Upload
eri-anggoro-kasih
View
278
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Petunjuk Pelaksanaan CSR Bidang Lingkungan
Citation preview
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
1/264
i
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
2/264
223Daftar Isi
TIM PENYUSUN
Pelindung : Prof. Dr. Bathasar Kambuaya, MBA
Menteri Negara Lingkungan Hidup
Pembina : Ir. Ilyas Asaad, MP, MH
Deputi Bidang Komunikasi Lingkungan dan PemberdayaanMasyarakat
Penanggung : Tri Bangun Laksono
Jawab Asisten Deputi Peningkatan Peran Organisasi Kemasyarakatan
Tim Teknis
Ketua : Jo Kumala DewiAnggota : Widodo Sambodo
Wistinoviani Adnin
Dadang KusbiantoroDian Andryanto
Andryansyah
Rachmawaty Putri Antono
Haryoto Kusnoputranto
Tim Penulis : Suyud W. Utomo
Latipah Hendarti
Hoetomo
Ario Tranggono Chandra Wirman Nastiti Karliansyah
Peter Chen
Penyunting : Latipah Hendarti, Jo Kumala Dewi, Wistinoviani Adnin
Kontributor : PT. Adaro Indonesia, PT. Astra Internasional Tbk, PT. Arutmin
Indonesia, PT. Badak NGL, PT. Banyan Tree, PT. Bio Farma, PT.
Bukit Asam, PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk, PT. Cheil Jedang
Indonesia, Chevron Geothermal Salak, Ltd., CIMB Niaga, Coca Cola
Amatil Indonesia, PT. Energy Equity Epic Sengkang Pty, Ltd., PT.
Epson Batam, PT. Holcim Indonesia, PT. Indonesia Power UBPKamojang, PT. Indonesia Power UBP Bali, PT. Jababeka, PT. Kaltim
Prima Coal, PT. Letawa, PT. Medco E&P Indonesia, PT. Nippon
Shokubai Indonesia, PT. Pertamina Asset 5 Field Tarakan, PT.
Pertamina Hulu Energi ONWJ, PT. Pupuk Kujang, PT. PupukSriwidjaya, PT. Sebuku Iron Lateritic Ores, PT. Sukses Tani Nusa
Subur, PT. Sumi Rubber Indonesia, PT. Tidar Kerinci Agung, PT.
Total E&P Indonesia, PT. Unilever Indonesia
ii
Tim Penyusuni
Model Corporate Social Responsibility Bidang Lingkungan
ISBN : 978-602-8358-69-9
hal revisi 29032014
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
3/264
iii
MODEL CSR BIDANG LINGKUNGAN
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP
KATA SAMBUTAN
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah wujud
nyata dari penggiat pembangunan untuk
mewujudkan keadilan bagi masyarakat dan
lingkungan.
Dunia usaha harus berkontribusi dalam
memperbaiki kualitas lingkungan dengan melibatkan
masyarakat untuk ikut berperan dalampembangunan.
Apresiasi kami sampaikan pada berbagai perusahaan yang telah
melaksanakan CSR bidang lingkungan sehingga upaya perusahaan
melibatkan masyarakat akan menjadi contoh bagi perusahaan lainnya
dalam rangka mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
iiKata Sambutan
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
4/264
iv
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
5/264
v
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
6/264
vi
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
7/264
vii
SELAYANG PANDANGSELAYANG PANDANG
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
8/264
viii
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
9/264
SELAYANG PANDANG
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility (CSR)merupakan komitmen perusahaan atau dunia usaha untuk berkontribusi dalampembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan menitikberatkan padakeseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.Prof. Emil Salim ahli lingkungan Indonesia menekankan bahwa CSR haruslahbenar-benar menjadi cara berbisnis yang menyeimbangkan antara ketiga aspek
yaitu sosial, ekonomi dan lingkungan. Dengan demikian, CSR menjadi proporsikerja perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan, bisnis suatuperusahaan bisa saja berhenti, namun pembangunan harus terus berlanjut untukmemenuhi kebutuhan generasi masa kini dan masa mendatang1.
Perusahaan memang tidak hanya dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijakpada perolehan keuntungan atau laba perusahaan semata, namun harusmemperhatikan tanggung jawab sosial dan lingkungannya. Dalam upayamenyeimbangkan tujuan ekonomi, sosial dan lingkungan tersebut, perusahaanmemfokuskan perhatiannya kepada tiga hal yaitu (profit), masyarakat (people), danlingkungan (planet). Perusahaan harus memiliki tingkat profitabilitas yangmemadai sebab laba merupakan fondasi bagi perusahaan untuk dapatberkembang dalam mempertahankan eksistensinya. Dengan perolehan laba yangmemadai, perusahaan membagi deviden kepada pemegang saham, memberiimbalan yang layak kepada karyawan, mengalokasikan sebagian laba yangdiperoleh untuk pertumbuhan dan pengembangan usaha di masa depan,
membayar pajak kepada pemerintah, dan memberikan multiplier effect yangdiharapkan kepada masyarakat. Sementara itu dengan memperhatikanmasyarakat, perusahaan dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas hidupmasyarakat khususnya masyarakat sekitar. Upaya yang dilakukan perusahaanuntuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat umumnya sudahbanyak dilakukan melalui kegiatan ComDev (Community Development) dankewirausahaan lainnya. Selain itu yang terpenting adalah perusahaanmemperhatikan kondisi lingkungan baik di dalam maupun di sekitarnya, upaya inimasih sedikit sekali yang bersifatvoluntary (sukarela), bahkan untuk memenuhikewajibanpun umumnya masih ada yang melanggar, misalkan saja ambang bataspencemar yang diperkenankan dibuang ke saluran pembuangan masih banyak
yang melanggar. Peran perusahaan dalam pembangunan berkelanjutan melaluiCSR tentunya harus meliputi ketiga aspek yang sosial, ekonomi dan lingkungan.
Sebagai upaya mewujudkan harmonisasi antara perusahaan dengan lingkungan,sejak tahun 2011, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) telah mendorong CSRbidang lingkungan. CSR bidang lingkungan yang dikembangkan terdiri dari tujuhbidang kegiatan yaitu Produksi Bersih, Kantor Ramah Lingkungan (eco office),Pengelolaan Limbah dengan 3R (Reduce, Reuse, Recycle), Konservasi SumberdayaAlam dan Energi, Energi Terbaharukan, Adaptasi Perubahan Iklim danPendidikan Lingkungan Hidup (PLH).
MODEL CSR BIDANG LINGKUNGAN DI INDONESIA
1://swa.co.id/headline/emil-salim-prinsip-green-company-harus-menyatu-dalam-pola-manajemen-
perusahaan
Selayang Pandang iv
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
10/264
v
Meskipun tujuh kegiatan CSR bidang lingkungan, belum banyak dipahamiperusahaan karena selama ini kecenderungan perusahaan dalam penyelenggaraanCSR adalah mengatasi dampak sosial dan ekonomi, serta menyelaraskan programdengan prioritas pembangunan daerah dimana perusahaan beroperasi lebih padadukungan infrastruktur serta program di luar pengelolaan dan perbaikan kualitaslingkungan. Proses penggalian yang dilakukan melalui serangkaian pertemuandengan perusahaan khususnya yang telah mendapatkan proper biru, hijau danemas dari Kementerian Lingkungan Hidup, ternyata cukup banyak praktik CSRbidang lingkungan yang telah dilakukan secara sistematis dan terintegrasi dalambisnis perusahaan, meskipun beberapa belum menyadari bahwa kegiatan yangdilakukan adalah bagian dari CSR bidang lingkungan.
Sebagai upaya untuk mendorong penerapan CSR bidang lingkungan, buku yangdisusun dari pengalaman program-program CSR yang dilakukan perusahaan iniditerbitkan untuk menjadi bahan rujukan bagi pihak-pihak yang akan mengikuti
jejak melakukan CSR bidang lingkungan di kemudian hari.
Buku yang terdiri dari 7 bagian (bab) diurut berdasarkan bidang lingkungan yangdiangkat dari perusahaan yang bersedia dan terpilih berdasarkan kriteria yangtelah disepakati Tim Penyusun. Kriteria untuk menapis tulisan yang telahdisepakati oleh Tim Penulis dan Tim Teknis KLH, sebagai berikut:
1) Perusahaan pelaksana CSR bidang lingkungan merupakan perusahaanyang sudah masuk dalam kategori Proper biru, hijau dan emas. Kriteria inimenjadi kriteria pertama dalam proses penapisan.
2) Program CSR bidang lingkungan harus merupakan program di antara 7(tujuh) alternatif kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Buku Pedomanmaupun Buku Petunjuk Pelaksanaan CSR bidang lingkungan yangditerbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) pada tahun 2011
dan 2012.3) Pelaksanaan program dilakukan secara Sistematis, Terintegrasi, danBerkelanjutana. Sistematis. Dalam melaksanakan program CSR bidang lingkungan
perusahaan menerapkan metoda Plan-Do-Check-Action (PDCA) yangmeliputi tahap Perencanaan (Plan), Penerapan (Do), Pemantauan danEvaluasai(Check), dan Action.
b. Terintegrasi. Aspek lingkungan hidup telah terintegrasi secara eksplisitmaupun implisit di dalam Visi, Misi, Kebijakan, dan StrategiPerusahaan.
c. Berkelanjutan. Kegiatan sudah dijalankan lebih dari satu tahun dan
sudah terdapat manfaat/hasil nyata, atau kegiatan serta manfaatnyatetap berlanjut meskipun perusahaan sudah tidak terlibat lagi dalamprogram CSR bidang lingkungan atau bahkan perusahaan sudah tidakberoperasi.
Disamping menggunakan metodologi PDCA, perusahaan dapat pulamelaksanakan program dengan metoda lain sepanjang mengandung unsurSistematis, Terintegrasi dan Berkelanjutan.
4) Terukur. Sebagai salah satu kriteria permodelan CSR bidang lingkungan,program harus terukur adanya indikator keberhasilan yang dapat diukursecara kuantitatif dan/atau kualitatif. Data kuantitatif ini dapat beruparatio/perbandingan kuantitatif, datatime series, atau pernyataan/testimoni
pihak lain. Keberhasilan suatu program CSR bidang lingkungan dapatdinyatakan dalam ratio/perbandingan antara kondisi sebelum dan sesudahpelaksanaan program CSR bidang lingkungan. Beberapa contoh misalnyaratio:
Selayang Pandang
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
11/264
vi
pemakaian bahan baku terpakai per unit produksi dalam programProduksi Bersih.
penggunaan listrik per jam operasional dalam program KantorRamah Lingkungan.
penggunaan bahan bakar dalam program Konservasi SumberdayaAlam dan Energi.
volume sampah yang digunakan kembali (reuse), dikurangi (reduce),atau didaur ulang (recycle) dalam program Pengelolaan Sampahmelalui 3R.
penggunaan energi terbarukan menggantikan energi fosil dalamprogram energi terbarukan.
Mengingat beragamnya kegiatan dalam suatu program CSR bidanglingkungan, maka unit satuan yang digunakan dalam mengukur jugaberagam mengikuti satuan ukuran yang lazim digunakan, misalnyameter/m2/m3/ liter/ ton, dan sebagainya.
Data time seri. Data time series misalnya dapat berupa buktipembayaran tagihan listrik yang menunjukkan penurunan besarnya
tagihan listrik dibanding dengan tagihan sebelum dilaksanakannyaprogram Kantor Ramah Lingkungan atau program Konservasi Energidan Sumberdaya Alam.
Testimoni adalah pernyataan dari pihak yang telah merasakanmanfaat (beneficiaries)dari suatu program CSR bidang lingkungandengan disertai bukti/dokumentasi yang memadai. Sangatdisarankan testimoni ini bukan berasal dari pihak perusahaan.
5) Kriteria Tambahan. Apabila jumlah naskah yang diterima KLH melebihitarget yang ditentukan, maka disamping empat kriteria diatas, dilakukanpenapisan berdasarkan :
Keunikan, yaitu bersifat unik, mempunyai ciri khas.
Innovatif, yaitu mengandung ide dan/atau cara baru dalammelakukan sesuatu. Inspiratif, yaitu mampu memberikan inspirasi kepada pihak lain
sehingga terdorong melaksanakan program CSR bidang lingkungan. Terpublikasi, naskah telah didokumentasikan dan dipublikasikan
secara luas lewat berbagai media.
Disamping lima kriteria tersebut di atas, Tim Penulis telah berusahamenyeimbangkan distribusi tulisan pada setiap program CSR bidanglingkungan, sehingga pengalaman yang tertuang dalam buku yang diterbitkanini terbagi relatif merata pada 7 (tujuh) kegiatan CSR bidang lingkungan.
Dari proses lokakarya dan pertemuan yang telah dilakukan, ternyata cukupbanyak perusahaan yang menyampaikan minat dan menuliskan sertamengirimkan pengalaman program CSR yang telah dilakukan perusahaan masing-masing. Umumnya perusahaan banyak melakukan di bidang KonservasiSumberdaya Alam dan Energi, kegiatan CSR ini memang sudah banyak dikenalsebagai salah satu upaya kontribusi perusahaan terhadap lingkungan. KegiatanCSR lingkungan lain yaitu Energi Terbarukan dan Adaptasi Perubahan Iklimmerupakan kegiatan yang belum banyak menjadi perhatian perusahaan, disadaribahwa isu perubahan iklim memang isu lingkungan yang relatif baru di Indonesia
yang muncul di era akhir awal 2000-an, beberapa program CSR bidang lingkungan
di kegiatan konservasi sumberdaya alam seperti konservasi mangrove melaluipenanaman sebetulnya berpotensi untuk berkontribusi dalam upaya adaptasi danmitigasi perubahan iklim, penerapan kajian untuk menghitung penyerapan karbonoleh jenis tumbuhan yang ditanam sebagai upaya penghijauan perlu dilakukan ke
Selayang Pandang
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
12/264
vii
depan. Demikian juga dengan isu energi baru dan terbarukan, ketergantunganakan energi fosil selama ini, sedikit menumpulkan inisiasi masyarakat Indonesiatermasuk perusahaan untuk menggali lebih banyak potensi energi baru danterbarukan yang sebetulnya sangat besar di Indonesia baik dari tumbuhan,sampah, maupun sumberdaya alam lain seperti air, angin, matahari, dan yanglainnya. Kegiatan 3R dan Produksi Bersih serta Kantor Ramah Lingkungan cukupmenjadi perhatian perusahaan karena sebelumnya sudah menjadi bagian darikeseharian yang mencoba melakukan efisiensi dalam produksinya. Komposisi darinaskah program CSR yang terkumpul, disepakati ada 44 naskah yang menjadicontoh atau model CSR bidang lingkungan.
Empat puluh empat model CSR bidang lingkungan yang terhimpun dalam bukuini disusun ke dalam tujuh bab yang dikelompokan berdasarkan bidanglingkungan, dengan rangkaian sebagai berikut:
Bagian pertama buku ini, menampilkan CSR bidang lingkungan Produksi Bersih,yang diwakili oleh 7 (tujuh) perusahaan berlokasi di Batam, Banten, Jawa Barat,Jawa Timur dan Kalimantan Timur. Produksi bersih yang merupakan strategipengelolaan yang bersifat pencegahan, terpadu dan diterapkan secara terusmenerus dalam kegiatan produksi dari hulu sampai hilir, yang ditujukan untukmeningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku atau sumberdaya alam danmencegah pencemaran lingkungan serta mengurangi terjadinya limbah padasumbernya. Kegiatan ini diharapkan dapat meminimalisir risiko terhadapkesehatan dan keselamatan manusia dan kerusakan lingkungan. Dari tujuhperusahaan, empat diantaranya yaitu PT. Adaro Indonesia, PT. Bio Farma, PT.Epson Batam dan PT. Nippon Shokubai telah melakukan upaya mengolah airlimbah dan air hujan yang selama ini belum termanfaatkan menjadi sumber airyang digunakan kembali untuk proses kegiatan lain di industri yang sesuai
dengan standard yang diizinkan. Sebagian perusahaan, air yang dihasilkan adayang didistribusikan ke masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan air bersihsesuai dengan syarat yang ditentukan. PT. Chandra Asih melakukan penghematanenergi dan bahan baku, PT. Cheil Jedang Indonesia mengolah limbah cair menjadipupuk cair dan pakan ikan serta menurunkan kadar COD. Sementara PT.Chevron Geothermal Gunung Salak telah mengolah limbah bor menjadi bahanbatako ringan.
Bagian kedua buku ini, menampilkan model pelaksanaan CSR yang dilakukanperusahaan dengan menerapkan Kantor Ramah Lingkungan (eco office), meskipunmodel CSR yang ditampilkan ini belum semuanya menerapkan kriteria yang
tercantum dalam konsep kantor ramah lingkungan, namun empat perusahaanyang bersedia berkontribusi dan penulisan ini menunjukan beberapa upayamenuju ke arah penerapan kantor ramah lingkungan. Tiga dari empat tulisan
yang ada dalam buku ini yaitu PT. Bio Farma, PT. Nippon Shokubai Indonesia danPT. Pupuk Kujang telah menerapkan program kantor ramah lingkungan melaluipenerapan hemat energi di seluruh aktivitas kantor dan produksi. sementara PT.Kaltim Prima Coal mengajak karyawan dan kontraktor perusahaan untukmenerapkan kantor ramah lingkungan melalui kegiatan kompetisieco office.
Di bagian ketiga buku, menampilkan model pelaksanaan CSR bidang lingkungan3R (Reduce-Reuse-Recycle) yang dilakukan oleh tujuh perusahaan. Pelopor
gerakan 3R di perusahaan selama ini adalah PT. Unilever yang memaparkanpengelolaan bank sampah melalui koperasi masyarakat. Lima perusahaan lainnya
yaitu PT. Bukit Asam, PT. Kaltim Prima Coal, PT. Pertamina Ep Asset 5 FieldTarakan, PT. Pupuk Sriwidjaja dan PT. Sumi Rubber Indonesia mengolah sampah
Selayang Pandang
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
13/264
viii
dari perusahaan dan perumahan karyawan serta masyarakat sekitar perusahaandengan pembuatan pupuk organik dan daur ulang dengan pemberdayaanmasyarakat. Dari 6 contoh tersebut memperlihatkan pengelolaan sampah dengansistem 3R yang melibatkan masyarakat sebagai pengelola merupakan salah satulangkah yang selaras dengan upayagreen jobkarena rata-rata kegiatan CSR inisudah langsung dapat menyerap tenaga kerja. Sementara PT. Coca Cola Amatil
Indonesia pelaksanaan 3R yang difokuskan pada membangun kemitraan denganberbagai pihak untuk membersihkan tepi pantai.
Di bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Energi, yang merupakan bagiankeempat buku, menampilkan paling beragam model CSR yang dikembangkanperusahaan. Lima belas perusahaan berkontribusi dalam tulisan praktek CSR,empat diantaranya melakukan kegiatan CSR lingkungan dengan melakukan upayakonservasi melalui penanaman dan rehabilitasi kawasan mangrove diwakili olehPT. Arutmin Indonesia dan PT. SILO di wilayah Kalimantan Selatan, PT. Letawa diSulawesi Barat, dan PT. Total E&P Indonesia di Kalimantan Timur. Konservasikeanekaragaman hayati baik jenis maupun ekosistem juga menjadi banyak pilihan
seperti dilakukan oleh PT. Astra International Tbk dengan mengembangkan kebunraya, PT. Bank CIMB Niaga dengan konservasi bambu, PT. Angsana Banyan Treemelakukan konservasi penyu hijau dan sisik, PT. Chevron Geothermal Salak Ltd.berupaya menyelamatkan koridor satwa termasuk Elang Jawa dan Owa Jawa, danPT. Pupuk Kujang mengembangkan taman keanekaragaman hayati, serta PT.Sukses Tani Nusa Subur dan PT. Tidar Kerinci Agung menyisakan sebagian areaHak Guna Lahan (HGU) perkebunan mereka untuk dipertahankan dan dilindungisebagai kawasan hutan konservasi. Sementara PT. Adaro Indonesia menghijaukanlahan kritis dengan menjadikannya kebun karet yang memberikan nilai ekonomidan lingkungan bagi masyarakat, PT. Medco E&P Indonesia mendorong penerapanpertanian organik dengan sistem System of Rice Intensification (SRI). Dua
perusahaan lainnya yaitu PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan Bali dan PT.Badak NGL di Bontang, menfokuskan kegiatannya pada pemulihan ekosistemterumbu karang melalui transplantasi dan budidaya biota laut.
Bagian selanjutnya buku ini, memaparkan kegiatan CSR perusahaan di bidangenergi terbarukan, di bidang ini memang masih terbilang jarang di lakukan olehperusahaan dan belum terlalu banyak inovasi yang dilakukan untuk menggalipotensi energi baru dan terbarukan yang ada. Pengalaman dari tiga perusahaan
yang berkontribusi cerita dalam buku ini adalah PT. Bukit Asam (Pesero), Tbk danPT. Tidar Kerinci Agung yang memanfaatkan sumberdaya air untuk digunakansebagai energi listrik dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH). PT. Energy Equity Epic Sengkang Pty.Ltd. telah memperkenalkan panelsurya kepada masyarakat yang belum mendapatkan akses listrik.
Kegiatan adaptasi perubahan iklim yang dilakukan perusahaan rupanya memangbelum terlalu banyak, dari hasil proses seleksi kegiatan yang dilakukanperusahaan, pada buku ini hanya ada tiga cerita yang dapat dijadikan model. PT.Holcim Indonesia di Cilacap melalui hutan kota yang dibangun di areal industrinyasejak tahun 1996 turut berkontribusi menjadi area serapan karbon, demikian jugadengan PT. Jababeka yang membangun kebun raya di di areal industrinya sejaktahun 2007. PT. Indonesia Power UBP Kamojang melalui program kampung bibitmenghijaukan kembali area gunung kamojang sebagai salah upaya adaptasi
perubahan iklim.
Kegiatan terakhir dalam CSR lingkungan yang dikembangkan KementerianLingkungan Hidup adalah Pendidikan Lingkungan Hidup atau PLH, selama ini
Selayang Pandang
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
14/264
ix
perusahaan banyak bergerak dibidang pendidikan umum, untuk program PLHbagaimana upaya perusahaan mengajak karyawannya, masyarakat sekitar,termasuk sekolah untuk agar memiliki kesadaran dan kepedulian terhadaplingkungan serta mengubah pola tindak mereka. Upaya ini sudah mulai dilakukanoleh perusahaan, dalam buku ini ada lima perusahaan yang bersedia berbagaicerita dan memenuhi kriteria, yaitu tiga perusahaan seperti PT. Adaro Indonesia,
PT. Astra Internasional Tbk dan PT. Cheil Jedang Indonesia memaparkan kegiatanCSR mereka untuk mendorong sekolah dalam menerapkan PLH sebagai landasanuntuk melaksanakan program Adiwiyata yaitu sekolah berbudaya dan pedulilingkungan. Melalui proses pendampingan perusahaan yang dilakukan denganmitra pendampingnya baik dari Badan Lingkungan Hidup, LSM dan DinasPendidikan setempat berhasil membawa sekolah yang didampingi menuju sekolahAdiwiyata. Sementara PT. Chevron Geothernal Gunung Salak Ltd. untukmeningkatkan kepedulian lingkungan khususnya satwa raptor, bersama-samadengan para pihak terkait membangun Pusat Suaka Elang salah satunya menjadimedia pendidikan lingkungan bagi masyarakat. PT. Pertamina Hulu Energi ONWJbersama dengan masyarakat dan LSM mengembangkan hutan pendidikan iklim
sebagai media PLH yang diawali dengan serangkaian pelatihan bagi para pendidikdan siswa sekolah.
Buku Model CSR Bidang Lingkungan ini tentu bukan merupakan satu satunyacontoh perusahaan yang telah menerapkan kegiatan CSR mereka di bidanglingkungan. Namun demikian, dengan membaca buku ini diharapkan menjadiinspirasi berbagai pihak untuk berbuat lebih baik dalam memperbaiki danmengelola lingkungan. Tanpa peran serta dunia usaha dalam menjaga lingkunganmaka lingkungan akan semakin rusak. Pengarusutamaan perlindungan danpengelolaan lingkungan hidup dalam setiap kegiatan produksi dan di luarproduksi diharapkan menjadi bagian yang terintegrasi dengan proses bisnis
perusahaan.
Jakarta, Desember 2013Tim Penyunting dan Tim Penulis
Selayang Pandang
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
15/264
xv
DAFTAR ISIDAFTAR ISI
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
16/264
xvi
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
17/264
xiDaftar Isi
DAFTAR ISI
TIM PENYUSUN ............................................................................................
KATA SAMBUTAN ........................................................................................
PETA LOKASI PERUSAHAAN .........................................................................
SELAYANG PANDANG: MODEL CSR BIDANG LINGKUNGAN ............................DAFTAR ISI ..................................................................................................
BAB I
PRODUKSI BERSIH ....................................................................................... xv
1.1 PT. Adaro Indonesia Peningkatan Akses Air Bersih untukMasyarakat
1.2 PT. Bio Farma (Persero) Penghematan Air di Perusahaan
1.3 PT. Chandra Asri Petrochemical
Tbk
Hemat Energi dan Bahan Baku, Upaya
Kurangi Emisi
1.4 PT. Cheil Jedang Indonesia-
Jombang
Pemanfaatan Sisa Produksi Asam
Amino sebagai Pupuk Cair
1.5 Chevron Geothermal Salak, Ltd Pemanfaatan Serpih Bor
1.6 PT. Epson Batam Mengolah Limbah Tinta, Atasi
Pemborosan Air Tanah
1.7 PT. Nippon Shokubai Indonesia Minimalisasi Buangan Air Limbah
Produksi
BAB IIKANTOR RAMAH LINGKUNGAN .................................................................... 37
2.1 PT. Bio Farma (Persero) Satu Peluru, Dua Sasaran: Penerapan
Kantor Ramah Lingkungan MelaluiProgram Penghematan Energi Listrik
39
2.2 PT. Kaltim Prima Coal Dari Kompetisi Lingkungan Menuju
Kantor Ramah Lingkungan
43
2.3 PT. Nippon Shokubai Indonesia Go Green Office: Menuju Kantor
Ramah Lingkungan
48
2.4 PT. Pupuk Kujang Perilaku Hemat Listrik, MenurunkanBeban Perusahaan dan Lingkungan 53
BAB III
3 R (REDUCE, REUSE, RECYCLE) .................................................................. 57
3.1 PT. Bukit Asam (Persero), Tbk Bokashi Berbasis Masyarakat 59
3.2 Coca Cola Amatil Indonesia
(CCAI)
Bali Beach Clean Up 64
96imesreBkareGlaoCamirPmitlaK.TP3.3
3.4 PT. Pertamina Ep Asset 5 FieldTarakan Pengelolaan Sampah SkalaLingkungan dengan Sistem 3R 73
3.5 PT. Pupuk Sriwidjaja Pengolahan Sampah Perumahan
Karyawan
79
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
18/264
xii Daftar Isi
3.6 PT. Sumi Rubber Indonesia, Perfect Zero Emission Melalui Gerakan
3R untuk Lingkungan Lebih Baik
83
3.7 PT. Unilever Indonesia Tbk., 3R Melalui Koperasi Bank Sampah 88
BAB IV
KONSERVASI ENERGI DAN SUMBERDAYA ALAM .......................................... 93
4.1 PT. Adaro Indonesia Kebun Karet: Menyelamatkan Lahan
Kritis dan Ekonomi Keluarga
95
4.2 PT. Arutmin Indonesia Rehabilitasi Pesisir Tanah Bumbu
Kalimantan Selatan
100
4.3 PT. Astra International Tbk Go Green with 01artsA 4
isavresnoKnadupareKayadiduBLGNkadaB.TP4.4Terumbu Karang : Secercah Harapan
Nelayan Teluk Bontang
108
4.5 PT. Banyan tree Menebar Tukik di Pantai Lagoi, Upaya
Konservasi Penyu Hijau dan Sisik DiKabupaten Bintan
112
4.6 PT. Chevron Geothermal Salak
Tbk.
Green Corridor Initiative: Ketika Habitat
Satwa Menjadi Perhatian Para Pihak
Di Lintasan Hijau Di Taman Nasional
Gunung Halimun Salak
117
Lestarikan Bambu melalui Aksi 123
Penanaman 10.000 Bambu
4.7 PT. CIMB Niaga
Di Jawa Barat dan Bali
4.8 PT. Indonesia Power UBP Bali Konservasi Terumbu Karang Di Pesisir
Desa Pemaron
128
nairatselePkutnuevorgnaMisarotseRawateL.TP9.4
Keanekaragaman Hayati di BumiManakara
133
4.10 PT. Medco E&P Indonesia Masyarakat Mandiri, Lingkungan
Lestari berkat System of Rice
Intensification(SRI)
138
4.11 PT. Pupuk Kujang Taman Keanekaragaman Hayati di
Tengah Harapan
144
4.12 PT. Sebuku Iron Lateritic Ores
(PT. SILO)
Sabuk Hijau Pulau Sebuku Penyangga
Kehidupan
149
4.13 PT. Sukses Tani Nusa Subur Model Hutan Konservasi Di
Perkebunan Sawit: Melindungi Hutan,
Melestarikan Peradaban
154
4.14 PT. Tidar Kerinci Agung Hutan Konservasi Sumitro
Djojojadikusumo (HKSD)
159
4.15 PT. Total E&P Indonesia Save Delta Mahakam Melalui TanamMangrove dan Kembangkan TambakTradisional
164
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
19/264
xiiiDaftar Isi
BAB V
ENERGI TERBARUKAN ................................................................................. 169
5.1 PT. Bukit Asam (Pesero), Tbk. Teranglah Desaku : Pemanfaatan Air
Untuk Energi Listrik di Desa Pelakat
171
5.2 PT. Energy Equity EpicSengkang, Pty. Ltd.
Pemanfaatan Tenaga Surya untukListrik Di Daerah Terpencil
176
5.3 PT. Tidar Kerinci Agung Tenaga Air Menerangi Nagari Talao 181
BAB VI
ADAPTASI DAN MITIGASI PERUBAHAN IKLIM ............................................... 187
6.1 PT. Holcim Indonesia Menikmati Udara Bersih Hutan Kota 981pacaliC
6.2 PT. Indonesia Power UBP
Kamojang
Kampung Bibit Kamojang, Inisiasi 193
Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim
6.3 PT. Jababeka Tbk Jababeka Botanic Garden : Upaya
Adaptasi Perubahan Iklim Perkotaan
198
BAB VII
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP ................................................................ 205
7.1 PT. Adaro Indonesia Pendidikan Lingkungan Hidup DiSekolah : Pendampingan SMPN 4
Paringin, Kabupaten Balangan,Kalimantan Selatan, Menuju Sekolah
Adiwiyata
207
7.2 PT. Astra International Tbk Kisah Sukses Mendampingi SekolahMenuju Sekolah Adiwiyata Di Tanjung
Priuk Jakarta
212
7.3 PT. Cheil Jedang Indonesia Menggapai Visi Beyond Bio RenewThe Earth Melalui Pendidikan
Lingkungan Hidup
216
7.4 PT. Chevron Geothermal SalakTbk.
Pendidikan Konsevasi Raptor DiSuaka Elang Elang
220
2267.5 PT. Pertamina Hulu Energi
ONWJ.
Hutan Pendidikan Iklim, Blanakan,
Subang sebagai Media Pendidikan
Lingkungan Hidup (PLH)
PENUTUP .. 231
KOSA KATA .................................................................................................. 225
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
20/264
xiv
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
21/264
BAB I.PRODUK BERSIH
BAB I.PRODUK BERSIH
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
22/264
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
23/264
1PT. ADARO INDONESIA - Produksi Bersih
PT. ADARO INDONESIA, KABUPATEN TABALONG DAN BALANGAN,KALIMANTAN SELATAN
Peningkatan Akses Air Bersih untuk Masyarakat
Masyarakat di delapan (8) desa yaitu Desa Dahai, Padang Panjang, Laburan, Cakung,Tamiyang, Dahur, Warukin dan Maburai di Kabupaten Tabalong dan KabupatenBalangan, Kalimantan Selatan sudah tak khawatir lagi pada saat kemaraukekurangan air bersih. PT. Adaro Indonesia, Kalimantan Selatan, sejak tahun 2010telah memproduksi air bersih sebesar 20 liter/detik atau 72 m3/jam dari pengolahanair yang dikelola dengan Water Treatment Plant (WTP) T-300 melalui dua tangkipenampungan berkapasitas 450m3 dan 72m3.
Kemarau Tak Lagi Terasa Berat Bagi Sebagian Masyarakat di Tabalong danBalangan. Daerah ini dikenal memiliki cuaca yang cukup ekstrem dengan memilikicurah hujan tertinggi saat musim penghujan, hingga mencapai 2.400 mm-3.000 mm
pertahun, sedangkan pada saat musim kemarau yang terjadi sebaliknya. Data BMKGmenunjukkan suhu udara pada saat musim kemarau mencapai 32C35C. Kondisigeografis dan cuaca menyebabkan kekeringan di musim kemarau sehingga menjadiancaman serius bagi masyarakat di wilayah dua kabupaten tersebut. Volume airsumur berkurang, volume sungaipun berkurang drastis, sehingga menimbulkankesulitan bagi masyarakat untuk mengakses air bersih.1
Hasil survey Geolistrik2 yang dilakukan Adaro terhadap wilayah-wilayah yangmengalami kekeringan menunjukkan bahwa kedalaman air tanah di wilayah tersebutbervariasi, dapat mencapai 20 m80 m. Kedalaman air tanah di beberapa wilayahmencapai 175 m-250 m, misalnya di wilayah Warukin Kabupaten Tabalong.
Alternatif sumur bor bukan merupakan pilihan mengingat biaya yang dikeluarkancukup mahal, masyarakat tidak mampu membuat sumur bor meskipun dilakukansecara swadaya. Disisi lain, pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) belummenjangkau pedesaan di wilayah kabupaten ini, sehingga sebagian besarmenggantungkan sumber air mereka dari air sungai. Namun kualitas air sungaibelum sesuai dengan standard air bersih yang ditetapkan pemerintah. Hal inidikarenakan sungai dipakai untuk keperluan membuang sampah maupun jamban
yang dapat mengancam kesehatan masyarakat.
Tantangan yang dihadapi masyarakat mendorong Adaro Indonesia, salah satu anakperusahaan Adaro Energy yang bergerak di bidang pertambangan batubara, untukmemfasilitasi masyarakat agar dapat memiliki akses air bersih sekaligusmeningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam mewujudkan akses air bersihtersebut. Setelah dilakukan proses pemetaan penilaian prioritas pembangunan, dapatdilihat bahwa fasilitas air bersih menjadi kebutuhan utama masyarakat di desa-desa
yang berada di wilayah kerja (ring 1) PT. Adaro di Kabupaten Tabalong.
1sumber : data survey PT. Jasa Air Bersih Indonesia
2Survey Geolistrik adalah survey untuk koordinatk sumur bor dan kedalaman air tanah
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
24/264
2
Gambar 1. Penilaian prioritas Kabupaten Tabalong
Berdasarkan hasil pemetaan tersebut, Adaro Indonesia mengembangkan programPeningkatan Akses Air Bersih dengan tujuan, yaitu:
1) Memfasilitasi masyarakat termasuk masyarakat kurang mampu untukmemiliki akses air bersih2) Meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat3) Meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan melalui pemanfaatan air
tambang menjadi air bersih untuk dijadikan sumber air bersih bagimasyarakat desa
4) Mengubah paradigma di masyarakat bahwa air tambang aman dikonsumsi;5) Meningkatkan pengetahuan, keahlian dan teknologi sebagai bekal
kemandirian masyarakat6) Meningkatkan peran aktif perusahaan dalam upaya pencapaian Millenium
Development Goals (MDGs) yang dicanangkan pemerintah
7) Menjadi mitra pemerintah daerah dalam membantu memenuhi kebutuhanmasyarakat akan air bersih
8) Memberdayakan para kontraktor lokal dalam pengelolaan air bersih
1. Proses Olah Air Limbah Menjadi Air Bersih
Berbekal pengalaman mengolah air limbah dari operasi penambangan seperti haulingroad (jalur khusus angkut batubara), pengolahan batubara di Kelanis, Kalimantan
Tengah yang menggunakan teknologi ramah lingkungan, air limbah diolah agarkualitasnya sesuai baku mutu yang ditetapkan pemerintah. Melalui sistem tersebut,air tambang dimanfaatkan kembali untuk mendukung operasional tambang sepertimisalnya: perawatan crushing plant (mesin peremuk batubara) maupun penyiramanconveyor serta aplikasi prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang diterapkan diperusahaan dalam kegiatan operasionalnya, maka inisiasi program akses air bersihbagi masyarakat dikembangkan.
Program diawali dengan pembangunan unit pengolahan air tambang menjadi airbersih atau yang diberi Water Treatment Plant (WTP) T-300 dilakukan denganserangkaian uji coba sehingga air layak untuk dikonsumsi. Operasional WTP inisejalan dengan UN Global Compact Principle 9: Business should encourage thedevelopment and diffusion of environmentally friendly technologies. Penggunaanbahan kimia dalam proses pengolahan air tidak banyak dosisnya dan telah
memenuhi kriteria aman bagi lingkungan serta penggunaan dosis treatment sesuaidengan yang dibutuhkan.
PT. ADARO INDONESIA - Produksi Bersih
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
25/264
3PT. ADARO INDONESIA - Produksi Bersih
WTP T-300 yang dikembangkan Adaro sejak tahun 2010, mampu memproduksi airbersih sebesar 20 liter/detik atau 72 m3/jam, dengan 2 tangki penampungan hasilolahan berkapasitas 450 m3 dan 72 m3. Saat ini air telah dimanfaatkan oleh internalAdaro, mitra kerja, dan masyarakat di 8 desa di wilayah Adaro.
2. Manfaat Berbagi Air Bersih
Komitmen Adaro untuk meningkatkan kesehatan masyarakat diwujudkan antaralain melalui peningkatan akses air bersih untuk masyarakat. Kondisi dan strukturtanah yang berbeda menyebabkan Adaro menempuh berbagai cara untukmenyalurkan air bersih ke masyarakat. Beberapa sarana pendistribusian air bersih
yang dilakukan Adaro sejak tahun 1997 mulai dari:(1) Distribusi air bersih melalui trucking. Awalnya pendistribusian air bersih
dilakukan melalui truckingdi Kabupaten Tabalong dengan mengambil air dariDanau Marido dan Sungai Tabalong yang diperuntukkan bagi kegiatan rumahtangga dan fasilitas umum seperti sekolah, masjid atau mushalla, danlainnya. Namun, saat ini lebih diprioritaskan rumah tangga. Pendistribusianini dilakukan secara gratis. Seiring waktu sistem distribusi seperti ini
dirasakan kurang efisien, oleh karena itu dikembangkan sistem distribusi airbersih yang lain.(2) Distribusi air bersih melalui sistem pipa. Untuk memberikan nilai tambah
bagi lingkungan dan masyarakat, Adaro meningkatkan mutu air bersih agarlayak konsumsi melalui WTP T-300. Pipanisasi yang dibangun Adaro sejakpertengahan 2010 dengan menghabiskan dana sebesar Rp. 5,4 milyar.
Tujuan pipanisasi untuk distribusi air bersih dari perusahaan langsung kerumahrumah masyarakat dan membuktikan bahwa air tambang dapatdikonsumsi. Pipanisasi air WTP mendorong pemberdayaan masyarakatmelalui berdirinya BAPEL AB (Badan Pengelola Air Bersih) yang merupakancikal Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Anggota Bapel AB merupakan
anggota masyarakat yang diberikan pelatihan dan pembinaan agar mampumengelola pipanisasi layaknya perusahaan air minum skala desa. Bapel ABakan memungut iuran setiap bulan sesuai jumlah air bersih yang dipakaianggota masyarakat. Iuran ini akan dipergunakan untuk keperluanpembangunan desa. Dengan adanya BAPEL AB, masyarakat dapat mengeloladistribusi air bersih secara mandiri dan ikut memberikan sumbangsih bagipembangunan desa. Uji coba pelaksanaan BAPEL AB sudah dilaksanakanselama 3 bulan. Kedepan partisipasi aktif masyarakat dalam program iniakan lebih ditingkatkan lagi agar kemandirian masyarakat dapat tercipta.
(3) Distribusi air WTP melalui trucking. Beberapa desa yang dinilai tidak memilikipotensi air tanah, dibangun sumur gali, sumur bor, atau yang belummendapatkan jaringan pipa induk dari PDAM, diberikan pasokan air bersih
yang berasal dari WTP T-300. Total pemenuhan kebutuhan air mencapai182.844 liter di tahun 2012. Berikut data pasokan air bersih dari WTP-300melalui pipa truckingsecara rinci disajikan pada Tabel 1.
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
26/264
4
Tabel 1. Supply air bersih dari WTP T-300 untuk masyarakat dan internal
Gambar 2. Jumlah masyarakatTabalong yang mendapatkan airbersih tahun 2012.
Gambar 3. Jumlah KK penerimafasilitas air bersih di Tabalong danBalangan tahun 2012.
TAHUN PASOKANAIR (M3)
KETERANGAN DAERAH YANG DIPASOK
2008 12.650 trucking Desa Dahai, Desa Padang Panjang (PadangPanjang and Laburan), PT. Adaro Indonesia (alloffices and camps), PT. PAMA (office and camps),PT. BUMA (office and camps), dan PT. SIS (officeand camps)
2009 82.297 trucking andpipe
Desa Dahai, Desa Padang Panjang (PadangPanjang and Laburan), PT. Adaro Indonesia (alloffices and camps), PT. PAMA (office and camps),
PT. BUMA (office and camps), PT. SIS (office andcamps), dan PT. Wasco (Office and camps)
2010 114.572 trucking andpipe
Desa Dahai, Desa Padang Panjang, PT. AdaroIndonesia (all offices and camps), PT. PAMA (officeand camps), PT. BUMA (office and camps), dan PT.SIS (office and camps)
2011 257.509 trucking andpipe
Desa Dahai, Desa Padang Panjang, Desa Cakung,Desa Tamiyang, Desa Dahur, Desa Tamiyang,Desa Warukin, SMPN 2 Maburai, SDN Manduin,PT. Adaro Indonesia (all offices, nursery, and
camps), PT. PAMA (office and camps), PT. BUMA(office and camps), PT. SIS (office and camps), PT.DKP, Brimob (office and camps), PT. RMI (officeand camps), PT. RA (office and camps), danWarukin Airport.
2012 182.844 trucking and pip Desa Dahai, Desa Padang Panjang, Desa Cakung,Desa Tamiyang, Desa Dahur, Desa Warukin, SMPN2 Maburai, SDN Manduin, PT. Adaro Indonesia (alloffices, nursery, view point and camps), PT. PAMA(office and camps), PT. BUMA (office and camps), PT.SIS (office and camps), PT. DKP, Brimob (office andcamps), PT. RMI (office and camps), PT. RA (officeand camps), Warukin Airport, PT. WIKA (Office andcamps), dan PT. United Tractor (office and camps).
PT. ADARO INDONESIA - Produksi Bersih
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
27/264
5
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata trucking per harisebanyak 83.626,5 liter/hari dengan sasaran sebanyak 1.110 kepala keluarga (KK),sehingga setiap KK akan mendapatkan sekitar 75,3 liter. Jika asumsi setiap kepalakeluarga terdiri dari 3 orang, maka setiap orang akan mendapatkan air bersihsebanyak 25,1 liter/hari. Hal ini telah melebihi dari standard konsumsi air bersihsesuai MDGs per orang per hari sebanyak 20 liter.
Untuk keberlanjutan program, pembentukan dan penguatan organisasi masyarakatBAPEL AB (Badan Pengelola Air Bersih) selain diperkuat melalui pelatihan jugadidampingi diawal untuk dapat mengelola secara mandiri air bersih, serta monitoringdan evaluasi terhadap program.
3. Kunci Keberhasilan Program
Gambar 4. Pemanfaatan air bersih PT. Adaro Indonesia dimasyarakat
Tabel 2. Desa sasaran Supply Truckingair bersih WTP-300
No Village Vendor TargetTrucking pe
Day (ltr)
JumlahKK*
Supply Sumber Air
1 Bata RT. 3 BPM, CV 10.000 27 Daily WTP-300
2 Trans Laburan BPM, CV 30.000 170 Daily WTP-300
3 Tamiyang BPM, CV 20.000 168 Daily WTP-300
4 Simpang Wara(Warukin)
BPM, CV 10.000 40 Daily WTP-300
5 Dahur (Barimbun) BPM, CV 10.000 25 Daily WTP-300
6 Kasiau (KM 82)/LokBatu
BPM, CV 2.857 20 Twice a week10.000
WTP-300
7 Padang Panjang Pipanisasasi 769,5 660 Daily WTP-300
8 Dahai
Jumlah 83.626,5 1.110
Supply per KK/hr 7.533.918.919 liter
Supply per orang/hr 2.511.306.306 liter
PT. ADARO INDONESIA - Produksi Bersih
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
28/264
6
Petikan pembelajaran yang didapat :(1) Kerjasama dan kolaborasi berbagai pihak merupakan salah satu kunci
keberhasilan. Adaro bekerjasama dengan kontraktor lokal yang menyediakansarana pengangkut air dan mendistribusikan air bersih dengan truk ke desa-desa di lokasi yang ditentukan, antara lain CV. Balangan Putera Mandiri yangmemasok air 77,857 liter/hari untuk Kabupaten Balangan dan CV. LembahAnnur, memasok 7.143 liter/hari untuk Kabupaten Tabalong.
(2) Proses pemberdayaan masyarakat, melalui pelatihan dan pendampingan telahmendorong kepedulian dan kerjasama yang baik antara perusahaan danmasyarakat serta mendorong masyarakat untuk lebih peduli dengan air.
(3) Monitoring dan evaluasi yang secara berkala, menjadi bagian penting dalamprogram.
PT. ADARO INDONESIA - Produksi Bersih
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
29/264
7
PT. BIO FARMA, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT
Penghematan Air di Perusahaan
Program produksi bersih menjadi salah satu upaya Bio Farma untuk mengatasipersoalan kelangkaan sumber daya alam khususnya air yang dari tahun ke tahun
semakin nyata. Inisiasi program penghematan air melalui pengelolaan air limbah danefisiensi sumber daya air yang dilakukan secara konsisten sejak tahun 2008.Rangkaian kegiatan penelitian, pengembangan produk, penghematan air pada prosesproduksi dan fasilitas lainnya, serta instalasi pengolahan air limbah, telah berhasilmenghemat air 24.932 m3/tahun pada tahun 2012. Persentase jumlah penghematanair terhadap jumlah pengambilan air PDAM dan air tanah meningkat setiap tahunnyayaitu 7,8% (2009), 7,8% (2010), 10,3% (2011), dan 14,0% (2012). Substitusiconventional mixed bedke CEDI yang dimulai pada Januari 2013 hingga April 2013berhasil mengurangi penggunaan air 94.680 liter menjadi hanya 1.400 liter saja,sebuah penghematan yang luar biasa. Kapasitas infiltrasi air di perusahaan jugameningkat karena adanya pembuatan lubang biopori. Lubang yang telah dibuat
sebanyak 850 buah dengan luas total bidang resapan sebesar 2.735.725 cm2.
Gambar 1. Lokasi Perusahaan
Bio Farma dalam mempraktekkan industri bersih, bermula dari kekhawatiranterhadap dampak lingkungan yang disebabkan proses produksi perusahaan yangakan menggangu masyarakat sekitar. Sebagai salah satu perusahaan vaksin yangberdiri sejak tahun 1890 di Jl. Pasteur No. 28 Bandung, Jawa Barat, awalnya lokasitersebut jauh dari pemukiman. Namun seiring waktu wilayah Pasteur menjadi salahsatu area kota dengan jumlah penduduk yang terus berkembang. Perkembangan
penduduk tentunya akan semakin membutuhkan air bersih, dan mengurangipasokannya, mengingat sebagian besar wilayah resapan digunakan untukpemukiman. Mempertimbangkan kondisi tersebut, Bio Farma berkomitmen untukmelakukan pengendalian pencemaran dan penghematan sumber daya alam termasuksumber daya air sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat danlingkungan.
Seiring dengan keberhasilan dalam bisnis yang menghasilkan profit, Bio Farmamemiliki cita-cita untuk mewujudkan industri hijau (green industry) yang efisien dan
ramah lingkungan. Wujud green industry ini telah dibuktikan tidak hanya dengankepatuhan terhadap peraturan perundangan khususnya di bidang lingkungan yang
merupakan salah satu dari sembilan kebijakan perusahaan, namun perusahaan telahmelangkah lebih jauh melalui penerapan standard kepatuhan melebihi kewajibanyang tertuang dalam peraturan perundangan (beyond compliance) dalam pengelolaanlingkungan.
PT. BIO FARMA - Produksi Bersih
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
30/264
8
Upaya beyond compliance merupakan refleksi dari komitmen Bio Farma untukmencapai environmental excellency dalam setiap tahap kegiatan operasional. BioFarma percaya bahwa output produk bermutu tinggi dan ramah lingkungan yangmenjadi andalan perusahaan hanya dapat terwujud melalui kegiatan produksi yangramah lingkungan. Seluruh kegiatan produksi tersebut dapat dilakukan denganmenerapkan secara komprehensif dari mulai tahap perencanaan, implementasi,pemantauan, tinjauan dan perbaikan berkelanjutan.
Efisien dan ramah lingkungan adalah sebuah nilai tambah (added value) dalambersaing di pasar global. Kepuasan para pemangku kepentingan (stakeholder) menjaditarget yang secara terus menerus ingin dicapai oleh Bio Farma. Bagi Bio Farma,stakeholder tidak hanya beberapa orang yang menggunakan produk Bio Farma,namun beberapa pihak yang berpengaruh dan terpengaruh oleh kegiatan operasionaltermasuk karyawan, konsumen, masyarakat sekitar, dan pemerintah.
Praktek green industry menjadi salah satu bukti komitmen perusahaan untukmencapai kepuasan bagi stakeholder. Secara internal, praktek green industryterwujud dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat aman bagi para karyawan
dengan melakukan pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Sedangkansecara eksternal, kegiatan operasional yang ramah lingkungan wujud tanggung jawabdan kepatuhan Bio Farma terhadap peraturan perundangan dan persyaratan, bahkanmelampauinya.
1. Minimalisasi dan Olah Air Limbah
Dalam kegiatan operasional sehari-hari, Bio Farma senantiasa melakukan beberapaupaya pengendalian pencemaran baik pencemaran air, udara, limbah padat, maupunlimbah B3. Perusahaan mengoperasikan beberapa fasilitas pengendalian pencemarandan melaksanakan pemantauan hasil pengendalian pencemaran. Bio Farma tidakhanya melakukan langkah kuratif tapi juga langkah preventif, seperti penghematan
energi dan sumber daya alam. Hal ini dilakukan dengan melaksanakan prinsipproduksi bersih dan minimalisasi limbah dalam kegiatan operasional. Hal tersebutsalah satu wujud nyata dari Bio Farma untuk menjadi sustainable green industryyang berdaya saing global.
Prinsip produksi bersih adalah salah satu implementasi perbaikan berkesinambunganyang dilakukan perusahaan dalam rangka penghematan energi dan sumber dayaalam. Hal ini bermanfaat dalam meningkatkan efisiensi dan mencapai keunggulanlingkungan yang lebih baik daripada standar pengelolaan lingkungan yang diwajibkanoleh regulasi. Sejalan dengan perubahan paradigma dari end-of-pipe treatmentmenjadi cleaner production, limbah tidak sekedar merupakan hasil samping produksi
yang wajib diolah agar dapat dibuang dengan aman ke lingkungan namun dapatdikurangi sejak awal tahap proses produksi dan bahkan memiliki nilai guna karenadapat digunakan kembali dalam proses produksi.
Salah satu implementasi CSR bidang lingkungan yang dilakukan Bio Farma adalahpenerapan produksi bersih melalui program penghematan air. Penerapan produksibersih ini disusun melalui konsep PDCA (Plan-Do-Check-Act). Program ini di inisiasioleh Top Manajemen dan Tim Teknis Bio Farma yaitu Tim Energy Saving, Tim ISOdan Tim Proper serta proses penyusunan kajian dan rencana program dilakukan olehDivisi Umum dan CSR. Perencanaan program ini disusun untuk program tahunandan program jangka panjang 5 Tahun. Hasil Identifikasi aspek dan dampak penting
dari tiap unit kerja dianalisis kemudian di buat klasifikasi dan prioritas program.Sasaran programnya adalah efisiensi penggunaan air agar dampak lanjutan padalingkungan eksternal perusahaan tidak terganggu yaitu ketersediaan air untukmasyarakat. Indikator keberhasilan programnya adalah pengurangan jumlahpemakaian air baik pengambilan air melalui PDAM dan air tanah.
PT. BIO FARMA - Produksi Bersih
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
31/264
9
Program penghematan air di Bio Farma dimulai sejak tahun 2008 dan terus berlanjuthingga saat ini. Penghematan air dilakukan dengan cara recovery air buanganmenjadi air baku (raw water), daur pakai air pendingin pada otoklaf, penggantianproses dalam instalasi pengolahan air (water treatment plant) dan daur ulang (recycle)air bilasan akhir sehingga menghilangkan kebutuhan akan air bilasan. Berikut iniadalah hasil penghematan air per tahun yang telah berhasil dilakukan oleh Bio Farmamelalui program penghematan air, seperti yang ditampilkan dalam Tabel 1.
Recovery effluent olahan IPAL dan air dari saluran drainase dilakukan denganteknologi ultrafiltrasi seperti yang ditampilkan dalam gambar berikut:
Gambar 2. Proses dan Tempat Pengolahan Air Limbah
Tabel 1. Hasil Program Penghematan Air
Program LokasiTahun
PelaksanaanHasil
(m3/tahun)
1Daur ulang air rejectReverse Osmosis (osmosisbalik) ke tangki air baku
Bagian Produksi VaksinTetanus
2008 -sekarang
576
2Daur ulang air pendingin
pada otoklaf
Bagian Produksi VaksinTetanus (1 unit) 2008 -
sekarang
2.880
Bagian Produksi VaksinDisteri (2 unit)
3
Daur ulang air bilasanterakhir dari mesinpencuci vial dan ampul ketangki air baku
Bagian Formulasi PengisianVaksin & Pelarut
2009 -sekarang
4.320
4
Daur ulang air buanganmesin washing gilowy dancondensate PSG ke tangkiraw water
Bagian Produksi VaksinCampak
2009 -sekarang
3.888
5Daur ulang air buanganmesin washing gilowy ketangki air baku
Bagian Produksi VaksinPolio
2010 -sekarang
2.592
6Daur ulang air limbaheffluentIPAL dan air hujanuntuk menjadi air baku
Outlet IPAL dan salurandrainase
2012 -sekarang
7008
PT. BIO FARMA - Produksi Bersih
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
32/264
10
Hasil beberapa program penghematan air yang telah dilakukan Bio Farma berupadaur pakai (reuse) dan daur ulang (recycle) air limbah ditampilkan dalam Gambar 3.
Gambar 3. Hasil Pencapaian Program Penghematan Air PT. Bio Farma
Tahun 2013 program penghematan air telah dimulai dengan program baru dengan
mengganti deionisasi pada Water Treatment Plant (WTP) dari resin based conventionalmixed bedke Continuous Electro De-Ionization(CEDI). Air hasil reverse osmosisdiolahlebih lanjut untuk memperoleh air yang berkualitas standar air produksi. CEDImenyisihkan ionion yang masih tertinggal pada pengolahan reverse osmosis. DenganCEDI, penggunaan air yang digunakan dalam WTP dapat ditekan secara sangatsignifikan. Dengan conventional mixed bed, kebutuhan air per minggu adalah sebesar11.835 liter/regenerasi yang dilakukan setiap 2 minggu atau setara dengan 284.040liter/tahun. Dengan CEDI, penggunaan air hanya sebesar 350 liter/bulan atau setara4200 liter/tahun.
Penghematan air telah terbukti berhasil meningkatkan efisiensi kegiatan operasionalBio Farma dan hasil telaahan menunjukkan bahwa penghematan air dan penggunaanair hasil recycletidak memiliki dampak buruk terhadap proses produksi dan kualitasoutputproduksi. Menyadari hal tersebut, Bio Farma berkomitmen untuk melanjutkandan mengembangkan program penghematan air yang ditampilkan dalam Tabel 2.
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
2009 2010 2011 20122013 (sampai Agustus)
Hasi l Pencapai an Program Penghematan Air
PT Bio Farma (Persero)
umlahPenghematanA
Ir
(m3)
Recycle air reject Reverse Osmosis
ke tangki raw water
Reuse Cooling Water pada Otoklaf2880
Recycle air bi lasan terakhir dari
mesin penc uci vial dan ampul ke
tangki raw water
Recycle air buangan mesin
washing gilowy dan condensate
PSG ke tangki raw water
Recycle air buangan mesin
washing gilowy ke tangki raw
Tabel 2. Pengembangan Program Penghematan Air
No Program Lokasi Realisasi
1Recylceair Reject ReverseOsmosis
Gedung Litbang dan GedungIHU
2013
2 Sirkulasi Cooling WaterOtoklaf
Gedung Baru Bagian HIBdan Pertusis
2013
3Reuseair buangan mesinwashing
Gedung Litbang dan GedungIHU
2013
4Penggantian Deionisasike CEDI
Bagian Formulasi, QC danPengemasan
2014
Bagian Polio, Campak danMedia
2015
5Penambahan JumlahLubang Biopori menjadi900 buah
Bio Farma Pasteur 2013
Bio Farma terus berkomitmen untuk mengurangi jumlah pengambilan air darisumber air dan jumlah produksi air buangan sekaligus meningkatkan jumlahkapasitas air bersih yang tersimpan di akuifer lingkungan. Prinsip yang terus secara
PT. BIO FARMA - Produksi Bersih
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
33/264
11
konsisten dipegang teguh oleh perusahaan adalah Bio Farma sebagai entitas bisnisyang ramah lingkungan dan bertanggung jawab, tidak mewariskan air matamelainkan mata air bagi generasi berikutnya.
2. Manfaat dan Petikan Pembelajaran
Total penghematan air dari proses recycle dan reuse air meningkat dari 10.296m3/tahun pada tahun 2009, 11.664 m3/tahun pada tahun 2010, 14.256 m3/tahunpada tahun 2011, menjadi 24.932 m3/tahun pada tahun 2012. Persentase jumlahpenghematan air terhadap jumlah pengambilan air PDAM dan air tanah meningkatpada setiap tahun yaitu 7,8% (2009), 7,8% (2010), 10,3% (2011), dan 14,0% (2012)seperti yang tergambar dalam Gambar 4.
Gambar 4. Persentase Penghematan Air
Substitusi conventional mixed bedke CEDI berhasil menekan konsumsi air menjadi2.100 liter per 6 bulan atau setara dengan 4.200 liter/tahun. Jika ditinjau dari titikawal penggunaan CEDI mulai Januari 2013 hingga April 2013 (4 bulan) maka dapat
2009 2010 2011 2012
Prosentase
Penghematan Air
terhadap
Pengambilan Air T
7.8% 7.8% 10.3% 14.0%
2009 2010 2011 2012
Jumlah Penggunaan
Air/Kegiatan (m3)
PT Bio Farma (Persero)88.13 8 3.14
70.53 6 7.24
dihitung bahwa penggunaan air berhasil ditekan dari 94.680 liter menjadi hanya
1.400 liter hanya dalam 4 bulan. Dengan demikian, penghematan air yang berhasildicapai dengan substitusi conventional mixed bedke CEDI adalah sebesar 98,52 %dalam 4 bulan ini.
Program penghematan air yang telah dilakukan di Bio Farma tidak hanyaminimalisasi air limbah dan penghematan konsumsi air, tetapi juga mencakuppeningkatan kapasitas infiltrasi air hujan. Hal tersebut dilakukan dengan pembuatanlubang biopori di lingkungan perusahaan dimana lubang biopori meningkatkan luasbidang resapan air sebesar 3.218,5 cm2 (biopori berdiameter 10 cm dan tinggi 100cm). Program biopori telah diinisiasi pada tahun 2010 dan hingga saat ini jumlahlubang biopori terus meningkat mulai dari 250 lubang-850 lubang pada tahun 2012sehingga luas bidang resapan menjadi 2.735.725 cm2.
Proses efisiensi bahan baku air melalui pengolahaan limbah air, berhasil membawaperusahaan mendapatkan pengakuan dari berbagai kalangan. Keberhasilan ini takluput dari komitmen pimpinan pertinggi perusahaan untuk melaksanakan kebijakanyang sudah dikeluarkan, seperti yang disampaikan :
Bio Farma berkomitmen untuk mewujudkan standar operasional bisnis yangramah lingkungan dan melangkah lebih jauh dengan menerapkan standarbeyond compliance dalam rangka mencapai standar kinerja yang efisiendengan tetap menjaga kualitas produk sehingga mampu berkompetisi di pasarinternasional. Alhamdulillah pada tahun 2012 Bio Farma berhasil meraih
penghargaan Indonesia Green Office Award(IGOA) 2012 dan pada tahun 2013,Bio Farma kembali terpilih menjadi The First Rank Indonesia Green OfficeAward dari Yayasan KEHATI dan Majalah SWA. Bio Farma dianggap telahberkomitmen dan mengimplementasikan seluruh aktivitas yang meliputi
PT. BIO FARMA - Produksi Bersih
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
34/264
12
seluruh aspek kriteria green industry, sehingga tidak memberikan dampakyang negatif untuk lingkungan lokal maupun global dan terhadap komunitasekonomi secara keseluruhan. (Bandung, 24 September 2013; Drs. Iskandar,MM; Direktur Utama PT. Bio Farma).
PT. BIO FARMA - Produksi Bersih
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
35/264
13
PT. CHANDRA ASRI PETROCHEMICAL TBK, CILEGON, BANTEN
Hemat Energi dan Bahan Baku, Upaya Kurangi Emisi
Sebagai salah satu perusahaan podusen petrokimia terintegrasi terbesar diIndonesia, PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk. berupaya berkontribusi padaperbaikan lingkungan, salah satunya melalui efisiensi energi dan penghematanenergi. Upaya yang dilakukan sejak 2007 cukup membuahkan hasil, dimanaperusahaan dapat menekan emisi CO2 dari proses penghematan bahan bakarsampai tahun 2012 senilai 61.886,7 ton CO2 dan penurunan energi indekssebesar 8,46%. Sementara bahan baku yang dapat dihemat sejak tahun 2007sampai 2012 sebesar 6.606.425 US$ per tahun.
PT. Chandra Asri Petrochemical (CAP) berlokasi di Ciwandan, Cilegon, ProvinsiBanten, merupakan industri yang mengoperasikan naphtha cracker dan
polypropylene untuk memproduksi Olefins (Ethylene, Propylene dan produkturunannya seperti Pygas dan Mixed C4), dengan kapasitas produksi seperti yangtersaji pada Tabel 1.
Tabel 1.Kapasitas pabrik CAP
Sebagai Perusahaan yang memiliki etika bisnis yang baik dan dapat diterima olehberbagai kalangan, terutama masyarakat di sekitar pabrik, perusahaan telahberkomitmen untuk meningkatkan efisiensi energi, optimasi penggunaan bahanbaku, mencegah dan meminimalkan pencemaran udara, tanah dan air, sebagaiupaya untuk menjadi salah satu perusahaan ramah lingkungan. Untukmewujudkan komitmen tersebut, CAP mengembangkan program hemat energi dan
bahan baku.
Selama ini, produk-produk CAP telah menaati secara ketat standard kualitasinternasional dan juga standard lingkungan yang berlaku. Seluruh produk bijihplastik Polyethylene dan Polypropylene dengan merek dagang AsrenedanTrilenesudah mendapatkan sertifikasi Halal dari Majelis Ulama Indonesia Pusat.
CAP juga telah mengembangkan produk bijih plastik ramah lingkungan yangdipasarkan menggunakan merk Grene. Produk ini dibuat menggunakan bahanbaku yang relatif lebih cepat dan mudah terurai oleh sinar UV dan panas. Produkplastik yang terbuat dari Asrene SF5008E yang terurai melalui proses
fotodegradasi menggunakan ultraviolet. Ketika plastik telah menjadi limbah danberada di luar ruangan, plastik SF5008E akan terkena radiasi ultraviolet matahari,oksigen, panas dan air untuk kemudian secara bertahap plastik SF5008E akanmembusuk sampai seluruhnya hancur dalam waktu 2 tahun.
No. Produk Kapasitas
1. Ethylene 600.000 ton/thn2. Propylene 320.000 ton/thn3. Pyrolysis Gasoline 280.000 ton/thn
4. Crude C4 220.000 ton/thn5. Polyethylene 336.000 ton/thn6. Polypropylene 480.000 ton/thn.
PT. CHANDRA ASRI PETROCHEMICAL - Produksi Bersih
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
36/264
14 PT. CHANDRA ASRI PETROCHEMICAL - Produksi Bersih
Physical Disintegration (Outdoor testing)
Minggu 14
1. Efisiensi Energi dan Bahan Baku Membantu Mengurangi Emisi CO2
Penggunaan energi merupakan faktor penting dalam pengendalian kelestarianlingkungan. Perusahaan menyadari penggunaan energi yang besar akanberpengaruh terhadap lingkungan terutama pemanasan global (global warming).Penggunaan energi secara efisien terus dilakukan dengan tujuan menurunkan
konsumsi energi dan mengurangi emisi CO2.
Tim manajemen efisiensi energi & konservasi air dibentuk untuk melaksanakanmanajemen energi dan konservasi air. Dipimpin oleh Manufacturing Director dandikoordinir oleh Departemen Manager yang memiliki sertifikat efisiensi energi danlatar belakang pendidikan yang sesuai. Rencana strategi efisiensi energi diterapkanmelalui tujuan tahunan (key performance indicator) dari bagian ini. Audit energidilakukan secara internal dan eksternal, dan dilaporkan ke manajemen setiapbulan.
Benchmarking dilakukan dengan sesama anggota Regional Olefin Producer
Technical Committeeyaitu sesama penghasil produk ethylene di Asia Tenggarayaitu Thailand, Singapura, Malaysia dan Indonesia setiap tahun sekali.
Kegiatan konservasi energi sejalan dengan program untuk menghasilkan jumlahproduk yang sama dengan jumlah bahan baku yang lebih sedikit di Furnace,Ethylene plant, sebagai pengguna energi terbesar. Upaya yang dilakukan adalah: Optimalisasi penggunaan bahan bakar gas. Pemanfaatan exhaust gas dari Gas Turbine Generator (GTG) untuk mengurangi fuel. Penyesuaian kondisi operasi furnace diantaranya Coil Outlet Temperature. Mengurangi bahan baku Naphtha dengan penggunaan C3 LPG recycle. Meningkatkan efisiensi menara distillasi (ethylene tower, propylene tower dan
debutanizer C4 tower). Mengganti insulasi panas (fire brick) Furnace.
Minggu 0
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
37/264
15PT. CHANDRA ASRI PETROCHEMICAL - Produksi Bersih
Efisiensi listrik dilakukan secara optimal di HDPE plant yaitu dengan mematikansejumlah alat (Nitrogen compressor, blower etc) pada saat shutdowndan optimasipelleterdengan pengaturan suction pressure melt pump. Keberhasilan program inidapat dilihat berikut ini:
Tabel. 2. Keberhasilan Efisiensi Listrik di HDPEKeterangan HDPE plant
Penurunan konsumsi listrik(kW.h/T prod)
46.24
Penghematan biaya energi (US$) 532.397
Ton Emisi CO2 35.685
Program penghematan bahan baku berhasil melakukan penghematan sebesar6,6Juta US$, lebih lengkapnya disampaikan pada tabel berikut ini:
Tabel 3. Program Penghematan Bahan BakuKeterangan Furnace Efisiensi Energi (selama 2007 2012)
Penurunan energy index (%) 8.46Penghematan konsumsi bahan bakar(US$/tahun)
2.805.583
Jumlah Emisi CO2/T dari prosespenghematan bahan bakar (Ton CO2/tahun)
61.886,7
Mengurangi bahan bakuPenghematan konsumsi bahan baku(US$/tahun)
6.606.425
Penghematan energi sejumlah bahan bakuyang tidak digunakan (6700 T)
67.139.388MJoule/tahun
= 0,7juta US$= 12.964 T eCO2
Upaya untuk menghemat energi dan bahan baku salah satunya dilakukan denganmenggunakan exhaust gas turbine generator (Gambar 1.). Upaya tersebut telahberhasil menghemat biaya sekaligus mampu menurunkan beban pencemar kelingkungan. Dari upaya penghematan energi saja telah dihemat sebesar USD532.397 dan penurunan emisi CO2 sebanyak 35.685 ton pertahun.
Naptha1.8 jutaT/thnNapt
COT = 810 850
C
C
C
C
CC
CC C
C
C
C
C
Bahan
Udara Ambient (N2 = 79%& O2 = 21%)Udara
Ethylene (C 2) =600.000 T/thn
Propylene (C3)=320.000 T/thn
Crude C4 =220.000 T/thn
Pygas =280.000T/thnEthylene (C2)
=600.000 T thn
Gambar 1. Proses di Furnace
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
38/264
16
Upaya penghematan dilakukan dengan menggunakan teknologi bersih untukbeberapa proses berikut :
a. Recovery gas buang ethylene ke flare
Dengan pemasangan BOG Compressor, sehingga gas ethylene dari tangkipenyimpanan selama pabrik tidak beroperasi (setiap lima tahun sekali, pabrikdimatikan untuk perbaikan alat), yang biasanya dibuang ke cerobong pembakaran(flare), dengan pemasangan Boil Off Gas Compressor dijadikan fasa cair dandikembalikan ke tangki penyimpanan. Hal ini berdampak pada penguranganpencemaran udara dan juga penghematan sebesar 2.194T Ethylene, 2,9 juta US$dan setara dengan 21.309 T Emisi CO2 di tahun 2009 & 2011.
Gambar 2. BOG Compressor danPropylene Refrigerant
Grafik 3.Jumlah Ethylene Recoveryoleh BOG Compressor
b. Recovery Raw C4 Selama Proses PengapalanSalah satu aspek penting dari kegiatan operasional CAP adalah pembuangan gasbuang ke flare, perusahaan berupaya memanfaatkan secara optimal gas buang keflare dengan mengembalikan sisa gas di perpipaan setelah proses pengapalankembali ke tangki Raw C4 atau ke proses Ethylene plant. Sejak 2009 hinggapertengahan 2013 berhasil mengembalikan Raw C4 sebanyak 3402 T, dan setaradengan 170.100 US$. Seperti ditunjukkan pada grafik berikut ini:
Jumlah Ethylene recovery oleh BOG Compressor
0.000
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
160.000
180.000
200.000
2/5
2/6
2/7
2/8
2/9
2/10
2/11
2/12
2/13
2/14
2/15
2/16
2/17
2/18
2/19
2/20
2/21
2/22
2/23
2/24
2/25
2/26
2/27
2/28
3/1
3/2
3/3
3/4
3/5
3/6
3/7
3/8
3/9
3/10
3/11
3/12
3/13
3/14
3/15
3/16
3/17
3/18
3/19
3/20
3/21
10/6
10/7
10/8
2009 & 2011
Ethylene
(Ton)
Ethylene recovery
Grafik 1. Penghematan Konsumsi Grafik 2. Rasio Energi terhadap Bahan baku Bahan Baku (Naphtha)
PENGHEMATAN BAHAN BAKU DI FURNACE
Standar = 1.65
1.4
1.45
1.5
1.55
1.6
1.65
1.7
1.75
1.8
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013Tahun
T-Naptha/T
produk(C2+C3+C4)
Energy Index (Energi/Naphta)
2.25
2.30
2.35
2.40
2.45
2.50
2.55
2.60
2007 2008 2009 2010 2011 2012Tahun
Energ
yindex(MMKcal/T
Naphtha)
PT. CHANDRA ASRI PETROCHEMICAL - Produksi Bersih
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
39/264
17
Grafik 4. Recovery Raw C4 ke tangki/proses
b. RecoveryGas Buang (Bleed Gas) Dari HDPE PlantGas buang (bleed gas) dari HDPE plant disalurkan kembali ke Ethylene plantberkontribusi pada penurunan fugitive emission, sehingga jumlah emisi CO2 tidakdihasilkan lagi. Total recovery bleed gas 19.793 T, setara dengan 21,4 juta US$.
Grafik 5. Recovery Bleed gas dari HDPE
c. Recovery Propane Gas dari PP plant ke Ethylene plantRecovery propane gas PP plant kembali ke Ethylene untuk diolah kembali menjadiproduk, dengan melakukan pemasangan perpipaan dari Polypropylene plant keEthylene plant.Kegiatan ini berkonstribusi juga pada penurunan fugitive emission,sehingga jumlah emisi CO2 tidak dihasilkan lagi. Total recovery gas propane 5.546T, setara dengan 2,9 juta US$, 52.954 eq CO2/Ton.
Grafik 6. Efisiensi Listrik di HDPE plant
Efisiensi Listrik HDPE plant
400
410
420
430
440
450
460
470
2008 2009 2010 2011 2012Tahun
kWh.h
/Tprod
0100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Fugitiveemission&
Recovery(T)
01000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
eCO2/T
recovery
Fugitive
Emission
e CO2
Recovery Bleed gas from HDPE to Ethylene Plant
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
2007 2008 2009 2010 2011 2012Tahun
Bleedgas(T)
Bleed gas from HDPE
PT. CHANDRA ASRI PETROCHEMICAL - Produksi Bersih
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
40/264
18
2. Manfaat
Perusahaan berupaya melakukan efisiensi energi, antara lain dengan optimasibahan baku, recovery gas buang ethylene ke flare, recovery rawC4 selama prosespengapalan, recoverygas buang (bleed gas) dari HDPE plant, recovery propanegasdari polypropylene plant ke Ethylene plant, efisiensi listrik, yang berartipeningkatan efisiensi biaya, dan pada akhirnya menciptakan nilai tambah bagipelanggan dan meningkatkan daya saing perusahaan.
3. Petikan PembelajaranKeberhasilan perusahaan dalam efisiensi bahan baku dan energi tidak terlepasdari komitmen top manajemen untuk melaksanakan produksi bersih danmelakukan pengawasan terus menerus yang dituangkan dalam bentuk aturantertulis. Kebijakan tersebut ditunjang oleh teknologi tepat guna yang dapatmembantu meminimalisasi bahan baku dan sumber energi yang digunakan.Meskipun perusahaan menyadari keandalan alat, sebagai penunjangkelangsungan produksi yang berkesinambungan sangatlah penting untuk terusditingkatkan, namun membutuhkan sumberdaya manusia yang bukan hanyahandal tapi juga memiliki kedisiplinan untuk menghindari risiko.
PT. CHANDRA ASRI PETROCHEMICAL - Produksi Bersih
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
41/264
19PT. CHEIL JEDANG INDONESIA - Produksi Bersih
PT. CHEIL JEDANG INDONESIA, JOMBANG, JAWA TIMUR
Pemanfaatan Sisa Produksi Asam Amino sebagai Pupuk Cair
Limbah dari proses industribiofactorydengan produk utama IMP, GMP dan MSG PT.Cheil Jedang Indonesia (CJI) sejak tahun 2012 telah berhasil diolah menjadi pakan
ikan Promate dan pupuk cair Bagitani. Melalui upaya pengolahan limbah sisaproduksi tersebut telah menurunkan kadar COD perhari sebesar 33.125 Kg (82%)dari total 72.000 Kg COD per hari. Sebelumnya kadar COD yang dihasilkan dariretendedGMP sebesar 5.625 Kg/hari dan PL MSG sebesar 27.500 Kg/hari namunberkat upaya tersebut kadar COD dari limbah tersebut berhasil diturunkan menjadi 0Kg per hari.
Upaya menurunkan kadar limbah COD dilandasi dengan visi perusahaan yaituBeyond Bio, Renew The Earth yang berarti perusahaan yang selalu berupayamenciptakan semua produk dengan konsep produksi bersih dan berwawasan
lingkungan. Dalam komitmennya untuk mewujudkan visi maka CJI telah melakukankegiatan pemanfaatan sisa produksi asam amino sebagai produk samping pupuk cairBagitani dan pakan ikan Promate di lokasi pabrik seluas 70 Ha dengan statusPenanaman Modal Asing (PMA) Korea Selatan, yang berlokasi di Jl. Raya Brantas KM3,5 Desa Jatigedong, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Kadar COD yang dihasilkan dari proses pembuatan produk meskipun masih di dalambatas peraturan lingkungan, namun perusahaan terus mengupayakan penguranganlimbah terutama limbah cair yang dapat membahayakan sumber air sekitar.Berdasarkan hasil kajian menunjukkan bahwa dari proses sisa produksi asam aminoPL MSG dapat dibuat pupuk cair.
1. Mengurangi Kadar COD, Menjadi Pupuk Cair
Pupuk cair adalah hasil samping proses asam amino (haspramin) yang merupakanpupuk organik sesuai dengan SNI 02-4958-2006. Pupuk cair Bagitani secara kualitassudah mendapatkan sertifikasi SNI tanggal 16 Januari 2013 dengan nomor02/S/SA/I.1/2013. dari Lembaga Sertifikasi Produk, Pusat Standarisasi KementerianPerindustrian.
Dalam prosesnya, sisa produksi asam amino berupa PL MSG merupakan sisaproduksi yang berasal dari proses refinery (pemurnian), tahap kristalisasi. Larutanjenuh yang mengandung produk (campuran antara asam glutamate, media/tempattumbuh bakteri, dan biomassa) didinginkan sampai suhu 20 dan pH 3.2 sehinggaterbentuk kristal. Kristal yang bercampur larutan induk kemudian dipisahkan dalamseparator. Kristal dialirkan ke tangki netralisasi dengan menambahkan NaOHsehingga membentuk Monosodium Glutamate (MSG) dalam bentuk cair. Larutaninduk yang dihasilkan dipekatkan dalam evaporator sehingga membentuk PL MSG,
yang kemudian dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk cair karena memilikikandungan nitrogen yang cukup tinggi sekitar 4-5%.
Haspramin terutama dibuat dari sisa produksi asam amino, terutama asam aminoglutamate dengan bahan baku yaitu tetes tebu (cane molases). Haspramin dapat
digunakan untuk menggantikan pupuk ammonium sulfat (ZA). Haspramin telahdigunakan sebagai pupuk pada berbagai tanaman seperti tebu, padi, palawija, dannanas. Dari hasil survei lapangan, dilaporkan bahwa Haspramin tidak menggangguproduksi pertanian dan harganya lebih murah daripada pupuk N lainnya seperti Ureadan ZA. Hasil Penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan Haspramin pada
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
42/264
20 PT. CHEIL JEDANG INDONESIA - Produksi Bersih
tanaman pangan padi dan jagung, serta tanaman perkebunan dengan takaran 2500-5000 l/ha dapat mensubstitusi kebutuhan N dan memberikan kenaikan hasil panen(Soeparmono et al., 1999; Sofyan et al., 1999). Unsur hara dalam Haspramin yangpaling penting adalah unsur Nitrogen, karena penting untuk pertumbuhan tanaman.Nitrogen adalah mineral dalam pupuk yang diperlukan tanaman yang berfungsiuntuk: 1) pembentukan atau pertumbuhan daun, batang, dan akar; 2) mempengaruhiwarna daun menjadi hijau gelap; 3) membentuk protein, lemak, dan berbagai
persenyawaan organik; 4) meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan; 5)meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme di dalam tanah.
Gambar 1. Diagram Air Proses Produksi Pupuk Cair
Gambar 2. Gambaran Pengurangan Kadar COD di Perusahaan
Reduce beban
Limbah ke IPAL
82%
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
43/264
21PT. CHEIL JEDANG INDONESIA - Produksi Bersih
2. Manfaat dan Petikan Pembelajaran
Keberhasilan perusahaan dalam mengolah limbah menjadi pupuk cair bukan hanyabermanfaat bagi perusahaan dan lingkungan, namun juga pupuk yang dihasilkanperusahaan bermanfaat bagi masyarakat di empat desa yaitu Desa Manduro danSumberingin (Kec. Kecamatan Kabuh), Desa Katemas (Kec. Kudu) dan Desa Pulosari
(Kec. Bareng). Melalui program kerjasama dengan Dinas Kehutanan dan PerkebunanKabupaten Jombang seperti tertuang dalam Surat Perjanjian Kerjasama CJI,Jombang Nomor : 01/CJI/GA ENV-CSR/V/2013 dengan Dinas Kehutanan danPerkebunan Kabupaten Jombang Nomor : 522/353.A/415.32/2013 tentangpelaksanakan kegiatan Program CSR berupa Bantuan Pupuk Cair Bagitani untuktanaman kehutanan pada hutan rakyat/hutan hak, dengan harapan dapatmemotivasi kelompok tani/petani hutan dalam rangka meningkatkan tertib penatausahaan hasil hutan kayu secara lestari.
Sejak bulan Mei 2013, pupuk cair Bagitani yang diproduksi telah dimanfaatkanuntuk program penghijauan hutan rakyat seluas 500 Ha, dengan jumlah pupuk cair
yang disumbangkan sebanyak 3.562 Kl. Tabel 1 berikut luasan hutan rakyat danjumlah pupuk yang diberikan di empat desa.
Tabel 1. Dukungan Pupuk Cair Bagitani yang Dialokasikan di Empat Desa untukPengembangan Hutan Rakyat
No Kecamatan/DesaAreal(Ha)
Volume (Kl) %
Target Realisasi Target Realisasi1 Kec. Kabuh
- Ds. Manduro- Ds. Sumberingin 150150 109,50113,50 1.5001.500 1.0951.135 73,0075,67
2 Kec. Kudu- Ds. Katemas 120 91,50 1.200 915 76,25
3 Kec. Bareng- Ds. Pulosari 80 41,70 800 417 52,13
J U M L A H 500 356,2 5.000 3.562 71,24
Seiring dengan pengembangan program CSR CJI dalam bidang lingkungan dan
sebagai bentuk kepedulian nyata terhadap kelestarian lingkungan dalam bentukkegiatan hutan rakyat yang ada di Kabupaten Jombang, maka kegiatan pemupukanpada tanaman hutan seperti jati, sengon, mahoni dan lain-lain sangat dibutuhkanoleh kelompok tani hutan. Hal ini berdampak positif untuk meningkatkanpendapatan dan kesejahteraan masyarakat hutan serta sekaligus meningkatkankelestarian hutan yang sangat berguna dalam keseimbangan alam dan lingkungan.
Dari data aplikasi tersebut diatas, maka dapat dilihat bahwa dari target areal hutanrakyat seluas 500 Ha terealisasi seluas 356,20 Ha (71,24%) atau dengan jumlahpohon (tanaman hutan) yang terpupuk sebanyak 427.440 pohon (356,20 Kl pupukcair).
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
44/264
22
Sosisalisasi CSRBantuan Pupuk cair
Bagitani di desaMenduro
Simbolis pemupukantanaman Jati oleh
Kadishutbun Jombang
Simbolis pemupukantanaman Jati oleh GM
PT. CJI Jombang
Gambar 3. Sosialisasi Bantuan Pupuk Cair untuk Hutan Rakyat
Keberhasilan perusahaan untuk mengurangi limbah cair dengan menggunakanteknologi telah berhasil memanfaatkan menjadi pupuk cair. Hal ini tidak terlepas darikomitmen pimpinan serta pemilihan teknologi yang digunakan. Pengembangankerjasama dengan berbagai pihak merupakan langkah tepat dalam mendukungdistribusi dan pemanfaatan tepat guna pupuk cair yang dihasilkan. Berdasarkan data
yang ada, program ini terlihat sekuen dari program yang tadinya untuk produksibersih ternyata mampu memberikan hasil ikutan yang optimal dengan tertanamilahan seluas 500 Ha sebagai Hutan Rakyat.
Bapak Jamilun, Kepala Desa Menduro:Terimakasih kepada PT. CJI Jombang karena dengan program CSR bantuan
pupuk cair ini sangat membantu masyarakat petani hutan rakyat khususnyabeban biaya pupuk dan meningkatkan produktifitas pohon jati yaitu ukurandiameter batang pohon semakin besar dan pertumbuhan tanaman lebih cepat.Program seperti ini perlu dilakukan secara berkesinambungan karena programini sangat bermanfaat bagi kami.
Petikan Pembelajaran
Semua limbah (sisa produksi) pada dasarnya mempunyai potensi untuk dilakukanperubahan manfaat dan nilai ekonomis tergantung bagaimana kitamemanfaatkannya. Kepedulian lingkungan merupakan tanggung jawab semua pihak
termasuk pelaku industri. CJI membuktikan komitmennya sesuai dengan visiBeyond Bio Renew The Earth dengan melakukan penghijauan hutan yangmerupakan sumber alam yang terpenting untuk menjaga keseimbangan dankelestarian lingkungan.
PT. CHEIL JEDANG INDONESIA - Produksi Bersih
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
45/264
23
CHEVRON GHEOTHERMAL SALAK LTD (CGS), KABUPATEN SUKABUMI DANBOGOR, JAWA BARAT
Pemanfaatan Serpih Bor
Serpih bor yang dihasilkan dari pengeboran sumur uap panas bumi telah berhasildiolah menjadi konstruksi beton ringan, salah satunya oleh Chevron GeothermalSalak Ltd, di Kabupaten Sukabumi dan Bogor, Jawa Barat. Pemanfaatan dilakukansejak tahun 2010 dengan Ijin Pemanfaatan Serpih Bor Keputusan KementerianLingkungan Hidup (Kep MENLH) No. 178/2010. Pada periode 2012-2013, limbahserpih bor yang sudah dimanfaatkan sebagai bahan batako sebanyak 3.940 m3.
Pemanfaatan serpih bor merupakan upaya CGS untuk mengurangi limbah B3 daripengeboran uap panas bumi khususnya yang berlokasi di kaki Gunung Salak,Jawa Barat. Sebagai perusahaan swasta nonpemerintah pertama yang turut serta
dalam mengembangkan dan memanfaatkan panas bumi di Indonesia, CGS sebagaisalah satu bagian dari Chevron terus berupaya melakukan kegiatan yangbertanggung jawab sosial dan selalu mematuhi hukum di wilayah setempat.Sebagai perusahaan yang memiliki visi "Menjadi perusahaan energi global yangdiakui karena Karyawannya, Kemitraannya dan Kinerjanya.
CGS telah mengoperasikan sumur uap panas bumi sejak tahun 1994 danPembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sejak tahun 1997 di Gunung Salak,Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyadari bahwa pentinguntuk mengolah serpih bor yang jumlahnya terus bertambah dengan konseppemberdayaan masyarakat.
Program pemanfaatan serpih bor memiliki tujuan untuk memanfaatkan serpih boryang berasal dari kegiatan pengeboran menjadi bahan konstruksi denganmemberdayakan masyarakat sebagai kontraktor yang terlibat dalam kegiatan ini,melalui program pelatihan pengembangan potensi bisnis lokal (Local BusinessDevelopment). Selain itu, program juga bertujuan untuk mengembangkan potensibisnis di lokasi sekitar perusahaan yaitu di Desa Kabandungan, KecamatanKabandungan, Kabupaten Sukabumi; Desa Purwabakti, Kecamatan Pamijahan,Kabupaten Bogor.
1. Batako dari Serpih Bor, Mengurangi Limbah, Menambah Pendapatan
Masyarakat
Program pengelolaan limbah B3 CGS dilaksanakan melalui kerjasama denganLaboratorium Struktur dan Bahan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB danPuslitbang PU Cileunyi Bandung. Berdasarkan hasil uji laboratorium, serpih boryang dihasilkan dapat dijadikan bahan pengganti agregat halus untuk kontruksibeton ringan (struktural dan non struktural) sesuai dengan Standar NasionalIndonesia (SNI).
Proyek pemanfaatan serpih bor yang dijalankan sudah melalui proses ChevronPlanning Development and Execution Project (CPDEP) yang meliputi tahap
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan kaji ulang secara berkesinambungan,atau secara umum disebut proses Plan-Do-Check-Act (PDCA). Pada tahap awalperencanaan, proyek ini melibatkan tim dari Operasi, Pemeliharaan, Enginering,Drilling dan K3LL untuk mencari solusi yang tepat. Tahap pelaksanaan
PT. CHEIL JEDANG INDONESIA - Produksi Bersih
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
46/264
24
pemanfaatan serpih bor didukung oleh tim dari Policy Government and Public Affairs(PGPA) dan Supply Chain Management (SCM). Intinya, CGS berupaya untukmelibatkan semua pihak yang berkepentingan yang dapat mendukung tercapainyasasaran program.
Proses tersebut di dukung dengan perizinan dari Kementerian Lingkungan Hidupuntuk mengolah limbah B3 melalui surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
(MENLH) dengan No. 178 tahun 2010. Setelah ijin ini dikeluarkan, prosesselanjutnya adalah persiapan di tingkat masyarakat dan pelatihan, sertapemantauan. Masyarakat yang terlibat dalam pemanfaatan serpih bor selaindidampingi dalam proses pengorganisasian oleh Tim Community Developmentperusahaan, juga didorong untuk membentuk tim usaha yang kemudian dalampelaksanaan pengolahan serpih bor disebut kontraktor.
Kontraktor yang terlibat dalam kegiatan pemanfaatan serpih bor ini diberipembekalan ilmu mengenai karakteristik serpih bor, komposisi campuran bahan,prosedur K3, alat pelindung diri (APD), penanganan bahan kimia dan pengelolaanlimbah. Program pelatihan pengembangan potensi bisnis perusahaan kecil dan
program kemitraan usaha ini sudah berjalan sejak tahun 2008 danberkesinambungan dengan visi menciptakan masyarakat lokal yang mandiri.
Proses pembuatan batako dilakukan bersama dengan kelompok unit usahamasyarakat di desa-desa yang didampingi oleh perusahaan yaitu DesaKabandungan dan Purwabakti. Pada periode 2012, CGS telah memanfaatkansebanyak 3.940 m3 limbah serpih bor yang di buat batako oleh kelompokmasyarakat. Batako yang dihasilkan dibeli oleh perusahaan untuk membuatbangunan, jalan, dan lainnya.
Dalam hal pembuatan batako, kegiatan ini terintegrasi dengan program
pengembangan masyarakat dan Local Business Development (LBD), dimana batakodari pemanfaatan serpih bor ini diproduksi oleh salah satu vendor hasil binaanLBD program. Vendor LBD tersebut telah memperoleh pelatihan terlebih dahuludari supplieragar mampu menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi yangtelah ditetapkan.
Gambar 1. Pemanfaatan Serpih Bor di Chevron Geothermal Salak Ltd.
PT. CHEIL JEDANG INDONESIA - Produksi Bersih
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
47/264
25
2. Manfaat dan Petikan Pembelajaran
CGS telah berhasil mengelola dan memanfaatkan serpih bor menjadi batako yangdimanfaatkan untuk dinding penahan tanah, saluran drainase, bangunan gedungtempat tinggal karyawan dan dimanfaatkan untuk pengerasan jalan. Dan menjadisalah satu sumber penghasilan masyarakat di dua desa di sekitar lokasi yaitu DesaKabandungan dan Desa Purwabakti. Program ini juga sudah berhasil mengurangilimbah perusahaan, sekaligus dapat menambah pendapatan masyarakat denganberhasil dimanfaatkan 3.940 m3 serpih di periode 2012-2013.
Keberhasilan program tidak terlepas dari rangkaian persiapan program termasukperizinan pengelolaan limbah B3 dari Kementerian Lingkungan Hidup yang ditandaidengan Keputusan MENLH 178/2010. Selain itu, pelibatan masyarakat menjadikunci utama program, yang melahirkan keahlian dan dukungan untuk pengeloaanselanjutnya.
PT. CHEIL JEDANG INDONESIA - Produksi Bersih
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
48/264
26
PT. EPSON BATAM, KEPULAUAN RIAU
Mengolah Limbah Tinta, Atasi Pemborosan Air Tanah
Sejak tahun 2008, PT. EPSON Batam (EB) berupaya menerapkan penghematan airmelalui pengolahan tinta sebagai upaya perusahaan mengatasi persoalanketerbatasan air bersih di Batam selain untuk mengatasi pencemaran. Daripengolahan air tinta yang telah dilakukan selama periode 2008-Juni 2013,perusahaan mampu mengurangi buangan limbah tinta hingga 2.412.435 liter danbiaya hingga Rp. 7.852.475.925, serta pengurangan pemakaian air tanah2.412.435 liter atau senilai Rp. 44.871.291. Penghematan tersebut digunakan jugauntuk membantu mengatasi kesulitan air di masyarakat sekitar.
Kebutuhan akan air cenderung semakin meningkat dari waktu ke waktu. Samahalnya di pulau Batam dimana sampai saat ini kebutuhan air mengandalkansumber air danau untuk keperluan hidup masyarakat sehari-hari dan jugakebutuhan industri. Ketersediaan sumber daya air danau dikhawatirkan tidakakan mencukupi seiring bertambahnya jumlah penduduk serta jumlah pabrikindustri yang beroperasi di pulau Batam. Berdasarkan data Dinas Kependudukandan Pencatatan Sipil kota Batam, diketahui jumlah penduduk kota Batam hinggaMaret 2013 mencapai 1.249.650 jiwa. Oleh karena itu perlu adanya upaya danpartisipasi aktif dari semua pihak dalam menjaga keberadaan dankeberlangsungan sumber daya air yang ada di pulau tersebut. Salah satu upayayang dapat dilakukan adalah dengan menghemat penggunaan air untukkebutuhan sehari-hari serta melaksanakan program-program berbasis lingkunganterutama bagi pelaku industri.
EPSON Batam (EB) sebagai salah satu perusahaan di bidang perakitan komponenelektronika, selalu berupaya menyelaraskan kegiatan industri dengan lingkungansekitar. Perusahaan yang berdiri pada tahun 1991 dan tergabung dalam afiliasiEpson Singapore Group (SEPG) hingga saat ini menghasilkan produk berupaScanner, IC module, Catridge Mold serta tinta cartridge. Seluruh kegiatanoperasional dan produksi PT. EPSON Batam dilaksanakan di Kawasan IndustrialBatamindo, Kepulauan Riau, kebutuhan perusahaan akan air dan listrikdisediakan oleh pihak kawasan. Produksi cartridge dimulai sejak tahun 2005,dimana EB hanya merakit cartridge dengan tinta yang di-supply dari SEC.Tingginya tingkat produksi tinta cartridge membuat perusahaan melakukanekspansi. Pada tahun 2009, EB mengembangkan produksi cartridge-nya denganmenambah satu section di dalam Departmen IK Produksi. Section tersebutbernama Ink Blending, Hal ini berarti EB akan mengolah dan memprodiksi tintasendiri yang kemudian dirakit menjadiInk Cartridge.
Penambahan Kegiatan pengolahan tinta yang dilakukan sendiri oleh perusahaanakan memberikan manfaat yang besar bagi proses produksi ink cartridge, namunakan berbanding terbalik terhadap besar buangan limbah dan volume pemakaianair. Dalam proses pengolahan tinta ini perusahaan membutuhkan pasokan airbersih yang cukup banyak untuk proses pembuatan tinta, pencucian alat-alat danwadah yang digunakan untuk mengolah tinta, proses pengecekan kualitas dilaboratorium, dan lain sebagainya. Tingginya aktivitas tersebut sebanding dengantingginya angka buangan limbah cair tinta yang dihasilkan. Berdasarkan datarekaman jumlah limbah B3 FFD Department, di ketahui bahwa perusahaanmenghasilkan limbah tinta rata-rata sebanyak 53.000 liter setiap bulannya (Data
PT. EPSON BATAM - Produksi Bersih
5/27/2018 Model CSR Bidang Lingkungan
49/264
27PT. EPSON BATAM - Produksi Bersih
pengolahan limbah IWWTP FFD Department). Tingginya angka buangan limbahtinta tersebut akan berimbas kepada tingginya biaya untuk pembuangan limbahke pihak pengolah akhir.
1. Olah limbah Cair Atasi Pemborosan Air
Dengan hanya mengandalkan satu sumber, yaitu air danau di kawasan industriBatamindo, tentunya akan menjadi kendala bila EB menambah section-nya.Berawal dari pertimbangan tingginya penggunaan air, pihak manajemen EBberupaya untuk mengurangi meningkatnya pemakaian air bersih serta menekantingginya buangan limbah cair dengan cara mengolah buangan limbah cair tintayang dihasilkan. Upaya tersebut diimplementasi dengan pengadaan mesinpengolah limbah tinta pada tahun 2008. Mesin dirancang dan dibangun menjadisuatu rangkaian sistem pengolah limbah tinta yang selanjutnya memisahkanlimbah tinta dengan air. Limbah tinta yang dihasilkan membentuk lumpur tintadan air yang telah dipisahkan akan diolah sehingga dapat digunakan kembali.
Kehadiran mesin tersebut dapat memberi dua