234
i MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD NEGERI SEMESTER 2 SE-KECAMATAN BERBAH SLEMAN TAHUN 2015 Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh ARDI WIBOWO 121134018 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD NEGERI SEMESTER 2 ...repository.usd.ac.id/2939/2/121134018_full.pdf · Instrumen penelitian ini menggunakan soal pilihan ganda dan uraian

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD NEGERI SEMESTER 2

    SE-KECAMATAN BERBAH SLEMAN TAHUN 2015

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Oleh

    ARDI WIBOWO

    121134018

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

    JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2016

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Dengan mengucap syukur alhamdulilah, peneliti persembahkan karya tulis ini

    kepada:

    1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kemudahan, dan kelancaran

    dalam mengerjakan skripsi ini.

    2. Kedua orang tua tercinta “Bapak Paidi dan Ibu Rita Aryani” yang telah

    memberikan kasih sayang dan cintanya dengan penuh ketabahan dan

    kesabaran, serta selalu memberikan dukungan berupa material maupun

    spiritual.

    3. Kakakku Diar Yuniarti dan adikku Dini Rahayu yang selalu memberikan

    dukungan dan semangat dalam membuat karya tulis ini.

    4. Dosen pembimbing bu Ika dan bu Kintan yang telah sabar dalam

    membimbing saya dalam menyelesaikan karya tulis ini.

    5. Lilik Hermawati yang selalu memberikan motivasi.

    6. Teman-teman kelompok payung.

    7. Sahabat dan teman-teman yang selalu ada saat susah maupun senang.

    8. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    MOTTO

    “Banyak kegagalan dalam hidup ini

    dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya

    mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah”.

    (Thomas Alva Edison)

    “Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia

    maka wajib baginya memiliki ilmu,

    dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akherat,

    maka wajib baginya memiliki ilmu,

    dan barang siapa menghendaki keduanya

    maka wajib baginya memiliki ilmu ”.

    (HR.Tirmidzi)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRAK

    MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD NEGERI SEMESTER 2

    SE-KECAMATAN BERBAH SLEMAN TAHUN 2015

    Oleh:

    Ardi Wibowo

    NIM: 121134018

    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman konsep IPA

    Fisika pada siswa kelas V yang mengakibatkan terjadinya miskonsepsi. Penyebab

    miskonsepsi salah satunya adalah jenis pekerjaan orang tua. Penelitian ini

    bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD

    Negeri semester 2 se-Kecamatan Berbah, Sleman dan mengetahui adanya

    perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari pekerjaan orang tua siswa kelas V

    SD negeri semester 2 se-Kecamatan Berbah, Sleman.

    Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan metode survei.

    Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar negeri se-

    Kecamatan Berbah, Sleman yang berjumlah 436 siswa. Sampel dalam penelitian

    ini adalah 205 siswa yang ditetapkan menggunakan ketentuan Krejcie dan

    Morgan. Pengambilan sampel di setiap sekolah dilakukan dengan menggunakan

    teknik simple random sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan soal

    pilihan ganda dan uraian. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan uji

    nonparametrik.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada siswa kelas V SD negeri

    semester 2 yang mengalami miskonsepsi IPA Fisika pada KD yang diujikan.

    Terbukti dari 20 soal pilihan ganda yang diujikan, 50 % lebih dari 205 siswa

    mengalami miskonsepsi pada item 3, 5, 8, 9, 12, 13, 16, 17, dan 19, sedangkan

    untuk soal uraian yang diujikan, terlihat 30 % lebih dari 205 siswa mengalami

    miskonsepsi pada item 1, 3, 4, dan 5. Siswa mengalami miskonsepsi pada konsep

    gaya, pesawat sederhana, cahaya, proses pembentukan batuan dan struktur bumi.

    Siswa dominan mengalami miskonsepsi pada konsep cahaya. Hasil uji hipotesis

    pada instrumen soal pilihan ganda dan uraian didapatkan taraf signifikansi lebih

    kecil dari taraf signifikansi yang ditentukan (0,000 < 0,05) maka H0 ditolak.

    Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat disimpulkan adanya perbedaan miskonsepsi

    IPA Fisika dilihat dari jenis pekerjaan orang tua siswa kelas V SD negeri semester

    2 se-Kecamatan Berbah.

    Kata kunci: Miskonsepsi, IPA Fisika, Jenis Pekerjaan Orang Tua

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    ABSTRACT

    MISCONCEPTION ABOUT SCIENCE PHISICS IN THE SECOND

    SEMESTER FIFTH GRADERS OF STATE ELEMENTARY SCHOOLS IN

    BERBAH DISTRICT OF SLEMAN REGENCY IN 2015

    By:

    Ardi Wibowo

    NIM: 121134018

    This research triggered by the lack of understanding the concept of

    science phisics on the kids grade who has resulted in misconception. Cause

    misconception one of these is kinds of work parents. This research attempts to

    describe misconception about science physics in the second semester fifth

    graders of state elementary schools in Berbah district of Sleman Regency.

    Type of this research is descriptive quantitative with the survey method.

    The population of the research is graders of state of elementary schools in the

    Berbah district of Sleman Regency which were 436 students. The sample in this

    research is 205 students who set using provisions Krejcie and Morgan. The

    sample in each school conducted using simple random sampling technique.

    Research instruments it uses about multiple choice and the discussion. The data

    were analyzed using descriptive analysis and nonparametrik test.

    This research result indicates that there are many the second semester

    fifth graders of state elementary schools experienced misconception about science

    physics in tested KD. Proven from 20 about multiple choice tested, 50 % more

    than 205 students had misconception on items 3 , 5 , 8 , 9 , 12 , 13 , 16 , 17 , and

    19, while he damaged about the descriptive tested, looks more than 30 % 205

    students had miskonsepstion on items 1, 3, 4, and 5. Students had misconception

    to the concept of light. The result of the hypothesis test on multiple choice and

    descriptive instrument obtained standard of significance smaller than standard

    significance determined (0,000 < 0,05) so H0 rejected. Based on the result of the

    hypothesis test can concluded exst differences misconception about science

    physics seen from of parents employment of the second semester fifth graders of

    state elementary schools in Berbah district of Sleman Regency

    Key words : Misconception, Science Physics, Parents Employment

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat

    dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

    “Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan

    Berbah Sleman Tahun 2015”.

    Adapun skripsi ini ditulis guna memenuhi sebagian persyaratan dalam

    memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S.Pd) di Universitas

    Sanata Dharma. Peneliti menyadari bahwa tanpa ada bantuan, bimbingan dan

    dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat tersusun. Untuk itu dalam

    kesempatan kali ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada:

    1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

    Sanata Dharma yang telah memberikan izin penelitian.

    2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Ketua Program Studi Penddikan

    Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

    3. Ibu Maria Melani Ika Susanti, M.Pd. Dosen pembimbing I yang dengan

    penuh kesabaran dalam membimbing, memberi dorongan, dan memberi

    motivasi dalam penelitian skripsi ini.

    4. Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. Dosen pembimbing II yang dengan sabar

    telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi saran dalam

    penelitian skripsi ini.

    5. Kepala sekolah dan guru SD negeri kelas V se-Kecamatan Berbah, yang telah

    memberikan ijin penelitian dan berpartisipasi dalam penelitian ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

    HALAMAN MOTTO .................................................................................... v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

    ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .....................................

    vii

    ABSTRAK ...................................................................................................... viii

    ABSTRACT ..................................................................................................... ix

    KATA PENGANTAR .................................................................................... x

    DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5

    C. Batasan Masalah ................................................................................ 6

    D. Rumusan Masalah .............................................................................. 7

    E. Tujuan Penelitian................................................................................ 7

    F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7

    G. Definisi Operasional .......................................................................... 8

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Kajian Pustaka ................................................................................... 10

    1. Konsep ........................................................................................... 10

    2. Konsepsi ......................................................................................... 11

    3. Miskonsepsi ................................................................................... 12

    4. Penyebab Miskonsepsi ................................................................... 13

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    5. Cara Mendeteksi Adanya Miskonsepsi .......................................... 19

    6. Hubungan Miskonsepsi dengan Jenis Pekerjaan Orang Tua ......... 21

    7. Hakikat Pembelajaran IPA ............................................................. 23

    8. Pembelajaran IPA di SD Kelas V Semester 2 ............................... 27

    B. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 36

    C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 41

    D. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 42

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian .................................................................................. 43

    B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 44

    1. Tempat Penelitian .......................................................................... 44

    2. Waktu Penelitian ............................................................................ 44

    C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 45

    1. Populasi .......................................................................................... 45

    2. Sampel............................................................................................ 46

    D. Variabel Penelitian ............................................................................. 49

    E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 49

    F. Instrumen Penelitian ........................................................................... 50

    G. Teknik Pengujian Instrumen .............................................................. 52

    1. Validitas ......................................................................................... 52

    2. Reliabilitas ..................................................................................... 60

    H. Teknik Analisis Data ......................................................................... 61

    BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian .................................................................................. 67

    1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .................................................. 67

    2. Deskripsi Responden Penelitian .................................................... 68

    3. Deskripsi Miskonsepsi IPA Fisika ................................................. 70

    4. Perbedaan Miskonsepsi dilihat dari Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 100

    5. Uji Hipotesis Penelitian ................................................................. 104

    B. Pembahasan ........................................................................................ 108

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ........................................................................................ 113

    B. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 113

    C. Saran................................................................................................... 114

    DAFTAR REFERENSI ................................................................................. 115

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 118

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ......................................................................... 44

    Tabel 3.2 Populasi Penelitian....................................................................... 45

    Tabel 3.3 Krejcie dan Morgan ..................................................................... 46

    Tabel 3.4 Data Sampel Penelitian ................................................................ 48

    Tabel 3.5 Pedoman Wawancara................................................................... 52

    Tabel 3.6 Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen .................................... 54

    Tabel 3.7 Hasil Validitas Muka ................................................................... 56

    Tabel 3.8 Hasil Validitas Soal Pilihan Ganda.............................................. 58

    Tabel 3.9 Hasil Validitas Soal Esai ............................................................. 59

    Tabel 3.10 Koefisien Reliabilitas................................................................... 60

    Tabel 3.11 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ..................... 60

    Tabel 3.12 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Soal Uraian ................................. 61

    Tabel 4.1 Jenis Pekerjaan Orang Tua .......................................................... 69

    Tabel 4.2 KD dan Nomor Item Soal yang Mewakili pada Instrumen

    Pilihan Ganda...............................................................................

    70

    Tabel 4.3 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 1 Soal Uraian ..... 91

    Tabel 4.4 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 4 Soal Uraian ..... 93

    Tabel 4.5 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 2 Soal Uraian ..... 94

    Tabel 4.6 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 3 Soal Uraian ..... 96

    Tabel 4.7 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 5 Soal Uraian ..... 98

    Tabel 4.8 Uji Normalitas pada Instrumen Soal Pilihan Ganda .................... 100

    Tabel 4.9 Uji Normalitas pada Instrumen Soal Uraian ................................ 102

    Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas pada Instrumen Soal Pilihan Ganda ....... 104

    Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas pada Instrumen Soal Uraian ................... 104

    Tabel 4.12 Uji Hipotesis pada Instrumen Soal Pilihan Ganda ...................... 105

    Tabel 4.13 Uji Rank pada Instrumen Sola Pilihan Ganda ............................. 106

    Tabel 4.14 Uji Hipotesis Soal Uraian ............................................................ 107

    Tabel 4.15 Uji Rank pada Instrumen Soal Uraian ......................................... 107

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Penerapan gaya gravitasi ............................................................. 28

    Gambar 2.2 Penerapan gaya gesek .................................................................. 28

    Gambar 2.3 Garis medan magnet antara dua kutub magnet senama dan

    tidak senama ................................................................................

    29

    Gambar 2.4 Alat yang menggunakan prinsip tuas golongan pertama ............. 30

    Gambar 2.5 Alat yang menggunakan prinsip tuas golongan kedua ................ 30

    Gambar 2.6 Alat yang menggunakan prinsip tuas golongan ketiga ................ 31

    Gambar 2.7 Contoh penggunaan prinsip bidang miring ................................. 31

    Gambar 2.8 Jenis katrol ................................................................................... 32

    Gambar 2.9 Literature Map Penelitian-penelitian Relevan............................. 40

    Gambar 3.1 Rumus Product Moment .............................................................. 57

    Gambar 4.1 Pie Chart Jenis Pekerjaan Orang Tua Siswa ............................... 69

    Gambar 4.2 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri

    Semester 2 Se-Kecamatan Berbah Untuk Seluruh KD................

    71

    Gambar 4.3 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 1 Soal Pilihan

    Ganda ...........................................................................................

    72

    Gambar 4.4 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 2 Soal Pilihan

    Ganda ...........................................................................................

    73

    Gambar 4.5 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 3 Soal Pilihan

    Ganda ...........................................................................................

    74

    Gambar 4.6 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 4 Soal Pilihan

    Ganda ...........................................................................................

    75

    Gambar 4.7 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 5 Soal Pilihan

    Ganda ...........................................................................................

    76

    Gambar 4.8 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 6 Soal Pilihan

    Ganda ...........................................................................................

    76

    Gambar 4.9 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 7 Soal Pilihan

    Ganda ...........................................................................................

    77

    Gambar 4.10 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 8 Soal Pilihan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    Ganda ........................................................................................... 78

    Gambar 4.11 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 9 Soal Pilihan

    Ganda ...........................................................................................

    78

    Gambar 4.12 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 10 Soal Pilihan

    Ganda ...........................................................................................

    79

    Gambar 4.13 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 11 Soal Pilihan

    Ganda ...........................................................................................

    80

    Gambar 4.14 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 12 Soal Pilihan

    Ganda ...........................................................................................

    81

    Gambar 4.15 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 13 Soal Pilihan

    Ganda ...........................................................................................

    82

    Gambar 4.16 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 14 Soal Pilihan

    Ganda ...........................................................................................

    83

    Gambar 4.17 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 15 Soal Pilihan

    Ganda ...........................................................................................

    83

    Gambar 4.18 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 16 Soal Pilihan

    Ganda ...........................................................................................

    84

    Gambar 4.19 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 17 Soal Pilihan

    Ganda ...........................................................................................

    85

    Gambar 4.20 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 18 Soal Pilihan

    Ganda ...........................................................................................

    86

    Gambar 4.21 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 19 Soal Pilihan

    Ganda ...........................................................................................

    87

    Gambar 4.22 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 20 Soal Pilihan

    Ganda ...........................................................................................

    88

    Gambar 4.23 Persentase Miskonsepsi Siswa pada Soal Uraian Untuk Semua

    KD. ..............................................................................................

    89

    Gambar 4.24 Histogram Skor Siswa pada Instrumen Soal Pilihan Ganda ........ 101

    Gambar 4.25 Histogram Jenis Pekerjaan Orang Tua pada Instrumen Soal

    Pilihan Ganda...............................................................................

    101

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    Gambar 4.26 Histogram Skor Siswa pada Instrumen Soal Uraian.................... 102

    Gambar 4.27 Histogram Jenis Pekerjaan Orang Tua pada Instrumen Soal

    Uraian ..........................................................................................

    103

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Surat-surat .................................................................................... 119

    Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma ................. 120

    Lampiran 1.2 Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kantor........................... 121

    Lampiran 1.3 Surat Izin Penelitian dari BAPPEDA Kab. Sleman..................... 122

    Lampiran 1.4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari UPTD

    Kec. Berbah .................................................................................

    123

    Lampiran 2 Data Penelitian ............................................................................. 124

    Lampiran 2.1 Rangkuman Data SD Negeri di Kecamatan Berbah,

    Kabupaten Sleman .......................................................................

    125

    Lampiran 2.2 Data hasil tes siswa kelas V ......................................................... 126

    Lampiran 2.3 Data sekolah dan jenis pekerjaan orang tua ................................. 132

    Lampiran 2.4 Hasil validitas isi instrumen pilihan ganda dan uraian ................ 138

    Lampiran 2.5 Rekapan Data Miskonsepsi Untuk Instrumen Soal Pilihan

    Ganda ...........................................................................................

    144

    Lampiran 2.6 Rekapan Data Miskonsepsi Untuk Instrumen Soal Uraian ......... 151

    Lampiran 3 Instrumen Penelitian .................................................................... 155

    Lampiran 3.1 Kisi-kisi Instrumen Soal Pilihan Ganda untuk Expert

    Judgment ......................................................................................

    156

    Lampiran 3.2 Kisi-kisi Instrumen Soal Uraian untuk Expert Judgment ............ 171

    Lampiran 3.3 Petunjuk Pengisian Soal dan Identitas Responden ...................... 180

    Lampiran 3.4 Soal Pilihan Ganda Penelitian ..................................................... 182

    Lampiran 3.5 Soal Uraian Penelitian ................................................................. 187

    Lampiran 4 Hasil Validasi Ahli ...................................................................... 188

    Lampiran 4.1 Permohonan Izin Validasi Ahli ................................................... 189

    Lampiran 4.2 Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Instrumen Pilihan Ganda ... 190

    Lampiran 4.3 Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Instrumen Uraian ............... 198

    Lampiran 5 Hasil Validitas dan Reliabilitas ................................................... 200

    Lampiran 5.1 Hasil Validitas Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Empiris ........ 201

    Lampiran 5.2 Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Pilihan Ganda......................... 204

    Lampiran 5.3 Hasil Validitas Instrumen Soal Uraian Uji Empiris .................... 205

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xx

    Lampiran 5.4 Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Uraian .................................... 206

    Lampiran 6 Uji Asumsi Dasar Penelitian ........................................................ 207

    Lampiran 6.1 Hasil uji normalitas pada instrumen soal pilihan ganda .............. 208

    Lampiran 6.2 Hasil uji normalitas pada instrumen soal uraian .......................... 208

    Lampiran 6.3 Hasil uji homogenitas pada instrumen soal pilihan ganda........... 209

    Lampiran 6.4 Hasil uji homogenitas pada instrumen soal uraian ...................... 209

    Lampiran 7 Hasil Analisis ............................................................................... 210

    Lampiran 7.1 Hasil Uji Hipotesis pada instrumen soal pilihan ganda ............... 211

    Lampiran 7.2 Hasil Uji Hipotesis pada instrumen soal uraian ........................... 212

    Lampiran 8 Foto Penelitian ............................................................................. 213

    Biodata Peneliti ..................................................................................................... 214

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Bab I memberikan gambaran kepada pembaca mengenai landasan penelitian

    ini. Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi

    masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

    penelitian, dan definisi operasional.

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

    kualitas manusia (Djamarah, 2005: 22). Demi mengembangkan manusia

    yang berkualitas, maka pendidikan sangat penting untuk diberikan kepada

    siswa. Ahmadi (2014: 45) mengungkapkan bahwa pendidikan penting

    diberikan untuk siswa karena pendidikan sebagai transmisi pengetahuan

    atau proses membangun manusia menjadi berpendidikan.

    Salah satu cara yang digunakan untuk memberikan pendidikan kepada

    siswa yaitu melalui sekolah. Pernyataan tersebut dilandasi dengan pendapat

    Triwiyanto (2014: 75) bahwa sekolah adalah kelompok layanan yang

    menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal

    pada setiap jenjang dan jenis pendidikannya. Sekolah membekali

    pengetahuan pada siswa melalui berbagai macam mata pelajaran. Mata

    pelajaran yang diadakan di sekolah-sekolah Indonesia menurut Kurikulum

    Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu pendidikan agama, pendidikan

    kewarganegaraan, bahasa, matematika, IPA, IPS, seni dan budaya,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    pendidikan jasmani dan olahraga, keterampilan atau kejuruan, serta muatan

    lokal (Mulyasa, 2007: 12).

    Berdasarkan penjelasan sebelumnya, Ilmu Pengetahuan Alam

    merupakan salah satu mata pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa

    melalui jenjang sekolah dasar. Sapriati (2009: 2.3) berpendapat bahwa

    pendidikan IPA di sekolah dasar bertujuan agar siswa menguasai

    pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, proses penemuan, serta memiliki sikap

    ilmiah, yang akan bermanfaat dalam mempelajari diri dan alam sekitar.

    Samatowa (2011: 3) berpendapat bahwa dalam Ilmu Pengetahuan Alam

    dibahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang

    didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh

    manusia. Pendapat tersebut senada dengan pernyataan Wonorahardjo (2010:

    11) bahwa Ilmu Pengetahuan Alam ini sifatnya lebih pasti karena gejala

    yang diamati relatif nyata dan terukur. Berdasarkan kedua pendapat dapat

    disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang sifatnya

    pasti karena didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang relatif

    nyata dan terukur.

    IPA berisi tentang konsep yang berkaitan dengan kehidupan sehari-

    hari, maka penting untuk siswa memahaminya. Faktanya masih banyak

    ditemui siswa yang sulit memahami konsep-konsep yang ada pada mata

    pelajaran IPA khususnya Fisika. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya

    Fisika merupakan suatu pelajaran yang mempelajari konsep-konsep dari

    suatu konsep yang sederhana sampai konsep yang lebih kompleks (Ratama,

    2013: 1). Giancoli (2001: 1) mengungkapkan bahwa Fisika adalah ilmu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    pengetahuan yang paling mendasar, karena berhubungan dengan perilaku

    dan struktur benda. Dalam mata pelajaran IPA Fisika, guru telah

    mengajarkan konsep dasar, namun masih banyak siswa yang memiliki

    pemahaman konsep rendah terhadap materi yang dipelajari, sehingga terjadi

    salah konsepsi.

    Rendahnya pemahaman siswa tentang konsep IPA Fisika dibuktikan

    berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 30 Maret 2015 terhadap salah

    seorang guru kelas V SD negeri di Kecamatan Berbah. Salah seorang guru

    mengatakan bahwa menemui suatu kendala pada pembelajaran IPA Fisika

    yaitu rendahnya pemahaman konsep pada suatu materi, sehingga masih

    banyak siswa mendapat nilai di bawah KKM yang ditentukan. Pemahaman

    konsep siswa yang rendah dapat dilihat juga berdasarkan hasil kinerja

    Indonesia pada pemetaan Trends in International Mathematics and Science

    Studies and Progress in International Reading Literacy Study (TIMSS &

    PIRLS) 2011 bidang literasi sains, Indonesia mendapat peringkat 40 dari 42

    negara yang di data (Baswedan, 2014: 17). Literasi sains sendiri merupakan

    pengetahuan dan pemahaman konsep serta proses ilmiah yang diperlukan

    untuk pengambilan keputusan personal, partisipasi dalam kegiatan publik

    dan budaya, dan produktivitas ekonomi. Dengan literasi sains dimaksudkan

    bahwa seorang dapat bertanya, menemukan, atau menentukan jawaban

    terhadap pertanyaan yang diturunkan dari rasa ingin tahu tentang

    pengalaman sehari-hari (Rustaman, 2012: 1.40). Berdasarkan gagasan

    sebelumnya dapat dikatakan bahwa rendahnya peringkat Indonesia pada

    bidang literasi sains dipengaruhi oleh salah konsepsi pada suatu konsep,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    karena literasi sains merupakan pemahaman konsep yang diperlukan untuk

    pengambilan keputusan.

    Fakta lain yang menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang

    memiliki salah konsepsi ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh

    Suryanto dan Yuni (2002) dengan judul “Pemahaman Murid Sekolah Dasar

    Terhadap Konsep-Konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Berbasis Biologi:

    Suatu Diagnosis Adanya Miskonsepsi”. Penelitian ini bertujuan untuk (1)

    mengetahui pemahaman murid sekolah dasar terhadap konsep-konsep IPA

    berbasis biologi, (2) mengidentifikasi adanya miskonsepsi, dan (3) mencari

    penyebab miskonsepsi berdasarkan pola jawaban yang diberikan. Hasil

    penelitian ini menunjukkan bahwa miskonsepsi masih banyak terjadi pada

    konsep-konsep yang diteliti. Jika digunakan kriteria 75% sebagai ambang

    batas pemahaman konsep yang benar maka hanya ditemukan suatu konsep

    yaitu konsep tentang bernapas yang dapat dipahami dengan baik oleh murid.

    Berdasarkan analisis terhadap pola jawaban yang diberikan murid ternyata

    dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi yang terjadi antara lain disebabkan

    karena dalam memahami suatu konsep, murid mengandalkan pada

    pengalaman sehari-hari dan hasil pemikiran logis.

    Berdasarkan data yang dituliskan, jelas bahwa pemahaman konsep

    siswa masih rendah. Untuk itu penelitian tentang miskonsepsi pada

    pembelajaran IPA Fisika perlu dilaksanakan karena banyak konsep siswa

    yang tidak cocok dengan konsep ilmiah, selain itu konsep yang salah pada

    siswa dapat bertahan lama dan sulit diperbaiki. Hal ini biasanya disebabkan

    konsep yang mereka bawa itu, meskipun keliru, tetapi dapat menjelaskan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    beberapa persoalan yang sedang mereka hadapi dalam kehidupan mereka

    (Suparno, 2005: 3).

    Berdasarkan kenyataan latar belakang yang sudah diungkapkan, maka

    peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Miskonsepsi

    IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 se-Kecamatan Berbah,

    Sleman Tahun 2015”. Alasan peneliti melaksanakan penelitian di

    Kecamatan Berbah karena berdasarkan hasil wawancara dengan guru SD

    kelas V di Kecamatan Berbah, mengatakan bahwa tidak sedikit siswa yang

    mengalami miskonsepsi pada IPA Fisika kelas V semester 2. Hal tersebut

    dikarenakan IPA Fisika memuat materi yang sangat banyak dan luas

    cakupanya, sehingga siswa kesulitan untuk menyerap semua materi dengan

    baik. Dengan dilakukannya penelitian ini, dapat diketahui miskonsepsi yang

    terjadi pada siswa dan perbedaan miskonsepsi dilihat dari pekerjaan orang

    tua, sehingga cepat dilakukan penanganan kepada siswa yang mengalami

    miskonsepsi. Dengan dilakukan penanganan, diharapkan pemahaman siswa

    kembali ke konsep ilmiah yang sudah ditetapkan para ahli.

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang, maka peneliti mengungkapkan beberapa

    masalah yang mendasari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

    1. Prestasi sains Indonesia rendah.

    2. Rendahnya pemahaman konsep siswa pada suatu materi IPA Fisika.

    3. Terdapat siswa SD Negeri kelas V se-Kecamatan Berbah yang

    mendapat nilai di bawah KKM yang ditentukan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    C. Batasan Masalah

    Agar penelitian lebih terarah atau tidak terlalu luas, maka peneliti

    membuat batasan masalah. Masalah yang diteliti akan dibatasi sebagai

    berikut:

    1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri semester 2 se-

    Kecamatan Berbah, Sleman.

    2. Penelitian ini fokus pada miskonsepsi IPA Fisika.

    3. Perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari pekerjaan orang tua siswa.

    4. Peneliti fokus pada SK dan KD sebagai berikut :

    a. SK (Standar Kompetensi)

    5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta

    fungsinya.

    6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu

    karya atau model.

    7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya

    dengan penggunaan sumber.

    b. KD (Kompetensi Dasar)

    5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui

    percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)

    5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan

    lebih mudah dan lebih cepat.

    6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.

    6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari

    bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.

    7.3 Mendeskripsikan struktur bumi.

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang sudah

    disampaikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut :

    1. Apakah ada miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD Negeri semester

    2 se-Kecamatan Berbah, Sleman?

    2. Apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari pekerjaan

    orang tua siswa kelas V SD Negeri semester 2 se-Kecamatan Berbah,

    Sleman?

    E. Tujuan Penelitian

    Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk

    1. Mengetahui adanya miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD Negeri

    semester 2 se-Kecamatan Berbah, Sleman.

    2. Mengetahui adanya perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari

    pekerjaan orang tua siswa kelas V SD Negeri semester 2 se-

    Kecamatan Berbah, Sleman.

    F. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Manfaat teoritis:

    Melalui penelitian ini dapat diketahui miskonsepsi pada siswa sehingga

    dapat dijadikan bahan evaluasi bagi guru.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    2. Manfaat praktis:

    a. Bagi guru

    Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi guru agar

    kedepannya lebih berhati-hati dalam mengajarkan konsep IPA Fisika

    sehingga miskonsepsi pada siswa dapat diminimalisir.

    b. Bagi Sekolah

    Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk lebih

    meningkatkan kualitas pembelajaran.

    c. Bagi peneliti

    Penelitian ini merupakan sarana untuk belajar dan mengembangkan

    pengetahuan peneliti yang telah berproses dalam penelitian.

    G. Definisi Operasional

    Definisi operasional berisi tentang istilah-istilah yang digunakan

    dalam penelitian ini. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian

    ini antara lain:

    1. Miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian

    ilmiah atau pengertian yang diterima pakar dalam bidang itu.

    Miskonsepsi pada soal pilihan ganda dapat dideteksi dari jawaban

    yang salah namun siswa tersebut yakin benar dengan jawabannya.

    2. Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang membahas

    tentang gejala alam yang sifatnya lebih pasti karena didasarkan pada

    percobaan dan pengamatan manusia secara terukur.

    3. Miskonsepsi Ilmu Pengetahuan Alam adalah pemahaman yang salah

    tentang konsep IPA.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    4. Miskonsepsi IPA Fisika adalah pemahaman yang salah tentang konsep

    IPA Fisika.

    5. Siswa Kelas V SD adalah siswa yang berada pada tingkat kelas V SD

    negeri se-Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman dengan rata-rata

    umur 10-11 tahun.

    6. Pekerjaan orang tua adalah sesuatu yang dilakukan oleh setiap orang

    tua untuk mendapatkan nafkah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Pada bagian ini berisi tentang kajian pustaka, penelitian yang relevan,

    kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.

    A. Kajian Pustaka

    Kajian pustaka merupakan uraian hasil pengkajian peneliti terhadap

    berbagai referensi yang dijadikan acuan dalam penelitian. Kajian pustaka

    misalnya dapat mengkaji beberapa hal sebagai berikut.

    1. Konsep

    Konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang

    memiliki ciri-ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu

    mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga

    objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Konsep dapat

    dilambangkan dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa) (Djamarah,

    2011: 30).

    Basleman dan Mappa (2011: 67) menyatakan bahwa konsep

    diperoleh dari kejadian yang dijumpainya, baik positif maupun negatif.

    Sekali memperoleh konsep, peserta belajar akan mampu mengenal hal

    atau kejadian dan mampu memberikan defnisi verbal dari konsep

    tersebut.

    Djamarah (2011: 31) berpendapat bahwa konsep dibedakan atas

    konsep konkret dan konsep yang harus didefinisikan. Konsep konkret

    adalah pengertian yang menunjuk pada objek-objek dalam lingkungan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    fisik. Konsep ini mewakili benda tertentu, seperti meja, kursi, mobil, dan

    sebagainya. Konsep yang didefinisikan adalah konsep yang mewakili

    realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam

    lingkungan hidup fisik, karena realitas itu tidak berbadan. Misalnya,

    saudara sepupu, dan sebagainya, adalah kata-kata yang tidak dapat

    dilihat dengan mata biasa, bahkan dengan mikroskop sekalipun.

    Berdasarkan pendapat yang sudah disampaikan para ahli dapat

    dikatakan bahwa konsep adalah satuan arti baik positif maupun negatif

    yang diperoleh si penerima konsep dari kejadian yang dijumpainya.

    2. Konsepsi

    Pemahaman setiap murid terhadap suatu konsep disebut dengan

    konsepsi (Berg dalam Suryanto, 2002: 13). Contohnya jika dua kutub

    magnet yang sama yaitu utara dan utara didekatkan, maka akan

    didapatkan murid yang mempunyai pemahaman berbeda satu sama lain

    tentang konsep magnet tersebut. Ada yang memiliki pemahaman bahwa

    magnet saling tolak menolak, ada juga murid yang memiliki pemahaman

    bahwa magnet tidak mau menyatu, ada juga yang memiliki pemahaman

    magnet saling mendorong atau memberi gaya.

    Hal yang sama dikatakan oleh (Rustaman, 2012: 2.6) bahwa

    konsepsi seseorang berbeda dengan konsepsi orang yang lain. Konsepsi

    berasal dari kata to conceive yang artinya cara menerima. Sementara

    Budi (1992: 114-115) menyatakan bahwa konsepsi adalah sebagai

    kemampuan memahami konsep, baik yang diperoleh dari indera maupun

    kondisi lingkungan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    Berdasarkan pendapat yang sudah disampaikan oleh ahli dapat

    disimpulkan bahwa konsepsi adalah suatu pemahaman seseorang

    terhadap konsep.

    3. Miskonsepsi

    Suparno (2005: 4) menyatakan bahwa miskonsepsi atau salah

    konsep menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan

    pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima pakar dalam bidang itu.

    Fowler (dalam Suparno, 2005: 5) menjelaskan bahwa miskonsepsi

    adalah sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan

    konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan

    konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirakis konsep-konsep

    yang tidak benar. Suparno (2005: 15) memberikan contoh miskonsepsi

    sebagai berikut, jika seorang mendorong suatu kereta dan kereta itu

    bergerak, siswa mengatakan ada suatu gaya bekerja pada kereta itu.

    Tetapi bila kereta itu tidak bergerak, siswa mengatakan tidak ada gaya

    yang bekerja pada kereta tersebut, meskipun orang itu mendorong

    kereta dengan gaya yang besar. Menurut fisika, meskipun kereta tidak

    bergerak, tetap ada gaya yang bekerja.

    Budi (1992: 114-115) mengungkapkan bahwa kesalahan konsep

    atau miskonsepsi adalah terjadi perbedaan konsepsi antara orang yang

    satu dengan yang lain dalam mempelajari konsep untuk menangkap

    makna konsep melalui proses persepsi melalui tahap-tahap perekaman

    informasi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    Berdasarkan beberapa pendapat yang sudah disebutkan, dapat

    disimpulkan bahwa miskonsepsi adalah pemahaman konsep seseorang

    yang berbeda dengan konsep-konsep ilmiah yang sudah ditetapkan

    sebelumnya oleh ahli.

    4. Penyebab Miskonsepsi

    Suparno (2005: 29) mengungkapkan bahwa penyebab miskonsepsi

    dapat diringkas dalam lima kelompok, yaitu: siswa, guru, buku teks,

    konteks, dan metode mengajar. Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan

    sebagai berikut:

    a. Siswa

    Miskonsepsi yang berasal dari siswa dapat dikelompokkan

    dalam beberapa hal, antara lain:

    1) Prakonsepsi atau konsep awal siswa

    Banyak siswa sudah mempunyai konsep awal atau

    prakonsepsi tentang suatu bahan sebelum siswa mengikuti

    pelajaran formal di bawah bimbingan guru. Konsep awal ini

    sering kali mengandung miskonsepsi. Salah konsep awal ini

    jelas akan menyebabkan miskonsepsi pada saat mengikuti

    pelajaran fisika berikutnya, sampai kesalahan itu diperbaiki.

    Prakonsepsi ini biasanya diperoleh dari orang tua, teman,

    sekolah awal, dan pengalaman di lingkungan siswa. Misalnya

    dari pengalaman kehidupan sehari-hari yaitu tentang terbit dan

    terbenamnya matahari. Siswa berpendapat bahwa matahari yang

    mengelilingi bumi karena matahari terbit dari timur, kemudian

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    berjalan di atas bumi, dan akhirnya terbenam di barat.

    Miskonsepsi siswa tersebut bahwa mataharilah yang

    mengelilingi bumi. Konsep yang diutarakan oleh siswa tersebut

    salah, konsep yang benar bahwa bumi yang mengelilingi

    matahari.

    2) Pemikiran Asosiatif Siswa

    Asosiasi siswa terhadap istilah-istilah sehari-hari kadang-

    kadang juga membuat miskonsepsi (Arons dalam Suparno,

    2005: 35). Contohnya, siswa mengasosiasikan gaya dengan aksi

    atau gerakan. Gaya oleh banyak siswa dianggap selalu

    menyebabkan gerakan. Maka jika siswa tidak tidak melihat

    suatu benda bergerak, mereka memastikan tidak ada gaya.

    3) Pemikiran Humanistik

    Siswa kerap kali memandang semua benda dari pandangan

    manusiawi (Gilbert dalam Suparno, 2005: 36). Tingkah laku

    benda dipahami seperti tingkah laku manusia yang hidup,

    sehingga tidak cocok. Misalnya miskonsepsi siswa akan

    kekekalan energi. Seorang bila bekerja secara terus menerus

    atau bermain secara terus menerus akan merasa lelah dan lapar.

    Dari pengalaman sebagai manusia yang menjadi lapar dan

    kehabisan energi bila terus bekerja, siswa beranggapan bahwa

    kekekalan energi itu tidak mungkin terjadi. Energi yang ada

    pasti berkurang dan lenyap. Siswa tidak mudah untuk keluar

    dari pemikiran yang manusiawi ini (Suparno, 2005: 37).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    4) Reasoning yang tidak lengkap/ salah

    Miskonsepsi juga dapat disebabkan oleh reasoning atau

    penalaran siswa yang tidak lengkap atau salah (Comins dalam

    Suparno, 2005: 38). Alasan yang tidak lengkap dapat

    disebabkan karena logika yang salah dalam mengambil

    kesimpulan, sehingga terjadi miskonsepsi. Misalnya, siswa

    mengetahui bahwa bumi termasuk planet, siswa tersebut

    menganggap bahwa semua planet yang ada di tata surya kita

    sama seperti bumi. Berarti planet-planet tersebut terdapat

    tumbuh-tumbhan, air, gaya, gravitasi, batu-batu keras, dan lain-

    lainnya.

    5) Instuisi yang salah

    Intuisi yang salah dan perasaan siswa juga dapat

    menyebabkan miskonsepsi. Intuisi adalah suatu perasaan dalam

    diri seseorang, yang secara spontan mengungkapkan sikap atau

    gagasannya tentang sesuatu sebelum secara obyektif dan

    rasional diteliti. Contoh siswa kadang-kadang mempunyai

    instuisi bahwa benda yang besar akan jatuh bebas lebih cepat

    daripada benda yang kecil. Pemikiran instuitif ini sering

    membuat siswa tidak kritis dan mengakibatkan miskonsepsi.

    6) Tahap perkembangan kognitif siswa

    Perkembangan kognitif siswa yang tidak sesuai dengan

    bahan yang digeluti dapat menjadi penyebab adanya

    miskonsepsi siswa. Secara umum, siswa yang masih dalam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    tahap operational concrete bila mempelajari sesuatu bahan yang

    abstrak sulit menangkap dan sering salah mengerti tentang

    konsep tersebut.

    7) Kemampuan siswa

    Kemampuan siswa juga mempunyai pengaruh pada

    miskonsepsi siswa. Siswa yang kurang berbakat fisika atau

    kurang mampu dalam mempelajari fisika, sering mengalami

    kesulitan menangkap konsep yang benar dalam proses belajar.

    8) Minat belajar siswa

    Secara umum dapat dikatakan, siswa yang berminat pada

    fisika cenderung mempunyai miskonsepsi lebih rendah daripada

    siswa yang tidak berminat pada fisika. Suparno (2005: 42)

    mengungkapkan bahwa siswa yang tidak berminat dalam

    belajar, bila salah menangkap suatu bahan, sering kali siswa

    tidak berminat mencari mana yang benar dan mengubah konsep

    yang salah. Akibatnya, merekan akan lebih mudah menagalami

    kesalahan atau miskonsepsi.

    b. Guru

    Miskonsepsi siswa dapat terjadi pula karena miskonsepsi yang

    dibawa oleh guru fisika. Guru yang tidak menguasai bahan atau

    mengerti bahan fisika secara tidak benar, akan menyebabkan siswa

    mendapatkan miskonsepsi (Suparno, 2005: 42).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    c. Buku

    1) Buku Teks

    Buku teks juga menyebabkan miskonsepsi. Entah karena

    bahasanya sulit dimengerti atau karena penjelasannya tidak

    benar, miskonsepsi tetap diteruskan. Para peneliti menemukan

    bahwa beberapa miskonsepsi datang dari buku teks (Lona dalam

    Suparno, 2005: 44).

    2) Buku Fiksi Sains (Science Fiction)

    Seringkali pengarang membuat gagasan fisika kurang

    berdasarkan kaidah ilmu yang sesungguhnya. Misalnya gerak-

    gerakan tokoh fiksi di udara bebas yang kadang-kadang tidak

    mengindahkan hukum fisika. Akibatnya, dalam diri anak

    tertanam nilai dan pengertian yang tidak benar.

    3) Kartun (Cartoon)

    Gambar-gambar kartun dalam majalah sains sering kali

    dapat memunculkan dan menyebabkan miskonsepsi pada siswa

    bila tidak mengindahkan hukum dan teori fisika yang berlaku.

    d. Konteks

    1) Pengalaman

    Pengalaman siswa dapat menyebabkan miskonsepsi. Kita

    dapat melihatnya dalam kasus kekekalan energi. Dalam

    kehidupan sehari-hari, siswa mengalami, bahwa mereka akan

    merasa lelah setelah bekerja keras. Motor akan kehabisan bahan

    bakar bila dipakai terlalu lama dan bahan bakarnya tidak diisi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    kembali. Tampak bahwa energi hilang dan tidak kekal. Di sini

    siswa berpikir tentang kekelan energi dalam pengertian yang

    terbatas dan tidak dalam pengertian luas (Stavy dalam Suparno,

    2005: 47).

    2) Bahasa Sehari-hari

    Beberapa miskonsepsi datang dari bahasa sehari-hari yang

    mempunyai arti lain dengan fisika (Gilbert dalam Suparno,

    2005: 48). Misalnya, dalam bahasa sehari-hari siswa mengerti

    dan menggunakan istilah berat dan kg. Tetapi dalam fisika, berat

    adalah suatu gaya, dan satuannya adalah Newton.

    3) Teman Lain

    Orang muda sangat senang belajar dalam kelompok

    bersama teman-teman kelompoknya. Kelompok sering

    didominasi oleh beberapa orang yang suaranya vokal. Bila siswa

    yang dominan atau vokal itu mempunyai miskonsepsi, maka

    jelas mereka dapat mempengaruhi siswa lain dalam hal

    miskonsepsi.

    4) Keyakinan dan Ajaran Agama

    Keyakinan atau agama siswa dapat juga menjadi penyebab

    miskonsepsi dalam bidang fisika (Commins dalam Suparno,

    2005: 49). Keyakinan ataupun ajaran agama yang diyakini

    secara kurang tepat sering membuat siswa tidak dapat menerima

    penjelasan ilmu pengetahuan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    e. Metode Mengajar

    Beberapa metode mengajar yang digunakan guru, terlebih yang

    menekankan satu segi saja dari konsep bahan yang digeluti,

    meskipun membantu siswa menangkap bahan, tetapi sering

    mempunyai dampak jelek yaitu memunculkan miskonsepsi siswa.

    5. Cara Mendeteksi Adanya Miskonsepsi

    Suparno (1998: 121-128) mengungkapkan cara bagi seorang

    peneliti atau seorang guru mendeteksi miskonsepsi siswa, yaitu melalui :

    a. Peta Konsep

    Peta konsep dapat digunakan untuk mendeteksi miskonsepsi

    siswa dalam bidang fisika. Peta konsep yang mengungkapkan

    hubungan berarti antara konsep-konsep dan menekankan gagasan-

    gagasan pokok, yang disusun hirarkis, dengan jelas dapat

    mengungkap miskonsepsi siswa digambakan dalam peta konsep

    tersebut. Biasanya miskonsepsi dapat dilihat dalam proposisi yang

    salah dan tidak adanya hubungan lengkap antar konsep (Novak

    dalam Suparno, 2005 : 121).

    b. Tes Multiple Choice dengan Reasoning Terbuka

    Beberapa peneliti menggunakan pertanyaan pilihan ganda

    digabungkan dengan alasan yang sudah tertentu. Jadi alasan-

    alasannya sudah dipilihkan. Model ini dipilih, biasanya dengan

    alasan untuk lebih memudahkan menganalisis. Kelemahan model ini

    adalah alasan siswa yang tidak tercantum dalam pilihan itu, tidak

    terungkap.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    c. Tes Esai Tertulis

    Dari tes tersebut dapat diketahui miskonsepsi yang dibawa siswa

    dan dalam bidang apa. Setelah ditemukan miskonsepsinya, dapatlah

    beberapa siswa diwawancarai untuk lebih mendalami, mengapa

    mereka mempunyai gagsan seperti itu.

    d. Wawancara Diagnosis

    Wawancara dapat berbentuk bebas dan terstruktur. Dalam

    wawancara bebas, guru atau peneliti memang bebas bertanya kepada

    siswa dan siswa dapat dengan bebas menjawab. Sedangkan dalam

    wawancara terstruktur, pertanyaan sudah disiapkan dan urutannya

    pun secara garis besar sudah disusun, sehingga memudahkan dalam

    praktiknya.

    e. Diskusi dalam Kelas

    Dalam kelas siswa diminta untuk mengungkapkan gagsan

    mereka tentang konsep yang sudah diajarkan atau yang hendak

    diajarkan. Dari diskusi di kelas itu dapat dideteksi juga apakah

    gagasan mereka itutepat atau tidak.

    f. Praktikum dengan Tanya Jawab

    Praktikum yang disertai dengan tanya jawab antara guru dengan

    siswa yang melakukan praktikum juga dapat digunakan untuk

    mendeteksi apakah siswa mempunyai miskonsepsi tentang konsep

    pada praktikum itu atau tidak. Selama praktikum, guru selalu

    bertanya bagaimana konsep siswa dan bagaimana siswa menjelaskan

    persoalan-persoalan dalam praktikum tersebut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa cara untuk

    mendeteksi miskonsepsi pada siswa adalah dengan menggunakan peta

    konsep, tes pilihan ganda, tes esai, wawancara diagnosis, diskusi dalam

    kelas dan praktikum dengan tanya jawab. Dalam penelitian ini, peneliti

    menggunakan tes pilihan ganda dan esai untuk mendeteksi miskonsepsi

    pada siswa. Dalam tes pilihan ganda, peneliti memberikan alasan yang

    harus diisi oleh siswa berupa opsi yakin benar dan tidak yakin benar

    terhadap jawaban yang dipilih.

    6. Hubungan Miskonsepsi dengan Jenis Pekerjaan Orang Tua

    Miskonsepsi yang dialami siswa berhubungan dengan orang tua.

    Suparno (2005: 35) juga menegaskan bahwa miskonsepsi akan lebih

    banyak lagi, jika yang mempengaruhi pembentukan konsep pada anak

    tersebut mempunyai banyak miskonsepsi, seperti orang tua, tetangga,

    dan lain-lain. Hal ini diperkuat dalam aliran konvergensi yang

    diungkapkan oleh Husdarta (2010: 22) bahwa pertumbuhan dan

    perkembangan yang dialami anak adalah pengaruh dari unsur

    lingkungan dan pembawaan atau eksternal dan internal, kedua pengaruh

    itu dimisalkan dengan dua garis yang bertemu atau bergabung pada satu

    tempat kemudian menjadi satu garis yang kuat.

    Berdasar pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa orang tua

    dapat mempengaruhi miskonsepsi siswa. Rand Conger dalam Yusuf

    (2009: 54) mengemukakan bahwa orang tua yang mengalami tekanan

    ekonomi atau perasaan tidak mampu mengatasi masalah finansialnya,

    cenderung menjadi depresi, dan mengalami konflik keluarga, yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    akhirnya mempengaruhi masalah siswa, seperti prestasi belajar rendah.

    Ahmadi (1991: 83-84) menyatakan bahwa keadaan ekonomi miskin

    akan menyebabkan kurangnya alat-alat belajar, kurangnya biaya yang

    disediakan oleh orang tua, dan tidak mempunyai tempat belajar yang

    baik sedangkan keadaan ekonomi kaya memiliki keadaan yang

    sebaliknya.

    Berdasar pendapat ahli dapat dikatakan bahwa tekanan ekonomi

    keluarga dapat menyebabkan masalah pada siswa seperti miskonsepsi

    dan menyebabkan prestasi belajar rendah, hal ini dikarenakan

    kurangnya fasilitas seperti alat belajar dan biaya yang didapatkan siswa.

    Tekanan ekonomi orang tua dipengaruhi oleh jenis pekerjaan orang tua.

    Jenis pekerjaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

    yang mempunyai ciri (sifat, keturunan, dan sebagainya) yang khusus,

    sedangkan pekerjaan adalah barang apa yang dilakukan (diperbuat,

    dikerjakan dan sebagainya), tugas kewajiban, hasil bekerja, perbuatan

    (Depdikbud, 1994: 410-488). Jadi yang dimaksud dengan jenis

    pekerjaan adalah suatu bentuk atau macam kegiatan yang dilakukan

    seseorang untuk memperoleh penghasilan.

    Dalam penelitian ini pekerjaan yang dipakai meliputi PNS,

    wiraswasta, dan buruh. Tentu saja antara PNS, wiraswasta, dan buruh

    mempunyai tingkat penghasilan yang berbeda yang akhirnya

    berpengaruh terhadap masalah siswa serta hasil belajar siswa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    7. Hakikat Pembelajaran IPA

    Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sering disebut dengan singkat

    sebagai Sains. Dalam bahasa Inggris: Science berasal dari bahasa latin

    “scientia” yang berarti (1) pengetahuan tentang, atau tahu tentang; (2)

    pengetahuan, pengertian, paham yang benar dan mendalam. Ilmu atau

    Science mengalami perluasan dan merujuk ke pengetahuan alam yang

    sifatnya lebih pasti karena gejala yang diamati relatif nyata dan terukur,

    (Wonorahardjo, 2010: 11).

    Samatowa (2011: 3) berpendapat bahwa ilmu pengetahuan alam

    merupakan terjemahan dari kata bahasa inggris yaitu natural science,

    artinya ilmu pengetahuan alam. IPA ini membahas tentang gejala-gejala

    alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil

    percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.

    Iskandar (2001: 2-3) juga menambahkan bahwa Ilmu Pengetahuan

    Alam (IPA) disebut sebagai ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa

    yang terjadi di alam. Ilmu pengetahuan alam sebagai disiplin ilmu disebut

    juga sebagai produk IPA yang bentuknya berupa fakta-fakta, konsep-

    konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA. Fakta dalam pembelajaran IPA

    merupakan pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, dan

    peristiwa yang benar-benar terjadi serta sudah dikonfirmasi secara objektif.

    Konsep dalam IPA adalah suatu ide yang menghubungkan beberapa fakta

    yang telah ada. IPA mempunyai suatu prinsip yang bersifat analitik sebab

    merupakan penggabungan dari konsep-konsep Ilmu Pengetahuan.

    Iskandar (2001: 3) menjelaskan kembali tentang IPA yang merupakan

    sebuah keterampilan proses yang dilakukan dengan beberapa kegiatan yaitu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variabel,

    merumuskan hipotesis, membuat grafik dan tabel data, membuat definisi

    operasional, dan melakukan eksperimen. Keterampilan proses dalam IPA

    juga memuat kegiatan melakukan penelitian dan mengkomunikasikan hasil

    penelitiannya. Aspek-aspek keterampilan proses menurut Iskandar

    (2001:51) memuat beberapa hal yaitu: 1) mengamati, yang merupakan

    proses pengumpulan informasi dengan mempergunakan semua alat indra,

    2) pengklasifikasian, merupakan kegiatan mengklasifikasi adah kegiatan

    mengatur atau menyusun obyek-obyek, kejadian-kejadian, atau informasi

    ke dalam golongan atau kelas dengan mempergunakan cara tertentu untuk

    sistem tertentu, 3) pengukuran, yang merupakan kegiatan mengukur hasil

    pengamatan dengan jalan membandingkan dengan suatu standar yang telah

    ditetapkan, 4) pengidentifikasian dan pengendalian variabel, yaitu untuk

    menandai karakteristik obyek atau faktor dalam kejadian atau peristiwa

    yang tetap dan yang berubah di dalam kondisi yang berbeda-beda, 5)

    perumusan hipotesis, dilakukan untuk memberikan dugaan tentang

    hubungan alasan yang mungkin ditemukan di dalam percobaan atau

    penelitian, 6) perancangan eksperimen dan penyimpulan hasil eksperimen

    ialah suatu proses yang disusun dengan memuat langkah-langkah

    percobaan yang harus dilakukan. Perancangan eksperimen dilakukan agar

    mendapatkan data yang baik sehingga hasil nya dapat memuaskan,

    pengkomunikasian hasil eksperimen yaitu berarti mencatat data yang

    telah didapat sebagai hasil eksperimen dalam bentuk yang dapat

    dipahami oleh orang lain dan menceritakannya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa IPA

    adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang gejala alam yang

    sifatnya lebih pasti karena didasarkan pada percobaan dan pengamatan

    manusia secara terukur yang dikatakan sebagai keterampilan proses

    serta sebagai produk IPA yang bentuknya berupa fakta-fakta, konsep-

    konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA.

    a. Pengaruh belajar IPA

    Purnomo (2008: 269) mengungkapkan bahwa pengalaman

    belajar dalam kurikulum IPA membantu siswa untuk: (1) menjalani

    kehidupan sehari-hari secara efektif, (2) memahami dunianya dan

    hal-hal yang mempengaruhinya, (3) memanfaatkan kesempatan

    untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, fleksibel, dan

    inovatif, (4) mengembangkan pengertian tentang konsep-konsep

    IPA, (5) menilai dan menggunakan produk teknologi IPA, (6)

    memahami bahwa karier dalam IPA dan teknologi sangat cocok bagi

    pria dan wanita, (7) membuat penilaian tentang isu-isu yang

    berkenaan dengan lingkungan alam dan buatan, (8) bertanggung

    jawab terhadap perbaikan kualitas lingkungan, (9) memberikan

    pemecahan pada dilema moral sehubungan dengan isu-isu IPA dan

    teknologi, dan (10) menyiapkan diri untuk studi pada tingkatan yang

    lebih lanjut.

    b. Fungsi IPA atau sains bagi manusia

    Wonorahardjo (2010: 12-14) mengungkapkan beberapa fungsi

    IPA bagi manusia yaitu sebagai berikut :

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    1) Sains membantu manusia berpikir dalam pola sistematis

    Karena belajar sains sangat berurusan dengan logika dan

    matematika, tentu saja sains sangat membantu kita berpikir lebih

    sistematis, terutama dalam hal menghadapi permasalahan di

    dunia dan menyangkut alam.

    2) Sains dapat menjelaskan gejala alam serta hubungan satu sama

    lain antar gejala alam

    Karena sains merupakan kumpulan pengetahuan mengenai

    alam, kita dapat dengan mudah merujuk ke penjelasan alam

    untuk menjelaskan gejala-gejala alam di sekitar kita.

    3) Sains dapat digunakan untuk meramalkan gejala alam yang akan

    terjadi berdasarkan pola gejala alam yang dipelajari

    Salah satu sifat sains adalah kausatif. Jika ada hukum alam

    berarti gejala alam dapat dijamin akan mengikuti hukum alam

    tersebut. Misal dalam meramal letusan gunung berapi, dinas

    meteorologi dan geofisika akan mengamati pola aktivitas

    gunung tersebut dan meramalkan kapan terjadi letusan dan

    dengan demikian dapat diambil langkah evakuasi penduduk di

    sekitarnya.

    4) Sains digunakan untuk menguasai alam dan mengendalikannya

    demi kepentingan manusia

    Dengan serangkaian pengamatan serius mengenai gejala

    alam dan dengan demikian sifat-sifatnya diketahui manusia,

    manusia akan berusaha mengatur dan mengendalikan alam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    dengan tujuan tertentu yang berkatan dengan kepentingan

    manusia sendiri. Fungsi sains inilah yang paling terasa

    manfaatnya bagi manusia. Kita bayangkan saja seandainya

    listrik tidak ditemukan oleh Thomas Alfa Edison, mungkin

    sampai sekarang kita masih menggunakan lampu minyak.

    5) Sains digunakan untuk melestarikan alam karena sumbangan

    ilmunya mengenai alam

    Karena dari pengamatan dan analisis yang mendalam

    mengenai alam ilmuwan akan tahu sampai dimana alam dapat

    dimanfaatkan dan sampai dimana alam justru dirusak oleh

    aktivitas manusia. Dengan pengetahuan inilah sebenarnya alam

    yang sudah terlanjur rusak dapat direhabilitasi dan dijaga dari

    pihak pelaku yang tidak bertanggung jawab.

    Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa IPA

    memiliki dampak yang besar terhadap diri manusia. Dengan adanya

    IPA, manusia dapat menjadi pribadi yang berpikir sistematis dan

    manusia dapat memahami gejala alam sekitar guna menangani

    kelangsungan hidupnya di dunia.

    8. Pembelajaran IPA di SD Kelas V Semester 2

    Ada beberapa materi yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu

    sebagai berikut :

    a. Gaya

    Gerakan mendorong atau menarik yang menyebabkan benda

    bergerak disebut gaya. Gaya yang dikerjakan pada suatu benda akan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    mempengaruhi benda tersebut. Gaya terhadap suatu benda dapat

    mengakibatkan benda bergerak, berubah bentuk, dan berubah arah

    (Sulistyanto, 2008: 89).

    Azmiyawati (2008: 82-90) mengungkapkan bahwa gaya

    dibedakan menjadi 3 yaitu:

    1). Gaya Gravitasi

    Gaya gravitasi bumi sering disebut juga gaya tarik bumi.

    Gaya gravitasi bumi menyebabkan benda-benda yang ada di bumi

    tidak terlempar ke angkasa luar. Selain itu, gaya gravitasi

    membuat kita dapat berjalan di atas tanah. Gaya gravitasi juga

    menyebabkan semua yang ada di bumi mempunyai berat sehingga

    tidak melayang-layang di udara. Penerapan gaya gravitasi berupa

    kelapa jatuh dari pohonnya dapat dilihat pada gambar berikut:

    Gambar 2.1 Kelapa jatuh dari pohonnya

    Sumber gambar: Azmiyawati (2008: 82)

    2). Gaya Gesek

    Gaya gesek merupakan gaya yang menimbulkan hambatan

    ketika dua permukaan benda saling bersentuhan. Penerapan gaya

    gesek antara lantai dan box dapat dilihat pada gambar berikut:

    Gambar 2.2 Gesekan antara lantai dan box

    Sumber gambar: Azmiyawati (2008: 84)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    3). Gaya Magnet

    Gaya tarik pada magnet dapat menarik benda-benda

    tertentu. Bahan dari besi atau baja dapat ditarik magnet. Bahan

    dari plastik dan kayu tidak dapat ditarik magnet. Magnet

    mempunyai dua kutub. Pada keadaan bebas, magnet akan selalu

    menunjuk ke arah utara dan selatan. Ujung magnet yang

    mengarah ke utara disebut kutub utara, sedangkan ujung magnet

    yang mengarah ke selatan disebut kutub selatan. Gambar garis

    medan magnet antara dua kutub magnet senama dan tidak senama

    dapat dilihat pada gambar berikut:

    Gambar 2.3 Garis medan magnet antara dua kutub magnet

    senama dan tidak senama

    Sumber gambar: Azmiyawati (2008: 84)

    b. Pesawat Sederhana

    Semua jenis alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan

    manusia disebut pesawat. Kesederhanaan dalam penggunaannya

    menyebabkan alat-alat tersebut dikenal dengan sebutan pesawat

    sederhana (Sulistyanto, 2008: 109).

    Pesawat sederhana dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu

    tuas, bidang miring, katrol, dan roda berporos (Sulistyanto, 2008:

    110-112).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    1) Tuas

    Tuas lebih dikenal dengan nama pengungkit. Berdasarkan

    posisi atau kedudukan beban, titik tumpu, dan kuasa, tuas

    digolongkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :

    a) Tuas golongan pertama

    Pada tuas golongan pertama, kedudukan titik tumpu

    terletak di antara beban dan kuasa. Contoh alat yang

    menggunakan prinsip tuas golongan pertama dapat dilihat

    pada gambar berikut:

    Gambar 2.4 Alat yang menggunakan prinsip tuas golongan

    pertama

    Sumber gambar: Azmiyawati (2008: 99)

    b) Tuas golongan kedua

    Pada tuas golongan kedua, kedudukan beban terletak di

    antara titik tumpu dan kuasa. Contoh alat yang menggunakan

    prinsip tuas golongan kedua dapat dilihat pada gambar

    berikut:

    Gambar 2.5 Alat yang menggunakan prinsip tuas golongan

    kedua

    Sumber gambar: Azmiyawati (2008: 100)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    c) Tuas golongan ketiga

    Pada tuas golongan ketiga, kedudukan kuasa terletak di

    antara titik tumpu dan beban. Contoh alat yang menggunakan

    prinsip tuas golongan ketiga dapat dilihat pada gambar

    berikut:

    Gambar 2.6 Alat yang menggunakan prinsip tuas golongan

    ketiga

    Sumber gambar: Azmiyawati (2008: 100)

    2) Bidang Miring

    Bidang miring adalah permukaan rata yang

    menghubungkan dua tempat yang berbeda ketinggiannya.

    Azmiyawati (2008: 101) mengungkapkan bidang miring

    tergolong pesawat sederhana karena dapat mempermudah

    pekerjaan yang dilakukan oleh manusia. Contoh penggunaan

    bidang miring dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

    Gambar 2.7 Contoh penggunaan prinsip bidang miring

    Sumber gambar: Azmiyawati (2008: 101)

    3) Katrol

    Katrol merupakan roda yang berputar pada porosnya.

    Biasanya pada katrol juga terdapat tali atau rantai sebagai

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    penghubungnya. Azmiyawati (2008: 103) mengatakan ada

    beberapa jenis katrol sebagai berikut:

    a). Katrol tetap : katrol yang tidak berubah posisinya ketika

    digunakan untuk memindahkan benda.

    b). Katrol bebas : katrol yang berubah posisinya ketika

    digunakan untuk memindahkan benda.

    c). Katrol rangkap : katrol yang terdiri dari lebih dari satu

    katrol yang disusun berjajar.

    d). Katrol ganda atau takal : katrol yang terdiri dari beberapa

    katrol yang disatukan

    Untuk lebih memperjelas pengertian, dapat dilihat

    penggolongan jenis katrol pada gambar sebagai berikut:

    Gambar 2.8 Jenis katrol

    Sumber gambar: Azmiyawati (2008: 103)

    4) Roda Berporos

    Roda berporos merupakan roda yang dihubungkan dengan

    sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama.

    c. Sifat - sifat Cahaya

    Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat kita lihat apabila ada

    cahaya yang mengenai benda tersebut. Cahaya yang mengenai benda

    akan dipantulkan oleh benda ke mata sehingga benda tersebut dapat

    terlihat. Cahaya memiliki sifat merambat lurus, menembus benda

    bening, dan dapat dipantulkan (Sulistyanto, 2008: 125)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    d. Periskop

    Periskop adalah sejenis teropong yang biasanya terdapat pada

    kapal selam untuk mengamati keadaan di permukaan laut. Periskop

    dapat digunakan untuk melihat benda yang berada di atas batas

    pandang (Sulistyanto, 2008: 139).

    e. Proses terbentuknya tanah

    Tanah berasal dari batuan. Batuan akan mengalami pelapukan

    menjadi butiran-butiran yang sangat halus. Lama-kelamaan butiran-

    butiran halus ini bertambah banyak dan terbentuklah tanah

    (Azmiyawati, 2008: 124).

    Azmiyawati (2008: 125) mengungkapkan terdapat tiga jenis

    batuan yang menyusun lapisan kerak bumi dilihat dari proses

    terbentuknya yaitu sebagai berikut:

    1) Batuan Beku (Batuan Magma/Vulkanik)

    Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma

    yang membeku.

    2) Batuan Endapan (Batuan Sedimen)

    Batuan endapan adalah batuan yang terbentuk dari endapan

    hasil pelapukan batuan. Batuan ini dapat pula terbentuk dari

    batuan yang terkikis atau dari endapan sisa-sisa binatang dan

    tumbuhan.

    3) Batuan Malihan (Metamorf)

    Batuan malihan (metamorf) berasal dari batuan sedimen

    yang mengalami perubahan (metamorfosis). Batuan sedimen ini

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    mengalami perubahan karena mendapat panas dan tekanan dari

    dalam Bumi. Jika mendapat panas terus menerus, batuan ini

    akan berubah menjadi batuan malihan.

    f. Proses Pembentukan Tanah karena Pelapukan Batuan

    Batuan memerlukan waktu jutaan tahun untuk berubah menjadi

    tanah. Batuan menjadi tanah karena pelapukan. Batuan dapat

    mengalami pelapukan karena berbagai faktor, di antaranya cuaca dan

    kegiatan makhluk hidup. Pelapukan yang disebabkan oleh faktor

    cuaca ini disebut pelapukan fisika. Adapun makhluk hidup yang

    menyebabkan pelapukan, misalnya pepohonan dan lumut. Pelapukan

    yang disebabkan oleh aktivitas makhluk hidup ini disebut pelapukan

    biologi (Azmiyawati, 2008: 128)

    g. Susunan Bumi

    Dalam susunan bumi, peneliti membahas tentang selimut bumi

    dan lapisan penyusun bumi.

    1) Selimut Bumi

    Berbicara tentang Bumi, kita tidak boleh melupakan

    selubung udara yang menyelimuti Bumi. Selubung udara itu

    disebut atmosfer. Azmiyawati (2008: 139-140) mengungkapkan

    bahwa atmosfer terdiri atas lapisan troposfer, stratosfer,

    mesosfer, dan termosfer.

    Lapisan troposfer terbentang sejauh 10 km dari permukaan

    bumi. Lapisan troposfer merupakan lapisan yang paling dekat

    dengan Bumi. Lapisan inilah yang memengaruhi cuaca. Di atas

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    lapisan troposfer terdapat lapisan stratosfer. Lapisan stratosfer

    berjarak 10–50 km di atas permukaan bumi. Udara di lapisan

    stratosfer sangat dingin dan tipis. Lapisan di atas stratosfer yaitu

    mesosfer. Lapisan mesosfer berjarak 50-80 km di atas

    permukaan bumi.

    Lapisan di atas mesosfer yaitu lapisan termosfer. Lapisan

    termosfer terbentang pada ketinggian 80–500 km di atas

    permukaan bumi. Di lapisan ini terjadi efek cahaya yang disebut

    aurora. Lapisan yang paling jauh dari permukaan bumi yaitu

    lapisan eksosfer. Eksosfer ada di ketinggian 700 km di atas

    permukaan bumi. Setelah lapisan eksosfer adalah angkasa luar.

    (Azmiyawati, 2008: 139-140)

    2) Lapisan Penyusun Bumi

    Azmiyawati (2008: 141) mengungkapkan ada tiga lapisan

    penyusun Bumi yaitu :

    a) Kerak

    Kerak adalah lapisan terluar permukaan bumi yang

    berupa batuan keras dan dingin setebal 15–60 km.

    b) Selubung atau Mantel

    Selubung atau mantel merupakan lapisan di bawah

    kerak yang tebalnya mencapai 2.900 kilometer. Lapisan

    mantel merupakan lapisan yang paling tebal. Lapisan ini

    terdiri atas magma kental yang bersuhu 1.400°C–2.500°C.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    c) Inti

    Inti terdiri atas dua bagian, yaitu inti luar dan inti

    dalam. Lapisan inti luar merupakan satu-satunya lapisan

    cair. Lapisan ini mempunyai tebal ±2.255 kilometer,

    sedangkan lapisan inti dalam setebal ±1.200 kilometer. Inti

    dalam merupakan bola logam yang padat dan mampat,

    bersuhu sangat panas sekitar 4.500°C.

    B. Penelitian yang Relevan

    Peneliti menemukan beberapa penelitian relevan atau mempunyai

    keterkaitan dengan judul penelitian. Penelitian tersebut antara lain :

    Penelitian pertama oleh Norika (2014) dengan judul “Pemahaman dan

    Miskonsepsi Konsep Gaya pada Siswa di Empat SMA Swasta di

    Yogyakarta”. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan deskriptif

    kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui miskonsepsi apa

    yang banyak terjadi pada siswa dalam memahami konsep gaya.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa miskonsepsi yang banyak

    dijumpai pada siswa di empat SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah

    gaya akhir untuk menentukan/menetapkan penentuan gerak, tidak dapat

    membedakan antara kecepatan dengan percepatan, dengan menghilangnya

    dorongan, kehilangan/menerima dorongan aslinya, hanya

    perantara/peralatan yang aktif yang menyebabkan gaya lebih besar,

    gabungan gaya menentukan arah, gerakan yang menyatakan bahwa terdapat

    gaya aktif pada benda, ada hambatan, dan gaya dorong oleh pukulan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    Penelitian tersebut mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti

    karena sama-sama meneliti tentang miskonsepsi materi gaya pada IPA

    Fisika. Pembedanya adalah jika penelitian tersebut mendeteksi miskonsepsi

    materi gaya pada siswa SMA, sedangkan peneliti melakukan penelitian

    tentang miskonsepsi materi gaya ditambah pesawat sederhana, sifat-sifat

    cahaya, periskop, proses terbentuknya tanah, proses pembentuan tanah

    karena pelapukan batuan dan susunan bumi pada siswa kelas V Sekolah

    Dasar.

    Penelitian yang kedua oleh Suryanto dan Yuni (2002) dengan judul

    “Pemahaman Murid Sekolah Dasar Terhadap Konsep-Konsep Ilmu

    Pengetahuan Alam (IPA) Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis Adanya

    Miskonsepsi”. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian ini bertujuan

    untuk (1) mengetahui pemahaman murid sekolah dasar terhadap konsep-

    konsep IPA berbasis biologi, (2) mengidentifikasi adanya miskonsepsi, dan

    (3) mencari penyebab miskonsepsi berdasarkan pola jawaban yang

    diberikan.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa miskonsepsi masih banyak

    terjadi pada konsep-konsep yang diteliti. Jika digunakan kriteria 75%

    sebagai ambang batas pemahaman konsep yang benar maka hanya

    dtemukan suatu konsep yaitu konsep tentang bernapas yang dapat dipahami

    dengan baik oleh murid. Berdasarkan analisis terhadap pola jawaban yang

    diberikan murid ternyata dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi yang terjadi

    pada murid antara lain disebabkan karena dalam memahami suatu konsep

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    murid mengandalkan pada pengalaman sehari-hari dan hasil pemikiran

    logis.

    Penelitian tersebut mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti

    karena sama-sama mengidentifikasi adanya miskonsepsi. Pembedanya

    dalam penelitian ini mengidentifikasi miskonsepsi pada IPA Biologi,

    sedangkan dalam penelitian yang dilakukan peneliti mengidentifikasi

    miskonsepsi pada IPA Fisika.

    Penelitian ketiga oleh Zuldafrial (2014) dengan judul “Pengaruh

    Heterogenitas Terhadap Hasil belajar Program Studi Sejarah STKIP-

    PGRI Pontianak”. Jenis penelitian ini adalah ex post facto dengan desain

    factorial 2x2x2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

    heterogenitas mahasiswa yang disebabkan oleh faktor pembawaan dan

    lingkungan terhadap hasil belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

    Terdapat perbedaan yang signifikan dalam hasil belajar antara Mahasiswa-

    mahasiswi yang pekerjaan orang tuanya Pegawai Negeri dan mahasiswa-

    mahasiswi yang pekerjaan orang tuanya Pegawai Swasta. kelompok

    mahasiswa-mahasiswi yang pekerjaan orang tuanya Pegawai Negeri hasil

    belajarnya lebih tinggi dari hasil belajar kelompok mahasiswa-mahasiswi

    yang pekerjaan orang tuanya Pegawai Swasta.

    Penelitian tersebut mendukung penelitian yang dilakukan peneliti,

    karena sama-sama meneliti perbedaan hasil berdasarkan pekerjaan orang

    tua. Pembedanya jika dalam penelitian tersebut meneliti perbedaan hasil

    belajar berdasarkan pekerjaan orang tua, sedangkan dalam penelitian yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://cancer55.wordpress.com/2014/10/27/pengaruh-heterogenitas-terhadap-hasil-belajar-program-studi-sejarah-stkip-pgri-pontianak/https://cancer55.wordpress.com/2014/10/27/pengaruh-heterogenitas-terhadap-hasil-belajar-program-studi-sejarah-stkip-pgri-pontianak/https://cancer55.wordpress.com/2014/10/27/pengaruh-heterogenitas-terhadap-hasil-belajar-program-studi-sejarah-stkip-pgri-pontianak/

  • 39

    dilakukan oleh peneliti meneliti tentang perbedaan miskonsepsi berdasarkan

    pekerjaan orang tua.

    Penelitian keempat oleh Rahmawati (2012) yang berjudul “Studi

    Komparasi Tingkat Miskonsepsi Siswa Pada Pembelajaran Biologi Melalui

    Model Pembelajaran Konstruktivisme Tipe Novick Dan Konstruktivis”.

    Jenis penelitian ini yaitu eksperimen semu menggunakan Pre-test Post-test

    Non Equivalent Control Group Design. Tujuan penelitian ini adalah untuk

    mengetahui apakah ada perbedaan tingkat miskonsepsi pada materi sistem

    ekskresi siswa kelas XI IPA SMA N 4 Surakarta tahun Pelajaran 2012/2013

    melalui penerapan model pembelajaran kontruktivisme tipe Novick dan

    pembelajaran konstruktivis-kolaboratif.

    Hasil uji hipotesis tingkat miskonsepsi siswa melalui pembelajaran

    konstruktivisme tipe Novick dan konsruktivis kolabortif diperoleh nilai p-

    value< 0,05 (0.002 < 0.05), sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan

    tingkat miskonsepsi siswa SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran

    2012/2013 melalui pembelajaran kontruktivisme tipe Novick dan

    pembelajaran berbasis kontruktivis-kolaboratif.

    Penelitian tersebut mendukung penelitian yang dilakukan peneliti,

    karena sama-sama membandingkan miskonsepsi berdasarkan variabel

    bebas. Pembedanya jika dalam penelitian tersebut meneliti perbedaan

    miskonsepsi dilihat dari metode mengajar, sedangkan dalam penelitian yang

    dilakukan oleh peneliti meneliti tentang perbedaan miskonsepsi dilihat dari

    pekerjaan orang tua.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    Berdasarkan keempat penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan

    bahwa peneilitan tersebut relevan atau memiliki keterkaitan dengan

    penelitian yang akan dilakukan peneliti yang berjudul Miskonsepsi IPA

    Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Berbah Sleman

    Tahun 2015. Peneliti membuat sebuah bagan tentang literature map

    penelitian terdahulu sampai dengan penelitian yang dilakukan. Dalam

    literature map ditunjukkan penelitian yang relevan mendasari penelitian

    yang dilakukan. Literature map penelitian yang relevan dapat dilihat pada

    gambar 2.9.

    Gambar 2.9 Literature Map Penelitian-penelitian Relevan

    Pemahaman dan Miskonsepsi Konsep

    Gaya pada Siswa di Empat SMA

    Swasta di Yogyakarta

    Oleh Norika (2014)

    Studi Komparasi Tingkat Miskonsepsi

    Siswa pada pembelajaran Biologi

    Melalui Model Pembelajaran

    Kontruktivisme Tipe Novick Dan

    Kontuktivis

    Oleh Rahmawati (2012)

    Pengaruh Heterogenitas Terhadap Hasil

    Belajar Program Stud Sejarah STKIP-

    PGRI Pontianak

    Oleh Zuldafrial (2014)

    Pemahaman Murid Sekolah Dasar

    Terhadap Konsep-Konsep Ilmu

    Pengetahuan Alam (IPA) Berbasis

    Biologi: Suatu Diagnosis Adanya

    Miskonsepsi

    Oleh Suryanto dan Yuni (2002)

    Penelitian yang

    dilakukan oleh

    peneliti

    Miskonsepsi IPA

    Fisika Siswa Kelas V

    SD Negeri Semester 2

    Se-Kecamatan Berbah

    Sleman Tahun 2015

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    Berdasarkan gambar 2.9 dapat djelaskan bahwa keempat penelitian

    sebelumnya mendasari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian

    yang dilakukan oleh Norika dan Suryanto sama-sama meneliti tentang

    miskonsepsi. Penelitian yang dilakukan oleh Zuldafrial (2014) dan

    Rahmawati (2012) sama-sama meneliti tentang perbedaan variabel

    independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen.

    C. Kerangka Berpikir

    Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang sifatnya

    pasti karena gejala yang diamati relatif nyata dan terukur. Nyata dan

    terukurnya gejala yang diamati pada Ilmu Pengetahuan Alam, tidak

    menjamin siswa untuk dapat memahami konsep dasar yang sudah

    ditetapkan ahli. Terbukti masih banyak siswa yang salah memahami konsep

    pada materi Ilmu Pengetahuan Alam. Salah pemahaman suatu konsep

    disebut dengan miskonsepsi.

    Miskonsepsi merupakan konsep awal yang dibawa siswa tidak sesuai

    atau bertentangan dengan konsep yang diterima para ahli. Miskonsepsi

    dapat disebabkan oleh siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode

    mengajar. Miskonsepsi dapat pula terjadi karena faktor pekerjaan orang tua.

    Berdasarkan penjelasan yang sudah disampaikan, maka untuk

    menemukan miskonsepsi yan