersebut dapat diterima bahwa

item ataupun subtes instrumen hanya mengukur satu faktor saja.

5. Adapun dalam memodifikasi model pengukuran dilakukan dengan cara

membebaskan parameter berupa korelasi kesalahan pengukuran. Hal ini

terjadi ketika suatu item mengukur selain faktor yang hendak diukur. Setelah

beberapa kesalahan pengukuran dibebaskan untuk saling berkorelasi, maka

akan diperoleh model yang fit, maka model terakhir inilah yang akan

digunakan pada langkah selanjutnya.

6. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah item signifikan atau

tidak mengukur apa yang hendak diukur, dengan menggunakan t-value. Jika

hasil t-value tidak signifikan (t<1.96) maka item tersebut tidak signifikan

dalam mengukur apa yang hendak diukur, bila perlu item yang demikian

didrop dan sebaliknya.

7. Selain itu apabila dari hasil CFA terdapat item yang koefisien muatan

faktornya negatif, maka item tersebut harus didrop. Sebab hal ini tidak sesuai

dengan sifat item yang bersifat positif.

8. Setelah mendapatkan item dengan muatan faktor signifikan (t>1.96) dan

positif, selanjutnya item-item signifikan dan positif diolah untuk didapatkan

faktor skornya. Adapun skor faktor diitung untuk menghindari estimasi bias

dari kesalahan pengukuran. Untuk kemudahan di dalam penafsiran hasil

analisis maka penulis mentransformasikan faktor skor yang diukur dalam

skala baku (Z score) menjadi Tscore yang memiliki mean = 50 dan standar

Page 83: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

69

deviasi (SD) = 10 sehingga tidak ada responden yang mendapat skor negatif.

Adapun rumus T score adalah:

T score = (10 x skor faktor) + 50

3.4.1. Uji Validitas Konstruk Motivasi Akademik

a. Extrinsic Motivation

Peneliti menguji apakah dua belas item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar mengukur satu faktor atau tidak. Dari hasil awal analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, diperoleh model tidak fit dengan Chi-Square

= 346.28, df = 54, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.191. Namun, setelah dilakukan

modifikasi terhadap model dengan kesalahan pengukuran pada beberapa item

yang dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti

gambar 3.1 berikut.

Gambar 3.1

Analisis Faktor Konfirmatorik dari Dimensi Extrinsic Motivation

Page 84: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

70

Berdasarkan gambar 3.1, diperoleh model fit dengan Chi-Square = 41.10,

df = 30, P-value = 0.08524, RMSEA = 0.050. Karena P-value telah menghasilkan

nilai > 0.05 (signifikan) maka dinyatakan bahwa model dengan satu faktor dapat

diterima, dan bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu extrinsic

motivation.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

diikutsertakan dalam analisis selanjutnya atau tidak (didrop). Maka dilakukan

pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya

dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada

tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6

Muatan Faktor Item Extrinsic Motivation No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

1 0.32 0.08 4.10 V

3 0.63 0.07 8.40 V

7 0.72 0.07 10.00 V

8 0.65 0.07 8.95 V

10 0.51 0.08 6.36 V

14 0.81 0.07 11.60 V

15 0.79 0.07 11.26 V

17 0.86 0.07 12.25 V

21 0.41 0.08 4.98 V

22 0.50 0.08 6.15 V

24 0.68 0.07 9.45 V

28 0.72 0.07 10.09 V

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Dari tabel 3.6, dengan melihat bagian koefisien, diketahui bahwa seluruh

item memiliki koefisien muatan faktor yang positif. Kemudian pada bagian nilai t,

item 1, 3, 7, 8, 10, 14, 15, 17, 21, 22, 24 dan 28 signifikan, karena nilai t > 1.96.

Kemudian peneliti akan mencari apakah ada item yang mengukur selain

hal yang harus diukur, dengan cara melihat apakah tiap item berkorelasi dengan

Page 85: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

71

item lain. Item yang bagus adalah item yang tidak memiliki kesalahan

pengukuran, dengan kata lain setiap item tidak berkorelasi satu sama lain.

Sedangkan item yang tidak bagus memiliki korelasi dengan item lainnya dan akan

didrop. Pada penelitian ini, item yang didrop adalah item yang memiliki korelasi

lebih dari tiga saja, seperti pada tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7

Matriks Korelasi antar Kesalahan pengukuran dari Extrinsic Motivation 1 3 7 8 10 14 15 17 21 22 24 28

1 1 X X X X

3 1 X X X X

7 1 X X X

8 1 X X X

10 1 X X X

14 1 X X X

15 1 X X

17 1

21 1 X X

22 1

24 1

28 1

Tanda X menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Pada tabel 3.7, ada empat item yang berkorelasi lebih dari tiga, yakni item

1, 3, 22 dan 28. Selain keempat item tersebut, tidak ada yang berkorelasi lebih

dari tiga dengan item lain. Dengan demikian berdasarkan hasil uji hipotesis nihil

dan korelasi kesalahan pengukuran, maka ada empat item dari dimensi extrinsic

motivation yang didrop, yakni item 1, 3, 22, dan 28. Selain item yang didrop dari

dimensi extrinsic motivation, dapat diikutsertakan pada analisis selanjutnya yaitu

penentuan skor faktor.

Analisis selanjutnya yaitu penentuan skor faktor. Skor faktor (true score)

dihitung untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran. Jadi

penghitungan skor faktor ini tidak menjumlahkan item-item variabel seperti pada

umumnya, tetapi dihitung true score pada tiap instrumen. Skor faktor yang

Page 86: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

72

dianalisis adalah skor faktor yang bermuatan positif dan signifikan. Adapun

rumus T Score yaitu:

Tscore = (10 x skor faktor) + 50

Setelah didapatkan skor faktor yang telah dirubah menjadi T score, nilai

baku inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi dan regresi. Perlu

dicatat, bahwa hal yang sama juga berlaku untuk semua variabel pada penelitian

ini.

b. Intrinsic Motivation

Peneliti menguji apakah dua belas item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar mengukur satu faktor atau tidak. Dari hasil awal analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, diperoleh model tidak fit dengan Chi-Square

= 277.00, df = 54, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.167. Namun, setelah dilakukan

modifikasi terhadap model dengan kesalahan pengukuran pada beberapa item

yang dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti

gambar 3.2 berikut.

Gambar 3.2

Analisis Faktor Konfirmatorik dari Dimensi Intrinsic Motivation

Page 87: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

73

Berdasarkan gambar 3.2, diperoleh model fit dengan Chi-Square = 50.32,

df = 39, P-value = 0.10575, RMSEA = 0.044. Karena P-value telah menghasilkan

nilai > 0.05 (signifikan) maka dinyatakan bahwa model dengan satu faktor dapat

diterima, dan bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu intrinsic

motivation.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

diikutsertakan dalam analisis selanjutnya atau tidak (didrop). Maka dilakukan

pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya

dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada

tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8

Muatan Faktor Item Intrinsic Motivation No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

2 0.72 0.07 9.72 V

4 0.62 0.08 7.99 V

6 0.61 0.08 7.80 V

9 0.40 0.08 4.71 V

11 0.69 0.07 9.35 V

13 0.55 0.08 6.86 V

16 0.66 0.08 8.79 V

18 0.63 0.08 7.86 V

20 0.67 0.08 8.72 V

23 0.85 0.07 12.53 V

25 0.64 0.08 8.57 V

27 0.47 0.08 5.82 V

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Dari tabel 3.8, dengan melihat bagian koefisien, diketahui bahwa seluruh

item memiliki koefisien muatan faktor yang positif. Kemudian pada bagian nilai t,

item 2, 4, 6, 9, 11, 13, 16, 18, 20, 23, 25 dan 27 signifikan, karena nilai t > 1.96.

Kemudian peneliti akan mencari apakah ada item yang mengukur selain

hal yang harus diukur, dengan cara melihat apakah tiap item berkorelasi dengan

Page 88: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

74

item lain. Item yang bagus adalah item yang tidak memiliki kesalahan

pengukuran, dengan kata lain setiap item tidak berkorelasi satu sama lain.

Sedangkan item yang tidak bagus memiliki korelasi dengan item lainnya dan akan

didrop. Pada penelitian ini, item yang didrop adalah item yang memiliki korelasi

lebih dari tiga saja, seperti pada tabel 3.9 berikut.

Tabel 3.9

Matriks Korelasi antar Kesalahan pengukuran dari Intrinsic Motivation 2 4 6 9 11 13 16 18 20 23 25 27

2 1 X X X X X

4 1 X X X

6 1 X X X

9 1 X

11 1

13 1 X

16 1 X

18 1

20 1 X

23 1

25 1

27 1

Tanda X menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Pada tabel 3.9, hanya ada satu item yang berkorelasi lebih dari tiga, yaitu

item 2. Selain item 2, tidak ada yang berkorelasi lebih dari tiga dengan item lain.

Dengan demikian berdasarkan hasil uji hipotesis nihil dan korelasi kesalahan

pengukuran, maka hanya ada satu item dari dimensi intrinsic motivation yang

didrop, yakni item 2. Selain item yang didrop dari dimensi intrinsic motivation,

dapat diikutsertakan pada analisis selanjutnya yaitu penentuan skor faktor.

c. Amotivation

Peneliti menguji apakah empat item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar mengukur satu faktor atau tidak. Dari hasil awal analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, diperoleh model tidak fit dengan Chi-Square

= 30.48, df = 2, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.310. Namun, setelah dilakukan

Page 89: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

75

modifikasi terhadap model dengan kesalahan pengukuran pada beberapa item

yang dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti

gambar 3.3 berikut.

Gambar 3.3

Analisis Faktor Konfirmatorik dari Dimensi Amotivation

Berdasarkan gambar 3.3, diperoleh model fit dengan Chi-Square = 0.00, df

= 0, P-value = 1.00000, RMSEA = 0.000. Karena P-value telah menghasilkan

nilai > 0.05 (signifikan) maka dinyatakan bahwa model dengan satu faktor dapat

diterima, dan bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu amotivation.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

diikutsertakan dalam analisis selanjutnya atau tidak (didrop). Maka dilakukan

pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya

dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada

tabel 3.10 berikut.

Tabel 3.10

Muatan Faktor Item Amotivation No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

5 1.12 0.10 10.90 V

12 0.53 0.08 6.39 V

19 0.77 0.08 9.21 V

26 0.95 0.08 11.29 V

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Page 90: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

76

Dari tabel 3.10, dengan melihat bagian koefisien, diketahui bahwa seluruh

item memiliki koefisien muatan faktor yang positif. Kemudian pada bagian nilai t,

item 5, 12, 19 dan 26 signifikan karena nilai t > 1.96.

Kemudian peneliti akan mencari apakah ada item yang mengukur selain

hal yang harus diukur, dengan cara melihat apakah tiap item berkorelasi dengan

item lain. Item yang bagus adalah item yang tidak memiliki kesalahan

pengukuran, dengan kata lain setiap item tidak berkorelasi satu sama lain.

Sedangkan item yang tidak bagus memiliki korelasi dengan item lainnya dan akan

didrop. Pada penelitian ini, item yang didrop adalah item yang memiliki korelasi

lebih dari tiga saja, seperti pada tabel 3.11 berikut.

Tabel 3.11

Matriks Korelasi antar Kesalahan pengukuran dari Amotivation 5 12 19 26

5 1 X X

12 1

19 1

26 1

Tanda X menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Pada tabel 3.11, tidak ada item yang berkorelasi lebih dari tiga dengan

item lain, berarti seluruh item bagus dan sudah valid. Dengan demikian

berdasarkan hasil uji hipotesis nihil dan korelasi kesalahan pengukuran, maka

seluruh item akan dipakai untuk analisis selanjutnya yaitu penentuan skor faktor

dari dimensi amotivation, yakni item 5, 12, 19 dan 26.

3.4.2. Uji Validitas Konstruk Gaya Belajar

a. Independent

Peneliti menguji apakah sepuluh item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar mengukur satu faktor atau tidak. Dari hasil awal analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, diperoleh model tidak fit dengan Chi-Square

Page 91: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

77

= 187.27, df = 35, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.171. Namun, setelah dilakukan

modifikasi terhadap model dengan kesalahan pengukuran pada beberapa item

yang dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti

gambar 3.4 berikut.

Gambar 3.4

Analisis Faktor Konfirmatorik dari Jenis Independent

Berdasarkan gambar 3.4, diperoleh model fit dengan Chi-Square = 31.41,

df = 24, P-value = 0.14225, RMSEA = 0.046. Karena P-value telah menghasilkan

nilai > 0.05 (signifikan) maka dinyatakan bahwa model dengan satu faktor dapat

diterima, dan bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu independent.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

diikutsertakan dalam analisis selanjutnya atau tidak (didrop). Maka dilakukan

pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya

dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada

tabel 3.12 berikut.

Page 92: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

78

Tabel 3.12

Muatan Faktor Item Independent No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

1 0.68 0.08 8.85 V

7 0.58 0.08 7.33 V

13 0.50 0.08 6.09 V

19 0.41 0.09 4.73 V

25 0.73 0.07 9.90 V

31 0.85 0.07 12.04 V

37 0.22 0.09 2.62 V

43 0.67 0.08 8.78 V

49 0.23 0.09 2.60 V

55 0.29 0.09 3.31 V

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Dari tabel 3.12, dengan melihat bagian koefisien, diketahui bahwa seluruh

item memiliki koefisien muatan faktor yang positif. Kemudian pada bagian nilai t,

item 1, 7, 13, 19, 25, 31, 37, 43, 49 dan 55 signifikan, karena nilai t > 1.96.

Kemudian peneliti akan mencari apakah ada item yang mengukur selain

hal yang harus diukur, dengan cara melihat apakah tiap item berkorelasi dengan

item lain. Item yang bagus adalah item yang tidak memiliki kesalahan

pengukuran, dengan kata lain setiap item tidak berkorelasi satu sama lain.

Sedangkan item yang tidak bagus memiliki korelasi dengan item lainnya dan akan

didrop. Pada penelitian ini, item yang didrop adalah item yang memiliki korelasi

lebih dari tiga saja, seperti pada tabel 3.13 berikut.

Tabel 3.13

Matriks Korelasi antar Kesalahan pengukuran dari Independent 1 7 13 19 25 31 37 43 49 55

1 1 X

7 1 X X

13 1 X

19 1 X X

25 1 X X

31 1 X

37 1 X

43 1

49 1 X

55 1

Tanda X menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Page 93: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

79

Pada tabel 3.13, ada dua item yang berkorelasi lebih dari tiga, yaitu item

37 dan 55. Selain kedua item tersebut, tidak ada yang berkorelasi lebih dari tiga

dengan item lain. Dengan demikian berdasarkan hasil uji hipotesis nihil dan

korelasi kesalahan pengukuran, maka ada dua item dari jenis independent yang

didrop, yakni item 37 dan 55. Selain item yang didrop dari jenis independent,

dapat diikutsertakan pada analisis selanjutnya yaitu penentuan skor faktor.

b. Avoidant

Peneliti menguji apakah sepuluh item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar mengukur satu faktor atau tidak. Dari hasil awal analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, diperoleh model tidak fit dengan Chi-Square

= 335.64, df = 35, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.241. Namun, setelah dilakukan

modifikasi terhadap model dengan kesalahan pengukuran pada beberapa item

yang dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti

gambar 3.5 berikut.

Gambar 3.5

Analisis Faktor Konfirmatorik dari Jenis Avoidant

Berdasarkan gambar 3.5, diperoleh model fit dengan Chi-Square = 27.02,

df = 18, P-value = 0.07860, RMSEA = 0.058. Karena P-value telah menghasilkan

Page 94: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

80

nilai > 0.05 (signifikan) maka dinyatakan bahwa model dengan satu faktor dapat

diterima, dan bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu avoidant.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

diikutsertakan dalam analisis selanjutnya atau tidak (didrop). Maka dilakukan

pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya

dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada

tabel 3.14 berikut.

Tabel 3.14

Muatan Faktor Item Avoidant No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

2 0.70 0.07 9.70 V

8 0.53 0.08 6.61 V

14 0.89 0.07 13.00 V

20 0.02 0.09 0.29 X

26 0.91 0.07 13.73 V

32 0.30 0.09 3.38 V

38 0.55 0.08 6.91 V

44 0.61 0.07 8.27 V

50 0.64 0.08 8.41 V

56 0.60 0.08 7.58 V

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Dari tabel 3.14, dengan melihat bagian koefisien, diketahui bahwa seluruh

item memiliki koefisien muatan faktor yang positif. Kemudian pada bagian nilai t,

item 2, 8, 14, 26, 32, 38, 44, 50 dan 56, signifikan, karena nilai t > 1.96.

Sedangkan item 20 tidak signifikan karena nilai t < 1.96. Maka item 20 akan

didrop.

Kemudian peneliti akan mencari apakah ada item yang mengukur selain

hal yang harus diukur, dengan cara melihat apakah tiap item berkorelasi dengan

item lain. Item yang bagus adalah item yang tidak memiliki kesalahan

pengukuran, dengan kata lain setiap item tidak berkorelasi satu sama lain.

Page 95: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

81

Sedangkan item yang tidak bagus memiliki korelasi dengan item lainnya dan akan

didrop. Pada penelitian ini, item yang didrop adalah item yang memiliki korelasi

lebih dari tiga saja, seperti pada tabel 3.15 berikut.

Tabel 3.15

Matriks Korelasi antar Kesalahan pengukuran dari Avoidant 2 8 14 20 26 32 38 44 50 56

2 1 X X X

8 1 X X X X

14 1 X X

20 1 X X X

26 1 X X

32 1 X X

38 1 X

44 1

50 1

56 1

Tanda X menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Pada tabel 3.15, ada dua item yang berkorelasi lebih dari tiga, yaitu item 8

dan 32. Selain kedua item tersebut, tidak ada yang berkorelasi lebih dari tiga

dengan item lain. Dengan demikian, berdasarkan hasil uji hipotesis nihil dan

korelasi kesalahan pengukuran. Maka ada tiga item dari dimensi avoidant yang

didrop, yakni item 20 karena nilai t < 1.96 yang berarti tidak signifikan, kemudian

item 8 dan 32 karena item memiliki korelasi lebih dari tiga dengan item lain.

Selain item yang didrop dari dimensi avoidant, dapat diikutsertakan pada analisis

selanjutnya yaitu penentuan skor faktor.

c. Collaborative

Peneliti menguji apakah sepuluh item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar mengukur satu faktor atau tidak. Pada jenis ini, awalnya path diagram tidak

muncul. Setelah dibaca output dari CFA, ternyata item nomor 9 mengganggu

penghitungan CFA karena memiliki korelasi yang banyak dengan item lain.

Sehingga item nomor 9 didrop terlebih dahulu sebelum mencari model fit dari

Page 96: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

82

jenis collaborative. Setelah didrop, path diagram dapat muncul, namun hanya

dengan sembilan item yang tersisa. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, diperoleh model tidak fit dengan Chi-Square = 218.77,

df = 27, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.219. Namun, setelah dilakukan

modifikasi terhadap model dengan kesalahan pengukuran pada beberapa item

yang dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti

gambar 3.6 berikut.

Gambar 3.6 Analisis Faktor Konfirmatorik dari Jenis Collaborative

Berdasarkan gambar 3.6, diperoleh model fit dengan Chi-Square = 21.21,

df = 15, P-value = 0.13038, RMSEA = 0.053. Karena P-value telah menghasilkan

nilai > 0.05 (signifikan) maka dinyatakan bahwa model dengan satu faktor dapat

diterima, dan bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu collaborative.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

diikutsertakan dalam analisis selanjutnya atau tidak (didrop). Maka dilakukan

pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya

Page 97: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

83

dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada

tabel 3.16 berikut.

Tabel 3.16

Muatan Faktor Item Collaborative No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

3 0.46 0.08 5.74 V

9 - - - X

15 0.27 0.08 3.26 V

21 0.68 0.07 9.48 V

27 0.74 0.07 10.35 V

33 0.33 0.08 4.05 V

39 0.74 0.08 9.62 V

45 0.68 0.08 8.30 V

51 0.86 0.07 11.49 V

57 0.32 0.08 3.75 V

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Dari tabel 3.16, dengan melihat bagian koefisien, diketahui bahwa seluruh

item memiliki koefisien muatan faktor yang positif. Kemudian pada bagian nilai t,

item 3, 15, 21, 27, 33, 39, 45, 51 dan 57 signifikan, karena nilai t > 1.96.

Kemudian peneliti mencari item yang berkorelasi dengan item lain. Item

yang bagus adalah item yang tidak memiliki kesalahan pengukuran, dengan kata

lain setiap item tidak berkorelasi satu sama lain. Sedangkan item yang tidak bagus

memiliki korelasi dengan item lainnya dan akan didrop. Item yang didrop adalah

item yang memiliki korelasi lebih dari tiga saja, seperti pada tabel 3.17 berikut.

Tabel 3.17

Matriks Korelasi antar Kesalahan pengukuran dari Collaborative 3 15 21 27 33 39 45 51 57

3 1 X X X

15 1 X X X X

21 1

27 1 X

33 1 X

39 1 X

45 1 X

51 1 X

57 1

Tanda X menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Page 98: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

84

Pada tabel 3.17, hanya ada satu item yang berkorelasi lebih dari tiga, yaitu

item 15. Selain item 15, tidak ada yang berkorelasi lebih dari tiga dengan item

lain. Dengan demikian berdasarkan hasil uji hipotesis nihil dan korelasi kesalahan

pengukuran, maka ada dua item dari jenis collaborative yang didrop, yakni item 9

dan 15. Selain item yang didrop dari jenis collaborative, dapat diikutsertakan pada

analisis selanjutnya yaitu penentuan skor faktor.

d. Dependent

Peneliti menguji apakah sepuluh item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar mengukur satu faktor atau tidak. Dari hasil awal analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, diperoleh model tidak fit dengan Chi-Square

= 346.01, df = 35, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.245. Namun, setelah dilakukan

modifikasi terhadap model dengan kesalahan pengukuran pada beberapa item

yang dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti

gambar 3.7 berikut.

Gambar 3.7

Analisis Faktor Konfirmatorik dari Jenis Dependent

Page 99: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

85

Berdasarkan gambar 3.7, diperoleh model fit dengan Chi-Square = 27.49,

df = 20, P-value = 0.12193, RMSEA = 0.050. Karena P-value telah menghasilkan

nilai > 0.05 (signifikan) maka dinyatakan bahwa model dengan satu faktor dapat

diterima, dan bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu dependent.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

diikutsertakan dalam analisis selanjutnya atau tidak (didrop). Maka dilakukan

pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya

dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada

tabel 3.18 berikut.

Tabel 3.18

Muatan Faktor Item Dependent No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

4 0.87 0.10 8.73 V

10 0.55 0.07 7.57 V

16 0.48 0.07 6.90 V

22 0.50 0.08 6.05 V

28 -0.07 0.05 -1.58 X

34 0.60 0.08 7.65 V

40 0.65 0.08 8.19 V

46 0.24 0.05 4.46 V

52 0.16 0.07 2.44 V

58 0.84 0.07 11.45 V

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Dari tabel 3.18, pada bagian koefisien, diketahui bahwa item 4, 10, 16, 22,

34, 40, 46, 52 dan 58, memiliki koefisien muatan faktor yang positif. Sedangkan

item 28 memiliki koefisien muatan faktor yang negatif. Kemudian pada bagian

nilai t, item 4, 10, 16, 22, 34, 40, 46, 52 dan 58 signifikan, karena nilai t > 1.96.

Sedangkan item 28 nilai t < 1.96, maka item 28 tidak signifikan.

Kemudian peneliti akan mencari apakah ada item yang mengukur selain

hal yang harus diukur, dengan cara melihat apakah tiap item berkorelasi dengan

Page 100: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

86

item lain. Item yang bagus adalah item yang tidak memiliki kesalahan

pengukuran, dengan kata lain setiap item tidak berkorelasi satu sama lain.

Sedangkan item yang tidak bagus memiliki korelasi dengan item lainnya dan akan

didrop. Pada penelitian ini, item yang didrop adalah item yang memiliki korelasi

lebih dari tiga saja, seperti pada tabel 3.19 berikut.

Tabel 3.19

Matriks Korelasi antar Kesalahan pengukuran dari Dependent 4 10 16 22 28 34 40 46 52 58

4 1 X X X X

10 1 X

16 1 X X X X X

22 1 X X

28 1 X

34 1

40 1 X

46 1 X

52 1

58 1

Tanda X menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Pada tabel 3.19, terdapat tiga item yang berkorelasi lebih dari tiga, yaitu

item 4, 16 dan 52. Selain ketiga item tersebut, tidak ada yang berkorelasi lebih

dari tiga dengan item lain.Dengan demikian berdasarkan hasil uji hipotesis nihil

dan korelasi kesalahan pengukuran, maka ada empat item dari jenis dependent

yang didrop, yakni item 4, 16, 28 dan 52. Selain item yang didrop dari jenis

dependent, dapat diikutsertakan pada analisis selanjutnya yaitu penentuan skor

faktor.

e. Competitive

Peneliti menguji apakah sepuluh item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar mengukur satu faktor atau tidak. Dari hasil awal analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, diperoleh model tidak fit dengan Chi-Square

= 311.87, df = 35, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.231. Namun, setelah dilakukan

Page 101: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

87

modifikasi terhadap model dengan kesalahan pengukuran pada beberapa item

yang dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti

gambar 3.8 berikut.

Gambar 3.8

Analisis Faktor Konfirmatorik dari Jenis Competitive

Berdasarkan gambar 3.8, diperoleh model fit dengan Chi-Square = 34.25,

df = 23, P-value = 0.06158, RMSEA = 0.057. Karena P-value telah menghasilkan

nilai > 0.05 (signifikan) maka dinyatakan bahwa model dengan satu faktor dapat

diterima, dan bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu competitive.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

diikutsertakan dalam analisis selanjutnya atau tidak (didrop). Maka dilakukan

pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya

Page 102: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

88

dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada

tabel 3.20 berikut.

Tabel 3.20

Muatan Faktor Item Competitive No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

5 0.78 0.07 10.51 V

11 0.79 0.07 11.55 V

17 0.77 0.07 11.19 V

23 0.31 0.08 3.95 V

29 0.62 0.07 8.37 V

35 -0.03 0.09 -0.37 X

41 0.10 0.08 1.24 X

47 0.71 0.07 9.45 V

53 0.61 0.08 7.57 V

59 0.28 0.08 3.64 V

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Dari tabel 3.20, dengan melihat bagian koefisien, diketahui bahwa item 35

memiliki koefisien faktor yang negatif. Sedangkan item lain pada jenis

competitive, koefisien faktornya positif. Kemudian pada bagian nilai t, item 5, 11,

17, 23, 29, 47, 53 dan 59 signifikan, karena nilai t > 1.96. Sedangkan item 35 dan

41 tidak signifikan, karena nilai t < 1.96.

Kemudian peneliti akan mencari apakah ada item yang mengukur selain

hal yang harus diukur, dengan cara melihat apakah tiap item berkorelasi dengan

item lain. Item yang bagus adalah item yang tidak memiliki kesalahan

pengukuran, dengan kata lain setiap item tidak berkorelasi satu sama lain.

Sedangkan item yang tidak bagus memiliki korelasi dengan item lainnya dan akan

didrop. Pada penelitian ini, item yang didrop adalah item yang memiliki korelasi

lebih dari tiga saja, seperti pada tabel 3.21 berikut.

Page 103: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

89

Tabel 3.21

Matriks Korelasi antar Kesalahan pengukuran dari Competitive 5 11 17 23 29 35 41 47 53 59

5 1 X X X

11 1 X

17 1 X X X

23 1 X

29 1 X X

35 1 X X

41 1

47 1

53 1

59 1

Tanda X menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Pada tabel 3.21, tidak ada item yang berkorelasi lebih dari tiga, yakni item

5, 11, 17, 23, 29, 35, 41, 47, 53 dan 59. Dengan demikian berdasarkan hasil uji

hipotesis nihil dan korelasi kesalahan pengukuran, maka ada dua item dari jenis

competitive yang didrop, yaitu item 35 dan 41, karena item 35 memiliki koefisien

faktor yang negatif dan kedua item ini nilai t < 1.96 yang berarti tidak signifikan,

maka harus didrop. Selain item yang didrop dari jenis competitive, dapat

diikutsertakan pada analisis selanjutnya yaitu penentuan skor faktor.

f. Participant

Peneliti menguji apakah sepuluh item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar mengukur satu faktor atau tidak. Dari hasil awal analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, diperoleh model tidak fit dengan Chi-Square

= 271.05, df = 35, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.213. Namun, setelah dilakukan

modifikasi terhadap model dengan kesalahan pengukuran pada beberapa item

yang dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti

gambar 3.9 berikut.

Page 104: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

90

Gambar 3.9

Analisis Faktor Konfirmatorik dari Jenis Participant

Berdasarkan gambar 3.9, diperoleh model fit dengan Chi-Square = 29.46,

df = 19, P-value = 0.05905, RMSEA = 0.061. Karena P-value telah menghasilkan

nilai > 0.05 (signifikan) maka dinyatakan bahwa model dengan satu faktor dapat

diterima, dan bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu participant.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

diikutsertakan dalam analisis selanjutnya atau tidak (didrop). Maka dilakukan

pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya

dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada

tabel 3.22 berikut.

Page 105: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

91

Tabel 3.22

Muatan Faktor Item Participant No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

6 0.71 0.09 8.25 V

12 0.61 0.08 7.27 V

18 0.16 0.09 1.71 X

24 0.65 0.08 8.37 V

30 0.66 0.08 8.57 V

36 0.73 0.08 8.96 V

42 0.48 0.08 5.94 V

48 0.48 0.08 5.78 V

54 0.70 0.09 8.17 V

60 0.41 0.09 4.63 V

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Dari tabel 3.22, dengan melihat bagian koefisien, diketahui bahwa seluruh

item memiliki koefisien faktor yang positif. Kemudian pada bagian nilai t, item 6,

12, 24, 30, 36, 42, 48, 54 dan 60 signifikan, karena nilai t > 1.96. Sedangkan item

18 tidak signifikan, karena nilai t < 1.96. Maka item 18 harus didrop.

Kemudian peneliti mencari item yang berkorelasi dengan item lain. Item

yang bagus adalah item yang tidak memiliki kesalahan pengukuran, dengan kata

lain setiap item tidak berkorelasi satu sama lain. Sedangkan item yang tidak bagus

memiliki korelasi dengan item lainnya dan akan didrop. Item yang didrop adalah

item yang memiliki korelasi lebih dari tiga saja, seperti pada tabel 3.23 berikut.

Tabel 3.23

Matriks Korelasi antar Kesalahan pengukuran dari Participant 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60

6 1 X X X

12 1 X X X

18 1 X X X

24 1 X

30 1 X

36 1 X X

42 1 X

48 1 X

54 1 X

60 1

Tanda X menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Pada tabel 3.23, terdapat dua item yang berkorelasi lebih dari tiga, yaitu

item 54 dan 60. Dengan demikian berdasarkan hasil uji hipotesis nihil dan

Page 106: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

92

korelasi kesalahan pengukuran, maka ada tiga item dari jenis participant yang

didrop, yakni item 18, 54 dan 60, ketiga item ini akan didrop terlebih dahulu

sebelum dimasukan ke analisis selanjutnya. Selain item yang didrop dari jenis

participant, diikutsertakan pada analisis selanjutnya yaitu penentuan skor faktor.

3.4.3. Uji Validitas Konstruk Penyesuaian Diri Di Perguruan Tinggi

a. Academic Adjustment

Peneliti menguji apakah dua puluh empat item yang ada bersifat unidimensional.

Dari hasil awal analisis CFA, diperoleh model tidak fit dengan Chi-Square =

351.79, df = 252, P-value = 0.00003, RMSEA = 0.052. Namun, setelah dilakukan

modifikasi maka diperoleh model fit seperti gambar 3.10 berikut.

Gambar 3.10

Analisis Faktor Konfirmatorik dari Dimensi Academic Adjustment

Page 107: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

93

Berdasarkan gambar 3.10, diperoleh model fit dengan Chi-Square =

285.34, df = 249, P-value = 0.05649, RMSEA = 0.031. Karena P-value telah

menghasilkan nilai > 0.05 (signifikan) maka dinyatakan bahwa model dengan satu

faktor dapat diterima, dan bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu

academic adjustment.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

diikutsertakan dalam analisis selanjutnya atau tidak (didrop). Maka dilakukan

pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya

dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada

tabel 3.24 berikut.

Tabel 3.24

Muatan Faktor Item Academic Adjustment No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

3 0.59 0.12 4.75 V

5 0.44 0.13 3.44 V

6 0.06 0.13 0.45 X

10 0.62 0.12 5.04 V

13 0.26 0.13 2.03 V

17 0.49 0.13 3.88 V

19 0.50 0.13 3.97 V

21 0.74 0.12 6.13 V

23 0.15 0.13 1.14 X

25 0.53 0.13 4.27 V

27

29

0.28

0.85

0.13

0.12

2.20

7.17

V

V

32 0.65 0.12 5.33 V

36 0.24 0.13 1.84 X

39 0.47 0.13 3.70 V

41 0.65 0.12 5.26 V

43

44

50

0.46

0.50

0.46

0.13

0.13

0.13

3.65

4.01

3.60

V

V

V

52

54

58

62

66

0.59

0.63

0.49

0.23

0.65

0.12

0.12

0.13

0.13

0.12

4.77

5.08

3.88

1.77 5.28

V

V

V

X

V

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Page 108: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

94

Dari tabel 3.24, dengan melihat bagian koefisien, diketahui bahwa seluruh

item memiliki koefisien faktor yang positif. Kemudian pada bagian nilai t, item 3,

5, 10, 13, 17, 19, 21, 25, 27, 29, 32, 39, 41, 43, 44, 50, 52, 54, 58 dan 66

signifikan, karena nilai t > 1.96. Sedangkan item 6, 23, 36 dan 62 tidak signifikan,

karena nilai t < 1.96. Maka, item 6, 23, 36 dan 62 harus didrop.

Kemudian peneliti akan mencari apakah ada item yang mengukur selain

hal yang harus diukur, dengan cara melihat apakah tiap item berkorelasi dengan

item lain. Item yang bagus adalah item yang tidak memiliki kesalahan

pengukuran, dengan kata lain setiap item tidak berkorelasi satu sama lain.

Sedangkan item yang tidak bagus memiliki korelasi dengan item lainnya dan akan

didrop. Pada penelitian ini, item yang didrop adalah item yang memiliki korelasi

lebih dari tiga saja, seperti pada tabel 3.25 berikut.

Tabel 3.25

Matriks Korelasi antar Kesalahan pengukuran dari Academic Adjustment 3 5 6 10 13 17 19 21 23 25 27 29 32 36 39 41 43 44 50 52 54 58 62 66

3 1

5 1

6 1 X

10 1

13 1

17 1

19 1

21 1

23 1

25 1

27 1

29 1

32

1

36 1 X X

39

1

41 1

43 1

44 1

50 1

52 1

54 1

58 1

62 1

66 1

Tanda X menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Page 109: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

95

Pada tabel 3.25, tidak ada item yang berkorelasi lebih dari tiga dengan

item lain. Dengan demikian berdasarkan hasil uji hipotesis nihil dan korelasi

kesalahan pengukuran, maka ada empat item dari dimensi academic adjustment

yang didrop, yakni item 6, 23, 36 dan 62. Selain item yang didrop dari dimensi

academic adjustment, dapat diikutsertakan pada analisis selanjutnya yaitu

penentuan skor faktor.

b. Social Adjustment

Peneliti menguji apakah dua puluh item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar mengukur satu faktor atau tidak. Dari hasil awal analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, diperoleh model tidak fit dengan Chi-Square

= 259.00, df = 170, P-value = 0.00001, RMSEA = 0.059. Namun, setelah

dilakukan modifikasi terhadap model dengan kesalahan pengukuran pada

beberapa item yang dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh

model fit seperti gambar 3.11 berikut.

Gambar 3.11

Analisis Faktor Konfirmatorik dari Dimensi Social Adjustment

Page 110: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

96

Berdasarkan gambar 3.11, diperoleh model fit dengan Chi-Square =

192.42, df = 165, P-value = 0.07085, RMSEA = 0.034. Karena P-value telah

menghasilkan nilai > 0.05 (signifikan) maka dinyatakan bahwa model dengan satu

faktor dapat diterima, dan bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu

social adjustment.

Selanjutnya, peneliti melihat signifikansi item dan menentukan apakah

item tersebut diikutsertakan dalam analisis selanjutnya atau tidak (didrop). Maka

dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item.

Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.26 berikut.

Tabel 3.26

Muatan Faktor Item Social Adjustment No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

1 0.68 0.13 5.42 V

4 0.53 0.13 4.13 V

8 0.28 0.13 2.14 V

9 0.67 0.13 5.31 V

14 -0.05 0.13 -0.36 X

16 0.71 0.13 5.62 V

18 0.64 0.13 5.04 V

22 0.37 0.13 2.80 V

26 -0.08 0.13 -0.59 X

30 0.23 0.13 1.74 X

33 0.75 0.12 6.01 V

37 0.59 0.13 4.65 V

42 0.40 0.13 3.08 V

46 0.46 0.13 3.52 V

48 0.36 0.13 2.71 V

51 0.17 0.13 1.30 X

56 0.30 0.13 2.31 V

57 0.74 0.12 5.93 V

63 0.68 0.13 5.42 V

65 0.33 0.13 2.50 V

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Dari tabel 3.26, dengan melihat bagian koefisien, diketahui bahwa hanya

ada dua item yang memiliki koefisien faktor yang negatif, yaitu item 14 dan 26,

lalu sisanya positif. Kemudian pada bagian nilai t, item 1, 4, 8, 9, 16, 18, 22, 33,

Page 111: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

97

37, 42, 46, 48, 56, 57, 63 dan 65 signifikan, karena nilai t > 1.96. Sedangkan item

14, 26, 30 dan 51 tidak signifikan, karena nilai t < 1.96. Maka, item 14, 26, 30 dan

51 harus didrop.

Kemudian peneliti akan mencari apakah ada item yang berkorelasi dengan

item lain. Item yang bagus adalah item yang tidak memiliki kesalahan

pengukuran, dengan kata lain setiap item tidak berkorelasi satu sama lain. Pada

penelitian ini, item yang didrop adalah item yang memiliki korelasi lebih dari tiga

saja, seperti pada tabel 3.27 berikut.

Tabel 3.27

Matriks Korelasi antar Kesalahan pengukuran dari Social Adjustment 1 4 8 9 14 16 18 22 26 30 33 37 42 46 48 51 56 57 63 65

1 1 4 1 X 8 1 9 1 14 1 16 1

18 1

22 1 X

26 1

30 1

33 1

37 1 X

42 1 X 46 1 X 48 1 51 1 56 1 57 1 63 1 65 1

Tanda X menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Pada tabel 3.27, tidak ada item yang berkorelasi lebih dari tiga dengan

item lain. Dengan demikian berdasarkan hasil uji hipotesis nihil dan korelasi

kesalahan pengukuran, maka ada empat item dari dimensi social adjustment yang

didrop, yakni item 14, 26, 30 dan 51. Selain item yang didrop dari dimensi social

adjustment, dapat diikutsertakan pada analisis selanjutnya yaitu penentuan skor

faktor.

Page 112: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

98

c. Personal-Emotional Adjustment

Peneliti menguji apakah lima belas item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar mengukur satu faktor atau tidak. Dari hasil awal analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, diperoleh model tidak fit dengan Chi-Square

= 653.38, df = 90, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.206. Namun, setelah dilakukan

modifikasi terhadap model dengan kesalahan pengukuran pada beberapa item

yang dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti

gambar 3.12 berikut.

Gambar 3.12

Analisis Faktor Konfirmatorik dari Dimensi Personal-Emotional Adjustment

Berdasarkan gambar 3.12, diperoleh model fit dengan Chi-Square = 65.67,

df = 51, P-value = 0.08116, RMSEA = 0.044. Karena P-value telah menghasilkan

nilai > 0.05 (signifikan) maka dinyatakan bahwa model dengan satu faktor dapat

Page 113: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

99

diterima, dan bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu personal-

emotional adjustment.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

diikutsertakan dalam analisis selanjutnya atau tidak (didrop). Maka dilakukan

pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya

dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada

tabel 3.28 berikut.

Tabel 3.28

Muatan Faktor Item Personal-Emotional Adjustment No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

2 0.03 0.08 0.37 X

7 0.84 0.07 12.13 V

11 0.49 0.08 6.17 V

12 -0.01 0.08 -0.10 X

20 0.59 0.07 7.97 V

24 0.45 0.08 5.51 V

28 0.31 0.08 3.89 V

31 -0.62 0.07 -8.51 X

35 0.30 0.09 3.29 V

38 0.57 0.08 7.54 V

40 0.55 0.08 7.04 V

45 0.40 0.08 5.27 V

49 -0.03 0.08 -0.36 X

55 0.10 0.08 1.18 X

64 0.58 0.07 7.84 V

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Dari tabel 3.28, dengan melihat bagian koefisien, diketahui bahwa ada tiga

item yang memiliki koefisien faktor negatif, yakni item 12, 31 dan 49, selain itu

positif. Kemudian pada bagian nilai t, item 7, 11, 20, 24, 28, 35, 38, 40, 45 dan 64

signifikan, karena nilai t > 1.96. Sedangkan item 2, 12, 31, 49 dan 55 tidak

signifikan, karena nilai t < 1.96. Maka, item 2, 12, 31, 49 dan 55 harus didrop.

Kemudian peneliti akan mencari apakah ada item yang mengukur selain

hal yang harus diukur, dengan cara melihat apakah tiap item berkorelasi dengan

Page 114: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

100

item lain. Item yang bagus adalah item yang tidak memiliki kesalahan

pengukuran, dengan kata lain setiap item tidak berkorelasi satu sama lain.

Sedangkan item yang tidak bagus memiliki korelasi dengan item lainnya dan akan

didrop. Pada penelitian ini, item yang didrop adalah item yang memiliki korelasi

lebih dari tiga saja, seperti pada tabel 3.29 berikut.

Tabel 3.29

Matriks Korelasi antar Kesalahan pengukuran dari Personal-Emotional

Adjustment 2 7 11 12 20 24 28 31 35 38 40 45 49 55 64

2 1 X X X X X X 7 1 X X

11 1 X X X X X X

12 1 X X X X

20 1 X X X X 24 1 X X

28 1 X X X X

31 1 X X

35 1 X X

38 1 X X

40 1 X

45 1 X X X

49 1 X 55 1 64 1

Tanda X menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Pada tabel 3.29, terdapat sembilan item yang berkorelasi lebih dari tiga,

yakni item 2, 11, 12, 20, 28, 35, 45, 49 dan 64. Dengan demikian berdasarkan

hasil uji hipotesis nihil dan korelasi kesalahan pengukuran, maka ada sebelas item

dari dimensi personal-emotional adjustment yang didrop, yakni item 2, 11, 12, 20,

28, 31, 35, 45, 49, 55 dan 64. Selain item yang didrop dari dimensi personal-

emotional adjustment, dapat diikutsertakan pada analisis selanjutnya yaitu

penentuan skor faktor.

d. Goal-Commitment Institutional Attachment

Peneliti menguji apakah dua puluh empat item yang ada bersifat unidimensional,

artinya benar mengukur satu faktor atau tidak. Dari hasil awal analisis CFA yang

Page 115: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

101

dilakukan dengan model satu faktor, diperoleh model tidak fit dengan Chi-Square

= 225.16, df = 20, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.263. Namun, setelah dilakukan

modifikasi terhadap model dengan kesalahan pengukuran pada beberapa item

yang dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti

gambar 3.13 berikut.

Gambar 3.13

Analisis Faktor Konfirmatorik dari Dimensi Goal-Commitment Institutional

Attachment

Berdasarkan gambar 3.13, diperoleh model fit dengan Chi-Square = 18.53,

df = 11, P-value = 0.07001, RMSEA = 0.068. Karena P-value telah menghasilkan

nilai > 0,05 (signifikan) maka dinyatakan bahwa model dengan satu faktor dapat

diterima, dan bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu goal-

commitment institutional attachment.

Selanjutnya, pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari

item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.30 berikut.

Page 116: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

102

Tabel 3.30

Muatan Faktor Item Goal-Commitment Institutional Attachment No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

15 0.42 0.08 5.20 V

34 0.65 0.08 8.39 V

47 0.94 0.06 14.79 V

53 0.91 0.06 14.34 V

59 0.73 0.07 10.05 V

60 0.37 0.08 4.62 V

61 0.27 0.08 3.33 V

67 0.59 0.08 7.48 V

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Dari tabel 3.30, dengan melihat bagian koefisien, diketahui bahwa seluruh

item memiliki koefisien faktor yang positif. Kemudian pada bagian nilai t, item

15, 34, 47, 53, 59, 60, 61 dan 67 signifikan, karena nilai t > 1.96.

Kemudian peneliti akan mencari item yang berkorelasi dengan item lain.

Item yang bagus adalah item yang tidak memiliki kesalahan pengukuran, dengan

kata lain setiap item tidak berkorelasi satu sama lain. Sedangkan item yang tidak

bagus memiliki korelasi dengan item lainnya dan akan didrop. Item yang didrop

adalah item yang memiliki korelasi lebih dari tiga saja, seperti tabel 3.31 berikut.

Tabel 3.31

Matriks Korelasi antar Kesalahan pengukuran dari Goal-Commitment Institutional

Attachment 15 34 47 53 59 60 61 67

15 1 X X X 34 1 X X X 47 1 53 1 X 59 1 X 60 1 X

61 1

67 1

Tanda X menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Pada tabel 3.31, tidak ada item yang berkorelasi lebih dari tiga. Dengan

demikian, menunjukkan bahwa semua item ini bagus dan valid. Sehingga seluruh

item dalam dimensi goal-commitment institutional attachment dapat

diikutsertakan pada analisis selanjutnya yaitu penentuan skor faktor.

Page 117: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

103

3.5. Teknik Analisis Data

Dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian, yaitu apakah terdapat pengaruh

motivasi akademik, gaya belajar, penyesuaian diri di perguruan tinggi dan jalur

penerimaan mahasiswa baru terhadap prestasi akademik, dan untuk mengetahui

seberapa besar sumbangan yang diberikan masing-masing variabel terhadap

prestasi akademik, peneliti menggunakan metode statistika karena datanya berupa

angka-angka yang merupakan hasil pengukuran dan perhitungan. Dalam hal ini

berdasarkan hipotesis yang akan diukur, peneliti menggunakan teknik analisis

multiple regression atau analisis regresi berganda untuk mengetahui besar dan

arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Adapun persamaan analisis regresi berganda pada penelitian ini adalah:

Keterangan:

Y = dependent variable (dv) yaitu prestasi akademik

a = intercept (konstan)

b = Koefisien regresi untuk masing-masing X

X1 = Extrinsic Motivation

X2 = Intrinsic Motivation

X3 = Amotivation

X4 = Independent

X5 = Avoidant

X6 = Collaborative

X7 = Dependent

X8 = Competitive

X9 = Participant

X10 = Academic Adjustment

X11 = Social Adjustment

X12 = Personal-Emotional Adjustment

X13 = Goal-Commitment Institutional Attachment

X14 = Jalur Penerimaan Mahasiswa Baru

e = residual

Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7+b8X8+b9X9+b10X10+b11X11

+b12X12+b13X13+b14X14+e

Page 118: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

104

Melalui regresi berganda ini dapat diperoleh nilai R, yaitu koefisien

korelasi berganda antara prestasi akademik dengan motivasi akademik, gaya

belajar dan penyesuaian diri di perguruan tinggi. Besarnya kemungkinan prestasi

akademik yang disebabkan oleh faktor-faktor yang telah disebutkan tadi,

ditunjukkan oleh koefisien determinasi berganda atau R². R² merupakan proporsi

varians dari prestasi akademik yang dijelaskan oleh motivasi akademik, gaya

belajar dan penyesuaian diri di perguruan tinggi. Untuk mendapatkan nilai R²,

digunakan rumusan sebagai berikut:

= ���∑�²

Uji R² diuji untuk membuktikan apakah penambahan varians dari

independen variabel satu per satu signifikan atau tidak penambahannya.

Untuk membuktikan apakah regresi X pada Y signifikan atau tidak, maka

dapat diuji dengan menggunakan uji F, untuk membuktikan hal tersebut dengan

menggunakan rumus F, yaitu sebagai berikut:

� = �⁄− � − � −⁄

Pembagian disini adalah R² itu sendiri dengan df nya (yaitu k), ialah

jumlah independen variabel yang dianalisis, sedangkan penyebutnya (1 - R²)

dibagi dengan N – k – 1 dimana N adalah jumlah sampel. Dari hasil uji F yang

dilakukan nantinya, dapat dilihat apakah variabel-variabel independen yang

diujikan memiliki pengaruh terhadap dependen variabel.

Page 119: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

105

Kemudian untuk menguji apakah pengaruh yang diberikan variabel-

variabel independen signifikan terhadap dependen variabel, maka peneliti

melakukan uji t.

Uji t yang dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut:

� = �ь

Dimana b adalah koefisien regresi dan Sь adalah standar deviasi sampling

dari koefisien b. selama uji T, peneliti akan menulis R², signifikan tidaknya

dilakukan dengan menggunakan rumus yang telah dijelaskan sebelumnya. Seluruh

perhitungan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS 16.0.

3.6. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

1. Sebelum turun ke lapangan, peneliti merumuskan masalah penelitian,

kemudian menentukan variabel penelitian yaitu prestasi akademik, motivasi

akademik, gaya belajar, penyesuaian diri di perguruan tinggi dan satu

variabel demografi yaitu jalur penerimaan mahasiswa baru. Setelah itu

mengadakan studi pustaka untuk melihat masalah tersebut dari sudut pandang

teoritis. Setelah mendapatkan teori-teori secara lengkap, kemudian peneliti

menyiapkan, membuat, dan menyusun alat ukur yang akan digunakan dalam

penelitian ini, yaitu skala motivasi akademik, gaya belajar, dan penyesuaian

diri di perguruan tinggi.

2. Menentukan sampel penelitian, yaitu mahasiswa angkatan 2013 Fakultas

Psikologi UIN Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total

sampling, di mana sampel penelitian telah diketahui dengan jelas oleh

Page 120: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

106

peneliti dan peneliti mengambil seluruh mahasiswa angkatan 2013 Fakultas

Psikologi UIN Jakarta yang berjumlah 149 orang.

3. Meminta izin dan persetujuan untuk penelitian kepada pembimbing skripsi

peneliti.

4. Selanjutnya, peneliti melakukan pengambilan data dengan cara memberikan

kuesioner pada tiap responden. Setelah mendapatkan data yang diinginkan,

peneliti melakukan skoring terhadap skala (kuesioner) yang telah terkumpul

untuk selanjutnya dilakukan pengolahan dan pengujian dari hasil skala yang

sudah didapatkan untuk dianalisis datanya dengan menggunakan software

Lisrel 8.70.

Page 121: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

107

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester 2 Fakultas

Psikologi UIN Jakarta tahun akademik 2013/2014 yang berjumlah 149 orang.

Pada penelitian ini, sampel adalah keseluruhan populasi. Selanjutnya akan

dipaparkan penjelasan lebih rinci dalam tabel berikut mengenai subjek penelitian

berdasarkan jenis kelamin dan jalur penerimaan mahasiswa baru.

Tabel 4.1

Gambaran Umum Responden Jenis Kelamin Frekuensi %

Laki-laki 31 20.8%

Perempuan 118 79.2%

Jumlah 149 100%

Jalur Penerimaan Mahasiswa Baru Frekuensi %

SNMPTN 44 29.5%

SBMPTN 44 29.5%

PTAIN 1 0.7%

SPMB Mandiri 60 40.3%

Jumlah 149 100%

Berdasarkan tabel 4.1, terlihat 149 responden penelitian. Pada bagian jenis

kelamin, sebanyak 31 subjek (20.8%) berjenis kelamin laki-laki dan 118 subjek

(79.2%) berjenis kelamin perempuan. Selanjutnya pada jalur penerimaan

mahasiswa baru, paling banyak dari jalur SPMB Mandiri, yaitu sebanyak 60

subjek (35.24%). Kemudian dari jalur SNMPTN ada 44 subjek (29.5%) dan jalur

SBMPTN 44 subjek (29.5%). Sedangkan jalur PTAIN hanya 1 subjek (0.7%).

4.2. Analisis Deskriptif

Sebelum diuraikan secara lebih detail tentang beberapa sub bab selanjutnya, perlu

dijelaskan bahwa skor yang digunakan dalam analisis statistik adalah skor faktor

Page 122: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

108

yang dihitung untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran. Jadi,

penghitungan skor faktor pada tiap variabel tidak menjumlahkan raw score, tetapi

dihitung dengan true score. Item-item yang dianalisis adalah item yang bermuatan

positif dan signifikan. Adapun true score yang satuannya berbentuk Zscore. Untuk

menghilangkan bilangan negatif dari z-score, semua skor ditransformasi ke skala

T yang semuanya positif dengan menetapkan nilai mean = 50 dan standar deviasi

= 10. Langkah selanjutnya adalah melakukan proses komputasi melalui formula

T-score = 50 + 10.z.

Selanjutnya untuk menjelaskan gambaran umum tentang statististik

deskriptif dari variabel-variabel dalam penelitian ini, indeks yang menjadi patokan

adalah nilai mean, standar deviasi (SD), nilai maksimal dan minimal dari masing-

masing variabel. Nilai tersebut disajikan dalam tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2

Deskripsi Statistik Variabel Penelitian

N Minimum Maximum Mean Std.Deviation

Extrinsic Motivation 149 30.59 67.18 50.0000 8.98038

Intrinsic Motivation 149 25.50 72.95 50.0000 9.08798

Amotivation 149 39.81 74.93 50.0000 9.42061

Independent 149 20.44 77.55 50.0000 8.94642

Avoidant 149 30.96 71.68 50.0000 9.23290

Collaborative 149 19.34 73.62 50.0000 8.23419

Dependent 149 24.55 67.04 50.0000 8.66656

Competitive 149 20.36 73.63 50.0000 8.96114

Participant 149 28.45 74.56 50.0000 8.74426

Academic Adjustment 149 27.91 75.51 50.0000 9.38766

Social Adjustment 149 28.77 72.82 50.0000 9.19463

Personal-Emotional Adjustment 149 25.43 69.46 50.0000 8.43728

Goal-Commitment Institutional Attachment 149 26.20 67.72 50.0000 9.29163

*Prestasi Akademik 149 34.19 71.84 50.8039 8.37436

Valid N (listwise) 149

*Dependent Variable (DV)

Page 123: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

109

Dari tabel 4.2, dapat diketahui jumlah subjek penelitian sebanyak 149

orang dengan skor terendah dari prestasi akademik adalah 34.19 dan skor

tertingginya 71.84. Skor terendah dari dimensi extrinsic motivation pada variabel

motivasi akademik 30.59 dan skor tertingginya 67.18. Skor terendah dari dimensi

intrinsic motivation pada variabel motivasi akademik adalah 25.50 dan skor

tertingginya 72.95. Skor terendah dari dimensi amotivation pada variabel motivasi

akademik adalah 39,81 dan skor tertingginya 74.93. Skor terendah dari jenis

independent pada variabel gaya belajar adalah 20.44 dan skor tertingginya 77.55.

Skor terendah dari jenis avoidant pada variabel gaya belajar adalah 30.96 dan skor

tertingginya 71.68. Skor terendah dari jenis collaborative pada variabel gaya

belajar adalah 19.34 dan skor tertingginya 73.62. Skor terendah dari jenis

dependent pada variabel gaya belajar adalah 24.55 dan skor tertingginya 67.04.

Skor terendah dari jenis competitive pada variabel gaya belajar adalah 20.36 dan

skor tertingginya 73.63. Skor terendah dari jenis participant pada variabel gaya

belajar adalah 28.45dan skor tertingginya 74.56.

Skor terendah dari dimensi academic adjustment pada variabel

penyesuaian diri di perguruan tinggi adalah 27.91 dan skor tertingginya 75.51.

Skor terendah dari dimensi social adjustment pada variabel penyesuaian diri di

perguruan tinggi adalah 28.77 dan skor tertingginya 72.82. Skor terendah dari

dimensi personal-emotional adjustment pada variabel penyesuaian diri di

perguruan tinggi adalah 25.43 dan skor tertingginya 69.46. Kemudian yang

terakhir dari dimensi goal-commitment institutional attachment pada variabel

Page 124: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

110

penyesuaian diri di perguruan tinggi, skor terendahnya adalah 26.20 dan skor

tertingginya 67.72.

4.3. Kategorisasi Hasil Penelitian

Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-

kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan

atribut yang diukur. Pertama, peneliti mengelompokkan responden antara rendah

dan tinggi, variabelnya adalah prestasi akademik dan dimensi-dimensi pada

variabel penyesuaian diri di perguruan tinggi. Kedua, peneliti mengelompokkan

dimensi atau jenis tiap variabel dengan total responden, variabelnya adalah

motivasi akademik dan gaya belajar.

Sebelum mengkategorisasikan skor masing-masing variabel berdasarkan

tingkat rendah dan tinggi, peneliti terlebih dahulu menetapkan norma dari skor

dengan menggunakan nilai mean, standar deviasi dan berlaku pada semua

variabel. Adapun norma skor tersebut dapat digambarkan dalam tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3

Norma Skor Variabel

Kategori Rumus

Rendah X < x

Tinggi X ≥ x

Setelah kategori pada tabel 4.3 didapatkan, maka akan diperoleh nilai

persentase kategori untuk prestasi akademik, sebagaimana yang terdapat pada

tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4

Kategorisasi Prestasi Akademik

Kategori Frekuensi % Valid %

Rendah 72 48.3 48.3

Tinggi 77 51.7 51.7

Jumlah 149 100.0 100.0

Page 125: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

111

Data pada tabel 4.4 diperoleh hasil persentase variabel prestasi akademik

sebanyak 72 responden (48.3%) pada kategori rendah dan 77 responden (51.7%)

pada kategori tinggi. Dengan demikian, sebagian besar responden dalam

penelitian ini memiliki prestasi akademik pada kategori yang tinggi. Hal ini

berarti, responden sebagian besar meraih prestasi yang tinggi terhadap bidang

akademik atau perkuliahannya pada semester satu ini.

Kemudian tabel berikutnya, akan menjelaskan sebaran dari dimensi

academic adjustment, social adjustment, personal-emotional adjustment dan goal-

commitment institutional attachment pada variabel penyesuaian diri di perguruan

tinggi.

Tabel 4.5

Kategorisasi Dimensi Academic Adjustment

Kategori Frekuensi % Valid %

Rendah 72 48.3 48.3

Tinggi 77 51.7 51.7

Jumlah 149 100.0 100.0

Data pada tabel 4.5 menunjukkan hasil persentase dimensi academic

adjustment sebanyak 72 responden (48.3%) pada kategori rendah dan 77

responden (51.7%) pada kategori tinggi. Dengan demikian, dari hasil sebaran

pada dimensi academic adjustment paling banyak berada pada kategori tinggi.

Tabel 4.6

Kategorisasi Dimensi Social Adjustment

Kategori Frekuensi % Valid %

Rendah 73 49.0 49.0

Tinggi 76 51.0 51.0

Jumlah 149 100.0 100.0

Data pada tabel 4.6 menunjukkan hasil persentase dimensi social

adjustment sebanyak 73 responden (49.0%) pada kategori rendah dan 76

Page 126: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

112

responden (51.0%) pada kategori tinggi. Dengan demikian, dari hasil sebaran

pada dimensi social adjustment paling banyak berada pada kategori tinggi.

Tabel 4.7

Kategorisasi Dimensi Personal-Emotional Adjustment

Kategori Frekuensi % Valid %

Rendah 60 40.3 40.3

Tinggi 89 59.7 59.7

Jumlah 149 100.0 100.0

Data pada tabel 4.7 menunjukkan hasil persentase dimensi personal-

emotional adjustment sebanyak 60 responden (40.3%) pada kategori rendah dan

89 responden (59.7%) pada kategori tinggi. Dengan demikian, dari hasil sebaran

pada dimensi personal-emotional adjustment paling banyak berada pada kategori

tinggi.

Tabel 4.8

Kategorisasi Dimensi Goal-Commitment Institutional Attachment

Kategori Frekuensi % Valid %

Rendah 90 60.4 60.4

Tinggi 59 39.6 39.6

Jumlah 149 100.0 100.0

Data pada tabel 4.8 menunjukkan hasil persentase dimensi goal-

commitment institutional attachment sebanyak 90 responden (60.4%) pada

kategori rendah dan 59 responden (39.6%) pada kategori tinggi. Dengan

demikian, dari hasil sebaran pada dimensi goal-commitment institutional

attachment paling banyak berada pada kategori rendah.

Kemudian, tabel-tabel berikut akan menjelaskan tiga kategori motivasi

akademik pada total responden, yakni dimensi extrinsic motivation, intrinsic

motivation, dan amotivation.

Page 127: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

113

Tabel 4.9

Kategorisasi Variabel Motivasi Akademik

Kategori Frekuensi % Valid %

Extrinsic Motivation 44 29.5 54.4

Intrinsic Motivation 47 31.5 45.6

Amotivation 58 38.9 38.9

Jumlah 149 100.0 100.0

Data pada tabel 4.9 menunjukkan hasil persentase dari total responden

sebanyak 149 orang. Pertama pada dimensi extrinsic motivation sebanyak 44

responden (29.5%), kemudian dimensi intrinsic motivation sebanyak 47

responden (31.5%), dan yang terakhir dimensi amotivation sebanyak 58

responden (38.95). Kelompok pada dimensi amotivation adalah paling banyak

diantara tiga dimensi motivasi akademik. Dengan demikian, sebagian besar

responden tidak memiliki motivasi dalam bidang akademiknya. Mereka sebagian

besar mengalami perasaan ketidakmampuan dan kurang kontrol.

Selanjutnya yang terakhir, tabel-tabel berikut akan menjelaskan enam

kategori gaya belajar pada total responden, yaitu jenis independent, avoidant,

collaborative, dependent, competitive dan participant.

Tabel 4.10

Kategorisasi Variabel Gaya Belajar

Kategori Frekuensi % Valid %

Independent 20 13.4 13.4

Avoidant 46 30.9 30.9

Collaborative 18 12.1 12.1

Dependent 29 19.5 19.5

Competitive 12 8.1 8.1

Participant 24 16.1 16.1

Jumlah 149 100.0 100.0

Data pada tabel 4.10 menunjukkan hasil persentase dari total responden

sebanyak 149 orang. Pertama pada jenis independent sebanyak 20 responden

Page 128: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

114

(13.4%), kemudian jenis avoidant sebanyak 46 responden (30.9%), jenis

collaborative sebanyak 18 responden (12.1%), jenis dependent sebanyak 29

responden (19.5%), jenis competitive sebanyak 12 responden (8.1%), dan yang

terakhir jenis participant sebanyak 24 responden (16.1%). Kelompok pada jenis

avoidant adalah terbanyak dari enam jenis gaya belajar. Maka, sebagian besar

responden tidak antusias untuk belajar dan jarang menghadiri kelas. Mereka juga

terlambat untuk berpartisipasi dengan pelajar dan pengajar di kelas.

4.4. Hasil Uji Hipotesis

4.4.1. Uji Regresi Berganda

Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis penelitian dengan teknik analisis

regresi berganda penghitungannya dibantu oleh software SPSS 16.0. Seperti yang

sudah disebutkan pada bab 3, dalam regresi ada 3 hal yang dilihat yaitu, melihat

besaran R square untuk mengetahui berapa persen (%) varians pada DV yang

dijelaskan oleh IV, kemudian uji hipotesis mayor, terakhir uji hipotesis minor.

Langkah pertama peneliti menganalisis besaran R square untuk

mengetahui berapa persen (%) varians pada DV yang dijelaskan oleh IV. Untuk

tabel R square, dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut.

Tabel 4.11

Tabel R square

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .449a .201 .118 7.86561

a. Predictors: (Constant), Jalur_Masuk, Compete, Pe_Adj, Amot, Indie,

Goal_Com, Avoid, Colla, Ex_Mot, In_Mot, Depen, Ac_Adj, Soc_Adj,

Participate

Page 129: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

115

Dari data pada tabel 4.11, dapat kita lihat bahwa perolehan R square

sebesar 0,201 atau 20.1%. Artinya proporsi varians dari prestasi akademik yang

dijelaskan oleh semua variabel independen (extrinsic motivation, intrinsic

motivation, amotivation, independent, avoidant, collaborative, dependent,

competitive, participant, academic adjustment, social adjustment, personal-

emotional adjustment, goal-commitment institutional attachment dan jalur

penerimaan mahasiswa baru) adalah sebesar 20.1%, sedangkan 79.9% sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Langkah kedua peneliti menganalisis dampak dari seluruh IV terhadap

prestasi akademik dan sekaligus menjawab hipotesis mayor atau alternatif

penelitian ini. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut.

Tabel 4.12

Tabel Anova

Data pada tabel anova, menunjukan bahwa IV secara keseluruhan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi akademik. Hal tersebut

dikatakan signifikan karena besarnya p < 0.05, dilihat dari kolom Sig. = .005.

Jadi, hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan variabel

motivasi akademik (extrinsic motivation, intrinsic motivation dan amotivation),

gaya belajar (independent, avoidant, collaborative, dependent, competitive dan

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2088.947 14 149.211 2.412 .005a

Residual 8290.286 134 61.868

Total 10379.233 148

a. Predictors: (Constant), Jalur_Masuk, Compete, Pe_Adj, Amot, Indie,

Goal_Com, Avoid, Colla, Ex_Mot, In_Mot, Depen, Ac_Adj, Soc_Adj, Participate

b. Dependent Variable: Prestasi_Akademik

Page 130: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

116

participant), penyesuaian diri di perguruan tinggi (academic adjustment, social

adjustment, personal-emotional adjustment dan goal-commitment institutional

attachment), dan jalur penerimaan mahasiswa baru terhadap prestasi akademik,

ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan variabel motivasi akademik

(extrinsic motivation, intrinsic motivation dan amotivation), gaya belajar

(independent, avoidant, collaborative, dependent, competitive dan participant),

penyesuaian diri di perguruan tinggi (academic adjustment, social adjustment,

personal-emotional adjustment dan goal-commitment institutional attachment),

dan jalur penerimaan mahasiswa baru terhadap prestasi akademik.

Langkah ketiga adalah melihat koefisien regresi tiap independen variabel.

Jika p < 0.05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti bahwa IV

tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap pestasi akademik. Adapun

penyajiannya ditampilkan pada tabel 4.13 berikut.

Tabel 4.13

Koefisien Regresi

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 43.329 12.320 3.517 .001

Ex_Mot -.054 .110 -.058 -.494 .622

In_Mot .331 .109 .359 3.028 .003

Amot .023 .092 .026 .254 .800

Indie -.174 .117 -.186 -1.486 .140

Avoid .003 .102 .003 .025 .980

Colla .029 .115 .029 .252 .801

Depen .124 .114 .128 1.087 .279

Compete .097 .099 .104 .980 .329

Participate -.045 .143 -.047 -.317 .752

Ac_Adj .189 .108 .212 1.752 .082

Soc_Adj -.328 .127 -.360 -2.589 .011

Pe_Adj .125 .092 .126 1.362 .176

Goal_Com -.169 .091 -.188 -1.865 .064

Jalur_Masuk -.023 .535 -.004 -.044 .965

a. Dependent Variable: Prestasi_Akademik

Page 131: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

117

Dari tabel koefisien regresi, didapatkan persamaan sebagai berikut, dengan

tanda (*) yang artinya signifikan:

Prestasi Akademik = 43.329 - 0.054 Extrinsic Motivation + 0.331 *Intrinsic

Motivation + 0.023 Amotivation – 0.174 Independent +

0.003 Avoidant + 0.029 Collaborative + 0.124 Dependent

+ 0.097 Competitive – 0.045 Participant + 0.189

Academic Adjustment – 0.328 *Social Adjustment +

0.125 Personal-Emotional Adjustment – 0.169 Goal-

Commitment Institutional Attachment – 0.023 Jalur

Penerimaan Mahasiswa Baru + e

Dari data pada tabel 4.13, hanya koefisien regresi dimensi intrinsic

motivation dari variabel motivasi akademik dan dimensi social adjustment dari

variabel penyesuaian diri di perguruan tinggi yang signifikan, sedangkan yang

lainnya tidak. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada masing-

masing IV adalah sebagai berikut:

1. Variabel Motivasi Akademik

a. Dimensi Extrinsic Motivation

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.054 dengan signifikansi 0.622

(p>0.05). Secara uji statistik berarti tidak ada pengaruh yang signifikan

dimensi extrinsic motivation terhadap prestasi akademik.

b. Dimensi Intrinsic Motivation

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.331 dengan signifikansi 0.003

(p<0.05). Secara uji statistik berarti ada pengaruh yang signifikan dimensi

intrinsic motivation terhadap prestasi akademik. Artinya, dengan arah yang

positif dinyatakan bahwa semakin tinggi intrinsic motivation mahasiswa,

maka semakin tinggi prestasi akademiknya.

Page 132: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

118

c. Dimensi Amotivation

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.023 dengan signifikansi 0.800

(p>0.05). Secara uji statistik berarti tidak ada pengaruh yang signifikan

dimensi amotivation terhadap prestasi akademik.

2. Variabel Gaya Belajar

a. Jenis Independent

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.174 dengan signifikansi 0.140

(p>0.05). Secara uji statistik berarti tidak ada pengaruh yang signifikan

jenis independent terhadap prestasi akademik.

b. Jenis Avoidant

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.003 dengan signifikansi 0.980

(p>0.05). Secara uji statistik berarti tidak ada pengaruh yang signifikan

jenis avoidant terhadap prestasi akademik.

c. Jenis Collaborative

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.029 dengan signifikansi 0.801

(p>0.05). Secara uji statistik berarti tidak ada pengaruh yang signifikan

jenis collaborative terhadap prestasi akademik.

d. Jenis Dependent

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.124 dengan signifikansi 0.279

(p>0.05). Secara uji statistik berarti tidak ada pengaruh yang signifikan

jenis dependent terhadap prestasi akademik.

Page 133: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

119

e. Jenis Competitive

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.079 dengan signifikansi 0.329

(p>0.05). Secara uji statistik berarti tidak ada pengaruh yang signifikan

jenis competitive terhadap prestasi akademik.

f. Jenis Participant

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.045 dengan signifikansi 0.752

(p>0.05). Secara uji statistik berarti tidak ada pengaruh yang signifikan

jenis participant terhadap prestasi akademik.

3. Variabel Penyesuaian Diri Di Perguruan Tinggi

a. Dimensi Academic Adjustment

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.189 dengan signifikansi 0.082

(p>0.05). Secara uji statistik berarti tidak ada pengaruh yang signifikan

dimensi academic adjustment terhadap prestasi akademik.

b. Dimensi Social Adjustment

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.328 dengan signifikansi 0.011

(p<0.05). Secara uji statistik berarti ada pengaruh yang signifikan dimensi

social adjustment terhadap prestasi akademik. Artinya, dengan arah yang

negatif dinyatakan bahwa semakin rendah social adjustment mahasiswa,

maka semakin tinggi prestasi akademiknya.

c. Dimensi Personal-Emotional Adjustment

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.125 dengan signifikansi 0.176

(p>0.05). Secara uji statistik berarti tidak ada pengaruh yang signifikan

dimensi personal-emotional adjustment terhadap prestasi akademik.

Page 134: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

120

d. Dimensi Goal-Commitment Institutional Attachment

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.169 dengan signifikansi 0.064

(p>0.05). Secara uji statistik berarti tidak ada pengaruh yang signifikan

dimensi goal-commitment institutional attachment terhadap prestasi

akademik.

4. Variabel Demografi (Jalur Penerimaan Mahasiswa Baru)

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.023 dengan signifikansi 0.965

(p>0.05). Secara uji statistik berarti tidak ada pengaruh yang signifikan jalur

penerimaan mahasiswa baru terhadap prestasi akademik.

4.4.2. Pengujian Proporsi Varians Masing-masing Variabel Independen

Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah signifikan tidaknya penambahan

(incremented) proporsi varians dari tiap IV, yang mana IV tersebut dianalisis

secara satu per satu untuk menguji pengaruhnya terhadap DV. Pengujian ini juga

melihat sumbangan varians secara rinci dari tiap-tiap IV terhadap DV.

Pada tabel 4.14, kolom pertama adalah IV yang dianalisis secara satu per

satu. Kolom ketiga merupakan total penambahan varians DV dari tiap IV yang

dianalisis satu per satu tersebut. Kolom keenam merupakan nilai murni varians

DV dari tiap IV yang dimasukkan secara satu per satu. Kolom ketujuh adalah

harga f hitung bagi IV yang bersangkutan. Kolom df adalah derajat bebas bagi IV

yang bersangkutan pula, yang terdiri dari numerator dan denumerator. Kolom

terakhir adalah kolom Sig F Change untuk mengetahui signifikansinya.

Page 135: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

121

Apabila p < 0.05 maka IV memiliki sumbangan yang signifikan. Artinya

bahwa penambahan (incremented) proporsi varians dari IV yang bersangkutan,

dampaknya signifikan. Besarnya proporsi varians dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.14

Penghitungan Proporsi Varians Prestasi Akademik

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .042a .002 -.005 8.39541 .002 .259 1 147 .612

2 .168b .028 .015 8.31103 .027 4.000 1 146 .047

3 .169c .029 .009 8.33845 .000 .041 1 145 .839

4 .276d .076 .050 8.16105 .047 7.372 1 144 .007

5 .281e .079 .047 8.17699 .003 .439 1 143 .509

6 .285f .082 .043 8.19364 .003 .420 1 142 .518

7 .297g .088 .043 8.19261 .007 1.036 1 141 .311

8 .322h .104 .052 8.15165 .015 2.421 1 140 .122

9 .334i .111 .054 8.14612 .008 1.190 1 139 .277

10 .349j .122 .058 8.12777 .010 1.628 1 138 .204

11 .415k .172 .105 7.92087 .050 8.304 1 137 .005

12 .424l .180 .108 7.91026 .008 1.368 1 136 .244

13 .449m .201 .124 7.83648 .021 3.573 1 135 .061

14 .449n .201 .118 7.86561 .000 .002 1 134 .965

a. Predictors: (Constant), Ex_Mot

b. Predictors: (Constant), Ex_Mot, In_Mot

c. Predictors: (Constant), Ex_Mot, In_Mot, Amot

d. Predictors: (Constant), Ex_Mot, In_Mot, Amot, Indie

e. Predictors: (Constant), Ex_Mot, In_Mot, Amot, Indie, Avoid

f. Predictors: (Constant), Ex_Mot, In_Mot, Amot, Indie, Avoid, Colla

g. Predictors: (Constant), Ex_Mot, In_Mot, Amot, Indie, Avoid, Colla, Depen

h. Predictors: (Constant), Ex_Mot, In_Mot, Amot, Indie, Avoid, Colla, Depen, Compete

i. Predictors: (Constant), Ex_Mot, In_Mot, Amot, Indie, Avoid, Colla, Depen, Compete, Participate

j. Predictors: (Constant), Ex_Mot, In_Mot, Amot, Indie, Avoid, Colla, Depen, Compete, Participate, Ac_Adj

k. Predictors: (Constant), Ex_Mot, In_Mot, Amot, Indie, Avoid, Colla, Depen, Compete, Participate, Ac_Adj, Soc_Adj

l. Predictors: (Constant), Ex_Mot, In_Mot, Amot, Indie, Avoid, Colla, Depen, Compete, Participate, Ac_Adj, Soc_Adj, Pe_Adj

m. Predictors: (Constant), Ex_Mot, In_Mot, Amot, Indie, Avoid, Colla, Depen, Compete, Participate, Ac_Adj, Soc_Adj, Pe_Adj, Goal_Com

n. Predictors: (Constant), Ex_Mot, In_Mot, Amot, Indie, Avoid, Colla, Depen, Compete, Participate, Ac_Adj, Soc_Adj, Pe_Adj, Goal_Com,

Jalur_Masuk

o. Dependent Variable: Prestasi_Akademik

Dari tabel 4.14, maka dapat disimpulkan:

1. Dimensi extrinsic motivation dari motivasi akademik memberikan sumbangan

varians sebesar 0.2% pada prestasi akademik. Sumbangan ini tidak signifikan,

karena p > 0.05, dilihat dari nilai sig. F change = 0.612. Nilai F= 0.259 dan df

= 1.147.

Page 136: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

122

2. Dimensi intrinsic motivation dari motivasi akademik memberikan sumbangan

varians sebesar 2.7% pada prestasi akademik. Sumbangan ini signifikan,

karena p < 0.05, dilihat dari nilai sig. F change = 0.047. Nilai F= 4.000 dan df

= 1.146.

3. Dimensi amotivation dari motivasi akademik tidak memberikan sumbangan

varians karena nilainya sebesar 0.0% pada prestasi akademik. Sumbangan ini

tidak signifikan, karena p > 0.05, dilihat dari nilai sig. F change = 0.839. Nilai

F= 0.041 dan df = 1.145.

4. Jenis independent dari gaya belajar memberikan sumbangan varians sebesar

4.7% pada prestasi akademik. Sumbangan ini signifikan, karena p < 0.05,

dilihat dari nilai sig. F change = 0.007. Nilai F= 7.372 dan df = 1.144.

5. Jenis avoidant dari gaya belajar memberikan sumbangan varians sebesar 0.3%

pada prestasi akademik. Sumbangan ini tidak signifikan, karena p > 0.05,

dilihat dari nilai sig. F change = 0.509. Nilai F= 0.439 dan df = 1.143.

6. Jenis collaborative dari gaya belajar memberikan sumbangan varians sebesar

0.3% pada prestasi akademik. Sumbangan ini tidak signifikan, karena p >

0.05, dilihat dari nilai sig. F change = 0.518. Nilai F= 0.420 dan df = 1.142.

7. Jenis dependent dari gaya belajar memberikan sumbangan varians sebesar

0.7% pada prestasi akademik. Sumbangan ini tidak signifikan, karena p >

0.05, dilihat dari nilai sig. F change = 0.311. Nilai F= 1.036 dan df = 1.141.

8. Jenis competitive dari gaya belajar memberikan sumbangan varians sebesar

1.5% pada prestasi akademik. Sumbangan ini tidak signifikan, karena p >

0.05, dilihat dari nilai sig. F change = 0.122. Nilai F= 2.421 dan df = 1.140.

Page 137: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

123

9. Jenis participant dari gaya belajar memberikan sumbangan varians sebesar

0.8% pada prestasi akademik. Sumbangan ini tidak signifikan, karena p >

0.05, dilihat dari nilai sig. F change = 0.277. Nilai F= 1.190 dan df = 1.139.

10. Dimensi academic adjustment dari penyesuaian diri di perguruan tinggi

memberikan sumbangan varians sebesar 1.0% pada prestasi akademik.

Sumbangan ini tidak signifikan, karena p > 0.05, dilihat dari nilai sig. F

change = 0.204. Nilai F= 1.628 dan df = 1.138.

11. Dimensi social adjustment dari penyesuaian diri di perguruan tinggi

memberikan sumbangan varians sebesar 5.0% pada prestasi akademik.

Sumbangan ini signifikan, karena p < 0.05, dilihat dari nilai sig. F change =

0.005. Nilai F= 8.304 dan df = 1.137.

12. Dimensi personal-emotional adjustment dari penyesuaian diri di perguruan

tinggi memberikan sumbangan varians sebesar 0.8% pada prestasi akademik.

Sumbangan ini tidak signifikan, karena p > 0.05, dilihat dari nilai sig. F

change = 0.244. Nilai F= 1.368 dan df = 1.136.

13. Dimensi goal-commitment institutional attachment dari penyesuaian diri di

perguruan tinggi memberikan sumbangan varians sebesar 2.1% pada prestasi

akademik. Sumbangan ini tidak signifikan, karena p > 0.05, dilihat dari nilai

sig. F change = 0.061. Nilai F= 3.573 dan df = 1.135.

14. Jalur penerimaan mahasiswa baru dari variabel demografi tidak memberikan

sumbangan varians, karena nilainya sebesar 0.0% pada prestasi akademik.

Sumbangan ini tidak signifikan, karena p > 0.05, dilihat dari nilai sig. F

change = 0.965. Nilai F= 0.002 dan df = 1.134.

Page 138: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

124

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian, kesimpulan yang diperoleh dari

penelitian ini bahwa hipotesis mayor yang menyatakan ada pengaruh yang

signifikan dari motivasi akademik, gaya belajar, penyesuaian diri di perguruan

tinggi dan jalur penerimaan mahasiswa baru terhadap prestasi akademik

mahasiswa tahun pertama, diterima.

Berdasarkan proporsi varians, prestasi akademik yang dipengaruhi oleh

seluruh variabel independen, yakni motivasi akademik (extrinsic motivation,

intrinsic motivation dan amotivation), gaya belajar (independent, avoidant,

collaborative, dependent, competitive dan participant), penyesuaian diri di

perguruan tinggi (academic adjustment, social adjustment, personal-emotional

adjustment dan goal-commitment institutional attachment), dan jalur penerimaan

mahasiswa baru adalah sebesar 20.1%.

Kemudian hasil uji hipotesis minor yang menguji signifikansi masing-

masing koefisien regresi terhadap dependent variable, diperoleh hanya dua

dimensi yang signifikan mempengaruhi prestasi akademik, yaitu dimensi intrinsic

motivation dari motivasi akademik dan dimensi social adjustment dari

penyesuaian diri di perguruan tinggi.

5.2. Diskusi

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis, diketahui bahwa ada

pengaruh yang signifikan dari variabel tipe motivasi akademik (intrinsic

Page 139: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

125

motivation) dan penyesuaian diri di perguruan tinggi (social adjustment) terhadap

prestasi akademik mahasiswa tahun pertama.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Turner, Chandler dan Heffer (2009) yang mengindikasikan bahwa motivasi

akademik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi akademik

seseorang. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa individu yang memiliki

motivasi yang kuat di dalam dirinya dan murni berasal dari kesadaran dirinya,

maka akan menunjukkan kinerja yang baik terhadap bidang akademiknya. Dengan

demikian, seorang mahasiswa akan memperoleh prestasi yang tinggi terhadap

bidang akademiknya atau mendapatkan nilai yang optimal.

Penelitian Turner, et.al. juga sejalan dengan penelitian Ayub (2010),

bahwa motivasi akademik berpengaruh positif terhadap prestasi akademik,

terutama pada dimensi extrinsic motivation dan intrinsic motivation. Dua dimensi

ini merupakan faktor utama seseorang dalam meraih prestasi akademiknya. Dalam

penelitian ini, hanya dimensi intrinsic motivation yang berpengaruh positif,

sedangkan extrinsic motivation tidak berpengaruh terhadap prestasi akademik.

Selain itu, penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Baker (dalam Fowler, 2010) yang melakukan penelitian pada mahasiswa tahun

pertama di Afrika Selatan, yakni penyesuaian diri di perguruan tinggi secara

signifikan positif berpengaruh terhadap prestasi akademik. Aspek-aspek

penyesuaian diri di perguruan tinggi juga sangat penting bagi mahasiswa, ketika

mereka membuat transisi dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi. Dalam

penelitian ini, kontribusi dari dimensi social adjustment bersilangan dengan

Page 140: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

126

penelitian yang dilakukan oleh Baker. Hasil menunjukkan bahwa penyesuaian

sosial pada seorang mahasiswa dalam menerima kondisi baru di kampus, mereka

yang kurang bersosialisasi atau pendiam dan tidak perlu banyak teman untuk

dikenal, maka prestasi akademiknya akan tinggi. Dengan demikian, penelitian ini

memberikan penjelasan baru mengenai pengaruh social adjustment terhadap

prestasi akademik, bahwa semakin rendah social adjustment pada mahasiswa,

maka semakin tinggi prestasi akademiknya.

Dari empat belas independent variable yang diteliti, hanya dua

independent variable yang berpengaruh signifikan terhadap prestasi akademik,

antara lain dimensi intrinsic motivation dari variabel motivasi akademik dan

social adjustment dari variabel penyesuaian diri di perguruan tinggi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan

dimensi intrinsic motivation dari motivasi akademik terhadap prestasi akademik.

Pada mahasiswa dengan intrinsic motivation yang tinggi, memiliki karakteristik

yang mandiri, memiliki keingintahuan yang tinggi, suka mencoba memahami

sesuatu yang baru dan senang berkompeten dengan yang lain. Sedangkan

mahasiswa dengan intrinsic motivation yang rendah, akan menjadi mahasiswa

yang malas, tidak mandiri, selalu mengandalkan orang lain, selalu butuh

dukungan dari orang lain dan menutup diri akan suatu hal yang baru (Deci &

Ryan, dalam Vallerand, Fortier, Pelletier, Tuson, Briere & Blais, 1995).

Oleh karena itu peneliti dapat menyimpulkan bahwa pada penelitian ini,

mahasiswa yang memiliki karakteristik yang mandiri, memiliki keingintahuan

yang tinggi, suka mencoba memahami sesuatu hal yang baru dan senang

Page 141: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

127

berkompeten dengan yang lain. Mereka akan semangat dalam meraih sesuatu dan

belajar sungguh-sungguh untuk dapat unggul di dalam perkuliahannya. Dalam

mencapai prestasi yang tinggi, maka mahasiswa akan sungguh-sungguh dalam

belajarnya dan memiliki target nilai yang tinggi.

Selanjutnya, dimensi social adjustment dari penyesuaian diri di perguruan

tinggi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi akademik, tetapi

dengan hasil koefisien regresi yang negatif. Hasil dalam penelitian ini

berseberangan dengan penelitian terdahulu yang memiliki hasil koefisien regresi

positif. Hal ini berkaitan dengan penyesuaian sosial mahasiswa di dalam

lingkungan yang baru atau masa transisi dari tingkat sekolah menengah atas ke

perguruan tinggi. Mereka beradaptasi terhadap mahasiswa lain dengan latar

belakang yang berbeda-beda. Jadi dalam penelitian ini, mahasiswa yang memiliki

social adjustment yang tinggi, akan mampu berhubungan pada mahasiswa lain

dengan baik, senang berpartisipasi dengan kegiatan sosial, dan dapat menguasai

lingkungan kampusnya dengan baik. Oleh karena itu, mahasiswa dengan social

adjustment yang tinggi akan terbawa dengan lingkungan sekitar, sehingga

membuat mereka larut dalam kesenangan dan bersifat santai terhadap

akademiknya. Sebaliknya, yang memiliki social adjustment yang rendah, akan

lebih senang menyendiri, menyelesaikan tugas secara mandiri, ulet, tekun, dan

fokus terhadap tugas. (Baker & Siryk, dalam Otlu, 2010).

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa semakin mahasiswa menyendiri,

menyelesaikan tugas secara mandiri, ulet, tekun, dan fokus terhadap tugas, maka

ia akan memiliki target yang tinggi dalam meraih prestasi, karena fokusnya

Page 142: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

128

mereka terhadap perkuliahan atau akademiknya. Dengan ketekunan dan fokus

mereka, maka pelajaran yang didapatkan akan mudah diserap dan kinerja

akademikpun meningkat, sehingga pencapaian prestasi akademik akan lebih

mudah diraih. Maka, social adjustment yang tinggi belum tentu menghasilkan

prestasi yang tinggi, tetapi dalam penelitian ini dengan social adjustment yang

rendah mahasiswapun dapat meraih prestasi yang tinggi.

Selanjutnya akan dibahas independent variable yang tidak berpengaruh

atau tidak signifikan, antara lain dimensi extrinsic motivation dan amotivation dari

motivasi akademik, selanjutnya dimensi independent, avoidant, collaborative,

dependent, competitive dan participant dari gaya belajar, kemudian academic

adjustment, personal-emotional adjustment dan goal-commitment institutional

attachment dari penyesuaian diri di perguruan tinggi, dan yang terakhir jalur

penerimaan mahasiswa baru.

Secara umum, ketidaksesuaian / perbedaan yang dihasilkan dari penelitian

ini, baik dengan hasil penelitian terdahulu maupun dengan asumsi peneliti

mungkin disebabkan oleh prosedur penelitian yang kurang baik. Pada penelitian

ini, dimensi extrinsic motivation dan amotivation dari motivasi akademik tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi akademik. Hasil penelitian

ini berbeda dengan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Turner, Chandler dan

Heffer (2009) serta Ayub (2010) yang mengindikasikan bahwa seluruh aspek

motivasi akademik (extrinsic motivation, intrinsic motivation dan amotivation)

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi akademik.

Page 143: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

129

Berdasarkan teori motivasi akademik dari Deci dan Ryan (dalam

Vallerand, et.al., 1995), dimensi extrinsic motivation adalah keinginan individu

yang didorong oleh kepentingan dari luar dan bukan murni dari dalam dirinya,

seperti adanya timbal balik atau imbalan, kemudian karena adanya perasaan

bersalah atau kecemasan. Pada dimensi ini tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap prestasi akademik. Menurut asumsi peneliti, mahasiswa yang

mendapat dorongan extrinsic motivation bukan tidak akan mempengaruhi prestasi

akademiknya. Dorongan dari luar untuk mendapatkan sesuatu dan karena

kepentingan tertentu tidak akan bertahan lama, maka hal itu tidak akan

menentukan mahasiswa dalam pencapaian rendah atau tinggi terhadap prestasi

akademiknya. Mahasiswa dalam penelitian ini cenderung tidak fokus terhadap

dorongan yang diberikan, mereka mudah bosan.

Jadi, dari pembahasan hasil penelitian dan pengujian hipotesis dari

dimensi-dimensi pada variabel motivasi akademik.Dapat disimpulkan bahwa

motivasi atau dorongan mahasiswa dalam penelitian ini, yakni rata-rata mereka

mudah bosan dan mencari fokus lain dalam meraih sesuatu tetapi mereka masih

memiliki kontrol diri yang baik dan masih mampu untuk mengerjakan sesuatu

secara mandiri, dan semua itu karena kesadaran diri.

Kemudian, jenis-jenis dari gaya belajar, yakni independent, avoidant,

collaborative, dependent, competitive dan participant juga tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap prestasi akademik. Hal ini berbeda dengan

penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Uzuntiryaki (2007) yang

Page 144: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

130

menyatakan bahwa seluruh aspek gaya belajar memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap prestasi akademik.

Dari pembahasan hasil penelitian dan pengujian hipotesis pada jenis-jenis

variabel gaya belajar. Dapat disimpulkan bahwa tipe gaya belajar mahasiswa

dalam penelitian ini, yakni rata-rata mereka tidak suka bekerja sama dan lebih

memilih mengerjakan tugas secara mandiri, tidak mengandalkan orang lain,

mencari pemecahan masalah sendiri, kurang partisipasi dalam kegiatan-kegiatan

kelas, dan sebagian besar masih termotivasi untuk mencari nilai saja.

Selanjutnya dimensi-dimensi dari penyesuaian diri di perguruan tinggi,

yakni academic adjustment, personal-emotional adjustment dan goal-commitment

institutional attachment yang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap prestasi

akademik. Hal ini berbeda dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh

Baker (dalam Fowler, 2010), yang menyatakan bahwa seluruh aspek gaya belajar

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi akademik.

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan pengujian hipotesis dimensi-

dimensi variabel penyesuaian diri di perguruan tinggi. Dapat disimpulkan bahwa

penyesuaian diri mahasiswa dalam penelitian ini, yaitu rata-rata mereka fokus

terhadap akademiknya, sehingga mereka melupakan lingkungan sosial, fisik dan

psikologis mereka. Mereka rela sakit demi mendapatkan nilai yang tinggi.

Variabel terakhir, Jalur penerimaan mahasiswa baru juga tidak signifikan

dalam menentukan mahasiswa untuk pencapaian prestasi yang rendah atau tinggi

terhadap akademiknya. Menurut asumsi peneliti, mahasiswa dalam penelitian ini

memiliki latar belakang yang berbeda-beda, perbedaan suku tersebut

Page 145: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

131

mengakibatkan banyak bias dan banyak faktor di luar ini yang dapat berpengaruh

terhadap prestasi akademik. Maka harus ada tes yang lebih mendalam untuk

mengkaji mengenai jalur masuk tersebut.

Selanjutnya, peneliti akan membahas mengenai kondisi prestasi akademik

seluruh responden. Dari hasil kategorisasi prestasi akademik, diperoleh hasil

persentase sebanyak 72 responden (48,3%) pada kategori rendah dan 77

responden (51,7%) pada kategori tinggi. Dengan demikian, sebagian besar

responden dalam penelitian ini memiliki prestasi akademik pada kategori yang

tinggi. Artinya, rata-rata responden memiliki prestasi yang tinggi terhadap bidang

akademiknya.

5.3. Saran

Peneliti menyadari banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu

peneliti membagi saran menjadi dua, yaitu saran teoritis dan saran praktis. Saran

tersebut dapat dijadikan pertimbangan bagi penelitian lain yang akan meneliti

dependen variabel yang sama.

5.3.1. Saran Teoritis

a. Pada penelitian ini disarankan agar mempertimbangkan variabel-variabel lain

yang terkait dengan prestasi akademik yang tidak ikut dianalisis sebagai IV

seperti pengaruh kecerdasan emosi, kepribadian, minat terhadap lingkungan

belajar, self-regulated learning dan inteligensi.

b. Pada penelitian ini, jumlah sampel yang digunakan masih kurang yaitu hanya

149 mahasiswa dan hanya mengambil satu fakultas saja. Oleh karena itu pada

Page 146: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

132

penelitian selanjutnya disarankan agar juga menggunakan responden pada

fakultas lain di UIN Jakarta.

c. Pada penelitian selanjutnya, disarankan untuk memperbaiki alat ukur dan

memperhatikan dengan hati-hati setiap pernyataan kuesionernya. Kemudian

melakukan pilot study terlebih dahulu agar validitas alat ukur semakin baik.

5.3.1. Saran Praktis

a. Disarankan kepada para mahasiswa untuk lebih banyak membaca buku

tentang kesuksesan seseorang, sering mengikuti seminar akademik, membuat

forum diskusi, agar motivasi dalam perkuliahan meningkat.

b. Disarankan kepada Badan Eksekutif Mahasiswa membuat program mentoring

untuk para mahasiswa baru, yang bertujuan mengenalkan siapa saja teman-

temannya di kampus dan apa saja itu komponen kampus, agar mencegah

kecanggungan mahasiswa dalam berinteraksi di kampus.

Page 147: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, M.J.Z., Rezaee, A.A., Abdullah, H.N., & Singh, K.K.B. (2011). Learning

style and overall academic achievement in a specific educational system.

International Journal of Humanities and Social Science, 1 (10), 143-152.

Alexander, M.W., Woosley, S.A., Truell, A.D., & Zhao, J.J. (2010). College

freshmen self-assessment of core academic behaviors: implications for

information systems faculty. Issues in Information Systems, 11 (2), 184-

190.

Alfaro, E.C., Umana-Taylor, A.J., & Bamaca, M.Y. (2006). The influence of

academic support on latino adolescents' academic motivation. JSTOR, 55

(3), 279-291.

Alsa, A., Widhiarso, W., & Susetyo, Y.F. (2010). Eksplorasi gaya dan strategi

regulasi belajar mahasiswa yang mendukung pembelajaran berpusat

mahasiswa. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Ambedkar, V. (2012). Achievement motivation and achievement in english of

higher secondary students. Golden Research Thoughts, 2 (6), 1-5.

Areepattamannil, S. (2011). Academic self-concept, academic motivation,

academic engagement, and academic achievement: a mixed methods study

of indian adolescents in canada and india. A Dissertation of Philosophy.

Ontario Canada: Queen’s University.

Ayub, N. (2010). Effect of intrinsic and extrinsic motivation on academic

performance. Pakistan Business Review. Karachi: Department of Social

Sciences College of Business Management.

Baker, R.W., & Siryk, B. (1989). The student adaptation to college questionnaire

(sacq). A Wps Test Report. Los Angeles, California: Western Psychology

Service.

Baykul, Y., Gursel, M., Sulak, H., Ertekin, E., Yazici, E., Dulger, O., Aslan, Y., &

Buyukkarci, K. (2010). A validity and reability study of grasha-riechmann

student learning style scale. International Journal of Human and Social

Science, 5 (3), 177-184.

Buyukozturk, S., Akgun, O.E., Ozkahveci, O., & Demirel, F. (2004). The validity

and reliability study of the turkish version of the motivated strategies for

learning questionnaire. Educational Scienses: Theory & Practice, 4 (2),

231-239.

Page 148: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

Calaguas, G.M. (2011). Academic achievement and academic adjustment

difficulties among college freshmen. Journal of Arts, Science &

Commerce, 2 (3), 72-76.

Chaplin, James P. (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada.

Cox, T.D. (2013). Learning styles and admission criteria as predictors of

academic performance of college freshmen. Institute for Learning Styles

Journal, 1, 1-10.

Dresel, M., & Grassinger, R. (2013). Changes in achievement motivation among

university freshmen. Journal of Education and Training Studies, 1 (2),

159-173.

Damavandi, A.J., Mahyuddin, R., Elias, H., Daud, S.M., & Shabani, J. (2011).

Academic achievement of students with different learning styles.

International Journal of Psychological Studies, 3 (2), 186-192.

Felder, R.M., & Solomon, B.A. (1993). Learning and teaching styles in

engineering education. Engineering Education, 78 (7), 674-681.

Fowler, G. (2010). Relationships between mental health, socioeconomic status

and Subjective social status in first-year students at four south African

Universities. A dissertation submitted in fulfillment of the requirements for

the award of the degree of Masters of Social Science (Psychology).

University of Cape Town: Department of Psychology Faculty of the

Humanities.

Gage, N.L., & Berliner David, C. (1975). “Educational Psychology”. USA-

Chicago: Rand Mc Nally College Publishing Company.

Garcia, G.A. (2005). The relationship of perceptions of campus climate and social

support to adjustment to college for latina sorority and nonsorority

members. Thesis submitted in partial fulfillmentof the requirements for the

degree of Master of Arts. University of Maryland, College Park: The

Faculty of the Graduate School.

Grasha, A.F., & Riechman Hruska, S. (1989). Grasha-riechmann student learning

style. Questionnaire.

Komarraju, M., Karau, S.J., Schmeck, R.R., & Avdic, A. (2011). The Big Five

personality traits, learning styles, and academic achievement. Journal of

Personality and individual differences, 51, 472-477.

Page 149: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

Kuh, G.D., Kinzie, J., Buckley, J.A., Bridges, B.K., & Hayek, J.C. (2006). What

matters to student success: a review of the literature. National

Postsecondary Education Cooperative. Indiana: Bloomington University.

Latipah, E. (2010). Strategi self regulated learning dan prestasi belajar: kajian

meta analisis. Jurnal Psikologi, 37 (1), 110-129.

Litzinger, T. A., Lee, S.H., & Wise, J.C. (2005). A study of the reliability and

validity of the felder-soloman index of learning styles. American Society

for Engineering Education Annual Conference & Exposition. USA: Penn

State University.

Olani, A. (2009). Predicting first year university student’ academic succes. Electronical Journal of Research in Educational Psychology, 7 (3), 1053-

1072.

Otlu, F.N. (2010). College adjustment of international students: the role of gender,

acculturative stress, coping skills, cultural distance, and perceived social

support. A Thesis of Social Sciences. Middle East: Technical University.

Raven, M.R, Cano, J, Carton, B.L, Shelhamer, V. (1993). A comparison of

learning styles, teaching styles, and personality styles of preservice

montana and ohio agriculture teachers. Journal of Agricultural Education.

Montana: State University.

Sharma, B. (2012). Adjustment and emotional maturity among first year college

students. Journal of Social and Clinical Psychology, 10 (2), 32-37.

Srivastava, R.,& Joshi, S. (2013). Gender difference in academic achievement of

urban and rural adolescents in different types of school. International

Journal of Advanced Research, 1 (7), 591-599.

Supranto, J. (2000). Teori dan Aplikasi Statistik. Jakarta: Erlangga.

Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Jakarta: Rosda.

Turner, E.A., Chandler, M., & Heffer, R.W. (2009). The influence of parenting

styles, achievement motivation, and self-efficacy on academic

performance in college students. Journal of College Student Development,

50 (3), 337-346.

Umar, J. (2012). Mata Kuliah tidak diterbitkan. Jakarta: UIN Jakarta.

Uzuntiryaki, E. (2007). Learning style and high school students chemistry

achievement. Science Education International, 18 (1), 25-37.

Page 150: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

Vallerand, R.J., Fortier, M.S., Pelletier, L.G., Tuson, K.M., Briere, N.M., & Blais,

M.R. (1995). Toward a new measure of intrinsic motivation, extrinsic

motivation, and amotivation in sports: the sport motivation scale (sms).

Journal of Sport & Exercise Psychology, 17, 35-53.

Warsito, H. (2009). Hubungan antara self-efficacy dengan penyesuaian akademik

dan prestasi akademik. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 9 (1), 29-47.

Winkel, W.S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo.

Page 151: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

LAMPIRAN

Page 152: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

A. Kuesioner Penelitian

PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Perkenalkan nama saya Milcham Chairun Syah, mahasiswa S1 Fakultas

Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya sedang melakukan

penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir (skripsi) mengenai Pengaruh Motivasi

Akademik, Gaya Belajar dan Penyesuaian Diri Dalam Perguruan Tinggi Terhadap

Prestasi Akademik Mahasiswa Tahun Pertama. Saya mohon kesediaan anda untuk

menjadi responden dalam penelitian ini, dengan mengisi kuesioner yang

terlampir.

Pada skala ini terdapat pernyataan-pernyataan yang harus diisi sesuai

dengan diri anda. Tidak ada penilaian salah atau benar, dan jawaban anda akan

dijaga kerahasiaannya.

Atas bantuan dan kerjasama anda dalam mengisi kuesioner ini, saya

ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

NIM :

Jenis Kelamin : ( L / P )

Jalur Masuk Perguruan Tinggi :

IP Semester Satu :

Page 153: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET

Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan, baca dan pahami baik-baik

setiap pernyataan. Setiap pernyataan memiliki empat pilihan jawaban. Anda

diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan tersebut sesuai atau tidak sesuai

dengan diri anda, dengan cara memilih salah satu dari empat pilihan jawaban yang

tersedia.

Jika jawaban anda Sangat Tidak Sesuai beri tanda silang (X) pada kolom STS

Jika jawaban anda Tidak Sesuai beri tanda silang (X) pada kolom TS

Jika jawaban anda Sesuai beri tanda silang (X) pada kolom S

Jika jawaban anda Sangat Sesuai beri tanda silang (X) pada kolom SS

Contoh :

No Item STS TS S SS

1 Saya orang yang pandai X

Tidak ada jawaban yang benar atau salah untuk setiap pernyataan. Seluruh

jawaban saudara benar selama itu sesuai dengan diri saudara.

Page 154: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

Skala 1

Mengapa anda masuk perguruan tinggi?

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya tidak akan mendapatkan pekerjaan bergaji tinggi

di kemudian hari dengan hanya tingkat SMA

2 Saya mengalami kepuasan sambil belajar hal-hal baru

3 Saya berpikir bahwa pendidikan tinggi akan membantu

saya lebih baik mempersiapkan diri untuk karir yang

telah saya pilih

4 Saya merasakan perasaan yang hebat ketika saya

menyalurkan ide-ide saya sendiri kepada orang lain

5 Saya benar-benar merasa membuang-buang waktu di

perguruan tinggi

6 Saya mengalami kesenangan saat melampaui diri dalam

perkuliahan saya

7 Untuk membuktikan pada diri saya sendiri bahwa saya

mampu menyelesaikan gelar sarjana saya

8 Dalam rangka untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih

bergengsi di kemudian hari

9 Untuk kesenangan yang saya alami ketika saya

menemukan hal-hal baru yang tidak pernah terlihat

sebelumnya

10 Karena akhirnya akan memungkinkan saya untuk

memasuki pasar kerja dalam bidang yang saya suka

11 Bagi saya, kuliah itu menyenangkan

12 Saya pernah punya alasan yang baik untuk masuk ke

perguruan tinggi, namun sekarang saya bertanya-tanya

apakah saya harus terus melanjutkan

13 Saya mengalami kesenangan ketika saya melebihi diri

saya di salah satu prestasi pribadi saya

14 Ketika saya berhasil di perguruan tinggi saya merasa

penting

15 Saya ingin memiliki kehidupan yang baik di kemudian

hari

16 Saya mengalami kesenangan dalam memperluas

pengetahuan saya tentang materi kuliah yang menarik

17 Perkuliahan akan membantu saya membuat pilihan yang

lebih baik tentang orientasi karir saya

18 Saya mengalami kesenangan ketika saya merasa benar-

Page 155: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

Skala 2

benar menyerap apa yang dosen tertentu tuliskan

19 Saya tidak mengerti mengapa saya masuk ke perguruan

tinggi dan terus terang saya tidak peduli

20 Saya merasakan kepuasan ketika saya dalam proses

menyelesaikan kegiatan akademik yang sulit

21 Untuk menunjukkan diri, bahwa saya orang yang cerdas

22 Dalam rangka untuk memiliki gaji yang lebih baik di

kemudian hari

23 Perkuliahan memungkinkan saya untuk terus belajar

tentang banyak hal yang menarik minat saya

24 Saya percaya bahwa tambahan pendidikan beberapa

tahun akan meningkatkan kompetensi saya sebagai

seorang pekerja

25 Saya mengalami perasaan yang hebat saat membaca

tentang berbagai mata kuliah yang menarik

26 Saya tidak mengerti apa yang saya lakukan di perguruan

tinggi

27 Perguruan tinggi memungkinkan saya untuk mengalami

kepuasan pribadi dalam pencarian untuk keunggulan

perkuliahan saya

28 Saya ingin menunjukkan diri bahwa saya dapat berhasil

dalam perkuliahan saya

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya yakin atas kemampuan saya untuk belajar materi

perkuliahan yang penting

2 Saya sering melamun ketika kuliah sedang berlangsung

3 Mengerjakan tugas atau makalah bersama dengan teman

adalah sesuatu yang saya nikmati

4 Fakta yang disajikan dalam buku ajar dan perkuliahan

biasanya benar

5 Untuk dapat perhatian dari dosen, maka saya perlu

bersaing dengan mahasiswa lain

6 Saya ingin belajar tentang bidang materi perkuliahan

yang tercakup dalam kelas

7 Ide-ide saya tentang materi perkuliahan, sering lebih

baik seperti yang di buku ajar

8 Kegiatan perkuliahan di kelas umumnya membosankan

9 Saya menikmati untuk mendiskusikan ide-ide saya

tentang isi perkuliahan dengan teman-teman

Page 156: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

10 Dosen adalah pembimbing terbaik dari apa yang penting

bagi saya untuk belajar dalam perkuliahan

11 Saya perlu bersaing dengan mahasiswa lain untuk

mendapatkan nilai

12 Sesi perkuliahan di kelas itu berharga

13 Saya belajar apa yang penting bagi saya dan tidak selalu

apa yang dikatakan oleh dosen

14 Saya jarang bersemangat tentang materi yang dibahas

dalam perkuliahan

15 Saya menikmati untuk mendengar apa yang teman-

teman pikirkan tentang permasalahan yang terjadi di

kelas

16 Dosen harus menyatakan apa yang diharapkan dari

mahasiswa

17 Selama diskusi di kelas, saya harus bersaing dengan

mahasiswa lain untuk mendapatkan ide-ide saya

18 Saya lebih banyak pergi ke kelas daripada tinggal di

rumah

19 Sebagian besar dari apa yang saya tahu, saya belajar

sendiri

20 Saya merasa seperti harus menghadiri kelas daripada

atas keinginan sendiri

21 Saya dapat mempelajari materi perkuliahan lebih lanjut

dengan berbagi ide-ide satu sama lain

22 Saya mencoba untuk melakukan tugas sesuai dosen

katakan

23 Saya harus menjadi agresif untuk jadi lebih baik di

kampus

24 Setiap orang memiliki tanggung jawab untuk

mendapatkan materi perkuliahan sebanyak mungkin

25 Saya dapat menentukan sendiri materi penting dalam

perkuliahan

26 Memperhatikan perkuliahan selama sesi kelas

berlangsung adalah sulit bagi saya

27 Saya ingin belajar untuk ujian bersama teman-teman

28 Dosen membiarkan mahasiswa melakukan apapun yang

mereka tidak ingin lakukan

29 Saya ingin mendapatkan jawaban atas masalah atau

pertanyaan sebelum orang lain bisa

30 Kegiatan kelas umumnya menarik

31 Saya ingin mengembangkan ide-ide saya sendiri tentang

materi dalam perkuliahan

32 Saya menyerah dalam usaha untuk belajar sesuatu dari

kelas

Page 157: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

33 Ide-ide dari teman-teman membantu saya untuk

memahami materi perkuliahan

34 Mahasiswa harus diawasi ketat oleh dosen saat

perkuliahan, presentasi dan ujian

35 Untuk maju di dalam kelas, maka saya perlu untuk

menginjak jari-jari kaki dari mahasiswa lain

36 Saya mencoba untuk berpartisipasi sebanyak yang saya

bisa dalam semua aspek perkuliahan

37 Saya punya ide sendiri tentang bagaimana perkuliahan

di dalam kelas harus berjalan

38 Sebagian besar perkuliahan saya, saya belajar cukup

sulit untuk mendapatkan materinya

39 Suatu bagian penting dari perkuliahan adalah belajar

untuk bergaul dengan orang lain

40 Catatan saya mengandung hampir semua yang dosen

jelaskan di kelas

41 Saya membuang peluang untuk nilai yang baik ketika

saya berbagi catatan dan ide-ide kepada teman-teman

42 Saya tertarik untuk menyelesaikan tugas perkuliahan

43 Jika saya ingin pokok pembicaraan, saya biasanya

mengetahui lebih lanjut tentang hal itu pada saya sendiri

44 Saya biasanya tergesa-gesa saat ujian

45 Belajar harus menjadi upaya kerjasama antara

mahasiswa dengan fakultas

46 Saya lebih suka sesi kelas yang sangat terorganisir

47 Untuk dapat berdiri di depan kelas, saya mencoba untuk

melakukan tugas yang lebih baik daripada mahasiswa

lain

48 Saya menyelesaikan tugas perkuliahan dengan segera

49 Saya lebih suka untuk bekerja sendiri dalam membuat

makalah dan mengerjakan ujian

50 Saya ingin guru mengabaikan saya di kelas

51 Saya membiarkan mahasiswa lain meminjam catatan

saya ketika mereka memintanya

52 Dosen harus memberi tahu saya, apa materi yang akan

dibahas untuk ujian

53 Saya ingin tahu, seberapa baik mahasiswa lain lakukan

saat ujian dan tugas perkuliahan

54 Saya menyelesaikan tugas membaca yang diperlukan

55 Ketika saya tidak memahami sesuatu, saya mencoba

untuk mencari tahu sendiri sebelum mencari bantuan

Page 158: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

Skala 3

56 Selama di kelas, saya cenderung berbicara atau

bercanda dengan orang yang duduk di sebelah saya

57 Berpartisipasi dalam kegiatan kelompok kecil di kelas

adalah sesuatu yang saya nikmati

58 Dosen menguraikan catatan di papan tulis sangat

membantu saya

59 Saya meminta mahasiswa lain di kelas, apa nilai yang

mereka terima atau raih saat ujian dan tugas perkuliahan

60 Saya sering duduk ke arah depan ruangan kelas

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya merasa bahwa saya cocok dengan baik sebagai

bagian dari lingkungan kampus

2 Saya telah merasa tegang atau gugup akhir-akhir ini

3 Saya up to date dengan pekerjaan akademik saya

4 Saya bertemu banyak orang, dan saya membuat teman

sebanyak yang saya inginkan di kampus

5 Saya tahu kenapa saya masuk perguruan tinggi dan apa

yang saya inginkan di sini

6 Saya mencari pekerjaan akademik di universitas yang

sulit

7 Akhir-akhir ini saya telah banyak merasa sedih dan

murung

8 Saya merasa sangat terlibat dengan kegiatan sosial di

kampus

9 Saya dapat menyesuaikan diri dengan baik di perguruan

tinggi

10 Saya belum mampu mengatasi ujian

11 Saya telah merasa kelelahan yang banyak akhir-akhir ini

12 Berdiri di atas kaki saya sendiri, mengambil tanggung

jawab untuk diri sendiri, bagi saya tidak mudah

13 Saya puas dengan tingkat di mana saya belajar

perkuliahan

14 Saya telah memiliki informasi dan kontak pribadi

dengan dosen

15 Saya senang sekarang tentang keputusan saya untuk

pergi ke kampus

Page 159: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

16 Saya senang sekarang tentang keputusan saya untuk

menghadiri perkuliahan di kampus ini khususnya

17 Saya tidak bekerja sekeras seperti yang seharusnya di

kampus

18 Saya punya beberapa orang yang merasa dekat dengan

saya di kampus

19 Tujuan akademik saya didefinisikan dengan baik

20 Saya belum bisa mengendalikan emosi saya dengan

baik akhir-akhir ini

21 Saya tidak benar-benar cukup pintar dalam mengerjakan

tugas-tugas akademik

22 Rindu atau jauh dari rumah adalah sumber kesulitan

bagi saya sekarang

23 Bagi saya mendapatkan gelar sarjana itu penting

24 Nafsu makan saya telah baik akhir-akhir ini

25 Saya belum sangat efisien dalam penggunaan waktu

belajar

26 Saya menikmati tinggal di asrama

27 Saya menikmati menulis makalah dalam perkuliahan

28 Saya telah mengalami banyak sakit kepala akhir-akhir

ini

29 Saya benar-benar tidak punya banyak motivasi untuk

belajar akhir-akhir ini

30 Saya puas dengan kegiatan ekstrakurikuler yang tersedia

di kampus

31 Saya mencari bantuan psikologis untuk diri saya akhir-

akhir ini

32 Akhir-akhir ini saya telah memiliki keraguan mengenai

nilai akademik saya di kampus

33 Saya bergaul baik dengan teman sekamar atau serumah

di perguruan tinggi

34 saya berharap berada di universitas lain

35 Saya kehilangan berat badan terlalu banyak akhir-akhir

ini

36 Saya puas dengan jumlah dan berbagai program studi

yang tersedia di universitas ini

37 Saya merasa bahwa saya memiliki kemampuan sosial

yang cukup untuk rukun dalam pengaturan di

universitas

38 Saya terlalu mudah marah akhir-akhir ini

Page 160: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

39 Baru saja saya memiliki kesulitan berkonsentrasi dalam

perkuliahan atau ketika saya mencoba untuk belajar

40 Saya belum tidur nyenyak

41 Saya tidak melakukan kegiatan akademik cukup baik

untuk jumlah pekerjaan atau bobot sks yang saya pilih

42 Saya mengalami kesulitan merasa nyaman dengan orang

lain di kampus

43 Saya puas dengan kualitas program studi yang tersedia

di universitas

44 Saya menghadiri kuliah secara teratur

45 Kadang-kadang pemikiran saya akan kacau terlalu

mudah

46 Saya puas dengan sejauh mana saya berpartisipasi

dalam kegiatan sosial di kampus

47 Saya berharap untuk tetap di universitas ini untuk

mendapatkan gelar sarjana

48 Saya belum bergaul terlalu baik dengan lawan jenis

akhir-akhir ini

49 Saya khawatir banyak tentang biaya universitas saya

50 Saya menikmati pekerjaan akademik saya di universitas

ini

51 Saya telah merasa kesepian yang banyak di kampus

belakangan ini

52 Saya mengalami banyak kesulitan memulai dalam tugas

kampus

53 Saya senang untuk kuliah di universitas ini sampai saya

lulus

54 Saya puas dengan program kuliah saya untuk semester

ini

55 Saya telah merasa sehat akhir-akhir ini

56 Saya merasa saya sangat berbeda dari mahasiswa lain di

kampus dengan cara yang saya tidak suka

57 Saya lebih suka berada di rumah daripada di kampus

58 Sebagian besar hal-hal yang saya minati, tidak

berhubungan dengan pekerjaan kuliah saya di

universitas

59 Akhir-akhir ini saya sudah berpikir tentang pindah ke

universitas lain

60 Akhir-akhir ini saya berpikir untuk putus dari kuliah dan

untuk selamanya

61 Saya memberikan pemikiran yang cukup untuk

Page 161: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

Harap periksa kembali jawaban anda, mohon tidak ada yang dikosongkan.

Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.

mengambil cuti dari universitas dan menyelesaikannya

nanti

62 Saya sangat puas dengan dosen yang saya miliki

sekarang dalam perkuliahan saya

63 Saya punya beberapa teman baik atau kenalan di

universitas untuk berbicara tentang masalah yang saya

miliki

64 Saya mengalami banyak kesulitan mengatasi tekanan

yang diberikan pada saya di universitas

65 Saya cukup puas dengan kehidupan sosial saya di

kampus

66 Saya cukup puas dengan situasi akademik saya di

kampus

67 Saya merasa puas berada di universitas ini

Page 162: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

B. Nilai IP Mahasiswa

No. IP Jalur Masuk

1 2,57 SBMPTN

2 2,33 SBMPTN

3 3,29 SBMPTN

4 2,9 SBMPTN

5 2,71 SBMPTN

6 2,62 SBMPTN

7 3 SBMPTN

8 3,43 SBMPTN

9 2,57 SBMPTN

10 3,24 SBMPTN

11 3,76 SBMPTN

12 2,38 SBMPTN

13 3,29 SBMPTN

14 2,81 SBMPTN

15 3,19 SBMPTN

16 2,95 SBMPTN

17 3,81 SBMPTN

18 3,52 SBMPTN

19 2,95 SBMPTN

20 2,81 SBMPTN

21 3,57 SBMPTN

22 2,67 SBMPTN

23 3,19 SBMPTN

24 2,95 SBMPTN

25 3,43 SBMPTN

26 3,29 SBMPTN

27 2,81 SBMPTN

28 2,71 SBMPTN

29 3,43 SBMPTN

30 2,52 SBMPTN

31 3,52 SBMPTN

32 2,81 SBMPTN

33 2,81 SBMPTN

34 2,9 SBMPTN

35 2,89 SBMPTN

36 2,29 SBMPTN

37 2,86 SBMPTN

38 2,19 SBMPTN

39 2,38 SBMPTN

40 3,57 SBMPTN

41 3,24 SBMPTN

42 3,05 SBMPTN

43 3,19 SBMPTN

44 2,81 SBMPTN

45 2,48 SNMPTN

46 3,24 SNMPTN

47 2,95 SNMPTN

48 2,86 SNMPTN

49 2,24 SNMPTN

50 2,62 SNMPTN

51 2,62 SNMPTN

52 2,76 SNMPTN

53 3,1 SNMPTN

54 3,24 SNMPTN

55 2,86 SNMPTN

56 2,38 SNMPTN

57 2,95 SNMPTN

58 2,67 SNMPTN

59 2,24 SNMPTN

60 2,81 SNMPTN

61 2,67 SNMPTN

62 2,43 SNMPTN

63 2,9 SNMPTN

64 2,62 SNMPTN

65 2,33 SNMPTN

66 2,93 SNMPTN

67 2,84 SNMPTN

68 2,95 SNMPTN

69 2,95 SNMPTN

Page 163: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

70 3,05 SNMPTN

71 3,19 SNMPTN

72 3,05 SNMPTN

73 2,52 SNMPTN

74 3,67 SNMPTN

75 2,52 SNMPTN

76 3,05 SNMPTN

77 4 SNMPTN

78 3,67 SNMPTN

79 2,62 SNMPTN

80 2,67 SNMPTN

81 3,38 SNMPTN

82 3,24 SNMPTN

83 2,48 SNMPTN

84 4 SNMPTN

85 2,95 SNMPTN

86 2,86 SNMPTN

87 3,38 SNMPTN

88 4 SNMPTN

89 3,24 PTAIN

90 2,48 SPMB Mandiri

91 3,24 SPMB Mandiri

92 2,57 SPMB Mandiri

93 2,9 SPMB Mandiri

94 2,71 SPMB Mandiri

95 2,67 SPMB Mandiri

96 2,57 SPMB Mandiri

97 3,19 SPMB Mandiri

98 2,9 SPMB Mandiri

99 3,57 SPMB Mandiri

100 3,76 SPMB Mandiri

101 3,14 SPMB Mandiri

102 2,48 SPMB Mandiri

103 3,14 SPMB Mandiri

104 3,52 SPMB Mandiri

105 2,9 SPMB Mandiri

106 2,67 SPMB Mandiri

107 2,86 SPMB Mandiri

108 2,81 SPMB Mandiri

109 2,52 SPMB Mandiri

110 3,43 SPMB Mandiri

111 2,62 SPMB Mandiri

112 3,76 SPMB Mandiri

113 3,48 SPMB Mandiri

114 3,81 SPMB Mandiri

115 2,75 SPMB Mandiri

116 3 SPMB Mandiri

117 2,86 SPMB Mandiri

118 3,38 SPMB Mandiri

119 3,33 SPMB Mandiri

120 3,1 SPMB Mandiri

121 3,19 SPMB Mandiri

122 3,1 SPMB Mandiri

123 3,05 SPMB Mandiri

124 2,86 SPMB Mandiri

125 3 SPMB Mandiri

126 2,86 SPMB Mandiri

127 3,38 SPMB Mandiri

128 3,05 SPMB Mandiri

129 3,24 SPMB Mandiri

130 3,57 SPMB Mandiri

131 3,29 SPMB Mandiri

132 2,52 SPMB Mandiri

133 2,97 SPMB Mandiri

134 2,57 SPMB Mandiri

135 2,62 SPMB Mandiri

136 3,24 SPMB Mandiri

137 2,95 SPMB Mandiri

138 2,67 SPMB Mandiri

139 3,1 SPMB Mandiri

140 2,62 SPMB Mandiri

141 3,19 SPMB Mandiri

142 3,86 SPMB Mandiri

143 3 SPMB Mandiri

Page 164: Milcham Chairun Syah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27949/1/MILCHAM... · Dimas, Gozali, Indra, Dwi, Mas Eki, Dandis, Diki ),

144 3,38 SPMB Mandiri

145 2,86 SPMB Mandiri

146 2,81 SPMB Mandiri

147 3,1 SPMB Mandiri

148 2,42 SPMB Mandiri

149 3,33 SPMB Mandiri